SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah:
Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu: Prawidya Lestari, M.Pd.I
Disusun Oleh:
Nama : Handika Rizqi Pratama
Nim : 2086208008
Prodi : PAI PAGI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL
ULAMA (STAINU) PURWOREJO
TAHUN 2021
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak
dan masa dewasa, berlangsung antara usia 10 sampai 19 tahun. Masa remaja
terdiri dari masa remaja awal (10–14 tahun), masa remaja penengahan (14–17
tahun) dan masa remaja akhir (17–9 tahun), Pada masa remaja, banyak terjadi
perubahan baik biologis psikologis maupun sosial. Tetapi umumnya proses
pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses pematangan kejiwaan
(psikososial) .
Orang-tua sering tidak mengetahui atau memahami perubahan yang
terjadi sehingga tidak menyadari bahwa anak mereka telah tumbuh menjadi
seorang remaja, bukan lagi anak yang selalu perlu dibantu. Orang-tua menjadi
bingung menghadapi labilitas emosi dan perilaku remaja, sehingga tidak jarang
terjadi konflik diantara keduanya.
Apabila konflik antara orang–tua dan remaja, menjadi berlarut-larut
dapat menimbulkan berbagai hal yang negatif, baik bagi remaja itu sendiri
maupun dalam hubungan antara dirinya dengan orang-tuanya. Kondisi
demikian merupakan suatu stresor bagi remaja; yang dapat menimbulkan
berbagai permasalahan yang kompleks, baik fisik, psikologik maupun sosial
termasuk pendidikan. Antara lain dapat timbul berbagai keluhan fisik yang
tidak jelas penyebabnya, maupun berbagai permasalahan yang berdampak
sosial seperti malas sekolah, membolos, ikut perkelahian antara pelajar
(tawuran) dan menyalahgunakan NAPZA .
Kondisi seperti ini, bila tidak segera diatasi dapat berlanjut sampai
dewasa dan dapat berkembang ke arah yang lebih negatif. Antara lain dapat
timbul masalah maupun gangguan kejiwaan dari yang ringan sampai berat.
3
Apabila pada kenyataannya perhatian masyarakat lebih terfokus pada upaya
meningkatkan kesehatan fisik semata, kurang memperhatikan faktor non fisik
(intelektual, mental emosional dan psikososial). Padahal faktor tersebut
merupakan penentu dalam keberhasilan seorang remaja dikemudian hari .
Faktor non–fisik yang berpengaruh pada remaja adalah lingkungan,
yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah serta lingkungan
masyarakat sekitarnya. Oleh 2 karena itu orang tua atau orang yang
berhubungan dengan remaja perlu mengetahui ciri perkembangan jiwa remaja,
pengaruh lingkungan terhadap perkembangan jiwa remaja serta masalah
maupun gangguan jiwa remaja. Pengetahuan tersebut dapat membantu
mendeteksi secara dini bila terjadi perubahan yang menjurus kepada hal yang
negative.
2. Rumusan Masalah
a) Mengetahui Perkembangan Masa Remaja awal (pubertas) dan remaja
akhir (menuju dewasa).
b) Mengetahui fase fase masa remaja pubertas dan adolesensi.
c) Mengetahui perkembangan fisik, social, bahasa dan seksual masa pubertas
4
BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan masa remaja awal (pubertas) dan remaja akhir (menuju
dewasa).
Masa remaja dapat dibagi manjadi 3 (tiga) tahapan yaitu masa remaja
awal, remaja pertegahan, dan remaja akhir, ciri yang paling nyata masa remaja
adalah mereka cepat tinggi. selama masa kanak anak perempuan dan laki-laki
secara fisik tampak mirip kecuali hanya perbedaan genitalia. Mereka memakai
baju dan gaya rambut yang sama, Contohnya memakai celana jeans, baju kaos dan
berambut pendek. Perkembangan remaja terdiri dari perkembangan fisik,
psikososial, dan moral.
Tahap perkembangan psikososial menunjukkan perubahan emosional,
sosial dan intelektual serta akibat dari perubahan itu terhadap remaja dan orang-
tua. Tidak semua orang mengalami ciri khas seperti yang disebutkan, namun
terdapat pola umum yang dapat dibagi menjadi remaja awal remaja pertengahan
dan remaja akhir, Batasan umur hanya merupakan pedoman dan variasinya tidak
jauh dari yang digambarkan. Jika memahami apa yang dialami oleh remaja, maka
seharusnya mampu bereaksi lebih positif.
Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa
individu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut Seifert dan Hoffnung
(1987), periode ini umumnya dimulai sekitar usia 12 tahun hingga akhir masa
pertumbuhan fisik, yaitu sekitar usia 20 tahun. Usia remaja berada dalam usia 12
tahun sampai 21 tahun bagi wanita, dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria.
1. fase- fase masa remaja: pubertas dan adolesensi
Adolescent atau remaja merupakan periode kritis peralihan dari
anak menjadi dewasa. Pada remaja terjadi perubahan hormonal, fisik,
psikologis maupun sosial yang berlangsung secara sekuensial. Pada anak
perempuan awitan pubertas terjadi pada usia 8 tahun sedangkan anak laki-
5
laki terjadi pada usia 9 tahun. Faktor genetik, nutrisi, dan faktor
lingkungan lainnya dianggap berperan dalam awitan pubertas. Perubahan
fisik yang terjadi pada periode pubertas ini juga diikuti oleh maturasi
emosi dan psikis. Secara psikososial, pertumbuhan pada masa remaja
(adolescent) dibagi dalam 3 tahap yaitu early, middle, dan late adolescent.
Masing-masing tahapan memiliki karakteristik tersendiri. Segala sesuatu
yang mengganggu proses maturasi fisik dan hormonal pada masa remaja
ini dapat mempengaruhi perkembangan psikis dan emosi sehingga
diperlukan pemahaman yang baik tentang proses perubahan yang terjadi
pada remaja dari segala aspek.1
Perubahan hormonal pada pubertas Pubertas terjadi sebagai akibat
peningkatan sekresi gonadotropin releasing hormone (GnRH) dari
hipotalamus, diikuti oleh sekuens perubahan sistem endokrin yang
kompleks yang melibatkan sistem umpan balik negatif dan positif.
Selanjutnya, sekuens ini akan diikuti dengan timbulnya tandatanda seks
sekunder, pacu tumbuh, dan kesiapan untuk reproduksi. Gonadotropin
releasing hormone disekresikan dalam jumlah cukup banyak pada saat
janin berusia 10 minggu, mencapai kadar puncaknya pada usia gestasi 20
minggu dan kemudian menurun pada saat akhir kehamilan.1 Hal ini
diperkirakan terjadi karena maturasi sistim umpan balik hipotalamus
karena peningkatan kadar estrogen perifer. Pada saat lahir GnRH
meningkat lagi secara periodik setelah pengaruh estrogen dari plasenta
hilang. Keadaan ini berlangsung sampai usia 4 tahun ketika susunan saraf
pusat menghambat sekresi GnRH.2 Pubertas normal diawali oleh
terjadinya aktivasi aksis hipotalamus– hipofisis–gonad dengan
peningkatan GnRH secara menetap.
Perubahan fisik pada pubertas Pada fase pubertas terjadi perubahan
fisik sehingga pada akhirnya seorang anak akan memiliki kemampuan
bereproduksi. Terdapat lima perubahan khusus yang terjadi pada pubertas,
1 http://hisyamjayuz.blogspot.com/2013/12/identifikasi-ciri-ciri-perkembangan.html
6
yaitu, pertambahan tinggi badan yang cepat (pacu tumbuh), perkembangan
seks sekunder, perkembangan organ-organ reproduksi, perubahan
komposisi tubuh serta perubahan sistem sirkulasi dan sistem respirasi yang
berhubungan dengan kekuatan dan stamina tubuh.13,14 Perubahan fisik
yang terjadi pada periode pubertas berlangsung dengan sangat cepat dalam
sekuens yang teratur dan berkelanjutan Tinggi badan anak laki-laki
bertambah kira-kira 10 cm per tahun, sedangkan pada perempuan kurang
lebih 9 cm per tahun.2
Secara keseluruhan pertambahan tinggi badan sekitar 25 cm pada
anak perempuan dan 28 cm pada anak laki-laki. Pertambahan tinggi badan
terjadi dua tahun lebih awal pada anak perempuan dibanding anak laki-
laki. Puncak pertumbuhan tinggi badan (peak height velocity) pada anak
perempuan terjadi sekitar usia 12 tahun, sedangkan pada anak laki-laki
pada usia 14 tahun. Pada anak perempuan, pertumbuhan akan berakhir
pada usia 16 tahun sedangkan pada anak laki-laki pada usia 18 tahun.
Setelah usia tersebut, pada umumnya pertambahan tinggi badan hampir
selesai. Hormon steroid seks juga berpengaruh terhadap maturasi tulang
pada lempeng epifisis. Pada akhir pubertas lempeng epifisis akan menutup
dan pertumbuhan tinggi badan akan berhenti.
Perubahan psikososial selama pubertas Perubahan fisik yang cepat
dan terjadi secara berkelanjutan pada remaja menyebabkan para remaja
sadar dan lebih sensitif terhadap bentuk tubuhnya dan mencoba
membandingkan dengan teman-teman sebaya. Jika perubahan tidak
berlangsung secara lancar maka berpengaruh terhadap perkembangan
psikis dan emosi anak, bahkan terkadang timbul ansietas, terutama pada
anak perempuan bila tidak dipersiapkan untuk menghadapinya. Sebaliknya
pada orangtua keadaan ini dapat menimbulkan konflik bila proses anak
menjadi dewasa ini tidak dipahami dengan baik. Karakteristik periode
remaja awal ditandai oleh terjadinya perubahan-perubahan psikologis
2 http://hisyamjayuz.blogspot.com/2013/12/identifikasi-ciri-ciri-perkembangan.html
7
seperti, Krisis identitas, Jiwa yang labil, Meningkatnya kemampuan verbal
untuk ekspresi diri, Pentingnya teman dekat/sahabat, Berkurangnya rasa
hormat terhadap orangtua, kadang-kadang berlaku kasar, Menunjukkan
kesalahan orangtua, Mencari orang lain yang disayangi selain orangtua,
Kecenderungan untuk berlaku kekanak-kanakan, dan Terdapatnya
pengaruh teman sebaya (peer group) terhadap hobi dan cara berpakaian.3
Tanda awal pubertas adalah meningkatnya volume testis pada anak
laki-laki dan timbulnya penonjolan pertama areola dan papila payudara
pada perempuan. Pada anak perempuan keadaan tersebut akan segera
diikuti terjadinya pacu tumbuh, sedangkan pada anak laki-laki pacu
tumbuh terjadi pada bagian kedua dari proses pubertas.20 Menarke terjadi
sekitar 2-3 tahun setelah awal pubertas. Pertumbuhan rambut aksila dan
rambut pubis tidak merupakan petanda pubertas yang baik karena keadaan
ini lebih banyak dipengaruhi oleh steroid yang dihasilkan oleh adrenal.
2. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pubertas
Masa pubertas merupakan masa yang pasti dilewati semua orang.
Dengan kata lain, puber adalah tahapan ketika anak menjadi lebih dewasa
secara seksual. Pada anak perempuan, mereka akan melewati masa
pubertas dalam rentang usia 10–14 tahun. Sedangkan pada anak laki-laki,
mereka akan melewati masa pubertas pada kisaran 12–16 tahun.
Pubertas yang dialami lebih cepat menyebabkan perubahan bentuk
serta ukuran tubuh anak-anak. Anak perempuan dikatakan mengalami
pubertas lebih cepat ketika menjalani menstruasi sebelum usia 8 tahun.
Sedangkan pada anak laki-laki, pubertas dini terjadi dengan tanda
perubahan suara yang menjadi lebih berat, tumbuh bulu halus, serta
pembesaran testis atau penis sebelum memasuki usia 9 tahun.Selain itu,
gejala umum lainnya adalah munculnya masalah jerawat pada wajah,
pertumbuhan tinggi yang menjadi lebih pesat, dan muncul bau badan
3 http://hisyamjayuz.blogspot.com/2013/12/identifikasi-ciri-ciri-perkembangan.html
8
seperti orang dewasa. Selain para remaja, baiknya orangtua juga
memerhatikan dan memahami tanda-tanda pubertas yang dialami anak
dengan baik. Ada beberapa faktor lain anak lebih cepat puber:4
1. Adanya Gangguan Kesehatan
Pubertas yang datang lebih cepat pada anak-anak bisa menjadi
tanda adanya gangguan kesehatan pada anak.5 Hipotiroidisme menjadi
salah satu penyebab anak mengalami pubertas lebih cepat. Jika anak
mengalami tanda pubertas dibarengi dengan mudah lelah, sensitif terhadap
cuaca dingin, kulit menjadi kering dan kasar, wajah bengkak, rambut
rontok, dan sulit berkonsentrasi.
2. Kecukupan Nutrisi dan Gizi
Melansir Psychology Today, lingkungan yang dapat menyediakan
pangan yang baik bagi anak menjadi salah satu faktor yang membuat anak
alami pubertas lebih cepat. Ketersediaan makanan dan status gizi anak
memengaruhi kemampuan reproduksi seseorang. Kekurangan
gizi membuat seseorang alami pubertas lebih lambat. Begitu juga dengan
kelebihan gizi dapat membuat anak alami masa pubertas lebih cepat
daripada anak lainnya yang mendapatkan gizi seimbang.
3. Paparan Bahan Kimia
Bahan kimia dalam produk perawatan tubuh yang digunakan anak-
anak berisiko untuk meningkatkan hormon estrogen yang mempercepat
pubertas. Pilihlah produk perawatan tubuh bagi anak yang aman dari
kandungan bahan kimia agar kesehatan anak tetap terjaga.
4
Psychology Today. Diakses pada 2021. Why More Kids Are Starting Puberty Earlier Than Ever Before.
Mayo Clinic. Diakses pada2021. Precocious Puberty
5
Psychology Today. Diakses pada 2021. Why More Kids Are Starting Puberty Earlier Than Ever Before.
Mayo Clinic. Diakses pada2021. Precocious Puberty
9
4. Faktor Keluarga
Penelitian di Universitas California mengungkapkan pubertas yang
datang lebih awal bisa disebabkan oleh faktor keluarga yang kurang
harmonis. Pengalaman kehidupan awal yang buruk dan orangtua yang
sering memperlihatkan kekerasan dapat mempercepat proses pubertas
seorang anak.
