1. Bawang Putih
(Allium sativum, Linn.)
Sinonim :
Familia :
Liliaceae
Uraian :
Bawang putih (allium sativum) termasuk genus afflum atau di Indonesia
lazim disebut bawang putih. Bawang putih termasuk klasifikasi tumbuhan
terna berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara
berumpun dan berdiri tegak sampai setinggi 30 -75 em, mempunyai batang
semu yang terbentuk dari pelepah-pelepah daun. Helaian daunnya mirip pita,
berbentuk pipih dan memanjang. Akar bawang putih terdiri dari serabut-
serabut kecil yang bejumlah banyak. Dan setiap umbi bawang putih terdiri
dari sejumlah anak bawang (siung) yang setiap siungnya terbungkus kulit
tipis berwarna putih. Bawang putih yang semula merupakan tumbuhan daerah
dataran tinggi, sekarang di Indonesia, jenis tertentu dibudidayakan di dataran
rendah. Bawang putih berkembang baik pada ketinggian tanah berkisar 200-
250 meter di atas permukaan laut. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian
tempat : 600 m - 1.200 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 800
mm - 2.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan): 5 bulan - 7
bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 4 bulan - 6 bulan · Suhu udara
: 150 C - 200 C · Kelembapan : tinggi · Penyinaran : sedang b. Tanah · Jenis :
gromosol (ultisol). · Tekstur : lempung berpasir (gembur) · Drainase : baik ·
Kedalaman air tanah : 50 cm - 150 cm dari permukaan tanah · Kedalaman
perakaran : di atas 15 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 6 - 6,8 ·
Kesuburan : tinggi 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Buatkan
selokan atau parit dengan lebar 30 cm - 40 cm, dalam 30 cm - 60 cm. Tanah
galian digunakan untuk bedengan selebar 60 cm - 100 cm, panjang
disesuaikan dengan kebutuhan, lalu dicangkul sedalam 15 cm - 30 cm. ·
Setelah 10 hari - 15 hari dicangkul kembali hingga membentuk gumpalan
halus, kemudian diberi pupuk kandang 10 ton - 15 ton/hektar. · Sehari
sebelum tanam, bedengan dibasahi. b. Persiapan Bibit · Bibit berasal dari
tanaman cukup tua (85 hari - 135 hari), sehat dan tidak cacat. · Bibit disimpan
dalam ruangan kering sekitar 5 bulan - 8 bulan digantung pada para-para. ·
Siang untuk bibit berasal dari umbi yang beratnya 5 g - 7,5 g/umbi. c.
Penanaman · Buatkan lubang tanam sedalam 3 cm - 4 cm dengan tugal. ·
Tancapkan bibit dengan posisi tegak lurus, ujung siung di atas dan ¾ bagian
siung tertanam dalam tanah. · Taburkan tanah halus dan tutup merata dengan
jerami setelah 3 cm. · Jarak tanam 10 cm x 10 cm atau 15 cm x 10 cm
2. Nama Lokal :
Garlic (Inggris), Bawang Putih (Indonesia), Bawang (Jawa); Bawang Bodas
(Sunda), Bawang handak (Lampung); Kasuna (Bali), Lasuna pute (Bugis),
Bhabang pote (Madura); Bawa bodudo (Ternate), Kalfeo foleu (Timor);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hipertensi, Asma, Batuk, Masuk angin, Sakit kepala, Sakit kuning; Sesak
nafas, Busung air, Ambeien, Sembelit, Luka memar, Abses; Luka benda
tajam, digigit serangga, Cacingan, Sulit tidur (Insomnia);
Pemanfaatan :
1. Hipertensi
a. Bahan: 3 siung baw ang putih,
Cara membuat: baw ang putih ditumbuk halus dan dipe
air secukupnya, Ialu disaring;
Cara menggunakan: diminum secara teratur setiap ha
b. Bahan : 2 siung baw ang putih;
Cara membuat: baw ang putih dipanggang dengan api
Cara menggunakan: dimakan setiap pagi selama 7 har
2. Asma, batuk dan masuk angin
Baban: 3 siung baw ang putih, 1 sendok makan madu da
secukupnya;
Cara membuat: baw ang putih ditumbuk halus, kemudian
bersama bahan lainnya sampai merata dan diperas/disa
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Dari umbi bawang putih per 100 gram
mengandung : - protein sebesar 4,5 gram. - lemak 0,20 gram, - hidrat
arang 23, 1 0 gram, - vitamin B 1 0,22 miligram, - vitamin C 1 5
miligram, - kalori 95 kalori, - posfor 134 miligram, - kalsium 42
miligrain. - besi 1 miligram dan - air 71 gram. Di samping itu dari
beberapa penelitian umbi bawang putih mengandung zat aktif awcin,
awn, enzim alinase, germanium, sativine, sinistrine, selenium, scordinin,
nicotinic acid.
