Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
TEORI MNC
1. RESUME EKONOMI INTERNASIONAL
DOSEN:
ADE FAUJI, SE, MM
Disusunoleh:
IKA YULIANTI (11150988)
6K – MKP
RUANG: C.1.3
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN 2018
2. DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB 9 ALUTA ASING: SISTEM KURS VALUTA ASING, ISTILAH−ISTILAH
DALAM KURS VALUTA ASING .................................................................
9.1 Pengertian Valuta Asing..............................................................................
9.2 Fungsi Pasar Valuta Asing...........................................................................
9.3 Jenis Kurs Valuta Asing ..............................................................................
BAB 10 TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL (MNC): SIFAT
PERUSAHAAN MULTINASIONAL, FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL.....................................
10.1 Perusahaan Multinasional.........................................................................
10.2 Sifat–Sifat Perusahaan Multinasional (MNC)..........................................
10.3 Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi MNC ..............................................
BAB 11 TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL (MNC):
KEKUATAN GLOBAL, EFEK GLOBAL......................................................
11.1 Kekuatan Bersaing MNC..........................................................................
11.2 Efek Global MNC.....................................................................................
11.3 Manfaat MNC Bagi Negara Induk dan Negara Penerima ........................
11.4 Konflik Yang Muncul Di Negara Induk ...................................................
11.5 Teori Multinational...................................................................................
BAB 12 NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL, MASALAH − MASALAH
TRANSAKSI EKONOMI INTERNASIONAL, POS−POS DALAM NERACA
PEMBAYARAN INTERNASIONAL .............................................................
12.1 Pengertian Neraca Pembayaran Internasional ..........................................
12.2 Masalah−Masalah Transaksi Ekonomi Internasional...............................
12.3 Pos−Pos Neraca Pembayaran ...................................................................
BAB 13 NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL, MEKANISME
PEMBUKUAN, KLASIFIKASI POS−POS DALAM NERACA PEMBAYARAN
..........................................................................................................................
3. 13.1 Mekanisme Pembukuan Neraca Pembayaran...........................................
13.2 Devinisi dan Surplus Neraca Pembayaran................................................
13.3 Klasifikasi Pos−Pos Dalam Neraca Pembayaran .....................................
BAB XIV CARA−CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI INTERNASIONAL, CASH,
OPEN ACCOUNT, COMMERCIAL BILLS OF EXCHANGE, LETTERS OF
CREDIT, PRIVATE COMPENSATION............................................................
14.1 Cara−Cara Pembayaran Transaksi Internasional
4. BAB 9
VALUTA ASING
9.1Pengertian Valuta Asing
Valuta asing atau valas adalah suatu alat yang digunakan sebagai pembayaran
transaksi dalam perdagangan internasional. Bentuk dari valuta asing adalah mata
uang asing yang telah ditetapkan secara sah dan diterima secara luas oleh
masyarakat dunia. Oleh karena itu, apabila seseoarang ingin membayar transaksi,
maka terlebih dahulu harus menukarnya dengan valuta asing tersebut.
Lembaga yang mengurusi pertukaran valuta asing disebut dengan money changer.
Harga valuta asing ditentukan melalui mekanisme pasar yang dikenal dengan istilah
kurs (nilai tukar). Ada beberapa macam istilah yang digunakan dalam pertuakaran
valuta asing, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kurs beli
Kurs beli merupakan harga beli valuta asing ketika bank/money changer
membeli valas (valuta asing) atau ketika seseorang ingin menukarkan mata uang
asing dengan rupiah.
2. Kurs jual
Kurs jual merupakan harga jual valuta asing ketika bank/money changer menjual
valas atau ketika sesorang menukarkan rupiah dengan mata uang asing.
3. Kurs tengah
Kurs tengah adalah kurs antara kurs jual dan beli didapat dari hasil bagi dari
penjumlahan antara kurs beli dan kurs jual.
5. 9.2. Fungsi Pasar Valuta Asing
Valuta asing memiliki fungsi yang sangat penting untuk memperlancar
pembayaran transaksi perdagangan internasional. Adapun fungsi valuta adalah
sebagai berikut.
Untuk memperlancar kegiatan impor dan ekspor
Untuk mempermudah proses transaksi perdagangan internasional.
Untuk memperlancar pemindahan atau transfer dana dari suatu negara ke
negara lain.
Sebagai wadah penjual valuta asing dalam melakukan spekulasi
9.3 Sistem Kurs Valuta Asing
Bank Indonesia diberi kewenangan penuh untuk menentukan nilai kurs asing
yang diatur dalam Undang-Undang No. 24 tahun 1999. Ada tiga cara yang dapat
digunakan dalam menentukan sistem kurs valuta, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Sistem Standar Emas (Gold Standart System) atau Sistem Kurs Tetap
(Fixed Rate System)
Pada dasarnya, dalam sistem standar emas pemerintah (Bank Sentral)
berkewajiban untuk selalu bersedia memperjualbelikan emas kepada siapapun
yang menginginkannya dengan harga tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.
Sistem standar emas (Gold Standard) mulai digunakan di Inggris tahun 1870, di
mana masing-masing mata uang memiliki kandungan emas tertentu. Sebagai
contoh £ 1 mengandung 4 gram emas, sedangkan US$ 1 mengandung 2 gram
emas, maka £ 1 dapat dibuat kurs dengan US dollar sebesar $ 2 atau US$ 1 = £
0,5. Dalam sistem standar emas, kurs valuta asing relatif stabil dapat berubah di
sekitar titik paritas arta yasa dan dibatasi oleh titik ekspor emas serta titik impor
emas.
