1. Etika penelitian meliputi kejujuran, integritas, ketelitian, keterbukaan, penghargaan terhadap hak kekayaan intelektual dan rekan peneliti, serta penghindaran dari konflik kepentingan.
2. Konflik kepentingan dapat muncul dari faktor finansial, personal, atau intelektual dan berpotensi memengaruhi objektivitas hasil penelitian.
3. Pelaksanaan etika penelitian penting untuk menjamin
Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, kode etik perus...
Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethics and conflict of interests , universitas mercu buana, 2017
1. Ethics and Conflict of Interest
Kualitas hasil penelitian tidak hanya ditentukan oleh kapasitas akademik pelaku
penelitian yang tak perlu diragukan, canggihnya peralatan dan ketersediaan bahan yang
dibutuhkan, dukungan pembiayaan yang tak terbatas, lingkungan kerja yang nyaman,
dukungan teknisi yang terampil, dan akses ke sumber informasi ilmiah yang super lancar;
tetapi juga akan ditentukan oleh etika para pelaku yang terlibat langsung maupun yang
mendukung kegiatan penelitian tersebut.
Konsep etika sebenarnya merupakan sebuah konsep yang relatif labil,
pemakaiannya kerap dipertukarkan dalam artian yang sama dengan konsep moral. Etika
dinyatakan sebagai kajian umum dan sistematik tentang apa yang seharusnya menjadi
prinsip benar dan salah dari perilaku manusia, sedangkan moral adalah standar benar dan
salah yang praktis, spesifik, disepakati bersama, dan dialihkan secara cultural.
Aspek isu etik dalam penelitian terdiri dari nilai individu peneliti terkait kejujuran
dan integritas personal, serta tanggung jawab terhadap subyek riset terkait izin,
kerahasiaan, keanoniman, dan kesopanan. Subyek penelitian kemudian dimaknai bukan
hanya sebagai hal yang menunjang keberhasilan penelitian, melainkan juga sebagai
bentuk tanggung jawab sosial dan moral peneliti. Etika riset dilandaskan dalam prosedur
yang terdiri dari penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia, penghormatan
terhadap privasi dan kerahasiaan subyek penelitian, keadilan dan inklusivitas, serta
memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan penelitian.
Kode etika peneliti adalah acuan moral bagi peneliti dalam melaksanakan proses
penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. David B. Resnik, J.D,
Ph.D dalam “What is Ethics in Research and Why is it Important?” (Resnik, 2017)
mendefinisikan etika sebagai metode, prosedur dan perspektif yang digunakan untuk
bertindak dan menganalisa sebuah permasalahan kompleks. Etika penelitian ini juga
dapat dikatakan sebagai suatu sikap dan acuan yang haruslah dijunjung tinggi dalam
melakukan suatu penelitian agar penelitian dapat berjalan dengan lancar. Etika riset
mengemuka sebagai sebuah kajian sejak akhir Perang Dunia II dan berlanjut hingga awal
1990-an. Urgensi etika riset berawal dari isu-isu dalam penelitian kesehatan dan berlanjut
2. kepada isu-isu di bidang sosial dan kajian kontemporer lainya. International Review
Board (IRB) kemudian menjadi institusi yang melakukan peninjauan terhadap proposal
dari berbagai riset, menjamin hak seorang peneliti atas hasil risetnya untuk mencegah
adanya pengabaian etika riset dalam penelitian (Resnik, 2017.).
Etika penelitian berkaitan dengan beberapa norma, yaitu norma sopan-santun
yang memperhatikan konvensi dan kebiasaan dalam tatanan di masyarakat, norma hukum
mengenai pengenaan sanksi ketika terjadi pelanggaran, dan norma moral yang meliputi
itikad dan kesadaran yang baik dan jujur dalam penelitian ( Anonim, 2017). Selain itu, di
dalam etika penelitian juga terkandung empat prinsip utama, yaitu menghormati harkat
dan martabat manusia, menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian, keadilan
dan inklusivitas dan memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (Anonim,
2017).
Etika penelitian membantu untuk merumuskan pedoman etis yang lebih adekuat
dan norma – norma baru yang dibutuhkan karena adanya perubahan dinamis dalam
kehidupan masyarakat. Etika penelitian menunjuk pada prinsip – prinsip etis yang
diterapkan dalam kegiatan penelitian. Dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian,
peneliti harus memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan
prinsip – prinsip etika penelitian.
