SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB)

Adalah pajak yang dipungut
atas tanah dan bangunan karena
adanya keuntungan dan/atau kedudukan sosial
ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan
yang mempunyai suatu hak atasnya atau
memperoleh manfaat dari padanya
a. Yang menjadi objek pajak adalah
perolehan hak atas tanah dan
atau bangunan.

b. Perolehan hak atas tanah dan
atau bangunan sebagaimana
dimaksud dalam butir a meliputi :

1. Pemindahan Hak Karena :
Jual beli; tukar-menukar; hibah; hibah wasiat;
waris; pemasukan dalam perseroan atau badan
hukum lainnya; pemisahan hak yang
mengakibatkan peralihan; penunjukkan
pembeli dalam lelang; pelaksanaan putusan
hakim yang mempunyai kekuatan hukum
tetap; penggabungan usaha; peleburan usaha;
pemekaran usaha, hadiah.

2. Pemberian Hak Baru
karena :
Kelanjutan pelepasan hak;
Diluar pelepasan hak
OBJEK PAJAK
( Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 )
c. Hak atas sebagaimana dimaksud dalam butir a adalah :

hak milik;

hak pakai;

hak guna usaha;

hak milik atas satuan
rumah susun;

hak guna bangunan;

hak pengelolaan.
SUBJEK PAJAK

Adalah istilah dalam peraturan perundangundangan perpajakan untuk perorangan
(pribadi) atau organisasi (kelompok)
berdasarkan peraturan perundangundangan perpajakan yang berlaku.
Subjek Pajak Dalam Negeri :

1. orang pribadi yang
bertempat tinggal di
Indonesia;

2. orang pribadi yang berada di
Indonesia lebih dari 183 hari
dalam jangka waktu 12 bulan/
orang pribadi yang dalam
suatu tahun pajak berada di
Indonesia dan mempunyai
niat untuk bertempat tinggal
di Indonesia;

4. warisan yang
belum terbagi
sebagai satu
kesatuan, mengga
ntikan yang
berhak.

3. badan yang
didirikan atau
bertempat
kedudukan di
Indonesia;
Subjek Pajak Luar Negeri :

1. orang pribadi yang tidak
bertempat tinggal di Indonesia
atau berada di Indonesia tidak
lebih dari 183 hari dalam
jangka waktu 12 bulan, yang
menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan melalui
bentuk usaha tetap di
Indonesia;

2. badan yang tidak didirikan
dan tidak bertempat
kedudukan di
Indonesia, yang menjalank
an usaha atau melakukan
kegiatan melalui bentuk
usaha tetap di Indonesia;
Subjek Pajak Luar Negeri :

3. orang pribadi yang tidak
bertempat tinggal di Indonesia
atau berada di Indonesia tidak
lebih dari 183 (seratus delapan
puluh tiga) hari dalam jangka
waktu 12 (dua belas) bulan, yang
dapat menerima atau
memperoleh penghasilan dari
Indonesia bukan dari menjalankan
usaha atau melakukan kegiatan
melalui bentuk usaha tetap di
Indonesia;

4. badan yang tidak didirikan
dan tidak bertempat
kedudukan di
Indonesia, yang dapat
menerima atau
memperoleh penghasilan
dari Indonesia bukan dari
menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan melalui
bentuk usaha tetap di
Indonesia.
Adalah orang pribadi atau badan yang memiliki hak
dan/atau memperoleh manfaat atas tanah dan/atau
memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat
atas bangunan.
WAJIB PAJAK
Wajib pajak memiliki kewajiban membayar PBB yang terutang setiap
tahunnya. PBB harus dilunasi paling lambat 6 (enam) bulan sejak
tanggal diterimanya SPPT oleh wajib pajak. Karna Wajib Pajak Adalah
5-8 bulan.

Pembayaran PBB dapat dilakukan melalui bank persepsi, bank
yang tercantum dalam SPPT PBB tersebut, atau melalui ATM, melalui
petugas pemungut dari pemerintah daerah serta dapat juga melalui
bukan kantor pos
1. Kapan saat PBB terutang?

