Dokumen tersebut membahas tentang manajemen strategis, meliputi pengertian, perkembangan konsep, manfaat, tipe strategi, proses perumusan dan penerapan strategi, serta proses manajemen strategis secara keseluruhan. Secara ringkas, manajemen strategis adalah proses merumuskan, menerapkan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional guna mencapai tujuan organisasi melalui integrasi manajemen, pemasaran, keuangan, produksi,
1. STRATEGIC MANAGEMENT
STRATEGIC MANAGEMENT NATURE AND VALUE STRATEGIC MANAGEMENT
SERTA PROSES MANAJEMEN STRATEGIK
NADELLA KAMALIA RIFANI 55119120148
MANDALA PARAMADAMARA PRANATA 55119120013
2020
2. DAFTAR ISI
A. PENGERTIAN MANAJEMEN STRATEGIC
B. PERKEMBANGAN KONSEP MANAJEMEN STRATEGIS
C. MANFAAT MANAJEMEN STRATEGIS
D. TIPE TIPE STRATEGI
E. PERUMUSAN STRATEGI
F. PENERAPAN STRATEGI
G. PROSES MANAJEMEN STRATEGI
H. PROSES MENGANALISA DAN MEMILIH STRATEGI
3. Overview of Strategic Management
A. Pengertian Manajemen Strategic
Menurut David (2011:5), manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan
pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-
keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya.
Manajemen strategis berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran,
keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem
informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasional.
Menurut Thomas L Wheelen dan J. David Hunger (2008:3), manajemen strategis
adalah serangkaian keputusan manajerial dan tindakan yang menentukan kinerja jangka
panjang dari perusahaan. Ini mencakup pemindaian lingkungan (baik eksternal dan internal)
perumusan strategi (strategy atau perencanaan jangka panjang) pelaksanaan dan evaluasi
pengendalian strategy.
Menurut David (2011:6), proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap yaitu
perumusan strategi, penerapan strategi, dan penilaian strategi. Menurut John dan Richard
(Hendra, 2011), manajemen strategis adalah seperangkat alat keputusan dan tindakan yang
menghasilkan formulasi dan implementasi dari rencana yang didesain untuk mencapai tujuan.
Terdiri atas sembilan tugas pokok:
1. Memformulasikan misi perusahaan.
2. Mengembangkan model analisis tentang strategi perusahaan yang merefleksikan
kondisi internal dan kemampuan perusahaan.
3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan.
4. Menganalisis strategi pilihan yang paling cocok bagi perusahaan.
5. Mengidentifikasi setiap pilihan strategi dan memilih strategi.
6. Mengidentifikasi dan menentukan strategi utama perusahaan yang bersifat jangka
panjang.
7. Mengembangkan tujuan dan strategi perusahaan yang bersifat jangka pendek.
8. Mengimplementasikan strategi yang telah dipilih dengan anggaran dan alokasi
sumber daya.
4. 9. Mengevaluasi keberhasilan dari strategi yang telah diimplementasikan.
Michael A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson (2006,XV)
Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi
apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang
bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin banyak diakui pada masa-masa
ini dibanding masa-masa sebelumnya.Dalamperekonomian global yang memungkinkan
pergerakan barang dan jasa secara bebas diantara berbagai negara, perusahaan-
perusahaan terus ditantang untuk semakin kompetitif. Banyak dari perusahaan yang telah
meningkatkan tingkat kompetisinya ini menawarkan produk kepada konsumen dengan
nilai yang lebih tinggi, dan hal ini sering menghasilkan laba diatas rata-rata
Barney, 2007:27 Manajemen strategis (strategic management) dapat dipahami
sebagai proses pemilihan dan penerapan strategi-strategi. Sedangkan strategi adalah pola
alokasi sumber daya yang memungkinkan organisasi-organisasi dapat mempertahankan
kinerjanya.
Grant, 2008:10 Strategi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan rencana
mengenai penggunaan sumber daya-sumber daya untuk menciptakan suatu posisi
menguntungkan. Dengan kata lain, manajamen strategis terlibat dengan pengembangan
dan implementasi strategi-strategi dalam kerangka pengembangan keunggulan bersaing.
