MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
13-14.-Analisis-isi.pptx
1. Analisis Isi Media
Halomoan Harahap
Disampaikan pada Diklat Jurnalistik Badan Intelijen Negara
Jakarta, 19 Juni – 16 Juli 2012
2. Pengertian
Analisis isi adalah metode penelitian untuk
menggambarkan isi pesan yang tersurat secara
obyektif, sistematis, dan kuantitatif.
◦ Tersurat, artinya pesan komunikasi yang tertulis dalam
media cetak, terucap dalam media audio, atau
tergambar dalam media visual. Analisis terhadap apa
yang benar-benar ada dan tertera dalam naskah
tulisan, naskah audio, atau naskah audio visual. Bukan
yang tersirat (tidak tertulis).
◦ Obyektif, artinya menggunakan alat ukur kategori yang
distandarisasi lebih dahulu. Syarat objektif baru dapat
dilakukan oleh peneliti bila tersedia kategori-kategori
analisis yang sudah didefinisikan secara jelas dan
operasional sehingga peneliti lain dapat mengikutinya
dengan reliabilitas tinggi. Ciri objektif ini juga berarti,
siapapun yang akan melakukan analisis akan
menghasilkan temuan yang sama jika kategori yang
dipakai benar.
3. Pengertian
◦ Sistematis, adalah mengikuti langkah-langkah
yang tersusun secara bertahap sehingga hasil
yang diperoleh lebih baik dan dapat dilakukan
replikasi atau pengulangan bila diperlukan. Isi
pernyataan atau isi pesan yang relevan diteliti
dengan menggunakan prosedur yang sama.
Bila unit penelitian yang digunakan per paragraf
misalnya, untuk semua bahan penelitian
dianalisis dengan unit analisis per paragraf
◦ Kuantitiatif, artinya data yang dikumpulkan akan
dihitung atau diukur dengan satuan angka-
angka dalam merumuskan kesimpulan
4. Kegunaan Analisis Isi
Metode analisis isi pada umumnya berguna
untuk melihat isi media yang tersurat meliputi
perhatian media terhadap isu, tokoh atau
lembaga, kelengkapan informasi,
kecenderungan, keberpihakan, jenis isu, arah
isu, dan penempatan isu oleh media.
Mengetahui faktor-faktor tersebut dapat
berguna untuk mengetahui isu yang sedang
berkembang, pendapat umum, arah pendapat
umum, persepsi dan citra suatu lembaga.
Dengan demikian dapat dijadikan dasar dalam
membuat keputusan seperti melaksanakan
kampanye untuk men-counter isu, meluruskan
pemberitaan, memperbaiki citra dan
menggalang pendapat umum.
5. Prosedur Analisis Isi
1. Merumuskan tujuan analisis isi
2. Menetapkan kategori dan definisi
kategori
3. Menetapkan unit analisis
4. Menyiapkan lembar koding
5. Menetapkan populasi dan pengambilan
sampel
6. Melakukan pengkodean (coding)
7. Menganalisis data
8. Kesimpulan
6. 1. Merumuskan tujuan analisis isi
Sebelum melakukan analisis isi media, terlebih
dahulu dirumuskan apa tujuan melakukan
analisis isi.
Apa yang ingin diketahui dengan analisis isi.
Pertanyaan apa yang ingin dijawab melalui
penelitian analisis isi yang dilakukan?
Misalnya Bagaimana frekuensi isu dan arah
isu kebebasan beragama di Indonesia?
Dari permasalahan tersebut dapat dirumuskan
tujuan analisis isi adalah untuk
mendeskripsikan banyaknya isu dan arah isu
pemberitaan media terhadap kebebasan
beragama di Indonesia yang dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:
1) Jumlah isu kebebasan beragama di
Indonesia
7. 2. Menetapkan kategori dan
definisi kategori
Kategori adalah obyek apa yang ingin
dilihat dalam naskah. Kategori sering
juga disebut konsep yang hendak diukur
Setelah ditetapkan kemudian
dirumuskan definisi masing-masing
kategori
Dari contoh di atas, perlu ditetapkan
konsep atau istilah apa saja yang akan
diukur, yaitu :
◦ Isu
◦ Kebebasan beragama
◦ Jumlah isu kebebasan beragama
◦ Arah isu
8. Contoh kategori dan definisi
Isu adalah informasi yang disampaikan oleh pihak-pihak tertentu dan
berkembang di dalam masyarakat pada satu priode waktu tertentu. Isu yang
berkembang di masyarakat dipantau melalui pemberitaan media massa
suratkabar, majalah, radio, televisi dan media on line.
