SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
RESUME EKONOMI INTERNASIONAL
DOSEN:
ADE FAUJI, SE, MM
OLEH:
MONTIZA RIZKI PUTRI
11150986
6K
MANAJEMEN KEUANGAN DAN PERBANKAN
RUANGAN C.1.3
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN
2018
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB IX VALUTA ASING: SISTEM KURS VALUTA ASING,
ISTILAH−ISTILAH DALAM KURS VALUTA ASING .............................. 1
9.1 Pengertian Valuta Asing.............................................................................. 2
9.2 Fungsi Valuta Asing.................................................................................... 2
9.3 Jenis Kurs Valuta Asing.............................................................................. 3
9.4 Sistem Kurs Valuta Asing........................................................................... 3
9.5 Dalam Penggunaan Kurs Valuta Asing....................................................... 7
9.6 Istilah–Istilah Dalam Kurs Valuta Asing .................................................... 7
BAB X TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL (MNC):
SIFAT PERUSAHAAN MULTINASIONAL, FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL .. 10
10.1 Perusahaan Multinasional ........................................................................ 10
10.2 Sifat–Sifat Perusahaan Multinasional (MNC).......................................... 10
10.3 Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi MNC.............................................. 11
10.4 Faktor Non Ekonomi................................................................................ 12
BAB XI TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL (MNC):
KEKUATAN GLOBAL, EFEK GLOBAL ..................................................... 13
11.1 Kekuatan Bersaing MNC ......................................................................... 13
11.2 Efek Global MNC .................................................................................... 14
11.3 Manfaat MNC Bagi Negara Induk dan Negara Penerima........................ 14
11.4 Konflik Yang Muncul Di Negara Induk .................................................. 15
11.5 Kerugian Bagi Negara Penerima.............................................................. 16
11.6 Pengaturan MNC Oleh Negara Penerima ................................................ 17
BAB XII NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL,
MASALAH−MASALAH TRANSAKSI EKONOMI INTERNASIONAL,
POS−POS DALAM NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL.......... 18
12.1 Pengertian Neraca Pembayaran Internasional.......................................... 18
12.2 Masalah−Masalah Transaksi Ekonomi Internasional .............................. 20
iii
12.3 Pos−Pos Neraca Pembayaran................................................................... 25
BAB XIII NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL, MEKANISME
PEMBUKUAN, KLASIFIKASI POS−POS DALAM NERACA
PEMBAYARAN.............................................................................................. 30
13.1 Mekanisme Pembukuan Neraca Pembayaran.......................................... 30
13.2 Klasifikasi Pos−Pos Dalam Neraca Pembayaran..................................... 30
BAB XIV CARA−CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI INTERNASIONAL,
CASH, OPEN ACCOUNT, COMMERCIAL BILLS OF EXCHANGE,
LETTERS OF CREDIT, PRIVATE COMPENSATION.................................... 33
14.1 Definisi Pembayaran Internasional .......................................................... 33
14.2 Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Pembayaran Internasional ....... 33
14.3 Cara−Cara Pembayaran Transaksi Internasional ..................................... 34
1
BAB IX
VALUTA ASING: SISTEM KURS VALUTA ASING, ISTILAH−ISTILAH
DALAM KURS VALUTA ASING
9.1 Pengertian Valuta Asing
Valuta asing atau valas merupakan alat pembayaran yang digunakan dalam
transaksi perdagangan internasional. Adapun wujud dari valuta asing berupa mata
uang asing. Tidak setiap mata uang asing dapat dipakai langsung untuk membayar
transaksi perdagangan internasional, tetapi harus ditukarkan terlebih dahulu
dengan mata uang yang berlaku secara internasional.
Mata uang yang sering digunakan dan berlaku sebagai alat pembayaran dalam
transaksi kauangan dan perdagangan internasional disebut hard currency, yaitu
mata uang yang nilainya kuat dan relatif stabil serta mengalami apresiasi atau
kenaikan nilai terhadap mata uang lain. Contoh dari hard currency adalah mata
uang−mata uang dari negara−negara maju seperti dollar Amerika, yen Jepang dan
euro.
Sedangkan mata uang yang nilainya lemah dan relatif kurang stabil nilainya
serta jarang digunakan sebagai alat pembayaran dalam transaksi perdagangan
internasional disebut soft currency. Mata uang yang termasuk soft currency ini
sering megalami depresiasi atau penurunan nilai mata uang terhadap mata uang
lain. Contoh mata uang yang soft currency adalah mata uang dari negara negara
berkembang seperti rupiah Indonesia, kyat Myanmar, kina Papua Nugini, dong
Vietnam, peso Filipina dan bath Thailand.
Bagi para importir Indonesia yang mau membayar impor barang dari luar
negeri harus menukar mata uang rupiah terlebih dahulu di bursa valuta asing atau
Money Changer dengan mata uang yang hard currency seperti dollar Amerika
sesuai dengan nilai kurs yang berlaku.
Pengertian Kurs valuta asing secara umum bisa diartikan sebagai harga suatu
mata uang asing jika dipertukarkan dengan mata uang lain (mata uang dalam
negeri/mata uang negara lainnya).
2
Contoh kurs valuta asing, misalkan saja saat ini kurs rupiah terhadap dollar
adalah sebesar Rp 12.500. Ini berarti anda perlu menukarkan rupiah sebesar Rp
12.500 untuk mendapatkan 1 USD.
Penurunan kurs rupiah, misalnya dari Rp 12.000/USD menjadi Rp
12.500/USD, berarti dollar menjadi lebih mahal dalam rupiah. Dengan kata lain,
dollar mengalami apresiasi terhadap rupiah, atau rupiah mengalami depresiasi
terhadap dollar. Sebaliknya, kenaikan kurs rupiah menunjukan bahwa dollar
mengalami depresiasi terhadap rupiah.
9.2 Fungsi Valuta Asing
Jika dikaji dari pengertian valuta asing di atas, maka fungsi valuta asing
adalah sebagai alat pembayaran dalam perdagangan internasional. Jika kita rinci
secara lebih mendalam maka valuta asing setidaknya memiliki 4 fungsi berikut
ini:
1) Alat Tukar Internasional
Fungsi valuta asing yang pertama adalah sebagai alat tukar internasional.
Seperti yang kita ketahui bersama, uang merupakan alat tukar yang digunakan
untuk melakukan pertukaran barang.
2) Alat Pengendali Kurs
Fungsi valuta asing yang kedua adalah sebagai alat pengendali kurs. Kurs
mata uang suatu negara sering kali mengalami pergolakan. Dengan
pengelolaan tingkat penggunaan sesuatu valuta asing asing tertentu, sebuah
negara dapat mengendalikan nilai tukar mata uang mereka dengan lebih
mudah.
3) Alat Pembayaran Internasional
Seperti yang telah dijelaskan di atas, valuta asing memiliki peranan yang
besar dalam perdagangan internasional yaitu sebagai alat pembayaran yang
sah dan diakui oleh kedua belah pihak.
4) Alat untuk Memperlancar Perdagangan Internasional
3
Dengan menggunakan valuta asing, setiap negara yang ada di seluruh penjuru
dunia dapat dengan mudah melakukan aktivitas jual beli tanpa harus
terkendala masalah penggunaan mata uang.
9.3 Jenis Kurs Valuta Asing
Ada dua macam kurs yang perlu kita pahami:
 Kurs jual, adalah harga yang diberikan oleh bank kepada kita untuk
membeli mata uang asing.
 Kurs beli, adalah harga yang diberikan oleh bank saat kita menukarkan
mata uang asing.
9.4 Sistem Kurs Valuta Asing
Sifat kurs valuta asing sangat tergantung dari sifat pasar. Apabila transaksi
jual beli valuta asing dapat dilakukan secara bebas di pasar, maka kurs valuta
asing akan berubah–ubah sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran.
Apabila pemerintah menjalankan kebijaksanaan stabilisasi kurs, tetapi tidak
dengan mempengaruhi transaksi swasta, maka kurs ini hanya akan berubah–ubah
di dalam batas yang kecil, meskipun batas–batas ini dapat diubah dari waktu ke
waktu. Pemerintah dapat juga menguasai sepenuhnya transaksi valuta asing.
Dalam hal ini kurs tidak lagi dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran. Sistem
ini disebut exchange control. Di dalam sistem moneter standar emas kurs valuta
asing relatif tetap atau hanya berubah–ubah dalam batas–batas yang di tentukan
4
oleh ongkos angkut emas. Adapun sistem kurs valuta asing adalah sebagai
berikut:
1. Sistem kurs yang berubah–ubah
Di dalam pasar bebas perubahan kurs tergantung pada beberapa faktor yang
mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing. Bahwa permintaan valuta
asing diperlukan guna melakukan transaksi pembayaran ke luar negeri (impor).
Permintaan valuta asing diturunkan dari transaksi debit dalam neraca pembayaran
internasional. Sedangkan penawaran valuta asing berasal dari eksportir, yakni
berasal dari transaksi kredit neraca pembayaran internasional. Suatu mata uang
dikatakan “kuat” apabila transaksi autonomous kredit lebih besar dari transaksi
autonomous debit, sebaliknya dikatakan “lemah” apabila neraca pembayarannya
mengalami defisit. Selanjutnya, transaksi autonomous debit dan kredit
dipengaruhi oleh faktor–faktor yang berasal dari dalam maupun luar negeri,
termasuk harga, pendapatan dan tingkat bunga. Segala sesuatu yang
mempengaruhi ketiga faktor ini, baik dari dalam maupun luar negeri, akan
mempengaruhi permintaan dan penawaran yang pada gilirannya akan
mempengaruhi kurs valuta asing.
Makin tinggi tingkat pertumbuhan pendapatan, makin besar kemungkinan untuk
impor yang berarti makin besar pula permintaan akan valuta asing. Kurs valuta
asing cenderung naik dan harga mata uang sendiri akan turun. Demikian juga
inflasi, akan menyebabkan impor naik dan ekspor turun yang akan mengakibatkan
kurs valuta asing naik. Kenaikan tingkat bunga dalam negeri cenderung menarik
modal masuk dari luar negeri. Kurs valuta asing akan turun dan nilai mata uang
sendiri naik relatif terhadap valuta asing. Bahwa semua kegiatan ekonomi dan
kebijakan pemerintah yang mempengaruhi pendapatan, harga serta tingkat bunga
secara tidak langsung akan mempengaruhi kurs.
Kebijaksanaan pemerintah akan menaikkan pendapatan dan harga. Kenaikan
pendapatan dan harga ini akan menyebabkan impor naik, yang berarti akan
menaikkan permintaan valuta asing. Akibat selanjutnya, kurs valuta asing akan
naik. Disamping faktor–faktor ekonomi tersebut, ada faktor–faktor non−ekonomi
yang dapat mempengaruhi perubahan kurs, seperti faktor politis dan psikologi.
5
Misalnya, kepanikan yang terjadi di dalam negeri akan menyebabkan larinya dana
ke luar negeri, sehingga kurs valuta asing akan naik.
2. Sistem kurs yang stabil
Sistem kurs bebas sering menimbulkan adanya tindakan spekulasi sebagai akibat
ketidaktentuan di dalam kurs valuta asing. Oleh karena itu banyak Negara yang
kemudian menjalankan suatu kebijaksanaan untuk menstabilkan kurs. Pada
dasarnya kurs yang stabil dapat timbul secara:
1) Aktif yakni pemerintah menyediakan dana untuk tujuan stabilisasi kurs.
2) Pasif yakni di dalam suatu negara yang menggunakan system standar
emas.
a. Stabilisasi kurs
Kegiatan stabilisasi kurs dapat dijalankan dengan cara, apabila tendensi
kurs valuta asing akan turun maka pemerintah membeli valuta asing di
pasar. Dengan tambahnya permintaan dari pemerintah maka tendensi kurs
turun dapat dicegah. Sebaliknya apabila tendensi kurs naik, maka
pemerintah menjual valuta asing di pasar sehingga penawaran valuta asing
bertambah dan kenaikan kurs dapat dicegah. Usaha untuk mencegah
kenaikkan kurs valuta asing ini bagi pemerintah lebih sukar, Karena
cadangan valuta asing yang dimiliki terbatas. Keterbatasan ini mungkin
menyebabkan pemerintah tidak bisa sepenuhnya untuk mengembalikan
kurs ke tingkat yang dikehendaki. Sedangkan usaha untuk mencegah
penurunan kurs lebih mudah dijalankan sebab pembelian valuta asing oleh
pemerintah dilakukan dengan menggunakan cadangan mata uang sendiri.
Besarnya cadangan mata uang sendiri di bawah kekuasaan/pengawasan
pemerintah, bahkan kalau kekurangan pemerintah dapat mencetak uang.
b. Standar emas
Suatu Negara dikatakan memakai standar emas apabila:
 Nilai mata uangnya dijamin dengan nilai seberat emas tertentu.
 Setiap orang boleh membuat serta melebur uang emas.
6
 Pemerintah sanggup membeli atau menjual emas dalam jumlah
yang tidak terbatas pada harga tertentu (yang sudah ditetapkan
pemerintah).
3. Pengawasan devisa (Exchange Control)
Dalam sistem ini pemerintah memonopoli seluruh transaksi valuta asing.
Tujuannya adalah untuk mencegah adanya aliran modal keluar dan melindungi
pengaruh depresi dari negara lain, terutama dalam hal negara tersebut menghadapi
keterbatasan cadangan valuta asing dibanding dengan permintaannya.
Menghadapi jumlah valuta asing yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan
permintaannya, pemerintah perlu mengadakan alokasi di dalam penggunaannya,
yakni untuk tujuan–tujuan yang sesuai dengan program pemerintah. Alokasi
biasanya dilakukan dengan menggunakan lisensi impor.
Di dalam pengawasan devisa (exchange control) pemerintah dapat menetapkan
kurs suatu mata uang itu:
a) Hanya satu jenis saja, tidak tergantung pada tujuan penggunaan devisa
tersebut. Sistem ini disebut single exchange rate system.
b) Lebih dari satu macam kurs, tergantung daripada tujuan penggunaannya.
Sistem ini disebut multiple exchange rate.
Sebenarnya didalam system ini terdapat banyak sekali cara penentuan exchange
rate. Bentuk yang extreme ada dua yakni:
 Dua atau lebih kurs/exchange rate yang bebas untuk mengalokasi devisa
dengan beberapa pengawasan yang tidak ketat.
 Dua atau lebih kurs resmi (official rate) yang tetap, yang biasanya dilengkapi
dengan sistem lisensi impor serta impor quota.
Didalam mengadakan alokasi penggunaan devisa, pemerintah dapat menggunakan
beberapa cara, antara lain:
1. Individual allocation: setiap pemohon devisa diadakan penelitian tentang
penggunaannya. Apabila pemohon tersebut disetujui lalu diberikan izin untuk
membeli sejumlah tertentu devisa.
2. Exchange quota: untuk setiap kategori impor ditentukan jumlah devisanya
berdasarkan devisa yang akan diperoleh dari ekspor dalam waktu tertentu.
7
Apabila devisa sudah tersedia, lalu dijual dengan prinsip yang datang dulu
dilayani sampai jatah untuk kategori impor tersebut habis.
3. Waiting list: ini merupakan pelengkap cara exchange quota. Setiap surat
permohonan pembelian devisa ditempatkan dalam daftar menunggu sampai
devisa tersedia.
Pada umumnya tujuan suatu negara menjalankan pengawasan devisa adalah:
a) Mencegah terjadinya aliran modal ke luar negeri dan menekankan Neraca
Pembayaran Internasional (NPI) yang disequilibrium.
b) Melindungi industri di dalam negeri.
c) Memperoleh pendapatan bagi pemerintah.
d) Tie In Import Arrangement: penggunaan devisa untuk impor barang tertentu,
tetapi dengan syarat importer harus juga membeli barang pelengkap atau
barang yang sama hasil produksi di dalam proporsi tertentu.
Jadi, dengan pengawasan devisa maka penggunaan dapat diatur sebaik mungkin
sehingga disequilibrium di dalam NPI pun dapat dikurangi/ditekan.
9.5 Dalam Penggunaan Kurs Valuta Asing
Dalam penggunaannya sistem ini terdiri atas empat macam kurs valuta asing
yaitu sebagai berikut:
 Kurs paritas arthayasa (Mint Parity) ialah kurs yang menunjukkan
perbandingan kandungan emas yang telah diperoleh dengan cara menukarkan
satu satuan uang suatu negara dengan satu satuan uang negara lain.
 Kurs titik ekspor emas (Gold Export Point) ialah kurs valuta asing terendah
yang terjadi dalam sistem standar emas.
 Kurs titik impor emas (Gold Import Point) ialah kurs valuta asing terendah
yang terjadi dalam sistem standar emas.
 Kurs valuta asing yang terjadi ialah kurs yang bergerak naik atau turun
disekitar kurs paritas arthayasa.
9.6 Istilah–Istilah Dalam Kurs Valuta Asing
Adapun istilah−istilah dalam kurs valuta asing adalah sebagai berikut:
8
1) Atribut, karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan
akuntansi. Contoh, biaya histories dan biaya penggantian yang merupakan
atribut suatu aktiva.
2) Konversi, pertukatan suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
3) Kurs kini, nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporan keuangan yang
relevan.
4) Diskonto, ketika tingkat pertukaran yang berikutnya lebih rendah
daripada tingkat yang berlaku sekarang.
5) Posisi aktiva bersih yang beresiko, kelebihan aktiva yang diukur dalam
atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan
menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi
dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
6) Mata uang asing, suatu mata uang selain mata uang yang digunakan oleh
suatu negara, mata uang selain mata uang pelaporan yang digunakan oleh
perusahaan.
7) Laporan keuangan dalam mata uang asing, laporan keuangan yang
menggunakan mata uang asing sebagai unit pengukuran.
8) Transaksi mata uang asing, transaksi (yaitu penjualan atau pembelian
barang atau jasa, atau utang pinjaman atau piutang usaha) dengan
syarat−syarat yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang
fungsional perusahaan.
9) Translasi mata uang asing, proses untuk menyatakan jumlah−jumlah
yang berdenominasi atau diukur dalam suatu mata uang ke dalam mata
uang yang lain dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua mata
uang tersebut.
10) Operasi luar negri, suatu operasi yang menghasilkan laporan keuangan
yang (1) dikombinasikan atau dikonsolidasikan atau diperhitungkan
berdasarkan metode ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan pelapor
dan (2) disusun dalam mata uang asing selain mata uang pelaporan
perusahaan pelapor.
9
11) Kontak pertukaran forward, suatu perjanjian untuk mempertukarkan
mata uang dari negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu
(kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
12) Mata uang fungsional, mata uang utama yanga digunakan oleh suatau
perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha, dan dalam menghasilkan
atau menggunakan kasnya.
13) Kurs histories, kurs nilai tukar mata uang asing yang digunakan pada
saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau
terjadi.
14) Mata uang local, mata uang suatu negara tertentu yang digunakan mata
uang pelaporan yang digunakan oleh suatu operasi domestic atau luar
negeri.
15) Pos−pos moneter, kewajiban untuk membayar atau hak untuk menerima
sejumlah unit mata uang dalam nilai yang tetap di masa depan.
16) Mata uang pelaporan, mata uang yang digunakan perusahaan dalam
menyusun laporan keuangan.
17) Tanggal penyelesaian, tanggal saat suatu utang dibayarkan oleh suatu
piutang tertagih.
18) Kurs spot, nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
19) Tanggal transaksi, tanggal saat suatu transaksi dicatat dalam catatan
akuntansi perusahaan pelapor.
20) Penyesuaian translasi, penyesuaian yang timbul dari proses translasi
laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi
mata uang pelaporannya.
21) Unit pengukuran, mata uang yang digunakan untuk mengukur aktiva,
kewajiban, pendapatan dan beban.
10
BAB X
TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL (MNC): SIFAT
PERUSAHAAN MULTINASIONAL, FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL
10.1 Perusahaan Multinasional
Karena begitu banyaknya karakteristik Multinasional Company (MNC) maka
sangat sukar untuk memberi definisi yang dapat mencakup semua karakteristik
sehingga suatu perusahaan dapat dengan pasti disebut MNC. Beberapa definisi
menyebutkan kriteria kualitatif yang harus dipenuhi sehingga perusahaan tersebut
digolongkan sebagai MNC, seperti misalnya apakah perusahaan itu beroperasi dan
mengendalikan semua aktivitas yang mendatangkan pendapatan dibeberapa
Negara. Sedang yang lain memberi definisi lebih pragmatic seperti misalmya
jumlah Negara dimana perusahaan itu beroperasi atau total assets atau penjualan
yang dilakukan oleh cabangnya di Negara lain. Untuk lebih sederhananya baiklah
MNC kita beri definisi saja sebagai perusahaan yang kegiatan bisnisnya bersifat
internasional dan lokasi produksinya terletak dibeberapa Negara. Cabang di luar
negeri tidak hanya dimiliki oleh perusahaan induk, tetapi juga operasi/kegiatan
cabang tersebut dikontrol dan diawasi oleh perusahaan induk.
10.2 Sifat–Sifat Perusahaan Multinasional (MNC)
Sifat atau karakteristik MNC sangat bervariasi, tergantung pada cara
pendirian cabang di luar negeri, pola pemikiran modal dan tujuan operasi MNC di
luar negeri. Karena sifat inilah, maka sangat sulit untuk memberi definisi yang
tepat dan dapat mencakup seluruh kriteria, sehingga suatu perusahan sapat
didefinisikan dengan pasti sebagai suatu MNC.
Pada Hakekatnya, definisi MNC adalah perusahaan yang kegiatan operasi
bisnisnya bersifat multinasional atau internasional, dimana ada perusahaan yang
beroperasi pada negara induk yakni sebagai kantor pusat (headquarter) dan
memiliki lokasi perusahaan cabang tiga negara atau lebih.
11
Perusahaan MNC adalah yang modal kepemilikannya kurang dari 100%.
Namun yang umum dilakukan adalah dengan jalan patungan (joint ventures).
Motif bisnis dan tujuan MNC melakukan investasi langsung di luar negeri
berbeda-beda. Ada MNC yag bertujuan melakukan ekspansi secara vertikal,
artinya perusahaan induk (yang memproses lebih lanjut), mendirikan cabang di
