SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Download to read offline
Aspek Etik pada Penelitian Psikologi :
Intervention/Experimental Study
Sri Kusrohmaniah, Dra., M.Si., Ph.D, Psikolog
Etika dalam Psikologi
• Untuk mengatur standar etika dalam penelitian psikologi, American Psychological
Association, atau APA, telah mengembangkan pedoman untuk perilaku etis
penelitian. Kode etik ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1953. Kode ini direvisi
sesuai kebutuhan berdasarkan isu-isu yang berkaitan dengan pengalaman
penelitian saat ini/itu.
• Etika harus diterapkan pada semua tahapan penelitian, yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
ETHICAL PRINCIPLES OF PSYCHOLOGISTS AND CODE OF CONDUCT
• American Psychological Association, (2016). Revision of Ethical
Standard 3.04 of the “Ethical Principles of Psychologists and Code of
Conduct” (2002, as Amended 2010). American Psychologist, Vol. 71,
No. 9, 900, http://dx.doi.org/10.1037/amp0000102
• Bagian ini terdiri dari Prinsip Umum. Tujuannya adalah untuk
membimbing dan mendorong psikolog menuju cita-cita etis
tertinggi dari profesi.
1. Prinsip A: Beneficence dan Nonmaleficence
• Psikolog berusaha untuk memberi manfaat bagi orang lain yang bekerja dengan mereka dan psikolog bertindak hati-hati
agar tidak membahayakan. Dalam tindakan profesional mereka, psikolog berusaha untuk menjaga kesejahteraan dan
hak-hak orang-orang yang berinteraksi secara profesional dengan mereka dan orang-orang lain yang berkaitan dengan
mereka. Ketika terjadi konflik, psikolog berusaha menyelesaikan konflik dengan cara yang bertanggung jawab yang
menghindari atau meminimalkan bahaya. Karena penilaian dan tindakan ilmiah dan profesional psikolog dapat
mempengaruhi kehidupan orang lain, psikolog harus waspada terhadap pengaruh pribadi, keuangan, sosial, organisasi,
atau politik yang dapat menyebabkan penyalahgunaan pengaruh psikolog. Psikolog berusaha untuk menyadari
kemungkinan efek kesehatan fisik dan mental bagi orang lain dan diri mereka sendiri.
2. Prinsip B: Kesetiaan dan Tanggung Jawab
• Psikolog membangun hubungan kepercayaan dengan orang-orang dengan siapa mereka bekerja. Mereka menyadari
tanggung jawab profesional dan ilmiah mereka kepada masyarakat dan komunitas tertentu di mana mereka bekerja.
Psikolog menjunjung tinggi standar perilaku profesional, memperjelas peran dan kewajiban profesional mereka,
menerima tanggung jawab yang sesuai atas perilaku mereka, dan berupaya mengelola konflik kepentingan yang dapat
mengarah pada eksploitasi atau kerugian. Psikolog berkonsultasi dengan, merujuk, atau bekerja sama dengan
profesional dan institusi lain sejauh diperlukan untuk melayani kepentingan terbaik mereka. Psikolog perduli kepada
kepatuhan etis dari perilaku ilmiah dan profesional mereka. Psikolog berusaha untuk menyumbangkan sebagian dari
waktu profesional mereka untuk sedikit atau tanpa kompensasi atau keuntungan pribadi.
3. Prinsip C: Integritas
• Psikolog berusaha untuk mengutamakan akurasi, kejujuran, dan kebenaran dalam ilmu, pengajaran, dan praktik psikologi. Dalam kegiatan
ini psikolog tidak mencuri, menipu atau terlibat dalam penipuan, akal-akalan, atau kesalahan penyajian fakta yang disengaja. Psikolog
berusaha untuk menepati janji mereka dan menghindari komitmen yang tidak bijaksana atau tidak jelas. Dalam situasi di mana “penipuan
(deception)” dapat dibenarkan secara etis untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan bahaya, psikolog memiliki kewajiban serius
untuk mempertimbangkan perlunya, kemungkinan konsekuensi, dan tanggung jawab mereka untuk memperbaiki ketidakpercayaan yang
dihasilkan atau efek berbahaya lainnya yang timbul dari penggunaan teknik seperti itu.
4. Prinsip D: Keadilan
• Psikolog mengakui bahwa keadilan memberikan hak kepada semua orang untuk mengakses dan mendapatkan manfaat dari kontribusi
psikologi dan kualitas yang sama dalam proses, prosedur, dan layanan yang dilakukan oleh psikolog. Psikolog melakukan penilaian yang
wajar dan mengambil tindakan pencegahan untuk memastikan bahwa potensi bias mereka, batas-batas kompetensi mereka, dan
keterbatasan keahlian mereka tidak mengarah pada atau membenarkan praktik yang tidak adil.
5. Prinsip E: Menghormati Hak dan Martabat Orang Lain
• Psikolog menghormati martabat dan nilai, dan hak individu atas privasi, kerahasiaan, dan penentuan nasib sendiri. Psikolog menyadari
bahwa perlindungan khusus mungkin diperlukan untuk melindungi hak dan kesejahteraan orang atau komunitas yang rentan sehingga
mengganggu otonomi dalam pengambilan keputusan. Psikolog menyadari dan menghormati perbedaan budaya, individu, dan peran,
termasuk yang didasarkan pada usia, jenis kelamin, identitas gender, ras, etnis, budaya, asal negara, agama, orientasi seksual, kecacatan,
bahasa, dan status sosial ekonomi, dan mempertimbangkan faktor tersebut ketika bekerja dengan anggota kelompok tersebut. Psikolog
mencoba untuk menghilangkan efek bias pada pekerjaan mereka berdasarkan faktor-faktor tersebut, dan mereka tidak secara sadar
berpartisipasi orang lain berdasarkan kondisi tersebut.
Penelitian
• Penelitian adalah pencarian pengetahuan.
• Pencarian kebenaran/pembuktian melalui penggunaan fakta.
• Suatu kegiatan penyelidikan yang dirancang secara sistematis
sehingga berkontribusi dan berperan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan.
• Apa yang menyebabkan penelitian ilmiah lebih dapat diandalkan dan
bernilai daripada postulat dan pengamatan sederhana yang kita lakukan
sehari-hari adalah: penggunaan metode ilmiah dan pemenuhan
standar kualitas ilmiah.
Bagaimanakah Melakukan Penelitian
• Eksperimen di laboratorium yang ketat ?
• Eksperimen di lapangan ?
• Mengambil data survey di sekolah, rumah sakit, perusahaan?
• Mengambil data di tempat umum ?
• Mengambil data secara participant observation ?
• Mengambil data secara online ?
• Mengambil data sekunder ?
Siapakah yang Terlibat dalam Penelitian Kita?
• Orang yang mengambil bagian dalam penelitian sebagai
partisipan/subjek dan yang tidak akan mendapat manfaat langsung dari
pengetahuan yang dihasilkannya.
• Orang yang melakukan penelitian (para peneliti sendiri).
• Orang-orang yang diwakili oleh para peneliti (institusi, organisasi).
Sejarah : Terdapat Berbagai Skandal
(Insiden)
• Nuremberg – paksaan kepada subjek penelitian
• Kode Nuremberg mengandung peraturan fundamental dan universal untuk melindungi
integritas subyek penelitian dan secara khusus memberi tekanan kepada persetujuan
sukarela (voluntary consent) subyek penelitian.
• Tuskegee Syphilis Study – 1972 (ada temuan obat sipilis tidak menghentikan penelitian)
• The Belmont Report tahun 1976. Pada laporan Belmont diutarakan 3 prinsip etik dasar
(PED):
• (1) menghormati harkat martabat manusia (respect for persons),
• (2) berbuat baik (beneficence), dan
• (3) keadilan (justice).
Integritas Penelitian
• Validitas : Studi penelitian harus dirancang untuk menjawab pertanyaan
penelitian yang spesifik. Metode analisis data penelitian harus sesuai
dengan hipotesis penelitian. Kesimpulan penelitian harus berkorelasi
langsung dengan hasil yang ditemukan dalam dan selama penelitian.
KONTROVERSI ETIKA DAN PENELITIAN MANUSIA
• Secara historis, perhatian etis untuk hak dan kesejahteraan partisipan dalam penelitian ilmu pengetahuan
muncul dalam konteks pengawasan publik yang tinggi dari semua bentuk penelitian dengan partsipan manusia.
• Pengawasan ini dihasilkan dari debat publik seputar serangkaian proyek penelitian sejak pertengahan 1930-an.
Pada awal tahun 1932, para dokter di Amerika Serikat dengan sponsor dari Layanan Kesehatan Masyarakat,
memulai penelitian tentang efek sifilis yang tidak diobati. Proyek ini, umumnya dikenal sebagai studi sifilis
Tuskegee, berlanjut sampai tahun 1973, meskipun penisilin diterima sebagai obat yang efektif untuk penyakit
ini pada tahun 1940-an.
• Selama perang dunia II (1939-1945), dokter Jerman melakukan serangkaian eksperimen medis yang
mengerikan di kamp konsentrasi, di mana tahanan secara rutin dipergunakan untuk menguji efektivitas
