SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
RESUME
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Internasional
Dosen Pengampu, Ade Fauji, S.E MM
Di susun Oleh
ANISA EMAS QOMARIAH
11150859
6L - MKP
UNIVERSITAS BINA BANGSA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 KEBIJAKAN NON TARIF 1
1.1 Pengertian Kebijakan Non Tarif 1
1.2 Hambatan Non Tarif 2
BAB 2 VALUTA ASING 5
2.1 Valuta Asing 5
2.2 Sistem Kurs Valuta Asing 6
BAB 3 TEORI TENTANG PERUSAHAAN
MULTINASIONAL ( MNC ) 8
3.1 Sifat Perusahaan Multinasional 8
3.2 Faktor yang Mempengaruhi MNC 9
3.3 Faktor yang mempengaruhi keputusan MNC 12
BAB 4 TEORI TENTANG PERUSAHAAN
MULTINASIONAL ( MNC ) 10
4.1 Kekuatan Bersaing 10
4.2 Efek Global 11
BAB 5 NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL 13
5.1 Neraca Pembayaran 13
5.2 Komponen Neraca Pembayaran 14
5.3 Fungsi Neraca Pembayaran 14
ii
5.4 Masalah-masalah Transaksi Ekonomi Internasional 15
5.5 Pos-Pos dalam Pembayaran Neraca Internasional 16
BAB 6 NERACA PEMBARAN INTERNASIONAL 20
6.1 Mekanisme Pembukuan Neraca Pembayaran 20
6.2 Klasifikasi Pos-Pos dalam Neraca Pembayaran 22
BAB 7 CARA – CARA PEMBAYARAN
TRANSAKSI INTERNASIONAL 26
7.1 Cash ( TUNAI ) 26
7.2 Open Account 26
7.3 Commercial Bills of exchange ( Wesel ) 27
7.4 Letter of credit 28
7.5 Privat Compensation 30
Daftar Pustaka 31
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah Ekonomi Internasional
ini dengan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu,
saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
i
BAB I
KEBIJAKAN NON TARIF
1.1 Pengertian Kebijakan Non Tarif
Kebijakan non- tariff barrier ( NTB) adalah berbagai kebijakan
perdagangan selain bea masuk yang dapat menimbulkan distori, sehingga
mengurangi potensi manfaat perdagangan internasional (Hady, 2004).
Secara garis besar NTB dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Pembatasan Spesifik (Specific Limitation) Pembatasan
spesifik terdiri dari larangan impor secara mutlak,
pembatasan impor dan kuota sistem, peraturan atau
ketentuan teknis untuk impor produk tertentu, peraturan
kesehatan atau karantina, peraturan pertahanan dan
keamanan negara, peraturan kebudayaan, perizinan impor
atau impor licenses, serta embargo.
2. Pembatasan Bea cukai (Custom Administration Rules)
Peraturan bea cukai terdiri dari tatalaksana impor tertentu
(procedure), penetapan harga pabean (custom value)
penetapan forex rate (kurs valas) dan pengawasan devisa
(forex control), consulat formalities, packaging/ labeling
regulation, dokumentation needed, quality and testing
standard, pungutan administrasi (fees), serta tariff
classification.
3. Campur tangan Pemerintahan (Goverment Participation)
Campur tangan pemerintah terdiri dari kebijakan
pengadaan pemerintahan, subsidi dan insentif ekspor,
conterravailing duties, domestic assistance, dan trade
diverting.
1
1.2 Hambatan Non Tarif
1. Kuota impor
Kuota impor adalah pembatasan secara langsung terhadap jumlah barang
yang boleh diimpor dari luar Negeri untuk melindungi kepentingan industri
dan konsumen.
Perbedaan kuota impor dan tarif impor yang setara :
a. Pemberlakuan kuota imporakan memperbesar permintaan yang
selanjutnya akan diikuti kenaikan harga domestik dan produksi domestik
yang lebih besar dari pada yang diakibatkan oleh pemberlakuan tarif impor
yang setara
b. Dalam pemberlakuan kuota impor,jika pemerintah melakukan pemilihan
perusahaan yang berhak memperoleh lisensi impor tanpa
mempertimbangkan efisiensi,maka akan menyebabkan timbulnya monopoli
dan distorsi
c. Pada kuota impor,pemerintah akan memperoleh pendapatan secara
lansung melalui pemungutan secara lansung pada penerima lisensi impor
d. Kuota impor membatasi arus masuk impor dalam jumlah yang pasti,
sedangkan tarif impor membatasi arus masuk impor dalam jumlah yang
tidak dapat dipastikan.
2.Pembatasan Ekspor Secara Sukarela
Konsep ini mengacu pada kasus dimana negara pengimpor mendorong atau
bahkan memaksa negara lain mengurangi ekspornya secara suka rela dengan
ancaman bahwa negara pengimpor tersebutakan melakukan hambatan
perdagangan yang lebih keras lagi.
2
Kebijakan ini dilakukan berdasarkan kekhawatiran akan lumpuhnya sektor
tertentu dalam perekonomian domestik akibat impor yang berlebih.
Pembatasan ekspor secara sukarela ini kurang efektif, karena pada
umumnya negara pengekspor enggan membatasi arus ekspornya secara
sukarela. Pembatasan ekspor ini justru membebankan biaya yang
Lebih mahal bagi negara pengimpor karena lisensi impor yang bernilai
tinggi itu justru di berikan pada Pemerintah atau perusahaan asing.
3.Dumping
Dumping adalah ekspor dari suatu komoditi dengan harga jauh dibawah
pasaran, atau penjualan Komoditi ke luar negeri dengan harga jauh lebih
murah dibandingkan dengan harga penjualan domestiknya.
Dumping diklasifikasikan menjadi tiga golongan,yaitu :
a.Dumping terus menerus ataui nternational price discrimination adalah
kecenderungan terus-menerus dari suatu perusahaan monopolis domestik
untuk memaksimalkan keuntungannya dengan menjual suatu komoditi
dengan harga yang lebih tinggi dipasaran domestik, sedangkan harga yang
dipasangnya di pasar luar negeri sengaja dibuat lebih murah;
b.Dumping harga yang bersifat predator atau predatory dumping praktek
penjualan komoditi dibawah harga yang jauh lebih murah ketimbang harga
domestiknya. Proses dumping inipada umumnya berlansung sementara,
namun diskriminasi harganya sangat tajam sehingga dapat mematikan
produk pesaing dalam waktu singkat
c. Dumping sporadis atau sporadic dumping adalah suatu komoditi dibawah
harga atau penjualan komoditi itu keluar negeri dengan harga yang sedikit
lebih murah dari pada produk domestik ,namun hanya terjadi saat ingin
mengatasi surplus komoditi yang sesekali terjadi tanpa menurun kan harga
domestik.
3
4. SubsidiEkspor
Subsidi ekspor adalah pembayaran lansung atau pemberian keringanan
pajak dan bantuan subsidi pada para eksportir atau calon eksportirnasional
,dan atau pemberian pinjaman berbunga rendah kepada para pengimpor
asing dalam rangka memacu ekspor suatu negara.
4
BAB 2
VALUTA ASING
2.1 Valuta Asing
Valuta asing atau valas merupakan alat pembayaran yang digunakan
dalam transaksi perdagangan internasional. Adapun wujud dari valuta asing
berupa mata uang asing. Tidak setiap mata uang asing dapat dipakai
langsung untuk membayar transaksi perdagangan internasional, tetapi harus
ditukarkan terlebih dahulu dengan mata uang yang berlaku secara
internasional.
Mata uang yang sering digunakan dan berlaku sebagai alat pembayaran
dalam transaksi kauangan dan perdagangan internasional disebut hard
currency, yaitu mata uang yang nilainya kuat dan relatif stabil serta
mengalami apresiasi atau kenaikan nilai terhadap mata uang lain. Contoh
dari hard currency adalah mata uang-mata uang dari negara-negara maju
seperti dollar Amerika, yen Jepang dan euro. Sedangkan mata uang yang
nilainya lemah dan relatif kurang stabil nilainya serta jarang digunakan
sebagai alat pembayaran dalam transaksi perdagangan internasional disebut
soft currency. Mata uang yang termasuk soft currency ini sering megalami
depresiasi atau penurunan nilai mata uang terhadap mata uang lain.
Contoh mata uang yang soft currency adalah mata uang dari negara-
negara berkembang seperti rupiah Indonesia, kyat Myanmar, kina
PapuaNugini, dong Vietnam, peso Filipina dan bath Thailand.
5
Bagi para importir Indonesia yang mau membayar impor barang dari
luar negari harus menukar mata uang rupiah terlebih dahulu di bursa valuta
asing atau Money Changer dengan mata uang yang hard currency seperti
dollar Amerika sesuai dengan nilai kurs yang berlaku
2.2. Sistem Kurs Valuta Asing
Menurut Undang-Undang No. 24 tahun 1999, bank Indonesia diberi
kewenangan untuk menentukan sistem nilai kurs yang berlaku. Dalam
penentuan sistem kurs valuta asing ada tiga cara yang digunakan yaitu
sebagai berikut :
a. Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate)
Kurs tetap adalah nilai kurs mata uang dalam negeri yang ditetapkan
besarnya oleh pemerintah terhadap mata uang asing seperti Dollar
Amerika berdasarkan standar emas, artinya pemerintah menjamin mata
uangnya dengan emas. Sebagai contoh pemerintah menetapkan Rp
8000,- = 1 Dollar Amerika. Kelebihan dari sistem kurs ini adalah nilai
tukar mata uang akan stabil, akan tetapi kelemahannya pemerintah harus
menyediakan cadangan devisa (emas) yang cukup besar untuk
menjaminnya.
b. Kurs Mengambang (Floating Exchange Rate)
Kurs mengambang adalah nilai kurs mata uang yang besarnya
ditentukan oleh kekuatan pasar atau permintaan dan penawaran mata
uang asing. Dengan sistem kurs ini nilai mata uang dalam negari akan
selalu berubah, bisa naik atau turun terhadap mata uang asing.
6
Jika permintaan dalam negeri terhadap mata uang asing (dollar
Amerika) naik maka nilai dollar Amerika akan naik terhadap mata uang
dalam negeri (rupiah), akan tetapi jika permintaan atau yang membeli
dollar Amerika turun maka nilai dollar Amerika juga akan turun.
Sedangkan apabila penawaran atau yang menjual mata uang asing
(dollar Amerika) naik maka akibatnya nilai dollar Amerika akan turun.
Begitu juga sebaliknya.
Dengan demikian dalam sistem kurs mengambang penentuan tinggi
rendahnya kurs mata uang ditentukan oleh tinggi rendahnya permintaan
dan penawaran terhadap mata uang tersebut.
c. Kurs Distabilkan (Managed Floating Rate)
Kurs distabilkan atau mengambang terkendali merupakan kombinasi
dari kurs tetap dengan kurs mengambang. Dalam sistem kurs ini
pemerintah bila dipandang perlu ikut campur tangan menstabilkan kurs
jika kurs mata uang asing (dollar Amerika) nilainya terlalu tinggi ,
sedangkan nilai rupiah terlalu rendah. Apabila nilai rupiah terlalu rendah
terhadap dollar Amerika maka pemerintah melalui Bank Indonesia akan
menjual dollar Amerika di pasar uang untuk mengurangi laju depresiasi
atau penurunan nilai rupiah agar nilai dollar Amerika menjadi turun.
Karena kalau dibiarkan akan merugikan dan memberatkan para importir,
pengusaha yang bahan bakunya impor, dan masyarakat pengguna
produk impor.
7
BAB 3
TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL ( MNC )
3.1 Sifat Perusahaan Multinasional
Sifat atau karakteristik MNC sangat bervariasi, tergantung pda cara
pendirian cabang di luar negeri, pola pemikiran modal dan tujuan operasi
MNC di luar negeri. Karena sifat inilah, maka sangat sulit untuk member
definisi yang tepat dan dapat mencakup seluruh kriteria, sehingga suatu
perusahan sapat didefinisikan dengan pasti sebagai suatu MNC.
Pada Hakekatnya, definisi MNC adalah perusahaan yang kegiatan
operasi bisnisnya bersifat multinasional atau internasional, diamana ada
perusahaan yang beroperasi pada Negara induk yakni sebagai kantor pusat
(headquarter) dan memiliki lokasi perusahaan cabang tiga negara atau lebih.
Perusahaan MNC adalah yang modal kepemilikannya kurang dari
100%. Namun yang umum dilakukan adalah dengan jalan patungan (joint
ventures). Motif bisnis dan tujuan MNC melakukan investasi langsung di
luar negeri berbeda-beda. Ada MNC yag bertujuan melakukan ekspansi
secara vertical, artinya perusahaan induk (yang memproses lebih lanjut),
mendirikan cabang di luar negeri dalam upaya menghasilkan input untuk
selanjutya diproses lebih lanjut oleh perasaan induk. Sedangkan MNC
melakukan ekspansi secara horizontal artinya dengan cara mendirikan
cabang baru di luar negeri dengan melakukan kegiatan yang hamper sama
dengan perusahaan induk.
8
3.2 Faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan
multinasional
Dalam kaitannya dengan tujuan optimasi penjualan dan mencari keuntungan
maksimum, mendirikan perusahaan cabang di luar negeri, akan dapat
memperoleh beberapa keuntungan, sebagai berikut :
a. Jika suatu MNC tersebut telah melayani pasar luar negeri melalui
ekspor, mungkin sangat diperlukan hubungan yang lebih harmonis
dengan para langganan untuk mengetahui kebutuhan dan selera
konsumen.
b. Ekspor luar negeri sering dihambat oleh kebijakan atau deregulasi tarif
Negara lain. Dengan mendirikan MNC cabang diluar negeri yang dapat
menghasilkan produk negara tersebut, maka masalah hambatan tariff
umumnya dapat diatasi. Masalah lain yang terkait langsung dengan ini
adalah masalah perubahan kurs mata uang atau nilai valuta asing.
Apabila mata uang MNC Negara induk mengalami apreasi (contohnya
apreasiasi nilai yen terhadap nilai rupiah), maka harga barang ekspornya
akan naik. Sehingga secara otomatis akan dapat menurunkan volume
ekspor. Masalah ini tentu akan teratasi apabila perusahaan yang
bersangkutan mendirikan cabang-cabangnya di luar negeri.
c. Jika tujuan penderian cabang MNC di luar negeri adalah untuk
mencapai maksimisasi keuntungan, maka pertimbangan efisiensi biaya-
biaya di berbagai nrgara menjadi pertimbangan utama.
d. Faktor penghemat biaya yang menjadi pertimbangan berikutnya adalah
dapat dihematnya biaya yang menjadi pertimbangan berikutnya adalah
dapat dihematnya biaya transportasi dari MNC negara induk ke luar
negeri. Dan dengan penghematan biaya jenis ini umumnya produk dapat
dijual lebih murah dan lebih cepat dibandingkan jika suatu produk harus
melalui pengangkutan (umumnya melalui kapal) dengan biaya tinggi
dan waktu yang lama.
9
BAB 4
TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL ( MNC )
4.1 Kekuatan Bersaing MNC
Sumber kekuatan bersaing utama MNC dapat diintisarikan sebagai berikut :
1. MNC dipandang sebagai suatu perusahaan yang superior. Transaksi
yang bersifat multinasional ataupun internasional yang dilakukan
adalah produknya yang relative lebih canggih, sangat bervariasi,
kompleks, pemanfaatan teknologi modern dan canggih, dan
umumnya dilakukan hanya oleh beberapa perusahaan yang sudah
besar dan manajemen baik saja.
2. MNC umunya memiliki kekuatan monopoli yang didapat dari
pemanfaatan teknologi melalui riset dan pengembangan (research
and development-R&D). MNC dapat memnafaatkan iptek dan
informasi baik dari dalam maupun luar negeri yang mencakup
productsystem, production process, market dan management.
Dengan kata lain MNC umunya memiliki system, proses, pemasaran
dan manajemen produk yang lebih unggul.
3. MNC sering mendapat julukan sebagai “perusahaan informasi” yakni
suatu perusahaan yang dapat mengorganisir dan secara sistematis
dapat menghimpun informasi tentang perkembangan dan trend
pasar, biaya dan teknologi melalui perusahaan-perusahaan
cabangnya di luar negeri.
4. MNC umumnya dapat menikmati adanya skala yang ekonomis dengan
cara yang misalnya, melalui pemutusan seluruh mesin produksi pada
satu bagian tertentu dari proses produksi.
10
5. MNC umumnya juga dapat memperoleh manfaat dari luasnya jaringan
keuangan internasional. Ukuran serta terbesarnya letak geografis
perusahaan akan memudahka MNC untuk berupaya mencari sumber
dana internasional.
6. MNC umunya menguasai monopoli pasar baik melalui integrasi vertical
maupun integrasi horizontal dan mereka lebih sering melakukan
perang harga atau subsidi dalam rangka merebut pasar.
7. MNC umunya dapat menghindar dari kebijakan tarif atau kuota yang
dapat diambil oleh negara lain.
4.2 EFEK GLOBAL MNC
1. DAMPAK POSITIF PERUSAHAAN MULTINASIONAL
MNC akan dapat mempengaruhi alokasi dana investasi bagi antar
