SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN
Penulisan paper ini adalah untuk:
1. Mengetahui manfaat dari tanaman keci beling yang bisa digunakan sebagai obat
alami dari tumbuh – tumbuhan.
2. Mengetahui kandungan metabolit sekunder pada tanaman keci beling
1.2 LATAR BELAKANG
Kebutuhan manusia akan obat – obatan terus meningkat, seiring pola hidup yang
tidak sehat. Baik dalam segi makanan maupun dari segi lingkungan sekitar yang
mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit yang dapat mengganggu aktivitas
kehidupan manusia itu sendiri. Tapi tidak semua masyarakat yang dapat membeli obat –
obatan yang diberikan oleh dokter.
Bagi masyarakat ekonomi kebawah, membeli obat dengan harga yang mahal
sangat memberatkan. Oleh karena itu, perlu dikembangkan sosialisasi pemanfaatan
tumbuhan obat – obatan alami yang berasal dari tumbuh – tumbuhan yang tentunya
relatif murah. Secara umum, yang termasuk kepada obat-obat tradisional adalah bahanbahan obat yang berasal dari alam, baik yang berasal dari tetumbuhan, hewan ataupun
bahan-bahan mineral. Pemakaian obat tradisional ini masih sangat sederhana, misalnya
untuk bahan obat yang berasal dari tetumbuhan, maka biasanya cukup dengan menyeduh
bahan tetumbuhan, baik yang masih segar maupun yang telah dikeringkan, dengan air
panas lalu air seduhan itu diminum. Kadang-kadang hanya dengan menggunakan air
perasan dari bahan tetumbuhan segar.
Senyawa organik banyak terdapat dalam bahan-bahan alam, dimana senyawa
organik yang terdapat dalam bahan alam ini disebut dengan senyawa organik bahan alam.
Senyawa organik bahan alam adalah terbatas pada senyawa-senyawa yang dikenal
sebagai metabolit primer dan metabolit sekunder.
1
Senyawa metabolit sekunder adalah senyawa-senyawa dari hasil metabolit
sekunder, yang tidak terdapat merata dalam makhluk hidup dan ditemukan dalam jumlah
22yang sangat sedikit. Umumnya senyawa ini terdapat pada organ tumbuhan (tumbuhan
tingkat tinggi) pada akar, kulit, batang, daun, bunga, buah dan biji dan sedikit terdapat
pada hewan.
Tumbuhan sebagai obat merupakan tumbuhan yang mengandung suatu senyawa
bioaktifseperti alkoloid, flavonoid, steroid, terpenoid, saponin dan lain-lain. Salah satu
tanaman yang terdapat dialam yang digunakan sebagai bahan obat-obatan yaitu tanaman
keci beling..
1.3 PERUMUSAN MASALAH
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka yang menjadi masalah dalam
penelitian ini adalah apa saja kandungan biologi aktif yang terdapat pada tanaman keci
beling , cara mengidentifikasinya dan apa saja khasiat dan manfaatnya bagi kehidupan.
1.4 BATASAN MASALAH
Untuk mengarahkan penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada hal berikut :
1.4.1 Botani tanaman keci beling
1.4.2 Metabolik sekunder.
1.5 MANFAAT PENULISAN
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :
1.5.1

Memberikan informasi tentang kandungan kimia yang terdapat pada tanaman keci
beling.

1.5.2

Memberikan informasi tentang kasiat dari tanaman keci beling.

1.5.3

Sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut tentang tanaman keci
beling.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Botani Tumbuhan
Tanaman yang berkhasiat melancarkan urine dan menghancurkan batu
ginjal/kandung kemih ini biasa disebut keci beling. Jenis tanaman lain yang juga disebut
keci beling, karena mampu menggempur batu ginjal adalah godean Desmodium
gangeticum, kembang bugang Clerodendron calamitosum dan sambang getih
Hemigraphis colorata.
Deskripsi tanaman:
Di Jawa tanaman ini banyak terdapat di pedesaan yang tumbuh sebagai semak ,
berdiameter antara 0,2 - 0,7 cm, tinggi 1-2 meter. Kulit luar berwarna ungu dengan
bintik-bintik hijau dan apabila menjadi tua berubah menjadi coklat . Batang beruas, basah,
bula, berbulu kasar, percabangan monopodial, dan sepintas lalu menyerupai rumput
berbatang tegak. Daun tunggal, berhadapan, bentuk lanset atau lonjong, tepi beringgit,
ujung dan pangkal runcing, [panjang 9-18 cm, lebar 3-8 cm, bertangkai pendek,
pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bulir, mahkotabentuk
corong, berambut, warna ungu. Buah bulat, warna coklat.
Habitat:
Tumbuhan ini mudah berkembang biak pada tanah subur, agak terlindung dan di tempat
terbuka.
1. Syarat Tumbuh:
a. Iklim
· Ketinggian tempat : 1 m - 1.000 m di atas permukaan laut
· Curah hujan tahunan : 2.500 mm - 4.000 mm/tahun
· Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 8 bulan - 9 bulan
· Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 3 bulan - 4 bulan
· Suhu udara : 200 C - 250 C
· Kelembapan : sedang · Penyinaran : sedang
b. Tanah
3
· Tekstur : pasir sampai liat
· Drainase : sedang - baik
· Kedalaman air tanah : 25 cm dari permukaan tanah
· Kedalaman perakaran : 5 cm dari permukaan tanah
· Kemasaman (pH) : 5,5 – 7
· Kesuburan : sedang
2. Pedoman Bertanam:
a. Pegolahan Tanah
Buatkan lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm
b. Persiapan bibit
· Perbanyakan tanaman kejibeling dilakukan dengan stek.
c. Penanaman
· Stek ditanam pada lubang tanah yang telah disiapkan dengan jarak tanam 1 m x 1 m.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Garam alkali; Asam silikat; Karbonat; Triterpena
Khasiat: Diuretik
Penyakit yang dapat diobati dan cara penggunaannya :
1. Tumor
Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.
Cara pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan
secara teratur.
Pantangan: Ikan Asin, cabai, tauge, sawi putih, kangkung, nanas,
durian, lengkong, nangka, es, alkohol dan tape, limun dan vitzin.
2. Diabetes Mellitus
Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.
Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan
secara teratur.
Pantangan: makanan yang manis-manis.
3. Lever (sakit Kuning)
4
Bahan: Daun Keeji Beling mentah dan segar 3 lembar.
Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan
secara teratur.
Pantangan: makanan yang mengandung lemak.
4. Ambeien (wasir)
Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.
Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan
secara teratur.
Pantangan: Daging kambing dan makanan/masakan yang pedas.
5. Kolesterol tinggi
Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.
Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan
secara teratur.
Pantangan: makanan yang berlemak.
6. Maag
Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.
Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan
secara teratur.
Pantangan: makanan pedas atau asam.
7. Kena Bisa Ulat dan Semut Hitam
Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 1 lembar.
Cara Pemakaian: digosokkan pada bagian tubuh yang gatal hingga
daun tersebut mengeluarkan air dan hancur. Dilakukan 2 kali
setelah berselang 2 jam.
8. Kencing kurang lancar
Bahan :Daun keci beling segar 25 gram
Cara pemakaian : dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air bersih selama 15
Setelah dingin disaring lalu minum sekaligus. Lakukan pada pagi atau siang hari.
9. Batu kandung kencing,
5

merit.
Bahan : Segenggam daun keji beling dan 1 tongkol jagung muda
Cara pemakaian: Segenggam daun keji beling dan 1 tongkol jagung muda dicuci, lalu
direbus dengan 2 liter air bersih sampai tersisa 1 liter. Setelah dingin disaring, lalu
diminum. Lakukan pagi dan sore hari, masing-masing I/2 gelas.
10. Batu kandung empedu
Bahan : Daun keji beling segar 5 lembar, daun ungu segar 7 lembar
Cara pemakaian : Daun keji beling segar 5 lembar, daun ungu segar 7 lembar, dicuci
bersih lalu di rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas Minum seperti teh
11. Kencing manis
Bahan : Daun keci beling segar 20 - 50 gram
Cara pemakaian : Daun keci beling segar 20 - 50 gram, direbus dengan 6 gelas air
sampai tersisa 3 gelas, dinginkan, disaring. Minum 3 kali 1 gelas per hari.
12. Batu ginjal
Bahan : Daun keji Beling 50 gram, meniran segar 7 batang, daun ungu 7 lembar
Cara pemakaian : Daun keji Beling 50 gram, meniran segar 7 batang, daun ungu 7
lembar. Dicuci dulu direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi 2 gelas dinginkan,
saring, minum 3 kali 2/3 gelas per hari. atau Daun keji beling 5 lembar, daun
tempuyung segar 5 lembar tongkol jagung 6 buah, dicuci lalu direbus dengan 5 gelas air
bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum,
habis dalam sehari. Lakukan setiap hari sampai rasa sakit menghilang.
13. Sembelit
Bahan : 1/2 genggam daun keji beling segar
Cara pemakaian : Ambil 1/2 genggam daun keji beling segar, cuci bersih lalu direbus
dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum.
Kandungan:
Daun kejibeling mengandung unsur-unsur mineral seperti kalium, natrium, kalsium dan
beberapa unsur lainnya.
Klasifikasi
6
Gambar : Keci beling
Kingdom

: Plantae

Divisio

: Magnoliophyta

Class

: Magnoliopsida

Ordo

: Solanales

Famili

: Acanthaceae

Genus

: Ruellia

Spesies

: Ruellia napifera Zoll et Mor.

