SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
FEBRUARI 2014/RABIUL AWWAL 1435 11
TIM PENULIS: Mahladi (Pemimpin Redaksi Kelompok Media Hidayatullah),
Hamim Thohari (Ketua Dewan Syura Hidayatullah), Deka Kurniawan (Redak-
tur Suara Hidayatullah), Sholih Hasyim (Pengurus Pimpinan Pusat Hidayatullah).
­Penanggungjawab rubrik: Deka Kurniawan. Fotografer: Muh. Abdus Syakur
Cabang iman ke-22
S
ebuah media pernah melansir hasil
riset tentang dampak meningkatnya
kemacetan di daerah Jakarta dan
sekitarnya. Ternyata, kemacetan
membuat masyarakat mudah
tersinggung, gampang marah, dan stres.
	 Ini sekadar satu saja dari sekian banyak
pemicu lahirnya manusia-manusia pemarah di
negeri ini. Penyebab lain, keadaan ekonomi yang
kian sulit, meningkatnya angka kriminalitas dan
kekerasan, serta persaingan kerja yang amat
tinggi.
	 Dengan kondisi seperti itu rasanya sulit bagi
kita hidup di kota yang hiruk pikuk ini tanpa
marah. Wajar pula bila Allah memuji siapa
saja yang berhasil melewati semua keruwetan
hidup tersebut tanpa marah. Rasulullah
mengabarkan pujian Allah ini dalam Hadits di
atas.
	 Pujian dari Allah seharusnya amat
membahagiakan manusia. Pujian dari sesama
manusia saja kerap membuat lupa diri.
Bayangkanlah bagaimana perasaan kita jika saat
ini Kepala Negara memuji kita? Bagaimana pula
rasanya bila orang yang kita sayangi memuji kita?
Betapa berbunga-bunganya hati kita.
	 Pujian dari Sang Maha Pencipta seharusnya
membuat kita lebih berbunga-bunga. Tapi
mengapa kita tak pernah berusaha mendapatkan
pujian itu dengan sekuat kemampuan untuk
menaham amarah? Ini semua terpulang kepada
seberapa besar iman kita.
	 Wallahu a’lam.
KAJIAN UTAMA
Tahan
Amarahmu
Maka Allah
Memujimu
“Barangsiapa menahan amarahnya
padahal dia mampu melampiaskannya
maka Allah akan membanggakannya
pada hari kiamat di hadapan semua
manusia.” (Riwayat Abu Dawud,
Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Rasulullah bersabda, “Iman
itu ada 70 cabang ­lebih atau
60 cabang lebih. Yang ­paling
utama adalah ucapan la
ilaha illallah, dan yang pa­
ling rendah adalah menying­
kirkan rintangan (kotoran)
dari tengah jalan, sedang
rasa malu itu (juga) salah
satu cabang dari iman”.
(Riwayat Muslim)
Iman, dengan 70 cabangnya,
adalah pondasi dari bangu­
nan peradaban Islam.  Suara
Hida­yatullah akan me­ngupas
cabang-cabang iman ini
untuk ­mengantarkan kita
kepada cita-cita tegaknya
kembali peradabaN MADINAH!
11
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com12
M
arah dalam bahasa Arab disebut al-
ghadhab, kebalikan dari kata ar-
ridha (kerelaan). Jika ditelusuri dari
akar katanya, istilah ini merupakan
bentukan dari kata kerja ghadhiba –
yaghdhabu – ghadhban.
	 Dalam surat al-Fatihah, kata ghadhab digunakan
dengan ungkapan lain, yakni ghairil maghdhubi ‘alaihim
(bukan orang-orang yang dimurkai), dan ditujukan bagi
orang-orang Yahudi.
	 Ibnu Qudamah mendefinisikan bahwa pada hakekat­
nya al-ghadhab atau kemarahan adalah darah di dalam
hati yang mendidih karena mencari pelampiasan. Ketika
seseorang marah, maka api amarahnya berkobar dan
membuat darah di hatinya mendidih, lalu menyebar ke
seluruh nadi dan naik ke seluruh badan, sebagaimana air
yang naik ketika mendidih.
	 Karena itu, orang yang sedang marah, wajah, mata, dan
rautmukanyaterlihatmemerah.Semuaitumencerminkan
merah darah yang tersembunyi di baliknya, seperti kaca
bening yang memperlihatkan apa yang ada di baliknya.
Darah mulai turun jika amarahnya tumpah kepada orang
lain dan diapun merasa tenang kembali.
Marah = Dosa
	 Al-Qur`an menggunakan kata al-ghadhab sebagai
suatu dosa, kecuali mereka yang segera mengikuti
kemarahannya dengan pemberian maaf. Allah
berfirman:
^_`abcdef
g
	 Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa
besar dan perbuatan keji, dan apabila mereka marah
mereka memberi maaf. (Asy-Syura [42]: 37)
	 Kemarahan secara umum adalah perbuatan yang
tercela dan hina, karena ia datang dari setan, makhluk
yang diciptakan dari api.
	 Sifat api itu panas membara, membakar, menyala,
bergerak-gerak, dan meliuk-liuk. Itulah karakter setan
yang bahan bakunya api.
	Allah menyebutkan hal ini dalam al-Qur`an:
-./012
	... Engkau ciptakan saya dari api sedang Engkau
ciptakan dia dari tanah. (Al-A’raf [7]: 12)
	 Sementara manusia telah dilebihkan oleh Allah
dengan bahan baku tanah. Tanah bersifat diam dan
tenang. Karena itu, meskipun marah merupakan bagian
dari sifat manusia, tapi pemicunya adalah setan. Itulah
sebabnya para ulama banyak mewanti-wanti kita untuk
tidak memperturutkan marah.
	 Ibnu Qudamah meriwayatkan bahwa Dzulqarnain
pernah bertemu dengan malaikat, lalu dia berkata,
“Ajarilah aku suatu ilmu yang dapat menambah iman dan
keyakinanku!”
	 Malaikat itu menjawab, “Janganlah engkau suka
marah, karena setan itu lebih mudah menguasai diri anak
Adam tatkala sedang marah. Usirlah amarah dengan
menahan diri dan dinginkanlah ia secara pelan-pelan.
Janganlah engkau tergesa-gesa, sebab jika engkau tergesa-
gesa, tentu engkau akan salah menempatkan diri. Jadilah
engkau orang yang luwes dan lemah lembut kepada
orang yang dekat dan kepada orang yang jauh, dan jangan
menjadi orang yang keras lagi suka membangkang.”
Buruk dan Membahayakan
	 Karena berasal dari setan, maka marah pada dasarnya
kajian utama
Hati-hati, Marah Membawa Petaka!
FEBRUARI 2014/RABIUL AWWAL 1435 13
mengerjakan perbuatan itu. (Al-Maidah [5]: 91)
	 Setan tak pernah putus asa menghasut manusia,
menyulut permusuhan, dan mengobarkan api pertikaian.
Setan menyebarkan racun ke dalam jiwa manusia sehingga
kejernihan berfikirnya terkontaminasi dan kecerdasan
akalnya tumpul.
	 Seperti racun, ia menyebar dan mengalir melalui
aliran darah. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya
setan merasuki keturunan Adam seperti aliran darah.”
(Riwayat Bukhari dan Muslim)
Bahaya Lisan Pemarah
	 Orang yang sedang marah seringkali tidak mampu
mengendalikan diri. Salah satu organ tubuh yang paling
mudah hilang kendali adalah lisan.
	 Orang yang marah lisannya mudah melontarkan
ucapan yang diharamkan syariat, mulai dari menghina,
mencela, melempar tuduhan yang keji, dan melaknat.
	 Orang yang sedang marah seringkali tidak bisa
mengontrol sumpahnya. Kadang mereka bersumpah
atas nama selain Allah , bersumpah terhadap sesuatu
yang tidak mungkin terlaksana, dan bersumpah terhadap
sesuatu yang dilarang agama.
	 Di sisi lain, seluruh perkataan dan ucapan manusia
menjadisahdanharusdipertangungjawabkankendatidalam
keadaan marah. Jika seorang suami menceraikan isterinya,
sekalipun dalam keadaan marah, maka cerainya menjadi sah.
	 Begitu pula orangtua yang mendoakan kejelekan bagi
anaknya, hartanya, bahkan dirinya sendiri, bertepatan
dengan waktu-waktu dan momentum dikabulkannya doa,
maka doanya pun akan terkabul. Na’udzubillah!
	 Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan Muslim
dari Imran bin Husein, diceritakan bahwa pada sebuah
peperangan di Buwath, ada seorang laki-laki Anshar
yang melaknat unta yang ditungganginya sendiri karena
unta itu berjalan lamban. “Berjalanlah, semoga Allah me­
laknatmu,” katanya.
	 Mendengar ucapan tersebut Rasulullah bertanya,
“Siapa yang melaknat untanya?”
	 Laki-laki itu menjawab, “Saya, ya Rasulullah”.
	 Beliau bersabda lagi, “Turunlah kamu dari unta itu.
Kamu jangan menyertai kami dengan sesuatu yang
dilaknat. Kalian jangan mendoakan kejelekan bagi diri
kalian. Kalian jangan mendoakan kejelekan bagi anak-
anak kalian. Kalian jangan mendoakan kejelekan bagi
harta kalian. Tidaklah kalian berada di suatu waktu, jika
di waktu tersebut permintaan diajukan, melainkan Allah
