SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perikanan merupakan suatu bidang ilmu yang terus berubah dan berkembang.
Sebagian ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan penangkapan,
pemiaraan, dan pembudidayaan ikan, ilmu perikanan sangat membantu pencapaian sasaran
pembangunan nasional, yakni masyarakat maritim. Sebagaimana ilmu – ilmu terapan yang
lain, pengembangan ilmu dan teknologi perikanan sangat ditentukan oleh pengetahuan dasar
yang memadai, antara lain fisiologi. Fisiologi sebagai salah satu cabang biologi perikanan
yang berkaitan dengan fungsi dan kegiatan kehidupan dapat lebih mudah dipahami, jika
organisasi dan fungsi sel diketahui.
Fisologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme dan
cara kerja dari organ, jaringan dan sel – sel organisme. Fisiologi mencoba menerangkan faktor
– faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi seluruh proses kehidupan. Tiap – tiap jenis
kehidupan, mulai dari mahluk hidup sederhana seperti virus yang bersel satu sampai manusia
yang mempunyai susunan sel yang lebih rumit, mempunyai sifat – sifat fungsional tersendiri.
Salah satu ilmu yang dipelajari dalam fisiologi adalah ilmu mengenai sel.
Unit dasar tubuh, mulai virus sampai manusia adalah sel, dan tiap – tiap organ
sebenarnya merupakan kumpulan banyak sel yang tidak sama, yang bersama – sama
digabungkan oleh struktur penyokong interasel. Tiap – tiap jenis sel secara khusus beradaptasi
untuk melakukan suatu fungsi tertentu, misalnya sel – sel yang menyusun lamela insang di
satu pihak, bertugas dalam pertukran gas dan di pihak lain bertugas pula sebagai tempat
pertukaran ion – ion dan air. Sel darah merah berfungsi mengangkut oksigen dari insang ke
jaringan, sel hati berperan sebagai mesin pembaru bagi bahan – bahan yang sudah rusak
sehingga dapat dipergunakan kembali bagi tubuh dan lain – lain.
Sel mampu untuk hidup, tumbuh, dan melakukan fungsi – fungsi khususnya selama
tersedia oksigen, glukosa, berbagai ion, asam amino, dan asam lemak yang sesuai dalam
lingkungan internal sel. Selanjutnya semua kehidupan sel pada hakikatnya mempunyai
lingkungan yang sama, yaitu cairan ekstrasel mengandung ion natrium, klorida dan bikarbonat
dalam jumlah besar, serta nutrien untuk sel, seperti oksigen, glukosa, asam lemak, asam
amino, juga karbondioksida yang selanjutnya diangkut ke insang untuk dieksresi.
Dalam tulisan ini akan dikaji lebih lanjut lagi mengenai pengertian, fungsi dan
komunikasi antarsel.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa (i) mengetahui struktur sel
2. Mahasiswa (i) memahami fungsi organel sel
3. Mahasiswa (i) memahami komunikasi antar sel
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sel
Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua
fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi
secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup (organisme)
tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan
protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian
tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup.
Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua
organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme
(Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan
kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama
dalam organisasi yang sangat rapi.
2.2 Sejarah Penemuan Sel
Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris Robert
Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri.
Kata sel berasal dari kata bahasa Latin cellula yang berarti rongga/ruangan.
Gambar 1. Sel Gabus Berdasarkan Penelitian Robert Hooke
2.3 Pertumbuhan Dan Perkembangan Sel
Pertumbuhan dan perkembangan umumnya terjadi pada organisme multiseluler yang
hidup.
2.3.1 Siklus sel
Siklus sel adalah proses duplikasi secara akurat untuk menghasilkan jumlah DNA
kromosom yang cukup banyak dan mendukung segregasi untuk menghasilkan dua sel anakan
yang identik secara genetik. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berulang (siklik).
Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus kehidupan yang dialami sel
untuk tetap bertahan hidup. Siklus ini mengatur pertumbuhan sel dengan meregulasi waktu
pembelahan dan mengatur perkembangan sel dengan mengatur jumlah ekspresi atau translasi
gen pada masing-masing sel yang menentukan diferensiasinya.
3
2.3.2 Fase pada siklus sel
1. Fase S (sintesis): Tahap terjadinya replikasi DNA
2. Fase M (mitosis): Tahap terjadinya pembelahan sel (baik pembelahan biner atau
pembentukan tunas)
3. Fase G (gap): Tahap pertumbuhan bagi sel.
a. Fase G0, sel yang baru saja mengalami pembelahan berada dalam keadaan diam atau
sel tidak melakukan pertumbuhan maupun perkembangan. Kondisi ini sangat
bergantung pada sinyal atau rangsangan baik dari luar atau dalam sel. Umum terjadi
dan beberapa tidak melanjutkan pertumbuhan (dorman) dan mati.
b. Fase G1, sel eukariot mendapatkan sinyal untuk tumbuh, antara sitokinesis dan
sintesis.
c. Fase G2, pertumbuhan sel eukariot antara sintesis dan mitosis.
Fase tersebut berlangsung dengan urutan S > G2 > M > G0 > G1 > kembali ke S. Dalam
konteks Mitosis, fase G dan S disebut sebagai Interfase.
2.4 Regenerasi dan Diferensiasi Sel
Regenerasi sel adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan untuk
mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak. Diferensiasi sel
adalah proses pematangan suatu sel menjadi sel yang spesifik dan fungsional, terletak pada
posisi tertentu di dalam jaringan, dan mendukung fisiologis hewan. Misalnya, sebuah stem cell
mampu berdiferensiasi menjadi sel kulit.