SINONIM :
Nama Latin

: Paramellia napifera (Zoll.) Bremek

Nama Daerah

: Keci beling, pecah beling

2.2 Metabolit Sekunder
Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Tumbuhantumbuhan dari kecil menjadi besar dan berkembang dari satu sel zigot menjadi
embrio kemudian menjadi satu individu yang mempnyai akar, daun dan batang.
Dewasa ini yang dimaksud senyawa organik bahan alam adalah terbatas pada
senyawa-senyawa yang dikenal sebagai metabolik sekunder. Senyawa metabolik
adalah senyawa-senyawa hasil metabolisme sekunder, yang tidak terdapat secara
merata dalam makhluk hidup dan ditemukan dalam jumlah yang sedikit. Umumnya
terdapat pada semua organ tumbuhan (terutama tumbuhan tinggi), pada akar, kulit
batang, daun bunga dan biji dan sedikit pada hewan.
7
Penggunaan tumbuhan sebagai obat, berkaitan dengan kandungan kimia yang
terdapat dalam tumbuhan tersebut terutama zat bioaktif. Tampa adanya suatu
senyawa bioaktif dalam tumbuhan secara umum tumbuhan itu tidak dapat digunakan
sebagai obat. Senyawa bioaktif yang terdapat dalam tumbuhan biasanya merupakan
senyawa metabolik sekunder seperti alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, saponim
dan lain-lain.
1. ALKALOID
Alkaloid termasuk senyawa organik bahan alam yang terbesar jumlahnya,
baik dari segi jumlah senyawa maupun sebarannya dalam dunia tumbuhan. Alkaloid
menurut Winterstein dan Trier didefinisikan sebagai senyawa yang bersifat basa,
mengandung atom nitrogen berasal dari tumbuhan dan hewan. Harborne dan turner
(1984) mengungkapkan bahwa tidak satupun definisi alkaloid yang memuaskan,
tetapi umumnya alkaloid adalah senyawa metabolit sekunder yang besifat basa,
yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen biasanya dalm cincin heterosiklik,
dan bersifat aktif biologis menonjol.
Terminologi alkaloida sendiri berasal dari “alkaloid like”, yitu suatu
senyawa yang bersifat alkali atau basa. Claus (5) emberikan defenisi alkaloida
sebagai produk alamiah yang heterogen dalam bentuk senyawa organic heterosiklik,
bersifat basa, terdapat dalam tanaman tertentu dalam jumlah relative kecil dan
mempunyai aktifitas biologis. Senyawa golongan ini pada umumnya merupakan
senyawa bersifat racun yang bekerja terhadap susunan syaraf pusat. Alkaloid pada
umumnya merupakan senyawa padat, berbentuk kristal atau amorf, tidak bewarna
dan mempunyai rasa yang pahit. Dalam bentuk bebas, alkaloid merupakan basa
lemah yang sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam pelarut organic,
sedangkan dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air dan pada umumnya tidak
larut dalam pelarut organic.
Berdasarkan sifat-sifatnya ini maka alkaloid dapat diisolasi dari bahan alam
atau tumbuhan dengan menggunakan pelarut organic dalam suasana basa atau
dengan pelarut air dalam suasana asam. Pada cara yang pertama alkaloid yang
8
diperoleh adalah dalam bentuk alkaloid bebas, dan inilah yang paling banyak
dipakai, sedangkan dengan cara yang kedua akan diperoleh alkaloid dalam bentuk
garamnya. Untuk tujuan mendapatkan alkaloid dalam bentuk yang lebih murni serta
lebih banyak, maka kedua cara ini biasanya disatukan dalam penggunaannya.
Identifikasi biasanya dilakukan dengan menggunakan larutan-larutan pereaksi yang
khas untuk alkaloid, yang pada umumnya merupakan pereaksi-pereaksi yang dapat
membentuk endapan dengan alkaloid, misalnya pereaksi Mayer dan pereaksi
Dragendorf.
. Pada tahun 1896, Meyer – Lexikon memberikan batasan alkaloid sebagai
berikut : “Alkaloid terjadi secara karakteristik dalam tumbuhan dan sering dikenal
karena aktivitas fisiologisnya. Alkaloid mengandung C, H dan N dan pada
umumnya mengandung atom O.
Struktur alkaloid beraneka ragam, dari yang sederhana sampai rumit, dari
efek biologisnya yang menyegarkan tubuh sampai toksik. Satu contoh yang
sederhana, tetapi yang efek faalinyatidak sederhana adalah nikotina. Nikoyin dapat
menyababkan penyakit jantung, kanker paru-paru, kanker mulut,tekanan darah
tinggi, dan gangguan terhadap kehamilan dan janin.
Pembagian alkaloid :
a. Didasarkan pada jenis gugus kromofor yang berbeda, misalnya alkaloid indol,
isokuinolin atau kuinolin.
b. Didasarkan tumbuhan asal pertama kali ditemukan, misalnya alkaloid tembakau
c. Didasarkan jenis ikatan yang predominan dalam alkaloid tersebut.
Sistem klasifikasi yang banyak diterima adalah pembagian alkaloid menjadi
tiga golongan yaitu :
a. Alkaloid sesungguhnya
Bersifat racun dan menunjukkan aktivitas fisiologis yang luas. Diturunkan
secara biosintesis dari asam amino dan biasanya terdapat dalam tanaman
sebagai garam asam organik.
b. Protoalkaloid
9
Merupakan amina yang relatif sederhana dan ditandai dengan adanya atom
N yang berada di luar cincin heterosiklis.
c. Pseudoalkaloid
Senyawa bersifat basa. Yang termasuk dalam pseudoalkaloid adalah
alkaloid steroidal dan purin.
Peranan fisiologis alkaloid di tumbuhan yang membuatnya masih belum
diketahui dan diperkirakan alkaloid tidak mempunyai peranan metabolik yang
penting, karena hanya merupakan produk –samping dari lintasan lain yang lebih
penting.meskipun demikian, beberapa contoh diketahui melindungi tumbuhan
(Robinson,1979; Harborne, 1988). Sebagai contoh, tumbuhan yang mengandung
alkaloid tertentu dijauhi oleh hewan gembalaan dan serangga pemakan daun.
Alkaloid lainnya digunakan oleh kupu-kupu danaid sebagai substrat untuk
memebuata feromon. Percumbuannya yang menarik, delphinium barbeyi tidak
dihindarioleh ternak, bahkan juga ketika pakan ternak lain tersedia; dan , likoktonin
di dalamnya menyebabkan kematian ternak di Amerika Serikat lebih banyak
dibandingkan dengan senyawa beracun lainnyayang terdapat di tumbuhan beracun
(Keeler, 1975).

2. FLAVONOID
Dalam tumbuhan, flafonoid pada umumnya merupakan pigmen-pigmen
yang tersebar luas dalam bentuk senyawa glikon dan aglikon. Flafonoid yang
terdapat dalam tanaman antara lain adalah flovon, iso-flavon, antosianin, leukoantosianin, auron dan kalkon (1). Sifat fisika dan kimia senyawa flafonoid antara
lain adalah larut dalam air sedangkan dalam bentuk glikosida yang termetilasi larut
dalam eter. Sebagai glikosida ataupun aglikon, senyawa flafonoid tidak dapat larut
dalam petroleum eter.
Dari tumbuhan, glikosida dapat ditarik dengan pelarut organic yang bersifat
polar, misalnya methanol atau etanol. Identifikasi senyawa ini dapat dilakukan
10
dengan reaksi Sianidin-Wilstater dimana reaksi ini terutama akan diberikan oleh
senyawa yang mempunyai struktur inti benzopiron. Warna jingga sampai merah tua
oleh flavonol atau flavonan dan warna hijau sampai biru diberikan oleh aglikon dan
glikosida.
Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbanyak terdapat di
alam. Senyawa-senyawa ini bertanggung jawab terhadap zat warna merah, ungu,
biru, dan sebagian zat warna kuning dalam tumbuhan. Semua flavonoid menurut
strukturnya merupakan turunan senyawa induk “flavon” yakni nama sejenis
flavonoid yang terbesar jumlahnya dan juga lazim ditemukan, yang terdapat berupa
tepung putih pada tumbuhan primula.

