SlideShare a Scribd company logo
1 of 67
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto SH
1
Informasi AgrariaInformasi Agraria
Abah Haji Dedeng Danu
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto SH
2
Undang-undang Pokok AgrariaUndang-undang Pokok Agraria
Dalam Praktek
Upaya pembekalan pengetahuan hukum Agraria
(pertanahan)
Bagi petugas lapangan yang melaksanakan :
Persiapan Proses Pembebasan tanah,
Perlindungan hukum terhadap penguasaan tanah,
Rencana Pemanfaatan lahan,
Pengembangan lahan,
Pengusahaan business property lainnya
Dedeng Danu,
NIK.: 520039,
Jabatan Sebelum Pensiun.: Building&Facilities Manager R&D Center (Band.: III.1.1),
Alamat Sekarang,:
Jl.Pendidikan Nomor.: 11 Mataram NTB,
Jl.Teratai Raya Nomor.: 11 BRK,
Telp.: 022-7798854,
Bandung -40 394
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
3
Fungsi dan TugasFungsi dan Tugas Keagrarian R.IKeagrarian R.I
Negara Republik Indonesia, menjalankan fungsi dan
tugas keagrariaan, merupakan akibat logis daripada
proklamasi dan adanya Undang-Undang Dasar 1945,
Proklamasi 17 Agustus 1945 dan Undang-Undang
Dasar 1945 merupakan sumber hukum dan dasar
hukum dari segala hukum yang berlaku di wilayah R.I,
Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945:
Bumi, dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
4
PENGERTIANPENGERTIAN
“Dikuasai oleh Negara”“Dikuasai oleh Negara”
 Undang-Undang Pokok Agraria berpangkal pada
pendirian, bahwa untuk mencapai apa yang
ditentukan dalam pasal 33 ayat (3) UUD 1945
tidak perlu dan tidaklah pula pada tempatnya,
bahwa Bangsa Indonesia ataupun Negara
bertindak sebagai pemilik tanah.
 Adalah lebih tepat jika Negara, sebagai
organisasi kekuasaan dari seluruh rakyat
bertindak selaku Badan Penguasa
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
5
 Sesuai dengan pangkal pendirian tersebut diatas, perkataan “Dikuasai”
bukanlah berarti dimiliki, akan tetapi adalah pengertian yang memberi
wewenang kepada Negara, sebagai organisasi kekuasaan dari Bangsa
Indonesia untuk pada tingkatan yang tertinggi:
1. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan,
penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air
dan ruang angkasa,
2. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan
hukum antara orang-orang dengan bumi, air dan
ruang angkasa,
3. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan
hukum antara orang-orang dan perbuatan-perbuatan
hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
6
Wewenang yang bersumber pada hak menguasai dari Negara,
digunakan untuk mencapai sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat dalam arti kebahagiaan, kesejahteraan dan kemerdekaan
dalam masyarakat dan Negara hukum Indonesia merdeka,
berdaulat, adil dan makmur,
Hak menguasai dari Negara tersebut di atas pelaksanaannya
dapat dikuasakan kepada Daerah-daerah Swatantra dan
masyarakat-masyarakat hukum adat, sekedar diperlukan dan
tidak bertentangan dengan kepentingan Nasional, menurut
ketentuan-ketentuan Peraturan Pemerintah,
Untuk mencapai tujuan tersebut Negara perlu melakukan
beraneka ragam kebijaksanaan dan kegiatan-kegiatan yang
memerlukan berbagai keakhlian dan keterampilan. Oleh karena
itu dibentuk organ-organ pelaksanaannya.
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
7
Presiden sebagai Kepala Negara telah membentuk dan
menetapkan:
1. yang harus dicapai adalah kondisi tertentu sebagai
tujuan parsial Departemen-departemen sebagai
organisasi,
2. Tujuan, yang merupakan unsur/komponen untuk
mewujudkan kesejahteraan rakyat,
3. Kegiatan yang harus dilakukan, yang menjadi porsi
Departemen yang harus dicapai dan melihat fungsi dan
tugas organisasi tersebut, misalnya, Kehutanan,
Perikanan, Departemen Dalam Negeri dan sebagainya,
4. Dengan mempergunakan sumber daya alam sebagai
unsur dominan, misalnya Kehutanan/tumbuhan,
Perairan/ikan dan tanah/permukaan bumi.
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
8
Disini kita melihat lagi adanya organisasi, tujuan
organisasi,
kegiatan dan penggunaan sumber daya dalam bentuk
yang lebih
kecil dari pada negara.
a. Tujuan-ditetapkan dalam TAP MPR dan Undang-
Undang yang bersangkutan
b. Organisasi-organisasi oleh Presiden
c. Kegiatan- diatur oleh Menteri (Pimpinan Organisasi)
d. Sumber Daya; sebagian dari bumi, air, ruang angkasa
dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
9
Fungsi Dan TugasFungsi Dan Tugas KeagrariaanKeagrariaan
Departemen Dalam NegeriDepartemen Dalam Negeri
Keputusan Presiden R.I. No. 63 tahun 1966, tugas dan fungsi
keagrariaan dikembalikan ke Departemen Dalam Negeri, dan
dengan Keputusan Presiden No. 44 dan 45 tahun 1974 jo kep.
Pres. No. 47/1985 tugas keagrariaan/ pertanahan ditetapkan
sebagai salah satu tugas pokok Departemen Dalam Negeri dan
Direktorat Jenderal Agraria sebagai komponen pelaksana.
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
10
Fungsi, tugas dan tata kerjanya diatur dalam keputusan
Menteri Dalam Negeri No. 72 tahun 1981 yang meliputi
fungsi tata Guna tanah (Land Use). Landreform,
Pengurusan hak hak Tanah dan Pendaftaran Tanah
serta Administrasi, kesemuanya ini merupakan suatu
kebulatan yang tidak dapat dipisah-pisahkan satu
dengan yang lain, walaupun dapat dibeda-bedakan.
Kesatuan dan kebulatan fungsi maupun tugas ini adalah
sesuai dengan ketentuan dan tujuan daripada pasal 33
UUD 1945 yaitu sebesar-besar Kemakmuran Rakyat.
Pada azasnya tugas keagrariaan merupakan tugas-tugas
Pemerintah Pusat, azas ini adalah didasarkan pada
ketentuan pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yang kemudian
dijabarkan dan diperjelas dalam pasal 2 Undang-Undang
Pokok Agraria (Undang-Undang No. 5 tahun 1960).
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
11
Dalam penjelasan pasal 2 UUPA ditegaskan bahwa urusan
Agraria menurut sifatnya dan pada azasnya merupakan
tugas Pemerintah Pusat (Pasal 33 ayat 3 UUD ’45). Dengan
demikian maka pelimpahan wewenang untuk melaksanakan
hak dan penguasaan dari Negara atas tanah itu adalah
merupakan medebewind.
Segala sesuatunya akan diselenggarakan menurut
keperluannya dan sudah barang tentu tidak boleh
bertentangan dengan Kepentingan Nasional.
dalam pelaksanaan penguasaan dan kewenangan yang
bersumber pada hak penguasaan tertinggi tersebut dapat
dikuasakan pada Daerah-daerah Swatantra atau
masyarakat hukum adat, sekedar diperlukan dan tidak
bertentangan dengan Kepentingan Nasional.
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
12
Sementara sistem Medebewind tersebut karena kondisi dan situasi
daerah dewasa ini belum mengijinkan maka perwujudan pelimpahan
wewenang Pemerintah Pusat di bidang keagrariaan kepada
Gubernur Kepala Daerah dilaksanakan dalam rangka dekonsentrasi.
Sepanjang mengenai bidang pemberian hak-hak tanah telah
dilaksanakan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 tahun
1972 yaitu Pelimpahan wewenang secara tegas-tegas pada para
Gubernur/Bupati/Walikotamadya Kepala daerah sebagai wakil
Pemerintah Pusat untuk dan atas nama Menteri Dalam Negeri,
memberikan, memperpanjang atau membatalkan suatu hak atas
tanah, memberikan/menolak permohonan ijin balik nama. Jadi tidak
diserahkan pada daerah dalam rangka otonomi daerah. Dalam
pelaksanaan sehari-hari tugas/wewenang tersebut diselenggarakan
oleh Aparat Agraria di Daerah sebagai Aparat Dekonsentrasi dengan
tidak mengurangi tanggung jawabnya masing-masing kepada
Gubernur/Bupati/Walikotamadya Kepala daerah setempat.
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
13
Berhubung dengan pelimpahan wewenang dalam rangka
Dekosentrasi tersebut, Menteri Dalam Negeri tetap
bertanggung jawab atas pelaksanaan,
pengawasan/pengendalian dan pembinaan, tugas-tugas
teknis administratif di daerah sesuai dengan TAP-TAP
MPR maupun Repelita-Repelita, yang ditetapkan.
Karenanya Menteri Dalam Negeri wajib memberikan
petunjuk-petunjuk dan menetapkan garis-garis
kebijaksanaan umum untuk pelaksanaan tugas-tugas
teknis di daerah dan mengambil tindakan-tindakan yang
diperlukan bila terjadi penyimpangan-penyimpangan.
Sedangkan para Gubernur/Bupati/Walikotamadya Kepala
Daerah diserahi tanggung jawab taktis operasional atas
pelaksanaan tugas keagrariaan tersebut di daerahnya
masing-masing.
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
14
Sebagai pelaksana daripada azas dekonsentrasi tersebut
maka di daerah-daerah baik di daerah Tingkat Propinsi
maupun di Tingkat Kabupaten/ Kotamadya dibentuk
Aparat Agraria, yang dilakukan dengan keputusan
Menteri Dalam Negeri no. 133 tahun 1978 jo Keputusan
menteri Dalam Negeri no. 88 tahun 1972.
Di tiap-tiap Daerah Tingkat Propinsi di bentuk
Direktorat Agraria Propinsi yang dipimpin oleh seorang
Kepala Direktorat Agraria dan di tiap Kabupaten/
kotamadya dibentuk kantor Agraria kabupaten/
kotamadya yang dipimpin oleh seorang Kepala Kantor
Agraria kabupaten/ kotamadya, masing-masing sebagai
pembantu Gubernur/ Bupati/ Walikotamadya selaku
Kepala Wilayah di bidang Agraria.
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
15
Tujuan TugasTujuan Tugas KeagrariaanKeagrariaan
Tujuan di bidang Agraria yang menjadi tugas dan fungsi
Departemen Dalam Negeri dapat dilihat dalam TAP
MPR, UUPA sepanjang yang mengenai tanah (pasal 4)/
kulit bumi, antara lain pasal-pasal 2, 4, 6, 7, 10, 11, ayat
(1), 12, 13, ayat (1) dan (4), 14, 15, 17 ayat (1), 18 ayat
(1) dan 19.
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
16
Pasal-pasal UUPA dapat dibedakan/diperinci tujuan-tujuan (partiil) yang
menjadi porsi dan harus dicapai yaitu :
1) Memanfaatkan/menggunakan tanah secara optimal untuk berbagai
keperluan lahir/bathin yang dapat memenuhi kebutuhan bangsa
sepanjang masa (Awet) dikenal dengan tujuan Tata Guna Tanah
pasal 2 ayat 2 huruf a, pasal 13, 14, dan 15
2) Pemerataan dalam pemanfaatan dan memperoleh kenikmatan/hasil
produksi tanah, dikenal dengan tujuan landreform vide pasal 2 ayat
2 huruf b, c, dan pasal 7, 10, 13 dan 17.
3) Memberikan hak dan kewenangan-kewenangan secara pasti dan
jelas bagi seorang/badan hukum dalam memperoleh manfaat dan
kenikmatan atas tanah (menggunakan, mengerjakan,
mengusahakan dengan jaminan kepastian dan perlindungan
hukum) vide pasal 2 ayat 2 huruf b, c, dan pasal 4, 13 dan 16.
Tujuan ini dikenal dengan tujuan hak-hak tanah.
4) Memberikan jaminan kepastian hak-hak atas tanah dan kepastian
hukum dikenal dengan tujuan Pendaftaran Tanah, vide pasal 2 ayat
2, pasal 19 UUPA.
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
17
Dengan mempertimbangkan tujuan pembangunan dalam
Pelita IV tersebut Presiden memandang bahwa organisasi
yang ada sudah cukup untuk mencapai tujuan bidang
Agraria/tanah, oleh karena itu tidak perlu ada perobahan
organisasi.
Tujuan yang harus dicapai di bidang Agraria ini juga telah
dimuat dalam TAP MPR. NO II/MPR/83 yang tidak jauh
berbeda dengan TAP MPR NO. IV/MPR/1978.
Oleh karena itu Keputusan Presiden No. 7/1979
sementara belum ada perobahan masih berlaku sebagai
tujuan tugas keagrariaan dalam Pelita IV yaitu Catur Tertib
bidang Pertanahan, serta Sukses ketujuh dari Delapan
Sukses Pembangunan dan tujuan-tujuan dasar yang
sudah tercantum dalam UUPA dan peraturan-peraturan
pelaksanaanya.
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
18
Tujuan dasar fungsi dan tugas keagrariaan (tanah) antara lain dapat
dilihat dalam pasal 1 s/d 15, 17, 19, 49 dan diktum II (ketentuan-
ketentuan konversi) UUPA
Tujuan-tujuan yang tercantum dalam pasal-pasal tersebut dapat
