1. Valuta Asing: Sistem Kurs Valuta Asing, Istilah-Istilah Kurs Dalam Valuta
Asing ( Pertemuan ke 9)
Pengertian Kurs Valuta Asing
Pertukaran barang yang terjadi dalam perdagangan internasional tidak akan
terlepas dari uang sebagai alat pembayarannya. Namun, masalah muncul jika uang
yang digunakan setiap negara berbeda. Oleh karena itu, perlu diadakan
perbandingan antar mata uang sehingga transaksi perdagangan dapat berjalan
dengan baik. Valuta asing atau mata uang asing adalah jenis-jenis mata uang yang
digunakan di negara lain. Misalnya, di Singapura (Dolar Singapura), Malaysia
(Ringgit) dan Amerika Serikat (US Dolar). Seseorang yang mengimpor barang
dari Singapura harus membeli dolar Singapura dan jika ingin membeli barang dari
Malaysia, perlu mencari ringgit. Dengan kata lain, untuk membiayai impor dan
beberapa transaksi luar negeri lainnya diperlukan mata uang asing sebagai alat
pembayaran. Nilai valuta asing adalah suatu nilai yang menunjukkan jumlah mata
uang dalam negeri yang diperlukan untuk mendapat satu unit mata uang asing.
Nilai berbagai mata uang asing yang berbeda akan mendorong orang untuk
bertanya, mengapa nilainya berbeda untuk setiap mata uang asing dan mengapa
nilainya selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu?
Untuk mendapat jawaban atas pertanyaan tersebut akan diterangkan cara
penentuan nilai mata uang asing dan faktor-faktor yang mengakibatkan nilai
pertukarannya mengalami perubahan dalam jangka panjang.
Penentuan nilai mata uang asing dapat dibedakan menjadi dua pendekatan yaitu
permintaan dan penawaran valuta asing.
a. Permintaan Valuta Asing
Keinginan penduduk suatu negara untuk memperoleh suatu jenis mata uang asing
dapat dipandang sebagai permintaan valuta asing oleh penduduk negara itu.
Keinginan masyarakat yang bertambah besar untuk memperoleh barang dari suatu
negara akan menaikkan permintaan mata uang negara tersebut. Sebaliknya, jika
2. tidak ada keinginan untuk memperoleh barang dari suatu negara akan menurunkan
permintaan mata uang negara tersebut.
Misalkan, permintaan orang Indonesia terhadap dolar untuk membeli komputer?
Katakanlah, harga komputer tersebut sebesar US$500. Berapakah nilainya dalam
rupiah? Hal ini, bergantung pada kurs dolar. Misalnya, ada tiga kurs, yaitu (i) satu
dolar bernilai Rp9.000,00; (ii) satu dolar bernilai Rp10.000,00; dan (iii) satu dolar
bernilai Rp8.000,00. Untuk kurs yang bernilai Rp9.000,00 harga komputer
tersebut sebesar Rp4.500.000,00. Namun, jika kursnya bernilai Rp10.000,00
harga komputer tersebut sebesar Rp5.000.000,00 dan jika kurs Rp8.000,00 harga
komputer tersebut Rp4.000.000,00. Semakin murah nilai dolar, semakin murah
harga barangnya, jika dinyatakan dalam mata uang dalam negeri.
b. Penawaran Valuta Asing
Keinginan penduduk suatu negara untuk membeli uang rupiah merupakan
penawaran valuta asing. Keinginan itu menunjukkan banyaknya uang dolar yang
akan digunakan untuk membeli barang-barang buatan Indonesia. Misalnya,
seorang Amerika ingin membeli sepotong kemeja batik sutera seharga
Rp360.000,00. Berapakah harganya dalam dolar Amerika? Untuk kurs US$1=
Rp9.000,00, harganya adalah US$40, untuk kurs US$1= Rp10.000,00 harganya
adalah US$36, dan jika kursnya adalah US$1= Rp12.000 kemeja batik tersebut
harganya US$30. Semakin mahal harga mata uang dolar, makin banyak
penawarannya. Sebaliknya, jika harga dolar murah, penawarannya semakin
sedikit.
2. Fungsi Kurs Valuta Asing
Pasar valuta asing memiliki beberapa fungsi pokok dalam membantu kelancaran
lalu lintas pembayaran internasional, di antaranya sebagai berikut.
a. Mempermudah penukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu negara
ke negara lain. Proses penukaran atau pemindahan dana ini dapat dilakukan
3. dengan sistem clearing seperti halnya yang dilakukan oleh bank-bank dan
pedagang.
b. Karena sering terdapat transaksi internasional yang tidak perlu segera
diselesaikan pembayaran dan penyerahan barangnya, pasar valuta asing
memberikan kemudahan untuk dilaksanakannya perjanjian atau kontrak jual beli
secara kredit.
c. Memungkinkan dilakukannya hedging (penarikan dana). Seorang pedagang
melakukan hedging jika pada saat yang sama melakukan transaksi jual dan beli
valuta asing di pasar yang berbeda. Hal ini biasanya dilakukan untuk
menghilangkan atau mengurangi risiko kerugian akibat perubahan kurs. Hedging
dapat dilakukan pada pasar jangka (forward market). Pasar jangka adalah pasar
tempat transaksi jual-beli terjadi dengan harga yang disetujui pada saat transaksi
dilakukan, tetapi penyerahan barangnya dilakukan kemudian hari.
Hal ini, berbeda dengan spot market, yaitu transaksi dan penyerahan barang
terjadi pada saat yang bersamaan.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kurs Valuta Asing
Karena sifatnya yang selalu mengalami perubahan, ada beberapa faktor penting
yang memiliki pengaruh besar terhadap perubahan dalam kurs pertukaran, yaitu
sebagai berikut.
a. Perubahan dalam Citarasa Masyarakat
Perubahan ini akan memengaruhi permintaan. Jika penduduk suatu negara lebih
menyukai barang-barang dari negara lain, permintaan atas mata uang negara lain
tersebut bertambah. Perubahan seperti itu memiliki kecenderungan untuk
menaikkan nilai mata uang negara lain.
4. b. Perubahan Harga dari Barang-Barang Ekspor
Jika barang-barang ekspor mengalami kenaikan, kenaikan tersebut akan
memengaruhi permintaan barang ekspor dan kurs valuta asing sehingga akan
menjatuhkan nilai uang negara yang mengalami kenaikan barang ekspor.
c. Kenaikan Harga-Harga Umum (Inflasi)
Di satu pihak, kenaikan harga-harga akan menyebabkan penduduk negara tersebut
semakin banyak mengimpor dari negara lain. Oleh karena itu, permintaan atas
valuta asing akan bertambah. Di lain pihak, ekspor negara tersebut bertambah
mahal dan akan mengurangi permintaannya sehingga akan menurunkan
penawaran valuta asing.
d. Perubahan dalam Tingkat Bunga dan Tingkat Pengembalian Investasi
Tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat mempengaruhi jumlah
serta arah aliran modal jangka panjang dan jangka pendek. Tingkat pendapatan
investasi yang lebih menarik akan mendorong pemasukan modal ke negara
tersebut sehingga penawaran valuta asing yang bertambah akan menaikkan nilai
mata uang negara yang menerima modal tersebut.
e. Perkembangan Ekonomi
Jika valuta asing dipengaruhi oleh perkembangan ekspor, penawaran valuta asing
akan bertambah dan menaikkan nilai mata uang. Sebaliknya, jika dipengaruhi oleh
hal-hal di luar ekspor, akan menurunkan nilai mata uang asing.
5. 4. Sistem Kurs Valuta Asing
Berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhi perubahan kurs tersebut, diperlukan
adannya penetapan sistem kurs yang dapat dikelompokkan menjadi sebagai
berikut.
a. Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate)
Penentuan kurs mata uang dilakukan dengan jual beli valas. Jika valas banyak
masuk ke suatu negara, pemerintah melalui bank sentral harus membeli kelebihan
valuta asing tersebut. Kurs tetap, yaitu kurs mata uang yang ditetapkan oleh
pemerintah dan tidak di pengaruhi oleh fluktuasi ekonomi atau permintaan dan
penawaran.
b. Kurs Mengambang (Floating Exchange Rate)
Kurs yang ditentukan oleh hukum permintaan dan penawaran atau oleh kekuatan
pasar, yang dibedakan atas clean float dan dirty float.
1) Clean float, adalah besar kecilnya kurs ditentukan oleh permintaan dan
penawaran di pasar dan pemerintah tidak ikut campur di dalamnya.
2) Dirty float, adalah kurs yang dibiarkan mengambang, tetapi masih ada campur
tangan dari pemerintah.
c. Kurs Stabil (Stable Exchange Rate)
Kurs yang ditentukan melalui kebijakan pemerintah untuk menstabilkannya.
Kestabilan kurs dapat dicapai dengan cara:
1) aktif, pemerintah menyediakan dana untuk stabilisasi kurs;
2) pasif, pemerintah menggunakan sistem standar emas.
d. Kurs Multiple
Kurs yang digunakan dalam jual beli valuta asing, meliputi kurs jual dan kurs beli.
6. 1) Kurs jual, adalah nilai kurs yang ditentukan oleh bank pada saat menjual valuta
asing.
2) Kurs beli, adalah nilai kurs yang ditentukan oleh bank pada saat membeli
valuta asing.
