SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
Oleh : Kintot Eko Baskoro
DIREKTORAT PENGATURAN DAN PENGADAAN TANAH PEMERINTAH
DEPUTI BIDANG HAK TANAH DAN PENDAFTARAN TANAH
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
LATAR BELAKANG
1. Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil,
makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan
UUD Negara RI tahun 1945, pemerintah perlu
melaksanakan pembangunan.
2.Untuk menjamin terselenggaranya pembangunan
untuk kepentingan umum, diperlukan tanah yang
pengadaannya dilaksanakan dengan mengedepankan
prinsip kemanusiaan, demokratis dan adil.
3.Peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan
tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum
belum dapat menjamin perolehaan tanah untuk
pelaksanaan pembangunan.
PENGADAAN TANAH
Dasar Hukum :
1. Undang-Undang No. 2 tahun 2012 tanggal 14 Januari 2012;
2. Peraturan Presiden No. 71 tahun 2012 tanggal 7 Agustus
2012;
3. Permendagri No. 72 tahun 2012 tanggal 7 November 2012.
4.Peraturan Kepala BPN No. 5 tahun 2012 tanggal 30
Oktober 2012;
5. Peraturan Menkeu No. 13/PMK.01/2013 tanggal 4 Januari
2013.
KETENTUAN UMUM
1. Instansi
adalah lembaga negara, kementerian dan lembaga
pemerintah non kementerian, pemerintah, pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan Badan Hukum
Milik Negara/Badan Usaha Milik Negara yang mendapat
penugasan khusus Pemerintah.
2. Pengadaan Tanah
adalah kegiatan menyediakan tanah dengan cara
memberi ganti kerugian yang layak dan adil kepada
pihak yang berhak.
3. Pihak yang Berhak
adalah pihak yang menguasai atau memiliki objek
pengadaan tanah.
4. Objek Pengadaan Tanah
adalah tanah, ruang atas tanah dan bawah tanah,
bangunan, tanaman, benda yang berkaitan dengan
tanah, atau lainnya yang dapat dinilai.
5. Hak atas tanah
adalah hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria dan hak lain yang akan
ditetapkan dengan undang-undang.
6. Kepentingan umum
adalah kepentingan bangsa, negara dan masyarakat yang
harus diwujudkan oleh pemerintah dan digunakan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
7. Hak Pengelolaan
adalah hak menguasai dari negara yang kewenangan
pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepeda
pemegangnya.
8. Konsultasi Publik
adalah proses komunikasi dialogis atau musyawarah
antar pihak yang berkepentingan guna mencapai
kesepahaman dan kesepakatan dalam perencanaan
pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan
umum.
9. Pelepasan hak
adalah kegiatan pemutusan hubungan hukum dari
pihak yang berhak kepada negara melalui Lembaga
Pertanahan.
10. Ganti kerugian
adalah penggantian yang layak dan adil kepada pihak
yang berhak dalam proses pengadaan tanah.
11. Penilai Pertanahan/penilai
adalah orang perseorangan yang melakukan penilaian
secara independen dan profesional yang telah
mendapat izin praktek penilaian dari Menteri
Keuangan dan telah mendapat lisensi dari Lembaga
Pertanahan untuk menghitung nilai/harga objek
pengadaan tanah.
12. Pemerintah pusat/pemerintah
adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
13. Pemerintah Daerah
adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah
daerah.
14. Lembaga Pertanahan
adalah Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia,
lembaga pemerintah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pertanahan.
18 JENIS KEPENTINGAN UMUM
1. Pertahanan dan keamanan nasional
2. Jalan umum, jalan tol, terowongan,
jalur kereta api, stasiun kereta api, dan
fasilitas operasi kereta api.
3. Waduk, bendungan, bendung, irigasi,
saluran air minum, saluran
pembuangan air dan sanitasi, dan
bangunan pengairan lainnya.
4. Pelabuhan, bandar udara dan
terminal.
5. Infrastruktur minyak, gas, dan panas
bumi.
6. Pembangkit, transmisi, gardu,
jaringan, dan distribusi tenaga listrik.
7. Jaringan telekomunikasi & informatika
pemerintah.
8. Tempat pembuangan & pengolahan
sampah.
9. Rumah sakit pemerintah/
pemerintah daerah.
10.Fasilitas keselamatan umum
11. Tempat pemakaman umum
pemerintah/pemerintah daerah
12. Fasilitas sosial, fasilitas umum dan
ruang terbuka hijau publik.
13. Cagar alam & cagar budaya.
14. Kantor pemerintah/pemerintah
daerah/desa.
15. Penataan permukiman kumuh
perkotaan &/atau konsolidasi
tanah, serta perumahan untuk
masyarakat berpenghasilan
rendah dengan status sewa.
16. Prasarana pendidikan atau
sekolah pemerintah/pemerintah
daerah.
17. Prasarana olahraga pemerintah/
pemeritah daerah dan
18. Pasar umum dan lapangan parkir
umum
TAHAPAN PENGADAAN TANAH
1. Perencanaan (Instansi & pemerintah daerah)
2. Persiapan (Pemprov/instansi penetapan lokasi
Gubernur)
3. Pelaksanaan (BPN RI)
4. Penyerahan hasil (BPN RI)
PERENCANAAN
Dibuat oleh instansi yang memerlukan tanah &
dituangkan dalam Dokumen Perencanaan yang
memuat :
1. Maksud dan tujuan rencana pembangunan.
2. Kesesuaian dgn RTRW, Rencana Pemb. Nasional
& daerah.
3. Luas tanah.
4. Letak tanah.
5. Status tanah.
6. Perkiraan waktu pelaksanaan
7. Perkiraan Nilai Tanah.
8. Penganggaran
DOKUMEN PERENCANAAN
Disusun berdasarkan :
1. Studi kelayakan sesuai peraturan perundangan.
2.Ditetapkan oleh instansi yang memerlukan tanah.
3.Dokumen diserahkan kepada Pemprov/Gubernur.
PERSIAPAN PENGADAAN TANAH
Instansi bersama Pemprov melaksanakan :
1. Pemberitahuan rencana pembangunan kpd.
