SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
NOVI ERSANTO, Amd. AK, S.Si.
UJI
PRA-TRANSFUSI
Tujuan Pembelajaran
 Secara Umum :
 mampu melaksanakan pengujian pra transfusi
 Secara Khusus :
 Setelah mengikuti materi ini, peserta latih mampu :
 Prinsip uji pra transfusi
 Standar uji pra transfusi
 Kegiatan uji pra transfusi
 Pencatatan uji pra transfusi
Pemeriksaan kompatibilitas pra-transfusi
mengacu pada PP No. 7/2011 tentang Pelayanan darah &
PMK No. 91/2015 ttg Standar Pelayanan Transfusi Darah
Adalah suatu rangkaian prosedur
pemeriksaan mencocokkan darah resipien
dan darah donor yang diperlukan sebelum
darah diberikan kepada resipien.
Untuk memastikan ada tidaknya alloantibodi
pada darah resipien yang akan bereaksi
dengan darah donor bila ditransfusikan
dan/atau sebaliknya.
PENDAHULUAN
Manfaat
Pengujian
Kecocokan
• Untuk menjamin
keamanan dan kecocokan
darah donor dengan
darah pasien.
Risiko
• Reaksi Transfusi
Hemolitik Akut &
Lambat
Hal-hal diperlukan dalam pemeriksaan
uji pra-transfusi
 Ada SPO pemeriksaan pra transfusi.
 Ada sistem dokumentasi untuk semua
pemeriksaan yang dilakukan.
 Ada pemeriksaan kesesuaian formulir
permintaan darah dan sampel darah serta
kondisi sampel darah pasien oleh petugas
penerima di BDRS.
 Dilakukan oleh petugas laboratorium BDRS yang
kompeten.
Tahapan transfusi
Pra-Analitik
• Mengisi formulir
permintaan
• Identifikasi
pasien
• Pengambilan
sampel
• Review riwayat
transfusi pasien
Analitik
• Pemeriksaan
serologis :
• Gol darah
• Skrining
antibodi
• Crossmatch
Post-Analitik
• Pembuatan
label
• Inspeksi visual
kantong darah
• Pengeluaran
kantong darah
• Ricek di
bedside
STANDAR PENERIMAAN PERMINTAAN
DARAH
No Kegiatan
1 Cek apakah formulir permintaan darah lengkap dan terbaca?
2 Cek kesesuaian identitas pasien pada formulir permintaan dengan
yang ada label sampel darah
3 Periksa kondisi sampel
Jika kondisi sampel tidak layak (lisis, menggumpal, volume
kurang, label tidak sesuai dengan formulir permintaan
darah atau sampel tanpa label)  sampel darah dibuang
dan harus dimintakan sampel darah yang baru
USIA SAMPEL
Jenis sampel Suhu simpan Maksimal usia sampel
Darah EDTA 18 – 250C 24 jam
Darah EDTA 40C 3 hari
Serum/Plasma 40C 1 minggu
PEMERIKSAAN GOLONGAN
DARAH ABO DAN RHESUS
(D)
Pemeriksaan Golongan Darah ABO
dan Rhesus pada Pasien dan Donor.
 Metode pemeriksaan :
 cell typing untuk mendeteksi antigen ABO dan Rhesus
(D) yang terdapat pada sel darah merah
 serum typing untuk mendeteksi antibodi ABO yang
terdapat pada serum/plasma.
ANTIGEN & ANTIBODI ABO
METODE PEMERIKSAAN GOL DARAH
ABO & RH
Column
Agglutination
Technique (CAT)
Slide Test
Bioplate
Tube Test
PRINSIP PEMERIKSAAN
GOL DARAH
