Shalat sunah merupakan shalat yang dilakukan secara sukarela untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Terdapat berbagai jenis shalat sunah seperti shalat Id yang dilakukan berjamaah pada hari raya, serta shalat harian seperti witir dan tahajud yang dapat dilakukan secara individu.
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
Sholat sunnah
1. SHOLAT SUNNAH
Shalat sunah yaitu shalat yang hukum pelaksanaannya sunah (dianjurkan). Apabila
dilaksanakan Allah memberikan pahala dan keutamaan khusus melebihi orang Islam yang tidak
melaksanakan shalat sunah.
Di antara jenis shalat sunah terdapat shalat sunah yang dapat dilaksanakan secara
berjamaah, munfarid, dan ada yang dilaksanakan berjamaah maupun munfarid. Untuk mengenal
beberapa contoh shalat sunah jamaah dan munfarid, perhatikan diagram berikut !
SHALAT SUNAH BERJAMAAH
Shalat Idain
Shalathari raya Idul Fitri
dan Idul Adha
Shalat Istisqa
Shalatuntukmeminta
hujan
Shalat Kusuf –Khusuf
Shalatgerhana
matahari dan gerhana
bulan
SHALAT SUNAH
MUNFARID
Shalat Rawatib
Shalatsunahyang
mengiringi shalatfardu
Shalat Tahiyatul Masjid
Shalatketikamasukmasjid
untukmenghormatinya
Shalat Istikharah
Shalatuntukmeminta
petunjukAllahSWTsaat
ragu menentukanpilihan
SHALAT SUNAH
DENGAN
BERJAMAAH
ATAU MUNFARID
Shalat Tarawih
Shalat sunah pada
malam bulan
ramadhan
Shalat Witir
Shalat sunah yang
ganjil
Shalat Dhuha
Shalat sunah pagi hari
Shalat Tahajud
Shalat sunah malam
hari untuk memohon
keinginan
Shalat Tasbih
Shalat sunah diseratai
zikir tasbih
2. Jenis shalat sunah yang bisa diamalkan oleh umat Islam cukup banyak bukan? Hal ini
bukan untuk memberatkan umat Islam, akan tetapi sangat bermanfaat sebagai sarana
mendekatkan diri kepada Allah SWT sedekat-dekatnya. Dan sebagai bekal kamu dalam
menambah amalan shalat sunah, berikut akan diuraikan ketentuan dan tata cara beberapa jenis
shalat sunah jamaah dan munfarid.
A. SHALAT SUNAH BERJAMAAH
Shalat Sunat ‘idain
Saat hari raya Idul Fitri tiba umat Islam laki-laki, perempuan, anak-anak-anak dan orang dewasa
berbondong-bondong untuk melaksanakan shalat ‘Idul Fitri kemudian saling melakukan
silaturrahmi dan bermaaf-maafan. Demikian juga saat hari raya Idul Adha (Idul Qurban), umat
Islam juga melaksanakan shalat Id kemudian melakukan ibadah qurban. Karena dalam satu tahun
umat Islam melaksanakan dua shalat Id, maka disebut shalat ‘idain yang artinya dua shalat Id,
yakni Idul Fitri dan Idul Adha.
Ketentuan Shalat ‘idain
Shalat Id adalah shalat yang dilakukan pada waktu hari raya, karena dalam tradisi Islam terdapat
dua hari raya, yakni Idul Fitri dan Idul Adha maka dalam satu tahun terdapat dua shalat Id.
Dalam bahasa Arab ‘idain berarti dua shalat Id.
Hukum melaksanakan shalat ‘idain adalah sunah muakkad (sangat dianjurkan) karena Rasulullah
saw selalu melakukan shalat ‘idain ini selama hidupnya.
Firman Allah SWT :
ْرَحْناَو َكِِّبَرِل ِِّلَصَف . َرَث َْوكْلا َكَانْيَطْعَأ اَّنِإ
Artinya : “Sesungguhnya Kami telahmemberikan kepadamu ni`mat yang banyak. Maka dirikanlah
shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah.” (QS. Al Kautsar : 1-2)
Bahkan Rasulullah saw. memerintahkan agar seuruh kaum muslimin baik laki-laki, perempuan,
anak-anak, dan dewasa untuk keluar dari rumah melakukan shalat Id. Para wanita yang sedang
3. haid pun diperintahkan untuk menuju tempat shalat Id untuk mendengarkan khutbah tapi tidak
boleh melakukan shalat.
