Makalah ini membahas pengertian, peran, dan tantangan pengembangan ilmu. Pengertian ilmu adalah pengetahuan yang disusun secara sistematis tentang suatu objek melalui penelitian empiris. Ilmu berperan untuk menjelaskan fenomena alam dan masyarakat serta meramalkan perkembangan ke depan. Tantangan pengembangan ilmu terletak pada bidang IPTEK dan bioteknologi yang perlu diimbangi oleh etika guna mencegah peny
Pengertian, Peran, dan Tantangan Pengembangan Ilmu
1. FILSAFAT ILMUs
PENGERTIAN, PERAN, DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN ILMU
Dosen:
Nur Khamid, M. Hum.
Disusun oleh:
Miratus Sa’adah 113-14-031
Novi Dyah Arisanti 113-14-037
Tadris Bahasa Inggris
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2015/2016
2. BAB I
PENGENALAN
A. Latar Belakang
Sejak bangun tidur hingga tidur lagi, rutinitas manusia sering bergantung pada
tekhnologi sebagai hasil pengembangan ilmu. Telepon seluler, komputer, pesawat
terbang, internet, dan globalisasi merupakan contoh lain hasil pengembangan tekhnologi
di masa kini.
Pengeboman kota Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika adalah hal yang sepatutnya
tidak boleh terjadi. Pembuatan senjata pemusnah manusia secara massal, aborsi,
perdagangan manusia adalah contoh penyimpangan ilmu di masa kini. Pemanfaatan ilmu
secara negatif harus dicegah demi keberlangsungan kehidupan yang lestari di masa
selanjutnya.
Gerakan emansipasi wanita sesungguhnya adalah pembodohan. Wanita digunakan
sebagai produk. Ia bekerja dari pagi sampai siang dengan gaji yang tidak seberapa. Ia
dijadikan model suatu produ yang memikat pembeli. Lapangan kerja bagi kaum pria
makin sempit dan timbullah kriminalitas karena seorang pria adalah tulang punggung
keluarga.
Pemanfaatan ilmu harus selalu diarahkan ke hal-hal yang positif. Ada keterkaitan satu
ilmu dengan ilmu yang lain. Ilmu seperti apa dan bagaimana yang seharusnya dipelajari
demi kebaikan manusia menjadi topik yang selalu dikaji. Sikap dan pemahaman yang
baik dalam memanfaatkan ilmu harus dimiliki oleh setiap manusia. Salah satunya dalam
kajian filsafat ilmu ini.
B. Tujuan Penulisan
Pengkajian ilmu seharusnya dituntun ke arah yang baik. Dalam menghadapi tantangan
pengembangan ilmu yang semakin tidak menentu, kita tidak boleh patah semangat. Harus
ada suatu keyakinan, selama ilmu itu dimanfaatkan di jalan yang baik, maka kita harus
terus mangkajinya. Suatu penjajahan model baru yang tidak disadari oleh masyarakat
telah berkembang saat ini. Manusia tidak sadar jika ia digunakan sebagai komoditas.
Menyadari akan pentingnya belajar dan terus berusaha meningkatkan pengetahuan
kita. Maka kami menulis makalah ini dengan tujuan:
1. Mengetahui pengertian ilmu
2. Mengkaji peran ilmu di dalam kehidupan
3. Menelaah tantangan-tantangan dalam pengembangan ilmu
3. BAB II
ISI
I. PengertianIlmu
Sebelum masuk ke pengertian ilmu secara langsung, ada beberapa hal yang perlu
untuk kita ketahui bersama. Berdasarkan pada kenyataan hidup bahwa ada pengetahuan
yang pasti mengenai ketidaktahuannya, maka manusia terus mencari keterangan atas
ketidaktahuan tersebut. Ilmu adalah salah satu dari pengetahuan manusia yang membuka
mata akan banyaknya kekurangan, akan banyak hal yang belum ia ketahui. Inilah
mengapa manusia dikatakan “Homo sapiens”, makhluk pemikir Proses berfikir adalah
bekal hidupnya. Sebagaimana diungkapkan nabi Muhammad saw, bahwa proses berfikir
telah dilakukan manusia sejak dari buaian hingga kembali ke liang lahat. Konsep
Pendidikan Sepanjang Hayat saat ini, sesungguhnya telah ada berabad-abad lalu. Ilmu
juga dipandang sebagai sumber nasihat. Di dalamnya terkandung mutiara hikmah
pembentuk budi pekerti yang baik. Manusia menjadi tahu cara merealisasikan nilai dalam
ilmu agar tujuan mulia dalam mencari ilmu tetap terlaksana.
