SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
1. AGNI RUSDI
2. AHMAD WILDAN
3. AINI ALIFIYAH
4. ALMA
ALAMASYIAH
5. ALISA RINI
6. ANITA
LISMAYASARI
7. AURANISSA
EFRIDA
8. CICILIA
ROSWARDANY
JADI, DEFINISI IMPULS
ADALAH
HASIL KALI GAYA ATAU
RESULTAN GAYA DENGAN
SELANG WAKTU
PERHATIKAN
PERISTIWA BERIKUT
:
SEBUAH BOLA
BERGERAK DIPUKUL
DENGAN TONGKAT
BESAR. GAYA PUKUL
TONGKAT DIKALIKAN
DENGAN SELANG
WAKTU SELAMA
GAYA BEKERJA PADA
BOLA IMPULS.
Untuk membuat benda yang diam menjadi bergerak, maka perlu
dikerjakan gaya padabenda tersebut selama selang waktu tertentu.
Dengan rumus :
I = ΣF . Δt
Ket ;
I = Impuls ( Ns )
ΣF = gaya total (N)
Δt = selang waktu (s)
PENERAPAN KONSEP IMPULS
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1. Sarung Tinju
Pernah nonton pertandingan Tinju di TV ? nah,
sarung tinju yang dipakai oleh para petinju itu berfungsi untuk
memperlama bekerjanya gaya impuls. ketika petinju
memukul lawannya, pukulannya tersebut memiliki waktu
kontak yang lebih lama. Karena waktu kontak lebih lama,
maka gaya impuls yang bekerja juga makin kecil. Makin kecil
gaya impuls yang bekerja maka rasa sakit menjadi
berkurang.
2. Palu atau pemukul
Mengapa palu tidak dibuat dari kayu saja,tetapi
dibuat dari besi ? tujuannya supaya selang waktu kontak
menjadi lebih singkat, sehingga gaya impuls yang dihasilkan
lebih besar. Kalau gaya impulsnya besar, maka paku,
misalnya, akan tertanam lebih dalam.
3. Matras
Matras sering dipakai ketika olahraga atau biasa dipakai para
pejudo. Matras dimanfaatkan untuk memperlama selang waktu
bekerjanya gaya impuls, sehingga tubuh kita tidak terasa sakit ketika
dibanting. Bayangkanlah ketika dirimu dibanting atau berbenturan
dengan lantai? Ini disebabkan karena waktu kontak antara tubuhmu
dan lantai sangat singkat. Tapi ketika tubuh dibanting di atas matras
maka waktu kontaknya lebih lama, dengan demikian gaya impuls yang
bekerja juga menjadi lebih kecil.
4. Helm
Kalau anda perhatikan bagian dalam helm, pasti anda akan melihat
lapisan lunak. Seperti gabus atau spons, lapisan lunak tersebut
bertujuan untuk memperlama waktu kontak seandainya kepala anda
terbentur ke aspal ketika terjadi tabrakan. Jika tidak ada lapisan lunak
tersebut, gaya impuls akan bekerja lebih cepat sehingga walaupun
memakai helm, anda akan pusing-pusing ketika terbentur aspal.
Besaran yang dimiliki oleh sebuah benda
atau partikel yang bergerak
Contohnya, sebuah mobil bergerak
dengan laju tertentu kemudian
menabrak sebuah pohon, semakin
cepat mobil itu bergerak maka
kerusakan yang timbul semakin besar.
Atau semakin besar massa mobil
semakin besar pula kerusakan yang
ditimbulkan. Maka mobil dikatakan
memiliki momentum yang besar.
DIRUMUSKAN
:
p = m . v
Ket :
p = momentum ( kg m/s)
m = massa (kg)
v = kecepatan (m/s)
Karena momentum termasuk besaran vektor, maka momentum memiliki sifat seperti halnya
vektor, yaitu dapat dijumlahkan dan dapat diuraikan. Penyelesaian beberapa momentum
menggunakan konsep vektor
LANJUTAN :
Misalkan, ada dua buah vektor momentum p1 dan p2 membentuk
sudut α, maka jumlah momentum kedua vektor harus di jumlah
kan dengan cara vektor. Dengan rumus sebagai berikut :
p1
p2
p
α
p = √p1
2 + p2
2 + 2p1p2 cos α
Banyak kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dijelaskan
dengan konsep momentum dan impuls. Di antaranya : tumbukan antara dua
kendaraan. Salah satu penggunaan konsep momentum yang penting adalah pada
persoalan yang menyangkut tumbukan. Misalnya tumbukan antara partikel-partikel
gas dengan dinding tempat gas berada. Hal ini dapat digunakan untuk menjelaskan
sifat-sifat gas dengan menggunakan analisis mekanika.
Berdasarkan sifat kelentingan atau elastisitas benda yang bertumbukan,
tumbukan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu tumbukan lenting sempurna,
tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan tidak lenting sama sekali.
Tumbukan Lenting Sempurna
Tumbukan lenting sempurna antara dua benda :
Dua buah benda memiliki massa masing-masing m1 dan m2 bergerak saling mendekati dengan
kecepatan sebesar v1 dan v2 sepanjang lintasan yang lurus. Setelah keduanya bertumbukan
masing-masing bergerak dengan kecepatan sebesar v’1 dan v’2 dengan arah saling berlawanan.
Berdasarkan hukum kekekalan momentum dapat ditulis sebagai berikut.
m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2
m1v1 – m1v’1 = m2v’2 – m2v2
m1(v1 – v’1) = m (v’2 – v2)
Sedangkan berdasarkan hukum kekekalan energi kinetik, diperoleh persamaan sebagai