Teori Tentang Perusahaan Multinasional (MNC): Sifat Perusahaan
Multinasional, Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Perusahaan
Multinasional ( Pertemuan Ke 10)
PERUSAHAAN MULTINASIONAL
Karena begitu banyaknya karakteristik Multinasional Company (MNC) maka
sangat sukar untuk memberi definisi yang dapat mencakup semua karakteristik
sehingga suatu perusahaan dapat dengan pasti disebut MNC. Beberapa definisi
menyebutkan kriteria kualitatif yang harus dipenuhi sehingga perusahaan tersebut
digolongkan sebagai MNC, seperti misalnya apakah perusahaan itu beroperasi dan
mengendalikan semua aktivitas yang mendatangkan pendapatan dibeberapa
Negara. Sedang yang lain memberi definisi lebih pragmatic seperti misalmya
jumlah Negara dimana perusahaan itu beroperasi atau total assets atau penjualan
yang dilakukan oleh cabangnya di Negara lain. Untuk lebih sederhananya baiklah
MNC kita beri definisi saja sebagai perusahaan yang kegiatan bisnisnya bersifat
internasional dan lokasi produksinya terletak dibeberapa Negara. Cabang di luar
negeri tidak hanya dimiliki oleh perusahaan induk, tetapi juga operasi/kegiatan
cabang tersebut dikontrol dan diawasi oleh perusahaan induk.
SIFAT MNC
Karakter MNC sangat bervariasi, tergantung dari cara pendirian cabang di luar
negeri, pola pemilikan dan tujuan operasi di luar negeri.
7. Pendirian cabang di luar negeri biasanya dilakukan dengan investasi langsung
yakni dengan cara mendirikan perusahaan baru, ekspansi atau membeli
perusahaan di luar negeri.
Pengaturan pemilikan dan cabang luar negeri bervariasi antara MNC yang satu
dengan yang lain. Dengan beberapa pertimbangan perusahaan induk mungkin
menghendaki pemilikan kurang dari 100% modalnya. Namun yang banyak
dilakukan adalah melalui patungan (joint ventures).
Tijuan dan motif MNC melakukan investasi langsung di luar negeri juga berbeda.
Ada MNC yang brmaksud untuk melakukan ekspansi secara vertikal. Perusahaan
induk (yang memproses lebih lanjut) mendirikan cabang di luar negeri untuk
menghasilkan input untuk diproses lebih lanjut oleh perusahaan induk. Contoh
untuk ekspansi vertiakal ini misalnya perusahaan minyak dengan mendirikan
cabang di luar negeri dimana terdapat sumber minyak yang kemudian dapat di
proses lebih lanjut oleh perusahaan induk. MNC dapat melakukan ekspansi
horizontal dengan cara mendirikan cabang di luar negeri dengan melakukan
kegiatan yang hamper sama dengan perusahaan induk.
Sebelum produsen itu mempertimbangkan untuk menghasilkan barang di luar
negeri seyogyanya telah mempunyai pengalaman dibidang bisnis internasional
seperti misalnya ekspor barang hasil produksinya ke pasar internasional yang
selalu menunjukkan peningkatan. Dengan berkembangnya ekspor ini perusahaan
kemudian dapat menempatkan staf pemasaran di pasar luar negeri. Pada waktu
yang bersamaan dapat melakukan penelitian pasar dan bahkan perusahaan dapat
membuka kantor pemasaran.
Perusahaan dapat pula melakukan penetrasi pasar dengan cara mengadakan
perjanjian lisensi dengan perusahaan luar negeri, misalnya untuk pemasaran
produk menggunakan teknologi atau memakai nama perusahaannya.
Akhirnya perusahaan mempertimbangkan dapat tidaknya mendirikan cabang
produksi di luar negeri. Langkah ini perlu dengan perhitungan yang cermat
menyangkut karakteristik dan tingkah laku konsumen serta pemerintah Negara
8. dimana cabang itu akan didirikan. Pertimbangan tersebut hanya merupakan
sebagian kecil saja dari faktor social, budaya, dan politik yang dapat
menyebabkan investasi di luar negeri lebih riskan daripada di dalam negeri. Oleh
karena itu keuntungan ekonomis investasi di luar negeri ini harus cukup besar
sehingga dapat mengimbangi risiko yang tinggi.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MNC
Untuk mudahnya, kita anggap saja tujuan investasi langsung di luar negeri adalah
mencari keuntungan maksimum, penjualan maksimum atau kedua-duanya.
Dalam kaitannya dengan tujuan penjualan maksimum, mendirikan cabang di luar
negeri dapat memperoleh beberapa manfaat, antara lain :
a. Apabila perusahaan tersebut telah melayani pasar luar negeri melalui ekspor,
mungkin diperlukan hubungan yang lebih dekat dengan langganan untuk
mengetahui kebutuhan dan selera konsumen. Di samping itucabang di luar negeri
dapat merupakan basis untuk memberikan pelayanan purna jual sangat penting.
Pelayanan purna jual ini akan lebih efisien apabila dilakukan oleh cabang luar
negeri
b. Ekspor ke luar negeri sering dihambat oleh kebijaksanaan tariff Negara lain.
Dengan mendirikan cabang di luar negeri yang dapat menghasilkan produk di
Negara tersebut maka masalah hambatan tarif dapat teratasi. Masalah lain yang
berkaitan dengan ini adalah pengaruh perubahan kurs mata uang. Apabila mata
uang Negara asal perusahaan induk mengalami apresiasi maka harga barang
ekspornya akan naik sehingga dapat menurunkan volume ekspor. Masalah ini
dapat teratasi apabila perusahaan tersebut mendirikan cabang di luar negeri.
Apabila tujuan pendirian cabang di luar negeri itu untuk mencapai keuntungan
maksimum maka pertimbangan efesiensi biaya di berbagai Negara menjadi
pertimbangan utama. Banyak MNC tertarik untuk melakukan ekspansi di Negara
yang upah buruhnya rendah (biasanya Negara berkembang), terutama apakah
produk yang dihasilkan itu sifatnya padat tenaga kerja. Aspek tenaga kerja lain
9. yang sering menjadi daya tarik MNC adalah kerajinan serta tidak sering terjadinya
pemogokan.
Faktor biaya lain yang kerapkali dipertimbangkan adalah biaya transport. Dengan
membuka cabang, biaya transport dapat ditekan di samping biaya transport, pajak
yang relatif lebih rendah dapat merupakan daya tarik bagi MNC.
FAKTOR NONEKONOMI
Di samping faktor ekonomi yang mempengaruhi keputusan MNC untuk ekspansi,
faktor sosial dan politik di Negara hendak dituju perlu diperhatikan. Sikap
pemerintah terhadap perusahaan asing perlu dipelajari. Negara penerima MNC
sering mengadakan pengaturan terhadap perusahaan asing. Aturan ini biasanya
berupa pembatasan keuntungan yang dapat dikirim ke perusahaan induk atau
pengaturan mengenai keharusan menggunakan sebagian tenaga kerja dan bahan
yang berasal dari Negara penerima MNC. Jelas bahwa pengaturan ini dapat
menghambat perkembangan MNC. Oleh karena itu MNC terlebih dahulu
mempelajari pengalaman (sejarah) kebijaksanaan Negara penerima terhadap
perusahaan asing sebelum MNC tersebut melakukan ekspansi ke sana. Hal lain
yang tak kalah pentingnya adalah kestabilan politik Negara penerima. Keadaan
politik yang tidak stabil akan sangat mengganggu kegiatan MNC di Negara itu.
Teori Tentang Perusahaan Multinasional (MNC): Kekuatan Bersaing Efek
Global ( Pertemuan Ke 11)
KEKUATAN BERSAING MNC
Sumber kekuatan bersaing MNC dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. MNC dipandang sebagai perusahaan yang superior sifat transaksi internasional
yang dilakukan adalah barangnya relative sophisticated, sangat berariasi,
kompleks, penggunaan teknologi canggih dan dilakukan oleh beberapa
perusahaan besar saja dala keadaan demikian ini transaksi antar perusahaan dalam
10. satu MNC (intrafirm) mungkin lebih efisien dibanding kontrak antar pembeli dan
penjual yang independent. Keuntungan inilah yang sering dikenal dengan nama
“institutional comparative advantage” dari MNC.
b. MNC dipandang memiliki kekuatan monopoli yang diperoleh karena
penggunaan teknologi melalui riset dan pengebangan ( R & D). MNC dapat
menyerap pengetahuan/informasi baik dari dalam maupun luar negeri tentang
produk, proses produksi, marketing maupun manajemen
c. MNC kadang disebut sebagai “perusahaan informasi’’, yakni mengorganisir
dan secara sistematis mengumpulkan informasi tentang perkebangan pasar biaya
dan teknologi melalui cabang-cabangnya di luar negeri informasi ini secara terus
menerus disebarkan ke semua cabang untuk dievaluasi dan diimpleentasikan.
d. MNC biasanya dapat menikmati adanya skala yang ekonomis dengan cara
misalnya, melalui pemusatan seluruh mesin produksi pada satu bagian tertentu
dari proses produksi.
e. MNC juga memperoleh manfaat dari besarnya/luasnya jaringan keuangan
internasional. Ukuran serta tersebarnya letak geografis perusahaan memudahkan
MNC mencari sumber dana internasional.
f. MNC sering mempunyai monopoli pemasaran baik melalui integrasi horizontal
maupun vertical dan tidak jarang mereka melakukan perang harga atau subsidi
untuk merebut pasar.
g. MNC sering dapat menghindar dari kebijaksanaan tarif atau quota yang diambil
oleh Negara lain. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memindahkan produksi ke
Negara yang mengenakan proteksi tersebut atau dengan melakukan transfer
pricing dengan cabang di luar negeri, yakni dengan membuat teknik pembuatan
faktur (invoice) sehingga keuntungan dapat ditransfer tanpa bias dideteksi.