3. Perkembangan fisik, social, bahasa dan seksual masa puber
Oleh karena itu, Islam memerintahkan para orang tua
menyelenggarakan Pada hakikatnya masa pertumbuhan remaja merupakan
ujung dari masa kanak-kanak. Kemampuan remaja melalui “jembatan
pancaroba” ditentukan oleh rangkaian pendidikan masa kanak-kanak.
Bagaimana jadinya di masa dewasa, sangat ditentukan dari
kemampuannya menempuh masa 7 tahun pancarobapendidikan anak sejak
dini sebagai pembentukkan fondasi karakter kepribadian Islami yang kuat
dan kokoh, sehingga, saat mereka menempuh masa pancaroba, anak-anak
tetap pada jati diri keislamannya. Pertumbuhan fisik, intelektual, dan
emosi pada remaja berlangsung sangat cepat. Remaja tumbuh menjadi
sosok yang kuat, wawasan keilmuannya semakin bertambah luas dan
mendalam, sehingga tumbuh pula sebagai sosok yang kritis dan dinamis.
Sementara demensi emosinya (psikisnya) masih belum stabil,
dimana keinginannya lebih menggebu ketimbang pertimbangan rasionya,
sehingga, remaja berkembang pula menjadi sosok “pemberontak” terhadap
realitas. Oleh karena itu, tidak dimungkinkan lagi para orang tua
menganggap ia sebagai anak-anak yang masih berusia 8 atau 10 tahun,
atau sebaliknya dengan melihat tubuh fisiknya yang besar, para orang tua
memperlakukannya sebagai orang dewasa yang semuanya mampu
dilakukan secara mandiri dengan kemampuan berfikir matang dan
pengalaman banyak dengan emosi yang stabil. Oleh sebab itu, mengkaji
perkembangan fisik remaja sangat signifikan karena masa remaja adalah
10
masa yang menentukan hari depan kehidupannya, keluarga, agama,
pendidikan,bangsa dan negaranya. Bagi orang tua, dan guru harus mampu
menyiapkan remaja untuk menjadi anggota masyarakat yang aktif dan
produktif,6
Perkembangan social anak untuk sosialisasi pada anak-anak
diletakkan dengan meningkatnya hubungan antara anak dengan teman-
teman sebayanya dari tahun ke tahun. Anak tidak hanya lebih bermain
dengan anak-anak lain tetapi juga lebih banyak bicara. Jika anak
menyenangi hubungan dengan orang lain meskipun hanya kadangkadang
saja, maka sikap terhadap kontak sosial mendatangkan lebih baik daripada
hubungan sosial yang sering tetapi sifat hubungannya kurang baik.11 Pada
pernyataan di atas dijelaskan bahwa perkembangan sosialisasi pada awal
masa anak-anak awal ditandai dengan meningkatnya intensitas hubungan
dengan teman-teman sebayanya, dan perkembangan ini meningkat dari
tahun ke tahun. Pada fase ini juga anak-anak tidak hanya senang bermain
tetapi juga lebih banyak berbicara. Hubungan atau kontak sosial lebih baik
dari pada hubungan sosial yang kurang baik. Di sini bisa disimpulkan
bahwasannya teman sebaya juga berperan penting terhadap perkembangan
sosial anak, karena lewat teman sebaya anak bisa belajar dan mendapat
informasi tentang dunia anak di luar keluarga. Pada masa ini anak mulai
mengeal dunia di luar keluarga yaitu dengan bermain bersama teman
sebaya. Anak-anak juga akan mulai membandingkan antara dirinya dengan
teman-teman sebayanya. Pertumbuhan yang sangat cepat selama masa
pubertas terjadi pada remaja berlangsung selama 1-2 tahun.
Kematangan seks berlangsung enam bulan hingga satu tahun berikutnya.
Pada perempuan, pertumbuhan pesat terjadi pada usia 8,5-11,5 tahun
dengan puncak kematangan di usia 12,5 tahun.
Perkembangan yang berkaitan erat dengan pertumbuhan dan
kematangan organ-organ seks. Pada pria, gonad testis terletak di scrotum
6 https://media.neliti.com/media/publications/265458-perkembangan-fisik-remaja-
11
dan matang di usia 14 tahun. Testis berkembang penuh pada usia 20-21
tahun, seiring dengan semakin memanjang dan membesarnya penis.
Perkembangan ini menyebabkan pria menjadi berkembang.
4. Perkembangan remaja yang sekolah dan remaja yang bekerja
Remaja awal umumnya adalah pelajar sekolah menengah pertama,
dan remaja akhir biasanya merupakan pelajar sekolah menengah akhir dan
perguruan tinggi. Sebagian hidup remaja dihabiskan di sekolah. Di
institusi ini mereka memiliki sarana bersosialisasi dan mengembangkan
hubungan interpersonal dengan sebaya selain mengembangkan
kemampuan akademisnya. Hubungan dengan guru juga merupakan salah
satu figur selain orang tua yang mengarahkan remaja dalam berperilaku.
Remaja memiliki pola pikir yang formal dan kemampuan fisik
yang potensial dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Oleh karena itu
remaja sebenarnya mampu mandiri secara ekonomis. Di Amerika
kebanyakan siswa sekolah menengah telah memiliki pengalaman kerja.
Sebagian dari mereka bekerja paruh waktu. Ginzberg dalam teori
perkembangan pemilihan karir menyebutkan bahwa remaja telah melewati
tiga tahap pemilihan karir yaitu fantasi, tentatif dan realistis.
Tahap fantasi adalah ketika seorang anak memilih karir berdasarkan
keinginannya tanpa mempertimbangkan kemampuan serta risiko-risiko
yang mungkin muncul. Pada tahap tentatif merupakan peralihan tahap
pemilihan karir dari anak-anak menuju dewasa, yaitu ketika seorang anak
mulai mengevaluasi pemilihan karir mereka pada masa anak-anak. Kalau
yang ini contohnya dapat kita lihat pada amak yang berada di tingkat
sekolah menengah. Mereka menyadari cita-citanya dahulu tidak realistis
terhadap kemampuan diri atau lingkungan sekitarnya. Mereka mulai
memikirkan kira-kira karir apa yang cocok ke depannya.
Sementara pada tahap realistis, remaja akhir akan mulai memilih
karir secara objektif didasarkan pada bakat yang ia punya dan kesempatan
yang ada. Remaja akan memilih karir berdasarkan apa yang telah ia capai,
misalnya dengan ijazah yang kudapat saat ini, sepertinya saya cocok
dengan pekerjaan ini.Remaja yang bersekolah sambil bekerja memiliki
keuntungan sekaligus permasalahan yang harus dihadapi. Keuntungan
pada pelajar remaja yang bekerja antara lain memiliki pengalaman
mengatur waktu, mendapatkan pengalaman seputar bisnis dan kegiatan
12
yang berorientasi profit, dan manajemen keuangan. Namun beberapa
permasalahan muncul pada remaja yang bersekolah sambil bekerja.7
5.Kedewasaan, Keadaan “monding” dan emansipasi remaja
kedewasaan sebagai suatu fase dalam perkembangan
(Wijngaaerden. 1963; Andriesen,1974) di perpanjang dari beberapa segi
sebetulnya kurang tepat. Dewasa dalam bahasa belanda adalah
“volwassen” “Vol” = penuh dan “Wassen” = tumbuh, sehingga
”volwassen” berarti ”sudah tumbuh dengan penuh ” atau “selesai tumbuh
“. Dalam bagian sebelumnya di kemukakan bahwa anak selesai
pertumbuhannya antara kurang lebih umur 16 tahun(wanita) dan 18 tahun
(laki-laki) tetapi dalm percakapan sehari-hari orang tidak biasa untuk
memandang orang usia 16 sampai 18 tahun sebagai sudah dewasa
Di Nederland,begitu pula d Indonesia,maka usia 21 dianggap
sebagai batas kedewasaan. Batas tadi sebetulnya timbul secara historis dan
tidak mutlak,dan dapay juga di tentukan pada usia 25 atau 18 tahun. Usia
ini adalah usia seseorang mendapatkan hak-haknya sebagai warga Negara;
dengan begitu ia dapat melakukan kewajiban–kewajiban tertentu tidak
tergantung pada orang tuanya seprti misalnya hal memilih, kewajiban
tanggung jawan secara hukum,kawin tanpa izin orang taunya. Jonkergouw
(1971) mengemukan bahwa dalam undang-undang Nederland no. 42
terdapat batas-batas umur antara14 dan 25 tahun yang sebagian
dimaksudkan untuk perlindungan para remaja terhadap masyarakat dan
sebagian sebagai perlindungan masyarakat terehadap para remaja.
Jadi peraturan hukum tadi hanya untukmenetapkan hal-hal yang di
peroleh sebagai warga Negara dalam suatu masyarakat. Dengan begitu
maka istilah kedewasaan lebih menujuk pada sutau pengrtian sosiologis
daripada perkembangan psikologisnya. Dapat pula dikatakan bahwa tugas-
tugas perkembangan pada masa ini di tentukan oleh masyarakat yaitu
7 Santrock, J.W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta:Erlangga.
13
kawin,membangun suatu keluarga,menidik anak,memikul tanggung jawab
sebagai warga Negara Di Indonesia batas kedewasaan adalah juga 21
tahun.
Hal ini berarti bahwa pada usia itu seseorang sudah dianggap
dewasa dan selanjutnya dianggap sudah mempunyai tanggung jawab
terhadap perbuatan-perbuatannya. Ia mendapatkan hak-hak tertentu
sebagaib orang dewasa, misalnya hak untuk memilih Dewan Perwakilan
Rakyat,dapat nikah tanpa wali dan sebagainya. Tanggung terhadap
perbuatannya tadi berarti pula bahwa ia sudah dapat di kenai sangsi-sangsi
pidana tertentu apbila ia melanggar Kecuali bahwa pengrtian kedewasaan
kurang jelas dalam arti psikologi perkembangan, maka kedewasaan juga di
anggap sebagai sudah mencapai perkembangan yang penuh,sudah selesai
perkembangannya.
Pengertian kedewsaan kurang menunjukan bahwa perkembangan
itu merupakan proses yang terus menerus. Hal ini lalu mengakibatkan
timbulnya pendekatan normo-psikologis seperti yang ditulis oleh
Wijngaarden (1953). Wijngaarden melukiskan tugas perkembangan bagi
orang dewasa sebagai suatu sikap menerima kehidupan.
Dengan begitu kedewasaan merupakan suatu norma yang harus
dicapai dalam perkembangan. Perkembangan lalu dianggap menyimpang
bila tidak memperlihatkan sikap menerima kehidupan tadi. Kedewasaan
disini merupakan suatu norma bagi kesehatan psikis. Bersikap mandiri
sebagai warga Negara masyarakat dan merupakan tanggung jawab dalam
masyarakat merupakan hak dan kewajiban orang dewasa yang penting
yang sangat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya.
ciri khas anak muda diantara masa puberitas fisikdan kedewasaan
yuridis-sosial, adalah bahwa dia dapat mewujudkan dirinya sendiri. Pada
waktu ini anak muda membebaskan dirinya dari lindungan orang tua. Hal
ini tidak hanya berarti bahwa ia dalam usahanya untuk berdiri
14
sendiri,mecoba membebaskan dirinya dari pengaru kekuasaan orang tua,
baik dalam segi efiktif maupun dalam segi ekonomi seperti halnya pada
remaja yang berkerja. Hal ini berarti bahwa remaja secaa mental tidak
sukalagi menurut pada orang tuanya. Di Indonesia sikap ingin
membebaskan dirinya dari generasi tua ini mungkin masih disertai oleh
sikap hormat dan menjaga distansi antara orang muda dan orang tua sesuai
dengan.8
6.Hubungan remaja dan pekerjaan, remaja dan masyarakat.
Seperti remaja pada umumnya, para remaja penyandang disabilitas
berproses dalam membentuk konsep dirinya.Konsep diri memiliki banyak
aspek yang dievaluasi seperti penampilan atau fisik, penerimaan sosial dan
lainnya. Konsep diri biasanya menjadi stabil pada masa remaja, tetapi hal
ini berbeda dengan remaja yang disabilitas. Keterbatasan (impairment)
atau kemampuan mereka menjadi tumpuan untuk membangun konsep diri,
definisi dirinya, melalui perbandingan sosial dalam kelompok acuannya.
Karena lingkungan dan sebaya yang lebih melihat keterbatasan dibanding
kemampuannya, maka anak dengan disabilitas cenderung memiliki konsep
diriyang secara signifikan lebih negatif daripada anak yang tidak
mengalami disabilitasi.
Remaja difahami sebagai periode perkembangan transisi dari masa
kanak-kanak menuju ke masa dewasa awal yang melibatkan perubahan
biologis, kognitif, dan sosioemosional. Batasan usia remaja akhir
bermacam-macam. batasan usia remaja akhir adalah 16 sampai 19 tahun.
Hal ini berbeda dengan rentang usia remaja di Indonesia rentang usia
remaja Indonesia adalah 11-24 tahun. Salah satu tugas perkembangan
adalah mempersiapkan diri untuk suatu karir dan mencoba mandiri dalam
hal pengelolaan keuangan pribadi. Pada usia remaja, minat dalam
pemilihan dan mempersiapkan pekerjaan sudah muncul. Secara fisik,
8 .blogspot.com/2013/12/masa-remaja-ii-pada-batas-dewasa-awal.html
15
ukuran dan kekuatan badan remaja sudah cukup kuat dan tangkas untuk
memiliki dan menyiapkan diri untuk bekerja.
perbedaan peran menyebabkan laki-laki dapat lebih
mengembangkan diri secara optimal, karena laki-laki berkecimpung dalam
kehidupan di luar rumah. Berbeda dengan wanita yang menyebabkan
dunia wanita memiliki batasan pada dunia keluarga. Begitu pula pada
konsep diri 9remaja laki-laki dan perempuan.
7. perkembangan moralitas, sikap pendirian dan pandangan hidup.
perkembangan moral adalah ukuran dari tinggi rendahnya moral
seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya. Teori ini
berpandangan bahwa penalaran moral, yang merupakan dasar dari
perilaku etis, mempunyai enam tahapan perkembangan yang dapat
teridentifikasi. Ia mengikuti perkembangan dari keputusan moral seiring
penambahan usia yang semula diteliti Piaget yang menyatakan bahwa
logika dan moralitas berkembang melalui tahapan-tahapan konstruktif.
Kohlberg memperluas pandangan dasar ini, dengan menentukan bahwa
proses perkembangan moral pada prinsipnya berhubungan dengan
keadilan dan perkembangannya berlanjut selama kehidupan, walaupun ada
dialog yang mempertanyakan implikasi filosofis dari penelitiannya.
Tingkat pra-konvensional dari penalaran moral umumnya ada pada