berbagai prosedur, dengan hasil yang fatal.
• Dari tahun 1944 hingga 1974, para peneliti AS mempelajari efek keracunan radiasi dengan menyuntikkan
plutonium tanpa persetujuan partisipan (narapidana).
• Pada akhir 1950-an, sebuah pabrik obat membayar dokter untuk memberikan obat thalidomide kepada pasien,
yang tidak diperingatkan bahwa obat itu adalah obat eksperimental yang belum disetujui untuk penggunaan
umum. Obat menyebabkan cacat lahir ketika dikonsumsi oleh wanita hamil (Dunn dan Chadwick 2002).
Penelitian
• Komisi Etik WHO mendefinisikan "penelitian yang melibatkan partisipan
manusia" sebagai aktivitas ilmu sosial, biomedis, perilaku, atau epidemiologi
yang memerlukan pengumpulan atau analisis data secara sistematis dengan
maksud untuk menghasilkan pengetahuan baru; di mana manusia:
• Terpapar pada manipulasi, intervensi, pengamatan, atau interaksi lain dengan peneliti
baik secara langsung pada lingkungan mereka, atau
• Dapat diidentifikasi identitasnya melalui pengumpulan, persiapan, atau penggunaan
bahan biologis oleh peneliti (data organ atau data dan data sekunder)
• Semua penelitian yang melibatkan partisipan manusia yang didukung oleh WHO
menjalani tinjauan etik oleh ERC.
Penelitian Eksperimen
• Eksperimen dalam ilmu-ilmu sosial, menempatkan peneliti untuk memanipulasi dan mengontrol
aspek-aspek (variabel-variabel) dari setting sosial untuk diperoleh efeknya dari adanya manipulasi
terhadap orang-orang (variabel) dalam setting tersebut
• Studi semacam itu, meskipun tak tertandingi dalam hal hasil ilmiahnya, tetap menimbulkan
pertanyaan etika: Apakah peneliti memiliki hak untuk melakukan eksperimen pada sesama
manusia? Praktik apa yang tidak dapat diterima dan prosedur apa yang diizinkan? Dapatkah
standar ditetapkan untuk melindungi hak-hak partisipan?
● Tidak ada penelitian yang bebas
risiko
● Beberapa risiko dapat diantisipasi
● Beberapa risiko dapat dikurangi
● Beberapa risiko bisa dihindari
Penelitian
Mengandung
Risiko
Contoh Riset Eksperimen Milgram
• Meskipun penelitian ilmu sosial dianggap relatif bebas risiko dibandingkan dengan studi biomedis, psikolog
Milgram meneliti “Kepatuhan” tahun 1963 menyarankan bahwa studi perilaku juga dapat membahayakan
peserta dengan cara yang signifikan.
• Milgram merekrut sukarelawan dari masyarakat setempat untuk mengambil bagian dalam apa yang mereka
anggap sebagai studi pembelajaran. Para sukarelawan diperintahkan oleh peneliti untuk memberikan kejutan
listrik yang semakin kuat dan menyakitkan kepada peserta lain setiap kali dia melakukan kesalahan. Peserta
lainnya, pada kenyataannya, adalah anggota staf peneliti yang dengan sengaja membuat kesalahan selama
prosedur eksperimen. Dia sebenarnya tidak menerima kejutan apa pun, tetapi dia berpura-pura kesakitan dan
akhirnya memohon untuk dibebaskan.
• Milgram, dengan menggunakan prosedur yang rumit ini, menemukan bahwa mayoritas orang dalam
penelitiannya mematuhi eksperimen (Milgram 1963, hal. 375).
Pertimbangan Etis dalam Penelitian
• Pertimbangan etis dalam penelitian adalah
• seperangkat prinsip yang memandu desain dan praktik penelitian. Ilmuwan dan peneliti
harus selalu mematuhi kode etik tertentu saat mengumpulkan data dari orang-
orang/partisipan
• Etika mengacu pada seperangkat standar moral yang mengatur tindakan benar dan salah.
• Tujuan penelitian mencakup memahami fenomena kehidupan nyata, menyelidiki suatu
perilaku, menguji satu tritmen yang efektif, dan meningkatkan kesejahteraan kehidupan
dengan suatu cara tertentu.
• Apa yang diputuskan untuk diteliti dan bagaimana melakukan penelitian melibatkan
pertimbangan etis
Pertimbangan Etis Berfungsi Untuk
• Melindungi hak-hak partisipan penelitian
• Meningkatkan validitas penelitian
• Menjaga integritas ilmiah
● Respect for persons : Prinsip penghormatan terhadap
otonomi manusia
● Beneficence : Prinsip kebaikan/keuntungan, tidak
membahayakan dan maksimalkan manfaat minimalkan risiko
(do no harm)
● Justice : Prinsip keadilan, memastikan bahwa risiko dan
manfaat dari penelitian tersebut terdistribusikan secara adil
Tiga Prinsip Etika (The Belmont Report)
Ethical Issues in Psychology
1. Informed consent
2. Protectin of participants
3. Deception
4. Confidentiality :
5. Withdrawal from an Investigation
6. Debrief
Kesukarelaan
• Partisipasi sukarela artinya semua subjek penelitian bebas memilih untuk berpartisipasi
tanpa ada tekanan atau paksaan.
• Semua partisipan dapat mengundurkan diri dari, atau meninggalkan, studi kapan saja
tanpa merasa berkewajiban untuk melanjutkan. Partisipan tidak perlu memberikan alasan
untuk meninggalkan studi.
• Penting untuk menjelaskan kepada partisipan bahwa tidak ada konsekuensi atau akibat
negatif dari penolakan mereka untuk berpartisipasi. Mereka meluangkan waktu untuk
membantu dalam proses penelitian, jadi peneliti harus menghormati keputusan mereka
tanpa berusaha mengubah pikiran mereka.
Informed Consent
● Kapanpun mungkin peneliti harus mendapatkan persetujuan dari partisipan penelitian.
Ini berarti tidak cukup hanya dengan meminta calon partisipan mengatakan “Ya”.
Mereka juga perlu tahu apa yang mereka setujui. Dengan kata lain peneliti harus,
sejauh mungkin dapat menjelaskan apa yang diteliti.
● Sebelum penelitian dimulai, peneliti harus menjelaskan kepada partisipan tentang apa
penelitiannya, dan kemudian meminta persetujuan mereka (yaitu izin) untuk menjadi
partisipan.
● Orang dewasa (18 tahun +) yang mampu memberikan izin untuk berpartisipasi dalam
penelitian dapat memberikan persetujuan. Orang tua/wali yang sah dari anak di
bawah umur juga dapat memberikan persetujuan untuk mengizinkan anak-anak
mereka berpartisipasi dalam penelitian.
○ Informed consent
○ Assent
Lembar Penjelasan
● Peserta harus diberikan informasi yang berkaitan dengan :
○ Pernyataan bahwa partisipasi bersifat sukarela dan penolakan untuk berpartisipasi tidak akan
mengakibatkan konsekuensi apa pun atau hilangnya manfaat apa pun yang berhak diterima
orang tersebut.
○ Tujuan penelitian. Semua risiko dan ketidaknyamanan yang dapat diperkirakan sebelumnya
bagi peserta (jika ada). Ini termasuk tidak hanya cedera fisik tetapi juga kemungkinan
psikologis.
○ Prosedur penelitian : dari awal – akhir
○ Prosedur eksperimen
○ Manfaat penelitian bagi masyarakat dan mungkin bagi subjek manusia secara individu.
○ Lamanya waktu subjek diharapkan untuk berpartisipasi.
○ Orang yang dapat dihubungi untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan atau jika terjadi
cedera atau keadaan darurat.
○ Hak subjek atas kerahasiaan dan hak untuk menarik diri dari penelitian kapan saja tanpa
konsekuensi apa pun.
○ Alamat kontak disertakan. Peneliti harus menuliskan nomor kontaknya dan nomor kontak Komisi Etik
pada Lembar Penjelasan
Mendapat Informasi Prosedur Eksperimen
• Pedoman etika juga mengharuskan partisipan mendapat informasi lengkap tentang prosedur dan
risikonya, dan pemahaman mereka tentang risiko didokumentasikan dengan cara tertentu.
• Dalam sebagian besar eksperimen laboratorium, peneliti memberi deskripsi singkat namun akurat
tentang tugas mereka dalam penelitian dan kemudian memberi mereka pilihan untuk berpartisipasi atau
tidak. Kegiatan ini disebut Penjelasan dan Persetujuan, dan ini berfungsi untuk mengingatkan
partisipan bahwa mereka dapat menghentikan partisipasi mereka dalam penelitian kapan saja. Dalam
kasus di mana kemungkinan kerugian dapat diabaikan, maka persyaratan untuk persetujuan dapat
diabaikan, seperti juga ketika dokumentasi persetujuan akan merugikan peserta dengan membuat
mereka dapat diidentifikasi.
Protection of Participants
● Peneliti harus memastikan bahwa mereka yang mengambil bagian dalam penelitian tidak akan
mengalami kesusahan (kerugian). Mereka harus dilindungi dari bahaya fisik dan mental.
● Peneliti tidak boleh mempermalukan, menakut-nakuti, menyinggung atau menyakiti peserta.
● Risiko bahaya tidak boleh lebih besar dari kehidupan biasa, yaitu peserta tidak boleh terkena
risiko yang lebih besar atau lebih dari yang dihadapi dalam gaya hidup normal mereka.
● Peneliti juga harus memastikan bahwa jika kelompok rentan akan digunakan (lansia, cacat,