6. Dalam penggunaannya, sistem ini terdiri atas empat macam kurs valuta asing,
yaitu sebagai berikut.
a. Kurs paritas arta yasa (Mint Parity), adalah kurs yang menunjukkan
perbandingan kandungan emas yang diperoleh dengan menukarkan satu satuan
uang suatu negara dengan satu satuan uang negara lain.
b. Kurs titik ekspor emas (Gold Export Point), adalah kurs valuta asing tertinggi
yang terjadi dalam sistem standar emas.
c. Kurs titik impor emas (Gold Import Point), adalah kurs valuta asing terendah
yang terjadi dalam sistem standar emas.
d. Kurs valuta asing yang terjadi adalah kurs yang bergerak naik atau turun di
sekitar kurs paritas arta yasa.
Keuntungan suatu negara menggunakan sistem standar emas di antaranya:
- stabilnya kurs valuta asing, dan
- defisit atau surplus neraca pembayaran berlangsung tidak terlalu lama,
melainkan secara otomatis menyusut sehingga dapat kembali ke keadaan
seimbang lagi.
Untuk lebih memberikan gambaran tentang nilai tukar mata uang asing (kurs
valas), berikut ini disajikan data tentang nilai tukar beberapa mata uang asing
terhadap rupiah di Bank Indonesia dan harga emas di Jakarta (rupiah) dari tahun
1999 sampai dengan 2004.
7. 2. Kurs Mengambang (Floating Exchange Rate)
Sistem kurs mengambang merupakan penentuan besarnya nilai mata uang
berdasarkan penawaran dan permintaan terhadap uang asing tersebut. Sistem
kurs ini menyebabkan nilai kurs mata uang dalam negari tidak stabil.
Apabila permintaan mata uang asing (dollar Amerika) naik, maka nilai mata
uang rupiah akan turun terhadap dollar Amerika. Sebaliknya, apabila permintaan
akan mata uang dollar turun, maka nilai mata uang rupiah terhadap dollar naik.
Sedangkan jika penawaran mata uang asing (dollar Amerika) naik, maka nilai
dollar Amerika akan turun terhadap rupiah. Begitu juga sebaliknya, apabila
penawaran mata uang asing turun, maka nilainya akan menurun terhadap rupiah.
Oleh karena itu, sistem kurs ini ditentukan oleh tinggi rendahnya permintaan dan
penawaran mata uang asing.
3. Kurs Distabilkan (Managed Floating Rate)
Sistem kurs ini adalah sistem kombinasi dari kurs mengambang dan tetap
dimana pemerintah dapat ikut campur dalam menentukan kurs mata uang asing
apabila nilainya terlalu tinggi terhadap nilai rupiah.
Jika nilai dollar terlalu tinggi terhadap nilai rupiah, maka pemerintah akan
menjualnya melalui Bank Indonesia untuk mengurangi tingkat penurunan nilai
rupiah terhadap nilai dollar (Depresiasi), sehingga nilainya mata uang dollar
menjadi turun terhadap mata uang rupiah.
Hal ini dilakukan untuk mencegah kerugian dan memberatkan para pelaku
importir maka barang-barangnya ke dalam negeri, dan mengurangi penggunaan
produk impor pada masyarakat.
8. BAB 10
TEORI PERUSAHAAN MULTINASIONAL(MNC)
10.1 Perusahaan multinasional
Perusahaan multinasional (MNC) adalah sebuah perusahaan internasional atau
transnasional yang berkantor pusat di satu negara tetapi kantor cabang di berbagai
negara maju dan berkembang. Perubahan-perubahan multi dimensi dan globalisasi telah
membawa berbagai pengaruh dan dampak bagi negara-negara berkembang. Dalam
Negara berkembang tersebut dapat menguntungkan bagi Korporasi.
Multinasional/Multinational Corporations (MNCs) untuk menginvestasikan sumber
daya modal mereka, dikarenakan oleh faktor rendahnya biaya tenaga kerja, kemudahan
untuk mendapatkan sumber daya natural dan yang paling penting, adalah sebagai pasar
untuk mendistribusikan produk mereka.
Sebuah perusahaan akan menjadi perusahaan multinasional berdasarkan keuntungan
untuk mendirikan produksi dan kegiatan lainnya di lokasi asing. Perusahaan
mengglobalisasikan kegiatan mereka baik untuk memasok pasar dalam negeri-negara
mereka , dan untuk melayani pasar luar negeri secara langsung. Menjaga kegiatan asing
dalam struktur perusahaan memungkinkan perusahaan menghindari biaya yang melekat
oleh perantara, dengan entitas yang terpisah sambil memanfaatkan pengetahuan
perusahaan mereka sendiri.
Multinational Corporations memiliki peran yang sangat kuat dan penting dalam proses
pembangunan di Negara-negara berkembang atau Negara bagian selatan. Pengaruh dan
kekuatan MNCs ini dapat dilihat dari ketergantungan Negara-negara berkembang
kepada Negara-negara lain dalam hal teknologi, hal ini dikarenakan banyaknya sumber
daya yang dimiliki oleh Negara-negara berkembang tersebut seperti yang telah
dijelaskan di atas.
9. MNCs sangat mengutamakan prinsip efisiensi, dimana MNCs memiliki kepentingan
untuk memaksimalkan capital dan keuntungan yang telah diupayakan dengan seminimal
mungkin dari pemanfaatan sumber daya yang ada. Efisiensi MNCs yang dilakukan di
sini terbagi menjadi dua yakni, faktor permintaan dan faktor biaya. Faktor permintaan
erat kaitannta denfan profit orientation yang ingin didapatkan oleh MNCs. Faktor biaya
lebih menekankan bagaimana efisiensi dalam produksi dan distribusi dapat ditekankan
dengan maksimal. Dengan biaya produksi dan distribusi yang dapat ditekan dengan
maksimal maka akan berdampak dengan naiknya keuntungan dari MNC
10.2 SIFAT-SIFAT MNC
Sifat atau karakteristik MNC sangat bervariasi, tergantung pda cara pendirian
cabang di luar negeri, pola pemikiran modal dan tujuan operasi MNC di luar negeri.
Karena sifat inilah, maka sangat sulit untuk member definisi yang tepat dan dapat
mencakup seluruh kriteria, sehingga suatu perusahan sapat didefinisikan dengan pasti
sebagai suatu MNC.