negara. Jumlah investor dunia mungkin dapat naik dengan munculnya
MNC, terutama jika naiknya investasi di cabang luar negeri tidak
mengakibatkan turunnya investasi di negeri asal MNC. MNC juga memiliki
ekses sumber dana internasional yang lebih besar dan kemudian
menambahkan di negara yang menjanjikan pendapatan tinggi serta resiko
yang rendah. Banyak penelitian empiris telah dilakukan untuk mengetahui
apakah MNC dapat menambah atau justru mengurangi investasi di negra
yang didatangi (host country). MNC dapat menimbulakan alokasi produksi
antar negara.
2. DAMPAK NEGATIF PERUSAHAAN MULTINASIONAL
MNC menimbulkan monopoli, sehingga alokasi sumber daya atau
faktor-faktor produksi kurang optimal. Kekuatan pasar MNC mungkin dapat
merupakan alat untuk menghambat para pesaing yang tidak memiliki
keunggulan dalam pasar, input, produk, keuangan atau keunggulan lainnya.
Kekuatan ini selanjutnya akan cenderung dapat mendorong kearah
pemusatan atau monopoli pasar. MNC kadangkala dapat mempengaruhi
kebijakan pemerintah negara induknya, atupun negara tempat cabang MNC
baru didirikan. Kalau hal ini berhasil tentu akan mengurangi persaingan,
sehingga efisiensi dan output potensial menurun.
11
MANFAAT MNC BAGI NEGARA INDUK
Manfaat kegiatan atau operasi MNC di luar negeri adalah dalam bnetuk
kenaikan pendapatan atuoun resiko yang lebih kecil dari pemilik faktor
produksi.
Manfaat nyata lainnya adalah dapat diperoleh produksi dengan harga yang
lebih murah yang dihasilkan di negara lain yang biaya produksinya lebih
rendah.
MANFAAN MNC BAGI NEGARA PENERIMA
Keuntungan utama potensial dengan hadirnya MNC bagi host country
antara lain yang utama mencakup:
1. Pembentukan atau pertambahan modal
2. Bertanbahnya pendapatan
3. Bertambahnya kesempatan kerja
4. Transfer teknologi
5. Perbaikan posisi neraca pembayaran
KONFLIK YANG MUNCUL DI NEGARA INDUK
1. Pergeseran tenaga kerja
2. Berkurangnya keunggulan modal dan teknologi
3. Penghindaran pajak
4. Merongrong ekonomi dalam negeri
12
BAB 5
NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL
5.1 Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran internasional (Balance of Payment) merupakan
catatan yang tersusun secara sistematis mengenai seluruh transaksi ekonomi
internasional yang dilakukan penduduk suatu negara itu dengan penduduk
negara lain dalam jangka waktu tertentu, biasanya 1 tahun. Pengertian
penduduk di dalam suatu neraca pembayaran internasional meliputi orang
perorangan, badan hukum, dan pemerintah.
. Transaksi ekonomi internasional yang dicatat dalam neraca
pembayaran internasional dapat digolongkan menjadi dua yaitu transaksi
debit dan kredit. Transaksi debit adalah transaksi yang menimbulkan
kewajiban bagi penduduk suatu negara untuk melakukan pembayaran
kepada penduduk negara lain, sedangkan transaksi kredit adalah transaksi
yang menimbulkan hak bagi penduduk suatu negara untuk menerima
pembayaran dari penduduk negara lain.
Necara pembayaran memiliki dua sisi, yaitu kredit dan debit.
1. Transaksi debit, adalah transaksi yang mengakibatkan bertambahnya
kewajiban bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran
tersebut untuk mengadakan pembayaran kepada penduduk negara lain.
Contoh: Indonesia membeli jasa dari Malaysia, maka transaksi tersebut
menimbulkan kewajiban untuk mengadakan pembayaran kepada Malaysia,
sehingga transaksi jasa tersebut merupakan transaksi debit yang dicatat
dalam neraca pembayaran dengan tanda minus (–).
2. Transaksi kredit, adalah transaksi yang mengakibatkan timbul atau
bertambahnya hak bagi penduduk negara yang mempunyai neraca
pembayaran tersebut untuk menerima pembayaran dari negara lain. Contoh:
Indonesia menjual jasa ke Malaysia, maka transaksi tersebut menimbulkan
hak untuk menerima pembayaran dari Malaysia, maka transaksi tersebut
merupakan transaksi kredit yang dicatat dalam neraca pembayaran dengan
tanda positif (+).
13
5.2 Komponen Neraca Pembayaran
Pada dasarnya neraca pembayaran mempunyai dua komponen, yaitu
neraca transaksi berjalan dan arus modal.
1. Transaksi Berjalan
 Transaksi berjalan memberikan gambaran tentang nilai transaksi yang
diakibatkan oleh kegiatan perdagangan barang dan jasa. Dengan demikian data
yang ditunjukkan menggambarkan nilai barang (seperti karet, minyak, hasil
industri manufaktur) dan jasa (seperti pelancongan, keuntungan dari investasi di
luar negeri dan biaya pengangkutan) yang diperdagangkan. Dengan demikian
dalam transaksi berjalan dicatat transaksi-transaksi berikut ini. Ekspor dan impor
barang.
 Ekspor dan impor jasa (misalnya: transaksi dalam kegiatan pengangkutan,
kegiatan perjalanan luar negeri, dan pendapatan dari investasi modal).
Perbedaan antara nilai ekspor dan nilai impor barang-barang disebut neraca
perdagangan. Suatu negara dikatakan mempunyai surplus jika dalam neraca
perdagangan nilai ekspor melebihi nilai impor.
2. Arus Modal
Transaksi modal menggambarkan aliran keluar masuk modal di antara Indonesia
dengan negara-negara lain. Dalam arus modal, dicatat dua golongan transaksi,
yaitu:
 Aliran modal pemerintah. Aliran ini dapat berupa pinjaman dan bantuan
dari negara-negara asing yang diberikan kepada pemerintah.
 Aliran modal swasta. Aliran modal swasta, terdiri atas investasi langsung,
investasi portofolio, dan amortisasi. Investasi langsung adalah investasi untuk
mengembangkan perusahaan-perusahaan. Investasi portofolio adalah investasi
dalam bentuk membeli saham-saham di negara lain. Amortisasi adalah pembelian
kembali saham-saham atau kekayaan lain yang pada masa lalu telah dijual kepada
penduduk negara lain.
5.3 Fungsi Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran sangat penting dan perlu dibuat oleh suatu negara.
Fungsi neraca pembayaran internasional antara lain sebagai berikut :
1. Sebagai alat pembukuan agar pemerintah dapat mengambil
keputusan yang tepat, mengenai jumlah barang dan jasa yang sebaiknya
keluar atau masuk dalam batas wilayah suatu negara serta untuk
mendapatkan keterangan-keterangan mengenai anggaran alat-alat
pembayaran luar negerinya.
14
2. Sebagai alat untuk mengukur kondisi ekonomi yang terkait dengan
perdagangan internasional dari suatu negara. Sebagai alat untuk melihat
gambaran pengaruh transaksi luar negeri terhadap pendapatan nasional
negara yang bersangkutan.
3. Sebagai alat untuk memperoleh informasi rinci terkait dengan
perdagangan luar negeri.
4. Sebagai alat untuk membandingkan pos-pos dalam neraca
pembayaran negara tersebut dengan negara tertentu.
5. Sebagai alat kebijakan moneter yang akan dilaksanakan oleh suatu
negara.
5.4 Masalah-Masalah Transaksi Ekonomi Internasional
a. Masalah Proteksionisme
Meski negara - negara maju mengklaim bahwa mereka adalah motor dari
globalisasi dan pelopor dalam menghapus hambatan –hambatan
perdagangan namun kebijakan proteksionisme di berbagai negara-negara
maju (developedcountries) masih saja berlangsung. Negara maju masih
melindungi petaninya dari persaingan internasional. Pemberian subsidi
ekspor dan bantuan domestik masih tetap dilakukan.
b. Masalah Fluktuasi Kurs
Ketidakstabilan kurs valuta asing yang teru berlanjut ( yaitu fluktuasi yang
sangat besar dari nilai mata uang internasional). Serta besarnya dan
menetapnya misalignment ( yaitu fakta bahwa kurs dapat berda jauh di luar
keseimbangan untuk jangka waktu lama ). Ketidakstabilan ini ikut memberi
sumbangan terhadap memburuknya perekonomian dunia.
c. Masalah Pengangguran
Muncul nya tingkat pengangguran struktual yang cukup tinggi dan dalam
jangka waktu yang lama di negara-negara eropa dan negara- negara maju
lainnya. Pengangguran bukan lagi masalah yang menerpa penduduk miskin
dan kelompok berpendidikan rendah. Pengangguran juga menerpa
penduduk kaya dan berpendidikan tinggi.
15
d. Masalah Krisis Ekonomi
Krisis ekonomi yang cukup parah dan menghantam negara-negara asia
timur dan tenggara termasuk indonesia, yang hingga kini sebagian negara
negara yang terkena krisis belum pulih sepenuhnya.
e. Masalah Inequalities
Meningkatnya kemiskinan dan melebarnya jurang ketidakadilan yang di
hadapi negara negara paling miskin di dunia terutama benua afrika.
Perdagangan internasional belum mampu mengurangi angka kemiskinan di
negara negara yang paling miskin, hal ini di sebabkan oleh nilai jual
komoditi negara miskin danhgat rendah di banding komoditi negara maju
yang nilai jualnya relatif lebih tinggi.
5.5 Pos – Pos dalam Pembayaran Neraca Internasional
1. Pos Transaksi Dagang
Pos transaksi dagang mencatat seluruh ekspor dan impor barang dan
jasa. Impor barang dan jasa dicatat di sebelah debet, sedangkan ekspor
barang dan jasa dicatat di sebelah kredit. Apabila pos ini meliputi barang-
barang yang berwujud atau nyata disebut sebagai transaksi dagang nyata
(visible trade transaction), sebaliknya jika meliputi barang-barang yang
tidak nyata atau transaksi jasa (invisible trade transaction).
Contohnya ekspor kopi Indonesia ke luar negeri dijumpai dalam pos
transaksi dagang yang nyata pada sebelah kredit neraca pembayaran
Indonesia. Sebaliknya apabila orang Malaysia yang menaiki pesawat
Garuda Indonesia Airways dari Kuala Lumpur ke Jakarta, pos transaksinya
termasuk dalam transaksi jasa di sebelah kredit.
16
Dalam pos transaksi jasa (invisible trade transaction) termasuk juga
biaya-biaya transport lainnya dan semua pengeluaran turis asing. Transaksi
jasa lainnya ialah langganan publikasi-publikasi luar negeri, sewa tanah,
dan sewa bangunan.Impor ekspor emas sebagai barang dagangan yang
biasanya dipergunakan untuk bahan pembuatan perhiasan dimasukkan ke
dalam pos transaksi dagang yang nyata, sebaliknya impor ekspor emas
dalam arti moneter atau berfungsi sebagai uang tidak akan dimasukkan ke
dalam pos transaksi dagang yang nyata, tetapi akan dimasukkan ke dalam
pos tersendiri.
Dalam pos transaksi dagang nyata (visible trade transaction)
termasuk pula pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang belum termasuk
dalam pos-pos lainnya, seperti gaji pegawai asing di luar negeri.
2. Pos Pendapatan Modal
Pos pendapatan modal (income on investment) adalah semua
transaksi penerimaan hasil modal penduduk yang ditanam di luar negeri
mereka, dan penerimaan pendapatan oleh penduduk negara lain yang
menanam modalnya di dalam negeri kita. Umumnya berbentuk keuntungan
deviden dan bunga. Keuntungan, dividen dan bunga yang diterima dari hasil
penanaman modal di luar negeri dalam neraca pembayaran akan terlihat
pada transaksi kredit, dalam pos pendapatan modal. Sebaliknya,
keuntungan, deviden dan bunga yang dikirim ke luar negeri, sebagai hasil
dari penanaman modal di dalam negeri kita, akan ditemui dalam transaksi
debet pada pos pendapatan modal.
3. Pos Transaksi-transaksi Unilateral
Transaksi unilateral (unilateral transaction), antara lain termasuk di
dalamnya hadiah (gift), bantuan (aids), dan transfer unilateral (unilateral
transfer).
a. Transaksi hadiah berbeda dengan transaksi lain. Transaksi ini tidak
mengakibatkan timbulnya kewajiban bagi si penerima untuk membayar
harga hadiah yang telah diterima tersebut. Begitu juga bagi si pemberi
hadiah, transaksi penyerahan barang tidak menimbulkan hak baginya untuk
menerima pembayaran.
17
Transaksi yang tidak menimbulkan hak dan kewajiban ini disebut sebagai
transaksi unilateral (unilateral transaction), atau sering pula disebut sebagai
transaksi sepihak (one way transaction), atau “transaksi tanpa quit pro quo”,
dimana suatu prestasi tidak diimbangi dengan prestasi balasan.
b. Bantuan (aids) yang sering kita jumpai dalam pemberitaan media massa,
seperti bantuan makanan dan obat-obatan ke negara-negara tertentu yang
sedang dilanda bencana alam juga termasuk transaksi sepihak.
c. Pos transaksi transfer unilateral adalah pos pengimbang dari transaksi
unilateral atau transaksi sepihak. Untuk mengimbangi transaksi sepeihak
debet atau kredit, maka pos transfer akan menjadi debet dan kredit.
4. Pos Penanaman Modal Langsung
Yang tergolong dalam pos penanaman modal langsung (direct
investment), ialah seluruh transaksi yang berhubungan dengan jual beli
saham atau perusahaan antara penduduk suatu negara dengan penduduk
negara lain, termasuk dalam hal ini adalah penanaman modal langsung oleh
penduduk suatu negara seperti mendirikan perusahan baru di negara lain.
Bila terjadi pembelian saham atau pembelian perusahaan oleh penduduk
suatu negara dari penduduk negara lain, maka pos penanaman modal
langsung akan di debet. Sebaliknya akan di kredit jika terjadi penjualan
saham kepada penduduk negara lain atau ada penduduk negara lain yang
mendirikaan perusahaan di dalam negeri.
5. Pos Hutang Piutang Jangka Panjang
Pos hutang piutang jangka panjang (long term loan), meliputi kredit
yang jangkanya lebih dari satu tahun. Termasuk juga di dalamnya jual beli
surat obligasi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain.
Penjualan obligasi oleh penduduk Indonesia kepada penduduk negara lain,
akan terlihat dalam pos hutang piutang jangka panjang dalam neraca
pembayaran Indonesia di sebelah kredit, sebaliknya akan terlihat di debet
pos hutang piutang jangka panjang apabila penduduk Indonesia membeli
obligasi dari penduduk negara lain.
18
Pos hutang piutang jangka panjang ini dipisahkan menjadi dua bagian:
a. Pos hutang piutang jangka panjang pemerintah (official long term loan)
b. Pos hutang piutang jangka panjang swasta (private long term loan)
Pos Hutang Piutang Jangka Pendek
Hutang piutang jangka pendek (short term loan) merupakan kredit yang
jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun. Umumnya terdiri dari
penarikan dan pembayaran surat-surat wesel.
Hal-hal lainnya sama dengan pos hutang piutang jangka panjang. Pos
hutang piutang jangka pendek sering diusahakan menjadi:
a. Pos hutang piutang jangka pendek pemerintah (official short term loan)
b. Pos hutang piutang jangka pendek swasta (private short term loan)
7. pos Sektor Moneter
Pos sektor moneter (monetary sector) atau biasa disebut lalu-lintas
moneter(Monetary Acomodating) pada dasarnya adalah transaksi-transaksi
pembayaran. Pembayaran itu meliputi pembayaran-pembayaran terhadap
transaksi-transaksi yang tercatat dalam rekening berjalan (current account),
seperti transaksi-transaksi perdagangan, pendapatan modal dan transfer
unilateral. Di samping itu termasuk pula transaksi-transaksi penanaman
modal langsung (investment account), seperti hutang piutang jangka
panjang dan hutang piutang jangka pendek bukan moneter. Jika
pengeluaran current account dan investment account lebih besar dari
penerimaan pada current account dan investment account, maka akan
terdapat suatu perbedaan tersebut merupakan defisit yang harus ditutup
dengan saldo kredit pada pos sektor moneter (monetary sector) atau sering
juga disebut sebagai neraca pembayaran sektor moneter (monetary sector
account).
19
Biasanya dalam neraca pembayaran sektor moneter ini terdiri dari :
a. Bank Sentral
(1) Hubungan dengan Dana Moneter Internasional (IMF)
(2) Kewajiban-kewajiban jangka pendek
(3) Mutasi cadangan devisa
(4) Mutasi cadangan emas moneter
b. Bank-bank Devisa
(1) Kewajiban-kewajiban jangka pendek
(2) Mutasi cadangan devisa
20
BAB 6
NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL
6.1 Mekanisme Pembukuan Neraca Pembayaran
Terdapat tiga mekanisme atau proses penting yang menyangkut
neraca pembayaran internasional, yaitu sebagai berikut :
a. Penyesuaian melalui perubahan harga-harga atau mekanisme harga (price
effects).
b. Penyesuaian melalui perubahan pendapatan nasional atau mekanisme
pendapatan (income effects).
c. Penyesuaian melalui perubahan stok uang atau mekanisme moneter (real
balance effects).
Defisit dan Surplus Neraca Pembayaran
Dalam neraca pembayaran terdapat kemungkinan terjadinya surplus
dan defisit. Adapun defisit terjadi apabila jumlah ekspor lebih kecil
daripada impor, sedangkan apabila jumlah ekspor lebih besar daripada
impor posisi neraca pembayaran menunjukkan surplus. Neraca pembayaran
suatu negara juga dapat dikatakan seimbang apabila stok nasional
(cadangan devisa) tidak berubah dan tidak ada aliran modal/pinjaman
akomodatif.
Defisit atau surplus neraca pembayaran yang terjadi pada suatu negara
dikarenakan oleh komponen berikut.
a. Stok Nasional
Jika terjadi penurunan stok nasional berarti defisit, dan jika terjadi kenaikan
stok nasional berarti surplus.
21
b. Pinjaman Akomodatif
Pinjaman yang masuk karena berkaitan dengan adanya kelebihan impor
berarti merupakan bagian dan defisit, sedangkan pinjaman yang masuk atas
kemauannya sendiri (pinjaman otonom) tidak memengaruhi defisit.
c. Defisit total adalah besarnya penurunan stok nasional ditambah pinjaman
akomodatif.
d. Surplus total adalah besarnya kenaikan stok nasional ditambah pinjaman
akomodatif.
Pada prinsipnya, cara untuk mengurangi atau menghilangkan defisit neraca
pembayaran internasional yang terjadi di suatu negara dilakukan melalui
proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran dengan lima jalur.
Kelima jalur tersebut bekerja melalui perubahan komponen-komponen
berikutini.
a. Pendapatan Nasional
Proses ini dilakukan dengan melakukan kebijakan fiskal, yaitu semua
tindakan pemerintah yang bertujuan untuk memengaruhi jalannya
perekonomian melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
b. Tingkat Harga
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan moneter, yaitu
segala tindakan pemerintah yang ditujukan untuk mempengaruhi jalannya
perekonomian dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang
beredar dalam masyarakat.
c. Kurs Valuta Asing
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan devaluasi, yaitu
kebijakan untuk menurunkan nilai mata uang dlaam negeri terhadap mata
uang asing dengan tujuan untuk meningkatkan ekspor suatu negara dan
menambah devisa suatu negara.
22
d. Tingkat Bunga
Proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran melalui perubahan
tingkat bunga pada dasarnya bekerja melalui perubahan neraca investasi
atau neraca modal.
6.2 Klasifikasi Pos-Pos dalam Neraca Pembayaran
1. Pos transaksi Dagang
Pos transaksi dagang mencatat seluruh ekspor dan import barang
dan jasa. Import barang dan jasa di catat setelah debet, sedangkan ekspor
barang dan jasa dicatat sebelah kredit. Apabila pos ini meliputi barang-
barang beruwujd atau nyata disebut sebagai transaksi dagang nyata,
sebaliknya jika meliputi barang tidak nyata atau transaksi jasa. Contohnya
ekspor kopi indonesia ke luar negeri di jumpai dalam pos transaksi dagang
yang nyata pada sebelah kredit neraca pembayaran internasional indonesia,
sebaliknya apabila orang Malaysia yang menaiki pesawat Garuda Indonesia
Airways dari kuala lumpur ke Jakarta, Pos transaksinya termasuk dalam
transaksi jasa di sebelah kredit.
2.Pos Pendapatan Modal
Pos pendapatan modal adalah semua transaksi penerimaan hasil
modal penduduk yang di tama di luar negeri mereka, dan penerimaan
pendapatan oleh penduduk negara lain yang menanamkan modalnya di
dalam negeri kita. Umumnya berbentuk dividen dan bunga. Keuntungan
dividen dan bunga yang di terima dari hasil penanaman modal di luar negeri
dalam neraca pembayaran akan terlihat pada transaksi kredit dalam pos
pendapatan modal.
23
3.Pos Transaksi Unilateral
Transaksi unilateral antara lain termasuk dalam hadiah,bantuan, dan
transfer unilateral.
a. Transaksi hadiah berbeda dengan transaksi lain.transaksi ini tidak
mengakibatkan timbulnya kewajiban bagi si penerima untuk membayar
hadiah, transaksi penyerahan barang tidak menimbulkan hak baginya
untuk menerima brangnya.
b. Bantuan ( aids ) yang sering kita jumpai dalam pemberian media massa,
seperti bantuan makanan dan obat-obatan ke negara-negara tentunya
yang sedang di landa bencana alamjuga termasuk transaksi sepihak.
c. Transaksi unilateral adalah pos pengimbang dari transaksi unilateral atau
transaksi sepihak debit atau kredit, maka pos transfer akan menjadi
debet dan kredit
4. Pos Penanaman Modal Langsung
Yang tergolong dalam pos penanaman modal langsung adalah
seluruh transaksi yang berhubungan dengan jual beli saham atau perusahaan
antara penduduk suatu negara dengan penduduka negara lain, termasuk
dalam hal ini adalah penanaman modal langsung oleh suatu penduduk
seperti mendirikan perusahaan baru di negara lain.
Bila terjadi pembelian saham atau pembelian produk oleh
penduduksuatu negara dari penduduk negara lain, maka pos penanaman
modal langsung akan di debet.
5.Pos Hutang Piutang Jangka Panjang
Pos hutang piutang jangka panjang meliputi kredit yang jangka
panjangnya lebih dari satu tahun. termasuk juga di dalam nya jual beli surat
obligasi antara penduduk suatu negara dengan produk negara lain.
24
6.Pos Hutang Jangka Pendek
Hutang piutang jangka pendek merupakan kredit yang jangka
waktunya tidak lebih dari satu tahun. umumnya terdiri dari penarikan dan
pembayaran surat-surat wesel. Hal-hal lainnya sama dengan pos hutang
piutang jangka panjang. Pos hutang piutang jangka pendek sering
diusahakan menjadi :
a. Pos hutang piutang jangka pendek pemerintah
b. Pos hutang jangka pendek swasta
7. Pos Sektor Moneter
Pos sektor moneter (monetary sector) atau biasa disebut lalu-lintas
moneter (Monetary Acomodating) pada dasarnya adalah transaksi-transaksi
pembayaran. Pembayaran itu meliputi pembayaran-pembayaran terhadap
seperti transaksi-transaksi perdagangan, pendapatan modal dan transfer
unilateral. Di samping itu termasuk pula transaksi-transaksi penanaman
modal langsung (investment account), seperti hutang piutang jangka
panjang dan hutang piutang jangka pendek bukan moneter.
Jika pengeluaran current account dan investment account lebih besar
dari penerimaan pada current account dan investment account, maka akan
terdapat suatu perbedaan tersebut merupakan defisit yang harus ditutup
dengan saldo kredit pada pos sektor moneter (monetary sector) atau sering
juga disebut sebagai neraca pembayaran sektor moneter (monetary sector
account).
8. Pos Selisih Perhitungan (Errors and Omissions)
Pos ini merupakan pos penyeimbang apabila nilai transaksi-transaksi
kredit tidak sama dengan nilai transaksi-transaksi debet. Dengan adanya pos
selisih perhitungan ini, maka jumlah total nilai sebelah kredit dan debet
dalam neraca pembayaran internasional akan selalu sama (balance).
25
BAB 7
CARA CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI INTERNASIONAL
Cara Melakukan Pembayaran Internasional, Transaksi Luar Negeri -
Dalam melakukan pembayaran transaksi ekonomi luar negeri, seorang
pengusaha dapat menggunakan beberapa cara antara lain sebagai berikut :
7.1 Cash (Tunai)
Pembayaran cara ini dilakukan dengan menggunakan check atau bank
drafts, pada saat barang dikirim oleh eksportir atau sebelumnya. Cara ini
biasanya tidak disukai oleh pembeli (importir) karena:
1) harus tersedia uang kas yang cukup besar;
2) kehilangan penggunaan modal kerja karena barang diterima;
3) harus berdasarkan kepercayaan dan kejujuran eksportir.
Cara ini relatif lebih baik bagi eksportir yang keadaan keuangannya lemah
dan belum mengenal baik importir.
7.2 Open Account
Cara ini merupakan kebalikan dari cara cash. Dengan cara ini, barang yang
telah dikirimkan kepada importir tanpa disertai surat perintah membayar
serta dokumen-dokumen. Pembayaran dilakukan setelah beberapa waktu
atau sesuai kebijaksanaan importir. Dalam hal ini, sebagian besar risiko
ditanggung oleh eksportir. Misalnya, eksportir harus memiliki banyak
modal dan jika pembayaran akan dilakukan dengan mata uang asing, risiko
perubahan kurs menjadi tanggungannya. Cara ini digunakan jika:
1) pembeli sudah dikenal dengan baik;
2) keadaan ekonomi dan politik yang stabil;
3) dekat dengan pasar.
26
7.3 Commercial Bills of Exchange (Wesel)
Cara ini paling umum dipakai. Commercial Bills of Exchange sering disebut
drafts atau trade bills, yaitu surat yang ditulis oleh penjual yang berisi
perintah kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang tertentu pada
waktu tertentu di masa yang akan datang. Surat perintah tersebut ini sering
disebut wesel. Jika pembeli menyetujui, ia harus membubuhkan tanda
tangan pada drafts tersebut sehingga dapat diperjualbelikan (trade drafts).
Cara pembayaran dengan wesel yang mengikutsertakan peran bank langkah-
langkahnya sebagai berikut:
a. Eksportir mengirimkan barang kepada importir melalui maskapai
pelayaran.
b. Eksportir mengirimkan dokumen pengiriman kepada importir dan
memberitahukan adanya penarikan wesel.
c. Eksportir datang ke bank A dengan membawa wesel yang sudah dilampiri
dokumen pengiriman.
d. Bank A membayar kepada eksportir. Bank A bersedia membayar karena
bank memperoleh keuntungan berupa bunga diskonto. Selain itu, pada
umumnya berlaku pula persyaratan bila importir tidak bisa membayar pada
saat jatuh tempo maka eksportirlah yang bertanggung jawab melunasi wesel
tersebut kepada bank.
d. Selanjutnya bank A mengirimkan wesel tersebut kepada bank B di
negara tempat importir tinggal. Dengan diterimanya wesel, bank B akan
membayar kepada bank A. Pembayaran tidak dilakukan dengan cara
mengirimkan uang, tapi hanya dalam bentuk pencatatan saldo, karena
sebelumnya sudah ada perjanjian kerja sama antara bank A dengan bank
B.
27
f. Langkah terakhir, bank B menagih kepada importir. Apabila importir
memiliki rekening di bank B maka bank B tinggal mengurangi jumlah yang
tersimpan di rekeningnya. Sebagai catatan, wesel yang belum jatuh tempo
dan sudah di-accept (diakui) oleh importir bisa diperjualbelikan untuk
mendapat keuntungan, di antaranya berupa bunga diskonto.
Jenis atau macam drafts dapat dibedakan menjadi dua, yaitu clean drafts dan
documentary drafts.
1) Clean drafts, adalah drafts yang tidak disertai jaminan dokumen
barang.
2) Documentary drafts, adalah drafts yang disertai jaminan dokumen
pengiriman serta asuransi barang.
Waktu dilakukannya pembayaran drafts disebut tenor atau usance. Dalam
hubungan dengan tenor atau usance, drafts dapat dikelompok kan menjadi
sebagai berikut :
1) Sight drafts, adalah drafts yang dibayar setelah diperlihatkan pada
pembeli. Jadi, pembayarannya sebelum barang tiba di tempat pembeli sebab
drafts dikirim melalui kapal laut.
2) Arrival drafts, adalah drafts yang dibayar setelah barangnya datang.
3) Date drafts, adalah drafts yang pembayarannya dilakukan pada
tanggal tertentu atau beberapa hari setelah tanggal tersebut.
7.4 Letters of Credit (L/C)
Cara pembayaran dengan Letter of Credit, wesel ditarik pada bank bukan
kepada importir sehingga transaksinya akan lebih terjamin. Letter of Credit
adalah surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan pembeli barang
(importir) tempat bank yang menyetujui dan membayar wesel yang ditarik
oleh penjual barang (eksportir).
Dengan demikian, letter of credit merupakan suatu alat pengganti kredit
bank dan dapat menjamin pembayarannya bagi eksportir.
28
Pihak-pihak yang terlibat dalam pembayaran letter of credit, yaitu
opener, issuer, dan beneficiary atau acreditee.
1) Opener (importir) adalah pembeli yang membuka L/C.
2) Issuer adalah bank yang mengeluarkan L/C tersebut.
3) Beneficiary atau acreditee adalah penjual (eksportir).
Dalam kenyataannya sering terdapat satu pihak lagi di dalam transaksi L/C
ini, yaitu confirming bank. Confirming bank adalah bank di negara
eksportir, yang atas permintaan eksportir, menjamin pembayaran L/C yang
dikeluarkan oleh Issuer.
Dalam melakukan pembayaran dengan L/C terdapat beberapa langkah-
langkah sebagai berikut.
1) Perjanjian tentang cara pembayaran dengan L/C oleh importir dan
eksportir.
2) Importir membuka L/C dengan bank di negaranya dengan mengisi
permohonan pembukaan L/C.
3) Jika permohonan tersebut disetujui, kemudian L/C ditandatangani
oleh bank. Dengan demikian, bank akan menjamin pem bayaran kepada
eksportir. Sebaliknya, importir akan menjamin pula semua pembayaran
yang dilakukan oleh bank.
4) Dengan ditandatangani permohonan L/C tersebut, kredit telah
tersedia bagi importir untuk mengimpor barang dari eksportir.
5) Kemudian bank (Issuer) tersebut memerintahkan confirming bank
untuk memberikan advice of L/C kepada eksportir, kemudian confirming
bank membubuhkan namanya pada L/C tersebut untuk memperkuat jaminan
pembayaran L/C.
6) Barang kemudian dikirim oleh eksportir. Eksportir menarik wesel
atas Issuing bank dan mengirimkan wesel tersebut beserta dokumen-
dokumen pengiriman barang. Confirming bank memeriksa dokumen-
dokumen tersebut.
29
7) Wesel dan dokumen-dokumen tersebut oleh Confirming bank
dikirimkan kepada Issuing bank.
8) Setelah wesel tersebut ditandatangani oleh Issuing bank, barang
dikeluarkan dari pelabuhan dan dikirimkan ke tempat importir setelah
menandatangani trust receipt.
9) Pada tanggal yang telah ditentukan dalam wesel tersebut, importir
membayar kepada Issuing bank. Dengan demikian, selesailah pembayaran
dengan menggunakan L/C.
7.5 Private Compensation
Private compensation adalah cara pembayaran yang dilakukan importir dan
eksportir dengan cara menukarkan utang piutang. Contohnya, Toni di
Indonesia mempunyai utang 1000 ringgit kepada Farhan di Malaysia. Di
lain pihak, Najib di Malaysia mempunyai utang kepada Diki di Indonesia.
Atas kesepakatan mereka, untuk mempermudah transaksi, utang piutang
tersebut diselesaikan dengan cara: Toni membayar utangnya kepada Diki;
Najib membayar utangnya kepada Farhan.
30
DAFTAR PUSTAKA
Afin, Rifai & Nur Alfillail Oktarani. 2008. Perdagangan Internasional,
Investasi Asing, dan Efisiensi Perekonomian Negara-negara ASEAN.
Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan
Boediono. 2000. Synopsis pengantar ilmu ekonomi No.3 Ekonomi
Internasional Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE-UGM
Dachliani, Diesy. 2006. Permintaan Impor Gula Indonesia Tahun 1980-
2003. Tesis pascasarjana, Universitas Diponegoro.
Hady,Hamdy. 2001. Teori Kebijakan Perdagangan Ekonomi Internasional.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Lindert, Peter H. 2003. Voice And Growth. Journal Of Economic History,
6(2), pp: 315
Mankiw, Gregory N. 2003. Makroekonomi, Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.
Simorangkir, O. P. 1985. Kamus Perbankan. Jakarta: Bina Aksara.
Salvatore, D. 1997. Ekonomi Internasional.Munandar dan Sumiharti
[penerjemah]. Jakarta: Erlangga.
Sukirno. 2011. Makroekokonomi: TeoriPengantar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Tambunan, Tulus. 2001. Perdagangan Internasional dan Neraca
pembayaran Cetakan 1. Jakarta Pustaka: LP-FEUI.
31

