SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Download to read offline
MAKALAH
PENGARUH KASIH SAYANG ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN
ANAK BERBAKAT
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Anak Berbakat
Dosen Pengampu : Aluwis S.Pd,. M.Pd
Irfan Satria
1505117251
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita hadirat kan kepada Allah Swt karena berkat rahmat dan karunia-
Nya lah penulis dapat menyusun makalah yang berjudul“Pendidikan” tepat pada waktu yang
telah ditentukan.
Dalam hal ini penulis juga berterima kasih kepada Aluwis S.Pd,. M.Pd dosen
pembimbing mata kuliah Pembinaan Anak Berbakat yang telah membimbing penulis dalam
menyusun makalah ini.
Dalam karya ilmiah ini penulis akan membahas mengenai “Pengaruh Kasih Sayang
Orang Tua terhadap Perkembangan Berbakat Anak”. Dalam makalah ini telah dibahas
mengenai pengaruh yang timbul jika tidak adanya rasa kasih sayang orang tua terhadap anak,
sehingga menyebabkan perkembangannya terganggu. Tidak hanya itu saja, bakat serta
kemampuan yang dimiliki oleh anak tersebut akan terganggu juga.
Pada dasarnya dalam menyelesaikan suatu masalah ataupun tugas juga mengalami
kesulitan baik itu dari segi internal maupun eksternal. Dalam menyelesaikan makalah ini
penulis juga mengalami kesulitan,tetapi dengan kerja keras dan doa dari semua pihak, maka
karya ilmiah ini juga menuju penyelesaian walaupun terdapat kekurangan karena
kesempurnaan hanya milik-Nya, oleh karena itu penulis juga mengharapkan kritik dan saran
serta masukan-masukan positif yang membangun yang sekiranya dapat menyempurnakan
makalah ini dan bermanfaat bagi dalam kehidupan sehari-hari. Atas masukan-masukan yang
diberikan pembaca , penulis mengucapkan terimakasih.
Pekanbaru, Juni 2017
Penulis
PENGARUH KASIH SAYANG ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN
ANAK BERBAKAT
Irfan Satria
1505117251
Abstrak: Dalam mengembangkan anak yang berbakat perlu disadari bahwa generasi
semacam demikian ini tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Mereka sungguh memerlukan
lingkungan subur yang sengaja diciptakan untuk itu, yang memungkinkan potensi anak-
anak itu dapat tumbuh optimal sehingga menjadi lebih sehat, cerdas dan berprilaku baik.
Suasana penuh kasih sayang, mau menerima anak sebagai mana adanya, menghargai
potensi anak, memberi rangsangan-rangsangan yang kaya untuk segala aspek perkembangan
anak, baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik, semua sungguh merupakan jawaban
nyata bagi tumbuhnya generasi unggul di masa yang akan datang. Orang tua mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan anak, maka kemampuan orang tua dalam hal
memberikan kasih sayang akan menyebabkan anak merasa nyaman berada dalam keluarga
tersebut, sehingga anak mempunyai figur dari keluarganya untuk dijadikan acuan dalam
kehidupannya, serta akan termotivasi dalam mengembangkan bakatnya, karena anak tersebut
sudah mendapatkan rasa kasih sayang dari orang tuanya, maka ketika anak itu berusaha untuk
mengembangkan bakatnya, ia akan merasa termotivasi dan memiliki penguatan atas bakat
yang dimilikinya tersebut. Namun kenyataanya pada masa sekarang ini dampak dari pesatnya
kemajuan di segala bidang, banyak para orang tua yang tadinya dapat mencurahkan tenaga
dan fikirannya dalam mengurus rumah tangga dan pendidikan anak sudah sangat berkurang,
mereka sibuk dengan pekerjaannya di luar rumah, sehingga tugas untuk mendidik anak
sebagian besar diserahkan pada pihak di sekolah. Ini juga menyebabkan anak akan merasa
kurang kasih sayang dari orang tuanya, karena tidak adanya peran dari orang tua tersebut
dalam hal pemberian kasih sayang.
Kata kunci : kasih sayang, orang tua, perkembangan, anak berbakat
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana diketahui, orang tua merupakan sosok individu yang paling dekat
dengan anak. Banyak dari orang tua berharap dan menginginkan anak yang cerdas dan
berprestasi. Bahkan menginginkan keksuksesan bagi anaknya. Berbagai cara dijalani
untuk memberikan yang terbaik bagi si buah hati. Seperti les privat, menyekolahkan di
tempat yang bagus, tambahan bimbingan belajar, bahkan menempatkan anak pada
sanggar-sanggar tertentu. Hanya untuk menginginkan si anak mampu menjadi anak
yang berbakat.
Setiap anak dilahirkan mempunyai karakter yang berbeda satu sama lainnya.
Perlu disadari bahwa setiap anak memiliki kecenderungan bakat tersendiri yang ia
miliki. Seorang anak dengan anak yang lain memiliki bakat yang berbeda masing-
masingnya. Seorang anak berhak mencoba semua bakat, sampai mereka menemukan
bakat yang benar-benar ia minati. Dengan memberikan anak kesempatan tersebut,
orang tua juga akan lebih cepat mengetahui bakat apa yang dimiliki anaknya. Namun
orang tua harus memiliki respon, pengawasan dan analisa tentang kegiatan yang
mengacu pada bakat si buah hati. Selektifitas orang tua sangat dituntut bila mana bakat
anak itu terlihat tidak baik. Bila anak telah memperlihatkan bakat yang ia minati dan itu
baik, orang tua perlu memberikan dukungan untuknya. Karena bakat tidak akan
berkembang jika tidak penguat.
Penguatan yang diberikan dapat berupa kasih sayang oleh orang tua kepada
anak. Jika seorang anak tanpa memiliki rasa kasih sayang yang diberikan oleh orang tua
kepada anaknya, maka akan menyebabkan terganggunya perkembangan anak tersebut.
Tidak hanya perkembangannya saja yang terganggu, tetapi bakat yang dimilikinya akan
terganggu juga.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengaruh kasih sayang orang tua terhadap anak?
2. Apa yang mempengaruhi perkembangan anak?
3. Apa pengaruh dari kasih sayang orang tua terhadap perkembangan anak
berbakat?
C. Tujuan Penulisan Masalah
1. Untuk mengetahui apa pengaruh yang timbul terhadap kasih sayang orang tua
terhadap anak
2. Untuk mengetahui apa yang mempengaruhi perkembangan anak
3. Untuk mengetahui pengaruh dari kasih sayang orangtua terhadap
perkembangan anak berbakat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kasih Sayang Orang Tua
1. Pengertian Kasih Sayang Orang Tua
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kasih berarti perasaan sayang, cinta,
suka kepada (Tim Penyusun KBBI, 2007:512) dan sayang mempunyai arti cinta (Tim
Penyusun KBBI, 2007:512). Makna kata kasih dan sayang dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2002: 394, dan 789) bersifat sirkumlokutif (berputar-
putar). Pada pemberian definisi kata kasih dinyatakan, "perasaan sayang (cinta, suka
kepada)", sedangkan pada kata sayang dinyatakan, "kasihan ... sayang akan
(kpd); mengasihi". Oleh karena itu, penentuan pengertian kata kasih sayang hendaknya
bersifat serentak, bukan terpisah antara kata kasih dan sayang. Secara kongkrit yang
dimaksud kasih sayang adalah perasaan cinta atau sayang kepada seorang anak. Cinta
adalah emosi terpenting dalam kehidupan manusia. Ia adalah faktor terpenting dalam
menyatukan hati antar manusia dan pembentukan kasih sayang di antara sesama
manusia (Az-Zahrani, 2005:228). Sehingga dalam hal ini kata-kata kasih sayang
mempunyai pengertian yang sama dan saling melengkapi, yaitu adanya perasaan
sayang, suka, dan cinta terhadap sesuatu hal, dan dalam penulisan ini yang menjadi
objeknya adalah seorang anak.
Menurut Muhardi (1986: 64) kata kasih sayang merujuk pada kata philia (cinta
sesama manusia), karena di samping kata philia ada kata agape (cinta kepada
Tuhan), kata eros dan amour (cinta antara laki-laki dengan perempuan, biologis).
Dengan demikian, kasih sayang merujuk pada perasaan cinta sesama manusia, baik
kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain.
Kasih sayang juga mengandung pengertian kelekatan. Kelekatan adalah ikatan
kasih sayang yang berkembang antara anak dengan pengasuhnya (Bashori, 2003:31).
Oleh karena ikatan kasih sayang ini bersifat afeksional, maka kelekatan cenderung
menetap pada diri individu. Kelekatan juga terkait dengan kemampuan eksplorasi.
Anak yang aman kelekatannya akan dengan penuh percaya diri melakukan
eksplorasi lingkungan (Bashori, 2003:33). Dalam hal ini termasuk juga eksplorasi
terhadap ilmu pengetahuan. Sedangkan orang tua adalah orang yang sudah tua, ibu-ibu,
bapak- bapak. Orang tua adalah orang yang dianggap tua pandai, cerdas (KBBI,
2007:802). Menurut Zakiah Daradjat, orang tua adalah pembina pribadi yang pertama
dalam kehidupan anak (Daradjat, 1970:56). Sehubungan dengan penelitian ini
penulis memberikan batasan pengertian bahwa yang dimaksud orang tua di sini
adalah ayah dan ibu, sebagai orang yang dianggap tua dalam sebuah keluarga yang
mempunyai hubungan darah. Berpijak pada pengertian di atas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa kasih sayang orang tua adalah adanya rasa cinta, senang, serta
suka dari orang tua (ayah dan ibu kandung) sebagai pembina pribadi terhadap anak
dalam sebuah keluarga. Kalau suatu keluarga dikaruniai anak, maka pada pundak orang
tua itulah dibebankan usaha bagaimana agar anak-anaknya berkembang dengan
wajar. Jadi anak tidak diterima begitu saja, diberi makan dan pakaian tetapi
diusahakan agar anak mampu berkembang dengan wajar. Orang tua harus mampu
membagi perhatiannya kepada semua objek di dalam rumahnya. Sebab di dalam
keluargalah terjadi interaksi antara orang tua dan anak (Ahmadi, 1999:249).
Rasa kasih sayang adalah kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Anak yang
kurang mendapat kasih sayang orang tua akan menderita batinnya, kesehatan badan
akan terganggu, kecerdasan mungkin kurang, apalagi kalau kasih sayang orag tua
terabaikan, maka hal ini akan berakibat fatal bagi jiwa dan raga anak. Rasa cinta dan
kasih sayang orang tua yang dilimpahkan kepada anak akan membuat anak merasa
aman, tenang dan tentram (Az-Zahrani, 2005:229).
Sehubungan dengan hal ini Musthofa Fahmi mengungkapkan sebagai berikut:
kebutuhan akan kasih sayang adalah kebutuhan pertama yang ingin dipenuhi oleh
anak. Si anak memerlukan suatu perasaan bahwa ada kasih sayang yang
memberikan kehangatan baginya. Penelitian-penelitian ilmiah telah membuktikan
bahwa ketika anak lahir ia berpindah dari temperatur stabil dan jauh dari pengaruh,
kepada kehidupan di luar rahim, yang panasnya berubah-ubah dan berbagai pengaruh
yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Oleh karena itu ia memerlukan suatu
pengganti yang mencakup pemeliharaan, kasih sayang dan perasaan hangat dan
santun (Fahmi, 1977:56).
Rasulullah saw. Juga memerintahkan agar orang tua selalu menaruh
kasih sayang kepada anak-anak mereka sebagaimana sabda beliau:
Bahwasannya Abu Hurairah ra. Ia bekata: “Rasulullah saw. mencium Al-Hasan
bin Ali, ketika itu al-Aqro’ bin Habis At Tamimi sedang duduk lalu berkata,”
sesungguhnya saya mempunyai sepuluh anak, tetapi saya tidak pernah mencium
seorang pun dari mereka, maka Rasulullah saw. melihatnya kemudian bersabda:
“Barangsiapa tidak mengasihi maka tidak akan dikasihi” (Hadits Bukhari Jus VII,
1992:99).
2. Bentuk-bentuk Kasih Sayang Orang Tua terhadap Anak
Cinta orang tua kepada anaknya adalah cinta yang fitrah. Seorang ibu
selama masa hamil, melahirkan dan menyusui sangat terikat secara psikologis
dengan anaknya, keterkaitan yang kuat inilah yang akan memberikan pengaruh yang
besar bagi seorang ibu hingga ia mampu mencintai dan merawat anak-anaknya
dengan penuh cinta kasihnya (Az-Zahrani, 2005:245). Selain ibu, seorang ayah
juga berperan penting dalam sebuah keluarga. Karena ia sebagai sumber kekuatan,
pelindung dan juga kekuasaan bagi anak- anaknya.
Kesehatan adalah faktor penting di dalam kehidupan seorang anak. Karena
badan yang sehat akan mendukung setiap aktifitas atau kegiatan seorang anak, lebih-
lebih sebagai seorang pelajar atau siswa. Pelajar yang tidak sehat badannya, tentu
tidak dapat belajar dengan baik. Konsentrasinya akan terganggu dan pelajaran akan
sukar masuk (Ahmadi, 1991:284).
Jadi kewajiban orang tua adalah meneliti apakah ada penyakit atau gangguan-
gangguan lain pada anak. Dan jika ternyata ada, segera memeriksakan ke dokter
agar tidak terlambat, baik kesehatan badan maupun kemajuan belajarnya.
Hal lain yang tak kalah penting adalah pemenuhan gizi yang cukup dan seimbang
dalam hal kebutuhan makan anak. Orang tua memberikan makanan yang
mengandung unsur makanan sehat, seperti nasi, sayuran dan lauk pauk yang
berprotein.
a. Bersikap lemah lembut kepada anak.
Sebagian orang tua mengangap bahwa untuk meluruskan sikap anak yang kurang
baik harus ditempuh dengan cara-cara yang kasar seperti menghukum, berkata keras
dan kasar. Cara seperti itu tidak akan berhasil, malah sebaliknya dapat menimbulkan
dendam pada diri anak (Istadi, 2003:10). Oleh karena itu terkadang orang tua
terlalu cepat memvonis nakal, malas, bandel atau bahkan durhaka terhadap anak-
anak mereka.
Berbuat lemah lembut pada anak, sama sekali bukan berarti harus menuruti
semua permintaan anak. Orang tua lebih dahulu memahami pendapat dan keinginan
anak yang sering konyol serta tidak masuk akal kemudian dengan penuh kasih sayang
mengarahkan untuk mengerti batas antara boleh dan tidak (Istadi, 2003:11).
b. Membangun komunikasi produktif dengan anak.
Orang tua harus mengetahui keadaan anak-anaknya baik pada waktu sedang
memiliki masalah seperti sedang sakit, lelah, lapar, haus atau bosan. Sehingga
orang tua perlu selalu berkomunikasi dengan anak secara intensif. Kesediaan
mendengar dan memahami keluhan yang disampaikan anak penting untuk melancarkan
komunikasi (Istadi, 2003:95).
Seorang ibu yang berkomunikasi dengan anak akan dapat menangkap perasaan
dan keinginan anaknya sehingga dapat memahami keinginannya dan ingin
membantu memecahkan masalah yang dirasakan (Balson, 1996:132).
c. Mendidik kreatif dan rekreatif terhadap anak.
Sesungguhnya seorang ibu setelah selesai mengerjakan tugas rumah tangga,
masih bisa memanfaatkan waktu untuk mendidik anak-anak mereka. Mendidik anak