Gambar 2. Struktur dari flavonoid
Beberapa fungsi flavonoid bagi tumbuhan adalah pengaturan tumbuh,
pengaturan fotosintesis, kerja antimikroba dan antivirus, kerja terhadap serangga,
fitoaleksin merupakan komponen abnormal yag hanya dibentuk sebagai tanggapa
terhadap infeksi atau luka dan kemudian menghambat fungus menyerangnya,
mengimbas gen pembintilan dalam bakteria bintil nitrogen.
Flavonoid dalam tumbuhan mempunyai empat fungsi:
1.

sebagai pigmen warna

2.

fungsi fisiologi dan patologi

3.

aktivitas farmakologi

4.

flavonoid dalam makanan.
11
Aktivitas farmakologidianggap berasal dari rutin (glikosida flavonol) yang
digunakan untukmenguatkan susunan kapiler, menurunkan permeabilitas dan
fragilitas pembuluh darah, dll. Gabor , et al menyatakan bahwa flavonoid dapat
digunakan sebagai obat karena mempunyai bermacam-macam bioaktivitas seperti
antiinflamasi, antikanker, antifertilitas, antiviral, antidiabetes, antidepressant,
diuretik, dll.
3. SENYAWA TERPEN
Senyawa terpen, pada awalnya merupakan suatu golongan senyawa yang
hanya terdiri dari atom C dan H, dengan perbandingan 5 : 8 dengan rumus empiris
C5H8 (unit isoperna), yang bergabung secara heat to tail (kepala ekor). Oleh sebab
itu senyawa terpen lazim disebut isoprenoid. Terpen dapat mengandung dua, tiga
atau lebih suatu soperma. Molekul-molekulnya dapat berupa rantai terbuka atau
siklik. Mereka dapat mengandung ikatan rangkap, gugus hidroksil, gugus karbonil
atau gugus fungsional lain. Struktur mirip yang mengandung unsur-unsur lain
disamping C dan H disebut terpenoid. Dewasa ini baik terpen maupun terpenoid
dikelompokkan sebagai senyawa terpenoid (isoprenois).

Gambar 3. Geraniol, dalam mawar.
(suatu terpenoid)
Berdasakan jumlah unit isoterpena yang dikandungnya, senyawa terpenoid
dibagi atas :
1. Monoterpen (dua unit isoprena)
2. Sekiterpen (tiga unit isoprena)
3. Diterpen (empat unit isoprena)
12
4. Triterpena (lima unit isoprena)
5. Tetraterpen (delapan unit isoprena)
6. Politerpena (banyak unit isoprena)
Monoterpen dan seski terpen adalah komponen utama minyak esendial
(minyak atsiri) yang dapat diperoleh dengan penyulingan. Vitamin A adalah suatu
diterpenoid, skualena (terdapat dalam ragi, kecambah gandum, dan minyak hati
hiu) tergolong triterpenoid dan lanosterol (suatu komponen lanolin, yang
diperoleh dari lemak wol). Kedua senyawa ini merupakan zat antara dalam
biosintasis steroid. Karet alam merupakan suatu politerpena.
Biosintesis terpen adalah kondensasi ester secara enzimatik dari porsilporsil asetil dari asetilkoenzime A. zat antara dalam pembentukan terpen adalah
porofosfat (difosfat) dari asam mevalonat dan sepasang isopenteril alkohol.
4. STEROID
Steroid adalah kelompok senyawa yang mempunyai kerangka dasar siklo
pentana perhidrofenantrena, mempunyai empat cincin terpadu. Senyawa-senyawa
ini mempunyai efek fisiologis tertentu.
Beberapa steroid penting adalah kolesterol, yaitu steroid hewani yang
terdapat paling meluas dan dijumpai pada hampir semua jaringan hewan. Batu
kandung kemih dan kuning telur merupakan sumber yang kaya akan senyawa ini.
Kolesterol merupakan zat antara yang diperlukan dalam biosisntesis hormon
steroid, namun merupakan tak keharusan dalam amakanan, karena dapat dikaitkan
dengan arterioksklerosis (pengerasan pembuluh darah), suatu keadaan dalam
mana kolesterol dan lipid-lipid lain melapisi dinding dalam pembuluh darah.
Suatu steroid yang berkaitan dengan kolesterol yaitu, 7-dehidrokolesterol,
dijumpai dalam kulit, diubah menjadi vitamin D bila disinari dengan cahaya
ultraviolet.
Hormon-hormon seks yang dihasilkan terutama pada testis dan indung
telur adalah suatu steroid, hormon jantan disebut androgen dan hormon betina
entrogen dan hormon kehamilan progesteron.
13
Saponin merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa hasil
kodensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila
dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) dan non-gula (aglikon). Saponim ini
terdiri dari dua kelompok : saponim triterpenoid dan saponin steroid. Saponim
banyak digunakan dalam kehidupan manusia, salah satunya banyak terdapat
dalam letak yang dapat digunakan untuk bahan pencuci kain (batik) dan sebagai
shampo. Saponim dapat diperoleh dari tumbuhan melalui metoda ekstraksi.

14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu Pelaksanaan
Hari

: Jumat

Tanggal

:

Waktu

: 07.00 – 09.40 WIB

3.2 Sampel Penelitian
3.3 Daun Keci beling
3.3 Alat dan Bahan
Alat

:

Lumpang, pisau/gunting, plat tetes, tabung reaksi, pipet tetes, corong,
pemanas, pasir halur bersih, kapas.

Bahan : Daun selasih hijau, amoniak – kloroform (NH 3-CHCLl) 0.05 N, H2SO4 2N,
pereaksi mayer, pereaksi wagner dan Dragendorf, metanol, asam sulfat
pekat, anhidrida asetat, asam klorida pekat sebuk magnesium.
3.4 Prosedur Kerja
3.4.1

Identifikasi Alkoloid : Metoda Culvenor - Fitzgerald
4 gram sampel segar
dirajang halus dan digerus
+ kloroform
digerus lagi
membentuk pasta
+ 10 ml larutan ammonia-kloroform 0,05 N
15
digerus lagi
disaring dimasukkan

tabung reaksi

filtrat
+ 5 ml H2SO4 2N, dikocok kuat
didiamkan larutan
terbentuk 2 lapisan
dipipet dimasukkan tabung reaksi
filtrat
+ pereaksi Mayer : endapan putih
+ pereaksi Wagner : endapan coklat
+ pereaksi Dragendorf : endapan orange
Mayer : endapan putih
Wagner : endapan coklat
Dragendorf : endapan orange
3.4.2

Identifikasi Flanoid : Sianidin test
0,5 gram sampel
diekstrak dengan 5 ml metanol
dipanaskan selama 5 menit
ekstrak
+ beberapa tetes HCl pekat dan sedikit serbuk Mg
merah / pink atau kuning
(sampel mengandung flavonoid)

3.4.3

Identifikasi steroid/terpenoid : Metode Liebermen – Burchard
lapisan kloroform pada uji alkaloid
16
ditempatkan pada plat tetes
+ 5 tetes anhidrida asam asetat
dibiarkan mengering
+ 3 tetes H2SO4 pekat
warna merah jingga / ungu : tes positif untuk terpenoid
warna biru : tes positif untuk steroid
3.4.4

Identifikasi saponin : uji busa
Sampel kering dirajang halus
Dimasukkan kedalam tabung reaksi
+ air suling
dididihkan 2 – 3 menit
didinginkan
dikocok kuat - kuatdirajang halus
Adanya busa stabil selama 5 menit

17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 2. Data pengamatan
Uji

Pereaksi

Hasil

Mayer
Alkaloid

Keterangan
Terbentuknya endapan
keruh dengan Mayer,

Wagner

+

Dragendorf

endapan coklat dengan
Wagner, endapan orange
dengan Dragendorff

HCl pekat
Flavonoid

dan serbuk

+

magnesium
Anhidrida

Terjadi perubahan warna
sampel menjadi kuning.