berikut.
Ek1 + Ek2 = E’k1 + E’k2
½ m1v1
2 + ½ m2v2
2 = ½ m1(v1)2 + ½ m2(v2)2
m1((v’1)2 – (v1)2) = m2((v’2)2 – (v2)2)
m1(v1 + v’1)(v1 – v’1) = m (v’2 + v2)(v’2 – v2)
Jika persamaan di atas saling disubtitusikan, maka diperoleh persamaan sebagai berikut.
m1(v1 + v’1)(v1 – v’1) = m1(v’2 + v2)(v1 – v’1)
v1 + v’1 = v’2 + v2
v1 – v2 = v’2 – v’1
-(v2 – v1) = v’2 – v’1
Persamaan di atas menunjukan bahwa pada tumbukan lenting sempurna kecepatan relatif
benda sebelum dan sesudah tumbukan besarnya tetap tetapi arahnya berlawanan.
Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali
Pada tumbukan jenis ini, kecepatan benda-benda sesudah tumbukan
sama besar (benda yang bertumbukan saling melekat). Misalnya,
tumbukan antara peluru dengan sebuah target di mana setelah tumbukan
peluru mengeram dalam target. Secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut.
m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2
Jika v’1 = v’2 = v’, maka m1v1 + m2v2 = (m1 + m2) v’
Tumbukan tidak lenting sama sekali yang terjadi antara dua benda
, Contoh :
tumbukan tidak lenting sama sekali adalah ayunan balistik. Ayunan balistik
merupakan seperangkat alat yang digunakan untuk mengukur benda yang
bergerak dengan keceptan cukup besar, misalnya kecepatan peluru. Prinsip
kerja ayunan balistik berdasarkan hal-hal berikut.
a. Penerapan sifat tumbukan tidak lenting.
m1v1 + m2v2 = (m1 + m2) v’
m1v1 + 0 = (m1 + m2) v’
b. Hukum kekekalan energi mekanik
½ (m1 + m2)(v’)2 = (m1 + m2)gh
Jika persamaan pertama disubtitusikan ke dalam persamaan kedua,
maka diketahui kecepatan peluru sebelum bersarang dalam balok.
Tumbukan Lenting Sebagian
Kebanyakan benda-benda yang ada di alam mengalami tumbukan
lenting sebagian, di mana energi kinetik berkurang selama tumbukan.
Oleh karena itu, hukum kekekalan energi mekanik tidak berlaku.
Besarnya kecepatan relatif juga berkurang dengan suatu faktor
tertentu yang disebut koefisien restitusi. Bila koefisien restitusi
dinyatakan dengan huruf e, maka derajat berkurangnya kecepatan
relatif benda setelah tumbukan dirumuskan sebagai berikut.
Nilai restitusi berkisar antara 0 dan 1 (0 ≤ e ≤ 1 ). Untuk tumbukan lenting
sempurna, nilai e = 1. Untuk tumbukan tidak lenting nilai e = 0. Sedangkan
untuk tumbukan lenting sebagian mempunyai nilai e antara 0 dan 1 (0 < e < 1).
Misalnya, sebuah bola tenis dilepas dari ketinggian h1 di atas lantai. Setelah
menumbuk lantai bola akan terpental setinggi h2, nilai h2 selalu lebih kecil dari
h1.
Coba kita perhatikan gamabr diatas.
Kecepatan bola sesaat sebelum tumbukan
adalah v1 dan sesaat setelah tumbukan v1
. Berdasarkan persamaan gerak jatuh
bebas, besar kecepatan bola memenuhi
persamaan :
Untuk kecepatan lantai sebelum dan sesudah
tumbukan sama dengan nol (v2 = v’2 = 0). Jika arah
ke benda diberi harga negatif, maka akan
diperoleh persamaan sebagai berikut.
Hubungan antara impuls dan momentum dijelaskan dari
penerapan Hukum II Newton, yaitu :
F = m .a
F = m . ΔV / Δt
F = m . v2-v1 / Δt
I = F . Δt
I = m . ( v2-v1 / Δt) Δt
I = m (v2-v1)
I = mv2- mv1
I = p2-p1
I = Δp
I = F .Δt = Δp
Dapat disimpulkan Impuls sama
dengan perubahan momentum.
Ini menunjukkan bahwa gaya
yang bekerja pada sebuah benda
sama dengan perubahan
momentum benda persatuan
waktu.
HUKUM KEKEKALAN
MOMENTUM
Besar Impuls dinyatakan sebagai perubahan momentum:
F ΔT = Δp. Saat F = 0, maka ‚Δp = 0 atau p= konstan.
Dapat disimpulkan jika suatu sistem tidak mendapat gaya
dari luar, momentum sistem selalu tetap. Hal itulah yang
disebut Hukum Kekekalan Momentum.
Jumlah Momentum awal kedua benda (sebelum
tumbukan):
Σp = p1 + p2
= m1v1 + m2v2
Jumlah Momentum akhir kedua benda (sesudah
tumbukan)
Σp’ = p’1 + p’2
= m1v’1 + m2v’2
Hukum Kekekalan Momentum menyatakan :
Bila tidak ada gaya dari luar yang bekerja pada benda
benda yang melakukan interaksi , atau resultan gaya dari
luar yang bekerja pada benda-benda adalah nol, maka
jumlah momentum benda-benda sebelum mengadakan
interaksi selalu sama dengan jumlah momentum benda-
benda setelah mengadakan interaksi .
Hukum kekekalan Momentum berlaku pada peristiwa :
1. Tumbukan benda
2. Interaksi dua benda
3. Peristiwa ledakan
4. Peristiwa tarik-menaik
5. Peristiwa jalannya roket maupun jet
Contoh Penerapan dalam kehidupan
sehari-hari konsep dari Hukum Kekekalan
momentum :
a.Prinsip Peluncuran Roket.
Besar momentum yang dihasilkan gaya dorong oleh bahan
bakar sama dengan momentum meluncurnya roket.
b. Senapan/Meriam