justru harus dimulai dari rumah. Bermain bersama anak-anak, memahami dunia
mereka. Ibu bisa memberikan pelajaran apa saja lewat permainan (Istadi, 2003:104).
Seorang ibu dituntut untuk kreatif mendidik anak. Melakukan kegiatan bersama
dengan hal-hal yang menyenangkan dan bermanfaat, akan membuat anak benar-
benar menikmati kasih sayang ibu sebagai rasa cinta dan kasih sayang yang
nyata.Mendidik kretif dan rekreatif bagi anak dapat dilakukan dengan cara: mengajak
anak membuat cerita, karya seni, membelikan majalah, buku bacaan dan kegiatan
yang lain.
d. Memenuhi kebutuhan belajar anak.
Bentuk kepedulian orang tua terhadap kebutuhan belajar anak- anaknya ialah
dengan cara: mencukupi kebutuhan belajar anak misalnya buku tulis, buku diktat, LKS,
pensil, bolpoin, tas, sepatu, seragam dan peralatan lain yang dapat menunjang
keberhasilan belajar anak (Mustofa, 2007:19).
e. Memberikan bimbingan dan arahan kepada anak.
Istilah bimbingan adalah arti dari guidance Bahasa Inggris (Ahmadi dan Rohani
1991:1). Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan dalam kehidupannya, agar supaya individu itu dapat mencapai
kesejahteraan hidupnya (Ahmadi dan Rohani, 1991:3).
Menurut Arthur J. Jones yang dikutip oleh Mustofa memberikan pengertian
guidance sebagai berikut: “Guidance is the assistance given to individuals in making
intelligent choices and adjustment in their live the ability is not innate it must be
developed, the fundamental purpose of develop is in each individual up to the limit of
this capacity, the ability to solve his own problems and to make his own adjustment”
(Mustofa, 2007:20). Sebagai bentuk kepedulian orang tua terhadap anak di rumah,
orang tua haruslah senantiasa mau dan mampu memberikan bimbingan dan
juga arahan kepada anak agar potensi anak mereka dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal. Karena tujuan utama pemberian bimbingan adalah agar individu dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik di sekolah, keluarga maupun masyarakat.
Yang dimaksud bimbingan dan arahan di sini adalah berupa bantuan psikologi
bagi anak, baik yang berhubungan dengan kesehatan mental, rohani anak
maupun yang lainnya. Misalnya, orang tua membimbing anak, untuk selalu
mengerjakan salat, berdo’a, mengaji, berakhlak mulia, berkata sopan, mengerjakan
pekerjaan rumah, tugas-tugas sekolah dan lainnya.
f. Membicarakan setiap persoalan dan hal-hal penting tentang anak dalam
keluarga dengan cara bijaksana.
Bilamana orang tua mampu menghindarkan diri dari dorongan perasaan yang
kurang baik dan berhasil menerapkan pendekatan yang bersifat mendorong anak
berbuat positif, pasti akan terjadi perbaikan-perbaikan yang berarti dalam perilaku
anak-anaknya. Sehingga akan berkembang rasa percaya diri, tanggung jawab,
kooperatif dan kemandirian dalam diri anak (Balson, 1996:123). Oleh karena itu
peran orang tua sangat diperlukan bagi seorang anak yang mengalami kesulitan atau
persoalan-persoalan yang sedang dihadapi dan merupakan sebuah keharusan bagi
orang tua untuk belajar menggunakan keluarga sebagai alat membantu perilaku anak-
anaknya. Orang tua adalah pemimpin keluarga yang bertugas menyatukan keluarga
untuk mencapai tujuan bersama. (Balson,1996:125). “Lembaga yang paling
berpengaruh bagi orang tua untuk membina keterikatan dalam keluarga sehingga
angota-anggotanya merasa ikut memiliki keluarganya dan mau ikut bertanggung jawab
adalah dewan keluarga” (Balson, 1996:126).
Dewan ini berguna untuk membahas materi atau hal-hal yang berkaitan dengan
tata tertib kehidupan bersama keluarga. Seperti waktu tidur, bersantai, bepergian ke
luar rumah, jadwal belajar, beribadah, waktu makan, uang saku dan juga pembelian
barang- barang kebutuhan lainnya (Mustofa, 2007:64). Rapat keluarga memberikan
pengalaman bekerja bagi anak tentang tata cara hidup demokratis, tentang cara
mengambil keputusan, tanggung jawab, di samping menumbuhkan simpati dan
kesadaran anak terhadap perasaan dan permasalahan orang lain (Mustofa, 2007:64)
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kasih Sayang Orang Tua
Menurut Muntamah (2010:27) dalam jurnalnya, dinamika kehidupan yang terus
berkembang membawa konsekuensi tertentu terhadap kehidupan keluarga. Banyaknya
tuntutan kehidupan yang menerpa keluarga serta bergesernya nilai-nilai dan pandangan
tentang fungsi dan peran anggota keluarga menyebabkan terjadinya berbagai
perubahan mendasar tentang kehidupan keluarga, struktur, pola hubungan dan gaya
hidup keluarga banyak mengalami perubahan. Kalau dahulu biasanya seorang ayah
berperan sebagai pencari nafkah tunggal dan ibu sebagai pengelola ulama
kehidupan dirumah, maka sekarang tidak lagi seperti itu. Begitu pula kebiasaan hidup
lama dalam keluarga besar, sekarang mereka hidup dalam keluarga kecil.
a. Ekonomi
Keadaan sosio-ekonomi keluarga tentulah mempunyai peranan terhadap
perkembangan anak-anak apabila kita pikirkan, bahwa dengan adanya perekonomian
yang cukup, lingkungan material yang dihadapi anak di dalam keluarga itu lebih luas,
ia mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam-macam
kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan apabila tidak ada alat-alatnya. Orang tua
yang hidup dalam status sosio-ekonomi serba cukup dan kurang mengalami
tekanan- tekanan fundamental seperti dalam memperoleh nafkah hidupnya yang
memadahi, orang tua tersebut dapat mencurahkan perhatian dan kasih sayang yang
lebih mendalam kepada pendidikan anaknya apabila ia tidak disulitkan dengan
kebutuhan-kebutuhan primer kehidupan manusia.
Tetapi status sosio-ekonomi itu tidak merupakan faktor yang mutlak dalam
pemberian kasih sayang, sebab hal itu bergantung pada sikap-sikap orang tunya
dan bagaimana corak interaksi di dalam keluarga itu. Walaupun status sosio-
ekonomi orang tua memuaskan, tetapi apabila mereka itu tidak memperhatikan
pada anaknya atau senantiasa bercekcok, hail itu juga tidak menguntungkan
perkembangan sosial anak-anaknya. Pada akhirnya, perkembangan pendidikan anak
itu turut ditentukan pula oleh sikap-sikap anak terhadap keadaaan kelurganya.
b. Orang tua bekerja
Disamping adanya tuntutan ekonomi, pergeseran pandangan tentang peran
wanita telah mendorong banyak ibu rumah tangga sekarang yang turut bekerja
mencari nafkah. Hal tersebut menarik di bahas karena berkaitan dengan
kepentingan pendidikan dan perkembangan anak. Ayah yang tidak bekerja akan
menimbulkan masalah-masalah yang sangat serius bagi keluarga. Studi-studi tentang
para ayah yang tidak bekerja menunjukkan bahwa mereka sangat stress, cemas,
berfikiran kacau, depresi serta mengalami susah tidur dan cendrung mudah
tersinggung dan berlaku kasar, baik terhadap, istri maupun terhadap anak.
Pada saat yang sama, ibu dan anak juga lazimnya ikut cemas tentang masa
depan ekonomi keluarga sehingga semua anggota keluarga juga ikut gelisah. Pada
mereka juga kadang- kadang tumbuh sikap-sikap negatif terhadap si ayah. Ibu menjadi
kesal dan jengkel melihat ayah yang phanya luntang lantung, begitu juga anak-
anak, kehilangan figur ayah yang dapat dibanggakan. Lebih jauh lagi, kondisi tersebut
bisa menyebabkan kurangnya kebanggaan anggota keluarga terhadap keluarganya
sendiri, terutama disaat bercerita dengan tetangga, teman atau dengan anggota
masyarakat lainnya. Ayah yang bekerja lazimnya lebih memperlihatkan rasa harga
diri. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu dan menyibukkan diri dengan
pekerjaan dan tugas-tugasnya dikantor sehingga mereka melupakan tanggung
jawabnya sebagai seorang ayah dan menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab
untuk mendidik anak kepada seorang ibu. Dalam kasus ibu yang bekerja dan bentuk
persoalannya manjadi lain bagaimanapun pekerjaan yang menuntut sebagian waktu
dan tenaga yang dimiliki ibu sehingga porsi waktu dan tenaga untuk keluarga
menjadi berkurang. Bagi ibu yang tidak bisa mengatur waktu dan tenaganya secara
profesional hal tersebut dapat membuat tidak terkontrolnya lagi kondisi rumah dan
prilaku anak-anak bisa merasa tidak di perhatikan dan kurang kasih sayang seharian
prilakunya mungkin menjadi liar, dan pendidikan anak pun akan bermasalah kesehatan
anak juga mungkin kurang terawat dan begitu pula proses perkembangannya bisa
mengalami banyak hambatan. Permaslahan-permasalahan tersebut sangat mungkin
terjadi dan tidak jarang kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
c. Perceraian
Walaupun perceraian itu tidak diharapkan, namun sebagian keluarga
mangalaminya. Tentunya banyak faktor dan alasan yang bisa memaksa pasangan dalam
sebuah keluarga untuk bercerai, namun pada intinya hal itu disebabkan oleh
ketidaksesuaian atau perselisihan yang tidak bisa didamaikan lagi. Terlepas dari faktor
dan alasan yang menyebabkan sebuah keluarga bercerai, peristiwa perceraian dapat
mengakibatkan konsekuensi-konsekuensi serius terhadap keluarga yang pada gilirannya
akan mempengaruhi perkembangan prilaku anak. Bukan hanya ikatan perkawinan yang
akan berantakan, tetapi anak juga yang menjadi korban.
Perceraian orang tua dapat merupakan suatu peristiwa yang dapat menimbulkan
shock dan konflik berat bagi anggota keluarganya. Perceraian menlahirkan
perubahan drastis yang bisa membingungkan dan memunculkan berbagai konflik,
baik bagi orang tua maupun bagi anak.
Persoalan lain yang muncul karena perceraian adalah dialaminya tekanan-tekanan
psikologis. Dengan bercerai orang tua harus mengatur dan mengurus keluarga
sendirian. Ia mungkin harus mengerjakan hampir segenap pekerjaan rumah tangga
yang sebelumnya tidak dilakukan. Kadang – kadang orang tua menjadi sibuk dan
kondisi rumah tangga menjadi semrawut. Beberapa orang tua yang bercerai
kadang-kadang merasa sangat terisolasi dari teman-temannya yang biasa dekat
dengannya. Para orang tua yang bercerai sering dihantui oleh rasa stress dengan
perkawinannya. Mereka kadang-kadang menyesali peristiwa itu tetapi tak dapat
berbuat banyak dalam menghadapinya. Emosi mereka kadang tidak stabil, mudah
marah diliputi kesedihan, tidak riang dan sebagainya.
Berbagai persoalan yang dihadapai orang tua tersebut di atas, pada akhirnya
terekspresikan disaat berinteraksi dengan anak, mereka mungkin mengisolasi diri
secara diri secara emosional terhadap diri anak, mudah marah dan berprilaku agresif
terhadap anak, berupaya mempengaruhinya supaya lebih dekat dengan diri mereka
dari pada bekas pasangan mereka, kurang bisa merawat dan memperhatikan
sebagimana layaknya dan sejumlah persoalan
B. Perkembangan Anak Berbakat
A. Pengertian Anak Berbakat
Menurut David Smith (2006: 305) anak berbakat merupakan seseorang yang
memiliki kecerdasan yang tinggi dalam berbagai bidang baik pemikiran,
kepemimpinan, kreativitas baik dalam bidang akademik maupun non akademik,
sehingga perlu adanya dukungan pendidikan khusus.
Menurut Conny Semiawan (1995 : 10) yang dimaksud dengan bakat adalah
kemampuan yang melekat atau inherent dalam diri seseorang. Pengertian keberbakatan
selain mencakup kemampuan intelektual tinggi, juga menunjuk kepada kemampuan
kreatif. Sedangkan kemampuan intelektual merupakan ekspresi dari intelegensi dan
kepada kemampuan intelek ini juga kita bersandar untuk menguasai dan
memperlakukan perubahan kebudayaan maupun pembaharuan teknologi di dalam
masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa anak berbakat merupakan anak yang memiliki
intelegensi tinggi dalam semua bidang, baik dari segi kreativitas maupun prestasi
belajar dan memberikan perbahan baik dari segi kebudayaan maupun dari segi
teknologi di dalam masyarakat.
Menurut defenisi dari U.S Office of Education (1971) dalam buku Utami
Munandar (1982:7) anak berbakat ialah mereka yang diidentifikasi oleh orang-orang
professional, dimana anak tersebut karena kemampuannya sangat menonjol, dapat
memberikan prestasi yang tinggi. Anak-anak ini membutuhkan program pendidikan
yang berdiferensisasi dan pelayanan diluar jangkauan program sekolah yang biasa, agar
dapat mewujudkan sumbangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap masyarakat.
Kemampuan-kemampuan tersebut, baik secara potensial maupun yang sudah
nyata, meliputi: kemampuan intelektual umum, kemampuan akademik khusus, berfikir
kreatif dan produktif, kemampuan dalam salah satu bidang seni dan kemampuan
psikomotor.
Menurut Utami Munandar (1982:90) ada beberapa yang mempengaruhi
perkembangan anak berbakat, yaitu:
a. Perkembangan pranatal
Sebagai nyata pada table III. 57, perkembangan pranatal tidak menunjukkan
perbedaan yang khas antara kelompok anak berbakat dan kelompok anak
dengan taraf kecerdasan rata-rata.
Pra-natal IQ 130+ IQ rata-rata
Kesulitan waktu hamil 4
Terancam abortus 2
Kesulitan waktu melahirkan 6 2
Lahir cukup bulan 100 96
b. Perkembangan post-natal
Dalam perkembgan post-natal tidak Nampak perbedaan yang menyolok antara
kelompok anak berbakat dan kelompok anak IQ rata-rata. Bahkan dalam
beberapahal, kelompok IQ rata-rata memiliki perkembangan yang lebih cepat.
Perlu di pertimbangkan bahwa factor ingatan dan subjektifitas dalam penilaian
dapat berperan dalam memeberikan keterangan tentang perkembangan diri
anak.
Post-natal IQ 130+ IQ rata-rata
Berat badan waktu lahir 3.15 Kg 2.86 Kg
Mulai jalan sendiri 12.76 bln 11.28 bln
Mulai berbicara 2.39 th 2.04 th
Mulai mengenal warna 3.00 th 2.24 th
Mulai mengenal angka 4.47 th 4.49 th
Mulai mengenal huruf 4.83 th 5.05 th
Dapat membaca 5.97 th 5.58 th
c. Dari siapa belajar membaca
Kebanyakan anak belajar membaca dari guru, dan pada urutan kedua dari ibu.
Disini tampak peran ibu lebih aktif dalam pendidikan anak dari ibu-ibu
kelompok anak berbakat
Tokoh IQ 130+ IQ rata-rata
Guru 48 52
Orang tua 6 8
Ayah 2 6
Ibu 22 10
Kakak 8 2
Keluarga 8 2
Tidak diisi 6 20
d. Keadaaan fisik, penyakit dan kesulitan yang pernah dialami
Hampir semua orang tua menyatakan keadaan kesehatan anak baik. Dalam hal
penyakit-penyakit yang pernah di derita tidak Nampak perbedaan yang
