SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 26 TAHUN 1988
TENTANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang : a. bahwa dalam pelaksanaan pembangunan nasional, adanya
kebutuhan, penguasaan, dan penggunaan tanah pada umumnya
termasuk untuk kepentingan pembangunan dirasakan makin
meningkat;
b. bahwa dengan meningkatnya kebutuhan, penguasaan, dan
penggunaan tanah terutama untuk kepentingan pembangunan
sebagaimana dimaksud pada huruf a, meningkat pula
permasalahan yang timbul di bidang pertanahan;
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a dan huruf b
serta untuk dapat menyelesaikan permasalahan di bidang
pertanahan secara tuntas, dipandang perlu meninjau kembali
kedudukan, tugas, dan fungsi Direktorat Jenderal Agraria
Departemen Dalam Negeri, dan meningkatnya menjadi suatu
lembaga yang menangani bidang pertanahan secara nasional;
mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043);
3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokokpokok
Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor
38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG BADAN
PERTANAHAN NASIONAL.
www.djpp.depkumham.go.id
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 1
(1) Badan Pertanahan Nasional, dalam Keputusan Presiden ini selanjutnya disebut
Badan Pertanahan, adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
(2) Badan Pertanahan dipimpin oleh seorang Kepala.
Pasal 2
Badan Pertanahan bertugas membantu Presiden dalam mengelola dan mengembangkan
administrasi pertanahan baik berdasarkan Undang-undang Pokok Agraria maupun
peraturan perundang-undangan lain yang meliputi pengaturan penggunaan, penguasaan
dan pemilikan tanah, pengurusan hak-hak tanah, pengukuran dan pendaftaran tanah dan
lain-lain yang berkaitan dengan masalah pertanahan berdasarkan kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh Presiden.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Badan Pertanahan
menyelenggarakan fungsi :
a. merumuskan kebijaksanaan dan perencanaan penguasaan dan penggunaan tanah;
b. merumuskan kebijaksanaan dan perencanaan pengaturan pemilikan tanah dengan
prinsip-prinsip bahwa tanah mempunyai fungsi sosial sebagaimana diatur dalam
Undang-undang Pokok Agraria;
c. melaksanakan pengukuran dan pemetaan serta pendaftaran tanah dalam upaya
memberikan kepastian hak di bidang pertanahan;
d. melaksanakan pengurusan hak-hak atas tanah dalam rangka memelihara tertib
administrasi di bidang pertanahan;
e. melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan serta pendidikan
dan latihan tenaga-tenaga yang diperlukan di bidang administrasi pertanahan;
f. Lain-lain yang ditetapkan oleh Presiden.
BAB II
www.djpp.depkumham.go.id
ORGANISASI
Bagian Pertama
Susunan Organisasi
Pasal 4
Badan Pertanahan terdiri dari :
1. Kepala;
2. Deputi Bidang Umum;
3. Deputi Bidang Pengaturan Penguasaan dan Penatagunaan Tanah;
4. Deputi Bidang Hak-hak Tanah;
5. Deputi Bidang Pengukuran dan Pendaftaran Tanah;
6. Deputi Bidang Pengawasan;
7. Pusat Penelitian dan Pengembangan;
8. Pusat Pendidikan dan Latihan;
9. Staf Ahli;
10. Kantor Wilayah.
Bagian Kedua
Kepala
Pasal 5
Kepala mempunyai tugas:
a. memimpin Badan Pertanahan sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Pertanahan
dan membina aparatur Badan Pertanahan agar berdayaguna dan berhasilguna;
b. menentukan kebijaksanaan teknis pertanahan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
c. membina dan melaksanakan kerjasama di bidang pertanahan dengan Departemen
dan Lembaga Pemerintah lainnya baik di Pusat maupun di Daerah.
www.djpp.depkumham.go.id
Bagian Ketiga
Deputi Bidang Umum
Pasal 6
Deputi Bidang Umum adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Badan
Pertanahan di bidang administrasi yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Kepala.
Pasal 7
Deputi Bidang Umum mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan keuangan,
perlengkapan dan perbekalan, melaksanakan penelaahan dan menyiapkan perumusan
peraturan perundang-undangan, melaksanakan pembinaan organisasi dan tatalaksana,
dan memberikan pelayanan administrasi bagi seluruh satuan organisasi Badan
Pertanahan dalam rangka pelaksanaan tugasnya.
Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Deputi Bidang Umum
menyelenggarakan fungsi :
a. melaksanakan pengelolaan dan pembinaan urusan rumah tangga serta urusan
ketatausahaan lainnya dalam lingkungan Badan Pertanahan;
b. mengelola dan membina administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan, dan
organisasi dalam lingkungan Badan Pertanahan;
c. menyusun rancangan peraturan perundang-undangan dan melakukan pengkajian
masalah-masalah hukum di bidang pertanahan;
d. lain-lain yang ditetapkan oleh Kepala.
Pasal 9
Deputi Bidang Umum membawahkan :
a. Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat;
b. Biro Organisasi dan Kepegawaian;
c. Biro Keuangan;
d. Biro Tata Usaha.
www.djpp.depkumham.go.id
