1. 1. Balqis Zam Zam Rohadatu M. (1860308223265)
2. Bella Dwi Ayu Saputri (1860308223247)
3. Desi Riska Sandra Devi (1860308223224)
4. Mohammad Zakiy Dzakwan Hakim (1860308223255)
Sistem
Visual
2. A. Stimulus Visual
Menurut KBBI stimulus itu sendiri adalah perangsang organisme
bagian tubuh atu reseptor lain untuk mejadi aktif. Jadi stimulus visual adalah
reseptor yang menjadi indra penglihatan yakni mata dapat berfungsi dengan
baik. Kita dapat melihat benda-benda dengan jelas karena adanya stimulus
visual. Stimulus visual masuk ke dalam mata karena ada cahaya yang
dipantulkan, yang berarti cahaya itu sendiri merupakan stimulus visual yang
membantu organ penglihatan mempersiapkan warna. Cahaya didfinisikan
sebagai gelombang energy elektromagnetik yang panjangnya antara 380-
760 nanometer. panjang gelombang tersebut penting untuk sistem visual
manusia dapat merespons.
3. Ada dua unsur yang terdapat dalam cahaya yang menjadikannya
sebagai stimulus visual. Pertama panjang gelombang (wavelength) yang berperan
penting dalam persepsi warna dan yang kedua intensitas berperan dalam
mempersiapkan gelap-terang (bringthness). Cahaya dengan intensitas sama
namun berbeda panjang gelombangnya, akan memiliki brightness yang berbeda.
Semakin besar panjang gelombang maka semakin rendah frekuensi cahaya, maka
warna merah memiliki energi lebih rendah daripada warna ungu. Oleh sebab itulah
mata kita dapat membedakan mana yang warna merah, mana yang warna biru,
mana yang warna hijau, dan sebagainya.
4. Ada beberapa sifat cahaya yang membuat kita
dapat melihat spektrum mata yaitu:
01
Cahaya
Merambat Lurus 02
Cahaya
Dapat
Dipantulan
03
Cahaya
Dapat
Dipbiaskan
6. Organ Luar:
B. Anatomi Sistem Visual
a. Bulu mata memiliki fungsi menyaring cahaya yang akan
diterima
b. Alis mata berfungsi menahan keringat agar tidak masuk
ke bola mata.
c. Kelopak mata berfungsi untuk menutupi dan melindungi
mata
d. Kelenjar lakrima atau kelenjar air mata adalah bagian
mata yang berfungsi menghasilkan air mata.
7. Organ
Dalam:
a. Kornea mata (selaput bening), berfungsi untuk
menerima cahaya dari sumber cahaya dan
meneruskannya ke bagian mata yang lebih dalam
dan berakhir di retina. memiliki sifat yang bening
dan tidak memiliki pembuluh darah. Apabila terjadi
kerusakan menyebabkan kebutaan.
b. Iris (selaput pelangi), terletak di tengah-tengah bola
mata, dibelakang kornea. Warna iris dipengaruhi
oleh jenis ras atau bangsa.
8. Organ
Dalam:
c. Pupil (anak mata), berfungsi untuk mengatur banyaknya
cahaya yang masuk. Sifatnya jika cahaya terlalu banyak,
pupil akan mengecil. Tapi apabila cahaya terlalu sedikit,
pupil akan memperbesar.
d. Lensa mata, berfungsi untuk memfokuskan dan
meneruskan cahaya yang masuk ke mata agar jatuh tepat
pada retina (selaput jala). Kemampuan lensa mata untuk
mengubah kecembungannya ini disebut daya akomodasi.
9. Organ
Dalam: e. otot-otot silaria, Mengatur lensa agar tetap
ditempatnya saat ligament-ligamen mengalami
ketegangan ketika melihat dari jarak dekat.
f. Bintik buta atau blind spot adalah bagian mata yang
tidak sensitif terhadap cahaya. Jika bayangan benda
jatuh tepat pada bagian ini, maka benda tidak dapat
terlihat oleh mata.
10. Organ
Dalam:
g. Retina (selaput jala), adalah bagian yang paling
peka terhadap cahaya. Retina berfungsi
menangkap dan meneruskan cahaya dari lensa ke
saraf mata.
h. Saraf mata, atau saraf optik ini berfungsi untuk
meneruskan rangsang cahaya ke otak. Informasi-
informasi yang dibawa oleh saraf nantinya akan
diproses di otak. Dengan demikian kita dapat
melihat suatu benda.
11. C. Mekanisme Proses Visual
Cahaya masuk ke dalam melalui pupil, besar-kecilnya
ukuran pupil saat menangkap perubahan suatu cahaya
ditentukan oleh dua level yaitu:
1) Sensitivitas
2) Ketajaman
Ketika pupil mengerut atau mengecil, maka
bayangan benda yang jatuh pada retina akan lebih tajam,
namun ketika pencahayaan berkurang, maka pupil akan
membuka lebih lebar untuk membiarkan cahaya masuk
lebih banyak, tetapi akan mengurangi ketajaman dan
kedalaman fokus benda tersebut.