menyolok antara kelompok anak berbakat dan kelompok anak IQ rata-rata.
Sekitar 36% dari orang tua kelompok anak berbakat dan 46% dari oran rua
kelompok anak IQ rata-rata menyatakan anaknya tidak pernah sakit.
Kesehatan dan kesulitan IQ 130+ IQ rata-rata
Kesehatan baik
94 100
Kesulitan makan
18 10
Kesulitan tidur
4 2
Kesulitan bicara
2 -
Mengisap jempol/jari
2 2
e. Perkembangan fisik dibandingkan kelompok anak sebaya
Tidak Nampak banyak perbedaan antara kedua kelompok anak dalam hal
perkembangan badan lebih besar dari teman sebaya. Kebanyakan orang tua
dalam menyatakan bagaimana perkembangan fisik anak menjawab “sama”.
Tatapi hanya 8% dari orang tua kelompok anak berbakat menyatakan bahwa
perkembangan badan anaknya lebih kecil dari teman-teman sebayanya,
dibandingkan dengan 20% dari orang tua kelompok anak IQ rata-rata.
Perkembangan badan IQ 130 IQ rata-rata
Lebih besar
22 20
Sama
66 56
Lebih kecil
8 20
Tidak diisi
4 4
f. Hal-hal yang istimewa pada anak
Yang menyimpang dari perkembangan anak pada umumnya (misalnya lebih
cepat atau lebih lambat dalam hal-hal tertentu, minat khusus yang nampak
pada umut dsb), jawaban-jawaban yang diperoleh dari orang tua kelompok
anak berbakat dan dari orang tua kelompok anak IQ rata-rata tidak selalu
sebagaimana di perkirakan.
Yang menyolok dari kelompok anak berbakat ialah mereka aktif, menurut
laporan orang tua mereka aktif, menurut laporan orang tua mereka, sedangkan
dari kelompok anak IQ rata-rata tidak ada satupun yang dilaporkan sebagai
aktif.
Ciri-ciri IQ 130+ IQ rata-rata
Rasa ingin tahu besar
18 30
Daya tangkap cepat
8 6
Perkembangan lebih cepat
6 10
Daya ingat kuat
2 4
Berbakat
2 6
Aktif
26 -
Minat membaca
6 -
Tekun
- 6
Pemalu
4 2
Penakut
2 2
g. Bakat-bakat khusus
Yang mengherankan ialah relative lebih sedikit orang tua kelompok anak
berbakt menyatakan bahwa anaknya berbakat 52% dibandingkan dengan
orang tua kelompok anak IQ rat-rata 62%. Tetapi 34.61 % dari orang tua
kelompok anak berbakat sudah mengamati anaknya bakat ini dalam lima tahun
pertama dari hidup anak, dibandingkan dengan hanya 12.9% dari orang tua
kelompok anak IQ rata-rata. Jadi agaknya bakat-bakat tersebut pada kelompok
anak IQ rata-rata agaknya bakat itu baru nyata pada umur yang lebih tua.
Bidang bakat IQ 130 + IQ rata-rata
Olah raga
4 9
Kesenian
8 4
Menggambar
4 4
Prakarya
2 8
Menjahit
- 4
Mengarang
3 1
Teknik
1 -
Matematika/IPA
2 -
Daya ingat kuat
1 -
Memasak
1 -
Tidak terperinci
- 2
B. Karakteristik Anak Berbakat.
Menurut Sutratinah Tirtonegoro (2006 : 42-42) karakteristik anak
berbakat yaitu: memiliki intelegensi di atas normal, makin tinggi IQ-nya baik daya
abstraksinya, berpikir secara logis, kritis, rasional, dan kreatif, perkembangan
mentalnya lebih cepat dari umur kalender, lingkungan sangat berperan pada
perkembangannya, mempunyai prestasi yang tinggi, baik dalam sekolah maupun di luar
sekolah, menunjukkan kemampuan khusus di atas rata-rata anak normal, sebagian besar
waktu digunakan untuk proyek individual yang banyak menggunakan faktor
intelegensi, perhatian terhadap bacaan luas dan memiliki koleksi pribadi, tidak pernah
mendapat kesulitan dari pelajaran di sekolah, dan perkembangan psikis, fisik, dan
bahasanya lebih pesat daripada anak normal.
Menurut Sunardi (2008) karakteristik anak berbakat dibedakan menjadi 4 aspek,
yaitu: aspek intelektual-akademik, pribadi-sosial, emosional, dan karir. Pertama, secara
intelektual-akademik anak berbakat sering dicirikan dengan pemilikan kemampuan
eskalasi berpikir tingkat tinggi atau kritis-analitis-evaluatif, integratif, dan original,
perfeksionis, berorientasi pada pemecahan masalah, memiliki cara lain dalam mengolah
dan memahami informasi, luwes dalam berpikir, cepat dalam belajar, rasa ingin tahu,
menyukai pengalaman baru yang menantang, konsisten terhadap tujuan, dan sejenisnya.
Kedua, secara sosial anak berbakat sering dicirikan dengan pemilikan kesadaran sosial
yang mendalam, sensitif terhadap problem orang lain, bertanggung jawab, mudah
beradaptasi dan diajak berkomunikasi, suka bergaul dengan orang yang lebih dewasa,
pandai memimpin, dan sebagainya. Ketiga, secara emosional, anak berbakat sering
dicirikan dengan pemilikan stabilitas emosi yang mantap, tidak mudah terpengaruh dan
terguncang, konsisten, suka humor, dan sebagainya. Keempat, khusus dalam kaitannya
dengan perkembangan karir, munculnya karakteristik, kebutuhan, dan permasalahan
khusus pada anak sering kali menghambat perkembangan karir mereka. Masalah-
masalah diskontinuitas, multipotensi, displasia, kebosanan, stress, konflik, keragu-
raguan, displasia, rasa ingin tahu -curiosity, kreativitas, serta idealism perfeksionisme,
merupakan masalah-masalah yang berkaitan erat dengan perkembangan karir anak.
Dapat disimpulkan bahwa anak berbakat memiliki karakteristik yang berbeda
dengan anak normal pada umumnya yaitu dalam bidang intelektual anak berbakat
memiliki intelektual yang tinggi diatas rata-rata anak normal, dalam bidang sosial anak
mudah bergaul dengan teman sebayanya bahkan yang lebih dewasa. Dari segi
emosional anak tidak mudak berpengaruh dengan orang lain, dan dari segi karir anak
berbakat lebih ke model alternative bimbingan karir yang sistematis, terarah, dan
berkesinambungan.
C. Pengaruh Kasih Sayang Orang tua Terhadap Perkembangan Anak Berbakat
Sebagaimana diketahui, orang tua merupakan sosok individu yang paling dekat
dengan anak. Banyak dari orang tua berharap dan menginginkan anak yang cerdas dan
berprestasi. Bahkan menginginkan keksuksesan bagi anaknya. Berbagai cara dijalani
untuk memberikan yang terbaik bagi si buah hati. Seperti les privat, menyekolahkan di
tempat yang bagus, tambahan bimbingan belajar, bahkan menempatkan anak pada
sanggar-sanggar tertentu, hanya untuk menginginkan si anak mampu menjadi anak
yang berbakat.
Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak.
Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur pendidikan yang
tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang
sedang tumbuh itu (Daradjat, 1970:56). Karena itulah apapun yang dilakukan oleh
orang tua kepada anaknya, akan berpengaruh terhadap anak tersebut.
Menurut Khoirudin Bashori, sensitivitas yang ada pada orang tua memilki
tiga dimensi:
a. kepekaan yaitu meliputi peka terhadap kebutuhan fisik dan psikologis anak,
terhadap masalah belajar dan hubungan sosial anak
b. kehangatan, meliputi cukup perhatian dan sentuhan kasih sayang, peduli
terhadap kebutuhan dan problematika anak
c. responsivitas yakni memberikan reksi dengan cepat terhadap kebutuhan dan
permasalahan anak dan memberikan respon yang tepat terhadap kebutuhan
dan permasalahan anak (Bashori, 2003:31-33).
Sehubungan dengan hal tersebut kiranya perlu adanya relisasi dari orang
tua terhadap anak sebagai buah hati mereka, yakni dengan memberikan dan
mencurahkan kasih sayang semaksimal mungkin kepada mereka dalam segala hal
yang menyangkut kebutuhan anak. Sehingga diharapkan kasih sayang orang tua
tersebut dapat menumbuhkan dan meningkatkan perkembangan bakat anak.
Bakat anak awalnya tergantung pada orang tua dalam menangkap dan mengerti
bagaimana anaknya. Dan hal itu sebaiknya dilakukan saat anak masih kecil. Karena
akan dapat memberikan anak kebebasan dan mengisi hari-harinya. Yang pastinya
kegiatan yang dilakukannya itu membuat ia senang dan merasa berarti. Pada saat inilah
kasih sayang di butuhkan bagi seorang anak untuk memotivasi atas bakat yang
dimilikinya, serta apapun bakat yang dimiliki anak, orang tua patut memberikan
dukungan dan semangat kepada anak.
Selanjutnya dalam hal mengenai mengetahui bakat anak dari dini. Mungkin
tentunya tidak terlepas dari peran dan dukungan orang tua beserta keluarga. Peran
orang tua dalam mengenali bakat anak yaitu mengenali, mengarahkan dan membimbing
anak agar bakatnya terus berkembang. Orang tua harus jeli dan sabar dalam mengenali
bakat anak. Hal itu tergantung pada tumbuh kembang anak.
Jika anak kurang mendapat kasih sayang orang tua, anak tersebut akan
merasakan derita batin, kesehatan badan akan terganggu, kecerdasan mungkin kurang,
apalagi kalau kasih sayang orag tua terabaikan, maka hal ini akan berakibat fatal
bagi jiwa dan raga anak. Rasa cinta dan kasih sayang orang tua yang dilimpahkan
kepada anak akan membuat anak merasa aman, tenang dan tentram (Az-Zahrani,
2005:229). Semua itu akan berpengaruh terhadap perkembangan yang dimilikinya,
dimana psikologis anak mengalami penurunan. Ini juga akan berpengaruh kepada bakat
yang dimilikinya, sehingga bakat yang dimilikinya tersebut akan mengalami penurunan
karena merasa menderita batin akibat kurangnya kasih sayang dari orang tua.
Jadi, kita sebagai orang tua sehendaknya memiliki rasa kasih sayang terhadap
anak. Karena jika tidak adanya rasa kasih sayang yang kita tanamkan terhadap anak
tersebut, bukan hannya bakatnya saja yang terganggu, tetapi semua yang dimiliki oleh
anak tersebut akan terganggu dan tidak sesuai akan perkembangan yang dimilikinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kasih sayang orang tua merupakan perasaan cinta atau sayang terhadap
anaknya. Cinta adalah emosi terpenting dalam kehidupan manusia. Ia adalah faktor
terpenting dalam menyatukan hati antar manusia dan pembentukan kasih sayang
di antara sesama manusia. Sehingga dalam hal ini kata-kata kasih sayang
mempunyai pengertian yang sama dan saling melengkapi, yaitu adanya perasaan
sayang, suka, dan cinta terhadap sesuatu hal, dan dalam penulisan ini yang menjadi
objeknya adalah seorang anak.
Anak berbakat merupakan seseorang yang memiliki kecerdasan yang tinggi
dalam berbagai bidang baik pemikiran, kepemimpinan, kreativitas baik dalam bidang
akademik maupun non akademik, sehingga perlu adanya dukungan pendidikan khusus.
Pengaruh dari kasih sayang orangtua terhadap anak adalah tanpa adanya kasih
sayang yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya, maka perkembangan yang
dimilikinya akan terganggu. Tidak hanya perkembangannya saja, bakat yang
dimilikinyapun akan mengalami gangguan.
B. Saran
Jadi, kita sebagai orang tua sehendaknya memiliki rasa kasih sayang terhadap
anak. Karena jika tidak adanya rasa kasih sayang yang kita tanamkan terhadap anak
tersebut, bukan hannya bakatnya saja yang terganggu, tetapi semua yang dimiliki oleh
anak tersebut akan terganggu dan tidak sesuai akan perkembangan yang dimilikinya.
1. Orang tua hendaknya menyadari bahwa kasih sayang terhadap merupakan bekal
utama untuk mencapai prestasi di segala aspek kehidupan, bukan hanya di masa
sekolah namun juga masa depan putra-putri mereka.
2. Orang tua siswa diharapkan memberikan kasih sayangnya kepada anak sehingga
anak akan memiliki motifasi belajar yang tinggi yang akan mengantarkan anak
meraip prestasi yang tinggi pula.
3. c. Orang tua hendaknya tidak hanya menyerahkan perkembangan pendidikan anak
mereka kepada pihak guru atau sekolah sepenuhnya, mengingat motivasi
belajar anak tidak hanya ditarapkan di sekolah saja namun juga di rumah di mana
anak menghabiskan sebagian besar waktu mereka.
4. d. Mengingat lingkungan sangat mempengaruhi motivasi belajar anak, maka
orang tua harus benar-benar memperhatikan lingkungan bergaul anak di luar
rumah.
Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu dan Ahmad Rohani BM. 1991. Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ahmadi, Abu. 1991. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Az-Zahrani, Musfir Bin Said. 2005. Konseling Terapi. Jakarta: Gema Insani.
Balson, Maurice. 1996. Bagaimana Menjadi Orang Tua yang Baik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Basori, Khoirudin. 2003. Problem Psikologis Kaum Santri Resiko Insekuritas
Kelekatan. Yogyakarta: FKBA.
Basori, Khoirudin. 2003. Problem Psikologis Kaum Santri Resiko Insekuritas
Kelekatan. Yogyakarta: FKBA.
Conny Semiawan. (1995). Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Depdikbud
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Daradjat, Zakiah. 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang. Departemen Agama
RI. 1992. Mushaf Al-Qur’an Terjemah. Semarang: Asy-Syifa.
Daradjat, Zakiah. 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang. Departemen Agama
RI. 1992. Mushaf Al-Qur’an Terjemah. Semarang: Asy-Syifa.
David Smith. (2006). Inklusi Sekolah Ramah Untuk Semua. Bandung : Nuansa
Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Fahmi, Musthofa. 1977. Kesehatan Jiwa dalam Keluarga, Sekolah dan Masyarakat.
Jakarta: Bulan Bintang. Jilid 1.
Ismail, Imam Abi Abdullah Muh. 1992. Bukhori Al-Jaify. Beirut Libanon.
Istadi, Irawadi. 2003. Mendidik dengan Cinta. Jakarta: Pustaka Inti. Kartono, Kartini.
1986. Psikologi Anak. Bandung: Alumni.
Muhardi. 1986. "Homo Humanus". Padang: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia FPBS IKIP Padang.
Muntamah. 2010. Skripsi HUBUNGAN ANTARA KASIH SAYANG ORANG TUA
DENGAN MOTIVASI BELAJAR (STUDI KASUS PADA SISWA SD NEGERI
LEBAK KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010)
Salatiga. STAIN.
Mustofa, Amir. 2007. Skripsi Hubungan Kasih Sayang Orang Tua dengan Motivasi
Belajar Anak (Studi Kasus pada Siswa Kelas V dan VI MIN Kedokan Klego Boyolali
Tahun 2007). Salatiga. STAIN.
Sunardi. (2008). Karakteristik dan Kebutuhan Anak Berbakat dan Implikasi dalam
Layanan Bimbingan dan Konseling Karir di unduh
dalamhttp://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196002011987031-
SUNARDI/karya_tls-
materi_ajar_pdf/KONSELING_KARIR_ANAK_BERBAKAT.pdf pada pukul 13.01
tanggal 29 September 2014
Sutratinah Tirtonegoro. (2006). Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta:
Bumi Aksara
Sutratinah Tirtonegoro. (2006). Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta:
Bumi Aksara
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007. Jakarta: Balai Pustaka.
Utami. 1982. Pemanduan Anak Berbakat. Jakarta. CV. Rajawali.

