1. PROYEKSI NILAI TUKAR
Karena pergerakan nilai tukar sangat penting bagi semua aspek bisnis internasional-
produksi, perolehan sumber daya, pemasaran, dan keuangan-banyak keputusan bisnis
mempertimbangkan faktor risiko pergerakan nilai tukar. Ada beberapa pendekatan untuk
melakukan proyeksi, dan tiga pendekatan yang sering digunakan adalah pendekatan pasar
efisien, pendekatan fudamental, dan pendekatan teknikal. Kita akan mengulas secara singkat
masing-masing pendekaan tersebut.
Dalam pendekatan pasar efisien, asumsi yang mendasarinya adalah bahwa harga saat
ini mencerminkan seluruh informasi relevan yang tersedia. Hal ini mengisyaratkan supaya
kita melihat kurs forward dan mengasumsikan bahwa merupakan alat prediksi terbaik untuk
nilai tukar di masa depan sebab mereka telah mempetimbangkan seluruh infomasi yang
tersedia. Jika nilai tukar berbeda antara dua negara misalnya, nilai tukar forward akan
mencerminkan hal ini (dampak fisher internasional). Pendekatan pasar efisien tidak menyirat
bahwa kurs forward akan menjadi masa depan kurs spot dengan akurasi sempurna. Malahan,
simpangannya akan menjadi random. Pendekatan yang terkait disebut dengan hipotesis
random walk, dan menyatakan bahwa faktor-faktor janka pendek yang tidak bisa diprediksi
menyiratkan bahwa alat prediksi untuk harga esok adalah harga hari ini.
Pendekatan fundamental merupakan sebuah cara untuk memprediksi pergerakan nilai
tukar dengan melihat faktor-faktor mendasar yang memiliki peranan untuk menentukan nilai
tukar dan mengembangkan berbagai model ekonometri yang berusaha untuk menangkap
variabel-variabel dan hubungan mereka. Variabel-variabel ini mungkin termasuk hal-hal yang
telah disebutkan sebelumnya, seperti inflasi, suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi. Analisis
fudamental dibangun berdasarkan variabel-variabel indenvenden tersebut, yang nilai atau
bobotnya ditentukan. Jadi, untuk memprediksi nilai tukar dua tahun kedepen, langkah
pertama adalah memilih model. Kemudian orang yang memprediksi harus memperkirakan
nilai dari variabel-variabel independen tersebut dua tahun kedepan. Sampai sini kita sudah
memiliki dua masalah yang besar yang harus dipertimbangkan. Apakah rumusnya sudah
tepat? Cheol Eun dan David Resnick, dua akademisi keuangan internasional terkemukan,
menyurvei penelitian terhadap berbagai model fundamental dan menyimpulkan bahwa
“model fudamental tidak berhasil memprediksi nilai tukar secara lebih akurat dibandigkan
dengan nilai tukar forward, yang kita sebut dengan model pasar efisien atau model random
walk”.
2. Analisis teknikal melihat sejarah dan kemudian memproyeksikannya ke depan. Model
ini menganalisis data-data historis untuk trend dan kemudian akan memproyeksi trend ini ke
depan, dengan asumsi bahwa masa lalu akan menjadi masa depan. Analisis teknikal berpikir
dalam istilah fluktuasi dan trend. Karena tidak ada konsep teoritis dalam pendekatan teknis,
akademisi cenderung mengabaikanya. Akan tetapi, sebuah pengkajian mengenai materi
pemasaran perdagangan mata uang mengisyaratkan bahwa pelaku pasar sering menggunakan
pendekatan itu.