EFEK GLOBAL MNC
11. Apakah kehadiran MNC itu menaikkan atau bahkan menurunkan kesejahtaraan
dunia, merupakan pertanyaan yang jawabannya belum pasti. MNC dapat
mepunyai efek positif maupun negatif terhadap perekonomian dunia secara
keseluruhan.
MNC akan mempengaruhi alokasi investasi antarnegara. Jumlah total investor
dunia mungkin dapat naik dengan munculnya MNC apabila naiknya investasi di
cabang luar negeri tidak mengakibatkan turunnya investasi di Negara asal. MNC
juga mempunyai eksek sumber dana internasional yang lebih luas dan kemudian
menanamkan di Negara yang menjanjikan pendapatan tinggi serta risiko yang
rendah. Banyak studi empiris dilakukan untuk meneliti apakah investasi luar
negeri yang dilakukan oleh MNC itu menambah atau justru malah
menggeser/mengganti investasi di Negara yang didatangi. Umumnya
menyimpulkan bahwa investasi luar negeri ini sebagai suplemen (menambah)
investasi di negara itu. Sebaliknya ada pula yang berkesimpulan bahwa investasi
MNC tersebut menggeser pembentukan modal di Negara yang didatangi. Oleh
karena itu efek netonya terhadap investasi global masih dipertanyakan.
MNC dapat menimbulkan alokasi efisiensi produksi antarnegara. Dalam
kaitannya dengan ini ada dua macam efisiensi yakni efesiensi alokasi dan efisiensi
operasi. Yang pertama,efisiensi alokasi,dapat dijelaskan sebagai berikut: proses
produksi MNC dipecah-pecah menjadi proses yang relatif kecil diletakkan
dibeberapa Negara dengan dasar harga faktor produksi,perbedaan biaya
angkut,dan kebijaksanaan proteksi. Dengan dukungan informasi yang komplit,dan
proses pengambilan keputusan yang tepat maka proses produksi yang dijalankan
akan lebih baik dan efisien sehingga dapat mendorong adanya spesialisasi
antaranegara. Spesialisasi ini apakah timbul karena perbedaan faktor produksi
yang dimiliki, kualitas input, fungsi produksi atau aspek comparative advantage
yang lain tidak menjadi soal, kekuatan ekonomi ini akan mendorong spesialisasi
internasional dibidang produksi dan dengan demikian menaikkan keuntungan
perdagangan internasional.
12. Sebagai tambahan, MNC mungkin dapat menaikkan efisiensi. Pertama, hal ini
dapat timbul karena adanya persaingan. Dengan masuknya cabang MNC disatu
Negara akan mendorong persaingan dengan perusahaan lokal sehingga efisiensi
cenderung meningkat dan mengurangi monopoli. Namun tidak jarang MNC
melakukan kebijakasanaan harga rendah untuk mematikan saingan sehingga dapat
mengaraah pada monopoli. Lagipula MNC mungkin dapat memperngaruhi
pemerintah sehingga mendapatkan perlakuan khusus dalam pemasaran
produknya. Aspek kedua dalaam kaitannya dengan persaingaan adalah skala
perusahaan yang ekonomis yang timbul karena semakin besarnya perusahaan atau
karena sentralisasi satu kegiatan untuk seluruh cabang, misalnya riset dan
penghembangan (R & D ), penelolaan valuta asing atau perencanaan perusahaan
apakah MNC ini dapat mencapai skala perusahaan yang ekonomis sehingga
secara global efisiensi ekonomi akan meningkat.
Meskipuin MNC dapat mendorong efisiensi namun kegiatan mereka dpaat
menimbukan dampak negatif. Pertama, seperti ialah dijelaskan diatas MNC juara
dapat menimbulkan monopoli sehingga alokasi sumber daya kurang optimal.
Kedua, kekuatan pasar MNC mungkin dapat merupakan alat untuk menghambat
pesaingnya yang tidak memiliki keunggulan dalam pasar input, produk ataupun
keuangan. Kekuatan ini selanjutnya dapat mendorong kearah pemusatan atau
monolopi pasar. Ketiga, MNC kadangkala dapat mempengaruhi kebijaksanaan
pemerintah negara induknya ataupun negara tempat lokasi baru. Kalau berhasil
tentu akan mengurangi persaingan sehingga efesiensi dan outout potensial
menurun. Keempat, dari aspek global, karena MNC itu lebih fleksibel maka
mereka sering dapat menimbulkan adanya biaya eksternal (external costs) bagi
perekonomian dunia misalnya, MNC dapat dengan mudah memindahkan pabrik
ynag mengakibatkan polusi dari negara asal (yang aturan tentang polusi ketat) ke
negara lain ynag kurang ketat aturan tentang polusi. Apabila dampak lingkungan
ini merembet ke negara lain maka dunia secara keseluruhan akan menderita
kenaikan biaya sosial (social cost).
13. Akhirnya, dapat dikatakan bahwa MNC dapat mempunyai dampak positif maupun
negatif terhadap kesejahteraan secara global. Dengan kapasitasnya untuk dapat
memobilisasi sumberdaya dan fleksibilitas yang dimiliki maka MNC tidak hanya
dapat menaikan efesiensi alokasi dan operasi saja tetapi juga dapat mendorong
investasi dan perubahan teknologi. Namun demikian MNC dapat berdampak
negatif. Apakah dampak positif itu sama atau tidak dengan dampak negatif masih
belim pasti. Dampak neto terhadap kesejahteraan secara global masih merupakan
isyu yang sampai kini belum terpecahkan.
MANFAAT MNC BAGI NEGARA INDUK
Dalam kerangka analisa general equilibrium, manfaat kegiatan MNC di luar
negeri adalah dalam bentuk kenaikan pendapatan ataupun resiko yang lebih kecil
dari pemilik faktor produksi. Pendapatan ini dapat berbentuk kenaikan deviden
bagi pemilik saham, gaji bagi pimpinan serta upah bagi karyawan. Menurut
prediksi teori klasik tentang perdagangan internasional, faktor produksi yang
melimpah di negara induk akan memperoleh manfaat sedang faktor produksi yang
jarang akan rugi. Namun secara keseluruhan manfaatnya akan lebih besar dari
pada kerugiannya.
Manfaat lain adalah dapat diperolehnya produk dengan harga yang lebih murah
yang dihasilkan negara lain yang biaya produksinya lebih rendah. Biasanya MNC
mengalihkan sebagian kegiatannya di luar negeri untuk memperoleh biaya yang
lebih murah. Untuk perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan manfaat
ini jelas Nampak. Produksi di negara lain di mana terdapat tambang tersebut akan
jauh lebih murah.
KONFLIK YANG MUNCUL DI NEGARA INDUK
Penolakan terhadap investasi langsung dan transfer teknologi oleh MNC biasanya
didasari oleh pemikiran tentang efek jangka pendek baik secara sektoral, regional,
maupun pendapatan. Secara spesifik efek tersebut berupa penggeseran tenaga
kerja, berkurangnya keunggulan modal dan teknologi, penghindaran pajak serta
dapat merongrong ekonomi dalam negeri.
14. a. Pergeseran tenaga kerja
Isyu mengenai efek investasi langsung (dengan mendirikan perusahaan) di luar
negeri terhadap pasar tenaga kerja di dala negeri masih diperdebatkan. Banyak
bukti menunjukan bahwa beberapa pekerjaan dapat dihilangkan oleh adanya
kegiatan MNC di luar negeri. Kegiatan produksi ynag mestinya dapat dilakukan di
dalam negeri tetapi dilakukan di luar negeri sehingga tenaga kerja di dalam negeri
menjadi kelebihan. Namun demikain kegiatan MNC di luar negeri ini dapat pula
menciptakan lapangan kerja di dalam negeri. Efek netonya masih belum pasti
apakah lebih besar penggeseran tenaga kerja atau sebaliknya lebih besar
penciptaan lapangan kerja.
b. Berkurangnya keunggulan modal dan teknologi
MNC sering dituduh mengekspor modal dan teknologi dan dikombinasikan
dengan tenaga kerja yang murah di luar negeri. Hal ini akan mengakibatkan
pertama keunggulan di bidang modal teknologi di dalam negeri dapat berkurang ;
kedua kegiatan industri dalam negeri dapat menyusut digantikan di luar negeri
dan sumber pendapatan nasional yang berasal dari luar negeri (berupa keuntunagn
MNC yang dikirim balik) meningkat sehingga ekonomi dalam negeri dapat
terpengaruh oleh perusahaan ekonomi dan politik yang terjadi di luar negeri.
c. Penghindaran pajak
Melalui praktek-praktek penilaian dalam faktur jual-beli (terutama dengan cabang
MNC) yang sering disebut transfer pricing serta tax holiday dan insentif yang
diberikan oleh negara peneriman MNC dapat menghindar pengenaan pajak yang
wajar. Apabila ahl ini terjadi maka negara induk akan dirugikan.
d. Merongrong kebijaksanaan ekonomi negara induk
Jaringan yang luas dari MNC sering mengakibatkan kebijaksanaan ekonomi
negara asal terganggu. Kebijaksanaan anti trust dan kebijaksanaan untuk
membatasi satu jenis produk tertentu jatuh ke negara tertentu misalnya, dapat
tidak/kurang efektif dengan adanya cabang MNC di negara lain.
15. Secara makro ekonomi, MNC mempunayi akses terhadap pasar modal
internasional yang dapat dipergunakan untuk menghindari kebijaksanaan moneter
negra asal yang sifatnya restriktif.
