SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
Ilmu usul fiqh adalah ilmu yang sangat diperlukan bagi seorang 
muslim yang ingin mengetahui dan mengistimbatkan hukum dari dalil 
dalil syar’i , terutama lagi untuk mengetahui hukum hukum dari peristiwa 
atau hal baru yang tidak terjadi pada masaRasulullah saw. Karena zaman 
selalu berkembang sedangkan Al-Qur’an dan Alhadist sudah tidak akan 
ada penambahan dan perubahan karena memang segalanya sudah 
tercakup didalam Alqur’an. Selanjutnya bahwa ilmu fiqh merupakan ilmu 
yang diperlukan oleh seorang mujtahid dalam penjelasannya terhadap 
nash –nash dan menemukan hukun yang tidak ada nashya. 
Kali ini kami akan membahas tentang adzan dan iqomah, salat 
berjammah, makmum masbuk ,dan cara mengingatkan imam yang lupa. 
adzan dan iqomah mulai disyariatkan pada tahun hijrah. Hukum adzan 
dan iqomah adalah sunnat muakkad menurut kesepakatan para ulama 
mujtahidin, kecuali Ahmad bin Hanbal. Dari sisi lain ulama Syafiiyah 
menyatakan sunnah kifayah, jika dalam keadaan sendirian maka hukum 
adzan menjadi sunnah.adzan hanya disunahkan untuk salat fardu lima 
waktu. Oleh sebab itu tidak disunahkan adzan untuk salat jenazah, salat 
nadzar dan salat sunnah. Kalau kita perhatikan wacana ibadah dalam 
Islam, khususnya shalat berjamaah, selain membentuk hubungan 
keatas( vertikal) , juga membentuk ring ring atau lingkaran 
sosial( horosontal) dengan sesamanya. 
A. LATAR BELAKANG 
Secara syariat adzan mulai di perintahkan pada tahun kedua 
Hijriah. Pada suatu hari Nabi Muhammad SAW mengumpulkan para 
sahabat untuk memusyawarahkan bagaimana cara memberitahu
2 
masuknya waktu shalat dan mengajak orang banyak agar berkumpul ke 
masjid untuk melakukan shalat berjamaah. Saat itulah muncul usulan dari 
Umar bin Khattab bagaimana bila ditunjuk seseorang yang bertindak 
sebagai pemanggil kaum muslimin pada setiap masuknya waktu shalat. 
Kemudian saran ini bisa diterima oleh semua orang dan Nabi Muhammad 
SAW juga menyetujuinya. 
Secara hakikat adzan adalah pemberitahuan bahwa waktu shalat 
telah tiba dengan menggunakan kalimat yang telah ditentukan. Karena 
berfungsi sebagai pemberitahuan, selayaknya adzan dikumandangkan 
agar dapat menjangkau tempat yang jauh dan di dengar oleh khalayak, 
misalnya dengan memakai pengeras suara atau yang lainya. 
Namun, seiring berjalannya waktu, visualisasi adzan semakin 
berkembang dan kini bukan saja seruan atau ajakan orang untuk shalat 
ke masjid, melainkan lebih jauh dari itu visualisasi tersebut ditampilkan 
sebagai bentuk usaha untuk ‘menyeru’ hal-hal yang berkaitan dengan 
sikap, sebagai bentuk hikmah atau prilaku positif dari ibadah shalat. 
Sebab berdasarkan ajaran Islam, prilaku positif inilah yang juga 
diharapkan dapat mampu mewarnai kehidupan manusia di samping 
ibadah secara langsung kepada Allah SWT. 
Sehingga makna dan keterkaitan isi adzan dengan prilaku dalam 
berkehidupan ini dapat dipahami oleh segenap umat Islam ketika 
mendengar dan menyaksikan setiap kali adzan di kumandangkan. 
Dengan demikian, adzan bukan sekadar diterima sebgai kalimat belaka. 
Bahkan, lebih jauh dari itu adzan dapat dipahami dan diresapi maknanya. 
Pemahaman ini akan terjadi jika makna adzan dikaitkan dengan realitas 
kehidupan manusia. Pada hakikatnya makna dari suatu ibadah mesti 
memberikan manfaat dalam kehidupannya.
3 
Karena alasan itulah, pemaparan makna dari lafal-lafal adzan dirasa 
penting sebagai usaha untuk memberikan kontribusi terhadap 
pemahaman masyarakat. Sehingga kehadiran buku ini diharapkan dapat 
menjadi panduan singkat untuk lebih memahami makna dari setiap lafal 
adzan dan keterkaitannya dengan satu atau beberapa unsur dalam 
realitas kehidupan sehari-har 
B. RUMUSAN MASALAH 
Menjelaskan keutamaa azdan dan iqomah 
C. TUJUAN 
Diharapkan dalam makalah ini mampu menarik minat baca 
masyarakat umum, tentang pesan yang disampaikan didalamnya 
dengan tepat. 
D. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN 
Islam merupakan agama samawi yang memiliki ajaran yang 
sangat sempurna. Semua masalah diatur dalam Islam, sehingga tidak ada 
satu pun masalah yang tidak ada ketentuannya dalam Islam. 
Kesempurnaan Islam ini ditunjang oleh ketiga sumber ajarannya, yakni al- 
Quran dan Sunnah sebagai sumber ajaran pokoknya serta ijtihad sebagai 
sumber penegkapnya. 
Untuk memahami ajaran Islam secara keseluruhan memang 
dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Tidak banyak umat Islam yang 
mengetahui ajaran Islam secara menyeluruh, bahkan masih banyak umat 
Islam yang hanya menganut Islam secara formal saja dan sama sekali 
tidak mengetahui ajaran Islam. 
Untuk mendasari pemahaman Islam yang lebih luas, perlu 
dipahami dulu dasar-dasar Islam atau yang sering disebut kerangka dasar 
ajaran Islam. Dengan memahami kerangka dasar ini, seseorang dapat 
memahami gambaran ajaran Islam secara keseluruhan. Masalah inilah 
yang akan diuraikan di bawah ini secara singkat. Dengan uraian singkat
4 
ini diharapkan para pembaca, khususnya mahasiswa, memiliki 
pemahaman dasar tentang ajaran Islam. 
E. METODA PENULISAN 
Metodologi dalam penulisan dan pembahasan makalah ini penulis 
menggunakan Metoda Penulisan Study Literatur. Penulis mengkaji dan 
berusaha memahami Kerangka Dasar Ajaran Islam ini, dengan berbagai 
Persfektif yang penulis anggap dapat mendekati pemahaman yang dapat 
penulis (sebagai Mahasiswa) dapat serap sebagai suatu landasan 
pemahaman terhadap ke Islaman yang diharapkan. 
F. SISTEMATIKA PENULISAN 
Sistematika yang digunakan penulis diantaranya sebagai berikut: 
KATA PENGANTAR 
DAFTAR ISI 
BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
B. Rumusan Masalah 
C. Tujuan 
D. Ruang Lingkup 
E. Metodologi Penulisan 
F. Sistimatika Penulisan 
BAB II KEUTAMAAN ADZAN 
A. Adzan dari segi bahasa 
B. pensyariatan 
C. Hukum 
D. Syarat adzan 
E. Sunnah adzan
5 
BAB III PEMBAHASAN 
A. Pengertian Adzan dan Iqomah 
B. Lafadz Adzan Dan Iqomah 
C. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Oleh Muadzin 
D. Doa setelah adzan 
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 
A. Kesimpulan 
B. Saran-saran 
DAFTAR PUSTAKA
6 
BAB II 
KEUTAMAAN ADZAN 
A. Adzan dari segi bahasa 
Adzan dari segi bahasa berarti pengumuman, permakluman atau 
pemberitahuan. Sebagaimana ungkapan yang digunakan ayat Al-Quran 
Al-Kariem berikut ini : 
وَانأَانذَاناننٌ  مِنَان انللَّهِ وَانرَانسُولوللِهِ إِلَانى  انلنَّهاسِسِ يَانولْمَمَان انلْمَحَانجِّ  انلكْمَبَانرِ أَاننَّه انللَّهَان بَانرِيءءٌ  مِنَان انلْمَمُولشْمَرِكِيننَان وَانرَانسُولوللُولهُول 
Dan suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat 
manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul- 
Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin.(QS. At-Taubah : 3) 
Selain itu, adzan juga bermakna seruan atau panggilan. Makna ini 
digunakan ketika Nabi Ibrahim ‘alaihissalam diperintahkan untuk 
memberitahukan kepada manusia untuk melakukan ibadah haji. 
وَانأَانذِّ نْمَ فِي  انلنَّهاسِسِ بِاسِلْمَحَانجِّ  يَانأْمَتُولولكَان رِجَاناسِلً و وَانعَانلَانى  كُوللِّ  ضَاناسِمِرٍ ي يَانأْمَتِيننَان مِنْمَ كُوللِّ  فَانجٍّ  عَانمِينقٍ ي 
Dan panggillah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan 
datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang 
kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. (QS. Al-Hajj : 27) 
Secara syariat, definisi adzan adalah perkataan tertentu yang bergun 
memberitahukan masuknya waktu shalat yang fardhu. 
Dalam kitab Nailul Authar disebutkan definisi adzan yaitu pengumuman 
atas waktu shalat dengan lafaz-lafaz tertentu. 
B. Pensyariatan 
Adzan disyariatkan dalam Islam atas dasar dalil dari Al-Quran, As-sunnah 
dan ijma` para ulama. 
1. Al-Quran 
وَانإِذَانان نَاناسِدَانيْمَتُولمْمَ إِلَانى  انلصَّهلاةةِ انتَّهخَانذُولوهَاناسِ هُولزُولوً وان وَانلَانعِبً واسِ ذَانلِكَان بِأَاننَّههُولمْمَ قَانولْمَمٌ  ل يَانعْمَقِلُولولنَان 
Dan apabila kamu menyeru untuk shalat, mereka menjadikannya buah 
ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar 
kaum yang tidak mau mempergunakan akal. (QS. Al-Maidah : 58)
7 
2. Sunnah : 
عَنْ م مَاللِ بكِ ب بْ منِ ب الْ محُوَوَيْ مرِ بثِ ب قَاللَ : قَاللَ لَنَال النَّبِ بيُّ  وَإِ بذَا حَضَرَتِ ب الصَّلاَةُوَ فَلْ ميُوَؤَذِّننْ م لَكُوَمْ م أَحَدُوَكُوَمْ م أَخْ مرَجَهُوَ السَّبْ معَةُوَ 
Dari Malik bin Huwairits radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah SAW 
bersabda kepada kami,”Bila waktu shalat telah tiba, hendaklah ada dari 
kamu yang beradzan”.(HR . Bukhari dan Muslim) 
عَنْ م عَبْ مدِ ب اللَِّ ب بْ منِ ب زَيْ مدِ ب بْ منِ ب عَبْ مدِ ب رَبِّنهِ ب قَاللَ: طَالفَ بِ بي -وَأَنَال نَالئِ بمٌ ف- رَجُوَلٌ ف فَقَاللَ: تَقُوَولُوَ: اَللَُّوَ أَكْ مبَرَ اللَِّ ب أَكْ مبَرُوَ فَذَكَرَ الذَانَ 
– بِ بتَرْ مبِ بيع التَّكْ مبِ بيرِ ب بِ بغَيْ مرِ ب تَرْ مجِ بيعٍ  و القَالمَةَ فُوَرَادَى  إِ بلَّ قَدْ م قَالمَتِ ب الصَّلاةُوَ – قَاللَ: فَلَمَّال أَصْ مبَحْ متُوَ أَتَيْ مييتُوَ رَسُوَييولَ اللَِّ بيي 
.فَقَاللَ: إِ بنَّهَال لَرُوَؤْ ميَال حَقٍّ. 
Dari Abdullah bin Zaid bin Abdirabbihi berkata,”Ada seorang yang 
mengelilingiku dalam mimpi dan berseru : “Allahu akbar alahu akbar”, dan 
(beliau) membacakan adzan dengan empat takbir tanpa tarji’, dan iqamah 
dengan satu-satu, kecuali qad qamatishshalah”. Paginya Aku datangi 
Rasulullah SAW, maka beliau bersabda,”Itu adalah mimpi yang benar. 
(HR . Ahmad dan Abu Daud) 
Selain itu, adzan bukan hanya ditetapkan hanya dengan mimpi sebagian 
shahabat saja, melainkan Rasululah SAW juga diperlihatkan praktek 
adzan ketika beliau diisra`kan ke langit. 
Dari al-Bazzar meriwayatkan bahwa Nabi SAW diperlihatkan dan 
diperdengarkan kepadanya di malam Isra` di atas 7 lapis langit. Kemudian 
Jibril memintanya maju untuk mengimami penduduk langit, dimana disana 
ada Adam ‘alaihissalam dan Nuh ‘alaihissalam Maka Allah 
menyempurnakan kemuliaannya di antara para penduduk langit dan bumi. 
Namun hadits ini riwayatnya teramat lemah dan gharib. Riwayat yang 
shahih adalah bahwa adzan pertama kali dikumandangkan di Madinah 
sebagai-mana hadits Ibnu Umar yang diriwayatkan oleh Muslim. 
3. Keutamaan 
Salah satu tanda sempurnanya syari’at Islam ini adalah memberi 
dorongan kepada ummatnya untuk melaksanakan ibadah dengan 
menyebutkan keutamaan ibadah tersebut. Begitu pula adzan, banyak 
riwayat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjelaskan
8 
tentang keutamaan adzan dan orang yang menyerukan adzan 
(muadzin). 
Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu menceritakan bahwa 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 