dikatakan bersifat dasar, karena pada hakekatnya merupakan
penjelmaan dari pada Pancasila di bidang keagrariaan, yang juga
menjadi tujuan daripada Departemen-Departemen lain, yang
mempunyai misi di bidang sumber daya alam. Tujuan tersebut juga
merupakan landasan bagi terwujudnya tujuan (kesejahteraan) oleh
karena itu pasal tersebut sekaligus juga merupakan/ memuat azas-azas
hukum.
Catatan : mengingat sifat pasal-pasal tersebut dan kedudukannya dalam rangkaian kegiatan untuk pencapaian
tujuan, maka dalam rangka penerapan management audit diperlukan perhatian khusus atas pelaksanaan pasal-
pasal tersebut
Dengan mempertimbangkan tujuan tersebut, maka oleh Menteri Dalam
Negeri diadakan pengaturan lebih lanjut mengenai struktur organisasi
dan tatakerja baik di tingkat Direktorat Jendreal maupun Direktorat
Agraria Propinsi dan Kantor Agraria Kabupaten/Kotamadya.
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
19
Pengertian HukumPengertian Hukum AgrariaAgraria
Alinea ke 4 Pembukaan UUD 1945 berisi pernyataan kehendak dari
Bangsa Indonesia dalam cita-cita hidup bernegara yaitu untuk
membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi
segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum. Mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusun
kemerdekaan Indonesia itu dalam Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia, yang berbentuk dalam suatu susunan Negara RI yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasrkan kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, persatuan
Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan /perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
20
Pernyataan kehendak tersebut memperjelas bahwa
pembentukan Negara Republik Indonesia bermaksud
antara lain :
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan bangsa.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
5. Membentuk masyarakat yang adil makmur
berdasarkan Pancasila
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
21
Undang-Undang Dasar merupakan dasar dan sumber
hukum maka semua hukum yang berlaku di Indonesia
harus menjabarkan cita-cita hidup bernegara sebagaimana
telah diuraikan sebelumnya. Dalam pengertian demikian,
hukum tidak semata-mata hanya bertujuan mewujudkan
tata tertib dan keadilan semata, melainkan harus
merupakan alat untuk mewujudkan kesejahteraan umum
atau keadilan sosial, oleh karena itu hukum harus berfungsi
sebagai motor penggerak masyarakat dalam usaha
mewujudkan cita-cita bangsa. Tujuan ini juga dinyatakan
dengan jelas dalam pasal 33 UUD 1945.
Undang-Undang Pokok Agraria sebagai pelaksanaan pasal
33 ayat (3) UUD 1945 dengan sendirinya juga harus
mengandung tujuan hukum yang sama yang berarti bahwa
hukum Agraria di samping mewujudkan tata, tertib
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
22
Hak – Hak Atas TanahHak – Hak Atas Tanah
Hak atas tanah sebagaimana diatur dalam pasal 16 UUPA adalah :
1. Hak Milik (HM),
2. Hak Guna Usaha (HGU),
3. Hak Guna Bangunan (HGB),
4. Hak Pakai (HP),
5. Hak Sewa,
6. Hak Membuka Tanah,
7. Hak Memungut Hasil Hutan,
8. Hak-Hak Lain yang tidak termasuk dalam Hak-hak tersebut di atas yang akan
ditetapkan dengan Undang-Undang serta hak-hak yang sifatnya sementara sebagai
yang disebut dalam pasal 53 UUPA (Otorita BATAM)
9.
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
23
Hak MilikHak Milik
– Hak terpenuh, terkuat, bersifat turun-temurun, dapat beralih dan
dialihkan atau dipindah tangankan, dapat diwakafkan dan dapat
dijadikan jaminan hutang dengan ikatanb hipotik atau kredit verban
(pasal 20, pasal 24 dan pasal 49 UUPA),
– Hanya warga Negara Indonesia atau badan hukum Indonesia yang
ditetapkan Pemerintah dapat menjadi pemegang Hak Milik (misalnya
badan hukum keagamaan untuk keperluan-keperluan yang langsung
berhubungan dengan keagamaan (pasal 21 UUPA),
– Mempunyai fungsi sosial,
– Penggunaan tanah milik oleh orang yang bukan pemiliknya dibatasi
dan diatur dengan Peraturan Perundangan (pasal 24 UUPA)
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
24
Terjadinya Hak MilikTerjadinya Hak Milik
a. Terjadinya Hak Milik menurut hukum Adat,
diatur dengan Peraturan Pemerintah,
b. Karena penetapan Pemerintah menurut cara
dan syarat yang ditetapkan Pemerintah )pasal
22 UUPA),
c. Karena ketentuan Undang-Undang (diktum
KEDUA UUPA, ketentuan-ketentuan konversi
dan peraturan-peraturan pelaksanaannya)
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
25
Peralihan Hak MilikPeralihan Hak Milik
a. Peralihan hak milik (jual-beli, penghibahan, pemberian dengan
wasiat, pemberian menurut Adat dan perbuatan-perbuatan lain yang
dimaksudkan untuk memindahkan hak milik), serta pengawasannya
diatur dengan Peraturan Pemerintah (pasal 23 UUPA),
b. Setiap peralihan hak milik atau perbuatan yang dimaksudkan untuk
langsung atau tidak langsung memindahkan hak milik kepada orang
asing atau badan hukum yang tidak ditetapkan sebagai badan
hukum yang boleh mempunyai hak milik, adalah batal dengan
sendirinya menurut hukum, tanahnya jatuh pada Negara,
pembayaran tidak dapat dituntut kembali, hak fihak lain yang
membebaninya tetap berlangsung (pasal 26)
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
26
Hapusnya Hak MilikHapusnya Hak Milik
Menurut Ketentuan pasal 27 UUPA Hak
Milik hapus karena :
a. Tanahnya jatuh pada Negara,
1) Karena pencabutan hak berdasarkan pasal 18 (untuk
kepentingan umum),
2) Karena Penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya,
3) Karena diterlantarkan,
4) Karena ketentuan pasal 21 ayat (3) dan 26 ayat (2),
b. Tanahnya musnah
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
27
Pendaftaran Hak MilikPendaftaran Hak Milik
Hak Milik, peralihan Hak Milik dan pembebanannya dengan
Hak-Hak lain, harus didaftarkan (Pada kantor Agraria
Kabupaten/Kotamadya, menurut ketentuan-ketentuan yang
dimuat di dalam pasal 19 UUPA,
Pendaftaran tersebut merupakan alat pembuktian yang kuat
mengenai hapusnya, peralihan dan pembebanan Hak Milik
(pasal 23 UUPA),
Ketentuan pendaftaran hak semacam ini berlaku juga untuk
Hak Guna Usaha (pasal 32 UUPA), dan Hak Guna Bangunan
(pasal 38 UUPA),
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
28
Hak Guna UsahaHak Guna Usaha
 Hak Guna Usaha adalah Hak untuk mengusahakan tanah Negara
untuk :
– Keperluan perusahaan pertanian, perikanan dan peternakan (pasal 28
ayat (1) UUPA),
– Jangka waktu 25 atau 35 tahun, dapat diperpanjang dengan waktu 25
tahun (pasal 23 UUPA),
– Luas minimum 5 Ha, jika luasnya lebih dari 25 Ha, harus
mempergunakan teknik perusahaan yang baik, modal yang layak (pasal
28 UUPA),
– Dapat beralih / dialihkan (pasal 28 ayat (3) UUPA),
– Dapat dijadikan jaminan kredit dengan dibebani Hak-Hak Tanggungan
(pasal 33)
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
29
Terjadinya Hak Guna UsahaTerjadinya Hak Guna Usaha
 Hak Guna Usaha terjadi karena Penetapan
Pemerintah (pasal 31 UUPA),
 Yang dapat menjadi Subyek Hak Guna Usaha :
– Warga Negara Indonesia,
– Badan Hukum yang didirikan menurut hukum
Indonesia dan berkedudukan di Indonesia (pasal 30
UUPA),
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
30
Hapusnya Hak Guna UsahaHapusnya Hak Guna Usaha
 Hak Guna Usaha Hapus karena:
– Jangka waktu berakhir,
– Dihentikan sebelum jangka waktu berakhir,
– Dilepaskan oleh pemegang haknya,
– Dicabut untuk kepentingan umum,
– Diterlantarkan,
– Tanahnya musnah,
– Pemegang Hak tidak memenuhi syarat-syarat kewarganegaraan
dan tidak melepaskan haknya kepada subyek hukum yang
memenuhi syarat dalam jangka waktu 1 tahun (pasal 34 UUPA)
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
31
Hak Guna BangunanHak Guna Bangunan
 Hak Guna Bangunan adalah Hak untuk mendirikan dan
mempunyai bangunan di atas tanah yang bukan miliknya
sendiri (tanah Negara atau tanah milik orang lain),
 Jangka waktu paling lama 30 tahun, dan dapat
diperpanjang 20 tahun lagi (pasal 25 ayat 1 dan ayat 2
UUPA),
 Dapat beralih / dialihkan (pasal 35 ayat 3 UUPA),
 Dapat dijadikan jaminan hutang dengan dibebani Hak
Tanggungan (pasal 39 UUPA)
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
32
Terjadinya Hak Guna BangunanTerjadinya Hak Guna Bangunan
 Di atas tanah Negara karena penetapan
Pemerintah (dalam hal ini berdasarkan
PERMENDAGRI No.6 tahun 1972 jo. No.5
tahun 1973),
 Diatas tanah milik orang lain, karena perjanjian
yang berbentuk otentik antara pemilik tanah dan
orang yang memperoleh Hak Guna Bangunan
(pasal 37 UUPA)
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
33
Yang dapat mempunyai Hak GunaYang dapat mempunyai Hak Guna
BangunanBangunan
Warga Negara Indonesia,
Badan Hukum yang didirikan menyrut
hukum Indonesia dan berkedudukan di
Indonesia
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
34
Pendaftaran Hak Guna BangunanPendaftaran Hak Guna Bangunan
Pendaftaran Hak Guna Bangunan sama
dengan Hak Guna Usaha (pasal 40 UUPA)
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
35
Hak PakaiHak Pakai
 Pengertiannya :
Hak Pakai adalah Hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil
dari tanah yanmg langsung dikuasai oleh Negara atau tanah milik
orang lain, yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan
dalam Keputusan pemberiannya atau dalam perjanjian dengan
pemilik tanahnya, yang bukan perjanjian sewa-menyewa atau
perjanjian pengolahan tanah,
– Hak Pakai dapat terjadi karena Penetapan/diberikan oleh Pemerintah
atau diberikan oleh pemilik tanah (perseorangan dan Badan Hukum
dengan suatu perjanjian (pasal 41 UUPA),
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
36
Subyeknya:Subyeknya:
Yang boleh mempunyai Hak Pakai adalah :
– Warga Negara Indonesia.
– Orang Asing asal ia berkedudukan di Indonesia,
– Badan-badan Hukum yang didirikan menurut hukum
Indonesia,
– Badan-badan Hukum asing yang mempunyai
perwakilan di Indonesia,
– Instansi/Badan Pemerintah,
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
37
Jangka waktunya:Jangka waktunya:
Hak Pakai dapat diberikan selama jangka
waktu tertentu atau selama tanahnya
dipergunakan untuk keperluan tertentu,
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
38
Peralihan/Pemindahan danPeralihan/Pemindahan dan
Pendaftaran Hak Pakai:Pendaftaran Hak Pakai:
Hak Pakai yang diberikan atas tanah yang
dikuasai langsung oleh Negara, Haknya
dapat dipindahkan kepada pihak lain
dengan izizn pejabat yang berwenang,
akan tetapi Hak Pakai atas tanah milik
hanya dapat dialihkan kepada pihak lain
jika hal itu dimungkinkan dalam perjanjian
yang bersangkutan (pasal 43 UUPA),
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
39
Hapusnya Hak Pakai,Hapusnya Hak Pakai,
Hak Pakai Hapus karena:
1. Jangka waktunya berakhir,, tanahnya
musnah,
2. Dihentikan sebelum jangka waktunya
berakhir karena sesuatu syarat tidak
dipenuhi
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
40
Hak PengelolaanHak Pengelolaan
 Pengertiannya:
– Hak Pengelolaan adalah hak untuk menguasai tanah yang langsung dikuasai oleh Negara yang memberi wewenang kepada pemegangnya untuk :
 Merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah yang bersangkutan,
 Menggunakan tanah tersebut untuk keperluan pelaksanaan tugasnya,
 Menyerahkan bagian-bagian dari tanah itu kepada pihak ketiga dengan Hak Milik, Hak Guna Bangunan atau dengan Hak Pakau, sedangkan pemberian
hak atas bagian-bagian tanah Hak Pengelolaan itu tetap dilakukan oleh pejabat yang berwenang,
 Menerima/memungut uang pemasukan
 Subyeknya :
