‘Research integrity’ refers to high quality and robust practice
across the full research process i.e. the planning and conduct
of research, the recording and reporting of results, and the
dissemination, application and exploitation of findings.
Research ethics are a subset of research integrity, focusing on
the principle of avoidance of harm, within a statutory and
regulatory framework.
1. RESEARCH INTEGRITY
SUBYAKTO
PUSAT RISET BIOMASSA DAN BIOPRODUK
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
Jl. Raya Bogor Km 46, Cibinong
PELATIHAN PEMBENTUKAN JABATAN FUNGSIONAL PENELITI Gel. 2
9 September 2022 (08.00 – 10.15)
3. Riwayat Hidup
Nama : Subyakto
Tempat/Tgl. Lahir : Malang, 24 November 1958
NIP : 195811241983031004
Pangkat/Gol : Pembina Utama/IV-e
Jabatan Fungsional : Peneliti Ahli Utama/Profesor Riset
Alamat Kantor : Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk – BRIN
Jl. Raya Bogor Km 46, Cibinong
HP : 08129040658
Email : subyakto@brin.go.id
Penugasan : Anggota Komite Etika Peneliti – LIPI (2018-2021)
Ketua Majelis Asesor Peneliti – LIPI (2019-2021)
Anggota TP2U- Puslit Biomaterial LIPI (2020-2021)
Anggota TP2U- PR BB – BRIN (2022- sekarang)
4. Research/ Penelitian
Research/ Penelitian
Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut
metodologi ilmiah untuk memperoleh data dan informasi
berkaitan dengan pemahaman tentang fenomena alam
dan/atau sosial, pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran
suatu asumsi dan/atau hipotesis, dan penarikan kesimpulan
ilmiah.
(Peraturan LIPI No. 20 tahun 2019)
4
6. ResearchIntegrity(andEthics)
ResearchIntegrity(andEthics)
‘Research integrity’ refers to high quality and robust practice
across the full research process i.e. the planning and conduct
of research, the recording and reporting of results, and the
dissemination, application and exploitation of findings.
Research ethics are a subset of research integrity, focusing on
the principle of avoidance of harm, within a statutory and
regulatory framework.
(Source: University of York)
7. ISTILAH PENEGAKAN ETIKA PENELITIAN
research integrity
integrity on scientific research
responsible conduct of research
code of ethics for science
code of practice for research
good scientific practice
responsible conduct of research
dll
8. PRINSIP DASAR INTEGRITAS KEPENELITIAN
• Keandalan memastikan kualitas penelitian (desain, metodologi,
analisis, penggunaan sumber daya)
• Kejujuran dalam mengembangkan, melakukan, mengkaji,
melaporkan dan mengkomunikasikan penelitian secara
transparan, adil, penuh dan tidak memihak
• Menghormati kolega, anggota, masyarakat, ekosistem, dan
warisan budaya dan lingkungan
• Akuntabilitas dalam penelitian mulai dari ide hingga publikasi
9. POLA PIKIR PENELITI (LOSADA)
• Logis : sesuai logika kebenaran ilmu
• Obyektif : sesuai fakta sebenarnya
• Sistematis : mengikuti pola pikir terstruktur
• Andal : teruji, sahih, bisa dikaji ulang
• Desain : terencana, ada rancangan
• Akumulatif : kumpulan sumber yang diakui
kebenaran & keberadaannya
10. ETHICS
• suatu tatanan nilai yang membicarakan kelayakan sebagai
suatu nilai-nilai BAIK vs TIDAK, nilai BENAR vs SALAH, yang
harus dijunjung dalam kehidupan kita bersifat relative
• Berbasiskan NORMATIVE ETHICS PUBLIKASI JURNAL
• HUKUMAN MORAL, implementasi dengan nilai-nilai lain
dapat menjadi HUKUMAN BADAN, HUKUMAN ADMINISTRASI
Wright 2002
11. HUKUM ETIKA
Pengertian Suatu aturan yang sistematis
dibuat untuk mengatur seluruh
masyarakat dan tindakan
anggota individu
Suatu nilai-nilai moral yang
ditetapkan untuk satu komunitas
tertentu yang membimbing tentang
perilaku dasar manusia
Bentuk Seperangkat peraturan Berupa pedoman
Pembentukan Pemerintah Organisasi, perkumpulan, masyarakat
Pelanggaran Hukuman fisik atau penalti Hukuman sosial
Tujuan Menjaga ketertiban sosial dan
perdamaian di masyarakat dan
memberikan perlindungan
kepada semua warga negara
Membantu seseorang memutuskan
apa yang benar atau salah dan
bagaimana harus bertindak
Sifat Mengikat untuk semua entitas
masyarakat suatu negara
Mengikat hanya untuk komunitas
tertentu
(Sumber: Surbhi 2018)
12. KASUS PELANGGARAN ETIKA
http://krjogja.com/read/129058/mendiknas-jerman-terlibat-kasus-plagiat.kr
Anette Schavan (JERMAN), Menteri Pendidikan
Nasional Jerman mengundurkan diri stelah diduga
sebagian tesisnya merupakan plagiat (mengutip) tanpa ijin
hasil penelitian Sigmund Freud yang diklaimnya melalui
sumber asli. Padahal Anette mendapatkan kutipan tersebut
dari literatur lain yang mengutip Freud. Artinya, Schavan
mengutip Freud dari sumber sekunder.