إِ بذَا نُوَوْ مدِ بيَ لِ بلصَّلاَةِ ب أَدْ مبَرَ الشََّيْ مطَالنُوَ وَلَهُوَ ضُوَرَاطٌ ف،  حَتَّى ل لَ يَسْ ميمَعَ التَّيأْ مذِ بيْ منَ،  فَيإِ بذَا قَضَيى ل النِّنيدَاءَ أَقْ مبَيلَ حَتَّيى ل إِ بذَا 
ثَوَّبَ بِ باللصَّلاَةِ ب أَدْ مبَر 
”Apabila diserukan adzan untuk shalat, syaitan pergi berlalu dalam 
keadaan ia kentut hingga tidak mendengar adzan. Bila muadzin 
selesai mengumandangkan adzan, ia datang hingga ketika diserukan 
iqamat ia berlalu lagi …” (HR. Bukhari no. 608 dan Muslim no. 1267) 
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu juga, ia mengabarkan sabda 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, 
لَوْ م يَعْ ملَمُوَ النَّالسُوَ مَال فِ بي النِّندَاءِ ب وَالصَّفِِّن الْ مَوَّلِ ب ثُوَمَّ لَمْ م يَجِ بدُوَوا إِ بلَّ أَنْ م يَسْ متَهِ بمُوَوْ ما عَلَيْ مهِ ب لَسْ متَهَمُوَوْ ما 
”Seandainya orang-orang mengetahui besarnya pahala yang 
didapatkan dalam adzan dan shaf pertama kemudian mereka tidak da 
patmemperolehnya kecuali dengan undian niscaya mereka rela berun 
di untuk mendapatkannya…” (HR. Bukhari no. 615 dan Muslim no. 
980) 
Muawiyah radhiallahu ‘anhu berkata: Aku pernah mendengar 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 
الْ ممؤَذِّننُوَوْ منَ أَطْ موَلُوَ النَّالسِ ب أَعْ منَالقًاال يَوْ ممَ الْ مقِ بيَالمَةِ ب 
”Para muadzin adalah orang yang paling 
panjang lehernya pada hari kiamat.” (HR. Muslim no. 850) 
Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu mengabarkan dari 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, 
لَ يَسْ ممَعُوَ مَدَى  صَوْ متِ ب الْ ممُوَؤَذِّننِ ب جِ بنّ وَ وَلَ إِ بنْ مسٌ ف وَلَ شَيْ مءٌ ف إِ بلَّ شَهِ بدَ لَهُوَ يَوْ ممَ الْ مقِ بيَالمَةِ ب 
”Tidaklah jin dan manusia serta tidak ada sesuatu pun yang 
mendengar suara lantunan adzan dari seorang muadzin melainkan akan 
menjadisaksi kebaikan bagi si muadzin pada hari kiamat.” (HR. Bukhari 
no. 609) 
Ibnu ’Umar radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa 
sallam bersabda, 
يُوَغْ مفَرُوَ لِ بلْ ممْ مؤَذِّننِ ب مُوَنْ متَهَى ل أَذَانِ بهِ ب وَيَسْ متَغْ مفِ برُوَ لَهُوَ كُوَلُّ  رَطْ مبٍ  وَيَالبِ بسٍ  سَمِ بعَهُوَ
9 
”Diampuni bagi muadzin pada akhir adzannya. Dan setiap yang 
basah atau pun yang kering yang 
mendengar adzannya akan memintakanampun untuknya.” (HR. 
Ahmad 2: 136. Syaikh Ahmad Syakir berkata bahwa sanad hadits 
ini shahih) 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan para imam dan 
muadzin, 
اللَّهُوَمَّ أَرْ مشِ بدِ ب الَْ مئِ بمَّة وَاغْ مفِ برْ م لِ بلَمْ مؤَذِّننِ بيْ منَ 
”Ya Allah berikan kelurusan bagi para imam 
dan ampunilah para muadzin.” (HR. Abu Dawud no. 517 dan At- 
Tirmidzi no. 207, dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa’ no. 217) 
Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, “Aku pernah mendengar 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 
الْ مِ بمَالمُوَ ضَالمِ بنٌ ف وَالْ ممُوَؤَذِّننُوَ مُوَؤْ متَمَنٌ ف،  فَأَرْ مشَدَ اللُوَ الَْ مئِ بمَّة وَعَفَال عَنِ ب المْ مؤَذِّننِ بيْ منَ 
“Imam adalah penjamin sedangkan muadzin adalah orang yang 
diamanahi. Semoga Allah memberikan kelurusan kepada para imam 
danmemaafkan paramuadzin.” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya 
no.1669, dan hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al 
Albani rahimahullah dalam Shahih At-Targhib wat Tarhib no. 239) 
(lihat Shahih Fiqih Sunnah, Bab Adzan) 
Demikianlah keutamaan-keutamaan yang terdapat pada adzan 
dan muadzin. Semoga kita termasuk dari golongan orang-orang yang 
ketika mendengar sebuah hadits, segera mengamalkannya. Wallahu 
a’lam 
C. Hukum 
Hukum adzan menurut jumhur ulama selain al-Hanabilah adalah sunnah 
muakkadah, yaitu bagi laki-laki yang dikerjakan di masjid untuk shalat 
wajib 5 waktu dan juga shalat Jumat.
10 
Sedangkan selain untuk shalat tersebut, tidak disunnahkan untuk 
mengumandangkan adzan, misalnya shalat Iedul Fithri, shalat Iedul Adha, 
shalat tarawih, shalat jenazah, shalat gerhana dan lainnya. Sebagai 
gantinya digunakan seruan dengan lafaz “Ash-shalatu jamiatan” ( الصييلاة 
جالمعة ). Sebagaimana dijelaskan di dalam hadits berikut : 
Dari Abdullah bin Amru radhiyallahu ‘anhu bahwa telah terjadi gerhana 
matahari di masa Rasulullah SAW, maka kepada orang-orang diserukan : 
“Ash-shalatu Jami`ah”.(HR. Bukhari dan Muslim) 
Sedangkan bagi jamaah shalat wanita, yang dianjurkan hanyalah iqamat 
saja tanpa adzan menurut As-Syafi`iyah dan Al-Malikiyah. Oleh sebab 
untuk menghindari fitnah dengan suara adzan wanita. Bahkan iqamat pun 
dimakruhkan oleh al-Hanafiyah. 
D. Syarat Adzan 
Untuk dibenarkannya adzan, maka ada beberapa syarat yang harus 
terpenuhi sebelumnya. Diantara syarat-syarat adzan adalah : 
1. Telah Masuk Waktu 
Bila seseorang mengumandangkan adzan sebelum masuk waktu shalat, 
maka adzannya itu haram hukumnya sebagaimana telah disepakati oleh 
para ulama. Dan bila nanti waktu shalat tiba, harus diulang lagi adzannya. 
Kecuali adzan shubuh yang memang pernah dilakukan 2 kali di masa 
Rasulllah SAW. Adzan yang pertama sebelum masuk waktu shubuh, yaitu 
pada 1/6 malam yang terakhir. Dan adzan yang kedua adalah adzan yang 
menandakan masuknya waktu shubuh, yaitu pada saat fajar shadiq sudah 
menjelang. 
2. Harus Berbahasa Arab 
Adzan yang dikumandangkan dalam bahasa selain arab tidak sah. Sebab 
adzan adalah praktek ibadah yang bersifat ritual, bukan semata-mata 
panggilan atau menandakan masuknya waktu shalat. 
3. Tidak Bersahutan 
Bila adzan dilakukan dengan cara sambung menyambung antara satu 
orang dengan orang lainnya dengan cara bergantian, hukumnya tidak sah.
11 
Sedangkan mengumandangkan adzan dengan beberapa suara vokal 
secara berberengan, dibolehkan hukumnya dan tidak dimakruhkan 
sebagaimana dikatakan Ibnu Abidin. Hal ini pertama kali dilakukan oleh 
Bani Umayyah. 
4. Muslim, Laki, Akil Baligh. 
Adzan tidak sah bila dikumandangkan oleh non-muslim, wanita, orang 
tidak waras atau anak kecil. Sebab mereka semua bukan orang yang 
punya beban ibadah. 
Bahkan Al-Hanafiyah mensyaratkan bahwa orang itu tidak boleh fasik, bila 
sudah terjadi maka harus diulangi oleh orang lain yang tidak fasik. Al- 
Malikiyah mengatakan bahwa dia harus adil. 
5. Tertib Lafaznya 
Tidak diperbolehkan untuk terbolak-balik dalam mengumandangkan lafadz 
adzan. Urutannya harus benar. Namun para ulama sepakat bahwa untuk 
mengumandangkan adzan tidak disyaratkan harus punya wudhu`, 
menghadap kiblat, atau berdiri. Hukum semua itu hanya sunnah saja, 
tidak menjadi syarat sahnya adzan. 
Disunnahkan orang yang mengumandangkan adzan juga orang yang 
mengumandangkan iqamat. Namun bukan menjadi keharusan yang 
mutlak, lantaran di masa Rasululah SAW, Bilal radhiyallahu ‘anhu 
mengumandangkan adzan dan yang mengumandangkan iqamat adalah 
Abdullah bin Zaid, shahabat Nabi yang pernah bermimpi tentang adzan. 
Dan hal itu dilakukan atas perintah nabi juga. 
E. Sunnah Adzan 
1. Hendaklah muadzin suci dan hadast besar dan kecil. Sebagaimana 
yang telah dijelaskan dalam pembahasan hal-hal yang dianjurkan baginya 
berwudhu’. 
2. Hendaklah ia berdiri menghadap kiblat. Ibnu mundzir berkata sesuatu 
yang telah menjadi ijma’ (kesempatan para ulama) bahwa berdiri ketika 
adzan termasuk sunnah Nabi karena suara bisa lebih keras, dan termasuk 
sunnah juga ketika adzan menghadap ke arah kiblat, sebab para muadzin 
Rasullullah mengumandangkan adzan sambil menghadap kearah kiblat. 
3. Menghadapkan wajah dan lehernya ke sebelah kanan ketika 
mengucapkan ‘Hayya ‘alalfalah’ dan ke sebelah kiri ketika mengucapkan, 
‘Hayya ‘alal falah’, sebagaimana yang telah dijelaskan sebagai berikut :
12 
Dari Abu Juhaifah ia pernah melihat Bilal beradzan, ia berkata, “Kemudian 
saya ikuti mulutnya ketika ke arah sini dan sini dengan adzan tersebut.” 
( Muttafaqun ‘alaih: Fathul Bari II: 114 no: 634, Muslim I : 360 no no: 503, 
‘Aunul Ma’bud II: 219no: 516, Tarmidzi I: 126 no: 197, dan Nasa’I II: 12). 
(Adapun memalingkan dada ke kanan dan ke kiri ketika adzan, maka 
sama sekali tidak dijelaskan dalam sunnah Nabi saw. dan tidak pula 
disebutkan dalam hadits-hadits yang menerangkan menghadapkan leher 
ke sebelah kanan dan ke sebelah kiri. Selesai. Berasal dari kitab Tamamul 
Minnah ha.150) 
4. Memasukkan dua jari ke dalam telinganya, karena ada pernyataan 
Abu Juhaifah: 
Saya melihat Bilal adzan dan berputar serta mengarahkan mulut ke sini 
dan ke sini, sedangkan dua jarinya berada ditelinganya.” (Shahih: Shahih 
Tirmidzi no: 164 dan Sunan Tirmidzi I: 126 no: 197). 
5. Mengeraskan suaranya ketika adzan, sebagaimana yang dijelaskan 
dalam sabda Nabi saw., “Karena sesungguhnya tidaklah akan mendengar 
sejauh suara muadzin, baik jin, manusia, adapun sesuatu yang lain, 
melainkan mereka akan menjadi saksi baginya pada hari kiamat.” (Shahih: 
Shahih Nasa’i no: 625, Fathul Bari H: 87: 609 dan Nasa’i II: 12). 
(Imam Tirmidzi berkata, “Hadits ini Hasan Shahih dan sudah diamalkan 
oleh para ulama’ mereka menganjurkan muadzin memasukkan dua jari 
ke dalam dua telinganya ketika adzan.” selesai) 
6. Di Anjurkan Muadzin Mengucapkan, Dua Kali Takbir Dalam Sekali 
Nafas 
Dari Umar bin Khathab r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Apabila 
muadzin mengucapkan ALLAAHU AKBAR ALLAAHU AKBAR, kemudian 
muadzin mengucapkan, ASYHADU ALMA ILAAHA ILLALLAAH, lalu ia 
mengucapkan (juga), ASYHADU ALMA ILAAHA ILLALLAAI-L…, (Shahih: 
Shahih Abu Daud, no: 527, Muslim 1:289 no: 385 dan ‘Aunul Ma’bud 11: 
228 rio: 523). 
Dalam hadits di atas terkandung isyarat yang jelas bahwa muadzin 
mengucapkan setiap dua takbir dalam sekali nafas, dan orang yang 
mendengar pun menjawabnya seperti itu. (Lihat Syarhu Muslim III: 79). 
7. Dianjurkan Melakukan Tarji’
13 
Tarji’ ialah mengulangi bacaan syahadatain, dua kali pertama dengan 
suara pelan dan dua kali kedua dengan suara keras. (Lihat Syarhu 
Nawawi Muslim III: 81). 
Dari Abu Mahdzurah r.a. bahwa Rasulullah pernah rnengajarinya adzan 
ini: ALLAAHU AKBAR ALLAAHU AKBAR. ASYHADU ALLAA, ILAAHA 
ILLALLAAH ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH, ASYHADU ANNA 
MUHAMMADAR RASULULLAAH ASYHADU ANNA MUHAMMADAR 
RASULULLAAH, Kemudian beliau mengulangi dengan mengucapkan 
(lagi): ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH, ASYHADU ANNA 
MUHAMMADAR RASULULLAAH ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RAS 
ULULLAAH, HAYYA ALASHSHALAAH HAYYA ‘ALASHSHALAAH, 
HAYYA ALAL FALAKH HAYYA ‘ALAL FALAAH, ALLAAHU AKBAR 
