SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
1
Qadha Shalat
Di antara amalan yang tingkat kewajibannya sangat kuat adalah shalat.
Karena itu, shalat hukumnya wajib dikerjakan oleh semua orang yang telah
baligh, selagi dia masih berakal. Namun sayang, perhatian kaum muslimin
terhadap shalatnya, tidak sekuat tingkat kewajibannya. Ada diantara mereka
yang meninggalkan sama sekali, ada yang bolong-bolong, ada yang suka
terlambat, hingga ada yang sengaja terlambat. Jika sudah terlambat, dia mulai
resah, bagaimana cara mengqadhanya.
Ada beberapa catatan penting terkait dengan qadha shalat:
Pertama, shalat adalah kewajiban yang dibatasi waktunya
Allah berfirman,
‫ا‬ً‫ت‬‫و‬ُ‫ق‬ْ‫و‬‫ا‬‫م‬ ‫ا‬ً‫اب‬‫ا‬‫ت‬ِ‫ك‬ ‫ا‬‫ني‬ِ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫ع‬ ْ‫ت‬‫ا‬‫ن‬‫ا‬‫ا‬‫ك‬‫ا‬‫ة‬ ‫ا‬‫َل‬َّ‫الص‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬
“Sesungguhnya shalat merupakan kewajiban bagi orang beriman yang telah
ditetapkan waktunya.” (QS an-Nisâ’/4: 103).
Ada batas awal dan ada batas akhir untuk shalat wajib. Orang yang
mengerjakan shalat setelah batas akhir statusnya batal, sebagaimana orang
yang mengerjakan shalat sebelum masuk waktu, juga batal. Dengan demikian,
hukum asal shalat, harus dikerjakan pada waktu yang telah ditentukan. Dan
tidak boleh keluar dari hukum asal ini, kecuali karena ada sebab yang
diizinkan oleh syariat, seperti alasan bolehnya menjamak shalat.
Kedua, pelaksanaan shalat wajib ada 4 bentuk: adâ’, qadhâ’, i’âdah,
dan jama’.
1. Adâ’ [arab: ‫]أداء‬ : melaksanakan shalat pada waktu yang telah
ditentukan. Inilah cara mengerjakan shalat dalam kondisi normal,
sebagaimana jadwal shalat yang telah dimaklumi bersama.
2. Qadhâ’ [arab: ‫]قضاء‬ : melaksanakan shalat setelah batas waktu yang
ditetapkan. Ini hanya boleh dikerjakan dalam kondisi tertentu, yang
nanti akan dibahas.
3. I’âdah [arab: ُ‫]إعادة‬ : Mengulangi shalat wajib, karena shalat sebelumnya
dinilai batal dengan sebab tertentu, namun masih dalam rentang waktu
2
shalat. Misal, orang shalat zhuhur tanpa bersuci karena lupa, kemudian
dia mengulangi shalat tersebut sebelum waktu zhuhur selesai.
4. Jama’ [arab: ‫]جمع‬ melaksanakan shalat yang digabungkan dengan shalat
sebelumnya atau sesudahnya. Jamak hanya boleh dilakukan dengan
syarat dan ketentuan tertentu.
Ketiga, orang yang terlambat dalam mengerjakan shalat ada 2:
1. Terlambat mengerjakan shalat di luar kesengajaan. Seperti ketiduran,
atau kelupaan, kemudian baru sadar setelah waktu shalat selesai.
Dalam kondisi ini, dia diwajibkan untuk segera melaksanakan shalat
setelah sadar. Dalil ketentuan ini adalah hadis dari Anas bin Malik,
bahwa Nabi shallâllahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ا‬‫َل‬‫ا‬‫ص‬ ‫ا‬‫ي‬ِ‫س‬‫ا‬‫ن‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫م‬‫ا‬‫ا‬‫ه‬‫ا‬‫ر‬‫ا‬‫ك‬‫ا‬‫ذ‬ ‫ا‬‫ا‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ا‬‫ا‬‫ه‬‫ا‬‫ي‬ِِّ‫ل‬‫ا‬‫ص‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫أ‬ ‫ا‬‫ا‬‫ه‬ُ‫ت‬‫ا‬‫ار‬َّ‫ف‬‫ا‬‫ك‬‫ا‬‫ف‬ ،‫ا‬‫ا‬‫ه‬ْ‫ن‬‫ا‬‫ع‬ ‫ا‬‫ام‬‫ا‬‫ن‬ ْ‫او‬‫أ‬ ،ً‫ة‬
“Barang siapa yang kelupaan shalat atau tertidur sehingga terlewat waktu
shalat maka penebusnya adalah dia segera shalat ketika ia ingat.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
Disebutkan dalam hadis yang lain bahwa Nabi shallâllahu ‘alaihi wa
sallam pernah melakukan suatu perjalanan bersama para shahabat. Di
malam harinya, mereka singgah di sebuah tempat untuk beristirahat.