Bagian Keempat
Deputi Bidang Pengaturan Penguasaan dan
Penatagunaan Tanah
Pasal 10
Deputi Bidang Pengaturan Penguasaan dan Penatagunaan Tanah adalah unsur
pelaksana sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan di bidang pengaturan
penguasaan dan penatagunaan tanah serta pembinaan pelaksanaannya yang berada di
bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala.
Pasal 11
Deputi Bidang Pengaturan Penguasaan dan Penatagunaan Tanah mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas Badan Pertanahan di bidang pengaturan, penguasaan,
dan penatagunaan tanah serta pembinaan pelaksanaannya.
Pasal 12
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Deputi Bidang
Pengaturan Penguasaan dan Penatausahaan Tanah menyelenggarakan fungsi :
a. menghimpun dan mengolah data sebagai bahan penyusunan rencana pengaturan
masalah penguasaan tanah dan penatagunaan tanah;
b. menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama secara terpadu dengan Departemen
atau Lembaga Pemerintah baik di Pusat maupun di Daerah dalam rangka
penyerasian penatagunaan tanah dengan rencana tata ruang wilayah;
c. membina pelaksanaan penguasaan dan penatagunaan tanah baik oleh pemilik
maupun bukan pemiliknya;
d. melakukan pengendalian atas penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan tanah serta
pengalihan haknya;
e. lain-lain yang ditetapkan oleh Kepala.
Pasal 13
Deputi Bidang Pengaturan Penguasaan dan Penatagunaan Tanah membawahkan :
a. Direktorat Bina Program;
b. Direktorat Pengaturan Penguasaan Tanah;
c. Direktorat Penatagunaan Tanah.
www.djpp.depkumham.go.id
Bagian Kelima
Deputi Bidang Hak-Hak Atas Tanah
Pasal 14
Deputi Bidang Hak-hak Atas Tanah adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi
Badan Pertanahan di bidang pengurusan hak-hak atas tanah dan pengadaan tanah untuk
keperluan instansi Pemerintah dan Lembaga yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Kepala.
Pasal 15
Deputi Bidang Hak-hak Atas Tanah mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
Badan Pertanahan di bidang pengurusan hak dan pengadaan tanah untuk keperluan
instansi Pemerintah.
Pasal 16
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Deputi Bidang Hak-
hak Atas Tanah menyelenggarakan fungsi :
a. melaksanakan peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan yang
menyangkut pengurusan hak-hak atas tanah;
b. mengurus dan mengawasi pelaksanaan pengadaan tanah untuk keperluan instansi
Pemerintah;
c. mengurus pemberian, perpanjangan jangka waktu, pembaharuan, penghentian, dan
pembatalan hak-hak atas tanah;
d. menyelesaikan sengketa hukum di bidang pertanahan serta kegiatan penerbitan hak
atas tanah;
e. lain-lain yang ditetapkan oleh Kepala.
Pasal 17
Deputi Bidang Hak-hak Atas Tanah membawahkan :
a. Direktorat Pengurusan Hak-hak Atas Tanah;
b. Direktorat Pengadaan Tanah Instansi Pemerintah.
www.djpp.depkumham.go.id
Bagian Keenam
Deputi Bidang Pengukuran
dan Pendaftaran Tanah
Pasal 18
Deputi Bidang Pengukuran dan Pendaftaran Tanah adalah unsur pelaksana sebagian
tugas dan fungsi Badan Pertanahan di bidang pengukuran dan pendaftaran tanah yang
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala.
Pasal 19
Deputi Bidang Pengukuran dan Pendaftaran Tanah mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Badan Pertanahan di bidang pengukuran dan pendaftaran tanah.
Pasal 20
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Deputi Bidang
Pengukuran dan Pendaftaran Tanah menyelenggarakan fungsi :
a. menyusun rencana dan melaksanakan pengukuran, pemetaan, dan pembukuan hak-
hak atas tanah;
b. mengadministrasikan pendaftaran hak-hak atas tanah, peralihan hak atas tanah, dan
pembebanan hak atas tanah;
c. memberikan tanda bukti hak atas tanah dan tanda bukti pembebanan hak atas tanah;
d. lain-lain yang ditetapkan oleh Kepala.
Pasal 21
Deputi Bidang Pengukuran dan Pendaftaran Tanah membawahkan :
a. Direktorat Pengukuran dan Pemetaan;
b. Direktorat Pendaftaran Hak Atas Tanah.
Bagian Ketujuh
Deputi Bidang Pengawasan
Pasal 22
Deputi Bidang Pengawasan adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Badan
Pertanahan di bidang pengawasan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Kepala.
www.djpp.depkumham.go.id
Pasal 23
Deputi Bidang Pengawasan mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan dan penyelenggaraan
administrasi pertanahan unit-unit kerja di lingkungan Badan Pertanahan baik di Pusat
maupun di Daerah.
Pasal 24
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Deputi Bidang
Pengawasan menyelenggarakan fungsi :
a. mempersiapkan rencana pengawasan di bidang pertanahan;
b. menyusun norma atau petunjuk pemeriksaan, penilaian, pengujian, dan pengusutan
di bidang pertanahan;
c. mengusut kebenaran laporan atau pengaduan tentang hambatan, penyimpangan,
dan penyalahgunaan di bidang pertanahan;
d. melaksanakan tindakan penertiban terhadap permasalahan di bidang pertanahan