masyarakat (langsung/tidak langsung).
2.Pendataan Awal lokasi renc. pembangunan
(dalam jw. 30 hari)
3.Konsultasi Publik renc. pembangunan
(dalam jw. 60 hari kerja, konsultasi publik ulang jw.
30 hari kerja apabila ada pihak yang keberatan)
KONSULTASI PUBLIK
1. Untuk mendapatkan kesepakatan lokasi
pembangunan.
2.Melibatkan pihak yang berhak.
3.Apabila terjadi kesepakatan, maka instansi
mengajukan penetapan lokasi kpd. Gubernur.
4.Gubernur memutuskan Penetapan lokasi selama 2
tahun dan dpt diperpanjang 1 x untuk 1 tahun.
TIM KAJIAN
1. Dibentuk oleh Gubernur.
2.Apabila terdapat keberatan dari masyarakat.
3.Tugas Tim Kajian :
a. menginventarisasi masalah.
b. melakukan pertemuaan dgn masyarakat.
c. membuat rekomendasi diterima/ditolak
keberatan kpd Gubernur.
d. keberatan diterima Gubernur, maka lokasi
pembangunan batal dilaksanakan/instansi harus cari
lokasi lain.
e. Jika keberatan ditolak PTUN MA
PELAKSANAAN DATAN
1. Oleh Kakanwil BPN Provinsi selaku Ketua.
2. Dapat memobilisasi pegawai Kanwil BPN.
3. Kakanwil BPN dapat menugaskan Kepala Kantor
Pertanahan sbg. Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah
PENUGASAN KEPALA KANTOR
PERTANAHAN SBG KETUA
1. Dgn pertimbangan efisiensi, efektifitas, kondisi
geografis dan SDM.
2. Pengadaan tanah dalam 1 (satu) wilayah kab/kota.
3. Dgn keputusan Kakanwil BPN Provinsi.
4. Tembusan SK kpd. Gubernur, Bupati/Walikota,
instansi yg memerlukan tanah.
5. Dilaporkan kpd Kepala BPN RI.
SUSUNAN PANITIA PENGADAAN TANAH PROVINSI
1. Kakanwil BPN sebagai Ketua.
2.Kabid HTPT atau eselon III yang ditunjuk sebagai
Anggota.
3. Kakantah di lokasi Pengadaan Tanah sebagai
Anggota.
4. Pejabat SKPD Prov./eselon III urusan Pertanahan
atau yang ditunjuk sebagai Anggota.
5. Pejabat SKPD Kab/Kota/eselon III urusan Pertanahan
atau yang ditunjuk sebagai Anggota
6. Camat, sebagai Anggota.
7.Lurah/Kades sbg Anggota.
8.Kasi Pengaturan Tanah Pemerintah/pjbt eselon IV yg
ditunjuk sbg Sekretaris/Anggota.
SUSUNAN ANGGOTA PENGADAAN TANAH,
KANTOR PERTANAHAN
1. Kakan Pertanahan sbg Ketua.
2. Kasi HTPT/pjb eselon IV yang ditunjuk sbg Anggota.
3. Pejabat SKPD Kab/Kota eselon IV/urusan
pertanahan sbg Anggota.
4. Camat/nama lain sbg Anggota.
5. Lurah/Kepala Desa/nama lain sbg. Anggota.
6. Kasubsi Pengaturan Tanah Pemerintah/pjb yang
ditunjuk sbg Sekretaris rangkap Anggota.
SATGAS PENGADAAN TANAH
Dibentuk oleh ketua terdiri :
1. Satgas A.
inventarisasi dan identifikasi data fisik
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah.
2. Satgas B.
inventarisasi dan identifikasi data Pihak yang
Berhak dan Objek Pengadaan Tanah.
Satgas A,B terdiri dari 1 Ketua dan paling kurang 2
orang anggota.
1. Satgas A
Ketua dan anggota pegawai BPN,
kemampuan dibidang survei, pengukuran dan
pemetaan. Bila diperlukan Ketua Pengadaan Tanah
dpt mengangkat surveyor berlisensi.
2. Satgas B
Ketua dan anggota pegawai BPN,
kemampuan di bidang pertanahan, hukum,
manajemen dan pemetaan. Bila diperlukan Ketua
Pengadaan Tanah dpt menambah anggota dari
instansi teknis terkait.
Tugas Satgas A meliputi :
a. pengukuran batas keliling lokasi pengadaan
tanah.
b. pengukuraan bidang per bidang.
c. menghitung, menggambar bidang per bidang dan
batas keliling.
d. pemetaan bidang per bidang dan batas keliling
bidang tanah.
Tugas Satgas B, melaksanakan pengumpulan data paling
kurang meliputi :
a. Nama, pekerjaan, dan alamat Pihak yang Berhak;
b. Nomor Induk Kependudukan atau identitas diri lainnya Pihak yang
Berhak;
c. Bukti penguasaan dan/atau kepemilikan tanah, bangunan,
tanaman, dan/atau benda yang berkaitan dengan tanah;
d. Letak tanah, luas tanah dan nomor identifikasi bidang;
e. Status tanah dan dokumennya;
f. Jenis penggunaan dan pemanfaatan tanah;
g. Penguasaan dan/atau kepemilikan tanah, bangunan, dan/atau
benda lain yang berkaitan dengan tanah;
h. Pembebanan hak atas tanah; dan
i. Ruang atas dan ruang bawah tanah.
Hasil Identifikasi dan Inventarisasi Satgas, diumumkan
selama 14 hari kerja pada :
1. Kantor kelurahan/desa/nama lain.
2. Kantor kecamatan.
3. Lokasi pembangunan.
Apabila ada keberatan dari pihak yang berhak, Ketua
Pelaksana Pengadaan Tanah melakukan verifikasi dan
perbaikan Peta Bidang Tanah/atau Daftar Nominatif.
PENILAI TANAH
1 Ditetapkan oleh Ketua Pelaksana Pengadaan
Tanah, setelah memenangkan pelelangan.
2. Pengadaan Penilai dilakukan seleksi, jw 30 hari
kerja.
3. Apabila jw 30 hari kerja tidak dapat
dilaksanakan, Ketua PT menunjuk Penilai Publik.
Tugas Penilai/yang dinilai :
1. tanah;
2. bangunan;
3. tanaman;
4. benda yang berkaitan dengan tanah;
5. ruang atas dan bawah tanah;
6. kerugian lain yang dapat dinilai.
MUSYAWARAH GANTI KERUGIAN
1. Kepada Pihak yang Berhak.
2. dilokasi pengadaan tanah/tempat yang
disepakati.
3.secara langsung untuk menentukan bentuk
ganti kerugian berdasarkan hasil penilaian
ganti kerugian yang dilakukan oleh Penilai.
BENTUK GANTI KERUGIAN
1. uang;
2.tanah pengganti;
3.pemukiman kembali;
4.bentuk lain yang disetujui kedua pihak;
5.kepemilikan saham (BUMN).
PEMBERIAN GANTI KERUGIAN
Bentuk Uang
1. Dilakukan melalui jasa perbankan.
2. Rekening atas nama pihak yang berhak.
3. Pemberian ganti kerugian bersamaan dgn pelepasan
hak, dan penyerahan bukti-bukti kepemilikan.
4. Dokumentasi dengan foto/video.
Tanah Pengganti