ALLAAHU AKBAR, LAA ILAAHA ILLALLAAH. (Shahih: Mukhtashar 
Muslim no: 191 dan Muslim I: 287 no: 379). 
8. Dianjurkan Adzan Pada Awal Masuknya Waxtu Shalat Dan 
Mendahulukan Pada Waktu Shubuh Khususnya 
Dari Jabir bin Samurah, berkata, “Adalah Bilal biasa adzan dengan 
sempurna bila matahari bergeser ke barat, kemudian ia tidak 
mengumandangkan iqamah hingga Nabi saw. keluar kepadanya, maka 
ketika beliau telah keluar ia mengumandangkan iqamah ketika ia 
melihatnya.” (Shahih: Shahih Abu Daud no: 503, al-Fathur Rabbani 111: 
35 no: 283 dan ini lafadz: baginya, Muslim 1: 423 no: 606, Aunul Ma’bud 
II: 241 no: 533 semakna). 
Makna LAA YAKHRUMU ialah mengucapkan lafadz-lafadz adzan dengan 
sempurna tidak ada yang ketinggalan. Demikian menurut Imam 
Syaukani dalam Nailul Authar II:31. 
Dari Ibnu Umar r.a., bahwa nabi bersabda “Sesungguhnya Bilal biasa 
adzan di waktu malam, maka hendaklah kamu makan dan minum hingga 
Ibnu Ummi Makan mengumandangkan adzan.” (Muttafaqun ‘alaih: Fathul 
Bari II: 104 no: 622 dan Muslim II: 768 no: 38dan 1092). 
Nabi sudah menerangkan hikmah didahulukannya adzan shubuh sebelum 
waktunya dengan sabdanya,“Janganlah sekali-kali adzan Bilal mencegah 
salah seorang di antara kamu dan sahumya, karena sesungguhnya ia 
memberitahu -atau beliau bersabda- ia berseru di waktu malam agar 
orang yang biasa bangun malam di antara kamu kembali pulang (ke 
rumahnya) dan untuk membangunkan orang yang sedang tidur nyenyak 
di antara kamu.” (Muttafaqun ‘alaih: Fathul Bari II: 103 no: 621, Muslim 11: 
768 no: 1093 dan ‘Aunul Ma’bud VI: 472 no: 2330).
14 
BAB III 
PEMBAHASAN KEUTAMAAN ADZAN 
(ADZAN,IQOMAH) 
. Ketentuan Adzan dan Iqomah 
a. Pengertian Adzan dan Iqomah 
Kata adzan menurut bahasa artinya sama dengan i'lamu 
yang yang artinya dalam bahasa Indonesia ialah pemberitahuan. 
Sedangkan menurut istilah dalam syari'at islam adzan ialah 
pemberitahuan tentang telah masuk shalat dengan menyebut lafadz-lafadz 
tertentu. Pengertian Iqomah menurut bahasa yaitu menegakkan. 
Sedangkan menurut istilah iqomah berarti pemberitahuan untuk 
mendirikan shalat dengan menyebut lafadz-lafadz tertentu. 
Adzan dan iqomah mulai disyariatkan pada tahun pertama 
Hijriyah. Hukum adzan dan iqomah ialah sunnah muakkad menurut 
kesepakatan para ulama mujtahid. Waktu melaksanakan adzan ialah 
ketika telah masukwaktu shalat dalam rangkamemberitahu kepada kaum 
muslimin bahwa waktu shalat telah tiba dan agar mereka bersia-siap 
untuk melaksanakan shalat dengan berjamaah. Adapun waktu iqamah 
adalah ketika shalat akan dilaksanakan. 
Orang yang mengumandangkan adzan disebut muadzin, dan 
harus orang laki-laki yang berkewajiban mengumandangkan adzan. 
b. Lafadz Adzan Dan Iqomah 
Lafal Adzan 
2x اللهُ أَ أَرُكْبَبَرُرُ أَ اللهُ أَ أَرُكْبَبَرُرُ أَ 
2x أَرُشْبَهَرُدُ أَ أَرُنْبَ لَرُ إِلههَرُ إِلّا ا اللهُ أَ 
2x أَرُشْبَهَرُدُ أَ أَرُنّا ا مُ أَحَرُمَّا ادًا را رَرُسُ أَوللُ أَ اللهُ أَ 
2x حَرُيَّا ا عَرُلَرُى  الهصَّا الَرُةِ 
2x حَرُيَّا ا عَرُلَرُى  الهْبَفَرُلَرُحِ 
1x اللهُ أَ أَرُكْبَبَرُرُ أَ اللهّا اُ أَ أَرُكْبَبَرُرُ أَ 
1x لَرُ إِلههَرُ إِلّا ا اللهُ أَ 
Lafal Iqomah 
1x اللهُ أَ أَرُكْبَبَرُرُ أَ اللهُ أَ أَرُكْبَبَرُرُ أَ 
1x أَرُشْبَه دُ أَ أَرُنْبَ لَرُ إِلههَرُ إِلّا ا اللهُ أَ
15 
1x أَرُشْبَهَرُدُ أَ أَرُنّا ا مُ أَحَرُمَّا ادًا را رَرُسُ أَوللُ أَ اللهُ أَ 
1x حَرُيَّا ا عَرُلَرُى  الهصَّا الَرُةِ 
1x حَرُيَّا ا عَرُلَرُى  الهْبَفَرُلَرُحِ 
1x قَرُدْبَ قَرُاممَرُتِ الهصَّا الَرُةِ 
1x اللهُ أَ أَرُكْبَبَرُرُ أَ اللهّا اُ أَ أَرُكْبَبَرُرُ أَ 
1x لَرُ إِلههَرُ إِلّا ا اللهُ أَ 
c. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Oleh Muadzin 
l Seorang muadzin hendaknya menunaikan adzan dan iqomah dengan suka 
rela bukan karena diupah atau meneriam bayaran. 
l Hendaklah seorang muadzin suaranya nyaring dan bagus agar dapat 
didengan oleh orang banyak dan enak didengar. 
l Seorang muadzin hendaklah orang yang benar-benar mengetahui waktu 
salat. 
l Muadzin harus suci dari hadas besar maupun hadast kecil 
l Hendaklah muadzin berada di tempat yang tinggi agar suaranyalebih 
didengar dan menghadap kiblat. 
l Hendaklah muadzin memasukan dua anak jari kedalam dua telinga ketika 
membaca adzan. 
d. Do'a Setelah Adzan 
الهلهم رب هذه الهللدعولة الهتاممللة والهصَلللة الهقامئمَللة ان سلليدنام محمَللدن الهولسلليلة والهفضلليلة والهشللرف 
والهدرجة الهعاملهية الهرافيه وابعثه الهمَقامم الهمَحمَولدن الهذي وعدته إنك ل تخلف الهمَيعامد 
Setiap hari, selama lima kali kaum muslimin mendengar seruan adzan 
yang berkumandang di masjid-masjid. Adzan ini memberitahukan telah 
masuknya waktu shalat agar manusia-manusia yang tengah sibuk dengan 
pekerjaannya istirahat sejenak memenuhi seruan Allah ‘azza wajalla. 
Demikian pula, yang tengah terlelap tidur menjadi terbangun lantas
16 
berwudhu dan mengenakan pakaian terbaiknya untuk menunaikan shalat 
berjama’ah. 
A. ADZAN 
Adzan, menurut bahasa, berarti mengumumkan sesuatu. Allah SWT 
berfirman : 
"Dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada 
umat manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan 
RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Kemudian jika kamu 
(kaum musyrikin) bertobat, maka bertaubat itu lebih baik bagimu; dan jika 
kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak dapat 
melemahkan Allah. Dan beritakanlah kepada orang-orang kafir (bahwa 
mereka akan mendapat) siksa yang pedih." (QS. at-Taubah : 3) 
Yakni, pemberitauan. Demikian halnya dengan firman-Nya : 
"Jika mereka berpaling, maka katakanlah: "Aku telah menyampaikan 
kepada kamu sekalian (ajaran) yang sama (antara kita) dan aku tidak 
mengetahui apakah yang diancamkan kepadamu itu sudah dekat atau 
masih jauh?" ." (QS. al-Anbiyaa' : 109). 
Artinya, Aku telah beritahu kalian sehingga kita berada pada tingkat yang 
sama dalam hal pengetahuan. 
Dan menurut syariat, adzan berarti pemberitahuan tentang masuknya 
waktu shalat dengan lafaz khusus yang ditetapkan syariat. Disebut 
demikian, karena mu'adzin memberitahu waktu shalat kepada umat 
manusia. Dan disebut nida', karena mu'adzin menyeru dan mengajak 
umat manusia untuk mengerjakan shalat. Allah SWT berfirman :
17 
"Dan apabila kalian (menyeru) untuk (mengerjakan) shalat, mereka 
menjadikan buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena 
mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal." (QS. 
al-Maaidah : 58) 
"Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat 
Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan 
tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu 
mengetahui."(QS. al-Jumu'ah : 9) 
B. IQAMAH 
Iqamah merupakan masdhar dari kata aqaama. Berasal dari iqamatusy 
syai' yang berarti menjadikan sesuatu lurus. 
Sementara menurut syariat, iqamah berarti pemberitahuan akan 
didirikannya shalat wajib dengan lafaz khusus yang ditetapkan syariat. 
Jadi, adzan berarti pemberitahuan waktu shalat, sedang iqamah berarti 
pemberitahuan pelaksanaan shalat. Iqamah ini disebut juga dengan adzan 
kedua atau nida' kedua. 
BAB IV 
KESIMPULAN DAN SARAN 
A. KESIMPULAN 
Keutamaan adzan dan iqomah antara lain dapat dikemukakan 
bahwa para muadzdzin adalah orang orang yang paling panjang lehernya 
sebagai kiasan bagi kegantungan tubuh muadzin pada hari kiamat.
18 
Sebab disyariatkan adzan dan iqomah ialah ketika nabi Muhammad saw 
sampai di madinah belau mendapatkan kesulitan untuk memberitahu pada 
kaum muslimin tentang masuk waktu sholat. 
B. SARAN-SARAN 
Demikian makalah ini kami buat kiranya dari penulis masih sangat 
jauh dari baik apalagi sempurna sebagai manusia pasti dalam penjelasan 
ini masih banyak ditemukan kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu 
kami minta maaf serta mohon kritik dan saran dari semua pihak pada 
umumnya dan dari dosen pengampu sacara khususnya supaya kedepan 
dapat lebih baik.Amin. 
DAFTAR PUSTAKA 
Abdurrahman,M. Imaduddin, (1989). Tauhid, Bandung, Pustaka Salman 
Farid Miftah, (1991), Pokok-pokok Ajaran Islam, Bandung, Pustaka 
Nasution, Harun, (1985), Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya (1), 
Jakarta, UI-Press 
Rakhmat, Jalaludin, (2004), Psikologi Agama Sebagai Pengantar, 
Bandung, Mizan
19 
KATA PENGANTAR 
i 
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat 
danhidayahnya pada kita semua sehingga kami selaku penulis dapat
20 
menyelesaikanmakalah ini tanpa halangan suatu apa.Makalah yang kami 
tulis mengangkat judul “Sejarah dan keutamaan adzan” 
Makalah ini membahas konsep-konsep yang mendasari agama 
islam. 
Selama pembuatan makalah ini tentunya penulis melibatkan 
bantuan banyak pihak. Yang pertama kami selaku penulis berterima kasih 
kepada dosen mata kuliah agama islam yang telah banyak membimbing 
kami hinggakami mampu menyelesaikan makalah ini. Yang kedua kami 
juga berterima kasih kepada rekan-rekan yang telah banyak membantu 
dan mendukung kami. 
Tidak lupa pula kami mohon maaf jika masih terdapat 
banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Kritik dan saran 
senantiasa kami terimademi kesempurnaan makalah ini.Harapan kami, 
makalah ini dapat berguna bagi dunia pendidikan diIndonesia. 
Penyusun dan Penulis, 
FAJAR DWIPANGESTU 
NIM. 10213067 
· DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR …………………………………………………….. i 
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ii 
BAB I PENDAHULUAN 
G. Latar Belakang ………………………………………. 1 
H. Rumusan Masalah .……………………………………… 2
21 
I. Tujuan ………………………………………. 3 
J. Ruang Lingkup ………………………………………. 3 
K. Metodologi Penulisan ………………………………………. 4 
L. Sistimatika Penulisan ………………………………………. 4 
BAB II KERANGKA DASAR AJARAN ISLAM 
A. Adzan dari segi bahasa……………………………………….. 6 
B. Pensyariatan ……………………………………….. 6 
C. Hukum ..……………………………………… 10 
D. Syarat adzan ……………………………………… 10 
E. Sunnah adzan ……………………………………….. 11 
BAB III PEMBAHASAN KERANGKA DASAR ISLAM (AQIDAH, 
SYARIAH, AKHLAK) 
A. Pengertian adzan dan iqomah…………………………… 14 
B. Lafadz adzan dan iqomah …………………………… 14 
C. Hal yang harus di perhatikan muadzin…………………. 15 
D. Do’a setelah adzan ………………………………………. 18 
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 
C. Kesimpulan ……………………………………………………. 18 
D. Saran-saran .…………………………………………………. 18 
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 19 
KEUTAMAAN ADZAN 
ii 
MAKALAH 
Disampaikan untuk memenuhi tugas Dari Mata Kuliah 
Agama dan etika Yang disampaikan 
Oleh Prof. Dr. H.Sofyan Sauri,M.Pd.
22 
FAJAR DWIPANGESTU 
NIM. 10213067 
JURUSAN ILMU KOMPUTER 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA 
UNIKOM 
BANDUNG 2014