yang ditemukan dari kegiatan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam huruf c;
e. meminta bantuan yang diperlukan dari instansi lain dalam pelaksanaan pengawasan;
f. menyiapkan laporan hasil pengawasan kepada Kepala;
g. lain-lain yang ditetapkan oleh Kepala.
Pasal 25
Deputi Bidang Pengawasan membawahkan :
a. Inspektur Bidang Pertanahan;
b. Inspektur Bidang Umum.
Bagian Kedelapan
Pusal Penelitian dan Pengembangan serta
Pusat Pendidikan dan Latihan
Pasal 26
Pusat Penelitian dan Pengembangan serta Pusat Pendidikan dan Latihan adalah unsur
penunjang tugas dan fungsi Badan Pertanahan yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Kepala.
www.djpp.depkumham.go.id
Pasal 27
Pusat Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan
pengembangan bidang pertanahan berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh
Kepala dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 28
Pusat Pendidikan dan Latihan mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan latihan
pegawai di lingkungan Badan Pertanahan berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan
oleh Kepala.
Bagian Kesembilan
Staf Ahli
Pasal 29
(1) Untuk memenuhi kebutuhan keahlian di bidang tertentu guna membantu
pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pertanahan, dapat diangkat staf ahli yang
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala.
(2) Staf Ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sebanyak-banyaknya 3 (tiga)
orang.
Bagian Kesepuluh
Kantor Wilayah
Pasal 30
(1) Kantor Wilayah Badan Pertanahan adalah Instansi Vertikal dari Badan Pertanahan
yang berada di setiap Ibukota Propinsi.
(2) Kantor Wilayah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan perangkat
dekonsentrasi, yang dalam pelaksanaan tugasnya secara taktis operasional di
bawah Gubernur selaku Kepala Wilayah, dan teknis administratif di bawah Kepala
Badan Pertanahan.
(3) Di setiap Ibukota Kabupaten/Kotamadya dibentuk Kantor Pertanahan yang
merupakan perangkat dekonsentrasi, yang dalam pelaksanaan tugasnya secara
taktis operasional di bawah Bupati/ Walikotamadya selaku Kepala Wilayah dan
teknis administratif di bawah Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan setempat.
(4) Pembentukan Kantor Wilayah Badan Pertanahan dan Kantor Pertanahan
dilakukan dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan Pertanahan, setelah
mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Menteri/Sekretaris Negara.
www.djpp.depkumham.go.id
BAB III
TATA KERJA
Pasal 31
(1) Semua unsur di lingkungan Badan Pertanahan dalam melaksanakan tugasnya
wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam
lingkungan Badan Pertanahan sendiri maupun dalam hubungan antar instansi
Pemerintah untuk kesatuan gerak sesuai dengan tugasnya.
(2) Badan Pertanahan dalam melaksanakan tugas mendapatkan pembinaan dan
pengarahan dari Menteri atau Menteri-menteri yang akan ditunjuk Presiden.
BAB IV
KEPANGKATAN, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN
Pasal 32
(1) Kepala adalah jabatan eselon Ia.
(2) Deputi adalah jabatan eselon Ib dan setinggi-tingginya eselon Ia.
(3) Staf Ahli, Kepala Biro, Direktur, Kepala Pusat, Inspektur Kepala Kantor Wilayah,
adalah jabatan eselon IIa.
Pasal 33
(1) Kepala diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
(2) Deputi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Kepala Badan
Pertanahan.
(3) Pejabat eselon II ke bawah diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Badan
Pertanahan.
BAB V
ANGGARAN BELANJA
Pasal 34
Segala pengurusan administrasi organisasi, kepegawaian, dan keuangan yang
bersangkutan dengan pelaksanaan tugas Badan Pertanahan dibebankan kepada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
www.djpp.depkumham.go.id
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 35
Tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Agraria, Direktorat Agraria di Ibukota Propinsi, dan
Kantor Agraria di Kabupaten/Kotamadya tetap dilaksanakan sampai dengan terbentuknya
organisasi Badan Pertanahan berdasarkan Keputusan Presiden ini.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 36
Perincian tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja Badan Pertanahan diatur lebih
lanjut oleh Kepala Badan Pertanahan setelah mendapatkan persetujuan tertulis terlebih
dahulu dari Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Menteri/ Sekretaris
Negara.
Pasal 37
Dengan terbentuknya organisasi Badan Pertanahan berdasarkan Keputusan Presiden ini,
ketentuan tentang organisasi Departemen Dalam Negeri yang berkaitan dengan bidang
keagrariaan sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1984
yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun
1987 dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 38
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Juli 1988
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO
www.djpp.depkumham.go.id