1. Lokasi tanah sesuai kesepakatan dgn pihak yang
berhak.
2.Nilai sama dengan bentuk uang.
3.Setelah ada permintaan tertulis dari Ketua Pelaksana
Pengadaan Tanah.
4.Instansi harus menyediakan tanah pengganti 6 bulan
saat penetapan ganti kerugian.
5.Pelepasan hak, tanpa menunggu adanya tanah
pengganti.
Pemukiman Kembali
1. Dilakukan instansi yang memerlukan tanah atas
permintaan tertulis Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah
2.Nilainya sama dalam bentuk uang.
3.Instansi yang memerlukan tanah menyediakan
permukiman kembali paling lama 1 tahun.
4.Pelepasan hak tanpa menunggu selesainya permukiman
kembali.
5.Penyerahan permukiman kembali didokumentasi
dengan foto/video.
Kepemikian Saham
1. Berdasarkan kesepakatan pihak yang berhak dengan
BUMN yang mendapat penugasan Khusus
Pemerintah.
2.Pelepasan hak oleh pihak yang berhak, setelah
disepakati ganti kerugian dalam bentuk kepemilikan
saham.
3.Selama proses pemberian ganti kerugian, dana
kepemilikan saham dititipkan pada bank.
4.Pelepasan hak, dilakukan bersamaan dengan
penitipan uang di bank.
5.Penyerahan didokumentasi foto/video.
Bentuk lain
1. Gabungan Ganti Kerugian, tanah pengganti atau
putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan
hukum tetap.
2.Penyerahan Ganti Kerugian bentuk lain dengan Berita
Acara Penyerahan.
3.Penyerahan didokumentasi foto/video.
Dalam Keadaan Khusus
1. Dalam keadaan mendesak (bencana alam, biaya
pendidikan, menjalankan ibadah, pengobatan,
pembayaran hutang).
2.Dibuktikan Surat Keterangan Lurah/Kepala Desa.
3.Diberikan maksimal 25 % dari nilai Ganti Kerugian
yang didasarkan NJOP tahun sebelumnya.
4.Diberikan dalam bentuk uang.
5.Dengan Berita Acara.
6.Dokumentasi foto/video.
PENITIPAN UANG GANTI KERUGIAN
1. Pada Pengadilan Negeri di lokasi Pengadaan Tanah.
2.Dilakukan dalam hal :
a. pihak yang berhak menolak bentuk dan/besar
ganti kerugian hasil musyawarah & tidak ajukan
keberatan ke Pengadilan Negeri.
b. pihak yang berhak menolak bentuk dan/besar
ganti kerugian atas putusan Pengadilan
Negeri/Mahkamah Agung yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.
c. pihak yang berhak tdk diketahui keberadaannya.
d. Obyek Pengadaan Tanah yang akan diberikan ganti
kerugian :
- sedang menjadi obyek perkara di
pengadilan.
- masih disengketakan kepemilikannya.
- diletakan sita oleh pjbt yang berwenang.
- menjadi jaminan di bank/jaminan utang lainnya.
Penitipan Ganti Kerugian di Pengadilan Negeri,
dilakukan oleh instansi yang memerlukan
tanah dgn surat permohonan kepada Ketua
Pengadilan Negeri.
PELEPASAN OBYEK PENGADAAN TANAH
1. Dihadapan Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah,
bersamaan pemberian ganti kerugian.
2.Dilakukan dengan pelepasan hak.
3.Penyerahan bukti penguasaan /kepemilikan obyek
pengadaan tanah.
4.Pelepasan obyek pengadaan tanah dalam bentuk
Berita Acara ditandatangani dihadapan Kepala Kantor
Pertanahan.
PEMUTUSAN HUBUNGAN HUKUM
ANTARA PIHAK DGN OBYEK PT
Pada saat pemberian GK dan pelepasan hak
telah dilaksanakan dihadapan Kepala Kantor
Pertanahan setempat, kepemilikan/hak atas
tanah menjadi hapus, alat bukti dinyatakan
tidak berlaku dan tanahnya menjadi tanah
yang dikuasai langsung oleh negara.
GANTI KERUGIAN YANG DITITIPKAN DI PN
Pemutusan hubungan hukum antara Pihak yang
berhak dengan obyek pengadaan tanah yang ganti
kerugian dititipkan di PN, kepemilikan/hak atas
tanah menjadi hapus, dan alat bukti hak dinyatakan
tidak berlaku dan tanahnya menjadi tanah yang
langsung dikuasai oleh Negara, sejak keluarnya
penetapan pengadilan mengenai ganti kerugian.
Hapusnya hubungan hukum tanah yang terdaftar,
Kepala Kantor Pertanahan mencatat hapusnya hak
pada Buku Tanah dan daftar umum lainnya.
Hapusnya hubungan hukum tanah yang belum
terdaftar, Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah
menyampaikan hapusnya kepada Lurah/Kepala
Desa, camat, selanjutnya dicatat dalam buku
administrasi kantor.
PENYERAHAN HASIL PENGADAAN TANAH
1. Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah menyerahkan 1
rangkap fotokopi kepada instansi yang
memerlukan tanah (7 hari), 1 rangkap untuk
permohonan hak atas tanah.
2.Dgn Berita Acara Penyerahan Hasil Pengadaan
Tanah.
3.Instansi yang memerlukan tanah, 30 hari kerja
menerima hasil PT, mengajukan permohonan
sertipikat kepada Kantor Pertanahan.
PENGAMBILAN UANG GANTI KERUGIAN DI
PENGADILAN NEGERI
1. Disertai surat pengantar dari Ketua Pelaksana
Pengadaan Tanah.
2.Yang menjadi jaminan di Bank, dapat diambil di
PN dengan surat pengantar Ketua Pelaksana PT
dan surat persetujuan dari Bank/pihak pemegang
hak tanggungan.
3.Pengambilan GK yang dititipkan di PN, pihak yg
berhak menyerahkan bukti penguasaan/
kepemilikan obyek Pengadaan Tanah.
4. Apabila Ketua Datan tdk lagi menjabat, maka
pengantar dibuat oleh Kakanwil BPN Prov.
PENGADAAN TANAH SKALA KECIL
1. Luas tidak lebih dari 1 Ha, dilakukan langsung.
2.Merupakan :
- satu hamparan.
- 1 (satu) tahun anggaran.
3. Tanpa melalui tahapan pengadaan tanah.
4. Dapat memakai jasa penilai.
5. Sesuai tata ruang wilayah.
KETENTUAN PERALIHAN
Pengadaan tanah yang sedang berlangsung :
1. telah dituangkan dalam dokumen perencanaan.
2.telah dianggarkan.
3.telah ada penetapan lokasi.
4.telah pelepasan hak; dan/atau
5.ganti kerugian telah dititipkan di PN.
TERIMA
KASIH