Saat PBB terutang adalah keadaan objek PBB pada
tanggal 1 Januari untuk suatu tahun pajak tertentu
(jangka waktu satu tahun takwim)
TAHUN,SAAT DAN TEMPAT YANG
MENENTUKAN PAJAK TERHUTANG



2. Dimana tempat PBB terutang?

a. untuk daerah Jakarta, di wilayah Daerah Khusus
Ibukota Jakarta, yang meliputi letak objek PBB;
b. untuk daerah lainnya, di wilayah
Kabupaten/Kota, yang meliputi letak objek PBB.
PENDEKATAN PENILAIAN

1. Pendekatan Data
Pasar (Market Data
Approach

3. Pendekatan Pendapatan
(Income Approach)

2. Pendekatan
Biaya (Cost
Approach)
1. Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach

Adalah suatu metode penghitungan NJOP dengan cara
membandingkan antara objek pajak yang sejenis dengan objek lain
yang telah diketahui harga pasarnya.
Pendekatan ini pada umumnya digunakan untuk menentukan
NJOP tanah, namun dapat juga digunakan untuk menentukan
NJOP bangunan
2. Pendekatan Biaya (Cost Approach)

Adalah suatu metode penghitungan NJOP dengan cara menghitung
seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membuat bangunan baru yang
sejenis dikurangi dengan penyusutannya.
Umumnya, pendekatan biaya digunakan untuk menentukan NJOP
bangunan.
3. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)

Adalah suatu metode penghitungan NJOP dengan cara
mengkapitalisasikan pendapatan satu tahun dari objek pajak yang
bersangkutan.
Biasanya, diterapkan untuk objek pajak yang dibangun untuk
menghasilkan pendapatan, seperti hotel, gedung perkantoran yang
disewakan, dsb.
CARA PENILAIAN
1. Penilaian Massal (Mass Appraissal)

•

NJOP bumi dihitung berdasarkan Nilai Indikasi Rata-rata (NIR)
yang terdapat pada setiap Zona Nilai Tanah (ZNT).

•

NJOP bangunan dihitung berdasarkan Daftar Biaya Komponen
Bangunan (DBKB).

•

Perhitungan penilaian massal dilakukan dengan menggunakan
komputer (Computer Assisted Valuation/CAV)
CARA PENILAIAN
2. Penilaian Individual (Individual Appraissal)

Objek pajak bumi yang nilainya di atas Rp 3.200.000 meter persegi.
Objek pajak bangunan yang nilainya di atas Rp 1.366.000 meter
persegi.

Objek pajak yang nilai jualnya Rp 500.000.000 atau lebih.
Objek pajak tertentu, seperti rumah mewah, pompa bensin, jalan
tol,
lapangan
golf,
objek
rekreasi,
usaha
perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
DASAR PENGHITUNGAN PBB
Yang menjadi dasar perhitungan PBB adalah Nilai Jual Kena Pajak (NJKP)
yaitu suatu persentase tertentu dari NJOP (x% dari NJOP). Ada 3 tarif
NJKP yang pembagiannya didasarkan atas nilai NJOP dan jenis sektornya
(PP no.25 Tahun 2002 tentang Penetapan Besarnya Prosentase NJKP
pada PBB) yaitu :

• 20% jika NJOP kurang dari 1Milyar untuk sektor P2 (Perkotaan,
Pedesaan)
• 40% jika NJOP lebih besar sama dengan 1 Milyar P2 (Perkotaan,
Pedesaan)
• 40 % untuk sektor P3 (Perkebunan, Pertambangan, Perhutanan)
Di dalam pengenaan PBB terdapat suatu batas nilai yang tidak
dikenakan pajak yang disebut Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak
(NJOPTKP). Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No:
201/KMK.04/2000 tanggal 6 Juni 2000 ditetapkan batas NJOPTKP
maksimum sebesar Rp12 juta per Wajib Pajak dan ditetapkan secara
regional.

Rumus menghitung PBB adalah
PBB = Tarif x NJKP x (NJOP-NJOPTKP)
DASAR PENAGIHAN

Surat Pemberitahuan
Pajak Terutang (SPPT)

Surat Ketetapan Pajak
(SKP)

Surat Tagihan Pajak
(STP)
PEMBAGIAN HASIL
PENERIMAAN PBB
Dalam PP Nomor 47 tahun 1985 tentang Pembagian Hasil
Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah ditetapkan sebagai berikut:

10% hasil
penerimaan PBB
merupakan bagian
penerimaan bagi
Pemerintah Pusat
dan harus disetor
sepenuhnya ke Kas
Negara.

