Pembelajaran dari Dukungan UN Habitat dalam Pelaksanaan PPSP Tahun 2013 di Ka...
Pedoman kepemimpinan bersama
1. 1
Disarikan dari
Chapter 2 The CollectiveLeadership Compass: APractice Model for NavigatingComplex Change
Stewarding Sustainability Transformations. An Emerging Theori and Practice of SDG Implementation.
Petra Kuenkel. Springer, Scham, Swiss, 2019.
Pedoman Kepemimpinan Bersama (The Collective Leadership Compass/CLC)
Sebuah Model Praktik Pengendalian Perubahan
Disarikan oleh Oswar Mungkasa
Tujuan dari model praktik (practice model), Pedoman Kepemimpinan Bersama (the
Collective Leadership Compass/CLC), adalah memandu pemimpin dalam mengedepankan upaya
perubahan yang berkelanjutan berupa inisiatif beragam pemangku kepentingan tanpa hirarki,
dan lintas sektor.
Tujuan 17 Agenda 2030, menunjukkkan bahwa kemitraan dan kolaborasi beragam
pemangku kepentingan merupakan penanda penting perubahan berkelanjutan. Pada sistem
kolaborasi yang berjalan baik, beragam pemangku kepentingan menyertakan keahlian, dan
pengalaman tentang pengetahuan tematik masing-masing dan konteks geografisnya. Kemudian
diidentifikasi tantangan utama dan tujuan nyata bersama-sama. Berangkat dari peran saling
melengkapi, kekuatan, dan ketangkasan, mereka menyadari visi yang sama. Pembelajaran
pelaksanaan CLC menunjukkan bahwa CLC telah memperkuat kolaborasi bagi perubahan sistem
dan mendukung kolaborasi beragam pemangku kepentingan yang rumit.
Kepemimpinan Bersama (Collective leadership) dalam konteks perubahan berkelanjutan
adalah kapasitas sekelompok pemimpin yang berkontribusi pada masa depan yang lebih
berkelanjutan melalui bentuk kepemimpinan yang fleksibel dalam mencapai kebaikan bersama.
Intinya adalah kapasitas manusia untuk berdialog dan merubah perbedaan menjadi kemajuan.
Diasumsikan bahwa kesuksesan sistem kolaborasi bergantung pada kemampuan pelaku
menyertakan kekuatan yang memadai ke dalam sistem. Ekosistem kolaborasi dapat hidup pada
berbagai tingkatan dari masyarakat global, mereka dapat bertindihan, beradu, dan kolaborasi
satu sama lain.
Sekelompok pelaku kolaborasi lintas lembaga menunjukkan kepemimpinan bersama
ketika mereka mampu mempercepat perubahan sistemik bagi kebaikan bersama lintas lembaga
dalam kondisi beragam pelaku.
CLC sebagai model praktik bagi perubahan dalam kondisi beragam pemangku
kepentingan yang rumit mempertimbangkan hal berikut
(i) CLC mendukung kesadaran pentingnya proses bersama yang berfokus pada penyelesaian
masalah atau menemukan solusi baru terkait isu tertentu.
2. 2
(ii) CLC sebagai model yang memandu pelaku untuk memberi perhatian terhadap faktor
kemanusiaan yang menggabungkan aspek rasional dan nonrasional dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi inisiatif.
(iii) Pentingnya membahas isukeberlanjutan seringkali terkendala oleh kurangnya waktu untuk
melakukan refleksi bersama antara para pendukung. CLC mendorong baik refleksi
perseorangan maupun bersama.
(iv) CLC sebagai model acuan bagi kolaborasi beragam pemangku kepentingan
memperlihatkan kerumitan tetapi pada saat yang sama lebih praktis dan berorientasi
tindakan nyata.
Memahami Pedoman Kepemimpinan Bersama (Collective Leadership Compass/CLC)
Sebagai perangkat acuan bagi pemimpin dan pelaku perubahan, pendekatan metodologi
CLC menyarankan perhatian sepenuhnya pada 6 (enam) dimensi kompetensi manusia yang
memperkuat kapasitas pelaku melakukan kolaborasi beragam pemangku kepetingan yang rumit.
