Dokumen tersebut membahas tentang ayat Al-Hujurat 12 dan beberapa konsep yang terkait, seperti mujahadah nafs, ukhuwah, dan khusnuzon. Mujahadah nafs dijelaskan sebagai perang melawan hawa nafsu, ukhuwah sebagai persaudaraan antar umat Islam, dan khusnuzon sebagai sikap berprasangka baik. Beberapa pendapat ulama juga dikutip yang menjelaskan pentingnya mujahadah,
5. Arti Surah Al Hujurat Ayat 12
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
dari prasangka. Sesungguhnya sebagian dari prasangka itu
adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan
orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing
sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi
Maha Penyayang."
(Q.S. Al-Hujurat [49]: 12)
6. Pengertian
Mujahadah
Arti Mujahadah, menurut bahasa ialah
perang, menurut aturan Syara’ ialah memerangi
nafsu amarah dan memberi baban kepadanya,
menurut istilah ahli hakikat adalah untuk
melakukan sesuatu yang berat baginya yang
sesuai dengan aturan syara’ (agama).
7. Pengertian Nafs
Nafs berasal dari bahasa arab النفس ), ) merupakan satu kata yang
memiliki banyak makna (lafzh al-Musytaraq) dan dipahami sesuai dengan
penggunaanya. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, nafs (nafsu) juga
dipahami dorongan hati yang kuat untuk berbuat kurang baik. Nafs dalam
diri manusia memiliki berbagai fungsi, antara lain untuk membuat gagasan,
berfikir dan merenung, yang pada akhirnya menghasilkan keputusan apa
yang harus diperbuat.
9. Nafsu Ammarah Bissu’
Nafsu Ammarah Bissu’ selalu
melepaskan diri dari tantangan dan
tidak mau menentang, bahkan patuh
tunduk saja kepada nafsu syahwat dan
panggilan syaitan.
10. Nafsu Lawwamah
Nafsu ini belum sempurna ketenangannya
karena selalu menentang atau melawan
kejahatan tetapi suatu saat teledor dan lalai
berbakti kepada Allah, sehingga dicela dan
disesalinya.
11. Nafsu Muthmainnah
Nafsu ini tenang pada saat jauh dari kegoncangan
yang di sebabkan oleh bermacam-macam tantangan
dan dari bisikan syaitan. Di katakan juga jiwa yang
tenang, yaitu jiwa yang telah menerima pencerahan,
ketenangan dan kedamaian, sebab telah terlepas dari
pengaruh hawa nafsu materi, hewani, dan
kemakhlukan.
12. Definisi Ukhuwah
Secara Bahasa Ukhuwah Islamiyah berarti
Persaudaraan Islam. Adapun secara istilah
ukhuwah islamiyah adalah kekuatan iman dan
spiritual yang dikaruniakan Allaah kepada
hamba-Nya yang beriman dan bertakwa yang
menumbuhkan perasaan kasih sayang,
persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling
percaya terhadap saudara seakidah. Dengan
berukhuwah akan timbul sikap saling
menolong,saling pengertian dan tidak
menzhalimi harta maupun kehormatan orang
lain yang semua itu muncul karena Allaah
semata.
13. Husnudzon
Husnudzon adalah “sikap atau keadaan jiwa yang berprasangka
baik”. Rasulullah saw menekankan agar kita umatnya agar selalu
berprasangka baik pada siapapun. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.
Bahwa :
Dari Abu Hurairah RA, ia katakan Rasulullah SAW bersabda,
“Jauhilah kalian dari buruk sangka, karena buruk sangka itu
sedusta-dusta perkataan (hati). Janganlah kalian mencari-cari
berita keburukan orang lain, janganlah kalian mencari-cari
kesalahan orang lain, janganlah kalian bersaing yang
tidak sehat, janganlah kalian saling mendengki, janganlah
kalian saling membenci, janganlah kalian saling
membelakangi. Dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang
bersaudara”.
(HR. Muslim)
14. 1) Husnuzan terhadap Allah SWT
a) Syukur
b) Ibadah
c) Dzikir
d) Berdoa
e) Tawadu
f) Tawakal
2) Husnuzan terhadap Diri Sendiri
a) Percaya Diri
b) Gigih
c) Sabar
d) Tawadu
3) Husnuzan terhadap Sesama Manusia
a) Saling mengormati
b) Berbuat baik tehadap sesama
c) Generasi tua menyayangi generasi muda
d) Saling tolong-menolong dalam kebajikan
16. 09/11/14
Mujahadah
• “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan
Allah) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada
mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al-
Ankabut: 69).
• Abu Nadhrah telah meriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri
RA, suatu hari, Rasulullah SAW ditanya tentang jihad yang
paling utama, Beliau bersabda, “Menyampaikan kalimat yang
benar kepada raja yang zhalim.” Mendengar sabda
Rasulullah SAW, berlinanglah air mata Abu Said RA. Abu Ali
Daqaq berkata,”Barangsiapa menghiasi lahirnya dengan
mujahadah, Allah SWT akan mempercantik hatinya dengan
musyahadah.”
17. • Abu Utsman Al-Maghribi berkata,”Barangsiapa mengira telah melihat
sesuatu atau ada sesuatu yang telah dibukakan baginya jalan ini,
sedangkan dia tidak pernah bermujahadah. Sungguh, dia telah keliru.”
• Abu Ali Ad-Daqad berkata, “Barangsiapa dipermulaan perjalanannya
tidak mau berdiri, maka di akhir perjalanannya tidak akan bisa duduk.”