Saat sebuah sel tunggal, yaitu sel yang telah dibuahi, mengalami pembelahan berulang kali
dan menghasilkan pola akhir dengan keakuratan dan kompleksitas yang spektakuler, sel itu
telah mengalami regenerasi dan diferensiasi.
2.5 Empat Proses Esensial Pengkonstruksian Embrio
Regenerasi dan diferensiasi sel hewan ditentukan oleh genom. Genom yang identik
terdapat pada setiap sel, namun mengekspresikan set gen yang berbeda, bergantung pada
jumlah gen yang diekspresikan. Misalnya, pada sel retina mata, tentu gen penyandi
karakteristik penangkap cahaya terdapat dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada
ekspresi gen indera lainnya.
Pengekspresian gen itu sendiri mempengaruhi jumlah sel, jenis sel, interaksi sel, bahkan
lokasi sel. Oleh karena itu, sel hewan memiliki 4 proses esensial pengkonstruksian embrio
yang diatur oleh ekspresi gen, sebagai berikut:
1. Proliferasi sel = menghasilkan banyak sel dari satu sel
2. Spesialisasi sel = menciptakan sel dengan karakteristik berbeda pada posisi yang berbeda
3. Interaksi sel = mengkoordinasi perilaku sebuah sel dengan sel tetangganya
4. Pergerakan sel = menyusun sel untuk membentuk struktur jaringan dan organ
4
Pada embrio yang berkembang, keempat proses ini berlangsung bersamaan. Tidak ada
badan pengatur khusus untuk proses ini. Setiap sel dari jutaan sel embrio harus membuat
keputusannya masing-masing, menurut jumlah kopi instruksi genetik dan kondisi khusus
masing-masing sel. Sel tubuh, seperti otot, saraf, dsb. tetap mempertahankan karakteristik
karena masih mengingat sinyal yang diberikan oleh nenek moyangnya saat awal
perkembangan embrio.
2.6 Perbedaan Sel Tumbuhan, Sel Hewan, dan Sel Bakteri
Sel tumbuhan, sel hewan, dan sel bakteri mempunyai beberapa perbedaan seperti berikut:
Tabel 1. Perbedaan Sel Tumbuhan, Sel Hewan dan Sel Bakteri
Sel Tumbuhan Sel Hewan Sel Bakteri
 Sel tumbuhan lebih besar daripada
sel hewan.
 Mempunyai bentuk yang tetap.
 Mempunyai dinding sel (cell wall)
dari selulosa.
 Mempunyai plastida.
 Mempunyai vakuola (vacuole) atau
rongga sel yang besar.
 Menyimpan tenaga dalam bentuk
butiran (granul) pati.
 Tidak Mempunyai sentrosom
(centrosome).
 Tidak memiliki lisosom (lysosome).
 Nukleus lebih kecil daripada
vakuola.
 Sel hewan lebih kecil
daripada sel tumbuhan
 Tidak mempunyai bentuk yang
tetap.
 Tidak mempunyai dinding sel
(cell wall).
 Tidak mempunyai plastida.
 Tidak mempunyai vakuola
(vacuole)],walaupun terkadang
sel beberapa hewan uniseluler
memiliki vakuola (tapi tidak
sebesar yang dimiliki
tumbuhan). Yang biasa dimiliki
hewan adalah vesikel atau
(vesicle).
 Menyimpan tenaga dalam
bentuk butiran (granul)
glikogen.
 Mempunyai sentrosom
(centrosome).
 Memiliki lisosom (lysosome).
 Nukleus lebih besar daripada
vesikel.
 Sel bakteri sangat kecil
 Mempunyai bentuk yang
tetap.
 Mempunyai dinding sel
(cell wal)l dari lipoprotein.
 Tidak mempunyai plastida.
 Tidak mempunyai vakuola.
 Tidak Mempunyai
sentrosom (centrosome).
 Tidak memiliki nukleus
dalam arti sebenarnya.
5
BAB III. PEMBAHASAN
3.1 Sel Sebagai Unit Hidup Tubuh
Setiap sel meiliki perbedaan, tetapi juga memliki persamaan. Misalnya, tiap – tiap sel
memerlukan nutrisi untuk mempertahankan kehidupan, dan semua sel hampir seluruhnya
mempunyai nutrein yang sama jenisnya. Semua sel menggunakan oksigen sebagai salah satu
zat utama untuk membentuk energy pada semua sel dasarnya adalah sama dan semua sel juga
mengirimkan hasil – hasil akhir reaksi – reaksi kimianya ke dalam cairan sekitarnya. Hampir
semua sel juga mempunyai kemampuan untuk berbiak atau memperbanyak diri. Bila ada sel
yang rusak maka sel – sel yang tersisa dari jenisnya akan memperbanyak diri sampai
jumlahnya kembali lengkap. Sel mengadung dua bagian utama, inti dan sitoplasma. Inti
dipisahkan dari sitoplasma oleh mebran inti dan sitoplasma dipisahkan dari cairan sekitarnya
oleh membrane sel. Substansi yang menyusun sel bersama – sama disebut protoplasma.
Protoplasma terdiri atas lima zat dasar yaitu air, elektroit, protein, lipid dan karbohidrat.
1. Air
Medium cair semua protoplasma adalah air dengan konsentrasi antara 70 – 85 %. Bayank
zat – zat kimia sel terlarut dalam air, sedangkan lainnya tersuspensi dalam bentuk partikel –
partikel kecil. Sifat air yang cair memungkinkan zat terlarut dan tersuspensi berdifusi atau
mengalir keberbagai bagian sel.
