Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam serangkaian peride yang berurutan, mulai periode prenatal hingga usia lanjut. Semua individu mengikuti pola perkembangan dengan pasti dan dapat diramalkan. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan dan tidak dapat diulang kembali. Hal-hal yang terjadi dimasa awal perkembangan individu akan memberikan pengaruh terhadap tahap-tahap selanjutnya. Salah satu tahap yang akan dilalui oleh individu tersebut adalah masa lanjut usia atau lansia.
Proses perkembangan manusia setelah dilahirkan secara fisiologis adalah semakin lama menjadi lebih tua. Dengan bertambahnya usia, maka jaringan-jaringan dan sel-sel menjadi tua, sebagian regenerasi dan sebagian yang lain akan mati, dan pada usia lanjut ini akan menghadapi berbagai pwrsoalan, persoalan pertama adalah penurunan kemampuan fisik sehingga kekuatan fisik berkurang, aktivitas menurun, sering mengalami gangguan kesehatan yang menyebankan mereka kehilangan semangat. Pengaruh dari semua itu mereka yang berada dalam usia kanjut merasa bahwa dirinya sudah tidak berharga lagi atau kurang dihargai.
Dalam makalah ini ada dijelaskan mengenai masa atau fase remaja awal (pubertas) sampai remaja akhir atau menginjak dewasa akan dijelaskan meliputi fase-fase remaja, faktor lingkungan yang memengaruhi pubertas, perkembangan fisik, sosial, bahasa, dan seksual masa puber, perkembangan remaja yang sekolah dan bekerja, kedewasaan keadaan mondig dan emansipasi remaja, hubungan remaja dan pekerjaan, remaja dan masyarakat, dan tugas-tugas remaja.
1. PERKEMBANGAN MASA REMAJA AWAL DAN MASA REMAJA
AKHIR
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas : Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu: Prawidya Lestari, M.Pd.I
Disusun Oleh:
1. Aiena Rissa Fadlilatulaila (19120003)
2. Dewi Zahra (19120007)
3. Irfa’i (19120013)
4. Jodi Febriansyah (19120014)
5. M. Cholifaturrohman (19120044)
6. Nurul Komariah (19120025)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
PURWOREJO
2020
2. 2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Fase-fase masa remaja.................................................................................. 3
B. Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Masa Remaja ......................... 5
C. Perkembangan pada masa remaja ................................................................ 7
D. Perkembangan Remaja yang Sekolah dan Remaja yang Bekerja .............. 11
E. Kedewasaan, Keadaan mondig dan Emansipasi Remaja........................... 15
F. Hubungan remaja dan masyarakat ............................................................. 16
G. Perkembangan Moralitas, Sikap Pendirian, Dan Pandangan Hidup .......... 18
H. Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja ................................................ 22
BAB III PENUTUP............................................................................................... 24
A. Kesimpulan................................................................................................. 24
B. Kritik dan Saran ......................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27
3. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam
serangkaian peride yang berurutan, mulai periode prenatal hingga usia lanjut.
Semua individu mengikuti pola perkembangan dengan pasti dan dapat
diramalkan. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling
berkaitan dan tidak dapat diulang kembali. Hal-hal yang terjadi dimasa awal
perkembangan individu akan memberikan pengaruh terhadap tahap-tahap
selanjutnya. Salah satu tahap yang akan dilalui oleh individu tersebut adalah masa
lanjut usia atau lansia.
Proses perkembangan manusia setelah dilahirkan secara fisiologis adalah
semakin lama menjadi lebih tua. Dengan bertambahnya usia, maka jaringan-
jaringan dan sel-sel menjadi tua, sebagian regenerasi dan sebagian yang lain akan
mati, dan pada usia lanjut ini akan menghadapi berbagai pwrsoalan, persoalan
pertama adalah penurunan kemampuan fisik sehingga kekuatan fisik berkurang,
aktivitas menurun, sering mengalami gangguan kesehatan yang menyebankan
mereka kehilangan semangat. Pengaruh dari semua itu mereka yang berada dalam
usia kanjut merasa bahwa dirinya sudah tidak berharga lagi atau kurang dihargai.
Dalam makalah ini ada dijelaskan mengenai masa atau fase remaja awal
(pubertas) sampai remaja akhir atau menginjak dewasa akan dijelaskan meliputi
fase-fase remaja, faktor lingkungan yang memengaruhi pubertas, perkembangan
fisik, sosial, bahasa, dan seksual masa puber, perkembangan remaja yang sekolah
dan bekerja, kedewasaan keadaan mondig dan emansipasi remaja, hubungan
remaja dan pekerjaan, remaja dan masyarakat, dan tugas-tugas remaja.
4. 2
B. Rmusan Masalah
1. Bagaiman fase-fase masa remaja pubertas dan adolesensi?
2. Bagaimana faktor lingkungan dalam memengaruhi pubertas?
3. Bagaimana perkembangan fisik, sosial, bahasa, dan seksual masa puber?
4. Bagaimana perkembangan remaja sekolah dengan remaja yang bekerja?
5. Bagaimana tingkat kedewasaan mondig dan emansipasi remaja?
6. Bagaimana perkembangan moralitas, sikap pendirian, dan pandangan hidup?
7. Bagaimana tugas-tugas perkembangan masa remaja?
C. Tujuan
1. Memahami tentang Bagaiman fase-fase masa remaja pubertas dan adolesensi.
2. Memahami mengenai faktor lingkungan dalam memengaruhi pubertas.
3. Memahami tentang perkembangan fisik, sosial, bahasa, dan seksual masa
puber.
4. Mengetahui perkembangan mengenai remaja sekolan dengan remaja yang
bekerja.
5. Memahami dan mengerahui tentang tingkat kedewasaan mondig dan
emansipasi remaja.
6. Memahami tentang bagaimana perkembangan moralitas, sikap pendirian, dan
pandangan hidup.
7. Memahami dan mengerti tugas-tugas perkembangan masa remaja.
5. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fase-fase masa remaja
1. Fase Pubertas
Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak
berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Root menyatakan,
“Masa puber adalah tahap dalam perkembangan, yaitu terjadinya kematangan
alat-alat seksual dan tercapainya kemampuan, yaitu reprodiksi. Tahap ini
disertai perubahan-perubahan dalam pertumbuhan somatik dan prespektif
psikologi”.1
Pada masa pubertas anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan
pematangan fungsi seksual. Biasanya dimulai pada usia 8-10 tahun dan
berakhir pada masa 15-16 tahun. Pada masa pubertas hormon seseorang akan
menjadi aktif memproduksi dua hormon yaitu (gonadotrophis atau
gonadotrophic hormones) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu
follice Stimulating Hormone dan Luteinizing Hormone.2
Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan
estrogen dan progesterone dan hormon pada laki-laki adalah luteinizing
hormone yang juga dinamakan interstitian-cell stimulating hormone
merangsang pertumbuhan testosterone. Pertumbuhan secata cepat hormon-
hormon tersebut mengubah sistem biologis seorang anak yaitu:
a. Anak perempuan menstruasi, sebagai tanda bahwa sistem reproduksinya
sudah aktif.selain itu juga ada perubahan fisik yaitu seperti payudara mulai
berkembang.
b. Anak laki-laki suara mulai membesar, otot mulai tumbuh, dan fisik lainya
yang berkaitan dengan tumbuhnya hormon testosterone.