Ke enam dimensi dirinci masing-masing dalam3 (tiga) aspek yang menciptakan pola kompetensi
kemanusiaan. Rangkumannya pada Tabel 1.
Tabel 1
Enam Dimensi Kompetensi Manusia dari Collective Leadership Compass
Dimensi Kompetensi terkait Kemanusiaan
Peluang Masa Depan
(Future Possibilities)
Bertanggungjawab dan secara sadar
membentuk kenyataan menuju masa depan
berkelanjutan
Keterikatan
(Engagement)
Menciptakan keterikatan bertahap menuju
terbangunnya sistemkolaborasi efektif
Inovasi
(Innovation)
Menciptakan kebaruan dan menemukan solusi
cerdas
Kemanusiaan
(Humanity)
Menjangkau kemanusiaan satu sama lain, baik
pengalaman bersama maupun sendiri
Kecerdasan Bersama
(Collective Intelligence)
Memanfaatkan perbedaan dan keberagaman
bagi kemajuan berdialog
Keutuhan
(wholeness)
Melihat gambaran besar dan tetap terhubung
dengan kebaikan bersama
Sumber: Kuenkel, 2016
Ke enam dimensi ini bukan merupakan hal baru. Namun, fokus pada cara dimensi ini
terhubung dengan dampak positip terhadap kualitas kolaborasi lah yang baru. CLC digunakan
sebagai alat diagnosa dan bertindak bagi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kolaborasi
inisiatif perubahan. Hal ini membantu pemangku kepentingan dalam mengawal perubahan
3. 3
dengan mengamati pola interaksi kolaboratif yang efektif. Selain itu, memungkinkan juga
mengelola kerumitan secara lebih efektif.
Selain digunakan sebagai cara berfokus pada aspek mental, praktik menunjukkan bahwa
CLC menjadi bermanfaat dalam menggerakkan kelompok yang terbelah oleh ketidakpercayaan
atau persaingan menjadi berkolaborasi dengan baik. Pemimpin juga terbantu untuk
memperhitungkan yang tak terlihat, menanyakan pertanyaan baru, merancang strategi
intervensi proses yang lebih baik dan memandu aksi bersama.
Penerapan CLC dalam inisiatif berkelanjutan yang rumit menunjukkan bahwa ketika ke
enam dimensi diterapkan pada refleksi dan perencanaan proses, maka terwujud pola kolaborasi
yang lebih baik. Lebih banyak masyarakat hadir, konflik bisa diselesaikan dengan pengakuan
adanya perbedaan, dan umumnya kolaborasi menuju hasil yang lebih baik dalam waktu singkat.
Rangkumannya pada Tabel 2
Tabel 2
Tingkatan Penerapan dari Panduan Kepemimpinan Bersama (CLC)
Pandangan Penerapan Keperluan
Memperkuat kompetensi
kepemimpinan perorangan
bagi kolaborasi
Menilai sendiri; identifikasi
wilayah pengembangan;
rencana pegembangan
perorangan, pedoman
pelatihan
Memperkuat kapabilitas
kepemimpinan perorangan
terpadu dan kapasitas
memimpin bersama dengan
lainnya; meningkatkan
kehebatan sendiri dalam
menciptakan wadah
kolaborasi.