Perhatikan sabda Rasulullah saw. berikut ini :
ُّيِبَّنال َانَرَمَا ْيِعْلا يِف َج ِرْخُن ْنَاَصُم َنْل َِزتْعَي ْنَا ََّضيُحْلا َرَمَاَو ِر ُْودُخْلا ِتاَوَذَو َقِتاَوَعْلا ِْنيَدََّّل
)َّلمسوم البخارى (رواه َنْيِمَِّلْسُمْلا
Artinya : “Kami telah diperintahkan oleh Nabi saw. untuk keluar pada hari raya. Begitu pula
anak-anak, perempuan, gadis-gadis pingitan, dan diperintahkan juga gadis-gadis yang sedang
haid diperintahkan supaya keluar pada hari raya dan memisahkan diri dari tempat shalat kaum
muslimin”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Waktu melaksanakan shalat ‘idain adalah mulai terbit matahari sampai tergelincirnya matahari
menjelang waktu zuhur pada hari raya tersebut. Shalat Idul Fitri dilaksanakan pada tanggal 1
Syawal sedangkan shalat Idul Adha dilaksanakan tanggal 10 Dzulhijjah.
Tempat pelaksanaan shalat ‘idain adalah di masjid atau di tempat yang lapang. Allamah Ibnu
Qayyim menjelasan bahwa Rasulullah saw. melakukan shalat dua hari raya di suatu tempat yang
lapang di dekat pintu gerbang menuju Madinah, Beliau shalat ‘idain di masjid ketika hujan.
Tata Cara Shalat ‘idain
Secara garis besar, tata cara pelaksanaan shalat ‘idain adalah sebagai berikut :
1. Dilaksanakan secara berjamaah
2. Tidak didahului azan dan iqamat
)َّلمسوم البخارى (رواه َةَماَقِإ َالَو َحْضَألْا َم ْوَي َالَو ِرْطِفْلا ُم ْوَي ُنَّذَؤُي ْنُكَي ْمَل
Artinya : “Tidak ada azan bagi sembahyang Hari Raya Fitrah (Aidilfitri) dan sembahyang Hari
Raya Korban (Aidiladha). jga tiada iqamat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam pelaksanaan shalat ‘idain tidak disunahkan didahului azan dan iqamat, yang disunahkan
adalah salah seorang yang biasanya disebut bilal menyerukan lafaz :
ةَعِامَج َةَالَّصلَا
“Mari kita melaksanakan shalat”
4. 3. Jumlah rakaatnya adalah 2 rakaat
4. Membaca takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan takbir lima kali pada rakaat yang kedua.
Takbir tujuh kali dalam rakaat yang pertama tersebut tidak termasuk takbiratul ihram.
Demikian juga takbir lima kali dalam rakaat yang kedua tidak termasuk takbir intiqal saat
berdiri dari sujud.
Takbir tujuh kali pada rakaat yang pertama dibaca setelah membaca doa iftitah, sedangkan
takbir lima kali dalam rakaat kedua dibaca ketika sudah berdiri sempurna pada rakaat yang
kedua sebelum imam membaca surat Al Fatihah.
Di sela-sela takbir tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua tersebut
disunahkan untuk membaca lafaz :
َناَحْبُسُرَبْكَا ُهللا َو ُهللا َّالِا َهِلا َالَو ِهللِ ُدْمَحْلاَو ِهللا
“Mahasuci Allah SWT, segala puji bagi Allah , tiada Tuhan selain Allah SWT, dan
Allah Mahabesar”
5. Imam mengeraskan bacaan (jahran)
6. Setelah shalat Id dilanjutkan dengan khutbah
Disamping tata cara di atas, dalam pelaksanaan shalat ‘idain juga dianjurkan (disunahkan) untuk
melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Imam membaca surat Qaf pada rakaat pertama dan surat Al Qamar pada rakaat kedua, atau
membaca surat Al A’la pada rakaat pertama dan surat Al Ghasyiyah pada rakaat kedua.
2. Mandi dan berhias memakai pakaian yang bagus.
3. Disunahkan makan terlebih dahulu sebelum berangkat melakukan shalat Idl Fitri, sebaliknya
dalam shalat Idul Adha disunahkan makan sesudah shalat Idul Adha.
4. Memperbanyak membaca dan mengumandangkan takbir dan tahmid pada waktu hari raya
Idul Fitri maupun Idul Adha.
