Pemberontakan Andi Azis terjadi pada 1950 di Makassar karena ketegangan antara kelompok pro- dan anti- federalisme setelah kedatangan pasukan TNI. Ia memimpin "Pasukan Bebas" untuk mengambil alih keamanan di Sulawesi Selatan. Pemerintah mengirim pasukan untuk menumpas pemberontakan ini dan berhasil merebut kembali kendali Makassar.
2. Andi azis
Andi Abdoel Azis atau dikenal dengan sebutan Andi
Azis lahir pada tangal 19 September 1924 di
Simpangbinal, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.
Pada tahun 1930-an Andi Azis dibawa ke Belanda oleh
seorang pensiunan Asisten Residen bangsa Belanda,
dan pada tahun 1935 Andi memasuki Leger School dan
lulus dari sekolah tersebut tahun 1938.
3. Pemberontakan dibawah pimpinan Andi Aziz ini terjadi di Makassar
diawali dengan adanya kekacauan di Sulawesi Selatan pada bulan April
1950. Kekacauan tersebut terjadi karena adanya demonstrasi dari
kelompok masyarakat yang anti-federal, mereka mendesak NIT segera
menggabungkan diri dengan RI. Sementara itu terjadi demonstrasi
dari golongan yang mendukung terbentuknya Negara federal
Untuk menjaga keamanan di lingkungan masyarakat, maka pada
tanggal 5 April 1950 pemerintah mengutus pasukan TNI sebanyak satu
Batalion dari Jawa untuk mengamankan daerah tersebut. Namun
kedatangan TNI ke daerah tersebut dinilai mengancam kedudukan
kelompok masyaraat pro-federal. Selanjutnya para kelompok
masyarakat pro-federal ini bergabung dan membentuk sebuah
pasukan “Pasukan Bebas” di bawah komando kapten Andi Azis. Ia
menganggap bahwa masalah keamanan di Sulawesi Selatan menjadi
tanggung jawabnya
4. Kesimpulan penyebab terjadinya
pemberontakan
Jadi, dapat disimpulkan bahwa lata belakang
pemberontakan Andi Azis adalah :
Menuntut bahwa keamanan di Negara Indonesia
Timur hanya merupakan tanggung jawab pasukan
bekas KNIL saja.
Menentang campur tangan pasukan APRIS (Angkatan
Perang Republik Indonesia Serikat) terhadap konflik
di Sulawesi Selatan.
Mempertahankan berdirinya Negara Indonesia Timur
5. Dampak gerakan andi azis
ada tanggal 5 April 1950, anggota pasukan Andi Azis
menyerang markas Tentara Nesional Indonesia (TNI)
yang bertempat di Makassar, dan mereka pun berhasil
menguasainya. Bahkan, Letkol Mokoginta berhasil
ditawan oleh pasukan Andi Azis. Akhirnya, Ir.P.D
Diapri (Perdana Mentri NIT) mengundurkan diri
karena tidak setuju dengan apa yang sudah dilakukan
oleh Andi Azis dan ia digantikan oleh Ir. Putuhena
yang pro-RI. Pada tanggal 21 April 1950, Sukawati yang
menjabat sebagai Wali Negara NIT mengumumkan
bahwa NIT bersedia untuk bergabung dengan NKRI
(Negara Kesatuan Republik Indonesia).
6. Upaya penumpasan gerakan andi
azis
pemerintah pada tanggal 8 April 1950 mengeluarkan perintah
bahwa dalam waktu 4 x 24 Jam Andi Aziz harus melaporkan diri
ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Kepada pasukan yang terlibat pemberontakan diperintahkan
untuk menyerahkan diri dan semua tawanan dilepaskan. Pada
saat yang sama dikirim pasukan untuk melakukan operasi
militer di Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh A.E. Kawilarang.
Pada tanggal 15 April 1950 Andi Aziz berangkat ke Jakarta setelah
didesak oleh Presiden NIT, Sukawati. Tetapi Andi Aziz terlambat
melapor sehingga ia ditangkap dan diadili sedangkan pasukan
yang dipimpin oleh Mayor H. V Worang terus melakukan
pendaratan di Sulawesi Selatan. Pada 21 April 1950 pasukan ini
berhasil menduduki Makassar tanpa perlawanan dari pasukan
pemberontak.
7. Upaya penumpasan gerakan andi
azis
Tanggal 26 April 1950, pasukan ekspedisi yang dipimpin A.E.
Kawilarang mendarat di Sulawesi Selatan. Keamanan yang tercipta di
Sulawesi Selatan tidak berlangsung lama karena keberadaan pasukan
KL-KNIL yang sedang menunggu peralihan pasukan APRIS keluar dari
Makassar. Mereka melakukan provokasi dan memancing bentrokan
dengan pasukan APRIS.
Pertempuran antara APRIS dengan KL-KNIL terjadi pada 5 Agustus
1950. Kota Makassar pada waktu itu berada dalam suasana peperangan.
APRIS berhasil memukul mundur pasukan lawan. Pasukan APRIS
melakukan pengepungan terhadap tangsi-tangsi KNIL.
8 Agustus 1950, pihak KL-KNIL meminta untuk berunding ketika
menyadari bahwa kedudukannya sudah sangat kritis.Perundingan
dilakukan oleh Kolonel A.E Kawilarang dari pihak RI dan Mayor
Jendral Scheffelaar dari KL-KNIL. Hasilnya kedua belah pihak setuju
untuk dihentikannya tembak menembak dan dalam waktu dua hari
pasukan KL-KNIL harus meninggalkan Makassar.
8. 5. Hikmah di Balik Pemberontakan
Andi Azis
Kapten Andi Abdoel Azis, ia adalah seorang
pemberontak yang tidak pernah menyakiti dan
membunuh orang untuk kepentingan pribadinya. Ia
hanyalah korban propaganda dari Belanda, karena
kebutaannya terhadap dunia politik. Andi Azis adalah
seorang militer sejati yang mencoba untuk
mempertahankan kesatuan Negara Republik
Indonesia pada masa itu, dan dalam kesehariannya,
seorang Andi Azis cukup dipandang dan dihargai oleh
masyarakat suku Bugis Makassar yang bertempat
tinggal di Tanjung Priok, Jakarta.