More Related Content

What's hot

Dasar - Dasar Islam
Dasar  - Dasar Islam Dasar  - Dasar Islam
Dasar - Dasar Islam Dhewiie Whiee
 
Tasawuf
TasawufTasawuf
Tasawufatiyu
 
Materi sumber-hukum-islam pdf
Materi sumber-hukum-islam pdfMateri sumber-hukum-islam pdf
Materi sumber-hukum-islam pdfagyana_nadian
 
Aqidah Islam
Aqidah IslamAqidah Islam
Aqidah IslamZara Neur
 
Power point kerangka dasar agama islam
Power point kerangka dasar agama islamPower point kerangka dasar agama islam
Power point kerangka dasar agama islamraden aisyah
 
Asal usul dan karakteristik tasawuf
Asal usul dan karakteristik tasawufAsal usul dan karakteristik tasawuf
Asal usul dan karakteristik tasawufTazkia Tata
 
sumber ajaran islam
sumber ajaran islamsumber ajaran islam
sumber ajaran islamOnlly Aisah
 
Materi Lengkap Al - Qur'an dan Hadist PAI Kelas X
Materi Lengkap Al - Qur'an dan Hadist PAI Kelas XMateri Lengkap Al - Qur'an dan Hadist PAI Kelas X
Materi Lengkap Al - Qur'an dan Hadist PAI Kelas XAulia Mala
 
Powerpoint slide master. oleh afdal kelas x mia 1
Powerpoint slide master. oleh afdal kelas x mia 1Powerpoint slide master. oleh afdal kelas x mia 1
Powerpoint slide master. oleh afdal kelas x mia 1Afdhal M
 
pengenalan tarekat
pengenalan tarekatpengenalan tarekat
pengenalan tarekatLela Warni
 
Sumber Hukum Islam Al-Qur'an dan Hadits
Sumber Hukum Islam Al-Qur'an dan HaditsSumber Hukum Islam Al-Qur'an dan Hadits
Sumber Hukum Islam Al-Qur'an dan HaditsHana Medina
 
3 sumber hukum islam
3 sumber hukum islam3 sumber hukum islam
3 sumber hukum islamayub99
 

What's hot (20)

Tasawuf
TasawufTasawuf
Tasawuf
 
Dasar - Dasar Islam
Dasar  - Dasar Islam Dasar  - Dasar Islam
Dasar - Dasar Islam
 
Tasawuf
TasawufTasawuf
Tasawuf
 
Sumber ajaran islam
Sumber ajaran islamSumber ajaran islam
Sumber ajaran islam
 
Materi sumber-hukum-islam pdf
Materi sumber-hukum-islam pdfMateri sumber-hukum-islam pdf
Materi sumber-hukum-islam pdf
 
Aqidah Islam
Aqidah IslamAqidah Islam
Aqidah Islam
 
Konsep Dasar Tasawuf
Konsep Dasar TasawufKonsep Dasar Tasawuf
Konsep Dasar Tasawuf
 
Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"
Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"
Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"
 
islam dan tasawuf
islam dan tasawufislam dan tasawuf
islam dan tasawuf
 
Power point kerangka dasar agama islam
Power point kerangka dasar agama islamPower point kerangka dasar agama islam
Power point kerangka dasar agama islam
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Asal usul dan karakteristik tasawuf
Asal usul dan karakteristik tasawufAsal usul dan karakteristik tasawuf
Asal usul dan karakteristik tasawuf
 