5. Panduan Praktek :
1. Salah seorang siswa yang ditunjuk menjadi bilal menyerukan ةَعِامَج َةَالَّصلَا pertanda
shalat Id segera dimulai
2. Salah seorang siswa yang ditunjuk menjadi imam menempatkan posisi sebagai imam
3. Membaca niat
Bila diucapkan bacaan niatnya adalah :
الَعَت ِهللِ ِْنيَتَعْكَر ِرْطِفْلا ِدْيِعِل ةَّنُس يَِِّّلَصُا
“Saya berniat shalat Idul Fitri dua rakaat karena Allah SWT “
الَعَت ِهللِ ِْنيَتَعْكَر ِرْطِفْلا ِدْيِعِل ةَّنُس يَِِّّلَصُا
“Saya berniat shalat Idul Fitri dua rakaat karena Allah SWT “
4. Membaca doa iftitah
5. Membaca takbir tujuh kali
6. Imam membaca surat Al Fatihah dengan suara keras (jahran) dilanjutkan membaca salah
satu surat dalam Al Quran
7. Rukuk, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud yang kedua, duduk sejenak, dan
berdiri lagi. (doa yang dibaca dalam setiap gerakan sama dengan shalat yang lain)
8. Pada waktu berdiri rakaat kedua membaca takbir lima kali
9. Imam membaca surat Al Fatihah dengan suara keras (jahran) dilanjutkan membaca salah
satu surat dalam Al Quran
10. Rukuk, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud yang kedua, duduk sejenak, dan
berdiri lagi. (doa yang dibaca dalam setiap gerakan sama dengan shalat yang lain)
11. Salam
12. Setelah selesai dilanjutkan dengan khutbah Idul Fitri/idul Adha
6. B. SHALAT SUNAH MUNFARID
1. Shalat Tahiyatul Masjid
Pengertian Shalat Tahiyatul Masjid
Secara bahasa tahiyatul masjid berarti menghormati masjid. Sedangkan shalat tahiyatul masjid
adalah shalat dua rakaat yang dilaksanakan sesaat setelah kita memasuki masjid.
Hukumnya
Hukum melaksanakannya adalah sunah, sebagaimana hadis Rasulullah SAW :
ِهللا ُل ْوُس َر َالَق َةَداَتَق ْيِبَأ ْنَع َالَف َد ِجْسَمْال ُمُكُدَحَأ َلَخَد اَذِإالبخارى (رواه ِنْيَتَعْكَر ْيَِِّّلَصُي ِّتَح ْسَِّلْجَي
)َّلمسوم
Artinya :“Dari Abu Qatadah, Rasulullah SAW bersabda : apabila salah seorang di antara kamu
masuk ke masjid maka janganlah duduk sebelum shalat (tahiyat masjid) dua rakaat.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Tata Cara Pelaksanaannya
Tata cara pelaksanaan shalat tahiyatul masjid adalah sebagai berikut :
Jumlah rakaatnya hanya 2 rakaat.
Dilaksanakan secara munfarid (sendirian).
Waktunya setiap saat memasuki masjid, baik untuk melaksanakan shalat fardu maupun
ketika akan beri’tikaf.
Panduan praktek shalat tahiyatul masjid
1. Berniat shalat Tahiyatul Masjid
Bacaan niatnya apabila diucapkan adalah :
الَعَت ِهلل ِنْيَتَعْكَر ِد ِجْسَمْال َةَّي ِحَت ةَّنُس يَِِّّلَصُأ
“Saya berniat shalat tahiyat masjid dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
7. 2. Takbiratul ihram
3. Shalat dua rakaat seperti biasa.
4. Salam.
2. Salat Istikharah
1. Pengertian Salat Istikharah
Secara bahasa, istikharah berarti mohon dipilihkan. Jadi salat istikharah mengandung
pengertian melaksanakan salat sunah dua rakaat dengan maksud untuk memohon petunjuk dari
Allah SWT dalam menentukan pilihan terbaik di antara dua pilihan atau lebih.
Suatu saat kita dihadapkan pada dua atau lebih pilihan yang sama-sama baik dan sulit
menentukan mana yang terbaik, padahal menyangkut persoalan yang mempunyai pengaruh
terhadap kehidupan kita di masa yang akan datang seperti, memilih sekolah, pekerjaan, jodoh,
dan yang lainnya. Oleh karena itu sebagai orang yang beriman kita harus yakin bahwa hanya
Allah SWT yang paling mengetahui persis mana yang terbaik di antar sekian plihan itu. Kamu
masih ingat kan, bahwa Allah SWT mempunyai sifat wajib ilmu dan aliman yang maksudnya
Maha Mengetahui. Jadi Allah SWT merupakan Dzat yang mengetahui segala sesuau yang telah
terjadi maupun yang akan terjadi.
