Peraturan ini mengatur upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat di berbagai tatanan di Desa Ardi Mulyo untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih baik. Perilaku hidup bersih dan sehat perlu diterapkan di rumah tangga, lembaga pendidikan, tempat kerja, tempat umum, dan fasilitas kesehatan dengan menyesuaikan karakteristik masing-masing tatanan. Tujuannya adalah meningkatkan komitmen pemangku ke
1. PERATURAN DESA ARDIMULYO
KECAMATAN TANJUNG PALAS UTARA
NOMOR : TAHUN 2016
TENTANG
UPAYA PEMBINAAN DAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
DIBERBAGAI TATANAN DI DESA ARDI MULYO KECAMATAN TANJUNG PALAS UTARA
KEPALA DESA ARDI MULYO
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung pencapaian target-target Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan tahun 2015 – 2019, perlu adanya upaya peningkatan
pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat di semua tatanan;
b. bahwa melalui upaya ini, masyarakat diberdayakan agar tahu, mau dan mampu
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan mengupayakan lingkungan
sehat, mencegah dan menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi, serta
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada;
c. bahwa setiap tatanan memiliki ciri kekhasan, sehingga dengan demikian
pembinaan PHBS harus disesuaikan untuk masing-masing tatanan;
d. bahwa pembinaan PHBS ini juga ditujukan untuk mempercepat terwujudnya
masyarakat sehat sebagai indikator pembentukan desa sehat, kecamatan sehat,
kabupaten sehat, provinsi sehat dan Indonesia sehat.
Mengingat : a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 52 tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga;
d. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah;
e. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2014 tentang desa;
f. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional;
g. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2012 tentang Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas;
h. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2269/MENKES/
PER/XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS);
i. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2013 tentang
pedoman pelaksanaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan;
j. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1529/Menkes/
SK/X/2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif;
PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN
KECAMATAN TANJUNG PALAS UTARA
DESA ARDI MULYO
Jalan Liliyana Desa Ardi Mulyo Kode Pos 77253
2. k. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/
MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun
2015 – 2019;
l. Surat Edaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013 Nomor
HK. 03.03/V/251/2013 tentang Kegiatan Jumat Bersih dan Sehat;
m. Peraturan Bupati Bulungan No.25 Tahun 2009 tentang Kawasan Dilarang
Merokok;
BERSAMA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ARDI MULYO
MEMUTUSKAN
Menetapkan : UPAYA PEMBINAAN DAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT DIBERBAGAI TATANAN DI DESA ARDI MULYO KECAMATAN
TANJUNG PALAS UTARA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Berkaitan dengan hal itu, Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dicapai melalui penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.
Banyak hal dibidang kesehatan yang telah dicapai melalui penyelenggaraan pembangunan.
Namun meski demikian berbagai hal yang telah dicapai tersebut kiranya masih memerlukan
peningkatan yang luar biasa. Di wilayah Tanjung Palas Utara, pada tahun 2015 angka kematian ibu
(AKI) sebesar 0,49% dari yang seharusnya tidak ada. Angka kematian bayi (AKB) sebesar 2,44%,
berat bayi lahir rendah (BBLR) bahkan menyentuh angka 7,80%. Bayi / balita yang ditimbang sebesar
90%. Bayi / balita dengan status gizi bawah garis merah (BGM) mencapai 5,7%. Cakupan pemakai
ASI Esklusif baru sebesar 44%. Hal ini menunjukan bahwa perlu adanya upaya peningkatan dalam
mencapai derajat kesehatan pada bayi dan ibu hamil agar lebih optimal.
Kemudian untuk pencapaian rumah tangga yang telah menerapkan PHBS hingga tahun 2015
baru mencapai 49,9%. Sedangkan institusi pendidikan yang telah menerapkan PHBS baru mencapai
46,2%. Tempat kerja yang menerapkan PHBS baru 20,3%. Tatanan fasilitas kesehatan sudah
mencapai 100%. Sedangkan tempat umum yang sudah menerapkan PHBS masih 0%. Hal ini
menunjukkan bahwa pembinaan PHBS di tatanan-tatanan selain rumah tangga, yaitu di tatanan
institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum, juga belum berjalan sebagaimana
mestinya.
