SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Anatomi
Fisiologi mata
dan telinga
KELOMPOK : 13
NAMA : MARTIN A. HUTAGALUNG
(032023032)
NAMA : KRISANTOS BOHALIMAH
(032023027)
1. ANATOMI FISIOLOGI MATA
2. ANATOMI FISIOLOGI TELINGA
1. ANATOMI FISIOLOGI MATA
Mata merupakan salah satu organ yang penting dalam tubuh manusia karena berperan sebagai alat
indera penglihatan. Bentuk mata manusia hampir bulat, Berdiameter sekitar 2,5 cm. Mata dapat
dibedakan menjadi tiga lapisan, yaitu kornea dan sklera sebagai lapisan terluar, koroid, badan siliaris,
dan iris sebagai lapisan tengah, serta retina sebagai lapisan dalam.
Cahaya yang masuk ke dalam mata akan diteruskan ke lensa, yang berfungsi untuk memfokuskan
cahaya ke dalam retina. Retina merupakan lapisan dalam mata yang mengandung sel-sel fotoreseptor
yang peka terhadap cahaya. Sel-sel fotoreseptor ini terdiri dari batang dan kerucut, yang berfungsi
untuk mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang akan dikirim ke otak melalui saraf optik.
Proses penglihatan dimulai ketika cahaya masuk ke dalam mata dan diteruskan ke retina. Sel-sel
fotoreseptor di retina akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang akan dikirim ke otak melalui
saraf optik. Di otak, sinyal listrik ini akan diolah menjadi gambar yang dapat dilihat oleh manusia.
Mata manusia memiliki cara kerja otomatis, mata dibentuk dengan 40 unsur
utama,yang berbeda dan semua bagian ini memilikifungsi penting dalam proses melihat.
Berikut adalah penjelasan mengenai anatomi mata yaitu:
Anatomi Mata:
 Kornea: adalah lapisan terluar mata yang berfungsi untuk melindungi mata dan
membantu memfokuskan cahaya ke dalam mata.
 Iris: adalah bagian mata yang memberikan warna pada mata dan mengatur
ukuran pupil.
 Pupil: adalah lubang kecil di tengah iris yang mengatur jumlah cahaya yang
masuk ke dalam mata.
 Lens: adalah bagian mata yang membantu memfokuskan cahaya ke dalam
retina.
 Retina: adalah lapisan di dalam mata yang mengandung sel-sel fotoreseptor
yang merespons cahaya dan mengirimkan sinyal ke otak melalui saraf optik.
 Sclera: Bagian putih keras mata yang melindungi bagian dalam mata.
 Saraf optik: Saraf yang membawa sinyal dari retina ke otak.
Fisiologi Mata:
Fisiologi mata adalah studi tentang bagaimana mata bekerja dan berfungsi.
Berikut adalah beberapa informasi tentang fisiologi mata yang dapat ditemukan
dari hasil pencarian:
 Mata terdiri dari tiga lapisan: sklera, koroid, dan retina.
 Kornea adalah lapisan terluar mata yang sangat sensitif terhadap rasa sakit dan
dapat meregenerasi dirinya sendiri jika rusak.
 Lensa mata dan cairan di dalam mata bekerja bersama-sama untuk membiaskan
cahaya sehingga tepat jatuh pada fovea atau dekat fovea.
 Retina adalah bagian saraf mata yang tersusun atas sel-sel saraf dan serat-serat
saraf. Sel saraf bentuk batang sangat peka cahaya tetapi tidak dapat membedakan
warna, sedangkan sel saraf kerucut kurang peka cahaya tetapi dapat membedakan
warna.
 Suatu objek dapat dilihat dengan jelas apabila bayangan objek tersebut tepat jatuh
pada fovea. Dalam hal ini, lensa mata akan bekerja otomatis untuk memfokuskan
bayangan objek tersebut sehingga tepat jatuh pada bagian fovea.
MATA DAPAT DILIHAT DARI DUA SUDUT PANDANG, YAITU DARI ARAH FRONTAL DAN ARAH OKSIPITAL.DARI ARAH
FRONTAL, KITA DAPAT MENEMUKAN:
1. SUPER SILIA/ALIS
2. SILIA/BULU MATA
3. PALPEBRA SUPERIOR: LEKUKAN DI BAGIAN KELOPAK MATAATAS
4. PARS SUPRATARSALIS: KELOPAK MATA KECIL YANG BERADA DI ATAS BULU MATA
5. PARS TARSALIS: KELOPAK MATA LEBAR YANG BERADA DI BAWAH ALIS
6. PALPEBRA INFERIOR: KELOPAK BAWAH
7. RIMA PALBEBRA: GARIS YANG TERBENTUK KETIKA MENUTUP MATA
a) Komisura
8. ANGULUS OKULI: SUDUT MATA
a) Angulus Okuli Medialis: sudut mata dekat hidung
b) Angulus Okuli Lateralis: sudut mata dekat pelipis
9. LIMBUS PLPEBRA
a) Limbus Plpebra Posterior
10. CARUNCULA LAKRIMALIS: BAGIAN YANG MENONJOL DI SUDUT MATA BAGIAN DEKAT HIDUNG
11. PAPILIA LAKRIMALIS SUPERIOR: LUBANG KECIL YANG BERADA DI ATAS CARUNCULA LAKRIMALIS
12. PAPILIA LAKRIMALIS INFERIOR/PUNTUNG LAKRIMAL: LUBANG KECIL YANG BERADA DI BAWAH CARUNCULA LAKRIMALIS
13. TUNIKA CONJUNCTIVA:
a) Tunika Conjunctiva Bulbi: pasda bola mata warna putih
b) Tunika Conjunctiva Palpebra: merah-merah yang ada di dalam mata bagian bawah
14. FORNIK CONJUNCTIVA:
a) Fornik Conjunctiva Anterior: merah-merah yang ada didalam mata bagian paling atas
b) Fornik Conjunctiva Posterior: merah-merah yang ada di dalam mata bagian atas posisi dibawah anterior
15. APARATUS LAKRIMALIS: SALURAN UNTUK MENGELUARKAN AIR MATA, SEDANGKAN TEMPAT PRODUKSI AIR MATANYA DI
GLANDULA LAKRIMALIS (LETAKNYA ADA DI PALPEBRA SUPERIOS BAGIAN DALAM). DOKTULI ESKRETORIUS: MENJADI TEMPAT
KELUARNYA AIR MATA.
A. Gejala Mata Lelah
Kelelahan mata disebabkan oleh stress yang terjadi pada otot akomodasi, hal ini
terjadi pada saat seseorang berupaya untuk melihat pada obyek berukuran kecil dan
jarak yang dekat dalam waktu yang lama. Pearcemengatakan kelelahan mata dapat
ditandai dengan adanya:
a) Gejala iritasi pada mata seperti mata pedih, mata bewarna merah
b) Penglihatan ganda (Double Vision)
c) Sakit atau nyeri sekitar mata
d) Daya akomodasi menurun
e) Menurunnya ketajaman penglihatan, kepekaan terhadap kontras dan kecepatan
persepsi.
B. Faktor – Faktor yang Memepengaruhi Mata Lelah
Kejadian mata lelah ini tentunya terjadi karena dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal :
1. Faktor Internal
Faktor – factor internal merupakan faktor yang muncul dalam diri seseorang yang mempengaruhi terjadnya mata lelah yaitu ;
a) Umur, semakin tua seseorang lensa semakin kehilangan kekenyalan sehingga daya akomodasi makin berkurang dan otot-otot semakin sulit dalam menebalkan dan menipiskan mata. Daya akomodasi
menurun pada usia 45 – 50 tahun, menurunnya daya akomodasi. Daya akomodasi merupakan kemampuan lensa untuk menebal atau menipis sesuai dengan jarak benda yang dilihat agar bayangan 21
jatuh tepat di retina. Daya akomodasi ini disebabkan oleh penurunan fisiologis mengakibatkan penurunan fungsi organ mata sehingga terjadi penurunan kemampuan penglihatan yang dapat dilihat
melalui uji visus. Uji visus ini menggambarkan kemampuan penglihatan dibanding dengan penglihatan orang normal.
b) Kelainan Refraksi, yaitu keadaan bayangan tegas yang tidak dibentuk di retina. Kelainan refraksi terjadi akibat ketidak seimbangan sistem optic pada mata sehingga menghasilkan bayangan yang