1Rosleny Marliani, Psikologi Perkembangan,(Bandung:PustakSetia, 2015), hal.154.
2Maria Ulfah, Peran Presepsi Keharmonisan Keluarga dan Konsep Diri terhadap
Kecenderugan Kenakalan Remaja, (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 2007), hlm. 23.
6. 4
Ciri-ciri masa remaja :
a. Periode tumpang tindih
Masa puber dianggap masa tumpang tindih karena mencakum tahun-
tahun akhir masa anak-anak dan tahun-tahun awal masa remaja. Sampai
anak matang secara seksual, ia dikenal sebagai “anak puber”. Setelah
matang secara seksual, ia dikenal sebagai “remaja atau reja muda”.
b. Periode yang singkat
Di banding dengan banyaknya perubahan yang terjadi di dalam
maupun di luar tubuh, masa puber relatif merupakan periode yang singkat,
yaitu sekitar 2-4 th.Anak yang megalami masa puber selama dua tahun
atau kurang dianggap sebagai anak yang “cepat matang”, sedangkan yang
memerlukan 3-4 tahun untuk menyelesaikan peralihan menjadi dewasa
dianggap sebagai anak yang “lambat matang”. Sebagai kelompok, anak
perempuan cenderung lebih cepat matang dari pada kelompok anak laki-
laki, tetapi terdapat perbedaan yang mencolok pada setiap kelompok.3
Masa puber yang relatif singkat dalam rentang kehidupan dapat di
bagi menjadi 3 tahap berikut :
1) Tahap pra-puber
Tahap ini bertumpang tindih dengan 1 atau 2thterakhir masa
kanak-kanak pada saat anak dianggap sebagai “prapuber”, yaitu bukan
lagi seorang anak, tetapi bukan saja seorang remaja. Pada tahap
prapuber atau pematangan, ciri-ciri seks sekunder mulai tampak, tetapi
organ-organ reproduksi belum sepenuhnya berkembang.
2) Tahap puber
Tahap ini terjadi pada gari pembagi antara masa kanak-kanak
kemasa remaja. Kriteria kematangan seksual adalah muncunya haid
pada anak perempuan dan pengalaman mimpi basah pada anak laki-
3 Rosleny Marliani,M.Si., Psikologi Perkembangan, (Bandung:Pustaka
Setia,2015),hlm.154.
7. 5
laki. Selama tahab remaja ciri-ciri sekssekunder telah berkembang dan
sel-sel diproduksi dalam organ-organ seks.
3) Tahap Adolesensi (pasca puber)
Tahap ini bertumpang tindih dengan tahun pertama atau kedua
masa remaja. Selama tahab ini ciri-ciri seks sekunder telah
berkembang baik dan organ-organ seks mulai berfungsi secara
matang.4
B. Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Masa Remaja
Adapun beberapa hal yang memengaruhi masa remaja yaitu sebagai
berikut :
1. Lingkungan keluarga
Ada sejumlah faktor dari dalam keluarga yang sangat dibutuhkan oleh
anak dalam proses perkembangan sosialnya, yaitukebutuhan akan rasa aman,
dihargai, disayang, diterima dan kebebasan untuk menyatakan diri. Dengan
kata lain, yang sangatdibutuhkan remaja dalam perkembangan sosialnya
adalah kehidupaniklim keluarga yang kondusif. Iklim kehidupan keluarga
mengandungtiga unsur, yakni :
a. Karakteristik khas internal keluarga yang berbeda dari keluargalainnya.
b. Karakteristik tersebut dapat mempengaruhi perilaku individudalam
keluarga remaja itu.
c. Unsur kepemimpinan dan keteladanan kepala keluarga, sikap danharapan
individu di dalam keluarga.
Karena remaja hidup dalam suatu kelompok individu yangdi sebut
sebagai keluarga, salah satu aspek penting yang dapatmempengaruhi perilaku
remaja adalah interaksi antar anggotakeluarga. Harmonis tidaknya keluarga
akan mempengaruhiperkembangan sosila remaja yang ada dalam keluarga.5
2. Lingkungan sekolah
4Rosleny Marliani,M.Si., Psikologi Perkembangan, (Bandung:Pustaka
Setia,2015),hlm.156.
5Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015) hal. 144.
8. 6
Kehadiran di sekolah merupakan perluasan lingkungan sosialnya dalam
proses sosialisasi dan sekaligus faktor lingkunganbaru yang sangat menantang
atau bahkan mencemaskan dirinya. Paraguru dan teman-teman sekelas
membentuk suatu sistem yangkemudian menjadi semacam lingkungan norma
bagi remaja. Adaempat tahap proses penyesuaian diri yang harus dilalui oleh
anakselama membangun hubungan sosialnya, yaitu sebagai berikut :
a) Anak dituntut agar tidak merugika orang lain serta menghargai dan
menghormati hak orang lain.
b) Anak dididik untuk menaati peraturan-peraturan dan menyesuaikandiri
dengan norma-norma kelompok.
c) Anak dituntut lebih dewasa di dalam melakukan interaksi sosial
berdasarkan asas saling memberi dan menerima.
d) Anak dituntut untuk memahami orang lain.
Keempat tahap proses penyesuaian diri berlangsung dari proses
yang sederhana ke proses yang semakin kompleks dan semakinmenuntut
penguasaan respon anak.Dari sinilah sekolah merupakan salah satu
lingkungan tempat
Remaja hidup dalam kesehariannya. Sebagaimana keluarga, sekolahjuga
memiliki potensi memudahkan ataumenghambat perkembanganhubungan
sosial remaja.6 Lingkungan sekolah yang kurang positif dapat
menciptakanhambatan bagi perkembangan hubungan sosial remaja. Dan
sekolahyang kehidupan lingkungannya bagus dapat memperlancar
bahkanmemacu perkembangan hubungan sosial remaja.
3. Lingkungan masyarakat
Salah satu masalah yang dialami oleh remaja dalam prosessosialisasinya
adalah bahwa tidak jarang masyarakat bersikap tidakadil terhadap remaja.