– Hak Pengelolaan dapat diberikan kepada :
– Departemen-Departemen dan Jawatan-Jawatan Pemerintah,
– Badan-Badan Hukum yang seluruh modalnya dimiliki Pemerintah/Pemerintah Daerah,
 Terjadinya Hak Pengelolaan :
– Hak Pengelolaan diberikan untuk jangka waktu selama tanah tersebut di pergunakan untuk keperluan usahanya,
 Pemindahan dan Pendaftaran Hak Pengelolaan.
– Hak Pengelolaan dapat dipindahkan hanya dengan izin Pemerintah dan wajib didaftarkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku,
 Hapusnya Hak Pengelolaan :
– Karena dilepaskan oleh pemegang Hak nya,
– Dibatalkan karena tanahnya tidak dipergunakan sesuai dengan pemberian Hak nya,
– Dibatalkan untuk kepentingan umum,
– Tanahnya musnah
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
41
Hak Membuka Tanah danHak Membuka Tanah dan
Memungut Hasil HutanMemungut Hasil Hutan
Hak membuka tanah dan memungut hasil
hutan, hanya dapat dipunyai oleh Warga
Negara Indonesia dan diatur dengan
Peraturan Pemerintah,
Hak memungut hasil hutan secara syah
tidak dengan sendirinya menyebabkan
diperoleh hak milik atas tanah itu (pasal 46
UUPA)
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
42
Hak Guna Air, Pemeliharaan DanHak Guna Air, Pemeliharaan Dan
Penangkapan IkanPenangkapan Ikan
Hak Guna Air ialah:
– Hak untuk memperoleh air guna keperluan
tertentu,
– Mengalirkan air diatas tanah orang lain,
Hak Guna Air, pemeliharaan/penangkapan
diatur dengan Peraturan Pemerintah (pasal
47 UUPA)
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
43
Hak Guna Ruang AngkasaHak Guna Ruang Angkasa
 Hak Guna Ruang Angkasa memberi wewenang
untuk mempergunakan tenaga dan unsur-unsur
dalam ruang angkasa guna usaha-usaha
memelihara dan memperkembangkan kesuburan
bumi, air serta kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya dan hal-hal lainnya yang
bersangkutan dengan itu,
 Hak Guna Ruang Angkasa diatur dengan
Peraturan Pemerintah (pasal 48 UUPA)
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
44
Hak Tanah Untuk Keperluan SuciHak Tanah Untuk Keperluan Suci
Dan SosialDan Sosial
 Hak Milik Tanah badan-badan keagamaan dan sosial
sepanjang dipergunakan untuk usaha dalam bidang
keagamaan dan sosial, diakui dan dilindungi Badan-
Badan tersebut dijamin pula akan memperoleh tanah
yang cukup untuk bangunan dan usahanya dalam bidang
keagamaan dan sosial,
 Untuk keperluan peribadatan dan keperluan suci lainnya
sebagai dimaksud dalam pasal 14 dapat diberikan tanah
yang dikuasai langsung oleh Negara dengan Hak Pakai,
 Perwakafan tanah milik dilindungi dan diatur dengan
Peraturan Pemerintah (pasal 49 UUPA)
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
45
Ketentuan lainKetentuan lain
 Ketentuan tentang Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak
Guna Usaha dan Hak Pakai diatur dengan Peraturan
Pemerintah,
 Selama Undang-Undang tentang Hak Milik belum
terbentuk, yang berlaku ialah ketentuan-ketentuan
Hukum Adat dan peraturan-peraturan lain yang memberi
wewenang mirip dengan materi hak yang diatur dalam
pasal 20, sepanjang tidak bertentangan dengan jiwa dan
Undang-Undang Pokok Agraria (pasal 50 UUPA)
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
46
Hak TanggunganHak Tanggungan
Hak Tanggungan yang dapat dibebankan
pada Hak Milik, Hak Guna Usaha dan Hak
Guna Bangunan diatur dengan Undang-
Undang (pasal 51 UUPA). Selama
Undang-Undang tersebut belum ada yang
berlaku adalah ketentuan-ketentuan
tentang hipotik dan credit verban
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
47
Ketentuan PeralihanKetentuan Peralihan
 Hak-Hak yang sifatnya sementara sebagai yang dimaksud dalam pasal 16 ayat 1 huruf
h, ialah Hak Gadai, Hak Usaha Bagi Hasil, Hak Menumpang dan Hak Sewa Tanah
Pertanian diatur untuk membatasi sifat-sifatnya yang bertentangan dengan Undang-
Undang Pokok Agraria ini dan Hak-Hak Tersebut diusahakan hapusnya di dalam
waktu yang singkat (pasal 55 UUPA),
 Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan yang berasal dari konversi Hak Erfpacht,
Jak Eigendom dan Hak Opstal berlaku untuk selama sisa waktu Hak-Hak tersebut,
dengan jangka waktu paling lama 20 tahun (pasal 55 UUPA),
 Hak Guna Usaha/Hak Guna Bangunan dapat diberikan kepada badan hukum yang
bermodal asing, jika hal itu diperlukan untuk keperluan/kepentingan Pembangunan
Nasional,
 Selama peraturan-peraturan pelaksanaan Undang-Undang Pokok Agraraia ini belum
terbentuk, maka peraturan-peraturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis
mengenai bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya dan Hak-
Hak atas tanah, yang ada pada mulai berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria ini,
tetap berlaku, sepanjang tidak bertentangan dengan jiwa dari ketentuan-ketentuan
dalam Undang-Undang ini serta diberi tafsiran yang sesuai dengan itu,
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
48
Status Tanah-Tanah SwaprajaStatus Tanah-Tanah Swapraja
 Hak-Hak dan wewenang-wewenang atas bumi
dan air dari Swapraja atau bekas Swapraja yang
masih ada pada waktu mulai berlakunya Undang-
Undang ini hapus dan beralih kepada Negara,
 Hal-Hal yang bersangkutan dengan ketentuan
diatas diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
49
Konversi Hak-Hak atas Tanah menurutKonversi Hak-Hak atas Tanah menurut
Hukum Adat menjadi Hak-Hak atas TanahHukum Adat menjadi Hak-Hak atas Tanah
menurut UUPAmenurut UUPA
 Hak Milik Adat, Tanah Yasan, dan Hak-Hak lain
yang memberi wewenang mirip dengan Hak
Milik Adat dikonversi menjadi Hak Milik,
 Tanah Gogolan, Sanggan, Pekulen yang bersifat
tetap dikonversi menjadi Hak Milik,
 Tanah Gogolan tidak tetap dikonversi menjadi
tanah Hak Pakai
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
50
Konversi Hak atas tanah menurut KUHKonversi Hak atas tanah menurut KUH
PERDATA, menjadi Hak-Hak tanahPERDATA, menjadi Hak-Hak tanah
menurut UUPAmenurut UUPA
 Hak Eigendom:
– Milik perseorangan WNI dikonversi menjadi Hak Milik, Milik Badan Hukum Indonesia dikonversi menjadi Hak Guna Bangunan,
– Milik orang asing/badan hukum asing harus dilepaskan dalam jangka waktu 1 tahun sejak tanggal 24 September 1960, kalau tidak,
tanahnya jatuh pada Negara. Atau dimohon dengan Hak Pakai sepanjang pemohon bertempat tinggal di Indonesia atau Badan
Hukum asing mempunyai perwakilan di Indonesia. Ketentuan semacam ini berlaku juga bagi Hak Opstal dan Erfpacht untuk
perumahan,
 Hak Opstal untuk Perumahan:
– Kepunyaan Badan Hukum Indonesia/WNI dikonversi menjadi Hak Guna Bangunan,
– Kepunyaan WNA/badan hukum asing yang berkedudukan di Indonesia harus dilepaskan dalam jangka waktu 1 tahun, atau
dimohon dengan Hak Pakai,
 Hak Erfpacht:
– Kepunyaan Badan Hukum Indonesia dikonversi menjadi Hak Guna Usaha untuk selama sisa waktu Hak Erfpacht, paling lama 20
tahun,
– Badan Hukum asing harus melepaskan dalam jangka waktu 1 tahun sejak 24 Septemver 1960, kalau tidak haknya hapus dan
tanahnya kembali menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh Negara,
 Tanah Konsesi/Sewa, untuk Perkebunan Besar:
– Pemegang Hak yang memenuhi syarat harus mengajukan permohonan dalam jangka waktu 1 tahun menjadi Hak Guna Usaha,
kalau tidak, konsesi/sewa berjalan terus selama sisa waktu untuk paling lama 5 tahun,
 H.G.U dan H.G.B asal konversi Hak Barat yang dimiliki Warga Negara Asing (terkena pasal 30 ayat 2 dan 36 ayat
2 UUPA) dengan PERMENDAGRI Nomor.: 2/1970 diberikan Hak Pakai selama sisa waktu HGU, HGB tersebut
jika pemiliknya bertempat tinggal di Indonesia
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
51
Pembebanan Hak Tanggungan Atas HakPembebanan Hak Tanggungan Atas Hak
Tanah (Hypothik Dan Crediet Verband)Tanah (Hypothik Dan Crediet Verband)
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
52
Hak Tanggungan DanHak Tanggungan Dan HypotheekHypotheek
(Crediet Verband)(Crediet Verband)
Hak Tanggungan Dalam Undang-Undang Pokok Agraria
adalah sebagaimana Ketentuan-Ketentuan Yang berlaku
mengenai Hypotheek (Crediet Verband) tersebut dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia dan Crediet
Verband tersebut dalam S.190-542 sebagai yang telah diubah
dengan S.1937-190,
Dari pasal-pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa Undang-
Undang Pokok Agraria tidak mengenal istilah hipotheek atau
crediet verband, yang dikenal adalah Hak Tanggungan, dan
selama belum ada Undang-Undang yang mengatur Hak
Tanggungan masih diperlukan ketentuan mengenai hipotheek
dan crediet verban
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria Dalam Praktek
53
Yang Dapat Dibebani Hak TanggunganYang Dapat Dibebani Hak Tanggungan
 Undang-Undang Pokok Agraria Tidak mengenal istilah hipotheek
atau crediet verband, melainkan Hak Tanggungan,
 Hak Tanggungan Hanya Dapat Diberikan Kepada Bank Milik
Negara
 Yang dapat dibebani Hak Tanggungan adalah :
– Hak Milik,
– Hak Guna Usaha, dan
– Hak Guna Bangunan,
Hak-Hak Lainnya Tidak Dapat dijadikan obyek jaminan kredit
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
54
Pembebasan Hak Atas TanahPembebasan Hak Atas Tanah
Adalah perbuatan hukum untuk
melepaskan hubungan hukum antara
pemegang hak dengan tanah berdasarkan
persetujuan/musyawarah mufakat antara
kedua belah pihak, dengan pembayaran
ganti rugi sehingga kembali menjadi tanah
yang dikuasai oleh Negara.*).
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
55
VocabularyVocabulary
Glossary of terms
Define the terms as used in this subject
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
56
Topic OneTopic One
Explain details
Give an example
Exercise to re-enforce learning
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
57
Topic TwoTopic Two
Explain details
Give an example
Exercise to re-enforce learning
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
58
SummarySummary
State what has been learned
Define ways to apply training
Request feedback of training session
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
59
Where to Get More InformationWhere to Get More Information
Other training sessions
List books, articles, electronic sources
Consulting services, other sources
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
60
IntroductionIntroduction
Define the subject matter
State what the audience will learn in this
session
Find out any relevant background and
interest of the audience
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
61
AgendaAgenda
List the topics to be covered
List the times allotted to each
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
62
OverviewOverview
Give the big picture of the subject
Explain how all the individual topics fit
together
Text
Te
xt
Text
TextText
Text
Te
xt
TextText
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
63
VocabularyVocabulary
Glossary of terms
Define the terms as used in this subject
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
64
Topic OneTopic One
Explain details
Give an example
Exercise to reinforce learning
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
65
Topic TwoTopic Two
Explain details
Give an example
Exercise to reinforce learning
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
66
SummarySummary
State what has been learned
Define ways to apply training
Request feedback of training session
02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto
67
Where to Get More InformationWhere to Get More Information
Other training sessions
List books, articles, electronic sources
Consulting services, other sources

