SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
Download to read offline
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, karunia, serta hidayahnya sehingga kami dapat menyusun
“Modul Sistem Indera”.
”Modul Sistem Indera” ini dapat digunakan sebagai bahan ajar untuk guru
dan dapat digunakan sebagai sumber belajar untuk siswa dalam mempelajari mata
pelajaran Biologi di SMA (Sekolah Menengah Atas)/MA (Madrasah Aliyah).
Modul ini menyajikan materi mengenai struktur dan fungsi serta kelainan pada
system indera yang meliputi indera penglihatan, indera pendengaran, indera
penciuman, indera pengecap, dan indera peraba.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dalam penyusunan
modul ini. Namun, kami berharap modul ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dan semoga dapat membantu dalam proses belajar mengajar. Kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Serang, 2 Mei 2020
Penyusun
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...2
BAB I
A. Latar Belakang…………………………………………………………...4
B. Deskripsi
Singkat…………………………………………………………4
C. Peta
Konsep……………………………………………………………….4
D. Manfaat…………………………………………………………………...5
E. Tujuan Pembelajaran……………………………………………………5
F. Tujuan Penggunaan Modul……………………………………………...5
BAB II KEGIATAN BELAJAR 1 SISTEM INDERA
A. Standar Kompetensi……………………………………………………...6
B. Kompetensi Dasar………………………………………………………..6
C. Materi Pokok6……………………………………………………………6
D. Uraian Materi…………………………………………………………….6
1. Pengertian Organ
Indera…………………………………………….6
2. Indera Penglihatan…………………………………………………...7
3. Indera Pendengaran………………………………………………...10
4. Indera Penciuman…………………………………………………..16
5. Indera Pengecap…………………………………………………….19
6. Indera Peraba……………………………………………………….23
RANGKUMAN…………………………………………………………………28
BAB III EVALUASI
A. Maksud dan Tujuan
Evaluasi…………………………………………..30
B. Soal Evaluasi…………………………………………………………….31
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 3
BAB IV PENUTUP
A. Tindakan Lanjutan……………………………………………………..35
B. Harapan…………………………………………………………………35
GLOSARIUM…………………………………………………………………...36
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...37
KUNCI JAWABAN TES……………………………………………………….38
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam upaya untuk meningkatkan kemandirian dan kekreatifan
peserta didik dalam belajar, maka modul merupakan salah satu bahan ajar
yang dapat digunakan oleh guru. Oleh karena itu, penyusunan modul
merupakan suatu tuntutan bagi guru.
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan pembaca mendapatkan
informasi tentang struktur dan fungsi serta kelainan pada system indera
yang meliputi indera penglihatan, indera pendengaran, indera penciuman,
indera pengecap, dan indera peraba.
B. Deskripsi Singkat
Modul Sistem Indera akan memberikan informasi tentang:
1. Pengertian system indera
2. Indera penglihatan
3. Indera pendengaran
4. Indera penciuman
5. Indera pengecap
6. Indera peraba
C. Peta Konsep
SISTEM INDERA
PENGERTIAN
SISTEM
INDERA
INDERA
PENDENGARAN
INDERA
PENGLIHATAN
INDERA
PENCIUMAN
INDERA
PENGECAP
INDERA
PERABA
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 5
D. Manfaat
Diharapkan modul ini dapat membantu guru dalam menyampaikan
materi tentang system indera. Dan diharapkan dapat membantu siswa
untuk memahami materi tentang system indera.
E. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menjelaskan fungsi dari system indera yang
dimiliki oleh manusia
2. Peserta didik dapat mendeskripsikan struktur system indera yang
dimiliki oleh manusia
3. Peserta didik dapat menjelaskan kelainan pada system indera yang
dimiliki oleh manusia
F. Petunjuk Penggunaan Modul
Sebelum menggunakan modul ini, Anda harus mengikuti petunjuk
penggunaan modul. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
1. Membaca dengan cermat modul ini
2. Memahami langkah-langkah belajar yang harus dilakukan
3. Memahami isi modul dan mempersiapkan kelengkapan sesuai
modul
Setelah membaca petunjuk mari mulai membaca
Semangat!!!
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 6
BAB II
KEGIATAN BELAJAR 1
SISTEM INDERA
A. Standar Kompetensi
3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan factual,
konseptual, procedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan
procedural bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
B. Kompetensi Dasar
3.12 Mendeskripsikan struktur dan fungsi serta kelainan yang terjadi pada
system indera
C. Materi Pokok
1. Mendeskripsikan struktur system indera pada manusia
2. Menjelaskan fungsi system indera pada manusia
3. Menjelaskan kelainan yang terjadi pada system indera
D. Uraian Materi
1. Pengertian Organ Indera
Seluruh kegiatan organisme bergantung pada masukan informasi
yang berasal dari lingkungan luar dan dalam.
Semua organisme dapat menanggapi rangsangan dengan
menggunakan reseptor. Reseptor adalah bagian dari system saraf untuk
menerima rangsangan. Organ indera merupakan reseptor pada tubuh
yang menyebabkan kita mampu untuk menyadari adanya perubahan
lingkungan.
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 7
Organ-organ indera yang terdapat pada manusia adalah sebagai
berikut:
1. Mata, merespon sinar/cahaya yang membuat kita dapat melihat
2. Telinga, menanggapi getaran bunyi yang membuat kita dapat
mendengar
3. Hidung, merespon bahan kimia berupa gas. Organ ini membuat
kita dapat membaui sesuatu
4. Lidah, merespon bahan kimia pada makanan dan minuman. Lidah
membuat kita dapat merasakan suatu rasa
5. Kulit, merespon sentuhan, tekananan, nyeri, panas, dan dingin
(Septianing, 2014).
2. Indera Penglihatan
a. Pengertian
Mata adalah indra yang digunakan untuk melihat
lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar untuk mengenali
benda-benda yang ada di sekitarnya dengan cepat. Mata
merupakan indra penglihatan yang menerima rangsang berupa
cahaya (fotoreseptor).
b. Tinjauan Anatomi
Mata berbentuk bulat dan tertanam dalam lemak yang terdiri
dari tiga lapisan, yaitu:
1. Lapisan fibrosa (bagian luar)
Lapisan fibrosa terdiri dari dua bagian fosterior yang
berwarna buaram (ovaque), biasa disebut dengan sklera. Sklera
adalah suatu membran keras yang membentuk bola berwarna
putih. Bagian depan sklera ditutupi konjungtiva, yang
direfleksikan ke bagian dalam mata dan berlanjut dengan
epitellium yang menutupi kornea. Kornea merupakan lapisan
fibrosa. Kornea menonjol menutupi permukaan permukaan
mata dan bersifat transparan, sehingga memungkinkan sinar
cahaya masuk ke mata dan membelokannya untuk focus pada
retina.
2. Lapisan pembuluh darah
Lapisan pembuluh darah terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a. Koroidea
Koroidea, meliputi seluruh bagian mata, kecuali
bagian depan mata. Koroidea berwarna coklat gelap, dan
banyak menyuplai darah untuk lapisan mata lainnya,
terutama retina.
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 8
b. Otot silindris
Otot-otot silindris mengontrol bentuk lensa
sehingga dapat memfokuskan sinar yang diterima dari jarak
dekat maupun jarak jauh.
c. Iris
Iris adalah bagian berwarna pada mata yang terletak
di antara kornea dan lensa.
3. Lapisan saraf (bagian dalam)
Lapisan bagian dalam mata disebut juga dengan retina.
Retina merupakan membran yang diadaptasi untuk menerima
sinar cahaya yang tediri dari banyak serabut dan sel saraf, dan
tersusun atas sel batang dan sel kerucut
c. Struktur dan Fungsi Bagian Indera Peglihatan
Bagian-bagian bola mata serta fungsinya adalah sebagai
berikut:
Fungsi bagian mata:
1. Kornea, berfungsi untuk menerima rangsang cahaya dan
meneruskannya ke bagian mata yang lebih dalam
2. Lensa, berfungsi meneruskan dan memfokuskan cahaya agar
bayangan benda jatuh ke lensa mata
3. Iris, berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk
ke mata
4. Pupil, berfungsi sebagai saluran masuknya cahaya
5. Retina, berfungsi untuk membentuk bayangan benda yang
kemudian dikirim oleh saraf mata ke otak
6. Otot bersilia, berfungsi mengatur gerakan bola mata
7. Saraf optik, berfungsi meneruskan rangsang cahaya dari retina
ke otak
8. Sklera, berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan mekanis
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 9
9. Koroidea, berfungsi penyedia makanan bagi bagian mata yang
lain
10. Aqueous humor, merupakan cairan encer untuk menjaga
bentuk kantung depan bola mata
d. Mekanisme Penglihatan
Cahaya masuk ke mata melalui urutan berikut ini:
Kornea aqueous humor pupil lensa
vitreous humor retina saraf optic otak
e. Kelainan pada Indera Penglihatan
1. Miopi (Mata Dekat atau Rabun Jauh)
Pada cacat mata miopi, seseorang dapat melihat onjek dekat
dengan jelas, tetapi objek yang jauh terlihat buram. Pada cacat
mata ini, citra objek yang jauh terbentuk di depan retina. Hal
ini mungkin terjadi karena bentuk lensa terlalu cembung atau
karena bentuk bola mata yang memanjang dari depan ke
belakang. Kacamata berlensa cekung (-) dapat digunakan untuk
memperbaiki gangguan ini.
2. Hipermetropi (Mata Jauh atau Rabun Dekat)
Pada cacat mata hipermetropi, citra objek yang terbentuk
pada mata jatuh di belakang retina sehingga citra objek yang
ada didekatnya menjadi buram. Akan tetapi, objek yang jauh
menjadi terlihat jelas. Kelainan ini disebabkan oleh terlalu
datarnya lensa atau pendeknya ukuran bola mata dari depan ke
belakang. Penderita hipermetropi harus menggunakan
kacamata berlensa cembung (+).
3. Astigmatisma
Astigmatisma yaitu kelengkungan kornea atau lensa yang
tidak merata. Astigmatisma bertanggung jawab terhadap tidak
sempurnanya pembentukan bayangan sehingga beberapa
bagian objek yang terlihat menjadi tidak focus. Kelainan ini
dapat dikoreksi dengan menggunakan lensa silinder.
4. Glaukoma
Cairan di aqueous chamber dan aqueous humour secara
teratur dipasok oleh arteri kapiler dan diserap kembali oleh
vena kapiler dari badan siliaris. Interferensi penyerapan cairan
ini dapat meningkatkan tekanan intaokuler yang akan
menyebabkan glaucoma. Pada penderita glaucoma perlu
dilakukan operasi untuk mengalirkan kelebihan cairan dan
mengembalikan tekanan menjadi normal.
5. Presbiopo
Gangguan ini umumnya terjadi pada orang tua. Mereka
tidak dapat melihat benda dekat dan jauh dengan jelas karena
lensa matanya telah kehiangan fleksibilitasnya. Presbiopi dapat
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 10
dikoreksi dengan memakai kacamata berlensa cembung (+) dan
cekung (-).
6. Katarak
Kemampuan lensa dapat menurun sesuai dengan usia
karena adanya degenerasi serat protein. Akibatnya, lensa
manjadi buram dan visibilitasnya berkurang. Keadaan ini
disebut katarak. Katarak dapat dikoreksi dengan pengangkatan
lensa atau dengan menggunakan kacamata dengan lensa yang
sangat cembung. Untuk mengatasi hilangnya fungsi lensa dapat
dengan menggunakan teknik baru, yaitu dengan menanamkan
lensa plastic kecil di belakang atau di depan iris.
7. Julig
Terkadang kedua arah bola mata dapat bertemu,
berseberangan, atau menyimpang dari normal. Kelainan ini
dapat menyebabkan penglihatan ganda. Mata julig dapat
diperbaiki dengan operasi bedah dan perawatan.
8. Buta Warna
Beberapa orang sejak lahir tidak dapat membedakan warna-
warna tertentu seperti merah dan hijau. Kondisi ini merupakan
kelainan genetic yang diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Buta warna merupakan gangguan yang bersifat
resesif. Sebagian besar laki-laki menderita buta warna,
sedangkan sebagian besar perempuan bertindak sebagai
pembawa (carrier).
9. Rabun Senja
Pada rabun senja, orang merasa kesulitan untuk melihat
pada cahaya redup atau malam hari. Hal ini terjadi karena tidak
adanya pembentukan rhodopsin. Karena tidak adanya
rhodopsin, sel batang tidak dapat berfungsi dan orang tidak
dapat melihat dalam cahaya redup.
10. Retina Longgar
Ketika retina terlepas dari koroid, cairan akan menumpuk
di antara retina dan koroid. Hal ini menyebabkan kemampuan
untuk melihat menjadi terganggu dan penderita dapat menjadi
buta (tidak dapat melihat).
3. Indera Pendengaran
a. Pengertian
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk
mendengar suara yang ada disekitar kita. Telinga merupakan indra
pendengar yang menerima rangsangan berupa suara (fonoreseptor).
Selain berfungsi sebagai indra pendengar, telinga juga sebagai alat
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 11
kesimbangan. Telinga merupakan bagian panca indera untuk
mendengar dan keseimbangan, terletak diisi kepala. Telinga terdiri
dari 3 daerah, yaitu telinga luar (auris externa), telinga tengah
(auris media), dan telinga dalam (auris interna).
b. Tinjauan Anatomi
Telinga tersusun atas telinga bagian luar, telinga bagian
tengah.
1. Telinga bagian luar (auris externa), yaitu daun telinga, lubang
telinga, dan liang pendengaran.
2. Telinga bagian tengah (auris media), terdiri dari gendang
telinga, 3 tulang pendengar (martil, landasan dan sanggurdi)
dan saluran eustachius.
3. Telinga bagian dalam (auris interna) terdiri dari alat
kesimbangan tubuh, tiga saluran setengah lingkaran, tingkap
jorong, tingkap bundar dan rumah siput (koklea)
➢ Telinga luar (auri externa) terdiri dari daun telinga
(auricula), liang telinga (meatus acusticus externus), dan
dipisahkan oleh gendang telinga atau membrana tympani.
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 12
a. Daun telinga(Auricula), merupakan tulang rawan elastin
yang melekat erat dengan kulit, tanpa disertai lapisan
subcutis. Auricula berbentuk seperti cekungan dengan
bagian terdalam disebut concha dan pinggiran bebasnya
disebut helix. Pada concha ada lubang masuk liang
telinga (meatus acusticus externus)
b. Liang telinga (meatus acusticus externus), berbentuk
melengkung kedepan sehingga untuk dapat mengamati
gendang telinga, daun telinga perlu ditarik kebelakang
(untuk meluruskan liang ini). Liang telinga (panjangnya
sekitar2-3 cm) mempunyai lapisan epitel dengan bulu
halus disertai kelenjar keringat dan lemak (sebum) yang
memproduksicerumen (wax). Bagian luar liang telinga
dibuat oleh tulang rawan sehingga bersifat mobile,
sedangkan bagian dalam disebut oleh tulang tengkorak.
c. Membran tympani, memiliki posisi miring menghadap
kebawah. Bentuknya tidak rata, tetapi mirip kerucut
dengan berukuran diameter sekitar 10 nun. Wilayah
telinga tengahnya dinamakan umbo merupakan
kedudukan tulang pendengaran (os maleus). Membrana
terdiri atas bagian keras (pars flaccida) dibagian atas.
Dalam kondisi normal, penyinaran yang membrana ini
akan menghasilkan pantulan berupa gambaran segitiga
dibagian depan bawah dengan bagian atas pada tonjolan
umbo.
➢ Rongga telinga tengah (auris media) terdapat disebelah
dalam membrane tympani berukuran sekitar 3-6 mm.
Dindingnya dibatasi dengan gendang telinga (membrana
tympani) beserta tulang disebelah atas dan dibawahnya. Ke
bagian depan rongga ini mempunyai saluran yang
berhubungan dengan kerongkongan (nasophagnx), yaitu
melalui tuba auditive atau tuba eustachi saluran ini
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 13
diperlukan untuk menyesuaikan tekanan di dalam ruangan
itu denganbagian tekanan udara luar. Penyesuaian tekanan
harus dilakukan melalui Gerakan menelan ludah jika
seseorang merasa telinganya tidak enak. Orang yang pilek,
terutama pada anak-anak, saluran ini sering tersumbat