Untuk lebih jelasnya simaklah penjelasan mengenai salat istikharah ini, bila suatu saat
kamu menemui kesulitan dalam menentukan pilihan maka lakukan salat istikharah untuk
memohon petunjuk dari Allah SWT, pilihan mana yang terbaik.
2. Hukumnya
Hukum melaksanakannya adalah sunah, sebagaimana hadis Rasulullah SAW :
َر ْعَكْرَيَّْلَف ِرْمَالْاِب ْمُكُدَحَا َّمَه اَذِا ُل ْوُقَي ِرْوُمُألْا يِف َةَخَارِتْسِإلْا َانُمَِِّّلَعُي ِهللا ُل ْوُس َر َانَكالبخ (رواه ِنْيَتَعْك)ارى
Artinya :“Rasulullah s.a.w. mengajarkan kepada kami untuk meminta petunjuk dalam beberapa
erkara yang penting. Beliau berkata, “Apabila salah seorang di antara kamu menghadapi suatu
perkara hendaklah ia salat dua rakaat.” (HR. Bukhari)
8. 3. Tata Cara Pelaksanaannya
Tata cara pelaksanaan salat istikharah adalah sebagai berikut :
a. Jumlah rakaatnya hanya 2 rakaat.
b. Dilaksanakan secara munfarid (sendirian).
c. Waktunya pagi, siang, atau malam hari.
Panduan Praktek Shalat Istikharah
1. Berniat salat Istikharah
Bacaan niatnya apabila diucapkan adalah :
الَعَت ِهلل ِنْيَتَعْكَر ِةَخَارِتْسِإلْا َةَّنُس يَِِّّلَصُأ
“Saya berniat salat istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
2. Takbiratul ihram
3. Salat dua rakaat seperti biasa.
4. Salam.
Dilanjutkan dengan membaca doa salat istikharah :
َكَّنِإَف ِْميِظَعْلا َكَِّلْضَف ْنِم َكُلَأْسَاَو َكِتَْردُقِب َك ُِردْقَتْسَاَو , َك ِمَّْلِعِب َك ُْري َِختْسَا ْيِِّنِإ َّمُهَِّّللَاَت, ُِردْقَا َالَو ُِردْق
ْا َذه َّنَا ُمََّلْعَت َتْنُك ِْنا َّمُهَِّّللَا , ِب ُْويُغْلا ُمَّالَع َتْنَاَو , ُمََّلْعَا َالَو ُمََّلْعَتَوَو ْيِنْيِد ْيِف ْيِل ٌْريَخ َرْمَالْيِِاَعَم
َِ ِرْمَالْا َذه َّنَا ُمََّلْعَت َتْنُك ِْناَو ِهْيِف ْيِل ْك ِارَب َّمُث ْيِل ُه ْرِِّسَيَو ْيِل ُه ُْردْقاَف ْي ِرْمَا ِةَبِقاَعَوِف ْيِل ٌّ رْيِنْيِد ْي
اَو , ْيِِّنَع ُهْف ِرْصاَف , ْي ِرْمَا ِةَبِقاَعَو ْيِِاَعَمَوِض ْار َّمُث َنَاك ُْثيَح ِْريَخ ْيِل ُْردْقاَو ُهْنَع ْيِنْف ِرْصِهِب ْيِن
Artinya : “Ya Allah hamba mohon memilihkan mana yang baik menurut Engkau ya Allah.
Dan hamba mohon Tuhan memberikan kepastian dengan ketentuanMu dan hamba mohon
dengan kemurahanMu yang besar dan agung, karena sesungguhnya Tuhan yang berkuasa.
Sedang hamba tidak tahu dan Tuhanlah yang maha mengetahui bahwa persoalan ini baik
bagiku dalam agamaku dan kehidupanku, dan baik pula akibatnya bagiku, maka berikanlah
perkara ini kepadaku dan mudahkanlah ia bagiku, kemudian berikanlah keberkahan di
dalamnya, Ya Allah jika Engkau mengetahui bahwa jika hal ini tidak baik bagiku bagi
agamaku dan kehidupanku, dan tidak baik akibatnya bagiku maka jauhkanlah hal ini dariku,
9. dan jauhkanlah aku darinya. Dan berilah kebaikan di mana saja aku berada, dan jadikanlah
aku orang yang rela atas anugerahMu.”
