SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
PAJAK
BUMI DAN BANGUNAN
(PBB)
AFRITA
SUBYEK PBB
(UU No. 12Thn 1994)
Orang atau Badan yang:
Memiliki, menguasai;
Memperoleh manfaat atas bumi,
dan/atau;
Memperoleh manfaat atas bangunan
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan
(UU No.28Thn 2009 Pajak & Retribusi
Daerah)
adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan
yang dimiliki,dikuasai, dan/atau
dimanfaatkan oleh orang pribadi atau
Badan, kecuali kawasan yang digunakan
untuk kegiatan usaha perkebunan,
perhutanan, dan pertambangan
Jenis Pajak kabupaten/kota terdiri atas:
 a. Pajak Hotel;
 b. Pajak Restoran;
 c. Pajak Hiburan;
 d. Pajak Reklame;
 e. Pajak Penerangan Jalan;
 f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
 g. Pajak Parkir;
 h. Pajak AirTanah;
 i. Pajak Sarang Burung Walet;
 j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan;
 k. Bea Perolehan Hak atasTanah dan Bangunan.
Besarnya Nilai Jual Objek Pajak
Tidak Kena Pajak
ditetapkan paling rendah
sebesar Rp10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah) untuk
setiapWajib Pajak
Dirjen Pajak berwenang menentukan
subyek pajak
a. A memanfaatkan bumi dan/atau bangunan
milik B, bkn krn UU atau perjanjian, mk A
ditetapkan sbgWP
b. Sest objek yg msh dlm sengketa pemilikan
di PN, mk org atau badan yg memanfaatkan
obyek pajak ditetapkan sbgWP
c. Subyek pajak dlm wkt yg lama di luar wil
obyek pajak, yg merawat obyek pajak
dikuasakan kpd org atau bdn, mk org atau
bdn yg diberi kuasa dpt ditunjuk sbgWP
UUPA (UU 5/ 1960)
“stp harta tak bergerak, baik tanah maupun
bangunan hrs mempunyai sertifikat yg
menerangkan siapa yg mempunyai hak, hak
apa yg dimiliki, letak tanah/ bangunan serta
luasnya”
Subyek yg memiliki/menguasai obyek:
-----> wajib mdaftarkan pajak
dgn mengisi SPOP ( Surat
Pemberitahuan Obyek Pajak)
Pembayaran PBB dpt dilakukan
melalui 2 jalur:
1. Melalui Bank
2.Melalui petugas pemungut
OBJEK PBB
Bumi & bangunan
Termasuk dalam pengertian Bangunan adalah:
a. jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks
bangunan seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya,
yang merupakan suatu kesatuan dengan kompleksnBangunan
tersebut;
b. jalan tol;
c. kolam renang;
d. pagar mewah;
e. tempat olahraga;
f. galangan kapal, dermaga;
g. taman mewah;
h. tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak;
i. menara.
Objek Pajak yang tidak dikenakan PBB
Perdesaan dan Perkotaan adalah objek pajak
yang:
a. digunakan oleh Pemerintah dan Daerah untuk
penyelenggaraan pemerintahan;
b. digunakan semata-mata untuk melayani
kepentingan umum di bidang ibadah, sosial,
kesehatan, pendidikan dan kebudayaan
nasional, yang tidak dimaksudkan
untuk memperoleh keuntungan;
c. digunakan untuk kuburan, peninggalan
purbakala, atau yang sejenis dengan itu;
Objek Pajak yang tidak dikenakan PBB
Perdesaan dan Perkotaan adalah objek pajak
yang:
d. merupakan hutan lindung, hutan suaka alam,
hutan wisata, taman nasional, tanah
penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan
tanah negara yang belum dibebani suatu hak;
e. digunakan oleh perwakilan diplomatik dan
konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal
balik; dan
f. digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga
internasional yang ditetapkan dengan Peraturan
Menteri Keuangan.
SIFAT PBB
PBB adalah pajak yg dikenakan atas harta
tak bergerak, maka yg dipentingkan
adalah objeknya & krn itu keadaan/ status
orang atau bdn yg dijdkan subyek tdk
penting & tdk mempengaruhi besarnya
pajak
Oleh krn itu, pajak ini disebut pajak yg
obyektif
 Dasar pengenaan PBB Perdesaan dan
Perkotaan adalah NJOP.
 Besarnya NJOP sebagaimana ditetapkan
setiap 3 (tiga) tahun, kecuali untuk
objek pajak tertentu dapat ditetapkan
setiap tahun sesuai dengan
perkembangan wilayahnya.
 Penetapan besarnya NJOP dilakukan
oleh Kepala Daerah.
 Tarif PBB Perdesaan dan Perkotaan
ditetapkan paling tinggi sebesar
0,3% (nol koma tiga persen).
 Tarif Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan
ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.
 Besaran pokok PBB Perdesaan dan
Perkotaan yang terutang dihitung
dengan cara mengalikan tarif
dengan dasar pengenaan pajak
setelah dikurangi Nilai Jual Objek
PajakTidak Kena Pajak
CARA MENGHITUNG PBB
 Dasar pengenaan PBB adalah Nilai Jual
Kena Pajak (NJKP)
 NJKP diperoleh stlh diadakan perkalian
20% dr NJOP
 NJOP ini dihitung sesuai dgn harga pasar
yg blaku thdp tanah & bangunan
 Tarif PBB: 0,3%
 Batas Nilai Jual Tidak Kena Pajak (BNJTKP)
adalah Rp. 10 juta
Rumusnya : NJKP= 20% x NJOP
Tarif PBB adalah : 0,3% NJKP = utang PBB
Contoh:
Deni memiliki tanah dan bangunan NJOP
Tanah&bangunan Rp. 100.000.000
Batas NJTKP Rp. 10.000.000
90.000.000
NJKP = 20% x 90.000.000 = Rp. 18.000.000
PBB Deni = 0,3% x 18.000.000 = Rp. 54.000,-