Pemberdayaan kelompok
aksi kolaboratif
Penilaian kelompok;
identifikasi wilayah
perbaikan; refleksi tim;
definisi wilayah fokus;
rencana aksi; panduan
pelatihan tim; rencana
pertemuan
Memperkuat kehebatan
kelompok inti berkolaborasi;
memokuskan kembali
kelompok inti pada isu
berkelanjutan; meningkatkan
kesadaran antarmuka antara
keterampilan ringan dan
berat; memperbaiki dampak
rencana aksi
Membangun komunitas bagi
perubahan
Penilaian dan penilaian
sendiri dari sistem
kolaborasi; rencana aksi
bersama; rencana
pertemuan; lokakarya dan
kegiatan kolaborasi;
pemantauan kualitas
Melibatkan organisasi/dinas/
jejaring lintas sektor/inisiatif
dalam mengawal perubahan
yang rumit bagi tujuan
berkelanjutan; memperbaiki
hasil kolaborasi; memperkuat
aksi kolaboratif;
4. 4
kolaborasi; penilaian
kemajuan.
meningkatkan dampak
kolaboratif.
Sumber: Kuenkel, 2019.
Ringkasan Dimensi Panduan (Compass).
Upaya perubahan yang rumit (complex) dimulai dengan mempertimbangkan peluang masa
depan. Setiap orang merasakan masa depan yang menjanjikan dan mulai membangun visi masa
depan. Berjalannya waktu, peluang tersebut bertumbuh menjadi inisiatif perubahan yang lebih
tertata atau bahkan menjadi sebuah gerakan.
Dimensi ‘peluang masa depan (future possibilities)’ mengacu pada kompetensi manusia
untuk bertanggungjawab dan secara sadar membentuk kenyataan menuju masa depan
berkelanjutan. Namun, bahkan visi terkait perubahan paling hebat pun menjadi sia-sia tanpa
dukungan pemangku kepentingan yang siap bertindak. Pengaturan beragam pelaku yang efektif
membutuhkan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan baik yang kuat maupun yang lemah
termasuk yang mempengaruhi dan terpengaruh. Proses pelibatan pemangku kepentingan berarti
menciptakan rasa percaya dan kepaduan (kohesi), memperkuat keterhubungan jejaring, dan
menumbuhkan tindakan bersama yang mengarah pada hasil nyata.
Dimensi ‘keterikatan (engagement)’ mengacu pada kompetensi manusia untuk menciptakan
keterlibatan bertahap menuju ekosistem kolaborasi efektif. Namun, jika kebaruan tidak menjadi
bagian dari sistem kolaborasi, proses mungkin tidak bergerak maju tetapi malah hanya
mengulang tindakan dan perilaku saat ini. Meskipun belajar dari masa lalu itu penting, namun
pemimpin sewajarnya dapat menciptakan berbagai variasi dari solusi saat ini. Dimensi ‘inovasi
(innovation) mengacu pada kompetensi manusia untuk menciptakan kebaruan dan menemukan
solusi cerdas. Namun, inovasi yang tidak mempertimbangkan kemanusiaan dapat
mengakibatkan lingkungan yang tidak aman.
Kesadaran tentang sejarah kemanusiaan mempengaruhi cara pandang baik perorangan
maupun bersama. Sistem kolaborasi dapat mengarahkan menuju solusi yang bermanfaat ketika
terwujud saling menghormati dan pengakuan atas nilai hakiki semua orang, tanpa membedakan
perbedaan pandangan.
Dimensi ‘kemanusiaan (humanity)’ mengacu pada kemampuan setiap orang untuk
terhubung dengan kompetensi manusia masing-masing yang unik. Peningkatan kesadaran,
bagaimanapun, membutuhkan pertukaran satu sama lain terkait tindakan yang akan diambil.
Sudah jelas bahwa kehidupan tumbuh subur dalam keberagaman, demikian pula kebersamaan
manusia. Kerangka kerja, yang berakar dalam dialog antara manusia, adalah penting dalam
kolaborasi beragam pemangku kepentingan.
Dimensi ‘kecerdasan bersama (collective intelligence)’ mengacu pada kompetensi manusia
untuk memanfaatkan perbedaan bagi kemajuan. Seluruh gerakan berkelanjutan perlu dilekatkan
pada kemampuan manusia untuk merasakan keutuhan. Ketika pemimpin dapat menjaga jarak
dari situasi apapun, biasanya mereka dapat bergerak ke arah pemikiran baru, lebih dapat
5. 5
memahami kepaduan situasi. Pemimpin sering dilatih untuk fokus pada bagian kecil dari kisah
besar, atau terbatas pada keahliannya saja.