More Related Content

What's hot

PPT Pertumbuhan Fisik 3B.pptx
PPT Pertumbuhan Fisik 3B.pptxPPT Pertumbuhan Fisik 3B.pptx
PPT Pertumbuhan Fisik 3B.pptxMINA117232
 
ASKEP JIWA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
ASKEP JIWA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptxASKEP JIWA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
ASKEP JIWA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptxmunjarotundmk
 
ALUR PANDU.pdf
ALUR PANDU.pdfALUR PANDU.pdf
ALUR PANDU.pdfRizkaDana
 
skripsi HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN FREKUENSI PENGGUNAAN GAWAI DENGAN PE...
skripsi HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN FREKUENSI PENGGUNAAN GAWAI DENGAN PE...skripsi HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN FREKUENSI PENGGUNAAN GAWAI DENGAN PE...
skripsi HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN FREKUENSI PENGGUNAAN GAWAI DENGAN PE...BeliaLesmana
 
Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi RemajaKesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi RemajaAnnisa Ningrum
 
Pengasuhan Positif (Positif Parenting)
Pengasuhan Positif (Positif Parenting)Pengasuhan Positif (Positif Parenting)
Pengasuhan Positif (Positif Parenting)Imron Mahmudi
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedediana novitasari
 
4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu
4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu
4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku IndividuKanaidi ken
 
MATERI KESPRO CALON PENGANTIN.pptx
MATERI KESPRO CALON PENGANTIN.pptxMATERI KESPRO CALON PENGANTIN.pptx
MATERI KESPRO CALON PENGANTIN.pptxFatimahImha3
 
SOP BANTUAN HIDUP DASAR PUSKESMAS SIHEPENG.docx
SOP BANTUAN HIDUP DASAR PUSKESMAS SIHEPENG.docxSOP BANTUAN HIDUP DASAR PUSKESMAS SIHEPENG.docx
SOP BANTUAN HIDUP DASAR PUSKESMAS SIHEPENG.docxArioQadhavi
 
Laporan kegiatan panitia akreditasi rsd kol
Laporan kegiatan panitia akreditasi rsd kolLaporan kegiatan panitia akreditasi rsd kol
Laporan kegiatan panitia akreditasi rsd kolrsd kol abundjani
 
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian OrganikPermentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian OrganikAchmad Wahid
 
Pendidikan seksualitas sejak dini
Pendidikan seksualitas sejak diniPendidikan seksualitas sejak dini
Pendidikan seksualitas sejak dinisepti wulandani
 
Skrining pranikah.pptx
Skrining pranikah.pptxSkrining pranikah.pptx
Skrining pranikah.pptxYaniArpha
 

What's hot (20)

PPT Pertumbuhan Fisik 3B.pptx
PPT Pertumbuhan Fisik 3B.pptxPPT Pertumbuhan Fisik 3B.pptx
PPT Pertumbuhan Fisik 3B.pptx
 
ASKEP JIWA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
ASKEP JIWA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptxASKEP JIWA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
ASKEP JIWA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
 
Konsep tumbuh kembang,ppt
Konsep tumbuh kembang,pptKonsep tumbuh kembang,ppt
Konsep tumbuh kembang,ppt
 
ALUR PANDU.pdf
ALUR PANDU.pdfALUR PANDU.pdf
ALUR PANDU.pdf
 
TEORI PERILAKU.ppt
TEORI PERILAKU.pptTEORI PERILAKU.ppt
TEORI PERILAKU.ppt
 
skripsi HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN FREKUENSI PENGGUNAAN GAWAI DENGAN PE...
skripsi HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN FREKUENSI PENGGUNAAN GAWAI DENGAN PE...skripsi HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN FREKUENSI PENGGUNAAN GAWAI DENGAN PE...
skripsi HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN FREKUENSI PENGGUNAAN GAWAI DENGAN PE...
 