sehingga pada penderita sering di dapat keluhan telinga
terasa penuh. Telinga yang penuh itu jika dibiarkan akan
menyebabkan infeksi dan penyakit otitis media. Akibatnya
telinga yang terinfeksi dapat menghasilkan nanah, gendang
telinga akan pecah bila nanah sudah terlalu banyak
terkumpul.
Bagian belakang rongga ini berhubungan dengan rongga
dalam tulang yang disebut cellulae mastoidea, yaitu rongga
berisi udara. Nanah yang banyak pada penderita otitis
media dapat mengalir kesini sehingga di temukkan infeksi
pada tulang pembatas media dapat mengalir ke sini
sehingga ditemukkan infeksi pada tulang yang disebut
mastroidits. Dinding bagian dalam auris media berbatasan
dengan tulang pembatas telinga bagian dalam. Selain itu,
ditemukan juga penonjolan akibat keberadaan bangunan
untuk penerima ransang keseimbangan bernama canalis
semicircularis di samping itu, terdapat tempat lekat tulang
pendengaran, yaitu tulang sanggur (osstapes). Dibagian
bawahnya terdapat lubang bulat (forame n rotundum)
yang tertutup membrane mucosa yang penting dan
berfungsi untuk memelihara keseimbangan tekanan diruang
telinga bagian dalam. Selain itu, ditemukkan penonjolan
akibat rumah sipu (cochlea) penerima rangsang
pendengaran ditelinga bagian dalam. Getaran suara yang
akan diterima membrane tympani diteruskan melalui tulang
pendengaran di telinga bagian tengah , yaitu 0s maleus
(tukul), incus (landasan), dan stapes (sanggurdi).
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 14
Kemudian, tulang ini meneruskan getaran suara pada cairan
endolymph dan setelah melewati reseptor pendengaran
getaran dinetralkan kembali oleh getaran membrane pasa
foramen rotundum.
➢ Rongga telinga di bagian dalam dibatasi sekelilingnya oleh
tulang tengkorak. Di dalamnya ada system kesimbangan
(vestibular) yang terdiri dari 3 buah saluran setengah
lingkaran (canalis semicircularis) bersama bagian yang
bernama sacculus dan utriculus. Disamping itu, ada pula
organ pendengaran yang terdiri atas cochlea. Cochlea ini
seperti rumah siput dengan permukaan dalam yang
berbentuk spiral.
Tuba auditiva (tuba eustachit) terdiri atas bagian tulang dan
bagian tulang rawan (dua pertiga depan), dengan terdapat
penyempitan pada tempat peralihannya. Bayi dan anak
kecil, saluran ini pendek (10mm) dan lurus, untuk orang
dewasa panjannya sekitar 30-40 mm dan melengkung. Pada
keadaan berbaring, tuba ini pada bayi dan anak kecil
posisinya tegak lurus sehingga memudahkan masuknya
lender (dan infeksi) dari sekitar hidung sampai ke tuba ini.
Kondisi ini memudahkan terjadinya infeksi rongga telinga
tengah pada bayi atau anak kecil (otitis media acuta).
c. Struktur dan Fungsi Bagian Indera Pendengaran
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 15
Fungsi bagian-bagian indra pendengar:
1. Daun telinga, lubang telinga dan liang pendengar berfungsi
menangkap dan mengumpulkan gelombang bunyi.
2. Gendang telinga berfungsi menerima ransangan bunyi dan
meneruskannya kebagian yang lebih dalam.
3. Tiga tulang pendengar (tulang martil, landasan dan ssnggurdi)
berfungsi memperkuat getaran dan meneruskannya ke koklea
atau rumah siput.
4. Tingap jorong, tingkap bundar, tiga saluran setengah lingkaran
dan koklea (rumah siput) berfungsi mengubah implus dan
diteruskan ke otak. Tiga saluran setengah lingkaran juga
berfungsi sebagai keseimbangan tubuh.
5. Saluran eustachius menghubungkan rongga mulut dengan
telinga bagian luar.
d. Mekanisme Pendengaran
Getaran suara Daun telinga Saluran telinga
Gendang telinga Tiga tulang pendengar Rumah
siput Sel-sel rambut dalam organ kortil Sel
saraf audiotori Otak.
e. Kelainan
1. Tuli
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 16
Orang yang sudah tidak dapat mendengar dikatakan tuli. Tuli
dapat disebabkan menumpuknya kotoran telinga sehingga
menyumbat saluran telinga. Oleh karena itu, rajin-rajinlah
membersihkan saluran telinga. Gunakanlah pembersih telinga
yang steril.
2. Radang telinga tengah
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri atau virus. Biasanya
radang telinga tengah diikuti radang pada saluran pernapasan
bagian tas (radang tenggorokan). Biasanya radang telinga
sering menyerang anak-anak
3. Mabuk perjalanan
Mabuk perjalanan ini disebabkan karena adanya gangguan
pada tiga saluran setengah lingkaran. Gangguan ini dapat
disebabkan karena rangsangan yang terus-menerus oleh
gerakan-gerakan atau getaran-getaran yang terjadi selama
perjalanan sehingga keseimbangan tubuh terganggu.
4. Indera Penciuman
a. Pengertian
Hidung merupakan indera pembau yang peka terhadap
rangsang berbentuk gas dan uap. Indera pembau terletak pada
mukosa hidung bagian atas yang disebut dengan epitel olfaktori.
Rangsangan dari sel-sel ini di bawa ke otak oleh saraf olfaktori.
Sel-sel indera pembau memiliki rambut yang berfungsi
memproyeksikan respon impuls dari partikel terlarut dalam sekresi
lendir hidung. Kebiasaan mencium bau tertentu menyebabkan
melemahnya kemampuan saraf-saraf ini secara bertahap dan
akhirnya menghilang. Hal ini merupakan adaptasi indera pembau
karena adanya perubahan pada reseptor dan pusat-pusat pembau di
otak.
b. Tinjauan Anatomi, dan Struktur serta Fungsi Bagian Indera
Penciuman
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 17
1) Rongga hidung (nasal cavity)
Berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke
tenggorokan menuju paru paru. Di dalam hidung kita
terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau.
Indera penciuman terletak pada rongga hidung. Di dalam
rongga hidung terdapat rambut rambut halus yang berfungsi
untuk menyerap kotoran yang masuk melalui sistem
pernafasan. Selain itu, terdapat konka nasal superior,
intermediet serta inferior. Pada bagian konka nasal superior
terdapat akar sel-sel dan jaringan syaraf penciuman (nervus
olfaktorius yang merupakan syaraf kranial pertama) yang
berfungsi untuk mendeteksi bau-bauan yang masuk melalui
hirupan nafas. Fungsi sistem pembau (sistem olfaction)
adalah mengindikasikan molekul molekul kimia yang
dilepaskan di udara yang mengakibatkan bau. Molekul
kimia diudara dapat dideteksi bila ia masuk ke reseptor
olfactory epithelia melalui proses penghirupan.
Sistem Olfactory Manusia dapat membedakan
berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak
reseptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan
oleh prinsip-prinsip komposisi (component principle).
Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian belakang
tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 18
mulut kita yang di sebut dengan palate. Di rongga hidung
bagian atas terdapat sel-sel reseptor atau ujungujung saraf
pembau. Ujung-ujung saraf pembau ini timbul bersama
dengan rambut-rambut halus pada selaput lendir yang
berada di dalam rongga hidung bagian atas. dapat membau
dengan baik.
2) Mucous membrane
Berfungsi menghangatkan udara dan
melembabkannya. Bagian ini membuat mucus (lendir atau
ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bakteri, dan
partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-
paru.
3) Saraf indera penciuman
Saraf olfaktorius merupakan saraf sensorik
penciuman. Saraf ini berasal dari ujung saraf olfaktorius
khusus (kemoreseptor) di membran atas rongga nasal yang
berada konka nasal superior. Pada setiap sisi septum nasal,
serat saraf melalui lamina kribriformis tulang etmoid ke
bulbus olfaktorius dimana saraf ini saling berhubungan dan
bersinaps. Dari bulbus berkas serat saraf membentuk
traktus olfaktorius yang melewati area olfaktorius ke lobus
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 19
temporal pada tiap hemisfer, dimana impuls dipersepsikan
dan bau di persepsikan
c. Fisiologi Penciuman
Semua materi berbau mengeluarkan materi mudah menguap
dimana akan dibawa ke hidung melalui udara yang terinhalasi dan
bahkan dengan konsentrasi yang rendah saat terlarut di dalam
mucus dapat menstimuli kemoreseptor penciuman. Udara yang
masuk ke hidung dihangatkan dan aliran konveksi membawa
putaran udara yang terinspirasi ke atas rongga nasal. Membau
memusatkan molekul yang dapat menguap di atas hidung. Hal ini
meningkatkan jumlah reseptor olfaktori yang terstimulasi
sehinggan terjadi persepsi bau. Indera penciuman dapat
mempengaruhi selera makan, jika bau menyenangkan selera makan
akan meningkat dan sebaliknya. Saat dibarengi dengan melihat
makanan bau yang meningkatkan selera makan, meningkatkan
salivasi, dan menstimuli system pencernaan. Indera penciuman
dapat menciptakan memori yang bertahan lama, khusunya jika bau
itu khas misalnya bau rumah sakit atau bau makanan favorit atau
makanan yang tidak disukai. Inflamasi mukosa hidung mencegah
zat berbau menjangkau area penciuman di hidung menyebabkan
hilangnya indera penciuman (anosmia) contohnya: flu.
d. Kelainan
1. Anosmia
Anosmia dapat terjadi karena hilangnya kemampuan sel
olfaktori dalam mendeteksi kandungan zat yang terhirup.
Penderita penyakit ini tidak mampu menghirup bau. Anosmia
dapat diderita sementara ataupun permanen.
2. Hiposmia
Hiposmia dapat terjadi karena berkurangnya kemampuan sel
olfaktori dalam mendeteksi kandungan zat yang terhirup.
Penderita penyakit ini tidak dapat menghirup dan merasakan
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 20
bau dengan baik. Penyakit ini dapat disebabkan oleh flu atau
infeksi.
3. Disosmia
Disosmia merupakan berubahnya persepsi penciuman.
Penderita penyakit ini merasakan bau yang tidak sama pada
bau yang dirasakan oleh orang normal. Disosmia dapat
disebabkan oleh infeksi, kerusakan saraf, mulut yang tidak
bersih, dan depresi.
5. Indera Pengecap
a. Pengertian
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai
mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan
mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indra pengecap
yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Melalui
penggunaan lidah, kita dapat membedakan bermacam-macam rasa
seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Lidah juga
turut membantu dalam tindakan bicara
Pada lidah terdapat dua kelompok otot, yaitu otot intrinsik
(melakukan gerakan halus) dan otot ekstrinsik (melakukan gerakan
kasar saat mengunyah dan menelan serta mengaitkan lidah pada
bagian sekitarnya). Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan
(papila). Tonjolan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam
bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran yang dikelilingi parit-
parit, dan bentuk jamur. Tunas pengecap terdapat pada parit-parit
papila bentuk dataran, di bagian samping dari papila berbentuk
jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang. Setiap bintil-
bintil saraf pengecap tersebut mempunyai kepekaan terhadan rasa
tertentu berdasarkan letaknya pada lidah. (Setiadi, 2016).
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 21
b. Strukur dan Fungsi Bagian Indera Perasa
Banyak sekali jenis makanan dan minuman yang ada di
sekitar kita. Rasa makanan dan minuman itu bermacam-macam,
ada yang manis, asin, asam, bahkan ada pula yang pahit. Kita dapat
merasakan rasa manis, asin, asam, dan pahit menggunakan lidah.
Rasa yang dikenal lidah terdiri atas 4 rasa:
1) Pangkal lidah dapat mengecap rasa pahit
2) Tepi lidah bagian depan mengecap rasa asin
3) Tepi lidah bagian belakang mengecap rasa asam
4) Ujung lidah dapat mengecap rasa manis
Berikut merupakan tinjauan sensasi rasa dilihat dari zat-zat
kimia penimbul sensasi rasa.
1) Pahit, ditimbulkan oleh alkaloid tumbuhan. Alkaloid ialah zat-
zat organik yang aktif dalam kegiatan fisiologis yang terdapat
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 22
dalam tumbuhan. Contohnya ialah kina, cafein, nikotin, morfin
dan lain-lain. Banyak dari zat-zat ini bersifat racun.
2) Asin, ditimbulkan oleh kation Na+, K+ dan Ca+
3) Manis, ditimbulkan oleh gugus OH- dalam molekul organik.
Gugus ini terdapat pada gula, keton dan asam amino tertentu.
4) Asam, ditimbulkan oleh ion H+
(Sumber: Kusmiyati, 2017)
Lidah dapat mempersepsikan rasa karena terdapat kuncup
pengecap (taste buds) yang tersebar di permukaan lidah. Pada
penampang lidah kuncup pengecap mengalami penjuluran yang
biasa disebut dengan papilla. Papilla bermacam-macam sesuai
bentuk dan lokasi banyaknya papilla tersebut ditemukan. Sel-sel
reseptor taste buds terdapat pada ujung papilla. Sel inilah yang
dapat membedakan rasa. Permukaan lidah ditutupi oleh tiga
macam papila, yaitu:
1) Papila filiformis berbentuk seperti benang halus.
2) Papila sirkumvalata berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V
di belakang lidah.
3) Papila fungiformis berbentuk seperti jamur.
c. Mekanisme Mengecap Makanan
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 23
Secara umum cara kerja lidah adalah makanan/larutan
berasa-papila lidah-saraf Bustatori-medula oblongata - talamus -
otak.
1) Zat-zat makanan yang telah dikunyah bersama air liur
memasuki papila melalui pori-pori pengecap
2) Zat makanan tersebut merangsang rambut-rambut saraf
sensori pada papila yang terendam dalam zat kimia yang
terlarut dalam air ludah manusia
3) Saraf akan membawa impuls tersebut ke otak
4) Otak akan menerjemahkannya sebagai rasa suatu makanan
Adaptasi dari rasa makanan ini mulanya kan berjalan cepat
sekitar 2-3 detik lalu kemudian adaptasi akan berjalan lambat
(Setiadi, 2016).
d. Kelainan pada Indera Pengecap
1) Oral candidosis. Penyebabnya ialah jamur yang disebut candida
albicans. Gejalanya yaitu lidah akan tampak tertutup lapisan
putih yang dapat dikerok.
2) Atropic glossitis. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik
seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab
yang paling sering biasanya adalah kekurangan zat besi. Jadi
banyak ditemukan pada penderita anemia.
3) Geografic tongue. Gejalanya yaitu lidah seperti peta, berpulau-
pulau. Bagian pulau itu berwarna merah dan lebih licin dan bila
parah akan dikelilingi pita putih tebal.
4) Fissured tongue. Gejalanya yaitu lidah akan terlihat pecah-
pecah.
5) Glossopyrosis. Kelainan ini berupa keluhan pada lidah dimana
lidah terasa sakit dan panas dan terbakar tetapi tidak ditemukan
gejala apapun dalam pemeriksaan. Hal ini lebih banyak
disebabkan karena psikosomatis dibandingkan dengan kelainan
pada syaraf
(Kusmiyati, 2017).
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 24
6. Indera Peraba
a. Pengertian
Kulit merupakan organ terbesar yang meliputi seluruh
tubuh. Sebagai indra peraba kulit memiliki reseptor-reseptor peraba
yang mengubah stimulus lingkungan menjadi impuls saraf yang
akan di interpretasi oleh otak. Kulit menutupi dan melindungi
seluruh permukaan tubuh, yang bersambungan dengan jaringan
ikat dibawahnya. Selain itu, kulit memiliki fungsi sebagai penagtur
suhu tubuh dan mengendalikan kehilangan air dari tubuh,
melindungi tubuh dari masuknya mikroorganisme, dan sebagai
tempat penyimpanan cadangan lemak pada lapisan bawahnya.
b. Struktur dan Fungsi Bagian Indera Peraba
Kulit terbagi menjadi tiga lapisan yaitu, lapisan epidermis,
dermis dan hipodermis.
1) Lapisan epidermis, merupakan lapisan terluar kulit yang terdiri
dari lapisan epitelium pipih berlapis yang rapat dan berkeratin.
Lapisan ini terdiri dari lima lapisan yaitu, stratum korneum,