Pada Hakekatnya, definisi MNC adalah perusahaan yang kegiatan operasi
bisnisnya bersifat multinasional atau internasional, diamana ada perusahaan yang
beroperasi pada Negara induk yakni sebagai kantor pusat (headquarter) dan memiliki
lokasi perusahaan cabang tiga negara atau lebih.
Perusahaan MNC adalah yang modal kepemilikannya kurang dari 100%. Namun
yang umum dilakukan adalah dengan jalan patungan (joint ventures). Motif bisnis dan
tujuan MNC melakukan investasi langsung di luar negeri berbeda-beda. Ada MNC yag
bertujuan melakukan ekspansi secara vertical, artinya perusahaan induk (yang
memproses lebih lanjut), mendirikan cabang di luar negeri dalam upaya menghasilkan
input untuk selanjutya diproses lebih lanjut oleh perasaan induk. Sedangkan MNC
melakukan ekspansi secara horizontal artinya dengan cara mendirikan cabang baru di
luar negeri dengan melakukan kegiatan yang hamper sama dengan perusahaan induk.
10. 10.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MNC
Dalam kaitannya dengan tujuan optimasi penjualan dan mencari keuntungan
maksimum, mendirikan perusahaan cabang di luar negeri, akan dapat memperoleh
beberapa keuntungan, sebagai berikut :
a. Jika suatu MNC tersebut telah melayani pasar luar negeri melalui ekspor, mungkin
sangat diperlukan hubungan yang lebih harmonis dengan para langganan untuk
mengetahui kebutuhan dan selera konsumen.
b. Ekspor luar negeri sering dihambat oleh kebijakan atau deregulasi tarif Negara lain.
Dengan mendirikan MNC cabang diluar negeri yang dapat menghasilkan produk negara
tersebut, maka masalah hambatan tariff umumnya dapat diatasi. Masalah lain yang
terkait langsung dengan ini adalah masalah perubahan kurs mata uang atau nilai valuta
asing. Apabila mata uang MNC Negara induk mengalami apreasi (contohnya apreasiasi
nilai yen terhadap nilai rupiah), maka harga barang ekspornya akan naik. Sehingga
secara otomatis akan dapat menurunkan volume ekspor. Masalah ini tentu akan teratasi
apabila perusahaan yang bersangkutan mendirikan cabang-cabangnya di luar negeri.
c. Jika tujuan penderian cabang MNC di luar negeri adalah untuk mencapai maksimisasi
keuntungan, maka pertimbangan efisiensi biaya-biaya di berbagai nrgara menjadi
pertimbangan utama.
d. Faktor penghemat biaya yang menjadi pertimbangan berikutnya adalah dapat
dihematnya biaya yang menjadi pertimbangan berikutnya adalah dapat dihematnya
biaya transportasi dari MNC negara induk ke luar negeri. Dan dengan penghematan
biaya jenis ini umumnya produk dapat dijual lebih murah dan lebih cepat dibandingkan
jika suatu produk harus melalui pengangkutan (umumnya melalui kapal) dengan biaya
tinggi dan waktu yang lama.
11. BAB 11
PERUSAHAAN MULTINASIONAL
KEKUATAN BERSAING, EFEK GLOBAL
11.1 KEKUATAN BERSAING MNC
Sumber kekuatan bersaing utama MNC dapat diintisarikan sebagai berikut :
1. MNC dipandang sebagai suatu perusahaan yang superior. Transaksi yang bersifat
multinasional ataupun internasional yang dilakukan adalah produknya yang relative
lebih canggih, sangat bervariasi, kompleks, pemanfaatan teknologi modern dan canggih,
dan umumnya dilakukan hanya oleh beberapa perusahaan yang sudah besar dan
manajemen baik saja.
2. MNC umunya memiliki kekuatan monopoli yang didapat dari pemanfaatan teknologi
melalui riset dan pengembangan (research and development-R&D). MNC dapat
memnafaatkan iptek dan informasi baik dari dalam maupun luar negeri yang mencakup
productsystem, production process, market dan management. Dengan kata lain MNC
umunya memiliki system, proses, pemasaran dan manajemen produk yang lebih unggul.
3. MNC sering mendapat julukan sebagai “perusahaan informasi” yakni suatu
perusahaan yang dapat mengorganisir dan secara sistematis dapat menghimpun
informasi tentang perkembangan dan trend pasar, biaya dan teknologi melalui
perusahaan-perusahaan cabangnya di luar negeri.
4. MNC umumnya dapat menikmati adanya skala yang ekonomis dengan cara yang
misalnya, melalui pemutusan seluruh mesin produksi pada satu bagian tertentu dari
proses produksi.
5. MNC umumnya juga dapat memperoleh manfaat dari luasnya jaringan keuangan
internasional. Ukuran serta terbesarnya letak geografis perusahaan akan memudahka
MNC untuk berupaya mencari sumber dana internasional.
12. 6. MNC umunya menguasai monopoli pasar baik melalui integrasi vertical maupun
integrasi horizontal dan mereka lebih sering melakukan perang harga atau subsidi dalam
rangka merebut pasar.
7. MNC umunya dapat menghindar dari kebijakan tarif atau kuota yang dapat diambil
oleh negara lain.
11.2 EFEK GLOBAL MNC
1. DAMPAK POSITIF PERUSAHAAN MULTINASIONAL
MNC akan dapat mempengaruhi alokasi dana investasi bagi antar negara.
Jumlah investor dunia mungkin dapat naik dengan munculnya MNC, terutama jika
naiknya investasi di cabang luar negeri tidak mengakibatkan turunnya investasi di
negeri asal MNC. MNC juga memiliki ekses sumber dana internasional yang lebih besar
dan kemudian menambahkan di negara yang menjanjikan pendapatan tinggi serta resiko
yang rendah. Banyak penelitian empiris telah dilakukan untuk mengetahui apakah MNC
dapat menambah atau justru mengurangi investasi di negra yang didatangi (host
country). MNC dapat menimbulakan alokasi produksi antar negara.
