Dokumen tersebut membahas pengembangan kurikulum untuk peserta didik berbakat. Ia menjelaskan bahwa kurikulum harus didiferensiasi untuk memenuhi kebutuhan dan potensi siswa berbakat. Kurikulum berdiferensiasi melibatkan modifikasi materi, proses, produk, dan lingkungan belajar agar lebih menantang bagi siswa berbakat. Metode pengajaran harus memberi ruang untuk kreativitas dan kemandirian belajar.
2. KURIKULUM
pengertian yang sempit :
• kurikulum adalah seperangkat bahan atau isi yang
akan disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
pengertian yang lebih luas :
• kurikulum adalah semua pengalaman yang diperoleh
siswa yang dapat membantunya untuk mewujudkan
berbagai potensi yang dimilikinya.
Menurut Depdikbud (1994)
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar
3. • Anak berbakat sebagai kelompok orang yang
memiliki kebutuhan dan kemampuan intelektual
khusus, membutuhkan kurikulum khusus yang
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya
• Kurikulum bagi anak berbakat harus dirancang
khusus sehingga mampu memenuhi kebutuhan
siswa dan dapat merangsang pengembangan
potensi yang dimilikinya. Inilah yang oleh para
ahli disebut-sebut dengan istilah kurikulum
berdiferensiasi
4. • kurikulum berdiferensiasi adalah kurikulum yang
disesuaikan dengan keadaan kebutuhan dan
kemampuan siswa berbakat
• dalam kurikulum berdiferensiasi terjadi proses
pengayaan, pengembangan, penggemukan,
pendalaman dan/atau perluasan dari kurikulum
umum, baik pada sisi isi, proses maupun hasil
• bagaimana secara konkrit kurikulum
didiferensiasi untuk anak-anak berbakat ?
5. Kurikulum didiferensiasi bagi
anak-anak berbakat (Clark, 1983)
• Materi (konten) yang dipercepat atau yang lebih maju.
• Pemahaman yang lebih majemuk dari generalisasi, asas, teori dan
struktur dari bidang materi.
• Bekerja dengan konsep dan proses pemikiran yang abstrak.
• Tingkat dan jenis sumber yang digunakan untuk memperoleh
informasi dan keterampilan.
• Waktu belajar untuk tugas dapat dipercepat dan waktu untuk
mendalami sesuatu topik atau bidang dapat lebih lama.
• Mencipta informasi dan/atau produk baru.
• Memindahkan pembelajaran ke bidang-bidang lain yang lebih
menantang
• Pengembangan dari pertumbuhan pribadi dalam sikap, perasaan,
apresiasi.
• Kemandirian dalam berpikir dan belajar.
6. Kurikulum Berdiferensisasi
(Conny Semiawan, 1992)
• Pengembangan Kurikukulum berdiferensiasi
dapat dilihat dari dua sisi, yaitu
• Komponen
komponen kurikulum beranjak dari perspektif
perkembangan anak berbakat berorientasi
pada karakteristik anak.
• Matra
kebutuhan rancangan atau disain kurikulum
7. • Komponen , (ada 4 komponen)
• pemilihan materi atau pengalaman-pengalaman belajar yang
akan digemukkan atau dipadatkan .
• Proses dimana terjadi eskalasi atau pengalaman belajar dalam
kadar kualitas yang tinggi, yang diantaranya ditandai oleh tindakan
atau belajar kreatif (creative action), aktivitas berpikir tingkat tinggi,
problem solving, discovery learning dll
• Evaluasi pembelajaran. Penilaian harus diarahkan pada dua hal
penting secara simultan yaitu (1) penilaian proses dan (2) penilaian
hasil.