strtum lucidum, stratum granulosum, statum spinosum dan
stratum basalis ( Sri Yuliani, 2011).
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 25
Berikut ini adalah lapisan-lapisan epidermis beserta
karakteristik selnya
a. Stratum korneum: Sel-selnya tipis, berbentuk pipih
seperti sisik dan terus-menerus dilepaskan.
b. Stratum lucidum: Sel-selnya mempunyai batas tegas,
tanpa inti dengan protoplasma jernih.
c. Stratum granulosum: Sel-selnya tersusun dari dua
atau tiga lapisan sel yang di dalamnya terdapat
granula dari keratohialin.
d. Stratum spinosum: Sel-selnya berbentuk poligonal,
dengan tepi terdapat lapisan fibril mirip duri.
e. Stratum basalis : Terdapat pada lapisan bawah
epidermis yang berbatasan langsun dengan membran
basalis. Pada lapisan ini, sel-sel kulit mengalami
pembelahan
(Sri Yuliani, 2011).
2) Lapisan kedua setelah epidermis yaitu lapisan dermis. Pada
lapisan ini terdapat jaringan hidup di bawah kulit, seperti ujung
saraf, pembuluh darah, serat elastis, kelenjar keringat yang
mendinginkan kulit, dan kelenjar sebasea yang memproduksi
minyak untuk menjaga kelenturan kulit. Di bawah lapisan
dermis terdapat lapisan hipodermis atau lapisan subkutan kulit.
Pada lapisan ini terdapat jaringan lemak dan pembuluh darah.
Selain itu, pada lapisan ini terdapat terdapat tangkai rambut
yang tertanam dalam folikel rambut (Etty Indria, 2016).
c. Jenis Reseptor
1) Korpuskel Meissner
Ciri dari reseptor ini adalah memiliki selubung berbentuk
lonjong dengan ujung membulat. Terletak pada bagian atas
dermis bibir, kelopak mata alat kelamin, dan putting. Reseptor
ini bereaksi pada perasa nyeri
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 26
2) Cakram merkel
Ciri dari reseptor adalah tidak berselubung, terletak pada
epidermis atau dermis, khususnya di daerah folikel rambut.
Reseptor ini dapat merasakan rabaan yang sangat halus dan
tekanan ringan.
3) Korpuskel ruffini
Ciri dari reseptor ini adalah memilki selubung berbentuk
lonjong seperti kapsul. Reseptor ini terletak pada lapisan
dermis paling dalam. Reseptor ini dapat dapat bereaksi
terhadap perasa panas
4) Korpuskel pacini
Ciri dari reseptor ini adalah memiliki bentuk seperti lingkaran
sidik jari yang tersusun berlapis-lapis. Letak reseptor ini
terdapat pada dermis bagian dalam, juga dekat kandung kemih
dan dekat sendi dan otot. Reseptor ini dapat merasakan tekanan
kuat dan lebih lama.
5) Ujung saraf crausse
Saraf ini merupakan saraf yang peka terhadap perasa dingin.
( Steve Parker, 2009).
d. Kelainan pada Indera Peraba
1) Jerawat (acne)
Penyakit yang disebabkan oleh peradangan dari kelenjar
sabasea ataupun sebagai efek pada perubahan hormone alami
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 27
manusia (saat masa pubertas). Penyakit ini biasa muncul di area
wajah, leher, punggung, dan dada. Kulit yang berlemak dan
tidak bersih lalu menjadi sarang bakteri dapat juga
menyebabkan kerawat
2) Dermatitis
Penyakit ini terjadi karena adanya peradangan kulit yang
ditandai dengan kulit gatal, merah, bintil-bintil, melepuh, atau
berair. Beberapa hal yang dapat memicu penyakit ini adalah
karena kulit bersentuhan dengan zat-zat kimia (sabun, cat, dan
lain-lain)
3) Kutil
Penyakit ini disebabkan oleh virus Papilomavirus dan
menyerang kulit tubuh bagian mana saja. Penderita merasa
kulitnya seperti muncul tunas yang terasa linu dan
mengganggu. Penyakit ini apabila dibiarkan dan tidak segera
disembuhkan akan memicu munculnya kutil lain di area lain
dari tubuh penderita. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan
obat khusus atau operasi.
4) Panu
Penyakit ini timbul karena kulit ditumbuhi oleh jamur.
Penderita penyakit ini biasanya memiliki bagian kulit yang
berwarna putih kecoklatan yang terasa gatal apabila
berkeringat. Penyakit ini dapat dismbuhkan dengan mengolesi
bagian kulit yang ditumbuhi jamur dengan obat kulit anti
jamur.
5) Lepra
Penyakit kulit yang disebkan oleh organisme Mycobacterium
leprae ditandai dengan kulit kering, membusuk, tumbuh titik-
titik hitam, mati rasa dan pada akhirnya akan tanggal.
Termasuk penyakit menular yang berbahaya. Dan apabila
dibiarkan akan menyebabkan cacat dan kematian. Penyakit ini
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 28
dapat diobati dengan terapi kulit khusus yang memerlukan
waktu lama.
RANGKUMAN
➢ Organ indera merupakan reseptor pada tubuh yang menyebabkan kita mampu
untuk menyadari adanya perubahan lingkungan.
➢ Organ indera pada manusia terdiri dari:
1. Indera penglihatan (mata)
2. Indera pendengaran (telinga)
3. Indera penciuman (hidung)
4. Indera perasa (lidah)
5. Indera peraba (kulit)
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 29
➢ Mata berfungsi untuk merespon sinar/cahaya yang dapat membuat kita dapat
melihat
➢ Bagian-bagian bola mata terdiri dari kornea, lensa, iris, pupil, retina, otot bersilia,
saraf optic, sklera, koroidea, aqueous humor
➢ Kelainan yang terjadi pada mata di antaranya, yaitu miopi, hipermetropi,
astigmatisma, glaukoma, presbiopi, katarak, julig, buta warna, rabun senja, retina
longgar
➢ Telinga berfungsi untuk menanggapi getaran bunyi yang membuat kita dapat
mendengar
➢ Telinga tersusun atas 3 bagian, yaitu telinga bagian luar (auris externa), telinga
bagian tengah (auris media), telinga bagian dalam (auris interna)
➢ Kelainan pada telinga di antaranya, adalah tuli, radang telinga tengah, dan mabuk
perjalanan
➢ Hidung berfungsi untuk merespon bahan kimia berupa gas
➢ Bagian-bagian hidung terdiri atas rongga hidung (di dalamnya terdapat rambut
halus), mucous membran, dan saraf indera penciuman
➢ Kelainan pada indera penciuman di antaranya adalah anosmia, hiposmia, dan
disosmia
➢ Lidah berfungsi untuk merespon bahan kimia pada makanan/minuman
➢ Lidah dapat merasakan empat rasa, yaitu rasa manis pada ujung depan lidah, rasa
asin pada tepi lidah bagian depan, rasa asam pada tepi lidah bagian belakang, dan
rasa pahit pada pangkal lidah.
➢ Kelainan pada lidah lidah di antaranya adalah oral candidosis, atropic glossitic,
geographic tongue, fissured tongue, dan glossopyrosis
➢ Kulit berfungsi untuk merasakan sentuhan, tekanan nyeri, panas, dan dingin
➢ Reseptor pada kulit terdiri dari korpuskel Meissner, cakram merkel, korpuskel
ruffini, korpuskel paccini, dan ujung saraf crausse
➢ Kelainan pada kulit di antaranya adalah jerawat, dermatitis, kutil, panu, dan lepra.
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 30
BAB III
EVALUASI
A. Maksud dan Tujuan Evaluasi
Sebagai upaya mengetahui proses perkembangan pembelajaran
sebagaimana yang dimaksud dalam modul ini, kegiatan evaluasi perlu
dilakukan secara berstruktur.
Setelah Anda mempelajari seluruh materi dari modul ini, pastikan
untuk mengujikan kemampuan Anda dengan beberapa instrument soal di
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 31
bawah ini. Adapun maksud dan tujuan kegiatan evaluasi, dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Untuk memberikan panduan kepada anda agar memiliki standar isi
yang seragam
2. Untuk mengetahui tingkat penerimaan dan pemahaman anda terhadap
materi garis besar yang dikembangkan modul ini
3. Untuk mengetahui tingkat kesulitan materi modul, sehingga dapat
dilakukan perbaikan dan langkah penyesuaian di masa yang akan
datang
4. Untuk memberikan masukan sebagai dasar perbaikan isi modul,
strategi penyampaian, dan pelaksanaan pembelajaran
Kegiatan evaluasi diberikan dalam bentuk pengujian tertulis melalui
instrument pilihan ganda, di mana pertanyaan pilihan ganda berjumlah 10
item. Dalam pertanyaan bernilai (skor) 1 sehingga total skor adalah 10.
Kemudian, skor tersebut diolah dalam bentuk nilai 1 sampai 100. Tingkat
keberhasilan, pemahaman serta daya serap Anda terhadap modul ini
ditentukan dan diperoleh skor total dari jawaban yang benar dengan
kriteria pembobotan seperti di bawah ini:
Nilai Predikat
90-100% Baik sekali
80-89% Baik
70-79% Cukup
60-69% Kurang
B. Soal Evaluasi
1. Salah satu dari organ pada system indera adalah hidung. Apakah
fungsi dari hidung…
a. Merespon sentuhan, tekanan, nyeri, panas, dan dingin
b. Merespon bahan kimia pada makanan dan minuman
c. Merespon sinar/cahaya yang membuat kita dapat melihat
d. Menanggapi getaran bunyi yang membuat kita dapat mendengar
e. Merespon bahan kimia berupa gas
2. Perhatikan gambar di bawah ini:
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 32
Berdasarkan gambar di atas, ligament suspensori ditunjuk oleh
nomor…
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
e. 7
3. Salah satu kelainan pada hidung memiliki ciri-ciri yaitu kehilangan
rasa bau akibat hilangnya kemampuan sel olfaktori dalam mendeteksi
kandungan zat yang terhirup sehingga penderita penyakit ini tidak
mampu menghirup bau. Nama kelainan pada hidung berdasarkan ciri-
ciri tersebut adalah….
a. Hiposmia
b. Anosmia
c. Disosmia
d. Flu
e. Presbiopi
4. Perhatikan jenis-jenis resepor pada kulit di bawah ini:
1. Paccini
2. Ruffini
3. Crausse
4. Meissner
5. Lempeng merkel
Berdasarkan data di atas, reseptor yang merespon perasa tekanan kuat
adalah…..
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 33
5. Julig merupakan salah satu kelainan pada mata. Apakah ciri-ciri dari
kelainan julig…
a. Kemampuan penglihatan buram
b. Tidak dapat melihat benda yang jauh
c. Tidak dapat melihat benda yang dekat
d. Kedua bola mata dapat bertemu, bersebrangan, atau menyimpang
dari normal
e. Tidak dapat melihat pada malam hari
6. Pehatikan gambar di bawah ini:
Lidah untuk mengecap rasa asin ditunjukan oleh angka…
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 3 dan 2
7. Perhatikan data di bawah ini:
(1) Retina
(2) Pupil
(3) Aqueous humor
(4) Kornea
(5) Vitreous humor
(6) Lensa
Berdasarkan data di atas, urutan cahaya masuk ke mata dengan benar
adalah:
a. (4), (3), (6), (5), (2), (1)
b. (4), (3), (5), (6), (2), (1)
c. (4), (3), (2), (6), (5), (1)
d. (4), (5), (2), (6), (3), (1)
e. (4), (5), (3), (6), (2), (1)
8. Seorang lansia mengalami kelainan mata. Penglihatan dia menjadi
buram. Kelainan tersebut muncul karena kemampuan lensanya
menurun akibat bertambahnya usia. Berdasarkan deskripsi tersebut apa
nama kelainan yang diderita lansia tersebut dan cara apa untuk
mengatasi kelainan tersebut…
a. Glaucoma, dengan melakukan operasi
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 34
b. Galukoma dengan menggunakan kacamata berlensa cembung
c. Katarak, dengan menggunakan kacamata silindris
d. Katarak, dengan memakai kacamata berlensa cembung
e. Katarak, dengan memakai kacamata berlensa cekung
9. Saat kita dekat api unggun, badan kita akan merasakan hangat. Di
bawah ini pasangan reseptor dan responnya yang sesuai dengan
deskripsi di atas adalah…
a. Paccini, panas
b. Ruffini, panas
c. Crausse, panas
d. Meissner, panas
e. Meissner, sentuhan
10. Ando memiliki kelainan pada matanya yaitu objek yang dia lihat
nampak tidak focus. Apa nama kelainan dan penyebab kelainan Ando,
serta solusi apa untuk mengkoreksi penglihatan Ando…
PILIHAN NAMA
KELAIAN
PENYEBAB SOLUSI
A Astigmatisma Tidak
sempurnanya
pembentukan
bayangan
Menggunakan
lenda silinder
B Astigmatisma Bayangan
jatuh di
belakang
retina
Menggunakan
lenda silinder
C Astigmatisma Tidak
sempurnanya
pembentukan
bayangan
Menggunakan
kacamata
berlensa
cembung
D Astigmatisma Bayangan
jatuh di
belakang
retina
Menggunakan
kacamata
berlensa
cembung
E Astigmatisma Bayangan
jatuh di
depan retina
Menggunakan
lenda silinder
Setelah Anda menyelesaikan soal di atas, cocokkan jawaban Anda
dengan menggunakan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul
ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di
bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
pada modul ini.
Tingkat penguasaan=
jumlah jawaban yang benar
20
x100%
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 35
Setelah itu Anda lihattingkat penugasan Anda di kriteria
pembobotan yang ada pada tabel Maksud dan Tujuan Evaluasi. Apabila
tingkat penguasaan Anda telah mencapai80% atau lebih, Anda dapat
melanjutkan kegiatan belajar selanjutnya. Tetapi, apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80%, anda harus mengulangi kegiatan
belajar pada materi ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
BAB IV
PENUTUP
A. Tindakan Lanjutan
Bagi Anda yang sudah dapat menjawab benar sebanyak 80% atau
lebih dari seluruh soal evaluasi, dapat mengembangkan pemahaman Anda
tentang sistem indera. Adapun bagi Anda yang belum mencapai belajar
tuntas 80%, dapat mengulangi belajar dengan memilih materi yang masih
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 36
dianggap sulit secara teliti atau dengan diskusi bersama teman maupun
Bapak/Ibu guru kalian.
B. Harapan
Modul ini adalah salah satu bahan ajar mata pelajaran Biologi.
Namun, harus dimengerti pula bahwa modul ini bukanlah satu-satunya
rujukan bagi Anda.
Semoga modul ini dapat menyajikan materi pembelajaran secara
menarik dan menyenangkan, sehingga proses pembelajaran dapat
berlangsung efektif dan efisien.
GLOSARIUM
Astigmatisma Kelengkungan kornea atau lensa yang tidak merata
Auris externa Telinga bagian luar
Auris media Telinga bagian tengah
Auris interna Telinga bagian dalam
Cakram merkel Reseptor perasa tekanan ringan
canalis
semicircularis
Saluran setengah lingkaran
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 37
cellulae mastoidea Rongga pada telinga yang berisi udara
Hipermetropi Mata jauh atau rabun dekat
Korpuskel
meissner
Reseptor perasa nyeri
Korpuskel pacini Reseptor perasa tekanan kuat
Korpuskel ruffini Reseptor perasa panas
Lepra Penyakit kulit yang disebkan oleh organisme
Mycobacterium leprae ditandai dengan kulit kering,
membusuk, tumbuh titik-titik hitam, mati rasa dan pada
akhirnya akan tanggal
Miopi Mata dekat atau rabun jauh
Organ indera Reseptor pada tubuh yang menyebabkan kita mampu
untuk menyadari adanya perubahan lingkungan.
Presbiopi Tidak dapat melihat benda dekat dan jauh dengan jelas
karena lensa matanya telah kehiangan fleksibilitasnya
Ujung saraf
crausse
Reseptor perasa dingin
DAFTAR PUSTAKA
C.P,Evelyn. (2011). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Terj. dari Anatomy
and Physiology for Nurses oleh Handoyo, S.Y & Kartono Muhammad.
Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.
Haryani.A.,Halimatussadiah.I.,Sanusi.S. (2009). Anatomi Fisiologi Manusia.
Bandung. Cakra.
Kusmiyati, Y. 2017. Bahan Ajar Kebidanan : Anatomi Fisiologi. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Repulik Indonesia.
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 38
M.C, Heather; P. Johnny; W. Chris & W. Kevin. (2016). Ensiklopedia Sains dan
Teknologi Jilid 3: Tubuh Manusia, Geologi, Geografi dan Meteorologi.
Terj. dari Visual Dictionary oleh Indriati, Etty; A. Anis & Agustono,
Yohannes.
Parker, Steve. (2009). Ensiklopedia Tubuh Manusia. Terj. dari The Human Body
Book oleh Winardini. Jakarta. Erlangga.
Septianing, R. (2014). Panduan Belajar Biologi 2B SMA kelas XI. Jakarta:
Yudhistira
Setiadi. (2016). Dasar-Dasar Antanomi Dan Fisiologi Manusia (Teori & Aplikasi
Pratek Bagi Mahasiswa Dan Perawat Klinik). Yogyakarta: Indomedia
pustaka.
KUNCI JAWABAN
1. E
2. D
3. B
4. A
5. D
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 39
6. C
7. C
8. D
9. B
10. A