Harus menyiapkan reagensia
Antisera
minimal Anti-A, Anti-B,
Anti-D (monoklonal)
Test cell
minimal Sel-A, Sel-B, Sel-O
Lakukan Cell Typing dan Serum Typing 
Hasil pemeriksaan HARUS SINKRON (> 2+)
HASIL & INTERPRETASI
HASIL PEMERIKSAAN GOL DARAH ABO &
RH(D)
Gol
Darah
Anti-A Anti-B Anti-
AB
Sel-A Sel-B Sel-O AK Anti-D Bov
Alb
4+ 0 4+ 0 4+ 0 0 4+ 0
0 4+ 4+ 4+ 0 0 0 4+ 0
4+ 4+ 4+ 0 0 0 0 4+ 0
0 0 0 4+ 4+ 0 0 4+ 0
A
B
AB
O
AUTOANTIBODI (TIPE DINGIN)
 CELL GROUPING  GOLONGAN AB
 HASIL CELL GROUPING DAN SERUM
GROUPING TIDAK SINKRON
 PERSIAPAN SAMPEL  AUTOAGLUTINASI
Anti-A Anti-B Sel A Sel B Sel O AK Gol Drh
4+ 4+ 2+ 2+ 2+ 4+ AB ?
GOL DARAH ?
 CELL GROUPING  GOLONGAN O
 SERUM GROUPING  GOLONGAN A
 HASIL CELL GROUPING DAN SERUM GROUPING TIDAK
SINKRON
 PERLU PEMERIKSAAN LANJUTAN  ANTISERA TAMBAHAN
(ANTI-A1) ATAU METODE TAMBAHAN
Anti-A Anti-B Sel A Sel B Sel O AK Gol Drh
Neg Neg Neg 4+ Neg Neg O ? A ?
PEMERIKSAAN LANJUTAN
• Hasil pemeriksaan dengan antisera tambahan atau
metode tambahan :
• Anti-A1 Neg, Anti-AB Pos
• Inkubasi tambahan pada suhu dingin : Neg
• Metode absorb / eluate : Pos dengan sel A
•  GOLONGAN DARAH DIDUGA : SUBGROUP A
 Hasil pemeriksaan dengan antisera tambahan atau metode
tambahan :
 Anti-A1 Neg, Anti-AB Pos
 Inkubasi tambahan pada suhu dingin : Pos dengan sel A
 Metode absorb / eluate : Neg
  GOLONGAN DARAH DIDUGA : O
GOL DARAH ?
 CELL GROUPING  GOLONGAN O
 SERUM GROUPING  GOLONGAN AB
 HASIL CELL GROUPING DAN SERUM GROUPING TIDAK
SINKRON
 LIHAT USIA PASIEN ATAU DIAGNOSIS
 Misalnya NEONATUS  Diduga Gol O  pemeriksaan ulang >3 bln
Anti-A Anti-B Sel A Sel B Sel O AK Gol Drh
Neg Neg Neg Neg Neg Neg O ? AB ?
Sistem Rhesus
• Klasifikasi Rh pos dan Rh neg berdasarkan ada
tidaknya antigen D pada membran eritrosit.
• 5 Antigen utama : D, C, E, c, e
• 50 antigen dan variasinya
• Imunogenisitas antigen D > c > E > C > e. Salah satu
bentuk variasi antigen : weak D
ANTIBODI ANTI-D
 Tidak memiliki antibodi kecuali bila telah terpapar
dengan antigen melalui transfusi darah atau
kehamilan.
 50-80% individu rh neg akan membentuk anti-D
bila ditransfusi Ag D pertama.
 Tipe antibodi anti-D adalah IgG
 Darah Rh positif tidak boleh ditransfusikan ke
pasien Rh neg
Variasi Antigen D
Weak D :
• Jumlah antigen D lebih
sedikit (<20% R1r)
• Mutasi gen-D
• Indirect antiglobulin test
Partial D
Antigen/Rhesus D
variant
• Ada perubahan struktur
antigen D karena mutasi.
• D variant VI dapat
membentuk alloantibodi
lbh cepat dibandingkan
varian lainnya.
• Monoclonal IgG/IgM : neg
Policlonal anti-D : positif
Rh null
• Tidak adanya fenotip sist
rhesus : tdk ada antigen
rhesus pada membran
eritrosit.
• Sangat jarang
• Disebabkan tidak ada gen
sist rhesus.