Berkenaan dengan kinerja dari berbagai pendekatan ini, penelitian terbaru dari Eun
dan Sabherwal mengenai prediksi nilai tukar dari bank komersial besar menunjukan bahwa
10 bank dalam penelitin tersebut tidak dapat memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan
dengan penggunaan model random walk”. Temuan mereka juga mengisyaratkan bahwa kurs
forward dan spot memilikinilai yang setara untuk memprediksi nilai tukar di masa depan. Di
dalam penelitian lain, Richard Levich mengavaluasi prediksi dari 13 perusahaan pemproyeksi
profesional yang memiliki beragam pendekatan prediksi. Pemroyeksi bisa mendapat hasil
yang lebih baik dari nilai tukar forward sebagai indikator prediksi hanya pada 24 kasus.
Bukni ini mengidikasikan bahwa pendekatan teknikal maupun fundamental tidak dapat
memberikan hasil yang baik dibandingkan pendekatan pasar efesien.
Kita telah memeriksa kekuatan utama yang harus dipertimbangkan oleh manajer
nternasional, fluktuasi nilai tukar, penyebab, dan cara memprediksinya. Bagaimana
sesungguhnya manajer menangani resiko yang ditimbulkan oleh eksposur ini adalah topik
yang akan kita bahas pada bab 20 dalam diskusi mengenai swap dan hedging. Ada banyak
kekuatan finansial yang lain yang harus dipertimbangkan oleh manajer internasional. Tarif,
seperti yang digambarkan dalam bab 3 dan 9, merupakan kekuatan internasional sebab
mereka merepresentasikan kenaikan biaya dan dapat berubah tanpa pemberitahuan. Anda
dapat melihat daftar tarif terbaru di situs internasional Trade Commision Amerika Serikat
(www.usitc.gov/tata/hts/bychapter/index.htm). Suatu aspek yang menarik dan jadwal tarif ini
adalah data yang spesifik. Contohnya, dalam kategori Harmonized Tariff Schedule (HTS)
0704.10.20, saat tanaman di amerika serikat sedang dipanen, tarif kembang kol sebesar 2,5
persen antara 5 Juni sampai 25 Oktober. Jika kembang kol dipotong atau diiris, tarifnya
menjadi 14 persen disepanjang tahun. Tarif untuk HTS 8703,2 x 0,00, mesin mobil sebesar
2,5 persen, tapi utuk truk (HTS 8704.22.50), mencapai 25 persen. Saat ini, kita melihat
kekuatan finansial tambahan yang siknifikan, dimulai dengan kontrol nilai tukar, dan
bergerak ke perpajakan, inflasi dan suku bunga, dan etek neraca pembayaran.
3. Kontrol Nilai Tukar Mata Uang
Pemerintah dapat membatasi nilai tukar mata uangnya terhadap mata uang lain.
Terdapat perbedaan kontrol antara negara yang satu dengan negara yang lain dan bahkan di
dalam sebuah negara, tergantung pada jenis transaksinya. Secara umum, negara maju
memiliki sedikit kontrol nilai tukar, akan tetapi negara – negara ini merupakan minoritas di
dunia. Mayoritas negara di dunia memberlakukan kontrol nilai tukar. Banyak negara
berkembang, seperti Meksiko, telah mengurangi atau menghilangkan kontrol tersebutuntuk
mendorong investasi asing. Manajer bisnis internasional harus mengetahui keberadaan
kontrol nilai tukar baik sebelum maupun seketika menjalankan bisnis di negara manapun,
sebab situasi depat berubah dengan cepat.
Convertible currency bisa ditukar dengan mata uang lain tampa hambatan. Hard
currency ini termasuk yen Jepang, dolar Amerika serikat, pound inggris, dan euro.
Pemerintah menerapkan kontrol nilai tukar untuk membatasi atau melarang penggunaan legal
mata uang sebuah negara dalam transaksi internasional. Saat mata uang nonconvertible,
nilainya akan diperbaiki melalui arbitrase, biasanya pada tingkat yang lebih tinggi dari harga
yang di pasar bebas. Pemerintah juga akan mengharuskan seluruh pembelian atau penjualan
mata uang lain dibuat melalui instansi pemerintah. Pembatasan tersebut bisa dalam berbagai
bentuk. Mereka dapat menerapkannya kepada penduduk. Pembatasan juga bisa membatasi
jumlah mata uang domestik yang dapat dikirim ke negara lain. Pembatasan tersebut bisa
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memulangkan keuntungan mereka ke negara
asal. Pasar gelap bisa terjadi seiring dengan pembatasan terhadap mata uang tersebut, tetapi
gunanya bagi manajer internasional yang ingin mematuhi hukum di negara tempat
perusahaannya beroperasi hanya sedikit. Selain itu, pasar gelap sangat jarang mempu
mengakomodasi transaksi yang besarnya melibatkan bisnis internasonal.