More Related Content

What's hot

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara TimurRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara TimurPenataan Ruang
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)Leks&Co
 
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian PertanahanKonsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahanushfia
 
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanDasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanLeks&Co
 
Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)
Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)
Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)Vallen Hoven
 
Hukum Rumah Susun
Hukum Rumah SusunHukum Rumah Susun
Hukum Rumah SusunLeks&Co
 
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungai
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungaiPermen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungai
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungaiinfosanitasi
 
Kapita Selekta Sengketa Konflik Perkara.pdf
Kapita Selekta Sengketa Konflik Perkara.pdfKapita Selekta Sengketa Konflik Perkara.pdf
Kapita Selekta Sengketa Konflik Perkara.pdfKuswidiyantoAriefWic
 
Paparan bimbingan teknis penguatan layanan kkpr di daerah 181121
Paparan bimbingan teknis penguatan layanan kkpr di daerah   181121Paparan bimbingan teknis penguatan layanan kkpr di daerah   181121
Paparan bimbingan teknis penguatan layanan kkpr di daerah 181121WahyudiAgustian1
 
Peran masyarakat dlm penataan ruang
Peran masyarakat dlm penataan ruangPeran masyarakat dlm penataan ruang
Peran masyarakat dlm penataan ruangYayasan CAPPA
 
Contoh Perjanjian Kerjasama Perkebunan Singkong Terbaru (Beli Perjanjian, Hub...
Contoh Perjanjian Kerjasama Perkebunan Singkong Terbaru (Beli Perjanjian, Hub...Contoh Perjanjian Kerjasama Perkebunan Singkong Terbaru (Beli Perjanjian, Hub...
Contoh Perjanjian Kerjasama Perkebunan Singkong Terbaru (Beli Perjanjian, Hub...GLC
 
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Leks&Co
 
Perjanjian Kerjasama Perkebunan Sistem Plasma Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: ...
Perjanjian Kerjasama Perkebunan Sistem Plasma Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: ...Perjanjian Kerjasama Perkebunan Sistem Plasma Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: ...
Perjanjian Kerjasama Perkebunan Sistem Plasma Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: ...GLC
 
PERJANJIAN KOMPENSASI _CLEAN DRAFT.docx
PERJANJIAN KOMPENSASI _CLEAN DRAFT.docxPERJANJIAN KOMPENSASI _CLEAN DRAFT.docx
PERJANJIAN KOMPENSASI _CLEAN DRAFT.docxMeneerGultom
 
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Dasar hukum agraria
Dasar hukum agrariaDasar hukum agraria
Dasar hukum agrariayoko14
 
Sosialisasi KKPR
Sosialisasi KKPRSosialisasi KKPR
Sosialisasi KKPREra Wibowo
 

What's hot (20)

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara TimurRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
 
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian PertanahanKonsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
 
manajemen pertanahan
manajemen pertanahanmanajemen pertanahan
manajemen pertanahan
 
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanDasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
 
Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)
Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)
Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)
 
Hukum Rumah Susun
Hukum Rumah SusunHukum Rumah Susun
Hukum Rumah Susun
 
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungai
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungaiPermen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungai
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungai
 
Kapita Selekta Sengketa Konflik Perkara.pdf
Kapita Selekta Sengketa Konflik Perkara.pdfKapita Selekta Sengketa Konflik Perkara.pdf
Kapita Selekta Sengketa Konflik Perkara.pdf
 
Paparan bimbingan teknis penguatan layanan kkpr di daerah 181121
Paparan bimbingan teknis penguatan layanan kkpr di daerah   181121Paparan bimbingan teknis penguatan layanan kkpr di daerah   181121
Paparan bimbingan teknis penguatan layanan kkpr di daerah 181121
 
Peran masyarakat dlm penataan ruang
Peran masyarakat dlm penataan ruangPeran masyarakat dlm penataan ruang
Peran masyarakat dlm penataan ruang
 
Contoh Perjanjian Kerjasama Perkebunan Singkong Terbaru (Beli Perjanjian, Hub...
Contoh Perjanjian Kerjasama Perkebunan Singkong Terbaru (Beli Perjanjian, Hub...Contoh Perjanjian Kerjasama Perkebunan Singkong Terbaru (Beli Perjanjian, Hub...
Contoh Perjanjian Kerjasama Perkebunan Singkong Terbaru (Beli Perjanjian, Hub...
 
Hukum Agraria
Hukum AgrariaHukum Agraria
Hukum Agraria
 
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
 
Perjanjian Kerjasama Perkebunan Sistem Plasma Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: ...
Perjanjian Kerjasama Perkebunan Sistem Plasma Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: ...Perjanjian Kerjasama Perkebunan Sistem Plasma Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: ...
Perjanjian Kerjasama Perkebunan Sistem Plasma Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: ...
 
Reforma Agraria
Reforma AgrariaReforma Agraria
Reforma Agraria
 
PERJANJIAN KOMPENSASI _CLEAN DRAFT.docx
PERJANJIAN KOMPENSASI _CLEAN DRAFT.docxPERJANJIAN KOMPENSASI _CLEAN DRAFT.docx
PERJANJIAN KOMPENSASI _CLEAN DRAFT.docx
 
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...
 
Dasar hukum agraria
Dasar hukum agrariaDasar hukum agraria
Dasar hukum agraria
 
Sosialisasi KKPR
Sosialisasi KKPRSosialisasi KKPR
Sosialisasi KKPR
 

Similar to Kebijakan Umum Pengadaan Tanah di Indonesia

PP Nomor 19 Tahun 2021.pdf
PP Nomor 19 Tahun 2021.pdfPP Nomor 19 Tahun 2021.pdf
PP Nomor 19 Tahun 2021.pdfFaizRivaldy1
 
Uu nomor 2 tahun 2012 tt pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum
Uu nomor 2 tahun 2012 tt pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umumUu nomor 2 tahun 2012 tt pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum
Uu nomor 2 tahun 2012 tt pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umumDeki Zulkarnain
 
Informasi agraria dari sumber resmi
Informasi agraria dari sumber resmiInformasi agraria dari sumber resmi
Informasi agraria dari sumber resmiDedeng Danudirredja
 
Artikel Kelembagaan Pengelolaan Agraria dan Pendaftaran Tanah di Kantor Perta...
Artikel Kelembagaan Pengelolaan Agraria dan Pendaftaran Tanah di Kantor Perta...Artikel Kelembagaan Pengelolaan Agraria dan Pendaftaran Tanah di Kantor Perta...
Artikel Kelembagaan Pengelolaan Agraria dan Pendaftaran Tanah di Kantor Perta...ApriAndana
 