Namun mereka kesiangan dan yang pertama bangun adalah
Rasulullah shallâllahu ‘alaihi wa sallam karena sinar matahari.
Kemudian, beliau berwudhu dan beliau memerintahkan agar azan
dikumandangkan. Lalu, beliau melaksanakan shalat qabliyah subuh,
kemudian beliau perintahkan agar seseorang beriqamah, dan beliau
melaksanakan shalat subuh berjamaah. Para sahabat pun saling
berbisik, ‘Apa penebus untuk kesalahan yang kita lakukan karena
terlambat shalat?’ Mendengar komentar mereka, Nabi shallâllahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
3
‫ا‬‫ا‬َّ‫َّن‬ِ‫إ‬ ،ٌ‫ط‬‫ي‬ِ‫ر‬ْ‫ف‬‫ا‬‫ت‬ ِ‫م‬ْ‫َّو‬‫الن‬ َِّ‫ِف‬ ‫ا‬‫س‬ْ‫ي‬‫ا‬‫ل‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫ا‬‫ا‬‫ام‬‫أ‬‫ا‬‫ة‬ ‫ا‬‫َل‬َّ‫الص‬ ِِّ‫ل‬‫ا‬‫ص‬ُ‫ي‬ ْ‫ا‬‫َل‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫م‬ ‫ى‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫ع‬ ُ‫ط‬‫ي‬ِ‫ر‬ْ‫ف‬َّ‫الت‬
ُ‫ه‬ِ‫ب‬‫ا‬‫ت‬ْ‫ن‬‫ا‬‫ي‬ ‫ا‬‫ني‬ِ‫ح‬ ‫ا‬‫ا‬‫ه‬ِِّ‫ل‬‫ا‬‫ص‬ُ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬‫ف‬ ‫ا‬‫ك‬ِ‫ل‬‫ا‬‫ذ‬ ‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫ع‬‫ا‬‫ف‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫م‬‫ا‬‫ف‬ ،‫ى‬‫ا‬‫ر‬ْ‫ُخ‬ْ‫اْل‬ ‫ا‬‫ة‬ ‫ا‬‫َل‬َّ‫الص‬ ُ‫ت‬ْ‫ق‬‫ا‬‫و‬ ‫ا‬‫يء‬ِ‫ا‬‫َي‬ َّ‫َّت‬‫ا‬‫ح‬
‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫َل‬
“Sesungguhnya ketiduran bukan termasuk menyia-nyiakan shalat. Yang
disebut menyia-nyiakan shalat adalah mereka yang menunda shalat, hingga
masuk waktu shalat berikutnya. Siapa yang ketiduran hingga terlambat shalat
maka hendaknya dia laksanakan ketika bangun…” (HR Muslim dari Abu
Qatadah)
Namun perlu diingat, makna hadis ini tidak berlaku untuk orang yang
sengaja tidur ketika datang waktu shalat, dan tidak bangun sampai
waktu shalat selesai. Kemudian dia beralasan ketiduran, padahal tidak
ada usaha darinya untuk bangun ketika waktu shalat.
2. Terlambat mengerjakan shalat dengan kesengajaan
Orang yang sengaja menunda shalat, hingga keluar waktu shalat, telah
melanggar dosa yang sangat besar. Sampai sebagian ulama memvonis
perbuatan semacam ini sebagai tindakan kekafiran. Ini menunjukkan
bahwa sengaja menunda waktu shalat sampai keluar waktu, statusnya
dosa yang sangat besar. Dan dia wajib untuk sungguh-sungguh
bertaubat.
Apakah orang ini wajib qadha?
Ulama berbeda pendapat dalam masalah ini. Mayoritas ulama
berpendapat, dia tetap wajib mengqadha shalatnya dan dia berdosa
karena perbuatannya, selama belum sungguh-sungguh bertaubat.
Sementara pendapat yang dikuatkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah,
qadha shalat yang dia kerjakan tidak sah, karena berarti dia
melaksanakan shalat di luar waktu tanpa udzur (alasan) yang
dibolehkan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,
4
ُ‫ك‬ِ‫ر‬‫ا‬‫ا‬‫ت‬‫ا‬‫و‬ِ‫ة‬ ‫ا‬‫َل‬َّ‫الص‬‫ا‬ً‫د‬ْ‫م‬‫ا‬‫ع‬‫ا‬‫ل‬ُ‫ع‬‫ا‬‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫ي‬ُ‫ه‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫ا‬‫ه‬ُ‫اؤ‬‫ا‬‫ض‬‫ا‬‫ق‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫و‬‫ح‬ِ‫ص‬‫ا‬‫ت‬،ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬‫ب‬ُ‫ر‬ِ‫ث‬ْ‫ك‬ُ‫ي‬ْ‫ن‬ِ‫م‬
،ِ‫ع‬‫و‬‫ا‬‫ط‬َّ‫ت‬‫ال‬‫ا‬‫ا‬‫ذ‬‫ا‬‫ك‬‫ا‬‫و‬ُ‫م‬ْ‫و‬َّ‫الص‬‫ا‬‫و‬ُ‫ه‬‫ا‬‫و‬ُ‫ل‬ْ‫و‬‫ا‬‫ق‬‫ة‬‫ا‬‫ف‬ِ‫ائ‬‫ا‬‫ط‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ِ‫ف‬‫ا‬‫ل‬َّ‫الس‬
“Orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja, tidak disyariatkan meng-
qadhanya. Dan jika dilakukan, shalat qadhanya tidak sah. Namun yang dia
lakukan adalah memperbanyak shalat sunah. Ini meruapakan pendapat