MANFAAT BAGI NEGARA PENERIMA
Keuntungan potensial kehadiran MNC mencakup; pembentukan modal, menaikan
pendapatan dan kesempatan kerja, transfer teknologi serta memperbaiki posisi
neraca pembayaran.
Dalam kaitannya dengan pembentukan modal, pertanyaan yang sering muncul
adalah apakah benar kehadiran MNC dapat menambah stock modal nasional.
Apabila pengusaha local dapat terdorong untuk melakukan investasi maka akan
terjadi penambahan stock modal nasional, jika tidak maka kenaikan stock modal
ini semuanya berasal dari MNC.
Efek kehadiran MNC terhadap neraca pembayaran itu juga masih menjadi
perdebatan. Keuntungan atau kerugiannya sangat tergantung aliran modal masuk,
impor barang modal serta bahan baku, dan pengiriman kembali ke negara induk
keuntungan yang diperoleh.
Seperti halnya efek terhadap pendapatan dan kesempatan kerja kehadiran MNC
tidak hanya menaikkan pendapatan dan menambah kesempatan kerja, tetapi juga
dapat menyelenggarakan training sehingga dengan demikian dapat mempertinggi
keahlian/skill tenaga kerja.
Efek yang nyata nampak adalah adanya transfer teknologi. Paling tidak dalam
jangka pendek, teknologi yang dibawa MNC dapat menaikkan kualitas produk
serta mendorong peningkatan efesiensi di negara penerima. Di dalam jangka
panjang mungkin negara penerima dapat mempunyai kesempatan untuk merubah
struktur perekonomiannya meskipun nantinya MNC telah pergi.
16. KERUGIAN BAGI NEGARA PENERIMA
Konflik memang sering terjadi di negara penerima. Negara penerima umumnya
menghendaki impor barang modal dengan sesedikit mungkin penggunaan bahan
impor. Tujuan ini dicapai melalui kebijaksanaan pembatasan perdagangan,
pengawasan devisa atau syarat mengguanakan produk lokal (local content).
Kebijaksanaan ini sering menimbulkan konflik dengan tujuan MNC untuk
menekan biaya, mencapai target kualitas produk tertentu atau mengirim kembali
keuntungan yang diperoleh. Tujuan-tujuan ini akan dihambat oleh kebijaksanaan-
kebijaksanaan di atas. Negara penerima sering pula mengharuskan MNC untuk
mengekspor produknya ke negara tertentu yang ini mungkin tidak sejalan dengan
tujuan MNC untuk menjual barang di pasar lokal.
Masalah lain adalah bahewa MNC dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi
negara penerima. Terutama untuk kegiatan MNC yang bersifat padat modal atau
yang berorientasi ekspor, seperti pada assembling barang elektronik, perginya
MNC tersebut karena perubahan ekonomi atau politik akan berakibat
ketidakstabilan di negara penerima.
PENGATURAN MNC OLEH NEGARA PENERIMA
Ada beberapa cara untuk mengatur MNC, diantaranya adalah :
a. Pengaturan tentang masuknya MNC. Pengaturan meliputi pernilaian tentang
kemungkinan efek MNC di masa mendatang terhadap ekonomi dan politik
nasional. Pendaftaran dan screening biasanya dilakukan dan apabila efek
dikemudian hari sangat buruk maka MNC tersebut ditolak kehadirannya.
b. Penentuan sektor-sektor tertentu yang sudah tertutup untuk investasi asing atau
penentuan pemilikian, sehingga memberi peluang pada wiraswasta lokal untuk
ikut melakukan kegiatan atau mengambil keputusan.
c. Negara penerima dapat mengatur kegiatan MNC tersebut misalnya membatasi
bahan yang di impor, penentuan harga produk, pengaturan tentang kredit,
pemilikan serta pengaturan tentang efeknya terhadap lingkungan.
17. d. Negara penerima melakukan pengaturan tentang keuntungan yang boleh dikirim
balik ke negara induk.
e. Negara penerima dapat mengambil tindakan nasionalisasi MNC
Setiap negara caranya berbeda-beda, misalnya pilipina lebih pada pengaturan
masuknya MNC, india lebih pada pengaturan kegiatan/operasi, brazilia sedikit
lebih bebas, jepang umumnya memberi toleransi untuk patungan dan Indonesia
dengan pengaturan melalui Undang-undang PMA dan daftar negatif untuk
investasi.
Neraca Pembayaran Internasional: 1. Masalah-masalah transaksi ekonomi
internaional 2. Pos- pos dalam neraca pembayaran internasional (Pertemuan
Ke 12)
A. Pengertian Neraca Pembayaran Internasional
Neraca pembayaran internasional biasa didefinisikan sebagai suatu
ikhtisar atau catatan sistematis yang berisi hubungan ekonomi atau transaksi
antarpenduduk dari suatu Negara dengan Negara lainnya yang dinilai dalam mata
uang pada kurun waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Seperti dijelaskan diatas bahwa neraca pembayaran suatu negara mencatat
transaksi yang dilakukan oleh penduduknya dengan penduduk negara yang lain.
penduduk disini dalam artian adalah :
1. Orang perorangan/individu
Orang perorangan yang tidak mewakili pemerintah suatu negara (misalnya
para turis) dianggap sebagai penduduk di mana mereka mempunyai tempat tinggal
tetap atau tempat dimana mereka memperoleh center of interest.
2. Badan hukum
Suatu Badan Hukum dianggap sebagai penduduk dari negara dimana Badan
Hukum tersebut memperoleh status sebagai Badan Hukum. Cabang-cabangnya
yang ada di luar negeri dianggap sebagai penduduk luar negeri.
3. Pemerintah
18. Badan-badan pemerintah adalah jelas sebagai penduduk dari negara yang
diwakilinya. Misalnya, para diplomat kedutaan besar dianggap sebagai penduduk
dari negara yang mereaka wakili. Transaksi yang mereka adakan di negara lain
merupakan transaksi ekonomi internasional.
B. Tujuan Neraca Pembayaran Internasional
Penyusunan neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan, yaitu sebagai
berikut :
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil langkah-
langkah di bidang ekonomi. Bidang ekonomi di sini termasuk ekspor dan impor,
hubungan utang piutang, hubungan penanaman modal, dan hubungan lainnya
yang menyangkut neraca pembayaran.
2. Sebagai bahan pertimbnagan bagi pemerintah untuk mengambil kebijkan di
bidang moneter dan fiscal.
3. Sebagai bahan pertimbnagan bagi pemerintah untuk mengetahui pengaruh
hubungan ekonomi internasional terhadap pendapatan nasional.
4. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakn di
bidang politik perdagangan Internasional.
C. Pos-pos Neraca Pembayaran
1. Pos Transaksi Dagang
Pos transaksi dagang mencatat seluruh ekspor dan impor barang dan jasa.
Impor barang dan jasa dicatat di sebelah debet, sedangkan ekspor barang dan jasa
dicatat di sebelah kredit. Apabila pos ini meliputi barang-barang yang berwujud
atau nyata disebut sebagai transaksi dagang nyata (visible trade transaction),
sebaliknya jika meliputi barang-barang yang tidak nyata atau transaksi jasa
(invisible trade transaction). Contohnya ekspor kopi Indonesia ke luar negeri
dijumpai dalam pos transaksi dagang yang nyata pada sebelah kredit neraca
pembayaran Indonesia. Sebaliknya apabila orang Malaysia yang menaiki pesawat
Garuda Indonesia Airways dari Kuala Lumpur ke Jakarta, pos transaksinya
termasuk dalam transaksi jasa di sebelah kredit.
19. Dalam pos transaksi jasa (invisible trade transaction) termasuk juga biaya-
biaya transport lainnya dan semua pengeluaran turis asing. Transaksi jasa lainnya
ialah langganan publikasi-publikasi luar negeri, sewa tanah, dan sewa
bangunan.Impor ekspor emas sebagai barang dagangan yang biasanya
dipergunakan untuk bahan pembuatan perhiasan dimasukkan ke dalam pos
transaksi dagang yang nyata, sebaliknya impor ekspor emas dalam arti moneter
atau berfungsi sebagai uang tidak akan dimasukkan ke dalam pos transaksi
dagang yang nyata, tetapi akan dimasukkan ke dalam pos tersendiri.
Dalam pos transaksi dagang nyata (visible trade transaction) termasuk pula
pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang belum termasuk dalam pos-pos
lainnya, seperti gaji pegawai asing di luar negeri.
2. Pos Pendapatan Modal
Pos pendapatan modal (income on investment) adalah semua transaksi
penerimaan hasil modal penduduk yang ditanam di luar negeri mereka, dan
penerimaan pendapatan oleh penduduk negara lain yang menanam modalnya di
dalam negeri kita. Umumnya berbentuk keuntungan deviden dan bunga.
Keuntungan, dividen dan bunga yang diterima dari hasil penanaman modal di luar
negeri dalam neraca pembayaran akan terlihat pada transaksi kredit, dalam pos
pendapatan modal. Sebaliknya, keuntungan, deviden dan bunga yang dikirim ke
luar negeri, sebagai hasil dari penanaman modal di dalam negeri kita, akan
ditemui dalam transaksi debet pada pos pendapatan modal.
3. Pos Transaksi-transaksi Unilateral
Transaksi unilateral (unilateral transaction), antara lain termasuk di
dalamnya hadiah (gift), bantuan (aids), dan transfer unilateral (unilateral
transfer).
a. Transaksi hadiah berbeda dengan transaksi lain. Transaksi ini tidak
mengakibatkan timbulnya kewajiban bagi si penerima untuk membayar harga
hadiah yang telah diterima tersebut. Begitu juga bagi si pemberi hadiah, transaksi
penyerahan barang tidak menimbulkan hak baginya untuk menerima pembayaran.