2. DAMPAK NEGATIF PERUSAHAAN MULTINASIONAL
MNC menimbulkan monopoli, sehingga alokasi sumber daya atau faktor-faktor
produksi kurang optimal. Kekuatan pasar MNC mungkin dapat merupakan alat untuk
menghambat para pesaing yang tidak memiliki keunggulan dalam pasar, input, produk,
keuangan atau keunggulan lainnya. Kekuatan ini selanjutnya akan cenderung dapat
mendorong kearah pemusatan atau monopoli pasar. MNC kadangkala dapat
mempengaruhi kebijakan pemerintah negara induknya, atupun negara tempat cabang
MNC baru didirikan. Kalau hal ini berhasil tentu akan mengurangi persaingan, sehingga
efisiensi dan output potensial menurun.
13. 11.3 MANFAAT MNC BAGI NEGARA INDUK
Manfaat kegiatan atau operasi MNC di luar negeri adalah dalam bnetuk
kenaikan pendapatan atuoun resiko yang lebih kecil dari pemilik faktor produksi.
Manfaat nyata lainnya adalah dapat diperoleh produksi dengan harga yang lebih murah
yang dihasilkan di negara lain yang biaya produksinya lebih rendah.
a. MANFAAN MNC BAGI NEGARA PENERIMA
Keuntungan utama potensial dengan hadirnya MNC bagi host country antara lain yang
utama mencakup:
1. Pembentukan atau pertambahan modal
2. Bertanbahnya pendapatan
3. Bertambahnya kesempatan kerja
4. Transfer teknologi
5. Perbaikan posisi neraca pembayaran
11.4 KONFLIK YANG MUNCUL DI NEGARA INDUK
1. Pergeseran tenaga kerja
2. Berkurangnya keunggulan modal dan teknologi
3. Penghindaran pajak
4. Merongrong ekonomi dalam negeri
11.5 TEORI MULTINATIONAL
Teori internalisasi merupakan teori yang pertama kali dikenalkan oleh Buckley
dan Casson pada tahun 1976 dengan maksud untuk menjelaskan pertumbuhan
perusahaan multinasional dan persebaran investasi asing langsung (Casson, 2015: 55).
Dapat dikatakan pula teori ini berusaha untuk memaparkan keberadaan dan kegunaan
perusahaan multinasional dalam konteks bisnis internasional. Dalam istilah yang lebih
14. umum, Buckley dan Casson (1976) menunjukkan bahwa jenis ketidaksempurnaan pasar
dapat menyebabkan tekanan untuk internalisasi perusahaan multinasional. Kala itu teori
internalisasi pun hadir sebagai jawaban atas tantangan untuk menjelaskan mengapa
perusahaan multinasional yang tengah mendominasi dunia bermarkan di Amerika
Serikat, investasi asing utamnya berpusat di Eropa, serta terkonsentrasi perkembangan
teknologi canggih maupun pemasaran intensif industri (Dunnig, 1958 dalam Casson et
al, 2014: 3). Lebih lanjut, keunggulan dari teori ini adalah pendekatan institusional
komparatifnya yang biasa diguanakan untuk menganalisis perilaku suatu perusahaan
multinasional. Teori ini mendorong adanya penilaian efisiensi relatif dan efektivitas dari
suatu mekanisme perusahaan guna mengelola ketergantungan ekonomi yang ada. Ketika
perusahaan multinasional dimodelkan sebagai jaringan dengan berbagai ikatan yang
kuat dan lemah di antara induk dan anak perusahaan, maka akan terdapat kemungkinan
untuk menerapkan pemikiran teori internalisasi dalam rangka untuk mengevaluasi biaya
dan manfaat relatif dari pengelolaan ketergantungan ekonomi yang ada di seluruh
perbatasan nasinoal (Rugman & Verbeke, 2007: 5).
Bila diperhatikan lebih lanjut, sejatinya internalisasi adalah sebuah alternatif
bagi pasar eksternal untuk mengembangkan dan memanfaatkan pengetahuan yang ada
dengan sedemikian rupa. Berkaitan dengan terma ketidaksempurnaan pasar, perusahaan
pun tidak selalu internalisasi pasar. Internalisasi terjadi hanya ketika manfaat yang
dirasakan oleh perusahaan melebihi biaya yang dihabiskan. Ketika internalisasi
menyebabkan investasi asing, perusahaan mungkin dikenakan risiko politik dan juga
risiko komersial sebagai akibat dari ketidakbiasaan dengan lingkungan asing. Dengan
kata lain, investasi asing langsung pun akan terjadi ketika manfaatnya melebihi biaya
yang digunakan (Rugman & Verbeke, 2007: 13). Induk perusahaan yang memiliki
pengetahuan unggul akan memperoleh harga tinggi bila menjual pengetahuan tersebut
ke pasar eksternal, dibandingkan hanya menggunakan pengetahuan tersebut di anak
perusahaannya. Namun dengan melakukan investasi di anak perusahaan luar negeri
ketimbang memberikan lisensi, induk perusahaan tersebut mampu mengirim
pengetahuannya melewati batas negara, sementara tetap mempertahankannya di dalam
15. perusahaan dengan harapan dapat mewujudkan hasil yang lebih baik atas investasi yang
dilakukan untuk memproduksinya.
Sama halnya dengan teori pada umumnya, seiring berkembangnya waktu teori
internalisasi telah mengalami perkembangan. Menurut Markn Casson (2015: 55),
awalnya teori internalisasi dianggap sebagai cabang dari ekonomi terapan. Namun kini
teori internalisasi menjadi elemen inti dari bidang modern studi Bisnis Internasional.
Terma internalisasi di sini mengacu pada fakta bahwa perusahaan multinasional
menggantikan pasar eksternal, salah satunya dalam segi pengetahuan milik perushaan.
Berdasarkan periode waktu, teori internalisasi dapat dibedakan menjadi dua kelompok.