sebagian ulama masa silam.” (Al-Ikhtiyârât, hlm. 34).
Keempat, bolehkah melakukan qadha shalat di waktu terlarang?
Ada beberapa waktu yang terlarang untuk shalat, diantaranya: ketika
matahari terbit, atau matahari tenggelam. Ketika ada orang yang ketiduran
shalat subuh dan baru bangun ketika matahari terbit, atau ketiduran shalat
ashar, dan baru bangun ketika matahari terbenam, bolehkah dia mengqadha?
Dalam Fatâwâ Islâm dinyatakan,
‫ِف‬ ‫الصَلة‬ ‫فعل‬ ‫من‬ ‫يتمكن‬ ‫َل‬‫و‬ ‫النسيان‬‫و‬ ‫كالنوم‬ ‫عذر‬ ‫للمسلم‬ ‫حصل‬ ‫فإن‬
‫ِف‬ ‫ذلك‬ ‫كان‬ ‫لو‬‫و‬ ،‫الصَلة‬ ‫يقضي‬ ‫أن‬ ‫العذر‬ ‫ال‬‫ز‬ ‫إذا‬ ‫عليه‬ ‫َيب‬ ‫فإنه‬ ،‫وقتها‬
‫النه‬ ‫أوقات‬ ‫من‬ ‫وقت‬‫انظ‬ .‫العلماء‬ ‫مجهور‬ ‫قول‬ ‫وهو‬ .‫ي‬‫ر‬‫املغين‬ :ُ(2/515)
“Jika seorang muslim memiliki udzur, seperti ketiduran atau kelupaan, sehingga tidak
memungkinkan untuk melakukan shalat pada waktunya, maka wajib baginya untuk
mengqadha shalat ketika sudah sadar, meskipun di waktu yang terlarang. Ini
merupakan pendapat mayoritas ulama”. Simak Al-Mughnî (2/515). (Syaikh
Muhammad Shalih al-Munjid, Fatâwâ Islâm, no. 20013)
Kelima, baru teringat setelah melewati beberapa shalat
Orang yang lupa shalat, dan baru teringat setelah melewati beberapa
shalat maka dia wajib mengqadha shalat tersebut dan beberapa shalat yang
dilewati. Misalnya, orang lupa shalat zhuhur dan baru ingat setelah maghrib.
Dia wajib mengqadha shalat zhuhur, ashar, kemudian maghrib. Demikian
yang difatwakan oleh Imam Malik.
5
Keenam, Shalat tanpa bersuci karena lupa
Shalat tanpa bersuci, baik dengan wudhu maupun tayammum,
hukumnya batal. Kecuali jika dia tidak mampu melakukan keduanya. Namun
jika ada orang yang shalat tanpa berwudhu karena lupa, padahal normalnya
dia mampu berwudhu, maka status shalatnya batal dan wajib diulangi, ketika
ingat. Karena Nabi shallâllahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫ا‬‫أ‬َّ‫يتوض‬ ‫حَّت‬ ‫ا‬‫دث‬ْ‫اح‬‫أ‬ ‫إذا‬ ‫كم‬ِ‫أحد‬ ‫ا‬‫ة‬‫صَل‬ ُ‫هللا‬ ُ‫ل‬‫ا‬‫يقب‬ ‫ل‬
“Allah tidak menerima shalat kalian ketika dalam kondisi hadats, sampai dia
berwudhu.” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
Karena statusnya batal, shalat yang dikerjakan tanpa berwudhu,
tidak dinilai sebagai shalat. Dan jika dia baru ingat setelah keluar waktu
shalat maka wajib diqadha.
Dalam Fâtâwâ asy-Syabakah al-Islâmiyah dinyatakan,
،ً‫ا‬‫ناسي‬ ‫وضوء‬ ‫بغري‬ ‫صلى‬ ‫فمن‬َُّ‫ث‬‫ا‬‫ر‬َّ‫ك‬‫ا‬‫ذ‬‫ا‬‫ت‬‫ا‬‫ك‬ِ‫ل‬‫ا‬‫ذ‬،‫الصَلة‬ ‫وقت‬ ‫خروج‬ ‫بعد‬ ‫لو‬‫و‬
‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫له‬‫و‬‫لق‬ ،ً‫ا‬‫نسيان‬ ‫ذلك‬ ‫فعل‬ ‫دام‬ ‫ما‬ ‫عليه‬ ‫إث‬ ‫ول‬ ‫صَلته‬ ‫أعاد‬‫و‬ ‫توضأ‬
‫وسلم‬ ‫عليه‬“َّ‫ن‬ِ‫إ‬‫ا‬َّ‫اّلل‬‫ا‬‫ز‬‫ا‬‫او‬‫ا‬‫ا‬‫َت‬ْ‫ن‬‫ا‬‫ع‬ِ‫ت‬َّ‫ُم‬‫أ‬‫ا‬‫أ‬‫ا‬‫ط‬‫ا‬ْ‫اْل‬‫ا‬‫ن‬‫ا‬‫ا‬‫ي‬ْ‫س‬ِِّ‫الن‬‫ا‬‫و‬‫ا‬‫ا‬‫م‬‫ا‬‫و‬‫ا‬‫و‬ُ‫ه‬ِ‫ر‬ْ‫ك‬ُ‫ت‬ْ‫اس‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫ع‬”
‫ابن‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬‫وغريمها‬ ‫البيهقي‬‫و‬ ‫ماجه‬
“Orang yang shalat tanpa wudhu karena lupa, kemudian dia baru teringat, meskipun
sudah keluar waktu shalat, dia harus berwudhu dan mengulangi shalatnya. Dia tidak
berdosa, selama itu dilakukan karena lupa. Sebagaimana sabda Nabi shallâllahu ‘alaihi
wa sallam: “Sesungguhnya Allah mengampuni kesalahan umatku karena keliru, lupa,
atau dipaksa.” (HR Ibnu Majah, al-Baihaqi dan yang lainnya dari Abdullah bin
Abbas) (Lihat: Fâtâwâ asy-Syabakah al-Islâmiyah, no. 27116)
Wallâhu A’lam.
(Dikutip dan diselaraskan dari http://www.konsultasisyariah.com/enam-
catatan-tentang-qadha-shalat/)