Remaja dianggap anak kecil atau belum mampumenghadapi berbagai masalah
sehingga menimbulkan kekecewaanpada remaja.Remaja tengah mengarungi
perjalanan masa mencari jati diri
6M. Dalyono, Psikologi Pendidikan,(Jakarta : Rineka Cipta, 1997), hal. 55.
9. 7
sehingga faktor keteladanan dan norma-norma dalam masyarakat
jugamenjadi bagian terpenting dalam perkembangan remaja. Karena
masaremaja adalah masa untuk menentukan identitas dan menentukan
arah,tetapi masa ini bertambah sulit oleh adanya kontradiksi dalammasyarakat.
Apalagi remaja senantiasa ingin seiring sejalan dengantrend yang sedang
berkembang dalam masyarakat.
C. Perkembangan pada masa remaja
1. Perkembangan fisik dan seksual
Perubahan-peubahan fisik merupakan gejala primer dalam petumbuhan
masa remaja, berdampak terhadap perubahan-perubahan psikolgis. Pada
mulanya tanda-tanya perubahan fisik pada remaja terjadi dalam konteks
pubertas.
Dalam kontes ini kematangan reproduktif bertumbuh dengan cepat baik
laki-laki atau perempuan yang disebut percepatan pertumbuhan. Pertumbuhan
cepat pada anak perempuan terjadi 2 tahun lebih cepat dari laki-laki.
Umumnya anak perempuan mulai mengalami pertumbuhan pada usia 10,5
tahun sedangkan laki-laki usia 12,5 tahun.
Perubahan Ciri-ciri seks primer pada pertumbuhan perempuan adalah
menstruasi pertama yang didahului oleh sejumlah perubahan lain, seperti
pembesaran payudara, kemunculan rambut di sekitar daerah kelamin,
pembesaran pinggul dan bahu dll. Sedangkang laki-laki mimpi basah pertama
yang dipengaruhi oleh hormon, terutama hormon perangsan. Yang
dipengaruhi oleh kelenjar bawah otak ( pituitary glet ) hormon perangsang
pria ini merangsang testis sehingga testis menghasilkan hormon testosteron
dan endogen spermatozoa. Hal itu akan mempengaruhi pertumbuhan fisik
seperti bertumbuhnya jakun, suara makin besar, mulai timbul rambutpada
wajah; ketiak; dan kemaluan.7
2. Perkembangan Sosial
7Rosley Marliani, M.Si Psikilogi Perkembangan, (Bandung:PustakSetia, 2015),
10. 8
Dengan mulainya masa puber timbullah perubahan pada sikap sisoal,
kemunduran terhadap aktivitas kelompok, dan kecenderungan untuk
menyendiri. Pada masa puber kemajuan dan kecepatan perubahan meningkat,
kearah antisocial.
Karena prilaku antisocial pada masa tersebut. Masa puber kadang-
kadang disebut “fase negative dan veriode ketidak seimbangan” Pada masa
ini pola perkembangan social terganggu. Akan tetapi anak akan berada dalam
keadaan mendatar dalam kelajutan belajar bermasyarakat. Mendatar dalam
kejutan belajar bermasyarakat melahan mereka meluncurkan kebawah dari
titik dimana mereka hamper mendekati tingkat dewasa dan peluncuran ini
seringkali terjadi secara mendalam proses sosialisasi ini hanya merupakan
selingan, yang terasa tidak menyanagkan selama berlangsungnya tetapi
meninggalkan kesan yang sedikit kurang baik.
a. Mulainya Perilaku Antisosial
Perilaku dan sikap antisocial dimulai tidak dapat diramalkan secara
tepat karena mulai tidak dapat diramalkan secara tepat karena ada
perbedaan individual yang sedemikian menonjol pada usia permatangan
seksual. Meskipun demikian umumnya, masa puber dimulai sekitar
setahun lebih awal dikalangan anak perempuan dibandingkan dengan anak
laki-laki. Usia rata-rata dimulainya perubahan pubertas pada anak
perempuan adalah usia 11 tahun, dan pada anak laki-laki 12 tahun oleh
karena itu gejala pertama perilaku antisocial dapat diperkirakan timbul
kurang lebih pada usia ini.
b. Penyebab Perilaku Antisosial
Perilaku antisocial mungkin sampai pada suatu derajat yang sangat
besar, bergantungan pada faktor lingkungan. Karena anak mulai terlihat
lebih seperti orang dewasa tidak dalam hanya ukuran tubuh orang dewasa
tidak dalam hanya dalam ukuran tubuh tetapi juga dalam garis bentuk
tubuh para orang tua dan guru memutuskan bahwa saatnya orang tua dan
guru untuk membuang semua hal yang kekanak-kanakan dan memikul
tanggung jawab kedewasa.
11. 9
c. Perubahan Sikp dan perilaku
Perubahan yang terjadi pada masa puber meskipun kelihatannya
merusak, merupakan bagian yang normal dari pola perkembangan social.
Banyak jenis perilaku antisocial berkurang dan menghilangkan karena
selesainya proses kematangan social, mendorong remaja muda untuk
menyesusikan diri dengan harapan social. Bahkan meskipun mereka telah
menentang teman-teman dan menjauhkan diri dari orang tua, guru dan
orang dewa lainnya selama mereka dalam fase negative perilaku mereka
kemudian sangat mengalami kemajuan sehingga biasanya mereka
dimaafkan
3. Perkembangan Bahasa
a. Ciri Bahasa Remaja
Ragam bahasa remaja memiliki ciri khusus, singkat, lincah dan
kreatif. Kata-kata yang digunakan cenderung pendek, sementara kata yang
agak panjang akan diperpendek melalui proses morfologi atau
menggantinya dengan kata yang lebih pendek seperti ‘permainan diganti
degan mainan, pekerjaan diganti dengan kerjaan.
Kalimat-kalimat yang digunakan kebanyakan berstruktur kalimat
tunggal. Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat
susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga seringkali dijumpai
kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Dengan menggunakan struktur yang
pendek, pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang sering membuat
pendengar yang bukan penutur asli bahasa Indonesia mengalami kesulitan
untuk memahaminya. Kita bisa mendengar bagaimana bahasa remaja ini
dibuat begitu singkat tetapi sangat komunikatif.
b. Peran Bahasa Remaja
Dalam berkomunikasi sehari-hari, terutama dengan sesame
sebayanya, remaja seringkali menggunakan bahasa spesifik yang kita
kenal dengan bahasa “gaul”. Disamping bukan merupakan bahasa yang
baku, kata-kata dan istilah dari bahasa gaul ini terkadang hanya dimengerti
oleh para remaja atau mereka yang kerap menggunakannya.