Ciplukan
(Physalis peruviana, Linn.)
Sinonim :
Physalis angulata. Linn. Physalis minina,
Linn.
Familia :
Solanaceae
Uraian :
3. Tumbuhan Ciplukan (Physalis minina) merupakan tumbuhan liar, berupa
semak/perdu yang rendah (biasanya tingginya sampai 1 meter) dan
mempunyai umur kurang lebih 1 tahun. Tumbuhan ini tumbuh dengan subur
di dataran rendah sampai ketinggian 1550 meter diatas permukaan laut,
tersebar di tanah tegalan, sawah-sawah kering, serta dapat ditemukan di
hutan-hutan jati. Bunganya berwarna kuning, buahnya berbentuk bulat dan
berwarna hijau kekuningan bila masih muda, tetapi bila sudah tua berwarna
coklat dengan rasa asam-asam manis. Buah Ciplukan yang muda dilindungi
cangkap (kerudung penutup buah).
Nama Lokal :
Morel berry (Inggris), Ciplukan (Indonesia), Ceplukan (Jawa); Cecendet
(Sunda), Yor-yoran (Madura), Lapinonat (Seram); Angket, Kepok-kepokan,
Keceplokan (Bali), Dedes (Sasak); Leletokan (Minahasa);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diabetes melitus, Sakit paru-paru, Ayan, Borok;
Pemanfaatan :
1. Diabetes Mellitus
Bahan: tumbuhan ciplukan yang sudah berbuah dicabu
akar-akarnya dan dibersihkan.
Cara membuat: dilayukan dan direbus dengan 3 gelas a
mendidih hingga tingga 1 gelas, kemudian disaring
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari.
2. Sakit paru-paru
Bahan: tumbuhan ciplukan lengkap (akar, batang, daun,
buahnya).
Cara membuat: direbus dengan 3-5 gelas air sampai me
disaring.
Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari 1 gelas.
3. Ayan
Komposisi :
Buah Ciplukan mengandung senyawa kimia asam sitrun dan fisalin.
Selain itu buah Ciplukan juga mengandung Asam Malat, Alkaloid, Tanin,
Kriptoxantin, Vitamin C dan Gula.
Kelapa
(Cocos nucifera, Linn.)
Sinonim :
Familia :
Palmaceae
Uraian :
4. Kelapa (Cocos nucifera) termasuk jenis tanaman palma yang mempunyai
buah berukuran cukup besar. Batang pohon kelapa umumnya berdiri tegak
dan tidak bercabang, dan dapat mencapai 10 - 14 meter lebih. Daunnya
berpelepah, panjangnya dapat mencapai 3 - 4 meter lebih dengan sirip-sirip
lidi yang menopang tiap helaian. Buahnya terbungkus dengan serabut dan
batok yang cukup kuat sehingga untuk memperoleh buah kelapa harus
dikuliti terlebih dahulu. Kelapa yang sudah besar dan subur dapat
menghasilkan 2 - 10 buah kelapa setiap tangkainya.
Nama Lokal :
Coconut (Inggris), Cocotier (Perancis); Kelapa, Nyiur (Indonesia), Kambil,
Kerambil, Klapa (Jawa);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Keracunan, Panas dalam, Sakit panas, Demam berdarah, morbili;
Influenza, Kencing batu, Sakit saat haid, Cacing kremi, Sakit gigi;
Ubanan, Ketombe;
Pemanfaatan :
1. Keracunan
Bahan: 1 butir kelapa hijau;
Cara membuat: dilubangi ujungnya;
Cara menggunakan: Airnya diminum sampai habis.
2. Sakit panas dalam
Bahan: 1 butir buah kelapa hijau dan 1 butir telor ayam k
mentah;
Cara membuat: buah kelapa dilubangi ujungnya, telur ay
yang masih mentah dipecah dan dibuang kulitnya, kemu
dimasukan ke dalam buah kelapa tersebut;
Cara menggunakan: diminum pada siang hari.