90% sisanya merupkaan bagian
penerimaan untuk Pemerintah
Daerah. Setelah dikurangi dengan
biaya untuk melakukan pemungutan
sebesar 10% dari 90% kemudian
dibagi lagi untuk Pemda Propinsi dan
Pemda Kabupaten/Kota dengan
imbangan sebagai berikut:
PEMBAGIAN HASIL
PENERIMAAN PBB



Pemda Propinsi

=

20%

Pemda Kabupaten/Kota

=

80%

Pemerintah Pusat

=

10%

Biaya pemungutan = 10% x 90%

=

9%

Pemda Propinsi = 20% x 81%

=

16,2%

Pemda Kabupaten/Kota = 80% x 81%

=

64,8%

Jumlah Penerimaan

=

100%

Dengan rincian sebagai berikut:
TARIF PAJAK

Menurut, Pasal 5 UU No. 12 Tahun 1985 jo. UU
No.12 Tahun 1994, Tarif pajak yang dikenakan
atas objek pajak adalah sebesar 0,5 %
PBB= Tarif x NJKP x (NJOP-NJOPTKP)

Contoh :
Pak Burhan memiliki tanah dan bangunan dengan rincian sbb :
Luas tanah : 500 m2; nilai tanah : Rp90.000.000,Luas bangunan : 150 m2; nilai bangunan : Rp37.500.000,Hitung besarnya PBB atas tanah dan bangunan pak Burhan
tersebut apabila NJOPTKP sebesar Rp10.000.000,-
Jawab :
Nilai tanah per m2 = 90.000.000 / 500 = Rp180.000,- --> konversi -->
Klas A.26 : NJOP = Rp200.000,- / m2

Nilai bangunan per m2 = 37.500.000 / 150 = Rp250.000,- --> konversi
--> Klas A.11: NJOP = Rp225.000,- / m2

PBB = 0,5% x 20% x Rp123.750.000,- = Rp123.750,-
PERHITUNGAN PBB ATAS
RUMAH SUSUN
Pemilikan rumah susun didasarkan pada konsep pemilikan atas:
tanah bersama, benda bersama dan bagian bersama, oleh
karena itu, NJOP rumah susun juga harus dipisah-pisahkan
antara kepemilikan atas tanah bersama, benda bersama dan
bagian bersama tersebut.

Artinya, pemilikannya adalah berdasarkan perbandingan proporsional
antara luas sertifikat induk dengan luas unit yang akan di beli (dalam
sertifikat HMSRS di sebut nilai perbandingan proporsional). Kemudian untuk
bangunannya juga di bandingkan antara total luas rusun dengan luas unit
yang akan dibeli.
PERHITUNGAN PBB ATAS
RUMAH SUSUN
Rumus Perhitungannya:
1. (Luas unit X 100) : Nilai Perbandingan Proporsional = Luas bangunan efektif
(LBE)
2. Bangunan bersama – LBE
= luas bangunan bersama (LBB)
3. (luas unit X bumi bersama) : LBE = tanah bersama (TB)
4. (luas unit X LBB) : LBE
= bangunan bersama (BB)

NJOP PBB nya:
a. TB X harga permeter bumi (tanah secara keseluruhan)
b. BB X harga permeter bangunan (secara keseluruhan)
c. luas X harga permeter bangunan

= luas bumi
= luas bangunan
= luas unit bangunan
PERHITUNGAN PBB
ATAS RUMAH SUSUN
Setelah diperoleh NJOP atas rumah susun dimaksud, barulah
dikalikan dengan BPHTB setelah dikurangi Nilai perolehan tidak
kena pajak (NPTKP) dari masing-masing daerah. Jadi NPTKP
tersebut tergantung lokasinya (untuk pengurang BPHTBnya). Dari
situlah bisa kita dapat kan berapa jumlah pajak (BPHTB) yang
harus dibayar.
SEKIAN
dan
TERIMAKASIH :D

More Related Content

What's hot

5 pajak penghasilan pribadi dan badan
5 pajak penghasilan pribadi dan badan5 pajak penghasilan pribadi dan badan
5 pajak penghasilan pribadi dan badan
natal kristiono
 
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Yudhi Aldriand
 
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahOrganisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
Sunar Shun Shun
 

What's hot (20)