A. Cahaya Memasuki Mata
dan Mencapai Retina
12. B. Retina dan Translasi (menerjemahkan) cahaya menjadi
sinyal-sinyal neutron Retina Terdiri dari 5 lapisan yang
berbeda, yaitu:
1. Receptors cells
2. Horizontal cells
3. Bipolar cells
4. Amacrine cells
5. Retinal ganglion cells
13. Sistem kerja struktur ini pada saat cahaya datang yakni sebagai berikut :
a) Cahaya diterima cone reseptor dan rod reseptor setelah melewati 4 lapisan
terdahulu yaitu Retinal ganglion cells, Amacrine Cells, Bipolar Cells dan Horizontal
Cells.
b) Saat reseptor telah teraktifasi, pesan neural ditranslasikan balik melewati lapisan-
lapisan retinal kepada sel-sel ganglion retinal, yang akson-aksonnya berproyeksi
di sekujur bagian dalam retina sebelum berkumpul dalam bentuk bundel dan
keluar meninggalkan bola mata.
c) Susunan terbalik ini menciptakan dua masalah visual yaitu:
1. Cahaya datang terdistorsi oleh jaringan retinal yang harus dilaluinya
sebelum mencapai reseptor.
2. Masalah yang kedua adalah agar bundel akson-akson sel ganglion retinal
meninggalkan mata harus ada sebuah celah di lapisan reseptor, celah itu
dinamakan blind spot. Blind Spot terletak di depan sel-sel retinal ganglion.
14. C. Transduksi Visual : Konversi cahaya menjadi
sinyal-sinyal Neural.
proses perubahan cahaya menjadi sinyal-sinyal neural terjadi
terutama pada bagian reseptor rod. Jadi bisa disimpulkan bahwa
oproses perubahan cahaya menjadi sinyal-sinyal neural terjadi terutama
pada bagian reseptor rod. Jadi bisa disimpulkan bahwa otak manusia
menerima gambaran visual dalam warna hitam-putih yang cenderung
kabur. Pigmen ini memiliki sebuah properti yang aneh, ketika ia disinari
oleh cahaya secara intensif, pigmen tersebut akan kehilangan warnanya
dan rod kehilangan kemampuannya untuk menyerap cahaya tetapi
ketika dikembalikan ke kegelapan, rod mendapatkan kembali warna
merah dan kapasitasnya untuk menyerap cahaya.
15. Mekanisme-mekanisme konteks
penglihatan
A
Konteks
Visual Primer
(Striata)
Korteks visual
terdiri atas
beberapa area dan
jalur otak, yakni :
C
Konteks
Visual
Sekunder
Korteks Penglihatan/Visual
adalah bagian dari korteks
serebral yang memproses
informasi visual. Korteks ini
terletak pada lobus oksipital
dan sebagian kecil parietal.
B
Konteks Visual
Ekstrastriata
(Konteks Visual
Asosiasi)
16. D. Kerusakan-Kerusakan Pada System
Visual
1. Skotma
Skotoma adalah jenis kerusakan yang terjadi di area
korteks visual primer. Skotoma merupakan titik buta (blind
spot) yang terdapat pada bidang pandang yang menghalangi
penglihatan. Skotoma atau bintik hitam ini dapat mengenai
salah satu atau kedua mata. Bintik hitam tersebut bisa terdapat
di tengah atau tepian bidang pandang. Kondisi ini bisa bersifat
sementara atau permanen.
17. 2. Prosopagnosia
Prosopagnosia adalah suatu kondisi di mana
seseorang mengalami kesulitan atau bahkan tidak dapat
mengingat wajah, baik wajah sendiri maupun wajah orang lain.
Orang dengan kondisi ini juga mengalami kesulitan mengenali
wajah di cermin dan foto. Hal ini bisa jadi karena kelainan
genetik atau masalah dengan otak yang bekerja untuk
mendeteksi dan mengingat wajah. Orang dengan kondisi ini
akan sering mengalami kesulitan mengenali dan membedakan
wajah orang lain yang mereka kenal ataupun tidak.
18. 3. Blindsight
Blindsight (penglihatan buta) terjadi karena kerusakan
pada korteks visual primer. Seseorang yang mengalami
penglihatan buta masih mampu menanggapi rangsangan visual
dalam skotoma mereka meskipun mereka tidak menyadari
rangsangan ini.
19. 4. Kerusakan pada Arus Dorsal dan Arus Ventral
Fungsi arus dorsal adalah untuk mengarahkan interaksi
perilaku dengan objek yang berbeda, sedangkan fungsi arus
ventral adalah untuk memediasi persepsi sadar akan objek yang
berbeda. Kerusakan pada arus dorsal mengganggu perilaku
yang dipandu secara visual, tetapi tidak mengganggu persepsi
visual yang sadar, sedangkan kerusakan pada arus ventral
mengganggu persepsi visual yang disadari, tetapi bukan perilaku
yang dipandu secara visual.