2. PENGERTIAN
PERSYARATAN PENETAPAN
KADAR AMINA AROMATIK
PRIMER
Metode nitrimetri adalah
metode penetapan kadar
secara kuantitatif dengan
menggunakan larutan
baku natrium nitrit.
Metode ini didasarkan
pada reaksi diazotasi
yakni reaksi antara amina
aromatik primer dengan
asam nitrit dalam suasana
asam membentuk garam
diazonium
suhu yang digunakan harus
rendah (dibawah 15º C)
pada suhu yang lebih tinggi
garam diazonium yang
terbentuk tidak stabil dan
akan terhidrolisis menjadi
fenol dan gas nitrogen,
disamping itu dikhawatirkan
pada suhu yang lebih tinggi
asam nitrit akan lebih cepat
terurai
dapat dilakukan pada suhu
kamar (sekitar 25º C) asalkan
titrasi dilakukan secara
perlahan-lahan
3. Suhu
Titrasi diazotasi sebaiknya dilakukan pada suhu rendah, lebih kecil
dari 15°C karena asam nitrit yang terbentuk dari reaksi natrium nitr
it dengan asam tidak stabil dan
mudah terurai, dan garam diazonium yang terbentuk pada hasil titrasi
juga tidak stabil.
Kecepatan reaksi
Reaksi titrasi amin aromatis pada reaksi diazotasi berjalan agak
lambat, titrasi sebaiknya dilakukan secara perlahan-lahan, dan reaksi
diazotasi dapat dikatalisa dengan penambahan natrium dan kalium
bromida sebagai katalisator.
Keasaman
Titrasi ini berlangsung pada PH + 2, hal ini dibutuhkan untuk
Mengubah NaNO2 menjadi HNO2-
Pembentukan garam diazonium.
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA REAKSI DIAZOTASI
4. Nitrimetri
Prinsip
Dasar Nitrimetri reaksi diazotasi,
antara gugus amin aromatis primer
dengan asam nitrit
dalam suasana asam (HCl)
Contoh reaksi diazotasi
NaNO2 (titran) + HCl NaCl + HNO2
NH2
HCl
N
+
2 H2O
+ +
HNO2
+
N
Cl
-
5. Kondisi titrasi
Reaksi diazotasi ada yang berjalan lambat
Diazotasi sulfonamida umumnya berjalan cepat
Untuk kuantitatif,
a. Suhu larutan uji harus < 15 oC
Jika > 15 oC mengganggu pembentukan
garam diazonium
terbentuk senyawa fenol
yang mampu bereaksi
dengan asam nitrit
6. Cara memelihara suhu agar tetap < 15 oC ?
- Larutan uji ditambah bongkahan es batu,
atau titrasi dilakukan dengan cara :
bagian bawah-luar erlemeyer yang berisi
larutan uji berada diantara bongkahan es
batu (ditaburi garam dapur) dalam
baskom
kecil
b. Untuk mempercepat reaksi diazotasi
ditambah katalis (KBr atau NaBr)
c. Titrasi dilakukan perlahan-lahan, setetes
demi
setetes sambil diaduk/digojog kuat-kuat
7. Indikator titrasi nitrimetri
Indikator luar
Dapat dipakai kanji KI atau
pasta kanji KI yang akan
memberikan warna biru
kalau nitrit berlebih, ion
triiodida akan memberikan
warna biru pada kertas kanji
atau pasta kanji. Penetapan
kadar amina aromatik primer
secara nitrimetri memakai
indikator luar adalah
merupakan cara yang paling
umum.
Indikator dalam
Indikator dalam terdiri atas
campuran tropeolin OO dan
metilen biru. Tropeolin OO
merupakan indikator asam-
basa yang berwarna merah
dalam suasana asam dan
berwarna kuning bila
dioksidasi oleh adanya
kelebihan asam nitrit,
sedangkan metilen biru
sebagai pengkontras warna
sehingga pada titik akhir
titrasi akan terjadi
perubahan dari ungu
menjadi biru sampai hijau
tergantung senyawa yang
dititrasi.