Dimensi ‘keutuhan (wholeness)’ mengacu pada kompetensi untuk melihat gambaran besar
dan tetap terhubung dengan kebaikan bersama. Gambar berikut membantu menjelaskan
konstelasi dimensi dan sub dimensi.
Gambar 1
Pedoman Kepemimpinan Bersama (the Collective eadership Compass)
Dalamrangka menguji keterkaitan enam dimensi kompetensi dan kefektifan model, telah
dilaksanakan sebuah penelitian kuantitatif mengikutsertakan praktisi dari inisiatif kolaborasi
beragam pemangku kepentingan, baik lokal maupun internasional. Pada tahun 2011 dan 2012,
penulis mewawancarai 30 praktisi berkelanjutan atau pihak yang terlbat dalam inisiatif
kolaboratif.
6. 6
Adapun ringkasan pemikiran hasil wawancara dipadukan dalam model praktik. Para
responden menggambarkan kesuksesan dalam inisiatifnya bergantung pada pemanfaatan
strategi berikut:
1. Membina saling percaya melalui penghargaan perbedaan, bersatu menghadapi masa
depan, dan menemukan titik temu. Hal ini mirip dengan pentingnya memperkuat
kompetensi manusia dari dimensi kemanusiaan (humanity) dan peluang masa depan
(future possibilities).
2. Memodelkan proses perubahan bertahap melalui pelibatan bertahap pemangku
kepentingan dan berfokus pada hasil bersama dan memastikan aliran komunikasi yang
baik. Hal ini mirip pentingnya memperkuat kompetensi manusia dari dimensi keterikatan
(engagement) dan kecerdasan bersama (collective intelligence).
3. Keterhubungan yang menghidupkan (invigorating connectivity) melalui pengembangan
jejaring perseorangan yang bertumbuh kedalam gerakan perubahan yang saling
berhubungan, sebagai sumbangan pada kebaikan bersama. Hal ini mirip dengan
pentingnya memperkuat kompetensi manusia dari dimensi keterikatan (engagement)
dan keutuhan (wholeness).
4. Menciptakan pola daya hidup melalui tindakan kolaboratif yang saling mendukung dan
memastikan proses kolaboratif terkendali dengan aturan yang disepakati dan cara yang
kreatif dan kapasitas belajar dan adaptasi yang cepat. Hal ini mirip pentingnya
memperkuat kompetensi manusia dari dimensi inovasi dan keutuhan (wholeness).
Gagasan Awal Model Praktik
CLC telah dikembangkan bertahun-tahun setelah perencanaan dan evaluasi inisiatif
kolaborasi beragam pemangku kepentingan yang rumit dan mengamati pembuat perbedaan
antara keberhasilan dan kegagalan. Hal ini diinspirasi oleh teori sistem dan literatur
kepemimpinan, contohnya, pengetahuan dibentuk oleh para pionir pemikiran baru tentang
kepemimpinan dan perilaku organisasi.
Keseluruhannya didasari teori utama tentang cara evolusi manusia, sistem kerja alamiah,
seperti juga kerumitan dan kekacauan membentuk dunia. Latar belakang konseptual menguji
interaksi manusia maupun alam, interaksi sistem dan manusia, dan banyak lagi. Pemikiran ini
diterapkan dalam enam dimensi compass.
Bagian berikut menggambarkan pemikiran konseptual yang sangat berpengaruh pada CLC,
sepanjang awal pengembangnnya sebagai hasil dari identifikasi faktor kesuksesan dalam
kolaborasi beragam pemangku kepentingan antara tahun 2007 dan 2010.
Membentuk Masa Depan
Kolaborasi beragam pemangku kepentingan merupakan cara membentuk sementara,
sistemberorientasi tujuan dari interaksi manusia. Disebabkan sifatnya yang sementara, dan
7. 7
struktur yang luwes, kolaborasi beragam pemangku kepentingan dipandang sebagai katalis
timbulnya cara baru membentuk masa depan secara bersama.
