Gerakan 30 September 1965 adalah pemberontakan yang dituduhkan kepada PKI dimana enam pejabat militer Indonesia dibunuh. Ini memicu penumpasan nasional terhadap PKI oleh militer dan massa.
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
G30S-PKI
1. GERAKAN 30 SEPTEMBER
1965
(G 30 S/PKI)
Kelompok 3
1. Aditya Catur P. (01)
2. Isti Nurhafiyah (18)
3. Jimas Krisnanto (19)
4. Nila Julianti (22)
XII RPL 1
2. Pengertian
Gerakan 30 September atau yang sering
disingkat G 30 S PKI adalah sebuah kejadian yang
terjadi pada tanggal 30 September 1965 di mana
enam pejabat tinggi militer indonesia beserta
beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu
usaha pemberontakan yang disebut sebagai usaha
kudeta yang dituduhkan kepada anggota partai
komunis indonesia.
3. Latar Belakang
Pada awal tahun 1965 Bung Karno mempunyai ide
tentang angkatan kelima yang berdiri sendiri terlepas dari
TNI, pandangan lain mengatakan bahwa PKI-lah yang
mengusulkan angkatan kelima tersebut dan mempersenjatai
mereka, petinggi angkatan darat tidak setuju dan hal ini
mengakibatkan rasa curiga antara PKI dan Militer.
4. Munculnya Komunis di Indonesia
• Dimulai dari kedatangan Neevliet (1883-1942) yang
membawa paham komunis di Indonesia setelah setahun
kedatangannya, ia mendirikan Indische Social –
Democratische Vereningging atau ISDV (Perserikatan
Sosial Demokrat Hindia)
• Pada zaman Hindia Belanda terjadi pemberontakan
Komunis, antara lain pada tahun 1926 di daerah sekitar
pulau jawa, di Sumatera Barat tahun 1927 tetapi
mengalami kegagalan, setelah itu PKI tidak muncul
kembali dan baru muncul kembali tahun 1947.
5. Gerakan 30 S PKI
• Sejak terpilih sebagai ketua PKI pada tahun 1951, D.N Aidit
telah membuat PKI menjadi partai yang besar setelah
sebelumnya telah tenggelam karena peristiwa
pemberontakan PKI di Madiun pada tahun 1948.
6. Sebelum melakukan pemberontakan, PKI melakukan
berbagai cara agar mendapat dukungan yang luas
diantaranya sebagai berikut :
1. PKI menyatakan dirinya sebagai pejuang berbaikan nasib
rakyat, serta berjanji akan menaikkan gaji dan upah buruh.
2. Pada akhir tahun 1963 PKI melakukan “Aksi Sepihak”
terutama di Jawa, Bali dan Sumatera Utara.
3. PKI juga mencari pendukung dari berbagai kalangan, mulai
dari petani, nelayan, pedangan, dll.
4. Pengaruh PKI yang besar dalam bidang politik sehingga
mempengaruhi terhadap kebijakan pemerintah. Misalnya
semua organisasi yang anti komunis ditutuh anti
pemerintah.
5. Memasuki tahun 1965 PKI melempar desas-desus adanya
“Dewan Jendral” dari dalam tubuh Angkatan Darat.
7. Puncak ketegangan politik terjadi secara nasional pada
dini hari tanggal 30 September 1965, yakni terjadinya
penculikan dan pembunuhan terhadap para perwira
Angkatan Darat. Penculikan ini dilakukan oleh sekelompok
militer yang menamakan dirinya Gerakan 30 September.
Aksi ini dibawah pimpinan Letnan Kolonel Untung,
komandan Batalyon I Cakrabirawa. Para pimpinan yang
diculik dan dibunuh oleh kelompok G 30 S/PKI adalah :
1. Letnan Jendral Ahmad Yani
2. Mayor Jendral R. Suprapto
3. Mayor Jendral Haryono MT
4. Mayor Jenderal S Parman
5. Brigadir Jenderal DI Panjaitan
6. Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo
7. Letnan Satu Pierre Andreas Tendean
8. • Jenderal TNI A.H. Nasution juga disebut sebagai salah
seorang target namun dia selamat dari upaya
pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma
Suryani Nasution dan ajudan AH Nasution, Lettu Pierre
Tandean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.
• Selain itu beberapa orang lainnya juga turut menjadi
korban:
1. AIP Karel Satsuit Tubun
2. Brigjen Katamso Darmokusumo
3. Kolonel Sugiono
9. Para korban tersebut kemudian dibuang ke suatu lokasi di
Pondok Gede, Jakarta yang dikenal sebagai Lubang Buaya.
Mayat mereka ditemukan pada 3 Oktober.