Di antara jenis shalat sunah adalah shalat sunah rawatib dan ‘idain. Pada bagian ini akan
dijelaskan mengenai ketentuan-ketentuan shalat rawatib dan ‘idain beserta tata cara
melaksanakannya.
C. SHALAT SUNAH BERJAMAAH ATAU MUNFARID
1. Shalat Tarawih
Pengertian Shalat Tarawih
Shalat tarawih adalah shalat sunah yang dilaksanakan khusus pada malam hari bulan Ramadhan.
Shalat tarawih merupakan amalan sunah pada bulan Ramadhan di samping ibadah-ibadah lain
seperti memperbanyak tadarus Al Quran, berzikir, berdoa, mendalami ilmu agama dengan
mengikuti pesantren kilat, dan sebagainya. Kegiatan tersebut bertujuan untuk lebih mendekatkan
diri kepada Allah SWT.
Hukum Shalat Tarawih
Hukum melaksanakannya adalah sunah muakkad, sebagaimana hadis Rasulullah SAW :
ِهللا ُل ْوُس َر َالَق َةَرْي َرُه ْيِبَأ ْنَع اباَسِتْاح َو اانَمْيِا َانَضَمَر َامَق ْنَماَم ُهَل َرِفُغالبخارى (رواه ِهِبْنَذ ْنِم ََّمدَقَت
)َّلمسوم
Artinya :“Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa yang melaksanakan
shalat pada malam hari di bulan Ramadhan dengan dilandasi iman dan semata-mata mengharap
ridha Allah SWT maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Bilangan rakaat Shalat Tarawih
10. Ada perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat Tarawih di kalangan umat Islam. Akan
tetapi, perbedaan tersebut tidak penting dan tidak perlu diperdebatkan. Hal yang penting adalah
bagaimana shalat Tarawih tetap dilaksanakan umat Islam. Perbedaan yang dimaksud sebagai
berikut :
Delapan rakaat ditambah Witir
Pendapat ini diambil dari keterangan bahwa Rasulullah s.a.w shalat Tarawih bersama para
sahabat di masjid tiga kali selama hidupnya. Sesudah itu beliau tidak melakukan lagi secara
berjamaah di masjid tetapi melaksanakannya di rumah. Rasulullah s.a.w khawatir apabila
suatu saat nanti shalat tarawih dianggap ibadah wajib. Jumlah rakaat yang dilakukan bersama
sahabat di masjid tersebut adalah delapan rakaat ditambah Witir. Keterangaan ini
berdasarkan pada hadits berikut :
ُهَّنَا ٍرِباَج ْنَع )حبان ابن (اخرجه َرَت ْوَا َّمُث ٍاتَعَكَر َانَمَث ْمِهِب ََّّلَص
Artinya : “Diriwayatkan dari Jabir sesungguhnya Rasulullah s.a.w shalat bersama-sama
mereka delapan rakaat kemudian beliau shalat witir”. (HR. Ibnu Hibban)
Dua puluh rakaat ditambah Witir
Mengenai jumlah rakaat shalat tarawih yang 20 rakaat dilanjutkan dengan witir dilakukan
oleh Khalifah Umar bin Khattab dan diikuti oleh para sahabat yang lain. Tentang jumlah
rakaat yang dilakukan oleh Umar bin Khattab ini tidak pernah dipermasalahkan oleh para
sahabat saat itu. Jadi, sampai sekarang pun umat Islam ada yang mengikutinya.
Tiga puluh enam rakaat ditambah Witir
Mengenai jumlah rakaat shalat tarawih 36 rakaat dilanjutkan dengan witir dilakukan oleh
Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang merupakan salah satu Khalifah Bani Umayyah.
Dari ketiga pendapat di atas menunjukkan bahwa perbedaan rakaat dalam pelaksanaan shalat
tarawih di kalangan umat merupakan sesuatu yang tidak perlu dipermasalahkan. Apalagi sampai
11. terjadi pertikaian hanya karena perbedaan ini. Padahal sejak dahulu perbedaan ini telah ada dan
tidak timbul masalah. Yang terpenting adalah umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih
dengan baik. Sedangkan berapa jumlah rakaatnya terserah kepada masing-masing sesuai dengan
pengetahuan dan keyakinannya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT di bulan Ramadhan
yang penuh berkah.