More Related Content

What's hot (20)

Ppt fiqih adzan iqamah
Ppt fiqih adzan iqamahPpt fiqih adzan iqamah
Ppt fiqih adzan iqamah
 
Fiqh
FiqhFiqh
Fiqh
 
Ppt sholat sunnah muakkad dan ghoiru muakkad
Ppt sholat sunnah muakkad dan ghoiru muakkadPpt sholat sunnah muakkad dan ghoiru muakkad
Ppt sholat sunnah muakkad dan ghoiru muakkad
 
Sholat fardhu dan sujud sahwi
Sholat fardhu dan sujud sahwiSholat fardhu dan sujud sahwi
Sholat fardhu dan sujud sahwi
 
Sholat sunnat muakad dan ghairu muakad
Sholat sunnat muakad dan ghairu muakadSholat sunnat muakad dan ghairu muakad
Sholat sunnat muakad dan ghairu muakad
 
Bab 8-shalat-sunnah
Bab 8-shalat-sunnahBab 8-shalat-sunnah
Bab 8-shalat-sunnah
 
Makalah shalat
Makalah shalatMakalah shalat
Makalah shalat
 
Sholat sunnat muakad dan ghairu muakad
Sholat sunnat muakad dan ghairu muakadSholat sunnat muakad dan ghairu muakad
Sholat sunnat muakad dan ghairu muakad
 
Smt 2 sholat sunnah muakkad dan ghoiru muakkad
Smt 2 sholat sunnah muakkad dan ghoiru muakkadSmt 2 sholat sunnah muakkad dan ghoiru muakkad
Smt 2 sholat sunnah muakkad dan ghoiru muakkad
 
Materi fiqih vii
Materi fiqih viiMateri fiqih vii
Materi fiqih vii
 
Fiqh sholat Dalam Berbagai Madzhab
Fiqh sholat Dalam Berbagai MadzhabFiqh sholat Dalam Berbagai Madzhab
Fiqh sholat Dalam Berbagai Madzhab
 
Solat
SolatSolat
Solat
 
Fiqih shalat
Fiqih shalatFiqih shalat
Fiqih shalat
 
Fiqh azan iqamat
Fiqh azan iqamatFiqh azan iqamat
Fiqh azan iqamat
 
Bab 5 Shalat Sunah Rawatib
Bab  5 Shalat Sunah RawatibBab  5 Shalat Sunah Rawatib
Bab 5 Shalat Sunah Rawatib
 
Adzan dan Iqamah
Adzan dan IqamahAdzan dan Iqamah
Adzan dan Iqamah
 
Shalat Muakad dan Ghairu Muakad
Shalat Muakad dan Ghairu MuakadShalat Muakad dan Ghairu Muakad
Shalat Muakad dan Ghairu Muakad
 
Shalat = Ga shalat ?
Shalat = Ga shalat ?Shalat = Ga shalat ?
Shalat = Ga shalat ?
 
Adzan dan iqomat
Adzan dan iqomatAdzan dan iqomat
Adzan dan iqomat
 
Ringkasan sifat-shalat-nabi
Ringkasan sifat-shalat-nabiRingkasan sifat-shalat-nabi
Ringkasan sifat-shalat-nabi
 

Viewers also liked

Klasifikasi orang islam 01
Klasifikasi orang islam 01Klasifikasi orang islam 01
Klasifikasi orang islam 01Muhsin Hariyanto
 
Apakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāqApakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāqMuhsin Hariyanto
 
Penjelasan hasil hisab 1436 h
Penjelasan hasil hisab 1436 hPenjelasan hasil hisab 1436 h
Penjelasan hasil hisab 1436 hMuhsin Hariyanto
 
Peringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banPeringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banMuhsin Hariyanto
 
Belajar sabar dari nabi ayyub a
Belajar sabar dari nabi ayyub aBelajar sabar dari nabi ayyub a
Belajar sabar dari nabi ayyub aMuhsin Hariyanto
 
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01Muhsin Hariyanto
 
Menebas atau ditebas pedang waktu
Menebas atau ditebas pedang waktuMenebas atau ditebas pedang waktu
Menebas atau ditebas pedang waktuMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
Shalat tarawih (bagian 1 3)
Shalat tarawih (bagian 1 3)Shalat tarawih (bagian 1 3)
Shalat tarawih (bagian 1 3)Muhsin Hariyanto
 
Commentaires de M. André Marie, chef du bureau des pratiques anti-concurrenti...
Commentaires de M. André Marie, chef du bureau des pratiques anti-concurrenti...Commentaires de M. André Marie, chef du bureau des pratiques anti-concurrenti...
Commentaires de M. André Marie, chef du bureau des pratiques anti-concurrenti...adreani
 
5- Le curriculum
5- Le curriculum5- Le curriculum
5- Le curriculumteedmedia
 

Viewers also liked (20)

Klasifikasi orang islam 01
Klasifikasi orang islam 01Klasifikasi orang islam 01
Klasifikasi orang islam 01
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Khutbah nikah farisa
Khutbah nikah farisaKhutbah nikah farisa
Khutbah nikah farisa
 
Apakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāqApakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāq
 
Penjelasan hasil hisab 1436 h
Penjelasan hasil hisab 1436 hPenjelasan hasil hisab 1436 h
Penjelasan hasil hisab 1436 h
 
Peringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banPeringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'ban
 
Lâ tahzan
Lâ tahzanLâ tahzan
Lâ tahzan
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Belajar sabar dari nabi ayyub a
Belajar sabar dari nabi ayyub aBelajar sabar dari nabi ayyub a
Belajar sabar dari nabi ayyub a
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
 
7 (tujuh) puasa sunnah
7 (tujuh) puasa sunnah7 (tujuh) puasa sunnah
7 (tujuh) puasa sunnah
 
Menebas atau ditebas pedang waktu
Menebas atau ditebas pedang waktuMenebas atau ditebas pedang waktu
Menebas atau ditebas pedang waktu
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
Shalat tarawih (bagian 1 3)
Shalat tarawih (bagian 1 3)Shalat tarawih (bagian 1 3)
Shalat tarawih (bagian 1 3)
 
Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Khutbah nikah farisa
Khutbah nikah farisaKhutbah nikah farisa
Khutbah nikah farisa
 
Khutbah nikah farisa
Khutbah nikah farisaKhutbah nikah farisa
Khutbah nikah farisa
 
Commentaires de M. André Marie, chef du bureau des pratiques anti-concurrenti...
Commentaires de M. André Marie, chef du bureau des pratiques anti-concurrenti...Commentaires de M. André Marie, chef du bureau des pratiques anti-concurrenti...
Commentaires de M. André Marie, chef du bureau des pratiques anti-concurrenti...
 
5- Le curriculum
5- Le curriculum5- Le curriculum
5- Le curriculum
 

Similar to Qadha shalat

Similar to Qadha shalat (20)

Tugas 1 1[1]
Tugas 1 1[1]Tugas 1 1[1]
Tugas 1 1[1]
 
SHALAT JAMA'.pptx
SHALAT JAMA'.pptxSHALAT JAMA'.pptx
SHALAT JAMA'.pptx
 
Hukum-Shalat
Hukum-ShalatHukum-Shalat
Hukum-Shalat
 
SYARAT-SYARAT SHALAT
SYARAT-SYARAT SHALATSYARAT-SYARAT SHALAT
SYARAT-SYARAT SHALAT
 
Materi fiqih-3
Materi fiqih-3Materi fiqih-3
Materi fiqih-3
 
Masalah Qadha Sembahyang
Masalah Qadha SembahyangMasalah Qadha Sembahyang
Masalah Qadha Sembahyang
 
Beberapa persoalan solat 2
Beberapa persoalan solat 2Beberapa persoalan solat 2
Beberapa persoalan solat 2
 
ppt fikih ibadah dan tata cara tentang ibadah
ppt fikih ibadah dan tata cara tentang ibadahppt fikih ibadah dan tata cara tentang ibadah
ppt fikih ibadah dan tata cara tentang ibadah
 
Makalah shalat
Makalah shalatMakalah shalat
Makalah shalat
 
Shalat sunnah rawatib
Shalat sunnah rawatibShalat sunnah rawatib
Shalat sunnah rawatib
 
tatacara Sholat jumat
tatacara Sholat jumat tatacara Sholat jumat
tatacara Sholat jumat
 
Sholat jumat
Sholat jumatSholat jumat
Sholat jumat
 
Sholat - Pendidikan Agama Islam
Sholat - Pendidikan Agama IslamSholat - Pendidikan Agama Islam
Sholat - Pendidikan Agama Islam
 
Menjadi imam shalat jamaah
Menjadi imam shalat jamaahMenjadi imam shalat jamaah
Menjadi imam shalat jamaah
 
PPT Adzan dan Iqamah
PPT Adzan dan IqamahPPT Adzan dan Iqamah
PPT Adzan dan Iqamah
 
1.1.4.08.080 hukum shalat
1.1.4.08.080 hukum shalat1.1.4.08.080 hukum shalat
1.1.4.08.080 hukum shalat
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
 
Sholat sunnah
Sholat sunnahSholat sunnah
Sholat sunnah
 
Shalat dan khutbah jumat
Shalat dan khutbah jumatShalat dan khutbah jumat
Shalat dan khutbah jumat
 
Materi Adzan dan Iqama
Materi Adzan dan IqamaMateri Adzan dan Iqama
Materi Adzan dan Iqama
 

More from Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanMuhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
 
Ketika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaKetika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaMuhsin Hariyanto
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMuhsin Hariyanto
 
Penjelasan hasil hisab 1436 h
Penjelasan hasil hisab 1436 hPenjelasan hasil hisab 1436 h
Penjelasan hasil hisab 1436 hMuhsin Hariyanto
 
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhanTiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhanMuhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Ketika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaKetika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkaca
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkah
 
Penjelasan hasil hisab 1436 h
Penjelasan hasil hisab 1436 hPenjelasan hasil hisab 1436 h
Penjelasan hasil hisab 1436 h
 
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhanTiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
 