12. 10
Dengan kondisi seperti ini, wajarlah kiranya jika para siswa
sekolah jauh lebih memilih mengerjakan soal-soal pilihan ganda daripada
esai. Masalahnya jelas : mereka tidak mampu menyampaikan maksudnya
dengan baik ; dengan cukup jernih sehingga bisa dimengerti oleh orang
lain. Kalau cuma sekedar bilang "si A keren", "acara ini bagus",
"desainnya ciamik" dan sebagainya, siapa pun bisa melakukannya. Tapi
tidak ada yang mengerti maksud pembicaraannya sebenarnya. Keren
seperti apa? Mengapa ia dibilang keren? Apa yang membuatnya merasa ia
lebih keren daripada yang lain? Tidak ada secuil pun informasi!
c. Faktor Yang Memengaruhi Penggunaan Bahasa Remaja
Menurut Piaget, remaja memasuki tahap perkembangan kognitif
yang disebut tahap formal operasional. Piaget menyatakan bahwa tahapan
ini merupakan tahap tertinggi perkembangan kognitif manusia. Pada tahap
ini individu mulai mengembangkan kapasitas abstraksinya.
Sejalan dengan perkembangan kognitifnya, perkembangan bahasa
remaja mengalami peningkatan pesat. Kosakata remaja terus mengalami
perkembangan seiring dengan bertambahnya referensi bacaan dengan
topik-topik yang lebih kompleks. Menurut Owen remaja mulai peka
dengan kata-kata yang memiliki makna ganda. Mereka menyukai
penggunaan metaphor, ironi, dan bermain dengan kata-kata untuk
mengekspresikan pendapat mereka. Terkadang mereka menciptakan
ungkapan-ungkapan baru yang sifatnya tidak baku. Bahasa seperti inilah
yang kemudian banyak dikenal dengan istilah bahasa gaul.
Disamping merupakan bagian dari proses perkembangan kognitif,
munculnya penggunaan bahasa gaul juga merupakan ciri dari
perkembangan psikososial remaja. Menurut Erikson remaja memasuki
tahapan psikososial yang disebut sebagai identity versus role confusion.
Hal yang dominant terjadi pada tahapan ini adalah pencarian dan
pembentukan identitas. Remaja ingin diakui sebagai individu unik yang
memiliki identitas sendiri yang terlepas dari dunia anak-anak maupun
dewasa. Penggunaan bahasa gaul ini merupakan bagian dari proses
13. 11
perkembangan mereka sebagai identitas independensi mereka dari dunia
orang dewasa dan anak-anak.
Bahasa remaja atau yang dikenal bahasa gaul, berkembang melalui
tayangan berbagai media, baik cetak maupun elektronik. Media-media
tersebut menyebarkan berbagai program remaja yang kecendrungannya
menggunakan bahasa remaja sebagai pengantarnya.
Di dalam tayangan televis, program yang ditayangkan, seperti
sinetron remaja menggunakan bahasa remaja. Melalui media ini, informasi
mengenai bhasa remaja yang ada di kota Jakarta, dapat menyebar sampai
ke pelosok-pelosok desa. Dengan perkembangan teknologi informasi yang
luas, bahasa remaja tidak hanya terbatas pada kalangan masyarakat
khususnya remaja di daerah perkotaan.
D. Perkembangan Remaja yang Sekolah dan Remaja yang Bekerja
Pada dasarnya remaja merupakan proses peralihan antara masa anak-anak
menuju masa dewasa, masing-masing remaja mempunyai karakter yang berbeda-
beda walaupun kembar sekalipun, hal tersebut bisa diakibatkan karena faktor
bawaan, juga faktor lingkungan. Perbedaan-perbedaan antar remaja atau individu
sangat bervariasi baik dari sikap, emosi, dan lain sebagainya. Selain perbedaan
tersebut, ada lagi perbedaan lain yang kaitannya dengan pendidikan, yaitu ada
remaja yang fokus pada sekolah, bekerja, dan ada pula yang fokus pada kedua-
duanya baik pada sekolah maupun pada pekerjaan, dalam tulisan ini akan dibahas
ketiga-tiganya.
1. Remaja yang fokus pada sekolah
Adalah remaja yang memfokuskan dirinya pada sekolah, artinya remaja ini
ingin mempunyai ilmu pengetahuan yang luas, serta tekun belajar dan
berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan, adapun faktor-faktor yang
mempengaruhinya adalah:
a. Faktor keluarga
Keluarga sangat berperan dalam penentuan konsistensi remaja
yang memfokuskan dirinya pada sekolah, keluarga sebagai pendorong
14. 12
utama dalam pendidikan remaja, keluarga seharusnya memberikan
motivasi-motivasi positif agar remaja benar-benar termotivasi untuk
semangat dalam belajar. Umumnya remaja yang berasal dari keluarga
kelas menengah ke atas mayoritas bersekolah, tetapi walaupun bersekolah
tentunya ada remaja yang fokus dan ada pula yang tidak, remaja yang
berasal dari keluarga kelas kebawahpun juga bisa bersekolah dan fokus
pada pelajaran, dia berusaha mendapatkan antuan atau beasiswa agar
sekolahnya tetap bertahan.
b. Lingkungan sosial masyarakat
Lingkungan juga memberikan pengaruh yang besar, remaja yang
lingkungan sosialnya kebanyakan berpendidikan/bersekolah tentunya
sedikit banyak akan mendorong si remaja untuk ikut dengan
lingkungannya, sebaliknya jika lingkungan kebanyakan bekerja atau tidak
bersekolah tentu juga akan mempengaruhi remaja untuk tidak bersekolah.
c. Pergaulan
Karateristik usia remaja memang sangat labil, oleh karena itu orang
tua harus benar-benar memperhatikan pergaulan sehari-hari remaja, jangan
sampai terjerumus dalam pergaulan yang salah karena pergaulan juga
menentukan sikap remaja, remaja yang sering bergaul dengan remja
terdidik lainnya tentu akan terfokus dengan sekolahnya karena
pergaulannya mendukung, demikian sebaliknya apabila pergaulannya
dengan remja yang brandal, kriminaldan lain sebagainya tentu akan
memberikan pengaruh buruk.
d. Faktor intelektual
Tipe remaja yang fokus pada sekolah umumnya adalah remaja yang
kemampuan intelektualnya tinggi, tapi tidak menutup kemungkinan remaja
yang intelektualnya rendah tidak fokus pada sekolah. Kedua-duanya
merupakan faktor yang bisa mempengaruhinya. anak bodoh juga ada fokus
15. 13
pada sekolah, umumnya remaja yang seperti ini berusaha keras untuk
belajar agar keinginannya tercapai.