Dengan demikian dari definisi di atas dapat diketahui fokus manajemen strategis
terletak dalam memadukan manajemen, pemasaran, keuangan/akunting,
produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta system informasi komputer untuk
mencapai keberhasilan organisasi.Manajemen strategis di katakan efektif apabila
memberi tahu seluruh karyawan mengenai sasaran bisnis, arah bisnis, kemajuan kearah
pencapaian sasaran dan pelanggan, pesaing dan rencana produk kami.Komunikasi
merupakan kunci keberhasilan manajemen strategis.
Dari definisi tersebut terdapat dua hal penting yang dapat disimpulkan, yaitu:
Manajemen Strategik terdiri atas tiga proses:
1. Pembuatan Strategi, yang meliputi pengembnagan misi dan tujuan jangka
panjang, mengidentifiksikan peluang dan ancaman dari luar serta kekuatan dan
5. kelemahan organisasi, pengembangan alternatif-alternatif strategi dan
penentuan strategi yang sesuai untuk diadopsi.
2. Penerapan strategi meliputi penentuan sasaran-sasaran operasional tahunan,
kebijakan organisasi, memotovasi anggota dan mengalokasikan sumber-
sumber daya agar strategi yang telah ditetapkan dapat diimplementasikan.
3. Evaluasi/Kontrol strategi, mencakup usaha-usaha untuk memonitor seluruh
hasil-hasil dari pembuatan dan penerapan strategi, termasuk mengukur kinerja
individu dan organisasi serta mengambil langkah-langkah perbaikan jika
diperlukan.
4. Manajemen Strategik memfokuskan pada penyatuan/ penggabungan aspek-
aspek pemasaran, riset dan pengembangan, keuangan/ akuntansi, operasional/
produksi dari sebuah organisasi.
B. Perkembangan Konsep Manajemen Strategis
Hunger dan Wheelan (Ismail, 2012:72-74), menjelaskan perkembangan konsep
manajemen strategis melalui empat tahap sebagai berikut:
a) Perencanaan keuangan dasar, pada tahap ini manajer mulai membuat
perencanaan yang serius terutama pada saat mereka diminta mengajukan anggaran
yang serius untuk tahun berikutnya.
b) Perencanaan berbasis peramalan, karena pembuatan anggaran tahunan
dianggap kurang berguna dalam menstimulasi perencanaan jangka panjang, maka
para manajer selanjutnya berupaya untuk mengajukan rencana dalam waktu lima
tahun mendatang.
c) Perencanaan strategis, frustasi dengan situasi konflik politik di dalam
perusahaan, sementara pada saat yang sama diperoleh suatu kenyataan bahwa
rencana lima tahunan yang dibuat tidak berjalan efektif, maka manajemen puncak
kemudian mengambil kendali terhadap proses perencanaan dengan memulai
kegiatan perencanaan strategis.
d) Manajemen strategis, menyadari bahwa rencana strategis terbaikpun tidak akan
berguna tanpa adanya input dan komitmen dari manajer di level yang lebih rendah,
maka manajer puncak pada tahap selanjutnya membentuk kelompok perencanaan
6. yang terdiri dari para manajer dan karyawan kunci pada berbagai jenjang
manajemen yang berasal dari berbagai departemen dan kelompok kerja. Mereka
mengembangkan dan mengintegrasikan serangkaian rencana strategis dengan
tujuan mencapai tujuan utama perusahaan.
Konsep manajemen strategis memperoleh momentum keberhasilan sebagai model
pengembangan strategi perusahaan di era tahun 1990-an di mana banyak perusahaan
berskala besar merasakan manfaat dari penerapan manajemen strategis.
C. Manfaat Manajemen Strategis
Dengan menggunakan manajemen strategik sebagai suatu kerangka kerja (frame
work) untuk menyelesaikan setiap masalah strategis di dalam organisasi terutama
berkaitan dengan persaingan, maka peran manajer diajak untuk berpikir lebih kreatif atau
berpikir secara strategik.
Pemecahan masalah dengan menghasilkan dan Mempertimbangkan lebih banyak
alternatif yang dibangun dari suatu analisa yang lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu
hasil yang menguntungkan.. Ada bebarapa manfaat yang diperoleh organisasi jika mereka
menerapkan manajemen strategik, menurut Michael A. Hitt & R. Duane Ireland &
Robert E. Hoslisson (2006,XV) yaitu:
1. Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.
2. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi.
3. Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif
4. Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan
yang semakin beresiko.
5. Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk
mencegah munculnya masalah di masa datang.
6. Keterlibatan anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih
memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.
7. Aktifitas yang tumpang tindih akan dikurang
7. Dan Menurut David (2011:23), manajemen strategis memiliki beberapa manfaat sebagai
berikut:
1. Memungkinkan sebuah organisasi untuk lebih produktif.
2. Memungkinkan sebuah organisasi untuk mengarahkan dan memengaruhi berbagai
aktifitas.
3. Membantu organisasi merumuskan strategi-strategi yang lebih baik melalui
penggunaan pendekatan terhadap pilihan strategi yang lebih sistematis, logis, dan
rasional.
4. Mencapai pemahaman dan komitmen dari semua manajer.
5. Hadirnya peluang bahwa proses tersebut menyediakan ruang yang mampu
memberdayakan individu.
D. Tipe-tipe Strategy
Menurut rangkuti (2009:6) pada prinsipnya strategi di kelompokkan berdasarkan tiga
tipe strategi yaitu, stategi manajemen, strategi investasi dan strategy bisnis.
a) StrategiManajemen
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat di lakukan oleh manajemen
dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya, strategi
pembengangan produk, strategi penerapan harga, startegi akuisisi, strategi
pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan sebagainya.
b) StrategiInvestasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya,
apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang angresif atau
berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan
kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi dan sebagainya.
c) StrategiBisnis
Strategi bisnis ini sering juga di sebut strategi bisnis secara fungsional karena
strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatann manajemen, misalnya strategi
pemasaran, strategi produksi atau operasional,startegi distribusi, strategi
organisasi, dan strategi strategi yang berhubungan dengan keuangan.
8. E. Perumusan Strategi
Perumusan strategi terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
1) Menetapkan dan mengembangkan visi dan misi.
2) Mengidentifikasi lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan.
3) Mengidentifikasi lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) perusahaan.
4) Menetapkan tujuan jangka panjang.
5) Menetapkan strategi–strategi alternatif.
6) Memilih strategi tertentu untuk mencapai tujuan.
Isu-isu dalam perumusan strategi mencakup:
1) Penentuan bisnis apa yang akan dimasuki.
2) Bisnis apa yang tidak akan dijalankan.
3) Bagaimana mengalokasikan sumber daya.
4) Perlukah melakukan ekspansi atau diversifikasi operasi dilakukan.
5) Apakah perusahaan perlu terjun ke pasar internasional.
6) Perlukah merger atau usaha penggabungan usaha dibuat.
7) Bagaimana menghindari pengambil alihan yang merugikan.
Karena tidak ada organisasi yang memiliki sumber daya yang tak terbatas, maka
para penyusun strategi harus memutuskan strategi alternatif mana yang paling
menguntungkan perusahaan. Keputusan perumusan strategi mendorong suatu organisasi
untuk komit pada produk, pasar, sumber daya, dan teknologi spesifik selama kurun waktu
yang lama. Strategi menentukan keunggulan kompetitif jangka panjang, entah ke arah yang
lebih baik atau lebih buruk, keputusan-keputusan strategi memiliki konsekuensi multi
fungsional yang luas dan pengaruh yang besar atas suatu organisasi.
Menurut Afin (2013:53), dalam merumuskan strategi yang baik, perlu diketahui
adanya hal-hal yang mempengaruhinya, yaitu faktor internal (disebut dengan internal
variable) dan faktor eksternal (disebut dengan external variable). Variabel internal terdiri
dari struktur organisasi, tujuan perusahaan, proses bisnis, manajemen informasi atau
pengetahuan, serta SDM dan budaya perusahaan. Sedangkan variabel eksternalnya terdiri
9. dari lingkungan sekitar, pemegang saham, perusahaan induk, pasar, para konsumen,
pemasok bahan baku, SDM dan pesaing.
F. Penerapan Strategi
Menurut David (2011:7), penerapan strategi merupakan tahap aksi dari manajemen
strategis. Menerapkan strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk
melaksanakan strategi yang telah dirumuskan. Sering kali dianggap sebagai tahap yang
paling sulit dalam manajemen strategis. Penerapan strategi membutuhkan disiplin,
komitmen, dan pengorbanan personal.