Prinsip pemberian rhesus pada
pasien
Bila Hasil Rhesus
meragukan
Diduga Weak D/Rh D
Varian
Transfusi dengan
RHESUS NEG
Penetapan Status Individu dengan
antigen weak D
 Bila donor darah memiliki antigen weak D/variant
Darahnya tetap dianggap rhesus positif
karena ada antigen D walau lemah/sedikit
Bila diberi ke pasien rhesus negatif  imunisasi 
terbentuk anti-D
 Bila resipien darah memiliki antigen weak D/variant
Darahnya harus dianggap rhesus negatif karena bila
diberikan rhesus pos dapat membentuk antibodi
Atau ada jenis D mosaik yang memiliki anti D 
reaksi antigen-antibodi (reaksi transfusi)
PEMILIHAN ANTISERA ANTI-D
Pasien
• Tidak perlu dilanjutkan
ke ICT
• Hasil pemeriksaan Anti-D
monoklonal NEG 
transfusi dengan Rh Neg
Donor
• HARUS DILANJUTKAN ke
ICT dan dengan antisera
tambahan (Anti-D
Poliklonal atau antisera
yang dapat deteksi Rh D
Varian)
• HARUS DIPASTIKAN
WEAK D/RH D VARIAN 
DIANGGAP SBG RH POS
Cara Pemeriksaan Weak D
Ada beberapa tingkatan antigen weak D.
Tingkat antigen weak D lebih tinggi dapat
beraglutinasi dengan anti-D tertentu sedangkan
yang lebih rendah dapat dideteksi dengan
pemeriksaan antiglobulin indirek.
Prinsip pemeriksaan weak D
 Mensensitisasi SDM dengan IgG anti-D
kemudian direaksikan dengan anti human
globulin (AHG).
 Hasil aglutinasi : positif (Antigen Weak D)
 Bila kontrol : positif  IAT invalid (artinya SDM
telah diselubungi oleh antibodi sebelumnya).
Pemeriksaan Antiglobulin Indirek
PEMILIHAN DARAH BILA ADA KESULITAN
INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN
GOLONGAN DARAH
 Selesaikan permasalahan pada pemeriksaan golongan darah
terlebih dahulu sebelum melakukan transfusi.
 Ketidaksesuaian golongan darah harus diinformasikan ke
ruangan dan dimintakan sampel darah baru untuk
pemeriksaan ulang sebelum darah tersebut dikeluarkan untuk
transfusi
 Bila harus segera ditransfusikan :
 Berikan golongan darah O untuk permintaan PRC
 Berikan golongan darah AB untuk permintaan plasma
 Berikan Rhesus negatif bila ada kesulitan penentuan rhesus
CARA DETEKSI  MEDIA PEMBANTU /
POTENTIATOR
MENURUNKAN
KEKUATAN ION
STANDAR PENYIMPANAN SAMPEL
SETELAH UJI SILANG SERASI
Kegiatan Persyaratan
Penyimpanan
sampel darah
donor dan
resipien
- Dilakukan setelah darah donor diberi identitas/label
kecocokan
- Sampel darah resipien dan donor (dari selang
kantong darah donor yang sudah dipotong) diikat
menjadi satu
- Sampel darah resipien dan donor disimpan dalam
blood bank selama 7 (tujuh) hari
- Didalam blood bank penyimpanan, sampel darah
donor dan resipien disusun menurut hari
- Sampel darah ini dapat dipakai sebagai bahan
pemeriksaan kalau ada laporan reaksi transfusi
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