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

MAKALAH PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
MAKALAH PAJAK BUMI DAN BANGUNANMAKALAH PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
MAKALAH PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
 
PRESENTASI PERPAJAKAN (PBB)
PRESENTASI PERPAJAKAN (PBB)PRESENTASI PERPAJAKAN (PBB)
PRESENTASI PERPAJAKAN (PBB)
 
Uu 1985 12
Uu 1985 12Uu 1985 12
Uu 1985 12
 
Makalah perpajakan
Makalah perpajakanMakalah perpajakan
Makalah perpajakan
 
1.dasar hukum-pajak-bumi-dan-bangunan
1.dasar hukum-pajak-bumi-dan-bangunan1.dasar hukum-pajak-bumi-dan-bangunan
1.dasar hukum-pajak-bumi-dan-bangunan
 
UU 28 tahun 2009_cintayasir
UU 28 tahun 2009_cintayasirUU 28 tahun 2009_cintayasir
UU 28 tahun 2009_cintayasir
 
UU 21 1997
UU 21 1997UU 21 1997
UU 21 1997
 
Pp 112 2000
Pp 112 2000Pp 112 2000
Pp 112 2000
 
UU 012 tahun 1985 Pajak bumi dan bangunan
UU 012 tahun 1985   Pajak bumi dan bangunanUU 012 tahun 1985   Pajak bumi dan bangunan
UU 012 tahun 1985 Pajak bumi dan bangunan
 
Pajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunanPajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunan
 
Pertemuan 9 & 10 pajak
Pertemuan 9 & 10 pajakPertemuan 9 & 10 pajak
Pertemuan 9 & 10 pajak
 
UU 20 2000
UU 20 2000UU 20 2000
UU 20 2000
 
UU 12 th 1994
UU 12 th 1994UU 12 th 1994
UU 12 th 1994
 
1. sejarah pbb
1. sejarah pbb1. sejarah pbb
1. sejarah pbb
 
Pbb1
Pbb1Pbb1
Pbb1
 
Pajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunanPajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunan
 
Keberatan pengurangan pbb
Keberatan pengurangan pbbKeberatan pengurangan pbb
Keberatan pengurangan pbb
 
Makalah wacana penghapusan pbb
Makalah wacana penghapusan pbbMakalah wacana penghapusan pbb
Makalah wacana penghapusan pbb
 
5
55
5
 
Makalah pbb
Makalah pbbMakalah pbb
Makalah pbb
 

Similar to Pajak Bumi Bangunan - Materi Kuliah hk pajak Grup A FH USU

Pajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunanPajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunanHesni Tiara
 
Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan PerkotaanPajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan PerkotaanAbdul Razak
 
Pajak_Bumi_dan_Bangunan_PBB.docx
Pajak_Bumi_dan_Bangunan_PBB.docxPajak_Bumi_dan_Bangunan_PBB.docx
Pajak_Bumi_dan_Bangunan_PBB.docxFiqarJusfikar
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran pbb
Rencana pelaksanaan pembelajaran pbbRencana pelaksanaan pembelajaran pbb
Rencana pelaksanaan pembelajaran pbbDede Azis Nagara
 