Transaksi yang tidak menimbulkan hak dan kewajiban ini disebut sebagai
transaksi unilateral (unilateral transaction), atau sering pula disebut sebagai
20. transaksi sepihak (one way transaction), atau “transaksi tanpa quit pro quo”,
dimana suatu prestasi tidak diimbangi dengan prestasi balasan.
b. Bantuan (aids) yang sering kita jumpai dalam pemberitaan media massa, seperti
bantuan makanan dan obat-obatan ke negara-negara tertentu yang sedang dilanda
bencana alam juga termasuk transaksi sepihak.
c. Pos transaksi transfer unilateral adalah pos pengimbang dari transaksi unilateral
atau transaksi sepihak. Untuk mengimbangi transaksi sepeihak debet atau kredit,
maka pos transfer akan menjadi debet dan kredit.
4. Pos Penanaman Modal Langsung
Yang tergolong dalam pos penanaman modal langsung (direct investment),
ialah seluruh transaksi yang berhubungan dengan jual beli saham atau perusahaan
antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain, termasuk dalam hal
ini adalah penanaman modal langsung oleh penduduk suatu negara seperti
mendirikan perusahan baru di negara lain.
Bila terjadi pembelian saham atau pembelian perusahaan oleh penduduk
suatu negara dari penduduk negara lain, maka pos penanaman modal langsung
akan di debet. Sebaliknya akan di kredit jika terjadi penjualan saham kepada
penduduk negara lain atau ada penduduk negara lain yang mendirikaan
perusahaan di dalam negeri.
5. Pos Hutang Piutang Jangka Panjang
Pos hutang piutang jangka panjang (long term loan), meliputi kredit yang
jangkanya lebih dari satu tahun. Termasuk juga di dalamnya jual beli surat
obligasi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Penjualan
obligasi oleh penduduk Indonesia kepada penduduk negara lain, akan terlihat
dalam pos hutang piutang jangka panjang dalam neraca pembayaran Indonesia di
sebelah kredit, sebaliknya akan terlihat di debet pos hutang piutang jangka
panjang apabila penduduk Indonesia membeli obligasi dari penduduk negara
lain. Pos hutang piutang jangka panjang ini dipisahkan menjadi dua bagian:
a. Pos hutang piutang jangka panjang pemerintah (official long term loan)
b. Pos hutang piutang jangka panjang swasta (private long term loan)
6. Pos Hutang Piutang Jangka Pendek
21. Hutang piutang jangka pendek (short term loan) merupakan kredit yang
jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun. Umumnya terdiri dari penarikan dan
pembayaran surat-surat wesel. Hal-hal lainnya sama dengan pos hutang piutang
jangka panjang. Pos hutang piutang jangka pendek sering diusahakan menjadi:
a. Pos hutang piutang jangka pendek pemerintah (official short term loan)
b. Pos hutang piutang jangka pendek swasta (private short term loan)
7. pos Sektor Moneter
Pos sektor moneter (monetary sector) atau biasa disebut lalu-lintas
moneter(Monetary Acomodating) pada dasarnya adalah transaksi-transaksi
pembayaran. Pembayaran itu meliputi pembayaran-pembayaran terhadap
transaksi-transaksi yang tercatat dalam rekening berjalan (current account),
seperti transaksi-transaksi perdagangan, pendapatan modal dan transfer unilateral.
Di samping itu termasuk pula transaksi-transaksi penanaman modal langsung
(investment account), seperti hutang piutang jangka panjang dan hutang piutang
jangka pendek bukan moneter. Jika pengeluaran current account dan investment
account lebih besar dari penerimaan pada current account dan investment
account, maka akan terdapat suatu perbedaan tersebut merupakan defisit yang
harus ditutup dengan saldo kredit pada pos sektor moneter (monetary sector) atau
sering juga disebut sebagai neraca pembayaran sektor moneter (monetary sector
account).
Biasanya dalam neraca pembayaran sektor moneter ini terdiri dari :
a. Bank Sentral
(1) Hubungan dengan Dana Moneter Internasional (IMF)
(2) Kewajiban-kewajiban jangka pendek
(3) Mutasi cadangan devisa
(4) Mutasi cadangan emas moneter
b. Bank-bank Devisa
(1) Kewajiban-kewajiban jangka pendek
(2) Mutasi cadangan devisa
22. Pos hubungan dengan Dana Moneter Internasional akan terdapat jika
cadangan pada badan tersebut dan saldo hak dari SDR (Special Drawing Right)
mengalami perubahan. Kerjasama antar bank sentral berbagai negara akan
membantu memecahkan kesulitan-kesulitan likuiditas luar negeri negara-negara
anggota yang sangat mendesak dan berjangka pendek, hal ini dapat dilakukan
dengan fasilitas-fasilitas yang disebut swap. Transaksi-transaksi swap ini akan
dicatat pula dalam kewajiban-kewajiban jangka pendek.
Mutasi cadangan devisa merupakan pos dimana dicatat transaksi-transaksi
penerimaan dan pemakaian valuta asing. Baik untuk bank sentral maupun untuk
bank-bank swasta, penerimaan valuta asing dari luar negeri akan merupakan
transaksi debet, sedangkan pemakaian valuta asing ke luar negeri merupakan
transaksi kredit pada masing-masing pos.
Dalam pos mutasi cadangan emas moneter dicatat perubahan-perubahan
yang terjadi pada besarnya cadangan emas moneter. Yaitu gold out flow atau
aliran emas ke luar negeri dicatat sebagai kredit, sedangkan gold in flow atau
aliran emas ke dalam negeri dicatat di sebelah debet.
8. Pos Selisih Perhitungan (Errors and Omissions)
Pos ini merupakan pos penyeimbang apabila nilai transaksi-transaksi kredit
tidak sama dengan nilai transaksi-transaksi debet. Dengan adanya pos selisih
perhitungan ini, maka jumlah total nilai sebelah kredit dan debet dalam neraca
pembayaran internasional akan selalu sama (balance).
D. Beberapa Pengertian “Balance” dalam Neraca Pembayaran
Internasional
Konsep “balance” dalam neraca pembayaran mempunyai arti yang berbeda-
beda. Pada dasarnya ada empat pengertian balance.
1. Basic Balance
Basic balance terdiri dari balance dalam transaksi yang sedang berjalan
(current account balance) ditambah dengan transaksi modal jangka panjang.
Basic balance akan berubah-ubah apabila terjadi perubahan prinsipil dalam
23. perekonomian seperti perubahan harga, kurs valuta asing dan pertumbuhan
ekonomi. Perubahan dalam basic balance akan tercermin dalam perubahan aliran
modal jangka pendek dan selisih perhitungan (Errors and Ommissions). Dengan
demikian, basic balance memberikan informasi tentang akibat perubahan
perkonomian terhadap neraca pembayaran, yaitu akibatnya terhadap aliran modal
jangka pendek. Menurut pandangan ini, dalam jangka panjang basic balance akan
menjadi nol.
2. Basic Transaksi “Autonomous”
Balance ini terdiri dari basic balance ditambah dengan aliran modal jangka
pendek. Dalam hal ini pemerintah seharusnya lebih memperhatikan balance
transaksi autonomous yang diimbangi dengan transaksi reserves pemerintah dan
selisih perhitungan daripada basic balance sebab kenyataanya aliran modal jangka
pendek jarang sekali sama dengan nol. Defisit atau surplus suatu neraca
pembayaran dilihat dari balance transaksi autonomous yang kemudian tercermin
dalam transaksi accomodating yaitu aliran modal pemerintah jangka pendek.
Transaksi accomodating merupakan transaksi yang timbul sebagai akibat
dari adanya transaksi lain sedangkan transaksi autonomous merupakan transaksi
yang muncul dengan sendirinya tanpa dipengaruhi oleh transaksi lain. yang
termasuk dalam transaksi autonomous adalah transaksi sedang berjalan, transaksi
kapital dan transaksi satu arah. Ketidakseimbangan antara transaksi autonomous
debit dan kredit menimbulkan transaksi lalu lintas moneter seperti misalnya
mutasi dalam hubungan dengan IMF, pasiva luar negeri serta aktiva luar negeri.
Defisit atau surplus suatu neraca pembayaran dapat diketahui dari transaksi
autonomous tersebut.
3. Liquidity Balance
Konsep liquidity balance ini dikembangkan di Amerika Serikat untuk
mengukur posisi neraca pembayarannya. Perbedaannya dengan balance
autonomous adalah dalam perlakuan terhadap pemilikan kekayaan (assets) jangka
pendek. Kekayaan asing (seperti surat berharga jangka pendek atau deposito bank)
yang dimiliki oleh penduduk Amerika diperhitungkan sebagai faktor yang
mempengaruhi ketidakseimbangan neraca pembayaran. Liquidity balance bersama
24. basic balance dan selisih yang diperhitungkan merupakan faktor yang
menyebabkan ketidakseimbangan neraca pembayaran. Sebaliknya, kekayaan
jangka pendek Amerika yang dimiliki oleh penduduk lain dianggap sebagai
sumber pembiayaan ketidakseimbangan yang timbul dalam neraca pembayaran.
4. Balance Transaksi Pemerintah Jangka Pendek
Konsep ini juga berkembang di Amerika Serikat. Menurut konsep ini,
neraca pembayaran terdiri dari penjumlahan basic balance, selisih yang
diperhitungkan dan rekening modal jangka pendek (sesudah dikurangi dengan
modal Amerika jangka pendek yang dimiliki oleh lembaga moneter negara lain).
