Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah di atas standar usia yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik, obesitas, gaya hidup, dan penyakit lain. Asuhan keperawatan pada klien hipertensi meliputi monitoring tekanan darah, nyeri kepala, edema, dan gangguan sirkulasi; memberikan edukasi tentang penyakit dan pengobatan; serta membantu meningkatkan koping untuk mengelola stres.
2. Hipertensi ;
Meningkatan tekanan darah di atas standar usia.
Peningkatan secara menetap
Sistol 140 mm Hg.
Diastol 90 mmHg.
Usia > 65 tahun Sistol : > 160 mm Hg
Diastol > 95 mm Hg.
Klasifikasi Hipertensi :
Ringan ( Tk.I) : 140 – 150/90-99
Sedang ( Tk.II) : 160 – 179/100-109
Berat (Tk.III) : 180 – 209/110-119
Sangat berat (Tk.IV) : > 210/120
3. Pengambilan tekanan darah :
Istirahat > 5 menit
Tidak mengkonsumsi zat stimulan
(kopi, rokok) > 30 menit.
Hipertensi Primer/esensial :
85 % - 95 %
Sukar diketahui penyebabnya
Serangan perlahan-lahan progresif.
4. Hipertensi Sekunder ;
5 % - 15 %
dipengaruhi kondisi patologik
Dg. pengobatan tekanan darah normal
Borderline hypertension :
Labil
Meningkat secara intermitten
Kadang-kadang normal.
Maligna Hipertensi :
Diastol > 140 mm hg
Papiledema
5. Benigna hipertensi :
Hipertensi Primer :
◦ Genetik
◦ Obesitas
◦ Stress lingkungan
◦ Menurunnya elasitas pembuluh daah
◦ Merokok
◦ Peminum alkohol.
Hipertensi Sekunder :
◦ pil KB
◦ Penyakit ginjal
◦ Penyakit endokrin
◦ Kehamilan
6. Faktor risiko :
tidak dapat dimodifikasi :
◦ Riwayat keluarga
◦ Usia- meningkat pada usia 50 tahun (50 – 60
%).
◦ Gender : > Pria, Wanita setelah menopause
◦ Etnis AS ; Kulit hitam.
Dapat dimodifikasi :
◦ Stress
◦ Obesitas
◦ Pola diet
◦ Merokok
◦ Peminum alkohol
7. Phatofisiologi :
Hipertensi Primer Penyebab
multifaktorial natrium, aldosteron,
norephineprin, lingkungan genetik.
Meningkatnya resistensi pembuluh
perifer sebagai akibat stimulasi
simpatis dan sekreni renin.
8. Manifestasi Klinik :
Awal : Hipertensi tidak memberikan manifestasi
klinik pada tahap awal
Lebih lanjut Keluhan nyeri kepala terutama bagian
osipital yang sering terjadi pada pagi hari.
Nyeri kepala Spasme/oklusi pembuluh darah
serebral.
Fatigue
Pusing
Palpitasi
Mata berkunang-kunang
Epistaksis
Gangguan retina
Pembesaran jantung
Perubahan neurologis gg. Pembuluh darah
serebral.
Peningkatan berat badan.
9. Diagnostik test :
Pemeriksaan fungsi ginjal
Chest X-ray
EKG
Darah glukosa, cholesterol.
Pengobatan :
Program penurunan berat badan
Diet rendah garam (1-2.5 gr atau 4 – 5 gr/hari.
Hindari Kopi, rokok dan alkohol aktifitas simpatis
Exercise aerobik.
Intervensi pharmacologi :
Pengobatan anti hipertensi :
◦ Diuretik
◦ Adrenergik inhibitor
◦ Vasodilator
◦ ACE Inhibitor
◦ Calcium antagonis.
10. ASUHAN KEPERAWATAN
NDx : Penurunan Cardiac Output R/T
peningkatan after load/vasokonstriksi.
Tujuan : Klien akan berpartisipasi dalam
upaya menurunkan tekanan
darah/beban kerja jantung :
◦ Tekanan darah dalam batas terkontrol
◦ Irama jantung stabil
◦ HR dalam batas normal.
11. Implementasi :
Monitor tekanan darah
R : Hipertensi berat meningkatkan gangguan
sirkulasi serebral/stroke dan IHD.
Kaji kualitas nadi perifer dan nadi sentral.
R : Menurunnya frekuensi nadi tungkai
vasokonsrriksi meningkatkan SVR dan kongesti
vena.
Auskultasi HR dan bunyi nafas.
R : S4 menunjukan hipertrofi atrium (peningkatan
volume/tekanan atrium).
S3 menunjukkan hipertrofi ventrikel.
Cracle dan wheezing kongesti pulmonal CHF.
Observasi warna kulit, temperatur, dan ketegangan
kulit.
12. R : Pucat, dingin, kulit lembab
vasokonstriksi perifer dan CHF/penurunan
cardiac output.
Catat adanya edema.
R : Indikator gagal jantung, ginjal atau
pembuluh darah.
Ciptakan lingkunan tenang, istirahat,
penurunan aktifitas, batasi jumlah
pengunjung/jangan terlalu lama.
R : Penurunan stimulasi simpatis
meningkatkan relaksasi.
Analgetik/antiansietas Diazepam.