kabur. Kelainan refraksi ini sangat berpotensi kejadian mata lelah karena daya akomodasi pada mata sudah menurun. Hasil penelitian dari 98 responden, 46 diantaranya mempunyai gangguan
penglihatan dan 52 pekerja tidak mempunyai gangguan penglihatan serta 82% diantaranya mengalami gejala kelelahan mata. Pekerja dengan gangguan mata terpaksa harus menggunakan kacamata
untuk memperjelas penglihatannya.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan pengaruh yang berasal dari luar individu yang dapat membuat mata lelah seperti :
a) Tingkat Pencahayaan (Illumination Levels), dalam pencahayaan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek-obyek yang dikerjakannya secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang
tidak perlu. Selain itu, penerangan yang buruk dapat berakibat pada kelelahan mata dengan berkurangnya kinerja. Pencahayaan lingkungan yang memadai baik yang alami atau buatan memegang
peranan yang cukup penting dalam upaya peningkatan kesehatan, keselamatan dan produktivitas tenaga kerja. Baik tidaknya 22 pencahayaan di suatu tempat kerja selain ditentukan oleh kuantitas
atau tingkat iluminasi yang menyebabkan objek dan sekitarnya terlihat jelas tetapi juga oleh kualitas dari pencahayaan tersebut diantaranya menyangkut arah dan penyebaran atau distribusi cahaya,
tipe dan tingkat kesilauan. Demikian pula dekorasi ruangan khususnya mengenai warna dari dinding, langit-langit, peralatan kerja ikut menentukan tingkat penerangan.
b) Lama paparan, waktu yang lama menyebabkan mata untuk melihat secara terus– menerus pada monitor. Berada di depan monitor dengan waktu lebih dari 2 (dua) jam beresiko mengalami refraksi
pada mata. Objek yang terlalu kecil dan dengan bentuk yang rumit membuat mata berupaya lebih focus, sehingga mata dipaksa untuk bekerja lebih keras. Berdasarkan penelitian berada lama didepan
monitor dapat menyebabkan kelelahan pada mata, serta gejala gejala lainnya yang timbul. Pengguna gadget merasakn mata lelah di akibat karena memusatkan pandangan pada monitor di mana
obyek yang dilihat terlalu kecil. Menyebabkan mata berkonsentrasi dan kurang berkedip, sehingga penguapan air mata meningkat dan mata menjadi kering. Mata lelah harus diputuskan mata
rantainya dengan berada mengurangi waktu di depan monitor atau banyak mengistirahatkan mata. Lama paparan ini dapat di kategorikan sebagai berikut; Ringan (kurang dari 2 jam), Sedang (2-4
2. ANATOMI FISIOLOGI TELINGA
Telinga adalah organ pendengaran dan keseimbangan yang terdiri dari tiga bagian utama, yaitu telinga luar,
tengah, dan dalam. Telinga merupakan organ yang berfungsi sebagai indera pendengaran dan fungsi
keseimbangan tubuh. Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga
dalam bentuk gelombang yang dihantarkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran tersebut
menggetarkan membran timpani dan diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran
yang akan memperkuat getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas
membran timpani dan foramen ovale. Energi getar yang teiah diperkuat ini akanditeruskan ke stapes yang
menggerakkan foramen ovale sehingga cairan perilimfe pada skala vestibuli bergerak.
Getaran akibat getaran perilimfe diteruskan melalui membran Reissner yang akan mendorong endolimfe,
sehingga akan terjadi gerak relatif antara membran basilaris dan membran tektoria. Proses ini merupakan
rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion
terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses
depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan
potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran
(area 39 - 40) di lobus temporalis.
Berikut adalah penjelasan mengenai anatomi dan
fisiologi telinga:
Anatomi Telinga:
 Telinga luar: Terdiri dari daun telinga (pinna auricularis) dan saluran
telinga (meatus acusticus externus) yang mengandung rambut-rambut
halus dan kelenjar.
 Telinga tengah: Terdiri dari gendang telinga (membrana timpani),
tiga tulang pendengaran (martil, landasan, dan sanggurdi), dan saluran
Eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga
hidung.
 Telinga dalam: Terdiri dari koklea, yaitu sebuah struktur kecil
berbentuk spiral berisi cairan, dan vestibulum yang berisi organ
keseimbangan.
Fisiologi Telinga:
 Penerimaan gelombang suara: Gelombang suara ditangkap oleh daun
telinga dan disalurkan melalui saluran telinga hingga mencapai gendang
telinga. Gendang telinga bergetar dan menggerakkan tulang pendengaran,
yang kemudian menggerakkan cairan di dalam koklea.
 Transduksi sinyal: Gerakan cairan di dalam koklea menyebabkan gerakan
membran basilaris yang fleksibel. Sel rambut di membran basilaris akan
merespon gerakan ini dengan menghasilkan sinyal listrik yang diteruskan ke
saraf pendengaran.
 Pengolahan sinyal: Sinyal listrik dari sel rambut diolah oleh otak untuk
menghasilkan persepsi bunyi.
 Organ keseimbangan: Organ keseimbangan terletak di vestibulum dan
terdiri dari tiga kanalis setengah lingkaran yang mengandung cairan dan sel
rambut. Organ ini merespon gerakan kepala dan memberikan informasi
mengenai posisi tubuh.
A. Gejala Telinga
Gejala pada telinga dapat bervariasi tergantung pada jenis gangguan yang terjadi. Beberapa gejala yang muncul saat terjadi gangguan pada telinga antara lain:
 Nyeri telinga
 Telinga berair atau keluar cairan dari telinga
 Gangguan pendengaran
 Telinga berdenging atau tinnitus
 Vertigo atau pusing berputar
 Demam
 Sakit kepala
 Kemerahan dan gatal di daun telinga atau liang telinga
Beberapa jenis gangguan pada telinga dan gejala yang muncul antara lain:
 Otitis eksterna: gejala meliputi nyeri atau sakit, telinga berair, dan gangguan pendengaran.
 Otitis media: gejala meliputi nyeri telinga, demam, dan gangguan pendengaran.
 Tinnitus: ditandai dengan sensasi berdenging pada telinga yang dapat berlangsung dalam waktu singkat atau lama.
 Glue ear: gejala meliputi gangguan pendengaran dan telinga berdenging.
 Otitis interna: gejala meliputi vertigo, pusing, sulit berdiri atau duduk, mual, muntah, telinga berdenging, dan sakit telinga.
 Kotoran telinga: gejala meliputi telinga terasa gatal dan terdapat kotoran di dalam telinga.
 Gendang telinga pecah: gejala meliputi sakit telinga, keluar cairan dari telinga, gangguan pendengaran, telinga berdenging, dan vertigo atau pusing berputar.
 Kolesteatoma: gejala meliputi sensitivitas pendengaran menurun dan telinga terasa nyeri.