mengabulkannya bagi kalian.”
	 Berhati-hatilah terhadap segala yang keluar dari lisan,
meskipun terucap dalam keadaan penuh kesadaran,
setengah sadar, atau dalam keadaan dikuasai emosi.
Kendalikan ucapan yang mengundang bahaya bagi diri
maupun orang lain.
	 Wallahu a’lamu bis Shawab.
merupakan sifat yang buruk, akhlak yang rendah, virus
yang mematikan, dan penyakit yang berbahaya. Kecuali
kemarahan yang disebabkan oleh sesuatu yang benar dan
dilakukan secara benar serta terkendali. Kemarahan se­
perti ini tentu ada sisi baiknya.
	 Sebagian manusia ada yang lambat marahnya dan
cepat padam kembali. Sebagian lagi ada yang
cepat marah dan cepat reda kembali. Namun
ada pula sebagian yang cepat marah dan
lambat mereda.
	 Baik yang pertama, kedua, dan ketiga
sama-sama tercela. Yang terbaik adalah mereka
yang mampu mengendalikan diri, menahan
amarahnya, dan bahkan suka memaafkan
orang lain.
	 Sifat mudah marah merupakan
perbuatan tercela dan sangat membahayakan
bagi orang lain dan bagi diri sendiri.
Kemarahan yang cepat dan meledak-ledak
harus dihindari, karena perangai itu tidak
membawa keberuntungan apapun kecuali
penyesalan, perpecahan, rusaknya hubungan
persaudaraan, putusnya tali silaturahim dan
persahabatan.
	 Kekeluargaan, persahabatan, dan
kekerabatan yang dibangun bertahun-
tahun bisa rusak dalam sekejap dengan
masuknya setan melalui kemarahan. Allah
mengingatkan dalam firman-Nya:
PQRSTUVWXYZ[
]^_`a
	 Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, “Hendak­
lah mereka mengucapkan perbuatan yang lebih baik.
Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di
antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh
yang nyata bagi menusia. (Al-Israa [17]: 53)
	 Kemarahan yang dahsyat juga bisa menimbulkan rasa
dengki, hasut, kesombongan. Di sinilah pintu masuknya
setan.Lewatmarah,peluangsetanmasuk,mempengaruhi,
bahkan mengendalikan nafsu manusia, menjadi terbuka
lebar. Inilah momen yang ditunggu-tunggu setan. Ia
sangat senang jika manusia dibakar amarah.
	 Tentang besarnya pengaruh setan ini, Allah kembali
menegaskan dalam firman-Nya:
123456789:
;<=>?@ABCDE
	 Sesungguhnya setan itu bermaksud menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran
khamar dan berjudi, dan menghalangi kamu dari
mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu dari
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com14
	 “Barangsiapa yang mampu mengendalikan dirinya
ketika itu, maka sungguh dia telah (mampu) mengalahkan
musuhnya yang paling kuat dan paling berbahaya (hawa
nafsunya),” jelas imam al-Munawi.
	Rasulullah juga bersabda dalam sebuah Hadits
bahwa mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah dari
pada orang mukmin yang lemah. Makna kekuatan dalam
Hadits ini ditujukan kepada keimanan dan kemampuan
menundukkan hawa nafsu. Bukan karena kekayaan yang
dimiliki, kekuasaan yang digenggam, atau ilmu yang
diraih.
	 Dalam Hadits lain, Rasulullah bersabda, “Barang-
siapa yang menahan kemarahannya padahal dia mampu
untuk melampiaskannya maka Allah Ta’ala akan memang­
gilnya (membanggakannya) pada hari kiamat di hadapan
semua manusia sampai (kemudian) Allah membiarkannya
memilih bidadari bermata jeli yang disukainya”. (Riwayat
Abu Dawud No. 4777; Tirmidzi No. 2021; Ibnu Majah No.
4186; dan Ahmad, 3/440)
	 Imam Ath-Thiibi berkata, “(Perbuatan) menahan ama-
rah dipuji karena menahan amarah berarti menundukkan
nafsu yang selalu menyuruh kepada keburukan.”
	 Adapun kalimat, “…padahal dia mampu untuk melam-
piaskannya…” menunjukkan bahwa menahan kemarahan
yang terpuji dalam Islam adalah ketika seseorang mampu
melampiaskan kemarahannya tapi dia memilih untuk
menahannya karena Allah .
	 Jika motivasi seseorang yang tidak melampiaskan ke-
marahannya karena selain Allah , misalnya karena takut
kepada orang yang memarahinya atau karena kelemahan-
nya, maka ini tak akan mendatangkan pahala kepadanya.
Membawa Kebaikan
	 Seorang mukmin yang terbiasa mengendalikan hawa
nafsunya, maka dalam semua keadaan dia selalu dapat
berkata dan bertindak dengan benar. Sebab, ucapan dan
perbuatannya tidak dipengaruhi oleh hawa nafsunya.
	 Inilah arti sikap adil yang dipuji juga oleh Allah
sebagai sikap yang lebih dekat dengan ketakwaan. Allah
SWT berfirman:
¢£¤¥¦§¨©ª«
¬®¯
	 Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap
sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
M
arah itu manusiawi. Ia amat berhubung­
an dengan keadaan manusia yang
cenderung menurutkan hawa nafsu dan
enggan melawannya.
Rasulullah pun pernah marah.
Dalam sebuah Hadits beliau bersabda, “Aku ini hanya
manusia biasa. Aku bisa senang sebagaimana manusia
senang, dan aku bisa marah sebagaimana manusia marah.”
(Riwayat Muslim No. 2603)
	 Walaupun marah merupakan naluri manusiawi,
namun Allah lewat Rasul-Nya memerintahkan manu-
sia untuk menahannya. Ini berarti amarah akan membawa
keburukan bagi manusia.
Dipuji Allah
	 Adapun hamba-hamba Allah yang bertakwa tentu
saja telah terlatih untuk melawan hawa nafsu. Mereka
ingin meraih ridha Allah dengan mengelola dan
meredam kemarahannya. Allah memuji mereka dalam
firman-Nya:
./01234
56789:;
	 Orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang
menafkahkan (harta mereka) baik di waktu lapang mau-
pun sempit, dan orang-orang yang (mampu) menahan
amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain.
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Ali
‘Imran [3]: 134)
	 Dijelaskan dalam kitab Taisiirul Kariimir Rahmaan
bahwa jika ada orang yang disakiti sehingga muncullah
kemarahan dalam dirinya, namun ia tidak melakukan
sesuatu yang diinginkan watak manusiawinya, serta tidak
membalas perlakuan orang yang menyakitinya, maka ia
termasuk orang yang dipuji Rasulullah .
	 Dalam sebuah Hadits shahih, Rasulullah berpesan,
“Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya) dengan (selalu
mengalahkan lawannya dalam) pergulatan (perkelahian),
tetapi tidak lain orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang
mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (Riwayat
Bukhari no. 5763; dan Muslim no. 2609)
	 Menurut imam al-Munawi, orang kuat dalam Hadits
ini bermakna orang yang mampu menahan emosinya
ketika kemarahannya sedang bergejolak serta dia mampu
melawan dan menundukkan hawa nafsunya.
Menjadi Kuat dengan Menahan Amarah
kajian utama
FEBRUARI 2014/RABIUL AWWAL 1435 15
menahan kemarahannya.
Marah yang Terpuji
	 Marah yang terpuji adalah marah yang bisa diken-
dalikan oleh pelakunya secara santun. Marah yang ter-
puji juga bersumber dari Allah , seperti marah terhadap
musuh-musuh-Nya dari golongan Yahudi, orang-orang
kafir dan munafik.
	 Ummul mukminin ‘Aisyah RA berkata, “Rasulullah
tidak pernah marah karena (urusan) diri pribadi be-
liau, kecuali jika dilanggar batasan syariat Allah , maka
beliau akan marah dengan pelanggaran tersebut karena
Allah .” (Riwayat Bukhari No. 3367; dan Muslim nomor
2327)
	 ‘Aisyah juga berkata, “Sungguh akhlak Rasulullah
adalah al-Qur’an.” Dalam riwayat lain ada tambahan, “…
Beliau marah/benci terhadap apa yang dibenci dalam al-
Qur’an dan ridha dengan apa yang dipuji dalam al-Qur’an.”
(Thabarani dalam al-Mu’jamul ausath No. 72).
	 Imam Ibnu Rajab al-Hambali berkata, “Wajib bagi
seorang mukmin untuk menjadikan keinginan nafsunya
terbatas pada apa yang dihalalkan oleh Allah baginya,
yang ini bisa termasuk niat baik yang akan mendapat
ganjaran pahala. Dan wajib baginya untuk menjadikan
kemarahannya dalam rangka menolak gangguan dalam
agama yang dirasakan oleh dirinya atau orang lain, serta