Momentum senapan mundur ke belakang sama dengan
momentum peluru yang lepas dari senapan.
c. Orang melompat dari perahu.
Momentum perahu mundur ke belakang sama dengan
momentum orang yang melompat kedepan.
d. Ayunan Balistik
Untuk menghitung kecepatan peluru yang melesat dari
sebuah senapan dan menumbuk balok yang tergantung pada seutas
tali (bandul).
1. Peluru bersarang pada bandul
2. Peluru menembus bandul
CONTOH SOAL
1. Sebuah bola biliard dipukul dengan gaya 20 N dalam selang
waktu 0,5 s. Tentukan impuls yang bekerja pada bola biliard
tersebut!
Jawab :
Dik : F = 20N
t = 0,5 s
Dit : I?
 I = F. t
= 20 N . 0,5 s = 10 Ns
2. Sebuah bus bernama 5 ton bergerak dengan kecepatan tetap
10 m/s. berapa momentum yang dimiliki but tersebut ?
Jawab :
Dik : m= 5 ton x 10000 = 50000 kg
v = 10 m/s
Dit: p ?
 p = m.v
= 50000 kg x 10 m/s
= 500000 kg /s
LATIHAN SOAL
1. Bola bermassa 200 gram dilempar horizontal dengan percepatan 4 m s-1lalu bola
dipukul searah dengan arah bola mula mula. Lamanya bola bersentuhan dengan
pemukul adalah 2 milisekon dan kecepatan bola setelah meninggalkan pemukul
adalah 12 m s-1. besar gaya yang diberikan oleh pemukul pada bola adalah..
2. Bola bermasa 0.2 kg dilempar mendatar dengan kelajuan 10 m s-1 membentur
dinding tembok lalu bola di pantulkan kembali dengan kelajuan yang sama,
perubahan momentum bola adalah..
3. Bola bermassa 15 gram jatuh bebas dari ketinggian tertentu menumbuk lantai
dengan 10 ms-1 lalu terpantul keatas dengan kecepatan 7ms-1, tentukan impuls!
4. Sebuah mobil dengan massa 2000 kg, mula-mula bergerak lurus dengan kecepatan
awal 20 m/s ke utara. Setelah beberapa saat, mobil tersebut direm dan setelah 10
detik kecepatannya berkurang menjadi 5 m/s. Tentukan
a. Momentum awal mobil
b. Momentum mobil setelah direm. (setelah 10 detik)
c. Perubahan momentumnya setelah direm
5. Sebuah bola dengan massa 0,5 kg jatuh dari suatu ketinggian di atas lantai. Laju benda pada
saat menumbuk lantai sebesai 40 m/s dan bola memantul vertikal ke atas dengan laju 30 m/s.
Sebuah bola yang jatuh dan terpantul kembali
Tentukan:
a. Momentum bola pada saat menumbuk lantai
b. Momentum bola pada saat memantul kembali
c. Perubahan momentum bola sesudah dan sebelum menumbuk lantai
6. Mobil dengan massa 500 kg bergerak dengan kecepatan tetap v. Energi kinetiknya Ek = 100 000
joule. Tentukan momentum dan kecepatan tersebut v (dengan satuan km/jam).
7. Dua buah bola masing-masing mempunyai massa 2 kg dan 3 kg. Bola pertama bergerak keutara
dengan 4 m/s dan bola kedua kebarat dengan 10 m/s. Berapakah besar momentom total kedua
benda tersebut ?
8. Sebuah bola A sebelum dan sesudah tumbukan adalah pA =p dan p'A = 4p. Momentum B
sebelum dan sesudah tumbukan adalah pB dan p'B. Berapah perubahan momentum bola B ?
9. Sebuah bola pingpong bermassa 0,1 kg dipukul hingga melejit dengan kecepatan 50 m/s
meninggalkan pemukulnya. Jika perbedaan waktu kontak antara pemukul dengan bola 0.002 s,
berapakah gaya rata-rata yang dikerjakan pada pemukul ?
10. Seorang anak menendang sebongkah batu dalam keadaan diam (massa batu
2 kg) sehingga batu tersebut memperoleh kecepatan sebesar 20 m/s. kaki anak
tersebut menyentuh batu selama 0,01 sekon. Hitung besar gaya yang bekerja
pada batu tersebut, akibat tendangan anak tersebut!
11. Bola bermassa 0,2 kg dengan kelajuan 20 m/s dilempar ke arah pemukul
seperti diperlihatkan gambar di bawah!
Agar bola berbalik arah dengan kelajuan 30 m/s tentukan besar gaya pemukul
jika waktu kontak antara pemukul dan bola 0,001 sekon!
12. Sebuah benda bermassa 1 kg dipengaruhi gaya selama 20 sekon seperti
ditunjukkan grafik berikut!
Jika kelajuan awal benda 50 m/s tentukan kelajuan benda saat detik ke 15!
13. Bola pertama bergerak ke arah kanan dengan kelajuan 20 m/s mengejar bola
kedua yang bergerak dengan kelajuan 10 m/s ke kanan sehingga terjadi tumbukan
lenting sempurna.
Jika massa kedua bola adalah sama, masing-masing sebesar 1 kg, tentukan
kecepatan masing-masing bola setelah tumbukan!
14. Bola merah bermassa 1 kg bergerak ke kanan dengan kelajuan 20 m/s
menumbuk bola hijau bermassa 1 kg yang diam di atas lantai.
Tentukan kecepatan masing-masing bola setelah tumbukan jika terjadi tumbukan
tidak lenting (sama sekali)!
15. Bola hitam dan bola hijau saling mendekat dan bertumbukan seperti
diperlihatkan gambar di bawah!
Jika koefisien restituti tumbukan adalah 0,5 dan massa masing-masing bola adalah
sama sebesar 1 kg, tentukan kelajuan kedua bola setelah tumbukan!
THAN
K YOU