B. Faktor – Faktor yang Memepengaruhi Pendengaran
Gangguan pendengaran dapat meliputi telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Pada karya tulis ilmiah ini tinjauan tentang gangguan pendengaran dibatasi pada gangguan telinga
luar. Telinga luar mempunyai fungsi untuk mengumpulkan dan menghantarkan gelombang bunyi ke struktur- struktur telinga tengah. Gangguan pada telinga luar di daerah liang telinga.
a) Penutup telinga Penggunaan penutup telinga, topi, helm ataupun pakaian yang menutup telinga dapat menyebabkan gangguan transmisi bunyi untuk masuk menuju telinga tengah dan dalam
sehingga menimbulkan gangguan fungsi pendengaran yang sifat tidak permanen.
b) Serumen Merupakan kelenjar sekret kelenjar sebasea dan apokrin yang terdapat pada bagian kartilaginosa liang telinga. Pada keadaan normal serumen terdapat di sepertiga luar liang telinga.
Serumen mempunyai fungsi sebagai sarana pengangkut debris epitel kontaminan untuk dikeluarkan dari membarana timpani, serumen sebagai pelumas dan dapat mencegah kekeringan dan
pembentukan fisura pada epidermis. Serumen memiliki dua tipe konsistensinya yang bersifat basah yang bersifat dominan sehingga terlihat basah, lengket dan berwarna madu yang dapat
mengubah warna menjadi gelap bila terpapar dan biasanya banyak terjadi pada ras Kaukasia dan tipe konsistensi serumen kering, bersisik dan terdapat pada ras Mongoloid. Serumen yang
membentuk gumpalan yang menumpuk di liang telinga dapat menimbulkan gangguan pendengaran berupa tuli konduktif. Terutama ketika telinga masuk air sewaktu mandi dan berenang,
serumen akan menjadi mengembang dan menimbulkan rasa yang tertekan dan dapat terjadi gangguan pada pendengaran.
c) Benda Asing Benda asing yang biasa ditemukan pada liang telinga berupa benda yang hidup seperti larva, kupu-kupu, anak kecoa sedangkan benda mati yang bisa ditemukan pada liang
telinga berupa mainan, manik-manik, kacang hijau, ujung kapas pada cotton bud yang patah sering ditemukan terutama pada orang dewasa. Terdapatnya benda asing pada liang telinga akan
mengganggu fungsi dari pendengaran.
d) Otitis Eksterna Merupakan radang telinga akut maupun kronis yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus. Faktor yang dapat mempermudah terjadinya radang pada telinga
luar adalah perubahan pH di liang telinga. Normal pH pada liang telinga asam, jika terdapatnya pH yang berubah menjadi basa karena proteksi terhadap infeksi menurun. Pada keadaan udara
yang sangat hangat dan lembab, kuman dan jamur akan mempermudah untuk menjadi tumbuh di liang telinga.
e) Keratosis Obturans dan Kolesteatoma eksterna Pada keratosis obturans terdapatnya gumpalan epidermis pada liang telinga yang dapat menyebabkan terbentuknya sel epitel yang berlebihan
dan tidak bermigrasi ke arah telinga luar. Keratosis obturans terdapat tuli yang konduktif pada seorang pasien sehingga ia akan merasakan nyeri yang hebat, liang telinga yang lebar, membran
timpani lebih tebal dan jarang dapat menemukan sekresi telinga dan sering ditemukan pada kedua liang telinga atau bilateral dan sering ditemukan pada usia muda. Pada kolesteatoma sering
menyebabkan otore dan nyeri tumpul yang menahun karena invasi kolesteatoma ke tulang yang menimbulkan periositetis. Pendengaran dan membran timpani masih normal. Kolesteatoma
eksterna lebih sering ditemukan pada satu sisi telinga atau unilateral dan lebih sering pada usia tua.
Kesimpulan
Mata adalah salah satu dari alat indra yang berfungsi sebagai indra penglihatan. Matamemiliki stuktur yaitu Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang
berwarna putih dan relatif,kuat. Konjungtiva : selaput tipis,yang melapisi bagian dalamkelopak mata dan bagian luar sclera. Kornea : struktur transparan yang menyerupai
kubah,merupakan pembungkusdari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskancahaya. Pupil : daerah hitam ditengah-tengah iris. Iris : jaringan berwarna yang berbentuk
cincin, menggantung di belakangkornea dan di depan lensa; berfungsimengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan caramerubah ukuran pupil. Lensa :struktur cembung ganda yang
tergantung diantara humor aqueusdan vitreus; berfungsimembantu memfokuskan cahaya ke retina. Retina : lapisan jaringan pekacahaya yangterletak di bagian belakang bola mata;
berfungsi mengirimkan pesan visuil melaluisaraf optikus ke otak. Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesanvisuildari retina ke otak.
Beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menjaga supaya telinga kita tetap sehat dan berfungsi optimal antara lain:
1. Selalu perhatikan kebersihan telinga dan jangan membersihkan telinga dengan cara sembarangan. Hindari membersihkan telinga dengan benda keras, seperti: batang bulu ayam, batang
rumput, batang korek api atau penjepit rambut. Selain dapat menyebabkan trauma/ luka pada telinga, benda-benda tersebut juga belum tentu terjamin kebersihannya sehingga dapat
menyebabkan infeksi pada telinga. Jika ingin membersihkan cairan telinga, lakukan dengan cara membuat pilinan bahan pengering yang lembut dan bersih yang bersifat menarik cairan
(pilinan kassa steril atau kertas tisu yang cukup tebal) kemudian letakkan bahan pengering tersebut di dalam liang telinga. Namun jika kotoran telinga sudah banyak dan mengeras, jangan
membersihkannya sendiri dengan menggunakan cutton bud. Segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
2. Saat makan, kunyahlah makanan dengan baik untuk membantu mengeluarkan kotoran dari dalam telinga. Gerakan rahang pada saat mengunyah akan menggoyang kulit di sekitar telinga
sehingga kotoran telinga dapat keluar sendiri.
3. Hindari suara/ lingkungan yang bising. Mendengarkan suara yang terlalu keras dalam jangka waktu yang lama dapat merusak struktur telinga bagian dalam dan menyebabkan gangguan
pendengaran. Untuk mencegah hal itu, ketika berada di lingkungan yang bising (seperti di lingkungan pabrik atau arena tembak) anda dapat menggunakan alat perlindungan pendengaran
(penutup telinga). Dan jika menggunakan headset, atur volume 60% dari volume maksimal.
4. Hindari minum obat sembarangan maupun konsumsi obat dalam jangka waktu panjang tanpa konsultasi dengan dokter.
5. Segera hubungi dokter jika terdapat benda asing yang menutupi liang telinga, atau jika terasa ada masalah pada pendengaran anda.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
.....