Dia mengundurkan diri di bulan Februari 2013
13. Pal Schmitt (Presiden Hongaria), mundur dari
jabatannya April 2012 setelah gelar PhD (1992)
dicabut karena dugaan plagiarisme (menjiplak)
sebagian dari disertasinya.
http://internasional.kompas.com/read/2012/04/03/07454695/Presiden.Hongaria.
Mundur.karena.Kasus.Plagiat
14. Tahun 2018, Ilmuwan China, He Jiankui mengumumkan telah
menggunakan teknologi itu untuk mengedit gen embrio manusia, yang
menghasilkan bayi hasil rekayasa genetika pertama di dunia.
He dikecam banyak komunitas ilmiah karena dinilai tidak bertanggung
jawab dan berbahaya. Pengadilan China akhirnya menvonis He tiga tahun
penjara dan denda 3 juta yuan.
Kasus penggunaan teknologi alat pengeditan gen CHISPR/Cas9
(Pemenang Nobel Kimia 2020: E. Charpentier dan J. Doudna)
Ia dianggap bersalah memalsukan dokumen persetujuan dewan
pengawas etika untuk merekrut pasangan yang menjadi
eksperimen penciptaan bayi manusia dengan penyuntikan gen
pertama di dunia. (Kompas, 9 Oktober 2020)
15. Lima Rektor yang Tersandung Kasus Plagiat
Kabar Kampus, 25 September 2017
DIBERHENTIKAN
Universitas Negeri Jakarta
Universitas Kristen Maranatha
Universitas Halu Oleo
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
17. Perilaku tidak etis terkait beberapa faktor
- konflik kepentingan
1. Peningkatan tuntutan/harapan akademik untuk
menerbitkan makalah
2. Ambisi pribadi, kesombongan dan keinginan untuk tenar
3. Kemalasan
4. Keserakahan untuk keuntungan finansial
5. Kurangnya kapasitas moral untuk membedakan yang
benar dan yang salah.
19. International Guidelines and Principles
of Research Ethics
1. Nuremberg code (1947)
“put emphasize on protection of the integrity of the research participant
and on their voluntary consent”
2. Universal Declaration of Human Right (United Nations, 1948)
“Article 7 of the International Convenant on Civil & Political right (1966)
states”:
No one shall be subjected without his/her free consent to medical
experimentation.
20.
21. 1. KODE ETIKA PENELITI (X)
“Rambu-rambu etika“ sanksi etikaupaya
penegakan kode etika Perka LIPI No.6/2013
2. KLIRENS ETIK PENELITIAN & PUBLIKASI ILMIAH (X)
“Pengecekan mandiri kepatuhah etika”
upaya pembinaan Perka LIPI No. 8/2013
3. KODE ETIKA PUBLIKASI ILMIAH (X)
Upaya menjamin mutu publikasi ilmiah
Perka LIPI No. 5/2014
ETIKA KEILMUAN DI INDONESIA
22. KODE ETIK & KODE PERILAKU PROFESI
• paragraf 15
• pasal 101 (1) mewajibkan setiap Jabatan Fungsional
memiliki satu organisasi profesi.