Bab v kelembagaan larap tol
Bab v kelembagaan larap tolBab v kelembagaan larap tol
Bab v kelembagaan larap tolKotjo Negoro
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...224100501
 
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita SariContoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita SariFenti Anita Sari
 
5a37e_PENGADAAN_TANAH_MK_-_Nana_Sudiana_Balai_Jogja.pptx
5a37e_PENGADAAN_TANAH_MK_-_Nana_Sudiana_Balai_Jogja.pptx5a37e_PENGADAAN_TANAH_MK_-_Nana_Sudiana_Balai_Jogja.pptx
5a37e_PENGADAAN_TANAH_MK_-_Nana_Sudiana_Balai_Jogja.pptxDimasNugraha53
 
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012Government Institution
 
PP No. 24 Th 1997tentang pendaftaran tanah.pdf
PP No. 24 Th 1997tentang pendaftaran tanah.pdfPP No. 24 Th 1997tentang pendaftaran tanah.pdf
PP No. 24 Th 1997tentang pendaftaran tanah.pdfMuhammadArifin39316
 
Keputusan presiden-nomor-26-tahun-1988
Keputusan presiden-nomor-26-tahun-1988Keputusan presiden-nomor-26-tahun-1988
Keputusan presiden-nomor-26-tahun-1988Adventis Arthur
 
G.7 perpres-nomor-148-tahun-2015
G.7 perpres-nomor-148-tahun-2015G.7 perpres-nomor-148-tahun-2015
G.7 perpres-nomor-148-tahun-2015m1r44tb
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...224100501
 
Undang undang ri no 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi kepentingan umum
Undang   undang ri no 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi kepentingan umumUndang   undang ri no 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi kepentingan umum
Undang undang ri no 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi kepentingan umumYudhi Aldriand
 
UU No, 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentinga...
UU No, 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentinga...UU No, 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentinga...
UU No, 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentinga...Penataan Ruang
 
Tahapan pengadaan tanah
Tahapan pengadaan tanahTahapan pengadaan tanah
Tahapan pengadaan tanahtfknrhm
 
Perlindungan Hukum dalam pelaksanaan tugas & fungsi pengadaan tanah bagi pemb...
Perlindungan Hukum dalam pelaksanaan tugas & fungsi pengadaan tanah bagi pemb...Perlindungan Hukum dalam pelaksanaan tugas & fungsi pengadaan tanah bagi pemb...
Perlindungan Hukum dalam pelaksanaan tugas & fungsi pengadaan tanah bagi pemb...digitalisasipsbisaef
 

Similar to Kebijakan Umum Pengadaan Tanah di Indonesia (20)

PP Nomor 19 Tahun 2021.pdf
PP Nomor 19 Tahun 2021.pdfPP Nomor 19 Tahun 2021.pdf
PP Nomor 19 Tahun 2021.pdf
 
Uu nomor 2 tahun 2012 tt pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum
Uu nomor 2 tahun 2012 tt pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umumUu nomor 2 tahun 2012 tt pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum
Uu nomor 2 tahun 2012 tt pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum
 
Informasi agraria dari sumber resmi
Informasi agraria dari sumber resmiInformasi agraria dari sumber resmi
Informasi agraria dari sumber resmi
 
Artikel Kelembagaan Pengelolaan Agraria dan Pendaftaran Tanah di Kantor Perta...
Artikel Kelembagaan Pengelolaan Agraria dan Pendaftaran Tanah di Kantor Perta...Artikel Kelembagaan Pengelolaan Agraria dan Pendaftaran Tanah di Kantor Perta...
Artikel Kelembagaan Pengelolaan Agraria dan Pendaftaran Tanah di Kantor Perta...
 
Bab v kelembagaan larap tol
Bab v kelembagaan larap tolBab v kelembagaan larap tol
Bab v kelembagaan larap tol
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...
 
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita SariContoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
 
5a37e_PENGADAAN_TANAH_MK_-_Nana_Sudiana_Balai_Jogja.pptx
5a37e_PENGADAAN_TANAH_MK_-_Nana_Sudiana_Balai_Jogja.pptx5a37e_PENGADAAN_TANAH_MK_-_Nana_Sudiana_Balai_Jogja.pptx
5a37e_PENGADAAN_TANAH_MK_-_Nana_Sudiana_Balai_Jogja.pptx
 
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012
 
PP No. 24 Th 1997tentang pendaftaran tanah.pdf
PP No. 24 Th 1997tentang pendaftaran tanah.pdfPP No. 24 Th 1997tentang pendaftaran tanah.pdf
PP No. 24 Th 1997tentang pendaftaran tanah.pdf
 
Pp 36 2005 pengadaan tanah
Pp 36 2005 pengadaan tanahPp 36 2005 pengadaan tanah
Pp 36 2005 pengadaan tanah
 
Permen 8 2015_sotk
Permen 8 2015_sotkPermen 8 2015_sotk
Permen 8 2015_sotk
 
Keputusan presiden-nomor-26-tahun-1988
Keputusan presiden-nomor-26-tahun-1988Keputusan presiden-nomor-26-tahun-1988
Keputusan presiden-nomor-26-tahun-1988
 
G.7 perpres-nomor-148-tahun-2015
G.7 perpres-nomor-148-tahun-2015G.7 perpres-nomor-148-tahun-2015
G.7 perpres-nomor-148-tahun-2015
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...
 
Undang undang ri no 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi kepentingan umum
Undang   undang ri no 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi kepentingan umumUndang   undang ri no 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi kepentingan umum
Undang undang ri no 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi kepentingan umum
 
UU No, 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentinga...
UU No, 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentinga...UU No, 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentinga...
UU No, 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentinga...
 
Kelembagaan ATR/BPN
Kelembagaan ATR/BPNKelembagaan ATR/BPN
Kelembagaan ATR/BPN
 
Tahapan pengadaan tanah
Tahapan pengadaan tanahTahapan pengadaan tanah
Tahapan pengadaan tanah
 
Perlindungan Hukum dalam pelaksanaan tugas & fungsi pengadaan tanah bagi pemb...
Perlindungan Hukum dalam pelaksanaan tugas & fungsi pengadaan tanah bagi pemb...Perlindungan Hukum dalam pelaksanaan tugas & fungsi pengadaan tanah bagi pemb...
Perlindungan Hukum dalam pelaksanaan tugas & fungsi pengadaan tanah bagi pemb...
 