DODIT DWI S, KTI MIKOLOGI
DODIT DWI S, KTI MIKOLOGIDODIT DWI S, KTI MIKOLOGI
DODIT DWI S, KTI MIKOLOGITwin Ade S
 
Pelatihan Quality Control
Pelatihan Quality Control Pelatihan Quality Control
Pelatihan Quality Control ferinurgianto
 
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelPenanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelAhmadPurnawarmanFais
 
Referatbaru
ReferatbaruReferatbaru
Referatbaruandreei
 
Verifikasi dan Validasi Metode Pemeriksaan Laboratorium Klinik Bagian 1
Verifikasi dan Validasi Metode Pemeriksaan Laboratorium Klinik Bagian 1Verifikasi dan Validasi Metode Pemeriksaan Laboratorium Klinik Bagian 1
Verifikasi dan Validasi Metode Pemeriksaan Laboratorium Klinik Bagian 1Suryanata Kesuma
 
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Rolly Scavengers
 
Entomologi dan Mikologi
 Entomologi dan Mikologi Entomologi dan Mikologi
Entomologi dan Mikologipjj_kemenkes
 
Pra analitik laboratorium
Pra analitik laboratoriumPra analitik laboratorium
Pra analitik laboratoriumIceteacassie
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariahersu12345
 
Pemeriksaan Golongan Darah ABO dan Rh
Pemeriksaan Golongan Darah ABO dan RhPemeriksaan Golongan Darah ABO dan Rh
Pemeriksaan Golongan Darah ABO dan RhNoviErsanto
 
RANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIANRANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIANfikri asyura
 
Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2% 50%
Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2%   50%Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2%   50%
Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2% 50%Dewi Fitriani
 
IDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKIDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKArini Utami
 

What's hot (20)

LCS ISTI fix.pptx
LCS ISTI fix.pptxLCS ISTI fix.pptx
LCS ISTI fix.pptx
 
DODIT DWI S, KTI MIKOLOGI
DODIT DWI S, KTI MIKOLOGIDODIT DWI S, KTI MIKOLOGI
DODIT DWI S, KTI MIKOLOGI
 
Th1
Th1Th1
Th1
 
Pelatihan Quality Control
Pelatihan Quality Control Pelatihan Quality Control
Pelatihan Quality Control
 
Rheumatoid factor
Rheumatoid factorRheumatoid factor
Rheumatoid factor
 
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelPenanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
 
Referatbaru
ReferatbaruReferatbaru
Referatbaru
 
Verifikasi dan Validasi Metode Pemeriksaan Laboratorium Klinik Bagian 1
Verifikasi dan Validasi Metode Pemeriksaan Laboratorium Klinik Bagian 1Verifikasi dan Validasi Metode Pemeriksaan Laboratorium Klinik Bagian 1
Verifikasi dan Validasi Metode Pemeriksaan Laboratorium Klinik Bagian 1
 
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
 
3 k3 spesimen
3 k3 spesimen3 k3 spesimen
3 k3 spesimen
 
Entomologi dan Mikologi
 Entomologi dan Mikologi Entomologi dan Mikologi
Entomologi dan Mikologi
 
Pra analitik laboratorium
Pra analitik laboratoriumPra analitik laboratorium
Pra analitik laboratorium
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
 
Pemeriksaan Golongan Darah ABO dan Rh
Pemeriksaan Golongan Darah ABO dan RhPemeriksaan Golongan Darah ABO dan Rh
Pemeriksaan Golongan Darah ABO dan Rh
 
RANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIANRANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIAN
 
Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2% 50%
Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2%   50%Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2%   50%
Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2% 50%
 
Soal soal hematologi
Soal soal hematologiSoal soal hematologi
Soal soal hematologi
 
MAKALAH UJI WIDAL
MAKALAH UJI WIDALMAKALAH UJI WIDAL
MAKALAH UJI WIDAL
 
Eritropoiesis
EritropoiesisEritropoiesis
Eritropoiesis
 
IDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKIDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUK
 

Similar to Uji Pra Transfusi I

Bab ix transfusi_darah
Bab ix transfusi_darahBab ix transfusi_darah
Bab ix transfusi_darahMilka Betaubun
 