anak-anak, walaupun orang dewasa juga dapat menunjukkan penalaran
dalam tahap ini. Seseorang yang berada dalam tingkat pra-konvensional
menilai moralitas dari suatu tindakan berdasarkan konsekuensinya
langsung. Tingkat pra-konvensional terdiri dari dua tahapan awal dalam
perkembangan moral, dan murni melihat diri dalam bentuk egosentris.
Dalam tahap pertama, individu-individu memfokuskan diri pada
konsekuensi langsung dari tindakan mereka yang dirasakan sendiri.
Sebagai contoh, suatu tindakan dianggap salah secara moral bila orang
yang melakukannya dihukum. Semakin keras hukuman diberikan dianggap
semakin salah tindakan itu. Sebagai tambahan, ia tidak tahu bahwa sudut
pandang orang lain berbeda dari sudut pandang dirinya. Tahapan ini bisa
dilihat sebagai sejenis otoriterisme.
9 sarwono, S. W. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
16
Tahap dua menempati posisi apa untungnya buat saya, perilaku
yang benar didefinisikan dengan apa yang paling diminatinya. Penalaran
tahap dua kurang menunjukkan perhatian pada kebutuhan orang lain,
hanya sampai tahap bila kebutuhan itu juga berpengaruh terhadap
kebutuhannya sendiri, seperti “kamu garuk punggungku, dan akan kugaruk
juga punggungmu. Dalam tahap dua perhatian kepada oranglain tidak
didasari oleh loyalitas atau faktor yang berifat intrinsik. Kekurangan
perspektif tentang masyarakat dalam tingkat pra-konvensional, berbeda
dengan kontrak sosial (tahap lima), sebab semua tindakan dilakukan untuk
melayani kebutuhan diri sendiri saja. Bagi mereka dari tahap dua, perpektif
dunia dilihat sebagai sesuatu yang bersifat relatif secara moral.
Konvensional
Tingkat konvensional umumnya ada pada seorang remaja atau
orang dewasa. Orang di tahapan ini menilai moralitas dari suatu tindakan
dengan membandingkannya dengan pandangan dan harapan masyarakat.
Tingkat konvensional terdiri dari tahap ketiga dan keempat dalam
perkembangan moral.
Dalam tahap tiga, seseorang memasuki masyarakat dan memiliki
peran sosial. Individu mau menerima persetujuan atau ketidaksetujuan dari
orang-orang lain karena hal tersebut merefleksikan persetujuan masyarakat
terhadap peran yang dimilikinya. Mereka mencoba menjadi seorang anak
baik untuk memenuhi harapan tersebut karena telah mengetahui ada
gunanya melakukan hal tersebut.
Penalaran tahap tiga menilai moralitas dari suatu tindakan dengan
mengevaluasi konsekuensinya dalam bentuk hubungan interpersonal, yang
mulai menyertakan hal seperti rasa hormat, rasa terimakasih, dan golden
rule. Keinginan untuk mematuhi aturan dan otoritas ada hanya untuk
membantu peran sosial yang stereotip ini. Maksud dari suatu tindakan
memainkan peran yang lebih signifikan dalam penalaran di tahap ini;
'mereka bermaksud baik
Dalam tahap tiga, seseorang memasuki masyarakat dan memiliki
peran sosia. Penalaran moral dalam tahap empat lebih dari sekadar
kebutuhan akan penerimaan individual seperti dalam tahap tiga; kebutuhan
masyarakat harus melebihi kebutuhan pribadi. Idealisme utama sering
menentukan apa yang benar dan apa yang salah, seperti dalam
kasus fundamentalisme.
Bila seseorang bisa melanggar hukum, mungkin orang lain juga
akan begitu - sehingga ada kewajiban atau tugas untuk mematuhi hukum
dan aturan. Bila seseorang melanggar hukum, maka ia salah secara moral,
sehingga celaan menjadi faktor yang signifikan dalam tahap ini karena
memisahkan yang buruk dari yang baik.
17
Pasca-Konvensional
Tingkatan pasca konvensional, juga dikenal sebagai tingkat
berprinsip, terdiri dari tahap lima dan enam dari perkembangan moral.
Kenyataan bahwa individu-individu adalah entitas yang terpisah dari
masyarakat kini menjadi semakin jelas. Perspektif seseorang harus dilihat
sebelum perspektif masyarakat. Akibat ‘hakikat diri mendahului orang
lain’ ini membuat tingkatan pasca-konvensional sering tertukar dengan
perilaku pra-konvensional.10
8. tugas – tugas perkembangan masa remaja.
Tugas-tugas perkembangan remaja adalah sikap dan perilaku
dirinya sendiri dalam menyikapi lingkungan di sekitarnya. Perubahan yang
terjadi pada fisik maupun psikologisnya menuntut anak untuk dapat
menyesuaikan diri dalam lingkungan dan tantangan hidup yang ada
dihadapannya.Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang disertai
oleh berkembangnya kapasitas intelektual, stres dan harapan-harapan baru
yang dialami remaja membuat mereka mudah mengalami gangguan baik
berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan
perilaku.Stres,kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja
membuat mereka mengambil resiko dengan melakukan kenakalan
Menerima Keadaan Jasmani Pada periode pra-remaja (periode
pubertas), anak tumbuh cepat yang mengarahkannya pada bentuk orang
dewasa. Pertumbuhan ini diiringi juga oleh perkembangan sikap dan citra
diri. Mereka memiliki gambaran diri seolah-olah sebagai model
pujaannya. Mereka sering membandingkan dirinya dengan teman-teman
sebayanya, sehingga akan cemas bila kondisinya tidak seperti model
pujaannya atau teman-teman sebayanya. Pada masa remaja, hal itu
10 https./wiki/Tahap_perkembangan_moralitas-‘pandangan hidup
18
semakin berkurang, dan mereka mulai menerima kondisi jasmaninya, serta
memelihara dan memanfaatkannya seoptimal mungkin
Memperoleh Hubungan Baru Lebih Matang dengan Teman Sebaya
Lawan Jenis Kematangan seksual yang dicapai sejak awal masa remaja
mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial, terutama dengan
lawan jenis. Remaja diharapkan bisa mencari dan mendapatkan teman
baru yang berlainan jenis. Mereka ingin mendapat penerimaan dari
kelompok teman sebaya lawan jenis ataupun sesama jenis agar merasa
dibutuhkan dan dihargai. Kematangan fisik dan psikis banyak
mempengaruhi penerimaan teman-teman sekelompok remaja dalam
pergaulannya. Tanpa penerimaan teman sebaya, dia akan mengalami
berbagai gangguan perkembangan psikis dan sosial, seperti membentuk
geng sendiri yang berperilaku mengganggu orang lain.
Menerima kondisi dan belajar hidup sesuai jenis kelaminnya. Sejak
masa puber, apabila bentuk tubuhnya tidak memuaskan, mereka menyesali
diri sebagai laki-laki atau wanita. Padahal, mereka seharusnya menerima
kondisinya dengan penuh tanggung jawab. Remaja laki-laki harus bersifat
maskulin, lebih banyak memikirkan soal pekerjaan sedangkan remaja
wanita harus bersifat feminine, memikirkan pekerjaan yang berkaitan
dengan urusan rumah tangga dan pola asuh anak.
Mendapatkan kebebasan emosional dari orang tua dan orang
dewasa lainnya. Bebas dari kebergantungan emosional merupakan tugas
perkembangan penting yang dihadapi remaja. Apabila tidak memiliki
kebebasan emosional, mereka akan menemui berbagai kesukaran dalam
masa dewasa, tidak bisa membuat keputusan sendiri dan bertanggung
jawab atas pilihan yang ditempuhnya.
Mendapatkan kesanggupan berdiri sendiri dalam hal-hal yang
berkaitan dengan masalah ekonomi. Tugas lainnya adalah kesanggupan
berdiri sendiri dalam maslah ekonomi karena kelak mereka akan hidup
sebagai orang dewasa. Kesanggupan di sini mencakup dua tugas : a.
Mencari sumber keuangan atau pemasukan. b. Pengelolaan keuangan.
Memperoleh nilai-nilai dan falsafah hidup. Sejumlah penelitian
membuktikan bahwa masalah yang berkaitan dengan kehidupan dan
falsafah hidup seperti tujuan hidup, perilaku dirinya, keluarganya dan
orang lain, serta soal keagamaan menjadi daya tarik tersendiri bagi remaja.
Para remaja memang diharapkan memiliki pola pikir, sikap perasaan, dan
perilaku yang menuntun dan mewarnai berbagai aspek kehidupannya di
masa dewasa kelak. Dengan demikian mereka memiliki kepastian diri,
tidak mudah bingung, tidak mudah terbawaa arus kehidupan yang terus
berubah yang pada akhirnya tidak mendapatkan kebahagiaan.11
11
httpspluginfile.php/95398/mod_resource/content/2/Materi%20Tugas%20Perkembangan%20Masa
%20Remaja.
19
9. Strategi guru dalam pembelajaran anak SMA/SMK/MA
Pendidikan merupakan salah satu unsur terpenting dalam
kehidupan manusia.Sikap pendidik yang mendidik memiliki pengaruh
terhadap perkembangan jiwa peserta didik, sehingga guru dituntut
memiliki sikap yang tepat yang sesuai dengan tuntutan tugas
profesionalnya secara bertanggung jawab.
Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung kepada pendidik, bagaimana proses
pembelajaran yang dirancang dan dijalankan secara profesional. Dimana
belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
Fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.
Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu
amat bergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik.
Dalam kegiatan pembelajaran selalu melibatkan dua perilaku aktif,
yaitu pendidik dan peserta didik. Pendidik sebagai pengajar merupakan
pencipta kondisi belajar peserta didik yang didesain secara sengaja,
sistematis dan berkesinambungan, sedangkan peserta didik sebagai subyek
pembelajaran yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan oleh
pendidik.
Oleh karena itu, menjadi tugas pendidik untuk menjadikan proses
pembelajaran menjadi sesuatu yang menarik, tidak sekadar mengajarkan,
mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya, namun juga harus
dapat mendidik peserta didiknya menjadi lebih baik. Baik dalam mencari
ilmu dan maksimal dalam mencapai hasilnya. Dalam kegiatan
pembelajaran biasanya ditemukan peserta didik yang malas belajar. Untuk
mengetahui akar kemalasan anak, pendidik harus mengetahui secara detail,
apa yang menjadi masalahnya sehingga peserta didik tersebut tidak mau
belajar.
20
Masalah anak yang malas belajar bukan hanya dikeluhkan oleh
pendidik tetapi juga orang tua, biasanya faktor kemalasan belajar pada
anak terjadi karena adanya pengaruh dari lingkungan sekitarnya, baik itu
keluarga, sekolah, maupun masyarakat, ketiga hal inilah yang membawa
pengaruh besar dalam membentuk kepribadian anak.
Dalam hal pemberian pendidikan kepada anak-anak harusnya
orang tua dan Guru bekerjasama dalam menghadapi anak yang malas
belajar. Dengan menggunakan metode dan strategi psikologis yaitu dengan
mengenal sifat dan tingkah laku anak agar lebih mudah membina,
membimbing dan mengarahkan anak untuk belajar dengan baik.Karena
belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh
ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka.
Dengan adanya pendidik, peseerta didik akan tumbuh berkembang,
terdidik pintar dan berkepribadian baik.Kepribadian peserta didik juga
dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat karena akan memberikan
perkembangan secara individual. Jika peserta didik bergaul di lingkungan
yang baik maka akan berdampak baik pula pada peserta didik, sebaliknya
jika peserta didik bergaul di lingkungan yang buruk maka akan berdampak
buruk pula.12
12
https strategi+guru+dalam+pembelajaran+anak+sma/smk/ma
21
BAB III
PENUTUP
1. kesimpulan
1.Pada umumnya remaja di definisikan sebagai masa peralihan antara
masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.
2.Masa remaja adalah masa perubahan. Pada masa remaja terjadi
perubahan yang cepat baik secara fisik maupun psikologis.
3. Dampak pertumbuhan fisik terhadap kondisi psikologis remaja berupa
canggung, malu, kecewa, dan lain lain.
2.Saran
1. Orang tua dan pendidik sebagai bagian masyarakat yang lebih
berpengalaman memiliki peranan penting dalam membantu
perkembangan remaja menuju kedewasaan.
2. Bimbingan orang tua dan guru sangat di perlukan agar remaja
tidak salah arah, karena di masyarakat amat banyak pengaruh
negative yang dapat menyengsarakan masa depan remaja
3. Sebaiknya orang tua memberikan pengetahuan mengenai
dampak seks.
22
DAFTAR PUSTAKA
Putro, K. Z. (2017). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja.:
Jurnal Ilmu-ilmu Agama, Vol. 17, No. 1, 1-8
Ardyanti, P. V., & Tobing, D. H. (2017). Hubungan Konsep Diri dengan
Konformitas pada Remaja, Jurnal Psikologi Udayana, Vol. 4, No.1, 30-40.
Azwar, S. (2011). Metode Penelitian . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baron, R., & Byrne, D. (2012). Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.
Berk, L. (2012). Development Through The Lifespan. (Daryanto, Penyunt.)
Yogyakarta Pustaka Pelajar.
Creswell, J. W. (2015). Research Design . Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Dameshghi, S., & Kalantarkousheh, S. M. (2016).
The Relationship between Identity Crisis and Responsibility of Adolescents in
Nazarabad. The International Journal of Indian Psychology, Vol 3 No 1, 1-11.
Gulati, S. (2017, June).
Impact Of Peer Pressure On Buying Behaviour.
International Journal of Research, Vol 5 No 6, 1-12. Ghozali, I. (2011). Analisis
Multivatiate Dengan Program IBM SPSS 19. Badan Penerbit Erlangga.Gumelar,
O. S. (2015, Agustus 7). Menuju Indonesia Sejahtera dengan GenR
23