More from Oswar Mungkasa

Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganOswar Mungkasa
 
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Oswar Mungkasa
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Oswar Mungkasa
 
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingSudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingOswar Mungkasa
 
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Oswar Mungkasa
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Oswar Mungkasa
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAOswar Mungkasa
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganOswar Mungkasa
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Oswar Mungkasa
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganOswar Mungkasa
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Oswar Mungkasa
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...Oswar Mungkasa
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranOswar Mungkasa
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Oswar Mungkasa
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Oswar Mungkasa
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaOswar Mungkasa
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiOswar Mungkasa
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Oswar Mungkasa
 

More from Oswar Mungkasa (20)

Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
 
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
 
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingSudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
 
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
 

Kebijakan Umum Pengadaan Tanah di Indonesia

  • 1. Oleh : Kintot Eko Baskoro DIREKTORAT PENGATURAN DAN PENGADAAN TANAH PEMERINTAH DEPUTI BIDANG HAK TANAH DAN PENDAFTARAN TANAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
  • 2. LATAR BELAKANG 1. Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan UUD Negara RI tahun 1945, pemerintah perlu melaksanakan pembangunan. 2.Untuk menjamin terselenggaranya pembangunan untuk kepentingan umum, diperlukan tanah yang pengadaannya dilaksanakan dengan mengedepankan prinsip kemanusiaan, demokratis dan adil. 3.Peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum belum dapat menjamin perolehaan tanah untuk pelaksanaan pembangunan.
  • 3. PENGADAAN TANAH Dasar Hukum : 1. Undang-Undang No. 2 tahun 2012 tanggal 14 Januari 2012; 2. Peraturan Presiden No. 71 tahun 2012 tanggal 7 Agustus 2012; 3. Permendagri No. 72 tahun 2012 tanggal 7 November 2012. 4.Peraturan Kepala BPN No. 5 tahun 2012 tanggal 30 Oktober 2012; 5. Peraturan Menkeu No. 13/PMK.01/2013 tanggal 4 Januari 2013.
  • 4. KETENTUAN UMUM 1. Instansi adalah lembaga negara, kementerian dan lembaga pemerintah non kementerian, pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan Badan Hukum Milik Negara/Badan Usaha Milik Negara yang mendapat penugasan khusus Pemerintah. 2. Pengadaan Tanah adalah kegiatan menyediakan tanah dengan cara memberi ganti kerugian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak. 3. Pihak yang Berhak adalah pihak yang menguasai atau memiliki objek pengadaan tanah.
  • 5. 4. Objek Pengadaan Tanah adalah tanah, ruang atas tanah dan bawah tanah, bangunan, tanaman, benda yang berkaitan dengan tanah, atau lainnya yang dapat dinilai. 5. Hak atas tanah adalah hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria dan hak lain yang akan ditetapkan dengan undang-undang. 6. Kepentingan umum adalah kepentingan bangsa, negara dan masyarakat yang harus diwujudkan oleh pemerintah dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
  • 6. 7. Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepeda pemegangnya. 8. Konsultasi Publik adalah proses komunikasi dialogis atau musyawarah antar pihak yang berkepentingan guna mencapai kesepahaman dan kesepakatan dalam perencanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum. 9. Pelepasan hak adalah kegiatan pemutusan hubungan hukum dari pihak yang berhak kepada negara melalui Lembaga Pertanahan.
  • 7. 10. Ganti kerugian adalah penggantian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak dalam proses pengadaan tanah. 11. Penilai Pertanahan/penilai adalah orang perseorangan yang melakukan penilaian secara independen dan profesional yang telah mendapat izin praktek penilaian dari Menteri Keuangan dan telah mendapat lisensi dari Lembaga Pertanahan untuk menghitung nilai/harga objek pengadaan tanah. 12. Pemerintah pusat/pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
  • 8. 13. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. 14. Lembaga Pertanahan adalah Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, lembaga pemerintah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanahan.
  • 9. 18 JENIS KEPENTINGAN UMUM 1. Pertahanan dan keamanan nasional 2. Jalan umum, jalan tol, terowongan, jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta api. 3. Waduk, bendungan, bendung, irigasi, saluran air minum, saluran pembuangan air dan sanitasi, dan bangunan pengairan lainnya. 4. Pelabuhan, bandar udara dan terminal. 5. Infrastruktur minyak, gas, dan panas bumi. 6. Pembangkit, transmisi, gardu, jaringan, dan distribusi tenaga listrik. 7. Jaringan telekomunikasi & informatika pemerintah. 8. Tempat pembuangan & pengolahan sampah. 9. Rumah sakit pemerintah/ pemerintah daerah. 10.Fasilitas keselamatan umum 11. Tempat pemakaman umum pemerintah/pemerintah daerah 12. Fasilitas sosial, fasilitas umum dan ruang terbuka hijau publik. 13. Cagar alam & cagar budaya. 14. Kantor pemerintah/pemerintah daerah/desa. 15. Penataan permukiman kumuh perkotaan &/atau konsolidasi tanah, serta perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan status sewa. 16. Prasarana pendidikan atau sekolah pemerintah/pemerintah daerah. 17. Prasarana olahraga pemerintah/ pemeritah daerah dan 18. Pasar umum dan lapangan parkir umum