More Related Content

What's hot

Manajemen lahan dan pertanahan
Manajemen lahan dan pertanahanManajemen lahan dan pertanahan
Manajemen lahan dan pertanahanFanly Sondakh
 
Perda Kab. Padang Pariaman No 07 tahun 2004 tentang Penetapan Dan Pemanfaatan...
Perda Kab. Padang Pariaman No 07 tahun 2004 tentang Penetapan Dan Pemanfaatan...Perda Kab. Padang Pariaman No 07 tahun 2004 tentang Penetapan Dan Pemanfaatan...
Perda Kab. Padang Pariaman No 07 tahun 2004 tentang Penetapan Dan Pemanfaatan...Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman
 
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanDasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanLeks&Co
 
Tahapan pengadaan tanah
Tahapan pengadaan tanahTahapan pengadaan tanah
Tahapan pengadaan tanahtfknrhm
 
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...Yudhi Aldriand
 
Kepmen Panitia HUT ke-76 RI
Kepmen Panitia HUT ke-76 RIKepmen Panitia HUT ke-76 RI
Kepmen Panitia HUT ke-76 RICIkumparan
 
Surat edaran men pan rb tahun 2014
Surat edaran men pan rb tahun 2014Surat edaran men pan rb tahun 2014
Surat edaran men pan rb tahun 2014cahpelok
 
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaanACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Perka anri no 02 tahun 2014 tentang pedoman tata naskah dinas
Perka anri no 02 tahun 2014 tentang pedoman tata naskah dinasPerka anri no 02 tahun 2014 tentang pedoman tata naskah dinas
Perka anri no 02 tahun 2014 tentang pedoman tata naskah dinasTadha Doank
 
Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
Rencana Tata Ruang Pulau SulawesiRencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
Rencana Tata Ruang Pulau SulawesiPenataan Ruang
 
RAPERDA PENGADAAN PNSD
RAPERDA PENGADAAN PNSDRAPERDA PENGADAAN PNSD
RAPERDA PENGADAAN PNSDAde Suerani
 
Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan
Rencana Tata Ruang Pulau KalimantanRencana Tata Ruang Pulau Kalimantan
Rencana Tata Ruang Pulau KalimantanPenataan Ruang
 
Hukum agraria ( Makalah Konsolidasi Tanah )
Hukum agraria ( Makalah Konsolidasi Tanah )Hukum agraria ( Makalah Konsolidasi Tanah )
Hukum agraria ( Makalah Konsolidasi Tanah )Franky L. Tobing
 
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...Penataan Ruang
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)Leks&Co
 

What's hot (19)

Manajemen lahan dan pertanahan
Manajemen lahan dan pertanahanManajemen lahan dan pertanahan
Manajemen lahan dan pertanahan
 
Perda Kab. Padang Pariaman No 07 tahun 2004 tentang Penetapan Dan Pemanfaatan...
Perda Kab. Padang Pariaman No 07 tahun 2004 tentang Penetapan Dan Pemanfaatan...Perda Kab. Padang Pariaman No 07 tahun 2004 tentang Penetapan Dan Pemanfaatan...
Perda Kab. Padang Pariaman No 07 tahun 2004 tentang Penetapan Dan Pemanfaatan...
 
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanDasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
 
Tahapan pengadaan tanah
Tahapan pengadaan tanahTahapan pengadaan tanah
Tahapan pengadaan tanah
 
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...
 
Kepmen Panitia HUT ke-76 RI
Kepmen Panitia HUT ke-76 RIKepmen Panitia HUT ke-76 RI
Kepmen Panitia HUT ke-76 RI
 
Surat edaran men pan rb tahun 2014
Surat edaran men pan rb tahun 2014Surat edaran men pan rb tahun 2014
Surat edaran men pan rb tahun 2014
 
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
 
Uu 11 2000
Uu 11 2000Uu 11 2000
Uu 11 2000
 
Perka anri no 02 tahun 2014 tentang pedoman tata naskah dinas
Perka anri no 02 tahun 2014 tentang pedoman tata naskah dinasPerka anri no 02 tahun 2014 tentang pedoman tata naskah dinas
Perka anri no 02 tahun 2014 tentang pedoman tata naskah dinas
 
Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
Rencana Tata Ruang Pulau SulawesiRencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
 
RAPERDA PENGADAAN PNSD
RAPERDA PENGADAAN PNSDRAPERDA PENGADAAN PNSD
RAPERDA PENGADAAN PNSD
 
Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 42 Tahun 2019 Tentang Pedoman Tek...
Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 42 Tahun 2019  Tentang  Pedoman Tek...Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 42 Tahun 2019  Tentang  Pedoman Tek...
Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 42 Tahun 2019 Tentang Pedoman Tek...
 
Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan
Rencana Tata Ruang Pulau KalimantanRencana Tata Ruang Pulau Kalimantan
Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan
 
Hukum agraria ( Makalah Konsolidasi Tanah )
Hukum agraria ( Makalah Konsolidasi Tanah )Hukum agraria ( Makalah Konsolidasi Tanah )
Hukum agraria ( Makalah Konsolidasi Tanah )
 
Uu 35 2003
Uu 35 2003Uu 35 2003
Uu 35 2003
 
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...
 
Uudrt 07 1956
Uudrt 07 1956Uudrt 07 1956
Uudrt 07 1956
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
 

Similar to Informasi agraria dari sumber resmi

Penertiban tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah terlantar
Penertiban tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah terlantarPenertiban tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah terlantar
Penertiban tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah terlantarCV Maju Bersama Bangsa
 
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2021.pdf
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2021.pdfSalinan PP Nomor 21 Tahun 2021.pdf
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2021.pdfAnonymousSMDZgs
 
PP Nomor 21 Tahun 2021.pdf
PP Nomor 21 Tahun 2021.pdfPP Nomor 21 Tahun 2021.pdf
PP Nomor 21 Tahun 2021.pdfPanjiIndara
 
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerahPeraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerahppbkab
 
PP Nomor 19 Tahun 2021.pdf
PP Nomor 19 Tahun 2021.pdfPP Nomor 19 Tahun 2021.pdf
PP Nomor 19 Tahun 2021.pdfFaizRivaldy1
 
PERMEN-ATR-BPN-13-2021.pdf
PERMEN-ATR-BPN-13-2021.pdfPERMEN-ATR-BPN-13-2021.pdf
PERMEN-ATR-BPN-13-2021.pdfIsmailAja2
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...224100501
 
3. PERAN BPN PPT.pptx
3.  PERAN BPN PPT.pptx3.  PERAN BPN PPT.pptx
3. PERAN BPN PPT.pptxsutrisno831
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...224100501
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (7...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (7...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (7...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (7...224100501
 
Kebijakan Pengelolaan Barang/Aset Daerah
Kebijakan Pengelolaan Barang/Aset DaerahKebijakan Pengelolaan Barang/Aset Daerah
Kebijakan Pengelolaan Barang/Aset DaerahOswar Mungkasa
 
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...Kota Serang
 
Permen ATR KBPN Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pendaftaran Tanah Kasultanan dan T...
Permen ATR KBPN Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pendaftaran Tanah Kasultanan dan T...Permen ATR KBPN Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pendaftaran Tanah Kasultanan dan T...
Permen ATR KBPN Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pendaftaran Tanah Kasultanan dan T...pidmilkejatisulsel
 
FUNGSI DPRD TERHADAP LKPJ KDH INDRAMAYU.pptx
FUNGSI DPRD TERHADAP LKPJ KDH INDRAMAYU.pptxFUNGSI DPRD TERHADAP LKPJ KDH INDRAMAYU.pptx
FUNGSI DPRD TERHADAP LKPJ KDH INDRAMAYU.pptxalpin14
 
Kebijakan landreform
Kebijakan landreformKebijakan landreform
Kebijakan landreformSalvinusBala1
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (4...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (4...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (4...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (4...224100501
 
158065 id-memahami-penataan-ruang-wilayah-propinsi
158065 id-memahami-penataan-ruang-wilayah-propinsi158065 id-memahami-penataan-ruang-wilayah-propinsi
158065 id-memahami-penataan-ruang-wilayah-propinsiYKN
 

Similar to Informasi agraria dari sumber resmi (20)

Penertiban tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah terlantar
Penertiban tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah terlantarPenertiban tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah terlantar
Penertiban tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah terlantar
 
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2021.pdf
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2021.pdfSalinan PP Nomor 21 Tahun 2021.pdf
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2021.pdf
 
PP Nomor 21 Tahun 2021.pdf
PP Nomor 21 Tahun 2021.pdfPP Nomor 21 Tahun 2021.pdf
PP Nomor 21 Tahun 2021.pdf
 
KKL
KKLKKL
KKL
 
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerahPeraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
 
PP Nomor 19 Tahun 2021.pdf
PP Nomor 19 Tahun 2021.pdfPP Nomor 19 Tahun 2021.pdf
PP Nomor 19 Tahun 2021.pdf
 
PERMEN-ATR-BPN-13-2021.pdf
PERMEN-ATR-BPN-13-2021.pdfPERMEN-ATR-BPN-13-2021.pdf
PERMEN-ATR-BPN-13-2021.pdf
 
Uu 32 2003 Pjls+L
Uu 32 2003 Pjls+LUu 32 2003 Pjls+L
Uu 32 2003 Pjls+L
 
LAND RIGHT
LAND RIGHTLAND RIGHT
LAND RIGHT
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...
 
3. PERAN BPN PPT.pptx
3.  PERAN BPN PPT.pptx3.  PERAN BPN PPT.pptx
3. PERAN BPN PPT.pptx
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (7...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (7...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (7...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (7...
 
Kebijakan Pengelolaan Barang/Aset Daerah
Kebijakan Pengelolaan Barang/Aset DaerahKebijakan Pengelolaan Barang/Aset Daerah
Kebijakan Pengelolaan Barang/Aset Daerah
 
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
 
Permen ATR KBPN Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pendaftaran Tanah Kasultanan dan T...
Permen ATR KBPN Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pendaftaran Tanah Kasultanan dan T...Permen ATR KBPN Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pendaftaran Tanah Kasultanan dan T...
Permen ATR KBPN Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pendaftaran Tanah Kasultanan dan T...
 
FUNGSI DPRD TERHADAP LKPJ KDH INDRAMAYU.pptx
FUNGSI DPRD TERHADAP LKPJ KDH INDRAMAYU.pptxFUNGSI DPRD TERHADAP LKPJ KDH INDRAMAYU.pptx
FUNGSI DPRD TERHADAP LKPJ KDH INDRAMAYU.pptx
 
Kebijakan landreform
Kebijakan landreformKebijakan landreform
Kebijakan landreform
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (4...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (4...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (4...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (4...
 
158065 id-memahami-penataan-ruang-wilayah-propinsi
158065 id-memahami-penataan-ruang-wilayah-propinsi158065 id-memahami-penataan-ruang-wilayah-propinsi
158065 id-memahami-penataan-ruang-wilayah-propinsi
 

Recently uploaded

Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxyovi2305
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfHeru Syah Putra
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...iman333159
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 

Recently uploaded (14)

Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 

Informasi agraria dari sumber resmi

  • 1. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto SH 1 Informasi AgrariaInformasi Agraria Abah Haji Dedeng Danu
  • 2. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto SH 2 Undang-undang Pokok AgrariaUndang-undang Pokok Agraria Dalam Praktek Upaya pembekalan pengetahuan hukum Agraria (pertanahan) Bagi petugas lapangan yang melaksanakan : Persiapan Proses Pembebasan tanah, Perlindungan hukum terhadap penguasaan tanah, Rencana Pemanfaatan lahan, Pengembangan lahan, Pengusahaan business property lainnya Dedeng Danu, NIK.: 520039, Jabatan Sebelum Pensiun.: Building&Facilities Manager R&D Center (Band.: III.1.1), Alamat Sekarang,: Jl.Pendidikan Nomor.: 11 Mataram NTB, Jl.Teratai Raya Nomor.: 11 BRK, Telp.: 022-7798854, Bandung -40 394
  • 3. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 3 Fungsi dan TugasFungsi dan Tugas Keagrarian R.IKeagrarian R.I Negara Republik Indonesia, menjalankan fungsi dan tugas keagrariaan, merupakan akibat logis daripada proklamasi dan adanya Undang-Undang Dasar 1945, Proklamasi 17 Agustus 1945 dan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan sumber hukum dan dasar hukum dari segala hukum yang berlaku di wilayah R.I, Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945: Bumi, dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
  • 4. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 4 PENGERTIANPENGERTIAN “Dikuasai oleh Negara”“Dikuasai oleh Negara”  Undang-Undang Pokok Agraria berpangkal pada pendirian, bahwa untuk mencapai apa yang ditentukan dalam pasal 33 ayat (3) UUD 1945 tidak perlu dan tidaklah pula pada tempatnya, bahwa Bangsa Indonesia ataupun Negara bertindak sebagai pemilik tanah.  Adalah lebih tepat jika Negara, sebagai organisasi kekuasaan dari seluruh rakyat bertindak selaku Badan Penguasa
  • 5. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 5  Sesuai dengan pangkal pendirian tersebut diatas, perkataan “Dikuasai” bukanlah berarti dimiliki, akan tetapi adalah pengertian yang memberi wewenang kepada Negara, sebagai organisasi kekuasaan dari Bangsa Indonesia untuk pada tingkatan yang tertinggi: 1. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa, 2. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi, air dan ruang angkasa, 3. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.
  • 6. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 6 Wewenang yang bersumber pada hak menguasai dari Negara, digunakan untuk mencapai sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dalam arti kebahagiaan, kesejahteraan dan kemerdekaan dalam masyarakat dan Negara hukum Indonesia merdeka, berdaulat, adil dan makmur, Hak menguasai dari Negara tersebut di atas pelaksanaannya dapat dikuasakan kepada Daerah-daerah Swatantra dan masyarakat-masyarakat hukum adat, sekedar diperlukan dan tidak bertentangan dengan kepentingan Nasional, menurut ketentuan-ketentuan Peraturan Pemerintah, Untuk mencapai tujuan tersebut Negara perlu melakukan beraneka ragam kebijaksanaan dan kegiatan-kegiatan yang memerlukan berbagai keakhlian dan keterampilan. Oleh karena itu dibentuk organ-organ pelaksanaannya.
  • 7. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 7 Presiden sebagai Kepala Negara telah membentuk dan menetapkan: 1. yang harus dicapai adalah kondisi tertentu sebagai tujuan parsial Departemen-departemen sebagai organisasi, 2. Tujuan, yang merupakan unsur/komponen untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, 3. Kegiatan yang harus dilakukan, yang menjadi porsi Departemen yang harus dicapai dan melihat fungsi dan tugas organisasi tersebut, misalnya, Kehutanan, Perikanan, Departemen Dalam Negeri dan sebagainya, 4. Dengan mempergunakan sumber daya alam sebagai unsur dominan, misalnya Kehutanan/tumbuhan, Perairan/ikan dan tanah/permukaan bumi.
  • 8. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 8 Disini kita melihat lagi adanya organisasi, tujuan organisasi, kegiatan dan penggunaan sumber daya dalam bentuk yang lebih kecil dari pada negara. a. Tujuan-ditetapkan dalam TAP MPR dan Undang- Undang yang bersangkutan b. Organisasi-organisasi oleh Presiden c. Kegiatan- diatur oleh Menteri (Pimpinan Organisasi) d. Sumber Daya; sebagian dari bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
  • 9. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 9 Fungsi Dan TugasFungsi Dan Tugas KeagrariaanKeagrariaan Departemen Dalam NegeriDepartemen Dalam Negeri Keputusan Presiden R.I. No. 63 tahun 1966, tugas dan fungsi keagrariaan dikembalikan ke Departemen Dalam Negeri, dan dengan Keputusan Presiden No. 44 dan 45 tahun 1974 jo kep. Pres. No. 47/1985 tugas keagrariaan/ pertanahan ditetapkan sebagai salah satu tugas pokok Departemen Dalam Negeri dan Direktorat Jenderal Agraria sebagai komponen pelaksana.
  • 10. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 10 Fungsi, tugas dan tata kerjanya diatur dalam keputusan Menteri Dalam Negeri No. 72 tahun 1981 yang meliputi fungsi tata Guna tanah (Land Use). Landreform, Pengurusan hak hak Tanah dan Pendaftaran Tanah serta Administrasi, kesemuanya ini merupakan suatu kebulatan yang tidak dapat dipisah-pisahkan satu dengan yang lain, walaupun dapat dibeda-bedakan. Kesatuan dan kebulatan fungsi maupun tugas ini adalah sesuai dengan ketentuan dan tujuan daripada pasal 33 UUD 1945 yaitu sebesar-besar Kemakmuran Rakyat. Pada azasnya tugas keagrariaan merupakan tugas-tugas Pemerintah Pusat, azas ini adalah didasarkan pada ketentuan pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yang kemudian dijabarkan dan diperjelas dalam pasal 2 Undang-Undang Pokok Agraria (Undang-Undang No. 5 tahun 1960).
  • 11. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 11 Dalam penjelasan pasal 2 UUPA ditegaskan bahwa urusan Agraria menurut sifatnya dan pada azasnya merupakan tugas Pemerintah Pusat (Pasal 33 ayat 3 UUD ’45). Dengan demikian maka pelimpahan wewenang untuk melaksanakan hak dan penguasaan dari Negara atas tanah itu adalah merupakan medebewind. Segala sesuatunya akan diselenggarakan menurut keperluannya dan sudah barang tentu tidak boleh bertentangan dengan Kepentingan Nasional. dalam pelaksanaan penguasaan dan kewenangan yang bersumber pada hak penguasaan tertinggi tersebut dapat dikuasakan pada Daerah-daerah Swatantra atau masyarakat hukum adat, sekedar diperlukan dan tidak bertentangan dengan Kepentingan Nasional.
  • 12. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 12 Sementara sistem Medebewind tersebut karena kondisi dan situasi daerah dewasa ini belum mengijinkan maka perwujudan pelimpahan wewenang Pemerintah Pusat di bidang keagrariaan kepada Gubernur Kepala Daerah dilaksanakan dalam rangka dekonsentrasi. Sepanjang mengenai bidang pemberian hak-hak tanah telah dilaksanakan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 tahun 1972 yaitu Pelimpahan wewenang secara tegas-tegas pada para Gubernur/Bupati/Walikotamadya Kepala daerah sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk dan atas nama Menteri Dalam Negeri, memberikan, memperpanjang atau membatalkan suatu hak atas tanah, memberikan/menolak permohonan ijin balik nama. Jadi tidak diserahkan pada daerah dalam rangka otonomi daerah. Dalam pelaksanaan sehari-hari tugas/wewenang tersebut diselenggarakan oleh Aparat Agraria di Daerah sebagai Aparat Dekonsentrasi dengan tidak mengurangi tanggung jawabnya masing-masing kepada Gubernur/Bupati/Walikotamadya Kepala daerah setempat.
  • 13. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 13 Berhubung dengan pelimpahan wewenang dalam rangka Dekosentrasi tersebut, Menteri Dalam Negeri tetap bertanggung jawab atas pelaksanaan, pengawasan/pengendalian dan pembinaan, tugas-tugas teknis administratif di daerah sesuai dengan TAP-TAP MPR maupun Repelita-Repelita, yang ditetapkan. Karenanya Menteri Dalam Negeri wajib memberikan petunjuk-petunjuk dan menetapkan garis-garis kebijaksanaan umum untuk pelaksanaan tugas-tugas teknis di daerah dan mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan bila terjadi penyimpangan-penyimpangan. Sedangkan para Gubernur/Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah diserahi tanggung jawab taktis operasional atas pelaksanaan tugas keagrariaan tersebut di daerahnya masing-masing.
  • 14. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 14 Sebagai pelaksana daripada azas dekonsentrasi tersebut maka di daerah-daerah baik di daerah Tingkat Propinsi maupun di Tingkat Kabupaten/ Kotamadya dibentuk Aparat Agraria, yang dilakukan dengan keputusan Menteri Dalam Negeri no. 133 tahun 1978 jo Keputusan menteri Dalam Negeri no. 88 tahun 1972. Di tiap-tiap Daerah Tingkat Propinsi di bentuk Direktorat Agraria Propinsi yang dipimpin oleh seorang Kepala Direktorat Agraria dan di tiap Kabupaten/ kotamadya dibentuk kantor Agraria kabupaten/ kotamadya yang dipimpin oleh seorang Kepala Kantor Agraria kabupaten/ kotamadya, masing-masing sebagai pembantu Gubernur/ Bupati/ Walikotamadya selaku Kepala Wilayah di bidang Agraria.
  • 15. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 15 Tujuan TugasTujuan Tugas KeagrariaanKeagrariaan Tujuan di bidang Agraria yang menjadi tugas dan fungsi Departemen Dalam Negeri dapat dilihat dalam TAP MPR, UUPA sepanjang yang mengenai tanah (pasal 4)/ kulit bumi, antara lain pasal-pasal 2, 4, 6, 7, 10, 11, ayat (1), 12, 13, ayat (1) dan (4), 14, 15, 17 ayat (1), 18 ayat (1) dan 19.
  • 16. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 16 Pasal-pasal UUPA dapat dibedakan/diperinci tujuan-tujuan (partiil) yang menjadi porsi dan harus dicapai yaitu : 1) Memanfaatkan/menggunakan tanah secara optimal untuk berbagai keperluan lahir/bathin yang dapat memenuhi kebutuhan bangsa sepanjang masa (Awet) dikenal dengan tujuan Tata Guna Tanah pasal 2 ayat 2 huruf a, pasal 13, 14, dan 15 2) Pemerataan dalam pemanfaatan dan memperoleh kenikmatan/hasil produksi tanah, dikenal dengan tujuan landreform vide pasal 2 ayat 2 huruf b, c, dan pasal 7, 10, 13 dan 17. 3) Memberikan hak dan kewenangan-kewenangan secara pasti dan jelas bagi seorang/badan hukum dalam memperoleh manfaat dan kenikmatan atas tanah (menggunakan, mengerjakan, mengusahakan dengan jaminan kepastian dan perlindungan hukum) vide pasal 2 ayat 2 huruf b, c, dan pasal 4, 13 dan 16. Tujuan ini dikenal dengan tujuan hak-hak tanah. 4) Memberikan jaminan kepastian hak-hak atas tanah dan kepastian hukum dikenal dengan tujuan Pendaftaran Tanah, vide pasal 2 ayat 2, pasal 19 UUPA.
  • 17. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 17 Dengan mempertimbangkan tujuan pembangunan dalam Pelita IV tersebut Presiden memandang bahwa organisasi yang ada sudah cukup untuk mencapai tujuan bidang Agraria/tanah, oleh karena itu tidak perlu ada perobahan organisasi. Tujuan yang harus dicapai di bidang Agraria ini juga telah dimuat dalam TAP MPR. NO II/MPR/83 yang tidak jauh berbeda dengan TAP MPR NO. IV/MPR/1978. Oleh karena itu Keputusan Presiden No. 7/1979 sementara belum ada perobahan masih berlaku sebagai tujuan tugas keagrariaan dalam Pelita IV yaitu Catur Tertib bidang Pertanahan, serta Sukses ketujuh dari Delapan Sukses Pembangunan dan tujuan-tujuan dasar yang sudah tercantum dalam UUPA dan peraturan-peraturan pelaksanaanya.