Peter Senge menyatakan bahwa dasar kepemimpinan adalah ‘belajar membentuk masa
depan. Kepemimpinan ada ketika masyarakat tidak lagi menjadi korban keadaan, tetapi
berpartisipasi dalam menciptakan keadaan baru’.
Dalamwaktu yang lama, kepemimpinan telah dianggapsebagaikapasitas perseorangan.
Namun, cara pandang ini berubah sebagai hasil riset yang melihat kepemimpinan sebagai
kompetensi dari kebersamaan seperti tim, kelompok inti inisiatif kolaborasi beragam
pemangku kepentingan, atau kelompok kepemimpinan senior dari perusahaan.
Peter Senge memahami bahwa kepemimpinan adalah kapasitas komunitas manusia
untuk membentuk masa depannya dan khususnya untuk mempertahankan proses
perubahan. Dimensi peluang masa depan didasari hasil kerja Senge, literatur tambahan
tentang kepemimpinan, dan pengalaman pribadi bahwa masyarakat ditarik menuju peluang
membuat perbedaan. Kompetensi manusia dari dimensi peluang masa depan mencakup
aspek seperti orientasi masa depan, pemberdayaan, dan ketegasan yang dapat memperkuat
atau memperbaiki sistem kolaborasi.
Tabel Tiga
Dimensi dan Aspek Panduan Kepemimpinan Bersama (CLC)
Dimensi Aspek Contoh Lingkup Perwujudan
PeluangMasa depan
Kompetensi
Bertanggungjawab dan secara
sadarmembentukkenyataan
menuju masa depan
berkelanjutan
Orientasi Masa Depan
Sorotan
Cara berfokuspada peluang
atau kesempatan dan
pendorong perubahan menjadi
lebih baik
Semangatkewirausahaan;
Mencari kemungkinan;
Pandanganmasa depanpositif;
Fokuspada potensi;
Orientsi solusi;Visi jelas;
Penetapantujuan;Semangat
perubahan;Sikapperubahan
terusmenerus;Keinginan
memimpin;Keterbukaan
terhadapperubahan.
Pemberdayaan
Sorotan
Cara menginspirasi,memberi
hak,dan membangkitkan
semangatdan pilihan
perubahan
Menginspirasi diri sendiridan
orang lain;membangkitkan
semangatperubahan;merubah
cara pandang;meningkatkan
kapasitas;kemandirian;
bertanggungjawab;
memperkuatorganisasi,
kapasitas,penyerahan
tanggungjawab.
Ketegasan
Sorotan
Mengambil sikap;
melaksanakan;menyelesaikan
tugas; perencanaanteliti;
8. 8
Dimensi Aspek Contoh Lingkup Perwujudan
Cara mencapai,fokus,
melaksanakan dan mengukur
kemajuan
pengelolaankegiatan
berkualitastinggi;orientasi
target;disiplin;handal;
bertanggungjawab;ukuran
keberhasilan;komitmen;
keinginanmengelola;kejelasan
fokus;sabar;kegigihan;
pengambilankeputusan;
Keterikatan
Kompetensi
Menciptakan keterikatan
bertahap menuju terbangunnya
sistem kolaborasiefektif
Kualitas Proses
Sorotan
Cara membangun keterikatan
bertahap dan terstruktur
Keterikatan terstruktursecara
bertahap;kejelasanpetajalan;
kehandalan;keterbukaan;
keterlibatanpemangku
kepentingan;perhatianpada
proses;perhatianpada
kebutuhan;membangun
kepercayaan;membangun
kemitraan;rancanganproses
berkualitas tinggi;komunikasi
berkualitastinggi.