SOAL OSCE BDKT.pptx
SOAL OSCE BDKT.pptxSOAL OSCE BDKT.pptx
SOAL OSCE BDKT.pptxssuser4360bd
 
KULIAH UJI KOMPATIBILITAS.pptx
KULIAH UJI KOMPATIBILITAS.pptxKULIAH UJI KOMPATIBILITAS.pptx
KULIAH UJI KOMPATIBILITAS.pptxYUHPITAEFRIYANI
 
Uji Pra Transfusi II
Uji Pra Transfusi IIUji Pra Transfusi II
Uji Pra Transfusi IINoviErsanto
 
Rifno hidayad 13300084
Rifno hidayad 13300084Rifno hidayad 13300084
Rifno hidayad 13300084Arief hidayad
 
LKPD Golongan Darah.docx
LKPD Golongan Darah.docxLKPD Golongan Darah.docx
LKPD Golongan Darah.docxTalitaAlifa1
 
KEL 6 PEMBULUH DARAH.pptx
KEL 6 PEMBULUH DARAH.pptxKEL 6 PEMBULUH DARAH.pptx
KEL 6 PEMBULUH DARAH.pptxDoubleShit
 
Patient blood management.pptx.bida
Patient blood management.pptx.bidaPatient blood management.pptx.bida
Patient blood management.pptx.bidaKarina Iyin
 
Praktikum patologi klinik blok 18
Praktikum patologi klinik blok 18Praktikum patologi klinik blok 18
Praktikum patologi klinik blok 18Syscha Lumempouw
 
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABOSofyan Dwi Nugroho
 
Pemeriksaan hb s ag
Pemeriksaan hb s agPemeriksaan hb s ag
Pemeriksaan hb s agmateripptgc
 
Sindroma antifosfolipid [compatibility mode]
Sindroma antifosfolipid [compatibility mode]Sindroma antifosfolipid [compatibility mode]
Sindroma antifosfolipid [compatibility mode]andreei
 

Similar to Uji Pra Transfusi I (20)

Bab ix transfusi_darah
Bab ix transfusi_darahBab ix transfusi_darah
Bab ix transfusi_darah
 
Review goldar
Review goldarReview goldar
Review goldar
 
SOAL OSCE BDKT.pptx
SOAL OSCE BDKT.pptxSOAL OSCE BDKT.pptx
SOAL OSCE BDKT.pptx
 
KULIAH UJI KOMPATIBILITAS.pptx
KULIAH UJI KOMPATIBILITAS.pptxKULIAH UJI KOMPATIBILITAS.pptx
KULIAH UJI KOMPATIBILITAS.pptx
 
Uji Pra Transfusi II
Uji Pra Transfusi IIUji Pra Transfusi II
Uji Pra Transfusi II
 
Rifno hidayad 13300084
Rifno hidayad 13300084Rifno hidayad 13300084
Rifno hidayad 13300084
 
LKPD Golongan Darah.docx
LKPD Golongan Darah.docxLKPD Golongan Darah.docx
LKPD Golongan Darah.docx
 
KEL 6 PEMBULUH DARAH.pptx
KEL 6 PEMBULUH DARAH.pptxKEL 6 PEMBULUH DARAH.pptx
KEL 6 PEMBULUH DARAH.pptx
 
Patologi klinik (5,6)
Patologi klinik (5,6)Patologi klinik (5,6)
Patologi klinik (5,6)
 
Sistem Golongan Darah dan Transfusi Darah
Sistem Golongan Darah dan Transfusi DarahSistem Golongan Darah dan Transfusi Darah
Sistem Golongan Darah dan Transfusi Darah
 
Patient blood management.pptx.bida
Patient blood management.pptx.bidaPatient blood management.pptx.bida
Patient blood management.pptx.bida
 
Crosmatch
CrosmatchCrosmatch
Crosmatch
 
Praktikum patologi klinik blok 18
Praktikum patologi klinik blok 18Praktikum patologi klinik blok 18
Praktikum patologi klinik blok 18
 