Aqidah dalam islam
Aqidah dalam islamAqidah dalam islam
Aqidah dalam islam
 
Dalil dalil syara'
Dalil dalil syara'Dalil dalil syara'
Dalil dalil syara'
 
sumber ajaran islam
sumber ajaran islamsumber ajaran islam
sumber ajaran islam
 
Materi Lengkap Al - Qur'an dan Hadist PAI Kelas X
Materi Lengkap Al - Qur'an dan Hadist PAI Kelas XMateri Lengkap Al - Qur'an dan Hadist PAI Kelas X
Materi Lengkap Al - Qur'an dan Hadist PAI Kelas X
 
Powerpoint slide master. oleh afdal kelas x mia 1
Powerpoint slide master. oleh afdal kelas x mia 1Powerpoint slide master. oleh afdal kelas x mia 1
Powerpoint slide master. oleh afdal kelas x mia 1
 
pengenalan tarekat
pengenalan tarekatpengenalan tarekat
pengenalan tarekat
 
Sumber Hukum Islam Al-Qur'an dan Hadits
Sumber Hukum Islam Al-Qur'an dan HaditsSumber Hukum Islam Al-Qur'an dan Hadits
Sumber Hukum Islam Al-Qur'an dan Hadits
 
3 sumber hukum islam
3 sumber hukum islam3 sumber hukum islam
3 sumber hukum islam
 

Viewers also liked

Viewers also liked (6)

Kerangka Dasar Agama Islam
Kerangka Dasar Agama IslamKerangka Dasar Agama Islam
Kerangka Dasar Agama Islam
 
kerangka dasar ajaran islam
kerangka dasar ajaran islamkerangka dasar ajaran islam
kerangka dasar ajaran islam
 
kerangka dasar ajaran islam
kerangka dasar ajaran islamkerangka dasar ajaran islam
kerangka dasar ajaran islam
 
H viii akhlakul karimah
H viii akhlakul karimahH viii akhlakul karimah
H viii akhlakul karimah
 
Fiqh azan iqamat
Fiqh azan iqamatFiqh azan iqamat
Fiqh azan iqamat
 
Dinul Islam
Dinul IslamDinul Islam
Dinul Islam
 

Similar to MEMAHAMI MAKNA ADZAN

Fungsi hadits dalam ajaran islam
Fungsi hadits dalam ajaran islamFungsi hadits dalam ajaran islam
Fungsi hadits dalam ajaran islamSri Wiji Lestari
 
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...Zukét Printing
 
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...Zukét Printing
 
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdf
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdfAl-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdf
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdfZukét Printing
 
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.docx
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.docxAl-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.docx
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.docxZukét Printing
 
Pertemuan 7 sumber hukum islam part.1
Pertemuan 7 sumber hukum islam part.1Pertemuan 7 sumber hukum islam part.1
Pertemuan 7 sumber hukum islam part.1yadilia
 
Makalah Ushul Fiqh As-Sunnah
Makalah Ushul Fiqh As-SunnahMakalah Ushul Fiqh As-Sunnah
Makalah Ushul Fiqh As-Sunnahindah pertiwi
 
Usul fiqh, hadith.
Usul fiqh, hadith.Usul fiqh, hadith.
Usul fiqh, hadith.jimoh370
 
paibab1kelas7-230626044102-e5336463.pptx
paibab1kelas7-230626044102-e5336463.pptxpaibab1kelas7-230626044102-e5336463.pptx
paibab1kelas7-230626044102-e5336463.pptxNurfitriah26
 
Khutbah Nuzulul Quran & Lailatul Qadar.docx
Khutbah Nuzulul Quran & Lailatul Qadar.docxKhutbah Nuzulul Quran & Lailatul Qadar.docx
Khutbah Nuzulul Quran & Lailatul Qadar.docxWollKopones
 
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'Haristian Sahroni Putra
 
MAKALAH USUL FIQIH KELOMPOK II.docx
MAKALAH USUL FIQIH KELOMPOK II.docxMAKALAH USUL FIQIH KELOMPOK II.docx
MAKALAH USUL FIQIH KELOMPOK II.docxGilankSantosa
 

Similar to MEMAHAMI MAKNA ADZAN (20)

Revisi pid klmpk 5
Revisi pid klmpk 5Revisi pid klmpk 5
Revisi pid klmpk 5
 
Tafsir al-fatihah
Tafsir al-fatihahTafsir al-fatihah
Tafsir al-fatihah
 
Fungsi hadits dalam ajaran islam
Fungsi hadits dalam ajaran islamFungsi hadits dalam ajaran islam
Fungsi hadits dalam ajaran islam
 
Panduan menghafaz al
Panduan menghafaz alPanduan menghafaz al
Panduan menghafaz al
 
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
 
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
 
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdf
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdfAl-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdf
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdf
 
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.docx
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.docxAl-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.docx
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.docx
 
PAI-IX-Shalat Sunnah
PAI-IX-Shalat SunnahPAI-IX-Shalat Sunnah
PAI-IX-Shalat Sunnah
 
Pertemuan 7 sumber hukum islam part.1
Pertemuan 7 sumber hukum islam part.1Pertemuan 7 sumber hukum islam part.1
Pertemuan 7 sumber hukum islam part.1
 
Makalah Ushul Fiqh As-Sunnah
Makalah Ushul Fiqh As-SunnahMakalah Ushul Fiqh As-Sunnah
Makalah Ushul Fiqh As-Sunnah
 
Usul fiqh, hadith.
Usul fiqh, hadith.Usul fiqh, hadith.
Usul fiqh, hadith.
 
paibab1kelas7-230626044102-e5336463.pptx
paibab1kelas7-230626044102-e5336463.pptxpaibab1kelas7-230626044102-e5336463.pptx
paibab1kelas7-230626044102-e5336463.pptx
 
Bab 3 quran hadis pedoman hidup 2
Bab 3 quran hadis pedoman hidup 2Bab 3 quran hadis pedoman hidup 2
Bab 3 quran hadis pedoman hidup 2
 
Khutbah Nuzulul Quran & Lailatul Qadar.docx
Khutbah Nuzulul Quran & Lailatul Qadar.docxKhutbah Nuzulul Quran & Lailatul Qadar.docx
Khutbah Nuzulul Quran & Lailatul Qadar.docx
 
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
 
Hadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan DiroyahHadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan Diroyah
 
Makalah shalat 2
Makalah shalat 2Makalah shalat 2
Makalah shalat 2
 
Makalah shalat 2
Makalah shalat 2Makalah shalat 2
Makalah shalat 2
 
MAKALAH USUL FIQIH KELOMPOK II.docx
MAKALAH USUL FIQIH KELOMPOK II.docxMAKALAH USUL FIQIH KELOMPOK II.docx
MAKALAH USUL FIQIH KELOMPOK II.docx
 