• Pasal 101 (2) Setiap pejabat fungsional wajib menjadi
anggota organisasi profesi JF
UU no.5/2014
tentang ASN,yang
diturunkan dalam PP
No.11/2017 tentang
Manajemen PNS
• a) menyusun kode etik dan kode perilaku profesi;
• (b). memberikan advokasi; dan
• (c). memeriksa dan memberikan rekomendasi atas
pelanggaran kode etik dan kode perilaku profesi.
Tugas pokok dari
setiap organisasi
profesi (Pasal 101 (5):
24. KODE ETIK DAN PERILAKU PENELITI
HIMPUNAN PENELITI INDONESIA
(HIMPENINDO)
2018
www.himpenindo.or.id
25. KODE ETIK DAN PERILAKU PENELITI
HIMPUNAN PENELITI INDONESIA
(HIMPENINDO)
2018
www.himpenindo.or.id
26. Dalam pekerjaannya, seorang peneliti memiliki 5 (lima) tanggung jawab:
a. Tanggung jawab terhadap proses penelitian yang memenuhi baku ilmiah.
b. Tanggung jawab terhadap hasil penelitian, pengembangan, dan/atau
pengkajiannya untuk memajukan ilmu pengetahuan sebagai landasan
kesejahteraan manusia.
c. Tanggung jawab kepada masyarakat ilmiah yang memberi pengakuan di
bidang keilmuan peneliti, dalam penelitian, pengembangan, dan/atau pengkajian
sebagai bagian dari peningkatan peradaban manusia.
d. Tanggung jawab bagi kehormatan lembaga yang mendukung pelaksanaan
penelitian, pengembangan, dan/atau pengkajianya.
e. Tanggung jawab untuk nama baik bangsa dan negara melalui pencapaian hasil
penelitian, pengembangan, dan pengkajian yang diakui luas.
TANGGUNG JAWAB PENELITI
27. KODE ETIK DAN PERILAKU PENELITI
HIMPUNAN PENELITI INDONESIA
(HIMPENINDO)
2018
Kode pertama
Peneliti membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah untuk memajukan ilmu
pengetahuan, menemukan teknologi, dan menghasilkan inovasi bagi peningkatan
peradaban dan kesejahteraan manusia.
BAB II
KODE ETIK PENELITI
Dalam pencarian kebenaran ilmiah, Peneliti harus menjunjung sikap ilmiah:
a. Kritis yaitu pencarian kebenaran yang terbuka untuk diuji.
b. Logis yaitu memiliki landasan berpikir yang masuk akal dan benar.
c. Empiris yaitu memiliki bukti nyata dan sahih.
28. KODE ETIK DAN PERILAKU PENELITI
HIMPUNAN PENELITI INDONESIA
(HIMPENINDO)
2018
Kode kedua
Peneliti melakukan kegiatannya dalam cakupan dan batasan yang diperkenankan oleh
nilai–nilai ilmiah yang berlaku, bertindak dengan mendahulukan kepentingan dan
keselamatan semua pihak yang terkait dengan penelitian, pengembangan dan atau
pengkajianya, berlandaskan tujuan mulia berupa penegakan kebenaran ilmiah dengan
kebebasan-kebebasan mendasarnya yang bertanggung jawab.
BAB II
KODE ETIK PENELITI
Falsafahnya adalah
a. peneliti bertanggung jawab untuk tidak menyimpang dari metodologi penelitian,
pengembangan dan atau pengkajian yang ada; dan
b. pelaksanan penelitian, pengembangan dan atau pengkajian mengikuti metode ilmiah
yang baku, dengan semua perangkat pembenaran metode dan pembuktian hasil yang
diperoleh.
29. KODE ETIK DAN PERILAKU PENELITI
HIMPUNAN PENELITI INDONESIA
(HIMPENINDO)
2018
Kode ketiga
Peneliti mengelola sumber daya keilmuan dengan penuh rasa tanggung jawab,
terutama dalam pemanfaatannya, dan mensyukuri nikmat anugerah tersedianya sumber
daya keilmuan baginya.
Peneliti berbuat untuk melaksanaan penelitian, pengembangan dan pengkajian dengan
asas manfaat
a. hemat dan efisien dalam penggunaan waktu, dana dan sumber daya;
b. menjaga setiap peralatan yang dipergunakan untuk kepentingan penelitian agar
tetap bekerja baik; dan
c. menghindari kecelakaan akibat pelaksanaan kegiatan penelitian yang dapat
merugikan diri sendiri, kepentingan umum dan lingkungan;
d. mendokumentasikan semua kegiatan dan hasilnya.