2. Elektrolit
Elektrolit yang paling penting dalam sel adalah aklium, magnesium, fosfat, sulfat,
bikarbonat dan jumlah kecil yaitu natrium, klorida dan kalsium. Elektrolit – elektrolit terlarut
dalam air merupakan zat kimia anorganik bagi reaksi seluler. Entitas juga penting untuk kerja
beberapa mekanisme pengawasan sel. Misalnya, elektrolit Na+ dan K- berperanan pada
membran sel memungkinkan transmisi implus elektrokimia dalam saraf dan serabut otot.
Elektrolit intrasel menentukan aktivitas berbagai reaksi – reaksi yang dikatalisis secara
enzimatik untuk metabolisme sel.
3. Protein
Selain air, zat yang paling banyak dalam kebanyakan sel adalah protein, yang dalam
keadaan normal merupakan 10 – 20 % massa sel. Protein dapat dibagi dalam dua jenis, protein
structural dan enzim. Protein struktural bersama – sama membentuk struktur sel, misalnya
terdapat dalam membran sel, membran inti, membrane sekitar struktur intra sel seperti
relitikum endoplasma dan mitokondria. Sebagian besar protein structural adalah fibrosa, yaitu
masing-masing molekul protein berpolimerasi membentuk benang-benang fibrosa yang
panjang. Benang-benang ini selanjutnya memberikan daya regangan pada struktur sel.
Sebaliknya enzim, merupakan protein yang bentuk keseluruhannya berbeda, yaitu terdiri
atas molekul protein tunggal atau kumpulan beberapa molekul dalam bentuk globular.
6
Berbeda dengan protein fibrosa, protein ini sering kali larut dalam cairan sel. Enzim-enzim
berhubungan langsung dengan berbagai zat di dalam sel dan mengkatalisis reaksi-reaksi kimia.
Misalnya pemecahan glukosa menjadi bagian-bagian komponennya dan menggabungkannya
dengan oksigen untuk membentuk karbon dioksida dalam air. Pada saat yang sama enzim
menghasilkan energy untuk fungsi sel. Selain kedua jenis protein tersebut, terdapat pula
protein khusus dalam inti dan sitoplasma yaitu nucleoprotein.
4. Lipid
Lipid merupakan berbagai zat yang larut dalam pelarut lemak. Lipid yang paling banyak
terdapat dalam jaringan binatang adalah trigliserida atau lemak netral. Selain itu juga terdapat
fosfolipid dan kolesterol.
Sel biasanya mengandung 2-3% lipid yang terbesar di seluruh sel. Konsentrasi lipid
tertinggi terdapat pada membrane sel, membrane sel, dan membrane yang membatasi organel-
organel intrasitoplasma, seperti reticulum endoplasma dan mitokondria. Sifat lipid yang tidak
larut atau hanya sebagian yang larut dalam air membuat membrane kedap terhadap banyak zat
yang larut.
5. Karbohidrat
Pada umunya, karbohidrat mempunyai fungsi structural yang kecil dalam sel, tetapi
fungsinya memegang peranan penting dalam nutrisi sel. Sebagian besar sel hewan tidak dapat
menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar, biasanya hanya berkisar % dari massa total.
Tetapi, karbohidrat dalam bentuk glukosa, selalu terdapat disekitar cairan ekstra sel sehingga
ia dengan mudah tersedia bagi sel. Dalam jumlah kecil karbohidrat yang disimpan dalam sel
hampir seluruhnya terdapat dalam bentuk glikogen, yang merupakan polimer glukosa yang
tidak larut.
3.2 Bagian-bagian Sel
3.2.1 Inti
Inti sel adalah pusat pengawasan sel. Ia mengawasi reaksi-reaksi kimia yang terjadi
dalam sel dan reproduksi sel. Inti mengandung asam dioksiribonukleat (ADN) yang umum
disebut gen atau kromosom. Gen ini menentukan sifat-sifat protein enzim sitoplasma, dan
dengan jalan ini mengawasi aktivitas sitoplasma.
ADN ini mengawasi aktivitas sitoplasma dengan cara mensintesis asam ribonukleat
(ARN ) dari salah satu utas molekul AND kemudian ditranspor kedalam sitoplasma tempat
sintesis protein. Ada tiga jenis ARN yang penting dalam sintesis protein yakni ARN kurir
(mRNA), ARN pemindah (tRNA), dan ARN ribosom (rRNA). ARN kurir memindahkan
molekul asam amino kemollekul protein waktu protein disentesis, dan ARN ribosom
membawa asam amino yang dibituhkan untuk sintesis protein tertentu.
7
Sintesis protein, baik protein structural maupun enzim sangat berpengaruh terhadap inti
sel, antara lain mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme. Pertumbuhan
organisme disebabkan oleh bertambah besar atau bertambah banyaknya sel. Selain akibat
sintesis protein, pertumbuhan sel somatik, juga dipengaruhi oleh pembelahan mitosis, yakni
satu sel membelah menjadi dua sel anak yang mengandung jumlah kromosom yang sama
dengan sel induknya. Sedangkan pada sel-sel kelamin, pembelahan mitosi akan diikuti dengan
pembeelahan mitosis, yakni pembelahan sel yang diikuti dengan reduksi jumlah kromosom.
Jenis pembelah ini menyebabkan sela anak hanya mewarisi setengah dari kromosom sel induk.