anak-anak, dll), mereka harus menerima perawatan khusus. Misalnya, penelitian gaya
belajarpada anak, pastikan partisipasi mereka singkat karena mereka mudah lelah dan
memiliki rentang perhatian yang terbatas. Pada pasien kanker, pada pekerja sex, penderita
depresi, LGBT, dst.
● Peneliti tidak selalu dapat secara akurat memprediksi risiko atas partisipan mengambil bagian
dalam penelitian dan dalam beberapa kasus pemberian terapeutik dapat diperlukan jika
partisipan menjadi terganggu selama penelitian
Hal-hal yang Diperhatikan
• Antisipasi atas risiko yang mungkin muncul.
• Peneliti secara etis terikat untuk menghindari merugikan partisipan dalam
penelitian mereka. Penelitian, harus ditimbang dengan hati-hati untuk rasio risiko
terhadap manfaat. Jika potensi risiko lebih besar daripada manfaatnya, penelitian
harus dirancang ulang atau ditinggalkan. Seiring progres penelitian, peneliti harus
terus menilai risiko bahaya bagi partisipan.
• Peneliti harus menuliskan dalam rancangan penelitiannya apa yang akan
dilakukan apabila penelitiannya mengandung risiko fisik, psikis, keuangan.
Deception
● Partisipan “ditipu/disesatkan” atau diberi salah informasi tentang tujuan penelitian.
● Jenis deception :
(i) penyesatan yang disengaja, misalnya menggunakan partisipan bayangan (eksperimenter), manipulasi dalam eksperimen,
instruksi yang menipu
(ii) penyesatan/penipuan karena kelalaian, misalnya kegagalan untuk menjelaskan informasi secara lengkap tentang
penelitian, atau menciptakan ambiguitas.
● Semaksimal mungkin peneliti harus menghindari deception tentang sifat penelitian kecuali tidak ada alternatif lain – dan bahkan
ini perlu dinilai dapat diterima oleh ahli independen. Partisipan harus ditipu sesedikit mungkin, dan penipuan apa pun tidak boleh
menyebabkan kesusahan.
● Para peneliti dapat menentukan apakah partisipan mungkin akan tertekan ketika penipuan diungkapkan, dengan berkonsultasi
dengan kelompok-kelompok yang relevan secara budaya. Jika partisipan cenderung menolak atau merasa tertekan begitu mereka
menemukan sifat sebenarnya dari penelitian pada saat pemberikan informasi, maka penelitian tersebut tidak dapat diterima.
● Jika peneliti memperoleh persetujuan partisipan dengan deception, maka mereka akan setuju untuk mengambil bagian tanpa
benar-benar mengetahui apa yang mereka setujui.
● Sifat sebenarnya dari penelitian harus diungkapkan pada kesempatan sedini mungkin
● Beberapa peneliti berpendapat bahwa penipuan tidak pernah dapat dibenarkan dan menolak praktik ini karena
(i) melanggar hak individu untuk memilih untuk berpartisipasi;
(ii) merupakan dasar yang meragukan membangun suatu ilmu pengetahuan; dan
(iii) menimbulkan ketidakpercayaan terhadap peneliti (psikologi) di masyarakat.
Confidentiality
● Partisipan dan data yang diperoleh dari mereka harus dirahasiakan kecuali mereka
memberikan persetujuan penuh.
● Tidak ada nama yang harus digunakan dalam laporan penelitian.
● Apa yang kita lakukan jika kita menemukan sesuatu yang harus diungkapkan (misalnya
tindak pidana)? Peneliti tidak memiliki kewajiban hukum untuk mengungkapkan tindak
pidana dan harus menentukan pertimbangan mana yang paling penting: kewajibannya
terhadap partisipan vs. kewajiban kepada masyarakat luas.
● Data : anonym (tidak ada seorangpun boleh mengetahui identitas partisipan) atau inisial
(hanya peneliti/team yang boleh mengakses identitas partisipan)
Kerahasiaan dan Anonimitas
• Kerahasiaan merupakan bagian integral dalam penelitian apa pun.
• Partisipasi individu, persetujuan dan hasil studi harus dijaga kerahasiaannya. Idealnya,
identitas partisipan tidak boleh diketahui bahkan oleh peneliti. Lebih jauh lagi, jika sebuah
penelitian seputar masalah sosial yang kontroversial, bahkan peneliti mungkin lebih
memilih untuk tetap tidak teridentifikasi. Studi itu sendiri dan hasilnya harus dirahasiakan
sampai peneliti dan isntitusi yang bertanggung jawab merilis hasilnya ke publik.
Withdrawal from an Investigation
● Peserta harus diijinkan meninggalkan penelitian kapan saja jika mereka merasa tidak
nyaman. Mereka juga harus diijinkan untuk menarik data mereka.
● Mereka harus diberitahu di awal penelitian bahwa mereka memiliki hak untuk mundur.
● Partisipan tidak boleh mengalami tekanan dan konsekuensi yang dibebankan kepada
mereka, sehingga harus tetap melanjutkan partisipasi jika mereka tidak mau. Partisipan
mungkin merasa bahwa mereka tidak boleh mengundurkan diri karena hal ini dapat
'merusak' penelitian.
● Banyak peserta dibayar atau menerima kredit kursus, mereka mungkin khawatir mereka
tidak akan mendapatkan ini jika mereka mundur
● Bahkan di akhir penelitian, peserta memiliki kesempatan terakhir untuk menarik kembali
data yang telah mereka berikan untuk penelitian.
Debrief
● Tujuan dari debriefig adalah
○ Untuk menghilangkan kesalahpahaman dan kecemasan partisipan setelah terlibat dalam
penelitian dan mengembalikan rasa martabat, pengetahuan, dan persepsi atas waktu yangtidak
terbuan.
○ Tidak hanya untuk memberikan informasi, tetapi untuk membantu peserta meninggalkan situasi
eksperimental dalam kerangka berpikir yang sama seperti ketika dia memasuki sesi penelitian.
● Setelah penelitian selesai, peserta (harus) dapat mendiskusikan prosedur dan
temuan penelitian dengan peneliti (psikolog). Partisipan harus diberi
gambaran umum tentang apa yang peneliti selidiki dan mengapa, dan peran
mereka dalam penelitian harus dijelaskan.
● Peserta harus diberitahu jika mereka telah ditipu (mendapat deception) dan
diberi alasan mengapa. Peneliti menjelaskan atas pertanyaan partisipan dan
pertanyaan itu harus dijawab dengan jujur dan selengkap mungkin.
Debriefing
• Debriefing harus dilakukan sesegera mungkin dan selengkap mungkin; eksperimen harus
mengambil langkah-langkah yang wajar untuk memastikan bahwa partisipan memahami debrief.
• Sebagian besar peneliti juga perlu mengklarifikasi hipotesis setelah penelitian selesai. Fase proses
penelitian ini dikenal sebagai debriefing.
• Fase ini dapat menjadi fase peninjauan hipotesis oleh partisipan, menjawab pertanyaan apa pun
dari partisipan, dan menghilangkan efek berbahaya dari pengalaman eksperimen.
• Fase tanya jawab seperti sangat penting ketika peneliti tidak memberikan informasi mengenai
tujuan penelitian selama proses persetujuan. Seperti yang sering terjadi ketika partisispan “ditipu”
tentang 'hipotesis penelitian yang sebenarnya’ atau ketika penelitian dilakukan dalam pengaturan
lapangan naturalistik.
Kelompok Rentan
• Jika individu tidak dapat memberikan persetujuan penuh, karena otonominya
sebagai individu terbatas, maka mereka harus diberikan perlindungan khusus.
• Anak-anak, misalnya, tidak dapat sepenuhnya memahami atau memberikan
persetujuan, dan orang tua mereka ‘memberikan persetujuan’.
• Demikian pula, individu yang dilembagakan, seperti narapidana, hanya dapat
mengambil bagian dalam penelitian jika mereka benar-benar tidak dipaksa dan
jika risiko yang ditimbulkan oleh penelitian itu minimal.
• Pasien, ibu hamil adalah juga bisa menjadi kelompok rentan
Pengajuan Ethical Clearance
• Dalam etika penelitian, peneliti mengajukan rencana penelitian kepada
komisi etika penelitian yang tidak memihak sebelum mereka melakukan
penelitian mereka.
• Komisi Etika Penelitian (IRB), adalah panel yang memastikan bahwa
peneliti mematuhi standar yang diperlukan untuk penelitian yang
melibatkan partisipan manusia, termasuk elemen yang diperlukan dari
penjelasan dan persetujuan, perlindungan privasi, dan meminimalkan
semua risiko.
Hal-hal Penting Dalam Penelitian Eksperimen
• Bunyi hipotesis
• Definisi operasional variabel penelitian
• Variabel pengotor
• Analisis data
• Metode penelitian :
• Desain eksperimen
• Seleksi partisipan
• Pengelompokan partisipan
• Prosedur eksperimen
• Pengukuran variabel dependen
Referensi
• https://www.apa.org/ethics/code
• https://www.apa.org/ethics/code#805
• https://cms.bps.org.uk/sites/default/files/2022-
06/BPS%20Code%20of%20Human%20Research%20Ethics%20%281%29.pdf
Etika Penelitian Eksperimen - Kuasi Eksperimen S2 Profesi 2022 Dibagi.pdf