More Related Content

What's hot

Ekonomi internasional resume UAS
Ekonomi  internasional resume UASEkonomi  internasional resume UAS
Ekonomi internasional resume UASwawan putra januari
 
Exchange rate dan neraca pembayaran
Exchange rate dan neraca pembayaranExchange rate dan neraca pembayaran
Exchange rate dan neraca pembayaranYuca Siahaan
 
Bursa valas dan faktor yang mempengaruhi kurs valas
Bursa valas dan faktor yang mempengaruhi kurs valasBursa valas dan faktor yang mempengaruhi kurs valas
Bursa valas dan faktor yang mempengaruhi kurs valasDody Dermawan
 
Pasar valuta asing (valas) dan faktor fakor
Pasar valuta asing (valas) dan faktor fakorPasar valuta asing (valas) dan faktor fakor
Pasar valuta asing (valas) dan faktor fakorSaldzi Rakhman
 
Ekonomi internasional resume 2 UAS
Ekonomi  internasional resume 2 UASEkonomi  internasional resume 2 UAS
Ekonomi internasional resume 2 UASRidick Ridick
 
Ekonomi internasional topik 4 presentasi
Ekonomi internasional topik 4 presentasiEkonomi internasional topik 4 presentasi
Ekonomi internasional topik 4 presentasifahmi_7
 
Pasar Valuta Asing
Pasar Valuta AsingPasar Valuta Asing
Pasar Valuta AsingWarda wt
 
Resume pertemuan ke 9 sampai 14 01 (1)
Resume pertemuan ke 9 sampai 14 01 (1)Resume pertemuan ke 9 sampai 14 01 (1)
Resume pertemuan ke 9 sampai 14 01 (1)meri yulina
 
Ppt The Foreign Exchange Market, Exchange Rate Determination, and Currency De...
Ppt The Foreign Exchange Market, Exchange Rate Determination, and Currency De...Ppt The Foreign Exchange Market, Exchange Rate Determination, and Currency De...
Ppt The Foreign Exchange Market, Exchange Rate Determination, and Currency De...Iin Agustina
 
Materi ekonomi internasional
Materi ekonomi internasionalMateri ekonomi internasional
Materi ekonomi internasionalSita Nurhalimah
 
Ekonomi internasional resume 2
Ekonomi  internasional resume 2Ekonomi  internasional resume 2
Ekonomi internasional resume 2cecep_sudrajat
 
Resume ekonomi internasional uas
Resume ekonomi internasional uasResume ekonomi internasional uas
Resume ekonomi internasional uasabdullucky
 
Derivatif dan lindung nilai bagian 2
Derivatif dan lindung nilai bagian 2Derivatif dan lindung nilai bagian 2
Derivatif dan lindung nilai bagian 2Futurum2
 

What's hot (19)

Ekonomi internasional resume UAS
Ekonomi  internasional resume UASEkonomi  internasional resume UAS
Ekonomi internasional resume UAS
 
Sistem Moneter Internasional
Sistem Moneter InternasionalSistem Moneter Internasional
Sistem Moneter Internasional
 
Exchange rate dan neraca pembayaran
Exchange rate dan neraca pembayaranExchange rate dan neraca pembayaran
Exchange rate dan neraca pembayaran
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasional
 
Bursa valas dan faktor yang mempengaruhi kurs valas
Bursa valas dan faktor yang mempengaruhi kurs valasBursa valas dan faktor yang mempengaruhi kurs valas
Bursa valas dan faktor yang mempengaruhi kurs valas
 
Pasar valuta asing (valas) dan faktor fakor
Pasar valuta asing (valas) dan faktor fakorPasar valuta asing (valas) dan faktor fakor
Pasar valuta asing (valas) dan faktor fakor
 
Ekonomi internasional resume 2 UAS
Ekonomi  internasional resume 2 UASEkonomi  internasional resume 2 UAS
Ekonomi internasional resume 2 UAS
 
Ekonomi internasional topik 4 presentasi
Ekonomi internasional topik 4 presentasiEkonomi internasional topik 4 presentasi
Ekonomi internasional topik 4 presentasi
 
Resume 2
Resume 2Resume 2
Resume 2
 
Pasar Valuta Asing
Pasar Valuta AsingPasar Valuta Asing
Pasar Valuta Asing
 
Resume pertemuan ke 9 sampai 14 01 (1)
Resume pertemuan ke 9 sampai 14 01 (1)Resume pertemuan ke 9 sampai 14 01 (1)
Resume pertemuan ke 9 sampai 14 01 (1)
 