Steroid/terpenoid

asetat dan

-

-

Saponin

H2SO4 pekat
Air suling

-

-

Pembahasan
Pada percobaan yang dilakukan, memberikan hasil bahwa :
1. Identifikasi alkolid
Idendifikasi ini menggunakan metode culvenol-fitzgerald, yang mana akan
terjadi perubahan warna berdasarkan pereaksi-pereaksinya. Filtrat yang diperoleh
dengan cara marajang halus dan menggerus sampel dalam lumpang kemudian
ditambahkan amoniak – kloroform 0,05 N, larutan H2SO4 diuji dengan beberapa
pereaksi. Berdasakan data yang diperoleh, diketahui bahwa daun keci beling
mengandung alkaloid. Hal ini ditunjukkan dengan adanya endapan putih keruh ke
filtrat direaksikan dengan pereaksi Mayer. Hal ini sesuai dengan literatur yang
ada. Pada identifikasi alkaloid ini tidak hanya pereaksi Mayer yang digunakan
18
sebagai pereaksi, tapi masih ada pereaksi lain yang digunakan yaitu pereaksi
Wagner yang ditandai dengan adanya endapan coklat dan selanjutnya pereaksi
Dragendorf ditandai dengan adanya endapan orange. Namun, setelah percobaan
ternyata daun keci beling bereaksi positif dengan pereaksi Mayer terbukti dengan
adanya endapan putih keruh.
2. Identifikasi flavonoid.
Pada identifikasi flavonoid, sampel juga dirajang halus kemudian di
ekstrak dengan metanol dan dipanaskan selama 5 menit. Ketika pada penambahan
berikutnya yaitu penambahan beberapa tetes asam klorida dan sedikit serbuk Mg
terjadi perubahan warna menjadi kuning. Hal ini menunjukkan bahwa daun keci
beling mengandung flavonoid karena terbukti pada percobaan daun keci beling
terdapat warna kuning. Flavonoid mempunyai banyak fungsi seperti : sebagai
pigmen warna, funsi fisiologi dan patologi, fungsi farmakologi dan flavonoid
dalam makanan, antiflamasi, antikanker, antifertilitas, antiviral, anidiabetes,
antidepresant, diuretik dll.
3. Identifikasi Steorid /Terpenoid
Identifikasi

steoroid/terpenoid

menggunakan

metoda

Lieberman-

Burchard, yang mana akan menghasilkan perubahan warna menjadi ungu/jingga
menandakan uji positif untuk triterpenoid dan warna biru menunjukkan uji positif
untuk steroid. Penelitian ini menunjukkan bahwa keci beling tidak menganduing
steroid/terpenoid. Hal ini disebakan karena kesalahan peneliti sewaktu percobaan,
seperti penambahan pereaksi yang berlebihan atau tidak sesuai.
4. Identifikasi saponin.
Pada eksperimen ini dihasilkan busa yang relatif banyak setelah dilakukan
pengocokan kuat pada larutan sampel. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa daun
keci beling tidak mengandung saponin, ini ditunjukan dengan hasil yang negatif.
19
Selain membentuk busa yang stabil, saponin juga mempunyai rasa yang pahit, toksik
dan membentuk senyawaan dengan kolesterol.

BAB V
20
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan :
1. Tumbuhan keci beling mengandung alkaloid yang ditandai dengan terjadinya
perubahan warna jika filtrat keci beling di reaksikan dengan reagen Meyer terjadi
perubahan warna dari hijau menjadi putih keruh, Warger menjadi coklat dan
Dragendorf menjadi agak orange.
2. Tumbuhan keci beling mengandung flavonoid yang diatandai dengan perubahan
warna sampel dari hijau menjadi kuning.
3. Tumbuhan keci beling tidak menagndung steroid/ terpenoid
4. Tumbuhan keci beling tidak mengandung saponin, karena tidak ada busa saat
dikocok dengan air suling.
5. Pada pecobaan ini terjadi kesalahan-kesalahan pada waktu mengidentifikasi
kandungan dalam keci beling.
5.2 Saran
1. Sebaiknya pengujian dilakukan pada tanaman obat jenis lainnya yang belum
pernah diteliti sehingga diperoleh informasi yang lebih banyak.
2. Untuk identifikasi senyawa-senyawa metabolit sekunder sebaiknya sampel yang
digunakan adalah tanaman yang segar.
3. Sampel harus dirajang dahulu kalau bisa di gerus agar senyawa – senyawa yang
terdapat didalam sampel keluar dan pada saat penambahan reaksi kimia harus hati
– hati agar hasilnya maksimal

21
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
http://www.google. com. 21 Desember 2008. Obat Ttradisional Herbal Alami
http://www.google. com. 16 Desember 2007. Tanaman Herbal. Wordpress.
http://www.google. com. 21 Desember 2005. Tanaman Obat Indonesia. IPTEKnet
Kartasapoetra, G.2006. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Jakarta : Rineka Cipta
Rusdi. 1988. Tetumbuhan Sebagai Sumber Bahan Obat. Padang : Pusat Penelitian
Universitas Andalas
Tim Kimia Organik. 2007. Penuntun Pratikum Kimia Organik 2. Padang: FMIPA UNP.

22

More Related Content

What's hot

Proposal Group project (kacang merah)
Proposal Group project (kacang merah)Proposal Group project (kacang merah)
Proposal Group project (kacang merah)Naning I. F
 
Laporan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau
Laporan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kacang HijauLaporan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau
Laporan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijauanurputri
 
Laporan praktikum biologi Pertumbuhan dan Perkembangan
Laporan  praktikum biologi Pertumbuhan dan PerkembanganLaporan  praktikum biologi Pertumbuhan dan Perkembangan
Laporan praktikum biologi Pertumbuhan dan PerkembanganWafiqhah Abbas
 
Pengaruh pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik
Pengaruh pemberian pupuk organik dan pupuk anorganikPengaruh pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik
Pengaruh pemberian pupuk organik dan pupuk anorganikNaiila Naiila
 
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"Fitroh NH
 
Isi keji beling
Isi keji belingIsi keji beling
Isi keji belingsoeh18
 
Presentasi laporan praktikum pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dan...
Presentasi laporan praktikum  pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dan...Presentasi laporan praktikum  pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dan...
Presentasi laporan praktikum pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dan...Mar'atus Sholihah
 
KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT
KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT
KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT Siti Jum'atun
 
Biologi - Percobaan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau 2 (Isi)
Biologi - Percobaan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau 2 (Isi)Biologi - Percobaan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau 2 (Isi)
Biologi - Percobaan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau 2 (Isi)Ramadhani Sardiman
 
Laporan penelitian perkecambahan
Laporan penelitian perkecambahanLaporan penelitian perkecambahan
Laporan penelitian perkecambahanRizka Pratiwi
 
Tugasbiologikelompok2 111110053619-phpapp01
Tugasbiologikelompok2 111110053619-phpapp01Tugasbiologikelompok2 111110053619-phpapp01
Tugasbiologikelompok2 111110053619-phpapp01Wahyudi Arsyad
 
Tugas biologi perkembangbiak kecambah
Tugas biologi perkembangbiak kecambahTugas biologi perkembangbiak kecambah
Tugas biologi perkembangbiak kecambahYudha Kirito
 
LAPORAN HASIL PENELITIAN MENGAMATI MACAM PERKECAMBAHAN EPIGEAL DAN HIPOGEAL P...
LAPORAN HASIL PENELITIAN MENGAMATI MACAM PERKECAMBAHAN EPIGEAL DAN HIPOGEAL P...LAPORAN HASIL PENELITIAN MENGAMATI MACAM PERKECAMBAHAN EPIGEAL DAN HIPOGEAL P...
LAPORAN HASIL PENELITIAN MENGAMATI MACAM PERKECAMBAHAN EPIGEAL DAN HIPOGEAL P...Afina Luthfi Azmi
 

What's hot (20)

Pertanian Organik Selada
Pertanian Organik SeladaPertanian Organik Selada
Pertanian Organik Selada
 
Sandra
SandraSandra
Sandra
 
Tumbuhan hijau
Tumbuhan hijauTumbuhan hijau
Tumbuhan hijau
 
Proposal Group project (kacang merah)
Proposal Group project (kacang merah)Proposal Group project (kacang merah)
Proposal Group project (kacang merah)
 
Laporan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau
Laporan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kacang HijauLaporan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau
Laporan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau
 
Laporan praktikum biologi Pertumbuhan dan Perkembangan
Laporan  praktikum biologi Pertumbuhan dan PerkembanganLaporan  praktikum biologi Pertumbuhan dan Perkembangan
Laporan praktikum biologi Pertumbuhan dan Perkembangan
 
Pengaruh pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik
Pengaruh pemberian pupuk organik dan pupuk anorganikPengaruh pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik
Pengaruh pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik
 
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
 
Isi keji beling
Isi keji belingIsi keji beling
Isi keji beling
 
Presentasi laporan praktikum pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dan...
Presentasi laporan praktikum  pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dan...Presentasi laporan praktikum  pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dan...
Presentasi laporan praktikum pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dan...
 
KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT
KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT
KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Proposal kedelai
Proposal kedelaiProposal kedelai
Proposal kedelai
 
Biologi - Percobaan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau 2 (Isi)
Biologi - Percobaan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau 2 (Isi)Biologi - Percobaan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau 2 (Isi)
Biologi - Percobaan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau 2 (Isi)
 
Laporan penelitian perkecambahan
Laporan penelitian perkecambahanLaporan penelitian perkecambahan
Laporan penelitian perkecambahan
 
Tugasbiologikelompok2 111110053619-phpapp01
Tugasbiologikelompok2 111110053619-phpapp01Tugasbiologikelompok2 111110053619-phpapp01
Tugasbiologikelompok2 111110053619-phpapp01
 
Laporan hasil praktikum kedelai
Laporan hasil praktikum kedelaiLaporan hasil praktikum kedelai
Laporan hasil praktikum kedelai
 
Tugas biologi perkembangbiak kecambah
Tugas biologi perkembangbiak kecambahTugas biologi perkembangbiak kecambah
Tugas biologi perkembangbiak kecambah
 
Keanekaragaman Hayati dan Manfaatnya
Keanekaragaman Hayati dan ManfaatnyaKeanekaragaman Hayati dan Manfaatnya
Keanekaragaman Hayati dan Manfaatnya
 
LAPORAN HASIL PENELITIAN MENGAMATI MACAM PERKECAMBAHAN EPIGEAL DAN HIPOGEAL P...
LAPORAN HASIL PENELITIAN MENGAMATI MACAM PERKECAMBAHAN EPIGEAL DAN HIPOGEAL P...LAPORAN HASIL PENELITIAN MENGAMATI MACAM PERKECAMBAHAN EPIGEAL DAN HIPOGEAL P...
LAPORAN HASIL PENELITIAN MENGAMATI MACAM PERKECAMBAHAN EPIGEAL DAN HIPOGEAL P...
 

Similar to Paper Keci Beling tanaman obat

Similar to Paper Keci Beling tanaman obat (20)

Tempuyung
TempuyungTempuyung
Tempuyung
 
Makalah Materia Medika dan Terapi
Makalah Materia Medika dan TerapiMakalah Materia Medika dan Terapi
Makalah Materia Medika dan Terapi
 
karya tulis ilmiah
karya tulis ilmiah karya tulis ilmiah
karya tulis ilmiah
 
Binahong
BinahongBinahong
Binahong
 
Tanaman herbal
Tanaman herbalTanaman herbal
Tanaman herbal
 
Khasiat apotik hidup
Khasiat apotik hidupKhasiat apotik hidup
Khasiat apotik hidup
 
Kara Ilmiah Pemanfaatan Temulawak
 Kara Ilmiah Pemanfaatan Temulawak Kara Ilmiah Pemanfaatan Temulawak
Kara Ilmiah Pemanfaatan Temulawak
 
Presentasi ..kognosi..
Presentasi ..kognosi..Presentasi ..kognosi..
Presentasi ..kognosi..
 
52326079 kemoning
52326079 kemoning52326079 kemoning
52326079 kemoning
 
Peranan Plantae
Peranan PlantaePeranan Plantae
Peranan Plantae
 
Karya Tulis Ilmiah Keripik Tapak Dara yang Menyehatkan
Karya Tulis Ilmiah Keripik Tapak Dara yang MenyehatkanKarya Tulis Ilmiah Keripik Tapak Dara yang Menyehatkan
Karya Tulis Ilmiah Keripik Tapak Dara yang Menyehatkan
 
Bawang putih
Bawang putihBawang putih
Bawang putih
 
Obat tetes mata kitolod
Obat tetes mata kitolodObat tetes mata kitolod
Obat tetes mata kitolod
 
Buletin toga
Buletin togaBuletin toga
Buletin toga
 
Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat daun sukun Bagi Kesehatan
Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat daun sukun Bagi Kesehatan Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat daun sukun Bagi Kesehatan
Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat daun sukun Bagi Kesehatan
 
Tanaman Obat Hortikultura
Tanaman Obat HortikulturaTanaman Obat Hortikultura
Tanaman Obat Hortikultura
 
herbal untuk demam
herbal untuk demamherbal untuk demam
herbal untuk demam
 
Herbal TerapanPenyakit KronisKanker.pptx
Herbal TerapanPenyakit KronisKanker.pptxHerbal TerapanPenyakit KronisKanker.pptx
Herbal TerapanPenyakit KronisKanker.pptx
 
Bab i p egagan
Bab i p egaganBab i p egagan
Bab i p egagan
 
Khasiat buah bengkoang
Khasiat buah bengkoangKhasiat buah bengkoang
Khasiat buah bengkoang
 

Recently uploaded

materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio PerawatMovieWulandari
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyIkanurzijah2
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTRiskaViandini1
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptAnisyahHariadi
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptssuserbb0b09
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxcheatingw995
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungHalo Docter
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitPutriKemala3
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxLintangDwiCandra1
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaYosuaNatanael1
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxIrfanNersMaulana
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxssuser981dcb
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxcholiftiara1
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatssuser7c01e3
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxDwiDamayantiJonathan1
 

Recently uploaded (20)

materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 

Paper Keci Beling tanaman obat

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN Penulisan paper ini adalah untuk: 1. Mengetahui manfaat dari tanaman keci beling yang bisa digunakan sebagai obat alami dari tumbuh – tumbuhan. 2. Mengetahui kandungan metabolit sekunder pada tanaman keci beling 1.2 LATAR BELAKANG Kebutuhan manusia akan obat – obatan terus meningkat, seiring pola hidup yang tidak sehat. Baik dalam segi makanan maupun dari segi lingkungan sekitar yang mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit yang dapat mengganggu aktivitas kehidupan manusia itu sendiri. Tapi tidak semua masyarakat yang dapat membeli obat – obatan yang diberikan oleh dokter. Bagi masyarakat ekonomi kebawah, membeli obat dengan harga yang mahal sangat memberatkan. Oleh karena itu, perlu dikembangkan sosialisasi pemanfaatan tumbuhan obat – obatan alami yang berasal dari tumbuh – tumbuhan yang tentunya relatif murah. Secara umum, yang termasuk kepada obat-obat tradisional adalah bahanbahan obat yang berasal dari alam, baik yang berasal dari tetumbuhan, hewan ataupun bahan-bahan mineral. Pemakaian obat tradisional ini masih sangat sederhana, misalnya untuk bahan obat yang berasal dari tetumbuhan, maka biasanya cukup dengan menyeduh bahan tetumbuhan, baik yang masih segar maupun yang telah dikeringkan, dengan air panas lalu air seduhan itu diminum. Kadang-kadang hanya dengan menggunakan air perasan dari bahan tetumbuhan segar. Senyawa organik banyak terdapat dalam bahan-bahan alam, dimana senyawa organik yang terdapat dalam bahan alam ini disebut dengan senyawa organik bahan alam. Senyawa organik bahan alam adalah terbatas pada senyawa-senyawa yang dikenal sebagai metabolit primer dan metabolit sekunder. 1
  • 2. Senyawa metabolit sekunder adalah senyawa-senyawa dari hasil metabolit sekunder, yang tidak terdapat merata dalam makhluk hidup dan ditemukan dalam jumlah 22yang sangat sedikit. Umumnya senyawa ini terdapat pada organ tumbuhan (tumbuhan tingkat tinggi) pada akar, kulit, batang, daun, bunga, buah dan biji dan sedikit terdapat pada hewan. Tumbuhan sebagai obat merupakan tumbuhan yang mengandung suatu senyawa bioaktifseperti alkoloid, flavonoid, steroid, terpenoid, saponin dan lain-lain. Salah satu tanaman yang terdapat dialam yang digunakan sebagai bahan obat-obatan yaitu tanaman keci beling.. 1.3 PERUMUSAN MASALAH Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah apa saja kandungan biologi aktif yang terdapat pada tanaman keci beling , cara mengidentifikasinya dan apa saja khasiat dan manfaatnya bagi kehidupan. 1.4 BATASAN MASALAH Untuk mengarahkan penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada hal berikut : 1.4.1 Botani tanaman keci beling 1.4.2 Metabolik sekunder. 1.5 MANFAAT PENULISAN Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk : 1.5.1 Memberikan informasi tentang kandungan kimia yang terdapat pada tanaman keci beling. 1.5.2 Memberikan informasi tentang kasiat dari tanaman keci beling. 1.5.3 Sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut tentang tanaman keci beling. 2
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tumbuhan Tanaman yang berkhasiat melancarkan urine dan menghancurkan batu ginjal/kandung kemih ini biasa disebut keci beling. Jenis tanaman lain yang juga disebut keci beling, karena mampu menggempur batu ginjal adalah godean Desmodium gangeticum, kembang bugang Clerodendron calamitosum dan sambang getih Hemigraphis colorata. Deskripsi tanaman: Di Jawa tanaman ini banyak terdapat di pedesaan yang tumbuh sebagai semak , berdiameter antara 0,2 - 0,7 cm, tinggi 1-2 meter. Kulit luar berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau dan apabila menjadi tua berubah menjadi coklat . Batang beruas, basah, bula, berbulu kasar, percabangan monopodial, dan sepintas lalu menyerupai rumput berbatang tegak. Daun tunggal, berhadapan, bentuk lanset atau lonjong, tepi beringgit, ujung dan pangkal runcing, [panjang 9-18 cm, lebar 3-8 cm, bertangkai pendek, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bulir, mahkotabentuk corong, berambut, warna ungu. Buah bulat, warna coklat. Habitat: Tumbuhan ini mudah berkembang biak pada tanah subur, agak terlindung dan di tempat terbuka. 1. Syarat Tumbuh: a. Iklim · Ketinggian tempat : 1 m - 1.000 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 2.500 mm - 4.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 8 bulan - 9 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 3 bulan - 4 bulan · Suhu udara : 200 C - 250 C · Kelembapan : sedang · Penyinaran : sedang b. Tanah 3
  • 4. · Tekstur : pasir sampai liat · Drainase : sedang - baik · Kedalaman air tanah : 25 cm dari permukaan tanah · Kedalaman perakaran : 5 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 5,5 – 7 · Kesuburan : sedang 2. Pedoman Bertanam: a. Pegolahan Tanah Buatkan lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm b. Persiapan bibit · Perbanyakan tanaman kejibeling dilakukan dengan stek. c. Penanaman · Stek ditanam pada lubang tanah yang telah disiapkan dengan jarak tanam 1 m x 1 m. Bagian tanaman yang digunakan: Daun Kandungan kimia: Garam alkali; Asam silikat; Karbonat; Triterpena Khasiat: Diuretik Penyakit yang dapat diobati dan cara penggunaannya : 1. Tumor Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar. Cara pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. Pantangan: Ikan Asin, cabai, tauge, sawi putih, kangkung, nanas, durian, lengkong, nangka, es, alkohol dan tape, limun dan vitzin. 2. Diabetes Mellitus Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar. Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. Pantangan: makanan yang manis-manis. 3. Lever (sakit Kuning) 4
  • 5. Bahan: Daun Keeji Beling mentah dan segar 3 lembar. Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. Pantangan: makanan yang mengandung lemak. 4. Ambeien (wasir) Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar. Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. Pantangan: Daging kambing dan makanan/masakan yang pedas. 5. Kolesterol tinggi Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar. Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. Pantangan: makanan yang berlemak. 6. Maag Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar. Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. Pantangan: makanan pedas atau asam. 7. Kena Bisa Ulat dan Semut Hitam Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 1 lembar. Cara Pemakaian: digosokkan pada bagian tubuh yang gatal hingga daun tersebut mengeluarkan air dan hancur. Dilakukan 2 kali setelah berselang 2 jam. 8. Kencing kurang lancar Bahan :Daun keci beling segar 25 gram Cara pemakaian : dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air bersih selama 15 Setelah dingin disaring lalu minum sekaligus. Lakukan pada pagi atau siang hari. 9. Batu kandung kencing, 5 merit.
  • 6. Bahan : Segenggam daun keji beling dan 1 tongkol jagung muda Cara pemakaian: Segenggam daun keji beling dan 1 tongkol jagung muda dicuci, lalu direbus dengan 2 liter air bersih sampai tersisa 1 liter. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Lakukan pagi dan sore hari, masing-masing I/2 gelas. 10. Batu kandung empedu Bahan : Daun keji beling segar 5 lembar, daun ungu segar 7 lembar Cara pemakaian : Daun keji beling segar 5 lembar, daun ungu segar 7 lembar, dicuci bersih lalu di rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas Minum seperti teh 11. Kencing manis Bahan : Daun keci beling segar 20 - 50 gram Cara pemakaian : Daun keci beling segar 20 - 50 gram, direbus dengan 6 gelas air sampai tersisa 3 gelas, dinginkan, disaring. Minum 3 kali 1 gelas per hari. 12. Batu ginjal Bahan : Daun keji Beling 50 gram, meniran segar 7 batang, daun ungu 7 lembar Cara pemakaian : Daun keji Beling 50 gram, meniran segar 7 batang, daun ungu 7 lembar. Dicuci dulu direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi 2 gelas dinginkan, saring, minum 3 kali 2/3 gelas per hari. atau Daun keji beling 5 lembar, daun tempuyung segar 5 lembar tongkol jagung 6 buah, dicuci lalu direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum, habis dalam sehari. Lakukan setiap hari sampai rasa sakit menghilang. 13. Sembelit Bahan : 1/2 genggam daun keji beling segar Cara pemakaian : Ambil 1/2 genggam daun keji beling segar, cuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum. Kandungan: Daun kejibeling mengandung unsur-unsur mineral seperti kalium, natrium, kalsium dan beberapa unsur lainnya. Klasifikasi 6