luar negeri dalam upaya menghasilkan input untuk selanjutya diproses lebih lanjut
oleh perasaan induk. Sedangkan MNC melakukan ekspansi secara horizontal
artinya dengan cara mendirikan cabang baru di luar negeri dengan melakukan
kegiatan yang hamper sama dengan perusahaan induk.
10.3 Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi MNC
Dalam kaitannya dengan tujuan optimasi penjualan dan mencari keuntungan
maksimum, mendirikan perusahaan cabang di luar negeri, akan dapat memperoleh
beberapa keuntungan, sebagai berikut:
a) Jika suatu MNC tersebut telah melayani pasar luar negeri melalui ekspor,
mungkin sangat diperlukan hubungan yang lebih harmonis dengan para
langganan untuk mengetahui kebutuhan dan selera konsumen.
b) Ekspor luar negeri sering dihambat oleh kebijakan atau deregulasi tarif negara
lain. Dengan mendirikan MNC cabang diluar negeri yang dapat menghasilkan
produk negara tersebut, maka masalah hambatan tarif umumnya dapat diatasi.
Masalah lain yang terkait langsung dengan ini adalah masalah perubahan kurs
mata uang atau nilai valuta asing. Apabila mata uang MNC negara induk
mengalami apreasi (contohnya apreasiasi nilai yen terhadap nilai rupiah),
maka harga barang ekspornya akan naik. Sehingga secara otomatis akan dapat
menurunkan volume ekspor. Masalah ini tentu akan teratasi apabila
perusahaan yang bersangkutan mendirikan cabang-cabangnya di luar negeri.
c) Jika tujuan penderian cabang MNC di luar negeri adalah untuk mencapai
maksimisasi keuntungan, maka pertimbangan efisiensi biaya-biaya di
berbagai negara menjadi pertimbangan utama.
d) Faktor penghemat biaya yang menjadi pertimbangan berikutnya adalah dapat
dihematnya biaya yang menjadi pertimbangan berikutnya adalah dapat
12
dihematnya biaya transportasi dari MNC negara induk ke luar negeri. Dan
dengan penghematan biaya jenis ini umumnya produk dapat dijual lebih
murah dan lebih cepat dibandingkan jika suatu produk harus melalui
pengangkutan (umumnya melalui kapal) dengan biaya tinggi dan waktu yang
lama.
10.4 Faktor Non Ekonomi
Di samping faktor ekonomi yang mempengaruhi keputusan MNC untuk
ekspansi, faktor sosial dan politik di negara hendak dituju perlu diperhatikan.
Sikap pemerintah terhadap perusahaan asing perlu dipelajari. Negara penerima
MNC sering mengadakan pengaturan terhadap perusahaan asing. Aturan ini
biasanya berupa pembatasan keuntungan yang dapat dikirim ke perusahaan induk
atau pengaturan mengenai keharusan menggunakan sebagian tenaga kerja dan
bahan yang berasal dari negara penerima MNC. Jelas bahwa pengaturan ini dapat
menghambat perkembangan MNC. Oleh karena itu MNC terlebih dahulu
mempelajari pengalaman (sejarah) kebijaksanaan negara penerima terhadap
perusahaan asing sebelum MNC tersebut melakukan ekspansi kesana. Hal lain
yang tak kalah pentingnya adalah kestabilan politik negara penerima. Keadaan
politik yang tidak stabil akan sangat mengganggu kegiatan MNC di Negara itu.
13
BAB XI
TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL (MNC):
KEKUATAN GLOBAL, EFEK GLOBAL
11.1 Kekuatan Bersaing MNC
Sumber kekuatan bersaing utama MNC dapat diintisarikan sebagai berikut:
1. MNC dipandang sebagai suatu perusahaan yang superior. Transaksi yang
bersifat multinasional ataupun internasional yang dilakukan adalah produknya
yang relatif lebih canggih, sangat bervariasi, kompleks, pemanfaatan
teknologi modern dan canggih, dan umumnya dilakukan hanya oleh beberapa
perusahaan yang sudah besar dan manajemen baik saja.
2. MNC umunya memiliki kekuatan monopoli yang didapat dari pemanfaatan
teknologi melalui riset dan pengembangan (research and development-R&D).
MNC dapat memanfaatkan iptek dan informasi baik dari dalam maupun luar
negeri yang mencakup product system, production process, market dan
management. Dengan kata lain MNC umunya memiliki system, proses,
pemasaran dan manajemen produk yang lebih unggul.
3. MNC sering mendapat julukan sebagai “perusahaan informasi” yakni suatu
perusahaan yang dapat mengorganisir dan secara sistematis dapat
menghimpun informasi tentang perkembangan dan trend pasar, biaya dan
teknologi melalui perusahaan-perusahaan cabangnya di luar negeri.
4. MNC umumnya dapat menikmati adanya skala yang ekonomis dengan cara
yang misalnya, melalui pemutusan seluruh mesin produksi pada satu bagian
tertentu dari proses produksi.
5. MNC umumnya juga dapat memperoleh manfaat dari luasnya jaringan
keuangan internasional. Ukuran serta terbesarnya letak geografis perusahaan
akan memudahkan MNC untuk berupaya mencari sumber dana internasional.
6. MNC umunya menguasai monopoli pasar baik melalui integrasi vertikal
maupun integrasi horizontal dan mereka lebih sering melakukan perang harga
atau subsidi dalam rangka merebut pasar.
14
7. MNC umunya dapat menghindar dari kebijakan tarif atau kuota yang dapat
diambil oleh negara lain.
11.2 Efek Global MNC
1. DAMPAK POSITIF PERUSAHAAN MULTINASIONAL
MNC akan dapat mempengaruhi alokasi dana investasi bagi antar negara.
Jumlah investor dunia mungkin dapat naik dengan munculnya MNC,
terutama jika naiknya investasi di cabang luar negeri tidak mengakibatkan
turunnya investasi di negeri asal MNC. MNC juga memiliki akses sumber
dana internasional yang lebih besar dan kemudian menambahkan di negara
yang menjanjikan pendapatan tinggi serta resiko yang rendah. Banyak
penelitian empiris telah dilakukan untuk mengetahui apakah MNC dapat
menambah atau justru mengurangi investasi di negra yang didatangi (host
country). MNC dapat menimbulakan alokasi produksi antar negara.
2. DAMPAK NEGATIF PERUSAHAAN MULTINASIONAL
MNC menimbulkan monopoli, sehingga alokasi sumber daya atau faktor-
faktor produksi kurang optimal. Kekuatan pasar MNC mungkin dapat
merupakan alat untuk menghambat para pesaing yang tidak memiliki
keunggulan dalam pasar, input, produk, keuangan atau keunggulan lainnya.
Kekuatan ini selanjutnya akan cenderung dapat mendorong kearah pemusatan
atau monopoli pasar. MNC kadangkala dapat mempengaruhi kebijakan
pemerintah negara induknya, atupun negara tempat cabang MNC baru
didirikan. Kalau hal ini berhasil tentu akan mengurangi persaingan, sehingga
efisiensi dan output potensial menurun.
11.3 Manfaat MNC Bagi Negara Induk dan Negara Penerima
1. Manfaat Negara Induk
Manfaat kegiatan atau operasi MNC di luar negeri adalah dalam bentuk
kenaikan pendapatan ataupun resiko yang lebih kecil dari pemilik faktor
produksi.
15
Manfaat nyata lainnya adalah dapat diperoleh produksi dengan harga yang
lebih murah yang dihasilkan di negara lain yang biaya produksinya lebih
rendah.
2. Manfaat Negara Penerima
Keuntungan utama potensial dengan hadirnya MNC bagi host country antara
lain yang utama mencakup:
a. Pembentukan atau pertambahan modal.
b. Bertanbahnya pendapatan.
c. Bertambahnya kesempatan kerja.
d. Transfer teknologi.
e. Perbaikan posisi neraca pembayaran.
11.4 Konflik Yang Muncul Di Negara Induk
Penolakan terhadap investasi langsung dan transfer teknologi oleh MNC
biasanya didasari oleh pemikiran tentang efek jangka pendek baik secara sektoral,
regional, maupun pendapatan. Secara spesifik efek tersebut berupa penggeseran
tenaga kerja, berkurangnya keunggulan modal dan teknologi, penghindaran pajak
serta dapat merongrong ekonomi dalam negeri.
a. Pergeseran tenaga kerja
Isu mengenai efek investasi langsung (dengan mendirikan perusahaan) di luar
negeri terhadap pasar tenaga kerja di dala negeri masih diperdebatkan.
Banyak bukti menunjukan bahwa beberapa pekerjaan dapat dihilangkan oleh
adanya kegiatan MNC di luar negeri. Kegiatan produksi ynag mestinya dapat
dilakukan di dalam negeri tetapi dilakukan di luar negeri sehingga tenaga
kerja di dalam negeri menjadi kelebihan. Namun demikain kegiatan MNC di
luar negeri ini dapat pula menciptakan lapangan kerja di dalam negeri. Efek
netonya masih belum pasti apakah lebih besar penggeseran tenaga kerja atau
sebaliknya lebih besar penciptaan lapangan kerja.
b. Berkurangnya keunggulan modal dan teknologi
MNC sering dituduh mengekspor modal dan teknologi dan dikombinasikan
dengan tenaga kerja yang murah di luar negeri. Hal ini akan mengakibatkan
16
pertama keunggulan di bidang modal teknologi di dalam negeri dapat
berkurang, kedua kegiatan industri dalam negeri dapat menyusut digantikan
di luar negeri dan sumber pendapatan nasional yang berasal dari luar negeri
(berupa keuntunagn MNC yang dikirim balik) meningkat sehingga ekonomi
dalam negeri dapat terpengaruh oleh perusahaan ekonomi dan politik yang
terjadi di luar negeri.
c. Penghindaran pajak
Melalui praktek−praktek penilaian dalam faktur jual−beli (terutama dengan
cabang MNC) yang sering disebut transfer pricing serta tax holiday dan
insentif yang diberikan oleh negara peneriman MNC dapat menghindar
pengenaan pajak yang wajar. Apabila ahl ini terjadi maka negara induk akan
dirugikan.
d. Merongrong kebijaksanaan ekonomi negara induk
Jaringan yang luas dari MNC sering mengakibatkan kebijaksanaan ekonomi
negara asal terganggu. Kebijaksanaan anti trust dan kebijaksanaan untuk
membatasi satu jenis produk tertentu jatuh ke negara tertentu misalnya, dapat
tidak/kurang efektif dengan adanya cabang MNC di negara lain.
Secara makro ekonomi, MNC mempunyai akses terhadap pasar modal
internasional yang dapat dipergunakan untuk menghindari kebijaksanaan moneter
negara asal yang sifatnya restriktif.
11.5 Kerugian Bagi Negara Penerima
Konflik memang sering terjadi di negara penerima. Negara penerima
umumnya menghendaki impor barang modal dengan sesedikit mungkin
penggunaan bahan impor. Tujuan ini dicapai melalui kebijaksanaan pembatasan
perdagangan, pengawasan devisa atau syarat mengguanakan produk lokal (local
content). Kebijaksanaan ini sering menimbulkan konflik dengan tujuan MNC
untuk menekan biaya, mencapai target kualitas produk tertentu atau mengirim
kembali keuntungan yang diperoleh. Tujuan−tujuan ini akan dihambat oleh
kebijaksanaan−kebijaksanaan di atas. Negara penerima sering pula mengharuskan
17
MNC untuk mengekspor produknya ke negara tertentu yang ini mungkin tidak
sejalan dengan tujuan MNC untuk menjual barang di pasar lokal.
Masalah lain adalah bahwa MNC dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi
negara penerima. Terutama untuk kegiatan MNC yang bersifat padat modal atau
yang berorientasi ekspor, seperti pada assembling barang elektronik, perginya
MNC tersebut karena perubahan ekonomi atau politik akan berakibat
ketidakstabilan di negara penerima.
11.6 Pengaturan MNC Oleh Negara Penerima
Ada beberapa cara untuk mengatur MNC, diantaranya adalah:
a) Pengaturan tentang masuknya MNC. Pengaturan meliputi pernilaian tentang
kemungkinan efek MNC di masa mendatang terhadap ekonomi dan politik
nasional. Pendaftaran dan screening biasanya dilakukan dan apabila efek
dikemudian hari sangat buruk maka MNC tersebut ditolak kehadirannya.
b) Penentuan sektor−sektor tertentu yang sudah tertutup untuk investasi asing
atau penentuan pemilikian, sehingga memberi peluang pada wiraswasta lokal
untuk ikut melakukan kegiatan atau mengambil keputusan.
c) Negara penerima dapat mengatur kegiatan MNC tersebut misalnya membatasi
bahan yang di impor, penentuan harga produk, pengaturan tentang kredit,
pemilikan serta pengaturan tentang efeknya terhadap lingkungan.
d) Negara penerima melakukan pengaturan tentang keuntungan yang boleh
dikirim balik ke negara induk.
e) Negara penerima dapat mengambil tindakan nasionalisasi MNC.
Setiap negara caranya berbeda−beda, misalnya filipina lebih pada pengaturan
masuknya MNC, india lebih pada pengaturan kegiatan/operasi, brazilia sedikit
lebih bebas, jepang umumnya memberi toleransi untuk patungan dan Indonesia
dengan pengaturan melalui Undang−undang PMA dan daftar negatif untuk
investasi.
18
BAB XII
NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL, MASALAH−MASALAH
TRANSAKSI EKONOMI INTERNASIONAL, POS−POS DALAM
NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL
12.1 Pengertian Neraca Pembayaran Internasional
Neraca pembayaran internasional (Balance of Payment) merupakan catatan
yang tersusun secara sistematis mengenai seluruh transaksi ekonomi internasional
yang dilakukan penduduk suatu negara itu dengan penduduk negara lain dalam
jangka waktu tertentu, biasanya 1 tahun.
Seperti dijelaskan diatas bahwa neraca pembayaran suatu negara mencatat
transaksi yang dilakukan oleh penduduknya dengan penduduk negara yang lain.
penduduk disini dalam artian adalah:
1. Orang perorangan/individu
Orang perorangan yang tidak mewakili pemerintah suatu negara (misalnya
para turis) dianggap sebagai penduduk di mana mereka mempunyai tempat
tinggal tetap atau tempat dimana mereka memperoleh center of interest.
2. Badan hukum
Suatu Badan Hukum dianggap sebagai penduduk dari negara dimana Badan
Hukum tersebut memperoleh status sebagai Badan Hukum.
Cabang−cabangnya yang ada di luar negeri dianggap sebagai penduduk luar
negeri.
3. Pemerintah
Badan−badan pemerintah adalah jelas sebagai penduduk dari negara yang
diwakilinya. Misalnya, para diplomat kedutaan besar dianggap sebagai
penduduk dari negara yang mereka wakili. Transaksi yang mereka adakan di
negara lain merupakan transaksi ekonomi internasional.
Transaksi ekonomi internasional yang dicatat dalam neraca pembayaran
internasional dapat digolongkan menjadi dua yaitu transaksi debit dan kredit.
Transaksi debit adalah transaksi yang menimbulkan kewajiban bagi penduduk
19
suatu negara untuk melakukan pembayaran kepada penduduk negara lain,
sedangkan transaksi kredit adalah transaksi yang menimbulkan hak bagi penduduk
suatu negara untuk menerima pembayaran dari penduduk negara lain.
Necara pembayaran memiliki dua sisi, yaitu kredit dan debit.
1. Transaksi debit adalah transaksi yang mengakibatkan bertambahnya kewajiban
bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk
mengadakan pembayaran kepada penduduk negara lain. Contoh: Indonesia
membeli jasa dari Malaysia, maka transaksi tersebut menimbulkan kewajiban
untuk mengadakan pembayaran kepada Malaysia, sehingga transaksi jasa
tersebut merupakan transaksi debit yang dicatat dalam neraca pembayaran
dengan tanda minus (–).
2. Transaksi kredit adalah transaksi yang mengakibatkan timbul atau
bertambahnya hak bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran
tersebut untuk menerima pembayaran dari negara lain. Contoh: Indonesia
menjual jasa ke Malaysia, maka transaksi tersebut menimbulkan hak untuk
menerima pembayaran dari Malaysia, maka transaksi tersebut merupakan
transaksi kredit yang dicatat dalam neraca pembayaran dengan tanda positif
(+).
Penyusunan neraca pembayaran Indonesia didasarkan pada Balance of
Payments Manual yang diterbitan oleh IMF. Neraca pembayaran Indonesia
memuat statistik mengenai transaksi ekonomi yang dilakukan penduduk Indonesia
dengan bukan penduduk dalam suatu periode tertentu. Transaksi ekonomi adalah
pertukaran nilai ekonomi dari satu unit ekonomi kepada unit ekonomi lainnya
yang meliputi pertukaran barang dan jasa dengan finansial item, barter pertukaran
antar finansial item dan pemberian atau penerimaan barang dan jasa atau finansial
item tanpa imbalan. Sedangkan transaksi ekspor dan impor barang dalam neraca
perdagangan didasarkan atas dokumen kepabeanan dari Ditjen Bea dan Cukai (BI:
Statistik Keuangan dan Ekonomi Indonesia, 2009: 87). Defisit neraca pembayaran
akan berakibat sistemik terhadap perekonomian dalam suatu negara. Defisit
20
sebagai akibat impor lebih kecil dari ekspor maka bisa berakibat pada
menurunnya kegiatan ekonomi dalam negeri karena konsumen membeli barang
bukan buatan dalam negeri, melainkan barang impor. Harga valuta asing yang
naik akan menyebabkan harga barang impor mahal. Hal ini akan berdampak pada
kegiatan ekonomi dalam negeri akan terhambat karena kegairahan pengusaha
untuk menanamkan modal ke dalam negeri akan menurun.
Bank Indonesia mencatat, surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)
sepanjang kuartal pertama 2010 melonjak tajam yakni US$6,6 miliar
dibandingkan surplus NPI kuartal sebelumnya sebesar US$4,0 miliar. Kenaikan
angka surplus tersebut ditunjang surplus pada transaksi berjalan maupun transaksi
modal dan finansial. Jumlah cadangan devisa pada akhir kuartal pertama 2010
juga meningkat menjadi US$71,8 miliar atau setara 5,7 bulan impor dan
pembayaran utang luar negeri pemerintah. Adapun posisi cadangan devisa periode
April 2010 telah mencapai US$78,6 miliar, setara dengan 6,2 bulan impor dan
pembayaran utang luar negeri pemerintah. Sebaliknya, transaksi berjalan
sepanjang kuartal pertama 2010 mencatatkan surplus sebesar US$1,6 miliar, atau
turun dibandingkan posisi surplus US$3,6 miliar pada akhir triwulan empat 2009.
12.2 Masalah−Masalah Transaksi Ekonomi Internasional
Tidak selamanya kegiatan perdagangan internasional dapat berjalan sesuai
dengan kondisi yang diinginkan, biasanya sering terjadi hambatan atau
masalah−masalah yang menjadi faktor penghalang bagi setiap negara yang terlibat
didalamnya. Masalah tersebut terbagi dalam dua kelompok utama yaitu masalah
internal dan eksternal.
A. FAKTOR EKSTERNAL
Masalah yang bersifat eksternal meliputi hal-hal yang terjadi di luar
perusahaan yang akan mempengaruhi kegiatan ekspor impor. Masalah tersebut
antara lain:
1. Kepercayaan antara eksportir importer
Kepercayaan adalah salah satu faktor eksternal yang penting untuk menjamin
terlaksananya transaksi antara eksportir dan importir. Dua pihak yang
21
tempatnya berjauhan dan belum saling mengenal merupakan suatu resiko bila
dilibatkan dengan pertukaran barang dengan uang. Apakah importir percaya
untuk mengirimkan uang terlebih dahulu kepada eksportir sebelum barang
dikirim atau sebaliknya apakah eksportir mengirimkan barang terlebih dahulu
kepada importir sebelum melakukan pembayaran.
Oleh karena itu, sebelum kontrak jual beli diadakan masing−masing pihak
harus sudah mengetahui kredibilitas masing−masing. Beberapa cara yang
lazim dilakukan untuk mencari kontrak dagang antara lain:
a) Memanfaatkan buku petunjuk perdagangan yang berisi nama, alamat dan
jenis usaha.
b) Mencari dan mengunjungi perusahaan di negeri lain.
c) Meminta bantuan bank di dalam negeri untuk menghubungkan nasbah
kedua bank.
d) Membaca publikasi dagang dalam dan luar negeri.
e) konsultasi dengan perusahaan dalam bidang yang sama.
f) Melalui perwakilan perdagangan.
g) Iklan.
Pada dasarnya faktor kepercayaan ini lebih dititikberatkan pada kemampuan
kedua belah pihak baik eksportir maupun importir dalam menilai kredibilitas
masing-masing.
2. Pemasaran
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam masalah ini adalah ke negara mana
barang akan dipasarkan untuk mendapatkan harga yang sebaik−baiknya.
Sebaliknya bagi importir yang penting diketahui adalah dari mana
barang−barang tertentu sebaiknya akan diimpor untuk memperoleh kondisi
pembayaran yang lebih baik. Dalam hal penetapan harga komoditi ekspor dan
konsep pemasarannya, eksportir perlu mengetahui apakah dapat bersaing
dalam penjualannya di luar negeri, dengan mengetahui informasi mengenai:
a) Ongkos atau biaya barang.
b) Sifat dan tingkat persaingan.
c) Luas dan sifat permintaan.
22
Sedangkan penentuan jenis-jenis barang didasarkan pada informasi mengenai:
Masalah pokok lain dalam hal pemasaran yang sering dihadapi oleh eksportir
maupun importir adalah daya saing, yang meliputi:
a) Peraturan perdagangan negara setempat.
b) Pembatasan mutu dan volume barang-barang tertentu.
c) Kontinuitas produksi barang.
d) Negara tujuan barang−barang ekspor.
Masalah pokok lain dalam hal pemasaran yang sering dihadapi oleh eksportir
maupun importir adalah daya saing, yang meliputi:
a) Daya saing rendah dalam harga dan waktu penyerahan.
b) Daya saing dianggap sebagai masalah intern eksportir, padahal
sesungguhnya menjadi masalah nasional.
c) Saluran pemasaran tidak berkembang di luar negeri.
d) Kurangnya pengetahuan akan perluasan pemasaran serta teknik−teknik
pemasaran.
3. Sistem kuota dan kondisi hubungan perdagangan dengan negara lain
Keinginan Eksportir dan importir untuk mencari, memelihara atau
meningkatkan hubungan dagang dengan sesamanya juga tergantung pada
kondisi negara kedua pihak yang bersangkutan. Bilamana terdapat
pembatasan seperti ketentuan kuota barang dan kuota negara, maka upaya
meningkatkan transaksi yang saling menguntungkan tidak sepenuhnya dapat
terlaksana.
Upaya yang dapat dilakukan oleh setiap negara adalah dengan meningkatkan
hubungan antar negara baik yang bersifat bilateral, multilateral, regional
maupun internasional, guna menciptakan suatu turan dalam hal pembatasan
barang (kuota) bagi transaksi perdaganga. Hal ini membuktikan bahwa
pembatasan terhadap barang-barang yang masuk ke suatu negara serta
hubungan antara negara tempat terjadinya perdagangan menjadi faktor
penentu kelancaran proses ekspor impor.
4. Keterkaitan dalam keanggotaan organisasi internasional
23
Keikutsertaan suatu negara dalam organisasi internasional dimaksudkan
untuk mengatur stabilitas harga barang ekspor di pasar internasional. Namun
terlepas dari manfaat yang diperoleh dari keanggotaan organisasi tersebut,
keanggotaan didalamnya tak jarang merupakan penghambat untuk dapat
melakukan tindakan tertentu bagi peningkatan transaksi komoditi yang
bersangkutan, seperti contoh ICO dengan kuota kopi, serta penentuan harga
yang lebih bersaing yang sering dihadapi anggota−anggota OPEC.
5. Kurangnya pemahaman akan tersedianya kemudahan−kemudahan
internasional
Kemudahan−kemudahan internasional seperti ASEAN Preferential Trading
