Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
BUDIDAYA
1. BUDIDAYA SELADA ORGANIK
(Lactuca sativa L.)
SECARA VERTIKULTUR
Oleh :
KoKo Tampubolon (100301250)
pRoGRam STuDI aGRoEKoTEKnoloGI
FaKulTaS pERTanIan
unIVERSITaS SumaTERa uTaRa
mEDan
2. PENDAHULUAN
Pertanian Organik merupakan sistem
pertanian yang meminimalisir penggunaan
bahan–bahan kimia sintetis.
Pertanian organik didasarkan pada:
Prinsip kesehatan.
Prinsip ekologi.
Prinsip keadilan.
Prinsip perlindungan.
3. Vertikultur
Dalam bahasa aslinya yakni Bahasa
Inggris, arti "verticulture" gabungan dari
dua suku kata, vertical dan culture.
Secara umum memberikan pengertian
vertikultur adalah budidaya tanaman
dengan cara bertingkat atau
bersusun, memanfaatkan ruang
ke arah atas.
4. Selada
Sayuran daun yang berumur semusim
Tumbuh baik di dataran tinggi
Panen setelah berumur 2 Bulan
Mengandung zat-zat gizi khususnya
vitamin dan mineral yang lengkap untuk
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat
5. Komposisi Gizi Selada
Kalori 15,00 kal
Protein 1,20 gr
Lemak 0,20 gr
Karbohidrat 2,90 gr
Kalsium 22,00 mg
Fosfor 25,00 mg
Zat Besi (Fe) 0,50 mg
Vitamin A 540,00 S.I
Vitamin B1 0,04 mg
Vitamin C 8,00 mg
Air 94,80 gr
6. BOTANI TANAMAN
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-Divisi : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Asterales
Family : Asteraceae
Genus : Lactuca
Species : Lactuca sativa L.
7. SYARAT TUMBUH
Tanah - Jenis Tanah : Lempung Berdebu,
Lempung Berpasir, dan Berhumus
- Gembur dan remah
- Memiliki drainase baik
- Kaya akan bahan
organik
- pH ideal 6,5 (6,0-6,8)
- Subur
- Ketinggian tempat 5-
8. Iklim
Suhu : 150-200 C
Kelembaban: 80%-90%
Curah Hujan : 1000 mm – 1500 mm/tahun
Intensitas cahaya matahari: ±12 jam / hari
Waktu penanaman selada yang paling baik
adalah pada akhir musim hujan.
9. Selada Organik
Dikatakan Selada Organik Vertikultur
Karena :
1. Menggunakan wadah media tanam
yang terbuat dari bekas-bekas sampah
anorganik seperti botol-botol aqua, goni,
keranjang, dan bambu dari hasil bangunan
yang disusun bertingkat.
2. Menggunakan media tanam berupa
topsoil yang bebas dari pembakaran
sampah anorganik.
10. 3. Menggunakan pupuk dasar tanpa
menggunakan pupuk kimia yaitu pupuk
kompos (Jerami Padi + Asystasia +
kotoran Kambing).
4. Menggunakan compost tea sebagai
pupuk pembangun yang disemprotkan
melalui daun.
5. menggunakan Bioinsektisida yang
terbuat dari Jahe dan Daun Sirsak untuk
mengendalikan hama tanaman
11. KOMPOS DASAR
BAHAN
Perbandingan bahan hijau : Bahan Cokelat = 1:3
1. Jerami padi = 42 Kg (bahan cokelat)
2. Asystasia = 14 Kg (bahan hijau)
3. K. Kambing = 2,5 Kg (aktivator)
Total = 58,5 Kg
12. Proses Pembuatan Kompos
Dihaluskan bahan dengan menggunakan
parang / mesin pencincang.
Ditimbang bahan hijau, cokelat dengan
perbandingan 1:3 dan ditimbang juga
aktivatornya.