Ppt The Foreign Exchange Market, Exchange Rate Determination, and Currency De...
Ppt The Foreign Exchange Market, Exchange Rate Determination, and Currency De...Ppt The Foreign Exchange Market, Exchange Rate Determination, and Currency De...
Ppt The Foreign Exchange Market, Exchange Rate Determination, and Currency De...
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Materi ekonomi internasional
Materi ekonomi internasionalMateri ekonomi internasional
Materi ekonomi internasional
 
Ekonomi internasional resume 2
Ekonomi  internasional resume 2Ekonomi  internasional resume 2
Ekonomi internasional resume 2
 
Resume ii
Resume iiResume ii
Resume ii
 
Kel 7
Kel 7Kel 7
Kel 7
 
Resume ekonomi internasional uas
Resume ekonomi internasional uasResume ekonomi internasional uas
Resume ekonomi internasional uas
 
Derivatif dan lindung nilai bagian 2
Derivatif dan lindung nilai bagian 2Derivatif dan lindung nilai bagian 2
Derivatif dan lindung nilai bagian 2
 

Similar to ini menggunakan kata kunci "neraca pembayaran

RESUME PERTEMUAN 9-14
RESUME PERTEMUAN 9-14RESUME PERTEMUAN 9-14
RESUME PERTEMUAN 9-14adeimallia
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalIkaYulianti4
 
Tugas 2 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 2 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Tugas 2 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 2 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Vera Handayani
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalMontisa Rizki
 
Resume pertemuan ke 9 sampai 14 01 (1)
Resume pertemuan ke 9 sampai 14 01 (1)Resume pertemuan ke 9 sampai 14 01 (1)
Resume pertemuan ke 9 sampai 14 01 (1)meri yulina
 
Resume pertemuan ke_9_sampai_14_01[1]
Resume pertemuan ke_9_sampai_14_01[1]Resume pertemuan ke_9_sampai_14_01[1]
Resume pertemuan ke_9_sampai_14_01[1]muhaiminmuhaimin14
 
Neraca perdagangan
Neraca perdaganganNeraca perdagangan
Neraca perdaganganFahmi Rizani
 
Proyeksi nilai tukar
Proyeksi nilai tukarProyeksi nilai tukar
Proyeksi nilai tukarfriska sary
 
Makalah 2 (eka)
Makalah 2 (eka)Makalah 2 (eka)
Makalah 2 (eka)Deska13
 
Aplikasi sistem moneter internasional dalam bisnis
Aplikasi sistem moneter internasional dalam bisnisAplikasi sistem moneter internasional dalam bisnis
Aplikasi sistem moneter internasional dalam bisnisWahono Diphayana
 
Kebijakan Perdagangan Internasional di Negara Sedang Berkembang
Kebijakan Perdagangan Internasional di Negara Sedang BerkembangKebijakan Perdagangan Internasional di Negara Sedang Berkembang
Kebijakan Perdagangan Internasional di Negara Sedang BerkembangMuhammad Khairul Anwar
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalprayudawibowo
 
Manajemen Keuangan Internasional
Manajemen Keuangan InternasionalManajemen Keuangan Internasional
Manajemen Keuangan InternasionalYoyo Sudaryo
 
Sistem moneter-internasional
Sistem moneter-internasionalSistem moneter-internasional
Sistem moneter-internasionalEryPrasetyo5
 
Ekonomi internasional resume ke 2
Ekonomi internasional resume ke 2Ekonomi internasional resume ke 2
Ekonomi internasional resume ke 2DamayYanti
 

Similar to ini menggunakan kata kunci "neraca pembayaran (20)

RESUME PERTEMUAN 9-14
RESUME PERTEMUAN 9-14RESUME PERTEMUAN 9-14
RESUME PERTEMUAN 9-14
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Tugas 2 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 2 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Tugas 2 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 2 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Resume pertemuan ke 9 sampai 14 01 (1)
Resume pertemuan ke 9 sampai 14 01 (1)Resume pertemuan ke 9 sampai 14 01 (1)
Resume pertemuan ke 9 sampai 14 01 (1)
 
Resume pertemuan ke_9_sampai_14_01[1]
Resume pertemuan ke_9_sampai_14_01[1]Resume pertemuan ke_9_sampai_14_01[1]
Resume pertemuan ke_9_sampai_14_01[1]
 
Neraca perdagangan
Neraca perdaganganNeraca perdagangan
Neraca perdagangan
 
Valuta asing
Valuta asingValuta asing
Valuta asing
 
Proyeksi nilai tukar
Proyeksi nilai tukarProyeksi nilai tukar
Proyeksi nilai tukar
 
Makalah 2 (eka)
Makalah 2 (eka)Makalah 2 (eka)
Makalah 2 (eka)
 
Aplikasi sistem moneter internasional dalam bisnis
Aplikasi sistem moneter internasional dalam bisnisAplikasi sistem moneter internasional dalam bisnis
Aplikasi sistem moneter internasional dalam bisnis
 
Kebijakan Perdagangan Internasional di Negara Sedang Berkembang
Kebijakan Perdagangan Internasional di Negara Sedang BerkembangKebijakan Perdagangan Internasional di Negara Sedang Berkembang
Kebijakan Perdagangan Internasional di Negara Sedang Berkembang
 
Nilai tukar dan tingkat bunga
Nilai tukar dan tingkat bungaNilai tukar dan tingkat bunga
Nilai tukar dan tingkat bunga
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
 
valuta asing.docx
valuta asing.docxvaluta asing.docx
valuta asing.docx
 
Makalah 2
Makalah 2Makalah 2
Makalah 2
 
Manajemen Keuangan Internasional
Manajemen Keuangan InternasionalManajemen Keuangan Internasional
Manajemen Keuangan Internasional
 
Sistem moneter-internasional
Sistem moneter-internasionalSistem moneter-internasional
Sistem moneter-internasional
 
Ekonomi internasional resume ke 2
Ekonomi internasional resume ke 2Ekonomi internasional resume ke 2
Ekonomi internasional resume ke 2
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