Kelalaian maupun kesengajaan peneliti terhadap aspek-aspek dalam prinsip
originalitas dapat berujung pada tindak plagiarisme. Dalam “A Guide to Research Ethics”
( Anonim, 2003 ), plagiarisme dimaknai sebagai tindakan penggunaan seseorang atas
gagasan, teori, dan kata-kata orang lain dan kemudian melakukan klaim atas dirinya
sendiri. Plagiarisme sendiri dapat dimaknai ke dalam berbagai bentuk, baik itu mengutip
secara langsung hasil penelitian orang lain maupun melakukan parafrasa tanpa
menyertakan sitasi dari sumber aslinya. Selain plagiarisme, contoh pelanggaran etika
penelitian adalah pengubahan (manipulasi) data atau informasi, penyalahgunaan data atau
informasi, pengakuan dan penggunaan data atau informasi tanpa ijin, publikasi hasil
penelitian penugasan tanpa ijin, tidak merahasiakan sumber data yangg semestinya
dirahasiakan, tidak menghormati responden, dan tidak menyusun laporan hasil penelitian
(Anonim, 2017).
3. Rangkuman Etika Penelitian meliputi butir-butir berikut:
1. Kejujuran
Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data, pelaksanaan
metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur pada kekurangan atau
kegagalan metode yang dilakukan. Hargai rekan peneliti, jangan mengklaim
pekerjaan yang bukan pekerjaan Anda sebagai pekerjaan Anda.
2. Integritas
Tepati selalu janji dan perjanjian; lakukan penelitian dengan tulis, upayakan
selalu menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan
3. Ketelitian
Berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian; secara teratur
catat pekerjaan yang Anda dan rekan anda kerjakan, misalnya kapan dan di
mana pengumpulan data dilakukan.
4. Keterbukaan
Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya penelitian.
Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.
5. Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
Perhatikan paten, copyrights, dan bentuk hak-hal intelektual lainnya. Jangan
gunakan data, metode, atau hasil yang belum dipublikasi tanpa ijin penelitinya.
Tuliskan nara sumber semua yang memberikan kontribusi pada riset Anda. Jangan
pernah melakukan plagiasi..
6. Penghargaan terhadap Kolega/Rekan Kerja
Hargai dan perlakukan rekan penelitian Anda dengan semestinya. Bila
penelitian dilakukan oleh suatu tim akan dipublikasikan, maka peneliti dengan
kontribusi terbesar ditetapkan sebagai penulis pertama (first author), sedangkan yang
lain menjadi penulis kedua (co-author(s)). Urutan menunjukkan besarnya ontribusi
anggota tim dalam penelitian.
7. Kompetensi
Tingkatkan kemampuan dan keahlian meneliti melalui pendidikan dan
pembelajaran seumur hidup; secara bertahap tingkatkan kompetensi Anda sampai
taraf Pakar.
4. 8. Legalitas
Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan pemeintah yang
terkait dengan penelitian Anda.
Konflik Kepentingan dalam Diri Pelaku penelitian
Konflik kepentingan yang dimaksud disini adalah konflik kepentingan yang
mungkin terjadi dalam diri pelaku penelitian. Sebagai individu, pelaku penelitian dapat
saja memiliki berbagai kepentingan, termasuk kepentingan personal, intelektual,
finansial, dan profesional. Berbagai jenis kepentingan yang bergejolak dalam diri pelaku
penelitian ini dapat mempengaruhi perspektif dan sikap perilaku atau professional
judgment pelaku penelitian yang bersangkutan. Konflik kepentingan ini bisa dipicu oleh
berbagai faktor dan terekspresi dalam berbagai bentuk. Konflik kepentingan yang paling
sering terpantau, umumnya terkait dengan aspek finansial, dimana konflik terjadi antara
nurani untuk menegakkan kaidah ilmiah dengan godaan untuk mendapatkan keuntungan
finansial. Penelitian yang disponsori oleh pihak yang memiliki kepentingan tertentu, atau
menggunakan produk komersial tertentu akan berpotensi menyebabkan bias dalam
pelaksanaan dan/atau pelaporan hasil penelitiannya. Hubungan personal antara pelaku
penelitian dengan subyek penelitian dapat pula menyebabkan bias terhadap hasil dan
rekomendasi penelitian. Sangat jelas bahwa berbagai nilai dasar yang mempengaruhi
perilaku manusia tak dapat dipisahkan dari kegiatan penelitian. Keinginan untuk
melakukan pekerjaan dengan baik merupakan nilai universal yang berlaku dalam semua
profesi, termasuk penelitian. Demikian pula, semua pelaku penelitian setuju untuk
menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan objektivitas dalam pelaksanaan penelitian.