Ketidakseimbangan yang timbul dalam neraca pembayaran diseimbangkan
dengan cadangan modal pemerintah serta modal pemerintah jangka pendek yang
dimiliki oleh lembaga moneter asing.
E. Beberapa Sumber Neraca Pembayaran Indonesia
Neraca pembayaran luar negeri Indonesia dapat diperoleh dari penerbitan
resmi, antara lain :
1. Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
yang diterbitkan setiap tahun sekali untuk masing – masing tahun anggaran oleh
Departemen Keuangan Republik Indonesia.
2. Bank Indonesia : Laporan Tahun Pembukuan, yang diterbitkan setiap tahun
sekali untuk masing – masing tahun anggaran oleh Bank Indonesia.
3. Statistik Ekonomi – Keuangan Indonesia, yang diterbitkan dua bulan sekali
oleh Bank Indonesia.
4. Statistik Indonesia : Statistical Yearbook of Indonesia, yang diterbitkan oleh
BadanPusat Statistik setahun sekali.
5. Indikator Ekonomi, yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik sebulan sekali.
Namun perlu diingat bahwa neraca-neraca pembayaran yang diterbitkan
oleh berbagai penerbit resmi tersebut di atas susunan dan angka – angkanya tidak
selalu sesuai. Perbedaan – perbedaan tersebut kemungkinan merupakan akibat :
1. Penggunaan dasar waktu yang berbeda.
2. Penggunaan sistematika yang berbeda.
25. 3. Perbedaan sumber statistik yang dipakai.
4. Perbedaan – perbedaan yang timbul disebabkan karena angka yang satu
masih merupakan angka sementara, sedangkan angka yang lainnya merupakan
angka yang sudah diperbaiki.
Dari segi bentuk susunannya neraca pembayaran yang termuat dalam
Laporan Tahunan Bank Indonesia merupakan neraca pembayaran yang bentuknya
paling sesuai dengan bentuk yang disarankan oleh lembaga moneter
dunia yaitu International Monetary Fund (IMF).
F. Masalah Dalam Analisis Neraca Pembayaran
Basic balance, balance transaksi autonomous, liquidity balance, dan
balance transaksi pemerintah jangka pendek merupakan hal yang sangat
membantu di dalam analisis suatu neraca pembayaran. Namun sangat sukar untuk
menentukan konsep balance yang relevan karena setiap konsep balance
menunjukkan aspek yang berbeda, misalnya untuk pengambilan keputusan bagi
pemerintah.
Beberapa masalah yang timbul dalam analisis neraca pembayaran:
1. Sering mengabaikan saling hubungan antara transaksi internasional yang
satu dengan yang lain, sehingga ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran
diasosiasikan dengan satu transaksi saja tanpa melihat hubungannya denagn yang
lain.
2. Surplus dalam transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik,
sebaliknya jika mengalami deficit maka akan dianggap jelek. Anggpan semacam
ini tidak selalu benar. Sebagi contoh, Amerika sErikat, penerimaan keuntungan
dari investasi luar negerinya lebih besart daripadainvestasinya. Untuk
mengimbangi aliran keuntungan yang masuk, maka transaksi yang sedang
berjalan harus deficit. Dalam hal ini, bahwa deficit tidak selalu buruk.
3. Keputusan untuk member bantuan seharusnya lebih didasarkan pada
kekuatan ekonomi Negara secara keseluruhan bukan atas dasra pertimbangan
neraca pembayaran. misalnya, Indonesia mempunyai surplus neraca pembayaran
26. dan inggris menaglami deficit, tidak berarti Indonesia harusmemberi bantuan pada
Inggris.
Neraca Pembayaran Internasional : 1. Mekanisme Pembukuan 2. Klasifikasi
Pos-Pos Dalam Neraca Pembayaran (Pertemuan Ke- 13)
Neraca pembayaran merupakan sinyal kuat untuk mengetahui sistem
perekonomian suatu negara, apakah negara tersebut mengalami kemajuan atau
penurunan semua dapat diprediksi melalui sistem neraca pembayaraan ini juga
dapat memberikan informasi – informasi seputar keuangan suatu negara oleh
karena itu neraca pembayaran memiliki dimensi waktu yang sama dengan
akuntansi pendapatan nasional. Secara singkat neraca pembayaran dapat diartikan
sebagai catatan statistikal atas transaksi internasional suatu negara pada akhir
periode waktu tertentu yang disajikan dalam bentuk pencatatan buku ganda.
Seluruh kinerja suatu negara dalam persaingan ekonomi internasional dapat di
evaluasi, dan segala transaksi pada neraca pembayaran yang meningkatkan
pembayaran ke luar negeri akan di catat di debit, begitu pun sebaliknya pada
transaksi yang menimbulkan penerimaan dari luar negeri akan di catat di sisi
kredit dan dalam neraca pembayaran sisi kredit = debit, sebaliknya pun juga.
B. PEMBAHASAN
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi
antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu
tertentu ( 1tahun ). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan
barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial.
Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca
lalu lintas modal dan finansial, dan item – item finansial.
27. Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam
transaksi.
1. Transaksi debit adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus
uang (devisa) dari dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi
negatif (-), yaitu transaksi yang menyebabkan berkurangnya posisi cadangan
devisa.
2. Transaksi kredit adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus
uang (devisa) dari luar negeri ke dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi
positif (+), yaitu transaksi yang menyebabkan bertambahnya posisi cadangan
devisa negara.
Transaksi yang tercatat dalam Neraca Pembayaran adalah:
Transaksi kredit:
a. ekspor barang dan jasa.
b. penerimaan dari hasil investasi.
c. transfer.
d. bertambahnya hutang negara atau swasta.
e. berkurangnya aset-aset keuangan.
Transaksi debit:
a. impor barang dan jasa.
b. pembayaran atau hasil investasi.
28. c. transfer.
d. berkurangnya hutang.
e. bertambahnya aset-aset keuangan
Neraca pembayaran digolongkan menjadi beberapa komponen, yaitu sebagai
berikut:
Neraca Transaksi berjalan (Current Account )
Neraca transaksi berjalan mencatat semua transaksi ekspor dan impor barang,
perbandingan nilai ekspor dan impor barang, pendapatan investasi, pembayaran
cicilan pokok utang luar negeri, serta saldo kiriman dan transfer uang dari
Bank ke luar negeri baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta.
• Rekening transaksi berjalan dibagi menjadi empat kategori:
1. Perdagangan barang : Perdagangan dalam jasa disebut perdagangan
tidak nyata. menunjukkan ekspor & impor atas barang nyata, seperti minyak,
gandum, pakaian, mobil, komputer, dsb.
2. Jasa : meliputi pembayaran dan penerimaan untuk jasa2 hukum, konsultasi,
dan rekayasa; royelti untuk paten dan kekayaan intelektual, premi
asuransi, fee pengapalan, dan pengeluaran turis.
3. Pendapatan faktor ; berisi sebagian besar pembayaran dan penerimaan
atas bunga, dividen, dan pendapatan lain dari investasi luar negeri yang dibuat
sebelumnya
4. Transfer unilateral : meliputi pembayaran “tak berbalas”, seperti bantuan luar
negeri, reparasi, hibah resmi dan swasta, dan hadiah.
29. Neraca Transaksi Modal ( Capital Account )
Neraca transaksi modal mencatat nilai investasi langsung pihak swasta asing (
Foreign Ditect Invesdment ), pinjaman luar negeri yang diberikan oleh perbankan
swasta internasional, serta pinjaman dan hibah dari negara lain atau lembaga –
lembaga donor seperti IMF bank dunia juga meliputi: semua pembelian dan
penjualan aset, seperti saham, obligasi, rekening bank, real estate, &
bisnis. mengukur perbedaan antara penjualan aset2 suatu negara kepada luar
negeri dengan pembeliannya terhadap aset2 luar negeri.
Penjualan (pembelian) atas aset2 dicatat sebagai kredit (debit) dan menghasilkan
arus masuk modal (arus keluar modal).
Rekening modal dibagi menjadi tiga kategori:
1. Investasi langsung;
2. Investasi portofolio;
3. Investasi lain;
Neraca Tunai ( Cash Account ) atau Neraca Internasional
Neraca tunai pada dasarnya hanyalah transaksi penyeimbang antara total
pengeluaran yang ada pada transaksi berjalan dengan transaksi modal melebihi
total penerimaan.
• Aset2 cadangan resmi meliputi: emas, valas, dan pinjaman baru dari bank
sentral luar negeri.
• Aset2 cadangan resmi digunakan oleh bank sentral untuk melakukan
pembayaran bersih kepada luar negeri karena BOP defisit.
30. Rekening cadangan resmi melibatkan transaksi yang diambil oleh otoritas untuk
membelanjai semua neraca & mengintervensi di pasar valas
Neraca Pembayaran Defisit, Surplus, Dan Seimbang
Neraca Pembayaran defisit, terjadi apabila jumlah pembayaran lebih besar
daripada jumlah penerimaan (transaksi kredit < transaksi debet). Suatu Negara
jika mengalami kelebihan impor dan kelebihan tersebut ditutup dengan
menambah pinjaman akomodatif dan mengurangi cadangan (stok) nasional maka
Negara tersebut sedang mengalami defisit total.
Pembayaran defisit dapat juga dilakukan dengan meminjam dari bank sentral
luar negeri,
Neraca pembayaran surplus, adalah apabila jumlah penerimaan lebih besar
daripada jumlah pembayaran/ utang (transaksi kredit> transaksi debet). Jika BOP
surplus, bank sentral dapat membayar utang luar negerinya atau memperoleh aset
cadangan tambahan dari luar negeri.