More Related Content

What's hot

PPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XI
PPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XIPPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XI
PPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XIIchinose Amanda
 
MATERI Sistem indra KELAS XI SMA
MATERI Sistem indra KELAS XI SMAMATERI Sistem indra KELAS XI SMA
MATERI Sistem indra KELAS XI SMAZona Bebas
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1indri yetti
 
Power Point Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
Power Point   Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)Power Point   Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
Power Point Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)basil_miaw
 
Sistem Penginderaan
Sistem PenginderaanSistem Penginderaan
Sistem Penginderaanpjj_kemenkes
 
Siklus sirkardian
Siklus sirkardianSiklus sirkardian
Siklus sirkardianCahya
 
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatanMakalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatanWulan Yulian
 
Kelainan dan penyakit pada sistem gerak manusia ppt.docx
Kelainan dan penyakit pada sistem gerak manusia ppt.docxKelainan dan penyakit pada sistem gerak manusia ppt.docx
Kelainan dan penyakit pada sistem gerak manusia ppt.docxArifah Fajrina
 
Anatomi otot kepala & wajah SEMESTER 2 kd 2 anatomy
Anatomi otot kepala & wajah SEMESTER 2 kd 2 anatomyAnatomi otot kepala & wajah SEMESTER 2 kd 2 anatomy
Anatomi otot kepala & wajah SEMESTER 2 kd 2 anatomydimas_aria
 
Fisio anatomi (indera pengecap)
Fisio anatomi (indera pengecap)Fisio anatomi (indera pengecap)
Fisio anatomi (indera pengecap)Ngulya Imroatul
 
Sistem Otot pada Manusia
Sistem Otot pada ManusiaSistem Otot pada Manusia
Sistem Otot pada ManusiaMichu OH
 
Anatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikAnatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikYesi Tika
 
Sistem Integumen dan Muskuloskeletal
Sistem Integumen dan MuskuloskeletalSistem Integumen dan Muskuloskeletal
Sistem Integumen dan Muskuloskeletalpjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Indera Pengecap
Indera PengecapIndera Pengecap
Indera Pengecap
 
PPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XI
PPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XIPPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XI
PPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XI
 
MATERI Sistem indra KELAS XI SMA
MATERI Sistem indra KELAS XI SMAMATERI Sistem indra KELAS XI SMA
MATERI Sistem indra KELAS XI SMA
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1
 
Makalah kebutuhan nutrisi
Makalah kebutuhan nutrisiMakalah kebutuhan nutrisi
Makalah kebutuhan nutrisi
 
Power Point Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
Power Point   Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)Power Point   Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
Power Point Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
 