Dari segi angka penyakit menular juga perlu menjadi perhatian kita bersama. Untuk kasus
penyakit menular pada tahun 2015 ditemukan kasus diare sebanyak 383 kasus, tifoid (typus) 320
kasus, TB Paru 8 kasus, hepatitis 2 kasus, demam berdarah dengue 22 kasus, chikungunya 184 kasus,
gigitan hewan penular rabies 4 kasus, pneumonia 59 kasus, influenza like illness 426 kasus.
Derajat kesehatan masyarakat yang masih belum optimal tersebut di atas pada hakikatnya
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan genetika.
Kalangan ilmuwan umumnya berpendapat bahwa determinan utama dari derajat kesehatan
masyarakat tersebut, selain kondisi lingkungan, adalah perilaku masyarakat. Oleh karenanya agar
3. semua harapan tersebut dapat tercapai maka sangat perlu adanya upaya peningkatan proses
pelaksanaan PHBS diberbagai tatanan diseluruh desa yang ada di wilayah Tanjung Palas Utara.
Pasal 2
Maksud dan Tujuan
1. Tujuan umum
Meningkatnya penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tatanan rumah tangga, tatanan
institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas kesehatan di
Desa Ardi Mulyo menuju Desa ber PHBS periode tahun 2016-2017.
2. Tujuan khusus
a. Menciptakan dan meningkatkan komitmen bersama serta aliansi strategis pemangku
kepentingan ditingkat kecamatan dan desa untuk pembinaan dan penerapan PHBS.
b. Meningkatkan kemitraan dengan dunia usaha / swasta dalam rangka pengupayaan pembinaan
dan penerapan PHBS.
c. Meningkatkan peran serta organisasi masyarakat / kelompok potensial dalam rangka
pengupayaan pembinaan dan penerapan PHBS.
d. Mengembangkan kebijakan pembinaan dan penerapan PHBS dItingkat administrasi
pemerintahan desa.
e. Memperkuat gerakan dan peran serta masyarakat melalui PHBS.
f. Meningkatkan akses informasi dan edukasi menyangkut PHBS kepada masyarakat disemua
tatanan PHBS.
g. Meningkatkan kapasitas pengelola pembinaan dan penerapan PHBS.
h. Meningkatkan pembangunan masyarakat melalui pembinaan dan penerapan PHBS guna
menciptakan derajat kesehatan masyarakat yang mandiri.
BAB II
Pasal 2
PENGERTIAN PHBS DAN PEMBINAAN
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau
masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat.
Dibidang pencegahan dan penanggulangan penyakit serta penyehatan lingkungan harus
dipraktikkan perilaku mencuci tangan dengan sabun, pengelolaan air minum dan makanan yang
memenuhi syarat, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, pengelolaan limbah cair yang
memenuhi syarat, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di dalam ruangan dan lain-lain. Di
bidang kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana harus dipraktikkan perilaku meminta
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, menimbang balita setiap bulan, mengimunisasi
lengkap bayi, menjadi akseptor keluarga berencana dan lain-lain. Di bidang gizi dan farmasi harus
dipraktikkan perilaku makan dengan gizi seimbang, minum Tablet Tambah Darah selama hamil,
memberi bayi air susu ibu (ASI) eksklusif, mengonsumsi Garam Beryodium dan lain-lain. Sedangkan
di bidang pemeliharaan kesehatan harus dipraktikkan perilaku ikut serta dalam jaminan pemeliharaan
kesehatan, aktif mengurus dan atau memanfaatkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM), memanfaatkan Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lain dan lain-lain.
4. Pasal 4
PHBS DIBERBAGAI TATANAN
Manusia hidup di berbagai tatanan, yaitu berbagai tempat atau sistem sosial dimana ia melakukan
kegiatan sehari-harinya. Di semua tatanan, faktor-faktor individu, lingkungan fisik dan lingkungan
sosial berinteraksi dan menimbulkan dampak terhadap kesehatan. Oleh sebab itu dapat pula dikatakan
bahwa suatu tatanan adalah suatu tempat dimana manusia dapat / akan memanipulasi lingkungannya,
sehingga menciptakan dan sekaligus juga mengatasi masalah-masalahnya di bidang kesehatan. Jelas
bahwa setiap tatanan memiliki kekhasan, sehingga dengan demikian pembinaan PHBS harus
disesuaikan untuk masing-masing tatanan. Telah disepakati adanya lima tatanan, yaitu tatanan rumah
tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas
kesehatan.