3.2.2 Sitoplasma
Sitoplasma terisi oleh partikel-partikel dan organel kecil dan besar. Bagian cairan yang
jernih dimana pertikel-partikel tersebar, dinamakan hialoplasma; hialoplasma terutama
mengandung protein yang terlarut, elektolit, glukosa, dan dalam jumlah sedikit fospolipid,
kolesterol dan asam lemak teresterifikasi.
Bagian sitoplasma yang tepat dibawah membrane sel sering mengalami gelatinasi
menjadi setengah padat yang dinamakan korteks atau ektoplasma. Sedangkan sitoplasma
yang terdapat antara korteks dan membrane inti berbentuk encer dan dinamakan endoplasma.
Partikel-partikel besar yang terbesar dalam sitoplasma adalah butir-butir lemak netral, granula
glikogen, ribosom, granula sekresi dan dua organel yang penting, mitokondria dan lisosom.
Sedangkan organel penting lainnya yang melekat pada membrane inti sel adalah reticulum
endoplasma dan kompleks golgi.
1. Ribosom
Ribosom berbentuk granular dan mengandung ARN, berfungsi dalam sintesis protein dalam
sel. ARN disintesis gen dari kromosom kemudian disimpan dalam anak inti sebelum
dikeluarkan ke sitoplasma dalam bentuk ribosom granula. Bila ribosom melekat pada bagian
luar retikulum endoplasma, maka disebut reticulum endoplasma granular.
2. Mitokondria
Mitokondria menyaring energy dari nutrian dan oksigen yang selanjutnya digunakan untuk
melakukan fungsi sel. Jumlah mitokondria pada setiap sel berbeda-beda, tergantung pada
jumlah energi yang diperlukan oleh setiap sel. Ukuran dan bentuknyapun berbeda-beda, ada
yang berbentuk globular dan ada pula yang berbentuk filament.
Mitokondria terdiri atas dari dua lapisan unit membrane yaitu: membrane luar dan
membrane dalam. Membran dalam banyak membentuk lapisan yang didalamnya melekat
enim-enzim oksidatif sel. Rongga dalam mitokondria juga banyak mengandung enzim-enzim
terlarut yang penting untuk menyaring energy dari nutrian. Enzim-enzim ini bekerja bersama-
sama dengan enzim oksidatif untuk oksidasi nutrient membentuk karbondioksida dan air.
Energy yang dilepas digunakan untuk sintesis zat-zat berenergi tinggi yang dinamakan
adenosine trifosfat (ATP). ATP kemudian kemdian ditransfor keluar mitokondria, dan
8
berdifusi keseluruh sel untuk melepaskan energinya bila mana diperlukan untuk melakukan
fungsi sel.
Mitokondria dapat mengadakan repliksi sendiri , berarti satu mitokondria mungkin
dapat membentuk mitokondria ke dua. , ketiga dan seterusnya, bilamana dibutuhkan dalam sel
untuk menambah jumlah ATP. Sebagaimana pada inti mitokondria juga mengandung asam
dioksiribonukleat tetapi berbeda dengan yang terdapat pada inti.
3. Lisosom
Lisosom menghasilkan sistem pencernaan intrasel yang memungkinkan sel mencerna, dan
membuang zat-zat atau struktur yang tidak diinginkan, khususnya struktur yang rusak atau
asing, seperti bakteri. Lisosom berisi enzim-enzim hidrolik, yang berfungsi memecahkan
senyawa organik menjadi dua bagian atau lebih dengan mengikatkan hydrogen (H) dari
molekul air dengan bagian senyawa organic tersebut dan dengan mengikatkan bagian hidroxil
(OH) molekul air dengan bagian lain dri senyawa tersebut. Misalnya, protein dihidrolisis
menjadi asam-asam amino, dan glikogen dihidrolisis membentuk glukosa. Proses ini disebut
hidrolisis adalah sebagai berikut :
R” – R’ + H2O R” OH + R’H
Lisosom bekerja dengan cara melekat pada vesikel vinositik atau fagositik, kemudian
melepaskan hidrolasenya kedalam vesikel sehingga terbentuk esikel vigestis, yang bertugas
menghidrolisis protein, glikogen, asam nukleat, mukopolisakarida, dan zat-zat lain dalam
vesikel. Hasil-hasil pencernaan ini berupa molekul-molekul kecil asam amino, glukosa, fosfat,
dan sebagainya yang kemudian dapat berdifusi melalui membrane vesikel kedalam sitoplasma.
Badan residual yang tersisa dalam vesikel digestif dieksresi atau mengalami pelarutan dalam
sitoplasma. Jadi lisosom dapat dianamakan organ digestif sel.
Retikulum indoplasma tampak seperti jala-jala yang disusun oleh struktur tubular dan
vesicular. Ruang di dalam tubulus dan vesicular terisi oleh matrix endoplasmic, suatu medium
cair yang berbeda dengan cairan diluar reticulum endoplasma. Ruang reticulum endoplasma
dihubungkan dengan antara membran inti.ruang ini juga berhubungan dengan ruang dalam
kompleks golgi. Dalam beberapa hal reticulum endoplasma langsung berhubungan dengan
bagian luar sel melalui celah yang sempit. Zat-zat yang dibentuk pada berbagai bagian sel
masuk ke dalam ruang system vesicular ini dan kemudia diteruskan ke bagian-bagian sel
lainnya. Dari struktur tersebut, jelaslah bahwa reticulum endoplasma terutama berfungsi dalam
sintesis zat dan teransfor zat-zat tersebut ke luar selatau untuk ke bagian dalam sel.