  • 7. Gambar : Keci beling Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Ordo : Solanales Famili : Acanthaceae Genus : Ruellia Spesies : Ruellia napifera Zoll et Mor. SINONIM : Nama Latin : Paramellia napifera (Zoll.) Bremek Nama Daerah : Keci beling, pecah beling 2.2 Metabolit Sekunder Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Tumbuhantumbuhan dari kecil menjadi besar dan berkembang dari satu sel zigot menjadi embrio kemudian menjadi satu individu yang mempnyai akar, daun dan batang. Dewasa ini yang dimaksud senyawa organik bahan alam adalah terbatas pada senyawa-senyawa yang dikenal sebagai metabolik sekunder. Senyawa metabolik adalah senyawa-senyawa hasil metabolisme sekunder, yang tidak terdapat secara merata dalam makhluk hidup dan ditemukan dalam jumlah yang sedikit. Umumnya terdapat pada semua organ tumbuhan (terutama tumbuhan tinggi), pada akar, kulit batang, daun bunga dan biji dan sedikit pada hewan. 7
  • 8. Penggunaan tumbuhan sebagai obat, berkaitan dengan kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan tersebut terutama zat bioaktif. Tampa adanya suatu senyawa bioaktif dalam tumbuhan secara umum tumbuhan itu tidak dapat digunakan sebagai obat. Senyawa bioaktif yang terdapat dalam tumbuhan biasanya merupakan senyawa metabolik sekunder seperti alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, saponim dan lain-lain. 1. ALKALOID Alkaloid termasuk senyawa organik bahan alam yang terbesar jumlahnya, baik dari segi jumlah senyawa maupun sebarannya dalam dunia tumbuhan. Alkaloid menurut Winterstein dan Trier didefinisikan sebagai senyawa yang bersifat basa, mengandung atom nitrogen berasal dari tumbuhan dan hewan. Harborne dan turner (1984) mengungkapkan bahwa tidak satupun definisi alkaloid yang memuaskan, tetapi umumnya alkaloid adalah senyawa metabolit sekunder yang besifat basa, yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen biasanya dalm cincin heterosiklik, dan bersifat aktif biologis menonjol. Terminologi alkaloida sendiri berasal dari “alkaloid like”, yitu suatu senyawa yang bersifat alkali atau basa. Claus (5) emberikan defenisi alkaloida sebagai produk alamiah yang heterogen dalam bentuk senyawa organic heterosiklik, bersifat basa, terdapat dalam tanaman tertentu dalam jumlah relative kecil dan mempunyai aktifitas biologis. Senyawa golongan ini pada umumnya merupakan senyawa bersifat racun yang bekerja terhadap susunan syaraf pusat. Alkaloid pada umumnya merupakan senyawa padat, berbentuk kristal atau amorf, tidak bewarna dan mempunyai rasa yang pahit. Dalam bentuk bebas, alkaloid merupakan basa lemah yang sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam pelarut organic, sedangkan dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air dan pada umumnya tidak larut dalam pelarut organic. Berdasarkan sifat-sifatnya ini maka alkaloid dapat diisolasi dari bahan alam atau tumbuhan dengan menggunakan pelarut organic dalam suasana basa atau dengan pelarut air dalam suasana asam. Pada cara yang pertama alkaloid yang 8
  • 9. diperoleh adalah dalam bentuk alkaloid bebas, dan inilah yang paling banyak dipakai, sedangkan dengan cara yang kedua akan diperoleh alkaloid dalam bentuk garamnya. Untuk tujuan mendapatkan alkaloid dalam bentuk yang lebih murni serta lebih banyak, maka kedua cara ini biasanya disatukan dalam penggunaannya. Identifikasi biasanya dilakukan dengan menggunakan larutan-larutan pereaksi yang khas untuk alkaloid, yang pada umumnya merupakan pereaksi-pereaksi yang dapat membentuk endapan dengan alkaloid, misalnya pereaksi Mayer dan pereaksi Dragendorf. . Pada tahun 1896, Meyer – Lexikon memberikan batasan alkaloid sebagai berikut : “Alkaloid terjadi secara karakteristik dalam tumbuhan dan sering dikenal karena aktivitas fisiologisnya. Alkaloid mengandung C, H dan N dan pada umumnya mengandung atom O. Struktur alkaloid beraneka ragam, dari yang sederhana sampai rumit, dari efek biologisnya yang menyegarkan tubuh sampai toksik. Satu contoh yang sederhana, tetapi yang efek faalinyatidak sederhana adalah nikotina. Nikoyin dapat menyababkan penyakit jantung, kanker paru-paru, kanker mulut,tekanan darah tinggi, dan gangguan terhadap kehamilan dan janin. Pembagian alkaloid : a. Didasarkan pada jenis gugus kromofor yang berbeda, misalnya alkaloid indol, isokuinolin atau kuinolin. b. Didasarkan tumbuhan asal pertama kali ditemukan, misalnya alkaloid tembakau c. Didasarkan jenis ikatan yang predominan dalam alkaloid tersebut. Sistem klasifikasi yang banyak diterima adalah pembagian alkaloid menjadi tiga golongan yaitu : a. Alkaloid sesungguhnya Bersifat racun dan menunjukkan aktivitas fisiologis yang luas. Diturunkan secara biosintesis dari asam amino dan biasanya terdapat dalam tanaman sebagai garam asam organik. b. Protoalkaloid 9
  • 10. Merupakan amina yang relatif sederhana dan ditandai dengan adanya atom N yang berada di luar cincin heterosiklis. c. Pseudoalkaloid Senyawa bersifat basa. Yang termasuk dalam pseudoalkaloid adalah alkaloid steroidal dan purin. Peranan fisiologis alkaloid di tumbuhan yang membuatnya masih belum diketahui dan diperkirakan alkaloid tidak mempunyai peranan metabolik yang penting, karena hanya merupakan produk –samping dari lintasan lain yang lebih penting.meskipun demikian, beberapa contoh diketahui melindungi tumbuhan (Robinson,1979; Harborne, 1988). Sebagai contoh, tumbuhan yang mengandung alkaloid tertentu dijauhi oleh hewan gembalaan dan serangga pemakan daun. Alkaloid lainnya digunakan oleh kupu-kupu danaid sebagai substrat untuk memebuata feromon. Percumbuannya yang menarik, delphinium barbeyi tidak dihindarioleh ternak, bahkan juga ketika pakan ternak lain tersedia; dan , likoktonin di dalamnya menyebabkan kematian ternak di Amerika Serikat lebih banyak dibandingkan dengan senyawa beracun lainnyayang terdapat di tumbuhan beracun (Keeler, 1975). 2. FLAVONOID Dalam tumbuhan, flafonoid pada umumnya merupakan pigmen-pigmen yang tersebar luas dalam bentuk senyawa glikon dan aglikon. Flafonoid yang terdapat dalam tanaman antara lain adalah flovon, iso-flavon, antosianin, leukoantosianin, auron dan kalkon (1). Sifat fisika dan kimia senyawa flafonoid antara lain adalah larut dalam air sedangkan dalam bentuk glikosida yang termetilasi larut dalam eter. Sebagai glikosida ataupun aglikon, senyawa flafonoid tidak dapat larut dalam petroleum eter. Dari tumbuhan, glikosida dapat ditarik dengan pelarut organic yang bersifat polar, misalnya methanol atau etanol. Identifikasi senyawa ini dapat dilakukan 10
  • 11. dengan reaksi Sianidin-Wilstater dimana reaksi ini terutama akan diberikan oleh senyawa yang mempunyai struktur inti benzopiron. Warna jingga sampai merah tua oleh flavonol atau flavonan dan warna hijau sampai biru diberikan oleh aglikon dan glikosida. Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbanyak terdapat di alam. Senyawa-senyawa ini bertanggung jawab terhadap zat warna merah, ungu, biru, dan sebagian zat warna kuning dalam tumbuhan. Semua flavonoid menurut strukturnya merupakan turunan senyawa induk “flavon” yakni nama sejenis flavonoid yang terbesar jumlahnya dan juga lazim ditemukan, yang terdapat berupa tepung putih pada tumbuhan primula. Gambar 2. Struktur dari flavonoid Beberapa fungsi flavonoid bagi tumbuhan adalah pengaturan tumbuh, pengaturan fotosintesis, kerja antimikroba dan antivirus, kerja terhadap serangga, fitoaleksin merupakan komponen abnormal yag hanya dibentuk sebagai tanggapa terhadap infeksi atau luka dan kemudian menghambat fungus menyerangnya, mengimbas gen pembintilan dalam bakteria bintil nitrogen. Flavonoid dalam tumbuhan mempunyai empat fungsi: 1. sebagai pigmen warna 2. fungsi fisiologi dan patologi 3. aktivitas farmakologi 4. flavonoid dalam makanan. 11
  • 12. Aktivitas farmakologidianggap berasal dari rutin (glikosida flavonol) yang digunakan untukmenguatkan susunan kapiler, menurunkan permeabilitas dan fragilitas pembuluh darah, dll. Gabor , et al menyatakan bahwa flavonoid dapat digunakan sebagai obat karena mempunyai bermacam-macam bioaktivitas seperti antiinflamasi, antikanker, antifertilitas, antiviral, antidiabetes, antidepressant, diuretik, dll. 3. SENYAWA TERPEN Senyawa terpen, pada awalnya merupakan suatu golongan senyawa yang hanya terdiri dari atom C dan H, dengan perbandingan 5 : 8 dengan rumus empiris C5H8 (unit isoperna), yang bergabung secara heat to tail (kepala ekor). Oleh sebab itu senyawa terpen lazim disebut isoprenoid. Terpen dapat mengandung dua, tiga atau lebih suatu soperma. Molekul-molekulnya dapat berupa rantai terbuka atau siklik. Mereka dapat mengandung ikatan rangkap, gugus hidroksil, gugus karbonil atau gugus fungsional lain. Struktur mirip yang mengandung unsur-unsur lain disamping C dan H disebut terpenoid. Dewasa ini baik terpen maupun terpenoid dikelompokkan sebagai senyawa terpenoid (isoprenois). Gambar 3. Geraniol, dalam mawar. (suatu terpenoid) Berdasakan jumlah unit isoterpena yang dikandungnya, senyawa terpenoid dibagi atas : 1. Monoterpen (dua unit isoprena) 2. Sekiterpen (tiga unit isoprena) 3. Diterpen (empat unit isoprena) 12