More Related Content

Similar to Etika Penelitian Eksperimen - Kuasi Eksperimen S2 Profesi 2022 Dibagi.pdf

https_myguru_upsi_edu_my_documents_2021_courses_KFP60604_material (7).pptx
https_myguru_upsi_edu_my_documents_2021_courses_KFP60604_material (7).pptxhttps_myguru_upsi_edu_my_documents_2021_courses_KFP60604_material (7).pptx
https_myguru_upsi_edu_my_documents_2021_courses_KFP60604_material (7).pptx
HNGEEJOEMoe
 
etika penelitiAN dan Model-model penelitian pendidikan.pptx
etika penelitiAN dan  Model-model penelitian pendidikan.pptxetika penelitiAN dan  Model-model penelitian pendidikan.pptx
etika penelitiAN dan Model-model penelitian pendidikan.pptx
ZainalSitorus
 
PPT_Etika_Penelitian.pptx adalaha cara kita mengetahui etika penelitian keeha...
PPT_Etika_Penelitian.pptx adalaha cara kita mengetahui etika penelitian keeha...PPT_Etika_Penelitian.pptx adalaha cara kita mengetahui etika penelitian keeha...
PPT_Etika_Penelitian.pptx adalaha cara kita mengetahui etika penelitian keeha...
JuniosDelsi1
 
Pertemuan-6. Etika Penelitian ppt.pptx
Pertemuan-6. Etika Penelitian ppt.pptxPertemuan-6. Etika Penelitian ppt.pptx
Pertemuan-6. Etika Penelitian ppt.pptx
famsofficialle
 

Similar to Etika Penelitian Eksperimen - Kuasi Eksperimen S2 Profesi 2022 Dibagi.pdf (20)

ETIK PENELITIAN KESEHATAN .ppt
ETIK PENELITIAN KESEHATAN .pptETIK PENELITIAN KESEHATAN .ppt
ETIK PENELITIAN KESEHATAN .ppt
 
https_myguru_upsi_edu_my_documents_2021_courses_KFP60604_material (7).pptx
https_myguru_upsi_edu_my_documents_2021_courses_KFP60604_material (7).pptxhttps_myguru_upsi_edu_my_documents_2021_courses_KFP60604_material (7).pptx
https_myguru_upsi_edu_my_documents_2021_courses_KFP60604_material (7).pptx
 
Etika Dalam Penelitian
Etika Dalam PenelitianEtika Dalam Penelitian
Etika Dalam Penelitian
 
Metode dan statistik dalam psikologi industri dan organisasi
Metode dan statistik dalam psikologi industri dan organisasiMetode dan statistik dalam psikologi industri dan organisasi
Metode dan statistik dalam psikologi industri dan organisasi
 
Materi Sesi 1.pptx
Materi Sesi 1.pptxMateri Sesi 1.pptx
Materi Sesi 1.pptx
 
etika penelitiAN dan Model-model penelitian pendidikan.pptx
etika penelitiAN dan  Model-model penelitian pendidikan.pptxetika penelitiAN dan  Model-model penelitian pendidikan.pptx
etika penelitiAN dan Model-model penelitian pendidikan.pptx
 
Research Ethics
Research Ethics Research Ethics
Research Ethics
 
etika-dalam-penelitian-kesehatan-for-kuliah-unisba.ppt
etika-dalam-penelitian-kesehatan-for-kuliah-unisba.pptetika-dalam-penelitian-kesehatan-for-kuliah-unisba.ppt
etika-dalam-penelitian-kesehatan-for-kuliah-unisba.ppt
 
PPT_Etika_Penelitian.pptx adalaha cara kita mengetahui etika penelitian keeha...
PPT_Etika_Penelitian.pptx adalaha cara kita mengetahui etika penelitian keeha...PPT_Etika_Penelitian.pptx adalaha cara kita mengetahui etika penelitian keeha...
PPT_Etika_Penelitian.pptx adalaha cara kita mengetahui etika penelitian keeha...
 