3. Sakit panas
Bahan: 1 gelas air kelapa muda dan 1 sendok madu;
Komposisi :
Buah kelapa yang sudah tua mengandung kalori yang tinggi, sebesar
359 kal per 100 gram; daging kelapa setengah tua mengandung kalori
180 kal per 100 gram dan daging kelapa muda mengandung kalori
sebesar 68 kal per 100 gram. Sedang nilai kalori rata-rata yang terdapat
pada air kelapa berkisar 17 kalori per 100 gram. Air kelapa hijau,
dibandingkan dengan jenis kelapa lain banyak mengandung tanin atau
antidotum (anti racun) yang paling tinggi. Kandungan zat kimia lain
yang menonjol yaitu berupa enzim yang mampu mengurai sifat racun.
Komposisi kandungan zat kimia yang terdapat pada air kelapa antara
lain asam askorbat atau vitamin C, protein, lemak, hidrat arang, kalsium
atau potassium. Mineral yang terkandung pada air kelapa ialah zat besi,
fosfor dan gula yang terdiri dari glukosa, fruktosa dan sukrosa. Kadar air
yang terdapat pada buah kelapa sejumlah 95,5 gram dari setiap 100
gram.
5. Tomat
(Gycopersicum esculentum Mill.)
Sinonim :
Solanum lycopersicum L.
Familia :
Solanaceae
Uraian :
Tomat berasal dari Amerika tropis, ditanam sebagai tanaman buah di ladang,
pekarangan, atau ditemukan liar pada ketinggian 1--1600 m dpl. Tanaman ini
tidak tahan hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah yang gembur
dan subur. Terna setahun ini tumbuh tegak atau bersandar pada tanaman lain,
tinggi 0,5--2,5 m, bercabang banyak, berambut, dan berbau kuat. Batang
bulat, menebal pada buku-bukunya, berambut kasar warnanya hijau
keputihan. Daun majemuk menyirip, letak berseling, bentuknya
bundartelursampai memanjang, ujung runcing, pangkal membulat, helaian
daun yang besar tepinya berlekuk, helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi,
panjang 10--40 cm, warnanya hijau muda. Bunga majemuk, berkumpul
dalam rangkaian berupa tandan, bertangkai, mahkota berbentuk bintang,
warnanya kuning. Buahnya buah buni, berdaging, kulitnya tipis licin
mengilap, beragam dalam bentuk maupun ukurannya, warnanya kuning atau
merah. Bijinya banyak, pipih, warnanya kuning kecokelatan. Buah tomat bisa
dimakan langsung, dibuat jus, saus tomat, dimasak, dibuat sambal goreng,
atau dibuat acar tomat. Pucuk atau daun muda bisa disayur. Buah tomat yang
umum ada di pasaran bentuknya bulat. Yang berukuran besar, berdaging
tebal, berbiji sedikit, dan berwarna merah disebut sebagai tomat buah. Tomat
jenis ini biasa disantap segar sebagai buah. Yang berukuran lebih kecil
dikenal sebagai tomat sayur karena digunakan di dalam masakan. Yang kecil-
kecil sebesar kelereng disebut tomat ceri dan digunakan untuk campuran
membuat sambal atau dalam hidangan selada.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: terong kaluwat, reteng, cung asam. Jawa:
kemir, leunca komir (Sunda), ranti bali, r. gendel, r. kenong, rante, r. raja,
terong sabrang, tomat (Jawa). Sulawesi: kamantes, samate, samatet, samante,
temantes, komantes, antes, tamato, tamati, tomate. NAMA asing Fan gie, xi
hong shi (C), tomaat (B), tomate (J), pomme d'amour, tomate (P), love apple,
tomato (I). NAMA SIMPLISIA Lycopersici esculenti Fructus (buah tomat).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Buah tomat rasanya manis, asam, sifatnya sedikit dingin. Berkhasiat
menghilangkan haus, antiseptik usus, pencahar ringan (laksatif),
menambah nafsu makan dengan cara memperbanyak keluarnya air liur,
6. merangsang keluarnya enzim lambung, dan melancarkan aliran empedu
ke usus. Daun berkhasiat penyejuk. EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL
PENELITIAN Pada tikus, jus tomat dapat menurunkan kadar serum
kolesterol yang tinggi dan menurunkan jumlah kolesterol di dalam hati.