  • 18. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 18 Tujuan dasar fungsi dan tugas keagrariaan (tanah) antara lain dapat dilihat dalam pasal 1 s/d 15, 17, 19, 49 dan diktum II (ketentuan- ketentuan konversi) UUPA Tujuan-tujuan yang tercantum dalam pasal-pasal tersebut dapat dikatakan bersifat dasar, karena pada hakekatnya merupakan penjelmaan dari pada Pancasila di bidang keagrariaan, yang juga menjadi tujuan daripada Departemen-Departemen lain, yang mempunyai misi di bidang sumber daya alam. Tujuan tersebut juga merupakan landasan bagi terwujudnya tujuan (kesejahteraan) oleh karena itu pasal tersebut sekaligus juga merupakan/ memuat azas-azas hukum. Catatan : mengingat sifat pasal-pasal tersebut dan kedudukannya dalam rangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan, maka dalam rangka penerapan management audit diperlukan perhatian khusus atas pelaksanaan pasal- pasal tersebut Dengan mempertimbangkan tujuan tersebut, maka oleh Menteri Dalam Negeri diadakan pengaturan lebih lanjut mengenai struktur organisasi dan tatakerja baik di tingkat Direktorat Jendreal maupun Direktorat Agraria Propinsi dan Kantor Agraria Kabupaten/Kotamadya.
  • 19. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 19 Pengertian HukumPengertian Hukum AgrariaAgraria Alinea ke 4 Pembukaan UUD 1945 berisi pernyataan kehendak dari Bangsa Indonesia dalam cita-cita hidup bernegara yaitu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum. Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusun kemerdekaan Indonesia itu dalam Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang berbentuk dalam suatu susunan Negara RI yang berkedaulatan rakyat dengan berdasrkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
  • 20. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 20 Pernyataan kehendak tersebut memperjelas bahwa pembentukan Negara Republik Indonesia bermaksud antara lain : 1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. 2. Memajukan kesejahteraan bangsa. 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa. 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial 5. Membentuk masyarakat yang adil makmur berdasarkan Pancasila
  • 21. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 21 Undang-Undang Dasar merupakan dasar dan sumber hukum maka semua hukum yang berlaku di Indonesia harus menjabarkan cita-cita hidup bernegara sebagaimana telah diuraikan sebelumnya. Dalam pengertian demikian, hukum tidak semata-mata hanya bertujuan mewujudkan tata tertib dan keadilan semata, melainkan harus merupakan alat untuk mewujudkan kesejahteraan umum atau keadilan sosial, oleh karena itu hukum harus berfungsi sebagai motor penggerak masyarakat dalam usaha mewujudkan cita-cita bangsa. Tujuan ini juga dinyatakan dengan jelas dalam pasal 33 UUD 1945. Undang-Undang Pokok Agraria sebagai pelaksanaan pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dengan sendirinya juga harus mengandung tujuan hukum yang sama yang berarti bahwa hukum Agraria di samping mewujudkan tata, tertib
  • 22. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 22 Hak – Hak Atas TanahHak – Hak Atas Tanah Hak atas tanah sebagaimana diatur dalam pasal 16 UUPA adalah : 1. Hak Milik (HM), 2. Hak Guna Usaha (HGU), 3. Hak Guna Bangunan (HGB), 4. Hak Pakai (HP), 5. Hak Sewa, 6. Hak Membuka Tanah, 7. Hak Memungut Hasil Hutan, 8. Hak-Hak Lain yang tidak termasuk dalam Hak-hak tersebut di atas yang akan ditetapkan dengan Undang-Undang serta hak-hak yang sifatnya sementara sebagai yang disebut dalam pasal 53 UUPA (Otorita BATAM) 9.
  • 23. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 23 Hak MilikHak Milik – Hak terpenuh, terkuat, bersifat turun-temurun, dapat beralih dan dialihkan atau dipindah tangankan, dapat diwakafkan dan dapat dijadikan jaminan hutang dengan ikatanb hipotik atau kredit verban (pasal 20, pasal 24 dan pasal 49 UUPA), – Hanya warga Negara Indonesia atau badan hukum Indonesia yang ditetapkan Pemerintah dapat menjadi pemegang Hak Milik (misalnya badan hukum keagamaan untuk keperluan-keperluan yang langsung berhubungan dengan keagamaan (pasal 21 UUPA), – Mempunyai fungsi sosial, – Penggunaan tanah milik oleh orang yang bukan pemiliknya dibatasi dan diatur dengan Peraturan Perundangan (pasal 24 UUPA)
  • 24. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 24 Terjadinya Hak MilikTerjadinya Hak Milik a. Terjadinya Hak Milik menurut hukum Adat, diatur dengan Peraturan Pemerintah, b. Karena penetapan Pemerintah menurut cara dan syarat yang ditetapkan Pemerintah )pasal 22 UUPA), c. Karena ketentuan Undang-Undang (diktum KEDUA UUPA, ketentuan-ketentuan konversi dan peraturan-peraturan pelaksanaannya)
  • 25. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 25 Peralihan Hak MilikPeralihan Hak Milik a. Peralihan hak milik (jual-beli, penghibahan, pemberian dengan wasiat, pemberian menurut Adat dan perbuatan-perbuatan lain yang dimaksudkan untuk memindahkan hak milik), serta pengawasannya diatur dengan Peraturan Pemerintah (pasal 23 UUPA), b. Setiap peralihan hak milik atau perbuatan yang dimaksudkan untuk langsung atau tidak langsung memindahkan hak milik kepada orang asing atau badan hukum yang tidak ditetapkan sebagai badan hukum yang boleh mempunyai hak milik, adalah batal dengan sendirinya menurut hukum, tanahnya jatuh pada Negara, pembayaran tidak dapat dituntut kembali, hak fihak lain yang membebaninya tetap berlangsung (pasal 26)
  • 26. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 26 Hapusnya Hak MilikHapusnya Hak Milik Menurut Ketentuan pasal 27 UUPA Hak Milik hapus karena : a. Tanahnya jatuh pada Negara, 1) Karena pencabutan hak berdasarkan pasal 18 (untuk kepentingan umum), 2) Karena Penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya, 3) Karena diterlantarkan, 4) Karena ketentuan pasal 21 ayat (3) dan 26 ayat (2), b. Tanahnya musnah
  • 27. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 27 Pendaftaran Hak MilikPendaftaran Hak Milik Hak Milik, peralihan Hak Milik dan pembebanannya dengan Hak-Hak lain, harus didaftarkan (Pada kantor Agraria Kabupaten/Kotamadya, menurut ketentuan-ketentuan yang dimuat di dalam pasal 19 UUPA, Pendaftaran tersebut merupakan alat pembuktian yang kuat mengenai hapusnya, peralihan dan pembebanan Hak Milik (pasal 23 UUPA), Ketentuan pendaftaran hak semacam ini berlaku juga untuk Hak Guna Usaha (pasal 32 UUPA), dan Hak Guna Bangunan (pasal 38 UUPA),
  • 28. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 28 Hak Guna UsahaHak Guna Usaha  Hak Guna Usaha adalah Hak untuk mengusahakan tanah Negara untuk : – Keperluan perusahaan pertanian, perikanan dan peternakan (pasal 28 ayat (1) UUPA), – Jangka waktu 25 atau 35 tahun, dapat diperpanjang dengan waktu 25 tahun (pasal 23 UUPA), – Luas minimum 5 Ha, jika luasnya lebih dari 25 Ha, harus mempergunakan teknik perusahaan yang baik, modal yang layak (pasal 28 UUPA), – Dapat beralih / dialihkan (pasal 28 ayat (3) UUPA), – Dapat dijadikan jaminan kredit dengan dibebani Hak-Hak Tanggungan (pasal 33)
  • 29. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 29 Terjadinya Hak Guna UsahaTerjadinya Hak Guna Usaha  Hak Guna Usaha terjadi karena Penetapan Pemerintah (pasal 31 UUPA),  Yang dapat menjadi Subyek Hak Guna Usaha : – Warga Negara Indonesia, – Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia (pasal 30 UUPA),
  • 30. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 30 Hapusnya Hak Guna UsahaHapusnya Hak Guna Usaha  Hak Guna Usaha Hapus karena: – Jangka waktu berakhir, – Dihentikan sebelum jangka waktu berakhir, – Dilepaskan oleh pemegang haknya, – Dicabut untuk kepentingan umum, – Diterlantarkan, – Tanahnya musnah, – Pemegang Hak tidak memenuhi syarat-syarat kewarganegaraan dan tidak melepaskan haknya kepada subyek hukum yang memenuhi syarat dalam jangka waktu 1 tahun (pasal 34 UUPA)
  • 31. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 31 Hak Guna BangunanHak Guna Bangunan  Hak Guna Bangunan adalah Hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan di atas tanah yang bukan miliknya sendiri (tanah Negara atau tanah milik orang lain),  Jangka waktu paling lama 30 tahun, dan dapat diperpanjang 20 tahun lagi (pasal 25 ayat 1 dan ayat 2 UUPA),  Dapat beralih / dialihkan (pasal 35 ayat 3 UUPA),  Dapat dijadikan jaminan hutang dengan dibebani Hak Tanggungan (pasal 39 UUPA)
  • 32. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 32 Terjadinya Hak Guna BangunanTerjadinya Hak Guna Bangunan  Di atas tanah Negara karena penetapan Pemerintah (dalam hal ini berdasarkan PERMENDAGRI No.6 tahun 1972 jo. No.5 tahun 1973),  Diatas tanah milik orang lain, karena perjanjian yang berbentuk otentik antara pemilik tanah dan orang yang memperoleh Hak Guna Bangunan (pasal 37 UUPA)
  • 33. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 33 Yang dapat mempunyai Hak GunaYang dapat mempunyai Hak Guna BangunanBangunan Warga Negara Indonesia, Badan Hukum yang didirikan menyrut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia
  • 34. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 34 Pendaftaran Hak Guna BangunanPendaftaran Hak Guna Bangunan Pendaftaran Hak Guna Bangunan sama dengan Hak Guna Usaha (pasal 40 UUPA)
  • 35. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 35 Hak PakaiHak Pakai  Pengertiannya : Hak Pakai adalah Hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari tanah yanmg langsung dikuasai oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam Keputusan pemberiannya atau dalam perjanjian dengan pemilik tanahnya, yang bukan perjanjian sewa-menyewa atau perjanjian pengolahan tanah, – Hak Pakai dapat terjadi karena Penetapan/diberikan oleh Pemerintah atau diberikan oleh pemilik tanah (perseorangan dan Badan Hukum dengan suatu perjanjian (pasal 41 UUPA),
  • 36. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 36 Subyeknya:Subyeknya: Yang boleh mempunyai Hak Pakai adalah : – Warga Negara Indonesia. – Orang Asing asal ia berkedudukan di Indonesia, – Badan-badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia, – Badan-badan Hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia, – Instansi/Badan Pemerintah,
  • 37. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 37 Jangka waktunya:Jangka waktunya: Hak Pakai dapat diberikan selama jangka waktu tertentu atau selama tanahnya dipergunakan untuk keperluan tertentu,
  • 38. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 38 Peralihan/Pemindahan danPeralihan/Pemindahan dan Pendaftaran Hak Pakai:Pendaftaran Hak Pakai: Hak Pakai yang diberikan atas tanah yang dikuasai langsung oleh Negara, Haknya dapat dipindahkan kepada pihak lain dengan izizn pejabat yang berwenang, akan tetapi Hak Pakai atas tanah milik hanya dapat dialihkan kepada pihak lain jika hal itu dimungkinkan dalam perjanjian yang bersangkutan (pasal 43 UUPA),
  • 39. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 39 Hapusnya Hak Pakai,Hapusnya Hak Pakai, Hak Pakai Hapus karena: 1. Jangka waktunya berakhir,, tanahnya musnah, 2. Dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir karena sesuatu syarat tidak dipenuhi
  • 40. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 40 Hak PengelolaanHak Pengelolaan  Pengertiannya: – Hak Pengelolaan adalah hak untuk menguasai tanah yang langsung dikuasai oleh Negara yang memberi wewenang kepada pemegangnya untuk :  Merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah yang bersangkutan,  Menggunakan tanah tersebut untuk keperluan pelaksanaan tugasnya,  Menyerahkan bagian-bagian dari tanah itu kepada pihak ketiga dengan Hak Milik, Hak Guna Bangunan atau dengan Hak Pakau, sedangkan pemberian hak atas bagian-bagian tanah Hak Pengelolaan itu tetap dilakukan oleh pejabat yang berwenang,  Menerima/memungut uang pemasukan  Subyeknya : – Hak Pengelolaan dapat diberikan kepada : – Departemen-Departemen dan Jawatan-Jawatan Pemerintah, – Badan-Badan Hukum yang seluruh modalnya dimiliki Pemerintah/Pemerintah Daerah,  Terjadinya Hak Pengelolaan : – Hak Pengelolaan diberikan untuk jangka waktu selama tanah tersebut di pergunakan untuk keperluan usahanya,  Pemindahan dan Pendaftaran Hak Pengelolaan. – Hak Pengelolaan dapat dipindahkan hanya dengan izin Pemerintah dan wajib didaftarkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku,  Hapusnya Hak Pengelolaan : – Karena dilepaskan oleh pemegang Hak nya, – Dibatalkan karena tanahnya tidak dipergunakan sesuai dengan pemberian Hak nya, – Dibatalkan untuk kepentingan umum, – Tanahnya musnah