Prinsip etika etikolegal kebidanan
Prinsip etika etikolegal kebidananPrinsip etika etikolegal kebidanan
Prinsip etika etikolegal kebidanan
 
Kode Etik Psikologi Indonesia | Bab I: Pedoman Umum
 Kode Etik Psikologi Indonesia | Bab I: Pedoman Umum  Kode Etik Psikologi Indonesia | Bab I: Pedoman Umum
Kode Etik Psikologi Indonesia | Bab I: Pedoman Umum
 
Pengertian metode penelitian kualitatif
Pengertian metode penelitian kualitatifPengertian metode penelitian kualitatif
Pengertian metode penelitian kualitatif
 
TASK_ETHIC RESEARCH BRURY.pptx
TASK_ETHIC RESEARCH BRURY.pptxTASK_ETHIC RESEARCH BRURY.pptx
TASK_ETHIC RESEARCH BRURY.pptx
 
Pertemuan-6. Etika Penelitian ppt.pptx
Pertemuan-6. Etika Penelitian ppt.pptxPertemuan-6. Etika Penelitian ppt.pptx
Pertemuan-6. Etika Penelitian ppt.pptx
 
Pertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatif
Pertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatifPertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatif
Pertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatif
 
Etika Pariwisata dan Penelitian
Etika Pariwisata dan PenelitianEtika Pariwisata dan Penelitian
Etika Pariwisata dan Penelitian
 
ETIKA-PENELITIAN.ppt
ETIKA-PENELITIAN.pptETIKA-PENELITIAN.ppt
ETIKA-PENELITIAN.ppt
 
Ontologi, Epistemologi , Aksiologi dalam Filsafat Sains.pptx
Ontologi, Epistemologi , Aksiologi dalam Filsafat Sains.pptxOntologi, Epistemologi , Aksiologi dalam Filsafat Sains.pptx
Ontologi, Epistemologi , Aksiologi dalam Filsafat Sains.pptx
 
Aspek legal perioperatif
Aspek legal perioperatifAspek legal perioperatif
Aspek legal perioperatif
 
Kritis Terhadap Teori Ilmiah dan Filsafat Ilmu
Kritis Terhadap Teori Ilmiah dan Filsafat IlmuKritis Terhadap Teori Ilmiah dan Filsafat Ilmu
Kritis Terhadap Teori Ilmiah dan Filsafat Ilmu
 

Recently uploaded

Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Obat Telat Bulan Di Bandung
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
ssupi412
 
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
mumtaza6
 
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di MedanObat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
 
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptxPPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
firbadian97
 

Recently uploaded (11)

Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
 
WA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di Semarang
WA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di SemarangWA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di Semarang
WA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di Semarang
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
 
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
 
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di MedanObat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
 
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. KebumenPersyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
 
5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf
5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf
5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf
 
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptxPPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
 