Pada kucing, sirup tomat dapat menurunkan tekanan darah tanpa
mengganggu denyut jantung dan menstimulir otot polos. Pada binatang
percobaan, tomatine berkhasiat antiradang dan menurunkan
permeabilitas pembuluh darah. Tomatine efektif untuk menghambat
pertumbuhan jamur pada tubuh manusia. Penelitian di Amerika, laki-laki
yang mengonsumsi sedikitnya sepuluh porsi buah tomat yang dimasak
dalam seminggu akan menurunkan risiko terkena kanker prostat sampai
45%. Hal ini dimungkinkan karena adanya likopen, karoten pada tomat
yang dipercaya dapat mencegah timbulnya tumor dan mengurangi resiko
terkena penyakit jantung.
Pemanfaatan :
BAGIAN
YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah bua
segar, setelah direbus, atau diolah sebagai masakan. Dau
untuk obat luar. INDIKASI
Buah digunakan untuk mengatasi:
gangguan pencernaan seperti perut kembung, tidak nafsu
susah buang air besar (sembelit), sakit kuning, radang ha
radang saluran napas (bronkhitis), sesak napas (asma br
radang usus buntu, radang gusi, gusi berdarah, sariaw an
ulkus lambung, w asir,
tekanan darah tinggi (hipertensi),
kadar kolesterol darah tinggi (hiperkolesterolemia),
lemas akibat kadar glukosa darah rendah, demam, rasa ha
rematik, gout, dan memar akibat terbentur. CARA PEMAKA
Komposisi :
Buah mengandung alkaloid solanin (0,007%), saponin, asam folat, asam
malat, asam sitrat, bioflavonoid (termasuk rutin), protein, lemak, gula
(glukosa, fruktosa), adenin, trigonelin, kholin, tomatin, mineral (Ca, Mg,
P, K, Na, Fe, sulfur, chlorine), vitamin (B1, B2, B6, C, E, likopen, niasin),
dan histamin. Rutin dapat memperkuat dinding pembuluh darah kapiler.
Klorin dan sulfur adalah trace element yang berkhasiat detoksikan.
Klorin alamiah menstimulir kerja hati untuk membuang racun tubuh dan
sulfur melindungi hati dari terjadinya sirosis hati dan penyakit hati
lainnya. Likopen adalah pigmen kuning beta karoten pada tomat.
Tomatin berkhasiat antibiotik. Daun mengandung pektin, arbutin,
amigdalin, dan alkaloid.
Pare
(Momordica charantia L.)
Sinonim :
= M.balsamina, Blanco. = M.balsamina,
Descourt. = M.cylindrica, Blanco. =
M.jagorana C.Koch. = M.operculata,
7. Vell. = Cucumis africanus, Lindl.
Familia :
Cucurbitaceae
Uraian :
Pare banyak terdapat di daerah tropika, tumbuh baik di dataran rendah dan
dapat ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tegalan, dibudidayakan atau
ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar, untuk diambil buahnya.
Tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat
tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung. Tanaman setahun,
merambat atau memanjat dengan alat pembelit atau sulur berbentuk spiral,
banyak bercabang, berbau tidak enak. Batang berusuk lima, panjang 2-5 m,
yang muda berambut rapat. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-
5,3 cm, letak berseling, bentuknya bulat panjang, dengan panjang 3,5-8,5 cm,
lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkal berbentuk jantung, warnanya hijau
tua. Taju bergigi kasar sampai berlekuk menyirip. Bunga tunggal, berkelamin
dua dalam satu pohon, bertangkai panjang, berwarna kuning. Buah bulat
memanjang, dengan 8-10 rusuk memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan,
panjangnya 8-30 cm, rasanya pahit. Warna buah hijau, bila masak menjadi
oranye yang pecah dengan 3 katup. Biji banyak, coklat kekuningan,
bentuknya pipih memanjang, keras. Ada 3 jenis tanaman pare, yaitu pare
gajih, pare kodok dan pare hutan. Pare gajih berdaging tebal, warnanya hijau
muda atau keputihan, bentuknya besar dan panjang dan rasanya tidak begitu
pahit. Pare kodok buahnya bulat pendek, rasanya pahit. Pare hutan adalah
pare yang tumbuh liar, buahnya kecil-kecil dan rasanya pahit. Untuk
memperoleh buah yang panjang dan lurus, biasanya pada ujung buah yang
masih kecil digantungkan batu. Daun dari pare yang tumbuh liar, dinamakan
daun tundung. Daun ini dikatakan lebih berkhasiat bila digunakan untuk
pengobatan. Daun dan buahnya yang masih muda dimakan sebagai lalab
mentah atau setelah dikukus terlebih dahulu, dimasak sebagai sayuran, tumis,
sambal goreng, gado-gado, dan sebagainya. Tanaman ini juga dapat
digunakan untuk membunuh serangga. Perbanyakan dengan biji.