Pertama, teori internalisasi “tua” versi Buckley & Casson yang muncul pada tahun
1970an. Teori ini hanya terfokus pada efisiensi dan pengembangan ekonomi, serta
penyebaran dan eksploitasi keuntungan perusahaan tertentu sehingga dianggap
mengabaikan isu-isu tata kelola internal dan struktur organisasi yang ada dalam sebuah
perusahaan. Kedua, teori internalisasi “muda” yang dikemukakan oleh Rugman dan
Verbeke pada tahun 2003. Teori ini mengintegrasikan transaksi ekonomi biaya
perspektif teori internalisasi tua dengan berbasis sumber daya, transfer dan eksploitasi,
serta peremajaan kompetensi (Rugman & Verbeke, 2007: 22).
Tidak dipungkiri dunia kini tengah mengalami perkembangan yang cukup
pesat dengan adanya globalisasi. Batas-batas negara pun kini semakin tak berarti bagi
masyarakat dunia. Tidak mengherankan bila kemudian perusahaan yang awalnya hanya
berdiri secara lokal akhirnya memiliki banyak anak perusahaan di luar negeri. Melihat
hal ini, penulis menilai bahwa teori internalisasi masih relevan untuk diaplikasikan
dewasa ini, mengingat teori ini senantiasa berkembang menyesuaikan perkembangan
zaman. Selain itu, teori ini masih relevan bila dilihat dari segi hubungan antara induk
dan anak perusahaan. Semakin hari semakin banyak jumlah perusahaan multinasional di
dunia. Untuk itu, penulis menilai bahwa teori ini masih relevan karena memang masih
dapat digunakan dalam menjelaskan fenomena-fenomena terkait perusahana
multinasional dewasa ini.
16. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa teori internalisasi berusaha
untuk menjelaskan keberadaan dan kegunaan perusahaan mlutinasional dengan
menggunakan pendekatan institusional komparatif. Teori internalisasi pertama kali
dipelopori oleh Buckley dan Casson pada tahun 1970an. Seiring berjalannya waktu,
teori internalisasi pun mengalami perkembangan. Awalnya hanya terfokus pada
efisiensi dan pengembangan ekonomi, tetapi lambat laun fokus teori internalisasi pun
menjadi lebih kompleks.
17. BAB 12
NERACA PRMBAYARAN INTERNASIONAL
12.1. Pengertian Neraca Pembayaran Internasional
Neraca pembayaran internasional biasa didefinisikan sebagai suatu ikhtisar atau
catatan sistematis yang berisi hubungan ekonomi atau transaksi antarpenduduk dari
suatu Negara dengan Negara lainnya yang dinilai dalam mata uang pada kurun waktu
tertentu, biasanya satu tahun.
Seperti dijelaskan diatas bahwa neraca pembayaran suatu negara mencatat
transaksi yang dilakukan oleh penduduknya dengan penduduk negara yang lain.
penduduk disini dalam artian adalah :
1. Orang perorangan/individu
Orang perorangan yang tidak mewakili pemerintah suatu negara (misalnya para
turis) dianggap sebagai penduduk di mana mereka mempunyai tempat tinggal tetap atau
tempat dimana mereka memperoleh center of interest.
2. Badan hukum
Suatu Badan Hukum dianggap sebagai penduduk dari negara dimana Badan
Hukum tersebut memperoleh status sebagai Badan Hukum. Cabang-cabangnya yang
ada di luar negeri dianggap sebagai penduduk luar negeri.
3. Pemerintah
Badan-badan pemerintah adalah jelas sebagai penduduk dari negara yang
diwakilinya. Misalnya, para diplomat kedutaan besar dianggap sebagai penduduk dari
negara yang mereaka wakili. Transaksi yang mereka adakan di negara lain merupakan
transaksi ekonomi internasional.
18. 12.2 Tujuan Neraca Pembayaran Internasional
Penyusunan neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan, yaitu sebagai
berikut :
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil langkah-langkah di
bidang ekonomi. Bidang ekonomi di sini termasuk ekspor dan impor, hubungan utang
piutang, hubungan penanaman modal, dan hubungan lainnya yang menyangkut neraca
pembayaran.
2. Sebagai bahan pertimbnagan bagi pemerintah untuk mengambil kebijkan di bidang
moneter dan fiscal.
3. Sebagai bahan pertimbnagan bagi pemerintah untuk mengetahui pengaruh hubungan
ekonomi internasional terhadap pendapatan nasional.
4. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakn di bidang
politik perdagangan Internasional.
12.3 Pos-pos Neraca Pembayaran
1. Pos Transaksi Dagang
Pos transaksi dagang mencatat seluruh ekspor dan impor barang dan jasa. Impor
barang dan jasa dicatat di sebelah debet, sedangkan ekspor barang dan jasa dicatat di
sebelah kredit. Apabila pos ini meliputi barang-barang yang berwujud atau nyata
disebut sebagai transaksi dagang nyata (visible trade transaction), sebaliknya jika
meliputi barang-barang yang tidak nyata atau transaksi jasa (invisible trade
transaction). Contohnya ekspor kopi Indonesia ke luar negeri dijumpai dalam pos
transaksi dagang yang nyata pada sebelah kredit neraca pembayaran Indonesia.
Sebaliknya apabila orang Malaysia yang menaiki pesawat Garuda Indonesia Airways
dari Kuala Lumpur ke Jakarta, pos transaksinya termasuk dalam transaksi jasa di
sebelah kredit.
Dalam pos transaksi jasa (invisible trade transaction) termasuk juga biaya-biaya
transport lainnya dan semua pengeluaran turis asing. Transaksi jasa lainnya ialah
langganan publikasi-publikasi luar negeri, sewa tanah, dan sewa bangunan. Impor
ekspor emas sebagai barang dagangan yang biasanya dipergunakan untuk bahan
pembuatan perhiasan dimasukkan ke dalam pos transaksi dagang yang nyata, sebaliknya
19. impor ekspor emas dalam arti moneter atau berfungsi sebagai uang tidak akan
dimasukkan ke dalam pos transaksi dagang yang nyata, tetapi akan dimasukkan ke
dalam pos tersendiri.