Tata Cara Pelaksanaan Shalat Tarawih
Tata cara pelaksanaan shalat tarawih sebagai berikut :
a. Waktu pelaksanaannya setelah shalat isya sampai dengan fajar sidiq (menjelang waktu
subuh).
b. Diutamakan secara berjamaah tetapi boleh juga dilaksanakan sendirian (munfarid)
c. Lebih utama setiap dua rakaat salam. Namun, apabila dilaksanakan empat rakaat tidak
perlu ada tasyahud awal supaya tidak menyerupai shalat fardu.
Panduan praktek shalat tarawih
1. Berniat shalat tarawih
Bacaan niatnya apabila diucapkan adalah :
الَعَت ِهلل ِنْيَتَعْكَر ِحْيِاو َرَّتال َةَّنُس يَِِّّلَصُأ
“Saya berniat shalat tarawih dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
2. Takbiratul ihram
3. Shalat dua rakaat seperti biasa.
4. Salam.
12. 2. Shalat Witir
Pengertian Shalat Witir
Secara bahasa witir berarti ganjil. Sehingga shalat witir adalah shalat yang jumlah bilangan
rakaatnya ganjil. Paling sedikit satu rakaat dan paling banyak 11 rakaat. Shalat witir tidak hanya
dilakukan setelah shalat tarawih di bulan Ramadhan. Namun, pada malam hari di luar bulan
Ramadhan umat Islam pun dianjurkan untuk melaksanakan shalat witir sebagai penutup shalat-
shalat sunah malam hari.
Hukum Shalat Witir
Hukum melaksanakannya adalah sunah muakkad, sebagaimana hadis Rasulullah s.a.w :
ُهَّنِلك َو ِةَب ْوُتْكَمْال ِةَئْيَهَك ٍمْتَحِب َسْيَل ُرْتِوْلَا : َالَق ُهْنَع ُهللا َي ِض َر ٍِّيَِّلَع ْنَعِهللا ُل ْوُس َر اَهَّنَس ةَّنُس احمد (رواه
)والترمذ والنسائ
Artinya :“Dari Ali r.a., Witir itu bukan keharusan seperti shalat fardu, tapi merupakan sunah
yang dibiasakan oleh Rasulullah s.a.w.” (HR. Ahmad, Nasa’i, dan Tirmidzi)
Tata Cara Pelaksanaan Shalat Witir
Tata cara pelaksanaan shalat witir sebagai berikut :
a. waktunya pada malam hari setelah shalat isya’
b. dilaksanakan secara berjamaah atau sendirian (munfarid)
c. jumlah rakaatnya ganjil
Dalam pelaksanaannya ada dua macam niat, yakni niat untuk shalat 2 rakaat dan ditutup dengan
niat untuk shalat 1 rakaat.
13. Panduan praktek shalat witir
1. Berniat shalat witir 2 atau 1 rakaat
Bacaan niatnya apabila diucapkan adalah :
الَعَت ِهلل ِنْيَتَعْكَر ِرْتِوْال َةَّنُس يَِِّّلَصُأ
“Saya berniat shalat witir dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
ةَّنُس يَِِّّلَصُأالَعَت ِهلل ِرْتِوْال َةَعْكَر
“Saya berniat shalat satu rakaat witir karena Allah Ta’ala.”
2. Takbiratul ihram
3. Shalat 2 rakaat atau 1 rakaat seperti biasa.
4. Salam.
3. Shalat Dhuha
Pengertian Salat Dhuha
Menurut bahasa dhuha berarti pagi hari. Sehingga salat dhuha adalah salat sunah yang
dilaksanakan pada waktu pagi hari, mulai dari saat memutihnya cahaya matahari pagi sampai
sebelum waktu istiwa’ (siang hari saat matahari tepat arahnya di atas kepala). Jadi, kira-kira
mulai pukul 07.00 pagi sampai pukul 11.00 siang.
Waktu istiwa’ adalah saat matahari berada tepat di atas kepala, sebelum masuk waktu dhuhur.
Hukumnya
Hukum melaksanakannya adalah sunah, sebagaimana hadis Rasulullah SAW :
ْنَعْيَِّلْيَِّلَخ ْيِناَص ْوَأ َالَق َةَرْي َرُه ْيِبَأ ْيِف ٍامَّيَأ ِةَثَالَث ِامَي ِصِب ٍثَالَثِبِت ْوُأ ْنَأ َو حُّضال يَتَعْكَرَو ٍرْهَِ ِِّلُكَلْبَق َر
)َّلمسوم البخارى (رواه مَُانَأ ْنَأ
Artinya :“Dari Abu Hurairah ia berkata : kekasihku (Rasulullah) SAW telah berpesan kepadaku
tiga hal : Puasa tiga hari pada setiap bulan, dua rakaat salat dhuha, dan salat witir sebelum tidur.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
14. Tata Cara Pelaksanaannya
Tata cara pelaksanaan salat dhuha sebagai berikut :
Jumlah rakaatnya paling sedikit 2 rakaat dan paling banyak 12 rakaat.