More Related Content

What's hot

Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaLaporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaSahrul Sindriana
 
FISIKA DASAR_05 energi
FISIKA DASAR_05 energiFISIKA DASAR_05 energi
FISIKA DASAR_05 energiEko Efendi
 
Fisika Kelas X: Besaran, Satuan, dan Pengukuran
Fisika Kelas X: Besaran, Satuan, dan PengukuranFisika Kelas X: Besaran, Satuan, dan Pengukuran
Fisika Kelas X: Besaran, Satuan, dan Pengukuran1000 guru
 
Power Point Gerak Melingkar
Power Point Gerak MelingkarPower Point Gerak Melingkar
Power Point Gerak MelingkarHasyim Hasyim
 
Laporan praktikum fisika energi potensial dan usaha
Laporan praktikum fisika energi potensial dan usahaLaporan praktikum fisika energi potensial dan usaha
Laporan praktikum fisika energi potensial dan usahaElsens Viele
 
Fisika hukum newton
Fisika hukum newtonFisika hukum newton
Fisika hukum newtonSayur Lodeh
 
Kumpulan Soal-soal Hukum Newton
Kumpulan Soal-soal Hukum NewtonKumpulan Soal-soal Hukum Newton
Kumpulan Soal-soal Hukum Newton555
 
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)Rezki Amaliah
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda PadatLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padatyudhodanto
 
Ppt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi smaPpt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi smaririsarum
 
kekentalan zat cair
kekentalan zat cair kekentalan zat cair
kekentalan zat cair Widya arsy
 
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika RotasiPPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika RotasiNariaki Adachi
 
3. a. ppt hyperlink elastisitas dan hukum hooke
3. a. ppt hyperlink   elastisitas dan hukum hooke3. a. ppt hyperlink   elastisitas dan hukum hooke
3. a. ppt hyperlink elastisitas dan hukum hookeIlham Mubarak
 

What's hot (20)

PPT Tekanan Hidrostatis
PPT Tekanan HidrostatisPPT Tekanan Hidrostatis
PPT Tekanan Hidrostatis
 
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaLaporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
 
Percobaan hukum hooke
Percobaan hukum hookePercobaan hukum hooke
Percobaan hukum hooke
 
FISIKA DASAR_05 energi
FISIKA DASAR_05 energiFISIKA DASAR_05 energi
FISIKA DASAR_05 energi
 
Fisika Kelas X: Besaran, Satuan, dan Pengukuran
Fisika Kelas X: Besaran, Satuan, dan PengukuranFisika Kelas X: Besaran, Satuan, dan Pengukuran
Fisika Kelas X: Besaran, Satuan, dan Pengukuran
 
Power Point Gerak Melingkar
Power Point Gerak MelingkarPower Point Gerak Melingkar
Power Point Gerak Melingkar
 
Laporan praktikum fisika energi potensial dan usaha
Laporan praktikum fisika energi potensial dan usahaLaporan praktikum fisika energi potensial dan usaha
Laporan praktikum fisika energi potensial dan usaha
 
Fisika hukum newton
Fisika hukum newtonFisika hukum newton
Fisika hukum newton
 
Momentum dan Impuls
Momentum dan ImpulsMomentum dan Impuls
Momentum dan Impuls
 
Energi Gelombang
Energi GelombangEnergi Gelombang
Energi Gelombang
 
Laporan gerak jatuh bebas
Laporan gerak jatuh bebasLaporan gerak jatuh bebas
Laporan gerak jatuh bebas
 
Kumpulan Soal-soal Hukum Newton
Kumpulan Soal-soal Hukum NewtonKumpulan Soal-soal Hukum Newton
Kumpulan Soal-soal Hukum Newton
 
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNGLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
 
Dinamika Gerak
Dinamika GerakDinamika Gerak
Dinamika Gerak
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda PadatLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
 
Ppt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi smaPpt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi sma
 
kekentalan zat cair
kekentalan zat cair kekentalan zat cair
kekentalan zat cair
 
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika RotasiPPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
 
3. a. ppt hyperlink elastisitas dan hukum hooke
3. a. ppt hyperlink   elastisitas dan hukum hooke3. a. ppt hyperlink   elastisitas dan hukum hooke
3. a. ppt hyperlink elastisitas dan hukum hooke
 

Similar to 1. Diketahui:m = 0,2 kgv1 = 4 m/sΔt = 2 ms = 0,002 sv2 = 12 m/sCari: FF = Δp/ΔtΔp = mv2 - mv1 = 0,2 kg x 12 m/s - 0,2 kg x 4 m/s= 2,4 kg.m/s - 0,8 kg.m/s = 1,6 kg.m/sF = Δp/Δt= 1,6 kg.m/s / 0,002 s= 800 N2. Diketahui

Fisika 7 - Momentum & Impuls.pdf
Fisika 7 - Momentum & Impuls.pdfFisika 7 - Momentum & Impuls.pdf
Fisika 7 - Momentum & Impuls.pdfAdiTyaWahyuPutra1
 
Makalah fisika listrik_impuls_dan_moment
Makalah fisika listrik_impuls_dan_momentMakalah fisika listrik_impuls_dan_moment
Makalah fisika listrik_impuls_dan_momentbruh97
 
Media pembelajaran fisika tumbukan
Media pembelajaran fisika tumbukanMedia pembelajaran fisika tumbukan
Media pembelajaran fisika tumbukanmuhamad khanif
 
Bab 3 momentum dan impuls
Bab 3 momentum dan impulsBab 3 momentum dan impuls
Bab 3 momentum dan impulsAndy Muson
 
impul-momentum-6.pptx
impul-momentum-6.pptximpul-momentum-6.pptx
impul-momentum-6.pptxElaSiama
 
Materi perkuliahan Fisika Teknik Mesin
Materi perkuliahan Fisika Teknik MesinMateri perkuliahan Fisika Teknik Mesin
Materi perkuliahan Fisika Teknik MesinCharis Muhammad
 
Materi Perkuliahan Fisika Teknik
Materi Perkuliahan Fisika TeknikMateri Perkuliahan Fisika Teknik
Materi Perkuliahan Fisika TeknikCharis Muhammad
 
Momentum linear-dan-tumbukan
Momentum linear-dan-tumbukanMomentum linear-dan-tumbukan
Momentum linear-dan-tumbukanmuhamad khanif
 
Fisika impuls dan momentum
Fisika impuls dan momentumFisika impuls dan momentum
Fisika impuls dan momentumHikmah Jannah
 
Bab 5-momentum-dan-impuls
Bab 5-momentum-dan-impulsBab 5-momentum-dan-impuls
Bab 5-momentum-dan-impulsKancana Trends
 
Impuls dan Momentum
Impuls dan MomentumImpuls dan Momentum
Impuls dan MomentumV3rmilion
 
fisika-impulsmomentum-130427092021-phpapp02 2.pdf
fisika-impulsmomentum-130427092021-phpapp02 2.pdffisika-impulsmomentum-130427092021-phpapp02 2.pdf
fisika-impulsmomentum-130427092021-phpapp02 2.pdfRaisaLubis1
 