Kompleks golgi mungikn merupakan bagian khusus reticulum endoplasma karena
mempunyai membrane yang sama seperti membrane reticulum endoplasma agranular dan
biasanya terdiri atas emapat atau lebih lapisan vesikula yang tipis. Fungsi kompleks golgi
diduga merupakan gudang sementara dan kondensasi zat-zat sekresi serta menyiapkan zat-zat
ini untuk akhirnya disekresi. Kompleks golgi jug mensintesis karbohidrat dan
menggabungkannya dengan protein membentuk gikoprotein. Salah satu hasil sintesinya yang
terpenting adalah mukoplosakarida karena merupakan unur utama dari (1) mucus, (2) Zat
9
dasar ruang interstitial, (3) zat dasar tulang rawan dan tulang. Selain itu, kompleks golgi juga
berperan dalam pembentukan lisosom.
3.2.3 Membran Sel
Pada dasarnya semua struktur fisika sel dibatasi oleh membrane yang terutama terdiri
atas lipid dan protein. Semua membrane, baik membrane sel, inti, reticulum endoplasma,
mitokondria, lisosom, maupun kompeks golgi mempunyai struktur yang sama, yakni terdiri
atas lipid, lapisan protein dan lapisan tipis mukplolisakarida,. Protein dan mukopolisakarida
yang terdapat pada permukaan membrane membuatnya hidrofilix, yakni air dengan mudah
melekat pada membrane. Adanya lapisan mukoplolisakarida pada permukaan luar membrane
menyebabkan tegangan permukaan luar berbeda dengan permukaan dalam, sehingga
reaktivitas kimia permukaan dalam sel berbeda dengan permukaan luarnya. Sedangkan lipid
yang terletak ditengah membrane menyebabkan membrane tidak dapat ditembus oleh zat-zat
yang tidak larut dalam lipid.
Membran sel dilengkapi pori-pori agar zat yang tidak larut dalam lipid seperti air dan
urea dapat melewati membran sel. Pori-pori pada membrane disebabkan oleh adanya molekul
protein besar yang merusak struktur lipid membrane dan membentuk jalan dari satu sisi
membrane ke sisi lainnya. Karenanya, membrane sel tidak hanya semi perrmiabel terhadap
substansi yang mengelilinginya, tetapi juga kadang bersifat permeabel atau impermeabel.
Transpor Melalui Membran Sel
1. Difusi
Difusi adalah proses lewatnya partikel larutan, air, atau gas melalui membrane akibat
perbedaan konsentrasi medium.pergerakan molekul biasanya terjadi dari wilayah yang
konsentrasinya tinggi ke wilayah yang konsentrasinya rendah. Difusi juga dapat terjadi dengan
bantuan pengemban. Mediator trasnpor tersebut berperan dalam pengangkutan gula, asam
amino, vitamin dan bahan lain dari luar sel kedalam sel (sitoplasma).
Difusi dengan media transport, dilakukan dengan cara mengikat zat terlarut pada media
sebelum transport ke dalam sel, kadang-kadang bergabung dengan transport aktif. Misalnya,
pada tranpor molekul gula melewati epithelium usus, Na+ bertindak sebagai pengemban. Ion
Na+ mengikatkan afinitas pengemban terhadap glukosa. Glukosa dan ion Na+ dilepaskan oleh
pengmban ketika sudah berada pada permukaan membrane bagian dalam. Selanjutnya ion Na+
akan dikeluarkan dari dalam sel melalui proses traspor aktif.
Contoh lain difusi difusi gabungan adalah alanin dan ion Na+. alanin diserap dari rongga usus
melalui difusi. Jika lingkungan luar sel (rongga usus) tidak mengandung Na+, difusi alanin ke
dalam sel berjalan secara lambat dan konsentrasi alanin di dalam sel tidak melebihi
konsentrasi alanin dilingkungan luarnya. Tetapi ketika konsentarasi ion Na+ dilingkungan luar
cukup tinggi, maka konsentrasi alanin di dalam sel dapat mencapai 6 – 7 kali konsentrasi di
luar sel.
13
10
2. Osmose
Osmose adalah proses pergerakan air dari media yang konsentrasinya rendah ke media yang
konsentrasinya tinggi melalui membrane semi permiabel. Osmose dapat dianggap sebagai
suatu kasus special dari difusi, yang mana air adalah pelarut dan difusi dari zat pelarut dibatasi
oleh membrane permiabel.
3. Transpor Aktif
Transport aktif adalah transport ion melalui membran sel dengan cara yang bertentangan
dengan prisip difusi, sehingga membutuhkan energy metabolism untuk melakukan
aktivitasnya, transpor aktif dilakukan sebagai upaya untuk mempertahankan konsentrai ion
jauh dari keadaan keseimbanagannya.
Transpor aktif suatu ion selalu melibatkan pengemban. Ion-ion yang ditrasportasikan secara
aktif antara lain ion Na+, H+, Ca+ dan sebagainya.transpor aktif yang sangat dikenal dengan
baik adalah trasportasi Na+ dari dalam sel keluar sel, melawan perbedaan konsentrasi dan
melawan perbedaan potensial listrik.kedua perbedaan tersebut cenderung menyebabkan ion
Na+ masuk ke dalam sel. Transport jenis ini terjadi melalui epitel usus, epitel tubulus ginjal,
epitel kelenjar-kelenjar eksokrin, dan banyak membrane lainnya.