More Related Content

Similar to Anatomi Mata dan Telinga

ANFIS_Mata_pptx.pptx
ANFIS_Mata_pptx.pptxANFIS_Mata_pptx.pptx
ANFIS_Mata_pptx.pptxAhmadRosuli
 
KELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptx
KELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptxKELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptx
KELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptxShinegaWahyu
 
Ppt bio sistem indra kel.5 (edited)
Ppt bio sistem indra kel.5 (edited)Ppt bio sistem indra kel.5 (edited)
Ppt bio sistem indra kel.5 (edited)namiradiyana98
 
Tugas epidemologi ablasio retina
Tugas epidemologi   ablasio retinaTugas epidemologi   ablasio retina
Tugas epidemologi ablasio retinaAmirullah Latarissa
 
Tugas Makalah TIK Nadia Safira 2D PGSD
Tugas Makalah TIK Nadia Safira 2D PGSDTugas Makalah TIK Nadia Safira 2D PGSD
Tugas Makalah TIK Nadia Safira 2D PGSDnadsapp
 
Tugas biologi ( alat indera)
Tugas biologi ( alat indera)Tugas biologi ( alat indera)
Tugas biologi ( alat indera)HimalaAP
 
409524135-PPT-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Penginderaan.pptx
409524135-PPT-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Penginderaan.pptx409524135-PPT-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Penginderaan.pptx
409524135-PPT-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Penginderaan.pptxApraSalsabilaFitri1
 
Pengenalan sistem tubuh dan penyakitnya
Pengenalan sistem tubuh dan penyakitnyaPengenalan sistem tubuh dan penyakitnya
Pengenalan sistem tubuh dan penyakitnyaEn Rezan
 
anatomy and physiology personal notes.pptx
anatomy and physiology personal notes.pptxanatomy and physiology personal notes.pptx
anatomy and physiology personal notes.pptxAthar Shaikh
 
Makalah alat indra
Makalah alat indraMakalah alat indra
Makalah alat indraWarnet Raha
 
5 lima alat indera manusia
5 lima alat indera manusia5 lima alat indera manusia
5 lima alat indera manusiaIndhara Khanta
 
Struktur jantung dan peredaran darah dalam
Struktur jantung dan peredaran darah dalamStruktur jantung dan peredaran darah dalam
Struktur jantung dan peredaran darah dalamAsmira Aliens
 