Arrangement yang menyediakan kemudahan trarif sangat berguna bagi
pengembangan perdagangan antara negara ASEAN. Kemudahan tarif yang
disediakan bersifat timbal balik dan pemanfaatannya dilakukan dengan
menerbitkan Formulir C oleh negara asal barang. Juga adanya tax treaty antar
negara−negara tersebut.
B. FAKTOR INTERNAL
1. Keharusan perusahaan−perusahaan
Keharusan perusahaan−perusahaan ekspor impor untuk memenuhi
persyaratan berusaha adakalanya tidak mendapat perhatian
sungguh−sungguh. Persiapan teknis yang seharusnya telah dilakukan
diabaikan karena diburu oleh tujuan yang lebih utama yakni mendapatkan
keuntungan yang cepat dan nyata.
Masalah yang bersifat internal meliputi hal−hal yang terjadi di dalam
perusahaan yang akan mempengaruhi kegiatan ekspor impor. Masalah
tersebut antara lain:
Menyangkut persyaratan−persyaratan dasar untuk pelaksanaan transaksi
ekspor impor berupa:
a) Status badan hukum perusahaan.
b) Adanya izin usaha (SIUP) serta izin ekspor maupun impor (APE, APES,
API, APIS, APIT).
24
c) Kemampuan meyiapkan persyaratan-persyaratan antara lain seprti
dokumen penghapalan, realisasi penghapalan serta kejujuran dan
kesungguhan berusaha termasuk itikad baik.
Dari sisi eksportir terkadang masalah yang timbul adalah kemampuang yang
bersangkutan dalam menyiapkan dokumen−dokumen pengapalan serta itikad
baik dan kejujuran untuk mengirimkan barangnya.
Perusahaan ekspor impor haruslah menjaga reputasi perusahaannya,
disamping itu untuk menjamin kelangsungan izin usahanya maka kontinuitas
aktivitas–aktivitas transaksinya harus dipertahankan dan ditingkatkan.
2. Kemampuan dan pemahaman transaksi luar negeri
Keberhasilan transaksi ekspor impor sangat didukung oleh sejauhmana
pengetahuan atau pemahaman eksportir/importir menyangkut dasar-dasar
transaksi ekspor impor, tata cara pelaksanaan, pengisian dokumen serta
peraturan-peraturan dalam dan luar negri.
3. Pembiayaan
Pembiayaan transaksi merupakan masalah yang penting yang tidak jarang
dihadapi oleh para pengusaha eksportir/importir kita. Biasanya masalah yang
dihadapi antara lain ketercukupan akan dana, fasilitas pembiayaan dana yang
dapat di peroleh serta bagaimana cara memperolehnya. Dalam hal ini para
pengusaha harus mampu mengatur keuangannya secara bijak dan
mempelajari serta memanfaatkan kemungkinan fasilitas−fasilitas pembiayaan
untuk pelaksanaan transaksi−transaksi yang dilakukan.
Menyangkut bagaimana para eksportir/importir membiayai transaksi
perdagangan.
4. Kekurangsempurnaan dalam mempersiapkan barang
Khusus dalam transaksi ekspor, kurang mampunya eksportir dalam
menanggulangi penyiapan barang dapat menimbulkan akibat yang tidak baik
bagi kelangsungan hubungan transaksi dengan rekannya di luar negeri.
Masalah−masalah yang timbul adalah akibat dari hal−hal berikut:
25
a) Pengiriman barang terlambat disebabkan oleh kesulitan administrasi dan
pengaturan pengangkutan, peraturan−peraturan pemerintah dan
sebagainya.
b) Mutu barang yang tidak dapat dipertahankan sesuai dengan perjanjian.
c) Kelangsungan penyediaan barang sesuai dengan perjanjian tidak dapat
dipenuhi.
d) Pengepakan yang tidak memenuhi syarat.
e) Keterlambatan dalam pengiriman dokumen−dokumen pengapalan.
5. Kebijaksanaan dalam pelaksanaan Ekspor Impor
Kelancaran transaksi ekspor impor sangat tergantung pada
peraturan−peraturan yang mendasarinya. Peraturan−peraturan yang apabila
sering berubah−ubah dapat membingungkan dan menimbulkan salah
pengertian dan kekeliruan, baik di pihak pengusaha di dalam negeri maupun
pengusaha d luar negeri. Diperlukan penjelasan yang cukup tentang latar
belakang perubahan−perubahan dan tujuannya, sehingga masing-masing
pihak memaklumi dan mengetahui aturan main dalam transaksi selanjutnya.
12.3 Pos−Pos Neraca Pembayaran
1) Pos Transaksi Dagang
Pos transaksi dagang mencatat seluruh ekspor dan impor barang dan jasa.
Impor barang dan jasa dicatat di sebelah debet, sedangkan ekspor barang dan jasa
dicatat di sebelah kredit. Apabila pos ini meliputi barang−barang yang berwujud
atau nyata disebut sebagai transaksi dagang nyata (visible trade transaction),
sebaliknya jika meliputi barang−barang yang tidak nyata atau transaksi jasa
(invisible trade transaction). Contohnya, ekspor kopi Indonesia ke luar negeri
dijumpai dalam pos transaksi dagang yang nyata pada sebelah kredit neraca
pembayaran Indonesia. Sebaliknya apabila orang Malaysia yang menaiki pesawat
Garuda Indonesia Airways dari Kuala Lumpur ke Jakarta, pos transaksinya
termasuk dalam transaksi jasa di sebelah kredit.
Dalam pos transaksi jasa (invisible trade transaction) termasuk juga
biaya−biaya transport lainnya dan semua pengeluaran turis asing. Transaksi jasa
26
lainnya ialah langganan publikasi−publikasi luar negeri, sewa tanah, dan sewa
bangunan. Impor ekspor emas sebagai barang dagangan yang biasanya
dipergunakan untuk bahan pembuatan perhiasan dimasukkan ke dalam pos
transaksi dagang yang nyata, sebaliknya impor ekspor emas dalam arti moneter
atau berfungsi sebagai uang tidak akan dimasukkan ke dalam pos transaksi dagang
yang nyata, tetapi akan dimasukkan ke dalam pos tersendiri.
Dalam pos transaksi dagang nyata (visible trade transaction) termasuk pula
pengeluaran−pengeluaran pemerintah yang belum termasuk dalam pos−pos
lainnya, seperti gaji pegawai asing di luar negeri.
2) Pos Pendapatan Modal
Pos pendapatan modal (income on investment) adalah semua transaksi
penerimaan hasil modal penduduk yang ditanam di luar negeri mereka, dan
penerimaan pendapatan oleh penduduk negara lain yang menanam modalnya di
dalam negeri kita. Umumnya berbentuk keuntungan deviden dan bunga.
Keuntungan, dividen dan bunga yang diterima dari hasil penanaman modal di luar
negeri dalam neraca pembayaran akan terlihat pada transaksi kredit, dalam pos
pendapatan modal. Sebaliknya, keuntungan, deviden dan bunga yang dikirim ke
luar negeri, sebagai hasil dari penanaman modal di dalam negeri kita, akan
ditemui dalam transaksi debet pada pos pendapatan modal.
3) Pos Transaksi−Transaksi Unilateral
Transaksi unilateral (unilateral transaction), antara lain termasuk di dalamnya
hadiah (gift), bantuan (aids), dan transfer unilateral (unilateral transfer).
a. Transaksi hadiah berbeda dengan transaksi lain. Transaksi ini tidak
mengakibatkan timbulnya kewajiban bagi si penerima untuk membayar
harga hadiah yang telah diterima tersebut. Begitu juga bagi si pemberi
hadiah, transaksi penyerahan barang tidak menimbulkan hak baginya
untuk menerima pembayaran. Transaksi yang tidak menimbulkan hak dan
kewajiban ini disebut sebagai transaksi unilateral (unilateral transaction),
atau sering pula disebut sebagai transaksi sepihak (one way transaction),
atau “transaksi tanpa quit pro quo”, dimana suatu prestasi tidak diimbangi
dengan prestasi balasan.
27
b. Bantuan (aids) yang sering kita jumpai dalam pemberitaan media massa,
seperti bantuan makanan dan obat−obatan ke negara−negara tertentu yang
sedang dilanda bencana alam juga termasuk transaksi sepihak.
c. Pos transaksi transfer unilateral adalah pos pengimbang dari transaksi
unilateral atau transaksi sepihak. Untuk mengimbangi transaksi sepeihak
debet atau kredit, maka pos transfer akan menjadi debet dan kredit.
4) Pos Penanaman Modal Langsung
Yang tergolong dalam pos penanaman modal langsung (direct investment),
ialah seluruh transaksi yang berhubungan dengan jual beli saham atau perusahaan
antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain, termasuk dalam hal
ini adalah penanaman modal langsung oleh penduduk suatu negara seperti
mendirikan perusahan baru di negara lain.
Bila terjadi pembelian saham atau pembelian perusahaan oleh penduduk suatu
negara dari penduduk negara lain, maka pos penanaman modal langsung akan di
debet. Sebaliknya akan di kredit jika terjadi penjualan saham kepada penduduk
negara lain atau ada penduduk negara lain yang mendirikaan perusahaan di dalam
negeri.
5) Pos Hutang Piutang Jangka Panjang
Pos hutang piutang jangka panjang (long term loan), meliputi kredit yang
jangkanya lebih dari satu tahun. Termasuk juga di dalamnya jual beli surat
obligasi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Penjualan
obligasi oleh penduduk Indonesia kepada penduduk negara lain, akan terlihat
dalam pos hutang piutang jangka panjang dalam neraca pembayaran Indonesia di
sebelah kredit, sebaliknya akan terlihat di debet pos hutang piutang jangka
panjang apabila penduduk Indonesia membeli obligasi dari penduduk negara
lain. Pos hutang piutang jangka panjang ini dipisahkan menjadi dua bagian:
a) Pos hutang piutang jangka panjang pemerintah (official long term loan).
b) Pos hutang piutang jangka panjang swasta (private long term loan).
6) Pos Hutang Piutang Jangka Pendek
Hutang piutang jangka pendek (short term loan) merupakan kredit yang
jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun. Umumnya terdiri dari penarikan dan
28
pembayaran surat−surat wesel. Hal−hal lainnya sama dengan pos hutang piutang
jangka panjang. Pos hutang piutang jangka pendek sering diusahakan menjadi:
a) Pos hutang piutang jangka pendek pemerintah (official short term loan).
b) Pos hutang piutang jangka pendek swasta (private short term loan).
7) Pos Sektor Moneter
Pos sektor moneter (monetary sector) atau biasa disebut lalu−lintas moneter
(Monetary Acomodating) pada dasarnya adalah transaksi−transaksi pembayaran.
Pembayaran itu meliputi pembayaran−pembayaran terhadap transaksi−transaksi
yang tercatat dalam rekening berjalan (current account), seperti
transaksi−transaksi perdagangan, pendapatan modal dan transfer unilateral. Di
samping itu termasuk pula transaksi−transaksi penanaman modal langsung
(investment account), seperti hutang piutang jangka panjang dan hutang piutang
jangka pendek bukan moneter. Jika pengeluaran current account dan investment
account lebih besar dari penerimaan pada current account dan investment
account, maka akan terdapat suatu perbedaan tersebut merupakan defisit yang
harus ditutup dengan saldo kredit pada pos sektor moneter (monetary sector) atau
sering juga disebut sebagai neraca pembayaran sektor moneter (monetary sector
account).
Biasanya dalam neraca pembayaran sektor moneter ini terdiri dari:
a) Bank Sentral
 Hubungan dengan Dana Moneter Internasional (IMF).
 Kewajiban-kewajiban jangka pendek.
 Mutasi cadangan devisa.
 Mutasi cadangan emas moneter.
b) Bank−bank Devisa
 Kewajiban−kewajiban jangka pendek.
 Mutasi cadangan devisa.
Pos hubungan dengan Dana Moneter Internasional akan terdapat jika
cadangan pada badan tersebut dan saldo hak dari SDR (Special Drawing Right)
mengalami perubahan. Kerjasama antar bank sentral berbagai negara akan
membantu memecahkan kesulitan-kesulitan likuiditas luar negeri negara-negara
29
anggota yang sangat mendesak dan berjangka pendek, hal ini dapat dilakukan
dengan fasilitas−fasilitas yang disebut swap. Transaksi−transaksi swap ini akan
dicatat pula dalam kewajiban-kewajiban jangka pendek.
Mutasi cadangan devisa merupakan pos dimana dicatat transaksi−transaksi
penerimaan dan pemakaian valuta asing. Baik untuk bank sentral maupun untuk
bank-bank swasta, penerimaan valuta asing dari luar negeri akan merupakan
transaksi debet, sedangkan pemakaian valuta asing ke luar negeri merupakan
transaksi kredit pada masing-masing pos.
Dalam pos mutasi cadangan emas moneter dicatat perubahan−perubahan
yang terjadi pada besarnya cadangan emas moneter. Yaitu gold out flow atau
aliran emas ke luar negeri dicatat sebagai kredit, sedangkan gold in flow atau
aliran emas ke dalam negeri dicatat di sebelah debet.
8) Pos Selisih Perhitungan (Errors and Omissions)
Pos ini merupakan pos penyeimbang apabila nilai transaksi−transaksi kredit
tidak sama dengan nilai transaksi-transaksi debet. Dengan adanya pos selisih
perhitungan ini, maka jumlah total nilai sebelah kredit dan debet dalam neraca
pembayaran internasional akan selalu sama (balance).
30
BAB XIII
NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL, MEKANISME
PEMBUKUAN, KLASIFIKASI POS−POS DALAM NERACA
PEMBAYARAN
13.1 Mekanisme Pembukuan Neraca Pembayaran
Dalam teori neraca pembayaran, BP selain seimbang secara tata buku
berpasangan, artinya menimbulkan hutang piutang (Clain or Counter Claim for
Payment).
Transaksi kredit adalah suatu transaksi yang mengakibatkan timbulnya atau
bertambahnya hak bagi penduduk negara asing (Payment Obligation).
 Pos Pengimbang
Bentuk pos pengimbang yang dibuat bergantung pada transaksi yang terjadi
 Pembedaan Transaksi transaksi dalam BP
Selama debet dan kredit itu seimbang berbagai transaksi yang panjang
dibawah debet dan kredit dalam BP suatu negara tidak memberikan arti penting
kepada kita tentang aspek ekonomi internasional negara yang bersangkutan.
 Visible dan Invisible
Visible dan Invisible transaction adalah suatu cara untuk membedakan
transaksi transaksi dalam BP.
 Currrent Account dan Capital Account
Currrent Account dan Capital Account adalah cara lain untuk membedakan
transaksi dalam BP.
13.2 Klasifikasi Pos−Pos Dalam Neraca Pembayaran
Bila secara mendatar neraca pembayaran (BP) dibagi dalam kredit dan debet
maka secara vertikal BP dibagi dalam berbagai kategori, yaitu sebagai berikut:
A. General Classification
1) Current Accounts
a. Trade (visible and invisible)
b. Income on Investment
31
2) Unilateral Account
a. Gift
b. Aid
c. Uniteral Transfer
3) Kapital Account
a. Direct on Investment
b. Long Term Loan
c. Short term Capital
d. Bank Deposits and Currencies
e. Inonetary Gold
B. Klasifikasi untuk Analisis Investasi Luar Negeri
1) Saving Account
a. Trade Invisible and Visible
b. Income on Investment
c. Gift, Aid and Unilateral Transfer
2) Investment Account
a. Direct on investment
b. Long Term Loan
c. Short Term Capital
3) Cash Account
a. Bank Deposits and Currencles
b. Monetary Gold
C. Klasifikasi untuk Menganalisis Keseimbangan Neraca Pembayaran
1) Current Account
a. Trade
b. Income On Investment
2) Long Term Account
a. Direct On Investment
b. Long Term Loan
32
3) Short term Account
a. Short Term Capital
b. Bank Deposits and Currencles
c. Monetary Gold
Penyusunan itu yang penting adalah mengetahui posisi devisa kita sendiri.
Keadaan posisi devisa tersebut menunjukkan kemajuan dan kemunduran finansial
kita dalam hubungannya dengan lalu lintas perdagangan dan pembayaran
internasional.
33
BAB XIV
CARA−CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI INTERNASIONAL, CASH,
OPEN ACCOUNT, COMMERCIAL BILLS OF EXCHANGE, LETTERS OF
CREDIT, PRIVATE COMPENSATION
14.1 Definisi Pembayaran Internasional
Pembayaran internasional adalah pembayaran atas transaksi yang dilakukan
oleh negara−negara yang terlibat dalam perdagangan internasional berdasarkan
kesepakatan yang telah dirundingkan sebelumnya. Pembayaran dalam
perdagangan internasional pada umumnya dilaksanakan melalui bank. Bagi
pembisnis, terutama export import, pengetahuan mengenai cara pembayaran
adalah sangat penting.
14.2 Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Pembayaran Internasional
Faktor−faktor yang menyebabkan terjadinya pembayaran internasional di
antaranya sebagai berikut:
1. Pembeli (importir) dan penjual (eksportir) terpisah oleh batas negara.
2. Adanya perbedaan mata uang pada masing−masing negara.
3. Komunikasi antarnegara dengan teknologi mutakhir begitu cepat, namun
pengangkutan barang terutama yang berbobot berat, tinggi, dan berukuran
besar masih menyita waktu.
Oleh karena dalam pembayaran internasional suatu mata uang dipertukarkan
dengan mata uang lainnya di pasar valuta asing (Valas), maka permintaan suatu
mata uang akan merupakan penawaran terhadap mata uang lainnya. Misalnya kita
melakukan pertukaran US $ dengan rupiah, maka permintaan terhadap US $
merupakan penawaran rupiah, dan sebaliknya penawaran rupiah merupakan
permintaan terhadap US $.
34
14.3 Cara−Cara Pembayaran Transaksi Internasional
Dalam melakukan pembayaran transaksi ekonomi luar negeri, seorang
pengusaha dapat menggunakan beberapa cara. Cara−cara ini antara lain:
1. Cash
2. Open Account
3. Commercial Bills of Exchange
4. Letters of Credit
5. Private Compensation
A. Cash
Pembayaran ini dilakukan dengan menggunakan check atau bank draft, pada
saat barang dikirim oleh eksportir atau sebelumnya. Cara ini biasanya tidak
disukai oleh pembeli (importir) karena:
 Harus tersedia uang kas yang cukup besar.
 Kehilangan penggunaan modal kerja karena barang diterima kemudian.
 Harus berdasarkan kepercayaan dan kejujuran eksportir.
Tetapi cara ini sangat baik bagi eksportir yang keadaan keuangannya lemah dan
belum kenal baik dengan importir.
B. Open Account
Cara ini merupakan kebalikan daripada cash. Sebab dengan cara open account
barang telah dikirim kepada importir tanpa disertai surat perintah membayar serta
dokumen−dokumen. Pembayaran dilakukan setelah beberapa waktu atau terserah
kebijaksanaan importir. Dalam hal ini risiko sebagian besar ditanggung eksportir,
misalnya:
 Eksportir harus mempunyai banyak modal dan apabila pembayaran akan
dilakukan dengan mata uang asing maka resiko perubahan kurs menjadi
tanggungannya.
Cara ini akan baik digunakan apabila:
 Pembeli sudah kenal dengan baik.
 Keadaan ekonomi dan ekonomi yang stabil.
35
 Dekat dengan pasar.
C. Commercial Bills of Exchange
Cara ini yang paling umum dipakai, Commercial Bills of Exchange sering
disebut draft atau trade bills, adalah surat yang ditulis oleh penjual yang berisi
perintah kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang tertentu pada waktu
tertentu di masa datang. Surat perintah semacam ini sering disebut wesel. Apabila
si pembeli menyetujui maka dia lalu membubuhkan tanda tangan pada draft
tersebut, sehingga drafts tersebut dapat diperjualbelikan (disebut trade drafts).
Jenis/macam daripada drafts ini ada:
 Clean Drafts yakni draft yang tidak disertai jaminan dokumen barang.
 Documentary Drafts yakni draft yang disertai jaminan dokumen pengiriman
serta asuransi barang.
Waktu kapan pembayaran draft itu dilakukan disebut tenor atau usance. Dalam
hubungan dengan tenor/usance, maka draft dapat dibagi dalam:
 Sight Draft: yakni draft yang dibayar sesaat setelah diperlihatkan pada
pembeli. Jadi mungkin pembayarannya sebelum barangnya tiba di tempat
pembeli sebab draft dikirim melalui kapal laut.
 Arrival Draft: yakni draft yang dibayar sesaat setelah barang−barangnya
dating.
 Date Draft: yakni draft yang pembayarannya dilakukan pada tanggal
tertentu atau beberapa hari setelah tanggal tersebut.
D. Letters of Credit
Dalam cara dengan letter of credit wesel ditarik kepada Bank bukan importir,
sehingga transaksinya akan lebih terjamin. Yang dimaksud dengan letter of credit
adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan pembeli barang
(importir) dimana bank tersebut yang menyetujui dan membayar wesel yang
ditarik oleh penjual barang (eksportir). Dengan demikian letter of credit
merupakan suatu alat pengganti kredit bank dan dapat menjamin pembayarannya
bagi eksportir.
36
Pihak−pihak di dalam letter of credit:
 Opener (importir) adalah pembeli yang membuka L/C.
 Issuer adalah Bank yang mengeluarkan L/C tersebut.
 Beneficiary atau Acreditee adalah penjual (eksportir).
Dalam kenyataannya sering terdapat satu pihak lagi di dalam transaksi dengan
L/C ini, yakni confirming bank. Confirming Bank adalah bank di negara eksportir,
yang atas permintaan eksportir, menjamin pembayaran L/C yang dikeluarkan oleh
Issuer.
Langkah-langkah pembayaran dengan L/C:
 Perjanjian tentang cara pembayaran dengan L/C oleh importir dan eksportir.
 Importir membuka L/C dengan bank di negaranya dengan mengisi
permohonan pembukaan L/C.
 Apabila permohonan tersebut disetujui, lalu L/C ditandatangani oleh bank.
Dengan demikian bank akan menjamin pembayaran kepada eksportir,
sebaliknya importir akan menjamin pula semua pembayaran yang dilakukan
oleh bank.
 Dengan ditandatangani permohonan L/C tersebut maka kredit telah bersedia
bagi importir untuk mengimpor barang dari eksportir.
 Kemudian bank (Issuer) tersebut memerintahkan confirming bank untuk
memberikan advice of L/C kepada eksportir. Confirming Bank lalu
membubuhkan namanya pada L/C tersebut untuk memperkuat jaminan
pembayaran L/C.
 Barang kemudian dikirim oleh eksportir. Eksportir menarik wesel atas
Issuing Bank dan mengirimkan wesel tersebut beserta dokumen−dokumen
pengiriman barang. Confirming bank memeriksa dokumen−dokumen
tersebut.
 Wesel dan dokumen−dokumen tersebut oleh confirming bank dikirimkan
kepada Issuing Bank.
 Setelah wesel tersebut ditandatangani oleh Issuing bank maka barang
dikeluarkan dari pelabuhan dan dikirimkan ketempat importir setelah
menandatangani trust receipt.
37
 Pada tanggal yang telah ditentukan dalam wesel tersebut, importir
membayar kepada Issuing Bank. Dengan demikian selesailah pembayaran
dengan menggunakan L/C.
E. Private Compensation
Cara pembayaran ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Indonesia Amerika
Amar Berutang $(= Rp.166.000,00) kepada John
Ranu Berpiutang $400 (= Rp.166.000,00) kepada Arien
Penyelesaian pembayaran dapat dilakukan dengan cara: Amar membayar
utangnya dalam rupiah sebesar Rp.166.000,00 (= $400) kepada Ranu dan Arien
membayar utang dengan dolar sebesar $400 (= Rp.166.000,00) kepada John.
Dengan demikian utang piutang tersebut dapat diselesaikan pembayarannya tanpa
perpindahan mata uang ke negara lain. Hanya saja kesulitannya dalam
mendapatkan orang−orang yang persis mempunyai utang piutang dalam jumlah
yang sama.