PPS (contoh).docx
PPS (contoh).docxPPS (contoh).docx
PPS (contoh).docx
 
Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi RemajaKesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi Remaja
 
Pengasuhan Positif (Positif Parenting)
Pengasuhan Positif (Positif Parenting)Pengasuhan Positif (Positif Parenting)
Pengasuhan Positif (Positif Parenting)
 
Ppt stunting niken
Ppt stunting nikenPpt stunting niken
Ppt stunting niken
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
 
4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu
4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu
4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu
 
Leaflet Kespro.pdf
Leaflet Kespro.pdfLeaflet Kespro.pdf
Leaflet Kespro.pdf
 
MATERI KESPRO CALON PENGANTIN.pptx
MATERI KESPRO CALON PENGANTIN.pptxMATERI KESPRO CALON PENGANTIN.pptx
MATERI KESPRO CALON PENGANTIN.pptx
 
SOP BANTUAN HIDUP DASAR PUSKESMAS SIHEPENG.docx
SOP BANTUAN HIDUP DASAR PUSKESMAS SIHEPENG.docxSOP BANTUAN HIDUP DASAR PUSKESMAS SIHEPENG.docx
SOP BANTUAN HIDUP DASAR PUSKESMAS SIHEPENG.docx
 
Laporan kegiatan panitia akreditasi rsd kol
Laporan kegiatan panitia akreditasi rsd kolLaporan kegiatan panitia akreditasi rsd kol
Laporan kegiatan panitia akreditasi rsd kol
 
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian OrganikPermentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
 
Makalah psikologi ibu dan anak 2
Makalah psikologi ibu dan anak 2Makalah psikologi ibu dan anak 2
Makalah psikologi ibu dan anak 2
 
Pendidikan seksualitas sejak dini
Pendidikan seksualitas sejak diniPendidikan seksualitas sejak dini
Pendidikan seksualitas sejak dini
 
Skrining pranikah.pptx
Skrining pranikah.pptxSkrining pranikah.pptx
Skrining pranikah.pptx
 

Similar to Pengaruh kasih sayang orang tua terhadap perkembangan anak berbakat

Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anakPengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anakDiana Tandjung
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakPengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakrismawijayanti
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakPengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakrismawijayanti
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakPengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakrismawijayanti
 
Peran ibu dalam mengembangkan keberbakatan anak
Peran ibu dalam mengembangkan keberbakatan anakPeran ibu dalam mengembangkan keberbakatan anak
Peran ibu dalam mengembangkan keberbakatan anakOldest Jump's
 
Materi Kasih sayang dan perhatian thd psikis dan fisik anak.pptx
Materi Kasih sayang dan perhatian thd psikis dan fisik anak.pptxMateri Kasih sayang dan perhatian thd psikis dan fisik anak.pptx
Materi Kasih sayang dan perhatian thd psikis dan fisik anak.pptxAnggaWinata5
 
Makalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan Solusinya
Makalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan SolusinyaMakalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan Solusinya
Makalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan SolusinyaBlog Malaikat Iblis di Bulan Maret
 
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...Anis Ilahi
 
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikanKeluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikanCNVIP
 
Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran Afektif
Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran AfektifHdps 4103 Perancangan dan Pengajaran Afektif
Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran AfektifOpen University Malaysia
 
komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anak dalam pembentukan kepribad...
komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anak dalam pembentukan kepribad...komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anak dalam pembentukan kepribad...
komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anak dalam pembentukan kepribad...MuhammadZaqiFariraSy
 
Penglibatan ibu bapa
Penglibatan ibu bapaPenglibatan ibu bapa
Penglibatan ibu bapaArra Asri
 
Penglibatanibubapa 121009233029-phpapp02
Penglibatanibubapa 121009233029-phpapp02Penglibatanibubapa 121009233029-phpapp02
Penglibatanibubapa 121009233029-phpapp02Fatin Nadzirah
 
Model Pola Asuh dalam Keluarga
Model Pola Asuh dalam KeluargaModel Pola Asuh dalam Keluarga
Model Pola Asuh dalam KeluargaAli Murfi
 
Pengaruh cinta kasih dalam pembentukan kepribadian
Pengaruh cinta kasih dalam pembentukan kepribadianPengaruh cinta kasih dalam pembentukan kepribadian
Pengaruh cinta kasih dalam pembentukan kepribadianOperator Warnet Vast Raha
 

Similar to Pengaruh kasih sayang orang tua terhadap perkembangan anak berbakat (20)

Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anakPengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakPengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakPengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakPengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
 
Peran ibu dalam mengembangkan keberbakatan anak
Peran ibu dalam mengembangkan keberbakatan anakPeran ibu dalam mengembangkan keberbakatan anak
Peran ibu dalam mengembangkan keberbakatan anak
 
Materi Kasih sayang dan perhatian thd psikis dan fisik anak.pptx
Materi Kasih sayang dan perhatian thd psikis dan fisik anak.pptxMateri Kasih sayang dan perhatian thd psikis dan fisik anak.pptx
Materi Kasih sayang dan perhatian thd psikis dan fisik anak.pptx
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Makalah sosiologi keluarga
Makalah sosiologi keluargaMakalah sosiologi keluarga
Makalah sosiologi keluarga
 
Makalah sosiologi keluarga
Makalah sosiologi keluargaMakalah sosiologi keluarga
Makalah sosiologi keluarga
 
Makalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan Solusinya
Makalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan SolusinyaMakalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan Solusinya
Makalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan Solusinya
 
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...
 
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikanKeluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
 
Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran Afektif
Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran AfektifHdps 4103 Perancangan dan Pengajaran Afektif
Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran Afektif
 
komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anak dalam pembentukan kepribad...
komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anak dalam pembentukan kepribad...komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anak dalam pembentukan kepribad...
komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anak dalam pembentukan kepribad...
 
Penglibatan ibu bapa
Penglibatan ibu bapaPenglibatan ibu bapa
Penglibatan ibu bapa
 
Penglibatanibubapa 121009233029-phpapp02
Penglibatanibubapa 121009233029-phpapp02Penglibatanibubapa 121009233029-phpapp02
Penglibatanibubapa 121009233029-phpapp02
 
Model Pola Asuh dalam Keluarga
Model Pola Asuh dalam KeluargaModel Pola Asuh dalam Keluarga
Model Pola Asuh dalam Keluarga
 
Pengaruh cinta kasih dalam pembentukan kepribadian
Pengaruh cinta kasih dalam pembentukan kepribadianPengaruh cinta kasih dalam pembentukan kepribadian
Pengaruh cinta kasih dalam pembentukan kepribadian
 
Balita
BalitaBalita
Balita
 

Recently uploaded

LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 

Recently uploaded (20)

LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 

Pengaruh kasih sayang orang tua terhadap perkembangan anak berbakat

  • 1. MAKALAH PENGARUH KASIH SAYANG ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK BERBAKAT Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Anak Berbakat Dosen Pengampu : Aluwis S.Pd,. M.Pd Irfan Satria 1505117251 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2017
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita hadirat kan kepada Allah Swt karena berkat rahmat dan karunia- Nya lah penulis dapat menyusun makalah yang berjudul“Pendidikan” tepat pada waktu yang telah ditentukan. Dalam hal ini penulis juga berterima kasih kepada Aluwis S.Pd,. M.Pd dosen pembimbing mata kuliah Pembinaan Anak Berbakat yang telah membimbing penulis dalam menyusun makalah ini. Dalam karya ilmiah ini penulis akan membahas mengenai “Pengaruh Kasih Sayang Orang Tua terhadap Perkembangan Berbakat Anak”. Dalam makalah ini telah dibahas mengenai pengaruh yang timbul jika tidak adanya rasa kasih sayang orang tua terhadap anak, sehingga menyebabkan perkembangannya terganggu. Tidak hanya itu saja, bakat serta kemampuan yang dimiliki oleh anak tersebut akan terganggu juga. Pada dasarnya dalam menyelesaikan suatu masalah ataupun tugas juga mengalami kesulitan baik itu dari segi internal maupun eksternal. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis juga mengalami kesulitan,tetapi dengan kerja keras dan doa dari semua pihak, maka karya ilmiah ini juga menuju penyelesaian walaupun terdapat kekurangan karena kesempurnaan hanya milik-Nya, oleh karena itu penulis juga mengharapkan kritik dan saran serta masukan-masukan positif yang membangun yang sekiranya dapat menyempurnakan makalah ini dan bermanfaat bagi dalam kehidupan sehari-hari. Atas masukan-masukan yang diberikan pembaca , penulis mengucapkan terimakasih. Pekanbaru, Juni 2017 Penulis
  • 3. PENGARUH KASIH SAYANG ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK BERBAKAT Irfan Satria 1505117251 Abstrak: Dalam mengembangkan anak yang berbakat perlu disadari bahwa generasi semacam demikian ini tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Mereka sungguh memerlukan lingkungan subur yang sengaja diciptakan untuk itu, yang memungkinkan potensi anak- anak itu dapat tumbuh optimal sehingga menjadi lebih sehat, cerdas dan berprilaku baik. Suasana penuh kasih sayang, mau menerima anak sebagai mana adanya, menghargai potensi anak, memberi rangsangan-rangsangan yang kaya untuk segala aspek perkembangan anak, baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik, semua sungguh merupakan jawaban nyata bagi tumbuhnya generasi unggul di masa yang akan datang. Orang tua mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan anak, maka kemampuan orang tua dalam hal memberikan kasih sayang akan menyebabkan anak merasa nyaman berada dalam keluarga tersebut, sehingga anak mempunyai figur dari keluarganya untuk dijadikan acuan dalam kehidupannya, serta akan termotivasi dalam mengembangkan bakatnya, karena anak tersebut sudah mendapatkan rasa kasih sayang dari orang tuanya, maka ketika anak itu berusaha untuk mengembangkan bakatnya, ia akan merasa termotivasi dan memiliki penguatan atas bakat yang dimilikinya tersebut. Namun kenyataanya pada masa sekarang ini dampak dari pesatnya kemajuan di segala bidang, banyak para orang tua yang tadinya dapat mencurahkan tenaga dan fikirannya dalam mengurus rumah tangga dan pendidikan anak sudah sangat berkurang, mereka sibuk dengan pekerjaannya di luar rumah, sehingga tugas untuk mendidik anak sebagian besar diserahkan pada pihak di sekolah. Ini juga menyebabkan anak akan merasa kurang kasih sayang dari orang tuanya, karena tidak adanya peran dari orang tua tersebut dalam hal pemberian kasih sayang. Kata kunci : kasih sayang, orang tua, perkembangan, anak berbakat
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana diketahui, orang tua merupakan sosok individu yang paling dekat dengan anak. Banyak dari orang tua berharap dan menginginkan anak yang cerdas dan berprestasi. Bahkan menginginkan keksuksesan bagi anaknya. Berbagai cara dijalani untuk memberikan yang terbaik bagi si buah hati. Seperti les privat, menyekolahkan di tempat yang bagus, tambahan bimbingan belajar, bahkan menempatkan anak pada sanggar-sanggar tertentu. Hanya untuk menginginkan si anak mampu menjadi anak yang berbakat. Setiap anak dilahirkan mempunyai karakter yang berbeda satu sama lainnya. Perlu disadari bahwa setiap anak memiliki kecenderungan bakat tersendiri yang ia miliki. Seorang anak dengan anak yang lain memiliki bakat yang berbeda masing- masingnya. Seorang anak berhak mencoba semua bakat, sampai mereka menemukan bakat yang benar-benar ia minati. Dengan memberikan anak kesempatan tersebut, orang tua juga akan lebih cepat mengetahui bakat apa yang dimiliki anaknya. Namun orang tua harus memiliki respon, pengawasan dan analisa tentang kegiatan yang mengacu pada bakat si buah hati. Selektifitas orang tua sangat dituntut bila mana bakat anak itu terlihat tidak baik. Bila anak telah memperlihatkan bakat yang ia minati dan itu baik, orang tua perlu memberikan dukungan untuknya. Karena bakat tidak akan berkembang jika tidak penguat. Penguatan yang diberikan dapat berupa kasih sayang oleh orang tua kepada anak. Jika seorang anak tanpa memiliki rasa kasih sayang yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya, maka akan menyebabkan terganggunya perkembangan anak tersebut. Tidak hanya perkembangannya saja yang terganggu, tetapi bakat yang dimilikinya akan terganggu juga. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengaruh kasih sayang orang tua terhadap anak? 2. Apa yang mempengaruhi perkembangan anak? 3. Apa pengaruh dari kasih sayang orang tua terhadap perkembangan anak berbakat?
  • 5. C. Tujuan Penulisan Masalah 1. Untuk mengetahui apa pengaruh yang timbul terhadap kasih sayang orang tua terhadap anak 2. Untuk mengetahui apa yang mempengaruhi perkembangan anak 3. Untuk mengetahui pengaruh dari kasih sayang orangtua terhadap perkembangan anak berbakat
  • 6. BAB II PEMBAHASAN A. Kasih Sayang Orang Tua 1. Pengertian Kasih Sayang Orang Tua Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kasih berarti perasaan sayang, cinta, suka kepada (Tim Penyusun KBBI, 2007:512) dan sayang mempunyai arti cinta (Tim Penyusun KBBI, 2007:512). Makna kata kasih dan sayang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2002: 394, dan 789) bersifat sirkumlokutif (berputar- putar). Pada pemberian definisi kata kasih dinyatakan, "perasaan sayang (cinta, suka kepada)", sedangkan pada kata sayang dinyatakan, "kasihan ... sayang akan (kpd); mengasihi". Oleh karena itu, penentuan pengertian kata kasih sayang hendaknya bersifat serentak, bukan terpisah antara kata kasih dan sayang. Secara kongkrit yang dimaksud kasih sayang adalah perasaan cinta atau sayang kepada seorang anak. Cinta adalah emosi terpenting dalam kehidupan manusia. Ia adalah faktor terpenting dalam menyatukan hati antar manusia dan pembentukan kasih sayang di antara sesama manusia (Az-Zahrani, 2005:228). Sehingga dalam hal ini kata-kata kasih sayang mempunyai pengertian yang sama dan saling melengkapi, yaitu adanya perasaan sayang, suka, dan cinta terhadap sesuatu hal, dan dalam penulisan ini yang menjadi objeknya adalah seorang anak. Menurut Muhardi (1986: 64) kata kasih sayang merujuk pada kata philia (cinta sesama manusia), karena di samping kata philia ada kata agape (cinta kepada Tuhan), kata eros dan amour (cinta antara laki-laki dengan perempuan, biologis). Dengan demikian, kasih sayang merujuk pada perasaan cinta sesama manusia, baik kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain. Kasih sayang juga mengandung pengertian kelekatan. Kelekatan adalah ikatan kasih sayang yang berkembang antara anak dengan pengasuhnya (Bashori, 2003:31). Oleh karena ikatan kasih sayang ini bersifat afeksional, maka kelekatan cenderung menetap pada diri individu. Kelekatan juga terkait dengan kemampuan eksplorasi. Anak yang aman kelekatannya akan dengan penuh percaya diri melakukan eksplorasi lingkungan (Bashori, 2003:33). Dalam hal ini termasuk juga eksplorasi terhadap ilmu pengetahuan. Sedangkan orang tua adalah orang yang sudah tua, ibu-ibu, bapak- bapak. Orang tua adalah orang yang dianggap tua pandai, cerdas (KBBI, 2007:802). Menurut Zakiah Daradjat, orang tua adalah pembina pribadi yang pertama
  • 7. dalam kehidupan anak (Daradjat, 1970:56). Sehubungan dengan penelitian ini penulis memberikan batasan pengertian bahwa yang dimaksud orang tua di sini adalah ayah dan ibu, sebagai orang yang dianggap tua dalam sebuah keluarga yang mempunyai hubungan darah. Berpijak pada pengertian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kasih sayang orang tua adalah adanya rasa cinta, senang, serta suka dari orang tua (ayah dan ibu kandung) sebagai pembina pribadi terhadap anak dalam sebuah keluarga. Kalau suatu keluarga dikaruniai anak, maka pada pundak orang tua itulah dibebankan usaha bagaimana agar anak-anaknya berkembang dengan wajar. Jadi anak tidak diterima begitu saja, diberi makan dan pakaian tetapi diusahakan agar anak mampu berkembang dengan wajar. Orang tua harus mampu membagi perhatiannya kepada semua objek di dalam rumahnya. Sebab di dalam keluargalah terjadi interaksi antara orang tua dan anak (Ahmadi, 1999:249). Rasa kasih sayang adalah kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Anak yang kurang mendapat kasih sayang orang tua akan menderita batinnya, kesehatan badan akan terganggu, kecerdasan mungkin kurang, apalagi kalau kasih sayang orag tua terabaikan, maka hal ini akan berakibat fatal bagi jiwa dan raga anak. Rasa cinta dan kasih sayang orang tua yang dilimpahkan kepada anak akan membuat anak merasa aman, tenang dan tentram (Az-Zahrani, 2005:229). Sehubungan dengan hal ini Musthofa Fahmi mengungkapkan sebagai berikut: kebutuhan akan kasih sayang adalah kebutuhan pertama yang ingin dipenuhi oleh anak. Si anak memerlukan suatu perasaan bahwa ada kasih sayang yang memberikan kehangatan baginya. Penelitian-penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa ketika anak lahir ia berpindah dari temperatur stabil dan jauh dari pengaruh, kepada kehidupan di luar rahim, yang panasnya berubah-ubah dan berbagai pengaruh yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Oleh karena itu ia memerlukan suatu pengganti yang mencakup pemeliharaan, kasih sayang dan perasaan hangat dan santun (Fahmi, 1977:56). Rasulullah saw. Juga memerintahkan agar orang tua selalu menaruh kasih sayang kepada anak-anak mereka sebagaimana sabda beliau:
  • 8. Bahwasannya Abu Hurairah ra. Ia bekata: “Rasulullah saw. mencium Al-Hasan bin Ali, ketika itu al-Aqro’ bin Habis At Tamimi sedang duduk lalu berkata,” sesungguhnya saya mempunyai sepuluh anak, tetapi saya tidak pernah mencium seorang pun dari mereka, maka Rasulullah saw. melihatnya kemudian bersabda: “Barangsiapa tidak mengasihi maka tidak akan dikasihi” (Hadits Bukhari Jus VII, 1992:99). 2. Bentuk-bentuk Kasih Sayang Orang Tua terhadap Anak Cinta orang tua kepada anaknya adalah cinta yang fitrah. Seorang ibu selama masa hamil, melahirkan dan menyusui sangat terikat secara psikologis dengan anaknya, keterkaitan yang kuat inilah yang akan memberikan pengaruh yang besar bagi seorang ibu hingga ia mampu mencintai dan merawat anak-anaknya dengan penuh cinta kasihnya (Az-Zahrani, 2005:245). Selain ibu, seorang ayah juga berperan penting dalam sebuah keluarga. Karena ia sebagai sumber kekuatan, pelindung dan juga kekuasaan bagi anak- anaknya. Kesehatan adalah faktor penting di dalam kehidupan seorang anak. Karena badan yang sehat akan mendukung setiap aktifitas atau kegiatan seorang anak, lebih- lebih sebagai seorang pelajar atau siswa. Pelajar yang tidak sehat badannya, tentu tidak dapat belajar dengan baik. Konsentrasinya akan terganggu dan pelajaran akan sukar masuk (Ahmadi, 1991:284). Jadi kewajiban orang tua adalah meneliti apakah ada penyakit atau gangguan- gangguan lain pada anak. Dan jika ternyata ada, segera memeriksakan ke dokter agar tidak terlambat, baik kesehatan badan maupun kemajuan belajarnya. Hal lain yang tak kalah penting adalah pemenuhan gizi yang cukup dan seimbang dalam hal kebutuhan makan anak. Orang tua memberikan makanan yang
  • 9. mengandung unsur makanan sehat, seperti nasi, sayuran dan lauk pauk yang berprotein. a. Bersikap lemah lembut kepada anak. Sebagian orang tua mengangap bahwa untuk meluruskan sikap anak yang kurang baik harus ditempuh dengan cara-cara yang kasar seperti menghukum, berkata keras dan kasar. Cara seperti itu tidak akan berhasil, malah sebaliknya dapat menimbulkan dendam pada diri anak (Istadi, 2003:10). Oleh karena itu terkadang orang tua terlalu cepat memvonis nakal, malas, bandel atau bahkan durhaka terhadap anak- anak mereka. Berbuat lemah lembut pada anak, sama sekali bukan berarti harus menuruti semua permintaan anak. Orang tua lebih dahulu memahami pendapat dan keinginan anak yang sering konyol serta tidak masuk akal kemudian dengan penuh kasih sayang mengarahkan untuk mengerti batas antara boleh dan tidak (Istadi, 2003:11). b. Membangun komunikasi produktif dengan anak. Orang tua harus mengetahui keadaan anak-anaknya baik pada waktu sedang memiliki masalah seperti sedang sakit, lelah, lapar, haus atau bosan. Sehingga orang tua perlu selalu berkomunikasi dengan anak secara intensif. Kesediaan mendengar dan memahami keluhan yang disampaikan anak penting untuk melancarkan komunikasi (Istadi, 2003:95). Seorang ibu yang berkomunikasi dengan anak akan dapat menangkap perasaan dan keinginan anaknya sehingga dapat memahami keinginannya dan ingin membantu memecahkan masalah yang dirasakan (Balson, 1996:132). c. Mendidik kreatif dan rekreatif terhadap anak. Sesungguhnya seorang ibu setelah selesai mengerjakan tugas rumah tangga, masih bisa memanfaatkan waktu untuk mendidik anak-anak mereka. Mendidik anak justru harus dimulai dari rumah. Bermain bersama anak-anak, memahami dunia mereka. Ibu bisa memberikan pelajaran apa saja lewat permainan (Istadi, 2003:104). Seorang ibu dituntut untuk kreatif mendidik anak. Melakukan kegiatan bersama dengan hal-hal yang menyenangkan dan bermanfaat, akan membuat anak benar- benar menikmati kasih sayang ibu sebagai rasa cinta dan kasih sayang yang nyata.Mendidik kretif dan rekreatif bagi anak dapat dilakukan dengan cara: mengajak anak membuat cerita, karya seni, membelikan majalah, buku bacaan dan kegiatan yang lain.