Negara-negara memberikan pembatasan kemampuan penukaran mata uang mereka
pada saat mereka khawatir bahwa cadangan devisa mereka bisa berkurang. Cadangan devisa
merupakan sumber pendanaan untuk pembayaran utang luar negeri, pembelian impor, dan
permintaan lain terhadap mata uang asing yang muungkin terjadi di bank domestik. Dalam
dunia perbankan, negara-negara yang membatasi penukaran mata uangnya dikenal sebagai
“article 14 countries”, setelah IMF menetapkan kesepakatan kontrol mata uang bagi ekonomi
transisional. Contoh dari negara dengan kontrol nilai tukar adalah Cina, yang nilainya dapat
ditukar melalui rekening berjalan (rekening untuk perbankan harian), akan tetapi tidak bisa
4. melalui rekening permodalan (rekening jangka panjang). Cina dalam proses untuk
mengueangi pembatasan kontrol nilai tukar terhadap aktivitas perusahaan dalam negeri yang
mungkin mereka melakukan investasi di negara lain. Kuba merupakan contoh negara lain
yang menerapkan kontrol nilai tukar. Kuba menerapkan dua mata uang: peso nasional yang
termasuk nonconvertible currency dan merupakan mata uang domestik serta tidak memiliki
nilai di luar kuba; mata uang lain, peso convertible, adalah mata uang yang digunakan dalam
kegiatan parawisata dan dipatok terhadap dolar Amerika Serikat pada 1,08 dolar. Kedua mata
uang tersebut tidak diperdagangkan di luar kuba. Rial han memiliki nilai tukar resmi untuk
impor dan nilai tukar sendiri untuk ekspor hingga tahun 2002. Nilai takar impor digunakan
untuk impor barang-barang penting dan untuk ekspor minyak, dan sering kali nilainya jauh
lebih rendah dibandingkan nilai tukar ekspor, nyaris mencapai 50 persennya. Nilai tukar
ekspor digunakan untuk ekspor nonmigas dan impor barang mewah. Dinar Tunisia tidak
diizinkan diperdagangkandi luar Tunisia; dinar Aljazair juga tidak bisa diekspor oleh orang
asing, akan tetapi penduduk Aljazair diizinkan untuk mengekspor dalam jumlah yang kecil.
Sering kali saat pemerintah mengharuskan perusahaan untuk memperoleh izin untuk
membeli mata uang asing, nilai tukarnya berada diatas nilai tukar pasar bebas. Jika izin tidak
diberikan atau jika biaya mata uang sangat tinggi, blocked currency tersebut dapat digunakan
hanya di dalam negeri. Pembatasan pemulangan ini biasanya menyebabkan masalah bagi
manajer internasional dalam menemukan produk dan investasi yang sesuai di dalam negara
tersebut.
Perusahaan akan melakukan hal yang ekstrem untuk memulangkan blocked currency
ke luar dari negara dengan kontrol mata uang. Saat diharapkan dengan blocked currency di
bekas Uni Soviet, pepsi pernah sekali membeli seluruh kapal tanker Rusia dan mengisinya
dengan vodka, semuanya dibayar dengan blocked currency dan digunakan untuk ekspor.