  • 41. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 41 Hak Membuka Tanah danHak Membuka Tanah dan Memungut Hasil HutanMemungut Hasil Hutan Hak membuka tanah dan memungut hasil hutan, hanya dapat dipunyai oleh Warga Negara Indonesia dan diatur dengan Peraturan Pemerintah, Hak memungut hasil hutan secara syah tidak dengan sendirinya menyebabkan diperoleh hak milik atas tanah itu (pasal 46 UUPA)
  • 42. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 42 Hak Guna Air, Pemeliharaan DanHak Guna Air, Pemeliharaan Dan Penangkapan IkanPenangkapan Ikan Hak Guna Air ialah: – Hak untuk memperoleh air guna keperluan tertentu, – Mengalirkan air diatas tanah orang lain, Hak Guna Air, pemeliharaan/penangkapan diatur dengan Peraturan Pemerintah (pasal 47 UUPA)
  • 43. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 43 Hak Guna Ruang AngkasaHak Guna Ruang Angkasa  Hak Guna Ruang Angkasa memberi wewenang untuk mempergunakan tenaga dan unsur-unsur dalam ruang angkasa guna usaha-usaha memelihara dan memperkembangkan kesuburan bumi, air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dan hal-hal lainnya yang bersangkutan dengan itu,  Hak Guna Ruang Angkasa diatur dengan Peraturan Pemerintah (pasal 48 UUPA)
  • 44. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 44 Hak Tanah Untuk Keperluan SuciHak Tanah Untuk Keperluan Suci Dan SosialDan Sosial  Hak Milik Tanah badan-badan keagamaan dan sosial sepanjang dipergunakan untuk usaha dalam bidang keagamaan dan sosial, diakui dan dilindungi Badan- Badan tersebut dijamin pula akan memperoleh tanah yang cukup untuk bangunan dan usahanya dalam bidang keagamaan dan sosial,  Untuk keperluan peribadatan dan keperluan suci lainnya sebagai dimaksud dalam pasal 14 dapat diberikan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara dengan Hak Pakai,  Perwakafan tanah milik dilindungi dan diatur dengan Peraturan Pemerintah (pasal 49 UUPA)
  • 45. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 45 Ketentuan lainKetentuan lain  Ketentuan tentang Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha dan Hak Pakai diatur dengan Peraturan Pemerintah,  Selama Undang-Undang tentang Hak Milik belum terbentuk, yang berlaku ialah ketentuan-ketentuan Hukum Adat dan peraturan-peraturan lain yang memberi wewenang mirip dengan materi hak yang diatur dalam pasal 20, sepanjang tidak bertentangan dengan jiwa dan Undang-Undang Pokok Agraria (pasal 50 UUPA)
  • 46. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 46 Hak TanggunganHak Tanggungan Hak Tanggungan yang dapat dibebankan pada Hak Milik, Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan diatur dengan Undang- Undang (pasal 51 UUPA). Selama Undang-Undang tersebut belum ada yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan tentang hipotik dan credit verban
  • 47. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 47 Ketentuan PeralihanKetentuan Peralihan  Hak-Hak yang sifatnya sementara sebagai yang dimaksud dalam pasal 16 ayat 1 huruf h, ialah Hak Gadai, Hak Usaha Bagi Hasil, Hak Menumpang dan Hak Sewa Tanah Pertanian diatur untuk membatasi sifat-sifatnya yang bertentangan dengan Undang- Undang Pokok Agraria ini dan Hak-Hak Tersebut diusahakan hapusnya di dalam waktu yang singkat (pasal 55 UUPA),  Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan yang berasal dari konversi Hak Erfpacht, Jak Eigendom dan Hak Opstal berlaku untuk selama sisa waktu Hak-Hak tersebut, dengan jangka waktu paling lama 20 tahun (pasal 55 UUPA),  Hak Guna Usaha/Hak Guna Bangunan dapat diberikan kepada badan hukum yang bermodal asing, jika hal itu diperlukan untuk keperluan/kepentingan Pembangunan Nasional,  Selama peraturan-peraturan pelaksanaan Undang-Undang Pokok Agraraia ini belum terbentuk, maka peraturan-peraturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis mengenai bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya dan Hak- Hak atas tanah, yang ada pada mulai berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria ini, tetap berlaku, sepanjang tidak bertentangan dengan jiwa dari ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang ini serta diberi tafsiran yang sesuai dengan itu,
  • 48. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 48 Status Tanah-Tanah SwaprajaStatus Tanah-Tanah Swapraja  Hak-Hak dan wewenang-wewenang atas bumi dan air dari Swapraja atau bekas Swapraja yang masih ada pada waktu mulai berlakunya Undang- Undang ini hapus dan beralih kepada Negara,  Hal-Hal yang bersangkutan dengan ketentuan diatas diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah
  • 49. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 49 Konversi Hak-Hak atas Tanah menurutKonversi Hak-Hak atas Tanah menurut Hukum Adat menjadi Hak-Hak atas TanahHukum Adat menjadi Hak-Hak atas Tanah menurut UUPAmenurut UUPA  Hak Milik Adat, Tanah Yasan, dan Hak-Hak lain yang memberi wewenang mirip dengan Hak Milik Adat dikonversi menjadi Hak Milik,  Tanah Gogolan, Sanggan, Pekulen yang bersifat tetap dikonversi menjadi Hak Milik,  Tanah Gogolan tidak tetap dikonversi menjadi tanah Hak Pakai
  • 50. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 50 Konversi Hak atas tanah menurut KUHKonversi Hak atas tanah menurut KUH PERDATA, menjadi Hak-Hak tanahPERDATA, menjadi Hak-Hak tanah menurut UUPAmenurut UUPA  Hak Eigendom: – Milik perseorangan WNI dikonversi menjadi Hak Milik, Milik Badan Hukum Indonesia dikonversi menjadi Hak Guna Bangunan, – Milik orang asing/badan hukum asing harus dilepaskan dalam jangka waktu 1 tahun sejak tanggal 24 September 1960, kalau tidak, tanahnya jatuh pada Negara. Atau dimohon dengan Hak Pakai sepanjang pemohon bertempat tinggal di Indonesia atau Badan Hukum asing mempunyai perwakilan di Indonesia. Ketentuan semacam ini berlaku juga bagi Hak Opstal dan Erfpacht untuk perumahan,  Hak Opstal untuk Perumahan: – Kepunyaan Badan Hukum Indonesia/WNI dikonversi menjadi Hak Guna Bangunan, – Kepunyaan WNA/badan hukum asing yang berkedudukan di Indonesia harus dilepaskan dalam jangka waktu 1 tahun, atau dimohon dengan Hak Pakai,  Hak Erfpacht: – Kepunyaan Badan Hukum Indonesia dikonversi menjadi Hak Guna Usaha untuk selama sisa waktu Hak Erfpacht, paling lama 20 tahun, – Badan Hukum asing harus melepaskan dalam jangka waktu 1 tahun sejak 24 Septemver 1960, kalau tidak haknya hapus dan tanahnya kembali menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh Negara,  Tanah Konsesi/Sewa, untuk Perkebunan Besar: – Pemegang Hak yang memenuhi syarat harus mengajukan permohonan dalam jangka waktu 1 tahun menjadi Hak Guna Usaha, kalau tidak, konsesi/sewa berjalan terus selama sisa waktu untuk paling lama 5 tahun,  H.G.U dan H.G.B asal konversi Hak Barat yang dimiliki Warga Negara Asing (terkena pasal 30 ayat 2 dan 36 ayat 2 UUPA) dengan PERMENDAGRI Nomor.: 2/1970 diberikan Hak Pakai selama sisa waktu HGU, HGB tersebut jika pemiliknya bertempat tinggal di Indonesia
  • 51. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 51 Pembebanan Hak Tanggungan Atas HakPembebanan Hak Tanggungan Atas Hak Tanah (Hypothik Dan Crediet Verband)Tanah (Hypothik Dan Crediet Verband)
  • 52. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 52 Hak Tanggungan DanHak Tanggungan Dan HypotheekHypotheek (Crediet Verband)(Crediet Verband) Hak Tanggungan Dalam Undang-Undang Pokok Agraria adalah sebagaimana Ketentuan-Ketentuan Yang berlaku mengenai Hypotheek (Crediet Verband) tersebut dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia dan Crediet Verband tersebut dalam S.190-542 sebagai yang telah diubah dengan S.1937-190, Dari pasal-pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa Undang- Undang Pokok Agraria tidak mengenal istilah hipotheek atau crediet verband, yang dikenal adalah Hak Tanggungan, dan selama belum ada Undang-Undang yang mengatur Hak Tanggungan masih diperlukan ketentuan mengenai hipotheek dan crediet verban
  • 53. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria Dalam Praktek 53 Yang Dapat Dibebani Hak TanggunganYang Dapat Dibebani Hak Tanggungan  Undang-Undang Pokok Agraria Tidak mengenal istilah hipotheek atau crediet verband, melainkan Hak Tanggungan,  Hak Tanggungan Hanya Dapat Diberikan Kepada Bank Milik Negara  Yang dapat dibebani Hak Tanggungan adalah : – Hak Milik, – Hak Guna Usaha, dan – Hak Guna Bangunan, Hak-Hak Lainnya Tidak Dapat dijadikan obyek jaminan kredit
  • 54. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 54 Pembebasan Hak Atas TanahPembebasan Hak Atas Tanah Adalah perbuatan hukum untuk melepaskan hubungan hukum antara pemegang hak dengan tanah berdasarkan persetujuan/musyawarah mufakat antara kedua belah pihak, dengan pembayaran ganti rugi sehingga kembali menjadi tanah yang dikuasai oleh Negara.*).
  • 55. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 55 VocabularyVocabulary Glossary of terms Define the terms as used in this subject
  • 56. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 56 Topic OneTopic One Explain details Give an example Exercise to re-enforce learning
  • 57. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 57 Topic TwoTopic Two Explain details Give an example Exercise to re-enforce learning
  • 58. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 58 SummarySummary State what has been learned Define ways to apply training Request feedback of training session
  • 59. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 59 Where to Get More InformationWhere to Get More Information Other training sessions List books, articles, electronic sources Consulting services, other sources
  • 60. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 60 IntroductionIntroduction Define the subject matter State what the audience will learn in this session Find out any relevant background and interest of the audience
  • 61. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 61 AgendaAgenda List the topics to be covered List the times allotted to each
  • 62. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 62 OverviewOverview Give the big picture of the subject Explain how all the individual topics fit together Text Te xt Text TextText Text Te xt TextText
  • 63. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 63 VocabularyVocabulary Glossary of terms Define the terms as used in this subject
  • 64. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 64 Topic OneTopic One Explain details Give an example Exercise to reinforce learning
  • 65. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 65 Topic TwoTopic Two Explain details Give an example Exercise to reinforce learning
  • 66. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 66 SummarySummary State what has been learned Define ways to apply training Request feedback of training session
  • 67. 02/19/15Undang-Undang Pokok Agraria dalam praktek, Penulis R.Soeprapto 67 Where to Get More InformationWhere to Get More Information Other training sessions List books, articles, electronic sources Consulting services, other sources