Similar to Anatomi Mata dan Telinga (20)

Makalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataMakalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mata
 
5 indera
5 indera5 indera
5 indera
 
ANFIS_Mata_pptx.pptx
ANFIS_Mata_pptx.pptxANFIS_Mata_pptx.pptx
ANFIS_Mata_pptx.pptx
 
KELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptx
KELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptxKELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptx
KELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptx
 
Makalah biooptik
Makalah biooptikMakalah biooptik
Makalah biooptik
 
Makalah alat indra
Makalah alat indraMakalah alat indra
Makalah alat indra
 
Indera manusia 1
Indera manusia 1Indera manusia 1
Indera manusia 1
 
Ppt bio sistem indra kel.5 (edited)
Ppt bio sistem indra kel.5 (edited)Ppt bio sistem indra kel.5 (edited)
Ppt bio sistem indra kel.5 (edited)
 
Makalah alat indra
Makalah alat indraMakalah alat indra
Makalah alat indra
 
Tugas epidemologi ablasio retina
Tugas epidemologi   ablasio retinaTugas epidemologi   ablasio retina
Tugas epidemologi ablasio retina
 
Tugas Makalah TIK Nadia Safira 2D PGSD
Tugas Makalah TIK Nadia Safira 2D PGSDTugas Makalah TIK Nadia Safira 2D PGSD
Tugas Makalah TIK Nadia Safira 2D PGSD
 
Indra Pada Manusia
Indra Pada ManusiaIndra Pada Manusia
Indra Pada Manusia
 
Tugas biologi ( alat indera)
Tugas biologi ( alat indera)Tugas biologi ( alat indera)
Tugas biologi ( alat indera)
 
409524135-PPT-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Penginderaan.pptx
409524135-PPT-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Penginderaan.pptx409524135-PPT-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Penginderaan.pptx
409524135-PPT-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Penginderaan.pptx
 
Pengenalan sistem tubuh dan penyakitnya
Pengenalan sistem tubuh dan penyakitnyaPengenalan sistem tubuh dan penyakitnya
Pengenalan sistem tubuh dan penyakitnya
 
anatomy and physiology personal notes.pptx
anatomy and physiology personal notes.pptxanatomy and physiology personal notes.pptx
anatomy and physiology personal notes.pptx
 
Makalah alat indra
Makalah alat indraMakalah alat indra
Makalah alat indra
 
Makalah alat indra
Makalah alat indraMakalah alat indra
Makalah alat indra
 
5 lima alat indera manusia
5 lima alat indera manusia5 lima alat indera manusia
5 lima alat indera manusia
 
Struktur jantung dan peredaran darah dalam
Struktur jantung dan peredaran darah dalamStruktur jantung dan peredaran darah dalam
Struktur jantung dan peredaran darah dalam
 

Recently uploaded

Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 

Recently uploaded (18)

Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 

Anatomi Mata dan Telinga

  • 1. Anatomi Fisiologi mata dan telinga KELOMPOK : 13 NAMA : MARTIN A. HUTAGALUNG (032023032) NAMA : KRISANTOS BOHALIMAH (032023027)
  • 2. 1. ANATOMI FISIOLOGI MATA 2. ANATOMI FISIOLOGI TELINGA
  • 3. 1. ANATOMI FISIOLOGI MATA Mata merupakan salah satu organ yang penting dalam tubuh manusia karena berperan sebagai alat indera penglihatan. Bentuk mata manusia hampir bulat, Berdiameter sekitar 2,5 cm. Mata dapat dibedakan menjadi tiga lapisan, yaitu kornea dan sklera sebagai lapisan terluar, koroid, badan siliaris, dan iris sebagai lapisan tengah, serta retina sebagai lapisan dalam. Cahaya yang masuk ke dalam mata akan diteruskan ke lensa, yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke dalam retina. Retina merupakan lapisan dalam mata yang mengandung sel-sel fotoreseptor yang peka terhadap cahaya. Sel-sel fotoreseptor ini terdiri dari batang dan kerucut, yang berfungsi untuk mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang akan dikirim ke otak melalui saraf optik. Proses penglihatan dimulai ketika cahaya masuk ke dalam mata dan diteruskan ke retina. Sel-sel fotoreseptor di retina akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang akan dikirim ke otak melalui saraf optik. Di otak, sinyal listrik ini akan diolah menjadi gambar yang dapat dilihat oleh manusia. Mata manusia memiliki cara kerja otomatis, mata dibentuk dengan 40 unsur utama,yang berbeda dan semua bagian ini memilikifungsi penting dalam proses melihat.
  • 4. Berikut adalah penjelasan mengenai anatomi mata yaitu: Anatomi Mata:  Kornea: adalah lapisan terluar mata yang berfungsi untuk melindungi mata dan membantu memfokuskan cahaya ke dalam mata.  Iris: adalah bagian mata yang memberikan warna pada mata dan mengatur ukuran pupil.  Pupil: adalah lubang kecil di tengah iris yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata.  Lens: adalah bagian mata yang membantu memfokuskan cahaya ke dalam retina.  Retina: adalah lapisan di dalam mata yang mengandung sel-sel fotoreseptor yang merespons cahaya dan mengirimkan sinyal ke otak melalui saraf optik.  Sclera: Bagian putih keras mata yang melindungi bagian dalam mata.  Saraf optik: Saraf yang membawa sinyal dari retina ke otak.
  • 5. Fisiologi Mata: Fisiologi mata adalah studi tentang bagaimana mata bekerja dan berfungsi. Berikut adalah beberapa informasi tentang fisiologi mata yang dapat ditemukan dari hasil pencarian:  Mata terdiri dari tiga lapisan: sklera, koroid, dan retina.  Kornea adalah lapisan terluar mata yang sangat sensitif terhadap rasa sakit dan dapat meregenerasi dirinya sendiri jika rusak.  Lensa mata dan cairan di dalam mata bekerja bersama-sama untuk membiaskan cahaya sehingga tepat jatuh pada fovea atau dekat fovea.  Retina adalah bagian saraf mata yang tersusun atas sel-sel saraf dan serat-serat saraf. Sel saraf bentuk batang sangat peka cahaya tetapi tidak dapat membedakan warna, sedangkan sel saraf kerucut kurang peka cahaya tetapi dapat membedakan warna.  Suatu objek dapat dilihat dengan jelas apabila bayangan objek tersebut tepat jatuh pada fovea. Dalam hal ini, lensa mata akan bekerja otomatis untuk memfokuskan bayangan objek tersebut sehingga tepat jatuh pada bagian fovea.
  • 6. MATA DAPAT DILIHAT DARI DUA SUDUT PANDANG, YAITU DARI ARAH FRONTAL DAN ARAH OKSIPITAL.DARI ARAH FRONTAL, KITA DAPAT MENEMUKAN: 1. SUPER SILIA/ALIS 2. SILIA/BULU MATA 3. PALPEBRA SUPERIOR: LEKUKAN DI BAGIAN KELOPAK MATAATAS 4. PARS SUPRATARSALIS: KELOPAK MATA KECIL YANG BERADA DI ATAS BULU MATA 5. PARS TARSALIS: KELOPAK MATA LEBAR YANG BERADA DI BAWAH ALIS 6. PALPEBRA INFERIOR: KELOPAK BAWAH 7. RIMA PALBEBRA: GARIS YANG TERBENTUK KETIKA MENUTUP MATA a) Komisura 8. ANGULUS OKULI: SUDUT MATA a) Angulus Okuli Medialis: sudut mata dekat hidung b) Angulus Okuli Lateralis: sudut mata dekat pelipis 9. LIMBUS PLPEBRA a) Limbus Plpebra Posterior 10. CARUNCULA LAKRIMALIS: BAGIAN YANG MENONJOL DI SUDUT MATA BAGIAN DEKAT HIDUNG 11. PAPILIA LAKRIMALIS SUPERIOR: LUBANG KECIL YANG BERADA DI ATAS CARUNCULA LAKRIMALIS 12. PAPILIA LAKRIMALIS INFERIOR/PUNTUNG LAKRIMAL: LUBANG KECIL YANG BERADA DI BAWAH CARUNCULA LAKRIMALIS 13. TUNIKA CONJUNCTIVA: a) Tunika Conjunctiva Bulbi: pasda bola mata warna putih b) Tunika Conjunctiva Palpebra: merah-merah yang ada di dalam mata bagian bawah 14. FORNIK CONJUNCTIVA: a) Fornik Conjunctiva Anterior: merah-merah yang ada didalam mata bagian paling atas b) Fornik Conjunctiva Posterior: merah-merah yang ada di dalam mata bagian atas posisi dibawah anterior 15. APARATUS LAKRIMALIS: SALURAN UNTUK MENGELUARKAN AIR MATA, SEDANGKAN TEMPAT PRODUKSI AIR MATANYA DI GLANDULA LAKRIMALIS (LETAKNYA ADA DI PALPEBRA SUPERIOS BAGIAN DALAM). DOKTULI ESKRETORIUS: MENJADI TEMPAT KELUARNYA AIR MATA.
  • 7.
  • 8. A. Gejala Mata Lelah Kelelahan mata disebabkan oleh stress yang terjadi pada otot akomodasi, hal ini terjadi pada saat seseorang berupaya untuk melihat pada obyek berukuran kecil dan jarak yang dekat dalam waktu yang lama. Pearcemengatakan kelelahan mata dapat ditandai dengan adanya: a) Gejala iritasi pada mata seperti mata pedih, mata bewarna merah b) Penglihatan ganda (Double Vision) c) Sakit atau nyeri sekitar mata d) Daya akomodasi menurun e) Menurunnya ketajaman penglihatan, kepekaan terhadap kontras dan kecepatan persepsi.
  • 9. B. Faktor – Faktor yang Memepengaruhi Mata Lelah Kejadian mata lelah ini tentunya terjadi karena dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal : 1. Faktor Internal Faktor – factor internal merupakan faktor yang muncul dalam diri seseorang yang mempengaruhi terjadnya mata lelah yaitu ; a) Umur, semakin tua seseorang lensa semakin kehilangan kekenyalan sehingga daya akomodasi makin berkurang dan otot-otot semakin sulit dalam menebalkan dan menipiskan mata. Daya akomodasi menurun pada usia 45 – 50 tahun, menurunnya daya akomodasi. Daya akomodasi merupakan kemampuan lensa untuk menebal atau menipis sesuai dengan jarak benda yang dilihat agar bayangan 21 jatuh tepat di retina. Daya akomodasi ini disebabkan oleh penurunan fisiologis mengakibatkan penurunan fungsi organ mata sehingga terjadi penurunan kemampuan penglihatan yang dapat dilihat melalui uji visus. Uji visus ini menggambarkan kemampuan penglihatan dibanding dengan penglihatan orang normal. b) Kelainan Refraksi, yaitu keadaan bayangan tegas yang tidak dibentuk di retina. Kelainan refraksi terjadi akibat ketidak seimbangan sistem optic pada mata sehingga menghasilkan bayangan yang kabur. Kelainan refraksi ini sangat berpotensi kejadian mata lelah karena daya akomodasi pada mata sudah menurun. Hasil penelitian dari 98 responden, 46 diantaranya mempunyai gangguan penglihatan dan 52 pekerja tidak mempunyai gangguan penglihatan serta 82% diantaranya mengalami gejala kelelahan mata. Pekerja dengan gangguan mata terpaksa harus menggunakan kacamata untuk memperjelas penglihatannya. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan pengaruh yang berasal dari luar individu yang dapat membuat mata lelah seperti : a) Tingkat Pencahayaan (Illumination Levels), dalam pencahayaan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek-obyek yang dikerjakannya secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu. Selain itu, penerangan yang buruk dapat berakibat pada kelelahan mata dengan berkurangnya kinerja. Pencahayaan lingkungan yang memadai baik yang alami atau buatan memegang peranan yang cukup penting dalam upaya peningkatan kesehatan, keselamatan dan produktivitas tenaga kerja. Baik tidaknya 22 pencahayaan di suatu tempat kerja selain ditentukan oleh kuantitas atau tingkat iluminasi yang menyebabkan objek dan sekitarnya terlihat jelas tetapi juga oleh kualitas dari pencahayaan tersebut diantaranya menyangkut arah dan penyebaran atau distribusi cahaya, tipe dan tingkat kesilauan. Demikian pula dekorasi ruangan khususnya mengenai warna dari dinding, langit-langit, peralatan kerja ikut menentukan tingkat penerangan. b) Lama paparan, waktu yang lama menyebabkan mata untuk melihat secara terus– menerus pada monitor. Berada di depan monitor dengan waktu lebih dari 2 (dua) jam beresiko mengalami refraksi pada mata. Objek yang terlalu kecil dan dengan bentuk yang rumit membuat mata berupaya lebih focus, sehingga mata dipaksa untuk bekerja lebih keras. Berdasarkan penelitian berada lama didepan monitor dapat menyebabkan kelelahan pada mata, serta gejala gejala lainnya yang timbul. Pengguna gadget merasakn mata lelah di akibat karena memusatkan pandangan pada monitor di mana obyek yang dilihat terlalu kecil. Menyebabkan mata berkonsentrasi dan kurang berkedip, sehingga penguapan air mata meningkat dan mata menjadi kering. Mata lelah harus diputuskan mata rantainya dengan berada mengurangi waktu di depan monitor atau banyak mengistirahatkan mata. Lama paparan ini dapat di kategorikan sebagai berikut; Ringan (kurang dari 2 jam), Sedang (2-4
  • 10. 2. ANATOMI FISIOLOGI TELINGA Telinga adalah organ pendengaran dan keseimbangan yang terdiri dari tiga bagian utama, yaitu telinga luar, tengah, dan dalam. Telinga merupakan organ yang berfungsi sebagai indera pendengaran dan fungsi keseimbangan tubuh. Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang dihantarkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran tersebut menggetarkan membran timpani dan diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan memperkuat getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan foramen ovale. Energi getar yang teiah diperkuat ini akanditeruskan ke stapes yang menggerakkan foramen ovale sehingga cairan perilimfe pada skala vestibuli bergerak. Getaran akibat getaran perilimfe diteruskan melalui membran Reissner yang akan mendorong endolimfe, sehingga akan terjadi gerak relatif antara membran basilaris dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39 - 40) di lobus temporalis.
  • 11. Berikut adalah penjelasan mengenai anatomi dan fisiologi telinga: Anatomi Telinga:  Telinga luar: Terdiri dari daun telinga (pinna auricularis) dan saluran telinga (meatus acusticus externus) yang mengandung rambut-rambut halus dan kelenjar.  Telinga tengah: Terdiri dari gendang telinga (membrana timpani), tiga tulang pendengaran (martil, landasan, dan sanggurdi), dan saluran Eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga hidung.  Telinga dalam: Terdiri dari koklea, yaitu sebuah struktur kecil berbentuk spiral berisi cairan, dan vestibulum yang berisi organ keseimbangan.
  • 12. Fisiologi Telinga:  Penerimaan gelombang suara: Gelombang suara ditangkap oleh daun telinga dan disalurkan melalui saluran telinga hingga mencapai gendang telinga. Gendang telinga bergetar dan menggerakkan tulang pendengaran, yang kemudian menggerakkan cairan di dalam koklea.  Transduksi sinyal: Gerakan cairan di dalam koklea menyebabkan gerakan membran basilaris yang fleksibel. Sel rambut di membran basilaris akan merespon gerakan ini dengan menghasilkan sinyal listrik yang diteruskan ke saraf pendengaran.  Pengolahan sinyal: Sinyal listrik dari sel rambut diolah oleh otak untuk menghasilkan persepsi bunyi.  Organ keseimbangan: Organ keseimbangan terletak di vestibulum dan terdiri dari tiga kanalis setengah lingkaran yang mengandung cairan dan sel rambut. Organ ini merespon gerakan kepala dan memberikan informasi mengenai posisi tubuh.
  • 13. A. Gejala Telinga Gejala pada telinga dapat bervariasi tergantung pada jenis gangguan yang terjadi. Beberapa gejala yang muncul saat terjadi gangguan pada telinga antara lain:  Nyeri telinga  Telinga berair atau keluar cairan dari telinga  Gangguan pendengaran  Telinga berdenging atau tinnitus  Vertigo atau pusing berputar  Demam  Sakit kepala  Kemerahan dan gatal di daun telinga atau liang telinga Beberapa jenis gangguan pada telinga dan gejala yang muncul antara lain:  Otitis eksterna: gejala meliputi nyeri atau sakit, telinga berair, dan gangguan pendengaran.  Otitis media: gejala meliputi nyeri telinga, demam, dan gangguan pendengaran.  Tinnitus: ditandai dengan sensasi berdenging pada telinga yang dapat berlangsung dalam waktu singkat atau lama.  Glue ear: gejala meliputi gangguan pendengaran dan telinga berdenging.  Otitis interna: gejala meliputi vertigo, pusing, sulit berdiri atau duduk, mual, muntah, telinga berdenging, dan sakit telinga.  Kotoran telinga: gejala meliputi telinga terasa gatal dan terdapat kotoran di dalam telinga.  Gendang telinga pecah: gejala meliputi sakit telinga, keluar cairan dari telinga, gangguan pendengaran, telinga berdenging, dan vertigo atau pusing berputar.  Kolesteatoma: gejala meliputi sensitivitas pendengaran menurun dan telinga terasa nyeri.