More Related Content

What's hot

Izin lokasi untuk pertanahan
Izin lokasi untuk pertanahanIzin lokasi untuk pertanahan
Izin lokasi untuk pertanahaneka priambodo
 
Permasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di DaerahPermasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di Daerahhenny ferniza
 
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan TanahPeraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan TanahPenataan Ruang
 
Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)
Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)
Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)Risqi Tomy
 
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)FithrohPutri
 
Materi pengadaan tanah
Materi pengadaan tanahMateri pengadaan tanah
Materi pengadaan tanahAkram Naufal
 
Kebijakan Umum Pengadaan Tanah di Indonesia
Kebijakan Umum Pengadaan Tanah di IndonesiaKebijakan Umum Pengadaan Tanah di Indonesia
Kebijakan Umum Pengadaan Tanah di IndonesiaOswar Mungkasa
 
Permen PU Nomor 18 Tahun 2010 tentang Pedoman Revitalisasi Kawasan
Permen PU Nomor 18 Tahun 2010 tentang Pedoman Revitalisasi KawasanPermen PU Nomor 18 Tahun 2010 tentang Pedoman Revitalisasi Kawasan
Permen PU Nomor 18 Tahun 2010 tentang Pedoman Revitalisasi KawasanPenataan Ruang
 
Permen atr/bpn no 22 tahun 2019 tentang percepatan perizinan pemanfaatan ruang
Permen atr/bpn no 22 tahun 2019 tentang percepatan perizinan pemanfaatan ruangPermen atr/bpn no 22 tahun 2019 tentang percepatan perizinan pemanfaatan ruang
Permen atr/bpn no 22 tahun 2019 tentang percepatan perizinan pemanfaatan ruangAchmad Wahid
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
 
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganOswar Mungkasa
 
Sinkronisasi tata ruang dan perencanaan regional2
Sinkronisasi tata ruang dan perencanaan regional2Sinkronisasi tata ruang dan perencanaan regional2
Sinkronisasi tata ruang dan perencanaan regional2Febie Yandra
 
PERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTA
PERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTAPERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTA
PERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTAjoihot
 
Peraturan Presiden No. 36 Tahumn 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaa...
Peraturan Presiden No. 36 Tahumn 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaa...Peraturan Presiden No. 36 Tahumn 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaa...
Peraturan Presiden No. 36 Tahumn 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaa...infosanitasi
 
Peraturan menteri-dalam-negeri-nomor-72-tahun-2012
Peraturan menteri-dalam-negeri-nomor-72-tahun-2012Peraturan menteri-dalam-negeri-nomor-72-tahun-2012
Peraturan menteri-dalam-negeri-nomor-72-tahun-2012IMadeMadaAdiSetiabud
 
Permendagri no.72 th 2012 tentang biaya operasional dan biaya pendukung penye...
Permendagri no.72 th 2012 tentang biaya operasional dan biaya pendukung penye...Permendagri no.72 th 2012 tentang biaya operasional dan biaya pendukung penye...
Permendagri no.72 th 2012 tentang biaya operasional dan biaya pendukung penye...Yudhi Aldriand
 
Permen no 72-th_2012
Permen no 72-th_2012Permen no 72-th_2012
Permen no 72-th_2012Fur Kan
 
Peraturan Penataan Ruang RDTR
Peraturan Penataan Ruang  RDTRPeraturan Penataan Ruang  RDTR
Peraturan Penataan Ruang RDTRhenny ferniza
 

What's hot (19)

Izin lokasi untuk pertanahan
Izin lokasi untuk pertanahanIzin lokasi untuk pertanahan
Izin lokasi untuk pertanahan
 
Permasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di DaerahPermasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di Daerah
 
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan TanahPeraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
 
Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)
Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)
Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)
 
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
 
Materi pengadaan tanah
Materi pengadaan tanahMateri pengadaan tanah
Materi pengadaan tanah
 
Kebijakan Umum Pengadaan Tanah di Indonesia
Kebijakan Umum Pengadaan Tanah di IndonesiaKebijakan Umum Pengadaan Tanah di Indonesia
Kebijakan Umum Pengadaan Tanah di Indonesia
 
Permen PU Nomor 18 Tahun 2010 tentang Pedoman Revitalisasi Kawasan
Permen PU Nomor 18 Tahun 2010 tentang Pedoman Revitalisasi KawasanPermen PU Nomor 18 Tahun 2010 tentang Pedoman Revitalisasi Kawasan
Permen PU Nomor 18 Tahun 2010 tentang Pedoman Revitalisasi Kawasan
 
Permen atr/bpn no 22 tahun 2019 tentang percepatan perizinan pemanfaatan ruang
Permen atr/bpn no 22 tahun 2019 tentang percepatan perizinan pemanfaatan ruangPermen atr/bpn no 22 tahun 2019 tentang percepatan perizinan pemanfaatan ruang
Permen atr/bpn no 22 tahun 2019 tentang percepatan perizinan pemanfaatan ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
Peraturan Zonasi
Peraturan ZonasiPeraturan Zonasi
Peraturan Zonasi
 
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
 
Sinkronisasi tata ruang dan perencanaan regional2
Sinkronisasi tata ruang dan perencanaan regional2Sinkronisasi tata ruang dan perencanaan regional2
Sinkronisasi tata ruang dan perencanaan regional2
 
PERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTA
PERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTAPERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTA
PERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTA
 
Peraturan Presiden No. 36 Tahumn 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaa...
Peraturan Presiden No. 36 Tahumn 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaa...Peraturan Presiden No. 36 Tahumn 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaa...
Peraturan Presiden No. 36 Tahumn 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaa...
 
Peraturan menteri-dalam-negeri-nomor-72-tahun-2012
Peraturan menteri-dalam-negeri-nomor-72-tahun-2012Peraturan menteri-dalam-negeri-nomor-72-tahun-2012
Peraturan menteri-dalam-negeri-nomor-72-tahun-2012
 
Permendagri no.72 th 2012 tentang biaya operasional dan biaya pendukung penye...
Permendagri no.72 th 2012 tentang biaya operasional dan biaya pendukung penye...Permendagri no.72 th 2012 tentang biaya operasional dan biaya pendukung penye...
Permendagri no.72 th 2012 tentang biaya operasional dan biaya pendukung penye...
 