More Related Content

What's hot

RESUME PERTEMUAN 9-14
RESUME PERTEMUAN 9-14RESUME PERTEMUAN 9-14
RESUME PERTEMUAN 9-14adeimallia
 
Makalah resume ekonomi internasional tugas 2 . jevri hardian (11160901) 6k mk...
Makalah resume ekonomi internasional tugas 2 . jevri hardian (11160901) 6k mk...Makalah resume ekonomi internasional tugas 2 . jevri hardian (11160901) 6k mk...
Makalah resume ekonomi internasional tugas 2 . jevri hardian (11160901) 6k mk...jevrihardian
 
Contoh Makalah Valuta asing
Contoh Makalah Valuta asingContoh Makalah Valuta asing
Contoh Makalah Valuta asingIqmal Muttaqin
 
Proyeksi nilai tukar
Proyeksi nilai tukarProyeksi nilai tukar
Proyeksi nilai tukarfriska sary
 
Resume pertemuan ke_9_sampai_14_01[1]
Resume pertemuan ke_9_sampai_14_01[1]Resume pertemuan ke_9_sampai_14_01[1]
Resume pertemuan ke_9_sampai_14_01[1]muhaiminmuhaimin14
 
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 4
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 4Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 4
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 4Yoyo Sudaryo
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalIkaYulianti4
 
Ppt. ekonomi uang dan bank (moneter)
Ppt. ekonomi uang dan bank (moneter)Ppt. ekonomi uang dan bank (moneter)
Ppt. ekonomi uang dan bank (moneter)Ratu Angriani
 
Permintaan dan penawaran uang
Permintaan dan penawaran uangPermintaan dan penawaran uang
Permintaan dan penawaran uangFikri Haikal
 
BMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi MoneterBMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi MoneterMang Engkus
 
Foreign exchange market
Foreign exchange marketForeign exchange market
Foreign exchange marketstiemberau2
 

What's hot (19)

RESUME PERTEMUAN 9-14
RESUME PERTEMUAN 9-14RESUME PERTEMUAN 9-14
RESUME PERTEMUAN 9-14
 
Kurs valuta asing
Kurs valuta asingKurs valuta asing
Kurs valuta asing
 
Makalah resume ekonomi internasional tugas 2 . jevri hardian (11160901) 6k mk...
Makalah resume ekonomi internasional tugas 2 . jevri hardian (11160901) 6k mk...Makalah resume ekonomi internasional tugas 2 . jevri hardian (11160901) 6k mk...
Makalah resume ekonomi internasional tugas 2 . jevri hardian (11160901) 6k mk...
 