Boleh dilaksanakan secara munfarid (sendirian) maupun berjamaah.
Lebih utama setiap dua rakaat salam. Namun, apabila dilaksanakan empat rakaat jangan
ada tasyahud awal supaya tidak menyerupai salat fardu.
Panduan Praktek Shalat Dhuha
1. Berniat salat duha
Bacaan niatnya apabila diucapkan adalah :
الَعَت ِهلل ِنْيَتَعْكَر حُّضال َةَّنُس يَِِّّلَصُأ
“Saya berniat salat dhuha dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
2. Takbiratul ihram
3. Salat dua rakaat seperti biasa atau empat rakaat serta tidak ada tahiyat awal pada rakaat kedua.
4. Salam.
Dilanjutkan dengan membaca doa setelah salat dhuha :
َةَّوُقْال َو َكُالَمَج َالَمَجْال َو َُكؤاَهَب َءاَهَبْال َو َُكؤاَحُض َءاَحُّضال َّنِإ َّمُهَِّّللَاُتَمْصِع َةَمْصِعْال َو َكُت َْردُق َةَْردُقْال َو َكُت َّوُق. َك
يِف ْيِق ْز ِر َانَك ْنِإ َّمُهَِّّللَاُهْرِِّسَيَف ارِسْعُم َانَك ْنِإ َو ُهْج ِرْخَأَف ِض ْرَاأل يِف َانَك ْنِإ َو ُهْل ِزْنَأَف ِاءَمَّسالَرَح َانَك ْنِإ َواام
َف ادْيِعَب َانَك ْنِإ َو ُهْرِِّهَطَفَكِئاَهَب َو َكِئاَحُض ِِّقَحِب ُهْب ِِّرَقا َكَداَبِع َتْيَتأ اَم ْيِنِتأ َكِت َْردُق َو َكِت َّوُق َو َكِلاَمَج َو. َنْي ِحِلاَّصل
Artinya :
“Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah milik-Mu, keagungan adalah keagunganMu,
keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-
Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu,. Ya Allah andaikan rizqiku ada di langit maka
turunkanlah, bila di bumi maka keluarkanlah, apabila sukar maka mudahkanlah, bila haram
maka sucikanlah, bila jauh maka dekatkanlah. Dengan haqnya waktu duha, keagungan,
15. keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu. Berikanlah kepadaku apa yang telah Engkau berikan
kepada hamba-hamba-Mu yang shaleh.”
4. Salat Tahajud
Salat tahajud merupakan salat lail (salat yang dikerjakan pada malam hari). Shalat ini
dilaksanakan pada malam hari untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Orang yang
melaksanakan salat tahajud akan mendapatkan berbagai keutamaan di hadapan Allah SWT.
Kajilah pembahasan berikut, setelah kamu memahami berlatihlah untuk melaksanakan salat lail
ini, karena Rasulullah saw. bersabda :
ِلْيََّّللا ُثَُّلُث َقْبَي َين ِح اَيْنُّدال ِاءَمَّسال َلِإ ٍةََّلْيَل َّلُك َلاَعَت َو َكَارَبَت َانُّب َر ُل ِزْنَيَي ْنَم ُلوُقَيَف ُر ِخ ْاْلُهَل ََي ِجَتْسَأَف يِنوُعْد
ُهَل َرِفْغَأَف يِنُرِفْغَتْسَي ْنَمَو ُهَيِطْعُأَف يِنُلَأْسَي ْنَمَو)َّلمسوم البخارى (رواه
Artinya : “Allah s.w.t akan turun ke langit dunia setiap malam ketika sepertiga malam yang
terakhir, seraya berfirman: Sesiapa yang berdoa kepadaKu, maka Aku akan menerima
permintaannya dan sesiapa yang meminta keampunan dariKu maka Aku akan mengampuninya
.” (HR. Bukhari dan Muslim)
1. Pengertian Salat Tahajud
Salat tahajud merupakan salat sunah yang dikerjakan setelah tidur pada malam hari antara
waktu salat isya sampai dengan fajar sidiq (menjelang subuh). Namun waktu yang paling utama
melaksanakan salat tahajud adalah dua pertiga malam, sekitar pukul 02.00 dini hari.