  • 10. d. Memenuhi kebutuhan belajar anak. Bentuk kepedulian orang tua terhadap kebutuhan belajar anak- anaknya ialah dengan cara: mencukupi kebutuhan belajar anak misalnya buku tulis, buku diktat, LKS, pensil, bolpoin, tas, sepatu, seragam dan peralatan lain yang dapat menunjang keberhasilan belajar anak (Mustofa, 2007:19). e. Memberikan bimbingan dan arahan kepada anak. Istilah bimbingan adalah arti dari guidance Bahasa Inggris (Ahmadi dan Rohani 1991:1). Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam kehidupannya, agar supaya individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya (Ahmadi dan Rohani, 1991:3). Menurut Arthur J. Jones yang dikutip oleh Mustofa memberikan pengertian guidance sebagai berikut: “Guidance is the assistance given to individuals in making intelligent choices and adjustment in their live the ability is not innate it must be developed, the fundamental purpose of develop is in each individual up to the limit of this capacity, the ability to solve his own problems and to make his own adjustment” (Mustofa, 2007:20). Sebagai bentuk kepedulian orang tua terhadap anak di rumah, orang tua haruslah senantiasa mau dan mampu memberikan bimbingan dan juga arahan kepada anak agar potensi anak mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Karena tujuan utama pemberian bimbingan adalah agar individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik di sekolah, keluarga maupun masyarakat. Yang dimaksud bimbingan dan arahan di sini adalah berupa bantuan psikologi bagi anak, baik yang berhubungan dengan kesehatan mental, rohani anak maupun yang lainnya. Misalnya, orang tua membimbing anak, untuk selalu mengerjakan salat, berdo’a, mengaji, berakhlak mulia, berkata sopan, mengerjakan pekerjaan rumah, tugas-tugas sekolah dan lainnya. f. Membicarakan setiap persoalan dan hal-hal penting tentang anak dalam keluarga dengan cara bijaksana. Bilamana orang tua mampu menghindarkan diri dari dorongan perasaan yang kurang baik dan berhasil menerapkan pendekatan yang bersifat mendorong anak berbuat positif, pasti akan terjadi perbaikan-perbaikan yang berarti dalam perilaku anak-anaknya. Sehingga akan berkembang rasa percaya diri, tanggung jawab, kooperatif dan kemandirian dalam diri anak (Balson, 1996:123). Oleh karena itu peran orang tua sangat diperlukan bagi seorang anak yang mengalami kesulitan atau persoalan-persoalan yang sedang dihadapi dan merupakan sebuah keharusan bagi
  • 11. orang tua untuk belajar menggunakan keluarga sebagai alat membantu perilaku anak- anaknya. Orang tua adalah pemimpin keluarga yang bertugas menyatukan keluarga untuk mencapai tujuan bersama. (Balson,1996:125). “Lembaga yang paling berpengaruh bagi orang tua untuk membina keterikatan dalam keluarga sehingga angota-anggotanya merasa ikut memiliki keluarganya dan mau ikut bertanggung jawab adalah dewan keluarga” (Balson, 1996:126). Dewan ini berguna untuk membahas materi atau hal-hal yang berkaitan dengan tata tertib kehidupan bersama keluarga. Seperti waktu tidur, bersantai, bepergian ke luar rumah, jadwal belajar, beribadah, waktu makan, uang saku dan juga pembelian barang- barang kebutuhan lainnya (Mustofa, 2007:64). Rapat keluarga memberikan pengalaman bekerja bagi anak tentang tata cara hidup demokratis, tentang cara mengambil keputusan, tanggung jawab, di samping menumbuhkan simpati dan kesadaran anak terhadap perasaan dan permasalahan orang lain (Mustofa, 2007:64) 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kasih Sayang Orang Tua Menurut Muntamah (2010:27) dalam jurnalnya, dinamika kehidupan yang terus berkembang membawa konsekuensi tertentu terhadap kehidupan keluarga. Banyaknya tuntutan kehidupan yang menerpa keluarga serta bergesernya nilai-nilai dan pandangan tentang fungsi dan peran anggota keluarga menyebabkan terjadinya berbagai perubahan mendasar tentang kehidupan keluarga, struktur, pola hubungan dan gaya hidup keluarga banyak mengalami perubahan. Kalau dahulu biasanya seorang ayah berperan sebagai pencari nafkah tunggal dan ibu sebagai pengelola ulama kehidupan dirumah, maka sekarang tidak lagi seperti itu. Begitu pula kebiasaan hidup lama dalam keluarga besar, sekarang mereka hidup dalam keluarga kecil. a. Ekonomi Keadaan sosio-ekonomi keluarga tentulah mempunyai peranan terhadap perkembangan anak-anak apabila kita pikirkan, bahwa dengan adanya perekonomian yang cukup, lingkungan material yang dihadapi anak di dalam keluarga itu lebih luas, ia mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam-macam kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan apabila tidak ada alat-alatnya. Orang tua yang hidup dalam status sosio-ekonomi serba cukup dan kurang mengalami tekanan- tekanan fundamental seperti dalam memperoleh nafkah hidupnya yang memadahi, orang tua tersebut dapat mencurahkan perhatian dan kasih sayang yang
  • 12. lebih mendalam kepada pendidikan anaknya apabila ia tidak disulitkan dengan kebutuhan-kebutuhan primer kehidupan manusia. Tetapi status sosio-ekonomi itu tidak merupakan faktor yang mutlak dalam pemberian kasih sayang, sebab hal itu bergantung pada sikap-sikap orang tunya dan bagaimana corak interaksi di dalam keluarga itu. Walaupun status sosio- ekonomi orang tua memuaskan, tetapi apabila mereka itu tidak memperhatikan pada anaknya atau senantiasa bercekcok, hail itu juga tidak menguntungkan perkembangan sosial anak-anaknya. Pada akhirnya, perkembangan pendidikan anak itu turut ditentukan pula oleh sikap-sikap anak terhadap keadaaan kelurganya. b. Orang tua bekerja Disamping adanya tuntutan ekonomi, pergeseran pandangan tentang peran wanita telah mendorong banyak ibu rumah tangga sekarang yang turut bekerja mencari nafkah. Hal tersebut menarik di bahas karena berkaitan dengan kepentingan pendidikan dan perkembangan anak. Ayah yang tidak bekerja akan menimbulkan masalah-masalah yang sangat serius bagi keluarga. Studi-studi tentang para ayah yang tidak bekerja menunjukkan bahwa mereka sangat stress, cemas, berfikiran kacau, depresi serta mengalami susah tidur dan cendrung mudah tersinggung dan berlaku kasar, baik terhadap, istri maupun terhadap anak. Pada saat yang sama, ibu dan anak juga lazimnya ikut cemas tentang masa depan ekonomi keluarga sehingga semua anggota keluarga juga ikut gelisah. Pada mereka juga kadang- kadang tumbuh sikap-sikap negatif terhadap si ayah. Ibu menjadi kesal dan jengkel melihat ayah yang phanya luntang lantung, begitu juga anak- anak, kehilangan figur ayah yang dapat dibanggakan. Lebih jauh lagi, kondisi tersebut bisa menyebabkan kurangnya kebanggaan anggota keluarga terhadap keluarganya sendiri, terutama disaat bercerita dengan tetangga, teman atau dengan anggota masyarakat lainnya. Ayah yang bekerja lazimnya lebih memperlihatkan rasa harga diri. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu dan menyibukkan diri dengan pekerjaan dan tugas-tugasnya dikantor sehingga mereka melupakan tanggung jawabnya sebagai seorang ayah dan menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab untuk mendidik anak kepada seorang ibu. Dalam kasus ibu yang bekerja dan bentuk persoalannya manjadi lain bagaimanapun pekerjaan yang menuntut sebagian waktu dan tenaga yang dimiliki ibu sehingga porsi waktu dan tenaga untuk keluarga menjadi berkurang. Bagi ibu yang tidak bisa mengatur waktu dan tenaganya secara profesional hal tersebut dapat membuat tidak terkontrolnya lagi kondisi rumah dan
  • 13. prilaku anak-anak bisa merasa tidak di perhatikan dan kurang kasih sayang seharian prilakunya mungkin menjadi liar, dan pendidikan anak pun akan bermasalah kesehatan anak juga mungkin kurang terawat dan begitu pula proses perkembangannya bisa mengalami banyak hambatan. Permaslahan-permasalahan tersebut sangat mungkin terjadi dan tidak jarang kita temui dalam kehidupan sehari-hari. c. Perceraian Walaupun perceraian itu tidak diharapkan, namun sebagian keluarga mangalaminya. Tentunya banyak faktor dan alasan yang bisa memaksa pasangan dalam sebuah keluarga untuk bercerai, namun pada intinya hal itu disebabkan oleh ketidaksesuaian atau perselisihan yang tidak bisa didamaikan lagi. Terlepas dari faktor dan alasan yang menyebabkan sebuah keluarga bercerai, peristiwa perceraian dapat mengakibatkan konsekuensi-konsekuensi serius terhadap keluarga yang pada gilirannya akan mempengaruhi perkembangan prilaku anak. Bukan hanya ikatan perkawinan yang akan berantakan, tetapi anak juga yang menjadi korban. Perceraian orang tua dapat merupakan suatu peristiwa yang dapat menimbulkan shock dan konflik berat bagi anggota keluarganya. Perceraian menlahirkan perubahan drastis yang bisa membingungkan dan memunculkan berbagai konflik, baik bagi orang tua maupun bagi anak. Persoalan lain yang muncul karena perceraian adalah dialaminya tekanan-tekanan psikologis. Dengan bercerai orang tua harus mengatur dan mengurus keluarga sendirian. Ia mungkin harus mengerjakan hampir segenap pekerjaan rumah tangga yang sebelumnya tidak dilakukan. Kadang – kadang orang tua menjadi sibuk dan kondisi rumah tangga menjadi semrawut. Beberapa orang tua yang bercerai kadang-kadang merasa sangat terisolasi dari teman-temannya yang biasa dekat dengannya. Para orang tua yang bercerai sering dihantui oleh rasa stress dengan perkawinannya. Mereka kadang-kadang menyesali peristiwa itu tetapi tak dapat berbuat banyak dalam menghadapinya. Emosi mereka kadang tidak stabil, mudah marah diliputi kesedihan, tidak riang dan sebagainya. Berbagai persoalan yang dihadapai orang tua tersebut di atas, pada akhirnya terekspresikan disaat berinteraksi dengan anak, mereka mungkin mengisolasi diri secara diri secara emosional terhadap diri anak, mudah marah dan berprilaku agresif terhadap anak, berupaya mempengaruhinya supaya lebih dekat dengan diri mereka dari pada bekas pasangan mereka, kurang bisa merawat dan memperhatikan sebagimana layaknya dan sejumlah persoalan
  • 14. B. Perkembangan Anak Berbakat A. Pengertian Anak Berbakat Menurut David Smith (2006: 305) anak berbakat merupakan seseorang yang memiliki kecerdasan yang tinggi dalam berbagai bidang baik pemikiran, kepemimpinan, kreativitas baik dalam bidang akademik maupun non akademik, sehingga perlu adanya dukungan pendidikan khusus. Menurut Conny Semiawan (1995 : 10) yang dimaksud dengan bakat adalah kemampuan yang melekat atau inherent dalam diri seseorang. Pengertian keberbakatan selain mencakup kemampuan intelektual tinggi, juga menunjuk kepada kemampuan kreatif. Sedangkan kemampuan intelektual merupakan ekspresi dari intelegensi dan kepada kemampuan intelek ini juga kita bersandar untuk menguasai dan memperlakukan perubahan kebudayaan maupun pembaharuan teknologi di dalam masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa anak berbakat merupakan anak yang memiliki intelegensi tinggi dalam semua bidang, baik dari segi kreativitas maupun prestasi belajar dan memberikan perbahan baik dari segi kebudayaan maupun dari segi teknologi di dalam masyarakat. Menurut defenisi dari U.S Office of Education (1971) dalam buku Utami Munandar (1982:7) anak berbakat ialah mereka yang diidentifikasi oleh orang-orang professional, dimana anak tersebut karena kemampuannya sangat menonjol, dapat memberikan prestasi yang tinggi. Anak-anak ini membutuhkan program pendidikan yang berdiferensisasi dan pelayanan diluar jangkauan program sekolah yang biasa, agar dapat mewujudkan sumbangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap masyarakat. Kemampuan-kemampuan tersebut, baik secara potensial maupun yang sudah nyata, meliputi: kemampuan intelektual umum, kemampuan akademik khusus, berfikir kreatif dan produktif, kemampuan dalam salah satu bidang seni dan kemampuan psikomotor. Menurut Utami Munandar (1982:90) ada beberapa yang mempengaruhi perkembangan anak berbakat, yaitu: a. Perkembangan pranatal Sebagai nyata pada table III. 57, perkembangan pranatal tidak menunjukkan perbedaan yang khas antara kelompok anak berbakat dan kelompok anak dengan taraf kecerdasan rata-rata.
  • 15. Pra-natal IQ 130+ IQ rata-rata Kesulitan waktu hamil 4 Terancam abortus 2 Kesulitan waktu melahirkan 6 2 Lahir cukup bulan 100 96 b. Perkembangan post-natal Dalam perkembgan post-natal tidak Nampak perbedaan yang menyolok antara kelompok anak berbakat dan kelompok anak IQ rata-rata. Bahkan dalam beberapahal, kelompok IQ rata-rata memiliki perkembangan yang lebih cepat. Perlu di pertimbangkan bahwa factor ingatan dan subjektifitas dalam penilaian dapat berperan dalam memeberikan keterangan tentang perkembangan diri anak. Post-natal IQ 130+ IQ rata-rata Berat badan waktu lahir 3.15 Kg 2.86 Kg Mulai jalan sendiri 12.76 bln 11.28 bln Mulai berbicara 2.39 th 2.04 th Mulai mengenal warna 3.00 th 2.24 th Mulai mengenal angka 4.47 th 4.49 th Mulai mengenal huruf 4.83 th 5.05 th Dapat membaca 5.97 th 5.58 th c. Dari siapa belajar membaca Kebanyakan anak belajar membaca dari guru, dan pada urutan kedua dari ibu. Disini tampak peran ibu lebih aktif dalam pendidikan anak dari ibu-ibu kelompok anak berbakat Tokoh IQ 130+ IQ rata-rata Guru 48 52 Orang tua 6 8 Ayah 2 6 Ibu 22 10 Kakak 8 2 Keluarga 8 2