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
 
Makalah tentang pemeriksaan laboratorium klinik
Makalah tentang pemeriksaan laboratorium klinikMakalah tentang pemeriksaan laboratorium klinik
Makalah tentang pemeriksaan laboratorium klinik
 
Pemeriksaan hb s ag
Pemeriksaan hb s agPemeriksaan hb s ag
Pemeriksaan hb s ag
 
Analisis golongan darah
Analisis golongan darahAnalisis golongan darah
Analisis golongan darah
 
Sindroma antifosfolipid [compatibility mode]
Sindroma antifosfolipid [compatibility mode]Sindroma antifosfolipid [compatibility mode]
Sindroma antifosfolipid [compatibility mode]
 
Tibaru8
Tibaru8Tibaru8
Tibaru8
 
Ti12
Ti12Ti12
Ti12
 

Recently uploaded

456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 

Recently uploaded (18)

456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 

Uji Pra Transfusi I

  • 1. NOVI ERSANTO, Amd. AK, S.Si. UJI PRA-TRANSFUSI
  • 2. Tujuan Pembelajaran  Secara Umum :  mampu melaksanakan pengujian pra transfusi  Secara Khusus :  Setelah mengikuti materi ini, peserta latih mampu :  Prinsip uji pra transfusi  Standar uji pra transfusi  Kegiatan uji pra transfusi  Pencatatan uji pra transfusi
  • 3. Pemeriksaan kompatibilitas pra-transfusi mengacu pada PP No. 7/2011 tentang Pelayanan darah & PMK No. 91/2015 ttg Standar Pelayanan Transfusi Darah Adalah suatu rangkaian prosedur pemeriksaan mencocokkan darah resipien dan darah donor yang diperlukan sebelum darah diberikan kepada resipien. Untuk memastikan ada tidaknya alloantibodi pada darah resipien yang akan bereaksi dengan darah donor bila ditransfusikan dan/atau sebaliknya.
  • 4. PENDAHULUAN Manfaat Pengujian Kecocokan • Untuk menjamin keamanan dan kecocokan darah donor dengan darah pasien. Risiko • Reaksi Transfusi Hemolitik Akut & Lambat
  • 5. Hal-hal diperlukan dalam pemeriksaan uji pra-transfusi  Ada SPO pemeriksaan pra transfusi.  Ada sistem dokumentasi untuk semua pemeriksaan yang dilakukan.  Ada pemeriksaan kesesuaian formulir permintaan darah dan sampel darah serta kondisi sampel darah pasien oleh petugas penerima di BDRS.  Dilakukan oleh petugas laboratorium BDRS yang kompeten.
  • 6. Tahapan transfusi Pra-Analitik • Mengisi formulir permintaan • Identifikasi pasien • Pengambilan sampel • Review riwayat transfusi pasien Analitik • Pemeriksaan serologis : • Gol darah • Skrining antibodi • Crossmatch Post-Analitik • Pembuatan label • Inspeksi visual kantong darah • Pengeluaran kantong darah • Ricek di bedside
  • 7. STANDAR PENERIMAAN PERMINTAAN DARAH No Kegiatan 1 Cek apakah formulir permintaan darah lengkap dan terbaca? 2 Cek kesesuaian identitas pasien pada formulir permintaan dengan yang ada label sampel darah 3 Periksa kondisi sampel Jika kondisi sampel tidak layak (lisis, menggumpal, volume kurang, label tidak sesuai dengan formulir permintaan darah atau sampel tanpa label)  sampel darah dibuang dan harus dimintakan sampel darah yang baru