Pepsi juga membeli kapal selam Soviet yang sudah tidak digunakan, membayarnya dengan
menggunakan ruble, dan menjualnya sebagai rongsokan di Barat. Di New Dehli, manajer
lokal dari sebuah perusahaan penerbangan internasional memberikan satu peti Scoth untuk
petugas pemerintah. Tidak lama setelahnya, lembaga tempat kerja petugas tersebut
mengizinkan perusahaan untuk meggunakan uang rupee yang ditahan untuk embeli 20 juta
dolar dan mengirimnya ke negara asal perusahaan. Ini adalah metode yang ekstrem untuk
menukarkan blocked currency menjadi convertible currency. Hal ini juga ilegal. Sebagian
besar manajer keuangan akan ragu untuk menerima kerentanan yang menyertai pendekatan-
pendekatan tersebut. Ada langkah-langkah legal yang tersedia untuk melndungi perusahaan
5. dari dampak merusak kontrol mata uang, seperti yang akan anda lihat pada kajian mengenai
manajemen keuangan di Bab 20.
Perpajakan
Kita telah membasa mengenai aspek legal perpajakan di bab 9. Perpajakan merupakan
salah satu kekuatan finansial yang berdampak signifikasi. Jika perrusahaan dapat
memperoleh beban pajak yang lebih rendah dibandingkan dengan pesaingnya, perusahaan
bisa menurunkan harga jual ke pelanggan atau memperoleh pendapatan yang lebih tinggi,
sehingga bisa bisa membayar gaji dan dividen dalam jumlah yang lebih besar. Pemerintah
diseluruh dunia menggunakan tiga jenis pajak untuk mendorong pendapatan: pajak
penghasilan, pajak pertambahan nilai (PPN), dan potongan pajak (withholding tax). Pajak
penghasilan adalah pajak yang dkenakan secara langsung terhadap pengasilan individu atau
perusahaan . tabel dibawah membandingkan tingkat pajak perusahaan di beberapa negara.
Pajak pertambahan nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan terhadap nilai yang
ditambahkan pada barang seiring pergerakannya melalui dari bahan mentahhinga pembelian
terakhir. Sebanarnya ini adalah pajak penjulan dengan dokumentasi pembayaran dari suatu
tahap ketahap berikutnya dalam proses produksi merupakan satu yang penting bagi
pemotongan pajak, sebab penjual mengumpulkan pajak untuk barng yang dijual dan
menerima potonganuntuk PPN. Siprus misalnya, tarif pajaknya sebesar 15 persen, sementara
di Swedia maupun Denmark tarifnya sebesar 25 persen. Tanpa mempertibangkan faktor-
faktor lainnya, dari segi PPN, pembelian bahan baku di Swedia atau Denmark akan lebih
mahal 10 persen. Aturan-aturan WTO mengizinkan negara-negara yang memungut PPN
untuk membedakan PPN terhadap pengekspor, sebuah insentif yang membuat ekspor dari
negara tersebut lebih murah dan tentunya lebih berdaya saing.
Kategori pajak ketiga adalah potngan pajak (withholding tax). Ini adalah pajak tidak
langsung yang dikenakan pada penghasilan pasif (penghasilan seperti deviden, royalti, dan
bunga) yang dibayarkan oleh perusahaan kepada bukan penduduk, orang-orang, atau
perusahaan di yurisdiksi berbeda. Negra-negara menetapkan perjanjian pajak internasional
yang mengelompokan tarif pemotongan pajak (withholding tax) pengahsilan pasif yang
beragam. Contohnya, untuk bunga, Amerika Serikat menetapkan tarif pajak 30 persen dari
penduduk negara yang tidak menandatangani perjanjian pajak. Amerika Serikat tidsk menerik
pajak dari penduduk Inggris, sementara dari penduduk Pakistan, Amerika Serikat menerik
pajak 30 persen.
6. Pada tingkat internasional, pajak merupakan sesuatu yang penting sebagai kekuatan
finansial kompleks yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan. Perusahaan-perusahaan
internasional harus memahami hukum pajak diseluruh negara tempat mereka beroperasi dan
bagaimana hukum pajak tersebut berhubungan dengan hukum pajak di negara-negara lain.