PPN dan PPnBM
PPN dan PPnBMPPN dan PPnBM
PPN dan PPnBM
 
PPh 26
PPh 26PPh 26
PPh 26
 
Penagihan pajak
Penagihan pajakPenagihan pajak
Penagihan pajak
 
5 pajak penghasilan pribadi dan badan
5 pajak penghasilan pribadi dan badan5 pajak penghasilan pribadi dan badan
5 pajak penghasilan pribadi dan badan
 
PPh Pasal 22
PPh Pasal 22PPh Pasal 22
PPh Pasal 22
 
Materi ppn
Materi ppnMateri ppn
Materi ppn
 
KB 1 - Dasar-dasar PPN
KB 1 - Dasar-dasar PPNKB 1 - Dasar-dasar PPN
KB 1 - Dasar-dasar PPN
 
Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB)Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB)
 
PPh 23
PPh 23PPh 23
PPh 23
 
6 pbb-2
6 pbb-26 pbb-2
6 pbb-2
 
Pph 22
Pph 22Pph 22
Pph 22
 
PPN Saat & Tempat Terutang
PPN   Saat & Tempat TerutangPPN   Saat & Tempat Terutang
PPN Saat & Tempat Terutang
 
Penganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatPenganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusat
 
Pph 21
Pph 21Pph 21
Pph 21
 
PPN pengkreditan pajak masukan
PPN   pengkreditan pajak masukanPPN   pengkreditan pajak masukan
PPN pengkreditan pajak masukan
 
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAIPAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
 
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
 
Pemeriksaan Pajak
Pemeriksaan PajakPemeriksaan Pajak
Pemeriksaan Pajak
 
4.bea materai
4.bea materai4.bea materai
4.bea materai
 
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahOrganisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
 

Viewers also liked

Pajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunanPajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunan
ranioktalia
 
PRESENTASI PERPAJAKAN (PBB)
PRESENTASI PERPAJAKAN (PBB)PRESENTASI PERPAJAKAN (PBB)
PRESENTASI PERPAJAKAN (PBB)
Iffa Tabahati
 
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Yudi Zulkarnaen
 
Pajak Penghasilan (P Ph)
Pajak Penghasilan (P Ph)Pajak Penghasilan (P Ph)
Pajak Penghasilan (P Ph)
abdul kodir
 
Presentasi kadishutbun rapat evaluasi semester ii 2013 - jan 2014
Presentasi kadishutbun   rapat evaluasi semester ii 2013 - jan 2014Presentasi kadishutbun   rapat evaluasi semester ii 2013 - jan 2014
Presentasi kadishutbun rapat evaluasi semester ii 2013 - jan 2014
Ariston Pamungkas
 
Pajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunanPajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunan
detaangga
 
Perda no-08-tahun-2010-tentang-pajak-daerah
Perda no-08-tahun-2010-tentang-pajak-daerahPerda no-08-tahun-2010-tentang-pajak-daerah
Perda no-08-tahun-2010-tentang-pajak-daerah
Medan Comonity
 

Viewers also liked (20)

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
 
Pajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunanPajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunan
 
PRESENTASI PERPAJAKAN (PBB)
PRESENTASI PERPAJAKAN (PBB)PRESENTASI PERPAJAKAN (PBB)
PRESENTASI PERPAJAKAN (PBB)
 
Bentuk / jenis pelayanan dan syarat pelayanan PBB P2
Bentuk / jenis pelayanan   dan syarat  pelayanan PBB P2 Bentuk / jenis pelayanan   dan syarat  pelayanan PBB P2
Bentuk / jenis pelayanan dan syarat pelayanan PBB P2
 
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNANBEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
 
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
 
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
 
Pbb pelatihan nindya praja smt 6
Pbb pelatihan nindya praja smt 6Pbb pelatihan nindya praja smt 6
Pbb pelatihan nindya praja smt 6
 
Pbb1
Pbb1Pbb1
Pbb1
 
Pbb
PbbPbb
Pbb
 
Pajak Penghasilan (P Ph)
Pajak Penghasilan (P Ph)Pajak Penghasilan (P Ph)
Pajak Penghasilan (P Ph)
 