dalam rangka menghukum/mencela orang-orang yang
menentang Allah dan rasul-Nya.”
	 Wallahu a’lamu bis Shawab.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.
(al-Maaidah [5]: 8)
	 Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menukil ucapan se-
orang ulama salaf yang menafsirkan sikap adil dalam ayat
ini. Beliau berkata, “Orang yang adil adalah orang yang
ketika dia marah maka kemarahannya tidak menjerumus-
kannya ke dalam kesalahan. Dan ketika dia senang maka
kesenangannya tidak membuat dia menyimpang dari
kebenaran.”
	 Pernah suatu ketika ada seorang Sahabat datang ke-
pada Rasulullah untuk meminta nasehat yang ringkas
dan menghimpun semua sifat baik. Lalu Rasulullah
menasehatinya untuk selalu menahan marah.
	 Tapi Sahabat itu masih penasaran dan mengulang per-
mintaan nasehatnya berkali-kali. Rasulullah lagi-lagi mem-
berikan jawaban yang sama, “Janganlah engkau marah!”
	 Itu semua menunjukkan bahwa melampiaskan ke-
marahan adalah sumber segala keburukan dan menahan-
nya adalah penghimpun segala kebaikan.
	 Demikian pula Imam Ahmad bin Hambal dan Imam
Ishak bin Rahuyah, ketika menjelaskan makna akhlak
yang baik, mereka berdua mengatakan, “(Yaitu) mening-
galkan (menahan) kemarahan.”
	 Larangan Rasulullah dalam Hadits di atas (jangan
marah), berarti perintah untuk melakukan sebab yang
akan melahirkan akhlak yang baik yaitu: sifat lemah
lembut, dermawan, malu, merendahkan diri, sabar, tidak
menyakiti orang lain, memaafkan, ramah dan sifat-sifat
baik lainnya yang akan muncul ketika seseorang berusaha
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com16
R
asulullah , sebagaimana dikutip dalam
tulisan sebelumnya, bersabda bahwa orang
yang kuat bukanlah orang yang selalu
mengalahkan lawannya dalam perkelahian,
melainkan orang yang mampu mengendalikan
dirinya ketika marah.
	 Lalu bagaimana mewujudkan pribadi yang kuat
sebagaimana disebutkan dalam Hadits yang diriwayatkan
oleh Bukhari dan Muslim ini? Berikut kiat-kiatnya:
1. 	Berlindung kepada Allah dari godaan setan
yang terlaknat.
	 Sulaiman bin Shard menceritakan bahwa pada suatu
hari ia duduk bersama Rasulullah . Di hadapan mereka
ada dua orang yang saling mencela. Salah satu dari kedua
orang tersebut telah memerah wajahnya dan sudah tegang
urat lehernya.
	Rasulullah kemudian berkata, “Aku mengetahui
satu kalimat yang seandainya dia ucapkan niscaya akan
hilanglah gejolak yang ada pada dirinya. Jika ia membaca,
‘Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk,’
niscaya hilanglah amarahnya.” (Riwayat Bukhari dan
Muslim)
2. 	 Diam, jangan berbicara!
	Rasulullah bersabda, “Apabila salah seorang di
antara kalian marah maka hendaklah dia diam.” (Riwayat
Imam Ahmad)
kajian utama
Kiat Meredam Amarah
3. 	 Duduk dan berbaringlah
	 Jika Anda sedang marah, maka duduklah. Jika gejolak
emosi itu masih terasa maka berbaringlah. Lalu, jangan
biarkan seluruh anggota tubuh bergerak kecuali mata.
	Rasulullah bersabda, “Apabila salah seorang
diantara kalian marah sedangkan dia berdiri maka
hendaklah dia duduk, agar kemarahannya hilang, apabila
masih belum mereda maka hendaklah dia berbaring,”
(Riwayat Abu Daud)
4. 	 Berwudhu.
	Rasulullah bersabda, “Marah itu adalah bara api
maka padamkanlah dia dengan berwudlu,” (Riwayat Al
Baihaqi).
5. 	Laksanakanlah shalat.
	 Perintah shalat untuk meredam amarah ini dijelaskan
dalam sebuah atsar, “Penghapus setiap perselisihan
adalah dua rakaat (shalat sunnah.” (silsilah Hadits
Shahihah)
6. 	 Menjaga wasiat Rasulullah .
	 Abu Hurairah meriwayatkan bahwa pada suatu hari
seorang lelaki meminta wasiat kepada Nabi . Nabi
berkata, “Janganlah marah!” .
	 Beliau kemudian mengulangi wasiat itu berkali-kali
dengan mengatakan, “Janganlah marah!”
FEBRUARI 2014/RABIUL AWWAL 1435 17
9. 	 Memaafkan.
	Allah berfirman:
EFGHIJK
	 Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang
mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada
orang-orang yang bodoh. (Al-A’raf [7]: 199)
	Rasulullah bertanya kepada malaikat Jibril
mengenai ayat ini, “Apa tafsir ayat ini?”
	 Jibril menjawab, “Aku akan bertanya kepada Allah .”
	 Kemudian Jibril menghadap kepada Allah , lalu
kembali kepada Rasulullah dan berkata, “Wahai
Muhammad, sesungguhnya Allah memerintahkan
kamu untuk menyambung persaudaraan kepada orang
yang memutuskan persaudaraan denganmu, memberikan
sesuatu kepada orang yang mengharamkan pemberian
kepadamu, dan memaafkan orang yang bersikap zalim
kepadamu.”
10.	Menyadari keutamaan orang yang dapat menahan
marah.
	 Jika mengingat apa-apa yang dijanjikan oleh Allah
bagi orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang
dapat menahan amarahnya dan menolaknya, maka ia
akan dibantu dalam memadamkan api kemarahan, serta
dijanjikan ampunan dan surga seluas langit dan bumi,
serta segala kenikmatannya.
	Allah berfirman:
UVWXYZ[]
^_`abcd
	 Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan
mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-
sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah
sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal. (Ali Imran
[3]: 136)
	Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang mampu
menahan kemarahannya sedangkan ia mampu untuk
melakukannya maka Allah akan menyeru dia di
hadapan seluruh manusia pada hari Kiamat untuk
dipilihkan baginya bidadari yang dikehendakinya.”
(Riwayat Abu Dawud)
11.	Marah hanya karena ghirah.
	 Kita diperbolehkan marah dalam kondisi-kondisi
tertentu, yaitu ketika syi’ar-syi’ar Islam dilecehkan dan
direndahkan, serta kemaksiatan dilakukan secara terbuka
tanpa ada rasa malu.
	 Wallahu a’lamu bis Shawab.
	 HaditsyangdiriwayatkanolehBukhariinimenandakan
begitu pentingnya kita memperhatikan larangan yang
satu ini
7. 	 Mengikuti petunjuk Nabi
	 Anas RA bercerita pada suatu ketika berjalan bersama
Rasulullah . Saat itu Rasulullah memakai kain dari
Najran yang kasar pinggirnya.
	 Kemudian seorang Badui datang menghampiri beliau
dan menarik kain itu dengan tarikan yang sangat kuat.
Saking kuatnya, kata Anas, sampai-sampai ia melihat
pada leher Rasulullah ada bekas tarikan itu.
	 Orang Badui itu kemudian berkata, “Wahai
Muhammad, perintahkanlah kepada kaummu untuk
membagikankepadakuhartadariAllahyangadapadamu.”
	Nabi meliriknya sambil tersenyum. Lalu beliau
memerintahkan kepada para Sahabat untuk memberikan
bagian tertentu dari harta miliknya. (Riwayat Bukhari dan
Muslim)
8. 	Meneladani para Rasul dan hamba-hamba-Nya
yang saleh.
	 Al-Qur`an banyak memberi contoh bagaimana para
Rasul dan hamba-hamba yang saleh menahan amarahnya.
¼½¾¿ÀÁÂÃÄÅ
	 Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang
mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah
bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan
(azab) bagi mereka. (Al-Ahqaf [46]: 35)
¢£¤¥¦§¨©ª
«¬®
	 Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang
itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi
dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil
menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang
mengandung) keselamatan. (Al-Furqan [25]: 63)
	 Ketika Rasulullah dilempari wajahnya oleh kaum
Thaif, beliau justru mendoakan, “Ya Allah, berilah
petunjuk kepada kaumku. Sesungguhnya mereka adalah
kaum yang belum mengerti.”
	 Ketika beliau dipancing kemarahannya oleh kaum
Jahiliyah pada peristiwa pembebasan Makkah, beliau
mengucapan perkataan Nabi Yusuf AS:
	 Dia (Yusuf) berkata: “Pada hari ini tak ada cercaan
terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni
(kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para
penyayang. (Yusuf [12]: 92)