Contoh Makalah Valuta asing
Contoh Makalah Valuta asingContoh Makalah Valuta asing
Contoh Makalah Valuta asing
 
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneterModul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
 
Proyeksi nilai tukar
Proyeksi nilai tukarProyeksi nilai tukar
Proyeksi nilai tukar
 
Resume pertemuan ke_9_sampai_14_01[1]
Resume pertemuan ke_9_sampai_14_01[1]Resume pertemuan ke_9_sampai_14_01[1]
Resume pertemuan ke_9_sampai_14_01[1]
 
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 4
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 4Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 4
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 4
 
MKI modul linked
MKI modul linkedMKI modul linked
MKI modul linked
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Ppt. ekonomi uang dan bank (moneter)
Ppt. ekonomi uang dan bank (moneter)Ppt. ekonomi uang dan bank (moneter)
Ppt. ekonomi uang dan bank (moneter)
 
Permintaan dan penawaran uang
Permintaan dan penawaran uangPermintaan dan penawaran uang
Permintaan dan penawaran uang
 
BMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi MoneterBMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
 
Ekonomi moneter
Ekonomi moneterEkonomi moneter
Ekonomi moneter
 
Uang dan Inflasi
Uang dan InflasiUang dan Inflasi
Uang dan Inflasi
 
Teori Kuantitas Uang
Teori Kuantitas UangTeori Kuantitas Uang
Teori Kuantitas Uang
 
Permintaan uang
Permintaan uangPermintaan uang
Permintaan uang
 
Foreign exchange market
Foreign exchange marketForeign exchange market
Foreign exchange market
 

Similar to EKONOMI INTERNASIONAL

Resume pertemuan ke 9 sampai 14 01 (1)
Resume pertemuan ke 9 sampai 14 01 (1)Resume pertemuan ke 9 sampai 14 01 (1)
Resume pertemuan ke 9 sampai 14 01 (1)meri yulina
 
Resume Ekonomi Internasional UAS
Resume Ekonomi Internasional UASResume Ekonomi Internasional UAS
Resume Ekonomi Internasional UASAnggi Ferdianza
 
Exchange rate dan neraca pembayaran
Exchange rate dan neraca pembayaranExchange rate dan neraca pembayaran
Exchange rate dan neraca pembayaranYuca Siahaan
 
PPT pengantar bisnis kel 11.pptx
PPT pengantar bisnis kel 11.pptxPPT pengantar bisnis kel 11.pptx
PPT pengantar bisnis kel 11.pptxPutriBalqis80
 
Aplikasi sistem moneter internasional dalam bisnis
Aplikasi sistem moneter internasional dalam bisnisAplikasi sistem moneter internasional dalam bisnis
Aplikasi sistem moneter internasional dalam bisnisWahono Diphayana
 
Ekonomi internasional (2)
Ekonomi internasional (2)Ekonomi internasional (2)
Ekonomi internasional (2)ine srinurjanah
 
KELOMPOK 6_PASAR VALUTA ASING DAN NILAI TUKAR.pptx
KELOMPOK 6_PASAR VALUTA ASING DAN NILAI TUKAR.pptxKELOMPOK 6_PASAR VALUTA ASING DAN NILAI TUKAR.pptx
KELOMPOK 6_PASAR VALUTA ASING DAN NILAI TUKAR.pptxandromedawibowo
 
Resume uas ekonomi internasional
Resume uas ekonomi internasional Resume uas ekonomi internasional
Resume uas ekonomi internasional Anisa Emas
 
PERTEMUAN 7 VALUTA ASING DAN PASAR KEUANGAN INTERNASIONAL.pptx
PERTEMUAN 7 VALUTA ASING DAN PASAR KEUANGAN INTERNASIONAL.pptxPERTEMUAN 7 VALUTA ASING DAN PASAR KEUANGAN INTERNASIONAL.pptx
PERTEMUAN 7 VALUTA ASING DAN PASAR KEUANGAN INTERNASIONAL.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Sistem moneter-internasional
Sistem moneter-internasionalSistem moneter-internasional
Sistem moneter-internasionalEryPrasetyo5
 
Materi ekonomi internasional
Materi ekonomi internasionalMateri ekonomi internasional
Materi ekonomi internasionalSita Nurhalimah
 
presentasi ekonomi internasional tentang Sistem Moneter Internasional, Penent...
presentasi ekonomi internasional tentang Sistem Moneter Internasional, Penent...presentasi ekonomi internasional tentang Sistem Moneter Internasional, Penent...
presentasi ekonomi internasional tentang Sistem Moneter Internasional, Penent...fahmi_7
 
Ekonomi internasional topik 4 presentasi
Ekonomi internasional topik 4 presentasiEkonomi internasional topik 4 presentasi
Ekonomi internasional topik 4 presentasifahmi_7
 

Similar to EKONOMI INTERNASIONAL (20)

valuta asing.docx
valuta asing.docxvaluta asing.docx
valuta asing.docx
 
Resume pertemuan ke 9 sampai 14 01 (1)
Resume pertemuan ke 9 sampai 14 01 (1)Resume pertemuan ke 9 sampai 14 01 (1)
Resume pertemuan ke 9 sampai 14 01 (1)
 
Resume Ekonomi Internasional UAS
Resume Ekonomi Internasional UASResume Ekonomi Internasional UAS
Resume Ekonomi Internasional UAS
 
Nilai tukar dan tingkat bunga
Nilai tukar dan tingkat bungaNilai tukar dan tingkat bunga
Nilai tukar dan tingkat bunga
 
Exchange rate dan neraca pembayaran
Exchange rate dan neraca pembayaranExchange rate dan neraca pembayaran
Exchange rate dan neraca pembayaran
 
PPT pengantar bisnis kel 11.pptx
PPT pengantar bisnis kel 11.pptxPPT pengantar bisnis kel 11.pptx
PPT pengantar bisnis kel 11.pptx
 
Aplikasi sistem moneter internasional dalam bisnis
Aplikasi sistem moneter internasional dalam bisnisAplikasi sistem moneter internasional dalam bisnis
Aplikasi sistem moneter internasional dalam bisnis
 
Ekonomi internasional (2)
Ekonomi internasional (2)Ekonomi internasional (2)
Ekonomi internasional (2)
 
Resume 2
Resume 2Resume 2
Resume 2
 
KELOMPOK 6_PASAR VALUTA ASING DAN NILAI TUKAR.pptx
KELOMPOK 6_PASAR VALUTA ASING DAN NILAI TUKAR.pptxKELOMPOK 6_PASAR VALUTA ASING DAN NILAI TUKAR.pptx
KELOMPOK 6_PASAR VALUTA ASING DAN NILAI TUKAR.pptx
 
Resume uas ekonomi internasional
Resume uas ekonomi internasional Resume uas ekonomi internasional
Resume uas ekonomi internasional
 
PERTEMUAN 7 VALUTA ASING DAN PASAR KEUANGAN INTERNASIONAL.pptx
PERTEMUAN 7 VALUTA ASING DAN PASAR KEUANGAN INTERNASIONAL.pptxPERTEMUAN 7 VALUTA ASING DAN PASAR KEUANGAN INTERNASIONAL.pptx
PERTEMUAN 7 VALUTA ASING DAN PASAR KEUANGAN INTERNASIONAL.pptx
 
Sistem moneter-internasional
Sistem moneter-internasionalSistem moneter-internasional
Sistem moneter-internasional
 
Materi ekonomi internasional
Materi ekonomi internasionalMateri ekonomi internasional
Materi ekonomi internasional
 
Materi uas
Materi uasMateri uas
Materi uas
 
Modul 3 KB 4
Modul 3 KB 4Modul 3 KB 4
Modul 3 KB 4
 
UANG
UANGUANG
UANG
 
Pasar valuta asing
Pasar valuta asingPasar valuta asing
Pasar valuta asing
 
presentasi ekonomi internasional tentang Sistem Moneter Internasional, Penent...
presentasi ekonomi internasional tentang Sistem Moneter Internasional, Penent...presentasi ekonomi internasional tentang Sistem Moneter Internasional, Penent...
presentasi ekonomi internasional tentang Sistem Moneter Internasional, Penent...
 
Ekonomi internasional topik 4 presentasi
Ekonomi internasional topik 4 presentasiEkonomi internasional topik 4 presentasi
Ekonomi internasional topik 4 presentasi
 

Recently uploaded

Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 

Recently uploaded (19)

Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 

EKONOMI INTERNASIONAL

  • 1. RESUME EKONOMI INTERNASIONAL DOSEN: ADE FAUJI, SE, MM OLEH: MONTIZA RIZKI PUTRI 11150986 6K MANAJEMEN KEUANGAN DAN PERBANKAN RUANGAN C.1.3 JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN 2018
  • 2. ii DAFTAR ISI DAFTAR ISI........................................................................................................... ii BAB IX VALUTA ASING: SISTEM KURS VALUTA ASING, ISTILAH−ISTILAH DALAM KURS VALUTA ASING .............................. 1 9.1 Pengertian Valuta Asing.............................................................................. 2 9.2 Fungsi Valuta Asing.................................................................................... 2 9.3 Jenis Kurs Valuta Asing.............................................................................. 3 9.4 Sistem Kurs Valuta Asing........................................................................... 3 9.5 Dalam Penggunaan Kurs Valuta Asing....................................................... 7 9.6 Istilah–Istilah Dalam Kurs Valuta Asing .................................................... 7 BAB X TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL (MNC): SIFAT PERUSAHAAN MULTINASIONAL, FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL .. 10 10.1 Perusahaan Multinasional ........................................................................ 10 10.2 Sifat–Sifat Perusahaan Multinasional (MNC).......................................... 10 10.3 Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi MNC.............................................. 11 10.4 Faktor Non Ekonomi................................................................................ 12 BAB XI TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL (MNC): KEKUATAN GLOBAL, EFEK GLOBAL ..................................................... 13 11.1 Kekuatan Bersaing MNC ......................................................................... 13 11.2 Efek Global MNC .................................................................................... 14 11.3 Manfaat MNC Bagi Negara Induk dan Negara Penerima........................ 14 11.4 Konflik Yang Muncul Di Negara Induk .................................................. 15 11.5 Kerugian Bagi Negara Penerima.............................................................. 16 11.6 Pengaturan MNC Oleh Negara Penerima ................................................ 17 BAB XII NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL, MASALAH−MASALAH TRANSAKSI EKONOMI INTERNASIONAL, POS−POS DALAM NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL.......... 18 12.1 Pengertian Neraca Pembayaran Internasional.......................................... 18 12.2 Masalah−Masalah Transaksi Ekonomi Internasional .............................. 20
  • 3. iii 12.3 Pos−Pos Neraca Pembayaran................................................................... 25 BAB XIII NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL, MEKANISME PEMBUKUAN, KLASIFIKASI POS−POS DALAM NERACA PEMBAYARAN.............................................................................................. 30 13.1 Mekanisme Pembukuan Neraca Pembayaran.......................................... 30 13.2 Klasifikasi Pos−Pos Dalam Neraca Pembayaran..................................... 30 BAB XIV CARA−CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI INTERNASIONAL, CASH, OPEN ACCOUNT, COMMERCIAL BILLS OF EXCHANGE, LETTERS OF CREDIT, PRIVATE COMPENSATION.................................... 33 14.1 Definisi Pembayaran Internasional .......................................................... 33 14.2 Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Pembayaran Internasional ....... 33 14.3 Cara−Cara Pembayaran Transaksi Internasional ..................................... 34
  • 4. 1 BAB IX VALUTA ASING: SISTEM KURS VALUTA ASING, ISTILAH−ISTILAH DALAM KURS VALUTA ASING 9.1 Pengertian Valuta Asing Valuta asing atau valas merupakan alat pembayaran yang digunakan dalam transaksi perdagangan internasional. Adapun wujud dari valuta asing berupa mata uang asing. Tidak setiap mata uang asing dapat dipakai langsung untuk membayar transaksi perdagangan internasional, tetapi harus ditukarkan terlebih dahulu dengan mata uang yang berlaku secara internasional. Mata uang yang sering digunakan dan berlaku sebagai alat pembayaran dalam transaksi kauangan dan perdagangan internasional disebut hard currency, yaitu mata uang yang nilainya kuat dan relatif stabil serta mengalami apresiasi atau kenaikan nilai terhadap mata uang lain. Contoh dari hard currency adalah mata uang−mata uang dari negara−negara maju seperti dollar Amerika, yen Jepang dan euro. Sedangkan mata uang yang nilainya lemah dan relatif kurang stabil nilainya serta jarang digunakan sebagai alat pembayaran dalam transaksi perdagangan internasional disebut soft currency. Mata uang yang termasuk soft currency ini sering megalami depresiasi atau penurunan nilai mata uang terhadap mata uang lain. Contoh mata uang yang soft currency adalah mata uang dari negara negara berkembang seperti rupiah Indonesia, kyat Myanmar, kina Papua Nugini, dong Vietnam, peso Filipina dan bath Thailand. Bagi para importir Indonesia yang mau membayar impor barang dari luar negeri harus menukar mata uang rupiah terlebih dahulu di bursa valuta asing atau Money Changer dengan mata uang yang hard currency seperti dollar Amerika sesuai dengan nilai kurs yang berlaku. Pengertian Kurs valuta asing secara umum bisa diartikan sebagai harga suatu mata uang asing jika dipertukarkan dengan mata uang lain (mata uang dalam negeri/mata uang negara lainnya).
  • 5. 2 Contoh kurs valuta asing, misalkan saja saat ini kurs rupiah terhadap dollar adalah sebesar Rp 12.500. Ini berarti anda perlu menukarkan rupiah sebesar Rp 12.500 untuk mendapatkan 1 USD. Penurunan kurs rupiah, misalnya dari Rp 12.000/USD menjadi Rp 12.500/USD, berarti dollar menjadi lebih mahal dalam rupiah. Dengan kata lain, dollar mengalami apresiasi terhadap rupiah, atau rupiah mengalami depresiasi terhadap dollar. Sebaliknya, kenaikan kurs rupiah menunjukan bahwa dollar mengalami depresiasi terhadap rupiah. 9.2 Fungsi Valuta Asing Jika dikaji dari pengertian valuta asing di atas, maka fungsi valuta asing adalah sebagai alat pembayaran dalam perdagangan internasional. Jika kita rinci secara lebih mendalam maka valuta asing setidaknya memiliki 4 fungsi berikut ini: 1) Alat Tukar Internasional Fungsi valuta asing yang pertama adalah sebagai alat tukar internasional. Seperti yang kita ketahui bersama, uang merupakan alat tukar yang digunakan untuk melakukan pertukaran barang. 2) Alat Pengendali Kurs Fungsi valuta asing yang kedua adalah sebagai alat pengendali kurs. Kurs mata uang suatu negara sering kali mengalami pergolakan. Dengan pengelolaan tingkat penggunaan sesuatu valuta asing asing tertentu, sebuah negara dapat mengendalikan nilai tukar mata uang mereka dengan lebih mudah. 3) Alat Pembayaran Internasional Seperti yang telah dijelaskan di atas, valuta asing memiliki peranan yang besar dalam perdagangan internasional yaitu sebagai alat pembayaran yang sah dan diakui oleh kedua belah pihak. 4) Alat untuk Memperlancar Perdagangan Internasional
  • 6. 3 Dengan menggunakan valuta asing, setiap negara yang ada di seluruh penjuru dunia dapat dengan mudah melakukan aktivitas jual beli tanpa harus terkendala masalah penggunaan mata uang. 9.3 Jenis Kurs Valuta Asing Ada dua macam kurs yang perlu kita pahami:  Kurs jual, adalah harga yang diberikan oleh bank kepada kita untuk membeli mata uang asing.  Kurs beli, adalah harga yang diberikan oleh bank saat kita menukarkan mata uang asing. 9.4 Sistem Kurs Valuta Asing Sifat kurs valuta asing sangat tergantung dari sifat pasar. Apabila transaksi jual beli valuta asing dapat dilakukan secara bebas di pasar, maka kurs valuta asing akan berubah–ubah sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran. Apabila pemerintah menjalankan kebijaksanaan stabilisasi kurs, tetapi tidak dengan mempengaruhi transaksi swasta, maka kurs ini hanya akan berubah–ubah di dalam batas yang kecil, meskipun batas–batas ini dapat diubah dari waktu ke waktu. Pemerintah dapat juga menguasai sepenuhnya transaksi valuta asing. Dalam hal ini kurs tidak lagi dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran. Sistem ini disebut exchange control. Di dalam sistem moneter standar emas kurs valuta asing relatif tetap atau hanya berubah–ubah dalam batas–batas yang di tentukan
  • 7. 4 oleh ongkos angkut emas. Adapun sistem kurs valuta asing adalah sebagai berikut: 1. Sistem kurs yang berubah–ubah Di dalam pasar bebas perubahan kurs tergantung pada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing. Bahwa permintaan valuta asing diperlukan guna melakukan transaksi pembayaran ke luar negeri (impor). Permintaan valuta asing diturunkan dari transaksi debit dalam neraca pembayaran internasional. Sedangkan penawaran valuta asing berasal dari eksportir, yakni berasal dari transaksi kredit neraca pembayaran internasional. Suatu mata uang dikatakan “kuat” apabila transaksi autonomous kredit lebih besar dari transaksi autonomous debit, sebaliknya dikatakan “lemah” apabila neraca pembayarannya mengalami defisit. Selanjutnya, transaksi autonomous debit dan kredit dipengaruhi oleh faktor–faktor yang berasal dari dalam maupun luar negeri, termasuk harga, pendapatan dan tingkat bunga. Segala sesuatu yang mempengaruhi ketiga faktor ini, baik dari dalam maupun luar negeri, akan mempengaruhi permintaan dan penawaran yang pada gilirannya akan mempengaruhi kurs valuta asing. Makin tinggi tingkat pertumbuhan pendapatan, makin besar kemungkinan untuk impor yang berarti makin besar pula permintaan akan valuta asing. Kurs valuta asing cenderung naik dan harga mata uang sendiri akan turun. Demikian juga inflasi, akan menyebabkan impor naik dan ekspor turun yang akan mengakibatkan kurs valuta asing naik. Kenaikan tingkat bunga dalam negeri cenderung menarik modal masuk dari luar negeri. Kurs valuta asing akan turun dan nilai mata uang sendiri naik relatif terhadap valuta asing. Bahwa semua kegiatan ekonomi dan kebijakan pemerintah yang mempengaruhi pendapatan, harga serta tingkat bunga secara tidak langsung akan mempengaruhi kurs. Kebijaksanaan pemerintah akan menaikkan pendapatan dan harga. Kenaikan pendapatan dan harga ini akan menyebabkan impor naik, yang berarti akan menaikkan permintaan valuta asing. Akibat selanjutnya, kurs valuta asing akan naik. Disamping faktor–faktor ekonomi tersebut, ada faktor–faktor non−ekonomi yang dapat mempengaruhi perubahan kurs, seperti faktor politis dan psikologi.
  • 8. 5 Misalnya, kepanikan yang terjadi di dalam negeri akan menyebabkan larinya dana ke luar negeri, sehingga kurs valuta asing akan naik. 2. Sistem kurs yang stabil Sistem kurs bebas sering menimbulkan adanya tindakan spekulasi sebagai akibat ketidaktentuan di dalam kurs valuta asing. Oleh karena itu banyak Negara yang kemudian menjalankan suatu kebijaksanaan untuk menstabilkan kurs. Pada dasarnya kurs yang stabil dapat timbul secara: 1) Aktif yakni pemerintah menyediakan dana untuk tujuan stabilisasi kurs. 2) Pasif yakni di dalam suatu negara yang menggunakan system standar emas. a. Stabilisasi kurs Kegiatan stabilisasi kurs dapat dijalankan dengan cara, apabila tendensi kurs valuta asing akan turun maka pemerintah membeli valuta asing di pasar. Dengan tambahnya permintaan dari pemerintah maka tendensi kurs turun dapat dicegah. Sebaliknya apabila tendensi kurs naik, maka pemerintah menjual valuta asing di pasar sehingga penawaran valuta asing bertambah dan kenaikan kurs dapat dicegah. Usaha untuk mencegah kenaikkan kurs valuta asing ini bagi pemerintah lebih sukar, Karena cadangan valuta asing yang dimiliki terbatas. Keterbatasan ini mungkin menyebabkan pemerintah tidak bisa sepenuhnya untuk mengembalikan kurs ke tingkat yang dikehendaki. Sedangkan usaha untuk mencegah penurunan kurs lebih mudah dijalankan sebab pembelian valuta asing oleh pemerintah dilakukan dengan menggunakan cadangan mata uang sendiri. Besarnya cadangan mata uang sendiri di bawah kekuasaan/pengawasan pemerintah, bahkan kalau kekurangan pemerintah dapat mencetak uang. b. Standar emas Suatu Negara dikatakan memakai standar emas apabila:  Nilai mata uangnya dijamin dengan nilai seberat emas tertentu.  Setiap orang boleh membuat serta melebur uang emas.
  • 9. 6  Pemerintah sanggup membeli atau menjual emas dalam jumlah yang tidak terbatas pada harga tertentu (yang sudah ditetapkan pemerintah). 3. Pengawasan devisa (Exchange Control) Dalam sistem ini pemerintah memonopoli seluruh transaksi valuta asing. Tujuannya adalah untuk mencegah adanya aliran modal keluar dan melindungi pengaruh depresi dari negara lain, terutama dalam hal negara tersebut menghadapi keterbatasan cadangan valuta asing dibanding dengan permintaannya. Menghadapi jumlah valuta asing yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan permintaannya, pemerintah perlu mengadakan alokasi di dalam penggunaannya, yakni untuk tujuan–tujuan yang sesuai dengan program pemerintah. Alokasi biasanya dilakukan dengan menggunakan lisensi impor. Di dalam pengawasan devisa (exchange control) pemerintah dapat menetapkan kurs suatu mata uang itu: a) Hanya satu jenis saja, tidak tergantung pada tujuan penggunaan devisa tersebut. Sistem ini disebut single exchange rate system. b) Lebih dari satu macam kurs, tergantung daripada tujuan penggunaannya. Sistem ini disebut multiple exchange rate. Sebenarnya didalam system ini terdapat banyak sekali cara penentuan exchange rate. Bentuk yang extreme ada dua yakni:  Dua atau lebih kurs/exchange rate yang bebas untuk mengalokasi devisa dengan beberapa pengawasan yang tidak ketat.  Dua atau lebih kurs resmi (official rate) yang tetap, yang biasanya dilengkapi dengan sistem lisensi impor serta impor quota. Didalam mengadakan alokasi penggunaan devisa, pemerintah dapat menggunakan beberapa cara, antara lain: 1. Individual allocation: setiap pemohon devisa diadakan penelitian tentang penggunaannya. Apabila pemohon tersebut disetujui lalu diberikan izin untuk membeli sejumlah tertentu devisa. 2. Exchange quota: untuk setiap kategori impor ditentukan jumlah devisanya berdasarkan devisa yang akan diperoleh dari ekspor dalam waktu tertentu.
  • 10. 7 Apabila devisa sudah tersedia, lalu dijual dengan prinsip yang datang dulu dilayani sampai jatah untuk kategori impor tersebut habis. 3. Waiting list: ini merupakan pelengkap cara exchange quota. Setiap surat permohonan pembelian devisa ditempatkan dalam daftar menunggu sampai devisa tersedia. Pada umumnya tujuan suatu negara menjalankan pengawasan devisa adalah: a) Mencegah terjadinya aliran modal ke luar negeri dan menekankan Neraca Pembayaran Internasional (NPI) yang disequilibrium. b) Melindungi industri di dalam negeri. c) Memperoleh pendapatan bagi pemerintah. d) Tie In Import Arrangement: penggunaan devisa untuk impor barang tertentu, tetapi dengan syarat importer harus juga membeli barang pelengkap atau barang yang sama hasil produksi di dalam proporsi tertentu. Jadi, dengan pengawasan devisa maka penggunaan dapat diatur sebaik mungkin sehingga disequilibrium di dalam NPI pun dapat dikurangi/ditekan. 9.5 Dalam Penggunaan Kurs Valuta Asing Dalam penggunaannya sistem ini terdiri atas empat macam kurs valuta asing yaitu sebagai berikut:  Kurs paritas arthayasa (Mint Parity) ialah kurs yang menunjukkan perbandingan kandungan emas yang telah diperoleh dengan cara menukarkan satu satuan uang suatu negara dengan satu satuan uang negara lain.  Kurs titik ekspor emas (Gold Export Point) ialah kurs valuta asing terendah yang terjadi dalam sistem standar emas.  Kurs titik impor emas (Gold Import Point) ialah kurs valuta asing terendah yang terjadi dalam sistem standar emas.  Kurs valuta asing yang terjadi ialah kurs yang bergerak naik atau turun disekitar kurs paritas arthayasa. 9.6 Istilah–Istilah Dalam Kurs Valuta Asing Adapun istilah−istilah dalam kurs valuta asing adalah sebagai berikut:
  • 11. 8 1) Atribut, karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi. Contoh, biaya histories dan biaya penggantian yang merupakan atribut suatu aktiva. 2) Konversi, pertukatan suatu mata uang ke dalam mata uang lain. 3) Kurs kini, nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporan keuangan yang relevan. 4) Diskonto, ketika tingkat pertukaran yang berikutnya lebih rendah daripada tingkat yang berlaku sekarang. 5) Posisi aktiva bersih yang beresiko, kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini. 6) Mata uang asing, suatu mata uang selain mata uang yang digunakan oleh suatu negara, mata uang selain mata uang pelaporan yang digunakan oleh perusahaan. 7) Laporan keuangan dalam mata uang asing, laporan keuangan yang menggunakan mata uang asing sebagai unit pengukuran. 8) Transaksi mata uang asing, transaksi (yaitu penjualan atau pembelian barang atau jasa, atau utang pinjaman atau piutang usaha) dengan syarat−syarat yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang fungsional perusahaan. 9) Translasi mata uang asing, proses untuk menyatakan jumlah−jumlah yang berdenominasi atau diukur dalam suatu mata uang ke dalam mata uang yang lain dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua mata uang tersebut. 10) Operasi luar negri, suatu operasi yang menghasilkan laporan keuangan yang (1) dikombinasikan atau dikonsolidasikan atau diperhitungkan berdasarkan metode ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan pelapor dan (2) disusun dalam mata uang asing selain mata uang pelaporan perusahaan pelapor.
  • 12. 9 11) Kontak pertukaran forward, suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan. 12) Mata uang fungsional, mata uang utama yanga digunakan oleh suatau perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha, dan dalam menghasilkan atau menggunakan kasnya. 13) Kurs histories, kurs nilai tukar mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi. 14) Mata uang local, mata uang suatu negara tertentu yang digunakan mata uang pelaporan yang digunakan oleh suatu operasi domestic atau luar negeri. 15) Pos−pos moneter, kewajiban untuk membayar atau hak untuk menerima sejumlah unit mata uang dalam nilai yang tetap di masa depan. 16) Mata uang pelaporan, mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan. 17) Tanggal penyelesaian, tanggal saat suatu utang dibayarkan oleh suatu piutang tertagih. 18) Kurs spot, nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera. 19) Tanggal transaksi, tanggal saat suatu transaksi dicatat dalam catatan akuntansi perusahaan pelapor. 20) Penyesuaian translasi, penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya. 21) Unit pengukuran, mata uang yang digunakan untuk mengukur aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
  • 13. 10 BAB X TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL (MNC): SIFAT PERUSAHAAN MULTINASIONAL, FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL 10.1 Perusahaan Multinasional Karena begitu banyaknya karakteristik Multinasional Company (MNC) maka sangat sukar untuk memberi definisi yang dapat mencakup semua karakteristik sehingga suatu perusahaan dapat dengan pasti disebut MNC. Beberapa definisi menyebutkan kriteria kualitatif yang harus dipenuhi sehingga perusahaan tersebut digolongkan sebagai MNC, seperti misalnya apakah perusahaan itu beroperasi dan mengendalikan semua aktivitas yang mendatangkan pendapatan dibeberapa Negara. Sedang yang lain memberi definisi lebih pragmatic seperti misalmya jumlah Negara dimana perusahaan itu beroperasi atau total assets atau penjualan yang dilakukan oleh cabangnya di Negara lain. Untuk lebih sederhananya baiklah MNC kita beri definisi saja sebagai perusahaan yang kegiatan bisnisnya bersifat internasional dan lokasi produksinya terletak dibeberapa Negara. Cabang di luar negeri tidak hanya dimiliki oleh perusahaan induk, tetapi juga operasi/kegiatan cabang tersebut dikontrol dan diawasi oleh perusahaan induk. 10.2 Sifat–Sifat Perusahaan Multinasional (MNC) Sifat atau karakteristik MNC sangat bervariasi, tergantung pada cara pendirian cabang di luar negeri, pola pemikiran modal dan tujuan operasi MNC di luar negeri. Karena sifat inilah, maka sangat sulit untuk memberi definisi yang tepat dan dapat mencakup seluruh kriteria, sehingga suatu perusahan sapat didefinisikan dengan pasti sebagai suatu MNC. Pada Hakekatnya, definisi MNC adalah perusahaan yang kegiatan operasi bisnisnya bersifat multinasional atau internasional, dimana ada perusahaan yang beroperasi pada negara induk yakni sebagai kantor pusat (headquarter) dan memiliki lokasi perusahaan cabang tiga negara atau lebih.