2. Remaja yang fokus pada bekerja
Adalah remaja yang memfokuskan dirinya pada bidang pekerjaan, hal ini
dipengaruhi oleh:
a. Keluarga
Umumnya remaja yang bekerja dan tidak bersekolah adalah remaja
yang kondisi ekonomi orang tuanya dibawah rata-rata, kondisi ekonomi
keluarga memaksakan remaja bekerja untuk membantu perekonomian
keluarga dan juga mungkin karena kemauan atau keinginan remaja sendiri
untuk membantu meringankan beban orang tua. Selain itu ada kalanya
kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anak sehingga anak
diharuskan untuk bekerja walaupun kondisi ekonomi kelurganya di atas
rata-rata.
b. Lingkungan sosial dan pergaulan remaja
Lingkungan sosial dan pergaulan remaja memberikan pengaruh yang
sangat besar terhadap remaja, lingkungan dan pergaulan yang kebanyakan
atau mayoritas bekerja tentu lama kelamaan akan memepengaruhinremaja
untuk ikut dalam dunia kerja.
c. Rendahnya keinginan untuk belajar
Remaja yang keiginan belajarnya rendah pasti akan memutuskan
untuk tidak bersekolah dan memilih untuk bekerja atau yang lainnya. Jadi
dapat dik
d. Rendahnya keinginan untuk belajar
Remaja yang keiginan belajarnya rendah pasti akan memutuskan
untuk tidak bersekolah dan memilih untuk bekerja atau yang lainnya. Jadi
dapat dikatakan bahwa rendahnya keinginan untuk belajar adalah
intelegensi yang rendah pada remaja sehingga muncul anggapan bahwa
lebih baik bekerja daripada sekolah dan tidak bisa pelajaran-pelajaran yang
16. 14
telah diajarkan di sekolah. Atau dapatdisebut lebih mementingkan fisik
daripada kecerdasan otak.
e. Adanya pandangan bahwa bekerja lebih baik daripada sekolah
Sebagian remaja berpendapat bahwa bekerja lebih baik dan lebih
menguntungkan daripada bersekolah, mereka beranggapan bahwa dengan
bekerja akan mendapatkan uang sedangkan jika bersekolah maka akan
menghabiskan banyak uang. Pemikiran yang demikian merupakan
pemikiran yang salah dan harus dihindari oleh remaja.
3. Remaja Yang Fokus Pada Sekolah Dan Pekerjaan
Adalah remaja yang memfokuskan dirinya pada sekolah dan pekerjaan,
sebagian wktu digunakan untuk belajar di sekolah dan sebagian waktu
digunakan untuk bekerja. Tipe remaja yang seperti ini disebut sebagai remaja
yang mandiri karena dia benar-benar pandai dalam mengatur waktu.
Kemungkinan besar faktor yang mempengaruhinya adalah:
a. Keterbatasan ekonomi keluarga
Tipe yang seperti ini umumnya adalah remaa yang berasal dari
keluarga yang ekonominya menengah ke bawah, jadi remaja ini berusaha
bekerja untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya, remaja ini sangat pandai
mengatur waktu antara waktu sekolah, waktu belajar, dan waktu bekerja.
Walaupun dengan keterbatasan ekonomi keluarga remaja ini tetap bisa
bersekolah dengan cara bekerja.
b. Intelegensi dan katerampilan/kecakapan
Intelegensi dan keterampilan atau kecakapan merupakan faktor yang
menentukan pada tipe remaja ini, tipe remaja ini mempunyai
keseimbangan antara kecerdasan dan keterampilan bekerja yang baik. Jadi
dia dapat menyeimbangkan antara kecerdasan di sekolahan dengan
keterampilan untuk bekerja.
17. 15
c. Adanya keinginan untuk mandiri
Remaja ini tidak menginginkan ketergantungan pada orang tuanya,
dia berusaha bekerja mandiri untuk mencukupi kebutuhan sekolahnya,
walaupun yang berasal dari keluarga yang kaya sekalipun adakalanya juga
yang bekerja untuk mandiri dan tetap bersekolah.
d. Sekedar mencari pengalaman
Selain mendapat pengalaman dari sekolah, remaja tipe ini juga
berkeinginan mencari pengalaman dari luar sekolah yaitu dari bekerja.
Dengan sekolah dan bekerja selain dapat meringankan beban orang tua
juga untuk mencari pengalaman yang sebanyak-banyaknya, jadi
pengalamannya bertambah luas.
E. Kedewasaan, Keadaan mondig dan Emansipasi Remaja
Kedewasaan memiliki dua pengertian. Pertama, dewasa secara usia, dan
kedua, dewasa secara mental. Dewasa secara usia itu sifatnya pasti, tetapi dewasa
secara mental itu pilihan dan proses. Maksudnya, belum tentu orang yang dewasa
secara usia itu akan secara otomatis membuatnya menjadi orang yang dewasa
secara mental.
Secara usia, seseorang digolongkan dewasa setelah melewati masa remaja,
kira-kira akhir usia belasan atau dimulai dari 20 tahun. Kalau memakai ukuran
akademik, usia dewasa itu dimulai paska SMA. Ada dewasa junior, yang dimulai
dari 20-35 tahun-an, dan ada dewasa senior, 35-50 tahun-an. Setelah itu, usia
seseorang masuk dalam kategori manula.Lantas, bagaimana dengan dewasa secara
mental? Usia memang ikut andil dalam menentukan kedewasaan, tetapi bukan
satu-satunya faktor. Justru yang paling menentukan di sini adalah bagaimana
proses pembelajaran itu berlangsung di dalam diri seseorang. Pembelajaran di sini
maksudnya bagaimana seseorang mengubah dirinya ke arah yang selalu lebih
baik, berdasarkan pengetahuan, pengalaman, atau keahliannya.
Kedewasaan Tidak Diukur dari Faktor Usia. Dewasa itu tingkat
kematangan seseorang untuk berfikir lembut dan bijak apapun kapasitas dan
18. 16
pengetahuan yang dimilikinya dalam menerima masukan, merespek masukan,
mengatasi perbedaan, pengendalian diri saat kita mulai berfikir bagaimana tingkah
laku dan pemikiran itu bersifat positif ataupun bijak dalam menanggapi sebuah
masalah, baik masalah yang datang dari diri kita maupun dari luar diri kita.
Ketika seseorang sudah menginjak usia (17 tahun) biasanya sudah disebut
dewasa, tapi kenyataannya tidak jarang orang-orang yang telah memasuki usia itu
masih berfikiran sempit layaknya anak-anak atau remaja yang masih suka disuap.
Dewasa dalam artian yaitu mencapai usia akil baligh, bukan anak-anak atau
remaja lagi. Perkembangan manusia berawal dari bayi, anak-anak dan mulai
menuju remaja dan dewasa. kedewasaan itu tidak bisa kita prediksi, apakah dia
sudah dewasa ataupun belum, karena kedewasaan bukan dilihat dari usia,
melainkan dilihat dari sikap, tindakan maupun tingkah laku seseorang. Apakah
kedewasaan itu harus menunggu waktu dewasa, baru kita lebih bersikap dewasa,
dan apakah orang pintar itu harus menunggu waktu dewasa baru dia akan lebih
pintar. Tapi semua itu tidak bisa kita mampu mengatakan bahwa seseorang itu
sudah dewasa atau belum.