R : Penurunan ketegangan menghambat
stimulasi simpatis
13. NDx : Nyeri akut R/T peningkatan tekanan pembuluh darah
serebral.
Tujuan : Klien akan melaporkan nyeri terkontrol ;
Menyebutkan metoda yang tepat untuk menurunkan nyeri.
Mengikuti semua tindakan pengobatan
Tenang
Tidur cukup
Aktifitas meningkat/baik.
Implementasi :
Tirah baring selama fase akut
R : Menurunnya stimulasi akan meningkatkan relaksasi.
Tehnik relaksasi/stress management.
R : Penurunan tekanan, akan meningkatkan sirkulasi.
Hindari aktifitas yang dapat merangsang : mengedan saat
defekasi, batuk lama, ketegangan.
R :L Peningkatan vasokonstriksi meningkatkan tekanan
pembulih darah serebral meningkatkan nyeri kepala.
14. Bantu klien ambulasi
R : Postural hipotensi pusing, mata
berkuang-kunang, sempoyongan.
Makan lunak dan hangat, oral care.
R : Meningkatkan kenyaman.
NDx : Gangguan nutrisi : lebih dari kebutuhan
R/T intake makanan yang
berlebihan/kebiasaan makan yang salah.
Tujuan : Klien akan mendemonstrasikan
perubahan pola makan sesuai program :
15. Menurunkan berat badan 10 % - 20 %
Makan sesuai program diet
Mengikuti program aktifitas
Implementasi :
Kaji tingkat pemahaman klien : hipertensi dan
obesitas.
R : Obesitas meniungkatkan tekana darah
meningkatkan cardiac output sehubungan dengan
meningkatkannya massa tubuh.
Diskusikan pengurangan intake kalori dan batasi
lemak, garam dan gula.
R : Kesalahan pola makan atherosclerosis dan
obesitas hipertensi dan komplikasi.
R : garam retensi volume cairan beban
kerja ginjal Tek.darah
16. Rencanakan bersama klien tentang program
penurunan berat badan.
R : Penurunan berat badan secara bertahap.
Kolaborasi dengan petugas diet.
R : Konseling bantu penentuan kebutuhan diet.
NDx : Kurangnya pengetahuan R/T kurangnya
informasi/salah.
Tujuan : Klien akan mengungkapkan pemahaman
tentang proses penyakit dan pengobatan :
Menyebutkan proses penyakit dengan tepat.
Menyebutkan penggunaan obat dengan tepat.
Mempertahankan tekanan dtah tetap terkontrol.
17. Implementasi :
Kaji tingkat kesiapan dan hambatan belajar
klien
R : Pemahaman yang salah/denial
menghambat tingkat pemahaman klien
Jelaskan : Mempertahankan tekanan darah
dalam batas toleransi, jelasdkan BP dan
pengaruh terhadap jantung, pembuluh darah,
ginjal dan otak.
R : dasar pemahaman tentang peningkatan
tekanan darah.
Hindari kata-kata “tekanan darah normal”,
dan gunakan batasan “terkontrol dengan
baik”.
18. R : pengobatan/penanganan hipertensi bersifat lama.
Dengan istilah “terkontrol “lebih memudahkan
pemahaman.
Bantu klien mengidentifikasi faktor risiko yang dapat
dihindari.
R : Faktor-faktor ini akan dipahami sebagai pendukung
terjadinya hipertensi, gangguan kardiovaskular,
penyakit ginjal.
Diskusikan pentingnya tidak merokok dan bantu
merencanakan upaya menghentikan rokok.
R : Nikotin Cathecolamin , HR,
vasokonstriksi.
Beri penguatan/pujian bila klien mau bekerja sama
dalam program pengobatan.
R : Kerjasdama yangkurang, sebagai penyebab
gaalnya pengobatan.
19. Ajarkan kien/keluarga tehnik monitor
tekanan darah.
R : Peningkatan pengetahuan akan
meningkatkan upaya kesehatan.
Jelaskan hal-hal yang berhubungan dengan
pengobatan ; pengaruh dosis, aturan.
R : informasi yang adekuat akan
meningkatkan kerjasdama dengan klien.
Timbang berat badan sesuai jadwal.
R : Indikator utama efektifitas diuretik.
20. NDx : Koping individu tidak efektif R/T krisis situasi/sistem
pendukung /persepsi tidak realistik.
Tujuan : Klien akan mendemonstrasikan penggunaan
metoda koping tang efektif. :
Tenang
Komunikasi adekuat
Koping adaptif
Partisipasi aktif
Tidur cukup.
Implementasi :
Kaji efektifitas strategi koping yang digunakan klien
R : Mekanisme adaptasi yang positif mendukung klien
dalam mengatasi masalah.
Kaji kemungkinan ganguan tidur, kelelahan, konsentrasi
, gelisah, Toleransi nyeri.
21. R : Hal di atas merupakan manifestasi koping
yang negatif Indikator tekanan
kemarahan.
Bantu klien mengidentifikasi stressor yang
spesifik dan strategi koping yang digunakan.
R : Mengenal stressor adalah tahap pertama
upaya merespon stressor yang
mengganggu.
Libatkan klien merencanakan asuhan
keperawatan dan dorong berpartisipasi
maksimal.
R : Memfokuskan perhatian klien secara
realistik membantu pemahaman klien.