Similar to 1. Diketahui:m = 0,2 kgv1 = 4 m/sΔt = 2 ms = 0,002 sv2 = 12 m/sCari: FF = Δp/ΔtΔp = mv2 - mv1 = 0,2 kg x 12 m/s - 0,2 kg x 4 m/s= 2,4 kg.m/s - 0,8 kg.m/s = 1,6 kg.m/sF = Δp/Δt= 1,6 kg.m/s / 0,002 s= 800 N2. Diketahui (20)

momentum dan impuls
 momentum dan impuls momentum dan impuls
momentum dan impuls
 
Fisika 7 - Momentum & Impuls.pdf
Fisika 7 - Momentum & Impuls.pdfFisika 7 - Momentum & Impuls.pdf
Fisika 7 - Momentum & Impuls.pdf
 
Impuls dan momentun
Impuls dan momentunImpuls dan momentun
Impuls dan momentun
 
Makalah fisika listrik_impuls_dan_moment
Makalah fisika listrik_impuls_dan_momentMakalah fisika listrik_impuls_dan_moment
Makalah fisika listrik_impuls_dan_moment
 
MOMENTUM DAN IMPLUS
MOMENTUM DAN IMPLUSMOMENTUM DAN IMPLUS
MOMENTUM DAN IMPLUS
 
Momentum
MomentumMomentum
Momentum
 
Media pembelajaran fisika tumbukan
Media pembelajaran fisika tumbukanMedia pembelajaran fisika tumbukan
Media pembelajaran fisika tumbukan
 
Bab 3 momentum dan impuls
Bab 3 momentum dan impulsBab 3 momentum dan impuls
Bab 3 momentum dan impuls
 
Momentum 1.ppt
Momentum 1.pptMomentum 1.ppt
Momentum 1.ppt
 
impul-momentum-6.pptx
impul-momentum-6.pptximpul-momentum-6.pptx
impul-momentum-6.pptx
 
Materi perkuliahan Fisika Teknik Mesin
Materi perkuliahan Fisika Teknik MesinMateri perkuliahan Fisika Teknik Mesin
Materi perkuliahan Fisika Teknik Mesin
 
Momentum & impuls
Momentum & impulsMomentum & impuls
Momentum & impuls
 
Materi Perkuliahan Fisika Teknik
Materi Perkuliahan Fisika TeknikMateri Perkuliahan Fisika Teknik
Materi Perkuliahan Fisika Teknik
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Momentum linear-dan-tumbukan
Momentum linear-dan-tumbukanMomentum linear-dan-tumbukan
Momentum linear-dan-tumbukan
 
Fisika impuls dan momentum
Fisika impuls dan momentumFisika impuls dan momentum
Fisika impuls dan momentum
 
Bab 5-momentum-dan-impuls
Bab 5-momentum-dan-impulsBab 5-momentum-dan-impuls
Bab 5-momentum-dan-impuls
 
Momentum linier
Momentum linierMomentum linier
Momentum linier
 
Impuls dan Momentum
Impuls dan MomentumImpuls dan Momentum
Impuls dan Momentum
 
fisika-impulsmomentum-130427092021-phpapp02 2.pdf
fisika-impulsmomentum-130427092021-phpapp02 2.pdffisika-impulsmomentum-130427092021-phpapp02 2.pdf
fisika-impulsmomentum-130427092021-phpapp02 2.pdf
 

More from Mutiara Nanda

PENETAPAN ANALISIS TOTAL SEMEN 2
PENETAPAN ANALISIS TOTAL SEMEN 2PENETAPAN ANALISIS TOTAL SEMEN 2
PENETAPAN ANALISIS TOTAL SEMEN 2Mutiara Nanda
 
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASARPENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASARMutiara Nanda
 
PENETAPAN KADAR PROTEIN PADA IKAN ASIN
PENETAPAN KADAR PROTEIN PADA IKAN ASINPENETAPAN KADAR PROTEIN PADA IKAN ASIN
PENETAPAN KADAR PROTEIN PADA IKAN ASINMutiara Nanda
 
PENETAPAN KADAR LEMAK
PENETAPAN KADAR LEMAKPENETAPAN KADAR LEMAK
PENETAPAN KADAR LEMAKMutiara Nanda
 
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRATPENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRATMutiara Nanda
 
PENETAPAN KADAR GULA
PENETAPAN KADAR GULAPENETAPAN KADAR GULA
PENETAPAN KADAR GULAMutiara Nanda
 
PENETAPAN KADAR ABU DAN NaCl PADA IKAN ASIN
PENETAPAN KADAR ABU DAN NaCl PADA IKAN ASINPENETAPAN KADAR ABU DAN NaCl PADA IKAN ASIN
PENETAPAN KADAR ABU DAN NaCl PADA IKAN ASINMutiara Nanda
 
PENETAPAN KADAR BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)
PENETAPAN KADAR BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)PENETAPAN KADAR BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)
PENETAPAN KADAR BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)Mutiara Nanda
 
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)Mutiara Nanda
 
Sinar Laser dan Serat Optik
Sinar Laser dan Serat OptikSinar Laser dan Serat Optik
Sinar Laser dan Serat OptikMutiara Nanda
 

More from Mutiara Nanda (14)

PENETAPAN ANALISIS TOTAL SEMEN 2
PENETAPAN ANALISIS TOTAL SEMEN 2PENETAPAN ANALISIS TOTAL SEMEN 2
PENETAPAN ANALISIS TOTAL SEMEN 2
 
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASARPENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
 
PENETAPAN KADAR PROTEIN PADA IKAN ASIN
PENETAPAN KADAR PROTEIN PADA IKAN ASINPENETAPAN KADAR PROTEIN PADA IKAN ASIN
PENETAPAN KADAR PROTEIN PADA IKAN ASIN
 
PENETAPAN KADAR LEMAK
PENETAPAN KADAR LEMAKPENETAPAN KADAR LEMAK
PENETAPAN KADAR LEMAK
 
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRATPENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
 