Nama Lokal :
Paria, pare, pare pahit, pepareh (Jawa). Prieu, peria, foria,; Pepare, kambeh,
paria (Sumatera). Paya, paria, truwuk, ; Paita, paliak, pariak, pania, pepule
(Nusa tenggara). Poya, ; Pudu, pentu, paria belenggede, palia (Sulawesi).
Papariane,; Pariane, papari, kakariano, taparipong, papariano, popare, pepare;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Batuk, radang tenggorokan, Sakit Mata merah, Demam, malaria.;
Menambah napsu makan, kencing manis, Rhematik, Sariawan; Bisul,
Abses, Demam, malaria, sakit lever, sembelit, cacingan;
Pemanfaatan :
8. BAGIAN
YANG DIPAKAI: Buah, biji, bunga, daun dan akar. KEGUNA
Batuk, radang tenggorok (pharyngitis). - Haus karena pan
Mata sakit dan merah. - Demam, malaria. - Pingsan karena
(heatstroke). - Menambah napsu makan. - kencing manis.
Rheumatism, rematik gout. - Memperbanyak air susu (ASI)
sakit (dismenorrhoea). - Sariaw an. - lnfeksi cacing gelang
Pencernaan terganggu Daun: - Cacingan. - Luka, abses, b
Erysipelas. - Terlambat haid. - Sembelit, menambah napsu
lever. - Demam. - Melancarkan pengeluaran ASI. - Sifilis, k
(Gonorrhea). - Menyuburkan rambut pada anak balita. Aka
- Disentri amuba. - Wasir. Biji: - Cacingan. - Impotensi, - Ka
PEMAKAIAN: Untuk minum: 15-30 g di juice atau di rebus.
Buah atau daun secukupnya digiling halus, untuk pemakai
luka bakar, bisul, abses, eksim, digigit serangga, biang ker
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pahit, dingin, Anti radang.
Masuk meridian jantung, hati dan paru. Buah: Peluruh dahak, pembersih
darah, menambah napsu makan, penurun panas, penyegar badan.
Bunga: Memacu enzim pencernaan. Daun: Peluruh haid, pencahar,
perangsang muntah, penurun panas. KANDUNGAN KIMIA: Daun:
Momordisin, momordin, karantin, asam trikosanik, resin, asam resinat,
saponin, vitamin A dan C serta minyak lemak terdiri dari asam oleat,
asam linoleat, asam stearat dan L.oleostearat. Buah: Karantin,
hydroxytryptamine, vitamin A,B dan C. Biji: Momordisin.
Teh
(Camellia sinensis [L.] Kuntze)
Sinonim :
= Camellia bohea, Griff. = C. sinensis,
(Linn.), O.K. = C. theifera, Dyer. = Thea
sinensis, Linn. = T. assamica, Mast. = T.
cochinchinensis, Lour. = T. cantoniensis,
Lour. = T. chinensis, Sims. = T. viridis,
Linn.