Kebebasan beragama adalah pendapat atau penilaian anggota masyarakat
memilih, menganut, meyakini dan menjalankan syariat agama secara bebas
tanpa halangan dari pihak manapun di wilayah hukum Indonesia.
Isu kebebasan beragama adalah pemberitaan media massa (suratkabar,
majalah, radio, televisi dan on line tentang kebebasan memilih, menganut,
meyakini, dan menjalankan syariat agama secara bebas tanpa halangan dari
pihak manapun di wilayah hukum Indonesia.
Jumlah adalah akumulasi munculnya sesuatu. Dalam konteks ini, jumlah isu
kebebasan berapagam adalah akumulasi pemberitaan media massa
(suratkabar, majalah, radio, televisi dan on line tentang penilaian untuk
memilih, menganut, meyakini, dan menjalankan syariat agama secara bebas
tanpa halangan dari pihak manapun di wilayah hukum Indonesia.
Arah isu pemberitaan media massa (suratkabar, majalah, radio, televisi dan
on line tentang penilaian bebas atau tidak bebas dalam memilih, menganut,
meyakini, dan menjalankan syariat agama secara bebas tanpa halangan dari
pihak manapun di wilayah hukum Indonesia.
Bebas artinya tidak ada halangan dari pihak manapun
Tidak bebas artinya ada halangan dari pihak tertentu
9. Menetapkan Unit analisis
Unit analisis adalah satuan naskah yang dapat
dijadikan untuk menemukan kategori penelitian.
Unit analisis dapat berupa, kata, kalimat, judul,
paragraf, atau satuan berita.
Bila unit analisis adalah kata, maka semua kata
harus diteliti untuk menemukan kategori yang
dimaksud. Bila unit analisis adalah kalimat,
maka semua kalimat harus diteliti untuk
menemukan kategori. Bila unit analisis
paragraf, maka semua paragraf harus diteliti
untuk menemukan kategori begitu juga dengan
satuan naskah berita.
10. Membuat lembar koding
Buatlah lembar kerja yang berisi kolom-kolom
apa saja yang hendak diukur dan dicatat
Dari contoh di atas, yang hendak dicatat
adalah:
◦ Nama media
◦ Hari/Tanggal terbit/siar
◦ Rubrik/Halaman untuk media cetak atau
Program acara dan waktu pada siaran *
◦ Bentuk pemberitaan (Media cetak :Berita, Kolom,
Feature, Tajuk; Media siaran: Berita, Dialog,
Ulasan dsb.) **
◦ Judul
◦ Isi yang meliputi narasumber dan penilaian
11. Contoh lembar koding
No. Nama Media Hari/
Tanggal
Rubrik/
Halaman*
Bentuk **
pemberitaan
Judul Isi pemberitaan
Narasumber Arah isu
1
2
3
4
dst
No. Nama Media Hari/
Tangg
al
Rubrik/
Halaman*
Bentuk **
pemberita
an
Judul Isi pemberitaan
Paragraf 1 Paragraf 2 Paragraf dst
Narasumbe
r
Arah isu Narasumber Arah isu Narasumb
er
Arah
isu
1
2
3
4
5
6
Dst
12. Melakukan uji kategori
Sebelum penelitian, definisi kategori
yang telah dirumuskan perlu diuji coba.
Gunakan koder ganjil
Hitung nilai reliabilitas kategori dengan
rumus Holsti
Reliabel bila nilai r ≥ 0,7
Keterangan:
r = nilai reliabilitas
2M = jumlah kesepakan 2 orang coder
N1 = jumlah item yang dinilai koder 1
N2 = jumlah item yang dinilai koder 2
13. 5. Menetapkan Populasi dan Memilih Sampel
Populasi adalah suluruh bahan yang akan
dianalisis.
Bila terlalu banyak media dapat dibatasi pada
media tertentu atau priode tertentu.