ini menggunakan kata kunci "neraca pembayaran

  • 1. RESUME Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Internasional Dosen Pengampu, Ade Fauji, S.E MM Di susun Oleh ANISA EMAS QOMARIAH 11150859 6L - MKP UNIVERSITAS BINA BANGSA
  • 2. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB 1 KEBIJAKAN NON TARIF 1 1.1 Pengertian Kebijakan Non Tarif 1 1.2 Hambatan Non Tarif 2 BAB 2 VALUTA ASING 5 2.1 Valuta Asing 5 2.2 Sistem Kurs Valuta Asing 6 BAB 3 TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL ( MNC ) 8 3.1 Sifat Perusahaan Multinasional 8 3.2 Faktor yang Mempengaruhi MNC 9 3.3 Faktor yang mempengaruhi keputusan MNC 12 BAB 4 TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL ( MNC ) 10 4.1 Kekuatan Bersaing 10 4.2 Efek Global 11 BAB 5 NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL 13 5.1 Neraca Pembayaran 13 5.2 Komponen Neraca Pembayaran 14 5.3 Fungsi Neraca Pembayaran 14 ii
  • 3. 5.4 Masalah-masalah Transaksi Ekonomi Internasional 15 5.5 Pos-Pos dalam Pembayaran Neraca Internasional 16 BAB 6 NERACA PEMBARAN INTERNASIONAL 20 6.1 Mekanisme Pembukuan Neraca Pembayaran 20 6.2 Klasifikasi Pos-Pos dalam Neraca Pembayaran 22 BAB 7 CARA – CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI INTERNASIONAL 26 7.1 Cash ( TUNAI ) 26 7.2 Open Account 26 7.3 Commercial Bills of exchange ( Wesel ) 27 7.4 Letter of credit 28 7.5 Privat Compensation 30 Daftar Pustaka 31 iii
  • 4. KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah Ekonomi Internasional ini dengan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. i
  • 5. BAB I KEBIJAKAN NON TARIF 1.1 Pengertian Kebijakan Non Tarif Kebijakan non- tariff barrier ( NTB) adalah berbagai kebijakan perdagangan selain bea masuk yang dapat menimbulkan distori, sehingga mengurangi potensi manfaat perdagangan internasional (Hady, 2004). Secara garis besar NTB dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Pembatasan Spesifik (Specific Limitation) Pembatasan spesifik terdiri dari larangan impor secara mutlak, pembatasan impor dan kuota sistem, peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk tertentu, peraturan kesehatan atau karantina, peraturan pertahanan dan keamanan negara, peraturan kebudayaan, perizinan impor atau impor licenses, serta embargo. 2. Pembatasan Bea cukai (Custom Administration Rules) Peraturan bea cukai terdiri dari tatalaksana impor tertentu (procedure), penetapan harga pabean (custom value) penetapan forex rate (kurs valas) dan pengawasan devisa (forex control), consulat formalities, packaging/ labeling regulation, dokumentation needed, quality and testing standard, pungutan administrasi (fees), serta tariff classification. 3. Campur tangan Pemerintahan (Goverment Participation) Campur tangan pemerintah terdiri dari kebijakan pengadaan pemerintahan, subsidi dan insentif ekspor, conterravailing duties, domestic assistance, dan trade diverting. 1
  • 6. 1.2 Hambatan Non Tarif 1. Kuota impor Kuota impor adalah pembatasan secara langsung terhadap jumlah barang yang boleh diimpor dari luar Negeri untuk melindungi kepentingan industri dan konsumen. Perbedaan kuota impor dan tarif impor yang setara : a. Pemberlakuan kuota imporakan memperbesar permintaan yang selanjutnya akan diikuti kenaikan harga domestik dan produksi domestik yang lebih besar dari pada yang diakibatkan oleh pemberlakuan tarif impor yang setara b. Dalam pemberlakuan kuota impor,jika pemerintah melakukan pemilihan perusahaan yang berhak memperoleh lisensi impor tanpa mempertimbangkan efisiensi,maka akan menyebabkan timbulnya monopoli dan distorsi c. Pada kuota impor,pemerintah akan memperoleh pendapatan secara lansung melalui pemungutan secara lansung pada penerima lisensi impor d. Kuota impor membatasi arus masuk impor dalam jumlah yang pasti, sedangkan tarif impor membatasi arus masuk impor dalam jumlah yang tidak dapat dipastikan. 2.Pembatasan Ekspor Secara Sukarela Konsep ini mengacu pada kasus dimana negara pengimpor mendorong atau bahkan memaksa negara lain mengurangi ekspornya secara suka rela dengan ancaman bahwa negara pengimpor tersebutakan melakukan hambatan perdagangan yang lebih keras lagi. 2
  • 7. Kebijakan ini dilakukan berdasarkan kekhawatiran akan lumpuhnya sektor tertentu dalam perekonomian domestik akibat impor yang berlebih. Pembatasan ekspor secara sukarela ini kurang efektif, karena pada umumnya negara pengekspor enggan membatasi arus ekspornya secara sukarela. Pembatasan ekspor ini justru membebankan biaya yang Lebih mahal bagi negara pengimpor karena lisensi impor yang bernilai tinggi itu justru di berikan pada Pemerintah atau perusahaan asing. 3.Dumping Dumping adalah ekspor dari suatu komoditi dengan harga jauh dibawah pasaran, atau penjualan Komoditi ke luar negeri dengan harga jauh lebih murah dibandingkan dengan harga penjualan domestiknya. Dumping diklasifikasikan menjadi tiga golongan,yaitu : a.Dumping terus menerus ataui nternational price discrimination adalah kecenderungan terus-menerus dari suatu perusahaan monopolis domestik untuk memaksimalkan keuntungannya dengan menjual suatu komoditi dengan harga yang lebih tinggi dipasaran domestik, sedangkan harga yang dipasangnya di pasar luar negeri sengaja dibuat lebih murah; b.Dumping harga yang bersifat predator atau predatory dumping praktek penjualan komoditi dibawah harga yang jauh lebih murah ketimbang harga domestiknya. Proses dumping inipada umumnya berlansung sementara, namun diskriminasi harganya sangat tajam sehingga dapat mematikan produk pesaing dalam waktu singkat c. Dumping sporadis atau sporadic dumping adalah suatu komoditi dibawah harga atau penjualan komoditi itu keluar negeri dengan harga yang sedikit lebih murah dari pada produk domestik ,namun hanya terjadi saat ingin mengatasi surplus komoditi yang sesekali terjadi tanpa menurun kan harga domestik. 3
  • 8. 4. SubsidiEkspor Subsidi ekspor adalah pembayaran lansung atau pemberian keringanan pajak dan bantuan subsidi pada para eksportir atau calon eksportirnasional ,dan atau pemberian pinjaman berbunga rendah kepada para pengimpor asing dalam rangka memacu ekspor suatu negara. 4
  • 9. BAB 2 VALUTA ASING 2.1 Valuta Asing Valuta asing atau valas merupakan alat pembayaran yang digunakan dalam transaksi perdagangan internasional. Adapun wujud dari valuta asing berupa mata uang asing. Tidak setiap mata uang asing dapat dipakai langsung untuk membayar transaksi perdagangan internasional, tetapi harus ditukarkan terlebih dahulu dengan mata uang yang berlaku secara internasional. Mata uang yang sering digunakan dan berlaku sebagai alat pembayaran dalam transaksi kauangan dan perdagangan internasional disebut hard currency, yaitu mata uang yang nilainya kuat dan relatif stabil serta mengalami apresiasi atau kenaikan nilai terhadap mata uang lain. Contoh dari hard currency adalah mata uang-mata uang dari negara-negara maju seperti dollar Amerika, yen Jepang dan euro. Sedangkan mata uang yang nilainya lemah dan relatif kurang stabil nilainya serta jarang digunakan sebagai alat pembayaran dalam transaksi perdagangan internasional disebut soft currency. Mata uang yang termasuk soft currency ini sering megalami depresiasi atau penurunan nilai mata uang terhadap mata uang lain. Contoh mata uang yang soft currency adalah mata uang dari negara- negara berkembang seperti rupiah Indonesia, kyat Myanmar, kina PapuaNugini, dong Vietnam, peso Filipina dan bath Thailand. 5
  • 10. Bagi para importir Indonesia yang mau membayar impor barang dari luar negari harus menukar mata uang rupiah terlebih dahulu di bursa valuta asing atau Money Changer dengan mata uang yang hard currency seperti dollar Amerika sesuai dengan nilai kurs yang berlaku 2.2. Sistem Kurs Valuta Asing Menurut Undang-Undang No. 24 tahun 1999, bank Indonesia diberi kewenangan untuk menentukan sistem nilai kurs yang berlaku. Dalam penentuan sistem kurs valuta asing ada tiga cara yang digunakan yaitu sebagai berikut : a. Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate) Kurs tetap adalah nilai kurs mata uang dalam negeri yang ditetapkan besarnya oleh pemerintah terhadap mata uang asing seperti Dollar Amerika berdasarkan standar emas, artinya pemerintah menjamin mata uangnya dengan emas. Sebagai contoh pemerintah menetapkan Rp 8000,- = 1 Dollar Amerika. Kelebihan dari sistem kurs ini adalah nilai tukar mata uang akan stabil, akan tetapi kelemahannya pemerintah harus menyediakan cadangan devisa (emas) yang cukup besar untuk menjaminnya. b. Kurs Mengambang (Floating Exchange Rate) Kurs mengambang adalah nilai kurs mata uang yang besarnya ditentukan oleh kekuatan pasar atau permintaan dan penawaran mata uang asing. Dengan sistem kurs ini nilai mata uang dalam negari akan selalu berubah, bisa naik atau turun terhadap mata uang asing. 6
  • 11. Jika permintaan dalam negeri terhadap mata uang asing (dollar Amerika) naik maka nilai dollar Amerika akan naik terhadap mata uang dalam negeri (rupiah), akan tetapi jika permintaan atau yang membeli dollar Amerika turun maka nilai dollar Amerika juga akan turun. Sedangkan apabila penawaran atau yang menjual mata uang asing (dollar Amerika) naik maka akibatnya nilai dollar Amerika akan turun. Begitu juga sebaliknya. Dengan demikian dalam sistem kurs mengambang penentuan tinggi rendahnya kurs mata uang ditentukan oleh tinggi rendahnya permintaan dan penawaran terhadap mata uang tersebut. c. Kurs Distabilkan (Managed Floating Rate) Kurs distabilkan atau mengambang terkendali merupakan kombinasi dari kurs tetap dengan kurs mengambang. Dalam sistem kurs ini pemerintah bila dipandang perlu ikut campur tangan menstabilkan kurs jika kurs mata uang asing (dollar Amerika) nilainya terlalu tinggi , sedangkan nilai rupiah terlalu rendah. Apabila nilai rupiah terlalu rendah terhadap dollar Amerika maka pemerintah melalui Bank Indonesia akan menjual dollar Amerika di pasar uang untuk mengurangi laju depresiasi atau penurunan nilai rupiah agar nilai dollar Amerika menjadi turun. Karena kalau dibiarkan akan merugikan dan memberatkan para importir, pengusaha yang bahan bakunya impor, dan masyarakat pengguna produk impor. 7
  • 12. BAB 3 TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL ( MNC ) 3.1 Sifat Perusahaan Multinasional Sifat atau karakteristik MNC sangat bervariasi, tergantung pda cara pendirian cabang di luar negeri, pola pemikiran modal dan tujuan operasi MNC di luar negeri. Karena sifat inilah, maka sangat sulit untuk member definisi yang tepat dan dapat mencakup seluruh kriteria, sehingga suatu perusahan sapat didefinisikan dengan pasti sebagai suatu MNC. Pada Hakekatnya, definisi MNC adalah perusahaan yang kegiatan operasi bisnisnya bersifat multinasional atau internasional, diamana ada perusahaan yang beroperasi pada Negara induk yakni sebagai kantor pusat (headquarter) dan memiliki lokasi perusahaan cabang tiga negara atau lebih. Perusahaan MNC adalah yang modal kepemilikannya kurang dari 100%. Namun yang umum dilakukan adalah dengan jalan patungan (joint ventures). Motif bisnis dan tujuan MNC melakukan investasi langsung di luar negeri berbeda-beda. Ada MNC yag bertujuan melakukan ekspansi secara vertical, artinya perusahaan induk (yang memproses lebih lanjut), mendirikan cabang di luar negeri dalam upaya menghasilkan input untuk selanjutya diproses lebih lanjut oleh perasaan induk. Sedangkan MNC melakukan ekspansi secara horizontal artinya dengan cara mendirikan cabang baru di luar negeri dengan melakukan kegiatan yang hamper sama dengan perusahaan induk. 8
  • 13. 3.2 Faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan multinasional Dalam kaitannya dengan tujuan optimasi penjualan dan mencari keuntungan maksimum, mendirikan perusahaan cabang di luar negeri, akan dapat memperoleh beberapa keuntungan, sebagai berikut : a. Jika suatu MNC tersebut telah melayani pasar luar negeri melalui ekspor, mungkin sangat diperlukan hubungan yang lebih harmonis dengan para langganan untuk mengetahui kebutuhan dan selera konsumen. b. Ekspor luar negeri sering dihambat oleh kebijakan atau deregulasi tarif Negara lain. Dengan mendirikan MNC cabang diluar negeri yang dapat menghasilkan produk negara tersebut, maka masalah hambatan tariff umumnya dapat diatasi. Masalah lain yang terkait langsung dengan ini adalah masalah perubahan kurs mata uang atau nilai valuta asing. Apabila mata uang MNC Negara induk mengalami apreasi (contohnya apreasiasi nilai yen terhadap nilai rupiah), maka harga barang ekspornya akan naik. Sehingga secara otomatis akan dapat menurunkan volume ekspor. Masalah ini tentu akan teratasi apabila perusahaan yang bersangkutan mendirikan cabang-cabangnya di luar negeri. c. Jika tujuan penderian cabang MNC di luar negeri adalah untuk mencapai maksimisasi keuntungan, maka pertimbangan efisiensi biaya- biaya di berbagai nrgara menjadi pertimbangan utama. d. Faktor penghemat biaya yang menjadi pertimbangan berikutnya adalah dapat dihematnya biaya yang menjadi pertimbangan berikutnya adalah dapat dihematnya biaya transportasi dari MNC negara induk ke luar negeri. Dan dengan penghematan biaya jenis ini umumnya produk dapat dijual lebih murah dan lebih cepat dibandingkan jika suatu produk harus melalui pengangkutan (umumnya melalui kapal) dengan biaya tinggi dan waktu yang lama. 9
  • 14. BAB 4 TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL ( MNC ) 4.1 Kekuatan Bersaing MNC Sumber kekuatan bersaing utama MNC dapat diintisarikan sebagai berikut : 1. MNC dipandang sebagai suatu perusahaan yang superior. Transaksi yang bersifat multinasional ataupun internasional yang dilakukan adalah produknya yang relative lebih canggih, sangat bervariasi, kompleks, pemanfaatan teknologi modern dan canggih, dan umumnya dilakukan hanya oleh beberapa perusahaan yang sudah besar dan manajemen baik saja. 2. MNC umunya memiliki kekuatan monopoli yang didapat dari pemanfaatan teknologi melalui riset dan pengembangan (research and development-R&D). MNC dapat memnafaatkan iptek dan informasi baik dari dalam maupun luar negeri yang mencakup productsystem, production process, market dan management. Dengan kata lain MNC umunya memiliki system, proses, pemasaran dan manajemen produk yang lebih unggul. 3. MNC sering mendapat julukan sebagai “perusahaan informasi” yakni suatu perusahaan yang dapat mengorganisir dan secara sistematis dapat menghimpun informasi tentang perkembangan dan trend pasar, biaya dan teknologi melalui perusahaan-perusahaan cabangnya di luar negeri. 4. MNC umumnya dapat menikmati adanya skala yang ekonomis dengan cara yang misalnya, melalui pemutusan seluruh mesin produksi pada satu bagian tertentu dari proses produksi. 10