  • 14. B. Faktor – Faktor yang Memepengaruhi Pendengaran Gangguan pendengaran dapat meliputi telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Pada karya tulis ilmiah ini tinjauan tentang gangguan pendengaran dibatasi pada gangguan telinga luar. Telinga luar mempunyai fungsi untuk mengumpulkan dan menghantarkan gelombang bunyi ke struktur- struktur telinga tengah. Gangguan pada telinga luar di daerah liang telinga. a) Penutup telinga Penggunaan penutup telinga, topi, helm ataupun pakaian yang menutup telinga dapat menyebabkan gangguan transmisi bunyi untuk masuk menuju telinga tengah dan dalam sehingga menimbulkan gangguan fungsi pendengaran yang sifat tidak permanen. b) Serumen Merupakan kelenjar sekret kelenjar sebasea dan apokrin yang terdapat pada bagian kartilaginosa liang telinga. Pada keadaan normal serumen terdapat di sepertiga luar liang telinga. Serumen mempunyai fungsi sebagai sarana pengangkut debris epitel kontaminan untuk dikeluarkan dari membarana timpani, serumen sebagai pelumas dan dapat mencegah kekeringan dan pembentukan fisura pada epidermis. Serumen memiliki dua tipe konsistensinya yang bersifat basah yang bersifat dominan sehingga terlihat basah, lengket dan berwarna madu yang dapat mengubah warna menjadi gelap bila terpapar dan biasanya banyak terjadi pada ras Kaukasia dan tipe konsistensi serumen kering, bersisik dan terdapat pada ras Mongoloid. Serumen yang membentuk gumpalan yang menumpuk di liang telinga dapat menimbulkan gangguan pendengaran berupa tuli konduktif. Terutama ketika telinga masuk air sewaktu mandi dan berenang, serumen akan menjadi mengembang dan menimbulkan rasa yang tertekan dan dapat terjadi gangguan pada pendengaran. c) Benda Asing Benda asing yang biasa ditemukan pada liang telinga berupa benda yang hidup seperti larva, kupu-kupu, anak kecoa sedangkan benda mati yang bisa ditemukan pada liang telinga berupa mainan, manik-manik, kacang hijau, ujung kapas pada cotton bud yang patah sering ditemukan terutama pada orang dewasa. Terdapatnya benda asing pada liang telinga akan mengganggu fungsi dari pendengaran. d) Otitis Eksterna Merupakan radang telinga akut maupun kronis yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus. Faktor yang dapat mempermudah terjadinya radang pada telinga luar adalah perubahan pH di liang telinga. Normal pH pada liang telinga asam, jika terdapatnya pH yang berubah menjadi basa karena proteksi terhadap infeksi menurun. Pada keadaan udara yang sangat hangat dan lembab, kuman dan jamur akan mempermudah untuk menjadi tumbuh di liang telinga. e) Keratosis Obturans dan Kolesteatoma eksterna Pada keratosis obturans terdapatnya gumpalan epidermis pada liang telinga yang dapat menyebabkan terbentuknya sel epitel yang berlebihan dan tidak bermigrasi ke arah telinga luar. Keratosis obturans terdapat tuli yang konduktif pada seorang pasien sehingga ia akan merasakan nyeri yang hebat, liang telinga yang lebar, membran timpani lebih tebal dan jarang dapat menemukan sekresi telinga dan sering ditemukan pada kedua liang telinga atau bilateral dan sering ditemukan pada usia muda. Pada kolesteatoma sering menyebabkan otore dan nyeri tumpul yang menahun karena invasi kolesteatoma ke tulang yang menimbulkan periositetis. Pendengaran dan membran timpani masih normal. Kolesteatoma eksterna lebih sering ditemukan pada satu sisi telinga atau unilateral dan lebih sering pada usia tua.
  • 15. Kesimpulan Mata adalah salah satu dari alat indra yang berfungsi sebagai indra penglihatan. Matamemiliki stuktur yaitu Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan relatif,kuat. Konjungtiva : selaput tipis,yang melapisi bagian dalamkelopak mata dan bagian luar sclera. Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah,merupakan pembungkusdari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskancahaya. Pupil : daerah hitam ditengah-tengah iris. Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakangkornea dan di depan lensa; berfungsimengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan caramerubah ukuran pupil. Lensa :struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueusdan vitreus; berfungsimembantu memfokuskan cahaya ke retina. Retina : lapisan jaringan pekacahaya yangterletak di bagian belakang bola mata; berfungsi mengirimkan pesan visuil melaluisaraf optikus ke otak. Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesanvisuildari retina ke otak. Beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menjaga supaya telinga kita tetap sehat dan berfungsi optimal antara lain: 1. Selalu perhatikan kebersihan telinga dan jangan membersihkan telinga dengan cara sembarangan. Hindari membersihkan telinga dengan benda keras, seperti: batang bulu ayam, batang rumput, batang korek api atau penjepit rambut. Selain dapat menyebabkan trauma/ luka pada telinga, benda-benda tersebut juga belum tentu terjamin kebersihannya sehingga dapat menyebabkan infeksi pada telinga. Jika ingin membersihkan cairan telinga, lakukan dengan cara membuat pilinan bahan pengering yang lembut dan bersih yang bersifat menarik cairan (pilinan kassa steril atau kertas tisu yang cukup tebal) kemudian letakkan bahan pengering tersebut di dalam liang telinga. Namun jika kotoran telinga sudah banyak dan mengeras, jangan membersihkannya sendiri dengan menggunakan cutton bud. Segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 2. Saat makan, kunyahlah makanan dengan baik untuk membantu mengeluarkan kotoran dari dalam telinga. Gerakan rahang pada saat mengunyah akan menggoyang kulit di sekitar telinga sehingga kotoran telinga dapat keluar sendiri. 3. Hindari suara/ lingkungan yang bising. Mendengarkan suara yang terlalu keras dalam jangka waktu yang lama dapat merusak struktur telinga bagian dalam dan menyebabkan gangguan pendengaran. Untuk mencegah hal itu, ketika berada di lingkungan yang bising (seperti di lingkungan pabrik atau arena tembak) anda dapat menggunakan alat perlindungan pendengaran (penutup telinga). Dan jika menggunakan headset, atur volume 60% dari volume maksimal. 4. Hindari minum obat sembarangan maupun konsumsi obat dalam jangka waktu panjang tanpa konsultasi dengan dokter. 5. Segera hubungi dokter jika terdapat benda asing yang menutupi liang telinga, atau jika terasa ada masalah pada pendengaran anda.
  • 16. SEKIAN DAN TERIMA KASIH .....