1. PHBS di Rumah Tangga
Di rumah tangga, sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan
Rumah Tangga Ber-PHBS, yang mencakup persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi
bayi ASI eksklusif, menimbang bayi / balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun, pengelolaan air bersih untuk minum dan makan dirumah
tangga, menggunakan jamban sehat (Stop Buang Air Besar Sembarangan/Stop BABS),
pengelolaan limbah cair di rumah tangga, membuang sampah di tempat sampah, memberantas
jentik nyamuk, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak
merokok didalam rumah dan lain-lain.
2. PHBS di Institusi Pendidikan
Di institusi pendidikan (kampus, sekolah, pesantren, seminari, padepokan dan lain-lain),
sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan Institusi Pendidikan Ber-
PHBS, yang mencakup antara lain mencuci tangan menggunakan sabun, mengonsumsi makanan
dan minuman sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak
merokok, tidak mengonsumsi Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA),
tidak meludah sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk, mengukur tinggi badan dan berat
badan secara rutin, olahraga teratur dan terukur dan lain-lain.
3. PHBS di Tempat Kerja
Di tempat kerja (kantor, pabrik dan lain-lain), sasaran primer harus mempraktikkan perilaku
yang dapat menciptakan Tempat Kerja Ber-PHBS, yang mencakup mencuci tangan dengan sabun,
mengonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di
tempat sampah, tidak merokok dalam ruangan, tidak mengonsumsi NAPZA, tidak meludah
sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.
4. PHBS di Tempat Umum
Di tempat umum (tempat ibadah, pasar, pertokoan, terminal, dermaga dan lain-lain), sasaran
primer harus mempraktikan perilaku yang dapat menciptakan Tempat Umum Ber-PHBS, yang
mencakup mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di
tempat sampah, tidak merokok dalam ruangan, tidak mengonsumsi NAPZA, tidak meludah di
sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.
5. PHBS di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Di fasilitas pelayanan kesehatan (klinik, Puskesmas, rumah sakit dan lain-lain), sasaran
primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan Fasilitas pelayanan kesehatan Ber-
PHBS, yang mencakup mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat, membuang
sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi NAPZA, tidak meludah
disembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.
5. Pasal 5
PELAKSANAAN PEMBINAAN PHBS
Dalam mewujudkan sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, maka diperlukan langkah-langkah
pengupayaan penerapan PHBS sebagai berikut :
1. Penggalangan komitmen bersama Kepala Desa dan pihak lain yang terkait dalam mendukung
upaya pembinaan dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat diberbagai tatanan di wilayah
kecamatan Tanjung Palas Utara menuju Kecamatan yang ber PHBS.
2. Kepala Desa berkoordinasi dengan Pengurus Forum Desa Sehat dan TP. PKK untuk dapat
bersama-sama dalam melaksanakan upaya pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat disemua tatanan.
3. Dari hasil koordinasi tersebut, agar pelaksanaan pembinaan PHBS dapat berjalan dengan lancer
maka perlu dibentuk tim Pengurus PHBS desa.
4. Adapun tim pengurus PHBS desa terdiri dari kader kesehatan yang berasal dari Forum desa sehat
dan TP. PKK desa dan telah mendapatkan pelatihan tentang PHBS
5. Untuk mewujudkannya maka dalam berproses agar seluruh lapisan masyarakat dapat berperan
aktif dalam menyiapkan keluarga dan lingkungan untuk dapat menerapkan PHBS diberbagai
tatanan dalam rangka mewujudkan desa ber PHBS di Tahun 2016 - 2017.
6. Tim pengurus PHBS dapat bekerja sama dengan pihak lain terkait yang dapat menunjang
terlaksananya program pembinaan PHBS ini, diantaranya adalah :
a. Polsek, Koramil, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan tokoh pemuka agama
b. Pihak swasta / badan usaha, organisasi masyarakat / kelompok potensial serta pihak terkait
lainnya yang sekiranya dapat mendukung pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat
untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di semua tatanan
7. Tim Pengurus PHBS melaksanaan kegiatan pembinaan dengan rincian sebagai berikut :
a. Menyusun perencanaan kegiatan sesuai dengan tatanan masing-masing, yaitu tatanan rumah
tangga, tatanan tempat kerja, tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat umum dan tatanan
fasilitas kesehatan
b. Sosialisasi penerapan PHBS disemua tatanan kepada seluruh elemen masyarakat.