MEMAHAMI MAKNA ADZAN

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN Ilmu usul fiqh adalah ilmu yang sangat diperlukan bagi seorang muslim yang ingin mengetahui dan mengistimbatkan hukum dari dalil dalil syar’i , terutama lagi untuk mengetahui hukum hukum dari peristiwa atau hal baru yang tidak terjadi pada masaRasulullah saw. Karena zaman selalu berkembang sedangkan Al-Qur’an dan Alhadist sudah tidak akan ada penambahan dan perubahan karena memang segalanya sudah tercakup didalam Alqur’an. Selanjutnya bahwa ilmu fiqh merupakan ilmu yang diperlukan oleh seorang mujtahid dalam penjelasannya terhadap nash –nash dan menemukan hukun yang tidak ada nashya. Kali ini kami akan membahas tentang adzan dan iqomah, salat berjammah, makmum masbuk ,dan cara mengingatkan imam yang lupa. adzan dan iqomah mulai disyariatkan pada tahun hijrah. Hukum adzan dan iqomah adalah sunnat muakkad menurut kesepakatan para ulama mujtahidin, kecuali Ahmad bin Hanbal. Dari sisi lain ulama Syafiiyah menyatakan sunnah kifayah, jika dalam keadaan sendirian maka hukum adzan menjadi sunnah.adzan hanya disunahkan untuk salat fardu lima waktu. Oleh sebab itu tidak disunahkan adzan untuk salat jenazah, salat nadzar dan salat sunnah. Kalau kita perhatikan wacana ibadah dalam Islam, khususnya shalat berjamaah, selain membentuk hubungan keatas( vertikal) , juga membentuk ring ring atau lingkaran sosial( horosontal) dengan sesamanya. A. LATAR BELAKANG Secara syariat adzan mulai di perintahkan pada tahun kedua Hijriah. Pada suatu hari Nabi Muhammad SAW mengumpulkan para sahabat untuk memusyawarahkan bagaimana cara memberitahu
  • 2. 2 masuknya waktu shalat dan mengajak orang banyak agar berkumpul ke masjid untuk melakukan shalat berjamaah. Saat itulah muncul usulan dari Umar bin Khattab bagaimana bila ditunjuk seseorang yang bertindak sebagai pemanggil kaum muslimin pada setiap masuknya waktu shalat. Kemudian saran ini bisa diterima oleh semua orang dan Nabi Muhammad SAW juga menyetujuinya. Secara hakikat adzan adalah pemberitahuan bahwa waktu shalat telah tiba dengan menggunakan kalimat yang telah ditentukan. Karena berfungsi sebagai pemberitahuan, selayaknya adzan dikumandangkan agar dapat menjangkau tempat yang jauh dan di dengar oleh khalayak, misalnya dengan memakai pengeras suara atau yang lainya. Namun, seiring berjalannya waktu, visualisasi adzan semakin berkembang dan kini bukan saja seruan atau ajakan orang untuk shalat ke masjid, melainkan lebih jauh dari itu visualisasi tersebut ditampilkan sebagai bentuk usaha untuk ‘menyeru’ hal-hal yang berkaitan dengan sikap, sebagai bentuk hikmah atau prilaku positif dari ibadah shalat. Sebab berdasarkan ajaran Islam, prilaku positif inilah yang juga diharapkan dapat mampu mewarnai kehidupan manusia di samping ibadah secara langsung kepada Allah SWT. Sehingga makna dan keterkaitan isi adzan dengan prilaku dalam berkehidupan ini dapat dipahami oleh segenap umat Islam ketika mendengar dan menyaksikan setiap kali adzan di kumandangkan. Dengan demikian, adzan bukan sekadar diterima sebgai kalimat belaka. Bahkan, lebih jauh dari itu adzan dapat dipahami dan diresapi maknanya. Pemahaman ini akan terjadi jika makna adzan dikaitkan dengan realitas kehidupan manusia. Pada hakikatnya makna dari suatu ibadah mesti memberikan manfaat dalam kehidupannya.
  • 3. 3 Karena alasan itulah, pemaparan makna dari lafal-lafal adzan dirasa penting sebagai usaha untuk memberikan kontribusi terhadap pemahaman masyarakat. Sehingga kehadiran buku ini diharapkan dapat menjadi panduan singkat untuk lebih memahami makna dari setiap lafal adzan dan keterkaitannya dengan satu atau beberapa unsur dalam realitas kehidupan sehari-har B. RUMUSAN MASALAH Menjelaskan keutamaa azdan dan iqomah C. TUJUAN Diharapkan dalam makalah ini mampu menarik minat baca masyarakat umum, tentang pesan yang disampaikan didalamnya dengan tepat. D. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN Islam merupakan agama samawi yang memiliki ajaran yang sangat sempurna. Semua masalah diatur dalam Islam, sehingga tidak ada satu pun masalah yang tidak ada ketentuannya dalam Islam. Kesempurnaan Islam ini ditunjang oleh ketiga sumber ajarannya, yakni al- Quran dan Sunnah sebagai sumber ajaran pokoknya serta ijtihad sebagai sumber penegkapnya. Untuk memahami ajaran Islam secara keseluruhan memang dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Tidak banyak umat Islam yang mengetahui ajaran Islam secara menyeluruh, bahkan masih banyak umat Islam yang hanya menganut Islam secara formal saja dan sama sekali tidak mengetahui ajaran Islam. Untuk mendasari pemahaman Islam yang lebih luas, perlu dipahami dulu dasar-dasar Islam atau yang sering disebut kerangka dasar ajaran Islam. Dengan memahami kerangka dasar ini, seseorang dapat memahami gambaran ajaran Islam secara keseluruhan. Masalah inilah yang akan diuraikan di bawah ini secara singkat. Dengan uraian singkat
  • 4. 4 ini diharapkan para pembaca, khususnya mahasiswa, memiliki pemahaman dasar tentang ajaran Islam. E. METODA PENULISAN Metodologi dalam penulisan dan pembahasan makalah ini penulis menggunakan Metoda Penulisan Study Literatur. Penulis mengkaji dan berusaha memahami Kerangka Dasar Ajaran Islam ini, dengan berbagai Persfektif yang penulis anggap dapat mendekati pemahaman yang dapat penulis (sebagai Mahasiswa) dapat serap sebagai suatu landasan pemahaman terhadap ke Islaman yang diharapkan. F. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika yang digunakan penulis diantaranya sebagai berikut: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan D. Ruang Lingkup E. Metodologi Penulisan F. Sistimatika Penulisan BAB II KEUTAMAAN ADZAN A. Adzan dari segi bahasa B. pensyariatan C. Hukum D. Syarat adzan E. Sunnah adzan
  • 5. 5 BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Adzan dan Iqomah B. Lafadz Adzan Dan Iqomah C. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Oleh Muadzin D. Doa setelah adzan BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA
  • 6. 6 BAB II KEUTAMAAN ADZAN A. Adzan dari segi bahasa Adzan dari segi bahasa berarti pengumuman, permakluman atau pemberitahuan. Sebagaimana ungkapan yang digunakan ayat Al-Quran Al-Kariem berikut ini : وَانأَانذَاناننٌ مِنَان انللَّهِ وَانرَانسُولوللِهِ إِلَانى انلنَّهاسِسِ يَانولْمَمَان انلْمَحَانجِّ انلكْمَبَانرِ أَاننَّه انللَّهَان بَانرِيءءٌ مِنَان انلْمَمُولشْمَرِكِيننَان وَانرَانسُولوللُولهُول Dan suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul- Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin.(QS. At-Taubah : 3) Selain itu, adzan juga bermakna seruan atau panggilan. Makna ini digunakan ketika Nabi Ibrahim ‘alaihissalam diperintahkan untuk memberitahukan kepada manusia untuk melakukan ibadah haji. وَانأَانذِّ نْمَ فِي انلنَّهاسِسِ بِاسِلْمَحَانجِّ يَانأْمَتُولولكَان رِجَاناسِلً و وَانعَانلَانى كُوللِّ ضَاناسِمِرٍ ي يَانأْمَتِيننَان مِنْمَ كُوللِّ فَانجٍّ عَانمِينقٍ ي Dan panggillah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. (QS. Al-Hajj : 27) Secara syariat, definisi adzan adalah perkataan tertentu yang bergun memberitahukan masuknya waktu shalat yang fardhu. Dalam kitab Nailul Authar disebutkan definisi adzan yaitu pengumuman atas waktu shalat dengan lafaz-lafaz tertentu. B. Pensyariatan Adzan disyariatkan dalam Islam atas dasar dalil dari Al-Quran, As-sunnah dan ijma` para ulama. 1. Al-Quran وَانإِذَانان نَاناسِدَانيْمَتُولمْمَ إِلَانى انلصَّهلاةةِ انتَّهخَانذُولوهَاناسِ هُولزُولوً وان وَانلَانعِبً واسِ ذَانلِكَان بِأَاننَّههُولمْمَ قَانولْمَمٌ ل يَانعْمَقِلُولولنَان Dan apabila kamu menyeru untuk shalat, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal. (QS. Al-Maidah : 58)
  • 7. 7 2. Sunnah : عَنْ م مَاللِ بكِ ب بْ منِ ب الْ محُوَوَيْ مرِ بثِ ب قَاللَ : قَاللَ لَنَال النَّبِ بيُّ وَإِ بذَا حَضَرَتِ ب الصَّلاَةُوَ فَلْ ميُوَؤَذِّننْ م لَكُوَمْ م أَحَدُوَكُوَمْ م أَخْ مرَجَهُوَ السَّبْ معَةُوَ Dari Malik bin Huwairits radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda kepada kami,”Bila waktu shalat telah tiba, hendaklah ada dari kamu yang beradzan”.(HR . Bukhari dan Muslim) عَنْ م عَبْ مدِ ب اللَِّ ب بْ منِ ب زَيْ مدِ ب بْ منِ ب عَبْ مدِ ب رَبِّنهِ ب قَاللَ: طَالفَ بِ بي -وَأَنَال نَالئِ بمٌ ف- رَجُوَلٌ ف فَقَاللَ: تَقُوَولُوَ: اَللَُّوَ أَكْ مبَرَ اللَِّ ب أَكْ مبَرُوَ فَذَكَرَ الذَانَ – بِ بتَرْ مبِ بيع التَّكْ مبِ بيرِ ب بِ بغَيْ مرِ ب تَرْ مجِ بيعٍ و القَالمَةَ فُوَرَادَى إِ بلَّ قَدْ م قَالمَتِ ب الصَّلاةُوَ – قَاللَ: فَلَمَّال أَصْ مبَحْ متُوَ أَتَيْ مييتُوَ رَسُوَييولَ اللَِّ بيي .فَقَاللَ: إِ بنَّهَال لَرُوَؤْ ميَال حَقٍّ. Dari Abdullah bin Zaid bin Abdirabbihi berkata,”Ada seorang yang mengelilingiku dalam mimpi dan berseru : “Allahu akbar alahu akbar”, dan (beliau) membacakan adzan dengan empat takbir tanpa tarji’, dan iqamah dengan satu-satu, kecuali qad qamatishshalah”. Paginya Aku datangi Rasulullah SAW, maka beliau bersabda,”Itu adalah mimpi yang benar. (HR . Ahmad dan Abu Daud) Selain itu, adzan bukan hanya ditetapkan hanya dengan mimpi sebagian shahabat saja, melainkan Rasululah SAW juga diperlihatkan praktek adzan ketika beliau diisra`kan ke langit. Dari al-Bazzar meriwayatkan bahwa Nabi SAW diperlihatkan dan diperdengarkan kepadanya di malam Isra` di atas 7 lapis langit. Kemudian Jibril memintanya maju untuk mengimami penduduk langit, dimana disana ada Adam ‘alaihissalam dan Nuh ‘alaihissalam Maka Allah menyempurnakan kemuliaannya di antara para penduduk langit dan bumi. Namun hadits ini riwayatnya teramat lemah dan gharib. Riwayat yang shahih adalah bahwa adzan pertama kali dikumandangkan di Madinah sebagai-mana hadits Ibnu Umar yang diriwayatkan oleh Muslim. 3. Keutamaan Salah satu tanda sempurnanya syari’at Islam ini adalah memberi dorongan kepada ummatnya untuk melaksanakan ibadah dengan menyebutkan keutamaan ibadah tersebut. Begitu pula adzan, banyak riwayat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjelaskan
  • 8. 8 tentang keutamaan adzan dan orang yang menyerukan adzan (muadzin). Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, إِ بذَا نُوَوْ مدِ بيَ لِ بلصَّلاَةِ ب أَدْ مبَرَ الشََّيْ مطَالنُوَ وَلَهُوَ ضُوَرَاطٌ ف، حَتَّى ل لَ يَسْ ميمَعَ التَّيأْ مذِ بيْ منَ، فَيإِ بذَا قَضَيى ل النِّنيدَاءَ أَقْ مبَيلَ حَتَّيى ل إِ بذَا ثَوَّبَ بِ باللصَّلاَةِ ب أَدْ مبَر ”Apabila diserukan adzan untuk shalat, syaitan pergi berlalu dalam keadaan ia kentut hingga tidak mendengar adzan. Bila muadzin selesai mengumandangkan adzan, ia datang hingga ketika diserukan iqamat ia berlalu lagi …” (HR. Bukhari no. 608 dan Muslim no. 1267) Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu juga, ia mengabarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, لَوْ م يَعْ ملَمُوَ النَّالسُوَ مَال فِ بي النِّندَاءِ ب وَالصَّفِِّن الْ مَوَّلِ ب ثُوَمَّ لَمْ م يَجِ بدُوَوا إِ بلَّ أَنْ م يَسْ متَهِ بمُوَوْ ما عَلَيْ مهِ ب لَسْ متَهَمُوَوْ ما ”Seandainya orang-orang mengetahui besarnya pahala yang didapatkan dalam adzan dan shaf pertama kemudian mereka tidak da patmemperolehnya kecuali dengan undian niscaya mereka rela berun di untuk mendapatkannya…” (HR. Bukhari no. 615 dan Muslim no. 980) Muawiyah radhiallahu ‘anhu berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, الْ ممؤَذِّننُوَوْ منَ أَطْ موَلُوَ النَّالسِ ب أَعْ منَالقًاال يَوْ ممَ الْ مقِ بيَالمَةِ ب ”Para muadzin adalah orang yang paling panjang lehernya pada hari kiamat.” (HR. Muslim no. 850) Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu mengabarkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, لَ يَسْ ممَعُوَ مَدَى صَوْ متِ ب الْ ممُوَؤَذِّننِ ب جِ بنّ وَ وَلَ إِ بنْ مسٌ ف وَلَ شَيْ مءٌ ف إِ بلَّ شَهِ بدَ لَهُوَ يَوْ ممَ الْ مقِ بيَالمَةِ ب ”Tidaklah jin dan manusia serta tidak ada sesuatu pun yang mendengar suara lantunan adzan dari seorang muadzin melainkan akan menjadisaksi kebaikan bagi si muadzin pada hari kiamat.” (HR. Bukhari no. 609) Ibnu ’Umar radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, يُوَغْ مفَرُوَ لِ بلْ ممْ مؤَذِّننِ ب مُوَنْ متَهَى ل أَذَانِ بهِ ب وَيَسْ متَغْ مفِ برُوَ لَهُوَ كُوَلُّ رَطْ مبٍ وَيَالبِ بسٍ سَمِ بعَهُوَ
  • 9. 9 ”Diampuni bagi muadzin pada akhir adzannya. Dan setiap yang basah atau pun yang kering yang mendengar adzannya akan memintakanampun untuknya.” (HR. Ahmad 2: 136. Syaikh Ahmad Syakir berkata bahwa sanad hadits ini shahih) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan para imam dan muadzin, اللَّهُوَمَّ أَرْ مشِ بدِ ب الَْ مئِ بمَّة وَاغْ مفِ برْ م لِ بلَمْ مؤَذِّننِ بيْ منَ ”Ya Allah berikan kelurusan bagi para imam dan ampunilah para muadzin.” (HR. Abu Dawud no. 517 dan At- Tirmidzi no. 207, dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa’ no. 217) Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, الْ مِ بمَالمُوَ ضَالمِ بنٌ ف وَالْ ممُوَؤَذِّننُوَ مُوَؤْ متَمَنٌ ف، فَأَرْ مشَدَ اللُوَ الَْ مئِ بمَّة وَعَفَال عَنِ ب المْ مؤَذِّننِ بيْ منَ “Imam adalah penjamin sedangkan muadzin adalah orang yang diamanahi. Semoga Allah memberikan kelurusan kepada para imam danmemaafkan paramuadzin.” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya no.1669, dan hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahih At-Targhib wat Tarhib no. 239) (lihat Shahih Fiqih Sunnah, Bab Adzan) Demikianlah keutamaan-keutamaan yang terdapat pada adzan dan muadzin. Semoga kita termasuk dari golongan orang-orang yang ketika mendengar sebuah hadits, segera mengamalkannya. Wallahu a’lam C. Hukum Hukum adzan menurut jumhur ulama selain al-Hanabilah adalah sunnah muakkadah, yaitu bagi laki-laki yang dikerjakan di masjid untuk shalat wajib 5 waktu dan juga shalat Jumat.
  • 10. 10 Sedangkan selain untuk shalat tersebut, tidak disunnahkan untuk mengumandangkan adzan, misalnya shalat Iedul Fithri, shalat Iedul Adha, shalat tarawih, shalat jenazah, shalat gerhana dan lainnya. Sebagai gantinya digunakan seruan dengan lafaz “Ash-shalatu jamiatan” ( الصييلاة جالمعة ). Sebagaimana dijelaskan di dalam hadits berikut : Dari Abdullah bin Amru radhiyallahu ‘anhu bahwa telah terjadi gerhana matahari di masa Rasulullah SAW, maka kepada orang-orang diserukan : “Ash-shalatu Jami`ah”.(HR. Bukhari dan Muslim) Sedangkan bagi jamaah shalat wanita, yang dianjurkan hanyalah iqamat saja tanpa adzan menurut As-Syafi`iyah dan Al-Malikiyah. Oleh sebab untuk menghindari fitnah dengan suara adzan wanita. Bahkan iqamat pun dimakruhkan oleh al-Hanafiyah. D. Syarat Adzan Untuk dibenarkannya adzan, maka ada beberapa syarat yang harus terpenuhi sebelumnya. Diantara syarat-syarat adzan adalah : 1. Telah Masuk Waktu Bila seseorang mengumandangkan adzan sebelum masuk waktu shalat, maka adzannya itu haram hukumnya sebagaimana telah disepakati oleh para ulama. Dan bila nanti waktu shalat tiba, harus diulang lagi adzannya. Kecuali adzan shubuh yang memang pernah dilakukan 2 kali di masa Rasulllah SAW. Adzan yang pertama sebelum masuk waktu shubuh, yaitu pada 1/6 malam yang terakhir. Dan adzan yang kedua adalah adzan yang menandakan masuknya waktu shubuh, yaitu pada saat fajar shadiq sudah menjelang. 2. Harus Berbahasa Arab Adzan yang dikumandangkan dalam bahasa selain arab tidak sah. Sebab adzan adalah praktek ibadah yang bersifat ritual, bukan semata-mata panggilan atau menandakan masuknya waktu shalat. 3. Tidak Bersahutan Bila adzan dilakukan dengan cara sambung menyambung antara satu orang dengan orang lainnya dengan cara bergantian, hukumnya tidak sah.
  • 11. 11 Sedangkan mengumandangkan adzan dengan beberapa suara vokal secara berberengan, dibolehkan hukumnya dan tidak dimakruhkan sebagaimana dikatakan Ibnu Abidin. Hal ini pertama kali dilakukan oleh Bani Umayyah. 4. Muslim, Laki, Akil Baligh. Adzan tidak sah bila dikumandangkan oleh non-muslim, wanita, orang tidak waras atau anak kecil. Sebab mereka semua bukan orang yang punya beban ibadah. Bahkan Al-Hanafiyah mensyaratkan bahwa orang itu tidak boleh fasik, bila sudah terjadi maka harus diulangi oleh orang lain yang tidak fasik. Al- Malikiyah mengatakan bahwa dia harus adil. 5. Tertib Lafaznya Tidak diperbolehkan untuk terbolak-balik dalam mengumandangkan lafadz adzan. Urutannya harus benar. Namun para ulama sepakat bahwa untuk mengumandangkan adzan tidak disyaratkan harus punya wudhu`, menghadap kiblat, atau berdiri. Hukum semua itu hanya sunnah saja, tidak menjadi syarat sahnya adzan. Disunnahkan orang yang mengumandangkan adzan juga orang yang mengumandangkan iqamat. Namun bukan menjadi keharusan yang mutlak, lantaran di masa Rasululah SAW, Bilal radhiyallahu ‘anhu mengumandangkan adzan dan yang mengumandangkan iqamat adalah Abdullah bin Zaid, shahabat Nabi yang pernah bermimpi tentang adzan. Dan hal itu dilakukan atas perintah nabi juga. E. Sunnah Adzan 1. Hendaklah muadzin suci dan hadast besar dan kecil. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam pembahasan hal-hal yang dianjurkan baginya berwudhu’. 2. Hendaklah ia berdiri menghadap kiblat. Ibnu mundzir berkata sesuatu yang telah menjadi ijma’ (kesempatan para ulama) bahwa berdiri ketika adzan termasuk sunnah Nabi karena suara bisa lebih keras, dan termasuk sunnah juga ketika adzan menghadap ke arah kiblat, sebab para muadzin Rasullullah mengumandangkan adzan sambil menghadap kearah kiblat. 3. Menghadapkan wajah dan lehernya ke sebelah kanan ketika mengucapkan ‘Hayya ‘alalfalah’ dan ke sebelah kiri ketika mengucapkan, ‘Hayya ‘alal falah’, sebagaimana yang telah dijelaskan sebagai berikut :
  • 12. 12 Dari Abu Juhaifah ia pernah melihat Bilal beradzan, ia berkata, “Kemudian saya ikuti mulutnya ketika ke arah sini dan sini dengan adzan tersebut.” ( Muttafaqun ‘alaih: Fathul Bari II: 114 no: 634, Muslim I : 360 no no: 503, ‘Aunul Ma’bud II: 219no: 516, Tarmidzi I: 126 no: 197, dan Nasa’I II: 12). (Adapun memalingkan dada ke kanan dan ke kiri ketika adzan, maka sama sekali tidak dijelaskan dalam sunnah Nabi saw. dan tidak pula disebutkan dalam hadits-hadits yang menerangkan menghadapkan leher ke sebelah kanan dan ke sebelah kiri. Selesai. Berasal dari kitab Tamamul Minnah ha.150) 4. Memasukkan dua jari ke dalam telinganya, karena ada pernyataan Abu Juhaifah: Saya melihat Bilal adzan dan berputar serta mengarahkan mulut ke sini dan ke sini, sedangkan dua jarinya berada ditelinganya.” (Shahih: Shahih Tirmidzi no: 164 dan Sunan Tirmidzi I: 126 no: 197). 5. Mengeraskan suaranya ketika adzan, sebagaimana yang dijelaskan dalam sabda Nabi saw., “Karena sesungguhnya tidaklah akan mendengar sejauh suara muadzin, baik jin, manusia, adapun sesuatu yang lain, melainkan mereka akan menjadi saksi baginya pada hari kiamat.” (Shahih: Shahih Nasa’i no: 625, Fathul Bari H: 87: 609 dan Nasa’i II: 12). (Imam Tirmidzi berkata, “Hadits ini Hasan Shahih dan sudah diamalkan oleh para ulama’ mereka menganjurkan muadzin memasukkan dua jari ke dalam dua telinganya ketika adzan.” selesai) 6. Di Anjurkan Muadzin Mengucapkan, Dua Kali Takbir Dalam Sekali Nafas Dari Umar bin Khathab r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Apabila muadzin mengucapkan ALLAAHU AKBAR ALLAAHU AKBAR, kemudian muadzin mengucapkan, ASYHADU ALMA ILAAHA ILLALLAAH, lalu ia mengucapkan (juga), ASYHADU ALMA ILAAHA ILLALLAAI-L…, (Shahih: Shahih Abu Daud, no: 527, Muslim 1:289 no: 385 dan ‘Aunul Ma’bud 11: 228 rio: 523). Dalam hadits di atas terkandung isyarat yang jelas bahwa muadzin mengucapkan setiap dua takbir dalam sekali nafas, dan orang yang mendengar pun menjawabnya seperti itu. (Lihat Syarhu Muslim III: 79). 7. Dianjurkan Melakukan Tarji’