More Related Content

What's hot

Kosakata dalam Bahasa Indonesia Hanifah ICP '12 STAIN Salatiga
Kosakata dalam Bahasa Indonesia Hanifah ICP '12 STAIN SalatigaKosakata dalam Bahasa Indonesia Hanifah ICP '12 STAIN Salatiga
Kosakata dalam Bahasa Indonesia Hanifah ICP '12 STAIN SalatigaHanifah STAINSalatiga
 
Menangis Karena Takut dan Rindu Kepada allah
Menangis Karena Takut dan Rindu Kepada allahMenangis Karena Takut dan Rindu Kepada allah
Menangis Karena Takut dan Rindu Kepada allahIdrus Abidin
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMuhsin Hariyanto
 
Al qur`an di hati seorang muslim
Al qur`an di hati seorang muslimAl qur`an di hati seorang muslim
Al qur`an di hati seorang muslimFeri Chandra
 
Qawaribun najah .. BAHTERA PENYELAMAT UNTUK DUAT - FATHI YAKAN
Qawaribun najah .. BAHTERA PENYELAMAT UNTUK DUAT - FATHI YAKANQawaribun najah .. BAHTERA PENYELAMAT UNTUK DUAT - FATHI YAKAN
Qawaribun najah .. BAHTERA PENYELAMAT UNTUK DUAT - FATHI YAKANAmiruddin Ahmad
 
Bahtera penyelamat - Fathi Yakan
Bahtera penyelamat - Fathi YakanBahtera penyelamat - Fathi Yakan
Bahtera penyelamat - Fathi YakanImran
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMuhsin Hariyanto
 
Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto Apriyanto
Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto ApriyantoMendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto Apriyanto
Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto ApriyantoAnto Apriyanto, M.E.I.
 
Megobati penyakit
Megobati penyakitMegobati penyakit
Megobati penyakitHelmon Chan
 
Kembali ke Manhaj Taghyeer Madrasah Rasulillah saw
Kembali ke Manhaj Taghyeer Madrasah Rasulillah sawKembali ke Manhaj Taghyeer Madrasah Rasulillah saw
Kembali ke Manhaj Taghyeer Madrasah Rasulillah sawAsudi Hamdun
 
37 masalah-populer
37 masalah-populer37 masalah-populer
37 masalah-populerAmir Net
 

What's hot (14)

Kosakata dalam Bahasa Indonesia Hanifah ICP '12 STAIN Salatiga
Kosakata dalam Bahasa Indonesia Hanifah ICP '12 STAIN SalatigaKosakata dalam Bahasa Indonesia Hanifah ICP '12 STAIN Salatiga
Kosakata dalam Bahasa Indonesia Hanifah ICP '12 STAIN Salatiga
 
Menangis Karena Takut dan Rindu Kepada allah
Menangis Karena Takut dan Rindu Kepada allahMenangis Karena Takut dan Rindu Kepada allah
Menangis Karena Takut dan Rindu Kepada allah
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkah
 
Al qur`an di hati seorang muslim
Al qur`an di hati seorang muslimAl qur`an di hati seorang muslim
Al qur`an di hati seorang muslim
 
169102081 prilaku-jujur
169102081 prilaku-jujur169102081 prilaku-jujur
169102081 prilaku-jujur
 
Qawaribun najah .. BAHTERA PENYELAMAT UNTUK DUAT - FATHI YAKAN
Qawaribun najah .. BAHTERA PENYELAMAT UNTUK DUAT - FATHI YAKANQawaribun najah .. BAHTERA PENYELAMAT UNTUK DUAT - FATHI YAKAN
Qawaribun najah .. BAHTERA PENYELAMAT UNTUK DUAT - FATHI YAKAN
 
Bahtera penyelamat - Fathi Yakan
Bahtera penyelamat - Fathi YakanBahtera penyelamat - Fathi Yakan
Bahtera penyelamat - Fathi Yakan
 
Isu Isu Penting Ikhtilaf
Isu Isu Penting IkhtilafIsu Isu Penting Ikhtilaf
Isu Isu Penting Ikhtilaf
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkah
 
E book jihad wanita
E book jihad wanitaE book jihad wanita
E book jihad wanita
 
Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto Apriyanto
Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto ApriyantoMendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto Apriyanto
Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto Apriyanto
 
Megobati penyakit
Megobati penyakitMegobati penyakit
Megobati penyakit
 
Kembali ke Manhaj Taghyeer Madrasah Rasulillah saw
Kembali ke Manhaj Taghyeer Madrasah Rasulillah sawKembali ke Manhaj Taghyeer Madrasah Rasulillah saw
Kembali ke Manhaj Taghyeer Madrasah Rasulillah saw
 
37 masalah-populer
37 masalah-populer37 masalah-populer
37 masalah-populer
 

Viewers also liked

RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH MAJALAH HIDAYATULLAH
 
Rubrik Parenting - Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting -  Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Parenting -  Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting - Jendela Keluarga Majalah HidayatullahMAJALAH HIDAYATULLAH
 
Moja mała szkoła
Moja mała szkołaMoja mała szkoła
Moja mała szkołaAnna Fornal
 
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH - Titik Kritis Kehalalan Produk Far...
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH - Titik Kritis Kehalalan Produk Far...RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH - Titik Kritis Kehalalan Produk Far...
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH - Titik Kritis Kehalalan Produk Far...MAJALAH HIDAYATULLAH
 
Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting   Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Parenting   Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah HidayatullahMAJALAH HIDAYATULLAH
 
Rubrik jendela keluarga majalah hidayatullah
Rubrik jendela keluarga majalah hidayatullahRubrik jendela keluarga majalah hidayatullah
Rubrik jendela keluarga majalah hidayatullahMAJALAH HIDAYATULLAH
 
Rubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah HidayatullahMAJALAH HIDAYATULLAH
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAH
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAHMAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAH
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAHMAJALAH HIDAYATULLAH
 
Psp4 żagań 112 numer alarmowy
Psp4 żagań  112 numer alarmowyPsp4 żagań  112 numer alarmowy
Psp4 żagań 112 numer alarmowyAnna Fornal
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Parenting
MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik ParentingMAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Parenting
MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik ParentingMAJALAH HIDAYATULLAH
 
Rubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah HidayatullahMAJALAH HIDAYATULLAH
 
Rubrik jendela keluarga majalah hidayatullah
Rubrik jendela keluarga majalah hidayatullahRubrik jendela keluarga majalah hidayatullah
Rubrik jendela keluarga majalah hidayatullahMAJALAH HIDAYATULLAH
 

Viewers also liked (14)

RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
 
Rubrik Parenting - Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting -  Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Parenting -  Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting - Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
 
Moja mała szkoła
Moja mała szkołaMoja mała szkoła
Moja mała szkoła
 
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH - Titik Kritis Kehalalan Produk Far...
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH - Titik Kritis Kehalalan Produk Far...RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH - Titik Kritis Kehalalan Produk Far...
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH - Titik Kritis Kehalalan Produk Far...
 
Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting   Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Parenting   Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
 
Rubrik jendela keluarga majalah hidayatullah
Rubrik jendela keluarga majalah hidayatullahRubrik jendela keluarga majalah hidayatullah
Rubrik jendela keluarga majalah hidayatullah
 
Rubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
 
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAHRUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAH
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAHMAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAH
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAH
 
Psp4 żagań 112 numer alarmowy
Psp4 żagań  112 numer alarmowyPsp4 żagań  112 numer alarmowy
Psp4 żagań 112 numer alarmowy
 
MAJALAH HIDAYATULLAH SURABAYA
MAJALAH HIDAYATULLAH SURABAYA MAJALAH HIDAYATULLAH SURABAYA
MAJALAH HIDAYATULLAH SURABAYA
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Parenting
MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik ParentingMAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Parenting
MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Parenting
 
Rubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
 
Rubrik jendela keluarga majalah hidayatullah
Rubrik jendela keluarga majalah hidayatullahRubrik jendela keluarga majalah hidayatullah
Rubrik jendela keluarga majalah hidayatullah
 

Similar to IMAN KE-22

Agama Kelompok Moenica
Agama Kelompok MoenicaAgama Kelompok Moenica
Agama Kelompok MoenicaMoenica
 
Memperbaiki hati
Memperbaiki hatiMemperbaiki hati
Memperbaiki hatiazelia
 
Marah harus dikendalikan
Marah harus dikendalikanMarah harus dikendalikan
Marah harus dikendalikanHelmon Chan
 
X mia 2 kelompok 1 kontrol diri, persaudaraan, prasangka baik
X mia 2 kelompok 1 kontrol diri, persaudaraan, prasangka baikX mia 2 kelompok 1 kontrol diri, persaudaraan, prasangka baik
X mia 2 kelompok 1 kontrol diri, persaudaraan, prasangka baikaurelnd_
 
Penutup kitab-min-ushul-aqidah-ahlus-sunnah-wal-jama-ah
Penutup kitab-min-ushul-aqidah-ahlus-sunnah-wal-jama-ahPenutup kitab-min-ushul-aqidah-ahlus-sunnah-wal-jama-ah
Penutup kitab-min-ushul-aqidah-ahlus-sunnah-wal-jama-ahRa Hardianto
 
Ukhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyahUkhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyahAl Faruuq
 
Makalah akhlak benar
Makalah akhlak benarMakalah akhlak benar
Makalah akhlak benarmuazizah
 
ppt-cinta-khauf-roja-tawakkal-ikm-kelas-10-bab-7.pdf
ppt-cinta-khauf-roja-tawakkal-ikm-kelas-10-bab-7.pdfppt-cinta-khauf-roja-tawakkal-ikm-kelas-10-bab-7.pdf
ppt-cinta-khauf-roja-tawakkal-ikm-kelas-10-bab-7.pdfAnjeliAfrilia
 
Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawi
Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawiRingkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawi
Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawiMuhsin Hariyanto
 
Cara pengobatan dengan_quran
Cara pengobatan dengan_quranCara pengobatan dengan_quran
Cara pengobatan dengan_quranHelmon Chan
 
5 perusak hati
5 perusak hati5 perusak hati
5 perusak hatinyongkoh
 
Orang mukmin-tercipta-penuh-coba
Orang mukmin-tercipta-penuh-cobaOrang mukmin-tercipta-penuh-coba
Orang mukmin-tercipta-penuh-cobaRa Hardianto
 
Rekonstruksi makna hijrah 2
Rekonstruksi makna hijrah 2Rekonstruksi makna hijrah 2
Rekonstruksi makna hijrah 2alisaifudinhamz
 

Similar to IMAN KE-22 (20)

Agama Kelompok Moenica
Agama Kelompok MoenicaAgama Kelompok Moenica
Agama Kelompok Moenica
 
Kebersihan hati
Kebersihan hatiKebersihan hati
Kebersihan hati
 
Memperbaiki hati
Memperbaiki hatiMemperbaiki hati
Memperbaiki hati
 
Marah harus dikendalikan
Marah harus dikendalikanMarah harus dikendalikan
Marah harus dikendalikan
 
Tugas pai
Tugas paiTugas pai
Tugas pai
 
X mia 2 kelompok 1 kontrol diri, persaudaraan, prasangka baik
X mia 2 kelompok 1 kontrol diri, persaudaraan, prasangka baikX mia 2 kelompok 1 kontrol diri, persaudaraan, prasangka baik
X mia 2 kelompok 1 kontrol diri, persaudaraan, prasangka baik
 
Bersangka baik
Bersangka baikBersangka baik
Bersangka baik
 
Penutup kitab-min-ushul-aqidah-ahlus-sunnah-wal-jama-ah
Penutup kitab-min-ushul-aqidah-ahlus-sunnah-wal-jama-ahPenutup kitab-min-ushul-aqidah-ahlus-sunnah-wal-jama-ah
Penutup kitab-min-ushul-aqidah-ahlus-sunnah-wal-jama-ah
 
Id cara pengobatan_dengan_quran
Id cara pengobatan_dengan_quranId cara pengobatan_dengan_quran
Id cara pengobatan_dengan_quran
 
Ukhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyahUkhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyah
 
Makalah akhlak benar
Makalah akhlak benarMakalah akhlak benar
Makalah akhlak benar
 
ppt-cinta-khauf-roja-tawakkal-ikm-kelas-10-bab-7.pdf
ppt-cinta-khauf-roja-tawakkal-ikm-kelas-10-bab-7.pdfppt-cinta-khauf-roja-tawakkal-ikm-kelas-10-bab-7.pdf
ppt-cinta-khauf-roja-tawakkal-ikm-kelas-10-bab-7.pdf
 
Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawi
Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawiRingkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawi
Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawi
 
tafsir surah al hujurat
tafsir surah al hujurattafsir surah al hujurat
tafsir surah al hujurat
 
Cara pengobatan dengan_quran
Cara pengobatan dengan_quranCara pengobatan dengan_quran
Cara pengobatan dengan_quran
 
Malapetaka akhir jaman
Malapetaka akhir jamanMalapetaka akhir jaman
Malapetaka akhir jaman
 
5 perusak hati
5 perusak hati5 perusak hati
5 perusak hati
 
Orang mukmin-tercipta-penuh-coba
Orang mukmin-tercipta-penuh-cobaOrang mukmin-tercipta-penuh-coba
Orang mukmin-tercipta-penuh-coba
 
Rekonstruksi makna hijrah 2
Rekonstruksi makna hijrah 2Rekonstruksi makna hijrah 2
Rekonstruksi makna hijrah 2
 
Pai adab berkawan
Pai adab berkawanPai adab berkawan
Pai adab berkawan
 

More from MAJALAH HIDAYATULLAH

Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH MAJALAH HIDAYATULLAH
 
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH MAJALAH HIDAYATULLAH
 
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016MAJALAH HIDAYATULLAH
 
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016 MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016 MAJALAH HIDAYATULLAH
 
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016MAJALAH HIDAYATULLAH
 
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH MAJALAH HIDAYATULLAH
 
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement MAJALAH HIDAYATULLAH
 
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016MAJALAH HIDAYATULLAH
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015MAJALAH HIDAYATULLAH
 
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI SEPTEMBER 2015
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI SEPTEMBER 2015IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI SEPTEMBER 2015
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI SEPTEMBER 2015MAJALAH HIDAYATULLAH
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK SEJARAH
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK SEJARAHMAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK SEJARAH
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK SEJARAHMAJALAH HIDAYATULLAH
 

More from MAJALAH HIDAYATULLAH (20)

Generari muslimah MILENIAL
Generari muslimah MILENIALGenerari muslimah MILENIAL
Generari muslimah MILENIAL
 
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
 
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAHRUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
 