4. Endosiosis dan Eksosiosis
U bahan partikel padat aau cairan) ke dalam sel melalui membaran. Proses endosiosis
dicirikan dengan terbentuknya lekukan pada permukaan sel kemudian diikuti dengan
pembentukan semacam kantung (vesikel) yang didalamnya terdapat bahan yang akan diangkut
/ditransprtasikan. Selanjunya vesikel tersebut akan terlepas dari dinding sel menuju bagian
dalam sel (sioplasma). Biasanya vesikel tersebut berfungsi dengan lisosom yang mengandung
ezim hidroliik untuk mencegah senyawa protein sel. Sebaliknya eksosiosisa adalah proses
mengeluarkan substansi seluler yang terdapa dalam vesikel melalui fusi membrane plasma
dan membran vesikel.
Edosiosis ini disebut fagosiosis bilamana bahan yang diambil oleh sel tersebut berupa
partikel padat dengan ukran cukup besar. Endositosis disebut pinositosis bilamana bahan yang
diambil oleh sel berupa cairan apakah didalamnya mengandung partikel berukuran kecil atau
tidak. Kasus fagosiosis dijumpai misalnya pada amuba, granulosis, dan makrofage. Pada
proses fagositosis, sel membenuk psedopoda yakni pemanjangan sitoplasma yang
mengarah/mendekati partikel yang dituju. Mekanisme menggunakan alat gerak sel dan
bergantung pada kalsium (ion Ca++). Sedangkan pinosiosis terjadi hanya bila ada respon
terhadap jenis zat tertentu yang bersentuhan dengan menbran sel, yang paling sering adalah
terhadap protein, karena pinosiosis adalah salah satu – satunya cara protein dapat melewati
membran sel.
15
11
3.3 Struktur Sel
3.4 Fungsi Organel Sel
Bentuk, ukuran, komposisi organel sel hewan bervariasi. Untuk memahami struktur sel
hewan perhatikan gambar di bawah ini. Struktur sel hewan pada bagian luar dibatasi dengan
selaput yang tipis sekali dan dinamakan membran plasma atau plasmalemma. Pada beberapa
sel jaringan tubuh, membrane plasma ini membentuk lipatan-lipatan disebut mikrovilli
berguna untuk memperlua permukaan. Membran plasma dari sel yang satu berhubungan
dengan membran plasma sel tetangganya dengan desmosom atau dengan menggunakan
bentuk-bentuk hubungan lainnya. Pada sitoplasma sel terdapat komponen-komponen lainnya
misalnya RE, ribosom, mitokondria, badan golgi vakoula dan sebagainya.
Adapun struktur dan fungsi komponen-komponen atau organel-organel sel hewan sebagai
berikut :
1. Membran plasma
Bersifat semipermiabel (zat-zat tertentu saja yang dapat melewati membrane plasma),
hidup, dan sangat tipis. Komposisi kimia membran plasma yaitu lapisan luar dan dalam berupa
molekul protein sedangkan bagian tengah molekul lemak.
Berfungsi untuk:
a. Mengontrol pertukaran zat antara isi sel dengan lingkungan sekitar
b. Melindungi isi sel
c. Mengatur keluar masuknya molekul-molekul
d. Sebagai reseptor (penerima) rangsangan dari luar sel.
17
12
2. Retikulum Endoplasma
Merupakan membrane lipoprotein dan sitoplasma yang terletak antara membrane inti
dengan membrane sitoplasma. Dengan adanya system endomembran ini, maka terbentuklah
lumen yang menyerupai “terowongan” yang menghubungkan nucleus dengan bagian luar sel.
Ada 2 macam RE, yaitu :
a. RE kasar/granuler ; bila pada permukaan membrane RE ini ditempeli ribosom sehingga
tampak berbintil-bintil. RE kasar merupakan penampung protein yang dihasilkan ribosom.
Protein yang dihasilkan masuk kedalam rongga RE
b. RE halus ; bila pada membrane RE ini tidak ditempeli ribosom sehingga tampak halus. Sel-
sel kelenjar mengandung lebih banyak RE dibandingkan sel-sel bukan kelenjar
Fungsi dari RE diantaranya sebagai alat transportasi zat-zat yang diperlukan inti sel dari
luar inti sel.
3. Badan Golgi
Berbentuk tumpukan kantong-kantong pipih yang sangat komplek dan pada bagian dalam
kantong-kantong tersebut terdapat ruang-ruang kecil atau vakuola. Membrane badan golgi
terbentuk dari lipoprotein. Badan golgi banyak terdapat pada sel-sel kelenjar seperti kelenjar
ludah, hati, pancreas, dan hormone.
Fungsi badan golgi :
a. sebagai organ sekresi, karena mengeluarkan zat yang masih dibutuhkan yaitu berupa sekret
dalam bentuk butiran getah
b. membentuk enzim yang belum aktif (zimogent/proenzym)
c. membentuk glikoprotein (musin/mucus/lendir)
4. Lisosom
Lisosom hanya terdapat pada sel hewan. Lisosom merupakan membrane berbentuk kantong
kecil yang berisi hidrolitik yang disebut lisozim. Enzim ini berfungsi dalam pencernaan
intrasel, yaitu mencernakan zat-zat yang masuk kedalam sel. Lisosom berfungsi sebagai
tempat pembuatan enzim-enzim pencernaan.
5. Mitokondria
Mitokondria bentuknnya bulat lonjong atau bercabang, ukurannya 500 sampai 2000 nm.
Mitokondria banyak terdapat pada sel yang sedang aktif.
Struktur mitokondria dikelilingi dua lapisan membrane yaitu membrane dalam dan terbentuk
Krista. Ruang dalam mitokondria berisi matrix mitokondria. Fungsi mitokondria adalah
tempat respirasi atau oksidasi karbohidrat yang menghasilkan energi (ATP).