2. Hukum Salat Tahajud
Hukum melaksanakan salat tahajud adalah sunah muakkad. Perhatikan Firman Allah
berikut ini :
اودُمْحَم اامَقَم َكُّب َر َكَثَعْبَي ْنَأ َسَع َكَل ةََّلِفَان ِهِب ْدَّجَهَتَف ِلْيََّّللا َنِمَو
Artinya :“ Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu
ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang
terpuji.” (QS. Al Isra’ : 79)
16. 3. Tata Cara Pelaksanaannya
Bagi kebanyakan orang melaksanakan salat tahajud terasa berat, namun bagi sebagian yang
lain merasa ringan karena sudah terbiasa bangun di malam hari dan melakukan salat tahajud,
bahkan mereka merasakan kenikmatan ruhani yang luar biasa setelah melakukan salat tahajud di
tengah keheningan malam.
Pada tahap awal, agar kamu mudah dan tidak berat dalam melaksanakan salat tahajud,
berdoalah sebelum tidur agar diberi kekuatan untuk bangun di malam hari dan melaksanakan
salat tahajud.
Adapun tata cara melaksanakan salat tahajud tidak jauh berbeda dengan salat sunah yang
lain, yakni :
a. Waktu pelaksanaannya setelah salat isya sampai dengan fajar sidiq (menjelang waktu
subuh) dan setelah tidur.
b. Jumlah rakaatnya paling sedikit dua rakat dan paling banyak tidak dibatasi.
c. Dilaksanakan sendirian (munfarid) atau berjamaah.
d. Lebih utama setiap dua rakaat salam. Apabila dilaksanakan empat rakaat jangan ada
tasyahud awal, sehingga tidak menyerupai salat fardu.
Panduan Praktek Sahalat Tahajud
1. Berniat salat tahajud
Bacaan niatnya apabila diucapkan adalah :
الَعَت ِهلل ِنْيَتَعْكَر ِدُّجَهَّتال َةَّنُس يَِِّّلَصُأ
“Saya berniat salat tahajud dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
2. Takbiratul ihram
3. Salat dua rakaat seperti biasa.
4. Salam.
17. 1. Sejak abad ke 7 – 8 M pedagang Muslim asal Arab, Persia dan India sudah singgah di
wilayah Nusantara.
2. Penyebaran Islam di Indonesia dilakukan melalui jalur perdagangan, hubungan sosial
(perkawinan, politik) dan pengajaran (pesantren, tasawwuf, kesenian).
3. Penyebaran Islam di Jawa dilakukan oleh Walisongo, yaitu : Sunan Gresik, Sunan Ampel,
Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Gunung Jati, Sunan Kudus, Sunan
Kalijaga, Sunan Muria.
4. Kerajaan Islam yang pernah berkuasa di Indonesia adalah Samudera Pasai, Cirebon, Giri,
Ternate, Demak, Aceh Darussalam, Banten, Kutai, Buton, Palembang, Pajang, Mataram,
Goa, Banjar, Kotawaringin, Bima, Siak Sri Indrapura.
Agama Islam yang kita anut sekarang ini diturunkan di Tanah arab, yang letaknya
sangatlah jauh dari tempat kita hidup sekarang ini. Coba bayangkan seandainya tidak ada orang
yang mau membawa dan menyebarkan ajaran Islam dari tanah arab sampai ke negara kita ini,
tentulah kita akan menjadi orang yang hidup dalam kegelapan (jahiliyah). Pernahkah kamu
bersyukur kepada Allah dan kepada mereka (para suhada dan mubaligh) yang telah
mengorbankan waktu, harta, tenaga, dan bahkan nyawanya untuk sampainya Islam kepada kita?
Untuk itu, marilah kita senantiasa terus bersyukur kepada Allah dan tetap mendoakan kepada
para syuhada dan mubaligh agar mereka semua selalu dalam lindungan Allah swt. Di samping
itu kita berusaha untuk tetap menerima dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam dengan khusu’ dan
istiqamah, diiringi usaha untuk menyebarkan kepada orang lain walaupun sangat sederhana.
18. Dakwah : penyiaran ajaran Islam
Syiar : penyebaran ajaran Islam
Mubaligh : orang yang menyiarkan ajaran Islam
Syahid : orang yang mati dalam membela Islam
Jihad : memperjuangkan ajaran Islam dengan sungguh-sungguh
Tabayun : meminta penjelasan