Sistem Penginderaan
Sistem PenginderaanSistem Penginderaan
Sistem Penginderaan
 
Siklus sirkardian
Siklus sirkardianSiklus sirkardian
Siklus sirkardian
 
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatanMakalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
 
Kelainan dan penyakit pada sistem gerak manusia ppt.docx
Kelainan dan penyakit pada sistem gerak manusia ppt.docxKelainan dan penyakit pada sistem gerak manusia ppt.docx
Kelainan dan penyakit pada sistem gerak manusia ppt.docx
 
Anatomi otot kepala & wajah SEMESTER 2 kd 2 anatomy
Anatomi otot kepala & wajah SEMESTER 2 kd 2 anatomyAnatomi otot kepala & wajah SEMESTER 2 kd 2 anatomy
Anatomi otot kepala & wajah SEMESTER 2 kd 2 anatomy
 
Ppt. panca indra
Ppt. panca indraPpt. panca indra
Ppt. panca indra
 
Fisiologi pengecapan
Fisiologi pengecapanFisiologi pengecapan
Fisiologi pengecapan
 
Fisio anatomi (indera pengecap)
Fisio anatomi (indera pengecap)Fisio anatomi (indera pengecap)
Fisio anatomi (indera pengecap)
 
indera penciuman
indera penciumanindera penciuman
indera penciuman
 
Sistem Otot pada Manusia
Sistem Otot pada ManusiaSistem Otot pada Manusia
Sistem Otot pada Manusia
 
Anatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikAnatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem Sensorik
 
Sistem Integumen dan Muskuloskeletal
Sistem Integumen dan MuskuloskeletalSistem Integumen dan Muskuloskeletal
Sistem Integumen dan Muskuloskeletal
 
Sistem Penglihatan
Sistem PenglihatanSistem Penglihatan
Sistem Penglihatan
 
sistem indra
sistem indrasistem indra
sistem indra
 

Similar to SistemIndera (20)

Tugas Makalah TIK Nadia Safira 2D PGSD
Tugas Makalah TIK Nadia Safira 2D PGSDTugas Makalah TIK Nadia Safira 2D PGSD
Tugas Makalah TIK Nadia Safira 2D PGSD
 
Sistem Penginderaan
Sistem PenginderaanSistem Penginderaan
Sistem Penginderaan
 
Rpp ipa kls iv
Rpp ipa kls ivRpp ipa kls iv
Rpp ipa kls iv
 
Sistem organ tubuh manusia
Sistem organ tubuh manusiaSistem organ tubuh manusia
Sistem organ tubuh manusia
 
Makalah optik baru
Makalah optik baruMakalah optik baru
Makalah optik baru
 
lina
linalina
lina
 
Indra mata
Indra mataIndra mata
Indra mata
 
Indra mata
Indra mataIndra mata
Indra mata
 
Indra mata
Indra mataIndra mata
Indra mata
 
PPT 1A IBD.pptx
PPT 1A IBD.pptxPPT 1A IBD.pptx
PPT 1A IBD.pptx
 
Alat indra 1
Alat indra 1Alat indra 1
Alat indra 1
 
Mata
MataMata
Mata
 
KEL 3 BIOPSIKOLOGI (Sistem Visual).pptx
KEL 3 BIOPSIKOLOGI (Sistem Visual).pptxKEL 3 BIOPSIKOLOGI (Sistem Visual).pptx
KEL 3 BIOPSIKOLOGI (Sistem Visual).pptx
 
Makalah sistem indera
Makalah sistem inderaMakalah sistem indera
Makalah sistem indera
 
Ipa8 kd12-indra penglihatan manusia dan hewan
Ipa8 kd12-indra penglihatan manusia dan hewanIpa8 kd12-indra penglihatan manusia dan hewan
Ipa8 kd12-indra penglihatan manusia dan hewan
 
Makro fungsi panca indera zahra
Makro fungsi panca indera zahraMakro fungsi panca indera zahra
Makro fungsi panca indera zahra
 
Panca Indra
Panca IndraPanca Indra
Panca Indra
 
Indera Manusia
Indera ManusiaIndera Manusia
Indera Manusia
 
5 lima alat indera manusia
5 lima alat indera manusia5 lima alat indera manusia
5 lima alat indera manusia
 
Sistem Indra Pada Manusia.ppt
Sistem Indra Pada Manusia.pptSistem Indra Pada Manusia.ppt
Sistem Indra Pada Manusia.ppt
 

Recently uploaded

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 

Recently uploaded (20)