Dalam pos transaksi dagang nyata (visible trade transaction) termasuk pula
pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang belum termasuk dalam pos-pos lainnya,
seperti gaji pegawai asing di luar negeri.
2. Pos Pendapatan Modal
Pos pendapatan modal (income on investment) adalah semua transaksi penerimaan
hasil modal penduduk yang ditanam di luar negeri mereka, dan penerimaan pendapatan
oleh penduduk negara lain yang menanam modalnya di dalam negeri kita. Umumnya
berbentuk keuntungan deviden dan bunga. Keuntungan, dividen dan bunga yang
diterima dari hasil penanaman modal di luar negeri dalam neraca pembayaran akan
terlihat pada transaksi kredit, dalam pos pendapatan modal. Sebaliknya, keuntungan,
deviden dan bunga yang dikirim ke luar negeri, sebagai hasil dari penanaman modal di
dalam negeri kita, akan ditemui dalam transaksi debet pada pos pendapatan modal.
3. Pos Transaksi-transaksi Unilateral
Transaksi unilateral (unilateral transaction), antara lain termasuk di dalamnya
hadiah (gift), bantuan (aids), dan transfer unilateral (unilateral transfer).
a. Transaksi hadiah berbeda dengan transaksi lain. Transaksi ini tidak mengakibatkan
timbulnya kewajiban bagi si penerima untuk membayar harga hadiah yang telah
diterima tersebut. Begitu juga bagi si pemberi hadiah, transaksi penyerahan barang tidak
menimbulkan hak baginya untuk menerima pembayaran. Transaksi yang tidak
menimbulkan hak dan kewajiban ini disebut sebagai transaksi unilateral (unilateral
transaction), atau sering pula disebut sebagai transaksi sepihak (one way transaction),
atau “transaksi tanpa quit pro quo”, dimana suatu prestasi tidak diimbangi dengan
prestasi balasan.
b. Bantuan (aids) yang sering kita jumpai dalam pemberitaan media massa, seperti
bantuan makanan dan obat-obatan ke negara-negara tertentu yang sedang dilanda
bencana alam juga termasuk transaksi sepihak.
20. c. Pos transaksi transfer unilateral adalah pos pengimbang dari transaksi unilateral atau
transaksi sepihak. Untuk mengimbangi transaksi sepeihak debet atau kredit, maka pos
transfer akan menjadi debet dan kredit.
4. Pos Penanaman Modal Langsung
Yang tergolong dalam pos penanaman modal langsung (direct investment), ialah
seluruh transaksi yang berhubungan dengan jual beli saham atau perusahaan antara
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain, termasuk dalam hal ini adalah
penanaman modal langsung oleh penduduk suatu negara seperti mendirikan perusahan
baru di negara lain.
Bila terjadi pembelian saham atau pembelian perusahaan oleh penduduk suatu
negara dari penduduk negara lain, maka pos penanaman modal langsung akan di debet.
Sebaliknya akan di kredit jika terjadi penjualan saham kepada penduduk negara lain
atau ada penduduk negara lain yang mendirikaan perusahaan di dalam negeri.
5. Pos Hutang Piutang Jangka Panjang
Pos hutang piutang jangka panjang (long term loan), meliputi kredit yang
jangkanya lebih dari satu tahun. Termasuk juga di dalamnya jual beli surat obligasi
antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Penjualan obligasi oleh
penduduk Indonesia kepada penduduk negara lain, akan terlihat dalam pos hutang
piutang jangka panjang dalam neraca pembayaran Indonesia di sebelah kredit,
sebaliknya akan terlihat di debet pos hutang piutang jangka panjang apabila penduduk
Indonesia membeli obligasi dari penduduk negara lain. Pos hutang piutang jangka
panjang ini dipisahkan menjadi dua bagian:
a. Pos hutang piutang jangka panjang pemerintah (official long term loan)
b. Pos hutang piutang jangka panjang swasta (private long term loan)
6. Pos Hutang Piutang Jangka Pendek
Hutang piutang jangka pendek (short term loan) merupakan kredit yang jangka
waktunya tidak lebih dari satu tahun. Umumnya terdiri dari penarikan dan pembayaran
surat-surat wesel. Hal-hal lainnya sama dengan pos hutang piutang jangka panjang. Pos
hutang piutang jangka pendek sering diusahakan menjadi:
a. Pos hutang piutang jangka pendek pemerintah (official short term loan)
21. b. Pos hutang piutang jangka pendek swasta (private short term loan)
7. pos Sektor Moneter
Pos sektor moneter (monetary sector) atau biasa disebut lalu-lintas moneter
(Monetary Acomodating) pada dasarnya adalah transaksi-transaksi pembayaran.
Pembayaran itu meliputi pembayaran-pembayaran terhadap transaksi-transaksi yang
tercatat dalam rekening berjalan (current account), seperti transaksi-transaksi
perdagangan, pendapatan modal dan transfer unilateral. Di samping itu termasuk pula
transaksi-transaksi penanaman modal langsung (investment account), seperti hutang
piutang jangka panjang dan hutang piutang jangka pendek bukan moneter. Jika
pengeluaran current account dan investment account lebih besar dari penerimaan pada
current account dan investment account, maka akan terdapat suatu perbedaan tersebut
merupakan defisit yang harus ditutup dengan saldo kredit pada pos sektor moneter
(monetary sector) atau sering juga disebut sebagai neraca pembayaran sektor moneter
(monetary sector account).