Familia :
Theaceae
Uraian :
Tanaman teh umumnya ditanam di perkebunan, dipanen secara manual, dan
dapat tumbuh pada ketinggian 200 - 2.300 m dpl. Teh berasal dari kawasan
India bagian Utara dan Cina Selatan. Ada dua kelompok varietas teh yang
terkenal, yaitu var. assamica yang berasal dari Assam dan var. sinensis yang
berasal dari Cina. Varietas assamica daunnya agak besar dengan ujung yang
runcing, sedangkan varietas sinensis daunnya lebih kecil dan ujungnya agak
tumpul. Pohon kecil, karena seringnya pemangkasan maka tampak seperti
perdu. Bila tidak dipangkas, akan tumbuh kecil ramping setinggi 5 - 10 m,
dengan bentuk tajuk seperti kerucut. Batang tegak, berkayu, bercabang-
9. cabang, ujung ranting dan daun muda berambut halus. Daun tunggal,
bertangkai pendek, letak berseling, helai daun kaku seperti kulit tipis,
bentuknya elips memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi halus,
pertulangan menyirip, panjang 6 - 18 cm, lebar 2 - 6 cm, warnanya hijau,
permukaan mengilap. Bunga di ketiak daun, tunggal atau beberapa bunga
bergabung menjadi satu, berkelamin dua, garis tengah 3 - 4 cm, warnanya
putih cerah dengan kepala sari berwarna kuning, harum. Buahnya buah kotak,
berdinding tebal, pecah menurut ruang, masih muda hijau setelah tua cokelat
kehitaman. Biji keras, 1 - 3. Pucuk dan daun muda yang digunakan untuk
pembuatan minuman teh. Perbanyakan dengan biji, setek, sambungan atau
cangkokan.
Nama Lokal :
Enteh (Sunda).; Pu erh cha (China), theler (Perancis), teestrauch (Jerman),;
Te (Itali), cha da India (Portugis), tea (Inggris).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit kepala, diare, penyubur dan menghitamkan rambut,; Kolesterol
dan trigliserida darah tinggi, infeksi saluran cerna,; Kencing manis
(diabetes melitus), mengurangi karang gigi.;
Pemanfaatan :
BAGIAN
YANG DIGUNAKAN : Daun. INDIKASI :
Daun teh berguna untuk mengatasi: - sakit kepala, - diare,
dan menghitamkan rambut, - kolesterol dan trigliserida dar
kencing manis (diabetes mellitus),
- mengurangi terbentuknya karang gigi (dental plaque), - in
saluran cerna. CARA PEMAKAIAN :
Daun teh kering sebanyak 4-7 g diseduh dengan air panas
hangat atau setelah dingin. Pemakaian luar, daun segar di
lalu digiling halus. Diturapkan pada luka berdarah, lalu diba
CONTOH PEMAKAIAN : 1. Diare Daun teh yang masih mud
20 g dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas air bersih s
menit. Setelah dingin disaring dan minum sekaligus. 2. Pen
menghitamkan rambut Air teh kental sebanyak 1 cangkir d
semalaman. Keesokan paginya air teh ini siap dipakai untu
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun berbau aromatik dan
sedikit pahit. KANDUNGAN KIMIA : Daun mengandung kafein (2 - 3%),
theobromin, theofilin, tanin, xan-thine, adenine minyak asiri, kuersetin,
naringenin, dan natural fluoride. Tanin mengandung zat epigallocatechin
galat, yang mampu mencegah kanker lambung dan kerongkongan.
Setiap 100 g daun teh mempunyai kalori 17 kJ dan mengandung 75 -
80% air, polifenol 25%, protein 20%, karbohidrall, 4%, kafein 2,5 -
4,5%, serat 27%, dan pektin 6%. Biji mengandung saponin yang
beracun dan mengandung minyak. Kafein mempercepat pernapasan,
perangsang kuat pada susunan saraf pusat dan aktivitas jantung.
10. Theofilin efek diuretik kuat, menstirnulir kerja jantung dan melebarkan
pembuluh darah koroner. Theobromin terutama mempengaruhi otot.
Dari hasil penelitian, flavonoid yang merupakan antloksidan polifenol
pada teh mampu mernperkuat dinding sel darah merah dan mengatur
permeabilitasnya, mengurangi kecenderungan trombosis, dan
menghambat oksidasi LDL sehingga mengurangi terjadinya proses
atherosklerosis di pembuluh darah yang selanjutnya akan mengurangi
risiko kematian akibat penyakit jantung koroner. Efek Farmakologis dan
Hasil Penelitian : 1. Pemberian sari seduhan daun teh hijau dosis 10 x
dosis manusia (0,54 g 1200 gbb) pada tikus putih jantan yang diberi
kuning telur (1,25 g/200 g bb/hari) dan sukrosa (1,25 g / 200 g bb /
hari), memperlihatkan efek penurunan kadar kolesterol total, kolesterol
LDL, trigliserida dan berat badan yang ben-nakna dibandingkan dengan
kontrol perlauan (p<0,05), namun tidak menunjukkan perbedaan kadar
kolesterol HDL yang bermakna (Edwin Dirghantara, Jurusan Farmasi
FMIPA Ul, 1994). 2. Pemberian sari seduhan daun teh hijau dosis 25 x
dosis manusia (1,35 g/200 g bb) yang diberikan per oral pada tikus
normal yang diberi diet glukosa memperlihatkan efek hipoglikemik pada
1/2 jam dan 1 jam setelah perlakuan. Sebagai pembanding dipakai
tolbutamid (Aji Sutarmaji, Jurusan Fan-nasi FMIPA Ul, 1994). 3.
