1. Cerpen menceritakan tentang Karyamin, seorang pekerja yang membawa dua keranjang batu dari sungai.
2. Ia melihat dua sepeda di rumahnya dan khawatir istrinya yang sakit akan dihadang penagih hutang.
3. Karyamin tertawa keras karena hutangnya telah dilunasi oleh orang lain.
2. Struktur Evaluasi
Peristiwa mulai menurun/leraian
Resolusi Penyelesaian masalah
Nasib akhir para tokoh
Bagian akhir yang memiliki nilai
kehidupan
Orientasi
Pengenalan latar, tokoh, dan
konflik
Koda
Komplikasi
Urutan peristiwa/kejadian
NS
3. Karyamin melangkah pelan dan sangat hati-hati. Beban yang menekan
pundaknya adalah pikulan yang digantungi dua keranjang batu kali. Jalan
tanah yang sedang didakinya sudah licin dibasahi air yang menetes dari tubuh
Karyamin dan kawan-kawan, yang pulang balik mengangkat batu dari sungai
ke pangkalan material di atas sana.
Sebelum habis mendaki tanjakan, Karyamin mendadak berhenti. Dia melihat
dua buah sepeda jengki diparkir di halaman rumahnya. Denging dalam
telinganya terdengar semakin nyaring. Kunang-kunang di matanya pun
semakin banyak. Maka Karyamin sungguh-sungguh berhenti,dan termangu.
Dibayangkan istrinya yang sedang sakit harus menghadapi dua penagih bank
harian. Padahal Karyamin tahu, istrinya tidak mampu membayar kewajibannya
hari ini, hari esok, hari lusa, dan entah hingga kapan, seperti entah kapan
datangnya tengkulak yang telah setengah bulan membawa batunya.
NS
4. Karyamin mendengar suara napas sendiri. Samar-samar Karyamin juga
mendengar detak jantung sendiri. Tetapi karyamin tidak melihat bibir sendiri
yang mulai menyungging senyum.
Kali ini Karyamin tidak hanya tersenyum, melainkan tertawa keras-keras.
Demikian keras sehingga mengundang seribu lebah masuk ke telinganya.
Seribu lunang masuk ke matanya. Lambungnya yang kampong berguncang-
guncang dan merapuhkan keseimbangan seluruh tubuhnya. Ketika melihat
tubuh Karyamin jatuh terguling ke lembah Pak Pamong berusaha menahannya.
Sayang, gagal.
Setelah urusan dengan orang tadi selesai, muncul teman-teman Bolan lalu
semua orang yang dulu mencemoohnya. Mereka semua meminta maaf dan
mendoakan agar Bolan cepat sembuh. Kini lengkap sudah keinginan Bolan.
Saat itu juga ia baru merasakan bagaimana ketika waktu benar-benar berjalan.
NS
6. kalimat yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu.
Dalam cerpen, kalimat deskriptif digunakan untuk
menggambarkan suasana, tempat, tokoh dalam cerita.
Contoh
Pencuri itu memakai baju berwarna merah dan memakai
topi hitam yang menutupi seluruh wajahnya
Penyanyi itu bersuara merdu dan berparas cantik.
Pagi tadi aku mengantarkan adik sekolah lalu setelahnya
aku pergi ke kampus untuk menemui dosenku yang galak.
Pak Toyib memiliki pohon mangga yang sangat tinggi dan
buahnya sangat banyak di halaman depan rumahnya.
1. Kalimat Deskriptif
7. Jenis kalimat yang didalamnya menggambarkan perasaan,
dan keadaan.
Contoh:
bulu kuduk ku merinding ketika melewati kuburan itu.
kemenangan timku pada pertandingan kali ini sangat luar
biasa.
Sebenarnya aku merasa sangat berat hati dengan
keputusan musyawarah itu, tetapi itu sudah menjadi
keputusan dan akan kulakukan sebisanya supaya
rencana itu berhasil.
Kurang ajar, berani-beraninya dia menipuku!
Aku memang tidak berotak pintar, namun aku tidak
pernah mengkhianati teman=temanku sendiri.
2. Kalimat Ekspresif
8. bahasa yang digunakan penulis untuk menyampaikan
sebuah pesan secara imajinatif dan kias
Fungsi
3. Majas
Menghidupkan cerita
Memperindahsebuah
karangan
Menarik perhatian
Memberi nasihat/petuah
Memperhalus ungkapan yang
kasar
Menyindir
14. Contoh:
1.Dewi siang muncul di balik awan.
(matahari)
2.Beliau gugur sebagai kusuma bangsa.
(pahlawan)
Membandingkan suatu benda dengan
benda lain yang mempunyai kemiripan
sifat.
15. Contoh:
1.Rembulan terlelap dibuai mimpi
2.Penanya menari-nari di atas kertas.
mengumpamakan benda mati sebagai
makhluk hidup. Atau memberikan sifat-
sifat manusia pada benda mati.
16. Contoh:
1.Singgahlah sebentar di
gubug kami.
2.Makanlah dengan
seadanya.
Litotes: menyebutkan kata-kata yang
maksudnya berlawanan arti dengan kata
yang digunakan untuk merendahkan diri.
17. Eufemisme: menggunakan ungkapan
halus/sopan sebagai pengganti ungkapan
yang dianggap kasar/tidak sopan.
Contoh:
1. Permisi Bu, saya mau ke
belakang. (ke kamar mandi)
2.Bruno adalah anak yang kurang
cepat mengikuti pelajaran.
(bodoh)
18. Contoh:
1.Cintaku padamu sedalam lautan.
2.Sampah di sudut kelas itu semakin lama
semakin menggunung karena lama tidak
dibersihkan.
Hiperbola: mengandung pernyataan yang berlebihan
dengan maksud untuk memperhebat, meningkatkan
kesan dan pengaruhnya.
19. Simile: majas perbandingan yang
menggunakan kata istilah, misalnya: bak,
ibarat, laksana, seperti, bagaikan
Contoh:
1.Bedanya seperti langit dan bumi
2.Kulitnya halus mulus bak sutra
3.Cinta laksana pawana
20. 1. Belajardan belajarlahselagi engkau masih muda.
2. Biarpunbumi terbelah dua biarpunmatahari terbit
dari barat, kau tetap pujaan hatiku.
Repetisi: mengulang kata yang digunakan untuk menegaskan arti atau
maksudnya.
Contoh:
21. Pleonasme
1. Dimanapun kita berada kita harus bersikap sopan santun.
2. Lelaki itu jatuh tersungkurdengan darah merahmengaliri
kepalanya
memberikan keterangan yang maknanya sudah tercakup pada
kata yang diterangkan/kata yang medahului.
Contoh:
22. Contoh:
1.Rajin sekali kamu hari ini, baru
pukul 08.00 sudah datang.
2.Tulisanmu bagus sekali sampai
mataku juling membacanya.
Ironi: menyatakan makna yang
bertentangan dengan maksud
untuk menyindir atau mengolok-
olok.
NS