Etika Penelitian Eksperimen - Kuasi Eksperimen S2 Profesi 2022 Dibagi.pdf

  • 1. Aspek Etik pada Penelitian Psikologi : Intervention/Experimental Study Sri Kusrohmaniah, Dra., M.Si., Ph.D, Psikolog
  • 2. Etika dalam Psikologi • Untuk mengatur standar etika dalam penelitian psikologi, American Psychological Association, atau APA, telah mengembangkan pedoman untuk perilaku etis penelitian. Kode etik ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1953. Kode ini direvisi sesuai kebutuhan berdasarkan isu-isu yang berkaitan dengan pengalaman penelitian saat ini/itu. • Etika harus diterapkan pada semua tahapan penelitian, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
  • 3. ETHICAL PRINCIPLES OF PSYCHOLOGISTS AND CODE OF CONDUCT • American Psychological Association, (2016). Revision of Ethical Standard 3.04 of the “Ethical Principles of Psychologists and Code of Conduct” (2002, as Amended 2010). American Psychologist, Vol. 71, No. 9, 900, http://dx.doi.org/10.1037/amp0000102 • Bagian ini terdiri dari Prinsip Umum. Tujuannya adalah untuk membimbing dan mendorong psikolog menuju cita-cita etis tertinggi dari profesi.
  • 4. 1. Prinsip A: Beneficence dan Nonmaleficence • Psikolog berusaha untuk memberi manfaat bagi orang lain yang bekerja dengan mereka dan psikolog bertindak hati-hati agar tidak membahayakan. Dalam tindakan profesional mereka, psikolog berusaha untuk menjaga kesejahteraan dan hak-hak orang-orang yang berinteraksi secara profesional dengan mereka dan orang-orang lain yang berkaitan dengan mereka. Ketika terjadi konflik, psikolog berusaha menyelesaikan konflik dengan cara yang bertanggung jawab yang menghindari atau meminimalkan bahaya. Karena penilaian dan tindakan ilmiah dan profesional psikolog dapat mempengaruhi kehidupan orang lain, psikolog harus waspada terhadap pengaruh pribadi, keuangan, sosial, organisasi, atau politik yang dapat menyebabkan penyalahgunaan pengaruh psikolog. Psikolog berusaha untuk menyadari kemungkinan efek kesehatan fisik dan mental bagi orang lain dan diri mereka sendiri. 2. Prinsip B: Kesetiaan dan Tanggung Jawab • Psikolog membangun hubungan kepercayaan dengan orang-orang dengan siapa mereka bekerja. Mereka menyadari tanggung jawab profesional dan ilmiah mereka kepada masyarakat dan komunitas tertentu di mana mereka bekerja. Psikolog menjunjung tinggi standar perilaku profesional, memperjelas peran dan kewajiban profesional mereka, menerima tanggung jawab yang sesuai atas perilaku mereka, dan berupaya mengelola konflik kepentingan yang dapat mengarah pada eksploitasi atau kerugian. Psikolog berkonsultasi dengan, merujuk, atau bekerja sama dengan profesional dan institusi lain sejauh diperlukan untuk melayani kepentingan terbaik mereka. Psikolog perduli kepada kepatuhan etis dari perilaku ilmiah dan profesional mereka. Psikolog berusaha untuk menyumbangkan sebagian dari waktu profesional mereka untuk sedikit atau tanpa kompensasi atau keuntungan pribadi.
  • 5. 3. Prinsip C: Integritas • Psikolog berusaha untuk mengutamakan akurasi, kejujuran, dan kebenaran dalam ilmu, pengajaran, dan praktik psikologi. Dalam kegiatan ini psikolog tidak mencuri, menipu atau terlibat dalam penipuan, akal-akalan, atau kesalahan penyajian fakta yang disengaja. Psikolog berusaha untuk menepati janji mereka dan menghindari komitmen yang tidak bijaksana atau tidak jelas. Dalam situasi di mana “penipuan (deception)” dapat dibenarkan secara etis untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan bahaya, psikolog memiliki kewajiban serius untuk mempertimbangkan perlunya, kemungkinan konsekuensi, dan tanggung jawab mereka untuk memperbaiki ketidakpercayaan yang dihasilkan atau efek berbahaya lainnya yang timbul dari penggunaan teknik seperti itu. 4. Prinsip D: Keadilan • Psikolog mengakui bahwa keadilan memberikan hak kepada semua orang untuk mengakses dan mendapatkan manfaat dari kontribusi psikologi dan kualitas yang sama dalam proses, prosedur, dan layanan yang dilakukan oleh psikolog. Psikolog melakukan penilaian yang wajar dan mengambil tindakan pencegahan untuk memastikan bahwa potensi bias mereka, batas-batas kompetensi mereka, dan keterbatasan keahlian mereka tidak mengarah pada atau membenarkan praktik yang tidak adil. 5. Prinsip E: Menghormati Hak dan Martabat Orang Lain • Psikolog menghormati martabat dan nilai, dan hak individu atas privasi, kerahasiaan, dan penentuan nasib sendiri. Psikolog menyadari bahwa perlindungan khusus mungkin diperlukan untuk melindungi hak dan kesejahteraan orang atau komunitas yang rentan sehingga mengganggu otonomi dalam pengambilan keputusan. Psikolog menyadari dan menghormati perbedaan budaya, individu, dan peran, termasuk yang didasarkan pada usia, jenis kelamin, identitas gender, ras, etnis, budaya, asal negara, agama, orientasi seksual, kecacatan, bahasa, dan status sosial ekonomi, dan mempertimbangkan faktor tersebut ketika bekerja dengan anggota kelompok tersebut. Psikolog mencoba untuk menghilangkan efek bias pada pekerjaan mereka berdasarkan faktor-faktor tersebut, dan mereka tidak secara sadar berpartisipasi orang lain berdasarkan kondisi tersebut.
  • 6. Penelitian • Penelitian adalah pencarian pengetahuan. • Pencarian kebenaran/pembuktian melalui penggunaan fakta. • Suatu kegiatan penyelidikan yang dirancang secara sistematis sehingga berkontribusi dan berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. • Apa yang menyebabkan penelitian ilmiah lebih dapat diandalkan dan bernilai daripada postulat dan pengamatan sederhana yang kita lakukan sehari-hari adalah: penggunaan metode ilmiah dan pemenuhan standar kualitas ilmiah.
  • 7. Bagaimanakah Melakukan Penelitian • Eksperimen di laboratorium yang ketat ? • Eksperimen di lapangan ? • Mengambil data survey di sekolah, rumah sakit, perusahaan? • Mengambil data di tempat umum ? • Mengambil data secara participant observation ? • Mengambil data secara online ? • Mengambil data sekunder ?
  • 8. Siapakah yang Terlibat dalam Penelitian Kita? • Orang yang mengambil bagian dalam penelitian sebagai partisipan/subjek dan yang tidak akan mendapat manfaat langsung dari pengetahuan yang dihasilkannya. • Orang yang melakukan penelitian (para peneliti sendiri). • Orang-orang yang diwakili oleh para peneliti (institusi, organisasi).
  • 9. Sejarah : Terdapat Berbagai Skandal (Insiden) • Nuremberg – paksaan kepada subjek penelitian • Kode Nuremberg mengandung peraturan fundamental dan universal untuk melindungi integritas subyek penelitian dan secara khusus memberi tekanan kepada persetujuan sukarela (voluntary consent) subyek penelitian. • Tuskegee Syphilis Study – 1972 (ada temuan obat sipilis tidak menghentikan penelitian) • The Belmont Report tahun 1976. Pada laporan Belmont diutarakan 3 prinsip etik dasar (PED): • (1) menghormati harkat martabat manusia (respect for persons), • (2) berbuat baik (beneficence), dan • (3) keadilan (justice).
  • 10. Integritas Penelitian • Validitas : Studi penelitian harus dirancang untuk menjawab pertanyaan penelitian yang spesifik. Metode analisis data penelitian harus sesuai dengan hipotesis penelitian. Kesimpulan penelitian harus berkorelasi langsung dengan hasil yang ditemukan dalam dan selama penelitian.
  • 11. KONTROVERSI ETIKA DAN PENELITIAN MANUSIA • Secara historis, perhatian etis untuk hak dan kesejahteraan partisipan dalam penelitian ilmu pengetahuan muncul dalam konteks pengawasan publik yang tinggi dari semua bentuk penelitian dengan partsipan manusia. • Pengawasan ini dihasilkan dari debat publik seputar serangkaian proyek penelitian sejak pertengahan 1930-an. Pada awal tahun 1932, para dokter di Amerika Serikat dengan sponsor dari Layanan Kesehatan Masyarakat, memulai penelitian tentang efek sifilis yang tidak diobati. Proyek ini, umumnya dikenal sebagai studi sifilis Tuskegee, berlanjut sampai tahun 1973, meskipun penisilin diterima sebagai obat yang efektif untuk penyakit ini pada tahun 1940-an. • Selama perang dunia II (1939-1945), dokter Jerman melakukan serangkaian eksperimen medis yang mengerikan di kamp konsentrasi, di mana tahanan secara rutin dipergunakan untuk menguji efektivitas berbagai prosedur, dengan hasil yang fatal. • Dari tahun 1944 hingga 1974, para peneliti AS mempelajari efek keracunan radiasi dengan menyuntikkan plutonium tanpa persetujuan partisipan (narapidana). • Pada akhir 1950-an, sebuah pabrik obat membayar dokter untuk memberikan obat thalidomide kepada pasien, yang tidak diperingatkan bahwa obat itu adalah obat eksperimental yang belum disetujui untuk penggunaan umum. Obat menyebabkan cacat lahir ketika dikonsumsi oleh wanita hamil (Dunn dan Chadwick 2002).