• Persiapan teknis dan konkrit untuk melaksanakan proses
pembelajaran
8. Diferensiasi Matra
1. Matra umum. Matra umum adalah hal-hal yang termuat dalam
kurikulum umum, artinya sekumpulan materi atau pengalaman
belajar dasar yang harus dikuasasi oleh siswa secara keseluruhan
2. Dari matra umum yang terutama dimaksudkan untuk memenuhi
kondisi keberbakatannya
3. Matra yang didiferensiasi. merupakan kumpulan materi atau
pengalaman belajar yang dirancang khusus untuk siswa berbakat
(didiferensiasi).
9. Lanjutan...
• diferensiasi yang bersifat vertikal, yakni memberi
kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan
program-program atau materi pelajaran secara lebih
cepat (akselerasi)
• diferensiasi yang bersifat horizontal. Pada model ini, yang
terjadi bukan percepatan penyelesaian materi tetapi
peningkatan keadalam dan keluasan materi yang disajikan,
sehingga menghasilkan proses belajar dalam kualitas yang
lebih tinggi, yang ditandai dengan peningkatan aktivitas
mental atau berpikir pada siswa (eskalasi)
• diferensiasi berupa perluasan materi atau pengalaman
belajar, yang sering disebut juga dengan istilah
aumentaional
10. • Matra subliminal. Matra subliminal menunjuk kepada
persoalan lingkungan belajar yang dipersyaratkan untuk bisa
terjadinya peroses belajar yang optimal.
• Matra non akademis. Matra ini berkaitan dengan berbagai hal yang
berkembang di masyarakat, yang tidak secara jelas dan tegas tertulis
dalam kurikulum, tetapi memberikan nilai tambah yang siginifikan
bagi perkembangan belajar siswa berbakat
11. MODIFIKASI KURIKULUM
• Menurut Maker (1982), ada empat komponen utama
yang perlu dimodifikasi, untuk menghasilkan kurikulum
yang cocok untuk siswa berbakat, yaitu
• (1) konten atau isi
• (2) proses atau metode
• (3) produk atau hasil yang diharapkan
• (4) lingkungan belajar
12. Modifikasi Materi (Content)
• Modifikasi materi (konten) terkait dengan
kurikulum berdiferensiasi bagi anak berbakat
mengarah kepada upaya memperluas dan
memperdalam isi pembelajaran sehingga
memenuhi kemampuan dan kebutuhan belajar
siswa berbakat. Dalam istilah lain, proses ini
sering juga disebut sebagai penggemukan
(compacting) dan pengayaan.
13. Modifikasi Proses
• proses diartikan sebagai aktivitas atau kegiatan yang dilakukan
untuk dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
• Proses juga dapat diartikan sebagai cara atau metode yang dilakukan
guru dan siswa untuk menguasai materi dan mencapai tujuan
pembelajaran.
14. Modifikasi Proses
• Proses pembelajaran harus memberi paluang terbesar pada siswa
untuk aktif belajar. Pada kegiatan pembelajaran anak berbakat,
guru-guru seyogyanya berperan sebagai fasilitator dan motivator.
• Belajar mandiri. Proses pembelajaran harus memberi peluang
yang cukup pada siswa untuk belajar secara mandiri. Model ini
dapat dilakukan dengan cara belajar jarak jauh atau penggunaan
metode tugas (resitasi). Misalnya siswa ditugasi untuk membaca
buku dan melaporkan hasilnya, tugas meneliti, tugas membuat
membuat karya tulis, rancangan model dll.
• Metode bertanya, khususnya pada tataran berpikir tingkat tinggi.
Metode bertanya sangat cocok untuk mengembangkan kreativitas,
khususnya bertanya tingkat tinggi, yaitu pertanyaan yang
menggugah kemampuan berpikir analisis, sintesis dan evaluasi.
15. • Kegiatan penelitian. Untuk memenuhi tuntutan rasa ingin tahu
yang tinggi pada anak berbakat dan kemampuannya dalam
berpikir rasional/logik, maka kegiatan penelitian merupakan
alternatif yang dapat dikembangkan dalam proses
pembelajaran.
• Kemungkinan dan kesempatan bagi siswa untuk memilih
sendiri materi pembelajaran.