Presentasi kadishutbun rapat evaluasi semester ii 2013 - jan 2014
Presentasi kadishutbun   rapat evaluasi semester ii 2013 - jan 2014Presentasi kadishutbun   rapat evaluasi semester ii 2013 - jan 2014
Presentasi kadishutbun rapat evaluasi semester ii 2013 - jan 2014
 
Bahan Penyuluhan PBB-P2
Bahan Penyuluhan PBB-P2Bahan Penyuluhan PBB-P2
Bahan Penyuluhan PBB-P2
 
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
 
Pengertian BPHTB
Pengertian BPHTBPengertian BPHTB
Pengertian BPHTB
 
Pajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunanPajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunan
 
Diagnose_Gorontalo
Diagnose_GorontaloDiagnose_Gorontalo
Diagnose_Gorontalo
 
Bea Perolehan Hak atas Tanah (BPHTB)
Bea Perolehan Hak atas Tanah (BPHTB)Bea Perolehan Hak atas Tanah (BPHTB)
Bea Perolehan Hak atas Tanah (BPHTB)
 
Perda no-08-tahun-2010-tentang-pajak-daerah
Perda no-08-tahun-2010-tentang-pajak-daerahPerda no-08-tahun-2010-tentang-pajak-daerah
Perda no-08-tahun-2010-tentang-pajak-daerah
 
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Bahan Galian C
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Bahan Galian CPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Bahan Galian C
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Bahan Galian C
 

Similar to Pajak bumi dan bangunan (pbb)

Pajak_Bumi_dan_Bangunan_PBB.docx
Pajak_Bumi_dan_Bangunan_PBB.docxPajak_Bumi_dan_Bangunan_PBB.docx
Pajak_Bumi_dan_Bangunan_PBB.docx
FiqarJusfikar
 
IPS tentang Perpajakan, Permintaan,Penawaran dan Harga Pasar
IPS tentang Perpajakan, Permintaan,Penawaran dan Harga PasarIPS tentang Perpajakan, Permintaan,Penawaran dan Harga Pasar
IPS tentang Perpajakan, Permintaan,Penawaran dan Harga Pasar
cindypatricia55
 
Pajak Bumi Bangunan - Materi Kuliah hk pajak Grup A FH USU
Pajak Bumi Bangunan - Materi Kuliah hk pajak Grup A FH USUPajak Bumi Bangunan - Materi Kuliah hk pajak Grup A FH USU
Pajak Bumi Bangunan - Materi Kuliah hk pajak Grup A FH USU
Furqaan Syah
 
PBB Materi Kuliah Hukum pajak Grup A
PBB Materi Kuliah Hukum pajak Grup APBB Materi Kuliah Hukum pajak Grup A
PBB Materi Kuliah Hukum pajak Grup A
Furqaan Syah
 
Pajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunanPajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunan
Hesni Tiara
 

Similar to Pajak bumi dan bangunan (pbb) (20)

PAJAK SEBAS 1.pdf
PAJAK SEBAS 1.pdfPAJAK SEBAS 1.pdf
PAJAK SEBAS 1.pdf
 
Booklet pbb
Booklet pbbBooklet pbb
Booklet pbb
 
Pajak_Bumi_dan_Bangunan_PBB.docx
Pajak_Bumi_dan_Bangunan_PBB.docxPajak_Bumi_dan_Bangunan_PBB.docx
Pajak_Bumi_dan_Bangunan_PBB.docx
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran pbb
Rencana pelaksanaan pembelajaran pbbRencana pelaksanaan pembelajaran pbb
Rencana pelaksanaan pembelajaran pbb
 
Pajak
PajakPajak
Pajak
 
Pajak bab 19 20
Pajak bab 19 20Pajak bab 19 20
Pajak bab 19 20
 
Pajak bab 19 20
Pajak bab 19 20Pajak bab 19 20
Pajak bab 19 20
 
Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan PerkotaanPajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
 
Buku Saku Perpajakan Pemilik Indekos
Buku Saku Perpajakan Pemilik IndekosBuku Saku Perpajakan Pemilik Indekos
Buku Saku Perpajakan Pemilik Indekos
 
PBB & BPHTB.pptx
PBB & BPHTB.pptxPBB & BPHTB.pptx
PBB & BPHTB.pptx
 
IPS tentang Perpajakan, Permintaan,Penawaran dan Harga Pasar
IPS tentang Perpajakan, Permintaan,Penawaran dan Harga PasarIPS tentang Perpajakan, Permintaan,Penawaran dan Harga Pasar
IPS tentang Perpajakan, Permintaan,Penawaran dan Harga Pasar
 