Keterhubungan
Sorotan
Cara mempercepatkohesidan
membangun jejaring
Menciptakanjejaring;
membangunkemitraan;
keterhubungandengan
beragampelaku,membangun
kohesi;mempercepat
identifikasi;mengembangkan
komunitas;mengamati
koherensi;
Aksi Bersama
Sorotan
Cara mendorong pelaksanaan
bersama dan menyampaikan
hasil
Pengaturanpelaksanaan
bersama;penyampaianhasil;
membantu
pertanggungjawabanbersama;
mempercepatperjanjian;
mengembangkan konsensus;
perhatianpadadampak
bersama;merayakan
kesuksesan;orientasihasil;
fokuspadahasil;mencapai
kesepakatan;pelaksanaan
bersama;menciptakancara
penyediaan,tatakelola,dan
koordinasi
Inovasi
Kompetensi
Menciptakan kebaruandan
menemukan solusicerdas
Kreativitas
Sorotan
Cara memelihara sumberdaya
energi kreatif,dan
mengembangkan idebersama
Memeliharasumberdayaenergi
kreatif;fokuspadasemangat;
membawaide baru,penemuan,
menemukansolusi kreatif;
pengejaranmimpi;menciptakan
9. 9
Dimensi Aspek Contoh Lingkup Perwujudan
waktudan ruang bagi
pembangkitanide bersama;
senang;bermain-main;cara
baru; berhubunganinformal;
interaksi informal;keterbukaan
terhadapide baru;
mengagendakanpengakhiran
waktubaikperoranganmaupun
bersama.
Kesempurnaan
Sorotan
Cara mengejarpenguasaan
materi dan pengetahuan
Berusahasempurna;
penyediaanberkualitastinggi;
perhatianpadarincian;
perbaikanterusmenerus;
peningkatanpengetahuan;
pengakuankeragamankeahlian;
orientasi pelayanan;pertukaran
pengetahuandan praktek
unggulan;belajardari ahlinya;
membimbing
Kelincahan
Sorotan
Cara bergerakmelalui krisis,
tetap terbuka bagiperubahan
dan menumbuhkan
kemampuan mengambilresiko
Keterbukaanterhadap
perubahan;kelenturan;
kesiapanberusahake dalam
ketidakpastian;mengambil
resiko;kesiapanmenanam
modal;melihatkendalasebagai
peluang;bersikappenemudan
petualang;bergerakdi luarzona
nyaman;melampaui batas;
kerendahanhati;pengelolaan
krisisberorientasi
pembelajaran;beradaptasi
cepatterhadapsituasi baru;
berketahanan
Kemanusiaan
Kompetensi
mencapaikemanusiaan satu
sama lain
Perhatian
Sorotan
Cara memperdalamkesadaran
terhadap kenyataan dalam
seluruh aspek
Refleksi sendiri;keheningan;
refleksi bersama;evaluasi
mendalamterhadap
pengalaman;wawasan,
mengamati;keterhubungan
dengankisahlainnya;
bersyukur;kesadaranbertingkat
(merenungsambal bertindak),
mencari makna;mencari
koherensi;kesadaranakanrasa
takut;mencari di luar
kenyataan;menguasai pikiran
10. 10
Dimensi Aspek Contoh Lingkup Perwujudan
Keseimbangan
Sorotan
Cara memadukan aspirasi
pribadidan profesional
Keseimbanganantara
kepentinganpribadi dan
kehidupanprofesional;
perhatianpadahubungan
pribadi;perhatianpadatujuan
hidupdanspiritualitas;
pengetahuanbekerjadengan
baik;menemukanirama
optimal;budidayapembaruan
Empati
Sorotan
Cara merangkulpandangan
orang lain dan membuka pintu
rekonsiliasi
Memasuki pandangan
seseorang;perhatianpada
kemanusiaan;rekonsiliasi;
mendengarkankisahdibalik
kesulitanuntukmemhami
situasi;memberi penghargaan;
tindakanberdasarcintadan
kasihsayang;menghargai
Kecerdasan Bersama
Kompetensi
memanfaatkan perbedaan dan
keragaman untukkemajuan