PRICE LIST MAJALAH MULIA
PRICE LIST MAJALAH MULIA PRICE LIST MAJALAH MULIA
PRICE LIST MAJALAH MULIA
 
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
 
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
 
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
 
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016 MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
 
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
 
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
 
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
 
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
 
KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015
KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015 KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015
KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015
 
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI SEPTEMBER 2015
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI SEPTEMBER 2015IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI SEPTEMBER 2015
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI SEPTEMBER 2015
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK SEJARAH
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK SEJARAHMAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK SEJARAH
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK SEJARAH
 

IMAN KE-22

  • 1. FEBRUARI 2014/RABIUL AWWAL 1435 11 TIM PENULIS: Mahladi (Pemimpin Redaksi Kelompok Media Hidayatullah), Hamim Thohari (Ketua Dewan Syura Hidayatullah), Deka Kurniawan (Redak- tur Suara Hidayatullah), Sholih Hasyim (Pengurus Pimpinan Pusat Hidayatullah). ­Penanggungjawab rubrik: Deka Kurniawan. Fotografer: Muh. Abdus Syakur Cabang iman ke-22 S ebuah media pernah melansir hasil riset tentang dampak meningkatnya kemacetan di daerah Jakarta dan sekitarnya. Ternyata, kemacetan membuat masyarakat mudah tersinggung, gampang marah, dan stres. Ini sekadar satu saja dari sekian banyak pemicu lahirnya manusia-manusia pemarah di negeri ini. Penyebab lain, keadaan ekonomi yang kian sulit, meningkatnya angka kriminalitas dan kekerasan, serta persaingan kerja yang amat tinggi. Dengan kondisi seperti itu rasanya sulit bagi kita hidup di kota yang hiruk pikuk ini tanpa marah. Wajar pula bila Allah memuji siapa saja yang berhasil melewati semua keruwetan hidup tersebut tanpa marah. Rasulullah mengabarkan pujian Allah ini dalam Hadits di atas. Pujian dari Allah seharusnya amat membahagiakan manusia. Pujian dari sesama manusia saja kerap membuat lupa diri. Bayangkanlah bagaimana perasaan kita jika saat ini Kepala Negara memuji kita? Bagaimana pula rasanya bila orang yang kita sayangi memuji kita? Betapa berbunga-bunganya hati kita. Pujian dari Sang Maha Pencipta seharusnya membuat kita lebih berbunga-bunga. Tapi mengapa kita tak pernah berusaha mendapatkan pujian itu dengan sekuat kemampuan untuk menaham amarah? Ini semua terpulang kepada seberapa besar iman kita. Wallahu a’lam. KAJIAN UTAMA Tahan Amarahmu Maka Allah Memujimu “Barangsiapa menahan amarahnya padahal dia mampu melampiaskannya maka Allah akan membanggakannya pada hari kiamat di hadapan semua manusia.” (Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad) Rasulullah bersabda, “Iman itu ada 70 cabang ­lebih atau 60 cabang lebih. Yang ­paling utama adalah ucapan la ilaha illallah, dan yang pa­ ling rendah adalah menying­ kirkan rintangan (kotoran) dari tengah jalan, sedang rasa malu itu (juga) salah satu cabang dari iman”. (Riwayat Muslim) Iman, dengan 70 cabangnya, adalah pondasi dari bangu­ nan peradaban Islam.  Suara Hida­yatullah akan me­ngupas cabang-cabang iman ini untuk ­mengantarkan kita kepada cita-cita tegaknya kembali peradabaN MADINAH! 11
  • 2. SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com12 M arah dalam bahasa Arab disebut al- ghadhab, kebalikan dari kata ar- ridha (kerelaan). Jika ditelusuri dari akar katanya, istilah ini merupakan bentukan dari kata kerja ghadhiba – yaghdhabu – ghadhban. Dalam surat al-Fatihah, kata ghadhab digunakan dengan ungkapan lain, yakni ghairil maghdhubi ‘alaihim (bukan orang-orang yang dimurkai), dan ditujukan bagi orang-orang Yahudi. Ibnu Qudamah mendefinisikan bahwa pada hakekat­ nya al-ghadhab atau kemarahan adalah darah di dalam hati yang mendidih karena mencari pelampiasan. Ketika seseorang marah, maka api amarahnya berkobar dan membuat darah di hatinya mendidih, lalu menyebar ke seluruh nadi dan naik ke seluruh badan, sebagaimana air yang naik ketika mendidih. Karena itu, orang yang sedang marah, wajah, mata, dan rautmukanyaterlihatmemerah.Semuaitumencerminkan merah darah yang tersembunyi di baliknya, seperti kaca bening yang memperlihatkan apa yang ada di baliknya. Darah mulai turun jika amarahnya tumpah kepada orang lain dan diapun merasa tenang kembali. Marah = Dosa Al-Qur`an menggunakan kata al-ghadhab sebagai suatu dosa, kecuali mereka yang segera mengikuti kemarahannya dengan pemberian maaf. Allah berfirman: ^_`abcdef g Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf. (Asy-Syura [42]: 37) Kemarahan secara umum adalah perbuatan yang tercela dan hina, karena ia datang dari setan, makhluk yang diciptakan dari api. Sifat api itu panas membara, membakar, menyala, bergerak-gerak, dan meliuk-liuk. Itulah karakter setan yang bahan bakunya api. Allah menyebutkan hal ini dalam al-Qur`an: -./012 ... Engkau ciptakan saya dari api sedang Engkau ciptakan dia dari tanah. (Al-A’raf [7]: 12) Sementara manusia telah dilebihkan oleh Allah dengan bahan baku tanah. Tanah bersifat diam dan tenang. Karena itu, meskipun marah merupakan bagian dari sifat manusia, tapi pemicunya adalah setan. Itulah sebabnya para ulama banyak mewanti-wanti kita untuk tidak memperturutkan marah. Ibnu Qudamah meriwayatkan bahwa Dzulqarnain pernah bertemu dengan malaikat, lalu dia berkata, “Ajarilah aku suatu ilmu yang dapat menambah iman dan keyakinanku!” Malaikat itu menjawab, “Janganlah engkau suka marah, karena setan itu lebih mudah menguasai diri anak Adam tatkala sedang marah. Usirlah amarah dengan menahan diri dan dinginkanlah ia secara pelan-pelan. Janganlah engkau tergesa-gesa, sebab jika engkau tergesa- gesa, tentu engkau akan salah menempatkan diri. Jadilah engkau orang yang luwes dan lemah lembut kepada orang yang dekat dan kepada orang yang jauh, dan jangan menjadi orang yang keras lagi suka membangkang.” Buruk dan Membahayakan Karena berasal dari setan, maka marah pada dasarnya kajian utama Hati-hati, Marah Membawa Petaka!