More Related Content

What's hot

Remaja; Perkembangan Fisik, Psikis dan Kognitif
Remaja; Perkembangan Fisik, Psikis dan KognitifRemaja; Perkembangan Fisik, Psikis dan Kognitif
Remaja; Perkembangan Fisik, Psikis dan KognitifIwan Wahidin
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan RemajaPertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan Remajawahyusrisayekti
 
Tahapan Perkembangan Individu.pdf
Tahapan Perkembangan Individu.pdfTahapan Perkembangan Individu.pdf
Tahapan Perkembangan Individu.pdfAjang Rusmana
 
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa remajaMakalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa remajaSeptian Muna Barakati
 
Periode emas dan kritis pada anak
Periode emas dan kritis pada anakPeriode emas dan kritis pada anak
Periode emas dan kritis pada anakFajar Firdausi
 
Makalah remaja reva aldian s pai 2 pagi 2086208020
Makalah remaja reva aldian s pai 2 pagi 2086208020Makalah remaja reva aldian s pai 2 pagi 2086208020
Makalah remaja reva aldian s pai 2 pagi 2086208020RevaAldianSaputra
 
Psikologis perkembangan anak remaja
Psikologis perkembangan anak remajaPsikologis perkembangan anak remaja
Psikologis perkembangan anak remajaPian Caca' Ena'
 
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smp
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smpMakalah (mengenal karakter remaja pada siswa smp
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smpNovia Senja
 
Pengertian dan Ciri Perkembangan Individu
Pengertian dan Ciri Perkembangan IndividuPengertian dan Ciri Perkembangan Individu
Pengertian dan Ciri Perkembangan IndividuAriefiandra Ariefiandra
 
makalahPERKEMBANGANREMAJA-doc.doc
makalahPERKEMBANGANREMAJA-doc.docmakalahPERKEMBANGANREMAJA-doc.doc
makalahPERKEMBANGANREMAJA-doc.docOtoySamidi
 
Perkembangan Fisik dan Psikis
Perkembangan Fisik dan PsikisPerkembangan Fisik dan Psikis
Perkembangan Fisik dan PsikisTiti Imansari
 
Makalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembanganMakalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembanganErik Kuswanto
 
PERIODE DAN TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN
PERIODE DAN TAHAP-TAHAP PERKEMBANGANPERIODE DAN TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN
PERIODE DAN TAHAP-TAHAP PERKEMBANGANfaiza03
 
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remajaMakalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remajaSeptian Muna Barakati
 
Deteksi dini gangguan tumbang
Deteksi dini gangguan tumbangDeteksi dini gangguan tumbang
Deteksi dini gangguan tumbangREISA Class
 

What's hot (20)

Remaja; Perkembangan Fisik, Psikis dan Kognitif
Remaja; Perkembangan Fisik, Psikis dan KognitifRemaja; Perkembangan Fisik, Psikis dan Kognitif
Remaja; Perkembangan Fisik, Psikis dan Kognitif
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan RemajaPertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
 
Tahapan Perkembangan Individu.pdf
Tahapan Perkembangan Individu.pdfTahapan Perkembangan Individu.pdf
Tahapan Perkembangan Individu.pdf
 
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa remajaMakalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja
 
Periode emas dan kritis pada anak
Periode emas dan kritis pada anakPeriode emas dan kritis pada anak
Periode emas dan kritis pada anak
 
Kespro
KesproKespro
Kespro
 
Makalah remaja reva aldian s pai 2 pagi 2086208020
Makalah remaja reva aldian s pai 2 pagi 2086208020Makalah remaja reva aldian s pai 2 pagi 2086208020
Makalah remaja reva aldian s pai 2 pagi 2086208020
 
Perkembangan reproduksi 2
Perkembangan reproduksi 2Perkembangan reproduksi 2
Perkembangan reproduksi 2
 
Psikologis perkembangan anak remaja
Psikologis perkembangan anak remajaPsikologis perkembangan anak remaja
Psikologis perkembangan anak remaja
 
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smp
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smpMakalah (mengenal karakter remaja pada siswa smp
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smp
 
Prinsip prinsip perkembangan[1]
Prinsip prinsip perkembangan[1]Prinsip prinsip perkembangan[1]
Prinsip prinsip perkembangan[1]
 
Pengertian dan Ciri Perkembangan Individu
Pengertian dan Ciri Perkembangan IndividuPengertian dan Ciri Perkembangan Individu
Pengertian dan Ciri Perkembangan Individu
 
makalahPERKEMBANGANREMAJA-doc.doc
makalahPERKEMBANGANREMAJA-doc.docmakalahPERKEMBANGANREMAJA-doc.doc
makalahPERKEMBANGANREMAJA-doc.doc
 
Pubertas Remaja PPT
Pubertas Remaja PPTPubertas Remaja PPT
Pubertas Remaja PPT
 
Perkembangan Fisik dan Psikis
Perkembangan Fisik dan PsikisPerkembangan Fisik dan Psikis
Perkembangan Fisik dan Psikis
 
Ciri Ciri Masa Puber
Ciri Ciri Masa PuberCiri Ciri Masa Puber
Ciri Ciri Masa Puber
 
Makalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembanganMakalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembangan
 
PERIODE DAN TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN
PERIODE DAN TAHAP-TAHAP PERKEMBANGANPERIODE DAN TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN
PERIODE DAN TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN
 
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remajaMakalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
 
Deteksi dini gangguan tumbang
Deteksi dini gangguan tumbangDeteksi dini gangguan tumbang
Deteksi dini gangguan tumbang
 

Similar to Tugas Makalah Psikologi Perkembangan

K26 MASALAH KESEHATAN PADA REMAJA.pptx
K26 MASALAH KESEHATAN PADA REMAJA.pptxK26 MASALAH KESEHATAN PADA REMAJA.pptx
K26 MASALAH KESEHATAN PADA REMAJA.pptxNandaAndhyka1
 
Periode Perkembangan Masa Remaja Awal
Periode Perkembangan Masa Remaja AwalPeriode Perkembangan Masa Remaja Awal
Periode Perkembangan Masa Remaja Awalwahyuhidayat330
 
PERKEMBANGAN MASA REMAJA AWAL DAN MASA REMAJA AKHIR
PERKEMBANGAN MASA REMAJA AWAL DAN MASA REMAJA AKHIRPERKEMBANGAN MASA REMAJA AWAL DAN MASA REMAJA AKHIR
PERKEMBANGAN MASA REMAJA AWAL DAN MASA REMAJA AKHIRKANGIRFAI
 
PUBER TANPA BAPER (materi menghadapi pertumbuhan remaja).pptx
PUBER TANPA BAPER (materi menghadapi pertumbuhan remaja).pptxPUBER TANPA BAPER (materi menghadapi pertumbuhan remaja).pptx
PUBER TANPA BAPER (materi menghadapi pertumbuhan remaja).pptxsmprabbani1
 
635Kespro_Remaja.pdf
635Kespro_Remaja.pdf635Kespro_Remaja.pdf
635Kespro_Remaja.pdfFauzia22
 
Akhir masa kanak
Akhir masa kanakAkhir masa kanak
Akhir masa kanakReni Dian
 
PPT Kelompok 3.pptx
PPT Kelompok 3.pptxPPT Kelompok 3.pptx
PPT Kelompok 3.pptxWulanSlanky
 
Makalah aulia 1
Makalah aulia 1Makalah aulia 1
Makalah aulia 1elfachruz
 
KONSEP TUMBANG - BARU.ppt
KONSEP TUMBANG - BARU.pptKONSEP TUMBANG - BARU.ppt
KONSEP TUMBANG - BARU.pptRasyAlam
 
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkobaContoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkobaTerminal Purba
 
pelajaran 7.pptx
pelajaran 7.pptxpelajaran 7.pptx
pelajaran 7.pptxYudhyTet
 
Makalah karakteristik remaja
Makalah karakteristik remajaMakalah karakteristik remaja
Makalah karakteristik remajaAaz M Hafidz Azis
 
remaja_dan_permasalahannya.pdf
remaja_dan_permasalahannya.pdfremaja_dan_permasalahannya.pdf
remaja_dan_permasalahannya.pdfLiaDjanbie
 
Asuhan keperawatan gangguan jiwa remaja
Asuhan keperawatan gangguan jiwa remajaAsuhan keperawatan gangguan jiwa remaja
Asuhan keperawatan gangguan jiwa remajaAmalia Senja
 
siklus reproduksi.pptx
siklus reproduksi.pptxsiklus reproduksi.pptx
siklus reproduksi.pptxwillyastriana
 
Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]
Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]
Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]NurZahro4
 

Similar to Tugas Makalah Psikologi Perkembangan (20)

K26 MASALAH KESEHATAN PADA REMAJA.pptx
K26 MASALAH KESEHATAN PADA REMAJA.pptxK26 MASALAH KESEHATAN PADA REMAJA.pptx
K26 MASALAH KESEHATAN PADA REMAJA.pptx
 
Periode Perkembangan Masa Remaja Awal
Periode Perkembangan Masa Remaja AwalPeriode Perkembangan Masa Remaja Awal
Periode Perkembangan Masa Remaja Awal
 
PERKEMBANGAN MASA REMAJA AWAL DAN MASA REMAJA AKHIR
PERKEMBANGAN MASA REMAJA AWAL DAN MASA REMAJA AKHIRPERKEMBANGAN MASA REMAJA AWAL DAN MASA REMAJA AKHIR
PERKEMBANGAN MASA REMAJA AWAL DAN MASA REMAJA AKHIR
 
PUBER TANPA BAPER (materi menghadapi pertumbuhan remaja).pptx
PUBER TANPA BAPER (materi menghadapi pertumbuhan remaja).pptxPUBER TANPA BAPER (materi menghadapi pertumbuhan remaja).pptx
PUBER TANPA BAPER (materi menghadapi pertumbuhan remaja).pptx
 
635Kespro_Remaja.pdf
635Kespro_Remaja.pdf635Kespro_Remaja.pdf
635Kespro_Remaja.pdf
 
Akhir masa kanak
Akhir masa kanakAkhir masa kanak
Akhir masa kanak
 
4870228.ppt
4870228.ppt4870228.ppt
4870228.ppt
 
PPT Kelompok 3.pptx
PPT Kelompok 3.pptxPPT Kelompok 3.pptx
PPT Kelompok 3.pptx
 
Makalah aulia 1
Makalah aulia 1Makalah aulia 1
Makalah aulia 1
 
KONSEP TUMBANG - BARU.ppt
KONSEP TUMBANG - BARU.pptKONSEP TUMBANG - BARU.ppt
KONSEP TUMBANG - BARU.ppt
 
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkobaContoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
 
pelajaran 7.pptx
pelajaran 7.pptxpelajaran 7.pptx
pelajaran 7.pptx
 
Makalah karakteristik remaja
Makalah karakteristik remajaMakalah karakteristik remaja
Makalah karakteristik remaja
 
Pengantar Pendidikan
Pengantar PendidikanPengantar Pendidikan
Pengantar Pendidikan
 
remaja_dan_permasalahannya.pdf
remaja_dan_permasalahannya.pdfremaja_dan_permasalahannya.pdf
remaja_dan_permasalahannya.pdf
 
Asuhan keperawatan gangguan jiwa remaja
Asuhan keperawatan gangguan jiwa remajaAsuhan keperawatan gangguan jiwa remaja
Asuhan keperawatan gangguan jiwa remaja
 
kls 12.ppt
kls 12.pptkls 12.ppt
kls 12.ppt
 
siklus reproduksi.pptx
siklus reproduksi.pptxsiklus reproduksi.pptx
siklus reproduksi.pptx
 
Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]
Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]
Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]
 
Latar belakang
Latar belakangLatar belakang
Latar belakang
 

Recently uploaded

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 

Recently uploaded (20)