4 pajak dan retribusi daerah
4 pajak dan retribusi daerah4 pajak dan retribusi daerah
4 pajak dan retribusi daerahnatal kristiono
 
2 pengertian dan jenis pajak
2 pengertian dan jenis pajak2 pengertian dan jenis pajak
2 pengertian dan jenis pajaknatal kristiono
 
PAJAK BUMI BANGUNAN (PBB) BY Neti Maria
PAJAK BUMI BANGUNAN (PBB) BY Neti MariaPAJAK BUMI BANGUNAN (PBB) BY Neti Maria
PAJAK BUMI BANGUNAN (PBB) BY Neti MariaIndah Mawarni
 
14. perda kab sumbawa tentang pbb p2
14. perda kab sumbawa tentang pbb p214. perda kab sumbawa tentang pbb p2
14. perda kab sumbawa tentang pbb p2WEST NUSA TENGGARA
 
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)Bbe Mee
 
Pajak Bumi dan Bangunan.ppt
Pajak Bumi dan Bangunan.pptPajak Bumi dan Bangunan.ppt
Pajak Bumi dan Bangunan.pptariyanto716542
 

Similar to Pajak Bumi Bangunan - Materi Kuliah hk pajak Grup A FH USU (20)

PBB & BPHTB.pptx
PBB & BPHTB.pptxPBB & BPHTB.pptx
PBB & BPHTB.pptx
 
Materi PBB.pptx
Materi PBB.pptxMateri PBB.pptx
Materi PBB.pptx
 
Pajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunanPajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunan
 
Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan PerkotaanPajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
 
PBB.pptx
PBB.pptxPBB.pptx
PBB.pptx
 
Pengantar PERPAJAKAN
Pengantar PERPAJAKANPengantar PERPAJAKAN
Pengantar PERPAJAKAN
 
7.ppt
7.ppt7.ppt
7.ppt
 
Pajak_Bumi_dan_Bangunan_PBB.docx
Pajak_Bumi_dan_Bangunan_PBB.docxPajak_Bumi_dan_Bangunan_PBB.docx
Pajak_Bumi_dan_Bangunan_PBB.docx
 
Pbb
PbbPbb
Pbb
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran pbb
Rencana pelaksanaan pembelajaran pbbRencana pelaksanaan pembelajaran pbb
Rencana pelaksanaan pembelajaran pbb
 
6 pbb-2
6 pbb-26 pbb-2
6 pbb-2
 
4 pajak dan retribusi daerah
4 pajak dan retribusi daerah4 pajak dan retribusi daerah
4 pajak dan retribusi daerah
 
Perda PBB P2 Kab Sumbawa
Perda PBB P2 Kab SumbawaPerda PBB P2 Kab Sumbawa
Perda PBB P2 Kab Sumbawa
 
PAJAK SEBAS 1.pdf
PAJAK SEBAS 1.pdfPAJAK SEBAS 1.pdf
PAJAK SEBAS 1.pdf
 
2 pengertian dan jenis pajak
2 pengertian dan jenis pajak2 pengertian dan jenis pajak
2 pengertian dan jenis pajak
 
PAJAK BUMI BANGUNAN (PBB) BY Neti Maria
PAJAK BUMI BANGUNAN (PBB) BY Neti MariaPAJAK BUMI BANGUNAN (PBB) BY Neti Maria
PAJAK BUMI BANGUNAN (PBB) BY Neti Maria
 
14. perda kab sumbawa tentang pbb p2
14. perda kab sumbawa tentang pbb p214. perda kab sumbawa tentang pbb p2
14. perda kab sumbawa tentang pbb p2
 
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
 
Pajak Bumi dan Bangunan.ppt
Pajak Bumi dan Bangunan.pptPajak Bumi dan Bangunan.ppt
Pajak Bumi dan Bangunan.ppt
 
Pajak negara dan_daerah
Pajak negara dan_daerahPajak negara dan_daerah
Pajak negara dan_daerah
 

Recently uploaded

pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnisilhamsumartoputra
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxAudyNayaAulia
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 