  • 3. FEBRUARI 2014/RABIUL AWWAL 1435 13 mengerjakan perbuatan itu. (Al-Maidah [5]: 91) Setan tak pernah putus asa menghasut manusia, menyulut permusuhan, dan mengobarkan api pertikaian. Setan menyebarkan racun ke dalam jiwa manusia sehingga kejernihan berfikirnya terkontaminasi dan kecerdasan akalnya tumpul. Seperti racun, ia menyebar dan mengalir melalui aliran darah. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya setan merasuki keturunan Adam seperti aliran darah.” (Riwayat Bukhari dan Muslim) Bahaya Lisan Pemarah Orang yang sedang marah seringkali tidak mampu mengendalikan diri. Salah satu organ tubuh yang paling mudah hilang kendali adalah lisan. Orang yang marah lisannya mudah melontarkan ucapan yang diharamkan syariat, mulai dari menghina, mencela, melempar tuduhan yang keji, dan melaknat. Orang yang sedang marah seringkali tidak bisa mengontrol sumpahnya. Kadang mereka bersumpah atas nama selain Allah , bersumpah terhadap sesuatu yang tidak mungkin terlaksana, dan bersumpah terhadap sesuatu yang dilarang agama. Di sisi lain, seluruh perkataan dan ucapan manusia menjadisahdanharusdipertangungjawabkankendatidalam keadaan marah. Jika seorang suami menceraikan isterinya, sekalipun dalam keadaan marah, maka cerainya menjadi sah. Begitu pula orangtua yang mendoakan kejelekan bagi anaknya, hartanya, bahkan dirinya sendiri, bertepatan dengan waktu-waktu dan momentum dikabulkannya doa, maka doanya pun akan terkabul. Na’udzubillah! Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan Muslim dari Imran bin Husein, diceritakan bahwa pada sebuah peperangan di Buwath, ada seorang laki-laki Anshar yang melaknat unta yang ditungganginya sendiri karena unta itu berjalan lamban. “Berjalanlah, semoga Allah me­ laknatmu,” katanya. Mendengar ucapan tersebut Rasulullah bertanya, “Siapa yang melaknat untanya?” Laki-laki itu menjawab, “Saya, ya Rasulullah”. Beliau bersabda lagi, “Turunlah kamu dari unta itu. Kamu jangan menyertai kami dengan sesuatu yang dilaknat. Kalian jangan mendoakan kejelekan bagi diri kalian. Kalian jangan mendoakan kejelekan bagi anak- anak kalian. Kalian jangan mendoakan kejelekan bagi harta kalian. Tidaklah kalian berada di suatu waktu, jika di waktu tersebut permintaan diajukan, melainkan Allah mengabulkannya bagi kalian.” Berhati-hatilah terhadap segala yang keluar dari lisan, meskipun terucap dalam keadaan penuh kesadaran, setengah sadar, atau dalam keadaan dikuasai emosi. Kendalikan ucapan yang mengundang bahaya bagi diri maupun orang lain. Wallahu a’lamu bis Shawab. merupakan sifat yang buruk, akhlak yang rendah, virus yang mematikan, dan penyakit yang berbahaya. Kecuali kemarahan yang disebabkan oleh sesuatu yang benar dan dilakukan secara benar serta terkendali. Kemarahan se­ perti ini tentu ada sisi baiknya. Sebagian manusia ada yang lambat marahnya dan cepat padam kembali. Sebagian lagi ada yang cepat marah dan cepat reda kembali. Namun ada pula sebagian yang cepat marah dan lambat mereda. Baik yang pertama, kedua, dan ketiga sama-sama tercela. Yang terbaik adalah mereka yang mampu mengendalikan diri, menahan amarahnya, dan bahkan suka memaafkan orang lain. Sifat mudah marah merupakan perbuatan tercela dan sangat membahayakan bagi orang lain dan bagi diri sendiri. Kemarahan yang cepat dan meledak-ledak harus dihindari, karena perangai itu tidak membawa keberuntungan apapun kecuali penyesalan, perpecahan, rusaknya hubungan persaudaraan, putusnya tali silaturahim dan persahabatan. Kekeluargaan, persahabatan, dan kekerabatan yang dibangun bertahun- tahun bisa rusak dalam sekejap dengan masuknya setan melalui kemarahan. Allah mengingatkan dalam firman-Nya: PQRSTUVWXYZ[ ]^_`a Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, “Hendak­ lah mereka mengucapkan perbuatan yang lebih baik. Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi menusia. (Al-Israa [17]: 53) Kemarahan yang dahsyat juga bisa menimbulkan rasa dengki, hasut, kesombongan. Di sinilah pintu masuknya setan.Lewatmarah,peluangsetanmasuk,mempengaruhi, bahkan mengendalikan nafsu manusia, menjadi terbuka lebar. Inilah momen yang ditunggu-tunggu setan. Ia sangat senang jika manusia dibakar amarah. Tentang besarnya pengaruh setan ini, Allah kembali menegaskan dalam firman-Nya: 123456789: ;<=>?@ABCDE Sesungguhnya setan itu bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran khamar dan berjudi, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu dari
  • 4. SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com14 “Barangsiapa yang mampu mengendalikan dirinya ketika itu, maka sungguh dia telah (mampu) mengalahkan musuhnya yang paling kuat dan paling berbahaya (hawa nafsunya),” jelas imam al-Munawi. Rasulullah juga bersabda dalam sebuah Hadits bahwa mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah dari pada orang mukmin yang lemah. Makna kekuatan dalam Hadits ini ditujukan kepada keimanan dan kemampuan menundukkan hawa nafsu. Bukan karena kekayaan yang dimiliki, kekuasaan yang digenggam, atau ilmu yang diraih. Dalam Hadits lain, Rasulullah bersabda, “Barang- siapa yang menahan kemarahannya padahal dia mampu untuk melampiaskannya maka Allah Ta’ala akan memang­ gilnya (membanggakannya) pada hari kiamat di hadapan semua manusia sampai (kemudian) Allah membiarkannya memilih bidadari bermata jeli yang disukainya”. (Riwayat Abu Dawud No. 4777; Tirmidzi No. 2021; Ibnu Majah No. 4186; dan Ahmad, 3/440) Imam Ath-Thiibi berkata, “(Perbuatan) menahan ama- rah dipuji karena menahan amarah berarti menundukkan nafsu yang selalu menyuruh kepada keburukan.” Adapun kalimat, “…padahal dia mampu untuk melam- piaskannya…” menunjukkan bahwa menahan kemarahan yang terpuji dalam Islam adalah ketika seseorang mampu melampiaskan kemarahannya tapi dia memilih untuk menahannya karena Allah . Jika motivasi seseorang yang tidak melampiaskan ke- marahannya karena selain Allah , misalnya karena takut kepada orang yang memarahinya atau karena kelemahan- nya, maka ini tak akan mendatangkan pahala kepadanya. Membawa Kebaikan Seorang mukmin yang terbiasa mengendalikan hawa nafsunya, maka dalam semua keadaan dia selalu dapat berkata dan bertindak dengan benar. Sebab, ucapan dan perbuatannya tidak dipengaruhi oleh hawa nafsunya. Inilah arti sikap adil yang dipuji juga oleh Allah sebagai sikap yang lebih dekat dengan ketakwaan. Allah SWT berfirman: ¢£¤¥¦§¨©ª« ¬®¯ Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. M arah itu manusiawi. Ia amat berhubung­ an dengan keadaan manusia yang cenderung menurutkan hawa nafsu dan enggan melawannya. Rasulullah pun pernah marah. Dalam sebuah Hadits beliau bersabda, “Aku ini hanya manusia biasa. Aku bisa senang sebagaimana manusia senang, dan aku bisa marah sebagaimana manusia marah.” (Riwayat Muslim No. 2603) Walaupun marah merupakan naluri manusiawi, namun Allah lewat Rasul-Nya memerintahkan manu- sia untuk menahannya. Ini berarti amarah akan membawa keburukan bagi manusia. Dipuji Allah Adapun hamba-hamba Allah yang bertakwa tentu saja telah terlatih untuk melawan hawa nafsu. Mereka ingin meraih ridha Allah dengan mengelola dan meredam kemarahannya. Allah memuji mereka dalam firman-Nya: ./01234 56789:; Orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang menafkahkan (harta mereka) baik di waktu lapang mau- pun sempit, dan orang-orang yang (mampu) menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Ali ‘Imran [3]: 134) Dijelaskan dalam kitab Taisiirul Kariimir Rahmaan bahwa jika ada orang yang disakiti sehingga muncullah kemarahan dalam dirinya, namun ia tidak melakukan sesuatu yang diinginkan watak manusiawinya, serta tidak membalas perlakuan orang yang menyakitinya, maka ia termasuk orang yang dipuji Rasulullah . Dalam sebuah Hadits shahih, Rasulullah berpesan, “Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya) dengan (selalu mengalahkan lawannya dalam) pergulatan (perkelahian), tetapi tidak lain orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (Riwayat Bukhari no. 5763; dan Muslim no. 2609) Menurut imam al-Munawi, orang kuat dalam Hadits ini bermakna orang yang mampu menahan emosinya ketika kemarahannya sedang bergejolak serta dia mampu melawan dan menundukkan hawa nafsunya. Menjadi Kuat dengan Menahan Amarah kajian utama