Permen no 72-th_2012
Permen no 72-th_2012Permen no 72-th_2012
Permen no 72-th_2012
 
Peraturan Penataan Ruang RDTR
Peraturan Penataan Ruang  RDTRPeraturan Penataan Ruang  RDTR
Peraturan Penataan Ruang RDTR
 

Similar to Keputusan presiden-nomor-26-tahun-1988

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012Government Institution
 
Pertanahan kabupaten sleman
Pertanahan kabupaten slemanPertanahan kabupaten sleman
Pertanahan kabupaten slemanzhelotech
 
Permen No. 38 Tahun 2016 Tentang OTK Kanwil & Kantah
Permen No. 38 Tahun 2016 Tentang OTK Kanwil & KantahPermen No. 38 Tahun 2016 Tentang OTK Kanwil & Kantah
Permen No. 38 Tahun 2016 Tentang OTK Kanwil & KantahFenti Anita Sari
 
Pp 11 2010 penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar
Pp 11 2010 penertiban dan pendayagunaan tanah terlantarPp 11 2010 penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar
Pp 11 2010 penertiban dan pendayagunaan tanah terlantarPeople Power
 
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011Ismed Nur
 
Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingk...
Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap  Bangun dan Lingk...Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap  Bangun dan Lingk...
Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingk...Penataan Ruang
 
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2011 tentang Penertiban Dan Pendayagunaan T...
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2011 tentang Penertiban Dan Pendayagunaan T...Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2011 tentang Penertiban Dan Pendayagunaan T...
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2011 tentang Penertiban Dan Pendayagunaan T...Penataan Ruang
 
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...Yudhi Aldriand
 
Peraturan Kepala BPN RI Nomor 5 Tahun 2012
Peraturan Kepala BPN RI Nomor 5 Tahun 2012Peraturan Kepala BPN RI Nomor 5 Tahun 2012
Peraturan Kepala BPN RI Nomor 5 Tahun 2012Government Institution
 
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-5-tahun-2012
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-5-tahun-2012Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-5-tahun-2012
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-5-tahun-2012Ismed Nur
 
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1997
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1997Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1997
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1997guesta10a2a
 
4 perbup no.76 2020 tupoksi basis data -perencanaan - salin
4 perbup no.76  2020 tupoksi basis data -perencanaan - salin4 perbup no.76  2020 tupoksi basis data -perencanaan - salin
4 perbup no.76 2020 tupoksi basis data -perencanaan - salinACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaanACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 Petunjuk Teknis Tata Cara Ke...
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 Petunjuk Teknis Tata Cara Ke...Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 Petunjuk Teknis Tata Cara Ke...
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 Petunjuk Teknis Tata Cara Ke...infosanitasi
 
Permendagri no 22 tahun 2009 tentang petunjuk teknis kerjasama antar daerah
Permendagri no 22 tahun 2009 tentang petunjuk teknis kerjasama antar daerahPermendagri no 22 tahun 2009 tentang petunjuk teknis kerjasama antar daerah
Permendagri no 22 tahun 2009 tentang petunjuk teknis kerjasama antar daerahGusTi Ani
 
PP No. 24 Th 1997tentang pendaftaran tanah.pdf
PP No. 24 Th 1997tentang pendaftaran tanah.pdfPP No. 24 Th 1997tentang pendaftaran tanah.pdf
PP No. 24 Th 1997tentang pendaftaran tanah.pdfMuhammadArifin39316
 

Similar to Keputusan presiden-nomor-26-tahun-1988 (20)

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012
 
Permen 8 2015_sotk
Permen 8 2015_sotkPermen 8 2015_sotk
Permen 8 2015_sotk
 
Pertanahan kabupaten sleman
Pertanahan kabupaten slemanPertanahan kabupaten sleman
Pertanahan kabupaten sleman
 
Permen No. 38 Tahun 2016 Tentang OTK Kanwil & Kantah
Permen No. 38 Tahun 2016 Tentang OTK Kanwil & KantahPermen No. 38 Tahun 2016 Tentang OTK Kanwil & Kantah
Permen No. 38 Tahun 2016 Tentang OTK Kanwil & Kantah
 
Pp 11 2010 penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar
Pp 11 2010 penertiban dan pendayagunaan tanah terlantarPp 11 2010 penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar
Pp 11 2010 penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar
 
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011
 
Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingk...
Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap  Bangun dan Lingk...Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap  Bangun dan Lingk...
Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingk...
 
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2011 tentang Penertiban Dan Pendayagunaan T...
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2011 tentang Penertiban Dan Pendayagunaan T...Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2011 tentang Penertiban Dan Pendayagunaan T...
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2011 tentang Penertiban Dan Pendayagunaan T...
 
Pp 24 1997
Pp 24 1997Pp 24 1997
Pp 24 1997
 
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJU...
 