  • 15. 5. MNC umumnya juga dapat memperoleh manfaat dari luasnya jaringan keuangan internasional. Ukuran serta terbesarnya letak geografis perusahaan akan memudahka MNC untuk berupaya mencari sumber dana internasional. 6. MNC umunya menguasai monopoli pasar baik melalui integrasi vertical maupun integrasi horizontal dan mereka lebih sering melakukan perang harga atau subsidi dalam rangka merebut pasar. 7. MNC umunya dapat menghindar dari kebijakan tarif atau kuota yang dapat diambil oleh negara lain. 4.2 EFEK GLOBAL MNC 1. DAMPAK POSITIF PERUSAHAAN MULTINASIONAL MNC akan dapat mempengaruhi alokasi dana investasi bagi antar negara. Jumlah investor dunia mungkin dapat naik dengan munculnya MNC, terutama jika naiknya investasi di cabang luar negeri tidak mengakibatkan turunnya investasi di negeri asal MNC. MNC juga memiliki ekses sumber dana internasional yang lebih besar dan kemudian menambahkan di negara yang menjanjikan pendapatan tinggi serta resiko yang rendah. Banyak penelitian empiris telah dilakukan untuk mengetahui apakah MNC dapat menambah atau justru mengurangi investasi di negra yang didatangi (host country). MNC dapat menimbulakan alokasi produksi antar negara. 2. DAMPAK NEGATIF PERUSAHAAN MULTINASIONAL MNC menimbulkan monopoli, sehingga alokasi sumber daya atau faktor-faktor produksi kurang optimal. Kekuatan pasar MNC mungkin dapat merupakan alat untuk menghambat para pesaing yang tidak memiliki keunggulan dalam pasar, input, produk, keuangan atau keunggulan lainnya. Kekuatan ini selanjutnya akan cenderung dapat mendorong kearah pemusatan atau monopoli pasar. MNC kadangkala dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah negara induknya, atupun negara tempat cabang MNC baru didirikan. Kalau hal ini berhasil tentu akan mengurangi persaingan, sehingga efisiensi dan output potensial menurun. 11
  • 16. MANFAAT MNC BAGI NEGARA INDUK Manfaat kegiatan atau operasi MNC di luar negeri adalah dalam bnetuk kenaikan pendapatan atuoun resiko yang lebih kecil dari pemilik faktor produksi. Manfaat nyata lainnya adalah dapat diperoleh produksi dengan harga yang lebih murah yang dihasilkan di negara lain yang biaya produksinya lebih rendah. MANFAAN MNC BAGI NEGARA PENERIMA Keuntungan utama potensial dengan hadirnya MNC bagi host country antara lain yang utama mencakup: 1. Pembentukan atau pertambahan modal 2. Bertanbahnya pendapatan 3. Bertambahnya kesempatan kerja 4. Transfer teknologi 5. Perbaikan posisi neraca pembayaran KONFLIK YANG MUNCUL DI NEGARA INDUK 1. Pergeseran tenaga kerja 2. Berkurangnya keunggulan modal dan teknologi 3. Penghindaran pajak 4. Merongrong ekonomi dalam negeri 12
  • 17. BAB 5 NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL 5.1 Neraca Pembayaran Neraca pembayaran internasional (Balance of Payment) merupakan catatan yang tersusun secara sistematis mengenai seluruh transaksi ekonomi internasional yang dilakukan penduduk suatu negara itu dengan penduduk negara lain dalam jangka waktu tertentu, biasanya 1 tahun. Pengertian penduduk di dalam suatu neraca pembayaran internasional meliputi orang perorangan, badan hukum, dan pemerintah. . Transaksi ekonomi internasional yang dicatat dalam neraca pembayaran internasional dapat digolongkan menjadi dua yaitu transaksi debit dan kredit. Transaksi debit adalah transaksi yang menimbulkan kewajiban bagi penduduk suatu negara untuk melakukan pembayaran kepada penduduk negara lain, sedangkan transaksi kredit adalah transaksi yang menimbulkan hak bagi penduduk suatu negara untuk menerima pembayaran dari penduduk negara lain. Necara pembayaran memiliki dua sisi, yaitu kredit dan debit. 1. Transaksi debit, adalah transaksi yang mengakibatkan bertambahnya kewajiban bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk mengadakan pembayaran kepada penduduk negara lain. Contoh: Indonesia membeli jasa dari Malaysia, maka transaksi tersebut menimbulkan kewajiban untuk mengadakan pembayaran kepada Malaysia, sehingga transaksi jasa tersebut merupakan transaksi debit yang dicatat dalam neraca pembayaran dengan tanda minus (–). 2. Transaksi kredit, adalah transaksi yang mengakibatkan timbul atau bertambahnya hak bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk menerima pembayaran dari negara lain. Contoh: Indonesia menjual jasa ke Malaysia, maka transaksi tersebut menimbulkan hak untuk menerima pembayaran dari Malaysia, maka transaksi tersebut merupakan transaksi kredit yang dicatat dalam neraca pembayaran dengan tanda positif (+). 13
  • 18. 5.2 Komponen Neraca Pembayaran Pada dasarnya neraca pembayaran mempunyai dua komponen, yaitu neraca transaksi berjalan dan arus modal. 1. Transaksi Berjalan  Transaksi berjalan memberikan gambaran tentang nilai transaksi yang diakibatkan oleh kegiatan perdagangan barang dan jasa. Dengan demikian data yang ditunjukkan menggambarkan nilai barang (seperti karet, minyak, hasil industri manufaktur) dan jasa (seperti pelancongan, keuntungan dari investasi di luar negeri dan biaya pengangkutan) yang diperdagangkan. Dengan demikian dalam transaksi berjalan dicatat transaksi-transaksi berikut ini. Ekspor dan impor barang.  Ekspor dan impor jasa (misalnya: transaksi dalam kegiatan pengangkutan, kegiatan perjalanan luar negeri, dan pendapatan dari investasi modal). Perbedaan antara nilai ekspor dan nilai impor barang-barang disebut neraca perdagangan. Suatu negara dikatakan mempunyai surplus jika dalam neraca perdagangan nilai ekspor melebihi nilai impor. 2. Arus Modal Transaksi modal menggambarkan aliran keluar masuk modal di antara Indonesia dengan negara-negara lain. Dalam arus modal, dicatat dua golongan transaksi, yaitu:  Aliran modal pemerintah. Aliran ini dapat berupa pinjaman dan bantuan dari negara-negara asing yang diberikan kepada pemerintah.  Aliran modal swasta. Aliran modal swasta, terdiri atas investasi langsung, investasi portofolio, dan amortisasi. Investasi langsung adalah investasi untuk mengembangkan perusahaan-perusahaan. Investasi portofolio adalah investasi dalam bentuk membeli saham-saham di negara lain. Amortisasi adalah pembelian kembali saham-saham atau kekayaan lain yang pada masa lalu telah dijual kepada penduduk negara lain. 5.3 Fungsi Neraca Pembayaran Neraca pembayaran sangat penting dan perlu dibuat oleh suatu negara. Fungsi neraca pembayaran internasional antara lain sebagai berikut : 1. Sebagai alat pembukuan agar pemerintah dapat mengambil keputusan yang tepat, mengenai jumlah barang dan jasa yang sebaiknya keluar atau masuk dalam batas wilayah suatu negara serta untuk mendapatkan keterangan-keterangan mengenai anggaran alat-alat pembayaran luar negerinya. 14
  • 19. 2. Sebagai alat untuk mengukur kondisi ekonomi yang terkait dengan perdagangan internasional dari suatu negara. Sebagai alat untuk melihat gambaran pengaruh transaksi luar negeri terhadap pendapatan nasional negara yang bersangkutan. 3. Sebagai alat untuk memperoleh informasi rinci terkait dengan perdagangan luar negeri. 4. Sebagai alat untuk membandingkan pos-pos dalam neraca pembayaran negara tersebut dengan negara tertentu. 5. Sebagai alat kebijakan moneter yang akan dilaksanakan oleh suatu negara. 5.4 Masalah-Masalah Transaksi Ekonomi Internasional a. Masalah Proteksionisme Meski negara - negara maju mengklaim bahwa mereka adalah motor dari globalisasi dan pelopor dalam menghapus hambatan –hambatan perdagangan namun kebijakan proteksionisme di berbagai negara-negara maju (developedcountries) masih saja berlangsung. Negara maju masih melindungi petaninya dari persaingan internasional. Pemberian subsidi ekspor dan bantuan domestik masih tetap dilakukan. b. Masalah Fluktuasi Kurs Ketidakstabilan kurs valuta asing yang teru berlanjut ( yaitu fluktuasi yang sangat besar dari nilai mata uang internasional). Serta besarnya dan menetapnya misalignment ( yaitu fakta bahwa kurs dapat berda jauh di luar keseimbangan untuk jangka waktu lama ). Ketidakstabilan ini ikut memberi sumbangan terhadap memburuknya perekonomian dunia. c. Masalah Pengangguran Muncul nya tingkat pengangguran struktual yang cukup tinggi dan dalam jangka waktu yang lama di negara-negara eropa dan negara- negara maju lainnya. Pengangguran bukan lagi masalah yang menerpa penduduk miskin dan kelompok berpendidikan rendah. Pengangguran juga menerpa penduduk kaya dan berpendidikan tinggi. 15
  • 20. d. Masalah Krisis Ekonomi Krisis ekonomi yang cukup parah dan menghantam negara-negara asia timur dan tenggara termasuk indonesia, yang hingga kini sebagian negara negara yang terkena krisis belum pulih sepenuhnya. e. Masalah Inequalities Meningkatnya kemiskinan dan melebarnya jurang ketidakadilan yang di hadapi negara negara paling miskin di dunia terutama benua afrika. Perdagangan internasional belum mampu mengurangi angka kemiskinan di negara negara yang paling miskin, hal ini di sebabkan oleh nilai jual komoditi negara miskin danhgat rendah di banding komoditi negara maju yang nilai jualnya relatif lebih tinggi. 5.5 Pos – Pos dalam Pembayaran Neraca Internasional 1. Pos Transaksi Dagang Pos transaksi dagang mencatat seluruh ekspor dan impor barang dan jasa. Impor barang dan jasa dicatat di sebelah debet, sedangkan ekspor barang dan jasa dicatat di sebelah kredit. Apabila pos ini meliputi barang- barang yang berwujud atau nyata disebut sebagai transaksi dagang nyata (visible trade transaction), sebaliknya jika meliputi barang-barang yang tidak nyata atau transaksi jasa (invisible trade transaction). Contohnya ekspor kopi Indonesia ke luar negeri dijumpai dalam pos transaksi dagang yang nyata pada sebelah kredit neraca pembayaran Indonesia. Sebaliknya apabila orang Malaysia yang menaiki pesawat Garuda Indonesia Airways dari Kuala Lumpur ke Jakarta, pos transaksinya termasuk dalam transaksi jasa di sebelah kredit. 16
  • 21. Dalam pos transaksi jasa (invisible trade transaction) termasuk juga biaya-biaya transport lainnya dan semua pengeluaran turis asing. Transaksi jasa lainnya ialah langganan publikasi-publikasi luar negeri, sewa tanah, dan sewa bangunan.Impor ekspor emas sebagai barang dagangan yang biasanya dipergunakan untuk bahan pembuatan perhiasan dimasukkan ke dalam pos transaksi dagang yang nyata, sebaliknya impor ekspor emas dalam arti moneter atau berfungsi sebagai uang tidak akan dimasukkan ke dalam pos transaksi dagang yang nyata, tetapi akan dimasukkan ke dalam pos tersendiri. Dalam pos transaksi dagang nyata (visible trade transaction) termasuk pula pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang belum termasuk dalam pos-pos lainnya, seperti gaji pegawai asing di luar negeri. 2. Pos Pendapatan Modal Pos pendapatan modal (income on investment) adalah semua transaksi penerimaan hasil modal penduduk yang ditanam di luar negeri mereka, dan penerimaan pendapatan oleh penduduk negara lain yang menanam modalnya di dalam negeri kita. Umumnya berbentuk keuntungan deviden dan bunga. Keuntungan, dividen dan bunga yang diterima dari hasil penanaman modal di luar negeri dalam neraca pembayaran akan terlihat pada transaksi kredit, dalam pos pendapatan modal. Sebaliknya, keuntungan, deviden dan bunga yang dikirim ke luar negeri, sebagai hasil dari penanaman modal di dalam negeri kita, akan ditemui dalam transaksi debet pada pos pendapatan modal. 3. Pos Transaksi-transaksi Unilateral Transaksi unilateral (unilateral transaction), antara lain termasuk di dalamnya hadiah (gift), bantuan (aids), dan transfer unilateral (unilateral transfer). a. Transaksi hadiah berbeda dengan transaksi lain. Transaksi ini tidak mengakibatkan timbulnya kewajiban bagi si penerima untuk membayar harga hadiah yang telah diterima tersebut. Begitu juga bagi si pemberi hadiah, transaksi penyerahan barang tidak menimbulkan hak baginya untuk menerima pembayaran. 17
  • 22. Transaksi yang tidak menimbulkan hak dan kewajiban ini disebut sebagai transaksi unilateral (unilateral transaction), atau sering pula disebut sebagai transaksi sepihak (one way transaction), atau “transaksi tanpa quit pro quo”, dimana suatu prestasi tidak diimbangi dengan prestasi balasan. b. Bantuan (aids) yang sering kita jumpai dalam pemberitaan media massa, seperti bantuan makanan dan obat-obatan ke negara-negara tertentu yang sedang dilanda bencana alam juga termasuk transaksi sepihak. c. Pos transaksi transfer unilateral adalah pos pengimbang dari transaksi unilateral atau transaksi sepihak. Untuk mengimbangi transaksi sepeihak debet atau kredit, maka pos transfer akan menjadi debet dan kredit. 4. Pos Penanaman Modal Langsung Yang tergolong dalam pos penanaman modal langsung (direct investment), ialah seluruh transaksi yang berhubungan dengan jual beli saham atau perusahaan antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain, termasuk dalam hal ini adalah penanaman modal langsung oleh penduduk suatu negara seperti mendirikan perusahan baru di negara lain. Bila terjadi pembelian saham atau pembelian perusahaan oleh penduduk suatu negara dari penduduk negara lain, maka pos penanaman modal langsung akan di debet. Sebaliknya akan di kredit jika terjadi penjualan saham kepada penduduk negara lain atau ada penduduk negara lain yang mendirikaan perusahaan di dalam negeri. 5. Pos Hutang Piutang Jangka Panjang Pos hutang piutang jangka panjang (long term loan), meliputi kredit yang jangkanya lebih dari satu tahun. Termasuk juga di dalamnya jual beli surat obligasi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Penjualan obligasi oleh penduduk Indonesia kepada penduduk negara lain, akan terlihat dalam pos hutang piutang jangka panjang dalam neraca pembayaran Indonesia di sebelah kredit, sebaliknya akan terlihat di debet pos hutang piutang jangka panjang apabila penduduk Indonesia membeli obligasi dari penduduk negara lain. 18
  • 23. Pos hutang piutang jangka panjang ini dipisahkan menjadi dua bagian: a. Pos hutang piutang jangka panjang pemerintah (official long term loan) b. Pos hutang piutang jangka panjang swasta (private long term loan) Pos Hutang Piutang Jangka Pendek Hutang piutang jangka pendek (short term loan) merupakan kredit yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun. Umumnya terdiri dari penarikan dan pembayaran surat-surat wesel. Hal-hal lainnya sama dengan pos hutang piutang jangka panjang. Pos hutang piutang jangka pendek sering diusahakan menjadi: a. Pos hutang piutang jangka pendek pemerintah (official short term loan) b. Pos hutang piutang jangka pendek swasta (private short term loan) 7. pos Sektor Moneter Pos sektor moneter (monetary sector) atau biasa disebut lalu-lintas moneter(Monetary Acomodating) pada dasarnya adalah transaksi-transaksi pembayaran. Pembayaran itu meliputi pembayaran-pembayaran terhadap transaksi-transaksi yang tercatat dalam rekening berjalan (current account), seperti transaksi-transaksi perdagangan, pendapatan modal dan transfer unilateral. Di samping itu termasuk pula transaksi-transaksi penanaman modal langsung (investment account), seperti hutang piutang jangka panjang dan hutang piutang jangka pendek bukan moneter. Jika pengeluaran current account dan investment account lebih besar dari penerimaan pada current account dan investment account, maka akan terdapat suatu perbedaan tersebut merupakan defisit yang harus ditutup dengan saldo kredit pada pos sektor moneter (monetary sector) atau sering juga disebut sebagai neraca pembayaran sektor moneter (monetary sector account). 19
  • 24. Biasanya dalam neraca pembayaran sektor moneter ini terdiri dari : a. Bank Sentral (1) Hubungan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) (2) Kewajiban-kewajiban jangka pendek (3) Mutasi cadangan devisa (4) Mutasi cadangan emas moneter b. Bank-bank Devisa (1) Kewajiban-kewajiban jangka pendek (2) Mutasi cadangan devisa 20