Dari segi bahasa, ilmu berasal dari bahasa Arab, ‘alima ya’lamu, al ilmu, yang berarti
mengerti, memahami benar-benar; dari bahasa Belanda, watenschap; bahasa Jerman,
wissenschof; dan dari bahasa Yunani, logos, yang berarti pengetahuan. Namun ilmu pada
bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, science. Ilmu dalam arti
science ini hanya mencakup sebagian dari al-ilm pada bahasa Arab, hal ini sebagaimana
yang diungkapkan oleh Ahmad Tafsir dalam Filsafat Ilmu (2010).
Pada dasarnya, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu hal atau fenomena alam
maupun sosial melalui proses berfikir terkait objek kajian ilmu yang diteliti. Pengetahuan
itu disusun secara sistematis dan konsisten, serta kebenarannya teruji secara empiris. Ilmu
itu tidak ada batasnya, namun kemampuan manusia ada batasnya. Menurut beberapa ahli,
ilmu adalah:
1. Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris,
rasional, umum dan sistematik dan keempatnya serentak.1
2. Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif
dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
3. R. Harre, a collection of well-tested theories which explain the patterns
regularities and irregularities among carefully studied phenomena.
(Kumpulan teori yang sudah diuji coba, menjelaskan pola-pola yang teratur
ataupun tidak teratur di antara fenomena yang dipelajari dengan hati-hati).
4. John F. Kennedy, semua pengetahuan yang dihimpun dengan perantara metode
ilmiah.
1 Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, hal:47
4. 5. Archie J. Bahm, dikatakan ilmu jika dapat diuji dengan 6 hal yaitu a) problems b)
attitude c) methods d) activity e) conclusions dan f) effects.
6. Prof. Harold H. Titus, metode memperoleh pengetahuan yang objektif, dan dapat
dibuktikan kebenarannya.
7. Charles Singer, proses membuat pengetahuan.
8. Jujun S. Suriaumantri, salah satu buah pemikiran manusia dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan.
Namun menurut Muyadhi Kartanegara, objek ilmu tidak harus empiris, karena
realitasnya yang tidak empiris kajiannya lebih luas dari yang empiris. 2 Ilmu sering
diartikan sebagai pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan dapat dikatakan ilmu,
melainkan dikatakan Ilmu jika diperoleh dengan cara atau metode tertentu. Perbedaan ini
dilihat dari ciri-cirinya. Herbert L. Searles mengungkap, “Kalau ilmu berbeda dengan
filsafat berdasar empiris, maka ilmu berbeda dari pengetahuan biasa karena ciri
sistematisnya.”3
Perbedaan filsafat, ilmu, dan filsafat ilmu. Filsafat menggunakan akal murni dan
memandang sebab tersebut secara mendalam. Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan
yang sistematis, konsisten, dan empiris. Sedangkan filsafat ilmu menyangkut landasan
ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala kehidupan.
II. PeranIlmu
“Barangsiapa menghendaki dunia, wajib baginya berilmu, barangsiapa
menghendaki akhirat wajib baginya berilmu, dan barangsiapa menghendaki
keduanya wajib baginya berilmu”. (al Ghazali)
Merujuk pada ungkapan di atas, selain menjawab berbagai persoalan hidup, maka
beberapa fungsi ilmu adalah:
1. Sukses dunia. Jika seseorang menginginkan kesuksesan dunia, maka ia wajib
menuntut ilmu. Jika ingin sukses dalam berdagang misalnya, ia belajar ilmu ekonomi,
matematika, psikologi, sosiologi dan sebagainya. Di manapun ia berada, ia akan
menebar kemanfaatan dan kebaikan. Sesuai dengan UU nomor 2 tahun 1989, manusia
Indonesia diharapkan menjadi manusia yang beriman, berpengetahuan, terampil, sehat
jasmani dan rohani, bertanggung jawab, dan mencintai bangsanya.