  • 10. TAHAPAN PENGADAAN TANAH 1. Perencanaan (Instansi & pemerintah daerah) 2. Persiapan (Pemprov/instansi penetapan lokasi Gubernur) 3. Pelaksanaan (BPN RI) 4. Penyerahan hasil (BPN RI)
  • 11. PERENCANAAN Dibuat oleh instansi yang memerlukan tanah & dituangkan dalam Dokumen Perencanaan yang memuat : 1. Maksud dan tujuan rencana pembangunan. 2. Kesesuaian dgn RTRW, Rencana Pemb. Nasional & daerah. 3. Luas tanah. 4. Letak tanah. 5. Status tanah. 6. Perkiraan waktu pelaksanaan 7. Perkiraan Nilai Tanah. 8. Penganggaran
  • 12. DOKUMEN PERENCANAAN Disusun berdasarkan : 1. Studi kelayakan sesuai peraturan perundangan. 2.Ditetapkan oleh instansi yang memerlukan tanah. 3.Dokumen diserahkan kepada Pemprov/Gubernur.
  • 13. PERSIAPAN PENGADAAN TANAH Instansi bersama Pemprov melaksanakan : 1. Pemberitahuan rencana pembangunan kpd. masyarakat (langsung/tidak langsung). 2.Pendataan Awal lokasi renc. pembangunan (dalam jw. 30 hari) 3.Konsultasi Publik renc. pembangunan (dalam jw. 60 hari kerja, konsultasi publik ulang jw. 30 hari kerja apabila ada pihak yang keberatan)
  • 14. KONSULTASI PUBLIK 1. Untuk mendapatkan kesepakatan lokasi pembangunan. 2.Melibatkan pihak yang berhak. 3.Apabila terjadi kesepakatan, maka instansi mengajukan penetapan lokasi kpd. Gubernur. 4.Gubernur memutuskan Penetapan lokasi selama 2 tahun dan dpt diperpanjang 1 x untuk 1 tahun.
  • 15. TIM KAJIAN 1. Dibentuk oleh Gubernur. 2.Apabila terdapat keberatan dari masyarakat. 3.Tugas Tim Kajian : a. menginventarisasi masalah. b. melakukan pertemuaan dgn masyarakat. c. membuat rekomendasi diterima/ditolak keberatan kpd Gubernur. d. keberatan diterima Gubernur, maka lokasi pembangunan batal dilaksanakan/instansi harus cari lokasi lain. e. Jika keberatan ditolak PTUN MA
  • 16. PELAKSANAAN DATAN 1. Oleh Kakanwil BPN Provinsi selaku Ketua. 2. Dapat memobilisasi pegawai Kanwil BPN. 3. Kakanwil BPN dapat menugaskan Kepala Kantor Pertanahan sbg. Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah
  • 17. PENUGASAN KEPALA KANTOR PERTANAHAN SBG KETUA 1. Dgn pertimbangan efisiensi, efektifitas, kondisi geografis dan SDM. 2. Pengadaan tanah dalam 1 (satu) wilayah kab/kota. 3. Dgn keputusan Kakanwil BPN Provinsi. 4. Tembusan SK kpd. Gubernur, Bupati/Walikota, instansi yg memerlukan tanah. 5. Dilaporkan kpd Kepala BPN RI.
  • 18. SUSUNAN PANITIA PENGADAAN TANAH PROVINSI 1. Kakanwil BPN sebagai Ketua. 2.Kabid HTPT atau eselon III yang ditunjuk sebagai Anggota. 3. Kakantah di lokasi Pengadaan Tanah sebagai Anggota. 4. Pejabat SKPD Prov./eselon III urusan Pertanahan atau yang ditunjuk sebagai Anggota. 5. Pejabat SKPD Kab/Kota/eselon III urusan Pertanahan atau yang ditunjuk sebagai Anggota 6. Camat, sebagai Anggota. 7.Lurah/Kades sbg Anggota. 8.Kasi Pengaturan Tanah Pemerintah/pjbt eselon IV yg ditunjuk sbg Sekretaris/Anggota.
  • 19. SUSUNAN ANGGOTA PENGADAAN TANAH, KANTOR PERTANAHAN 1. Kakan Pertanahan sbg Ketua. 2. Kasi HTPT/pjb eselon IV yang ditunjuk sbg Anggota. 3. Pejabat SKPD Kab/Kota eselon IV/urusan pertanahan sbg Anggota. 4. Camat/nama lain sbg Anggota. 5. Lurah/Kepala Desa/nama lain sbg. Anggota. 6. Kasubsi Pengaturan Tanah Pemerintah/pjb yang ditunjuk sbg Sekretaris rangkap Anggota.
  • 20. SATGAS PENGADAAN TANAH Dibentuk oleh ketua terdiri : 1. Satgas A. inventarisasi dan identifikasi data fisik penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah. 2. Satgas B. inventarisasi dan identifikasi data Pihak yang Berhak dan Objek Pengadaan Tanah.
  • 21. Satgas A,B terdiri dari 1 Ketua dan paling kurang 2 orang anggota. 1. Satgas A Ketua dan anggota pegawai BPN, kemampuan dibidang survei, pengukuran dan pemetaan. Bila diperlukan Ketua Pengadaan Tanah dpt mengangkat surveyor berlisensi. 2. Satgas B Ketua dan anggota pegawai BPN, kemampuan di bidang pertanahan, hukum, manajemen dan pemetaan. Bila diperlukan Ketua Pengadaan Tanah dpt menambah anggota dari instansi teknis terkait.
  • 22. Tugas Satgas A meliputi : a. pengukuran batas keliling lokasi pengadaan tanah. b. pengukuraan bidang per bidang. c. menghitung, menggambar bidang per bidang dan batas keliling. d. pemetaan bidang per bidang dan batas keliling bidang tanah.
  • 23. Tugas Satgas B, melaksanakan pengumpulan data paling kurang meliputi : a. Nama, pekerjaan, dan alamat Pihak yang Berhak; b. Nomor Induk Kependudukan atau identitas diri lainnya Pihak yang Berhak; c. Bukti penguasaan dan/atau kepemilikan tanah, bangunan, tanaman, dan/atau benda yang berkaitan dengan tanah; d. Letak tanah, luas tanah dan nomor identifikasi bidang; e. Status tanah dan dokumennya; f. Jenis penggunaan dan pemanfaatan tanah; g. Penguasaan dan/atau kepemilikan tanah, bangunan, dan/atau benda lain yang berkaitan dengan tanah; h. Pembebanan hak atas tanah; dan i. Ruang atas dan ruang bawah tanah.
  • 24. Hasil Identifikasi dan Inventarisasi Satgas, diumumkan selama 14 hari kerja pada : 1. Kantor kelurahan/desa/nama lain. 2. Kantor kecamatan. 3. Lokasi pembangunan. Apabila ada keberatan dari pihak yang berhak, Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah melakukan verifikasi dan perbaikan Peta Bidang Tanah/atau Daftar Nominatif.
  • 25. PENILAI TANAH 1 Ditetapkan oleh Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah, setelah memenangkan pelelangan. 2. Pengadaan Penilai dilakukan seleksi, jw 30 hari kerja. 3. Apabila jw 30 hari kerja tidak dapat dilaksanakan, Ketua PT menunjuk Penilai Publik.
  • 26. Tugas Penilai/yang dinilai : 1. tanah; 2. bangunan; 3. tanaman; 4. benda yang berkaitan dengan tanah; 5. ruang atas dan bawah tanah; 6. kerugian lain yang dapat dinilai.
  • 27. MUSYAWARAH GANTI KERUGIAN 1. Kepada Pihak yang Berhak. 2. dilokasi pengadaan tanah/tempat yang disepakati. 3.secara langsung untuk menentukan bentuk ganti kerugian berdasarkan hasil penilaian ganti kerugian yang dilakukan oleh Penilai.