PENETAPAN KADAR GULA
PENETAPAN KADAR GULAPENETAPAN KADAR GULA
PENETAPAN KADAR GULA
 
PENETAPAN KADAR ABU DAN NaCl PADA IKAN ASIN
PENETAPAN KADAR ABU DAN NaCl PADA IKAN ASINPENETAPAN KADAR ABU DAN NaCl PADA IKAN ASIN
PENETAPAN KADAR ABU DAN NaCl PADA IKAN ASIN
 
PENETAPAN KADAR BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)
PENETAPAN KADAR BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)PENETAPAN KADAR BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)
PENETAPAN KADAR BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)
 
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
 
Perpindahan Kalor
Perpindahan KalorPerpindahan Kalor
Perpindahan Kalor
 
Gelombang Mikro
Gelombang MikroGelombang Mikro
Gelombang Mikro
 
Sinar Laser dan Serat Optik
Sinar Laser dan Serat OptikSinar Laser dan Serat Optik
Sinar Laser dan Serat Optik
 
Sinar Gamma
Sinar GammaSinar Gamma
Sinar Gamma
 
Fluida Dinamis
Fluida DinamisFluida Dinamis
Fluida Dinamis
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 

1. Diketahui:m = 0,2 kgv1 = 4 m/sΔt = 2 ms = 0,002 sv2 = 12 m/sCari: FF = Δp/ΔtΔp = mv2 - mv1 = 0,2 kg x 12 m/s - 0,2 kg x 4 m/s= 2,4 kg.m/s - 0,8 kg.m/s = 1,6 kg.m/sF = Δp/Δt= 1,6 kg.m/s / 0,002 s= 800 N2. Diketahui