Pemberian infus daun teh 2,5% - l ml dan 5% - l ml pada usus halus
kelinci terpisah ada perbedaan frekuensi dan amplitude secara bermakna
dibanding kontrol. Konsentrasi yang rneningkat, perbedaan semakin
bermakna (Endyah Liestyartic, Jurusan Biologi FMIPA UNAIR, 1986).
Sengugu
(Clerodendron serrature [L.] Spr.)
Sinonim :
C. javanicum, Walp.
Familia :
Verbenaceae
Uraian :
Tumbuh liar pada tempat-tempat terbuka atau agak terlindung, bisa
ditemukan di hutan sekunder, padang alang-alang, pinggir kampung, tepi
jalan atau dekat air yang tanahnya agak lembap dari dataran rendah sampai
1.700 m dpl. Senggugu diduga tumbuhan asli Asia tropik. Perdu tegak, tinggi
1 - 3 m, batang berongga, berbongkol besar, akar warnanya abu kehitaman.
Daun tunggal, tebal dan kaku, bertangkai pendek, letak berhadapan, bentuk
bundar telur sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi tajam,
pertulangan menyirip, kedua permukaan berambut halus, panjang 8 - 30 cm,
lebar 4 - 14 cm, warnanya hijau. Perbungaan majemuk bentuk malai yang
panjangnya 6 - 40 cm, warnanya putih keunguan, keluar dari ujung-ujung
tangkai. Buah buni, bulat telur, masih muda hijau, setelah tua hitam.
Perbanyakan dengan biji.
11. Nama Lokal :
Singgugu (Sunda). srigunggu, sagunggu (Jawa).; Kertase, pinggir tosek
(Madura). senggugu (Melayu).; Sinar baungkudu (Batak Toba), tinjau handak
(Lampung),; San tai hong hua (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Menjernihkan suara, batuk, sesak naps (asma), memar, rematik,;
Radang saluran napas (bronkhitis), tulang patah (faktur), bisul, ; Perut
busung, cacingan, malaria, tenaga setelah melahirkan,; Digigit ular,;
Pemanfaatan :
BAGIAN
YANG DIGUNAKAN : Seluruh bagian tumbuhan. INDIKASI
Tumbuhan ini berkhasiat untuk: - menjernihkan suara, - ba
napas (asma), radang saluran napas (bronkitis), - tulang p
(fraktur), memar, rematik, - perut busung, cacingan, - mala
memulihkan tenaga sehabis melahirkan, dan - digigit ular, b
PEMAKAIAN :
Seluruh tumbuhan sebanyak 10 - 15 g direbus atau digiling
dan diseduh, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun seg
sampai lumat lalu ditempelkan ke tempat yang sakit atau da
direbus, airnya untuk mencuci luka. CONTOH PEMAKAIAN
1. Menjemihkan suara Akar senggugu sebanyak 10 g ditum
Tambahkan 1/2 cangkir air masak sambil diremas merata.
saring, lalu minum sekaligus. 2. Asma, bronkitis, sukar ken
senggugu sebanyak 10 g diiris tipis-tipis lalu diseduh deng
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun senggugu, pahit,
pedas, dan sejuk. KANDUNGAN KIMIA : Daun banyak mengandung
kalium, sedikit natrium, alkaloid, dan flavonoid flavon. Kulit batang
mengandung senyawa triterpenoid, asam oleanolat, asam queretaroat,
dan asam serratogenat. Sedangkan kulit akar mengandung glikosida
fenol, manitol, dan sitosterol. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian :
Infus daun senggugu secara in vitro dapat menghancurkan batu ginjal.