7. Qurban berarti dekat, istilah lain yang biasa di gunakan adalah Nahr (sembelihan), dan
Udliyyah (sembelihan atau hewan sembelihan). Dalam Fiqh, biasa menggunakan
istilah Udlhiyyah ( ِِةَّي ِأحضُ أاْل), Tadlhiyyah ( التضحية), Adlhah ( أضحاة) dan Dlahiyyah ( َِّةي ِحَض.)
Imam Zakariyya Al Anshori didalam Fathul Wahab bi-syarhi Minhajith
Thullab mengatakan : “Udlhiyyah adalah apa-apa yang disembelih dari binatang ternak
yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah sejak hari ‘Idun Nahr (10
Dzulhijjah) sampai akhir hari Tasyriq (13 Dzulhijjah)”.
Dari pengertian ini, maka hewan qurban hanya disembelih pada tanggal 10, 11, 12 dan 13
Dzulhijjah, sebab dihari-hari tersebut adalah hari suka cita dan makan-makan bagi
umat Islam. Sehingga diluar hari tersebut, maka itu bukan qurban, melainkan termasuk
kategori shadaqah.
Hukum Qurban adalah sunnah mu’akkad dan merupakan syi’ar yang nampak (dhohir) bagi
setiap muslim yang mampu untuk menjaganya (melestarikannya). Dan secara asal hukum
syara’, qurban tidak wajib, kecuali qurban sebagai bentuk nadzar maka itu wajib
sebagaimana ibadah-ibadah keta’atan lainnya. Sebagian ulama, ada yang mengatakan
qurban hukumnya wajib bagi yang mampu.