Beban pajak tambahan ini dapat menimbulkan adanya risiko keuangan, tetapi juga bisa
menjadi kesempatan untuk menabung jika memahami perencanaan pajak yang benar.
Tingkat Inflasi dan Bunga
Inflasi adalah kenaikan harga. Hal itu disebabkan oleh permintaan yang melebihi
penawaran, dan ada juga yang berpendapat inflasi adalah kenaikan pasokan uang yang
beredar. Namun, seluruh ekonomi setuju bahwa dalam ekonomi yang terinflasi terdapat
kenaikan harga. Memetakan level instansi dunia. Jepang, Uni Eropa, dan Amerika Serikat
memiliki riwayat yang baik dalam mempertahankan tingkat inflasi yang rendah selama
beberapa tahun belakangan. Banyak negara Amerika Latin memiliki masalah inflasi. Sejak
tahun 1970 hingga tahun 1990-an, inflasi terburuk di Amerika Latin terjadi di Bolivia, yakni
ketika tingkat inflasi mencapai 11,750 persen di tahun 1985. Tingkat inflasi ini jauh
melampaui Brasil yang berada di tempat kedua dengan inflasi sebesar 3,118 persen di tahun
1990. Dalam pembalikan kondisi yang dramatis, Bolivia berhasil memnagkas tingkat inflasi,
sehingga hanya tinggal 7,9 persen di tahun 1996 dan mendorongnya semakinturun ke level
4,0 persen di tahun 2007. Hal ynag sama juga terjadi di Brasil, yakni ketika inflasi akhirnya
bisa diturunkan hingga level 4,5 persen di tahun 2007. Tingkat inflasi tertinggi yang terjadi
saat ini ada di Zimbabwe yang mencapai 66.000 persen. Amerika Serikat saat ini berada
dalam periode inflasi yang relatif rendah. Pada tahun 1970-an hingga awal tahun 1980-an,
Amerika Serikat memiliki tingkat inflasi yang relatif tinggi, dengan tingkat inflasi mencapai
14 persen selama beberapa bulan.
Sebagian pengukuran inflasi menggunakan indeks harga konsumen (IHK), perubahan
harga pada kelompok barang konsumsi tertentu. OECD mengukur inflasi menggunakan
indikator yang lebih luas, deflator PDB, yang mempertimbangkan pengukuran harga dari
abrang dan jasa pertengahan, bukan hanya barang dan jasa yang ada dalam kelompok
tertentu, melainkan juga harga dari aset permodalan. Tampilan 10,5 menunjukan tingkat
inflasi di negara-negara OECD denag menggunakan pengukuran deflator PDB.
Inflasi adalah kekuatan financial di luar perusahaan yang berdampak pada perusahaan yang
terkadang harus meminjam uang, dan tingkat inflasi menentukan biaya real pinjaman di pasar
7. modal. Anda akan mengingat kembali dampak Fisher dari perusahaan kita mengenai nilai
tukar. Bahkan, di dalam sebuah negara, inflasi adalah kekhawatiran bagi manajemen. Tingkat
inflasi yang tinggi membuat perencanaan pengeluaran modal lebih berisiko. Contohnya,
manajemen mungkin mengalokasikan 1 juta dolar untuk membangun pabrik dan terpaksa
membayar lebih banyak untuk melengkapi konstruksinya akibat dampak dari inflasi. Saat
perusahaan beroperasi di beberapa negara, perusahaan memiliki beberapa eksposur risiko
mata uang yang lebih beragam, dan kompleksitas untuk menangani inflasi meningkat sebab
terdapat tingkat inflasi di negara-negara tersebut. Haruskah manajemen meningkatkan
permodalan, dan jika demikian, haruskah hal itu dilakukan melalui penerbitan saham atau
berutang? Di pasar modal yang mana? Damal mata uang apa?