Biasanya dalam neraca pembayaran sektor moneter ini terdiri dari :
a. Bank Sentral
(1) Hubungan dengan Dana Moneter Internasional (IMF)
(2) Kewajiban-kewajiban jangka pendek
(3) Mutasi cadangan devisa
(4) Mutasi cadangan emas moneter
b. Bank-bank Devisa
(1) Kewajiban-kewajiban jangka pendek
(2) Mutasi cadangan devisa
Pos hubungan dengan Dana Moneter Internasional akan terdapat jika cadangan
pada badan tersebut dan saldo hak dari SDR (Special Drawing Right) mengalami
perubahan. Kerjasama antar bank sentral berbagai negara akan membantu memecahkan
kesulitan-kesulitan likuiditas luar negeri negara-negara anggota yang sangat mendesak
dan berjangka pendek, hal ini dapat dilakukan dengan fasilitas-fasilitas yang disebut
swap. Transaksi-transaksi swap ini akan dicatat pula dalam kewajiban-kewajiban jangka
pendek.
22. Mutasi cadangan devisa merupakan pos dimana dicatat transaksi-transaksi
penerimaan dan pemakaian valuta asing. Baik untuk bank sentral maupun untuk bank-
bank swasta, penerimaan valuta asing dari luar negeri akan merupakan transaksi debet,
sedangkan pemakaian valuta asing ke luar negeri merupakan transaksi kredit pada
masing-masing pos.
Dalam pos mutasi cadangan emas moneter dicatat perubahan-perubahan yang
terjadi pada besarnya cadangan emas moneter. Yaitu gold out flow atau aliran emas ke
luar negeri dicatat sebagai kredit, sedangkan gold in flow atau aliran emas ke dalam
negeri dicatat di sebelah debet.
8. Pos Selisih Perhitungan (Errors and Omissions)
Pos ini merupakan pos penyeimbang apabila nilai transaksi-transaksi kredit tidak
sama dengan nilai transaksi-transaksi debet. Dengan adanya pos selisih perhitungan ini,
maka jumlah total nilai sebelah kredit dan debet dalam neraca pembayaran internasional
akan selalu sama (balance).
23. BAB 13
MEKANISME PEMBUKUAN,KLASIFIKASI POS-POS DALAM
NERACAPEMBAYARAN
13.1 MEKANISME NERACA PEMBAYARAN
Terdapat tiga mekanisme atau proses penting yang menyangkut neraca pembayaran
internasional, yaitu sebagai berikut.
a. Penyesuaian melalui perubahan harga-harga atau mekanisme harga (price effects).
b. Penyesuaian melalui perubahan pendapatan nasional atau mekanisme pendapatan
(income effects).
c. Penyesuaian melalui perubahan stok uang atau mekanisme moneter (real balance
effects).
13.2 DEVINISI DANSUERPLUS NERACA PEMBAYARAN
Dalam neraca pembayaran terdapat kemungkinan terjadinya surplus dan defisit. Adapun
defisit terjadi apabila jumlah ekspor lebih kecil daripada impor, sedangkan apabila
jumlah ekspor lebih besar daripada impor posisi neraca pembayaran menunjukkan
surplus. Neraca pembayaran suatu negara juga dapat dikatakan seimbang apabila stok
nasional (cadangan devisa) tidak berubah dan tidak ada aliran modal/pinjaman
akomodatif
Defisit atau surplus neraca pembayaran yang terjadi pada suatu negara dikarenakan oleh
komponen berikut
a. Stok Nasional
Jika terjadi penurunan stok nasional berarti defisit, dan jika terjadi kenaikan stok
nasional berarti surplus.
24. b. Pinjaman Akomodatif
Pinjaman yang masuk karena berkaitan dengan adanya kelebihan impor berarti
merupakan bagian dan defisit, sedangkan pinjaman yang masuk atas kemauannya
sendiri (pinjaman otonom) tidak memengaruhi defisit.
c. Defisit total adalah besarnya penurunan stok nasional ditambah pinjaman
akomodatif.
d. Surplus total adalah besarnya kenaikan stok nasional ditambah pinjaman akomodatif.
13.3 Klasifikasi Pos−Pos Dalam Neraca Pembayaran
Bila secara mendatar neraca pembayaran (BP) dibagi dalam kredit dan debet maka
secara vertikal BP dibagi dalam berbagai kategori, yaitu sebagai berikut:
A. General Classification
25. 1) Current Accounts
a. Trade (visible and invisible)
b. Income on Investment
2) Unilateral Account
a. Gift
b. Aid
c. Uniteral Transfer
3) Kapital Account
a. Direct on Investment
b. Long Term Loan
c. Short term Capital
d. Bank Deposits and Currencies
e. Inonetary Gold
B. Klasifikasi untuk Analisis Investasi Luar Negeri
1) Saving Account
a. Trade Invisible and Visible
b. Income on Investment
c. Gift, Aid and Unilateral Transfer
2) Investment Account
a. Direct on investment
b. Long Term Loan
c. Short Term Capital
3) Cash Account
a. Bank Deposits and Currencles
b. Monetary Gold
C. Klasifikasi untuk Menganalisis Keseimbangan Neraca Pembayaran
1) Current Account
a. Trade
26. b. Income On Investment
2) Long Term Account
a. Direct On Investment
b. Long Term Loan
3) Short term Account
a. Short Term Capital
b. Bank Deposits and Currencles
c. Monetary Gold
Penyusunan itu yang penting adalah mengetahui posisi devisa kita sendiri. Keadaan
posisi devisa tersebut menunjukkan kemajuan dan kemunduran finansial kita dalam
hubungannya dengan lalu lintas perdagangan dan pembayaran internasional.
27. BAB 14
CARA−CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI INTERNASIONAL, CASH, OPEN
ACCOUNT, COMMERCIAL BILLS OF EXCHANGE, LETTERS OF CREDIT,
PRIVATE COMPENSATION
14.1 Cara−Cara Pembayaran Transaksi Internasional
Dalam melakukan pembayaran transaksi ekonomi luar negeri, seorang pengusaha
dapat menggunakan beberapa cara. Cara−cara ini antara lain:
1. Cash
2. Open account
3. Commercial bills of exchange
4. Letters of credit
5. Private compensation
A. Cash
Pembayaran ini dilakukan dengan menggunakan check atau bank draft, pada saat
barang dikirim oleh eksportir atau sebelumnya. Cara ini biasanya tidak disukai oleh
pembeli (importir) karena:
Harus tersedia uang kas yang cukup besar.