Penerapan strategi yang berhasil bergantung pada kemampuan manajer untuk
memotivasi karyawan, yang lebih merupakan seni daripada pengetahuan. Strategi yang
telah dirumuskan, namun tidak diterapkan berarti strategi tersebut tidak ada gunanya.
Penerapan strategi mengharuskan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan,
membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya, sehingga
strategi strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan.
G. Proses Manajemen Strategis
Menurut Ismail (2012:70), proses manajemen strategis adalah sebuah proses yang
menghasilkan berbagai keputusan dan tindakan strategis yang akan menunjang pencapaian
tujuan perusahaan.
Pada saat melakukan kegiatan manajemen strategik, para manajer perusahaan akan
mengolah input yang diperoleh melalui evaluasi terhadap misi, tujuan, dan strategi yang di
miliki perusahaaan saat ini serta analisis terhadap lingkungan internal (melalui analisis ini,
perusahaan dapat mengidentifikasi sejumlah peluang dan ancaman). Melalui pengolahan
input tersebut, perusahaan akan dapat merumuskan misi dan visi perusahaan.
Menurut Kuncoro, (2006:13), proses manajemen strategies adalah suatu proses
yang meliputi sejumlah tahapan yang saling berkaitan dan berurutan. Tahap utama dalam
proses manajemen strategik umumnya mencakup analisis lingkungan, formulasi strategi,
implementasi strategi, dan evaluasi strategi.
10. Dan menurut Jauch Glueck ( 2001:34 ) berpendapat bahwa proses manajemen
strategis adalah cara atau jalan dimana para perencanaan strategi menentukan sasara dan
mengambil keputusan .
Sagala (2007: 177) lebih memandang perencanaan strategis sebagai formulasi
strategi. Secara ringkas, ia berpendapat bahwa terdapat lima langkah formulasi strategi
yang bisa digunakan untuk merencanakan strategi, yaitu: (1) perumusan misi (mission
determination), yaitu pencitraan bagaimana seharusnya sekolah bereksistensi; (2) asesmen
lingkungan eksternal (environmental external assessment), yaitu mengakomodasi
kebutuhan lingkungan akan mutu pendidikan yang dapat disediakan oleh sekolah; (3)
asesmen organisasi (organization assessment), yaitu merumuskan dan mendayagunakan
sumber daya sekolah secara optimal; (4) perumusan tujuan khusus (objective setting), yaitu
penjabaran dari pencapaian misi sekolah yang ditampakkan dalam tujuan sekolah dan
tujuan tiap-tiap mata pelajaran; dan (5) penentuan strategi (strategy setting), yaitu memilih
strategi yang paling tepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan menyediakan
anggaran, sarana dan prasarana, maupun fasilitas yang dibutuhkan untuk itu.
Jauch dan Glueck (dalam Mulyadi, 2001: 34) berpendapat bahwa proses
manajemen strategi adalah caranya atau jalan di mana para perencana strategi menentukan
sasaran dan mengambil keputusan. Beberapa tahapan atau proses yang ia tawarkan
meliputi (1) menerapkan misi dan tujuan, (2) meneliti ancaman dan peluang, (3) meneliti
kekuatan dan kelemahan, (4) mempertimbangkan alternatif strategi, (5) memilih strategi,
(6) implementasi strategi, dan (7) evaluasi strategi.
Hunger dan Whellen (2003: 11) menyatakan bahwa proses manajemen strategi
terdiri dari beberapa elemen dasar yaitu, (1) pengamatan lingkungan, (2) perumusan
strategi, (3) implementasi strategi, dan (4) evaluasi dan pengendalian.
Proses Manajemen Strategik adalah proses enam langkah yang mencakup
perencanaan strategi, implementasi, evaluasi hasil. Meskipun empat langkah pertama
menggambarkan perencanaan yang harus dilakukan, implementasi dan evaluasi sama
pentingnya! Bahkan strategi terbaik pun bisa gagal jika manajemen tidak menerapkan atau
mengevaluasi dengan benar. Menurut Stephen P. Robins & Mary Coulter (2014:268)
a) Mengidentifikasi Organisasi Misi, Tujuan, dan Strategi saat ini semua
organisasi membutuhkan pernyataan misi dari tujuan tersebut.