  • 13. 13 Tarji’ ialah mengulangi bacaan syahadatain, dua kali pertama dengan suara pelan dan dua kali kedua dengan suara keras. (Lihat Syarhu Nawawi Muslim III: 81). Dari Abu Mahdzurah r.a. bahwa Rasulullah pernah rnengajarinya adzan ini: ALLAAHU AKBAR ALLAAHU AKBAR. ASYHADU ALLAA, ILAAHA ILLALLAAH ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH, ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAAH ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAAH, Kemudian beliau mengulangi dengan mengucapkan (lagi): ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH, ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAAH ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RAS ULULLAAH, HAYYA ALASHSHALAAH HAYYA ‘ALASHSHALAAH, HAYYA ALAL FALAKH HAYYA ‘ALAL FALAAH, ALLAAHU AKBAR ALLAAHU AKBAR, LAA ILAAHA ILLALLAAH. (Shahih: Mukhtashar Muslim no: 191 dan Muslim I: 287 no: 379). 8. Dianjurkan Adzan Pada Awal Masuknya Waxtu Shalat Dan Mendahulukan Pada Waktu Shubuh Khususnya Dari Jabir bin Samurah, berkata, “Adalah Bilal biasa adzan dengan sempurna bila matahari bergeser ke barat, kemudian ia tidak mengumandangkan iqamah hingga Nabi saw. keluar kepadanya, maka ketika beliau telah keluar ia mengumandangkan iqamah ketika ia melihatnya.” (Shahih: Shahih Abu Daud no: 503, al-Fathur Rabbani 111: 35 no: 283 dan ini lafadz: baginya, Muslim 1: 423 no: 606, Aunul Ma’bud II: 241 no: 533 semakna). Makna LAA YAKHRUMU ialah mengucapkan lafadz-lafadz adzan dengan sempurna tidak ada yang ketinggalan. Demikian menurut Imam Syaukani dalam Nailul Authar II:31. Dari Ibnu Umar r.a., bahwa nabi bersabda “Sesungguhnya Bilal biasa adzan di waktu malam, maka hendaklah kamu makan dan minum hingga Ibnu Ummi Makan mengumandangkan adzan.” (Muttafaqun ‘alaih: Fathul Bari II: 104 no: 622 dan Muslim II: 768 no: 38dan 1092). Nabi sudah menerangkan hikmah didahulukannya adzan shubuh sebelum waktunya dengan sabdanya,“Janganlah sekali-kali adzan Bilal mencegah salah seorang di antara kamu dan sahumya, karena sesungguhnya ia memberitahu -atau beliau bersabda- ia berseru di waktu malam agar orang yang biasa bangun malam di antara kamu kembali pulang (ke rumahnya) dan untuk membangunkan orang yang sedang tidur nyenyak di antara kamu.” (Muttafaqun ‘alaih: Fathul Bari II: 103 no: 621, Muslim 11: 768 no: 1093 dan ‘Aunul Ma’bud VI: 472 no: 2330).
  • 14. 14 BAB III PEMBAHASAN KEUTAMAAN ADZAN (ADZAN,IQOMAH) . Ketentuan Adzan dan Iqomah a. Pengertian Adzan dan Iqomah Kata adzan menurut bahasa artinya sama dengan i'lamu yang yang artinya dalam bahasa Indonesia ialah pemberitahuan. Sedangkan menurut istilah dalam syari'at islam adzan ialah pemberitahuan tentang telah masuk shalat dengan menyebut lafadz-lafadz tertentu. Pengertian Iqomah menurut bahasa yaitu menegakkan. Sedangkan menurut istilah iqomah berarti pemberitahuan untuk mendirikan shalat dengan menyebut lafadz-lafadz tertentu. Adzan dan iqomah mulai disyariatkan pada tahun pertama Hijriyah. Hukum adzan dan iqomah ialah sunnah muakkad menurut kesepakatan para ulama mujtahid. Waktu melaksanakan adzan ialah ketika telah masukwaktu shalat dalam rangkamemberitahu kepada kaum muslimin bahwa waktu shalat telah tiba dan agar mereka bersia-siap untuk melaksanakan shalat dengan berjamaah. Adapun waktu iqamah adalah ketika shalat akan dilaksanakan. Orang yang mengumandangkan adzan disebut muadzin, dan harus orang laki-laki yang berkewajiban mengumandangkan adzan. b. Lafadz Adzan Dan Iqomah Lafal Adzan 2x اللهُ أَ أَرُكْبَبَرُرُ أَ اللهُ أَ أَرُكْبَبَرُرُ أَ 2x أَرُشْبَهَرُدُ أَ أَرُنْبَ لَرُ إِلههَرُ إِلّا ا اللهُ أَ 2x أَرُشْبَهَرُدُ أَ أَرُنّا ا مُ أَحَرُمَّا ادًا را رَرُسُ أَوللُ أَ اللهُ أَ 2x حَرُيَّا ا عَرُلَرُى الهصَّا الَرُةِ 2x حَرُيَّا ا عَرُلَرُى الهْبَفَرُلَرُحِ 1x اللهُ أَ أَرُكْبَبَرُرُ أَ اللهّا اُ أَ أَرُكْبَبَرُرُ أَ 1x لَرُ إِلههَرُ إِلّا ا اللهُ أَ Lafal Iqomah 1x اللهُ أَ أَرُكْبَبَرُرُ أَ اللهُ أَ أَرُكْبَبَرُرُ أَ 1x أَرُشْبَه دُ أَ أَرُنْبَ لَرُ إِلههَرُ إِلّا ا اللهُ أَ
  • 15. 15 1x أَرُشْبَهَرُدُ أَ أَرُنّا ا مُ أَحَرُمَّا ادًا را رَرُسُ أَوللُ أَ اللهُ أَ 1x حَرُيَّا ا عَرُلَرُى الهصَّا الَرُةِ 1x حَرُيَّا ا عَرُلَرُى الهْبَفَرُلَرُحِ 1x قَرُدْبَ قَرُاممَرُتِ الهصَّا الَرُةِ 1x اللهُ أَ أَرُكْبَبَرُرُ أَ اللهّا اُ أَ أَرُكْبَبَرُرُ أَ 1x لَرُ إِلههَرُ إِلّا ا اللهُ أَ c. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Oleh Muadzin l Seorang muadzin hendaknya menunaikan adzan dan iqomah dengan suka rela bukan karena diupah atau meneriam bayaran. l Hendaklah seorang muadzin suaranya nyaring dan bagus agar dapat didengan oleh orang banyak dan enak didengar. l Seorang muadzin hendaklah orang yang benar-benar mengetahui waktu salat. l Muadzin harus suci dari hadas besar maupun hadast kecil l Hendaklah muadzin berada di tempat yang tinggi agar suaranyalebih didengar dan menghadap kiblat. l Hendaklah muadzin memasukan dua anak jari kedalam dua telinga ketika membaca adzan. d. Do'a Setelah Adzan الهلهم رب هذه الهللدعولة الهتاممللة والهصَلللة الهقامئمَللة ان سلليدنام محمَللدن الهولسلليلة والهفضلليلة والهشللرف والهدرجة الهعاملهية الهرافيه وابعثه الهمَقامم الهمَحمَولدن الهذي وعدته إنك ل تخلف الهمَيعامد Setiap hari, selama lima kali kaum muslimin mendengar seruan adzan yang berkumandang di masjid-masjid. Adzan ini memberitahukan telah masuknya waktu shalat agar manusia-manusia yang tengah sibuk dengan pekerjaannya istirahat sejenak memenuhi seruan Allah ‘azza wajalla. Demikian pula, yang tengah terlelap tidur menjadi terbangun lantas
  • 16. 16 berwudhu dan mengenakan pakaian terbaiknya untuk menunaikan shalat berjama’ah. A. ADZAN Adzan, menurut bahasa, berarti mengumumkan sesuatu. Allah SWT berfirman : "Dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertobat, maka bertaubat itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan beritakanlah kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih." (QS. at-Taubah : 3) Yakni, pemberitauan. Demikian halnya dengan firman-Nya : "Jika mereka berpaling, maka katakanlah: "Aku telah menyampaikan kepada kamu sekalian (ajaran) yang sama (antara kita) dan aku tidak mengetahui apakah yang diancamkan kepadamu itu sudah dekat atau masih jauh?" ." (QS. al-Anbiyaa' : 109). Artinya, Aku telah beritahu kalian sehingga kita berada pada tingkat yang sama dalam hal pengetahuan. Dan menurut syariat, adzan berarti pemberitahuan tentang masuknya waktu shalat dengan lafaz khusus yang ditetapkan syariat. Disebut demikian, karena mu'adzin memberitahu waktu shalat kepada umat manusia. Dan disebut nida', karena mu'adzin menyeru dan mengajak umat manusia untuk mengerjakan shalat. Allah SWT berfirman :
  • 17. 17 "Dan apabila kalian (menyeru) untuk (mengerjakan) shalat, mereka menjadikan buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal." (QS. al-Maaidah : 58) "Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."(QS. al-Jumu'ah : 9) B. IQAMAH Iqamah merupakan masdhar dari kata aqaama. Berasal dari iqamatusy syai' yang berarti menjadikan sesuatu lurus. Sementara menurut syariat, iqamah berarti pemberitahuan akan didirikannya shalat wajib dengan lafaz khusus yang ditetapkan syariat. Jadi, adzan berarti pemberitahuan waktu shalat, sedang iqamah berarti pemberitahuan pelaksanaan shalat. Iqamah ini disebut juga dengan adzan kedua atau nida' kedua. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Keutamaan adzan dan iqomah antara lain dapat dikemukakan bahwa para muadzdzin adalah orang orang yang paling panjang lehernya sebagai kiasan bagi kegantungan tubuh muadzin pada hari kiamat.
  • 18. 18 Sebab disyariatkan adzan dan iqomah ialah ketika nabi Muhammad saw sampai di madinah belau mendapatkan kesulitan untuk memberitahu pada kaum muslimin tentang masuk waktu sholat. B. SARAN-SARAN Demikian makalah ini kami buat kiranya dari penulis masih sangat jauh dari baik apalagi sempurna sebagai manusia pasti dalam penjelasan ini masih banyak ditemukan kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kami minta maaf serta mohon kritik dan saran dari semua pihak pada umumnya dan dari dosen pengampu sacara khususnya supaya kedepan dapat lebih baik.Amin. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman,M. Imaduddin, (1989). Tauhid, Bandung, Pustaka Salman Farid Miftah, (1991), Pokok-pokok Ajaran Islam, Bandung, Pustaka Nasution, Harun, (1985), Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya (1), Jakarta, UI-Press Rakhmat, Jalaludin, (2004), Psikologi Agama Sebagai Pengantar, Bandung, Mizan
  • 19. 19 KATA PENGANTAR i Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat danhidayahnya pada kita semua sehingga kami selaku penulis dapat
  • 20. 20 menyelesaikanmakalah ini tanpa halangan suatu apa.Makalah yang kami tulis mengangkat judul “Sejarah dan keutamaan adzan” Makalah ini membahas konsep-konsep yang mendasari agama islam. Selama pembuatan makalah ini tentunya penulis melibatkan bantuan banyak pihak. Yang pertama kami selaku penulis berterima kasih kepada dosen mata kuliah agama islam yang telah banyak membimbing kami hinggakami mampu menyelesaikan makalah ini. Yang kedua kami juga berterima kasih kepada rekan-rekan yang telah banyak membantu dan mendukung kami. Tidak lupa pula kami mohon maaf jika masih terdapat banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Kritik dan saran senantiasa kami terimademi kesempurnaan makalah ini.Harapan kami, makalah ini dapat berguna bagi dunia pendidikan diIndonesia. Penyusun dan Penulis, FAJAR DWIPANGESTU NIM. 10213067 · DAFTAR ISI KATA PENGANTAR …………………………………………………….. i DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ii BAB I PENDAHULUAN G. Latar Belakang ………………………………………. 1 H. Rumusan Masalah .……………………………………… 2
  • 21. 21 I. Tujuan ………………………………………. 3 J. Ruang Lingkup ………………………………………. 3 K. Metodologi Penulisan ………………………………………. 4 L. Sistimatika Penulisan ………………………………………. 4 BAB II KERANGKA DASAR AJARAN ISLAM A. Adzan dari segi bahasa……………………………………….. 6 B. Pensyariatan ……………………………………….. 6 C. Hukum ..……………………………………… 10 D. Syarat adzan ……………………………………… 10 E. Sunnah adzan ……………………………………….. 11 BAB III PEMBAHASAN KERANGKA DASAR ISLAM (AQIDAH, SYARIAH, AKHLAK) A. Pengertian adzan dan iqomah…………………………… 14 B. Lafadz adzan dan iqomah …………………………… 14 C. Hal yang harus di perhatikan muadzin…………………. 15 D. Do’a setelah adzan ………………………………………. 18 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN C. Kesimpulan ……………………………………………………. 18 D. Saran-saran .…………………………………………………. 18 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 19 KEUTAMAAN ADZAN ii MAKALAH Disampaikan untuk memenuhi tugas Dari Mata Kuliah Agama dan etika Yang disampaikan Oleh Prof. Dr. H.Sofyan Sauri,M.Pd.
  • 22. 22 FAJAR DWIPANGESTU NIM. 10213067 JURUSAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA UNIKOM BANDUNG 2014