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 

SistemIndera

  • 1.
  • 2. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, serta hidayahnya sehingga kami dapat menyusun “Modul Sistem Indera”. ”Modul Sistem Indera” ini dapat digunakan sebagai bahan ajar untuk guru dan dapat digunakan sebagai sumber belajar untuk siswa dalam mempelajari mata pelajaran Biologi di SMA (Sekolah Menengah Atas)/MA (Madrasah Aliyah). Modul ini menyajikan materi mengenai struktur dan fungsi serta kelainan pada system indera yang meliputi indera penglihatan, indera pendengaran, indera penciuman, indera pengecap, dan indera peraba. Kami menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dalam penyusunan modul ini. Namun, kami berharap modul ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semoga dapat membantu dalam proses belajar mengajar. Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Serang, 2 Mei 2020 Penyusun
  • 3. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……………………………………………………………1 DAFTAR ISI……………………………………………………………………...2 BAB I A. Latar Belakang…………………………………………………………...4 B. Deskripsi Singkat…………………………………………………………4 C. Peta Konsep……………………………………………………………….4 D. Manfaat…………………………………………………………………...5 E. Tujuan Pembelajaran……………………………………………………5 F. Tujuan Penggunaan Modul……………………………………………...5 BAB II KEGIATAN BELAJAR 1 SISTEM INDERA A. Standar Kompetensi……………………………………………………...6 B. Kompetensi Dasar………………………………………………………..6 C. Materi Pokok6……………………………………………………………6 D. Uraian Materi…………………………………………………………….6 1. Pengertian Organ Indera…………………………………………….6 2. Indera Penglihatan…………………………………………………...7 3. Indera Pendengaran………………………………………………...10 4. Indera Penciuman…………………………………………………..16 5. Indera Pengecap…………………………………………………….19 6. Indera Peraba……………………………………………………….23 RANGKUMAN…………………………………………………………………28 BAB III EVALUASI A. Maksud dan Tujuan Evaluasi…………………………………………..30 B. Soal Evaluasi…………………………………………………………….31
  • 4. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 3 BAB IV PENUTUP A. Tindakan Lanjutan……………………………………………………..35 B. Harapan…………………………………………………………………35 GLOSARIUM…………………………………………………………………...36 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...37 KUNCI JAWABAN TES……………………………………………………….38
  • 5. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya untuk meningkatkan kemandirian dan kekreatifan peserta didik dalam belajar, maka modul merupakan salah satu bahan ajar yang dapat digunakan oleh guru. Oleh karena itu, penyusunan modul merupakan suatu tuntutan bagi guru. Setelah mempelajari modul ini, diharapkan pembaca mendapatkan informasi tentang struktur dan fungsi serta kelainan pada system indera yang meliputi indera penglihatan, indera pendengaran, indera penciuman, indera pengecap, dan indera peraba. B. Deskripsi Singkat Modul Sistem Indera akan memberikan informasi tentang: 1. Pengertian system indera 2. Indera penglihatan 3. Indera pendengaran 4. Indera penciuman 5. Indera pengecap 6. Indera peraba C. Peta Konsep SISTEM INDERA PENGERTIAN SISTEM INDERA INDERA PENDENGARAN INDERA PENGLIHATAN INDERA PENCIUMAN INDERA PENGECAP INDERA PERABA
  • 6. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 5 D. Manfaat Diharapkan modul ini dapat membantu guru dalam menyampaikan materi tentang system indera. Dan diharapkan dapat membantu siswa untuk memahami materi tentang system indera. E. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat menjelaskan fungsi dari system indera yang dimiliki oleh manusia 2. Peserta didik dapat mendeskripsikan struktur system indera yang dimiliki oleh manusia 3. Peserta didik dapat menjelaskan kelainan pada system indera yang dimiliki oleh manusia F. Petunjuk Penggunaan Modul Sebelum menggunakan modul ini, Anda harus mengikuti petunjuk penggunaan modul. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah: 1. Membaca dengan cermat modul ini 2. Memahami langkah-langkah belajar yang harus dilakukan 3. Memahami isi modul dan mempersiapkan kelengkapan sesuai modul Setelah membaca petunjuk mari mulai membaca Semangat!!!
  • 7. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 6 BAB II KEGIATAN BELAJAR 1 SISTEM INDERA A. Standar Kompetensi 3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan factual, konseptual, procedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan procedural bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. B. Kompetensi Dasar 3.12 Mendeskripsikan struktur dan fungsi serta kelainan yang terjadi pada system indera C. Materi Pokok 1. Mendeskripsikan struktur system indera pada manusia 2. Menjelaskan fungsi system indera pada manusia 3. Menjelaskan kelainan yang terjadi pada system indera D. Uraian Materi 1. Pengertian Organ Indera Seluruh kegiatan organisme bergantung pada masukan informasi yang berasal dari lingkungan luar dan dalam. Semua organisme dapat menanggapi rangsangan dengan menggunakan reseptor. Reseptor adalah bagian dari system saraf untuk menerima rangsangan. Organ indera merupakan reseptor pada tubuh yang menyebabkan kita mampu untuk menyadari adanya perubahan lingkungan.
  • 8. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 7 Organ-organ indera yang terdapat pada manusia adalah sebagai berikut: 1. Mata, merespon sinar/cahaya yang membuat kita dapat melihat 2. Telinga, menanggapi getaran bunyi yang membuat kita dapat mendengar 3. Hidung, merespon bahan kimia berupa gas. Organ ini membuat kita dapat membaui sesuatu 4. Lidah, merespon bahan kimia pada makanan dan minuman. Lidah membuat kita dapat merasakan suatu rasa 5. Kulit, merespon sentuhan, tekananan, nyeri, panas, dan dingin (Septianing, 2014). 2. Indera Penglihatan a. Pengertian Mata adalah indra yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar untuk mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya dengan cepat. Mata merupakan indra penglihatan yang menerima rangsang berupa cahaya (fotoreseptor). b. Tinjauan Anatomi Mata berbentuk bulat dan tertanam dalam lemak yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu: 1. Lapisan fibrosa (bagian luar) Lapisan fibrosa terdiri dari dua bagian fosterior yang berwarna buaram (ovaque), biasa disebut dengan sklera. Sklera adalah suatu membran keras yang membentuk bola berwarna putih. Bagian depan sklera ditutupi konjungtiva, yang direfleksikan ke bagian dalam mata dan berlanjut dengan epitellium yang menutupi kornea. Kornea merupakan lapisan fibrosa. Kornea menonjol menutupi permukaan permukaan mata dan bersifat transparan, sehingga memungkinkan sinar cahaya masuk ke mata dan membelokannya untuk focus pada retina. 2. Lapisan pembuluh darah Lapisan pembuluh darah terdiri dari tiga bagian, yaitu: a. Koroidea Koroidea, meliputi seluruh bagian mata, kecuali bagian depan mata. Koroidea berwarna coklat gelap, dan banyak menyuplai darah untuk lapisan mata lainnya, terutama retina.
  • 9. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 8 b. Otot silindris Otot-otot silindris mengontrol bentuk lensa sehingga dapat memfokuskan sinar yang diterima dari jarak dekat maupun jarak jauh. c. Iris Iris adalah bagian berwarna pada mata yang terletak di antara kornea dan lensa. 3. Lapisan saraf (bagian dalam) Lapisan bagian dalam mata disebut juga dengan retina. Retina merupakan membran yang diadaptasi untuk menerima sinar cahaya yang tediri dari banyak serabut dan sel saraf, dan tersusun atas sel batang dan sel kerucut c. Struktur dan Fungsi Bagian Indera Peglihatan Bagian-bagian bola mata serta fungsinya adalah sebagai berikut: Fungsi bagian mata: 1. Kornea, berfungsi untuk menerima rangsang cahaya dan meneruskannya ke bagian mata yang lebih dalam 2. Lensa, berfungsi meneruskan dan memfokuskan cahaya agar bayangan benda jatuh ke lensa mata 3. Iris, berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata 4. Pupil, berfungsi sebagai saluran masuknya cahaya 5. Retina, berfungsi untuk membentuk bayangan benda yang kemudian dikirim oleh saraf mata ke otak 6. Otot bersilia, berfungsi mengatur gerakan bola mata 7. Saraf optik, berfungsi meneruskan rangsang cahaya dari retina ke otak 8. Sklera, berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan mekanis
  • 10. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 9 9. Koroidea, berfungsi penyedia makanan bagi bagian mata yang lain 10. Aqueous humor, merupakan cairan encer untuk menjaga bentuk kantung depan bola mata d. Mekanisme Penglihatan Cahaya masuk ke mata melalui urutan berikut ini: Kornea aqueous humor pupil lensa vitreous humor retina saraf optic otak e. Kelainan pada Indera Penglihatan 1. Miopi (Mata Dekat atau Rabun Jauh) Pada cacat mata miopi, seseorang dapat melihat onjek dekat dengan jelas, tetapi objek yang jauh terlihat buram. Pada cacat mata ini, citra objek yang jauh terbentuk di depan retina. Hal ini mungkin terjadi karena bentuk lensa terlalu cembung atau karena bentuk bola mata yang memanjang dari depan ke belakang. Kacamata berlensa cekung (-) dapat digunakan untuk memperbaiki gangguan ini. 2. Hipermetropi (Mata Jauh atau Rabun Dekat) Pada cacat mata hipermetropi, citra objek yang terbentuk pada mata jatuh di belakang retina sehingga citra objek yang ada didekatnya menjadi buram. Akan tetapi, objek yang jauh menjadi terlihat jelas. Kelainan ini disebabkan oleh terlalu datarnya lensa atau pendeknya ukuran bola mata dari depan ke belakang. Penderita hipermetropi harus menggunakan kacamata berlensa cembung (+). 3. Astigmatisma Astigmatisma yaitu kelengkungan kornea atau lensa yang tidak merata. Astigmatisma bertanggung jawab terhadap tidak sempurnanya pembentukan bayangan sehingga beberapa bagian objek yang terlihat menjadi tidak focus. Kelainan ini dapat dikoreksi dengan menggunakan lensa silinder. 4. Glaukoma Cairan di aqueous chamber dan aqueous humour secara teratur dipasok oleh arteri kapiler dan diserap kembali oleh vena kapiler dari badan siliaris. Interferensi penyerapan cairan ini dapat meningkatkan tekanan intaokuler yang akan menyebabkan glaucoma. Pada penderita glaucoma perlu dilakukan operasi untuk mengalirkan kelebihan cairan dan mengembalikan tekanan menjadi normal. 5. Presbiopo Gangguan ini umumnya terjadi pada orang tua. Mereka tidak dapat melihat benda dekat dan jauh dengan jelas karena lensa matanya telah kehiangan fleksibilitasnya. Presbiopi dapat
  • 11. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 10 dikoreksi dengan memakai kacamata berlensa cembung (+) dan cekung (-). 6. Katarak Kemampuan lensa dapat menurun sesuai dengan usia karena adanya degenerasi serat protein. Akibatnya, lensa manjadi buram dan visibilitasnya berkurang. Keadaan ini disebut katarak. Katarak dapat dikoreksi dengan pengangkatan lensa atau dengan menggunakan kacamata dengan lensa yang sangat cembung. Untuk mengatasi hilangnya fungsi lensa dapat dengan menggunakan teknik baru, yaitu dengan menanamkan lensa plastic kecil di belakang atau di depan iris. 7. Julig Terkadang kedua arah bola mata dapat bertemu, berseberangan, atau menyimpang dari normal. Kelainan ini dapat menyebabkan penglihatan ganda. Mata julig dapat diperbaiki dengan operasi bedah dan perawatan. 8. Buta Warna Beberapa orang sejak lahir tidak dapat membedakan warna- warna tertentu seperti merah dan hijau. Kondisi ini merupakan kelainan genetic yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Buta warna merupakan gangguan yang bersifat resesif. Sebagian besar laki-laki menderita buta warna, sedangkan sebagian besar perempuan bertindak sebagai pembawa (carrier). 9. Rabun Senja Pada rabun senja, orang merasa kesulitan untuk melihat pada cahaya redup atau malam hari. Hal ini terjadi karena tidak adanya pembentukan rhodopsin. Karena tidak adanya rhodopsin, sel batang tidak dapat berfungsi dan orang tidak dapat melihat dalam cahaya redup. 10. Retina Longgar Ketika retina terlepas dari koroid, cairan akan menumpuk di antara retina dan koroid. Hal ini menyebabkan kemampuan untuk melihat menjadi terganggu dan penderita dapat menjadi buta (tidak dapat melihat). 3. Indera Pendengaran a. Pengertian Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada disekitar kita. Telinga merupakan indra pendengar yang menerima rangsangan berupa suara (fonoreseptor). Selain berfungsi sebagai indra pendengar, telinga juga sebagai alat
  • 12. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 11 kesimbangan. Telinga merupakan bagian panca indera untuk mendengar dan keseimbangan, terletak diisi kepala. Telinga terdiri dari 3 daerah, yaitu telinga luar (auris externa), telinga tengah (auris media), dan telinga dalam (auris interna). b. Tinjauan Anatomi Telinga tersusun atas telinga bagian luar, telinga bagian tengah. 1. Telinga bagian luar (auris externa), yaitu daun telinga, lubang telinga, dan liang pendengaran. 2. Telinga bagian tengah (auris media), terdiri dari gendang telinga, 3 tulang pendengar (martil, landasan dan sanggurdi) dan saluran eustachius. 3. Telinga bagian dalam (auris interna) terdiri dari alat kesimbangan tubuh, tiga saluran setengah lingkaran, tingkap jorong, tingkap bundar dan rumah siput (koklea) ➢ Telinga luar (auri externa) terdiri dari daun telinga (auricula), liang telinga (meatus acusticus externus), dan dipisahkan oleh gendang telinga atau membrana tympani.
  • 13. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 12 a. Daun telinga(Auricula), merupakan tulang rawan elastin yang melekat erat dengan kulit, tanpa disertai lapisan subcutis. Auricula berbentuk seperti cekungan dengan bagian terdalam disebut concha dan pinggiran bebasnya disebut helix. Pada concha ada lubang masuk liang telinga (meatus acusticus externus) b. Liang telinga (meatus acusticus externus), berbentuk melengkung kedepan sehingga untuk dapat mengamati gendang telinga, daun telinga perlu ditarik kebelakang (untuk meluruskan liang ini). Liang telinga (panjangnya sekitar2-3 cm) mempunyai lapisan epitel dengan bulu halus disertai kelenjar keringat dan lemak (sebum) yang memproduksicerumen (wax). Bagian luar liang telinga dibuat oleh tulang rawan sehingga bersifat mobile, sedangkan bagian dalam disebut oleh tulang tengkorak. c. Membran tympani, memiliki posisi miring menghadap kebawah. Bentuknya tidak rata, tetapi mirip kerucut dengan berukuran diameter sekitar 10 nun. Wilayah telinga tengahnya dinamakan umbo merupakan kedudukan tulang pendengaran (os maleus). Membrana terdiri atas bagian keras (pars flaccida) dibagian atas. Dalam kondisi normal, penyinaran yang membrana ini akan menghasilkan pantulan berupa gambaran segitiga dibagian depan bawah dengan bagian atas pada tonjolan umbo. ➢ Rongga telinga tengah (auris media) terdapat disebelah dalam membrane tympani berukuran sekitar 3-6 mm. Dindingnya dibatasi dengan gendang telinga (membrana tympani) beserta tulang disebelah atas dan dibawahnya. Ke bagian depan rongga ini mempunyai saluran yang berhubungan dengan kerongkongan (nasophagnx), yaitu melalui tuba auditive atau tuba eustachi saluran ini