2. Sukses akhirat. Ibadah juga menuntut ilmu. Ilmu sebagai sarana meningkatkan amal
kewajiban syariat yang benar. Harus ada sinergi antara ilmu agama dan ilmu yang lain
sebagai keseimbangan peradaban manusia.
3. Pemuliaan hamba. Di sisi Tuhan Yang Maha Esa, orang yang berilmu memiliki
kedudukan yang tinggi. Orang berilmu lebih mulia karena dalam ibadah ia memiliki
dasar pengetahuan dibandingkan seorang orang yang rajin beribadah namun tanpa
2 Kartanegara, Menyibak, hal:43
3 The Liang Gie, Pekerjaaan UmuM, Keinsinyuran, dan Administrasi Pemerintahan, hal:168
5. didasari ilmu. Bahkan sesama manusiapun akan memuliakan orang yang berilmu.
Ilmu yang ia pelajari akan senantiasa mengangkat derajat dan status sosial dirinya.
Manusia harus dapat menempatkan diri. Semua ilmu yang dimiliki harus dapat
dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan Semesta Alam dan sesama manusia. Janganlah
ia sombong dan takabur, karena sombong dan takabur tidak membawa manfaat.
Sebaliknya ia dianjurkan untuk tamak mencari ilmu. Karena dengan begitu, ia akan sadar
bahwa ilmunya masih sedikit dan ada banyak hal yang belum ia ketahui. Manusia tidak
boleh merasa paling benar sendiri, ia dianjurkan untuk selalu mendengarkana pendapat
orang lain.
Masih ada peran ilmu yang dapat ditemukan. Bergantung pemanfaatan ilmu di bidang
apa yang kita kaji. Misal dari sudut pandang ilmiah, seseorang membuat hipotesis,
mengkajinya, kemudian membuat kesimpulan berdasar fakta yang ada.
III. TantanganPengembanganIlmu
Ilmu memiliki sifat fleksibel, akan terus berkembang sesuai perkembangan zaman
atau kebudayaan dan juga kemampuan berfikir manusia. Pengembangan ilmu dari masa
ke masa terus mengalami tantangan yang begitu kuat. Perkembangan dan kecanggihan
sebuah konsep ilmu turut menimbulkan kekhawatiran bagi manusia Tantangan perubahan
global seperti krisis kemanusiaan, fenomena mabuk tekhnologi adalah beberapa sikap
manusia saat ini. Penyimpangan maupun pemanfaatan yang tidak sesuai masih terus
terjadi. Harus ada suatu pedoman yang dimiliki oleh pengembang maupun pemanfaat
ilmu.
Berdasar beberapa aspek, tantangan pengembangan ilmu ke depan dapat dibagi
sebagai berikut:
a. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Semula pengembangan ilmu bidang IPTEK untuk memudahkan urusan manusia,
namun muncul kesepian dan keterasingan baru, yakni lunturnya rasa solidaritas,
kebersamaan dan silaturahmi. Terdapat perkembangan penggunaan berbagai
teknologi canggih seperti komputer dan satelit. Kekuatan gelombang globalisasi ini
membuat bumi seakan-akan menjadi sempit dan transparan. Globalisasi iptek tersebut
memberi orientasi baru dalam bersikap dan berfikir serta berbicara tanpa batas
Negara.
b. Bidang Bioteknologi. Ketidakpastian merebak dari segi moral dan kemanusiaan jika
rekayasa genetika diterapkan pada manusia. Ketergantungan yang terus menerus
menjadikan eksistensi diri yang bebas dan kreatif melanggar batas.
Suriasumantri (1984) mengungkapkan proses pencarian dan penemuan kebenaran
ilmiah yang dilandasi etika adalah kategori moral yang menjadi dasar sikap etis
seorang ilmuwan. Tanggung jawab ilmuwan tidaklah ringan. Tanggung jawab moral
6. ilmuwan memang tidak memiliki sifat universal namun digunakan sebagai pedoman
dari perwujudan tanggung jawab sosial. Suatu etika yang membatasi pemanfaatan
ilmu agar tetap berada pada jalannya.