Recently uploaded (10)

pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 

Pajak Bumi Bangunan - Materi Kuliah hk pajak Grup A FH USU

  • 2. SUBYEK PBB (UU No. 12Thn 1994) Orang atau Badan yang: Memiliki, menguasai; Memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau; Memperoleh manfaat atas bangunan
  • 3. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (UU No.28Thn 2009 Pajak & Retribusi Daerah) adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki,dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan
  • 4. Jenis Pajak kabupaten/kota terdiri atas:  a. Pajak Hotel;  b. Pajak Restoran;  c. Pajak Hiburan;  d. Pajak Reklame;  e. Pajak Penerangan Jalan;  f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;  g. Pajak Parkir;  h. Pajak AirTanah;  i. Pajak Sarang Burung Walet;  j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;  k. Bea Perolehan Hak atasTanah dan Bangunan.
  • 5. Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan paling rendah sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk setiapWajib Pajak
  • 6. Dirjen Pajak berwenang menentukan subyek pajak a. A memanfaatkan bumi dan/atau bangunan milik B, bkn krn UU atau perjanjian, mk A ditetapkan sbgWP b. Sest objek yg msh dlm sengketa pemilikan di PN, mk org atau badan yg memanfaatkan obyek pajak ditetapkan sbgWP c. Subyek pajak dlm wkt yg lama di luar wil obyek pajak, yg merawat obyek pajak dikuasakan kpd org atau bdn, mk org atau bdn yg diberi kuasa dpt ditunjuk sbgWP
  • 7. UUPA (UU 5/ 1960) “stp harta tak bergerak, baik tanah maupun bangunan hrs mempunyai sertifikat yg menerangkan siapa yg mempunyai hak, hak apa yg dimiliki, letak tanah/ bangunan serta luasnya” Subyek yg memiliki/menguasai obyek: -----> wajib mdaftarkan pajak dgn mengisi SPOP ( Surat Pemberitahuan Obyek Pajak)
  • 8. Pembayaran PBB dpt dilakukan melalui 2 jalur: 1. Melalui Bank 2.Melalui petugas pemungut
  • 9. OBJEK PBB Bumi & bangunan Termasuk dalam pengertian Bangunan adalah: a. jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya, yang merupakan suatu kesatuan dengan kompleksnBangunan tersebut; b. jalan tol; c. kolam renang; d. pagar mewah; e. tempat olahraga; f. galangan kapal, dermaga; g. taman mewah; h. tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak; i. menara.
  • 10. Objek Pajak yang tidak dikenakan PBB Perdesaan dan Perkotaan adalah objek pajak yang: a. digunakan oleh Pemerintah dan Daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan; b. digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan; c. digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan itu;
  • 11. Objek Pajak yang tidak dikenakan PBB Perdesaan dan Perkotaan adalah objek pajak yang: d. merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak; e. digunakan oleh perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik; dan f. digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga internasional yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.
  • 12. SIFAT PBB PBB adalah pajak yg dikenakan atas harta tak bergerak, maka yg dipentingkan adalah objeknya & krn itu keadaan/ status orang atau bdn yg dijdkan subyek tdk penting & tdk mempengaruhi besarnya pajak Oleh krn itu, pajak ini disebut pajak yg obyektif
  • 13.  Dasar pengenaan PBB Perdesaan dan Perkotaan adalah NJOP.  Besarnya NJOP sebagaimana ditetapkan setiap 3 (tiga) tahun, kecuali untuk objek pajak tertentu dapat ditetapkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan wilayahnya.  Penetapan besarnya NJOP dilakukan oleh Kepala Daerah.
  • 14.  Tarif PBB Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan paling tinggi sebesar 0,3% (nol koma tiga persen).  Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
  • 15.  Besaran pokok PBB Perdesaan dan Perkotaan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan dasar pengenaan pajak setelah dikurangi Nilai Jual Objek PajakTidak Kena Pajak
  • 16. CARA MENGHITUNG PBB  Dasar pengenaan PBB adalah Nilai Jual Kena Pajak (NJKP)  NJKP diperoleh stlh diadakan perkalian 20% dr NJOP  NJOP ini dihitung sesuai dgn harga pasar yg blaku thdp tanah & bangunan  Tarif PBB: 0,3%  Batas Nilai Jual Tidak Kena Pajak (BNJTKP) adalah Rp. 10 juta
  • 17. Rumusnya : NJKP= 20% x NJOP Tarif PBB adalah : 0,3% NJKP = utang PBB Contoh: Deni memiliki tanah dan bangunan NJOP Tanah&bangunan Rp. 100.000.000 Batas NJTKP Rp. 10.000.000 90.000.000 NJKP = 20% x 90.000.000 = Rp. 18.000.000 PBB Deni = 0,3% x 18.000.000 = Rp. 54.000,-