6. Ribosom
Ribosom sangat kecil (diameternya 20 – 25 nm), terdapat pada sitoplasma secara bebas
atau menempel pada RE. fungsi dari ribosom adalah tempat berlangsungnya sintesa protein.
18
13
7. Flagel dan Silia
Pada MH bersel satu misalnya pada protozoa ada yang memiliki alat gerak flagel dan silia.
Struktur flagel terdiri dari 2 fibril yang dikelilingi oleh 9 fibril yang terletak disebelah luar.
Sedangkan fibril keluarnya dari granula basal dan secara kimia terdiri dari tubulin dan protein
dinein dan ATP.
8. Sentrosom
Umumnya sel hewan mengendung sentrosom yang letaknya pada sitoplasma dekat
membrane inti. Pada saat pembelahan mengandung 2 sentriol. Sebuah sentrosom terbentuk
dari 9 set tabung masing-masing set terdiri dari 3 buah microtubule yang berfungsi
menggerakan kromosom pada saat pembelahan sel. Sentriol sendiri merupakan organel sel
yang dapat dilihat ketika sel mengadakan pembelahan.
9. Nukleus
Letak inti pada sitoplasma biasanya ditengah. Umumnya sel MH mengandung 1 inti, tetapi
ada juga yang berinti lebih dari 1 misalnya pada sel otot lurik.
Bagian-bagian inti sel :
a. membrane inti ; membrane inti memisahkan inti sel dari sitoplasma. Membrane inti terdiri
dari 2 lapisan membrane dan pada daerah-daerah tertentu terdapat pori-pori yang berfungsi
tempat keluar masuknya bahan kimia. Lapisan membrane yang sebelah luar berhubungan
dengan membrane
b. Nukleoplasma dan kromosom ; inti sel mengandung nukleoplasma. Bahan kimia pada
nukleoplasma yaitu larutan fosfat, gula ribose protein, nukleotida dan asam nukleat. Pada
nukleoplasma terdapat benang-benang kromathin yang tampak jelas pada saat terjadi
pembelahan sel membentuk kromosom. Fungsi kromosom adalah mengandung material
genetic yang berguna untuk mengontrol aktivitas hidup sel dan pewarisan sifat-sifat yang
diturunkan.
c. Nukleolus ; setiap nucleolus mengandung nucleoli yang berbentuk bulat. Secara kimia
nucleolus mengandung RNA dan protein. Nucleolus berfungsi untuk sintesa RNA ribosom.
10. Badan mikro:
a. Perioksisom, terdapat pada sel hewan dan tumbuhan, berisi enzim katalase dan oksidase
b. Glioksisom, hanya terdapat pada sel tumbuhan, berisi semua atau sebagian enzim dari
daur glioksiat disamping katalase dan oksidase.
14
11. Mikrofilamen
berfungsi sebagai:
a. Sebagai sitoskleton dalam sel
b. Berperan dalam pembelahan sel, pada Amoeba berfungsi dalam pembentukan
Pseudopoda, gerakan sel dan gerakan sitoplasma.
c. Membentuk alat gerak seperti silia dan flagella
12. Mikrotubule
Berfungsi sebagai
a. Mengendalikan gerakan kromosom dari daerah equator ke kutub masing-masing pada
anaphase
b. Penyusun sentriol, flagel dan silia sehingga berperan dalam pergerakan sel
3.5 Komunikasi Antar Sel
Jaringan komunikasi antara satu sel dengan yang lain menghasilkan suatu koordinasi
untuk mengatur pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, dan lain-lain pada berbagai jaringan
maupun organ. Sistem komunikasi ini selain dilakukan oleh sistem saraf, juga dilakukan oleh
sistem endokrin, atau bahkan sistem saraf bersama-sama dengan sistem endokrin mengontrol
aktivitas organ atau jaringan tubuh.kedua sistem ini saling mengisi secara fungsional yang
demikian luar biasa,sehingga unsur-unsur saraf dan endokrin sering dianggap menyusun
sistem neuroendokrin.
Sistem saraf mengatur kegiatan tubuh dengan cepat, seperti kontraksi otot, peristiwa visceral
yang berubah dengan cepat, dan bahkan kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin.
Sedangkan,sistem endokrin mengatur fungsi metabolik tubuh pada jalur lambat. Sistemsaraf
menerima ribuan informasi kecil dari berbagai organ indra seperti salinitas, suhu,periode
panjang hari menuju alat-alat gerak dan kemudian mengintegrasin dengan sistem
endokrinuntuk mengontrol osmoregulasi, metabolisme, pertumbuhan, reproduksis dan lain-
lain. Ada tiga kelompok komunikasi ekstraseluller, yaitu :
1) endocrine hormon yang merupakan substansi isysrat yang dilepaskan organ endokrin
dengan sasaran organ target tertentu.
2) isyarat parakrin, sel target bedekatan dengan sel sekretori,isyarat kimiawi parakrin disebut
neurotransmitter atau neurohormon.
3) isyarat autokrin biasanya terjadi pada kondisi patologik, misalya pada sel tumor.
Komunikasi antar sel biasnya melewati enam tahap:
1) Sintesis
2) Pelepasan hormone
3) Transpor ke organ target
4) Pengenalan petunjuk (seiring oleh reseptor protein yang spesifik)
5) Penerjemahan
6) Respons.