Neraca Pembayaran seimbang, adalah apabila jumlah pembayaran atau utang
sama dengan jumlah penerimaan (transaksi kredit = transaksi debet).
Dampak Neraca Pembayaran Surplus, Defisit, Seimbang
Dampak Neraca Pembayaran Surplus
Secara ekonomi neraca pembayaran yang surplus akan berpengaruh terhadap
tingkat harga dalam negeri, yaitu mempunyai pengaruh inflatoir mendorong/
menjurus ke arah kenaikan harga (inflasi). Hal ini disebabkan oleh adanya
penambahan permintaan efektif.
Dampak Neraca Pembayaran Defisit
Apabila neraca pembayaran suatu Negara mengalami deficit, maka dampak yang
akan terjadi sebagai berikut:
31. * Produsen dalam negeri tidak dapat bersaing dengan barang-barang impor
* Pendapatan Negara sedikit, sehingga utang Negara bertambah besar
* Perusahaan banyak yang gulung tikar, sehingga pengangguran meningkat akibat
dari
PHK
Ketiga dampak di atas disebut pengaruh deflatoir yang mendorong/ menjurus ke
arah penurunan harga (deflasi).
Dampak Neraca Pembayaran Seimbang
Neraca pembayaran yang seimbang tidak terlalu berpengaruh terhadap kegiatan
ekonomi suatu Negara. Sehingga apabila suatu Negara tidak dapat mencapai
surplus dalam neraca pembayaran, maka minimal harus dalam kondisi seimbang.
Dengan demikian akan dapat menghindari neraca pembayaran yang defisit
Transaksi Dalam Neraca Pembayaran
Pos Transaksi Dagang (Transaction of Trade)
Pos transaksi dagang mencatat seluruh transaksi, baik dalam kegiatan ekspor
maupun impor barang (berwujud) dan jasa (tidak berwujud). Transaksi ekspor
dicatat di sisi kredit (+) dan transaksi impor dicatat di sisi debet (-).
Pos Pendapatan Modal (Income on Invesment)
Dalam Pos ini dicatat seluruh penerimaan dan pendapatan seperti hasil penanaman
modal di luar negeri dan hasil penerimaan modal asing di dalam negeri dalam
bentuk keuntungan.
Pos Transaksi Unilateral (Unilateral Transaction)
Transaksi unilateral adalah transaksi searah. artinya, transaksi yang terjadi tanpa
ada kontrak transaksi lainnya. Misalnya, pengiriman hadiah, pengiriman bantuan-
bantuan bencana alam, pendidikan, dan sosial.
32. Pos Penanaman Modal Langsung
Pos ini mencatat transaksi modal yang langsung dilaksanakan oleh penduduk
suatu negara dengan penduduk negara lain. contohnya penenman modal penduduk
suatu negara dengan penduduk negara lain. contohnya penanaman modal
penduduk di Indonesia dengan membiuka usaha properti dan transaksi jual beli
saham antara penduduk Indonesia dengn penduduk Malaysia.
Pos Utang Piutang (Jangka Panjang/ Jangka Pendek)
Pada pos ini mencatat seluruh transaksi kredit (pinjaman) jangka panjang yaitu
transaksi kredit yang yang jangka waktunya lebih dari satu tahun dan transaksi
utang-piutang jangka pendek (kurang dari satu tahun).
Pos Sektor Moneter (Pos Lalu Lintas Moneter)
Pada pos ini mencaqtat semua transaksi pada saat terjadi pembayaran pada
transaksi-transaksi di atas dari mulai transaksi dagang, pendapatan modal sampai
pada utang-piutang. Keadaan pos ini dapat menunjukan posisi cadangan devisa
suatu negara.
Persamaan neraca pembayaraan
Kombinasi pada nerca di rekening berjalan ( BCA ), rekening modal ( BKA ) dan
rekening cadangan resmi ( BRA ) harus nol. Atau BCA + BKA + BRA = 0.
Penurunan atau kenaikan cadangan resmi suatu negara dapat
mengindentifikasikan apakah negara tersebut menglami defisit atau surplus. Suatu
negara memiliki Neraca disekuilibrium untuk mempertahankan cadangan
resminya pada regim kurs tetap.
BCA + BKA tidak sama dengan 0
Namun pada regim kurs tetap..
BCA + BKA = – BRA
33. Surplus atau defisit rekening transaksi berjalan harus diselaraskan dengan defisit
atau surplus rekening modal, dan sebaliknya.
Tujuan dan Fungsi Neraca Pembayaran
Penyusunan neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan, yaitu sebagai
berikut :
1. Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai posisi negara
di perdagangan Internasional dan posisi pembayaran/keuangan internasional.
2. Membantu pemerintah dalam menetapkan kebijakan fiskal dan moneter
3. Merupakan alat untuk mengukur berapa besar utang dan piutang negara
terhadap luar negeri
4. Merupakan alat untuk mengukur struktur dan komposisi transaksi ekonomi
suatu negara dengan dunia internasional
5. Mengukur keadaan perekonomian dan posisi keuangan internasional suatu
negara.
6. Mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi internasional suatu
negara.
7. Indikator yang akan dipertimbangkan oleh negara donor untuk memberikan
bantuan keuangan.
8. Indokator fundamental ekonomi selain tingkat inflasi, pertumbuhan GNP dan
sebagainya.
Neraca pembayaran di negara – negara utama
• Cina: BCA berfluktuasi, tetapi sejak 1994–2003 cenderung surplus. BKA
berfluktuasi, tetapi mayoritas surplus, kecuali pada 1983, 1984, 1992, dan 1998.
• Jepang: BCA selalu surplus, sedangkan BKA defisit, kecuali 2003.
34. Jerman: BCA berfluktuasi dan selalu mengalami defisit sejak 1991-2000. BKA
berfluktuasi, dan mengalami defisit sejak 1982-1990. Sejak 1991-1997
mengalami surplus, kecuali 1993 dan 1999, 2001-2003
• Inggris: BCA berfluktuasi dan mayoritas mengalami defisit pada 1997 dan
sebelum 1986. BKA sejak 1986-1996 mengalami surplus, kecuali sebelum 1986
dan 1997.
• Amerika Serikat: BCA sejak 1982-2003 selalu mengalami defisit, tetapi
BKA selalu mengalami surplus.
Cara-Cara Pembayaran Transaksi Internasional: Cash, Open Account,
Comersial Bills Of Exchange, Letterof C-Redit, Private Compensation
(Pertemuan Ke-14)
Pembayaran internasional adalah pembayaran atas transaksi yang
dilakukan oleh negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional
berdasarkan kesepakatan yang telah dirundingkan sebelumnya. Pembayaran
dalam perdagangan internasional pada umumnya dilaksanakan melalui bank.Bagi
pebisnis, terutama export import, pengetahuan mengenai cara pembayaran adalah
sangat penting. Berikut ini disampaikan cara-cara pembayaran internasional.
Cara Pembayaran Internasional (International Methods of Payment)
Banyak cara pembayaran yang dipergunakan dalam perdagangan internasional,
tetapi yang lazim dipergunakan adalah :
Advance Payment (Cash in Advance)
Open Account
Consignment
Collection Basis
Letter of Credit
Selain dari jenis-jenis pembayaran tersebut masih banyak cara-cara pembayaran
yang masih dipergunakan seperti barter, barter konsinyasi dan sebagainya sesuai
dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli. Cara pembayaran mana yang
35. dipilih tergantung dari kepercayaan masing-masing pihak terhadap mitra
dagangnya, hubungan sera iklim ekonomi dinegara masing-masing.
1. Advance Payment
Pembeli membayar harga barang sebelum barang tersebut diterimanya atau
dikapalkan/ dikirimkan kepadanya. Ini berarti bahwa pembeli pada hakekatnya
telah memberikan kredit kepada penjual (buyer’s credit), sehingga penjual dengan
kredit tersebut dapat menyiapkan barang yang akan dikirimkannya kepada
pembeli. Setelah barang dikirimkan si penjual mengirim dokumen pengangkutan
disertai invoice yang mencantumkan pembayaran telah dilakukan in advance.
Cara ini tentunya sangat menguntungkan penjual, karena :
Mendapatkan kredit
Menerima pembayaran atas barang yang dijual
Tidak ada resiko
Namun pembeli menanggung resiko yaitu kemungkinan penjual tidak
mengirimkan barang yang telah dibayarnya. Jika hal tersebut terjadi pembeli tidak
mempunyai bukti otentik untuk dapat menuntut penjual melalui pengadilan.
pembayaran dilakukan dengan TT (Telegraphic Transfer) sebelum delivery
barang atau dengan kata lain ‘dimuka’.
2. Open Account
Pembayaran dilakukan oleh buyer setelah delivery barang pada saat yang
disepakati (1 bulan, 2 bulan dst).
3. consignment
Pembayaran dilakukan oleh buyer kepada eksportir secara konsinyasi yaitu
setelah barang laku dijual oleh buyer kepada final buyer.
4. Collection Basis
Penagihan pembayaran dilakukan eksportir melalui bank dapat dengan kondisi
D/P (documents against payment) berarti buyer harus membayar pada saat
dokumen diserahkan oleh bank atau dengan kondisi D/A (documents against
acceptance).
36. Berarti buyer hanya perlu melakukan akseptasi pada wesel untuk mendapatkan
dokumen dari bank, sedangkan pembayaran oleh buyer baru akan dilakukan pada
saat akseptasi jatuh tempo.