  • 14. 11 Perusahaan MNC adalah yang modal kepemilikannya kurang dari 100%. Namun yang umum dilakukan adalah dengan jalan patungan (joint ventures). Motif bisnis dan tujuan MNC melakukan investasi langsung di luar negeri berbeda-beda. Ada MNC yag bertujuan melakukan ekspansi secara vertikal, artinya perusahaan induk (yang memproses lebih lanjut), mendirikan cabang di luar negeri dalam upaya menghasilkan input untuk selanjutya diproses lebih lanjut oleh perasaan induk. Sedangkan MNC melakukan ekspansi secara horizontal artinya dengan cara mendirikan cabang baru di luar negeri dengan melakukan kegiatan yang hamper sama dengan perusahaan induk. 10.3 Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi MNC Dalam kaitannya dengan tujuan optimasi penjualan dan mencari keuntungan maksimum, mendirikan perusahaan cabang di luar negeri, akan dapat memperoleh beberapa keuntungan, sebagai berikut: a) Jika suatu MNC tersebut telah melayani pasar luar negeri melalui ekspor, mungkin sangat diperlukan hubungan yang lebih harmonis dengan para langganan untuk mengetahui kebutuhan dan selera konsumen. b) Ekspor luar negeri sering dihambat oleh kebijakan atau deregulasi tarif negara lain. Dengan mendirikan MNC cabang diluar negeri yang dapat menghasilkan produk negara tersebut, maka masalah hambatan tarif umumnya dapat diatasi. Masalah lain yang terkait langsung dengan ini adalah masalah perubahan kurs mata uang atau nilai valuta asing. Apabila mata uang MNC negara induk mengalami apreasi (contohnya apreasiasi nilai yen terhadap nilai rupiah), maka harga barang ekspornya akan naik. Sehingga secara otomatis akan dapat menurunkan volume ekspor. Masalah ini tentu akan teratasi apabila perusahaan yang bersangkutan mendirikan cabang-cabangnya di luar negeri. c) Jika tujuan penderian cabang MNC di luar negeri adalah untuk mencapai maksimisasi keuntungan, maka pertimbangan efisiensi biaya-biaya di berbagai negara menjadi pertimbangan utama. d) Faktor penghemat biaya yang menjadi pertimbangan berikutnya adalah dapat dihematnya biaya yang menjadi pertimbangan berikutnya adalah dapat
  • 15. 12 dihematnya biaya transportasi dari MNC negara induk ke luar negeri. Dan dengan penghematan biaya jenis ini umumnya produk dapat dijual lebih murah dan lebih cepat dibandingkan jika suatu produk harus melalui pengangkutan (umumnya melalui kapal) dengan biaya tinggi dan waktu yang lama. 10.4 Faktor Non Ekonomi Di samping faktor ekonomi yang mempengaruhi keputusan MNC untuk ekspansi, faktor sosial dan politik di negara hendak dituju perlu diperhatikan. Sikap pemerintah terhadap perusahaan asing perlu dipelajari. Negara penerima MNC sering mengadakan pengaturan terhadap perusahaan asing. Aturan ini biasanya berupa pembatasan keuntungan yang dapat dikirim ke perusahaan induk atau pengaturan mengenai keharusan menggunakan sebagian tenaga kerja dan bahan yang berasal dari negara penerima MNC. Jelas bahwa pengaturan ini dapat menghambat perkembangan MNC. Oleh karena itu MNC terlebih dahulu mempelajari pengalaman (sejarah) kebijaksanaan negara penerima terhadap perusahaan asing sebelum MNC tersebut melakukan ekspansi kesana. Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah kestabilan politik negara penerima. Keadaan politik yang tidak stabil akan sangat mengganggu kegiatan MNC di Negara itu.
  • 16. 13 BAB XI TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL (MNC): KEKUATAN GLOBAL, EFEK GLOBAL 11.1 Kekuatan Bersaing MNC Sumber kekuatan bersaing utama MNC dapat diintisarikan sebagai berikut: 1. MNC dipandang sebagai suatu perusahaan yang superior. Transaksi yang bersifat multinasional ataupun internasional yang dilakukan adalah produknya yang relatif lebih canggih, sangat bervariasi, kompleks, pemanfaatan teknologi modern dan canggih, dan umumnya dilakukan hanya oleh beberapa perusahaan yang sudah besar dan manajemen baik saja. 2. MNC umunya memiliki kekuatan monopoli yang didapat dari pemanfaatan teknologi melalui riset dan pengembangan (research and development-R&D). MNC dapat memanfaatkan iptek dan informasi baik dari dalam maupun luar negeri yang mencakup product system, production process, market dan management. Dengan kata lain MNC umunya memiliki system, proses, pemasaran dan manajemen produk yang lebih unggul. 3. MNC sering mendapat julukan sebagai “perusahaan informasi” yakni suatu perusahaan yang dapat mengorganisir dan secara sistematis dapat menghimpun informasi tentang perkembangan dan trend pasar, biaya dan teknologi melalui perusahaan-perusahaan cabangnya di luar negeri. 4. MNC umumnya dapat menikmati adanya skala yang ekonomis dengan cara yang misalnya, melalui pemutusan seluruh mesin produksi pada satu bagian tertentu dari proses produksi. 5. MNC umumnya juga dapat memperoleh manfaat dari luasnya jaringan keuangan internasional. Ukuran serta terbesarnya letak geografis perusahaan akan memudahkan MNC untuk berupaya mencari sumber dana internasional. 6. MNC umunya menguasai monopoli pasar baik melalui integrasi vertikal maupun integrasi horizontal dan mereka lebih sering melakukan perang harga atau subsidi dalam rangka merebut pasar.
  • 17. 14 7. MNC umunya dapat menghindar dari kebijakan tarif atau kuota yang dapat diambil oleh negara lain. 11.2 Efek Global MNC 1. DAMPAK POSITIF PERUSAHAAN MULTINASIONAL MNC akan dapat mempengaruhi alokasi dana investasi bagi antar negara. Jumlah investor dunia mungkin dapat naik dengan munculnya MNC, terutama jika naiknya investasi di cabang luar negeri tidak mengakibatkan turunnya investasi di negeri asal MNC. MNC juga memiliki akses sumber dana internasional yang lebih besar dan kemudian menambahkan di negara yang menjanjikan pendapatan tinggi serta resiko yang rendah. Banyak penelitian empiris telah dilakukan untuk mengetahui apakah MNC dapat menambah atau justru mengurangi investasi di negra yang didatangi (host country). MNC dapat menimbulakan alokasi produksi antar negara. 2. DAMPAK NEGATIF PERUSAHAAN MULTINASIONAL MNC menimbulkan monopoli, sehingga alokasi sumber daya atau faktor- faktor produksi kurang optimal. Kekuatan pasar MNC mungkin dapat merupakan alat untuk menghambat para pesaing yang tidak memiliki keunggulan dalam pasar, input, produk, keuangan atau keunggulan lainnya. Kekuatan ini selanjutnya akan cenderung dapat mendorong kearah pemusatan atau monopoli pasar. MNC kadangkala dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah negara induknya, atupun negara tempat cabang MNC baru didirikan. Kalau hal ini berhasil tentu akan mengurangi persaingan, sehingga efisiensi dan output potensial menurun. 11.3 Manfaat MNC Bagi Negara Induk dan Negara Penerima 1. Manfaat Negara Induk Manfaat kegiatan atau operasi MNC di luar negeri adalah dalam bentuk kenaikan pendapatan ataupun resiko yang lebih kecil dari pemilik faktor produksi.
  • 18. 15 Manfaat nyata lainnya adalah dapat diperoleh produksi dengan harga yang lebih murah yang dihasilkan di negara lain yang biaya produksinya lebih rendah. 2. Manfaat Negara Penerima Keuntungan utama potensial dengan hadirnya MNC bagi host country antara lain yang utama mencakup: a. Pembentukan atau pertambahan modal. b. Bertanbahnya pendapatan. c. Bertambahnya kesempatan kerja. d. Transfer teknologi. e. Perbaikan posisi neraca pembayaran. 11.4 Konflik Yang Muncul Di Negara Induk Penolakan terhadap investasi langsung dan transfer teknologi oleh MNC biasanya didasari oleh pemikiran tentang efek jangka pendek baik secara sektoral, regional, maupun pendapatan. Secara spesifik efek tersebut berupa penggeseran tenaga kerja, berkurangnya keunggulan modal dan teknologi, penghindaran pajak serta dapat merongrong ekonomi dalam negeri. a. Pergeseran tenaga kerja Isu mengenai efek investasi langsung (dengan mendirikan perusahaan) di luar negeri terhadap pasar tenaga kerja di dala negeri masih diperdebatkan. Banyak bukti menunjukan bahwa beberapa pekerjaan dapat dihilangkan oleh adanya kegiatan MNC di luar negeri. Kegiatan produksi ynag mestinya dapat dilakukan di dalam negeri tetapi dilakukan di luar negeri sehingga tenaga kerja di dalam negeri menjadi kelebihan. Namun demikain kegiatan MNC di luar negeri ini dapat pula menciptakan lapangan kerja di dalam negeri. Efek netonya masih belum pasti apakah lebih besar penggeseran tenaga kerja atau sebaliknya lebih besar penciptaan lapangan kerja. b. Berkurangnya keunggulan modal dan teknologi MNC sering dituduh mengekspor modal dan teknologi dan dikombinasikan dengan tenaga kerja yang murah di luar negeri. Hal ini akan mengakibatkan
  • 19. 16 pertama keunggulan di bidang modal teknologi di dalam negeri dapat berkurang, kedua kegiatan industri dalam negeri dapat menyusut digantikan di luar negeri dan sumber pendapatan nasional yang berasal dari luar negeri (berupa keuntunagn MNC yang dikirim balik) meningkat sehingga ekonomi dalam negeri dapat terpengaruh oleh perusahaan ekonomi dan politik yang terjadi di luar negeri. c. Penghindaran pajak Melalui praktek−praktek penilaian dalam faktur jual−beli (terutama dengan cabang MNC) yang sering disebut transfer pricing serta tax holiday dan insentif yang diberikan oleh negara peneriman MNC dapat menghindar pengenaan pajak yang wajar. Apabila ahl ini terjadi maka negara induk akan dirugikan. d. Merongrong kebijaksanaan ekonomi negara induk Jaringan yang luas dari MNC sering mengakibatkan kebijaksanaan ekonomi negara asal terganggu. Kebijaksanaan anti trust dan kebijaksanaan untuk membatasi satu jenis produk tertentu jatuh ke negara tertentu misalnya, dapat tidak/kurang efektif dengan adanya cabang MNC di negara lain. Secara makro ekonomi, MNC mempunyai akses terhadap pasar modal internasional yang dapat dipergunakan untuk menghindari kebijaksanaan moneter negara asal yang sifatnya restriktif. 11.5 Kerugian Bagi Negara Penerima Konflik memang sering terjadi di negara penerima. Negara penerima umumnya menghendaki impor barang modal dengan sesedikit mungkin penggunaan bahan impor. Tujuan ini dicapai melalui kebijaksanaan pembatasan perdagangan, pengawasan devisa atau syarat mengguanakan produk lokal (local content). Kebijaksanaan ini sering menimbulkan konflik dengan tujuan MNC untuk menekan biaya, mencapai target kualitas produk tertentu atau mengirim kembali keuntungan yang diperoleh. Tujuan−tujuan ini akan dihambat oleh kebijaksanaan−kebijaksanaan di atas. Negara penerima sering pula mengharuskan
  • 20. 17 MNC untuk mengekspor produknya ke negara tertentu yang ini mungkin tidak sejalan dengan tujuan MNC untuk menjual barang di pasar lokal. Masalah lain adalah bahwa MNC dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi negara penerima. Terutama untuk kegiatan MNC yang bersifat padat modal atau yang berorientasi ekspor, seperti pada assembling barang elektronik, perginya MNC tersebut karena perubahan ekonomi atau politik akan berakibat ketidakstabilan di negara penerima. 11.6 Pengaturan MNC Oleh Negara Penerima Ada beberapa cara untuk mengatur MNC, diantaranya adalah: a) Pengaturan tentang masuknya MNC. Pengaturan meliputi pernilaian tentang kemungkinan efek MNC di masa mendatang terhadap ekonomi dan politik nasional. Pendaftaran dan screening biasanya dilakukan dan apabila efek dikemudian hari sangat buruk maka MNC tersebut ditolak kehadirannya. b) Penentuan sektor−sektor tertentu yang sudah tertutup untuk investasi asing atau penentuan pemilikian, sehingga memberi peluang pada wiraswasta lokal untuk ikut melakukan kegiatan atau mengambil keputusan. c) Negara penerima dapat mengatur kegiatan MNC tersebut misalnya membatasi bahan yang di impor, penentuan harga produk, pengaturan tentang kredit, pemilikan serta pengaturan tentang efeknya terhadap lingkungan. d) Negara penerima melakukan pengaturan tentang keuntungan yang boleh dikirim balik ke negara induk. e) Negara penerima dapat mengambil tindakan nasionalisasi MNC. Setiap negara caranya berbeda−beda, misalnya filipina lebih pada pengaturan masuknya MNC, india lebih pada pengaturan kegiatan/operasi, brazilia sedikit lebih bebas, jepang umumnya memberi toleransi untuk patungan dan Indonesia dengan pengaturan melalui Undang−undang PMA dan daftar negatif untuk investasi.
  • 21. 18 BAB XII NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL, MASALAH−MASALAH TRANSAKSI EKONOMI INTERNASIONAL, POS−POS DALAM NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL 12.1 Pengertian Neraca Pembayaran Internasional Neraca pembayaran internasional (Balance of Payment) merupakan catatan yang tersusun secara sistematis mengenai seluruh transaksi ekonomi internasional yang dilakukan penduduk suatu negara itu dengan penduduk negara lain dalam jangka waktu tertentu, biasanya 1 tahun. Seperti dijelaskan diatas bahwa neraca pembayaran suatu negara mencatat transaksi yang dilakukan oleh penduduknya dengan penduduk negara yang lain. penduduk disini dalam artian adalah: 1. Orang perorangan/individu Orang perorangan yang tidak mewakili pemerintah suatu negara (misalnya para turis) dianggap sebagai penduduk di mana mereka mempunyai tempat tinggal tetap atau tempat dimana mereka memperoleh center of interest. 2. Badan hukum Suatu Badan Hukum dianggap sebagai penduduk dari negara dimana Badan Hukum tersebut memperoleh status sebagai Badan Hukum. Cabang−cabangnya yang ada di luar negeri dianggap sebagai penduduk luar negeri. 3. Pemerintah Badan−badan pemerintah adalah jelas sebagai penduduk dari negara yang diwakilinya. Misalnya, para diplomat kedutaan besar dianggap sebagai penduduk dari negara yang mereka wakili. Transaksi yang mereka adakan di negara lain merupakan transaksi ekonomi internasional. Transaksi ekonomi internasional yang dicatat dalam neraca pembayaran internasional dapat digolongkan menjadi dua yaitu transaksi debit dan kredit. Transaksi debit adalah transaksi yang menimbulkan kewajiban bagi penduduk
  • 22. 19 suatu negara untuk melakukan pembayaran kepada penduduk negara lain, sedangkan transaksi kredit adalah transaksi yang menimbulkan hak bagi penduduk suatu negara untuk menerima pembayaran dari penduduk negara lain. Necara pembayaran memiliki dua sisi, yaitu kredit dan debit. 1. Transaksi debit adalah transaksi yang mengakibatkan bertambahnya kewajiban bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk mengadakan pembayaran kepada penduduk negara lain. Contoh: Indonesia membeli jasa dari Malaysia, maka transaksi tersebut menimbulkan kewajiban untuk mengadakan pembayaran kepada Malaysia, sehingga transaksi jasa tersebut merupakan transaksi debit yang dicatat dalam neraca pembayaran dengan tanda minus (–). 2. Transaksi kredit adalah transaksi yang mengakibatkan timbul atau bertambahnya hak bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk menerima pembayaran dari negara lain. Contoh: Indonesia menjual jasa ke Malaysia, maka transaksi tersebut menimbulkan hak untuk menerima pembayaran dari Malaysia, maka transaksi tersebut merupakan transaksi kredit yang dicatat dalam neraca pembayaran dengan tanda positif (+). Penyusunan neraca pembayaran Indonesia didasarkan pada Balance of Payments Manual yang diterbitan oleh IMF. Neraca pembayaran Indonesia memuat statistik mengenai transaksi ekonomi yang dilakukan penduduk Indonesia dengan bukan penduduk dalam suatu periode tertentu. Transaksi ekonomi adalah pertukaran nilai ekonomi dari satu unit ekonomi kepada unit ekonomi lainnya yang meliputi pertukaran barang dan jasa dengan finansial item, barter pertukaran antar finansial item dan pemberian atau penerimaan barang dan jasa atau finansial item tanpa imbalan. Sedangkan transaksi ekspor dan impor barang dalam neraca perdagangan didasarkan atas dokumen kepabeanan dari Ditjen Bea dan Cukai (BI: Statistik Keuangan dan Ekonomi Indonesia, 2009: 87). Defisit neraca pembayaran akan berakibat sistemik terhadap perekonomian dalam suatu negara. Defisit
  • 23. 20 sebagai akibat impor lebih kecil dari ekspor maka bisa berakibat pada menurunnya kegiatan ekonomi dalam negeri karena konsumen membeli barang bukan buatan dalam negeri, melainkan barang impor. Harga valuta asing yang naik akan menyebabkan harga barang impor mahal. Hal ini akan berdampak pada kegiatan ekonomi dalam negeri akan terhambat karena kegairahan pengusaha untuk menanamkan modal ke dalam negeri akan menurun. Bank Indonesia mencatat, surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) sepanjang kuartal pertama 2010 melonjak tajam yakni US$6,6 miliar dibandingkan surplus NPI kuartal sebelumnya sebesar US$4,0 miliar. Kenaikan angka surplus tersebut ditunjang surplus pada transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial. Jumlah cadangan devisa pada akhir kuartal pertama 2010 juga meningkat menjadi US$71,8 miliar atau setara 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Adapun posisi cadangan devisa periode April 2010 telah mencapai US$78,6 miliar, setara dengan 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Sebaliknya, transaksi berjalan sepanjang kuartal pertama 2010 mencatatkan surplus sebesar US$1,6 miliar, atau turun dibandingkan posisi surplus US$3,6 miliar pada akhir triwulan empat 2009. 12.2 Masalah−Masalah Transaksi Ekonomi Internasional Tidak selamanya kegiatan perdagangan internasional dapat berjalan sesuai dengan kondisi yang diinginkan, biasanya sering terjadi hambatan atau masalah−masalah yang menjadi faktor penghalang bagi setiap negara yang terlibat didalamnya. Masalah tersebut terbagi dalam dua kelompok utama yaitu masalah internal dan eksternal. A. FAKTOR EKSTERNAL Masalah yang bersifat eksternal meliputi hal-hal yang terjadi di luar perusahaan yang akan mempengaruhi kegiatan ekspor impor. Masalah tersebut antara lain: 1. Kepercayaan antara eksportir importer Kepercayaan adalah salah satu faktor eksternal yang penting untuk menjamin terlaksananya transaksi antara eksportir dan importir. Dua pihak yang
  • 24. 21 tempatnya berjauhan dan belum saling mengenal merupakan suatu resiko bila dilibatkan dengan pertukaran barang dengan uang. Apakah importir percaya untuk mengirimkan uang terlebih dahulu kepada eksportir sebelum barang dikirim atau sebaliknya apakah eksportir mengirimkan barang terlebih dahulu kepada importir sebelum melakukan pembayaran. Oleh karena itu, sebelum kontrak jual beli diadakan masing−masing pihak harus sudah mengetahui kredibilitas masing−masing. Beberapa cara yang lazim dilakukan untuk mencari kontrak dagang antara lain: a) Memanfaatkan buku petunjuk perdagangan yang berisi nama, alamat dan jenis usaha. b) Mencari dan mengunjungi perusahaan di negeri lain. c) Meminta bantuan bank di dalam negeri untuk menghubungkan nasbah kedua bank. d) Membaca publikasi dagang dalam dan luar negeri. e) konsultasi dengan perusahaan dalam bidang yang sama. f) Melalui perwakilan perdagangan. g) Iklan. Pada dasarnya faktor kepercayaan ini lebih dititikberatkan pada kemampuan kedua belah pihak baik eksportir maupun importir dalam menilai kredibilitas masing-masing. 2. Pemasaran Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam masalah ini adalah ke negara mana barang akan dipasarkan untuk mendapatkan harga yang sebaik−baiknya. Sebaliknya bagi importir yang penting diketahui adalah dari mana barang−barang tertentu sebaiknya akan diimpor untuk memperoleh kondisi pembayaran yang lebih baik. Dalam hal penetapan harga komoditi ekspor dan konsep pemasarannya, eksportir perlu mengetahui apakah dapat bersaing dalam penjualannya di luar negeri, dengan mengetahui informasi mengenai: a) Ongkos atau biaya barang. b) Sifat dan tingkat persaingan. c) Luas dan sifat permintaan.
  • 25. 22 Sedangkan penentuan jenis-jenis barang didasarkan pada informasi mengenai: Masalah pokok lain dalam hal pemasaran yang sering dihadapi oleh eksportir maupun importir adalah daya saing, yang meliputi: a) Peraturan perdagangan negara setempat. b) Pembatasan mutu dan volume barang-barang tertentu. c) Kontinuitas produksi barang. d) Negara tujuan barang−barang ekspor. Masalah pokok lain dalam hal pemasaran yang sering dihadapi oleh eksportir maupun importir adalah daya saing, yang meliputi: a) Daya saing rendah dalam harga dan waktu penyerahan. b) Daya saing dianggap sebagai masalah intern eksportir, padahal sesungguhnya menjadi masalah nasional. c) Saluran pemasaran tidak berkembang di luar negeri. d) Kurangnya pengetahuan akan perluasan pemasaran serta teknik−teknik pemasaran. 3. Sistem kuota dan kondisi hubungan perdagangan dengan negara lain Keinginan Eksportir dan importir untuk mencari, memelihara atau meningkatkan hubungan dagang dengan sesamanya juga tergantung pada kondisi negara kedua pihak yang bersangkutan. Bilamana terdapat pembatasan seperti ketentuan kuota barang dan kuota negara, maka upaya meningkatkan transaksi yang saling menguntungkan tidak sepenuhnya dapat terlaksana. Upaya yang dapat dilakukan oleh setiap negara adalah dengan meningkatkan hubungan antar negara baik yang bersifat bilateral, multilateral, regional maupun internasional, guna menciptakan suatu turan dalam hal pembatasan barang (kuota) bagi transaksi perdaganga. Hal ini membuktikan bahwa pembatasan terhadap barang-barang yang masuk ke suatu negara serta hubungan antara negara tempat terjadinya perdagangan menjadi faktor penentu kelancaran proses ekspor impor. 4. Keterkaitan dalam keanggotaan organisasi internasional