Perda PBB P2 Kab Sumbawa
Perda PBB P2 Kab SumbawaPerda PBB P2 Kab Sumbawa
Perda PBB P2 Kab Sumbawa
 
Materi1 2
Materi1 2Materi1 2
Materi1 2
 
14. perda kab sumbawa tentang pbb p2
14. perda kab sumbawa tentang pbb p214. perda kab sumbawa tentang pbb p2
14. perda kab sumbawa tentang pbb p2
 
PBB.pptx
PBB.pptxPBB.pptx
PBB.pptx
 
Ppjb dan pajak properti
Ppjb dan pajak propertiPpjb dan pajak properti
Ppjb dan pajak properti
 
Pajak Bumi Bangunan - Materi Kuliah hk pajak Grup A FH USU
Pajak Bumi Bangunan - Materi Kuliah hk pajak Grup A FH USUPajak Bumi Bangunan - Materi Kuliah hk pajak Grup A FH USU
Pajak Bumi Bangunan - Materi Kuliah hk pajak Grup A FH USU
 
PBB Materi Kuliah Hukum pajak Grup A
PBB Materi Kuliah Hukum pajak Grup APBB Materi Kuliah Hukum pajak Grup A
PBB Materi Kuliah Hukum pajak Grup A
 
Pajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunanPajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunan
 
5
55
5
 

More from Maulina Sahara (7)

ERP (Enterprise Resource Planning)
ERP  (Enterprise Resource Planning)ERP  (Enterprise Resource Planning)
ERP (Enterprise Resource Planning)
 
BAPEPAM dan OJK
BAPEPAM dan OJKBAPEPAM dan OJK
BAPEPAM dan OJK
 
Pph pasal 22
Pph pasal 22Pph pasal 22
Pph pasal 22
 
Uu apbn p 2013
Uu apbn p 2013Uu apbn p 2013
Uu apbn p 2013
 
Perencanaan Laba
Perencanaan LabaPerencanaan Laba
Perencanaan Laba
 
Deret berkala dan peramalan
Deret berkala dan peramalanDeret berkala dan peramalan
Deret berkala dan peramalan
 
Pengendalian dan Akuntansi Biaya
Pengendalian dan Akuntansi BiayaPengendalian dan Akuntansi Biaya
Pengendalian dan Akuntansi Biaya
 

Recently uploaded

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Recently uploaded (20)

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Pajak bumi dan bangunan (pbb)