  • 12. Penelitian • Komisi Etik WHO mendefinisikan "penelitian yang melibatkan partisipan manusia" sebagai aktivitas ilmu sosial, biomedis, perilaku, atau epidemiologi yang memerlukan pengumpulan atau analisis data secara sistematis dengan maksud untuk menghasilkan pengetahuan baru; di mana manusia: • Terpapar pada manipulasi, intervensi, pengamatan, atau interaksi lain dengan peneliti baik secara langsung pada lingkungan mereka, atau • Dapat diidentifikasi identitasnya melalui pengumpulan, persiapan, atau penggunaan bahan biologis oleh peneliti (data organ atau data dan data sekunder) • Semua penelitian yang melibatkan partisipan manusia yang didukung oleh WHO menjalani tinjauan etik oleh ERC.
  • 13. Penelitian Eksperimen • Eksperimen dalam ilmu-ilmu sosial, menempatkan peneliti untuk memanipulasi dan mengontrol aspek-aspek (variabel-variabel) dari setting sosial untuk diperoleh efeknya dari adanya manipulasi terhadap orang-orang (variabel) dalam setting tersebut • Studi semacam itu, meskipun tak tertandingi dalam hal hasil ilmiahnya, tetap menimbulkan pertanyaan etika: Apakah peneliti memiliki hak untuk melakukan eksperimen pada sesama manusia? Praktik apa yang tidak dapat diterima dan prosedur apa yang diizinkan? Dapatkah standar ditetapkan untuk melindungi hak-hak partisipan?
  • 14. ● Tidak ada penelitian yang bebas risiko ● Beberapa risiko dapat diantisipasi ● Beberapa risiko dapat dikurangi ● Beberapa risiko bisa dihindari Penelitian Mengandung Risiko
  • 15. Contoh Riset Eksperimen Milgram • Meskipun penelitian ilmu sosial dianggap relatif bebas risiko dibandingkan dengan studi biomedis, psikolog Milgram meneliti “Kepatuhan” tahun 1963 menyarankan bahwa studi perilaku juga dapat membahayakan peserta dengan cara yang signifikan. • Milgram merekrut sukarelawan dari masyarakat setempat untuk mengambil bagian dalam apa yang mereka anggap sebagai studi pembelajaran. Para sukarelawan diperintahkan oleh peneliti untuk memberikan kejutan listrik yang semakin kuat dan menyakitkan kepada peserta lain setiap kali dia melakukan kesalahan. Peserta lainnya, pada kenyataannya, adalah anggota staf peneliti yang dengan sengaja membuat kesalahan selama prosedur eksperimen. Dia sebenarnya tidak menerima kejutan apa pun, tetapi dia berpura-pura kesakitan dan akhirnya memohon untuk dibebaskan. • Milgram, dengan menggunakan prosedur yang rumit ini, menemukan bahwa mayoritas orang dalam penelitiannya mematuhi eksperimen (Milgram 1963, hal. 375).
  • 16. Pertimbangan Etis dalam Penelitian • Pertimbangan etis dalam penelitian adalah • seperangkat prinsip yang memandu desain dan praktik penelitian. Ilmuwan dan peneliti harus selalu mematuhi kode etik tertentu saat mengumpulkan data dari orang- orang/partisipan • Etika mengacu pada seperangkat standar moral yang mengatur tindakan benar dan salah. • Tujuan penelitian mencakup memahami fenomena kehidupan nyata, menyelidiki suatu perilaku, menguji satu tritmen yang efektif, dan meningkatkan kesejahteraan kehidupan dengan suatu cara tertentu. • Apa yang diputuskan untuk diteliti dan bagaimana melakukan penelitian melibatkan pertimbangan etis
  • 17. Pertimbangan Etis Berfungsi Untuk • Melindungi hak-hak partisipan penelitian • Meningkatkan validitas penelitian • Menjaga integritas ilmiah
  • 18. ● Respect for persons : Prinsip penghormatan terhadap otonomi manusia ● Beneficence : Prinsip kebaikan/keuntungan, tidak membahayakan dan maksimalkan manfaat minimalkan risiko (do no harm) ● Justice : Prinsip keadilan, memastikan bahwa risiko dan manfaat dari penelitian tersebut terdistribusikan secara adil Tiga Prinsip Etika (The Belmont Report)
  • 19. Ethical Issues in Psychology 1. Informed consent 2. Protectin of participants 3. Deception 4. Confidentiality : 5. Withdrawal from an Investigation 6. Debrief
  • 20. Kesukarelaan • Partisipasi sukarela artinya semua subjek penelitian bebas memilih untuk berpartisipasi tanpa ada tekanan atau paksaan. • Semua partisipan dapat mengundurkan diri dari, atau meninggalkan, studi kapan saja tanpa merasa berkewajiban untuk melanjutkan. Partisipan tidak perlu memberikan alasan untuk meninggalkan studi. • Penting untuk menjelaskan kepada partisipan bahwa tidak ada konsekuensi atau akibat negatif dari penolakan mereka untuk berpartisipasi. Mereka meluangkan waktu untuk membantu dalam proses penelitian, jadi peneliti harus menghormati keputusan mereka tanpa berusaha mengubah pikiran mereka.
  • 21. Informed Consent ● Kapanpun mungkin peneliti harus mendapatkan persetujuan dari partisipan penelitian. Ini berarti tidak cukup hanya dengan meminta calon partisipan mengatakan “Ya”. Mereka juga perlu tahu apa yang mereka setujui. Dengan kata lain peneliti harus, sejauh mungkin dapat menjelaskan apa yang diteliti. ● Sebelum penelitian dimulai, peneliti harus menjelaskan kepada partisipan tentang apa penelitiannya, dan kemudian meminta persetujuan mereka (yaitu izin) untuk menjadi partisipan. ● Orang dewasa (18 tahun +) yang mampu memberikan izin untuk berpartisipasi dalam penelitian dapat memberikan persetujuan. Orang tua/wali yang sah dari anak di bawah umur juga dapat memberikan persetujuan untuk mengizinkan anak-anak mereka berpartisipasi dalam penelitian. ○ Informed consent ○ Assent
  • 22. Lembar Penjelasan ● Peserta harus diberikan informasi yang berkaitan dengan : ○ Pernyataan bahwa partisipasi bersifat sukarela dan penolakan untuk berpartisipasi tidak akan mengakibatkan konsekuensi apa pun atau hilangnya manfaat apa pun yang berhak diterima orang tersebut. ○ Tujuan penelitian. Semua risiko dan ketidaknyamanan yang dapat diperkirakan sebelumnya bagi peserta (jika ada). Ini termasuk tidak hanya cedera fisik tetapi juga kemungkinan psikologis. ○ Prosedur penelitian : dari awal – akhir ○ Prosedur eksperimen ○ Manfaat penelitian bagi masyarakat dan mungkin bagi subjek manusia secara individu. ○ Lamanya waktu subjek diharapkan untuk berpartisipasi. ○ Orang yang dapat dihubungi untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan atau jika terjadi cedera atau keadaan darurat. ○ Hak subjek atas kerahasiaan dan hak untuk menarik diri dari penelitian kapan saja tanpa konsekuensi apa pun. ○ Alamat kontak disertakan. Peneliti harus menuliskan nomor kontaknya dan nomor kontak Komisi Etik pada Lembar Penjelasan
  • 23. Mendapat Informasi Prosedur Eksperimen • Pedoman etika juga mengharuskan partisipan mendapat informasi lengkap tentang prosedur dan risikonya, dan pemahaman mereka tentang risiko didokumentasikan dengan cara tertentu. • Dalam sebagian besar eksperimen laboratorium, peneliti memberi deskripsi singkat namun akurat tentang tugas mereka dalam penelitian dan kemudian memberi mereka pilihan untuk berpartisipasi atau tidak. Kegiatan ini disebut Penjelasan dan Persetujuan, dan ini berfungsi untuk mengingatkan partisipan bahwa mereka dapat menghentikan partisipasi mereka dalam penelitian kapan saja. Dalam kasus di mana kemungkinan kerugian dapat diabaikan, maka persyaratan untuk persetujuan dapat diabaikan, seperti juga ketika dokumentasi persetujuan akan merugikan peserta dengan membuat mereka dapat diidentifikasi.