Peningkatan inflasi mendorong pinjaman (utang) sebab pinjaman akan dilunasi
dengan uang yang terkena inflasi dan lebih murah. Akan tetapi, inflasi yang tinggi
mengakibatkan kenaikan suku bunga sebab bank harus menawarkan penghargaan yang lebih
besar untuk menarik penyetoran. Inflasi bisa mengurangi pinjaman sebab penyedia pinjaman
yang potensial khawatir bahwa meskipun dengan suku bunga yang tinggi, jumlah pelunasan
utang ditambah bunganya masih akan lebih rendah nilainya dibandingkan dengan jumlah
yang dipinjamkan. Bahkan jika penyedia pinjaman bisa mendapat bunga sebesar 25 persen,
jika tingkat inflasi mencapai 30 persen, si penyedia pinjaman akan kehilangan uangnya. Jadi,
terdapat kaitan antara inflasi dan suku bunga. Dan, kita telah melihat dalam pembahasan
mengenai pergerakan nilai tukar dan dampak Fiher internasional, ada kaitan antara nilai tukar
dan suku bunga. Dan, kita telah melihat dalam pembahasan mengenai pergerakan nilai tukar
dan dampak Fisher internasional, ada kaitan antara nilai tukar dan suku bunga. Jadi, inflasi
dan nilai tukar saling berkaitan. Mata uang yang terkena inflasi cenderung melemah. Pada
ekonomi yang mengalami inflasi, alih-alih meminjamkan, pemilik uang lebih memilih untuk
membeli sesuatu yang diharapkan nilainya akan meningkat, sehingga akan semakin
mendorong kenaikan inflasi. Di Brasil, selama priode inflasi terakhir, petanian akan
menimbun pasokan tanaman mereka dan tidak membawanya ke pasar. Mereka akan
menggunakan hasil pertanian tersebut untuk melakukan barter peralatan pertanian dan
mercedes impor. Penyedia pinjaman telah mulai menggunakan variabel suku bunga yang
mengalami kenaikan dan penurunan seiring dengan inflasi untuk menggeser risiko keuangan
terhadap peminjam. Pergeseran ini mengharuskan peminjam untuk lebih berhati-hati ketika
hendak meminjam. Tingkat bunga asal dan perubahan yang mungkin terjadi di masa depan
adalah berdasarkan referensi suku bunga, seperti suku bunga primer di Amerika Serikat (suku
8. bunga yang dikenakan oleh bank terhadap nasabah terbaik mereka) atau London Interbank
Offer Rate (suku bunga antar bank di LondonLIBOR).
Seperti yang ditunjukan oleh tampilan 10,6, tend janka panjang untuk suku bunga di
empat negara yang negara yang diilustrasikan telah mendekati konversi. Tend ini dapat
dijelaskan oleh integrasi pasar keuangan seiring dengan kondisi yang makin mengglobal.
Pada tabel di tampilan 10.6 tersebut ada 20 negara dengan rata-rata suku bunga sebesar 3,8
persen. Gambar yang sama pada tahun 1993 memiliki rata-rata 6,9 persen.
Setelah kita bahas pada diskusi mengenai nilai tukar, perbandingan tingkat inflasi juga
akan berdampak pada perbandingan nilai tukar (dampak Fisher internasional) karena nilai
tukar dari mata uang di negara inflasi yang tinggi melemah terhadap mata uang dari negara
dengan inflasi rendah. Manajemen biasanya akan mencoba untuk meminimalkan penggunaan
mata uang yang lemah. Jadi, tingkat inflasi yang relatif lebih tinggi cenderung menangguhkan
investasi baru.
Tingkat inflasi yang lebih tinggi mengakibatkan biaya produksi barang dan jasa di
sebuah negara menjadi meningkat sehingga barang dan jasa menjadi kalah daya saing secara
global. Afiliasi perusahaan di negara dengan inflasi tinggi menyadari bahwa penjualan ekspor
menjadi lebih sulit, sebagai mana produk lain di negara tersebut. Kondisi tersebut berpotensi
mendorong terjadinya defisit neraca pembayaran dalam neraca perdagangan, sehingga dalam
kondisi ini manajemen harus waspada terhadap perubahan kebijakan pemerintah yang
berusaha untuk mengoreksi defisit tersebut. Perubahan yang dilakukan bisa erupa kebijakan
fiskal dan moneter yang lebih ketat, kontrol mata uang, insentif ekspor, dan hambatan impor.
Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran (balance of paymentBOP) adalah catatan transaksi sebuah
negara dengan seluruh dunia. Data BOP diperlukan pebisnis internasional karena beberapa
alasa. Pertama, neraca pembayaran menujukan permintaan terhadap mata uang sebuah
negara. Jika ekspor sebuah negara lebih besar dari pada impornya, permintaan mata uang
tersebut di negara lain menjadi tinggi karena digunakan untuk membayar ekspor dari negara
tersebu. Perminaan ini akn menekan mata uang negara pengekspor yang nilai tukarnya
diharapkan akn meningkat. Sebalinya, jika impor sebuah negara lebih besar dari ekspor,
maka mata uang negara tersebut berpotensi melemah, atau jika bukan merupakan mata unag
dengan kurs mengambang, akan mengalami devaluasi. Karena diharapkan dengan defisit
9. perdagangan, pemerintah mungkin akan melakukan kontraksi kebijakan moneter atau fiskal.
Selain itu, bisa juga diperkenalkan kontrol mata uang atau perdagangan. Trend BOP juga
membantu manajer untuk memprediksi perubahan lingkungan ekonomi apa yang mungkin
terjadi di suatu negara. Prediksi ini dapat mempengaruhi pilihan strategi risiko yang diambil
di negara tertentu.
Akun BOP
Akun BOP dicatat dalam bentuk pembukuan akun ganda. Tiap transaksi merupakan
pertukaran aset dengan sisi debit dan kredit. Pembayaran ke negara lain, dana keluar,
dimasukkan sebagai debit (-), sedangkan transaksi pembayaran dari negara lain, arus dana
masuk, dicatat sebagai kredit (+).
Laporan BOP sebuah negara dibagi menjadi beberapa akun dan banyak subakun. Contoh dari
laporan transaksi berjalan dan jasa diperlihatkan pada tampilan akun-akun utama BOP d garis
bawahi
Defisit dan Surplus BOP
Transaksi berjalan dan transaksi modal di BOP disatukan menjadi transaksi total yang
seimbang karena adanya pendekatan akun ganda. Jadi, defisit pada neraca berjalan akan
selalu disertai dengan surplus yang sama di transaksi modal, begitu juga sebaliknya.
Perhatikan bagaimana ini bisa terjadi. Jika anda membeli satu peti anggur Perancis di
Amerika Serikat senilai 200 dolar, pembayaran anda akan dicatat sebagai debit di neraca
transaksi berjalan Amerika Serikat karena uang tersebut keluar dari Amerika Serikat ke
perusahaan anggur Prancis. Setelah perusahaan anggur menerima uang anda, perusahaan ini
harus melakukan suatu dengan pembayaran tersebut. Jika bendahara perusahaan anggur
tersebut memutuskan untuk mendepositokan pembayaran anda dalam akun dolar di bank
Amerika Serikat, jumlah tersebut akan muncul sebagai kredit di transaksi modal Amerika
Serikat jika perusahaan anggur menukar pembeyaran dolar anda dengan euro, maka bank
bank yang menerima uang dolar tersebut harus membuat keputusan mengenai bagaimana
membelanjakan atau menginvestasikan dolar tersebut. Cepat atau lambat, dolar ini akan
muncul sebagai kredit di akun Amerika Serikat.