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 

Tugas Makalah Psikologi Perkembangan

  • 1. Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah: Psikologi Perkembangan Dosen Pengampu: Prawidya Lestari, M.Pd.I Disusun Oleh: Nama : Handika Rizqi Pratama Nim : 2086208008 Prodi : PAI PAGI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA (STAINU) PURWOREJO TAHUN 2021
  • 2. 2 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak dan masa dewasa, berlangsung antara usia 10 sampai 19 tahun. Masa remaja terdiri dari masa remaja awal (10–14 tahun), masa remaja penengahan (14–17 tahun) dan masa remaja akhir (17–9 tahun), Pada masa remaja, banyak terjadi perubahan baik biologis psikologis maupun sosial. Tetapi umumnya proses pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses pematangan kejiwaan (psikososial) . Orang-tua sering tidak mengetahui atau memahami perubahan yang terjadi sehingga tidak menyadari bahwa anak mereka telah tumbuh menjadi seorang remaja, bukan lagi anak yang selalu perlu dibantu. Orang-tua menjadi bingung menghadapi labilitas emosi dan perilaku remaja, sehingga tidak jarang terjadi konflik diantara keduanya. Apabila konflik antara orang–tua dan remaja, menjadi berlarut-larut dapat menimbulkan berbagai hal yang negatif, baik bagi remaja itu sendiri maupun dalam hubungan antara dirinya dengan orang-tuanya. Kondisi demikian merupakan suatu stresor bagi remaja; yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan yang kompleks, baik fisik, psikologik maupun sosial termasuk pendidikan. Antara lain dapat timbul berbagai keluhan fisik yang tidak jelas penyebabnya, maupun berbagai permasalahan yang berdampak sosial seperti malas sekolah, membolos, ikut perkelahian antara pelajar (tawuran) dan menyalahgunakan NAPZA . Kondisi seperti ini, bila tidak segera diatasi dapat berlanjut sampai dewasa dan dapat berkembang ke arah yang lebih negatif. Antara lain dapat timbul masalah maupun gangguan kejiwaan dari yang ringan sampai berat.
  • 3. 3 Apabila pada kenyataannya perhatian masyarakat lebih terfokus pada upaya meningkatkan kesehatan fisik semata, kurang memperhatikan faktor non fisik (intelektual, mental emosional dan psikososial). Padahal faktor tersebut merupakan penentu dalam keberhasilan seorang remaja dikemudian hari . Faktor non–fisik yang berpengaruh pada remaja adalah lingkungan, yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah serta lingkungan masyarakat sekitarnya. Oleh 2 karena itu orang tua atau orang yang berhubungan dengan remaja perlu mengetahui ciri perkembangan jiwa remaja, pengaruh lingkungan terhadap perkembangan jiwa remaja serta masalah maupun gangguan jiwa remaja. Pengetahuan tersebut dapat membantu mendeteksi secara dini bila terjadi perubahan yang menjurus kepada hal yang negative. 2. Rumusan Masalah a) Mengetahui Perkembangan Masa Remaja awal (pubertas) dan remaja akhir (menuju dewasa). b) Mengetahui fase fase masa remaja pubertas dan adolesensi. c) Mengetahui perkembangan fisik, social, bahasa dan seksual masa pubertas
  • 4. 4 BAB II PEMBAHASAN Perkembangan masa remaja awal (pubertas) dan remaja akhir (menuju dewasa). Masa remaja dapat dibagi manjadi 3 (tiga) tahapan yaitu masa remaja awal, remaja pertegahan, dan remaja akhir, ciri yang paling nyata masa remaja adalah mereka cepat tinggi. selama masa kanak anak perempuan dan laki-laki secara fisik tampak mirip kecuali hanya perbedaan genitalia. Mereka memakai baju dan gaya rambut yang sama, Contohnya memakai celana jeans, baju kaos dan berambut pendek. Perkembangan remaja terdiri dari perkembangan fisik, psikososial, dan moral. Tahap perkembangan psikososial menunjukkan perubahan emosional, sosial dan intelektual serta akibat dari perubahan itu terhadap remaja dan orang- tua. Tidak semua orang mengalami ciri khas seperti yang disebutkan, namun terdapat pola umum yang dapat dibagi menjadi remaja awal remaja pertengahan dan remaja akhir, Batasan umur hanya merupakan pedoman dan variasinya tidak jauh dari yang digambarkan. Jika memahami apa yang dialami oleh remaja, maka seharusnya mampu bereaksi lebih positif. Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut Seifert dan Hoffnung (1987), periode ini umumnya dimulai sekitar usia 12 tahun hingga akhir masa pertumbuhan fisik, yaitu sekitar usia 20 tahun. Usia remaja berada dalam usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita, dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. 1. fase- fase masa remaja: pubertas dan adolesensi Adolescent atau remaja merupakan periode kritis peralihan dari anak menjadi dewasa. Pada remaja terjadi perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial yang berlangsung secara sekuensial. Pada anak perempuan awitan pubertas terjadi pada usia 8 tahun sedangkan anak laki-
  • 5. 5 laki terjadi pada usia 9 tahun. Faktor genetik, nutrisi, dan faktor lingkungan lainnya dianggap berperan dalam awitan pubertas. Perubahan fisik yang terjadi pada periode pubertas ini juga diikuti oleh maturasi emosi dan psikis. Secara psikososial, pertumbuhan pada masa remaja (adolescent) dibagi dalam 3 tahap yaitu early, middle, dan late adolescent. Masing-masing tahapan memiliki karakteristik tersendiri. Segala sesuatu yang mengganggu proses maturasi fisik dan hormonal pada masa remaja ini dapat mempengaruhi perkembangan psikis dan emosi sehingga diperlukan pemahaman yang baik tentang proses perubahan yang terjadi pada remaja dari segala aspek.1 Perubahan hormonal pada pubertas Pubertas terjadi sebagai akibat peningkatan sekresi gonadotropin releasing hormone (GnRH) dari hipotalamus, diikuti oleh sekuens perubahan sistem endokrin yang kompleks yang melibatkan sistem umpan balik negatif dan positif. Selanjutnya, sekuens ini akan diikuti dengan timbulnya tandatanda seks sekunder, pacu tumbuh, dan kesiapan untuk reproduksi. Gonadotropin releasing hormone disekresikan dalam jumlah cukup banyak pada saat janin berusia 10 minggu, mencapai kadar puncaknya pada usia gestasi 20 minggu dan kemudian menurun pada saat akhir kehamilan.1 Hal ini diperkirakan terjadi karena maturasi sistim umpan balik hipotalamus karena peningkatan kadar estrogen perifer. Pada saat lahir GnRH meningkat lagi secara periodik setelah pengaruh estrogen dari plasenta hilang. Keadaan ini berlangsung sampai usia 4 tahun ketika susunan saraf pusat menghambat sekresi GnRH.2 Pubertas normal diawali oleh terjadinya aktivasi aksis hipotalamus– hipofisis–gonad dengan peningkatan GnRH secara menetap. Perubahan fisik pada pubertas Pada fase pubertas terjadi perubahan fisik sehingga pada akhirnya seorang anak akan memiliki kemampuan bereproduksi. Terdapat lima perubahan khusus yang terjadi pada pubertas, 1 http://hisyamjayuz.blogspot.com/2013/12/identifikasi-ciri-ciri-perkembangan.html
  • 6. 6 yaitu, pertambahan tinggi badan yang cepat (pacu tumbuh), perkembangan seks sekunder, perkembangan organ-organ reproduksi, perubahan komposisi tubuh serta perubahan sistem sirkulasi dan sistem respirasi yang berhubungan dengan kekuatan dan stamina tubuh.13,14 Perubahan fisik yang terjadi pada periode pubertas berlangsung dengan sangat cepat dalam sekuens yang teratur dan berkelanjutan Tinggi badan anak laki-laki bertambah kira-kira 10 cm per tahun, sedangkan pada perempuan kurang lebih 9 cm per tahun.2 Secara keseluruhan pertambahan tinggi badan sekitar 25 cm pada anak perempuan dan 28 cm pada anak laki-laki. Pertambahan tinggi badan terjadi dua tahun lebih awal pada anak perempuan dibanding anak laki- laki. Puncak pertumbuhan tinggi badan (peak height velocity) pada anak perempuan terjadi sekitar usia 12 tahun, sedangkan pada anak laki-laki pada usia 14 tahun. Pada anak perempuan, pertumbuhan akan berakhir pada usia 16 tahun sedangkan pada anak laki-laki pada usia 18 tahun. Setelah usia tersebut, pada umumnya pertambahan tinggi badan hampir selesai. Hormon steroid seks juga berpengaruh terhadap maturasi tulang pada lempeng epifisis. Pada akhir pubertas lempeng epifisis akan menutup dan pertumbuhan tinggi badan akan berhenti. Perubahan psikososial selama pubertas Perubahan fisik yang cepat dan terjadi secara berkelanjutan pada remaja menyebabkan para remaja sadar dan lebih sensitif terhadap bentuk tubuhnya dan mencoba membandingkan dengan teman-teman sebaya. Jika perubahan tidak berlangsung secara lancar maka berpengaruh terhadap perkembangan psikis dan emosi anak, bahkan terkadang timbul ansietas, terutama pada anak perempuan bila tidak dipersiapkan untuk menghadapinya. Sebaliknya pada orangtua keadaan ini dapat menimbulkan konflik bila proses anak menjadi dewasa ini tidak dipahami dengan baik. Karakteristik periode remaja awal ditandai oleh terjadinya perubahan-perubahan psikologis 2 http://hisyamjayuz.blogspot.com/2013/12/identifikasi-ciri-ciri-perkembangan.html
  • 7. 7 seperti, Krisis identitas, Jiwa yang labil, Meningkatnya kemampuan verbal untuk ekspresi diri, Pentingnya teman dekat/sahabat, Berkurangnya rasa hormat terhadap orangtua, kadang-kadang berlaku kasar, Menunjukkan kesalahan orangtua, Mencari orang lain yang disayangi selain orangtua, Kecenderungan untuk berlaku kekanak-kanakan, dan Terdapatnya pengaruh teman sebaya (peer group) terhadap hobi dan cara berpakaian.3 Tanda awal pubertas adalah meningkatnya volume testis pada anak laki-laki dan timbulnya penonjolan pertama areola dan papila payudara pada perempuan. Pada anak perempuan keadaan tersebut akan segera diikuti terjadinya pacu tumbuh, sedangkan pada anak laki-laki pacu tumbuh terjadi pada bagian kedua dari proses pubertas.20 Menarke terjadi sekitar 2-3 tahun setelah awal pubertas. Pertumbuhan rambut aksila dan rambut pubis tidak merupakan petanda pubertas yang baik karena keadaan ini lebih banyak dipengaruhi oleh steroid yang dihasilkan oleh adrenal. 2. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pubertas Masa pubertas merupakan masa yang pasti dilewati semua orang. Dengan kata lain, puber adalah tahapan ketika anak menjadi lebih dewasa secara seksual. Pada anak perempuan, mereka akan melewati masa pubertas dalam rentang usia 10–14 tahun. Sedangkan pada anak laki-laki, mereka akan melewati masa pubertas pada kisaran 12–16 tahun. Pubertas yang dialami lebih cepat menyebabkan perubahan bentuk serta ukuran tubuh anak-anak. Anak perempuan dikatakan mengalami pubertas lebih cepat ketika menjalani menstruasi sebelum usia 8 tahun. Sedangkan pada anak laki-laki, pubertas dini terjadi dengan tanda perubahan suara yang menjadi lebih berat, tumbuh bulu halus, serta pembesaran testis atau penis sebelum memasuki usia 9 tahun.Selain itu, gejala umum lainnya adalah munculnya masalah jerawat pada wajah, pertumbuhan tinggi yang menjadi lebih pesat, dan muncul bau badan 3 http://hisyamjayuz.blogspot.com/2013/12/identifikasi-ciri-ciri-perkembangan.html
  • 8. 8 seperti orang dewasa. Selain para remaja, baiknya orangtua juga memerhatikan dan memahami tanda-tanda pubertas yang dialami anak dengan baik. Ada beberapa faktor lain anak lebih cepat puber:4 1. Adanya Gangguan Kesehatan Pubertas yang datang lebih cepat pada anak-anak bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan pada anak.5 Hipotiroidisme menjadi salah satu penyebab anak mengalami pubertas lebih cepat. Jika anak mengalami tanda pubertas dibarengi dengan mudah lelah, sensitif terhadap cuaca dingin, kulit menjadi kering dan kasar, wajah bengkak, rambut rontok, dan sulit berkonsentrasi. 2. Kecukupan Nutrisi dan Gizi Melansir Psychology Today, lingkungan yang dapat menyediakan pangan yang baik bagi anak menjadi salah satu faktor yang membuat anak alami pubertas lebih cepat. Ketersediaan makanan dan status gizi anak memengaruhi kemampuan reproduksi seseorang. Kekurangan gizi membuat seseorang alami pubertas lebih lambat. Begitu juga dengan kelebihan gizi dapat membuat anak alami masa pubertas lebih cepat daripada anak lainnya yang mendapatkan gizi seimbang. 3. Paparan Bahan Kimia Bahan kimia dalam produk perawatan tubuh yang digunakan anak- anak berisiko untuk meningkatkan hormon estrogen yang mempercepat pubertas. Pilihlah produk perawatan tubuh bagi anak yang aman dari kandungan bahan kimia agar kesehatan anak tetap terjaga. 4 Psychology Today. Diakses pada 2021. Why More Kids Are Starting Puberty Earlier Than Ever Before. Mayo Clinic. Diakses pada2021. Precocious Puberty 5 Psychology Today. Diakses pada 2021. Why More Kids Are Starting Puberty Earlier Than Ever Before. Mayo Clinic. Diakses pada2021. Precocious Puberty