Ada tiga hal yang patut untuk kita renungkan,
Nicolas Berdyev dalam “Destiny of Man” mengungkapkan, Technical progress
testifies not only to man’s strength and power over nature. It not only liberales man
but also weakens and enslaves him. It mechanizes human life and gives man the
image and semblance of machine.”
Setara dengan ungkapan Berdyev, Anthony Giddens dalam Runaway World
menuturkan, “Akan tetapi, dunia tempat kita hidup sekarang ini tidak begitu tampak
atau terasa seperti yang diperkirakan. Bukannya semakin dapat dikendalikan, dunia
kita tampaknya justru di luar kendali kita. Sebuah dunia yang lepas kendali.”
Maka tidaklah salah, jika Albert Enstein menyampaikan pesan untuk mahasiswa
California Institut of Technology sebagai berikut, “Dalam peperangan ilmu yang
menyebabkan kita saling meracuni dan saling menjegal. Dalam perdamaian, dia
membuat hidup kita dikejar waktu dan penuh tak tentu. Mengapa ilmu yang indah ini,
yang menghemat kerja dan membikin hidup lebih mudah, hanya membawa
kebahagiaan yang sedikit sekali pada kita?”
Sebenarnya tidaklah masalah jika manusia terus memperbanyak ilmu yang ia
miliki selama masih dalam batas yang wajar. Permasalahan akan muncul jika manusia
terlalu ambisius dan melanggar batas-batas norma yang berlaku.
Jadi keseimbangan semua aspek ilmu haruslah diusahakan. Ilmu agama menjadi
bekal dalam mendalami ilmu-ilmu yang lain. Jika terdapat suatu perbedaan, kita harus
kembali kepada ilmu agama. Sifat kebenaran ilmu agama adalah mutlak, berbeda
dengan ilmu yang diperoleh manusia dengan pemikirannya sendiri.
7. BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Jadi pengertian ilmu adalah kumpulan kebenaran akan fenomena alam
maupun sekitar yang disusun secara sistematis, menurut metode-metode tertentu,
yang dapat dibuktikan oleh orang lain dan orang lain mengakui kebenarannya.
Ilmu berperan untuk menjelaskan sesuatu, mengendalikan gejala alam dan
meramalkan sesuatu yang akan terjadi.
Dalam dunia globalisasi, tantangan pengembangan ilmu sudah tidak dapat
dihindari lagi. Ilmu dapat membawa dampak positif maupun dampak negatif.
Bagaimana pengembangan ilmu itu dilakukan memiliki batasan-batasan yang
tidak boleh dilanggar. Ilmu juga harus dapat dipertanggungjawabkan di hadapan
Tuhan YME maupun sesama manusia.
II. Saran
Ada kode etik yang harus dimiliki oleh semua pemanfaat dan pengembang
ilmu. Kode etik ini berkaitan dengan moral. Walaupun tidak berlaku secara
universal, namun keberadaannya diharapkan dapat membantu mencegah dampak
negatif pemanfaatan ilmu di kemudian hari.
Pemanfaatan ilmu haruslah memerhatikan keberlangsungan hidup sesama.
Ilmu agama sebagai penyelaras kehidupan menjadi bekal paling utama. Jika
terdapat pertentangan dalam mengemukakan gagasan, janganlah kita merasa benar
sendiri. Bisa jadi pendapat orang lain lebih benar dari pendapat kita.
8. Daftar Pustaka
Achmadi, Asmoro. 2008. Filsafat Umum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Latifah, Laely. 2012. Pengertian Dan Kedudukan Filsafat Dalam Ilmu Pengetahuan Dan
Kehidupan Manusia,(http://laelylatifah.wordpress.com). Posted: Januari 8, 2012.
Salam, Burhanuddin. 2009, Pengantar Filsafat, Cetakan ke delapan, Jakarta: Bumi Aksara