  • 24. Protection of Participants ● Peneliti harus memastikan bahwa mereka yang mengambil bagian dalam penelitian tidak akan mengalami kesusahan (kerugian). Mereka harus dilindungi dari bahaya fisik dan mental. ● Peneliti tidak boleh mempermalukan, menakut-nakuti, menyinggung atau menyakiti peserta. ● Risiko bahaya tidak boleh lebih besar dari kehidupan biasa, yaitu peserta tidak boleh terkena risiko yang lebih besar atau lebih dari yang dihadapi dalam gaya hidup normal mereka. ● Peneliti juga harus memastikan bahwa jika kelompok rentan akan digunakan (lansia, cacat, anak-anak, dll), mereka harus menerima perawatan khusus. Misalnya, penelitian gaya belajarpada anak, pastikan partisipasi mereka singkat karena mereka mudah lelah dan memiliki rentang perhatian yang terbatas. Pada pasien kanker, pada pekerja sex, penderita depresi, LGBT, dst. ● Peneliti tidak selalu dapat secara akurat memprediksi risiko atas partisipan mengambil bagian dalam penelitian dan dalam beberapa kasus pemberian terapeutik dapat diperlukan jika partisipan menjadi terganggu selama penelitian
  • 25. Hal-hal yang Diperhatikan • Antisipasi atas risiko yang mungkin muncul. • Peneliti secara etis terikat untuk menghindari merugikan partisipan dalam penelitian mereka. Penelitian, harus ditimbang dengan hati-hati untuk rasio risiko terhadap manfaat. Jika potensi risiko lebih besar daripada manfaatnya, penelitian harus dirancang ulang atau ditinggalkan. Seiring progres penelitian, peneliti harus terus menilai risiko bahaya bagi partisipan. • Peneliti harus menuliskan dalam rancangan penelitiannya apa yang akan dilakukan apabila penelitiannya mengandung risiko fisik, psikis, keuangan.
  • 26. Deception ● Partisipan “ditipu/disesatkan” atau diberi salah informasi tentang tujuan penelitian. ● Jenis deception : (i) penyesatan yang disengaja, misalnya menggunakan partisipan bayangan (eksperimenter), manipulasi dalam eksperimen, instruksi yang menipu (ii) penyesatan/penipuan karena kelalaian, misalnya kegagalan untuk menjelaskan informasi secara lengkap tentang penelitian, atau menciptakan ambiguitas. ● Semaksimal mungkin peneliti harus menghindari deception tentang sifat penelitian kecuali tidak ada alternatif lain – dan bahkan ini perlu dinilai dapat diterima oleh ahli independen. Partisipan harus ditipu sesedikit mungkin, dan penipuan apa pun tidak boleh menyebabkan kesusahan. ● Para peneliti dapat menentukan apakah partisipan mungkin akan tertekan ketika penipuan diungkapkan, dengan berkonsultasi dengan kelompok-kelompok yang relevan secara budaya. Jika partisipan cenderung menolak atau merasa tertekan begitu mereka menemukan sifat sebenarnya dari penelitian pada saat pemberikan informasi, maka penelitian tersebut tidak dapat diterima. ● Jika peneliti memperoleh persetujuan partisipan dengan deception, maka mereka akan setuju untuk mengambil bagian tanpa benar-benar mengetahui apa yang mereka setujui. ● Sifat sebenarnya dari penelitian harus diungkapkan pada kesempatan sedini mungkin ● Beberapa peneliti berpendapat bahwa penipuan tidak pernah dapat dibenarkan dan menolak praktik ini karena (i) melanggar hak individu untuk memilih untuk berpartisipasi; (ii) merupakan dasar yang meragukan membangun suatu ilmu pengetahuan; dan (iii) menimbulkan ketidakpercayaan terhadap peneliti (psikologi) di masyarakat.
  • 27. Confidentiality ● Partisipan dan data yang diperoleh dari mereka harus dirahasiakan kecuali mereka memberikan persetujuan penuh. ● Tidak ada nama yang harus digunakan dalam laporan penelitian. ● Apa yang kita lakukan jika kita menemukan sesuatu yang harus diungkapkan (misalnya tindak pidana)? Peneliti tidak memiliki kewajiban hukum untuk mengungkapkan tindak pidana dan harus menentukan pertimbangan mana yang paling penting: kewajibannya terhadap partisipan vs. kewajiban kepada masyarakat luas. ● Data : anonym (tidak ada seorangpun boleh mengetahui identitas partisipan) atau inisial (hanya peneliti/team yang boleh mengakses identitas partisipan)
  • 28. Kerahasiaan dan Anonimitas • Kerahasiaan merupakan bagian integral dalam penelitian apa pun. • Partisipasi individu, persetujuan dan hasil studi harus dijaga kerahasiaannya. Idealnya, identitas partisipan tidak boleh diketahui bahkan oleh peneliti. Lebih jauh lagi, jika sebuah penelitian seputar masalah sosial yang kontroversial, bahkan peneliti mungkin lebih memilih untuk tetap tidak teridentifikasi. Studi itu sendiri dan hasilnya harus dirahasiakan sampai peneliti dan isntitusi yang bertanggung jawab merilis hasilnya ke publik.
  • 29. Withdrawal from an Investigation ● Peserta harus diijinkan meninggalkan penelitian kapan saja jika mereka merasa tidak nyaman. Mereka juga harus diijinkan untuk menarik data mereka. ● Mereka harus diberitahu di awal penelitian bahwa mereka memiliki hak untuk mundur. ● Partisipan tidak boleh mengalami tekanan dan konsekuensi yang dibebankan kepada mereka, sehingga harus tetap melanjutkan partisipasi jika mereka tidak mau. Partisipan mungkin merasa bahwa mereka tidak boleh mengundurkan diri karena hal ini dapat 'merusak' penelitian. ● Banyak peserta dibayar atau menerima kredit kursus, mereka mungkin khawatir mereka tidak akan mendapatkan ini jika mereka mundur ● Bahkan di akhir penelitian, peserta memiliki kesempatan terakhir untuk menarik kembali data yang telah mereka berikan untuk penelitian.
  • 30. Debrief ● Tujuan dari debriefig adalah ○ Untuk menghilangkan kesalahpahaman dan kecemasan partisipan setelah terlibat dalam penelitian dan mengembalikan rasa martabat, pengetahuan, dan persepsi atas waktu yangtidak terbuan. ○ Tidak hanya untuk memberikan informasi, tetapi untuk membantu peserta meninggalkan situasi eksperimental dalam kerangka berpikir yang sama seperti ketika dia memasuki sesi penelitian. ● Setelah penelitian selesai, peserta (harus) dapat mendiskusikan prosedur dan temuan penelitian dengan peneliti (psikolog). Partisipan harus diberi gambaran umum tentang apa yang peneliti selidiki dan mengapa, dan peran mereka dalam penelitian harus dijelaskan. ● Peserta harus diberitahu jika mereka telah ditipu (mendapat deception) dan diberi alasan mengapa. Peneliti menjelaskan atas pertanyaan partisipan dan pertanyaan itu harus dijawab dengan jujur dan selengkap mungkin.
  • 31. Debriefing • Debriefing harus dilakukan sesegera mungkin dan selengkap mungkin; eksperimen harus mengambil langkah-langkah yang wajar untuk memastikan bahwa partisipan memahami debrief. • Sebagian besar peneliti juga perlu mengklarifikasi hipotesis setelah penelitian selesai. Fase proses penelitian ini dikenal sebagai debriefing. • Fase ini dapat menjadi fase peninjauan hipotesis oleh partisipan, menjawab pertanyaan apa pun dari partisipan, dan menghilangkan efek berbahaya dari pengalaman eksperimen. • Fase tanya jawab seperti sangat penting ketika peneliti tidak memberikan informasi mengenai tujuan penelitian selama proses persetujuan. Seperti yang sering terjadi ketika partisispan “ditipu” tentang 'hipotesis penelitian yang sebenarnya’ atau ketika penelitian dilakukan dalam pengaturan lapangan naturalistik.
  • 32. Kelompok Rentan • Jika individu tidak dapat memberikan persetujuan penuh, karena otonominya sebagai individu terbatas, maka mereka harus diberikan perlindungan khusus. • Anak-anak, misalnya, tidak dapat sepenuhnya memahami atau memberikan persetujuan, dan orang tua mereka ‘memberikan persetujuan’. • Demikian pula, individu yang dilembagakan, seperti narapidana, hanya dapat mengambil bagian dalam penelitian jika mereka benar-benar tidak dipaksa dan jika risiko yang ditimbulkan oleh penelitian itu minimal. • Pasien, ibu hamil adalah juga bisa menjadi kelompok rentan
  • 33. Pengajuan Ethical Clearance • Dalam etika penelitian, peneliti mengajukan rencana penelitian kepada komisi etika penelitian yang tidak memihak sebelum mereka melakukan penelitian mereka. • Komisi Etika Penelitian (IRB), adalah panel yang memastikan bahwa peneliti mematuhi standar yang diperlukan untuk penelitian yang melibatkan partisipan manusia, termasuk elemen yang diperlukan dari penjelasan dan persetujuan, perlindungan privasi, dan meminimalkan semua risiko.
  • 34. Hal-hal Penting Dalam Penelitian Eksperimen • Bunyi hipotesis • Definisi operasional variabel penelitian • Variabel pengotor • Analisis data • Metode penelitian : • Desain eksperimen • Seleksi partisipan • Pengelompokan partisipan • Prosedur eksperimen • Pengukuran variabel dependen
  • 35. Referensi • https://www.apa.org/ethics/code • https://www.apa.org/ethics/code#805 • https://cms.bps.org.uk/sites/default/files/2022- 06/BPS%20Code%20of%20Human%20Research%20Ethics%20%281%29.pdf