  • 14. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 13 diperlukan untuk menyesuaikan tekanan di dalam ruangan itu denganbagian tekanan udara luar. Penyesuaian tekanan harus dilakukan melalui Gerakan menelan ludah jika seseorang merasa telinganya tidak enak. Orang yang pilek, terutama pada anak-anak, saluran ini sering tersumbat sehingga pada penderita sering di dapat keluhan telinga terasa penuh. Telinga yang penuh itu jika dibiarkan akan menyebabkan infeksi dan penyakit otitis media. Akibatnya telinga yang terinfeksi dapat menghasilkan nanah, gendang telinga akan pecah bila nanah sudah terlalu banyak terkumpul. Bagian belakang rongga ini berhubungan dengan rongga dalam tulang yang disebut cellulae mastoidea, yaitu rongga berisi udara. Nanah yang banyak pada penderita otitis media dapat mengalir kesini sehingga di temukkan infeksi pada tulang pembatas media dapat mengalir ke sini sehingga ditemukkan infeksi pada tulang yang disebut mastroidits. Dinding bagian dalam auris media berbatasan dengan tulang pembatas telinga bagian dalam. Selain itu, ditemukan juga penonjolan akibat keberadaan bangunan untuk penerima ransang keseimbangan bernama canalis semicircularis di samping itu, terdapat tempat lekat tulang pendengaran, yaitu tulang sanggur (osstapes). Dibagian bawahnya terdapat lubang bulat (forame n rotundum) yang tertutup membrane mucosa yang penting dan berfungsi untuk memelihara keseimbangan tekanan diruang telinga bagian dalam. Selain itu, ditemukkan penonjolan akibat rumah sipu (cochlea) penerima rangsang pendengaran ditelinga bagian dalam. Getaran suara yang akan diterima membrane tympani diteruskan melalui tulang pendengaran di telinga bagian tengah , yaitu 0s maleus (tukul), incus (landasan), dan stapes (sanggurdi).
  • 15. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 14 Kemudian, tulang ini meneruskan getaran suara pada cairan endolymph dan setelah melewati reseptor pendengaran getaran dinetralkan kembali oleh getaran membrane pasa foramen rotundum. ➢ Rongga telinga di bagian dalam dibatasi sekelilingnya oleh tulang tengkorak. Di dalamnya ada system kesimbangan (vestibular) yang terdiri dari 3 buah saluran setengah lingkaran (canalis semicircularis) bersama bagian yang bernama sacculus dan utriculus. Disamping itu, ada pula organ pendengaran yang terdiri atas cochlea. Cochlea ini seperti rumah siput dengan permukaan dalam yang berbentuk spiral. Tuba auditiva (tuba eustachit) terdiri atas bagian tulang dan bagian tulang rawan (dua pertiga depan), dengan terdapat penyempitan pada tempat peralihannya. Bayi dan anak kecil, saluran ini pendek (10mm) dan lurus, untuk orang dewasa panjannya sekitar 30-40 mm dan melengkung. Pada keadaan berbaring, tuba ini pada bayi dan anak kecil posisinya tegak lurus sehingga memudahkan masuknya lender (dan infeksi) dari sekitar hidung sampai ke tuba ini. Kondisi ini memudahkan terjadinya infeksi rongga telinga tengah pada bayi atau anak kecil (otitis media acuta). c. Struktur dan Fungsi Bagian Indera Pendengaran
  • 16. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 15 Fungsi bagian-bagian indra pendengar: 1. Daun telinga, lubang telinga dan liang pendengar berfungsi menangkap dan mengumpulkan gelombang bunyi. 2. Gendang telinga berfungsi menerima ransangan bunyi dan meneruskannya kebagian yang lebih dalam. 3. Tiga tulang pendengar (tulang martil, landasan dan ssnggurdi) berfungsi memperkuat getaran dan meneruskannya ke koklea atau rumah siput. 4. Tingap jorong, tingkap bundar, tiga saluran setengah lingkaran dan koklea (rumah siput) berfungsi mengubah implus dan diteruskan ke otak. Tiga saluran setengah lingkaran juga berfungsi sebagai keseimbangan tubuh. 5. Saluran eustachius menghubungkan rongga mulut dengan telinga bagian luar. d. Mekanisme Pendengaran Getaran suara Daun telinga Saluran telinga Gendang telinga Tiga tulang pendengar Rumah siput Sel-sel rambut dalam organ kortil Sel saraf audiotori Otak. e. Kelainan 1. Tuli
  • 17. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 16 Orang yang sudah tidak dapat mendengar dikatakan tuli. Tuli dapat disebabkan menumpuknya kotoran telinga sehingga menyumbat saluran telinga. Oleh karena itu, rajin-rajinlah membersihkan saluran telinga. Gunakanlah pembersih telinga yang steril. 2. Radang telinga tengah Penyakit ini disebabkan oleh bakteri atau virus. Biasanya radang telinga tengah diikuti radang pada saluran pernapasan bagian tas (radang tenggorokan). Biasanya radang telinga sering menyerang anak-anak 3. Mabuk perjalanan Mabuk perjalanan ini disebabkan karena adanya gangguan pada tiga saluran setengah lingkaran. Gangguan ini dapat disebabkan karena rangsangan yang terus-menerus oleh gerakan-gerakan atau getaran-getaran yang terjadi selama perjalanan sehingga keseimbangan tubuh terganggu. 4. Indera Penciuman a. Pengertian Hidung merupakan indera pembau yang peka terhadap rangsang berbentuk gas dan uap. Indera pembau terletak pada mukosa hidung bagian atas yang disebut dengan epitel olfaktori. Rangsangan dari sel-sel ini di bawa ke otak oleh saraf olfaktori. Sel-sel indera pembau memiliki rambut yang berfungsi memproyeksikan respon impuls dari partikel terlarut dalam sekresi lendir hidung. Kebiasaan mencium bau tertentu menyebabkan melemahnya kemampuan saraf-saraf ini secara bertahap dan akhirnya menghilang. Hal ini merupakan adaptasi indera pembau karena adanya perubahan pada reseptor dan pusat-pusat pembau di otak. b. Tinjauan Anatomi, dan Struktur serta Fungsi Bagian Indera Penciuman
  • 18. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 17 1) Rongga hidung (nasal cavity) Berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke tenggorokan menuju paru paru. Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau. Indera penciuman terletak pada rongga hidung. Di dalam rongga hidung terdapat rambut rambut halus yang berfungsi untuk menyerap kotoran yang masuk melalui sistem pernafasan. Selain itu, terdapat konka nasal superior, intermediet serta inferior. Pada bagian konka nasal superior terdapat akar sel-sel dan jaringan syaraf penciuman (nervus olfaktorius yang merupakan syaraf kranial pertama) yang berfungsi untuk mendeteksi bau-bauan yang masuk melalui hirupan nafas. Fungsi sistem pembau (sistem olfaction) adalah mengindikasikan molekul molekul kimia yang dilepaskan di udara yang mengakibatkan bau. Molekul kimia diudara dapat dideteksi bila ia masuk ke reseptor olfactory epithelia melalui proses penghirupan. Sistem Olfactory Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak reseptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi (component principle). Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian belakang tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit
  • 19. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 18 mulut kita yang di sebut dengan palate. Di rongga hidung bagian atas terdapat sel-sel reseptor atau ujungujung saraf pembau. Ujung-ujung saraf pembau ini timbul bersama dengan rambut-rambut halus pada selaput lendir yang berada di dalam rongga hidung bagian atas. dapat membau dengan baik. 2) Mucous membrane Berfungsi menghangatkan udara dan melembabkannya. Bagian ini membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bakteri, dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru- paru. 3) Saraf indera penciuman Saraf olfaktorius merupakan saraf sensorik penciuman. Saraf ini berasal dari ujung saraf olfaktorius khusus (kemoreseptor) di membran atas rongga nasal yang berada konka nasal superior. Pada setiap sisi septum nasal, serat saraf melalui lamina kribriformis tulang etmoid ke bulbus olfaktorius dimana saraf ini saling berhubungan dan bersinaps. Dari bulbus berkas serat saraf membentuk traktus olfaktorius yang melewati area olfaktorius ke lobus
  • 20. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 19 temporal pada tiap hemisfer, dimana impuls dipersepsikan dan bau di persepsikan c. Fisiologi Penciuman Semua materi berbau mengeluarkan materi mudah menguap dimana akan dibawa ke hidung melalui udara yang terinhalasi dan bahkan dengan konsentrasi yang rendah saat terlarut di dalam mucus dapat menstimuli kemoreseptor penciuman. Udara yang masuk ke hidung dihangatkan dan aliran konveksi membawa putaran udara yang terinspirasi ke atas rongga nasal. Membau memusatkan molekul yang dapat menguap di atas hidung. Hal ini meningkatkan jumlah reseptor olfaktori yang terstimulasi sehinggan terjadi persepsi bau. Indera penciuman dapat mempengaruhi selera makan, jika bau menyenangkan selera makan akan meningkat dan sebaliknya. Saat dibarengi dengan melihat makanan bau yang meningkatkan selera makan, meningkatkan salivasi, dan menstimuli system pencernaan. Indera penciuman dapat menciptakan memori yang bertahan lama, khusunya jika bau itu khas misalnya bau rumah sakit atau bau makanan favorit atau makanan yang tidak disukai. Inflamasi mukosa hidung mencegah zat berbau menjangkau area penciuman di hidung menyebabkan hilangnya indera penciuman (anosmia) contohnya: flu. d. Kelainan 1. Anosmia Anosmia dapat terjadi karena hilangnya kemampuan sel olfaktori dalam mendeteksi kandungan zat yang terhirup. Penderita penyakit ini tidak mampu menghirup bau. Anosmia dapat diderita sementara ataupun permanen. 2. Hiposmia Hiposmia dapat terjadi karena berkurangnya kemampuan sel olfaktori dalam mendeteksi kandungan zat yang terhirup. Penderita penyakit ini tidak dapat menghirup dan merasakan
  • 21. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 20 bau dengan baik. Penyakit ini dapat disebabkan oleh flu atau infeksi. 3. Disosmia Disosmia merupakan berubahnya persepsi penciuman. Penderita penyakit ini merasakan bau yang tidak sama pada bau yang dirasakan oleh orang normal. Disosmia dapat disebabkan oleh infeksi, kerusakan saraf, mulut yang tidak bersih, dan depresi. 5. Indera Pengecap a. Pengertian Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indra pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Melalui penggunaan lidah, kita dapat membedakan bermacam-macam rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara Pada lidah terdapat dua kelompok otot, yaitu otot intrinsik (melakukan gerakan halus) dan otot ekstrinsik (melakukan gerakan kasar saat mengunyah dan menelan serta mengaitkan lidah pada bagian sekitarnya). Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran yang dikelilingi parit- parit, dan bentuk jamur. Tunas pengecap terdapat pada parit-parit papila bentuk dataran, di bagian samping dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang. Setiap bintil- bintil saraf pengecap tersebut mempunyai kepekaan terhadan rasa tertentu berdasarkan letaknya pada lidah. (Setiadi, 2016).
  • 22. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 21 b. Strukur dan Fungsi Bagian Indera Perasa Banyak sekali jenis makanan dan minuman yang ada di sekitar kita. Rasa makanan dan minuman itu bermacam-macam, ada yang manis, asin, asam, bahkan ada pula yang pahit. Kita dapat merasakan rasa manis, asin, asam, dan pahit menggunakan lidah. Rasa yang dikenal lidah terdiri atas 4 rasa: 1) Pangkal lidah dapat mengecap rasa pahit 2) Tepi lidah bagian depan mengecap rasa asin 3) Tepi lidah bagian belakang mengecap rasa asam 4) Ujung lidah dapat mengecap rasa manis Berikut merupakan tinjauan sensasi rasa dilihat dari zat-zat kimia penimbul sensasi rasa. 1) Pahit, ditimbulkan oleh alkaloid tumbuhan. Alkaloid ialah zat- zat organik yang aktif dalam kegiatan fisiologis yang terdapat
  • 23. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 22 dalam tumbuhan. Contohnya ialah kina, cafein, nikotin, morfin dan lain-lain. Banyak dari zat-zat ini bersifat racun. 2) Asin, ditimbulkan oleh kation Na+, K+ dan Ca+ 3) Manis, ditimbulkan oleh gugus OH- dalam molekul organik. Gugus ini terdapat pada gula, keton dan asam amino tertentu. 4) Asam, ditimbulkan oleh ion H+ (Sumber: Kusmiyati, 2017) Lidah dapat mempersepsikan rasa karena terdapat kuncup pengecap (taste buds) yang tersebar di permukaan lidah. Pada penampang lidah kuncup pengecap mengalami penjuluran yang biasa disebut dengan papilla. Papilla bermacam-macam sesuai bentuk dan lokasi banyaknya papilla tersebut ditemukan. Sel-sel reseptor taste buds terdapat pada ujung papilla. Sel inilah yang dapat membedakan rasa. Permukaan lidah ditutupi oleh tiga macam papila, yaitu: 1) Papila filiformis berbentuk seperti benang halus. 2) Papila sirkumvalata berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang lidah. 3) Papila fungiformis berbentuk seperti jamur. c. Mekanisme Mengecap Makanan
  • 24. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 23 Secara umum cara kerja lidah adalah makanan/larutan berasa-papila lidah-saraf Bustatori-medula oblongata - talamus - otak. 1) Zat-zat makanan yang telah dikunyah bersama air liur memasuki papila melalui pori-pori pengecap 2) Zat makanan tersebut merangsang rambut-rambut saraf sensori pada papila yang terendam dalam zat kimia yang terlarut dalam air ludah manusia 3) Saraf akan membawa impuls tersebut ke otak 4) Otak akan menerjemahkannya sebagai rasa suatu makanan Adaptasi dari rasa makanan ini mulanya kan berjalan cepat sekitar 2-3 detik lalu kemudian adaptasi akan berjalan lambat (Setiadi, 2016). d. Kelainan pada Indera Pengecap 1) Oral candidosis. Penyebabnya ialah jamur yang disebut candida albicans. Gejalanya yaitu lidah akan tampak tertutup lapisan putih yang dapat dikerok. 2) Atropic glossitis. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang paling sering biasanya adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak ditemukan pada penderita anemia. 3) Geografic tongue. Gejalanya yaitu lidah seperti peta, berpulau- pulau. Bagian pulau itu berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan dikelilingi pita putih tebal. 4) Fissured tongue. Gejalanya yaitu lidah akan terlihat pecah- pecah. 5) Glossopyrosis. Kelainan ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakit dan panas dan terbakar tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan. Hal ini lebih banyak disebabkan karena psikosomatis dibandingkan dengan kelainan pada syaraf (Kusmiyati, 2017).
  • 25. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 24 6. Indera Peraba a. Pengertian Kulit merupakan organ terbesar yang meliputi seluruh tubuh. Sebagai indra peraba kulit memiliki reseptor-reseptor peraba yang mengubah stimulus lingkungan menjadi impuls saraf yang akan di interpretasi oleh otak. Kulit menutupi dan melindungi seluruh permukaan tubuh, yang bersambungan dengan jaringan ikat dibawahnya. Selain itu, kulit memiliki fungsi sebagai penagtur suhu tubuh dan mengendalikan kehilangan air dari tubuh, melindungi tubuh dari masuknya mikroorganisme, dan sebagai tempat penyimpanan cadangan lemak pada lapisan bawahnya. b. Struktur dan Fungsi Bagian Indera Peraba Kulit terbagi menjadi tiga lapisan yaitu, lapisan epidermis, dermis dan hipodermis. 1) Lapisan epidermis, merupakan lapisan terluar kulit yang terdiri dari lapisan epitelium pipih berlapis yang rapat dan berkeratin. Lapisan ini terdiri dari lima lapisan yaitu, stratum korneum, strtum lucidum, stratum granulosum, statum spinosum dan stratum basalis ( Sri Yuliani, 2011).