Misalnya priode pemberitaan Suratkabar dari
Januari – Juni 2012.
Bila tidak dibatasi, kita tidak mampu menelitinya
Media Jumlah
Suratkabar ± 1100
Majalah ± 150
Radio ± 330
Televisi ± 13
Online (Portal) ± 10
14. Contoh Populasi
Untuk kasus kita di atas, dapat kita batasi pada
suratkabar berita yang beredar secara nasional
saja dengan masa pemberitan Januari – Juni
2012.
Dengan demikian populasi penelitian adalah:
Kompas
Media Indonesia
Seputar Indonesia
Suara Pembaruan
Sinar Harapan
Koran Tempo
Jumlah Populasi
Jumlah media x hari terbit x bulan
6 x 7 x 6 = 256 edisi
15. Populasi
Dalam contoh di atas, pemberitaan
kebebasan beragama di Indonesia tidak
setiap hari muncul di suratkabar.
Bila demikian halnya, alangkah baiknya
pengambilan sampel tidak dilakukan.
Kumpulkan semua berita tentang kebebasan
beragama dari 6 suratkabar dalam priode
penelitian.
Penelitian dilakukan menggunakan sensus.
16. Memilih Sampel
Bila populasi terlalu besar, dapat dipilih
sampel. Sampel adalah wakil dari
populasi yang dijadikan bahan penelitian
Sampel harus representatif (benar-benar
mewakili populasi)
Sifat populasi sama dengan sifat sampel
Besar sampel ditentukan oleh beberapa
faktor:
◦ Keragaman populasi
◦ Tingkat kesalahan yang ditolerir
◦ Tingkat kepercayaan yang diinginkan
17. a. Tingkat keragaman populasi
100 : 0 83 : 17 67: 33 50 : 50
KERAGAMAN (VARIASI) POPULASI
BESAR SAMPEL
• Semakin heterogen
populasi sampel makin
besar dan sebaliknya.
Semakin hoogen populasi
sampel makin kecil.
• Keragaman populasi
adalah rasio perbedaan
anggota populasi.
Heterogen 50 : 50,
Homogen 100:1
• Lihat ilustrasi di samping
18. b. Tingkat kesalahan yang ditolerir (sampling
error)
Jika semua anggota
populasi diteliti
semua sebagai
sampel, maka nilai
sampling error
adalah 0%.
Semakin besar
sampel, semakin
kecil angka
sampling error.
Sebaliknya semakin
kecil sampel,
semakin besar
angka sampling
error.
0 % 10 % 20 % 30 %
SAMPLING ERROR
BESAR SAMPEL
POPULASI
SAMPEL
40 %
19. c. Tingkat kepercayaan
Tingkat kepercayaan itu
tidak mungkin berupa
100%. Karena betapapun
sampel diambil secara
ketat selalu ada
kemungkinan salah.
Tingkat kepercayaan yang
kerap dipakai dipakai
adalah 90%, 95% dan
99%. Tingkat kepercayaan
90% berarti probabilitas
kemungkinan hasil sampel
sama dengan populasi
adalah 90%. Kemungkinan
salah adalah sebesar 10%.
Sementara tingkat
kepercayaan 95% berarti
probabilitas kemungkinan
hasil sampel sama dengan
populasi adalah 95%.
1 SE
-1SE
99 %
95%
90 %
MEAN
68 %
1.65 SE 1.96 SE 2.58 SE
-1.65 SE
-1.96 SE
-2.58 SE
MEAN POPULASI
Nilai X
Distribsi
sampel
Nilai di dalam
interval
Nilai di luar
interval
20. Rumus sampling
Keterangan:
Z = Mengacu pda nilai Z (tingkat kepercayaan). Jika tingkat kepercayaan yang
dipakai 90% maka nilai z = 1.65. Tingkat kepercayaan 95 % maka nilai z = 1.96.