  • 26. 23 Keikutsertaan suatu negara dalam organisasi internasional dimaksudkan untuk mengatur stabilitas harga barang ekspor di pasar internasional. Namun terlepas dari manfaat yang diperoleh dari keanggotaan organisasi tersebut, keanggotaan didalamnya tak jarang merupakan penghambat untuk dapat melakukan tindakan tertentu bagi peningkatan transaksi komoditi yang bersangkutan, seperti contoh ICO dengan kuota kopi, serta penentuan harga yang lebih bersaing yang sering dihadapi anggota−anggota OPEC. 5. Kurangnya pemahaman akan tersedianya kemudahan−kemudahan internasional Kemudahan−kemudahan internasional seperti ASEAN Preferential Trading Arrangement yang menyediakan kemudahan trarif sangat berguna bagi pengembangan perdagangan antara negara ASEAN. Kemudahan tarif yang disediakan bersifat timbal balik dan pemanfaatannya dilakukan dengan menerbitkan Formulir C oleh negara asal barang. Juga adanya tax treaty antar negara−negara tersebut. B. FAKTOR INTERNAL 1. Keharusan perusahaan−perusahaan Keharusan perusahaan−perusahaan ekspor impor untuk memenuhi persyaratan berusaha adakalanya tidak mendapat perhatian sungguh−sungguh. Persiapan teknis yang seharusnya telah dilakukan diabaikan karena diburu oleh tujuan yang lebih utama yakni mendapatkan keuntungan yang cepat dan nyata. Masalah yang bersifat internal meliputi hal−hal yang terjadi di dalam perusahaan yang akan mempengaruhi kegiatan ekspor impor. Masalah tersebut antara lain: Menyangkut persyaratan−persyaratan dasar untuk pelaksanaan transaksi ekspor impor berupa: a) Status badan hukum perusahaan. b) Adanya izin usaha (SIUP) serta izin ekspor maupun impor (APE, APES, API, APIS, APIT).
  • 27. 24 c) Kemampuan meyiapkan persyaratan-persyaratan antara lain seprti dokumen penghapalan, realisasi penghapalan serta kejujuran dan kesungguhan berusaha termasuk itikad baik. Dari sisi eksportir terkadang masalah yang timbul adalah kemampuang yang bersangkutan dalam menyiapkan dokumen−dokumen pengapalan serta itikad baik dan kejujuran untuk mengirimkan barangnya. Perusahaan ekspor impor haruslah menjaga reputasi perusahaannya, disamping itu untuk menjamin kelangsungan izin usahanya maka kontinuitas aktivitas–aktivitas transaksinya harus dipertahankan dan ditingkatkan. 2. Kemampuan dan pemahaman transaksi luar negeri Keberhasilan transaksi ekspor impor sangat didukung oleh sejauhmana pengetahuan atau pemahaman eksportir/importir menyangkut dasar-dasar transaksi ekspor impor, tata cara pelaksanaan, pengisian dokumen serta peraturan-peraturan dalam dan luar negri. 3. Pembiayaan Pembiayaan transaksi merupakan masalah yang penting yang tidak jarang dihadapi oleh para pengusaha eksportir/importir kita. Biasanya masalah yang dihadapi antara lain ketercukupan akan dana, fasilitas pembiayaan dana yang dapat di peroleh serta bagaimana cara memperolehnya. Dalam hal ini para pengusaha harus mampu mengatur keuangannya secara bijak dan mempelajari serta memanfaatkan kemungkinan fasilitas−fasilitas pembiayaan untuk pelaksanaan transaksi−transaksi yang dilakukan. Menyangkut bagaimana para eksportir/importir membiayai transaksi perdagangan. 4. Kekurangsempurnaan dalam mempersiapkan barang Khusus dalam transaksi ekspor, kurang mampunya eksportir dalam menanggulangi penyiapan barang dapat menimbulkan akibat yang tidak baik bagi kelangsungan hubungan transaksi dengan rekannya di luar negeri. Masalah−masalah yang timbul adalah akibat dari hal−hal berikut:
  • 28. 25 a) Pengiriman barang terlambat disebabkan oleh kesulitan administrasi dan pengaturan pengangkutan, peraturan−peraturan pemerintah dan sebagainya. b) Mutu barang yang tidak dapat dipertahankan sesuai dengan perjanjian. c) Kelangsungan penyediaan barang sesuai dengan perjanjian tidak dapat dipenuhi. d) Pengepakan yang tidak memenuhi syarat. e) Keterlambatan dalam pengiriman dokumen−dokumen pengapalan. 5. Kebijaksanaan dalam pelaksanaan Ekspor Impor Kelancaran transaksi ekspor impor sangat tergantung pada peraturan−peraturan yang mendasarinya. Peraturan−peraturan yang apabila sering berubah−ubah dapat membingungkan dan menimbulkan salah pengertian dan kekeliruan, baik di pihak pengusaha di dalam negeri maupun pengusaha d luar negeri. Diperlukan penjelasan yang cukup tentang latar belakang perubahan−perubahan dan tujuannya, sehingga masing-masing pihak memaklumi dan mengetahui aturan main dalam transaksi selanjutnya. 12.3 Pos−Pos Neraca Pembayaran 1) Pos Transaksi Dagang Pos transaksi dagang mencatat seluruh ekspor dan impor barang dan jasa. Impor barang dan jasa dicatat di sebelah debet, sedangkan ekspor barang dan jasa dicatat di sebelah kredit. Apabila pos ini meliputi barang−barang yang berwujud atau nyata disebut sebagai transaksi dagang nyata (visible trade transaction), sebaliknya jika meliputi barang−barang yang tidak nyata atau transaksi jasa (invisible trade transaction). Contohnya, ekspor kopi Indonesia ke luar negeri dijumpai dalam pos transaksi dagang yang nyata pada sebelah kredit neraca pembayaran Indonesia. Sebaliknya apabila orang Malaysia yang menaiki pesawat Garuda Indonesia Airways dari Kuala Lumpur ke Jakarta, pos transaksinya termasuk dalam transaksi jasa di sebelah kredit. Dalam pos transaksi jasa (invisible trade transaction) termasuk juga biaya−biaya transport lainnya dan semua pengeluaran turis asing. Transaksi jasa
  • 29. 26 lainnya ialah langganan publikasi−publikasi luar negeri, sewa tanah, dan sewa bangunan. Impor ekspor emas sebagai barang dagangan yang biasanya dipergunakan untuk bahan pembuatan perhiasan dimasukkan ke dalam pos transaksi dagang yang nyata, sebaliknya impor ekspor emas dalam arti moneter atau berfungsi sebagai uang tidak akan dimasukkan ke dalam pos transaksi dagang yang nyata, tetapi akan dimasukkan ke dalam pos tersendiri. Dalam pos transaksi dagang nyata (visible trade transaction) termasuk pula pengeluaran−pengeluaran pemerintah yang belum termasuk dalam pos−pos lainnya, seperti gaji pegawai asing di luar negeri. 2) Pos Pendapatan Modal Pos pendapatan modal (income on investment) adalah semua transaksi penerimaan hasil modal penduduk yang ditanam di luar negeri mereka, dan penerimaan pendapatan oleh penduduk negara lain yang menanam modalnya di dalam negeri kita. Umumnya berbentuk keuntungan deviden dan bunga. Keuntungan, dividen dan bunga yang diterima dari hasil penanaman modal di luar negeri dalam neraca pembayaran akan terlihat pada transaksi kredit, dalam pos pendapatan modal. Sebaliknya, keuntungan, deviden dan bunga yang dikirim ke luar negeri, sebagai hasil dari penanaman modal di dalam negeri kita, akan ditemui dalam transaksi debet pada pos pendapatan modal. 3) Pos Transaksi−Transaksi Unilateral Transaksi unilateral (unilateral transaction), antara lain termasuk di dalamnya hadiah (gift), bantuan (aids), dan transfer unilateral (unilateral transfer). a. Transaksi hadiah berbeda dengan transaksi lain. Transaksi ini tidak mengakibatkan timbulnya kewajiban bagi si penerima untuk membayar harga hadiah yang telah diterima tersebut. Begitu juga bagi si pemberi hadiah, transaksi penyerahan barang tidak menimbulkan hak baginya untuk menerima pembayaran. Transaksi yang tidak menimbulkan hak dan kewajiban ini disebut sebagai transaksi unilateral (unilateral transaction), atau sering pula disebut sebagai transaksi sepihak (one way transaction), atau “transaksi tanpa quit pro quo”, dimana suatu prestasi tidak diimbangi dengan prestasi balasan.
  • 30. 27 b. Bantuan (aids) yang sering kita jumpai dalam pemberitaan media massa, seperti bantuan makanan dan obat−obatan ke negara−negara tertentu yang sedang dilanda bencana alam juga termasuk transaksi sepihak. c. Pos transaksi transfer unilateral adalah pos pengimbang dari transaksi unilateral atau transaksi sepihak. Untuk mengimbangi transaksi sepeihak debet atau kredit, maka pos transfer akan menjadi debet dan kredit. 4) Pos Penanaman Modal Langsung Yang tergolong dalam pos penanaman modal langsung (direct investment), ialah seluruh transaksi yang berhubungan dengan jual beli saham atau perusahaan antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain, termasuk dalam hal ini adalah penanaman modal langsung oleh penduduk suatu negara seperti mendirikan perusahan baru di negara lain. Bila terjadi pembelian saham atau pembelian perusahaan oleh penduduk suatu negara dari penduduk negara lain, maka pos penanaman modal langsung akan di debet. Sebaliknya akan di kredit jika terjadi penjualan saham kepada penduduk negara lain atau ada penduduk negara lain yang mendirikaan perusahaan di dalam negeri. 5) Pos Hutang Piutang Jangka Panjang Pos hutang piutang jangka panjang (long term loan), meliputi kredit yang jangkanya lebih dari satu tahun. Termasuk juga di dalamnya jual beli surat obligasi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Penjualan obligasi oleh penduduk Indonesia kepada penduduk negara lain, akan terlihat dalam pos hutang piutang jangka panjang dalam neraca pembayaran Indonesia di sebelah kredit, sebaliknya akan terlihat di debet pos hutang piutang jangka panjang apabila penduduk Indonesia membeli obligasi dari penduduk negara lain. Pos hutang piutang jangka panjang ini dipisahkan menjadi dua bagian: a) Pos hutang piutang jangka panjang pemerintah (official long term loan). b) Pos hutang piutang jangka panjang swasta (private long term loan). 6) Pos Hutang Piutang Jangka Pendek Hutang piutang jangka pendek (short term loan) merupakan kredit yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun. Umumnya terdiri dari penarikan dan
  • 31. 28 pembayaran surat−surat wesel. Hal−hal lainnya sama dengan pos hutang piutang jangka panjang. Pos hutang piutang jangka pendek sering diusahakan menjadi: a) Pos hutang piutang jangka pendek pemerintah (official short term loan). b) Pos hutang piutang jangka pendek swasta (private short term loan). 7) Pos Sektor Moneter Pos sektor moneter (monetary sector) atau biasa disebut lalu−lintas moneter (Monetary Acomodating) pada dasarnya adalah transaksi−transaksi pembayaran. Pembayaran itu meliputi pembayaran−pembayaran terhadap transaksi−transaksi yang tercatat dalam rekening berjalan (current account), seperti transaksi−transaksi perdagangan, pendapatan modal dan transfer unilateral. Di samping itu termasuk pula transaksi−transaksi penanaman modal langsung (investment account), seperti hutang piutang jangka panjang dan hutang piutang jangka pendek bukan moneter. Jika pengeluaran current account dan investment account lebih besar dari penerimaan pada current account dan investment account, maka akan terdapat suatu perbedaan tersebut merupakan defisit yang harus ditutup dengan saldo kredit pada pos sektor moneter (monetary sector) atau sering juga disebut sebagai neraca pembayaran sektor moneter (monetary sector account). Biasanya dalam neraca pembayaran sektor moneter ini terdiri dari: a) Bank Sentral  Hubungan dengan Dana Moneter Internasional (IMF).  Kewajiban-kewajiban jangka pendek.  Mutasi cadangan devisa.  Mutasi cadangan emas moneter. b) Bank−bank Devisa  Kewajiban−kewajiban jangka pendek.  Mutasi cadangan devisa. Pos hubungan dengan Dana Moneter Internasional akan terdapat jika cadangan pada badan tersebut dan saldo hak dari SDR (Special Drawing Right) mengalami perubahan. Kerjasama antar bank sentral berbagai negara akan membantu memecahkan kesulitan-kesulitan likuiditas luar negeri negara-negara
  • 32. 29 anggota yang sangat mendesak dan berjangka pendek, hal ini dapat dilakukan dengan fasilitas−fasilitas yang disebut swap. Transaksi−transaksi swap ini akan dicatat pula dalam kewajiban-kewajiban jangka pendek. Mutasi cadangan devisa merupakan pos dimana dicatat transaksi−transaksi penerimaan dan pemakaian valuta asing. Baik untuk bank sentral maupun untuk bank-bank swasta, penerimaan valuta asing dari luar negeri akan merupakan transaksi debet, sedangkan pemakaian valuta asing ke luar negeri merupakan transaksi kredit pada masing-masing pos. Dalam pos mutasi cadangan emas moneter dicatat perubahan−perubahan yang terjadi pada besarnya cadangan emas moneter. Yaitu gold out flow atau aliran emas ke luar negeri dicatat sebagai kredit, sedangkan gold in flow atau aliran emas ke dalam negeri dicatat di sebelah debet. 8) Pos Selisih Perhitungan (Errors and Omissions) Pos ini merupakan pos penyeimbang apabila nilai transaksi−transaksi kredit tidak sama dengan nilai transaksi-transaksi debet. Dengan adanya pos selisih perhitungan ini, maka jumlah total nilai sebelah kredit dan debet dalam neraca pembayaran internasional akan selalu sama (balance).
  • 33. 30 BAB XIII NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL, MEKANISME PEMBUKUAN, KLASIFIKASI POS−POS DALAM NERACA PEMBAYARAN 13.1 Mekanisme Pembukuan Neraca Pembayaran Dalam teori neraca pembayaran, BP selain seimbang secara tata buku berpasangan, artinya menimbulkan hutang piutang (Clain or Counter Claim for Payment). Transaksi kredit adalah suatu transaksi yang mengakibatkan timbulnya atau bertambahnya hak bagi penduduk negara asing (Payment Obligation).  Pos Pengimbang Bentuk pos pengimbang yang dibuat bergantung pada transaksi yang terjadi  Pembedaan Transaksi transaksi dalam BP Selama debet dan kredit itu seimbang berbagai transaksi yang panjang dibawah debet dan kredit dalam BP suatu negara tidak memberikan arti penting kepada kita tentang aspek ekonomi internasional negara yang bersangkutan.  Visible dan Invisible Visible dan Invisible transaction adalah suatu cara untuk membedakan transaksi transaksi dalam BP.  Currrent Account dan Capital Account Currrent Account dan Capital Account adalah cara lain untuk membedakan transaksi dalam BP. 13.2 Klasifikasi Pos−Pos Dalam Neraca Pembayaran Bila secara mendatar neraca pembayaran (BP) dibagi dalam kredit dan debet maka secara vertikal BP dibagi dalam berbagai kategori, yaitu sebagai berikut: A. General Classification 1) Current Accounts a. Trade (visible and invisible) b. Income on Investment
  • 34. 31 2) Unilateral Account a. Gift b. Aid c. Uniteral Transfer 3) Kapital Account a. Direct on Investment b. Long Term Loan c. Short term Capital d. Bank Deposits and Currencies e. Inonetary Gold B. Klasifikasi untuk Analisis Investasi Luar Negeri 1) Saving Account a. Trade Invisible and Visible b. Income on Investment c. Gift, Aid and Unilateral Transfer 2) Investment Account a. Direct on investment b. Long Term Loan c. Short Term Capital 3) Cash Account a. Bank Deposits and Currencles b. Monetary Gold C. Klasifikasi untuk Menganalisis Keseimbangan Neraca Pembayaran 1) Current Account a. Trade b. Income On Investment 2) Long Term Account a. Direct On Investment b. Long Term Loan
  • 35. 32 3) Short term Account a. Short Term Capital b. Bank Deposits and Currencles c. Monetary Gold Penyusunan itu yang penting adalah mengetahui posisi devisa kita sendiri. Keadaan posisi devisa tersebut menunjukkan kemajuan dan kemunduran finansial kita dalam hubungannya dengan lalu lintas perdagangan dan pembayaran internasional.
  • 36. 33 BAB XIV CARA−CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI INTERNASIONAL, CASH, OPEN ACCOUNT, COMMERCIAL BILLS OF EXCHANGE, LETTERS OF CREDIT, PRIVATE COMPENSATION 14.1 Definisi Pembayaran Internasional Pembayaran internasional adalah pembayaran atas transaksi yang dilakukan oleh negara−negara yang terlibat dalam perdagangan internasional berdasarkan kesepakatan yang telah dirundingkan sebelumnya. Pembayaran dalam perdagangan internasional pada umumnya dilaksanakan melalui bank. Bagi pembisnis, terutama export import, pengetahuan mengenai cara pembayaran adalah sangat penting. 14.2 Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Pembayaran Internasional Faktor−faktor yang menyebabkan terjadinya pembayaran internasional di antaranya sebagai berikut: 1. Pembeli (importir) dan penjual (eksportir) terpisah oleh batas negara. 2. Adanya perbedaan mata uang pada masing−masing negara. 3. Komunikasi antarnegara dengan teknologi mutakhir begitu cepat, namun pengangkutan barang terutama yang berbobot berat, tinggi, dan berukuran besar masih menyita waktu. Oleh karena dalam pembayaran internasional suatu mata uang dipertukarkan dengan mata uang lainnya di pasar valuta asing (Valas), maka permintaan suatu mata uang akan merupakan penawaran terhadap mata uang lainnya. Misalnya kita melakukan pertukaran US $ dengan rupiah, maka permintaan terhadap US $ merupakan penawaran rupiah, dan sebaliknya penawaran rupiah merupakan permintaan terhadap US $.
  • 37. 34 14.3 Cara−Cara Pembayaran Transaksi Internasional Dalam melakukan pembayaran transaksi ekonomi luar negeri, seorang pengusaha dapat menggunakan beberapa cara. Cara−cara ini antara lain: 1. Cash 2. Open Account 3. Commercial Bills of Exchange 4. Letters of Credit 5. Private Compensation A. Cash Pembayaran ini dilakukan dengan menggunakan check atau bank draft, pada saat barang dikirim oleh eksportir atau sebelumnya. Cara ini biasanya tidak disukai oleh pembeli (importir) karena:  Harus tersedia uang kas yang cukup besar.  Kehilangan penggunaan modal kerja karena barang diterima kemudian.  Harus berdasarkan kepercayaan dan kejujuran eksportir. Tetapi cara ini sangat baik bagi eksportir yang keadaan keuangannya lemah dan belum kenal baik dengan importir. B. Open Account Cara ini merupakan kebalikan daripada cash. Sebab dengan cara open account barang telah dikirim kepada importir tanpa disertai surat perintah membayar serta dokumen−dokumen. Pembayaran dilakukan setelah beberapa waktu atau terserah kebijaksanaan importir. Dalam hal ini risiko sebagian besar ditanggung eksportir, misalnya:  Eksportir harus mempunyai banyak modal dan apabila pembayaran akan dilakukan dengan mata uang asing maka resiko perubahan kurs menjadi tanggungannya. Cara ini akan baik digunakan apabila:  Pembeli sudah kenal dengan baik.  Keadaan ekonomi dan ekonomi yang stabil.
  • 38. 35  Dekat dengan pasar. C. Commercial Bills of Exchange Cara ini yang paling umum dipakai, Commercial Bills of Exchange sering disebut draft atau trade bills, adalah surat yang ditulis oleh penjual yang berisi perintah kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu di masa datang. Surat perintah semacam ini sering disebut wesel. Apabila si pembeli menyetujui maka dia lalu membubuhkan tanda tangan pada draft tersebut, sehingga drafts tersebut dapat diperjualbelikan (disebut trade drafts). Jenis/macam daripada drafts ini ada:  Clean Drafts yakni draft yang tidak disertai jaminan dokumen barang.  Documentary Drafts yakni draft yang disertai jaminan dokumen pengiriman serta asuransi barang. Waktu kapan pembayaran draft itu dilakukan disebut tenor atau usance. Dalam hubungan dengan tenor/usance, maka draft dapat dibagi dalam:  Sight Draft: yakni draft yang dibayar sesaat setelah diperlihatkan pada pembeli. Jadi mungkin pembayarannya sebelum barangnya tiba di tempat pembeli sebab draft dikirim melalui kapal laut.  Arrival Draft: yakni draft yang dibayar sesaat setelah barang−barangnya dating.  Date Draft: yakni draft yang pembayarannya dilakukan pada tanggal tertentu atau beberapa hari setelah tanggal tersebut. D. Letters of Credit Dalam cara dengan letter of credit wesel ditarik kepada Bank bukan importir, sehingga transaksinya akan lebih terjamin. Yang dimaksud dengan letter of credit adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan pembeli barang (importir) dimana bank tersebut yang menyetujui dan membayar wesel yang ditarik oleh penjual barang (eksportir). Dengan demikian letter of credit merupakan suatu alat pengganti kredit bank dan dapat menjamin pembayarannya bagi eksportir.
  • 39. 36 Pihak−pihak di dalam letter of credit:  Opener (importir) adalah pembeli yang membuka L/C.  Issuer adalah Bank yang mengeluarkan L/C tersebut.  Beneficiary atau Acreditee adalah penjual (eksportir). Dalam kenyataannya sering terdapat satu pihak lagi di dalam transaksi dengan L/C ini, yakni confirming bank. Confirming Bank adalah bank di negara eksportir, yang atas permintaan eksportir, menjamin pembayaran L/C yang dikeluarkan oleh Issuer. Langkah-langkah pembayaran dengan L/C:  Perjanjian tentang cara pembayaran dengan L/C oleh importir dan eksportir.  Importir membuka L/C dengan bank di negaranya dengan mengisi permohonan pembukaan L/C.  Apabila permohonan tersebut disetujui, lalu L/C ditandatangani oleh bank. Dengan demikian bank akan menjamin pembayaran kepada eksportir, sebaliknya importir akan menjamin pula semua pembayaran yang dilakukan oleh bank.  Dengan ditandatangani permohonan L/C tersebut maka kredit telah bersedia bagi importir untuk mengimpor barang dari eksportir.  Kemudian bank (Issuer) tersebut memerintahkan confirming bank untuk memberikan advice of L/C kepada eksportir. Confirming Bank lalu membubuhkan namanya pada L/C tersebut untuk memperkuat jaminan pembayaran L/C.  Barang kemudian dikirim oleh eksportir. Eksportir menarik wesel atas Issuing Bank dan mengirimkan wesel tersebut beserta dokumen−dokumen pengiriman barang. Confirming bank memeriksa dokumen−dokumen tersebut.  Wesel dan dokumen−dokumen tersebut oleh confirming bank dikirimkan kepada Issuing Bank.  Setelah wesel tersebut ditandatangani oleh Issuing bank maka barang dikeluarkan dari pelabuhan dan dikirimkan ketempat importir setelah menandatangani trust receipt.
  • 40. 37  Pada tanggal yang telah ditentukan dalam wesel tersebut, importir membayar kepada Issuing Bank. Dengan demikian selesailah pembayaran dengan menggunakan L/C. E. Private Compensation Cara pembayaran ini dapat digambarkan sebagai berikut: Indonesia Amerika Amar Berutang $(= Rp.166.000,00) kepada John Ranu Berpiutang $400 (= Rp.166.000,00) kepada Arien Penyelesaian pembayaran dapat dilakukan dengan cara: Amar membayar utangnya dalam rupiah sebesar Rp.166.000,00 (= $400) kepada Ranu dan Arien membayar utang dengan dolar sebesar $400 (= Rp.166.000,00) kepada John. Dengan demikian utang piutang tersebut dapat diselesaikan pembayarannya tanpa perpindahan mata uang ke negara lain. Hanya saja kesulitannya dalam mendapatkan orang−orang yang persis mempunyai utang piutang dalam jumlah yang sama.