8. Indikator
a. Indikator luar (eksternal)
pasta kanji-iodida atau kertas kanji-iodida
Reaksi : Na NO2 + HCl NaCl + HNO2
KI + HCl KCl + HI
2HI + 2HNO2 I2 + 2NO + 2H2O
I2 + kanji iodium-kanji (biru)
b. Indikator dalam
Campuran trapeolin OO - biru metilen violet
(merah) (biru)
Titik akhir tercapai biru; trapeolin OO teroksidasi
Kelemahan
Indikator luar Indikator dalam
- harus ada orientasi warna TA beragam
Jika tidak lama harus ada standar
- kadar jadi berkurang
9. Titran
FI edisi IV larutan standar NaNO2 0,1M
Pembuatan
Larutkan 7,5 g NaNO2 dalam akuades hingga 1000 ml
Pembakuan
sulfanilamid
(500 mg)
+ 20 ml HCl pekat, + 50 ml air,
diaduk hingga larut, didinginkan
hingga suhu < 15 oC
titrasi perlahan-lahan
dengan larutan NaNO2 0,1M
hingga segera biru dengan pasta kanji-iodida
10. Penentuan titik akhir
- Menggunakan indikator luar (eksternal)
atau indakor dalam (internal)
- Secara potensiometri menggunakan elektrode
kalomel-platina atau platina-platina
Aplikasi
1. Penetapan kadar (PK) senyawa dengan gugus amin
aromatis primer
misalnya : Sulfadiazin, Sulfaguanidin dan Sulfamerazin
2. PK senyawa dengan gugus amin aromatis non-primer
misalnya : suksinil sulfatiazol, ftalil sulfatiazol
11. PK senyawa dengan gugus amin aromatis non-primer
Cara :
gugus asil-nya dihidrolisis dulu dengan asam encer
atau basa encer, misalnya :
a. suksinil sulfatiazol dihidrolisis dengan campuran
33 ml HCl pekat dan 66 ml air selama 1 jam, atau
dengan larutan NaOH 8% b/v di atas tangas air
selama 2 jam, atau campuran HCl pekat dan air
(1:2) selama 1 jam
b. Ftalil sulfatiazol dihidrolisis dengan HCl encer
selama 30 menit atau dengan HCl pekat dan air
(2:1) selama 1 jam
12. 3. PK senyawa dengan gugus nitroaromatik
misalnya : kloramfenikol
Cara :
Gugus nitro pada kloramfenikol direduksi dengan
serbuk seng dan HCl, menjadi gugus amin aromatis.
Senyawa amin aromatis dititrasi dengan larutan
standar NaNO2
13. Reaksi
Hidrolisis suksinil sulfatiazol
Reduksi kloramfenikol
H
N
S
O
O
HN
COCH2CH2COOH
R
H
N
S
O
O
H2N R
H
C
OH
CH
CH2OH
HN
O
CHCl2
NO2
H
C
H2N
OH
CH
CH2OH
HN
O
CHCl2
hidrolisis dengan HCl
Reduksi
dengan Zn dan HCl
14. BEBERAPA CONTOH PROSEDUR KERJA NITRIMETRI
Penetapan kadar
Sulfadiazin
Ditimbang sampel
sulfadiazine sebanyak 105
mg.
Ditambahkan 10 ml HCl
encer.
Didinginkan dalam baskom
berisi air es, dijaga agar
suhu tidak lebih dari 150C.
Dititrasi dengan NaNO2
hingga menunjukkan warna
biru segera pada saat
digoreskan tetesan
larutannya pada kertas kanji
iodida.
Dicatat volume titrasinya.
Penetapan kadar Isoniazid
Ditimbang sampel isoniazid
sebanyak 54 mg.
Ditambahkan dengan KBr.
Ditambahkan 10 ml HCl
encer.
Didinginkan dalam baskom
berisi air es, dijaga agar
suhu tidak lebih dari 150C.
Dititrasi dengan NaNO2
hingga menunjukkan warna
biru segera pada saat
digoreskan tetesan
larutannya pada kertas kanji
iodida.
Dicatat volume titrasinya.
15. BEBERAPA CONTOH PROSEDUR KERJA NITRIMETRI
Penetapan kadar Kloramfenikol
Ditimbang sampel kloramfenikol
sebanyak 164 mg.
Ditambahkan 5 ml HCl pekat.
Ditambahkan 1,6 gr serbuk Zn
sedikit demi sedikit
Ditambahkan 3 ml HCl pekat.
Didiamkan selam 10 menit, lalu
disaring dengan kertas saring.
Didinginkan dalam baskom
berisi air es, dijaga agar suhu
tidak lebih dari 150C.
Dititrasi dengan NaNO2 hingga
menunjukkan warna biru segera
pada saat digoreskan tetesan
larutannya pada kertas kanji
iodida.
Dicatat volume titrasinya.
Persyaratan kadar masing-
masing contoh prnetapan
kadar
Isoniazida
Persyaratan kadar : Tidak kurang
dari 98,0 %, dan tidak lebih dari
101,0 % C6H7N3O
Sulfadiazinum
Persyaratan Kadar: Mengandung
tidak kurang dari 98,0 % dan
tidak lebih dari 102,0 %
C10H10N4O2S
Kloramfenikol
Persyaratan Kadar: Mengandung
tidak kurang dari 97,0% dan
tidak lebih dari 103,0%.