  • 1.
  • 2. PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) Adalah pajak yang dipungut atas tanah dan bangunan karena adanya keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak atasnya atau memperoleh manfaat dari padanya
  • 3. a. Yang menjadi objek pajak adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. b. Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan sebagaimana dimaksud dalam butir a meliputi : 1. Pemindahan Hak Karena : Jual beli; tukar-menukar; hibah; hibah wasiat; waris; pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya; pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan; penunjukkan pembeli dalam lelang; pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap; penggabungan usaha; peleburan usaha; pemekaran usaha, hadiah. 2. Pemberian Hak Baru karena : Kelanjutan pelepasan hak; Diluar pelepasan hak
  • 4. OBJEK PAJAK ( Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 ) c. Hak atas sebagaimana dimaksud dalam butir a adalah : hak milik; hak pakai; hak guna usaha; hak milik atas satuan rumah susun; hak guna bangunan; hak pengelolaan.
  • 5. SUBJEK PAJAK Adalah istilah dalam peraturan perundangundangan perpajakan untuk perorangan (pribadi) atau organisasi (kelompok) berdasarkan peraturan perundangundangan perpajakan yang berlaku.
  • 6. Subjek Pajak Dalam Negeri : 1. orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia; 2. orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan/ orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia; 4. warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, mengga ntikan yang berhak. 3. badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia;
  • 7. Subjek Pajak Luar Negeri : 1. orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia; 2. badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang menjalank an usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia;
  • 8. Subjek Pajak Luar Negeri : 3. orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia; 4. badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
  • 9. Adalah orang pribadi atau badan yang memiliki hak dan/atau memperoleh manfaat atas tanah dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan.
  • 10. WAJIB PAJAK Wajib pajak memiliki kewajiban membayar PBB yang terutang setiap tahunnya. PBB harus dilunasi paling lambat 6 (enam) bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh wajib pajak. Karna Wajib Pajak Adalah 5-8 bulan. Pembayaran PBB dapat dilakukan melalui bank persepsi, bank yang tercantum dalam SPPT PBB tersebut, atau melalui ATM, melalui petugas pemungut dari pemerintah daerah serta dapat juga melalui bukan kantor pos
  • 11. 1. Kapan saat PBB terutang? Saat PBB terutang adalah keadaan objek PBB pada tanggal 1 Januari untuk suatu tahun pajak tertentu (jangka waktu satu tahun takwim)
  • 12. TAHUN,SAAT DAN TEMPAT YANG MENENTUKAN PAJAK TERHUTANG  2. Dimana tempat PBB terutang? a. untuk daerah Jakarta, di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, yang meliputi letak objek PBB; b. untuk daerah lainnya, di wilayah Kabupaten/Kota, yang meliputi letak objek PBB.
  • 13. PENDEKATAN PENILAIAN 1. Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach 3. Pendekatan Pendapatan (Income Approach) 2. Pendekatan Biaya (Cost Approach)
  • 14. 1. Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach Adalah suatu metode penghitungan NJOP dengan cara membandingkan antara objek pajak yang sejenis dengan objek lain yang telah diketahui harga pasarnya. Pendekatan ini pada umumnya digunakan untuk menentukan NJOP tanah, namun dapat juga digunakan untuk menentukan NJOP bangunan
  • 15. 2. Pendekatan Biaya (Cost Approach) Adalah suatu metode penghitungan NJOP dengan cara menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membuat bangunan baru yang sejenis dikurangi dengan penyusutannya. Umumnya, pendekatan biaya digunakan untuk menentukan NJOP bangunan.
  • 16. 3. Pendekatan Pendapatan (Income Approach) Adalah suatu metode penghitungan NJOP dengan cara mengkapitalisasikan pendapatan satu tahun dari objek pajak yang bersangkutan. Biasanya, diterapkan untuk objek pajak yang dibangun untuk menghasilkan pendapatan, seperti hotel, gedung perkantoran yang disewakan, dsb.
  • 17. CARA PENILAIAN 1. Penilaian Massal (Mass Appraissal) • NJOP bumi dihitung berdasarkan Nilai Indikasi Rata-rata (NIR) yang terdapat pada setiap Zona Nilai Tanah (ZNT). • NJOP bangunan dihitung berdasarkan Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB). • Perhitungan penilaian massal dilakukan dengan menggunakan komputer (Computer Assisted Valuation/CAV)