  • 9. 9 4. Faktor Keluarga Penelitian di Universitas California mengungkapkan pubertas yang datang lebih awal bisa disebabkan oleh faktor keluarga yang kurang harmonis. Pengalaman kehidupan awal yang buruk dan orangtua yang sering memperlihatkan kekerasan dapat mempercepat proses pubertas seorang anak. 3. Perkembangan fisik, social, bahasa dan seksual masa puber Oleh karena itu, Islam memerintahkan para orang tua menyelenggarakan Pada hakikatnya masa pertumbuhan remaja merupakan ujung dari masa kanak-kanak. Kemampuan remaja melalui “jembatan pancaroba” ditentukan oleh rangkaian pendidikan masa kanak-kanak. Bagaimana jadinya di masa dewasa, sangat ditentukan dari kemampuannya menempuh masa 7 tahun pancarobapendidikan anak sejak dini sebagai pembentukkan fondasi karakter kepribadian Islami yang kuat dan kokoh, sehingga, saat mereka menempuh masa pancaroba, anak-anak tetap pada jati diri keislamannya. Pertumbuhan fisik, intelektual, dan emosi pada remaja berlangsung sangat cepat. Remaja tumbuh menjadi sosok yang kuat, wawasan keilmuannya semakin bertambah luas dan mendalam, sehingga tumbuh pula sebagai sosok yang kritis dan dinamis. Sementara demensi emosinya (psikisnya) masih belum stabil, dimana keinginannya lebih menggebu ketimbang pertimbangan rasionya, sehingga, remaja berkembang pula menjadi sosok “pemberontak” terhadap realitas. Oleh karena itu, tidak dimungkinkan lagi para orang tua menganggap ia sebagai anak-anak yang masih berusia 8 atau 10 tahun, atau sebaliknya dengan melihat tubuh fisiknya yang besar, para orang tua memperlakukannya sebagai orang dewasa yang semuanya mampu dilakukan secara mandiri dengan kemampuan berfikir matang dan pengalaman banyak dengan emosi yang stabil. Oleh sebab itu, mengkaji perkembangan fisik remaja sangat signifikan karena masa remaja adalah
  • 10. 10 masa yang menentukan hari depan kehidupannya, keluarga, agama, pendidikan,bangsa dan negaranya. Bagi orang tua, dan guru harus mampu menyiapkan remaja untuk menjadi anggota masyarakat yang aktif dan produktif,6 Perkembangan social anak untuk sosialisasi pada anak-anak diletakkan dengan meningkatnya hubungan antara anak dengan teman- teman sebayanya dari tahun ke tahun. Anak tidak hanya lebih bermain dengan anak-anak lain tetapi juga lebih banyak bicara. Jika anak menyenangi hubungan dengan orang lain meskipun hanya kadangkadang saja, maka sikap terhadap kontak sosial mendatangkan lebih baik daripada hubungan sosial yang sering tetapi sifat hubungannya kurang baik.11 Pada pernyataan di atas dijelaskan bahwa perkembangan sosialisasi pada awal masa anak-anak awal ditandai dengan meningkatnya intensitas hubungan dengan teman-teman sebayanya, dan perkembangan ini meningkat dari tahun ke tahun. Pada fase ini juga anak-anak tidak hanya senang bermain tetapi juga lebih banyak berbicara. Hubungan atau kontak sosial lebih baik dari pada hubungan sosial yang kurang baik. Di sini bisa disimpulkan bahwasannya teman sebaya juga berperan penting terhadap perkembangan sosial anak, karena lewat teman sebaya anak bisa belajar dan mendapat informasi tentang dunia anak di luar keluarga. Pada masa ini anak mulai mengeal dunia di luar keluarga yaitu dengan bermain bersama teman sebaya. Anak-anak juga akan mulai membandingkan antara dirinya dengan teman-teman sebayanya. Pertumbuhan yang sangat cepat selama masa pubertas terjadi pada remaja berlangsung selama 1-2 tahun. Kematangan seks berlangsung enam bulan hingga satu tahun berikutnya. Pada perempuan, pertumbuhan pesat terjadi pada usia 8,5-11,5 tahun dengan puncak kematangan di usia 12,5 tahun. Perkembangan yang berkaitan erat dengan pertumbuhan dan kematangan organ-organ seks. Pada pria, gonad testis terletak di scrotum 6 https://media.neliti.com/media/publications/265458-perkembangan-fisik-remaja-
  • 11. 11 dan matang di usia 14 tahun. Testis berkembang penuh pada usia 20-21 tahun, seiring dengan semakin memanjang dan membesarnya penis. Perkembangan ini menyebabkan pria menjadi berkembang. 4. Perkembangan remaja yang sekolah dan remaja yang bekerja Remaja awal umumnya adalah pelajar sekolah menengah pertama, dan remaja akhir biasanya merupakan pelajar sekolah menengah akhir dan perguruan tinggi. Sebagian hidup remaja dihabiskan di sekolah. Di institusi ini mereka memiliki sarana bersosialisasi dan mengembangkan hubungan interpersonal dengan sebaya selain mengembangkan kemampuan akademisnya. Hubungan dengan guru juga merupakan salah satu figur selain orang tua yang mengarahkan remaja dalam berperilaku. Remaja memiliki pola pikir yang formal dan kemampuan fisik yang potensial dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Oleh karena itu remaja sebenarnya mampu mandiri secara ekonomis. Di Amerika kebanyakan siswa sekolah menengah telah memiliki pengalaman kerja. Sebagian dari mereka bekerja paruh waktu. Ginzberg dalam teori perkembangan pemilihan karir menyebutkan bahwa remaja telah melewati tiga tahap pemilihan karir yaitu fantasi, tentatif dan realistis. Tahap fantasi adalah ketika seorang anak memilih karir berdasarkan keinginannya tanpa mempertimbangkan kemampuan serta risiko-risiko yang mungkin muncul. Pada tahap tentatif merupakan peralihan tahap pemilihan karir dari anak-anak menuju dewasa, yaitu ketika seorang anak mulai mengevaluasi pemilihan karir mereka pada masa anak-anak. Kalau yang ini contohnya dapat kita lihat pada amak yang berada di tingkat sekolah menengah. Mereka menyadari cita-citanya dahulu tidak realistis terhadap kemampuan diri atau lingkungan sekitarnya. Mereka mulai memikirkan kira-kira karir apa yang cocok ke depannya. Sementara pada tahap realistis, remaja akhir akan mulai memilih karir secara objektif didasarkan pada bakat yang ia punya dan kesempatan yang ada. Remaja akan memilih karir berdasarkan apa yang telah ia capai, misalnya dengan ijazah yang kudapat saat ini, sepertinya saya cocok dengan pekerjaan ini.Remaja yang bersekolah sambil bekerja memiliki keuntungan sekaligus permasalahan yang harus dihadapi. Keuntungan pada pelajar remaja yang bekerja antara lain memiliki pengalaman mengatur waktu, mendapatkan pengalaman seputar bisnis dan kegiatan
  • 12. 12 yang berorientasi profit, dan manajemen keuangan. Namun beberapa permasalahan muncul pada remaja yang bersekolah sambil bekerja.7 5.Kedewasaan, Keadaan “monding” dan emansipasi remaja kedewasaan sebagai suatu fase dalam perkembangan (Wijngaaerden. 1963; Andriesen,1974) di perpanjang dari beberapa segi sebetulnya kurang tepat. Dewasa dalam bahasa belanda adalah “volwassen” “Vol” = penuh dan “Wassen” = tumbuh, sehingga ”volwassen” berarti ”sudah tumbuh dengan penuh ” atau “selesai tumbuh “. Dalam bagian sebelumnya di kemukakan bahwa anak selesai pertumbuhannya antara kurang lebih umur 16 tahun(wanita) dan 18 tahun (laki-laki) tetapi dalm percakapan sehari-hari orang tidak biasa untuk memandang orang usia 16 sampai 18 tahun sebagai sudah dewasa Di Nederland,begitu pula d Indonesia,maka usia 21 dianggap sebagai batas kedewasaan. Batas tadi sebetulnya timbul secara historis dan tidak mutlak,dan dapay juga di tentukan pada usia 25 atau 18 tahun. Usia ini adalah usia seseorang mendapatkan hak-haknya sebagai warga Negara; dengan begitu ia dapat melakukan kewajiban–kewajiban tertentu tidak tergantung pada orang tuanya seprti misalnya hal memilih, kewajiban tanggung jawan secara hukum,kawin tanpa izin orang taunya. Jonkergouw (1971) mengemukan bahwa dalam undang-undang Nederland no. 42 terdapat batas-batas umur antara14 dan 25 tahun yang sebagian dimaksudkan untuk perlindungan para remaja terhadap masyarakat dan sebagian sebagai perlindungan masyarakat terehadap para remaja. Jadi peraturan hukum tadi hanya untukmenetapkan hal-hal yang di peroleh sebagai warga Negara dalam suatu masyarakat. Dengan begitu maka istilah kedewasaan lebih menujuk pada sutau pengrtian sosiologis daripada perkembangan psikologisnya. Dapat pula dikatakan bahwa tugas- tugas perkembangan pada masa ini di tentukan oleh masyarakat yaitu 7 Santrock, J.W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta:Erlangga.
  • 13. 13 kawin,membangun suatu keluarga,menidik anak,memikul tanggung jawab sebagai warga Negara Di Indonesia batas kedewasaan adalah juga 21 tahun. Hal ini berarti bahwa pada usia itu seseorang sudah dianggap dewasa dan selanjutnya dianggap sudah mempunyai tanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatannya. Ia mendapatkan hak-hak tertentu sebagaib orang dewasa, misalnya hak untuk memilih Dewan Perwakilan Rakyat,dapat nikah tanpa wali dan sebagainya. Tanggung terhadap perbuatannya tadi berarti pula bahwa ia sudah dapat di kenai sangsi-sangsi pidana tertentu apbila ia melanggar Kecuali bahwa pengrtian kedewasaan kurang jelas dalam arti psikologi perkembangan, maka kedewasaan juga di anggap sebagai sudah mencapai perkembangan yang penuh,sudah selesai perkembangannya. Pengertian kedewsaan kurang menunjukan bahwa perkembangan itu merupakan proses yang terus menerus. Hal ini lalu mengakibatkan timbulnya pendekatan normo-psikologis seperti yang ditulis oleh Wijngaarden (1953). Wijngaarden melukiskan tugas perkembangan bagi orang dewasa sebagai suatu sikap menerima kehidupan. Dengan begitu kedewasaan merupakan suatu norma yang harus dicapai dalam perkembangan. Perkembangan lalu dianggap menyimpang bila tidak memperlihatkan sikap menerima kehidupan tadi. Kedewasaan disini merupakan suatu norma bagi kesehatan psikis. Bersikap mandiri sebagai warga Negara masyarakat dan merupakan tanggung jawab dalam masyarakat merupakan hak dan kewajiban orang dewasa yang penting yang sangat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. ciri khas anak muda diantara masa puberitas fisikdan kedewasaan yuridis-sosial, adalah bahwa dia dapat mewujudkan dirinya sendiri. Pada waktu ini anak muda membebaskan dirinya dari lindungan orang tua. Hal ini tidak hanya berarti bahwa ia dalam usahanya untuk berdiri
  • 14. 14 sendiri,mecoba membebaskan dirinya dari pengaru kekuasaan orang tua, baik dalam segi efiktif maupun dalam segi ekonomi seperti halnya pada remaja yang berkerja. Hal ini berarti bahwa remaja secaa mental tidak sukalagi menurut pada orang tuanya. Di Indonesia sikap ingin membebaskan dirinya dari generasi tua ini mungkin masih disertai oleh sikap hormat dan menjaga distansi antara orang muda dan orang tua sesuai dengan.8 6.Hubungan remaja dan pekerjaan, remaja dan masyarakat. Seperti remaja pada umumnya, para remaja penyandang disabilitas berproses dalam membentuk konsep dirinya.Konsep diri memiliki banyak aspek yang dievaluasi seperti penampilan atau fisik, penerimaan sosial dan lainnya. Konsep diri biasanya menjadi stabil pada masa remaja, tetapi hal ini berbeda dengan remaja yang disabilitas. Keterbatasan (impairment) atau kemampuan mereka menjadi tumpuan untuk membangun konsep diri, definisi dirinya, melalui perbandingan sosial dalam kelompok acuannya. Karena lingkungan dan sebaya yang lebih melihat keterbatasan dibanding kemampuannya, maka anak dengan disabilitas cenderung memiliki konsep diriyang secara signifikan lebih negatif daripada anak yang tidak mengalami disabilitasi. Remaja difahami sebagai periode perkembangan transisi dari masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa awal yang melibatkan perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional. Batasan usia remaja akhir bermacam-macam. batasan usia remaja akhir adalah 16 sampai 19 tahun. Hal ini berbeda dengan rentang usia remaja di Indonesia rentang usia remaja Indonesia adalah 11-24 tahun. Salah satu tugas perkembangan adalah mempersiapkan diri untuk suatu karir dan mencoba mandiri dalam hal pengelolaan keuangan pribadi. Pada usia remaja, minat dalam pemilihan dan mempersiapkan pekerjaan sudah muncul. Secara fisik, 8 .blogspot.com/2013/12/masa-remaja-ii-pada-batas-dewasa-awal.html