  • 1. DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 1. AGNI RUSDI 2. AHMAD WILDAN 3. AINI ALIFIYAH 4. ALMA ALAMASYIAH 5. ALISA RINI 6. ANITA LISMAYASARI 7. AURANISSA EFRIDA 8. CICILIA ROSWARDANY
  • 2. JADI, DEFINISI IMPULS ADALAH HASIL KALI GAYA ATAU RESULTAN GAYA DENGAN SELANG WAKTU PERHATIKAN PERISTIWA BERIKUT : SEBUAH BOLA BERGERAK DIPUKUL DENGAN TONGKAT BESAR. GAYA PUKUL TONGKAT DIKALIKAN DENGAN SELANG WAKTU SELAMA GAYA BEKERJA PADA BOLA IMPULS. Untuk membuat benda yang diam menjadi bergerak, maka perlu dikerjakan gaya padabenda tersebut selama selang waktu tertentu. Dengan rumus : I = ΣF . Δt Ket ; I = Impuls ( Ns ) ΣF = gaya total (N) Δt = selang waktu (s)
  • 3. PENERAPAN KONSEP IMPULS DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI 1. Sarung Tinju Pernah nonton pertandingan Tinju di TV ? nah, sarung tinju yang dipakai oleh para petinju itu berfungsi untuk memperlama bekerjanya gaya impuls. ketika petinju memukul lawannya, pukulannya tersebut memiliki waktu kontak yang lebih lama. Karena waktu kontak lebih lama, maka gaya impuls yang bekerja juga makin kecil. Makin kecil gaya impuls yang bekerja maka rasa sakit menjadi berkurang. 2. Palu atau pemukul Mengapa palu tidak dibuat dari kayu saja,tetapi dibuat dari besi ? tujuannya supaya selang waktu kontak menjadi lebih singkat, sehingga gaya impuls yang dihasilkan lebih besar. Kalau gaya impulsnya besar, maka paku, misalnya, akan tertanam lebih dalam.
  • 4. 3. Matras Matras sering dipakai ketika olahraga atau biasa dipakai para pejudo. Matras dimanfaatkan untuk memperlama selang waktu bekerjanya gaya impuls, sehingga tubuh kita tidak terasa sakit ketika dibanting. Bayangkanlah ketika dirimu dibanting atau berbenturan dengan lantai? Ini disebabkan karena waktu kontak antara tubuhmu dan lantai sangat singkat. Tapi ketika tubuh dibanting di atas matras maka waktu kontaknya lebih lama, dengan demikian gaya impuls yang bekerja juga menjadi lebih kecil. 4. Helm Kalau anda perhatikan bagian dalam helm, pasti anda akan melihat lapisan lunak. Seperti gabus atau spons, lapisan lunak tersebut bertujuan untuk memperlama waktu kontak seandainya kepala anda terbentur ke aspal ketika terjadi tabrakan. Jika tidak ada lapisan lunak tersebut, gaya impuls akan bekerja lebih cepat sehingga walaupun memakai helm, anda akan pusing-pusing ketika terbentur aspal.
  • 5. Besaran yang dimiliki oleh sebuah benda atau partikel yang bergerak Contohnya, sebuah mobil bergerak dengan laju tertentu kemudian menabrak sebuah pohon, semakin cepat mobil itu bergerak maka kerusakan yang timbul semakin besar. Atau semakin besar massa mobil semakin besar pula kerusakan yang ditimbulkan. Maka mobil dikatakan memiliki momentum yang besar. DIRUMUSKAN : p = m . v Ket : p = momentum ( kg m/s) m = massa (kg) v = kecepatan (m/s) Karena momentum termasuk besaran vektor, maka momentum memiliki sifat seperti halnya vektor, yaitu dapat dijumlahkan dan dapat diuraikan. Penyelesaian beberapa momentum menggunakan konsep vektor
  • 6. LANJUTAN : Misalkan, ada dua buah vektor momentum p1 dan p2 membentuk sudut α, maka jumlah momentum kedua vektor harus di jumlah kan dengan cara vektor. Dengan rumus sebagai berikut : p1 p2 p α p = √p1 2 + p2 2 + 2p1p2 cos α
  • 7. Banyak kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dijelaskan dengan konsep momentum dan impuls. Di antaranya : tumbukan antara dua kendaraan. Salah satu penggunaan konsep momentum yang penting adalah pada persoalan yang menyangkut tumbukan. Misalnya tumbukan antara partikel-partikel gas dengan dinding tempat gas berada. Hal ini dapat digunakan untuk menjelaskan sifat-sifat gas dengan menggunakan analisis mekanika. Berdasarkan sifat kelentingan atau elastisitas benda yang bertumbukan, tumbukan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan tidak lenting sama sekali.
  • 8. Tumbukan Lenting Sempurna Tumbukan lenting sempurna antara dua benda : Dua buah benda memiliki massa masing-masing m1 dan m2 bergerak saling mendekati dengan kecepatan sebesar v1 dan v2 sepanjang lintasan yang lurus. Setelah keduanya bertumbukan masing-masing bergerak dengan kecepatan sebesar v’1 dan v’2 dengan arah saling berlawanan. Berdasarkan hukum kekekalan momentum dapat ditulis sebagai berikut. m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2 m1v1 – m1v’1 = m2v’2 – m2v2 m1(v1 – v’1) = m (v’2 – v2) Sedangkan berdasarkan hukum kekekalan energi kinetik, diperoleh persamaan sebagai berikut. Ek1 + Ek2 = E’k1 + E’k2 ½ m1v1 2 + ½ m2v2 2 = ½ m1(v1)2 + ½ m2(v2)2 m1((v’1)2 – (v1)2) = m2((v’2)2 – (v2)2) m1(v1 + v’1)(v1 – v’1) = m (v’2 + v2)(v’2 – v2) Jika persamaan di atas saling disubtitusikan, maka diperoleh persamaan sebagai berikut. m1(v1 + v’1)(v1 – v’1) = m1(v’2 + v2)(v1 – v’1) v1 + v’1 = v’2 + v2 v1 – v2 = v’2 – v’1 -(v2 – v1) = v’2 – v’1 Persamaan di atas menunjukan bahwa pada tumbukan lenting sempurna kecepatan relatif benda sebelum dan sesudah tumbukan besarnya tetap tetapi arahnya berlawanan.
  • 9. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali Pada tumbukan jenis ini, kecepatan benda-benda sesudah tumbukan sama besar (benda yang bertumbukan saling melekat). Misalnya, tumbukan antara peluru dengan sebuah target di mana setelah tumbukan peluru mengeram dalam target. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut. m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2 Jika v’1 = v’2 = v’, maka m1v1 + m2v2 = (m1 + m2) v’ Tumbukan tidak lenting sama sekali yang terjadi antara dua benda , Contoh : tumbukan tidak lenting sama sekali adalah ayunan balistik. Ayunan balistik merupakan seperangkat alat yang digunakan untuk mengukur benda yang bergerak dengan keceptan cukup besar, misalnya kecepatan peluru. Prinsip kerja ayunan balistik berdasarkan hal-hal berikut. a. Penerapan sifat tumbukan tidak lenting. m1v1 + m2v2 = (m1 + m2) v’ m1v1 + 0 = (m1 + m2) v’
  • 10. b. Hukum kekekalan energi mekanik ½ (m1 + m2)(v’)2 = (m1 + m2)gh Jika persamaan pertama disubtitusikan ke dalam persamaan kedua, maka diketahui kecepatan peluru sebelum bersarang dalam balok.
  • 11. Tumbukan Lenting Sebagian Kebanyakan benda-benda yang ada di alam mengalami tumbukan lenting sebagian, di mana energi kinetik berkurang selama tumbukan. Oleh karena itu, hukum kekekalan energi mekanik tidak berlaku. Besarnya kecepatan relatif juga berkurang dengan suatu faktor tertentu yang disebut koefisien restitusi. Bila koefisien restitusi dinyatakan dengan huruf e, maka derajat berkurangnya kecepatan relatif benda setelah tumbukan dirumuskan sebagai berikut. Nilai restitusi berkisar antara 0 dan 1 (0 ≤ e ≤ 1 ). Untuk tumbukan lenting sempurna, nilai e = 1. Untuk tumbukan tidak lenting nilai e = 0. Sedangkan untuk tumbukan lenting sebagian mempunyai nilai e antara 0 dan 1 (0 < e < 1). Misalnya, sebuah bola tenis dilepas dari ketinggian h1 di atas lantai. Setelah menumbuk lantai bola akan terpental setinggi h2, nilai h2 selalu lebih kecil dari h1.