• Belajar pada sumber belajar secara langsung. Siswa belajar
pada berbagai sumber belajar langsung yang tersedia di
masyarakat atau alam. Misalnya belajar di rumah sakit,
meusium, pabrik pesawat, hutan, kebun binatang dll.
• Belajar dalam kelompok, untuk menumbuhkan sifat kooperatif.
• Model pembelajaran kreatif.
• Metode problem solving.
•
16. Modifikasi Produk atau Hasil belajar
• Produk dapat diartikan segala sesuatu yang dihasilkan oleh
siswa dalam kegiatan pembelajaran, atau hasil-hasil yang
dicapai setelah menjalani proses pembelajaran
• Beberapa hal yang dapat dijadikan
pertimbangkan dalam mendiferensiasi produk pembelajaran.
• Siswa menghasilkan tulisan-tulisan untuk dipublikasikan. Misalnya puisi,
ceritera pendek, ceritera bersambung atau tulisan ilmiah seperti paper,
makalah, artikel jurnal penelitian, membuat buku dll.
• Siswa membuat dan menghasilkan laporan yang komprehensif dari suatu
kegiatan yang telah dilakukan. Misalnya laporan penelitian, laporan proyek,
karya wisata dll.
17. • Siswa membuat dan menghasilkan prototype atau
model-model produk. Misalnya rancangan mesin,
rumah, gedung, tower, menu masakan, komputer dll.
• Siswa melakukan dan mengorganisasikan kegiatan
social-kemanusiaan pada masyarakat secara konkrit.
Aktivitas ini dimaksudkan untuk merangsang dan
mengembangkan aspek social anak.
• Merancang tujuan-tujuan pembelajaran yang
menitikberatkan pada kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Tujuan pembelajaran yang tidak hanya terbatas
pada kemampuan pegetahuan, pemahaman dan
aplikasi, tetapi lebih banyak porsinya pada
kemampuan menganalisis, sintesis dan evaluasi.
•
18. Modifikasi Lingkungan Belajar
• Lingkungan belajar bagi anak berbakat harus
dirancang khusus disesuaikan dengan karaklteristik
intelektual, minat, sikap, kreativitas dan komitmennya
yang lebih unggul
• Lingkungan belajar bagi anak berbakat harus
mengarah kepada kondisi-kondisi sebagai berikut:
• Berorientasi pada siswa aktif belajar. Situasi belajar di
kelas maupun di luar kelas harus memberi peluang
terbesar pada siswa untuk aktif belajar. Bertanya,
berdiskusi, membaca, menganalisis, melakukan
penelitian, melaporkan dll.
• Siswa sebagai central (pusat) dalam kegiatan belajar.
Guru dalam hal ini lebih berperan sebagai pihak yang
memberi kemudahan dan dukungan pada siswa untuk
belajar.
19. • Lingkungan belajar yang bervariasi. Lingkungan belajar
dapat terjadi di kelas maupun di luar kelas. Variasi dapat
berlaku untuk kegiatan yang dirancang dalam kelas,
misalnya variasi tempat duduk, metode penyampaian,
model komunikasi, media pembelajaran dll. Variasi
lingkungan belajar di luar kelas dapat dilakukan dengan
memanfaatkan berbagai sumber belajar yang ada di
masyarakat secara bergantian ----musium, kantor pos,
kebun binatang, rumah sakit dll.
• Lingkungan belajar yang mampu menyediakan informasi
yang luas dan mendalam. Jika siswa belajar tentang
topik pesawat terbang, maka lingkungan belajar yang
dapat menyediakan informasi paling komprehensif adalah
pabrik pesawat terbang. Jadi berkunjung ke IPTN
(Nurtanio) merupakan pilihan yang baik. Begitu juga
ketika belajar tentang benda-benda prasejarah, maka
berkunjung ke museum
20. • Pembahasan tentang lingkungan belajar pada kenyataannya
sangat erat terkait dengan dimensi proses, sehingga sering kali
sulit dibedakan secara nyata.