Peraturan Kepala BPN RI Nomor 5 Tahun 2012
Peraturan Kepala BPN RI Nomor 5 Tahun 2012Peraturan Kepala BPN RI Nomor 5 Tahun 2012
Peraturan Kepala BPN RI Nomor 5 Tahun 2012
 
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-5-tahun-2012
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-5-tahun-2012Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-5-tahun-2012
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-5-tahun-2012
 
Tupoksi dinas perumahan dan kawasan pemukiman
Tupoksi dinas perumahan dan kawasan  pemukimanTupoksi dinas perumahan dan kawasan  pemukiman
Tupoksi dinas perumahan dan kawasan pemukiman
 
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1997
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1997Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1997
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1997
 
4 perbup no.76 2020 tupoksi basis data -perencanaan - salin
4 perbup no.76  2020 tupoksi basis data -perencanaan - salin4 perbup no.76  2020 tupoksi basis data -perencanaan - salin
4 perbup no.76 2020 tupoksi basis data -perencanaan - salin
 
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
 
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 Petunjuk Teknis Tata Cara Ke...
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 Petunjuk Teknis Tata Cara Ke...Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 Petunjuk Teknis Tata Cara Ke...
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 Petunjuk Teknis Tata Cara Ke...
 
Permendagri no 22 tahun 2009 tentang petunjuk teknis kerjasama antar daerah
Permendagri no 22 tahun 2009 tentang petunjuk teknis kerjasama antar daerahPermendagri no 22 tahun 2009 tentang petunjuk teknis kerjasama antar daerah
Permendagri no 22 tahun 2009 tentang petunjuk teknis kerjasama antar daerah
 
PP No. 24 Th 1997tentang pendaftaran tanah.pdf
PP No. 24 Th 1997tentang pendaftaran tanah.pdfPP No. 24 Th 1997tentang pendaftaran tanah.pdf
PP No. 24 Th 1997tentang pendaftaran tanah.pdf
 
Permendagri 72 2012
Permendagri 72 2012Permendagri 72 2012
Permendagri 72 2012
 

Recently uploaded

Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 

Recently uploaded (20)

Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 

Keputusan presiden-nomor-26-tahun-1988

  • 1. KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1988 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam pelaksanaan pembangunan nasional, adanya kebutuhan, penguasaan, dan penggunaan tanah pada umumnya termasuk untuk kepentingan pembangunan dirasakan makin meningkat; b. bahwa dengan meningkatnya kebutuhan, penguasaan, dan penggunaan tanah terutama untuk kepentingan pembangunan sebagaimana dimaksud pada huruf a, meningkat pula permasalahan yang timbul di bidang pertanahan; c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a dan huruf b serta untuk dapat menyelesaikan permasalahan di bidang pertanahan secara tuntas, dipandang perlu meninjau kembali kedudukan, tugas, dan fungsi Direktorat Jenderal Agraria Departemen Dalam Negeri, dan meningkatnya menjadi suatu lembaga yang menangani bidang pertanahan secara nasional; mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945; 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043); 3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037); MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL. www.djpp.depkumham.go.id
  • 2. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Badan Pertanahan Nasional, dalam Keputusan Presiden ini selanjutnya disebut Badan Pertanahan, adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. (2) Badan Pertanahan dipimpin oleh seorang Kepala. Pasal 2 Badan Pertanahan bertugas membantu Presiden dalam mengelola dan mengembangkan administrasi pertanahan baik berdasarkan Undang-undang Pokok Agraria maupun peraturan perundang-undangan lain yang meliputi pengaturan penggunaan, penguasaan dan pemilikan tanah, pengurusan hak-hak tanah, pengukuran dan pendaftaran tanah dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah pertanahan berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Presiden. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Badan Pertanahan menyelenggarakan fungsi : a. merumuskan kebijaksanaan dan perencanaan penguasaan dan penggunaan tanah; b. merumuskan kebijaksanaan dan perencanaan pengaturan pemilikan tanah dengan prinsip-prinsip bahwa tanah mempunyai fungsi sosial sebagaimana diatur dalam Undang-undang Pokok Agraria; c. melaksanakan pengukuran dan pemetaan serta pendaftaran tanah dalam upaya memberikan kepastian hak di bidang pertanahan; d. melaksanakan pengurusan hak-hak atas tanah dalam rangka memelihara tertib administrasi di bidang pertanahan; e. melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan serta pendidikan dan latihan tenaga-tenaga yang diperlukan di bidang administrasi pertanahan; f. Lain-lain yang ditetapkan oleh Presiden. BAB II www.djpp.depkumham.go.id
  • 3. ORGANISASI Bagian Pertama Susunan Organisasi Pasal 4 Badan Pertanahan terdiri dari : 1. Kepala; 2. Deputi Bidang Umum; 3. Deputi Bidang Pengaturan Penguasaan dan Penatagunaan Tanah; 4. Deputi Bidang Hak-hak Tanah; 5. Deputi Bidang Pengukuran dan Pendaftaran Tanah; 6. Deputi Bidang Pengawasan; 7. Pusat Penelitian dan Pengembangan; 8. Pusat Pendidikan dan Latihan; 9. Staf Ahli; 10. Kantor Wilayah. Bagian Kedua Kepala Pasal 5 Kepala mempunyai tugas: a. memimpin Badan Pertanahan sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Pertanahan dan membina aparatur Badan Pertanahan agar berdayaguna dan berhasilguna; b. menentukan kebijaksanaan teknis pertanahan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku; c. membina dan melaksanakan kerjasama di bidang pertanahan dengan Departemen dan Lembaga Pemerintah lainnya baik di Pusat maupun di Daerah. www.djpp.depkumham.go.id
  • 4. Bagian Ketiga Deputi Bidang Umum Pasal 6 Deputi Bidang Umum adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan di bidang administrasi yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala. Pasal 7 Deputi Bidang Umum mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan keuangan, perlengkapan dan perbekalan, melaksanakan penelaahan dan menyiapkan perumusan peraturan perundang-undangan, melaksanakan pembinaan organisasi dan tatalaksana, dan memberikan pelayanan administrasi bagi seluruh satuan organisasi Badan Pertanahan dalam rangka pelaksanaan tugasnya. Pasal 8 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Deputi Bidang Umum menyelenggarakan fungsi : a. melaksanakan pengelolaan dan pembinaan urusan rumah tangga serta urusan ketatausahaan lainnya dalam lingkungan Badan Pertanahan; b. mengelola dan membina administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan, dan organisasi dalam lingkungan Badan Pertanahan; c. menyusun rancangan peraturan perundang-undangan dan melakukan pengkajian masalah-masalah hukum di bidang pertanahan; d. lain-lain yang ditetapkan oleh Kepala. Pasal 9 Deputi Bidang Umum membawahkan : a. Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat; b. Biro Organisasi dan Kepegawaian; c. Biro Keuangan; d. Biro Tata Usaha. www.djpp.depkumham.go.id
  • 5. Bagian Keempat Deputi Bidang Pengaturan Penguasaan dan Penatagunaan Tanah Pasal 10 Deputi Bidang Pengaturan Penguasaan dan Penatagunaan Tanah adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan di bidang pengaturan penguasaan dan penatagunaan tanah serta pembinaan pelaksanaannya yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala. Pasal 11 Deputi Bidang Pengaturan Penguasaan dan Penatagunaan Tanah mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan Pertanahan di bidang pengaturan, penguasaan, dan penatagunaan tanah serta pembinaan pelaksanaannya. Pasal 12 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Deputi Bidang Pengaturan Penguasaan dan Penatausahaan Tanah menyelenggarakan fungsi : a. menghimpun dan mengolah data sebagai bahan penyusunan rencana pengaturan masalah penguasaan tanah dan penatagunaan tanah; b. menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama secara terpadu dengan Departemen atau Lembaga Pemerintah baik di Pusat maupun di Daerah dalam rangka penyerasian penatagunaan tanah dengan rencana tata ruang wilayah; c. membina pelaksanaan penguasaan dan penatagunaan tanah baik oleh pemilik maupun bukan pemiliknya; d. melakukan pengendalian atas penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan tanah serta pengalihan haknya; e. lain-lain yang ditetapkan oleh Kepala. Pasal 13 Deputi Bidang Pengaturan Penguasaan dan Penatagunaan Tanah membawahkan : a. Direktorat Bina Program; b. Direktorat Pengaturan Penguasaan Tanah; c. Direktorat Penatagunaan Tanah. www.djpp.depkumham.go.id
  • 6. Bagian Kelima Deputi Bidang Hak-Hak Atas Tanah Pasal 14 Deputi Bidang Hak-hak Atas Tanah adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan di bidang pengurusan hak-hak atas tanah dan pengadaan tanah untuk keperluan instansi Pemerintah dan Lembaga yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala. Pasal 15 Deputi Bidang Hak-hak Atas Tanah mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan Pertanahan di bidang pengurusan hak dan pengadaan tanah untuk keperluan instansi Pemerintah. Pasal 16 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Deputi Bidang Hak- hak Atas Tanah menyelenggarakan fungsi : a. melaksanakan peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan yang menyangkut pengurusan hak-hak atas tanah; b. mengurus dan mengawasi pelaksanaan pengadaan tanah untuk keperluan instansi Pemerintah; c. mengurus pemberian, perpanjangan jangka waktu, pembaharuan, penghentian, dan pembatalan hak-hak atas tanah; d. menyelesaikan sengketa hukum di bidang pertanahan serta kegiatan penerbitan hak atas tanah; e. lain-lain yang ditetapkan oleh Kepala. Pasal 17 Deputi Bidang Hak-hak Atas Tanah membawahkan : a. Direktorat Pengurusan Hak-hak Atas Tanah; b. Direktorat Pengadaan Tanah Instansi Pemerintah. www.djpp.depkumham.go.id