Sebaliknya, upaya untuk mengorbankan nilai objektivitas dan upaya yang mungkin
menyebabkan bias perlu dihindari. Isu-isu terkait dengan konflik kepentingan dalam diri
pelaku penelitian ini perlu mendapat perhatian dalam membangun etika pelaku
penelitian. Berdasarkan pandangan U.S. Office of Research Integrity, adanya konflik
kepentingan tidaklah secara otomatis berarti telah melakukan pelanggaran etika, karena
dalam beberapa kasus konflik kepentingan tersebut tak dapat dielakkan. Jika hal ini
5. terjadi, maka tindakan yang paling bijak adalah mengungkapkan hal ini secara transparan
agar publik dapat memahami dan dapat memberikan pendapatnya sendiri.
Implementasi Etika Pada Profesi Research and Development
Research and Development pada sebuah perusahaan manufactur keramik yaitu Surya
Siam Keramik. Berikut ini kode etik pada profesi ini :
1. Menyampaikan hasil riset dan pengetestan yang bermutu dan dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Wajib mengembangkan kemampuannya sesuai dengan perkembangan ilmu
teknologi laboratorium.
3. Tidak dibenarkan mempromosikan diri dengan merugikan anggota lain dan harus
menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat menjatuhkan nama baik sesama
karyawan laboratorium.
4. Dapat merujuk pemeriksaan laboratorium kepada karyawan lain yang lebih
mampu.
5. Setiap laboratorium senantiasa harus menjaga kerahasiaan hasil riset.
6. Setiap laboratorium wajib memperlakukan bahan riset secara baik dan benar
sesuai standar laboratorium.
7. Dilarang melakukan tindakan membuat data dengan tanpa melakukan kegiatan
riset atau membuat data yang tidak berhubungan sama sekali dengan kegiatan
riset yang dilakukan.
8. Dilarang melakukan tindakan memanipulasi bahan, peralatan, atau proses riset;
atau mengubah atau menghapus sebagian data atau hasil riset; sehingga riset
menjadi tidak merepresentasikan secara akurat sesuai dengan data asli yang
tercatat.
9. Tidak diperkenankan merekan data dan hasil riset yang menyesatkan, karena tidak
berkesesuaian dengan fakta sesungguhnya.
6. Selanjutnya agar tidak terjadi benturan kepentingan maka yang perlu dilakukan yaitu :
1. Melakukan pemecahan masalah sesuai dengan bukti / data actual dengan mencari
tahu sumber masalah kemudian mencari alternative pemecahan masalah yang
tidak merugikan laboratorium maupun produksi
2. Menyediakan data hasil riset dengan sebenar-benarnya tanpa adanya manipulasi
data.
3. Menciptakan komunikasi yang baik antar sesama karyawan laborat maupun
produksi.
4. Dalam mengambil keputusan tidak merugikan perusahaan terutama divisi
produksi.
5. Memperlakukan secara adil antar sesama pemasok material (supplier).
7. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2017. http://nic.unud.ac.id/~dayu/RM/kuliah2.pdf Diakses tanggal 11 Juni 2017
Anonim, 2017. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/2410110.pdf Diakses tanggal 11
Juni 2017
Anonim. 2003. A Guide to Research Ethics.
http://www.ahc.umn.edu/img/assets/26104/Research_Ethics.pdf Diakses tanggal
11 Juni 2017
Anonim. 2017. Pedoman Penyusunan KEPP | 21 Dokumentasi dan Informasi Hukum,
Bagian Hukum, Biro Hukum dan Humas
Resnik, David B. (n.d.). What is Ethics in Research and Why is it Important?
http://www.niehs.nih.gov/research/resources/bioethics/whatis.cfm Diakses
tanggal 11 Juni 2017
Shamoo A and Resnik D. 2003. Responsible Conduct of Research, New York: Oxford
University Press.