  • 18. CARA PENILAIAN 2. Penilaian Individual (Individual Appraissal) Objek pajak bumi yang nilainya di atas Rp 3.200.000 meter persegi. Objek pajak bangunan yang nilainya di atas Rp 1.366.000 meter persegi. Objek pajak yang nilai jualnya Rp 500.000.000 atau lebih. Objek pajak tertentu, seperti rumah mewah, pompa bensin, jalan tol, lapangan golf, objek rekreasi, usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
  • 19. DASAR PENGHITUNGAN PBB Yang menjadi dasar perhitungan PBB adalah Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) yaitu suatu persentase tertentu dari NJOP (x% dari NJOP). Ada 3 tarif NJKP yang pembagiannya didasarkan atas nilai NJOP dan jenis sektornya (PP no.25 Tahun 2002 tentang Penetapan Besarnya Prosentase NJKP pada PBB) yaitu : • 20% jika NJOP kurang dari 1Milyar untuk sektor P2 (Perkotaan, Pedesaan) • 40% jika NJOP lebih besar sama dengan 1 Milyar P2 (Perkotaan, Pedesaan) • 40 % untuk sektor P3 (Perkebunan, Pertambangan, Perhutanan)
  • 20. Di dalam pengenaan PBB terdapat suatu batas nilai yang tidak dikenakan pajak yang disebut Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP). Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No: 201/KMK.04/2000 tanggal 6 Juni 2000 ditetapkan batas NJOPTKP maksimum sebesar Rp12 juta per Wajib Pajak dan ditetapkan secara regional. Rumus menghitung PBB adalah PBB = Tarif x NJKP x (NJOP-NJOPTKP)
  • 21. DASAR PENAGIHAN Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) Surat Ketetapan Pajak (SKP) Surat Tagihan Pajak (STP)
  • 22. PEMBAGIAN HASIL PENERIMAAN PBB Dalam PP Nomor 47 tahun 1985 tentang Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah ditetapkan sebagai berikut: 10% hasil penerimaan PBB merupakan bagian penerimaan bagi Pemerintah Pusat dan harus disetor sepenuhnya ke Kas Negara. 90% sisanya merupkaan bagian penerimaan untuk Pemerintah Daerah. Setelah dikurangi dengan biaya untuk melakukan pemungutan sebesar 10% dari 90% kemudian dibagi lagi untuk Pemda Propinsi dan Pemda Kabupaten/Kota dengan imbangan sebagai berikut:
  • 23. PEMBAGIAN HASIL PENERIMAAN PBB  Pemda Propinsi = 20% Pemda Kabupaten/Kota = 80% Pemerintah Pusat = 10% Biaya pemungutan = 10% x 90% = 9% Pemda Propinsi = 20% x 81% = 16,2% Pemda Kabupaten/Kota = 80% x 81% = 64,8% Jumlah Penerimaan = 100% Dengan rincian sebagai berikut:
  • 24. TARIF PAJAK Menurut, Pasal 5 UU No. 12 Tahun 1985 jo. UU No.12 Tahun 1994, Tarif pajak yang dikenakan atas objek pajak adalah sebesar 0,5 %
  • 25. PBB= Tarif x NJKP x (NJOP-NJOPTKP) Contoh : Pak Burhan memiliki tanah dan bangunan dengan rincian sbb : Luas tanah : 500 m2; nilai tanah : Rp90.000.000,Luas bangunan : 150 m2; nilai bangunan : Rp37.500.000,Hitung besarnya PBB atas tanah dan bangunan pak Burhan tersebut apabila NJOPTKP sebesar Rp10.000.000,-
  • 26. Jawab : Nilai tanah per m2 = 90.000.000 / 500 = Rp180.000,- --> konversi --> Klas A.26 : NJOP = Rp200.000,- / m2 Nilai bangunan per m2 = 37.500.000 / 150 = Rp250.000,- --> konversi --> Klas A.11: NJOP = Rp225.000,- / m2 PBB = 0,5% x 20% x Rp123.750.000,- = Rp123.750,-
  • 27.
  • 28. PERHITUNGAN PBB ATAS RUMAH SUSUN Pemilikan rumah susun didasarkan pada konsep pemilikan atas: tanah bersama, benda bersama dan bagian bersama, oleh karena itu, NJOP rumah susun juga harus dipisah-pisahkan antara kepemilikan atas tanah bersama, benda bersama dan bagian bersama tersebut. Artinya, pemilikannya adalah berdasarkan perbandingan proporsional antara luas sertifikat induk dengan luas unit yang akan di beli (dalam sertifikat HMSRS di sebut nilai perbandingan proporsional). Kemudian untuk bangunannya juga di bandingkan antara total luas rusun dengan luas unit yang akan dibeli.
  • 29. PERHITUNGAN PBB ATAS RUMAH SUSUN Rumus Perhitungannya: 1. (Luas unit X 100) : Nilai Perbandingan Proporsional = Luas bangunan efektif (LBE) 2. Bangunan bersama – LBE = luas bangunan bersama (LBB) 3. (luas unit X bumi bersama) : LBE = tanah bersama (TB) 4. (luas unit X LBB) : LBE = bangunan bersama (BB) NJOP PBB nya: a. TB X harga permeter bumi (tanah secara keseluruhan) b. BB X harga permeter bangunan (secara keseluruhan) c. luas X harga permeter bangunan = luas bumi = luas bangunan = luas unit bangunan
  • 30. PERHITUNGAN PBB ATAS RUMAH SUSUN Setelah diperoleh NJOP atas rumah susun dimaksud, barulah dikalikan dengan BPHTB setelah dikurangi Nilai perolehan tidak kena pajak (NPTKP) dari masing-masing daerah. Jadi NPTKP tersebut tergantung lokasinya (untuk pengurang BPHTBnya). Dari situlah bisa kita dapat kan berapa jumlah pajak (BPHTB) yang harus dibayar.