F. Hubungan remaja dan masyarakat
Seyogyanya remaja masa kini yang dunianya sudah marak gadget keren
dan canggih, harus lebih kritis dan juga kreatif dalam perbuatan dan tindakan
positif. Contoh bagaimana remaja melakukan gotong royong dilingkungan rumah
dan sekitarnya. Sikap dan cara remaja menghadapi era globalisasi menurut
psikologi yang dapat dilakukan.
Nah, selain itu masih ada contoh peran remaja dalam masyarakat lainnya
yang dapat dilakukan. Berikut ini akan kita bahas tindakan apa saja yang bisa
dilakukan seorang remaja dalam mengisi waktunya selain bermain gadget di
rumah :
1. Ikut Dalam Anggota Karang Taruna
Salah satu contoh peran remaja dalam masyarakat dapat dilakukan dengan
cara ikut berpartisipasi dalam anggota karang taruna dilingkungan
rumah.Banyak manfaat menjadi anggota karang taruna, kegiatan untuk
19. 17
manfaat masyarakat dan juga dapat menjadi peserta dalam tingkat daerah jika
memiliki prestasi yang baik dan berhasil.Karang taruna merupakan lembaga
dan ajang untuk remaja saling bertukar pikiran, bergaul dan juga menyapa satu
dengan yang lainnya. Organisasi yang ada sudah lama ini memang khusus
untuk remaja yang aktif dan jga kreatif. Contoh lain peran remaja dalam
mengisi kemerdekaan.
2. Ikut Dalam Kegiatan Agama
Tentu dalam kehidupan bermasyarakat tentu ada ragam perbedaan agama
dan keyakinan diantaranya. Sebagai remaja yang aktif dan mandiri, sebaiknya
tidak berdiam diri melainkan ikut aktif menjadi dewan remaja agama. Contoh
dalam kegiatan agama banyak sekali yang bisa dilakukan, pengajian, bakti
sosial, santunan anak yatim, relawan gereja, anggota kebersihan kuil dan lain
sebagainya. Hal ini sangat baik dan juga bernilai sosial tinggi baik dimata
masyarakat juga dimata Tuhan. Peran agama dan manfaat psikologi agama
dalam kehidupan sehari hari.
3. Ikut Serta Dalam Gotong Royong
Sikap remaja yang handal dan juga kreatif yaitu mampu menjadi remaja
yang memiliki peran aktif dalam lingkungan.Contoh peran remaja dalam
masyarakat seperti mengikuti kegiatan gotong royong seperti pembersihan
sampah, membersihkan jalanan lingkungan, penggagas penghijauan dan masih
banyak lagi.Kegiatan ini tidak hanya sehat tetapi menjadi ajang
bersilahturahmi dan juga menciptakan kehidupan dilingkungan menjadi aman
dan bersih. Bentengi diri remaja kita dengan cara remaja menghindari narkoba
dan obat – obatan lain.
4. Berpartisipasi Menjadi Panitia Hari Raya Kemerdekaan
Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia, sepantasnya
sebagai remaja kita memiliki peran aktif dalam kegiatan ini.Salah satu yang
bisa dilakukan adalah menjadi panitia lomba, anggota upacara bendera, atau
sebagai panitia dekorasi panggung kesenian.Contoh tersebut menjadi cermin
bahwa remaja memiliki jiwa nasionalis yang tinggi terhadap bangsa dan juga
20. 18
masyarakat sekitar. Berikut cara menghadapi anak remaja yang malas dan
kurang semangat.
5. Peduli Lingkungan Dengan Menjadi Penggiat Kebersihan
Satu lagi contoh peran remaja dalam masyarakat yang bisa kita ikuti yaitu
menjadi salah satu penggiat dalam kebersihan, penghijauan dan juga
kesehatan di lingkungan sekitar.Dengan memberikan contoh dan teladan
seperti membuang sampah pada tempatnya, melakukan penghijauan, membuat
pupuk dari sisa sampah, mengolah sampah menjadi barang kaya manfaat dan
sebagainya.Hal ini tentu akan sangat membanggakan karena rasa peduli dan
tanggung jawab terhadap alam dan lingkungan sekitarnya. Tips dan cara
memotivasi anak remaja agar menjadi lebih baik.
6. Membantu Memberikan Ide dan Aspirasi Kepada Masyarakat
Tidak hanya orangtua saja yang boleh dan dapat memberikan ide serta
aspirasinya untuk membangun lingkungan, namun peran remaja dan pemuda
juga sangat diharapkan.Banyak remaja dan pemuda sekolah tinggi dan
akhirnya berlabuh untuk membesarkan kampung halaman sendiri. Banyak
cara dan juga ide untuk menjadikan lingkungan menjadi keren, terdepan dan
menjadi lingkungan bermanfaat. Berikut konsep psikologi perkembangan
remaja akhir yang dapat dilakukan.Contoh peran remaja dalam masyarakat
diatas hanya sebagian kecil yang dapat dilakukan oleh siapapun dan
dimanapun. Semua itu kembali kepada tekad dan juga mimpi remaja yang siap
untuk memimpin masyarakat ke arahyang lebih baik. Perlu diperhatikan
bagaimana cara menghilangkan mental negatif dikalangan remaja.Tidak
melulu membangun masyarakat menjadi tanggungjawab orangtua, pemerintah
dan aparat desa. Tapi juga menjadi peran remaja yang memiliki semangat dan
motivasi kuat sangat berperan penting. Semoga penjelasan contoh peran
remaja dalam masyarakat bermanfaat.
G. Perkembangan Moralitas, Sikap Pendirian, Dan Pandangan Hidup
1. Perkembangan Moralitas
21. 19
Berikut ini akan dibahas mengenai pengertian moral, karakteristik dan
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral remaja.
a. Pengertian Moral
Moral merupakan ajaran tentang baik buruk suatu perbuatan dan
kelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya (Purwadarminto, 1950:957).
Dalam moral diatur segala perbuatan yang dinilai tidak baik dan perlu
dihindari. Moral berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
membedakan antara perbuatan yang benar dan yang salah. Dengan
demikian, moral juga mendasari dan mengendalikan seseorang dalam
bersikap dan bertingkah laku.