  • 25. BAB 6 NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL 6.1 Mekanisme Pembukuan Neraca Pembayaran Terdapat tiga mekanisme atau proses penting yang menyangkut neraca pembayaran internasional, yaitu sebagai berikut : a. Penyesuaian melalui perubahan harga-harga atau mekanisme harga (price effects). b. Penyesuaian melalui perubahan pendapatan nasional atau mekanisme pendapatan (income effects). c. Penyesuaian melalui perubahan stok uang atau mekanisme moneter (real balance effects). Defisit dan Surplus Neraca Pembayaran Dalam neraca pembayaran terdapat kemungkinan terjadinya surplus dan defisit. Adapun defisit terjadi apabila jumlah ekspor lebih kecil daripada impor, sedangkan apabila jumlah ekspor lebih besar daripada impor posisi neraca pembayaran menunjukkan surplus. Neraca pembayaran suatu negara juga dapat dikatakan seimbang apabila stok nasional (cadangan devisa) tidak berubah dan tidak ada aliran modal/pinjaman akomodatif. Defisit atau surplus neraca pembayaran yang terjadi pada suatu negara dikarenakan oleh komponen berikut. a. Stok Nasional Jika terjadi penurunan stok nasional berarti defisit, dan jika terjadi kenaikan stok nasional berarti surplus. 21
  • 26. b. Pinjaman Akomodatif Pinjaman yang masuk karena berkaitan dengan adanya kelebihan impor berarti merupakan bagian dan defisit, sedangkan pinjaman yang masuk atas kemauannya sendiri (pinjaman otonom) tidak memengaruhi defisit. c. Defisit total adalah besarnya penurunan stok nasional ditambah pinjaman akomodatif. d. Surplus total adalah besarnya kenaikan stok nasional ditambah pinjaman akomodatif. Pada prinsipnya, cara untuk mengurangi atau menghilangkan defisit neraca pembayaran internasional yang terjadi di suatu negara dilakukan melalui proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran dengan lima jalur. Kelima jalur tersebut bekerja melalui perubahan komponen-komponen berikutini. a. Pendapatan Nasional Proses ini dilakukan dengan melakukan kebijakan fiskal, yaitu semua tindakan pemerintah yang bertujuan untuk memengaruhi jalannya perekonomian melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. b. Tingkat Harga Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan moneter, yaitu segala tindakan pemerintah yang ditujukan untuk mempengaruhi jalannya perekonomian dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. c. Kurs Valuta Asing Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan devaluasi, yaitu kebijakan untuk menurunkan nilai mata uang dlaam negeri terhadap mata uang asing dengan tujuan untuk meningkatkan ekspor suatu negara dan menambah devisa suatu negara. 22
  • 27. d. Tingkat Bunga Proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran melalui perubahan tingkat bunga pada dasarnya bekerja melalui perubahan neraca investasi atau neraca modal. 6.2 Klasifikasi Pos-Pos dalam Neraca Pembayaran 1. Pos transaksi Dagang Pos transaksi dagang mencatat seluruh ekspor dan import barang dan jasa. Import barang dan jasa di catat setelah debet, sedangkan ekspor barang dan jasa dicatat sebelah kredit. Apabila pos ini meliputi barang- barang beruwujd atau nyata disebut sebagai transaksi dagang nyata, sebaliknya jika meliputi barang tidak nyata atau transaksi jasa. Contohnya ekspor kopi indonesia ke luar negeri di jumpai dalam pos transaksi dagang yang nyata pada sebelah kredit neraca pembayaran internasional indonesia, sebaliknya apabila orang Malaysia yang menaiki pesawat Garuda Indonesia Airways dari kuala lumpur ke Jakarta, Pos transaksinya termasuk dalam transaksi jasa di sebelah kredit. 2.Pos Pendapatan Modal Pos pendapatan modal adalah semua transaksi penerimaan hasil modal penduduk yang di tama di luar negeri mereka, dan penerimaan pendapatan oleh penduduk negara lain yang menanamkan modalnya di dalam negeri kita. Umumnya berbentuk dividen dan bunga. Keuntungan dividen dan bunga yang di terima dari hasil penanaman modal di luar negeri dalam neraca pembayaran akan terlihat pada transaksi kredit dalam pos pendapatan modal. 23
  • 28. 3.Pos Transaksi Unilateral Transaksi unilateral antara lain termasuk dalam hadiah,bantuan, dan transfer unilateral. a. Transaksi hadiah berbeda dengan transaksi lain.transaksi ini tidak mengakibatkan timbulnya kewajiban bagi si penerima untuk membayar hadiah, transaksi penyerahan barang tidak menimbulkan hak baginya untuk menerima brangnya. b. Bantuan ( aids ) yang sering kita jumpai dalam pemberian media massa, seperti bantuan makanan dan obat-obatan ke negara-negara tentunya yang sedang di landa bencana alamjuga termasuk transaksi sepihak. c. Transaksi unilateral adalah pos pengimbang dari transaksi unilateral atau transaksi sepihak debit atau kredit, maka pos transfer akan menjadi debet dan kredit 4. Pos Penanaman Modal Langsung Yang tergolong dalam pos penanaman modal langsung adalah seluruh transaksi yang berhubungan dengan jual beli saham atau perusahaan antara penduduk suatu negara dengan penduduka negara lain, termasuk dalam hal ini adalah penanaman modal langsung oleh suatu penduduk seperti mendirikan perusahaan baru di negara lain. Bila terjadi pembelian saham atau pembelian produk oleh penduduksuatu negara dari penduduk negara lain, maka pos penanaman modal langsung akan di debet. 5.Pos Hutang Piutang Jangka Panjang Pos hutang piutang jangka panjang meliputi kredit yang jangka panjangnya lebih dari satu tahun. termasuk juga di dalam nya jual beli surat obligasi antara penduduk suatu negara dengan produk negara lain. 24
  • 29. 6.Pos Hutang Jangka Pendek Hutang piutang jangka pendek merupakan kredit yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun. umumnya terdiri dari penarikan dan pembayaran surat-surat wesel. Hal-hal lainnya sama dengan pos hutang piutang jangka panjang. Pos hutang piutang jangka pendek sering diusahakan menjadi : a. Pos hutang piutang jangka pendek pemerintah b. Pos hutang jangka pendek swasta 7. Pos Sektor Moneter Pos sektor moneter (monetary sector) atau biasa disebut lalu-lintas moneter (Monetary Acomodating) pada dasarnya adalah transaksi-transaksi pembayaran. Pembayaran itu meliputi pembayaran-pembayaran terhadap seperti transaksi-transaksi perdagangan, pendapatan modal dan transfer unilateral. Di samping itu termasuk pula transaksi-transaksi penanaman modal langsung (investment account), seperti hutang piutang jangka panjang dan hutang piutang jangka pendek bukan moneter. Jika pengeluaran current account dan investment account lebih besar dari penerimaan pada current account dan investment account, maka akan terdapat suatu perbedaan tersebut merupakan defisit yang harus ditutup dengan saldo kredit pada pos sektor moneter (monetary sector) atau sering juga disebut sebagai neraca pembayaran sektor moneter (monetary sector account). 8. Pos Selisih Perhitungan (Errors and Omissions) Pos ini merupakan pos penyeimbang apabila nilai transaksi-transaksi kredit tidak sama dengan nilai transaksi-transaksi debet. Dengan adanya pos selisih perhitungan ini, maka jumlah total nilai sebelah kredit dan debet dalam neraca pembayaran internasional akan selalu sama (balance). 25
  • 30. BAB 7 CARA CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI INTERNASIONAL Cara Melakukan Pembayaran Internasional, Transaksi Luar Negeri - Dalam melakukan pembayaran transaksi ekonomi luar negeri, seorang pengusaha dapat menggunakan beberapa cara antara lain sebagai berikut : 7.1 Cash (Tunai) Pembayaran cara ini dilakukan dengan menggunakan check atau bank drafts, pada saat barang dikirim oleh eksportir atau sebelumnya. Cara ini biasanya tidak disukai oleh pembeli (importir) karena: 1) harus tersedia uang kas yang cukup besar; 2) kehilangan penggunaan modal kerja karena barang diterima; 3) harus berdasarkan kepercayaan dan kejujuran eksportir. Cara ini relatif lebih baik bagi eksportir yang keadaan keuangannya lemah dan belum mengenal baik importir. 7.2 Open Account Cara ini merupakan kebalikan dari cara cash. Dengan cara ini, barang yang telah dikirimkan kepada importir tanpa disertai surat perintah membayar serta dokumen-dokumen. Pembayaran dilakukan setelah beberapa waktu atau sesuai kebijaksanaan importir. Dalam hal ini, sebagian besar risiko ditanggung oleh eksportir. Misalnya, eksportir harus memiliki banyak modal dan jika pembayaran akan dilakukan dengan mata uang asing, risiko perubahan kurs menjadi tanggungannya. Cara ini digunakan jika: 1) pembeli sudah dikenal dengan baik; 2) keadaan ekonomi dan politik yang stabil; 3) dekat dengan pasar. 26
  • 31. 7.3 Commercial Bills of Exchange (Wesel) Cara ini paling umum dipakai. Commercial Bills of Exchange sering disebut drafts atau trade bills, yaitu surat yang ditulis oleh penjual yang berisi perintah kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu di masa yang akan datang. Surat perintah tersebut ini sering disebut wesel. Jika pembeli menyetujui, ia harus membubuhkan tanda tangan pada drafts tersebut sehingga dapat diperjualbelikan (trade drafts). Cara pembayaran dengan wesel yang mengikutsertakan peran bank langkah- langkahnya sebagai berikut: a. Eksportir mengirimkan barang kepada importir melalui maskapai pelayaran. b. Eksportir mengirimkan dokumen pengiriman kepada importir dan memberitahukan adanya penarikan wesel. c. Eksportir datang ke bank A dengan membawa wesel yang sudah dilampiri dokumen pengiriman. d. Bank A membayar kepada eksportir. Bank A bersedia membayar karena bank memperoleh keuntungan berupa bunga diskonto. Selain itu, pada umumnya berlaku pula persyaratan bila importir tidak bisa membayar pada saat jatuh tempo maka eksportirlah yang bertanggung jawab melunasi wesel tersebut kepada bank. d. Selanjutnya bank A mengirimkan wesel tersebut kepada bank B di negara tempat importir tinggal. Dengan diterimanya wesel, bank B akan membayar kepada bank A. Pembayaran tidak dilakukan dengan cara mengirimkan uang, tapi hanya dalam bentuk pencatatan saldo, karena sebelumnya sudah ada perjanjian kerja sama antara bank A dengan bank B. 27
  • 32. f. Langkah terakhir, bank B menagih kepada importir. Apabila importir memiliki rekening di bank B maka bank B tinggal mengurangi jumlah yang tersimpan di rekeningnya. Sebagai catatan, wesel yang belum jatuh tempo dan sudah di-accept (diakui) oleh importir bisa diperjualbelikan untuk mendapat keuntungan, di antaranya berupa bunga diskonto. Jenis atau macam drafts dapat dibedakan menjadi dua, yaitu clean drafts dan documentary drafts. 1) Clean drafts, adalah drafts yang tidak disertai jaminan dokumen barang. 2) Documentary drafts, adalah drafts yang disertai jaminan dokumen pengiriman serta asuransi barang. Waktu dilakukannya pembayaran drafts disebut tenor atau usance. Dalam hubungan dengan tenor atau usance, drafts dapat dikelompok kan menjadi sebagai berikut : 1) Sight drafts, adalah drafts yang dibayar setelah diperlihatkan pada pembeli. Jadi, pembayarannya sebelum barang tiba di tempat pembeli sebab drafts dikirim melalui kapal laut. 2) Arrival drafts, adalah drafts yang dibayar setelah barangnya datang. 3) Date drafts, adalah drafts yang pembayarannya dilakukan pada tanggal tertentu atau beberapa hari setelah tanggal tersebut. 7.4 Letters of Credit (L/C) Cara pembayaran dengan Letter of Credit, wesel ditarik pada bank bukan kepada importir sehingga transaksinya akan lebih terjamin. Letter of Credit adalah surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan pembeli barang (importir) tempat bank yang menyetujui dan membayar wesel yang ditarik oleh penjual barang (eksportir). Dengan demikian, letter of credit merupakan suatu alat pengganti kredit bank dan dapat menjamin pembayarannya bagi eksportir. 28
  • 33. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembayaran letter of credit, yaitu opener, issuer, dan beneficiary atau acreditee. 1) Opener (importir) adalah pembeli yang membuka L/C. 2) Issuer adalah bank yang mengeluarkan L/C tersebut. 3) Beneficiary atau acreditee adalah penjual (eksportir). Dalam kenyataannya sering terdapat satu pihak lagi di dalam transaksi L/C ini, yaitu confirming bank. Confirming bank adalah bank di negara eksportir, yang atas permintaan eksportir, menjamin pembayaran L/C yang dikeluarkan oleh Issuer. Dalam melakukan pembayaran dengan L/C terdapat beberapa langkah- langkah sebagai berikut. 1) Perjanjian tentang cara pembayaran dengan L/C oleh importir dan eksportir. 2) Importir membuka L/C dengan bank di negaranya dengan mengisi permohonan pembukaan L/C. 3) Jika permohonan tersebut disetujui, kemudian L/C ditandatangani oleh bank. Dengan demikian, bank akan menjamin pem bayaran kepada eksportir. Sebaliknya, importir akan menjamin pula semua pembayaran yang dilakukan oleh bank. 4) Dengan ditandatangani permohonan L/C tersebut, kredit telah tersedia bagi importir untuk mengimpor barang dari eksportir. 5) Kemudian bank (Issuer) tersebut memerintahkan confirming bank untuk memberikan advice of L/C kepada eksportir, kemudian confirming bank membubuhkan namanya pada L/C tersebut untuk memperkuat jaminan pembayaran L/C. 6) Barang kemudian dikirim oleh eksportir. Eksportir menarik wesel atas Issuing bank dan mengirimkan wesel tersebut beserta dokumen- dokumen pengiriman barang. Confirming bank memeriksa dokumen- dokumen tersebut. 29
  • 34. 7) Wesel dan dokumen-dokumen tersebut oleh Confirming bank dikirimkan kepada Issuing bank. 8) Setelah wesel tersebut ditandatangani oleh Issuing bank, barang dikeluarkan dari pelabuhan dan dikirimkan ke tempat importir setelah menandatangani trust receipt. 9) Pada tanggal yang telah ditentukan dalam wesel tersebut, importir membayar kepada Issuing bank. Dengan demikian, selesailah pembayaran dengan menggunakan L/C. 7.5 Private Compensation Private compensation adalah cara pembayaran yang dilakukan importir dan eksportir dengan cara menukarkan utang piutang. Contohnya, Toni di Indonesia mempunyai utang 1000 ringgit kepada Farhan di Malaysia. Di lain pihak, Najib di Malaysia mempunyai utang kepada Diki di Indonesia. Atas kesepakatan mereka, untuk mempermudah transaksi, utang piutang tersebut diselesaikan dengan cara: Toni membayar utangnya kepada Diki; Najib membayar utangnya kepada Farhan. 30
  • 35. DAFTAR PUSTAKA Afin, Rifai & Nur Alfillail Oktarani. 2008. Perdagangan Internasional, Investasi Asing, dan Efisiensi Perekonomian Negara-negara ASEAN. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Boediono. 2000. Synopsis pengantar ilmu ekonomi No.3 Ekonomi Internasional Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE-UGM Dachliani, Diesy. 2006. Permintaan Impor Gula Indonesia Tahun 1980- 2003. Tesis pascasarjana, Universitas Diponegoro. Hady,Hamdy. 2001. Teori Kebijakan Perdagangan Ekonomi Internasional. Jakarta: Ghalia Indonesia. Lindert, Peter H. 2003. Voice And Growth. Journal Of Economic History, 6(2), pp: 315 Mankiw, Gregory N. 2003. Makroekonomi, Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Simorangkir, O. P. 1985. Kamus Perbankan. Jakarta: Bina Aksara. Salvatore, D. 1997. Ekonomi Internasional.Munandar dan Sumiharti [penerjemah]. Jakarta: Erlangga. Sukirno. 2011. Makroekokonomi: TeoriPengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Tambunan, Tulus. 2001. Perdagangan Internasional dan Neraca pembayaran Cetakan 1. Jakarta Pustaka: LP-FEUI. 31