Sumur Lubang Buaya
10. KRONOLOGIS PENUMPASAN PKI
1. Tanggal 1 Oktober 1965
Operasi penumpasan G 30 S/PKI dimulai sejak
tanggal 1 Oktober 1965 sore hari. Gedung RRI pusat dan
Kantor Pusat Telekomunikasi dapat direbut kembali tanpa
pertumpahan darah oleh satuan RPKAD di bawah pimpinan
Kolonel Sarwo Edhi Wibowo, pasukan Para Kujang/328
Siliwangi, dan dibantu pasukan kavaleri. Setelah diketahui
bahwa basis G 30 S/PKI berada di sekitar Halim Perdana
Kusuma, sasaran diarahkan ke sana.
11. 2. Tanggal 2 Oktober 1965
Pada tanggal 2 Oktober, Halim Perdana Kusuma
diserang oleh satuan RPKAD di bawah komando Kolonel
Sarwo Edhi Wibowo atas perintah Mayjen Soeharto.
Pada pukul 12.00 siang, seluruh tempat itu telah
berhasil dikuasai oleh TNI – AD.
12. 3. Tanggal 3 Oktober 1965
Pada hari Minggu tanggal 3 Oktober 1965,
pasukan RPKAD yang dipimpin oleh Mayor C.I Santoso
berhasil menguasai daerah Lubang Buaya. Setelah usaha
pencarian perwira TNI – AD dipergiat dan atas petunjuk
Kopral Satu Polisi Sukirman yang menjadi tawanan G 30
S/PKI, tetapi berhasil melarikan diri didapat keterangan
bahwa para perwira TNI – AD tersebut dibawah ke
Lubang Buaya. Akhirnya pada tanggal 3 Oktober 1965
titemukan tempat para perwira yang diculik dan
dibunuh tersebut.. Mayat para perwira itu dimasukkan
ke dalam sebuah sumur yang bergaris tengah ¾ meter
dengan kedalaman kira – kira 12 meter, yang kemudian
dikenal dengan nama Sumur Lubang Buaya.
13. 4. Tanggal 4 Oktober 1965
Pada tanggal 4 Oktober, penggalian Sumur
Lubang Buaya dilanjutkan kembali (karena ditunda pada
tanggal 13 Oktober pukul 17.00 WIB hingga keesokan
hari) yang diteruskan oleh pasukan Para Amfibi KKO –
AL dengan disaksikan pimpinan sementara TNI – AD
Mayjen Soeharto. Jenazah para perwira setelah dapat
diangkat dari sumur tua tersebut terlihat adanya
kerusakan fisik yang sedemikian rupa. Hal inilah yang
menjadi saksi bisu bagi bangsa Indonesia betapa
kejamnya siksaan yang mereka alami sebelum wafat.
14. 5. Tanggal 5 Oktober 1965
Pada tanggal 5 Oktober, jenazah para perwira
TNI – AD tersebut dimakamkan di Taman Makam
Pahlawan Kalibata yang sebelumnya disemayamkan di
Markas Besar Angkatan Darat.
6. Tanggal 6 Oktober 1965
Pada tanggal 6 Oktober, dengan surat keputusan
pemerintah yang diambil dalam Sidang Kabinet
Dwikora, para perwira TNI – AD tersebut ditetapakan
sebagai Pahlawan Revolusi.
15. 7. Reaksi partai politik dan organisasi massa
Parpol maupun ormas belum menentukan sikap
karena sama sekali tidak mengetahui apa yang
sebenarnya terjadi dan latar belakang
terjadinyaperistiwa G 30 S PKI.
8. Tindakan Spontan Massa terhadap PKI
Pada tanggal 8 Oktober 1965 mulai terjadi aksi-
aksi massa menyerbu gedung-gedung kantor PKI serta
ormas-ormasnya.
9. Tuntutan massa dalam pembubaran PKI
16. Tri Tuntutan Rakyat (Tritura)
Tiga buah tuntutan yang kemudian dikenal sebagai
Tritura itu, yang isinya adalah:
1. Pembubaran PKI;
2. Pembersihan kabinet dari unsur-unsur G-30-S/PKI;
dan
3. Penurunan harga dan perbaikan ekonomi.
17. Kesimpulan
• Inilah bahaya terbesar bagi Pancasila dan UUD 1945 yang
pernah dialami oleh bangsa Indonesia. Akhir dari Orde
Lama, di tandai oleh tragedi nasional yang biasa disebut
Gerakan 30 September, yang dilakukan oleh Partai
Komunis Indonesia (PKI ). Hal ini merupakan usaha
mengganti Pancasila dan UUD 1945 dengan ideologi
komunis.