Karakteristik Perkembangan Moral RemajaSalah satu tugas
perkembangan yang harus dilakukan remaja adalah mempelajari apa yang
diharapkan oleh kelompok dari masyarakatnya. Remaja diharapkan
mengganti konsep-konsep moral yang berlaku umum dan
merumuskannya ke dalam kode moral yang akan berfungsi sebagai
pedoman perilakunnya. Micheal mengemukakan empat perubahan dasar
dalam moral yang harus dilakukan oleh remaja, yaitu sebagai berikut:
1) Pandangan moral individu makin lama menjadi lebih abstrak.
2) Keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada
apa yang salah.
3) Penilaian moral yang semakin kognitif mendorong remaja untuk berani
mengambil keputusan terhadap berbagai masalah moral yang
dihadapinya.
4) Penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal dalam arti
bahwa penilaian moral menimbulkan ketegangan emosi.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral
Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral
remaja antara lain :
1) Lingkungan keluarga
Pada tahap ini pembentukan moral anak dipengaruhi oleh peran
orang tua.Anak yang tidak memiliki hubungan yang harmoni sdengan
22. 20
orang tuanya pada masa kecil cenderung untuk melakukan perbuatan
yang melanggar norma sosial.
2) Lingkungan social
Masyarakat memiliki peran penting dalam pembentukan
moral. Tingkah laku yang
terkendali disebabkan oleh adanya control dari masyarakat itu sendiri
yang mempunyai sanksi-sanksi sendiri untuk pelanggar norma sosial.
2. Perkembangan Sikap Pendirian
Dalam pengertian umum, sikap adalah rasa senang atau tidak senang
terhadap obyek, baik berupa oaring, binatang atau benda. Perilaku
menunjukkan tindakan seseorang dalam situasi tertentu. Sikap merupakan
suatu konsep yang mampu menjembatani keadaan psikologis seseorang
dengan sasaran prestasinya sebagai salah satu dari konsep kawasan afektif,
sikap juga bersikap abstrak dan tidak jelas karena ada didalam budi nurani
seseorang manusia. Sikap adalah suatu keadaan psikologi yang dapat
menimbulkan tingkah laku tertentu dalam situasi yang tertentu pula
dimungkinkannya kondisi psikologis dalam diri seseorang karena sikap telah
internalisasi dalam sistem nilai yang dianutnya untuk selanjutnya menjalani
menjadi tingkah laku.
Fishbein mendefenisikan sikap adalah predisposisi emosional yang
dipelajari untuk merespon secara konsisten terhadap suatu objek. Sikap
merupakan variabel laten yang mendasari, mengarahkan dan mempengaruhi
perilaku. Sikap tidak identik dengan respons dalam bentuk perilaku, tidak
dapat diamati secara langsung tetapi dapat disimpulkan dari konsistensi
perilaku yang dapat diamati. Secara operasional, sikap dapat diekspresikan
dalam bentuk kata-kata atau tindakan yang merupakan respons reaksi dari
sikapnya terhadap objek, baik berupa orang, peristiwa, atau situasi.
Menurut Chaplin dalam Dictionary of Psychology menyamakan sikap
dengan pendirian. Chaptin menegaskan bahwa sumber dari sikap tersebut
bersifat kultural, familiar, dan personal. Artinya, kita cenderung beranggapan
23. 21
bahwa sikap-sikap itu akan berlaku dalam suatu kebudayaan tertentu, selaku
tempat individu dibesarkan. Jadi, ada semacam sikap kolektif (collective
attitude) yang menjadi stereotipe sikap kelompok budaya masyarakat tertentu.
Sebagian besar dari sikap itu berlangsung dari generasi ke generasi di dalam
struktur keluarga. Akan tetapi, beberapa darin tingkah laku individu juga
berkembang selaku orang dewasa berdasarkan pengalaman individu itu
sendiri. Para ahli psikologi sosial bahkan percaya bahwa sumber-sumber
penting dari sikap individu adalah propaganda dan sugesti dari penguasa-
penguasa, lembaga pendidikan, dan lembaga-lembaga lainnya yang secara
sengaja diprogram untuk mempengaruhi sikap dan perilaku individu.
3. Pandangan hidup
Di kehidupan Remaja masa sekarang sudah banyak perbedaan dengan
kehidupan remaja 5 tahun yang lalu. Dulu kehidupan seorang remaja, Adalah
belajar dan tidak tergantung dengan gadget, Semasa dulu saya tidak pernah
liat anak SMP bergaya membawa sebuah gadget kemana pun kecuali
Handpohone. Dulu dimana tidak ada yang namanya tempat nongkrong di
suatu supermarket, ya anda tahulah tak usah disebutkan. Dulu juga tidak ada
anak smp laki-laki maupun perempuan mengenal "rokok" . Tetapi masa
sekarang tahun 2012, kemajuan teknologi serta public place tepatnya disekitar
jakarta, telah mempengaruhi remaja masa kini. . Saya sering melihat remaja
SMP laki-laki maupun perempuan tidak ada , atau tidak punya rasa malu
menghisap rokok di tempat umum sambil kumpul-kumpul bertawa ria.
Perkembangan Zaman telah merubah segalanya sehingga budi pekerti
seharusnya lebih diperketat dalam pendidikan moral dan akhlak.Cara
menjadikan suatu pandangan hidup berguna. Setiap manusia memiliki
pandangan hidup yang berbeda. Bagaimanapun bentuk suatu pandangan
hidup itu tergantung pada diri kita sendiri.
Pandangan hidup sebagai sarana untuk mencapai tujuan dan cita-cita
dengan baik. Cara menjadikan pandangan hidupi itu berguna adalah :
a. Mengenal : Kita harus tahu kriteria ,sifat, dan sikap kita seperti apa untuk
mewujudkan suatu keinginan terbaik
24. 22
b. Mengerti : Kita harus sadar dan mengerti perbedaan buruk dan baik dalam
bersosialisi.
c. Mendalami : Mendalami sebuah keputusan dalam memilih dan mengerti
suatu pandangan hidup sangat berguna untuk melanjutkan pandangan
hidup yang sekarang dijalani.
Dari Tulisan diatas. Saya dapat menyimpulkan bahwa suatu pandangan
hidup itu adalah dimiliki oleh semua manusia didunia, dan suatu pandangan
hidup dapat terjadi apabila manusia itu juga dapat menyesuaikan
kehidupannya yang mereka inginkan, dan terjadi adalah pandangan hidup
setiap manusia sangat berbeda-beda. Budi pekerti juga sangat berguna untuk
mewujudkan ahlak moral generasi muda untuk menjadi lebih baik dari pada
masa sekrang yang saya lihat. cukup ironis.
H. Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja 8
Salah satu periode dalam rentang kehidupan ialah (fase) remaja. Masa ini
merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu,
dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa
dewasa yang sehat. Untuk dapat melakukan sosialisasi dengan baik, remaja harus
menjalankan tugas-tugas perkembangan pada usinya dengan baik. Apabila tugas
pekembangan sosial ini dapat dilakukan dengan baik, remaja tidak akan
mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya serta akan membawa
kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas perkembangan untuk fase-
fase berikutnya. Sebaliknya, manakala remaja gagal menjalankan tugas-tugas
perkembangannya akan membawa akibat negatif dalam kehidupan sosial fase-fase
berikutnya, menyebabkan ketidakbahagiaan pada remaja yang bersangkutan,
menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan
tugas-tugas perkembangan berikutnya.
8Khamim Zarkasih Putro, “Memahami Ciri dan Tugas Masa Remaja” , aplikasia: jurnal
aplikasi ilmu-ilmu agama. Volume 17. Nomor 1, 2017 hal : 25-32
25. 23
William Kay, sebagaimana dikutip Yudrik Jahja14 mengemukakan tugas-
tugas perkembangan masa remaja sebagai berikut:
1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
2. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang
mempunyai otoritas.
3. Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan bergaul dengan
teman sebaya, baik secara individual maupun kelompok.
4. Menemukan manusia model yang dijadikan identitas pribadinya.
5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya
sendiri.
26. 24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak
berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Pada anak
perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan
progesterone dan hormon pada laki-laki adalah luteinizing hormone yang juga
dinamakan interstitian-cell stimulating hormone merangsang pertumbuhan
testosterone.
1. Ciri-ciri masa remaja : Periode tumpang tindih dan Periode yang singkat.
Masa puber yang relatif singkat dalam rentang kehidupan dapat di bagi
menjadi 3 tahap berikut : Tahap pra-puber,Tahap puber dan Tahap Adolesensi
(pasca puber)
2. Perkembangan Bahasa Ciri Bahasa Remaja
Ragam bahasa remaja memiliki ciri khusus, singkat, lincah dan kreatif.
Kata-kata yang digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak
panjang akan diperpendek melalui proses morfologi atau menggantinya dengan
kata yang lebih pendek seperti ‘permainan diganti degan mainan, pekerjaan
diganti dengan kerjaan.
3. Remaja yang fokus pada sekolah
Adalah remaja yang memfokuskan dirinya pada sekolah, artinya remaja ini
ingin mempunyai ilmu pengetahuan yang luas, serta tekun belajar dan
berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan,
adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah:
Faktor keluarga, Lingkungan sosial masyarakat, Pergaulan, Faktor intelektual
4. Remaja yang fokus pada bekerja
Adalah remaja yang memfokuskan dirinya pada bidang pekerjaan, hal ini
dipengaruhi oleh: Keluarga, Lingkungan sosial dan pergaulan remaja,
Rendahnya keinginan untuk belajar, Rendahnya keinginan untuk belajar.
6. Remaja Yang Fokus Pada Sekolah Dan Pekerjaan adalah Keterbatasan
27. 25
7. Kedewasaan, Keadaan mondig dan Emansipasi Remaja.
Kedewasaan memiliki dua pengertian. Pertama, dewasa secara usia, dan
kedua, dewasa secara mental. Dewasa secara usia itu sifatnya pasti, tetapi
dewasa secara mental itu pilihan dan proses. Maksudnya, belum tentu orang
yang dewasa secara usia itu akan secara otomatis membuatnya menjadi orang
yang dewasa secara mental.
8. Hubungan remaja dan masyarakat
Seyogyanya remaja masa kini yang dunianya sudah marak gadget keren
dan canggih, harus lebih kritis dan juga kreatif dalam perbuatan dan tindakan
positif. Contoh bagaimana remaja melakukan gotong royong dilingkungan
rumah dan sekitarnya. Sikap dan cara remaja menghadapi era globalisasi
menurut psikologi yang dapat dilakukan.
9. Perkembangan Moralitas, Sikap Pendirian, Dan Pandangan Hidup
Perkembangan Moralitas
Moral merupakan ajaran tentang baik buruk suatu perbuatan dan kelakuan,
akhlak, kewajiban, dan sebagainya (Purwadarminto, 1950:957). Dalam moral
diatur segala perbuatan yang dinilai tidak baik dan perlu dihindari. Moral
berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk membedakan antara perbuatan
yang benar dan yang salah. Dengan demikian, moral juga mendasari dan
mengendalikan seseorang dalam bersikap dan bertingkah laku.
10.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral
Lingkungan keluarga
Pada tahap ini pembentukan moral anak dipengaruhi oleh peran orang tua.
Anak yang tidak memiliki hubungan yang harmoni sdengan orang
tuanya pada masa kecil cenderung untuk melakukan perbuatan yang
melanggar norma sosial.
Lingkungan social
Masyarakat memiliki peran penting dalam pembentukan moral. Tingkah laku
yang terkendali disebabkan oleh adanya control dari masyarakat itu sendiri
yang mempunyai sanksi-sanksi sendiri untuk pelanggar norma sosial.
11. Perkembangan Sikap Pendirian
28. 26
Dalam pengertian umum, sikap adalah rasa senang atau tidak senang
terhadap obyek, baik berupa oaring, binatang atau benda. Perilaku
menunjukkan tindakan seseorang dalam situasi tertentu. Sikap merupakan
suatu konsep yang mampu menjembatani keadaan psikologis seseorang
dengan sasaran prestasinya sebagai salah satu dari konsep kawasan afektif,
Pandangan hidup
Di kehidupan Remaja masa sekarang sudah banyak perbedaan dengan
kehidupan remaja 5 tahun yang lalu. Dulu kehidupan seorang remaja, Adalah
belajar dan tidak tergantung dengan gadget, Semasa dulu saya tidak pernah
liat anak SMP bergaya membawa sebuah gadget kemana pun kecuali
Handpohone.
Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja William Kay, sebagaimana dikutip
Yudrik Jahja14 mengemukakan tugas-tugas perkembangan masa remaja
sebagai berikut:
1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
2. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang
mempunyai otoritas.
3. Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan bergaul
dengan teman sebaya, baik secara individual maupun kelompok.
4. Menemukan manusia model yang dijadikan identitas pribadinya.
5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya sendiri.
B. Kritik dan Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan.Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan makalah diatas dan jika ada kesalahan maka kami butuh kririk
untuk menjadikan makalah ini lebih bail lagi
29. 27
DAFTAR PUSTAKA
Marliani Rosleny, Psikologi Perkembangan, Bandung: Pustaka Setia, 2015.
Ulfah Maria, Peran Presepsi Keharmonisan Keluarga dan Konsep Diri terhadap
Kecenderugan Kenakalan Remaja, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 2007.
Dalyono. M, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1997.
Marliani Rosleny, Psikilogi Perkembangan, Bandung: Pustaka Setia,2015.
Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan,Jakarta:Rajawali,1984.