  • 8. USIA SAMPEL Jenis sampel Suhu simpan Maksimal usia sampel Darah EDTA 18 – 250C 24 jam Darah EDTA 40C 3 hari Serum/Plasma 40C 1 minggu
  • 10. Pemeriksaan Golongan Darah ABO dan Rhesus pada Pasien dan Donor.  Metode pemeriksaan :  cell typing untuk mendeteksi antigen ABO dan Rhesus (D) yang terdapat pada sel darah merah  serum typing untuk mendeteksi antibodi ABO yang terdapat pada serum/plasma.
  • 12. METODE PEMERIKSAAN GOL DARAH ABO & RH Column Agglutination Technique (CAT) Slide Test Bioplate Tube Test
  • 13. PRINSIP PEMERIKSAAN GOL DARAH Harus menyiapkan reagensia Antisera minimal Anti-A, Anti-B, Anti-D (monoklonal) Test cell minimal Sel-A, Sel-B, Sel-O Lakukan Cell Typing dan Serum Typing  Hasil pemeriksaan HARUS SINKRON (> 2+)
  • 14. HASIL & INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN GOL DARAH ABO & RH(D) Gol Darah Anti-A Anti-B Anti- AB Sel-A Sel-B Sel-O AK Anti-D Bov Alb 4+ 0 4+ 0 4+ 0 0 4+ 0 0 4+ 4+ 4+ 0 0 0 4+ 0 4+ 4+ 4+ 0 0 0 0 4+ 0 0 0 0 4+ 4+ 0 0 4+ 0 A B AB O
  • 15. AUTOANTIBODI (TIPE DINGIN)  CELL GROUPING  GOLONGAN AB  HASIL CELL GROUPING DAN SERUM GROUPING TIDAK SINKRON  PERSIAPAN SAMPEL  AUTOAGLUTINASI Anti-A Anti-B Sel A Sel B Sel O AK Gol Drh 4+ 4+ 2+ 2+ 2+ 4+ AB ?
  • 16. GOL DARAH ?  CELL GROUPING  GOLONGAN O  SERUM GROUPING  GOLONGAN A  HASIL CELL GROUPING DAN SERUM GROUPING TIDAK SINKRON  PERLU PEMERIKSAAN LANJUTAN  ANTISERA TAMBAHAN (ANTI-A1) ATAU METODE TAMBAHAN Anti-A Anti-B Sel A Sel B Sel O AK Gol Drh Neg Neg Neg 4+ Neg Neg O ? A ?
  • 17. PEMERIKSAAN LANJUTAN • Hasil pemeriksaan dengan antisera tambahan atau metode tambahan : • Anti-A1 Neg, Anti-AB Pos • Inkubasi tambahan pada suhu dingin : Neg • Metode absorb / eluate : Pos dengan sel A •  GOLONGAN DARAH DIDUGA : SUBGROUP A  Hasil pemeriksaan dengan antisera tambahan atau metode tambahan :  Anti-A1 Neg, Anti-AB Pos  Inkubasi tambahan pada suhu dingin : Pos dengan sel A  Metode absorb / eluate : Neg   GOLONGAN DARAH DIDUGA : O
  • 18. GOL DARAH ?  CELL GROUPING  GOLONGAN O  SERUM GROUPING  GOLONGAN AB  HASIL CELL GROUPING DAN SERUM GROUPING TIDAK SINKRON  LIHAT USIA PASIEN ATAU DIAGNOSIS  Misalnya NEONATUS  Diduga Gol O  pemeriksaan ulang >3 bln Anti-A Anti-B Sel A Sel B Sel O AK Gol Drh Neg Neg Neg Neg Neg Neg O ? AB ?
  • 19. Sistem Rhesus • Klasifikasi Rh pos dan Rh neg berdasarkan ada tidaknya antigen D pada membran eritrosit. • 5 Antigen utama : D, C, E, c, e • 50 antigen dan variasinya • Imunogenisitas antigen D > c > E > C > e. Salah satu bentuk variasi antigen : weak D
  • 20. ANTIBODI ANTI-D  Tidak memiliki antibodi kecuali bila telah terpapar dengan antigen melalui transfusi darah atau kehamilan.  50-80% individu rh neg akan membentuk anti-D bila ditransfusi Ag D pertama.  Tipe antibodi anti-D adalah IgG  Darah Rh positif tidak boleh ditransfusikan ke pasien Rh neg