Berkebalikan dengan keyakinan secara umum, defisit transakssi berjalan tidak selalu
menjadi tanda bahwa kondisi ekonomi negara tersebut memburuk. Apa yang sebenarnya
dinyatakan adalah bahwa negara tersebut mengimpor modal. Hal ini bukanlah suatu hal yang
10. tidak natural atau berbahaya dibandingkan impor anggur atau keju. Defisit ini merupakan
respons terhadap kondsi dinegara tersebut. Kondisi-kondisi ini bisa berupa inflasi berlebihan,
produktivitas rendah, atau tabungan yang tidak mencukupi. Dalam kasus di Amerika Serikat,
defisit berjalan dapat terjadi karena investasi di Amerika Serikat sangat aman dan
menguntungkan. Apabila ada masalah, hal tersebut merupakan kondisi mendasar dan pada
hakikatnya bukan merupakan defisit. Negara-negara dengan tingkat harga yang relatif tinggi,
produk nasional bruto, suku bunga, dan nilai tukar, termasuk juga hambatan impor yang
relatif rendah dan kesempatan investasi yang menarik adalah hal-hal yang memungkinkan
terjadinya defisit transaksi modal dibandingkan dengan negara-negara lain.
Saat ini Amerika Serikat memiliki defisit yang signifikan dalam transaksi berjalan,
akan tetapi nampaknya mulai mengalami kecenderugan turun menjadi 738,6 miliar dolar di
tahun 2007 dari 811,5 miliar dolar ditahun 2006. Impor barang penduduk di Amerika Serikat
lebih besar dibandingkan ekspornya, tetapi ekspor jasanya lebih besar dibandingkan
impornya. Surplus juga terjadi dalam neraca modal Amerika Serikat. Dolar-dolar yang
meninggalkan Amerika Serikat untuk membayar barang-barang impir kembali Amerika
Serikat dalam bentuk investasi asing (misalnya, obligasi pemerintah dan investasi properti di
kota New York). Jadi, ingatlah bahwa defisit atau surplus pada transaksi berjalan tidak bisa
dijelaskan atau dievaluasi tanpa memeriksa surplus dan defisit dalam jumlah yang sama di
dalam transaksi modal secara bersamaan.
Saat negara transaksi berjalan Amerika Serikat bergeser dari surplus 8 miliar dolar di
tahun 1981 menjadi defisit sebasar 174 miliar dolar ditahun 1987, muncul banyak
kekhawatiran. Pergeseran ini dinyatakan sebagai akibat dari pengangguran di Amerika
Serikat. Ekonom Harbert Stein menyatakan bahwa,”Antara tahun 1981 dan tahun 1987,
jumlah tenaga kerja mengalami kenaikan sebesar 12 juta orang, dan jumlah tenaga kerja
sebagai persentase populasi mengalami kenaikan dari 60 persen menjadi 62,5 persen”.
Sebagaiman yang diharapkan, transaksi modal menunjukan surplus paralel, yang
diinterprestasikan sebagai suatu bahaya bagi negara. Kemudian, timbul ketakutan bahwa
Amerika Serikat akan mulai dimiliki orang-orang asing. Khususnya, investasi arab Arab
dalam pertanian komersial dan invetasi real estate piala Jepang seperti Rockefeller Center
(sekarang dimiliki oleh keluarga asal Chicago dan pengembangan real estate New York)
membuat khawatir banyak orang Amerika. Akhirnya, hal tersebut malah meningkatkan
modal saham di dalam negeri.
11. Dalam kajian mengenai sistem moneter dan kekuatan finansial,kita membahas sekilas
tiga pengaturan mata uang: emas, sistem Bretton Woods (yang merupakan modifikasi sistem
nilai tukar tetap), dan sistem mengambang. Kita juga telah melihat sistem moneter yang
sedang berjalan dan bank For Internasional Settlements. Lalu kita mengkaji kekuatan-
kekuatan finansial utama yang harus ditangani oleh perusahaan: fluktuasi niali mata uang,
kontrol nilai tukarmata uang, perpajakan dan tingkat inflasi serta suku bunga. Pada bagian
akhir, kita mengkaji mengenai neraca pembayaran dan signifikansinya terhadap manajer
internasional.