  • 12. Coba kita perhatikan gamabr diatas. Kecepatan bola sesaat sebelum tumbukan adalah v1 dan sesaat setelah tumbukan v1 . Berdasarkan persamaan gerak jatuh bebas, besar kecepatan bola memenuhi persamaan : Untuk kecepatan lantai sebelum dan sesudah tumbukan sama dengan nol (v2 = v’2 = 0). Jika arah ke benda diberi harga negatif, maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut.
  • 13. Hubungan antara impuls dan momentum dijelaskan dari penerapan Hukum II Newton, yaitu : F = m .a F = m . ΔV / Δt F = m . v2-v1 / Δt I = F . Δt I = m . ( v2-v1 / Δt) Δt I = m (v2-v1) I = mv2- mv1 I = p2-p1 I = Δp I = F .Δt = Δp Dapat disimpulkan Impuls sama dengan perubahan momentum. Ini menunjukkan bahwa gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan perubahan momentum benda persatuan waktu.
  • 14. HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM Besar Impuls dinyatakan sebagai perubahan momentum: F ΔT = Δp. Saat F = 0, maka ‚Δp = 0 atau p= konstan. Dapat disimpulkan jika suatu sistem tidak mendapat gaya dari luar, momentum sistem selalu tetap. Hal itulah yang disebut Hukum Kekekalan Momentum. Jumlah Momentum awal kedua benda (sebelum tumbukan): Σp = p1 + p2 = m1v1 + m2v2 Jumlah Momentum akhir kedua benda (sesudah tumbukan) Σp’ = p’1 + p’2 = m1v’1 + m2v’2
  • 15. Hukum Kekekalan Momentum menyatakan : Bila tidak ada gaya dari luar yang bekerja pada benda benda yang melakukan interaksi , atau resultan gaya dari luar yang bekerja pada benda-benda adalah nol, maka jumlah momentum benda-benda sebelum mengadakan interaksi selalu sama dengan jumlah momentum benda- benda setelah mengadakan interaksi . Hukum kekekalan Momentum berlaku pada peristiwa : 1. Tumbukan benda 2. Interaksi dua benda 3. Peristiwa ledakan 4. Peristiwa tarik-menaik 5. Peristiwa jalannya roket maupun jet
  • 16. Contoh Penerapan dalam kehidupan sehari-hari konsep dari Hukum Kekekalan momentum : a.Prinsip Peluncuran Roket. Besar momentum yang dihasilkan gaya dorong oleh bahan bakar sama dengan momentum meluncurnya roket. b. Senapan/Meriam Momentum senapan mundur ke belakang sama dengan momentum peluru yang lepas dari senapan. c. Orang melompat dari perahu. Momentum perahu mundur ke belakang sama dengan momentum orang yang melompat kedepan. d. Ayunan Balistik Untuk menghitung kecepatan peluru yang melesat dari sebuah senapan dan menumbuk balok yang tergantung pada seutas tali (bandul). 1. Peluru bersarang pada bandul 2. Peluru menembus bandul
  • 17. CONTOH SOAL 1. Sebuah bola biliard dipukul dengan gaya 20 N dalam selang waktu 0,5 s. Tentukan impuls yang bekerja pada bola biliard tersebut! Jawab : Dik : F = 20N t = 0,5 s Dit : I?  I = F. t = 20 N . 0,5 s = 10 Ns 2. Sebuah bus bernama 5 ton bergerak dengan kecepatan tetap 10 m/s. berapa momentum yang dimiliki but tersebut ? Jawab : Dik : m= 5 ton x 10000 = 50000 kg v = 10 m/s Dit: p ?  p = m.v = 50000 kg x 10 m/s = 500000 kg /s
  • 18. LATIHAN SOAL 1. Bola bermassa 200 gram dilempar horizontal dengan percepatan 4 m s-1lalu bola dipukul searah dengan arah bola mula mula. Lamanya bola bersentuhan dengan pemukul adalah 2 milisekon dan kecepatan bola setelah meninggalkan pemukul adalah 12 m s-1. besar gaya yang diberikan oleh pemukul pada bola adalah.. 2. Bola bermasa 0.2 kg dilempar mendatar dengan kelajuan 10 m s-1 membentur dinding tembok lalu bola di pantulkan kembali dengan kelajuan yang sama, perubahan momentum bola adalah.. 3. Bola bermassa 15 gram jatuh bebas dari ketinggian tertentu menumbuk lantai dengan 10 ms-1 lalu terpantul keatas dengan kecepatan 7ms-1, tentukan impuls! 4. Sebuah mobil dengan massa 2000 kg, mula-mula bergerak lurus dengan kecepatan awal 20 m/s ke utara. Setelah beberapa saat, mobil tersebut direm dan setelah 10 detik kecepatannya berkurang menjadi 5 m/s. Tentukan a. Momentum awal mobil b. Momentum mobil setelah direm. (setelah 10 detik) c. Perubahan momentumnya setelah direm
  • 19. 5. Sebuah bola dengan massa 0,5 kg jatuh dari suatu ketinggian di atas lantai. Laju benda pada saat menumbuk lantai sebesai 40 m/s dan bola memantul vertikal ke atas dengan laju 30 m/s. Sebuah bola yang jatuh dan terpantul kembali Tentukan: a. Momentum bola pada saat menumbuk lantai b. Momentum bola pada saat memantul kembali c. Perubahan momentum bola sesudah dan sebelum menumbuk lantai 6. Mobil dengan massa 500 kg bergerak dengan kecepatan tetap v. Energi kinetiknya Ek = 100 000 joule. Tentukan momentum dan kecepatan tersebut v (dengan satuan km/jam). 7. Dua buah bola masing-masing mempunyai massa 2 kg dan 3 kg. Bola pertama bergerak keutara dengan 4 m/s dan bola kedua kebarat dengan 10 m/s. Berapakah besar momentom total kedua benda tersebut ? 8. Sebuah bola A sebelum dan sesudah tumbukan adalah pA =p dan p'A = 4p. Momentum B sebelum dan sesudah tumbukan adalah pB dan p'B. Berapah perubahan momentum bola B ? 9. Sebuah bola pingpong bermassa 0,1 kg dipukul hingga melejit dengan kecepatan 50 m/s meninggalkan pemukulnya. Jika perbedaan waktu kontak antara pemukul dengan bola 0.002 s, berapakah gaya rata-rata yang dikerjakan pada pemukul ?
  • 20. 10. Seorang anak menendang sebongkah batu dalam keadaan diam (massa batu 2 kg) sehingga batu tersebut memperoleh kecepatan sebesar 20 m/s. kaki anak tersebut menyentuh batu selama 0,01 sekon. Hitung besar gaya yang bekerja pada batu tersebut, akibat tendangan anak tersebut! 11. Bola bermassa 0,2 kg dengan kelajuan 20 m/s dilempar ke arah pemukul seperti diperlihatkan gambar di bawah! Agar bola berbalik arah dengan kelajuan 30 m/s tentukan besar gaya pemukul jika waktu kontak antara pemukul dan bola 0,001 sekon! 12. Sebuah benda bermassa 1 kg dipengaruhi gaya selama 20 sekon seperti ditunjukkan grafik berikut! Jika kelajuan awal benda 50 m/s tentukan kelajuan benda saat detik ke 15!
  • 21. 13. Bola pertama bergerak ke arah kanan dengan kelajuan 20 m/s mengejar bola kedua yang bergerak dengan kelajuan 10 m/s ke kanan sehingga terjadi tumbukan lenting sempurna. Jika massa kedua bola adalah sama, masing-masing sebesar 1 kg, tentukan kecepatan masing-masing bola setelah tumbukan! 14. Bola merah bermassa 1 kg bergerak ke kanan dengan kelajuan 20 m/s menumbuk bola hijau bermassa 1 kg yang diam di atas lantai. Tentukan kecepatan masing-masing bola setelah tumbukan jika terjadi tumbukan tidak lenting (sama sekali)! 15. Bola hitam dan bola hijau saling mendekat dan bertumbukan seperti diperlihatkan gambar di bawah! Jika koefisien restituti tumbukan adalah 0,5 dan massa masing-masing bola adalah sama sebesar 1 kg, tentukan kelajuan kedua bola setelah tumbukan!