  • 26. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 25 Berikut ini adalah lapisan-lapisan epidermis beserta karakteristik selnya a. Stratum korneum: Sel-selnya tipis, berbentuk pipih seperti sisik dan terus-menerus dilepaskan. b. Stratum lucidum: Sel-selnya mempunyai batas tegas, tanpa inti dengan protoplasma jernih. c. Stratum granulosum: Sel-selnya tersusun dari dua atau tiga lapisan sel yang di dalamnya terdapat granula dari keratohialin. d. Stratum spinosum: Sel-selnya berbentuk poligonal, dengan tepi terdapat lapisan fibril mirip duri. e. Stratum basalis : Terdapat pada lapisan bawah epidermis yang berbatasan langsun dengan membran basalis. Pada lapisan ini, sel-sel kulit mengalami pembelahan (Sri Yuliani, 2011). 2) Lapisan kedua setelah epidermis yaitu lapisan dermis. Pada lapisan ini terdapat jaringan hidup di bawah kulit, seperti ujung saraf, pembuluh darah, serat elastis, kelenjar keringat yang mendinginkan kulit, dan kelenjar sebasea yang memproduksi minyak untuk menjaga kelenturan kulit. Di bawah lapisan dermis terdapat lapisan hipodermis atau lapisan subkutan kulit. Pada lapisan ini terdapat jaringan lemak dan pembuluh darah. Selain itu, pada lapisan ini terdapat terdapat tangkai rambut yang tertanam dalam folikel rambut (Etty Indria, 2016). c. Jenis Reseptor 1) Korpuskel Meissner Ciri dari reseptor ini adalah memiliki selubung berbentuk lonjong dengan ujung membulat. Terletak pada bagian atas dermis bibir, kelopak mata alat kelamin, dan putting. Reseptor ini bereaksi pada perasa nyeri
  • 27. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 26 2) Cakram merkel Ciri dari reseptor adalah tidak berselubung, terletak pada epidermis atau dermis, khususnya di daerah folikel rambut. Reseptor ini dapat merasakan rabaan yang sangat halus dan tekanan ringan. 3) Korpuskel ruffini Ciri dari reseptor ini adalah memilki selubung berbentuk lonjong seperti kapsul. Reseptor ini terletak pada lapisan dermis paling dalam. Reseptor ini dapat dapat bereaksi terhadap perasa panas 4) Korpuskel pacini Ciri dari reseptor ini adalah memiliki bentuk seperti lingkaran sidik jari yang tersusun berlapis-lapis. Letak reseptor ini terdapat pada dermis bagian dalam, juga dekat kandung kemih dan dekat sendi dan otot. Reseptor ini dapat merasakan tekanan kuat dan lebih lama. 5) Ujung saraf crausse Saraf ini merupakan saraf yang peka terhadap perasa dingin. ( Steve Parker, 2009). d. Kelainan pada Indera Peraba 1) Jerawat (acne) Penyakit yang disebabkan oleh peradangan dari kelenjar sabasea ataupun sebagai efek pada perubahan hormone alami
  • 28. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 27 manusia (saat masa pubertas). Penyakit ini biasa muncul di area wajah, leher, punggung, dan dada. Kulit yang berlemak dan tidak bersih lalu menjadi sarang bakteri dapat juga menyebabkan kerawat 2) Dermatitis Penyakit ini terjadi karena adanya peradangan kulit yang ditandai dengan kulit gatal, merah, bintil-bintil, melepuh, atau berair. Beberapa hal yang dapat memicu penyakit ini adalah karena kulit bersentuhan dengan zat-zat kimia (sabun, cat, dan lain-lain) 3) Kutil Penyakit ini disebabkan oleh virus Papilomavirus dan menyerang kulit tubuh bagian mana saja. Penderita merasa kulitnya seperti muncul tunas yang terasa linu dan mengganggu. Penyakit ini apabila dibiarkan dan tidak segera disembuhkan akan memicu munculnya kutil lain di area lain dari tubuh penderita. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan obat khusus atau operasi. 4) Panu Penyakit ini timbul karena kulit ditumbuhi oleh jamur. Penderita penyakit ini biasanya memiliki bagian kulit yang berwarna putih kecoklatan yang terasa gatal apabila berkeringat. Penyakit ini dapat dismbuhkan dengan mengolesi bagian kulit yang ditumbuhi jamur dengan obat kulit anti jamur. 5) Lepra Penyakit kulit yang disebkan oleh organisme Mycobacterium leprae ditandai dengan kulit kering, membusuk, tumbuh titik- titik hitam, mati rasa dan pada akhirnya akan tanggal. Termasuk penyakit menular yang berbahaya. Dan apabila dibiarkan akan menyebabkan cacat dan kematian. Penyakit ini
  • 29. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 28 dapat diobati dengan terapi kulit khusus yang memerlukan waktu lama. RANGKUMAN ➢ Organ indera merupakan reseptor pada tubuh yang menyebabkan kita mampu untuk menyadari adanya perubahan lingkungan. ➢ Organ indera pada manusia terdiri dari: 1. Indera penglihatan (mata) 2. Indera pendengaran (telinga) 3. Indera penciuman (hidung) 4. Indera perasa (lidah) 5. Indera peraba (kulit)
  • 30. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 29 ➢ Mata berfungsi untuk merespon sinar/cahaya yang dapat membuat kita dapat melihat ➢ Bagian-bagian bola mata terdiri dari kornea, lensa, iris, pupil, retina, otot bersilia, saraf optic, sklera, koroidea, aqueous humor ➢ Kelainan yang terjadi pada mata di antaranya, yaitu miopi, hipermetropi, astigmatisma, glaukoma, presbiopi, katarak, julig, buta warna, rabun senja, retina longgar ➢ Telinga berfungsi untuk menanggapi getaran bunyi yang membuat kita dapat mendengar ➢ Telinga tersusun atas 3 bagian, yaitu telinga bagian luar (auris externa), telinga bagian tengah (auris media), telinga bagian dalam (auris interna) ➢ Kelainan pada telinga di antaranya, adalah tuli, radang telinga tengah, dan mabuk perjalanan ➢ Hidung berfungsi untuk merespon bahan kimia berupa gas ➢ Bagian-bagian hidung terdiri atas rongga hidung (di dalamnya terdapat rambut halus), mucous membran, dan saraf indera penciuman ➢ Kelainan pada indera penciuman di antaranya adalah anosmia, hiposmia, dan disosmia ➢ Lidah berfungsi untuk merespon bahan kimia pada makanan/minuman ➢ Lidah dapat merasakan empat rasa, yaitu rasa manis pada ujung depan lidah, rasa asin pada tepi lidah bagian depan, rasa asam pada tepi lidah bagian belakang, dan rasa pahit pada pangkal lidah. ➢ Kelainan pada lidah lidah di antaranya adalah oral candidosis, atropic glossitic, geographic tongue, fissured tongue, dan glossopyrosis ➢ Kulit berfungsi untuk merasakan sentuhan, tekanan nyeri, panas, dan dingin ➢ Reseptor pada kulit terdiri dari korpuskel Meissner, cakram merkel, korpuskel ruffini, korpuskel paccini, dan ujung saraf crausse ➢ Kelainan pada kulit di antaranya adalah jerawat, dermatitis, kutil, panu, dan lepra.
  • 31. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 30 BAB III EVALUASI A. Maksud dan Tujuan Evaluasi Sebagai upaya mengetahui proses perkembangan pembelajaran sebagaimana yang dimaksud dalam modul ini, kegiatan evaluasi perlu dilakukan secara berstruktur. Setelah Anda mempelajari seluruh materi dari modul ini, pastikan untuk mengujikan kemampuan Anda dengan beberapa instrument soal di
  • 32. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 31 bawah ini. Adapun maksud dan tujuan kegiatan evaluasi, dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Untuk memberikan panduan kepada anda agar memiliki standar isi yang seragam 2. Untuk mengetahui tingkat penerimaan dan pemahaman anda terhadap materi garis besar yang dikembangkan modul ini 3. Untuk mengetahui tingkat kesulitan materi modul, sehingga dapat dilakukan perbaikan dan langkah penyesuaian di masa yang akan datang 4. Untuk memberikan masukan sebagai dasar perbaikan isi modul, strategi penyampaian, dan pelaksanaan pembelajaran Kegiatan evaluasi diberikan dalam bentuk pengujian tertulis melalui instrument pilihan ganda, di mana pertanyaan pilihan ganda berjumlah 10 item. Dalam pertanyaan bernilai (skor) 1 sehingga total skor adalah 10. Kemudian, skor tersebut diolah dalam bentuk nilai 1 sampai 100. Tingkat keberhasilan, pemahaman serta daya serap Anda terhadap modul ini ditentukan dan diperoleh skor total dari jawaban yang benar dengan kriteria pembobotan seperti di bawah ini: Nilai Predikat 90-100% Baik sekali 80-89% Baik 70-79% Cukup 60-69% Kurang B. Soal Evaluasi 1. Salah satu dari organ pada system indera adalah hidung. Apakah fungsi dari hidung… a. Merespon sentuhan, tekanan, nyeri, panas, dan dingin b. Merespon bahan kimia pada makanan dan minuman c. Merespon sinar/cahaya yang membuat kita dapat melihat d. Menanggapi getaran bunyi yang membuat kita dapat mendengar e. Merespon bahan kimia berupa gas 2. Perhatikan gambar di bawah ini:
  • 33. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 32 Berdasarkan gambar di atas, ligament suspensori ditunjuk oleh nomor… a. 3 b. 4 c. 5 d. 6 e. 7 3. Salah satu kelainan pada hidung memiliki ciri-ciri yaitu kehilangan rasa bau akibat hilangnya kemampuan sel olfaktori dalam mendeteksi kandungan zat yang terhirup sehingga penderita penyakit ini tidak mampu menghirup bau. Nama kelainan pada hidung berdasarkan ciri- ciri tersebut adalah…. a. Hiposmia b. Anosmia c. Disosmia d. Flu e. Presbiopi 4. Perhatikan jenis-jenis resepor pada kulit di bawah ini: 1. Paccini 2. Ruffini 3. Crausse 4. Meissner 5. Lempeng merkel Berdasarkan data di atas, reseptor yang merespon perasa tekanan kuat adalah….. a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
  • 34. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 33 5. Julig merupakan salah satu kelainan pada mata. Apakah ciri-ciri dari kelainan julig… a. Kemampuan penglihatan buram b. Tidak dapat melihat benda yang jauh c. Tidak dapat melihat benda yang dekat d. Kedua bola mata dapat bertemu, bersebrangan, atau menyimpang dari normal e. Tidak dapat melihat pada malam hari 6. Pehatikan gambar di bawah ini: Lidah untuk mengecap rasa asin ditunjukan oleh angka… a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 3 dan 2 7. Perhatikan data di bawah ini: (1) Retina (2) Pupil (3) Aqueous humor (4) Kornea (5) Vitreous humor (6) Lensa Berdasarkan data di atas, urutan cahaya masuk ke mata dengan benar adalah: a. (4), (3), (6), (5), (2), (1) b. (4), (3), (5), (6), (2), (1) c. (4), (3), (2), (6), (5), (1) d. (4), (5), (2), (6), (3), (1) e. (4), (5), (3), (6), (2), (1) 8. Seorang lansia mengalami kelainan mata. Penglihatan dia menjadi buram. Kelainan tersebut muncul karena kemampuan lensanya menurun akibat bertambahnya usia. Berdasarkan deskripsi tersebut apa nama kelainan yang diderita lansia tersebut dan cara apa untuk mengatasi kelainan tersebut… a. Glaucoma, dengan melakukan operasi
  • 35. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 34 b. Galukoma dengan menggunakan kacamata berlensa cembung c. Katarak, dengan menggunakan kacamata silindris d. Katarak, dengan memakai kacamata berlensa cembung e. Katarak, dengan memakai kacamata berlensa cekung 9. Saat kita dekat api unggun, badan kita akan merasakan hangat. Di bawah ini pasangan reseptor dan responnya yang sesuai dengan deskripsi di atas adalah… a. Paccini, panas b. Ruffini, panas c. Crausse, panas d. Meissner, panas e. Meissner, sentuhan 10. Ando memiliki kelainan pada matanya yaitu objek yang dia lihat nampak tidak focus. Apa nama kelainan dan penyebab kelainan Ando, serta solusi apa untuk mengkoreksi penglihatan Ando… PILIHAN NAMA KELAIAN PENYEBAB SOLUSI A Astigmatisma Tidak sempurnanya pembentukan bayangan Menggunakan lenda silinder B Astigmatisma Bayangan jatuh di belakang retina Menggunakan lenda silinder C Astigmatisma Tidak sempurnanya pembentukan bayangan Menggunakan kacamata berlensa cembung D Astigmatisma Bayangan jatuh di belakang retina Menggunakan kacamata berlensa cembung E Astigmatisma Bayangan jatuh di depan retina Menggunakan lenda silinder Setelah Anda menyelesaikan soal di atas, cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi pada modul ini. Tingkat penguasaan= jumlah jawaban yang benar 20 x100%
  • 36. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 35 Setelah itu Anda lihattingkat penugasan Anda di kriteria pembobotan yang ada pada tabel Maksud dan Tujuan Evaluasi. Apabila tingkat penguasaan Anda telah mencapai80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan kegiatan belajar selanjutnya. Tetapi, apabila nilai tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, anda harus mengulangi kegiatan belajar pada materi ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai. BAB IV PENUTUP A. Tindakan Lanjutan Bagi Anda yang sudah dapat menjawab benar sebanyak 80% atau lebih dari seluruh soal evaluasi, dapat mengembangkan pemahaman Anda tentang sistem indera. Adapun bagi Anda yang belum mencapai belajar tuntas 80%, dapat mengulangi belajar dengan memilih materi yang masih
  • 37. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 36 dianggap sulit secara teliti atau dengan diskusi bersama teman maupun Bapak/Ibu guru kalian. B. Harapan Modul ini adalah salah satu bahan ajar mata pelajaran Biologi. Namun, harus dimengerti pula bahwa modul ini bukanlah satu-satunya rujukan bagi Anda. Semoga modul ini dapat menyajikan materi pembelajaran secara menarik dan menyenangkan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien. GLOSARIUM Astigmatisma Kelengkungan kornea atau lensa yang tidak merata Auris externa Telinga bagian luar Auris media Telinga bagian tengah Auris interna Telinga bagian dalam Cakram merkel Reseptor perasa tekanan ringan canalis semicircularis Saluran setengah lingkaran
  • 38. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 37 cellulae mastoidea Rongga pada telinga yang berisi udara Hipermetropi Mata jauh atau rabun dekat Korpuskel meissner Reseptor perasa nyeri Korpuskel pacini Reseptor perasa tekanan kuat Korpuskel ruffini Reseptor perasa panas Lepra Penyakit kulit yang disebkan oleh organisme Mycobacterium leprae ditandai dengan kulit kering, membusuk, tumbuh titik-titik hitam, mati rasa dan pada akhirnya akan tanggal Miopi Mata dekat atau rabun jauh Organ indera Reseptor pada tubuh yang menyebabkan kita mampu untuk menyadari adanya perubahan lingkungan. Presbiopi Tidak dapat melihat benda dekat dan jauh dengan jelas karena lensa matanya telah kehiangan fleksibilitasnya Ujung saraf crausse Reseptor perasa dingin DAFTAR PUSTAKA C.P,Evelyn. (2011). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Terj. dari Anatomy and Physiology for Nurses oleh Handoyo, S.Y & Kartono Muhammad. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama. Haryani.A.,Halimatussadiah.I.,Sanusi.S. (2009). Anatomi Fisiologi Manusia. Bandung. Cakra. Kusmiyati, Y. 2017. Bahan Ajar Kebidanan : Anatomi Fisiologi. Jakarta: Kementrian Kesehatan Repulik Indonesia.
  • 39. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 38 M.C, Heather; P. Johnny; W. Chris & W. Kevin. (2016). Ensiklopedia Sains dan Teknologi Jilid 3: Tubuh Manusia, Geologi, Geografi dan Meteorologi. Terj. dari Visual Dictionary oleh Indriati, Etty; A. Anis & Agustono, Yohannes. Parker, Steve. (2009). Ensiklopedia Tubuh Manusia. Terj. dari The Human Body Book oleh Winardini. Jakarta. Erlangga. Septianing, R. (2014). Panduan Belajar Biologi 2B SMA kelas XI. Jakarta: Yudhistira Setiadi. (2016). Dasar-Dasar Antanomi Dan Fisiologi Manusia (Teori & Aplikasi Pratek Bagi Mahasiswa Dan Perawat Klinik). Yogyakarta: Indomedia pustaka. KUNCI JAWABAN 1. E 2. D 3. B 4. A 5. D
  • 40. MODUL PEMBELAJARAN SISTEM INDERA 39 6. C 7. C 8. D 9. B 10. A