Ditumpukkan bahan-bahan tersebut pada
suatu tempat yang tidak terkena air hujan
dan sinar matahari.
13. Dicampur bahan-bahan tersebut kemudian
ditutup/bungkus dengan terpal/spanduk.
Diambil data ukuran temperatur dan tinggi
tumpukan setiap hari
Setelah 1 minggu dilakukan pembalikan
Kegiatan pengamatan dilakukan selama 2
minggu.
Ditimbang kompos yang telah jadi (43,5 Kg)
Dihitung berat kompos yang hilang
= Berat Awal- Berat Akhir
= 58,5 Kg- 43,5 Kg
= 15 Kg
14. BAHAN dan ALAT
Bahan : - Biji Selada
- Top Soil
- Jerami Padi
- Asystasya
- Kotoran Kambing
- Compost Tea
- Daun Sirsak
- Jahe
15. Alat : - Cangkul
- Gembor
- Goni
- Bambu
- Botol-botol aqua bekas
- Keranjang
- Knapsack
- Parang
- Gergaji
- Paku
- Palu
- Timbangan
- Plastik
- Alat tulis
16. PELAKSANAAN PERCOBAAN
Rancangan Bangunan
Rancangan yang dibangun merupakan
kombinasi bambu, goni, botol aqua bekas,
dan keranjang.
Media Tanam
Pada percobaan ini,media tanam yang
digunakan adalah top soil + pupuk kompos
(dasar) dengan menggunakan rancangan
yang dibangun.
18. PENANAMAN
Benih disemaikan terlebih dahulu selama 2
minggu. Setelah itu benih yang sudah
disemaikan dipindahkan ke dalam media
tanam yang sudah disiapkan.
19. PEMELIHARAAN TANAMAN
Pemupukan : pada percobaan ini di berikan
Pupuk Dasar (Kompos Kotoran Kambing +
Asystasia + Jerami Padi).
Penyiangan Gulma : dilakukan dengan cara
mencabut gulma dari sekitar tanaman dan di
luar media.
Aplikasi Kompost Tea : dilakukan dengan cara
menyemprotkannya ke daun 2 hari sekali.
20. Aplikasi Pestisida Organik : dengan
menggunakan ekstrak daun sirsak dan jahe
yang disemprotkan ke tanaman 2 kali
seminggu.
Penyiraman : dilakukan 1 kali sehari yaitu
pada sore hari tergantung keadaan
lingkungan.
Pemanenan : dilakukan dengan cara
mencabut tanaman dengan akarnya
kemudian dicuci bersih.
21. Pasca panen
Setelah dicuci bersih, kemudian ditunggu
beberapa menit untuk mengeringkan air yang
terdapat di sela-sela tanaman.
Kemudian dilakukan penimbangan berat
selada dengan menggunakan timbangan,
kemudian dimasukkan ke dalam plastik dan
langsung dijual kepada konsumen rumah
tangga.
23. Analisis Biaya
A. OutPUT
1.Transportasi = Rp. 5.000
2.Bioinsektisida = Rp. 5.000
3. Kompos 10 kg = Rp.10.000
4. Benih = Rp. 3.000
Total Biaya = Rp. 23.000
B. Input
Harga jual @kg = Rp. 10.000
Hasil 1 kg x Rp. 10.000= Rp.10.000
Rugi = Rp. 13.000
24. KESIMPULAN
Wadah media tanaman terdiri dari goni,
bambu, keranjang, botol-botol aqua
bekas.
Media tanam menggunakan kompos dan
top soil.
Pupuk kompos yang digunakan berasal
dari kotoran kambing + asystasia, jerami
padi.
Pupuk daun yang digunakan adalah
pupuk kompos tea
25. Biopestisida yang digunakan adalah
ekstrak daun sirsak dan jahe yang
diaplikasikan 2 kali seminggu.
Dari hasil panen diperoleh berat kotor
sebesar 1,20 kg dan berat bersih 1 kg.