30. KODE ETIK DAN PERILAKU PENELITI
HIMPUNAN PENELITI INDONESIA
(HIMPENINDO)
2018
Kode keempat
Peneliti menyebarkan informasi tertulis dari hasil penelitiannya, informasi pendalaman
pemahaman ilmiah dan/atau pengetahuan baru yang terungkap dan diperolehnya,
disampaikan ke dunia ilmu pengetahuan pertama kali dan sekali.
5/9
Peneliti berkewajiban menyebarkan hasil kegiatan penelitian, pengembangan dan
pengkajian dalam bentuk tertulis. Setiap penyebaran informasi tertulis yang
disampaikan secara format publikasi ilmiah adalah disampaikan hanya sekali. Dalam
penyebaran informasi hasil, peneliti menghargai segala hasil karya pihak lain yang
digunakan dalam penulisannya melalui pengungkapan sumber sesuai dengan
peruntukannya, serta melakukan diseminasi informasi secara bertanggung jawab.
31. KODE ETIK DAN PERILAKU PENELITI
HIMPUNAN PENELITI INDONESIA
(HIMPENINDO)
2018
BAB III
PERILAKU PENELITI
Kode pertama
Peneliti mengelola jalannya penelitian, pengembangan dan pengkajian secara jujur,
bernurani, dan berkeadilan terhadap lingkungan penelitian, pengembangan dan atau
pengkajiannya.
Kode kedua
Peneliti menghormati objek penelitian, pengembangan, dan/atau pengkajian, sumber
daya alam hayati dan non-hayati secara bermoral, berbuat sesuai dengan perkenan
kodrat dan karakter objek penelitiannya, tanpa diskriminasi dan tanpa menimbulkan
rasa merendahkan martabat sesama ciptaan Tuhan.
32. KODE ETIK DAN PERILAKU PENELITI
HIMPUNAN PENELITI INDONESIA
(HIMPENINDO)
2018
Kode ketiga
Peneliti membuka diri terhadap tanggapan, kritik, dan saran dari sesama Peneliti
terhadap proses dan hasil penelitian, pengembangan dan pengkajiannya yang
diberinya kesempatan dan perlakuan timbal balik yang setara dan setimpal, saling
menghormati melalui diskusi dan pertukaran pengalaman dan informasi ilmiah yang
objektif.
Kode keempat
Peneliti mengelola, melaksanakan, dan melaporkan hasil penelitian ilmiahnya secara
bertanggung jawab, cermat, dan seksama.
37. KODE ETIKA PENELITI
Kaidah tertulis untuk mengatur dan mengawasi profesi peneliti dalam
bertindak diri sendiri dan ditegakkan oleh organisasi profesi peneliti.
Acuan moral peneliti dalam melaksanakan proses penelitian dan
melaporkan hasil penelitian
Kode etika = alat kendali mandiri bagi peneliti untuk membaktikan
keahlian dalam pekerjaan untuk pembaruan dan kemajuan ilmu
pengetahuan.
38. Kode Etika dalam Penelitian
1. membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah
yang bermanfaat;
2. melakukan penelitian untuk kepentingan umum dan
keselamatan kehidupan berlandaskan tujuan mulia;
3. mengelola sumber daya keilmuan dengan rasa
tanggung jawab.
(Sumber Aminullah E., LIPI 2010)
39. Kode Etika dalam Berperilaku
1. mengelola jalannya penelitian secara jujur, bernurani dan
berkeadilan;
2. menghormati obyek penelitian manusia, sumber daya
alam hayati dan non-hayati secara bermoral;
3. membuka diri terhadap tanggapan, kritik, dan saran dari
sesama peneliti terhadap proses dan hasil penelitian
(Sumber Aminullah E., LIPI 2010)
40. Kode Etika dalam Kepengarangan
1. mengelola, melaksanakan, dan melaporkan hasil
penelitian ilmiahnya secara bertanggungjawab;
2. menyebarkan informasi hasil penelitian ke dunia ilmu
pengetahuan pertama kali dan sekali;
3. memberikan pengakuan dan penghargaan bagi pihak
yang memberikan sumbangan berarti dalam penelitian.