Meraih maghfirah
Meraih maghfirahMeraih maghfirah
Meraih maghfirah
 

Qadha shalat

  • 1. 1 Qadha Shalat Di antara amalan yang tingkat kewajibannya sangat kuat adalah shalat. Karena itu, shalat hukumnya wajib dikerjakan oleh semua orang yang telah baligh, selagi dia masih berakal. Namun sayang, perhatian kaum muslimin terhadap shalatnya, tidak sekuat tingkat kewajibannya. Ada diantara mereka yang meninggalkan sama sekali, ada yang bolong-bolong, ada yang suka terlambat, hingga ada yang sengaja terlambat. Jika sudah terlambat, dia mulai resah, bagaimana cara mengqadhanya. Ada beberapa catatan penting terkait dengan qadha shalat: Pertama, shalat adalah kewajiban yang dibatasi waktunya Allah berfirman, ‫ا‬ً‫ت‬‫و‬ُ‫ق‬ْ‫و‬‫ا‬‫م‬ ‫ا‬ً‫اب‬‫ا‬‫ت‬ِ‫ك‬ ‫ا‬‫ني‬ِ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫ع‬ ْ‫ت‬‫ا‬‫ن‬‫ا‬‫ا‬‫ك‬‫ا‬‫ة‬ ‫ا‬‫َل‬َّ‫الص‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ “Sesungguhnya shalat merupakan kewajiban bagi orang beriman yang telah ditetapkan waktunya.” (QS an-Nisâ’/4: 103). Ada batas awal dan ada batas akhir untuk shalat wajib. Orang yang mengerjakan shalat setelah batas akhir statusnya batal, sebagaimana orang yang mengerjakan shalat sebelum masuk waktu, juga batal. Dengan demikian, hukum asal shalat, harus dikerjakan pada waktu yang telah ditentukan. Dan tidak boleh keluar dari hukum asal ini, kecuali karena ada sebab yang diizinkan oleh syariat, seperti alasan bolehnya menjamak shalat. Kedua, pelaksanaan shalat wajib ada 4 bentuk: adâ’, qadhâ’, i’âdah, dan jama’. 1. Adâ’ [arab: ‫]أداء‬ : melaksanakan shalat pada waktu yang telah ditentukan. Inilah cara mengerjakan shalat dalam kondisi normal, sebagaimana jadwal shalat yang telah dimaklumi bersama. 2. Qadhâ’ [arab: ‫]قضاء‬ : melaksanakan shalat setelah batas waktu yang ditetapkan. Ini hanya boleh dikerjakan dalam kondisi tertentu, yang nanti akan dibahas. 3. I’âdah [arab: ُ‫]إعادة‬ : Mengulangi shalat wajib, karena shalat sebelumnya dinilai batal dengan sebab tertentu, namun masih dalam rentang waktu
  • 2. 2 shalat. Misal, orang shalat zhuhur tanpa bersuci karena lupa, kemudian dia mengulangi shalat tersebut sebelum waktu zhuhur selesai. 4. Jama’ [arab: ‫]جمع‬ melaksanakan shalat yang digabungkan dengan shalat sebelumnya atau sesudahnya. Jamak hanya boleh dilakukan dengan syarat dan ketentuan tertentu. Ketiga, orang yang terlambat dalam mengerjakan shalat ada 2: 1. Terlambat mengerjakan shalat di luar kesengajaan. Seperti ketiduran, atau kelupaan, kemudian baru sadar setelah waktu shalat selesai. Dalam kondisi ini, dia diwajibkan untuk segera melaksanakan shalat setelah sadar. Dalil ketentuan ini adalah hadis dari Anas bin Malik, bahwa Nabi shallâllahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‫ا‬‫َل‬‫ا‬‫ص‬ ‫ا‬‫ي‬ِ‫س‬‫ا‬‫ن‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫م‬‫ا‬‫ا‬‫ه‬‫ا‬‫ر‬‫ا‬‫ك‬‫ا‬‫ذ‬ ‫ا‬‫ا‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ا‬‫ا‬‫ه‬‫ا‬‫ي‬ِِّ‫ل‬‫ا‬‫ص‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫أ‬ ‫ا‬‫ا‬‫ه‬ُ‫ت‬‫ا‬‫ار‬َّ‫ف‬‫ا‬‫ك‬‫ا‬‫ف‬ ،‫ا‬‫ا‬‫ه‬ْ‫ن‬‫ا‬‫ع‬ ‫ا‬‫ام‬‫ا‬‫ن‬ ْ‫او‬‫أ‬ ،ً‫ة‬ “Barang siapa yang kelupaan shalat atau tertidur sehingga terlewat waktu shalat maka penebusnya adalah dia segera shalat ketika ia ingat.” (HR. Bukhari dan Muslim). Disebutkan dalam hadis yang lain bahwa Nabi shallâllahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan suatu perjalanan bersama para shahabat. Di malam harinya, mereka singgah di sebuah tempat untuk beristirahat. Namun mereka kesiangan dan yang pertama bangun adalah Rasulullah shallâllahu ‘alaihi wa sallam karena sinar matahari. Kemudian, beliau berwudhu dan beliau memerintahkan agar azan dikumandangkan. Lalu, beliau melaksanakan shalat qabliyah subuh, kemudian beliau perintahkan agar seseorang beriqamah, dan beliau melaksanakan shalat subuh berjamaah. Para sahabat pun saling berbisik, ‘Apa penebus untuk kesalahan yang kita lakukan karena terlambat shalat?’ Mendengar komentar mereka, Nabi shallâllahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