c. Semua elemen masyarakat agar kiranya dapat menanamkan kembali nilai-nilai untuk ber
PHBS seperti Gotong royong melaksanakan Kerja bhakti melalui gerakan jumat bersih dan
sejenisnya yang sekira didalamnya dapat mencakup beberapa kegiatan seperti pemberantasan
sarang nyamuk, mengelola saluran pembuangan air limbah, melakukan aktivitas fisik,
menyiapkan sayur dan buah-buahan dalam rangka memenuhi gizi seimbang, praktik cuci
tangan memakai sabun di air bersih yang mengalir.
d. Tim Pengurus PHBS Desa agar dapat melakukan survey mawas diri (SMD) untuk
mengidentifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat tentang masalah kesehatan, serta
sosialisasi dan pembinaan PHBS disemua tatanan / kunjungan rumah oleh petugas
Puskesmas danatau oleh Kader kesehatan untuk memetakan kondisi PHBS yang ada.
Selanjutnya hasil survey dan pendataan tersebut dibahas pada musyawarah masyarakat desa
(MMD) dalam rangka Penyusunan dan Pelaksanaan Intervensi Promosi Kesehatan dalam
Program Terpadu dan Intervensi Kegiatan UKBM.
e. Tim Pengurus PHBS desa bersama semua elemen masyarakat agar kiranya dapat
menciptakan upaya inovasi yang mendukung terwujudnya penerapan PHBS diantaranya :
1) Pembentukan dan pembinaan kelompok pendukung ASI esklusif (KP-ASI)
2) Kelas Ibu Hamil
3) Gerakan Sayang Ibu (GSI)
6. 4) Kemitraan Bidan dan Dukun
5) Pembentukan dan pembinaan kelompok pendukung Dana Sosial Ibu Bersalin
(DASOLIN) dan Tabungan Ibu bersalin (TABULIN)
6) Pembentukan area taman apotik hidup ataupun tanaman obat keluarga (TOGA)
7) Pemanfaatan lahan pekarangan sekitar untuk dapat dikelola guna membantu pemenuhan
gizi seimbang bagi keluarga dan masyarakat
8) Pembentukan dan pembinaan kelompok sukarelawan pendonor darah
9) Pembentukan dan pembinaan kelompok sukarelawan ambulan desa
10) Pembentukan dan pembinaan kader surveilans (yang mencakup kader PHBS, Kesling,
Jumantik) berbasis masyarakat
11) Pembentukan dan pembinaan kader surveilans (yang mencakup kader PHBS, Kesling,
Jumantik) berbasis anak sekolah
12) Pembentukan dan pembinaan kelompok tanpa rokok dan NAPZA
13) Pembentukan dan pembinaan kelompok aktif CTPS
14) Pembentukan dan pembinaan kelompok pembudayaan olahraga yang teratur
15) Perlombaan RT ber PHBS, Sekolah ber PHBS, Posyandu ber PHBS, kantor ber PHBS,
pasar ber PHBS, dan seterusnya.
16) Kegiatan inovasi lainnya yang sekiranya dapat mendukung dalam penerapan PHBS
diberbagai tatanan.
17) Pembentukan taman TOGA dalam mendukung kelangsungan PHBS di Masyarakat.
f. Tim pengurus PHBS agar dapat melaksanakan pemantauan dan evaluasi secara periodik dari
hasil pembinaan tersebut.
g. Pengalokasian dana dalam rangka proses pembinaan PHBS di anggarkan dari dana desa
melalui Forum Desa Sehat.
h. Tim pengurus PHBS desa agar berkoordinasi dengan Kepala Desa dan lintas sector terkait
dalam rangka persiapan deklarasi desa ber PHBS
BAB III
PENUTUP
Pasal 6
Hal-hal yang belum diatur mengenai teknis pelaksanaan Peraturan Desa ini akan diatur lebih
lanjut dengan Keputusan Kepala Desa.
Pasal 7
Peraturan Pemerintah Desa ini mulai berlaku sejak ditetapkan Pemerintah Desa Ardi Mulyo
Kecamatan Tanjung Palas Utara Kabupaten Bulungan, dan apabila terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Ardi Mulyo
Pada Tanggal : 06 Juni 2016
PJ. KEPALA DESA ARDI MULYO
Ihsanuddin
NIP. 19761013 200701 1 011
Tembusan disampaikan Kepada Yth :
1. Camat Tanjung Palas Utara di Karang Agung
2. Ketua Forkahat Tanjung Palas Utara di Karang Agung
3. Ketua TP. PKK Kecamatan Tanjung Palas Utara di Karang Agung
4. Arsip