  • 15. 15 ukuran dan kekuatan badan remaja sudah cukup kuat dan tangkas untuk memiliki dan menyiapkan diri untuk bekerja. perbedaan peran menyebabkan laki-laki dapat lebih mengembangkan diri secara optimal, karena laki-laki berkecimpung dalam kehidupan di luar rumah. Berbeda dengan wanita yang menyebabkan dunia wanita memiliki batasan pada dunia keluarga. Begitu pula pada konsep diri 9remaja laki-laki dan perempuan. 7. perkembangan moralitas, sikap pendirian dan pandangan hidup. perkembangan moral adalah ukuran dari tinggi rendahnya moral seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya. Teori ini berpandangan bahwa penalaran moral, yang merupakan dasar dari perilaku etis, mempunyai enam tahapan perkembangan yang dapat teridentifikasi. Ia mengikuti perkembangan dari keputusan moral seiring penambahan usia yang semula diteliti Piaget yang menyatakan bahwa logika dan moralitas berkembang melalui tahapan-tahapan konstruktif. Kohlberg memperluas pandangan dasar ini, dengan menentukan bahwa proses perkembangan moral pada prinsipnya berhubungan dengan keadilan dan perkembangannya berlanjut selama kehidupan, walaupun ada dialog yang mempertanyakan implikasi filosofis dari penelitiannya. Tingkat pra-konvensional dari penalaran moral umumnya ada pada anak-anak, walaupun orang dewasa juga dapat menunjukkan penalaran dalam tahap ini. Seseorang yang berada dalam tingkat pra-konvensional menilai moralitas dari suatu tindakan berdasarkan konsekuensinya langsung. Tingkat pra-konvensional terdiri dari dua tahapan awal dalam perkembangan moral, dan murni melihat diri dalam bentuk egosentris. Dalam tahap pertama, individu-individu memfokuskan diri pada konsekuensi langsung dari tindakan mereka yang dirasakan sendiri. Sebagai contoh, suatu tindakan dianggap salah secara moral bila orang yang melakukannya dihukum. Semakin keras hukuman diberikan dianggap semakin salah tindakan itu. Sebagai tambahan, ia tidak tahu bahwa sudut pandang orang lain berbeda dari sudut pandang dirinya. Tahapan ini bisa dilihat sebagai sejenis otoriterisme. 9 sarwono, S. W. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
  • 16. 16 Tahap dua menempati posisi apa untungnya buat saya, perilaku yang benar didefinisikan dengan apa yang paling diminatinya. Penalaran tahap dua kurang menunjukkan perhatian pada kebutuhan orang lain, hanya sampai tahap bila kebutuhan itu juga berpengaruh terhadap kebutuhannya sendiri, seperti “kamu garuk punggungku, dan akan kugaruk juga punggungmu. Dalam tahap dua perhatian kepada oranglain tidak didasari oleh loyalitas atau faktor yang berifat intrinsik. Kekurangan perspektif tentang masyarakat dalam tingkat pra-konvensional, berbeda dengan kontrak sosial (tahap lima), sebab semua tindakan dilakukan untuk melayani kebutuhan diri sendiri saja. Bagi mereka dari tahap dua, perpektif dunia dilihat sebagai sesuatu yang bersifat relatif secara moral. Konvensional Tingkat konvensional umumnya ada pada seorang remaja atau orang dewasa. Orang di tahapan ini menilai moralitas dari suatu tindakan dengan membandingkannya dengan pandangan dan harapan masyarakat. Tingkat konvensional terdiri dari tahap ketiga dan keempat dalam perkembangan moral. Dalam tahap tiga, seseorang memasuki masyarakat dan memiliki peran sosial. Individu mau menerima persetujuan atau ketidaksetujuan dari orang-orang lain karena hal tersebut merefleksikan persetujuan masyarakat terhadap peran yang dimilikinya. Mereka mencoba menjadi seorang anak baik untuk memenuhi harapan tersebut karena telah mengetahui ada gunanya melakukan hal tersebut. Penalaran tahap tiga menilai moralitas dari suatu tindakan dengan mengevaluasi konsekuensinya dalam bentuk hubungan interpersonal, yang mulai menyertakan hal seperti rasa hormat, rasa terimakasih, dan golden rule. Keinginan untuk mematuhi aturan dan otoritas ada hanya untuk membantu peran sosial yang stereotip ini. Maksud dari suatu tindakan memainkan peran yang lebih signifikan dalam penalaran di tahap ini; 'mereka bermaksud baik Dalam tahap tiga, seseorang memasuki masyarakat dan memiliki peran sosia. Penalaran moral dalam tahap empat lebih dari sekadar kebutuhan akan penerimaan individual seperti dalam tahap tiga; kebutuhan masyarakat harus melebihi kebutuhan pribadi. Idealisme utama sering menentukan apa yang benar dan apa yang salah, seperti dalam kasus fundamentalisme. Bila seseorang bisa melanggar hukum, mungkin orang lain juga akan begitu - sehingga ada kewajiban atau tugas untuk mematuhi hukum dan aturan. Bila seseorang melanggar hukum, maka ia salah secara moral, sehingga celaan menjadi faktor yang signifikan dalam tahap ini karena memisahkan yang buruk dari yang baik.
  • 17. 17 Pasca-Konvensional Tingkatan pasca konvensional, juga dikenal sebagai tingkat berprinsip, terdiri dari tahap lima dan enam dari perkembangan moral. Kenyataan bahwa individu-individu adalah entitas yang terpisah dari masyarakat kini menjadi semakin jelas. Perspektif seseorang harus dilihat sebelum perspektif masyarakat. Akibat ‘hakikat diri mendahului orang lain’ ini membuat tingkatan pasca-konvensional sering tertukar dengan perilaku pra-konvensional.10 8. tugas – tugas perkembangan masa remaja. Tugas-tugas perkembangan remaja adalah sikap dan perilaku dirinya sendiri dalam menyikapi lingkungan di sekitarnya. Perubahan yang terjadi pada fisik maupun psikologisnya menuntut anak untuk dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan dan tantangan hidup yang ada dihadapannya.Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya kapasitas intelektual, stres dan harapan-harapan baru yang dialami remaja membuat mereka mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan perilaku.Stres,kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja membuat mereka mengambil resiko dengan melakukan kenakalan Menerima Keadaan Jasmani Pada periode pra-remaja (periode pubertas), anak tumbuh cepat yang mengarahkannya pada bentuk orang dewasa. Pertumbuhan ini diiringi juga oleh perkembangan sikap dan citra diri. Mereka memiliki gambaran diri seolah-olah sebagai model pujaannya. Mereka sering membandingkan dirinya dengan teman-teman sebayanya, sehingga akan cemas bila kondisinya tidak seperti model pujaannya atau teman-teman sebayanya. Pada masa remaja, hal itu 10 https./wiki/Tahap_perkembangan_moralitas-‘pandangan hidup
  • 18. 18 semakin berkurang, dan mereka mulai menerima kondisi jasmaninya, serta memelihara dan memanfaatkannya seoptimal mungkin Memperoleh Hubungan Baru Lebih Matang dengan Teman Sebaya Lawan Jenis Kematangan seksual yang dicapai sejak awal masa remaja mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial, terutama dengan lawan jenis. Remaja diharapkan bisa mencari dan mendapatkan teman baru yang berlainan jenis. Mereka ingin mendapat penerimaan dari kelompok teman sebaya lawan jenis ataupun sesama jenis agar merasa dibutuhkan dan dihargai. Kematangan fisik dan psikis banyak mempengaruhi penerimaan teman-teman sekelompok remaja dalam pergaulannya. Tanpa penerimaan teman sebaya, dia akan mengalami berbagai gangguan perkembangan psikis dan sosial, seperti membentuk geng sendiri yang berperilaku mengganggu orang lain. Menerima kondisi dan belajar hidup sesuai jenis kelaminnya. Sejak masa puber, apabila bentuk tubuhnya tidak memuaskan, mereka menyesali diri sebagai laki-laki atau wanita. Padahal, mereka seharusnya menerima kondisinya dengan penuh tanggung jawab. Remaja laki-laki harus bersifat maskulin, lebih banyak memikirkan soal pekerjaan sedangkan remaja wanita harus bersifat feminine, memikirkan pekerjaan yang berkaitan dengan urusan rumah tangga dan pola asuh anak. Mendapatkan kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Bebas dari kebergantungan emosional merupakan tugas perkembangan penting yang dihadapi remaja. Apabila tidak memiliki kebebasan emosional, mereka akan menemui berbagai kesukaran dalam masa dewasa, tidak bisa membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab atas pilihan yang ditempuhnya. Mendapatkan kesanggupan berdiri sendiri dalam hal-hal yang berkaitan dengan masalah ekonomi. Tugas lainnya adalah kesanggupan berdiri sendiri dalam maslah ekonomi karena kelak mereka akan hidup sebagai orang dewasa. Kesanggupan di sini mencakup dua tugas : a. Mencari sumber keuangan atau pemasukan. b. Pengelolaan keuangan. Memperoleh nilai-nilai dan falsafah hidup. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa masalah yang berkaitan dengan kehidupan dan falsafah hidup seperti tujuan hidup, perilaku dirinya, keluarganya dan orang lain, serta soal keagamaan menjadi daya tarik tersendiri bagi remaja. Para remaja memang diharapkan memiliki pola pikir, sikap perasaan, dan perilaku yang menuntun dan mewarnai berbagai aspek kehidupannya di masa dewasa kelak. Dengan demikian mereka memiliki kepastian diri, tidak mudah bingung, tidak mudah terbawaa arus kehidupan yang terus berubah yang pada akhirnya tidak mendapatkan kebahagiaan.11 11 httpspluginfile.php/95398/mod_resource/content/2/Materi%20Tugas%20Perkembangan%20Masa %20Remaja.
  • 19. 19 9. Strategi guru dalam pembelajaran anak SMA/SMK/MA Pendidikan merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan manusia.Sikap pendidik yang mendidik memiliki pengaruh terhadap perkembangan jiwa peserta didik, sehingga guru dituntut memiliki sikap yang tepat yang sesuai dengan tuntutan tugas profesionalnya secara bertanggung jawab. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada pendidik, bagaimana proses pembelajaran yang dirancang dan dijalankan secara profesional. Dimana belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat Fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran selalu melibatkan dua perilaku aktif, yaitu pendidik dan peserta didik. Pendidik sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar peserta didik yang didesain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan, sedangkan peserta didik sebagai subyek pembelajaran yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan oleh pendidik. Oleh karena itu, menjadi tugas pendidik untuk menjadikan proses pembelajaran menjadi sesuatu yang menarik, tidak sekadar mengajarkan, mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya, namun juga harus dapat mendidik peserta didiknya menjadi lebih baik. Baik dalam mencari ilmu dan maksimal dalam mencapai hasilnya. Dalam kegiatan pembelajaran biasanya ditemukan peserta didik yang malas belajar. Untuk mengetahui akar kemalasan anak, pendidik harus mengetahui secara detail, apa yang menjadi masalahnya sehingga peserta didik tersebut tidak mau belajar.
  • 20. 20 Masalah anak yang malas belajar bukan hanya dikeluhkan oleh pendidik tetapi juga orang tua, biasanya faktor kemalasan belajar pada anak terjadi karena adanya pengaruh dari lingkungan sekitarnya, baik itu keluarga, sekolah, maupun masyarakat, ketiga hal inilah yang membawa pengaruh besar dalam membentuk kepribadian anak. Dalam hal pemberian pendidikan kepada anak-anak harusnya orang tua dan Guru bekerjasama dalam menghadapi anak yang malas belajar. Dengan menggunakan metode dan strategi psikologis yaitu dengan mengenal sifat dan tingkah laku anak agar lebih mudah membina, membimbing dan mengarahkan anak untuk belajar dengan baik.Karena belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Dengan adanya pendidik, peseerta didik akan tumbuh berkembang, terdidik pintar dan berkepribadian baik.Kepribadian peserta didik juga dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat karena akan memberikan perkembangan secara individual. Jika peserta didik bergaul di lingkungan yang baik maka akan berdampak baik pula pada peserta didik, sebaliknya jika peserta didik bergaul di lingkungan yang buruk maka akan berdampak buruk pula.12 12 https strategi+guru+dalam+pembelajaran+anak+sma/smk/ma
  • 21. 21 BAB III PENUTUP 1. kesimpulan 1.Pada umumnya remaja di definisikan sebagai masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. 2.Masa remaja adalah masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik maupun psikologis. 3. Dampak pertumbuhan fisik terhadap kondisi psikologis remaja berupa canggung, malu, kecewa, dan lain lain. 2.Saran 1. Orang tua dan pendidik sebagai bagian masyarakat yang lebih berpengalaman memiliki peranan penting dalam membantu perkembangan remaja menuju kedewasaan. 2. Bimbingan orang tua dan guru sangat di perlukan agar remaja tidak salah arah, karena di masyarakat amat banyak pengaruh negative yang dapat menyengsarakan masa depan remaja 3. Sebaiknya orang tua memberikan pengetahuan mengenai dampak seks.
  • 22. 22 DAFTAR PUSTAKA Putro, K. Z. (2017). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja.: Jurnal Ilmu-ilmu Agama, Vol. 17, No. 1, 1-8 Ardyanti, P. V., & Tobing, D. H. (2017). Hubungan Konsep Diri dengan Konformitas pada Remaja, Jurnal Psikologi Udayana, Vol. 4, No.1, 30-40. Azwar, S. (2011). Metode Penelitian . Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baron, R., & Byrne, D. (2012). Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga. Berk, L. (2012). Development Through The Lifespan. (Daryanto, Penyunt.) Yogyakarta Pustaka Pelajar. Creswell, J. W. (2015). Research Design . Yogyakarta: Pustaka Pelajar Dameshghi, S., & Kalantarkousheh, S. M. (2016). The Relationship between Identity Crisis and Responsibility of Adolescents in Nazarabad. The International Journal of Indian Psychology, Vol 3 No 1, 1-11. Gulati, S. (2017, June). Impact Of Peer Pressure On Buying Behaviour. International Journal of Research, Vol 5 No 6, 1-12. Ghozali, I. (2011). Analisis Multivatiate Dengan Program IBM SPSS 19. Badan Penerbit Erlangga.Gumelar, O. S. (2015, Agustus 7). Menuju Indonesia Sejahtera dengan GenR
  • 23. 23