11. b) Mendefinisikan misi memaksa para manajer untuk mengidentifikasi apa yang
harus dilakukan bisnis.
c) Melakukan Analisis Eksternal
Apa dampak dari tren berikut untuk bisnis?
d) Melakukan Analisis Internal
Analisis Internal memberikan informasi penting tentang sumber daya dan
kemampuan organisasi tertentu.
e) Merumuskan Strategi
Sebagai manajer yang merumuskan strategi, mereka harus mempertimbangkan
realitas lingkungan dan kemampuan eksternal untuk merancang strategi yang
akan membantu organisasi mencapai tujuannya.
f) Menerapkan Strategi
Begitu strategi diformulasikan, mereka harus diimplementasikan. Tidak
peduli seberapa efektif sebuah organisasi telah merencanakan strateginya,
kinerjanya akan menurun jika strategi tidak diterapkan dengan benar.
g) Mengevaluasi Hasil
Langkah terakhir dalam proses manajemen strategisk adalah mengevaluasi
hasil. Seberapa efektif strategi dalam membantu organisasi mencapai tujuannya.
H. Proses Menganalisis dan Memilih Strategi
Menurut David (2011:323-324), teknik-teknik perumusan strategi yang penting dapat
diintegrasikan ke dalam kerangka pengambilan keputusan tiga tahap:
1) Tahap Input
Berisi informasi input dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi. Terdiri
atas Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE), Matriks Evaluasi Faktor Internal
(IFE) dan Matriks Profil Kompetitif (CPM).
2) Tahap Pencocokan
Fokus pada penciptaan strategi alternatif yang masuk akal dengan memperhatikan
faktor-faktor eksternal dan internal utama. Terdiri atas Matriks SWOT, Matriks
Posisi Strategis dan Evaluasi Tindakan (SPACE), Matriks Internal-Eksternal (IE)
12. dan Matriks Grand Strategy.
3) Tahap Keputusan
Hanya mengunakan satu teknik, yaitu Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif
(QSPM). QSPM digunakan untuk mengevaluasi strategi secara objektif.
I. Analisis SWOT
Pearce dan Robinson (2008:299), dalam buku Manajemen strategi menguraikan
analisis SWOT merupakan suatu cara sistematik untuk mengidentifikasi faktor-faktor
kekuatan (Strenght), kelemahan (Weakness) internal perusahaan lalu peluang (Opportunity)
dan ancaman (Threat) di dalam lingkungan yang di hadapi perusahaan. Analisis ini
berdasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan
peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman.
a) Strenght(Kekuatan)
Sumber daya (keuangan atau financial, manusia, energi, mesin, bangunan dan
sebagainya) keterampilan atau keunggulan khas yang di miliki oleh individu atau
organisasi lain. Strenght atau kekuatan di sebut juga core distinctive.
b) Weakness(Kelemahan)
Keterbatasan atau kekurangan sumber daya, keterampilan, kapabilitas yang
menghambat kemajuan perusahaan, baik secara kinerja (competency), profits
income, improvement managerial dan product.
c) Opportunity (Peluang)
Situasi penting yang menguntungkan bagi perusahaan. Kemungkinan peluang
tersebut tidak datang dua kali, akan tetapi perusahaan yang mampu melihat
berbagai peluang baik dari kacamata bisnis, sangat berperan besar dalam
pencapaian targets dan goals perusahaan.
d) Threat(Ancaman)
Situasi yang penting tidak menguntungkan, dapat dihilangkan dan dapat di
perbaiki. Bagaimanapun cara perusahaan mengatasinya. Hambatanm tersebut
tentu memiliki kapabilitas untuk menghambat dan merupakan sesuatu yang tidak
menguntungkan.
13. DAFTAR PUSTAKA
Modul Perkuliahan 1, Strategic Management.
Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing
Communication. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hitt, M.A et, al. (H), Strategic Management; Competitiveness and Globalization, West
Publishing Company, St. Paul, 2009
Fred R. David and Forest R. David, Strategic Management: Concepts and Cases, 16th edition,
Pearson Education Limited 2017
Amir, T. (2011). Manajemen Srategik Konsep dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.