  • 21. Variasi Antigen D Weak D : • Jumlah antigen D lebih sedikit (<20% R1r) • Mutasi gen-D • Indirect antiglobulin test Partial D Antigen/Rhesus D variant • Ada perubahan struktur antigen D karena mutasi. • D variant VI dapat membentuk alloantibodi lbh cepat dibandingkan varian lainnya. • Monoclonal IgG/IgM : neg Policlonal anti-D : positif Rh null • Tidak adanya fenotip sist rhesus : tdk ada antigen rhesus pada membran eritrosit. • Sangat jarang • Disebabkan tidak ada gen sist rhesus.
  • 22. Prinsip pemberian rhesus pada pasien Bila Hasil Rhesus meragukan Diduga Weak D/Rh D Varian Transfusi dengan RHESUS NEG
  • 23. Penetapan Status Individu dengan antigen weak D  Bila donor darah memiliki antigen weak D/variant Darahnya tetap dianggap rhesus positif karena ada antigen D walau lemah/sedikit Bila diberi ke pasien rhesus negatif  imunisasi  terbentuk anti-D  Bila resipien darah memiliki antigen weak D/variant Darahnya harus dianggap rhesus negatif karena bila diberikan rhesus pos dapat membentuk antibodi Atau ada jenis D mosaik yang memiliki anti D  reaksi antigen-antibodi (reaksi transfusi)
  • 24. PEMILIHAN ANTISERA ANTI-D Pasien • Tidak perlu dilanjutkan ke ICT • Hasil pemeriksaan Anti-D monoklonal NEG  transfusi dengan Rh Neg Donor • HARUS DILANJUTKAN ke ICT dan dengan antisera tambahan (Anti-D Poliklonal atau antisera yang dapat deteksi Rh D Varian) • HARUS DIPASTIKAN WEAK D/RH D VARIAN  DIANGGAP SBG RH POS
  • 25. Cara Pemeriksaan Weak D Ada beberapa tingkatan antigen weak D. Tingkat antigen weak D lebih tinggi dapat beraglutinasi dengan anti-D tertentu sedangkan yang lebih rendah dapat dideteksi dengan pemeriksaan antiglobulin indirek.
  • 26. Prinsip pemeriksaan weak D  Mensensitisasi SDM dengan IgG anti-D kemudian direaksikan dengan anti human globulin (AHG).  Hasil aglutinasi : positif (Antigen Weak D)  Bila kontrol : positif  IAT invalid (artinya SDM telah diselubungi oleh antibodi sebelumnya).
  • 28. PEMILIHAN DARAH BILA ADA KESULITAN INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH  Selesaikan permasalahan pada pemeriksaan golongan darah terlebih dahulu sebelum melakukan transfusi.  Ketidaksesuaian golongan darah harus diinformasikan ke ruangan dan dimintakan sampel darah baru untuk pemeriksaan ulang sebelum darah tersebut dikeluarkan untuk transfusi  Bila harus segera ditransfusikan :  Berikan golongan darah O untuk permintaan PRC  Berikan golongan darah AB untuk permintaan plasma  Berikan Rhesus negatif bila ada kesulitan penentuan rhesus
  • 29. CARA DETEKSI  MEDIA PEMBANTU / POTENTIATOR MENURUNKAN KEKUATAN ION
  • 30. STANDAR PENYIMPANAN SAMPEL SETELAH UJI SILANG SERASI Kegiatan Persyaratan Penyimpanan sampel darah donor dan resipien - Dilakukan setelah darah donor diberi identitas/label kecocokan - Sampel darah resipien dan donor (dari selang kantong darah donor yang sudah dipotong) diikat menjadi satu - Sampel darah resipien dan donor disimpan dalam blood bank selama 7 (tujuh) hari - Didalam blood bank penyimpanan, sampel darah donor dan resipien disusun menurut hari - Sampel darah ini dapat dipakai sebagai bahan pemeriksaan kalau ada laporan reaksi transfusi