5. Letter of Credit
Letter of credit adalah jaminan pembayaran yang diterbitkan oleh bank atas
permintaan buyer, pembayaran dilakukan dengan pencairan letter of credit oleh
eksportir pada bank. Letter of credit dapat berupa kondisi sight (atas unjuk) atau
usance (berjangka) sesuai dengan kesepakatan. Yang membedakan cara ke-5
dengan cara lainnya (1 s/d 4) adalah adanya instrumen L/C yang merupakan
jaminan pembayaran yang diterbitkan oleh bank yang mengakibatkan dari segi
cost cara ini akan lebih mahal bagi buyer ataupun eksportir.
Namun, secara umum akan lebih aman dan lebih terjamin khususnya bagi
eksportir dengan pengecualian cara advance payment secara 100 % yang tentunya
paling aman bagi eksportir (relatif jarang). Yang harus dicermati bila memilih
advance payment adalah berapa jumlah persentase uang muka yang akan dibayar
karena sisanya yang biasanya akan dibayar setelah delivery barang merupakan
potensi risiko bagi eksportir. Cara collection draft kondisi D/P) adalah salah satu
pilihan yang relatif aman bagi eksportir selain dari cara ke-1 atau ke-5 dengan
biaya yang relatif murah pula. Akhir-akhir ini cara open account juga sudah
divariasi dengan menggunakan jaminan bank dalam bentuk standby letter of credit
dengan catatan transaksi dilaksanakan secara rutin dalam jangka panjang. Cara ini
juga patut dipertimbangkan.
Balance of Payment
Balance of payment (Bop) atau neraca pembayaran (N/P) mencatat semua
tansaksi sebuah negara dengan negara lain, yang meliputi transaksi internasional
sebuah negara pada suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Bop memiliki dua
komponen utama, yaitu :
1. Current account (neraca berjalan), terdiri dari transaksi impor dan ekspor
barang dan jasa. Pada current account, ekspor dicatat sebagai kredit karena
menghasilkan devisa bagi negara. Sedangkan impor dicatat sebagai debit karena
“menghilangkan”/mengeluarkan devisa dari negara. Selain ekspor dan impor,
37. transaksi lain yang termasuk dalam current account adalah pembayaran faktor
(factor payment) dan unilateral transfers.
2. Financial account (dulunya disebut capital account), yang mencatat transaksi
aset finansial, transfer pembayaran, piutang maupun utang internasional. Ini
mencakup pencatatan akan FDI (foreign direct investment atau Penanaman Modal
Asing/PMA), pembayaran dividen, cicilan hutang, bunga atau utang, pembelian
surat berharga, saham, dan lain sebagainya. Financial account mengukur devisa
masuk dan keluar seperti pada current account, dimana transaksi yang
menghasilkan devisa dicatat sebagai kredit (capital inflow). Sebaliknya, transaksi
yang mengakibatkan devisa keluar dari suatu negara dicatat sebagai debit (capital
outflow).
Contoh transaksi yang menghasilkan devisa (kredit) pada financial account adalah
: hutang luar negeri, FDI, pembelian saham maupun obligasi dalam negeri oleh
investor asing, dls. Semua transaksi ini mendatangkan devisa bagi negara.
Misalnya transaksi berlangsung antara Indonesia-Amerika, maka cadangan dolar
(devisa) Indonesia akan bertambah akibatnya adanya transaksi-transaksi diatas.
Sedangkan contoh transaksi yang mengurangi devisa (debit) pada financial
account adalah : pembayaran cicilan hutang luar negeri, pembayaran bunga dari
hutang luar negeri, pembayaran dividen atas saham dalam negeri yang dimiliki
investor asing, pembayaran bunga dan hutang obligasi yang jatuh tempo,
pengiriman laba dari FDI atau investasi asing yang ditanamkan di dalam negeri,
dls. Semua transaksi ini mengurangi devisa suatu negara.
Dua fitur utama financial account adalah :
1. Capital inflow. Ini merupakan dana/modal yang masuk ke dalam suatu negara
(dicatat sebagai kredit), misalnya melalui investasi asing (FDI), pembelian
saham, obligasi, atau surat berharga lainnya. Capital inflow yang berkontribusi
baik bagi perekonomian adalah yang dalam jangka panjang, misalnya melalui
investasi modal riil (FDI) berupa pembangunan pabrik, pembelian mesin baru,
dls. Sedangkan capital inflow jangka pendek sering juga disebut “hot
money”, merupakan dana yang hanya singgah sebentar di suatu negara dan
38. tidak berkontribusi langsung ke peningkatan output (GDP). Hot money biasanya
hanya mencari keuntungan jangka pendek, misalnya dari pembelian saham.
2. Capital outflow. Ini merupakan dana/modal yang keluar dari suatu negara
(dicatat sebagai debit), misalnya ada swasta/masyarakat yang melakukan investasi
(baik FDI maupun pembelian saham dan surat berharga lainnya) di luar negeri,
pembayaran cicilan hutang luar negeri, pembayaran bunga atas hutang luar negeri,
dls.
Dalam suatu perekonomian, secara teoritis defisit atau surplus pada salah satu
account diatas akan ditutupi oleh surplus/defisit pada account yang satunya.
Dengan demikian, Bop dapat mencapai kondisi equilibrium/balanced/nol. perlu
diperhatikan bahwa kondisi ekuilibrium ini dapat tercapai baik ketika net ekspor
positif (surplus atau ekspor > impor) maupun negatif (defisit atau ekspor <
impor).
A. Pengertian Pasar Valuta Asing
Pasar Valuta Asing (Valas) adalah pasar yang memperdagangkan valuta asing
atau uang asing dan sebagai lembaga pasar di mana orang dapat memperoleh
fasilitas untuk melakukan pembayaran atau menerima pembayaran dari penduduk
negara lain. Secara umum, permintaan atau penawaran valuta asing dilakukan di
bursa valuta asing yang diselenggarakan oleh bank atau lembaga keuangan
lainnya.
Pertemuan antara permintaan dan penawaran valuta asing akan membentuk
kurs atau nilai tukar (exchange rate). Kurs valuta asing terdiri atas dua macam:
1. kurs jual, adalah kurs yang berlaku apabila bank atau lembaga keuangan
lainnya menjual/mengeluarkan uang asing.
2. kurs beli, adalah kurs yang berlaku apabila bank atau lembaga keuangan
lainnya membeli/menerima uang asing.
B. Fungsi Pasar Valuta Asing
Fungsi pasar valuta asing di antaranya adalah:
1. mempermudah pertukaran valuta asing (valas) serta pemindahan dana dari
satu negara ke negara lain sehingga memungkinkan terjadinya kliring
internasional;
39. 2. sebagai penyedia kredit, artinya pasar valuta asing memberikan
kemudahan untuk dilaksanakannya perjanjian atau kontrak jual beli dengan
kredit;
3. membatasi risiko, artinya pada pasar valuta asing memungkinkan
dilakukannya hedging (membatasi risiko terhadap kemungkinan perubahan
harga);
4. spekulasi, artinya pada pasar valuta asing orang dapat melakukan
spekulasi menerima bahkan mencari risiko dengan harapan mendapatkan
keuntungan.
C. Sistem Kurs Valuta Asing
Bank Indonesia diberi kewenangan penuh untuk menentukan nilai kurs asing yang
diatur dalam Undang-Undang No. 24 tahun 1999. Ada tiga cara yang dapat
digunakan dalam menentukan sistem kurs valuta, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate)
Kurs tetap merupakan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing
yang ditentukan oleh pemerintah, dan berdasarkan standar emas. Dengan kata
lain, pemerintah menggunakan emas untuk menjaminkan uangnya.
Contohnya adalah pemerintah menentukan 1 Dollar Amerika sama dengan Rp
8000,-. Sistem kurs ini memiliki kelebihan karena nilai tukar mata uang akan
stabil. Namun, sisitem ini juga memiliki kelemahan yaitu pemerintah harus
menyiapkan emas yang cukup besar sebagai jaminan.
2. Kurs Mengambang (Floating Exchange Rate)
Sistem kurs mengambang merupakan penentuan besarnya nilai mata uang
berdasarkan penawaran dan permintaan terhadap uang asing tersebut. Sistem kurs
ini menyebabkan nilai kurs mata uang dalam negari tidak stabil.
Apabila permintaan mata uang asing (dollar Amerika) naik, maka nilai mata uang
rupiah akan turun terhadap dollar Amerika. Sebaliknya, apabila permintaan akan
mata uang dollar turun, maka nilai mata uang rupiah terhadap dollar naik.
Sedangkan jika penawaran mata uang asing (dollar Amerika) naik, maka nilai
dollar Amerika akan turun terhadap rupiah. Begitu juga sebaliknya, apabila
penawaran mata uang asing turun, maka nilainya akan menurun terhadap rupiah.
Oleh karena itu, sistem kurs ini ditentukan oleh tinggi rendahnya permintaan dan
penawaran mata uang asing.
40. 3. Kurs Distabilkan (Managed Floating Rate)
Sistem kurs ini adalah sistem kombinasi dari kurs mengambang dan tetap dimana
pemerintah dapat ikut campur dalam menentukan kurs mata uang asing apabila
nilainya terlalu tinggi terhadap nilai rupiah.
Jika nilai dollar terlalu tinggi terhadap nilai rupiah, maka pemerintah akan
menjualnya melalui Bank Indonesia untuk mengurangi tingkat penurunan nilai
rupiah terhadap nilai dollar (Depresiasi), sehingga nilainya mata uang dollar
menjadi turun terhadap mata uang rupiah.
Hal ini dilakukan untuk mencegah kerugian dan memberatkan para pelaku
importir dalam mengirimkan barang-barangnya ke dalam negeri, dan mengurangi
penggunaan produk impor pada masyarakat.