Dia juga mengatakan, “Bergerak membawa berkah. Karena itu, gerakan
pada lahir membawa berkah bagi hati.”
• Ibrahim Al-Khawash berkata, “Tidak ada sesuatu yang menyusahkanku
kecuali aku akan mengendarainya.” Dia juga mengatakan, “Muhammad
bin Fadhal telah berkata kepadaku, ‘Kedamaian adalah bersih dari angan-angan
09/11/14
dan nafsu’”.
• An-Nashrabazi berkata, “Nafsumu telah memenjarakanmu. Jika keluar
darinya, kamu akan menemukan kedamaian abadi”.Allah SWT telah
berfirman, “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan
Allah) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan
Kami.” Barang siapa yang tidak mau bermujahadah di permulaannya,
maka dia tidak akan pernah menemui sesuatu pada jalan itu.
18. 09/11/14
Nafs
PENGERTIAN AL-NAFS MENURUT
AL-GHAZALI
• Nafs dalam khasanah Islam memiliki
banyak pengertian. Nafs dapat
berarti jiwa (Soul, Psyche), nyawa
dan lain-lain. Semua potensi yang
terdapat pada nafs bersifat potensial,
tetapi dapat aktual jika manusia
mengupayakan. Setiap komponen
yang ada memiliki daya-daya laten
yang dapat menggerakkan tingkah
laku manusia. Aktualisasi nafs
membentuk kepribadian, yang
perkembangannya dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal.[1]
( Imam Al-Ghazali )
19. • Banyak ilmuwan Islam mencoba mengungkap rahasia
tentang nafs, salah satunya al-Ghazali sang Hujjatul Islam
dalam salah satu kitab karangannya Ihya Ulum al-Din.
• Pengertian nafs yang pertama menurut Al Ghazali adalah
yang menggabungkan kekuatan marah dan nafsu syahwat
pada manusia.[2] Istilah nafs yang pertama ini menurut ahli
tasawuf adalah nafsu, yang merupakan pokok yang
menghimpun sifat-sifat tercela dari manusia, sehingga
mereka mengatakan bahwa kita harus melawan nafsu (hawa
nafsu) dan memecahkannya.[3]
09/11/14
20. 09/11/14
Ukhuwah
• Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
rahimahullah, dalam al-Ushûlus-Sittah,
pada pokok yang kedua,[1] mengatakan:
"Allah Azza wa Jalla memerintahkan agar
(umat Islam) bersatu di dalam agama dan
melarang berpecah belah di dalamnya. Allah
Azza wa Jalla telah menjelaskan hal ini
dengan penjelasan yang sangat terang dan
mudah dipahami oleh orang-orang awam.
Allah Azza wa Jalla melarang kita menjadi
seperti orang-orang sebelum kita yang
berpecah belah dan berselisih dalam urusan
agama hingga mereka hancur karenanya."
( Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahab rahimahullah )
21. • Imam ath-Thabariy dalam
tafsirnya mengatakan [3] : "Yang
diinginkan oleh Allah Azza wa
Jalla dengan ayat ini ialah:
Berpeganglah kalian pada agama
dan ketetapan Allah Azza wa Jalla
yang dengan agama serta
ketetapan itu Allah Azza wa Jalla
telah memerintahkan agar kalian
bersatu padu dalam satu
kalimatul haq (kebenaran) dan
menyerah pada perintah Allah
Azza wa Jalla ".
09/11/14
( Imam Ath-
Thabariy )
22. 09/11/14
Khusnuzon
• Dari Abu Hurairah RA, ia katakan Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah kalian dari buruk
sangka, karena buruk sangka itu sedusta-dusta perkataan (hati). Janganlah kalian
mencari-cari berita keburukan orang lain, janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang
lain, janganlah kalian bersaing yang tidak sehat, janganlah kalian saling mendengki,
janganlah kalian saling membenci, janganlah kalian saling membelakangi. Dan jadilah
kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara”. (HR. Muslim)
• Untuk itu"Apabila kamu bertemu dengan seseorang, maka lihatlah kelebihan yang ada
padanya. Dan engkau katakanlah kepada dirimu sendiri,”Mudah-mudahan jadilah dia di
sisi Allah lebih baik daripada aku dan semoga Allah mengangkat derajatnya.”
• Sekiranya dia adalah orang yang lebih muda daripada engkau, katakanlah,” Dia belum
durhaka kepada Allah. Maka tidak ragu lagi dia lebih baik daripada aku.”
• Sekiranya dia adalah seorang yang lebih tua daripada engkau, maka katakanlah,” Dia
adalah orang yang lebih dahulu menyembah dan berbakti kepada Allah daripada aku.”
• Sekiranya dia adalah orang alim,maka katakanlah,” Dia telah diberikan oleh Allah apa
yang aku tidak peroleh dan dia mengetahui apa yang aku tidak tahu.”
23. • Sekiranya dia adalah seorang yang jahil, maka katakanlah,”
Dia adalah orang yang durhaka kepada Allah karena
kejahilannya. Sedangkan aku durhaka kepada Allah dalam
keadaan aku mengetahui bagaimanakah kesudahanku dan
kesudahannya. “
• Sekiranya dia adalah seorang yang kafir, maka katakanlah,”
Aku tidak tahu, mungkin akhirnya dia memeluk Islam dan
mati dalam keadaan Husnul Khatimah dan mungkin aku
jadi kafir dan mati dalam keadaan Suul Khatimah.”
09/11/14