  • 5. FEBRUARI 2014/RABIUL AWWAL 1435 15 menahan kemarahannya. Marah yang Terpuji Marah yang terpuji adalah marah yang bisa diken- dalikan oleh pelakunya secara santun. Marah yang ter- puji juga bersumber dari Allah , seperti marah terhadap musuh-musuh-Nya dari golongan Yahudi, orang-orang kafir dan munafik. Ummul mukminin ‘Aisyah RA berkata, “Rasulullah tidak pernah marah karena (urusan) diri pribadi be- liau, kecuali jika dilanggar batasan syariat Allah , maka beliau akan marah dengan pelanggaran tersebut karena Allah .” (Riwayat Bukhari No. 3367; dan Muslim nomor 2327) ‘Aisyah juga berkata, “Sungguh akhlak Rasulullah adalah al-Qur’an.” Dalam riwayat lain ada tambahan, “… Beliau marah/benci terhadap apa yang dibenci dalam al- Qur’an dan ridha dengan apa yang dipuji dalam al-Qur’an.” (Thabarani dalam al-Mu’jamul ausath No. 72). Imam Ibnu Rajab al-Hambali berkata, “Wajib bagi seorang mukmin untuk menjadikan keinginan nafsunya terbatas pada apa yang dihalalkan oleh Allah baginya, yang ini bisa termasuk niat baik yang akan mendapat ganjaran pahala. Dan wajib baginya untuk menjadikan kemarahannya dalam rangka menolak gangguan dalam agama yang dirasakan oleh dirinya atau orang lain, serta dalam rangka menghukum/mencela orang-orang yang menentang Allah dan rasul-Nya.” Wallahu a’lamu bis Shawab. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. (al-Maaidah [5]: 8) Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menukil ucapan se- orang ulama salaf yang menafsirkan sikap adil dalam ayat ini. Beliau berkata, “Orang yang adil adalah orang yang ketika dia marah maka kemarahannya tidak menjerumus- kannya ke dalam kesalahan. Dan ketika dia senang maka kesenangannya tidak membuat dia menyimpang dari kebenaran.” Pernah suatu ketika ada seorang Sahabat datang ke- pada Rasulullah untuk meminta nasehat yang ringkas dan menghimpun semua sifat baik. Lalu Rasulullah menasehatinya untuk selalu menahan marah. Tapi Sahabat itu masih penasaran dan mengulang per- mintaan nasehatnya berkali-kali. Rasulullah lagi-lagi mem- berikan jawaban yang sama, “Janganlah engkau marah!” Itu semua menunjukkan bahwa melampiaskan ke- marahan adalah sumber segala keburukan dan menahan- nya adalah penghimpun segala kebaikan. Demikian pula Imam Ahmad bin Hambal dan Imam Ishak bin Rahuyah, ketika menjelaskan makna akhlak yang baik, mereka berdua mengatakan, “(Yaitu) mening- galkan (menahan) kemarahan.” Larangan Rasulullah dalam Hadits di atas (jangan marah), berarti perintah untuk melakukan sebab yang akan melahirkan akhlak yang baik yaitu: sifat lemah lembut, dermawan, malu, merendahkan diri, sabar, tidak menyakiti orang lain, memaafkan, ramah dan sifat-sifat baik lainnya yang akan muncul ketika seseorang berusaha
  • 6. SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com16 R asulullah , sebagaimana dikutip dalam tulisan sebelumnya, bersabda bahwa orang yang kuat bukanlah orang yang selalu mengalahkan lawannya dalam perkelahian, melainkan orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah. Lalu bagaimana mewujudkan pribadi yang kuat sebagaimana disebutkan dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim ini? Berikut kiat-kiatnya: 1. Berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terlaknat. Sulaiman bin Shard menceritakan bahwa pada suatu hari ia duduk bersama Rasulullah . Di hadapan mereka ada dua orang yang saling mencela. Salah satu dari kedua orang tersebut telah memerah wajahnya dan sudah tegang urat lehernya. Rasulullah kemudian berkata, “Aku mengetahui satu kalimat yang seandainya dia ucapkan niscaya akan hilanglah gejolak yang ada pada dirinya. Jika ia membaca, ‘Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk,’ niscaya hilanglah amarahnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim) 2. Diam, jangan berbicara! Rasulullah bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian marah maka hendaklah dia diam.” (Riwayat Imam Ahmad) kajian utama Kiat Meredam Amarah 3. Duduk dan berbaringlah Jika Anda sedang marah, maka duduklah. Jika gejolak emosi itu masih terasa maka berbaringlah. Lalu, jangan biarkan seluruh anggota tubuh bergerak kecuali mata. Rasulullah bersabda, “Apabila salah seorang diantara kalian marah sedangkan dia berdiri maka hendaklah dia duduk, agar kemarahannya hilang, apabila masih belum mereda maka hendaklah dia berbaring,” (Riwayat Abu Daud) 4. Berwudhu. Rasulullah bersabda, “Marah itu adalah bara api maka padamkanlah dia dengan berwudlu,” (Riwayat Al Baihaqi). 5. Laksanakanlah shalat. Perintah shalat untuk meredam amarah ini dijelaskan dalam sebuah atsar, “Penghapus setiap perselisihan adalah dua rakaat (shalat sunnah.” (silsilah Hadits Shahihah) 6. Menjaga wasiat Rasulullah . Abu Hurairah meriwayatkan bahwa pada suatu hari seorang lelaki meminta wasiat kepada Nabi . Nabi berkata, “Janganlah marah!” . Beliau kemudian mengulangi wasiat itu berkali-kali dengan mengatakan, “Janganlah marah!”
  • 7. FEBRUARI 2014/RABIUL AWWAL 1435 17 9. Memaafkan. Allah berfirman: EFGHIJK Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. (Al-A’raf [7]: 199) Rasulullah bertanya kepada malaikat Jibril mengenai ayat ini, “Apa tafsir ayat ini?” Jibril menjawab, “Aku akan bertanya kepada Allah .” Kemudian Jibril menghadap kepada Allah , lalu kembali kepada Rasulullah dan berkata, “Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah memerintahkan kamu untuk menyambung persaudaraan kepada orang yang memutuskan persaudaraan denganmu, memberikan sesuatu kepada orang yang mengharamkan pemberian kepadamu, dan memaafkan orang yang bersikap zalim kepadamu.” 10. Menyadari keutamaan orang yang dapat menahan marah. Jika mengingat apa-apa yang dijanjikan oleh Allah bagi orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang dapat menahan amarahnya dan menolaknya, maka ia akan dibantu dalam memadamkan api kemarahan, serta dijanjikan ampunan dan surga seluas langit dan bumi, serta segala kenikmatannya. Allah berfirman: UVWXYZ[] ^_`abcd Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai- sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal. (Ali Imran [3]: 136) Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang mampu menahan kemarahannya sedangkan ia mampu untuk melakukannya maka Allah akan menyeru dia di hadapan seluruh manusia pada hari Kiamat untuk dipilihkan baginya bidadari yang dikehendakinya.” (Riwayat Abu Dawud) 11. Marah hanya karena ghirah. Kita diperbolehkan marah dalam kondisi-kondisi tertentu, yaitu ketika syi’ar-syi’ar Islam dilecehkan dan direndahkan, serta kemaksiatan dilakukan secara terbuka tanpa ada rasa malu. Wallahu a’lamu bis Shawab. HaditsyangdiriwayatkanolehBukhariinimenandakan begitu pentingnya kita memperhatikan larangan yang satu ini 7. Mengikuti petunjuk Nabi Anas RA bercerita pada suatu ketika berjalan bersama Rasulullah . Saat itu Rasulullah memakai kain dari Najran yang kasar pinggirnya. Kemudian seorang Badui datang menghampiri beliau dan menarik kain itu dengan tarikan yang sangat kuat. Saking kuatnya, kata Anas, sampai-sampai ia melihat pada leher Rasulullah ada bekas tarikan itu. Orang Badui itu kemudian berkata, “Wahai Muhammad, perintahkanlah kepada kaummu untuk membagikankepadakuhartadariAllahyangadapadamu.” Nabi meliriknya sambil tersenyum. Lalu beliau memerintahkan kepada para Sahabat untuk memberikan bagian tertentu dari harta miliknya. (Riwayat Bukhari dan Muslim) 8. Meneladani para Rasul dan hamba-hamba-Nya yang saleh. Al-Qur`an banyak memberi contoh bagaimana para Rasul dan hamba-hamba yang saleh menahan amarahnya. ¼½¾¿ÀÁÂÃÄÅ Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. (Al-Ahqaf [46]: 35) ¢£¤¥¦§¨©ª «¬® Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. (Al-Furqan [25]: 63) Ketika Rasulullah dilempari wajahnya oleh kaum Thaif, beliau justru mendoakan, “Ya Allah, berilah petunjuk kepada kaumku. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang belum mengerti.” Ketika beliau dipancing kemarahannya oleh kaum Jahiliyah pada peristiwa pembebasan Makkah, beliau mengucapan perkataan Nabi Yusuf AS: Dia (Yusuf) berkata: “Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang. (Yusuf [12]: 92)