  • 28. BENTUK GANTI KERUGIAN 1. uang; 2.tanah pengganti; 3.pemukiman kembali; 4.bentuk lain yang disetujui kedua pihak; 5.kepemilikan saham (BUMN).
  • 29. PEMBERIAN GANTI KERUGIAN Bentuk Uang 1. Dilakukan melalui jasa perbankan. 2. Rekening atas nama pihak yang berhak. 3. Pemberian ganti kerugian bersamaan dgn pelepasan hak, dan penyerahan bukti-bukti kepemilikan. 4. Dokumentasi dengan foto/video.
  • 30. Tanah Pengganti 1. Lokasi tanah sesuai kesepakatan dgn pihak yang berhak. 2.Nilai sama dengan bentuk uang. 3.Setelah ada permintaan tertulis dari Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah. 4.Instansi harus menyediakan tanah pengganti 6 bulan saat penetapan ganti kerugian. 5.Pelepasan hak, tanpa menunggu adanya tanah pengganti.
  • 31. Pemukiman Kembali 1. Dilakukan instansi yang memerlukan tanah atas permintaan tertulis Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah 2.Nilainya sama dalam bentuk uang. 3.Instansi yang memerlukan tanah menyediakan permukiman kembali paling lama 1 tahun. 4.Pelepasan hak tanpa menunggu selesainya permukiman kembali. 5.Penyerahan permukiman kembali didokumentasi dengan foto/video.
  • 32. Kepemikian Saham 1. Berdasarkan kesepakatan pihak yang berhak dengan BUMN yang mendapat penugasan Khusus Pemerintah. 2.Pelepasan hak oleh pihak yang berhak, setelah disepakati ganti kerugian dalam bentuk kepemilikan saham. 3.Selama proses pemberian ganti kerugian, dana kepemilikan saham dititipkan pada bank. 4.Pelepasan hak, dilakukan bersamaan dengan penitipan uang di bank. 5.Penyerahan didokumentasi foto/video.
  • 33. Bentuk lain 1. Gabungan Ganti Kerugian, tanah pengganti atau putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. 2.Penyerahan Ganti Kerugian bentuk lain dengan Berita Acara Penyerahan. 3.Penyerahan didokumentasi foto/video.
  • 34. Dalam Keadaan Khusus 1. Dalam keadaan mendesak (bencana alam, biaya pendidikan, menjalankan ibadah, pengobatan, pembayaran hutang). 2.Dibuktikan Surat Keterangan Lurah/Kepala Desa. 3.Diberikan maksimal 25 % dari nilai Ganti Kerugian yang didasarkan NJOP tahun sebelumnya. 4.Diberikan dalam bentuk uang. 5.Dengan Berita Acara. 6.Dokumentasi foto/video.
  • 35. PENITIPAN UANG GANTI KERUGIAN 1. Pada Pengadilan Negeri di lokasi Pengadaan Tanah. 2.Dilakukan dalam hal : a. pihak yang berhak menolak bentuk dan/besar ganti kerugian hasil musyawarah & tidak ajukan keberatan ke Pengadilan Negeri. b. pihak yang berhak menolak bentuk dan/besar ganti kerugian atas putusan Pengadilan Negeri/Mahkamah Agung yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. c. pihak yang berhak tdk diketahui keberadaannya.
  • 36. d. Obyek Pengadaan Tanah yang akan diberikan ganti kerugian : - sedang menjadi obyek perkara di pengadilan. - masih disengketakan kepemilikannya. - diletakan sita oleh pjbt yang berwenang. - menjadi jaminan di bank/jaminan utang lainnya. Penitipan Ganti Kerugian di Pengadilan Negeri, dilakukan oleh instansi yang memerlukan tanah dgn surat permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri.
  • 37. PELEPASAN OBYEK PENGADAAN TANAH 1. Dihadapan Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah, bersamaan pemberian ganti kerugian. 2.Dilakukan dengan pelepasan hak. 3.Penyerahan bukti penguasaan /kepemilikan obyek pengadaan tanah. 4.Pelepasan obyek pengadaan tanah dalam bentuk Berita Acara ditandatangani dihadapan Kepala Kantor Pertanahan.
  • 38. PEMUTUSAN HUBUNGAN HUKUM ANTARA PIHAK DGN OBYEK PT Pada saat pemberian GK dan pelepasan hak telah dilaksanakan dihadapan Kepala Kantor Pertanahan setempat, kepemilikan/hak atas tanah menjadi hapus, alat bukti dinyatakan tidak berlaku dan tanahnya menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh negara.
  • 39. GANTI KERUGIAN YANG DITITIPKAN DI PN Pemutusan hubungan hukum antara Pihak yang berhak dengan obyek pengadaan tanah yang ganti kerugian dititipkan di PN, kepemilikan/hak atas tanah menjadi hapus, dan alat bukti hak dinyatakan tidak berlaku dan tanahnya menjadi tanah yang langsung dikuasai oleh Negara, sejak keluarnya penetapan pengadilan mengenai ganti kerugian.
  • 40. Hapusnya hubungan hukum tanah yang terdaftar, Kepala Kantor Pertanahan mencatat hapusnya hak pada Buku Tanah dan daftar umum lainnya. Hapusnya hubungan hukum tanah yang belum terdaftar, Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah menyampaikan hapusnya kepada Lurah/Kepala Desa, camat, selanjutnya dicatat dalam buku administrasi kantor.
  • 41. PENYERAHAN HASIL PENGADAAN TANAH 1. Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah menyerahkan 1 rangkap fotokopi kepada instansi yang memerlukan tanah (7 hari), 1 rangkap untuk permohonan hak atas tanah. 2.Dgn Berita Acara Penyerahan Hasil Pengadaan Tanah. 3.Instansi yang memerlukan tanah, 30 hari kerja menerima hasil PT, mengajukan permohonan sertipikat kepada Kantor Pertanahan.
  • 42. PENGAMBILAN UANG GANTI KERUGIAN DI PENGADILAN NEGERI 1. Disertai surat pengantar dari Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah. 2.Yang menjadi jaminan di Bank, dapat diambil di PN dengan surat pengantar Ketua Pelaksana PT dan surat persetujuan dari Bank/pihak pemegang hak tanggungan. 3.Pengambilan GK yang dititipkan di PN, pihak yg berhak menyerahkan bukti penguasaan/ kepemilikan obyek Pengadaan Tanah. 4. Apabila Ketua Datan tdk lagi menjabat, maka pengantar dibuat oleh Kakanwil BPN Prov.
  • 43. PENGADAAN TANAH SKALA KECIL 1. Luas tidak lebih dari 1 Ha, dilakukan langsung. 2.Merupakan : - satu hamparan. - 1 (satu) tahun anggaran. 3. Tanpa melalui tahapan pengadaan tanah. 4. Dapat memakai jasa penilai. 5. Sesuai tata ruang wilayah.
  • 44. KETENTUAN PERALIHAN Pengadaan tanah yang sedang berlangsung : 1. telah dituangkan dalam dokumen perencanaan. 2.telah dianggarkan. 3.telah ada penetapan lokasi. 4.telah pelepasan hak; dan/atau 5.ganti kerugian telah dititipkan di PN.