(Sumber Aminullah E., LIPI 2010)
41. Jenis Pelanggaran Etika Penelitian
(Sumber Aminullah E., LIPI 2010)
1. Pemalsuan hasil penelitian (fabrication). Publikasi tanpa pembuktian telah
melakukan penelitian.
2. Pemalsuan data penelitian (falsification). Memanipulasi hasil penelitian tidak
akurat.
3. Pencurian proses dan/atau hasil (plagiat). Publikasi/ melaporkan
hasil penelitian orang lain sebagai milik sendiri.
4. Kecerobohan yang disengaja (intended careless) dalam
penyimpanan data, pengutipan data, dan penyembunyian data.
5. Pemerasan tenaga peneliti & pembantu peneliti (exploitation).
6. Perbuatan tidak adil (injustice), tidak memberikan hak kepada yang berhak.
7. Penduplikasian (duplication) temuan sebagai asli dalam lebih
dari satu saluran.
42. BAGAIMANA ETIKA PENELITI
DITEGAKKAN?
• Komisi Etika Peneliti (LIPI): pelaksana penegakan aturan main profesi
peneliti
• Prinsip kerja komisi: “mengutamakan mediasi”, “Azas praduga tak
melanggar” untuk menjaga kehormatan profesi peneliti
• Sanksi moral: teguran tertutup sampai pengumuman terbuka, serta
usulan sanksi administratif
• Objektifitas dan kerahasiaan dijamin dalam penyelidikan untuk
penegakan kode etika peneliti
(Sumber Aminullah E., LIPI 2010)
47. LANDASAN TUJUAN KLIRENS ETIK
(Perka LIPI No. 8/2013)
(i) Menjaga Peneliti agar mawas diri sebelum
tersandung persoalan etika.
(ii) Membantu Peneliti menghindari kesalahan
dan penyalahgunaan yang berujung pada
pelanggaran Kode Etika Peneliti;
48. • Mengecek kebersihan etika dalam perencanaan, pelaksanaan
dan pelaporan kegiatan penelitian serta publikasi ilmiah
• Mengecek kepatuhan etika untuk menghindari pelanggaran
kode etika penelitian (KEP);
• Mengecek pemahaman terhadap kaidah etika dan
mengatasinya sebelum menjadi masalah etika /upaya
preventif.
MEMBANTU PENELITI DALAM:
MANFAAT
(Sumber Aminullah E., LIPI 2010)
52. Kode Etika Publikasi Ilmiah
● Panduan untuk meningkatkan kualitas Iptek
● Nilai etik publikasi sebagai acuan keterbukaan,
keadilan dan kejujuran peneliti
● Indikator kualitas publikasi, kinerja
penelitian, kredibilitas peneliti.
53. Tujuan Kode Etika Publikasi Ilmiah
● Meningkatkan mutu jurnal ilmiah
● Membantu Pengelola Jurnal ilmiah dalam
menerapkan nilai etik publikasi (kenetralan,
keadilan, kejujuran)
54. KODE ETIKA
PUBLIKASI ILMIAH
1. Kode Etika Pengelola Jurnal Ilmiah
2. Kode Etika Editor Jurnal Ilmiah
3. Kode Etika Mitra Bestari Jurnal Ilmiah
4. Kode Etika Pengarang Jurnal Ilmiah
55. KODE ETIKA
PUBLIKASI ILMIAH
Kode Etika dalam Kepengarangan
1. mengelola, melaksanakan, dan melaporkan hasil
penelitian ilmiahnya secara bertanggungjawab;
2. menyebarkan informasi hasil penelitian ke dunia ilmu
pengetahuan pertama kali dan sekali;
3. memberikan pengakuan dan penghargaan bagi pihak yang
memberikan sumbangan berarti dalam penelitian.
56. Penetapan tim penulis (author)
Penyajian kutipan/sumber referensi
Pengolahan data
Pengiriman manuskrip
Pelanggaran Etik Publikasi
57. Berkontribusi secara substantial terhadap konsep atau desain projek;
atau pada aspek koleksi, analisis, atau interpretasi data untuk
pelaporan
Merancang konsep publikasi atau terlibat dalam proses revisi secara
kritis sesuai intelektualitasnya
Menyetujui versi akhir dari manuskrip
Bertanggung jawab atas semua aspek kegiatan yang dilakukannya
Berhak sebagai Penulis
58. 1. Pemalsuan hasil penelitian (fabrication) dengan mengarang, mencatat
dan/atau mengumumkan hasil penelitian tanpa pembuktian telah
melakukan proses penelitian.