Tingkat kepercayaan 99 % maka nilai z = 2.58
p(p-1) variasi pupulasi. Variasi populasi dinyatakan dalam proporsi. Proporsi dibagi
dua bagian dengan total 100 atau 1. Misalnya 0.5
E = Tingkat kesalahan yang dikehendaki (sampling error) Misalnya 10 % (0.1) atau 5
% (0.05)
N = jumlah populasi
21. Teknik sampling
Acak Sederhana
◦ Memilih sampel dengan cara memilih secara
acak (probabilistik) Seperti diundi
Sistematis
◦ Memilih sampel dengan rumus sederhana
(sistem). Misalnya kelipatan
Stratifikasi
◦ Bila populasi memiliki strata (lapisan). Sampel
harus dipilih mewakili masing-masing strata
Cluster (gugus)
◦ Bila populasi memiliki gugus (kelompok) maka
harus diambil sampel mewakili gugus
22. Sampling Rotated
Dalam analisis isi media, dikenal metode
pengambilan sampel dengan sistem
rotated.
Bila isi media yang akan dianalisis
muncul secara rutin dalam setiap
penerbitan, maka sampel dapat diambil
dengan rotated.
Misalnya : Jenis isu yang diberitakan oleh
Harian Kompas Bulan Januari – Juni
2012
◦ Jenis isu permasalahan yang diberitakan
◦ Pemuatannya di Kompas setiap hari
Untuk masalah seperti ini, sangat tepat
digunakan sampling rotated
23. Rotated
Sample diambil mewakili
◦ Hari dalam seminggu
◦ Minggu dalam satu bulan
◦ Bulan dalam satu tahun
◦ Sample dalam 1 bulan hanya 7 edisi (mewakili hari dan minggu)
Juni 2012
Hari
Mingg
u
Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu
I 1 2 3
II 4 5 6 7 8 9 10
III 11 12 13 14 15 16 17
IV 18 19 20 21 22 23 24
V 25 26 27 28 29 30
17 Juni Israj’ Mi’raj
24. 6. Melakukan Penelitian (Proses coding)
Meneliti (membaca) naskah dan menandai
setiap unit analisis dengan kode.
Pengkodean dapat dilakukan di lembar
koding
No. Nama Media Hari/
Tangga
l
Rubrik/
Halaman*
Bentuk **
pemberitaa
n
Judul Isi pemberitaan
Paragraf 1 Paragraf 2 Paragraf dst
Narasumber Arah
isu
Narasumbe
r
Arah
isu
Narasumber Arah
isu
1 Kompas Adi Bebas Ulil Tidak Bejo Bebas
2 Kompas
3 Media Indonesia
4 Media Indonesia
5 Seputar Indonesia
6 Seputar Indonesia
7 Suara Pembaruan
8 Suara Pembaruan
9 Sinar Harapan
10 Sinar Harapan
11 Koran Tempo
12 Koran Tempo
13
14
25. 7. Pengolahan data
Setelah semua bahan dianalisis dan diberi kode.
Menghitung data dengan statistik (sesuai
kebutuhan)
◦ Misal : Statistik Deskriptif
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Tidak
Bebas
26. Kesimpulan
Dari hasil penelitian terhadap isi
media suratkabar nasional dapat
disimpulkan:
◦ Terdapat 200 berita yang memuat
masalah kebebasan beragama di
Indonesia selama priode Januari – Juni
2012
◦ Penilaian masyarakat terhadap
kebebasan beragama di Indonesia
cenderung bebas.
27. Referensi
Emmert, Philip & Barker, Larry L., (1989) Measurement of Communication Behavior,
Longman, New York.
Kippendorf, Klaus, (1993) Analisis Isi: Pengatar ke Metodologi, Alihbahasa Farid
Waliji, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Neumann, W. Lawrence, (2000) Social Research Methods: Qualitative and
Quantitative Approaches, Fourth Edition, Allyn and Bacon, Boston.
Rakhmat, Jalaluddin, (1984) Metode Penelitian Komunikasi, Remadja Karya,
Bandung.
Ruben, Rebecca B.; Palmgreen, Philip; Sypher, Howard E., (2004) Communication
Research Measures A Sourcebook, Lawrence Erlbaum Associates, Publisher,
New Jersey.
Stempel III, Guido H.; Weaver, David H; Wilhoit, G. Cleveland (Editor) (2003) Mass
Communication Research and Theory, Pearson Edudation, New York.
Wimmer, Roger D. and Dominick, Joseph R., (2000) Mass Media Research An
Introduction, Wadsworth Publishing Company, Belmont C.A.