1. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan nomor satu di dunia dan Indonesia.
2. Terdapat dua jenis stroke yaitu iskemik dan hemoragik, masing-masing memiliki faktor risiko dan penatalaksanaan yang berbeda.
3. Penatalaksanaan stroke di fasilitas kesehatan primer meliputi deteksi dini, manajemen pra-rumah sakit, evaluasi dan stabilisasi di ruang gawat darurat, serta rujukan ke fasilitas tingkat
Manajemen Dasar Stroke di Fasilitas Kesehatan Primer untuk Luaran Klinis yang Optimal.pptx
1. MANAJEMEN DASAR STROKE DI FASILITAS KESEHATAN
PRIMER UNTUK LUARAN KLINIS YANG OPTIMAL
Dr. dr. David Gunawan Umbas, Sp.S(K)
DEPARTEMEN NEUROLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
HASANUDDIN / RSUP WAHIDIN SUDIROHUSODO
2. • Penyebab kematian nomor 2
• Penyebab kecacatan nomor 1
STROKE
WORDLWIDE
• Penyebab kematian nomor 1
• Penyebab kecacatan nomor 1
INDONESIA
5. • Kumpulan gejala defisit neurologi akut
• Dapat fokal maupun global, terjadi secara mendadak
• Disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya aliran darah pada parenkim
otak, retina atau medulla spinalis
• Disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah arteri maupun vena
• Dibuktikan dengan pemeriksaan imaging dan/atau dengan skoring
DEFINISI
18. • Gangguan global berupa gangguan kesadaran
atau gangguan fokal yang muncul mendadak
• Onset kejadian
• Riwayat trauma kepala dan/atau demam
• Riwayat nyeri kepala dan/atau muntah
• Kegiatan saat kejadian
• Tekanan darah saat kejadian
• Faktor risiko: Hipertensi, DM, Hiperkolesterol,
Penyakit jantung, Merokok, dan Riwayat stroke
sebelumnya
ANAMNESIS
19. Pemeriksaan neurologi
• Fungsi kortikal luhur
• Rangsang meninges
• Pupil dan Kornea
• Nervus kranialis
• Motorik
• Sensorik
• Autonom
PEMERIKSAAN FISIK
20. 1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Sistem Skoring
4. Radiologi (CT-Scan kepala tanpa kontras/
MRI Brain)
DIAGNOSIS
23. MANAJEMEN PRAHOSPITAL
• Keluhan pertama kebanyakan pasien (95%) mulai
sejak di luar rumah sakit.
• Beberapa gejala atau tanda yang mengarah
kepada diagnosis stroke antara lain hemiparesis,
gangguan sensorik satu sisi tubuh, hemianopia
atau buta mendadak, diplopia, vertigo, afasia,
disfagia, disatria, ataksia, kejang atau penurunan
kesadaran yang kesemuanya terjadi secara
rnendadak.
• Untuk memudahkan digunakan istilah FAST (Facial
movement, Arm movement, Speech, Test all
three).
1. Deteksi
24. MANAJEMEN PRAHOSPITAL
2. Pengiriman Pasien
• Bila seseorang dicurigai terkena
serangan stroke, maka segera
panggil ambulans gawat darurat.
3. Transportasi/ambulans
• Dilengkapi personil yang terlatih
dan peralatan gawat darurat
25. PENATALAKSANAAN DI RUANG
GAWAT DARURAT
• Anamnesis. Gejala awal, waktu awitan, aktivitas
penderita saat serangan, serta faktor risiko stroke.
• Pemfis. meliputi penilaian respirasi, sirkulasi,
oksimetri, dan suhu tubuh.
• Pemeriksaan neurologis dan skala stroke (Skor
Hasanuddin)
1. Evaluasi cepat dan diagnosis
26. PENATALAKSANAAN DI RUANG
GAWAT DARURAT
a. Stabilisasi jalan napas dan pernapasan
• Pemberian oksigen dianjurkan pada keadaan dengan saturasi oksigen < 95%
(ESO, Class V, GCP).
• pemasangan OPA pada pasien yang tidak sadar. (AHA/ASA, Class I, Level of
evidence C).
• Intubasi diperlukan pada pasien dengan hipoksia (p02 <60 mmHg atau
pCO2 >50 mmHg), atau syok, atau pada pasien yang berisiko untuk terjadi
aspirasi.
2. Terapi Umum
27. PENATALAKSANAAN DI RUANG
GAWAT DARURAT
b. Stabilisasi Hemodinamik
• Berikan cairan kristaloid atau koloid intravena (hindari pernberian cairan
hipotonik seperti glukosa).
• Dianjurkan pemasangan CVC (Central Venous Catheter)
• Optimalisasi tekanan darah
2. Terapi Umum
28. PENATALAKSANAAN DI RUANG
GAWAT DARURAT
c. Pengendalian Peninggtian TIK
• Sasaran terapi adalah TIK kurang
dari 20 mmHg dan CPP >70
mmHg
• Tinggikan posisi kepala 20° – 30°
• Hindari hipertermia
• Jaga normovolemia
• Terapi cairan hipertonis (manitol)
• Diuretik
Cont…
• Steroid
• Hiperventilasi
• Paralisis neuromuskular yang
dikombinasi dengan sedasi
• Tindakan bedah dekompresif
d. Pengendalian kejang
e. Pengendalian suhu tubuh
2. Terapi Umum
29. PENATALAKSANAAN KHUSUS
Stroke Iskemik
• Antiplatelet
• Thrombolysis ( alteplase)
• Surgery
• Remove clot
• MERCI retriever
• Suction removal
Stroke Hemoragik
• Manage symptom and complication
• Anti hypertensive
• Anti-convulsan
• Control bleeding
• Clip aneurysm
• Coil embolization
(If no)
30. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
• Semua pasien dicurigai TIA dan stroke akut setelah diberikan
penanganan awal ABC, segera dirujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis saraf.
KEWENANGAN
31. PPK 2 (RS tipe B dan C) :
• Pemeriksaan lab, EKG, Ro Thorax, CT Scan dan Doppler Carotis
dan TCD/TCCD
• Talaksana emergensi (termasuk trombolisis intravena dan intraarteri)
dan tatalaksana medis sesuai dengan ketersediaan fasilitas
• Rujuk untuk tindakan neurointervensi/bedah ke PPK 3
KEWENANGAN
32. PPK 3 (RS tipe A) :
• Pemeriksaan penunjang seperti di PPK 2 ditambah MRI, Angiografi
(CTA/MRA/DSA), Doppler Carotis dan TCD/TCCD
• Talaksana emergensi (termasuk trombolisis intravena) dan medis
• Tatalaksana trombektomi dan tindakan neurointervensi lain
• Tatalaksana bedah jika diperlukan
KEWENANGAN
33. BAGAIMANA MEMBEDAKAN
STROKE ISKEMIK DENGAN TIA?
Ada tidaknya defisit neurologi akut yang
terjadi sementara, kemudian pulih
sempurna dalam waktu kurang dari
24 jam
Beberapa gejala umum yang terjadi
pada TIA meliputi hemiparesis,
monoparesis atau hemiparesis bilateral,
hilangnya penglihatan monokuler atau
binokuler, diplopia, disfagia, disartria,
ataksia, vertigo, afasia yang terjadi tiba-
tiba, namun kembali pulih sempurna
dalam waktu kurang dari 24 jam dan
tidak meninggalkan gejala sisa.