2. Pemalsuan data penelitian (falsification) dengan memanipulasi bahan
penelitian, peralatan, atau proses, mengubah atau tidak mencantumkan
data, sehingga hasil penelitian tidak akurat.
3. Pencurian proses dan/atau hasil (plagiat) dalam mengajukan penelitian,
melaksanakannya, menilainya dan melaporkan hasil penelitian sebagai
milik sendiri
4. Penduplikasian (duplication) temuan sebagai asli dalam lebih dari satu
saluran
Publikasi ilmiah bebas dari F2PD
KODE ETIKA PUBLIKASI ILMIAH
59.
60. 1. SECONDARY SOURCES (Inaccurate citation)
• Happens when a researcher uses a secondary source like a meta study but only cites the
primary sources contained within the secondary one.
2. INVALID SOURCES (Misleading citation, Fabrication,
Falsification)
• Occurs when researchers reference either an incorrect or nonexistent source. Though this may be
the result of sloppy research rather than intent to deceive, it can also be an attempt to increase
the list of references and hide inadequate research.
3. DUPLICATION (Self-plagiarism, Reuse)
• Happens when a researcher reuses work from their own previous studies and papers without
attribution. The ethics of duplication is highly debated and often depends upon the content
copied.
4. PARAPHRASING (Plagiarism, Intellectual theft)
• It is taking another person’s writing and changing the words, making it appears that an idea or
even a piece of research is original when, in truth, it came from an uncited outside source.
61. 5. REPETITIVE RESEARCH (Self-plagiarism, Reuse)
• It is the repeating of data or text from a similar study with a similar methodology in a new study
without proper attribution. This often happens when studies on a related topic are repeated with
similar result but the earlier research is not cited properly.
6. REPLICATION (Author Submission Violation)
• It is the submission of a paper to multiple publications, resulting in the same manuscript being
published more than once.
7. MISLEADING ATTRIBUTION(Inaccurate Authorship)
• It is an inaccurate or insufficient list of authors who contributed to a manuscript.
8. UNETHICAL COLLABORATION (Inaccurate Authorship)
• It happens when people who are working together violate a code of conduct. Using written work,
outcomes and ideas that are the result of collaboration, without citing the collaborative nature of
the study and participants involved, is unethical. Using others’ work without proper attribution is
plagiarism.
62. 9. VERBATIM PLAGIARISM (Copy-and-Paste. Intellectual
Theft)
• It is the copying of another’s words and works without providing proper attribution, indentation or
quotation marks. This can take two forms. First, plagiarists may cite the source they borrowed
from, but no indicate that it’s a direct quote. In the second, no attribution at all is provided,
essentially claiming the words of someone else to be their own
10. COMPLETE PLAGIARISM (Intellectual Theft, Stealing)
• Complete plagiarism is an extreme scenario when a researcher takes a study, a manuscript or
other work from another researcher and simply resubmits it under his/her own name
(11). SALAMI MANUSCRIPT
• dividing reports of the outcome of a research
project into as many papers as possible , WHERE
the components have to be in a single publication
64. APA PLAGIARISM ITU
“MENURUT the Merriam-Webster Online Dictionary, to
‘plagiarize’ means
to steal and pass off (the ideas or words of another) as one's own
to use (another's production) without crediting the source
to commit literary theft
to present as new and original an idea or product derived from an
existing source.
68. INDIKASI PLAGIARISM
• Apabila hasil uji plagiarism
dibawah 15% mungkin tidak
menunjukkan adanya plagiat.
• Namun, jika 15% ada satu kalimat
yang sama kata demi kata, maka itu
plagiat.
• Prosentasi indikasi plagiasi, biasanya
lebih 25%.
(Turnitin 2017)
69.
70. ‘Research integrity’ refers to high quality and robust practice across
the full research process (planning & conduct of research, reporting
of results, and the dissemination, application of findings).
HAVE I DONE UNETHICAL ACTS IN PUBLICATION??
•Check the guidelines of targeted journal
•Check each line of the paragraph
•Check each visualization of the data
•Check each caption
•HONEST TO GOD AND YOURSELF
PENUTUP