Kehilangan penggunaan modal kerja karena barang diterima kemudian.
Harus berdasarkan kepercayaan dan kejujuran eksportir.
Tetapi cara ini sangat baik bagi eksportir yang keadaan keuangannya lemah dan belum
kenal baik dengan importir.
B. Open Account
Cara ini merupakan kebalikan daripada cash. Sebab dengan cara open account
barang telah dikirim kepada importir tanpa disertai surat perintah membayar serta
dokumen−dokumen. Pembayaran dilakukan setelah beberapa waktu atau terserah
kebijaksanaan importir. Dalam hal ini risiko sebagian besar ditanggung eksportir,
misalnya:
28. Eksportir harus mempunyai banyak modal dan apabila pembayaran akan
dilakukan dengan mata uang asing maka resiko perubahan kurs menjadi
tanggungannya.
Cara ini akan baik digunakan apabila:
Pembeli sudah kenal dengan baik.
Keadaan ekonomi dan ekonomi yang stabil.
Dekat dengan pasar.
C. Commercial Bills of Exchange
Cara ini yang paling umum dipakai, Commercial Bills of Exchange sering disebut
draft atau trade bills, adalah surat yang ditulis oleh penjual yang berisi perintah kepada
pembeli untuk membayar sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu di masa datang.
Surat perintah semacam ini sering disebut wesel. Apabila si pembeli menyetujui maka
dia lalu membubuhkan tanda tangan pada draft tersebut, sehingga drafts tersebut dapat
diperjualbelikan (disebut trade drafts).
Jenis/macam daripada drafts ini ada:
Clean Drafts yakni draft yang tidak disertai jaminan dokumen barang.
Documentary Drafts yakni draft yang disertai jaminan dokumen pengiriman serta
asuransi barang.
Waktu kapan pembayaran draft itu dilakukan disebut tenor atau usance. Dalam
hubungan dengan tenor/usance, maka draft dapat dibagi dalam:
Sight Draft: yakni draft yang dibayar sesaat setelah diperlihatkan pada pembeli.
Jadi mungkin pembayarannya sebelum barangnya tiba di tempat pembeli sebab
draft dikirim melalui kapal laut.
Arrival Draft: yakni draft yang dibayar sesaat setelah barang−barangnya dating.
Date Draft: yakni draft yang pembayarannya dilakukan pada tanggal tertentu atau
beberapa hari setelah tanggal tersebut.
29. D. Letters of Credit
Dalam cara dengan letter of credit wesel ditarik kepadaBank bukan importir,
sehingga transaksinya akan lebih terjamin. Yang dimaksud dengan letter of credit
adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan pembeli barang
(importir) dimana bank tersebut yang menyetujui dan membayar wesel yang ditarik oleh
penjual barang (eksportir). Dengan demikian letter of credit merupakan suatu alat
pengganti kredit bank dan dapat menjamin pembayarannya bagi eksportir.
Pihak−pihak di dalam letter of credit:
Opener (importir) adalah pembeli yang membuka L/C.
Issuer adalah Bank yang mengeluarkan L/C tersebut.
Beneficiary atau Acreditee adalah penjual (eksportir).
Dalam kenyataannya sering terdapat satu pihak lagi di dalam transaksi dengan L/C ini,
yakni confirming bank.Confirming Bank adalah bank di negara eksportir, yang atas
permintaan eksportir, menjamin pembayaran L/C yang dikeluarkan oleh Issuer.
Langkah-langkah pembayaran dengan L/C:
Perjanjian tentang cara pembayaran dengan L/C oleh importir dan eksportir.
Importir membuka L/C dengan bank di negaranya dengan mengisi permohonan
pembukaan L/C.
Apabila permohonan tersebut disetujui, lalu L/C ditandatangani oleh bank.
Dengan demikian bank akan menjamin pembayaran kepada eksportir, sebaliknya
importir akan menjamin pula semua pembayaran yang dilakukan oleh bank.
Dengan ditandatangani permohonan L/C tersebut maka kredit telah bersedia bagi
importir untuk mengimpor barang dari eksportir.
Kemudian bank (Issuer) tersebut memerintahkan confirming bank untuk
memberikan advice of L/C kepada eksportir. Confirming Bank lalu
membubuhkan namanya pada L/C tersebut untuk memperkuat jaminan
pembayaran L/C.
Barang kemudian dikirim oleh eksportir. Eksportir menarik wesel atas Issuing
Bank dan mengirimkan wesel tersebut beserta dokumen−dokumen pengiriman
barang. Confirming bank memeriksa dokumen−dokumen tersebut.
30. Wesel dan dokumen−dokumen tersebut oleh confirming bank dikirimkan kepada
Issuing Bank.
Setelah wesel tersebut ditandatangani oleh Issuing bank maka barang dikeluarkan
dari pelabuhan dan dikirimkan ketempat importir setelah menandatangani trust
receipt.
Pada tanggal yang telah ditentukan dalam wesel tersebut, importir membayar
kepada Issuing Bank. Dengan demikian selesailah pembayaran dengan
menggunakan L/C.
Private Compensation
Cara pembayaran ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Indonesia Amerika
Amar Berutang $(= Rp.166.000,00)kepada John
Ranu Berpiutang $400 (= Rp.166.000,00)kepada Arien
Penyelesaian pembayaran dapat dilakukan dengan cara: Amar membayar utangnya
dalam rupiah sebesar Rp.166.000,00 (= $400) kepada Ranu dan Arien membayar utang
dengan dolar sebesar $400 (= Rp.166.000,00) kepada John. Dengan demikian utang
piutang tersebut dapat diselesaikan pembayarannya tanpa perpindahan mata uang ke
negara lain. Hanya saja kesulitannya dalam mendapatkan orang−orang yang persis
mempunyai utang piutang dalam jumlah yang sama.