  • 3. 3 ‫ا‬‫ا‬َّ‫َّن‬ِ‫إ‬ ،ٌ‫ط‬‫ي‬ِ‫ر‬ْ‫ف‬‫ا‬‫ت‬ ِ‫م‬ْ‫َّو‬‫الن‬ َِّ‫ِف‬ ‫ا‬‫س‬ْ‫ي‬‫ا‬‫ل‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫ا‬‫ا‬‫ام‬‫أ‬‫ا‬‫ة‬ ‫ا‬‫َل‬َّ‫الص‬ ِِّ‫ل‬‫ا‬‫ص‬ُ‫ي‬ ْ‫ا‬‫َل‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫م‬ ‫ى‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫ع‬ ُ‫ط‬‫ي‬ِ‫ر‬ْ‫ف‬َّ‫الت‬ ُ‫ه‬ِ‫ب‬‫ا‬‫ت‬ْ‫ن‬‫ا‬‫ي‬ ‫ا‬‫ني‬ِ‫ح‬ ‫ا‬‫ا‬‫ه‬ِِّ‫ل‬‫ا‬‫ص‬ُ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬‫ف‬ ‫ا‬‫ك‬ِ‫ل‬‫ا‬‫ذ‬ ‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫ع‬‫ا‬‫ف‬ ْ‫ن‬‫ا‬‫م‬‫ا‬‫ف‬ ،‫ى‬‫ا‬‫ر‬ْ‫ُخ‬ْ‫اْل‬ ‫ا‬‫ة‬ ‫ا‬‫َل‬َّ‫الص‬ ُ‫ت‬ْ‫ق‬‫ا‬‫و‬ ‫ا‬‫يء‬ِ‫ا‬‫َي‬ َّ‫َّت‬‫ا‬‫ح‬ ‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫َل‬ “Sesungguhnya ketiduran bukan termasuk menyia-nyiakan shalat. Yang disebut menyia-nyiakan shalat adalah mereka yang menunda shalat, hingga masuk waktu shalat berikutnya. Siapa yang ketiduran hingga terlambat shalat maka hendaknya dia laksanakan ketika bangun…” (HR Muslim dari Abu Qatadah) Namun perlu diingat, makna hadis ini tidak berlaku untuk orang yang sengaja tidur ketika datang waktu shalat, dan tidak bangun sampai waktu shalat selesai. Kemudian dia beralasan ketiduran, padahal tidak ada usaha darinya untuk bangun ketika waktu shalat. 2. Terlambat mengerjakan shalat dengan kesengajaan Orang yang sengaja menunda shalat, hingga keluar waktu shalat, telah melanggar dosa yang sangat besar. Sampai sebagian ulama memvonis perbuatan semacam ini sebagai tindakan kekafiran. Ini menunjukkan bahwa sengaja menunda waktu shalat sampai keluar waktu, statusnya dosa yang sangat besar. Dan dia wajib untuk sungguh-sungguh bertaubat. Apakah orang ini wajib qadha? Ulama berbeda pendapat dalam masalah ini. Mayoritas ulama berpendapat, dia tetap wajib mengqadha shalatnya dan dia berdosa karena perbuatannya, selama belum sungguh-sungguh bertaubat. Sementara pendapat yang dikuatkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, qadha shalat yang dia kerjakan tidak sah, karena berarti dia melaksanakan shalat di luar waktu tanpa udzur (alasan) yang dibolehkan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,
  • 4. 4 ُ‫ك‬ِ‫ر‬‫ا‬‫ا‬‫ت‬‫ا‬‫و‬ِ‫ة‬ ‫ا‬‫َل‬َّ‫الص‬‫ا‬ً‫د‬ْ‫م‬‫ا‬‫ع‬‫ا‬‫ل‬ُ‫ع‬‫ا‬‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫ي‬ُ‫ه‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫ا‬‫ه‬ُ‫اؤ‬‫ا‬‫ض‬‫ا‬‫ق‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫و‬‫ح‬ِ‫ص‬‫ا‬‫ت‬،ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬‫ب‬ُ‫ر‬ِ‫ث‬ْ‫ك‬ُ‫ي‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ،ِ‫ع‬‫و‬‫ا‬‫ط‬َّ‫ت‬‫ال‬‫ا‬‫ا‬‫ذ‬‫ا‬‫ك‬‫ا‬‫و‬ُ‫م‬ْ‫و‬َّ‫الص‬‫ا‬‫و‬ُ‫ه‬‫ا‬‫و‬ُ‫ل‬ْ‫و‬‫ا‬‫ق‬‫ة‬‫ا‬‫ف‬ِ‫ائ‬‫ا‬‫ط‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ِ‫ف‬‫ا‬‫ل‬َّ‫الس‬ “Orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja, tidak disyariatkan meng- qadhanya. Dan jika dilakukan, shalat qadhanya tidak sah. Namun yang dia lakukan adalah memperbanyak shalat sunah. Ini meruapakan pendapat sebagian ulama masa silam.” (Al-Ikhtiyârât, hlm. 