  • 16. Tidak diisi 6 20 d. Keadaaan fisik, penyakit dan kesulitan yang pernah dialami Hampir semua orang tua menyatakan keadaan kesehatan anak baik. Dalam hal penyakit-penyakit yang pernah di derita tidak Nampak perbedaan yang menyolok antara kelompok anak berbakat dan kelompok anak IQ rata-rata. Sekitar 36% dari orang tua kelompok anak berbakat dan 46% dari oran rua kelompok anak IQ rata-rata menyatakan anaknya tidak pernah sakit. Kesehatan dan kesulitan IQ 130+ IQ rata-rata Kesehatan baik 94 100 Kesulitan makan 18 10 Kesulitan tidur 4 2 Kesulitan bicara 2 - Mengisap jempol/jari 2 2 e. Perkembangan fisik dibandingkan kelompok anak sebaya Tidak Nampak banyak perbedaan antara kedua kelompok anak dalam hal perkembangan badan lebih besar dari teman sebaya. Kebanyakan orang tua dalam menyatakan bagaimana perkembangan fisik anak menjawab “sama”. Tatapi hanya 8% dari orang tua kelompok anak berbakat menyatakan bahwa perkembangan badan anaknya lebih kecil dari teman-teman sebayanya, dibandingkan dengan 20% dari orang tua kelompok anak IQ rata-rata. Perkembangan badan IQ 130 IQ rata-rata Lebih besar 22 20 Sama 66 56 Lebih kecil 8 20 Tidak diisi 4 4 f. Hal-hal yang istimewa pada anak
  • 17. Yang menyimpang dari perkembangan anak pada umumnya (misalnya lebih cepat atau lebih lambat dalam hal-hal tertentu, minat khusus yang nampak pada umut dsb), jawaban-jawaban yang diperoleh dari orang tua kelompok anak berbakat dan dari orang tua kelompok anak IQ rata-rata tidak selalu sebagaimana di perkirakan. Yang menyolok dari kelompok anak berbakat ialah mereka aktif, menurut laporan orang tua mereka aktif, menurut laporan orang tua mereka, sedangkan dari kelompok anak IQ rata-rata tidak ada satupun yang dilaporkan sebagai aktif. Ciri-ciri IQ 130+ IQ rata-rata Rasa ingin tahu besar 18 30 Daya tangkap cepat 8 6 Perkembangan lebih cepat 6 10 Daya ingat kuat 2 4 Berbakat 2 6 Aktif 26 - Minat membaca 6 - Tekun - 6 Pemalu 4 2 Penakut 2 2 g. Bakat-bakat khusus Yang mengherankan ialah relative lebih sedikit orang tua kelompok anak berbakt menyatakan bahwa anaknya berbakat 52% dibandingkan dengan orang tua kelompok anak IQ rat-rata 62%. Tetapi 34.61 % dari orang tua kelompok anak berbakat sudah mengamati anaknya bakat ini dalam lima tahun pertama dari hidup anak, dibandingkan dengan hanya 12.9% dari orang tua
  • 18. kelompok anak IQ rata-rata. Jadi agaknya bakat-bakat tersebut pada kelompok anak IQ rata-rata agaknya bakat itu baru nyata pada umur yang lebih tua. Bidang bakat IQ 130 + IQ rata-rata Olah raga 4 9 Kesenian 8 4 Menggambar 4 4 Prakarya 2 8 Menjahit - 4 Mengarang 3 1 Teknik 1 - Matematika/IPA 2 - Daya ingat kuat 1 - Memasak 1 - Tidak terperinci - 2 B. Karakteristik Anak Berbakat. Menurut Sutratinah Tirtonegoro (2006 : 42-42) karakteristik anak berbakat yaitu: memiliki intelegensi di atas normal, makin tinggi IQ-nya baik daya abstraksinya, berpikir secara logis, kritis, rasional, dan kreatif, perkembangan mentalnya lebih cepat dari umur kalender, lingkungan sangat berperan pada perkembangannya, mempunyai prestasi yang tinggi, baik dalam sekolah maupun di luar sekolah, menunjukkan kemampuan khusus di atas rata-rata anak normal, sebagian besar waktu digunakan untuk proyek individual yang banyak menggunakan faktor intelegensi, perhatian terhadap bacaan luas dan memiliki koleksi pribadi, tidak pernah mendapat kesulitan dari pelajaran di sekolah, dan perkembangan psikis, fisik, dan bahasanya lebih pesat daripada anak normal.
  • 19. Menurut Sunardi (2008) karakteristik anak berbakat dibedakan menjadi 4 aspek, yaitu: aspek intelektual-akademik, pribadi-sosial, emosional, dan karir. Pertama, secara intelektual-akademik anak berbakat sering dicirikan dengan pemilikan kemampuan eskalasi berpikir tingkat tinggi atau kritis-analitis-evaluatif, integratif, dan original, perfeksionis, berorientasi pada pemecahan masalah, memiliki cara lain dalam mengolah dan memahami informasi, luwes dalam berpikir, cepat dalam belajar, rasa ingin tahu, menyukai pengalaman baru yang menantang, konsisten terhadap tujuan, dan sejenisnya. Kedua, secara sosial anak berbakat sering dicirikan dengan pemilikan kesadaran sosial yang mendalam, sensitif terhadap problem orang lain, bertanggung jawab, mudah beradaptasi dan diajak berkomunikasi, suka bergaul dengan orang yang lebih dewasa, pandai memimpin, dan sebagainya. Ketiga, secara emosional, anak berbakat sering dicirikan dengan pemilikan stabilitas emosi yang mantap, tidak mudah terpengaruh dan terguncang, konsisten, suka humor, dan sebagainya. Keempat, khusus dalam kaitannya dengan perkembangan karir, munculnya karakteristik, kebutuhan, dan permasalahan khusus pada anak sering kali menghambat perkembangan karir mereka. Masalah- masalah diskontinuitas, multipotensi, displasia, kebosanan, stress, konflik, keragu- raguan, displasia, rasa ingin tahu -curiosity, kreativitas, serta idealism perfeksionisme, merupakan masalah-masalah yang berkaitan erat dengan perkembangan karir anak. Dapat disimpulkan bahwa anak berbakat memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak normal pada umumnya yaitu dalam bidang intelektual anak berbakat memiliki intelektual yang tinggi diatas rata-rata anak normal, dalam bidang sosial anak mudah bergaul dengan teman sebayanya bahkan yang lebih dewasa. Dari segi emosional anak tidak mudak berpengaruh dengan orang lain, dan dari segi karir anak berbakat lebih ke model alternative bimbingan karir yang sistematis, terarah, dan berkesinambungan. C. Pengaruh Kasih Sayang Orang tua Terhadap Perkembangan Anak Berbakat Sebagaimana diketahui, orang tua merupakan sosok individu yang paling dekat dengan anak. Banyak dari orang tua berharap dan menginginkan anak yang cerdas dan berprestasi. Bahkan menginginkan keksuksesan bagi anaknya. Berbagai cara dijalani untuk memberikan yang terbaik bagi si buah hati. Seperti les privat, menyekolahkan di tempat yang bagus, tambahan bimbingan belajar, bahkan menempatkan anak pada sanggar-sanggar tertentu, hanya untuk menginginkan si anak mampu menjadi anak yang berbakat.
  • 20. Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh itu (Daradjat, 1970:56). Karena itulah apapun yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya, akan berpengaruh terhadap anak tersebut. Menurut Khoirudin Bashori, sensitivitas yang ada pada orang tua memilki tiga dimensi: a. kepekaan yaitu meliputi peka terhadap kebutuhan fisik dan psikologis anak, terhadap masalah belajar dan hubungan sosial anak b. kehangatan, meliputi cukup perhatian dan sentuhan kasih sayang, peduli terhadap kebutuhan dan problematika anak c. responsivitas yakni memberikan reksi dengan cepat terhadap kebutuhan dan permasalahan anak dan memberikan respon yang tepat terhadap kebutuhan dan permasalahan anak (Bashori, 2003:31-33). Sehubungan dengan hal tersebut kiranya perlu adanya relisasi dari orang tua terhadap anak sebagai buah hati mereka, yakni dengan memberikan dan mencurahkan kasih sayang semaksimal mungkin kepada mereka dalam segala hal yang menyangkut kebutuhan anak. Sehingga diharapkan kasih sayang orang tua tersebut dapat menumbuhkan dan meningkatkan perkembangan bakat anak. Bakat anak awalnya tergantung pada orang tua dalam menangkap dan mengerti bagaimana anaknya. Dan hal itu sebaiknya dilakukan saat anak masih kecil. Karena akan dapat memberikan anak kebebasan dan mengisi hari-harinya. Yang pastinya kegiatan yang dilakukannya itu membuat ia senang dan merasa berarti. Pada saat inilah kasih sayang di butuhkan bagi seorang anak untuk memotivasi atas bakat yang dimilikinya, serta apapun bakat yang dimiliki anak, orang tua patut memberikan dukungan dan semangat kepada anak. Selanjutnya dalam hal mengenai mengetahui bakat anak dari dini. Mungkin tentunya tidak terlepas dari peran dan dukungan orang tua beserta keluarga. Peran orang tua dalam mengenali bakat anak yaitu mengenali, mengarahkan dan membimbing anak agar bakatnya terus berkembang. Orang tua harus jeli dan sabar dalam mengenali bakat anak. Hal itu tergantung pada tumbuh kembang anak. Jika anak kurang mendapat kasih sayang orang tua, anak tersebut akan merasakan derita batin, kesehatan badan akan terganggu, kecerdasan mungkin kurang,
  • 21. apalagi kalau kasih sayang orag tua terabaikan, maka hal ini akan berakibat fatal bagi jiwa dan raga anak. Rasa cinta dan kasih sayang orang tua yang dilimpahkan kepada anak akan membuat anak merasa aman, tenang dan tentram (Az-Zahrani, 2005:229). Semua itu akan berpengaruh terhadap perkembangan yang dimilikinya, dimana psikologis anak mengalami penurunan. Ini juga akan berpengaruh kepada bakat yang dimilikinya, sehingga bakat yang dimilikinya tersebut akan mengalami penurunan karena merasa menderita batin akibat kurangnya kasih sayang dari orang tua. Jadi, kita sebagai orang tua sehendaknya memiliki rasa kasih sayang terhadap anak. Karena jika tidak adanya rasa kasih sayang yang kita tanamkan terhadap anak tersebut, bukan hannya bakatnya saja yang terganggu, tetapi semua yang dimiliki oleh anak tersebut akan terganggu dan tidak sesuai akan perkembangan yang dimilikinya.
  • 22. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kasih sayang orang tua merupakan perasaan cinta atau sayang terhadap anaknya. Cinta adalah emosi terpenting dalam kehidupan manusia. Ia adalah faktor terpenting dalam menyatukan hati antar manusia dan pembentukan kasih sayang di antara sesama manusia. Sehingga dalam hal ini kata-kata kasih sayang mempunyai pengertian yang sama dan saling melengkapi, yaitu adanya perasaan sayang, suka, dan cinta terhadap sesuatu hal, dan dalam penulisan ini yang menjadi objeknya adalah seorang anak. Anak berbakat merupakan seseorang yang memiliki kecerdasan yang tinggi dalam berbagai bidang baik pemikiran, kepemimpinan, kreativitas baik dalam bidang akademik maupun non akademik, sehingga perlu adanya dukungan pendidikan khusus. Pengaruh dari kasih sayang orangtua terhadap anak adalah tanpa adanya kasih sayang yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya, maka perkembangan yang dimilikinya akan terganggu. Tidak hanya perkembangannya saja, bakat yang dimilikinyapun akan mengalami gangguan. B. Saran Jadi, kita sebagai orang tua sehendaknya memiliki rasa kasih sayang terhadap anak. Karena jika tidak adanya rasa kasih sayang yang kita tanamkan terhadap anak tersebut, bukan hannya bakatnya saja yang terganggu, tetapi semua yang dimiliki oleh anak tersebut akan terganggu dan tidak sesuai akan perkembangan yang dimilikinya. 1. Orang tua hendaknya menyadari bahwa kasih sayang terhadap merupakan bekal utama untuk mencapai prestasi di segala aspek kehidupan, bukan hanya di masa sekolah namun juga masa depan putra-putri mereka. 2. Orang tua siswa diharapkan memberikan kasih sayangnya kepada anak sehingga anak akan memiliki motifasi belajar yang tinggi yang akan mengantarkan anak meraip prestasi yang tinggi pula. 3. c. Orang tua hendaknya tidak hanya menyerahkan perkembangan pendidikan anak mereka kepada pihak guru atau sekolah sepenuhnya, mengingat motivasi belajar anak tidak hanya ditarapkan di sekolah saja namun juga di rumah di mana anak menghabiskan sebagian besar waktu mereka. 4. d. Mengingat lingkungan sangat mempengaruhi motivasi belajar anak, maka orang tua harus benar-benar memperhatikan lingkungan bergaul anak di luar rumah.
  • 23. Daftar Pustaka Ahmadi, Abu dan Ahmad Rohani BM. 1991. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Ahmadi, Abu. 1991. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Az-Zahrani, Musfir Bin Said. 2005. Konseling Terapi. Jakarta: Gema Insani. Balson, Maurice. 1996. Bagaimana Menjadi Orang Tua yang Baik. Jakarta: Bumi Aksara. Basori, Khoirudin. 2003. Problem Psikologis Kaum Santri Resiko Insekuritas Kelekatan. Yogyakarta: FKBA. Basori, Khoirudin. 2003. Problem Psikologis Kaum Santri Resiko Insekuritas Kelekatan. Yogyakarta: FKBA. Conny Semiawan. (1995). Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Daradjat, Zakiah. 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang. Departemen Agama RI. 1992. Mushaf Al-Qur’an Terjemah. Semarang: Asy-Syifa. Daradjat, Zakiah. 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang. Departemen Agama RI. 1992. Mushaf Al-Qur’an Terjemah. Semarang: Asy-Syifa. David Smith. (2006). Inklusi Sekolah Ramah Untuk Semua. Bandung : Nuansa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Fahmi, Musthofa. 1977. Kesehatan Jiwa dalam Keluarga, Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Bulan Bintang. Jilid 1. Ismail, Imam Abi Abdullah Muh. 1992. Bukhori Al-Jaify. Beirut Libanon. Istadi, Irawadi. 2003. Mendidik dengan Cinta. Jakarta: Pustaka Inti. Kartono, Kartini. 1986. Psikologi Anak. Bandung: Alumni. Muhardi. 1986. "Homo Humanus". Padang: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS IKIP Padang. Muntamah. 2010. Skripsi HUBUNGAN ANTARA KASIH SAYANG ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR (STUDI KASUS PADA SISWA SD NEGERI LEBAK KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) Salatiga. STAIN.
  • 24. Mustofa, Amir. 2007. Skripsi Hubungan Kasih Sayang Orang Tua dengan Motivasi Belajar Anak (Studi Kasus pada Siswa Kelas V dan VI MIN Kedokan Klego Boyolali Tahun 2007). Salatiga. STAIN. Sunardi. (2008). Karakteristik dan Kebutuhan Anak Berbakat dan Implikasi dalam Layanan Bimbingan dan Konseling Karir di unduh dalamhttp://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196002011987031- SUNARDI/karya_tls- materi_ajar_pdf/KONSELING_KARIR_ANAK_BERBAKAT.pdf pada pukul 13.01 tanggal 29 September 2014 Sutratinah Tirtonegoro. (2006). Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bumi Aksara Sutratinah Tirtonegoro. (2006). Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bumi Aksara Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007. Jakarta: Balai Pustaka. Utami. 1982. Pemanduan Anak Berbakat. Jakarta. CV. Rajawali.