berdialog
Kualitas Dialog
Sorotan
Cara mengikutistrukturdan
kualitaspercakapan
Perhatianpadakualitas
percakapan;kesadaran
terhadappolakomunikasi;
mendengarkan;praktikdialog
yang hidup;menciptakan
lingkunganberpikir;
penyelidikan;memadukan
pandanganberbeda;
menciptakanpengaturandialog
membangun;memperkuat
percakapanbermakna;
menyeimbangkanpemberian
saran dan penyelidikan
Keragaman
Sorotan
Cara mendukung keragaman
pemikiran,cara pandang,
latarbelakang dan pengalaman
Menghargai perbedaan;
mendorongdanmendukung
keragamanpandangan,
pendapat,latarbelakang,dan
pengalaman;mengelolakonflik
denganbaik;mendengarkan
sebelumbertindak;menunda
pertimbangan;berkeinginan
mempertemukanperbedaan
dan kesulitan;
ketidakberdayaan;melihat
perlawanansebagai niat
meluruskan
Pembelajaranberulang
Sorotan
Inventarisasi berkala(pribadi
dan professional);
mengembangkansiklusrefleksi
11. 11
Dimensi Aspek Contoh Lingkup Perwujudan
Cara mengembangkan siklus
refleksi sampaitindakan
sampai tindakan;menyesuaikan
strategi;menciptakanruang
belajar;inventarisasi berkala
kehidupandan/ataukemajuan;
merubahkegagalanmenjadi
kemajuan;mengembangkan
strukturpembelajaran;evaluasi
dampak;mengaturmekanisme
umpanbalik;evaluasi
Keutuhan
Kompetensi
Melihat gambaran besardan
tetap terhubung dengan
kebaikan bersama
Kontekstualitas
Sorotan
Cara berhubungan dengan
situasiyang lebih luas
Mempertimbangkansituasi
lebihluas;pandangan sistemik;
mencari secara aktif
perkembangandan
kecenderungan;kemampuan
memperolehpandangan;
melihatgambaranluas;
keterbukaanmemahami
interaksi berbagai tingkatan;
menangkapnilai dasar;
kemampuanmerasakan
keperluandalamsituasi
tertentu;tanggapterhadap
kebutuhanlebihbesarbaik
organisasi,sistemkerjasama,
masyarakatdan dunia.
Saling Mendukung
Sorotan
Cara saling memperkuatsatu
sama lain
Menghargai;memberikandan
memperolehdukungan;
memperkuatkekuatansendiri
dan orang lain;menyimak
tingkatenergi;menyimak
kemampuansendiri;
mendukungkemampuanorang
lain;mencari keterhubungan
lebihdalam;kemampuan
memperbaharui keindahan
lokasi;merasakan
keterhubungandengan
kekuatankehidupanyanglebih
dalam.
Kontribusi
Sorotan
Cara memanfaatkan
kemampuan dasar,aset,dan
kapasitasmembuatperbedaan
menuju masa depan
berkelanjutan
Terinspirasi olehmakna;
berkeinginanmembuat
perbedaan;mengetahui
kekuatanseseorang;mengejar
kontribusi khusus;mengikuti
panggilan;memberi perhatian
pada kemampuanseseorang
12. 12
Dimensi Aspek Contoh Lingkup Perwujudan
memurnikanmiliknyasendiri
dan sebuahsistemkontribusi
pada sebuahdunia
berkelanjutan;fokuspada
kebaikanbersama.
Sumber: Kuenkel,2019.
Merancang Bersama Perubahan (Co-designing Change)
Literatur kerjasama dan kepemimpinan menunjukkan pentingnya partisipasi sebagai
cara meningkatkan kemampuan masyarakat dalambertindak. Pemahaman ini penting untuk
menghadapi tantangan keberlanjutan global. Contoh bagus untuk hal ini adalah konsep
menciptakan nilai bersama.
Kolaborasi beragam pemangku kepentingan tidak hanya menciptakan manfaat
pembelajaran bagi pemerintah dan swasta tetapi juga menghemat biaya dan waktu.