34). Keempat, bolehkah melakukan qadha shalat di waktu terlarang? Ada beberapa waktu yang terlarang untuk shalat, diantaranya: ketika matahari terbit, atau matahari tenggelam. Ketika ada orang yang ketiduran shalat subuh dan baru bangun ketika matahari terbit, atau ketiduran shalat ashar, dan baru bangun ketika matahari terbenam, bolehkah dia mengqadha? Dalam Fatâwâ Islâm dinyatakan, ‫ِف‬ ‫الصَلة‬ ‫فعل‬ ‫من‬ ‫يتمكن‬ ‫َل‬‫و‬ ‫النسيان‬‫و‬ ‫كالنوم‬ ‫عذر‬ ‫للمسلم‬ ‫حصل‬ ‫فإن‬ ‫ِف‬ ‫ذلك‬ ‫كان‬ ‫لو‬‫و‬ ،‫الصَلة‬ ‫يقضي‬ ‫أن‬ ‫العذر‬ ‫ال‬‫ز‬ ‫إذا‬ ‫عليه‬ ‫َيب‬ ‫فإنه‬ ،‫وقتها‬ ‫النه‬ ‫أوقات‬ ‫من‬ ‫وقت‬‫انظ‬ .‫العلماء‬ ‫مجهور‬ ‫قول‬ ‫وهو‬ .‫ي‬‫ر‬‫املغين‬ :ُ(2/515) “Jika seorang muslim memiliki udzur, seperti ketiduran atau kelupaan, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan shalat pada waktunya, maka wajib baginya untuk mengqadha shalat ketika sudah sadar, meskipun di waktu yang terlarang. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama”. Simak Al-Mughnî (2/515). (Syaikh Muhammad Shalih al-Munjid, Fatâwâ Islâm, no. 20013) Kelima, baru teringat setelah melewati beberapa shalat Orang yang lupa shalat, dan baru teringat setelah melewati beberapa shalat maka dia wajib mengqadha shalat tersebut dan beberapa shalat yang dilewati. Misalnya, orang lupa shalat zhuhur dan baru ingat setelah maghrib. Dia wajib mengqadha shalat zhuhur, ashar, kemudian maghrib. Demikian yang difatwakan oleh Imam Malik.
  • 5. 5 Keenam, Shalat tanpa bersuci karena lupa Shalat tanpa bersuci, baik dengan wudhu maupun tayammum, hukumnya batal. Kecuali jika dia tidak mampu melakukan keduanya. Namun jika ada orang yang shalat tanpa berwudhu karena lupa, padahal normalnya dia mampu berwudhu, maka status shalatnya batal dan wajib diulangi, ketika ingat. Karena Nabi shallâllahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‫ا‬‫أ‬َّ‫يتوض‬ ‫حَّت‬ ‫ا‬‫دث‬ْ‫اح‬‫أ‬ ‫إذا‬ ‫كم‬ِ‫أحد‬ ‫ا‬‫ة‬‫صَل‬ ُ‫هللا‬ ُ‫ل‬‫ا‬‫يقب‬ ‫ل‬ “Allah tidak menerima shalat kalian ketika dalam kondisi hadats, sampai dia berwudhu.” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah). Karena statusnya batal, shalat yang dikerjakan tanpa berwudhu, tidak dinilai sebagai shalat. Dan jika dia baru ingat setelah keluar waktu shalat maka wajib diqadha. Dalam Fâtâwâ asy-Syabakah al-Islâmiyah dinyatakan, ،ً‫ا‬‫ناسي‬ ‫وضوء‬ ‫بغري‬ ‫صلى‬ ‫فمن‬َُّ‫ث‬‫ا‬‫ر‬َّ‫ك‬‫ا‬‫ذ‬‫ا‬‫ت‬‫ا‬‫ك‬ِ‫ل‬‫ا‬‫ذ‬،‫الصَلة‬ ‫وقت‬ ‫خروج‬ ‫بعد‬ ‫لو‬‫و‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫له‬‫و‬‫لق‬ ،ً‫ا‬‫نسيان‬ ‫ذلك‬ ‫فعل‬ ‫دام‬ ‫ما‬ ‫عليه‬ ‫إث‬ ‫ول‬ ‫صَلته‬ ‫أعاد‬‫و‬ ‫توضأ‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬“َّ‫ن‬ِ‫إ‬‫ا‬َّ‫اّلل‬‫ا‬‫ز‬‫ا‬‫او‬‫ا‬‫ا‬‫َت‬ْ‫ن‬‫ا‬‫ع‬ِ‫ت‬َّ‫ُم‬‫أ‬‫ا‬‫أ‬‫ا‬‫ط‬‫ا‬ْ‫اْل‬‫ا‬‫ن‬‫ا‬‫ا‬‫ي‬ْ‫س‬ِِّ‫الن‬‫ا‬‫و‬‫ا‬‫ا‬‫م‬‫ا‬‫و‬‫ا‬‫و‬ُ‫ه‬ِ‫ر‬ْ‫ك‬ُ‫ت‬ْ‫اس‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫ع‬” ‫ابن‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬‫وغريمها‬ ‫البيهقي‬‫و‬ ‫ماجه‬ “Orang yang shalat tanpa wudhu karena lupa, kemudian dia baru teringat, meskipun sudah keluar waktu shalat, dia harus berwudhu dan mengulangi shalatnya. Dia tidak berdosa, selama itu dilakukan karena lupa. Sebagaimana sabda Nabi shallâllahu ‘alaihi wa sallam: “Sesungguhnya Allah mengampuni kesalahan umatku karena keliru, lupa, atau dipaksa.” (HR Ibnu Majah, al-Baihaqi dan yang lainnya dari Abdullah bin Abbas) (Lihat: Fâtâwâ asy-Syabakah al-Islâmiyah, no. 27116) Wallâhu A’lam. (Dikutip dan diselaraskan dari http://www.konsultasisyariah.com/enam- catatan-tentang-qadha-shalat/)