  • 13. 4. Triterpena (lima unit isoprena) 5. Tetraterpen (delapan unit isoprena) 6. Politerpena (banyak unit isoprena) Monoterpen dan seski terpen adalah komponen utama minyak esendial (minyak atsiri) yang dapat diperoleh dengan penyulingan. Vitamin A adalah suatu diterpenoid, skualena (terdapat dalam ragi, kecambah gandum, dan minyak hati hiu) tergolong triterpenoid dan lanosterol (suatu komponen lanolin, yang diperoleh dari lemak wol). Kedua senyawa ini merupakan zat antara dalam biosintasis steroid. Karet alam merupakan suatu politerpena. Biosintesis terpen adalah kondensasi ester secara enzimatik dari porsilporsil asetil dari asetilkoenzime A. zat antara dalam pembentukan terpen adalah porofosfat (difosfat) dari asam mevalonat dan sepasang isopenteril alkohol. 4. STEROID Steroid adalah kelompok senyawa yang mempunyai kerangka dasar siklo pentana perhidrofenantrena, mempunyai empat cincin terpadu. Senyawa-senyawa ini mempunyai efek fisiologis tertentu. Beberapa steroid penting adalah kolesterol, yaitu steroid hewani yang terdapat paling meluas dan dijumpai pada hampir semua jaringan hewan. Batu kandung kemih dan kuning telur merupakan sumber yang kaya akan senyawa ini. Kolesterol merupakan zat antara yang diperlukan dalam biosisntesis hormon steroid, namun merupakan tak keharusan dalam amakanan, karena dapat dikaitkan dengan arterioksklerosis (pengerasan pembuluh darah), suatu keadaan dalam mana kolesterol dan lipid-lipid lain melapisi dinding dalam pembuluh darah. Suatu steroid yang berkaitan dengan kolesterol yaitu, 7-dehidrokolesterol, dijumpai dalam kulit, diubah menjadi vitamin D bila disinari dengan cahaya ultraviolet. Hormon-hormon seks yang dihasilkan terutama pada testis dan indung telur adalah suatu steroid, hormon jantan disebut androgen dan hormon betina entrogen dan hormon kehamilan progesteron. 13
  • 14. Saponin merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa hasil kodensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) dan non-gula (aglikon). Saponim ini terdiri dari dua kelompok : saponim triterpenoid dan saponin steroid. Saponim banyak digunakan dalam kehidupan manusia, salah satunya banyak terdapat dalam letak yang dapat digunakan untuk bahan pencuci kain (batik) dan sebagai shampo. Saponim dapat diperoleh dari tumbuhan melalui metoda ekstraksi. 14
  • 15. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu Pelaksanaan Hari : Jumat Tanggal : Waktu : 07.00 – 09.40 WIB 3.2 Sampel Penelitian 3.3 Daun Keci beling 3.3 Alat dan Bahan Alat : Lumpang, pisau/gunting, plat tetes, tabung reaksi, pipet tetes, corong, pemanas, pasir halur bersih, kapas. Bahan : Daun selasih hijau, amoniak – kloroform (NH 3-CHCLl) 0.05 N, H2SO4 2N, pereaksi mayer, pereaksi wagner dan Dragendorf, metanol, asam sulfat pekat, anhidrida asetat, asam klorida pekat sebuk magnesium. 3.4 Prosedur Kerja 3.4.1 Identifikasi Alkoloid : Metoda Culvenor - Fitzgerald 4 gram sampel segar dirajang halus dan digerus + kloroform digerus lagi membentuk pasta + 10 ml larutan ammonia-kloroform 0,05 N 15
  • 16. digerus lagi disaring dimasukkan tabung reaksi filtrat + 5 ml H2SO4 2N, dikocok kuat didiamkan larutan terbentuk 2 lapisan dipipet dimasukkan tabung reaksi filtrat + pereaksi Mayer : endapan putih + pereaksi Wagner : endapan coklat + pereaksi Dragendorf : endapan orange Mayer : endapan putih Wagner : endapan coklat Dragendorf : endapan orange 3.4.2 Identifikasi Flanoid : Sianidin test 0,5 gram sampel diekstrak dengan 5 ml metanol dipanaskan selama 5 menit ekstrak + beberapa tetes HCl pekat dan sedikit serbuk Mg merah / pink atau kuning (sampel mengandung flavonoid) 3.4.3 Identifikasi steroid/terpenoid : Metode Liebermen – Burchard lapisan kloroform pada uji alkaloid 16
  • 17. ditempatkan pada plat tetes + 5 tetes anhidrida asam asetat dibiarkan mengering + 3 tetes H2SO4 pekat warna merah jingga / ungu : tes positif untuk terpenoid warna biru : tes positif untuk steroid 3.4.4 Identifikasi saponin : uji busa Sampel kering dirajang halus Dimasukkan kedalam tabung reaksi + air suling dididihkan 2 – 3 menit didinginkan dikocok kuat - kuatdirajang halus Adanya busa stabil selama 5 menit 17
  • 18. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Tabel 2. Data pengamatan Uji Pereaksi Hasil Mayer Alkaloid Keterangan Terbentuknya endapan keruh dengan Mayer, Wagner + Dragendorf endapan coklat dengan Wagner, endapan orange dengan Dragendorff HCl pekat Flavonoid dan serbuk + magnesium Anhidrida Terjadi perubahan warna sampel menjadi kuning. Steroid/terpenoid asetat dan - - Saponin H2SO4 pekat Air suling - - Pembahasan Pada percobaan yang dilakukan, memberikan hasil bahwa : 1. Identifikasi alkolid Idendifikasi ini menggunakan metode culvenol-fitzgerald, yang mana akan terjadi perubahan warna berdasarkan pereaksi-pereaksinya. Filtrat yang diperoleh dengan cara marajang halus dan menggerus sampel dalam lumpang kemudian ditambahkan amoniak – kloroform 0,05 N, larutan H2SO4 diuji dengan beberapa pereaksi. Berdasakan data yang diperoleh, diketahui bahwa daun keci beling mengandung alkaloid. Hal ini ditunjukkan dengan adanya endapan putih keruh ke filtrat direaksikan dengan pereaksi Mayer. Hal ini sesuai dengan literatur yang ada. Pada identifikasi alkaloid ini tidak hanya pereaksi Mayer yang digunakan 18
  • 19. sebagai pereaksi, tapi masih ada pereaksi lain yang digunakan yaitu pereaksi Wagner yang ditandai dengan adanya endapan coklat dan selanjutnya pereaksi Dragendorf ditandai dengan adanya endapan orange. Namun, setelah percobaan ternyata daun keci beling bereaksi positif dengan pereaksi Mayer terbukti dengan adanya endapan putih keruh. 2. Identifikasi flavonoid. Pada identifikasi flavonoid, sampel juga dirajang halus kemudian di ekstrak dengan metanol dan dipanaskan selama 5 menit. Ketika pada penambahan berikutnya yaitu penambahan beberapa tetes asam klorida dan sedikit serbuk Mg terjadi perubahan warna menjadi kuning. Hal ini menunjukkan bahwa daun keci beling mengandung flavonoid karena terbukti pada percobaan daun keci beling terdapat warna kuning. Flavonoid mempunyai banyak fungsi seperti : sebagai pigmen warna, funsi fisiologi dan patologi, fungsi farmakologi dan flavonoid dalam makanan, antiflamasi, antikanker, antifertilitas, antiviral, anidiabetes, antidepresant, diuretik dll. 3. Identifikasi Steorid /Terpenoid Identifikasi steoroid/terpenoid menggunakan metoda Lieberman- Burchard, yang mana akan menghasilkan perubahan warna menjadi ungu/jingga menandakan uji positif untuk triterpenoid dan warna biru menunjukkan uji positif untuk steroid. Penelitian ini menunjukkan bahwa keci beling tidak menganduing steroid/terpenoid. Hal ini disebakan karena kesalahan peneliti sewaktu percobaan, seperti penambahan pereaksi yang berlebihan atau tidak sesuai. 4. Identifikasi saponin. Pada eksperimen ini dihasilkan busa yang relatif banyak setelah dilakukan pengocokan kuat pada larutan sampel. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa daun keci beling tidak mengandung saponin, ini ditunjukan dengan hasil yang negatif. 19
  • 20. Selain membentuk busa yang stabil, saponin juga mempunyai rasa yang pahit, toksik dan membentuk senyawaan dengan kolesterol. BAB V 20
  • 21. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan : 1. Tumbuhan keci beling mengandung alkaloid yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna jika filtrat keci beling di reaksikan dengan reagen Meyer terjadi perubahan warna dari hijau menjadi putih keruh, Warger menjadi coklat dan Dragendorf menjadi agak orange. 2. Tumbuhan keci beling mengandung flavonoid yang diatandai dengan perubahan warna sampel dari hijau menjadi kuning. 3. Tumbuhan keci beling tidak menagndung steroid/ terpenoid 4. Tumbuhan keci beling tidak mengandung saponin, karena tidak ada busa saat dikocok dengan air suling. 5. Pada pecobaan ini terjadi kesalahan-kesalahan pada waktu mengidentifikasi kandungan dalam keci beling. 5.2 Saran 1. Sebaiknya pengujian dilakukan pada tanaman obat jenis lainnya yang belum pernah diteliti sehingga diperoleh informasi yang lebih banyak. 2. Untuk identifikasi senyawa-senyawa metabolit sekunder sebaiknya sampel yang digunakan adalah tanaman yang segar. 3. Sampel harus dirajang dahulu kalau bisa di gerus agar senyawa – senyawa yang terdapat didalam sampel keluar dan pada saat penambahan reaksi kimia harus hati – hati agar hasilnya maksimal 21
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Fessenden, Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta: Erlangga. http://www.google. com. 21 Desember 2008. Obat Ttradisional Herbal Alami http://www.google. com. 16 Desember 2007. Tanaman Herbal. Wordpress. http://www.google. com. 21 Desember 2005. Tanaman Obat Indonesia. IPTEKnet Kartasapoetra, G.2006. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Jakarta : Rineka Cipta Rusdi. 1988. Tetumbuhan Sebagai Sumber Bahan Obat. Padang : Pusat Penelitian Universitas Andalas Tim Kimia Organik. 2007. Penuntun Pratikum Kimia Organik 2. Padang: FMIPA UNP. 22