Penghematan ini terjadi karena tindakan menjadi mudah ketika masyarakat menjadi bagian
dari pembentukan masa depannya.
Memadukan pemikiran ini dengan pembelajaran pribadi tentang pentingnya keterikatan
secara bertahap dalam pengelolaan perubahan menjadikan perlunya mendefinisikan
dimensi keterikatan. Aspek seperti kualitas proses, keterhubungan, dan tindakan bersama
adalah penting untuk memperkuat atau memperbaiki sistem kolaborasi.
Menemukan Jalur Baru
Jaworski (1996) menyatakan bahwa wilayah kepemimpinan yang lebih mendalam
adalah ‘mendengarkan’ bersama tentang keinginan yang mengemuka di dunia, dan
mempunyai keberanian melakukan apapun yang diperlukan’ (Kuenkel, 2019).
Scharmer (2007) kemudian mengembangkan ide ini menjadi konsep Teori U, yang
intinya dibangun pada kapasitas sekelompok orang untuk mengubah struktur perhatiannya
dan selanjutnya pola kebersamaan pemikiran dan tindakan (Kuenkel, 2019)
Ketika perseorangan dan kelompok memikul tanggungjawab yang lebih besar dalam
inisiatifperubahan beragampemangku kepentingan yang rumit, kapasitas inimenumbuhkan
daya cipta bersama. Keseluruhan penelitian dan praktik telah memunculkan pendekatan
‘Pemikiran Rancangan’ (design thinking), sebuah metodologi yang melibatkan dengan
sengaja sebuah kebersamaan dalam menghasilkan kebaruan.
Metodologi berfokus pada keragaman pemikiran melalui pemaduan faktor manusia,
bisnis, dan teknologi seperti juga beragam tingkatan keahlian ke dalam sebuah proses
interaktif dari penciptaan ide, prototipe, dan perbaikan berulang-ulang.
Pola Aksi Jejaring
Sistem alam termasuk manusia terhubung melalui pola hubungan teratur sebagai
jejaring, disertai komunikasi internal terus menerus. Kolaborasi beragam pemangku
13. 13
kepentingan dapat dipahami sebagai aksi jejaring yang mengenali perbedaan kekuatan
antara para pelaku dan bukan hubungan berjenjang. Sebagai akibatnya, struktur pendukung
kreasi bersama akan terdiri dari sebuah jejaring para pelaku, dengan perbedaan kekuatan,
keahlian, pengalaman, dan pengaruh.
Dalampraktik, sistemkolaborasi fungsional sepertinya muncul ketika identitas bersama
telah terbentuk dalam konteks pola dukungan satu sama lain.
Keenam dimensi mungkin dikonsepkan sebagai pusat perhatian, sama halnya
menggambarkan keutuhan dengan aspek kontekstualitas, dukungan satu sama lain, dan
kontribusi yang memperkuat atau memperbaiki sistem kolaborasi.
Dari Praktik ke Teori
Peninjauan literatur awal telah menunjukkan kapasitas manusia secara sadar bertindak
dan merefleksi secara bersama. Sementara dalam buku ini disampaikan bahwa kolaborasi
beragam pemangku kepentingan dalamagenda berkelanjutan global dan pelaksanaan SDGs
membutuhkan banyak pelaku yang memahami dengan baik dalam memanfaatkan
kapasitasnya bagi reflleksi bersama dan selanjutnya tindakan bersama yang lebih baik.
CLC menyarankan cara membangun kapasitas, dengan menghadirkan ke enam dimensi
dalam proses perubahan kolaboratif yang rumit sepanjang waktu. Meskipun dimensi bukan
baru, namun yang baru adalah memberi perhatian pada kehadiran kerjasama sebagai pola
berhubungan dalam mendiagnosa dan merencanakan perubahan dalam keadaan
transformasi berkelanjutan yang melibatkan beragam pelaku. Dalam praktik, hal ini
mempunyai dampak positip terhadap kualitas kolaborasi.