  • 7. Bagian Keenam Deputi Bidang Pengukuran dan Pendaftaran Tanah Pasal 18 Deputi Bidang Pengukuran dan Pendaftaran Tanah adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan di bidang pengukuran dan pendaftaran tanah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala. Pasal 19 Deputi Bidang Pengukuran dan Pendaftaran Tanah mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan Pertanahan di bidang pengukuran dan pendaftaran tanah. Pasal 20 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Deputi Bidang Pengukuran dan Pendaftaran Tanah menyelenggarakan fungsi : a. menyusun rencana dan melaksanakan pengukuran, pemetaan, dan pembukuan hak- hak atas tanah; b. mengadministrasikan pendaftaran hak-hak atas tanah, peralihan hak atas tanah, dan pembebanan hak atas tanah; c. memberikan tanda bukti hak atas tanah dan tanda bukti pembebanan hak atas tanah; d. lain-lain yang ditetapkan oleh Kepala. Pasal 21 Deputi Bidang Pengukuran dan Pendaftaran Tanah membawahkan : a. Direktorat Pengukuran dan Pemetaan; b. Direktorat Pendaftaran Hak Atas Tanah. Bagian Ketujuh Deputi Bidang Pengawasan Pasal 22 Deputi Bidang Pengawasan adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan di bidang pengawasan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala. www.djpp.depkumham.go.id
  • 8. Pasal 23 Deputi Bidang Pengawasan mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan dan penyelenggaraan administrasi pertanahan unit-unit kerja di lingkungan Badan Pertanahan baik di Pusat maupun di Daerah. Pasal 24 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Deputi Bidang Pengawasan menyelenggarakan fungsi : a. mempersiapkan rencana pengawasan di bidang pertanahan; b. menyusun norma atau petunjuk pemeriksaan, penilaian, pengujian, dan pengusutan di bidang pertanahan; c. mengusut kebenaran laporan atau pengaduan tentang hambatan, penyimpangan, dan penyalahgunaan di bidang pertanahan; d. melaksanakan tindakan penertiban terhadap permasalahan di bidang pertanahan yang ditemukan dari kegiatan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam huruf c; e. meminta bantuan yang diperlukan dari instansi lain dalam pelaksanaan pengawasan; f. menyiapkan laporan hasil pengawasan kepada Kepala; g. lain-lain yang ditetapkan oleh Kepala. Pasal 25 Deputi Bidang Pengawasan membawahkan : a. Inspektur Bidang Pertanahan; b. Inspektur Bidang Umum. Bagian Kedelapan Pusal Penelitian dan Pengembangan serta Pusat Pendidikan dan Latihan Pasal 26 Pusat Penelitian dan Pengembangan serta Pusat Pendidikan dan Latihan adalah unsur penunjang tugas dan fungsi Badan Pertanahan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala. www.djpp.depkumham.go.id
  • 9. Pasal 27 Pusat Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan bidang pertanahan berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 28 Pusat Pendidikan dan Latihan mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan latihan pegawai di lingkungan Badan Pertanahan berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala. Bagian Kesembilan Staf Ahli Pasal 29 (1) Untuk memenuhi kebutuhan keahlian di bidang tertentu guna membantu pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pertanahan, dapat diangkat staf ahli yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala. (2) Staf Ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang. Bagian Kesepuluh Kantor Wilayah Pasal 30 (1) Kantor Wilayah Badan Pertanahan adalah Instansi Vertikal dari Badan Pertanahan yang berada di setiap Ibukota Propinsi. (2) Kantor Wilayah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan perangkat dekonsentrasi, yang dalam pelaksanaan tugasnya secara taktis operasional di bawah Gubernur selaku Kepala Wilayah, dan teknis administratif di bawah Kepala Badan Pertanahan. (3) Di setiap Ibukota Kabupaten/Kotamadya dibentuk Kantor Pertanahan yang merupakan perangkat dekonsentrasi, yang dalam pelaksanaan tugasnya secara taktis operasional di bawah Bupati/ Walikotamadya selaku Kepala Wilayah dan teknis administratif di bawah Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan setempat. (4) Pembentukan Kantor Wilayah Badan Pertanahan dan Kantor Pertanahan dilakukan dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan Pertanahan, setelah mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Menteri/Sekretaris Negara. www.djpp.depkumham.go.id
  • 10. BAB III TATA KERJA Pasal 31 (1) Semua unsur di lingkungan Badan Pertanahan dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Badan Pertanahan sendiri maupun dalam hubungan antar instansi Pemerintah untuk kesatuan gerak sesuai dengan tugasnya. (2) Badan Pertanahan dalam melaksanakan tugas mendapatkan pembinaan dan pengarahan dari Menteri atau Menteri-menteri yang akan ditunjuk Presiden. BAB IV KEPANGKATAN, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN Pasal 32 (1) Kepala adalah jabatan eselon Ia. (2) Deputi adalah jabatan eselon Ib dan setinggi-tingginya eselon Ia. (3) Staf Ahli, Kepala Biro, Direktur, Kepala Pusat, Inspektur Kepala Kantor Wilayah, adalah jabatan eselon IIa. Pasal 33 (1) Kepala diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. (2) Deputi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Kepala Badan Pertanahan. (3) Pejabat eselon II ke bawah diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Badan Pertanahan. BAB V ANGGARAN BELANJA Pasal 34 Segala pengurusan administrasi organisasi, kepegawaian, dan keuangan yang bersangkutan dengan pelaksanaan tugas Badan Pertanahan dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. www.djpp.depkumham.go.id
  • 11. BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 35 Tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Agraria, Direktorat Agraria di Ibukota Propinsi, dan Kantor Agraria di Kabupaten/Kotamadya tetap dilaksanakan sampai dengan terbentuknya organisasi Badan Pertanahan berdasarkan Keputusan Presiden ini. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 36 Perincian tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja Badan Pertanahan diatur lebih lanjut oleh Kepala Badan Pertanahan setelah mendapatkan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Menteri/ Sekretaris Negara. Pasal 37 Dengan terbentuknya organisasi Badan Pertanahan berdasarkan Keputusan Presiden ini, ketentuan tentang organisasi Departemen Dalam Negeri yang berkaitan dengan bidang keagrariaan sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1984 yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1987 dinyatakan tidak berlaku. Pasal 38 Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Juli 1988 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ttd SOEHARTO www.djpp.depkumham.go.id