15
A. Sistem Saraf
Pada tubuh makhluk hidup terdapa dua kelompok kerja sistem saraf, yakni sistem saraf
pusat dan sistem saraf otonom. Kedua sistem tersebut pada dasarnya tidak bekerja secara
terpisah,tetapi saling melengkapi.
a) Sistem saraf pusat Jaringan saraf yang menjalin seluruh tubuh berpusat dalam otak maupun
sumsum tulang belakang. Otak memiliki tiga fungsi utama yaitu,1) menerima input dan
menginterpretasikan informasi dari semua organ-organ sensor baik internal maujpun eksternal,
2) menghasilkan output berupa parintah untuk koordinasi semua bagian badan sebagai impuls
saraf atau hormon, 3) integrasi antara kedua aspek fungsi otak
Dari otak, serabut saraf berpencar menjadi 12 pasang saraf yang dinamakan saraf
tengkorak, melayani kepala, mata, dan beberapa organ dalam. Dari sumsum tulang belakang
beberapa saraf bercabang dan bercabang membentuk batang-batang sarafmenuju alat-alat
gerak. Masing-masing saraf membawa impuls isyarat elektokimiawi yang dicetuskan oleh
suatu rangsang.
b). Sistem saraf otonom
Susunan saraf otonom terdiri atas saraf simpatis dan para simpatis. Saraf otonom
mengontrol fungsi vegetatif badan, antara lain: 1) mengatur kegiatan jantung dan pembuluh
darah, 2) mengatur kerja urat daging licin, dan, 3) mengatur kerja kelenjar-kelenjar.
c) Bentuk umum sistem kerja saraf
Satuan dasar sistem saraf adalah neuron. Neuron mempunyai satu ciri struktur yang
menyebabkan kelihatan lain dari semua tipe sel tubuh lainnya. Bila digolongkan menurut
fungsinya,neuron dapat dibagi menjadi tiga kelompok, 1) neuron sensoris yang membawa
isyarat dari organ sensoris ke otak dan sumsum tulang belakang, 2) neuron motorik membawa
petunjuk dari otak dan sumsum tulang belakang ke alat gerak, jantung, usus dan organ tubuh
yang lain, 3) interneuron yang menggerakkan isyarat bolak balik lewat lintasan antara otak,
sumsum tumlang belakang dan lain-lain.
d). Mekanisme kerja saraf
1) fungsi sinap neuron : hubungan antara satu neuron dengan neuron berikutnya disebut
sinaps, dalam sinaps terdapat bongkol yang mempunyai dua struktur internal yang penting
untuk fungsi perangsangan atau penghambatan vesikel sinaptik dan mitokondria.
2) pengiriman dan pengolahan sinyal : pada hakikatnya, sekali dimulai impuls saraf pada
ujung serabut saraf maka impuls ini akan diteruskan oleh serangkaian sentuhan elektrik,
apabila satu impuls terjadi, misalnya oleh reseptor cahaya pada mata, selaput sel berubah
sebentar untuk membiarkan mengalirnya ion kalium bermuatan keluar dari sel dan masuknya
ion natrium bermuatan ke dalam sel. Gerak bolak balik ini menimbulkan potensial elektrik
16
yang kecil membentuk impuls saraf. Bila jumlah potensial yang terkumpul pada ujung saraf
sudah cukup banyak, sel berikutnya menembak . setelah itu impuls ini lewat, selaput sel
kembali berfungsi sebagai pembatas sampai impuls lain timbul. Karena sistem saraf yang
rumit dan sibuk dapat menyerap energi dengan laju yang sangat besar sehingga memerlukan
bahan bakar (oksigen dan glukosa) yang lebih banyak
3) Neurotransmitter
Neuron-neuron otonom pada mamalia biasanya mengandung lebih dari satu
neurotransmitter,seringkali,satu atau lebih neuropeptida bergabung satu sama lain atau
bergabung dengan transmitter acetylcholine yang klasik ataupun transmitter adrenaline. Pada
ikan hanya sedikit kasus-kasus gabungan seperti itu. Transmitter
perangsangpadaberbagaisinapsneuronsarafpusatadalahasetilkolin,norepinerin,dopamn,serotoni
m, L-glutamat,dan L-asparat sedangkan transmitter penghambat yangpenting adalah asam
gamma aminobutirat (GABA), glisin, taurin,dan alanin.
B. Sistem Endokrin
Sistem endokrin pada ikan tidak jauh berbeda dengan sistem endokrin vertebrata pada
umumnya. Organ endokrin melepaskan suatu zat kimia yang disebut hormon dengan organ
target tertentu dibawa oleh darah,dan berperan mempengaruhi fungsi tubuh .karena itu hormon
bisa juga disebut pesuruh kimia. Hubungan di antara sistem endokrin banyak dan kompleks,
tetapi biasanya mengikuti dua prinsip,yakni : 1) berdasarkan responnya dibagi menjadi dua
kelenjar yang dihasilkan oleh kelanjar kedua seringkali menghambat produksi hormon pituitari
proses ini disebut penghambat feedback. Yang menyebabkan terjadinya keseimbangan respon.
C. Hormon dan Kelenjar Penghasilnya.
Hormon adalah zat kimia organik yang dibentuk dalam sel atau kelenjar yang sehat dan
normal,disekresi langsung ke dalam darah dan dibawa ke sel/organ target.hormon tidak akan
bekerja pada sel yang tidak memiliki reseptornya, tetapi apabila hormon tersebut tiba pada
sel/organ target maka reseptornya akan mengikat hormon tersebut.pada ikan, hormon
dihasilkan dari kelenjar endokrin antara lain :
1) Pituitari
Kelenjar pituitari atau hipofisa terletak pada lekukan tulang di dasar otak(sela
tursika),terdiri atas dua bagian utama,yakni adenohipofisa dan neurohipofisa.hormon-hormon
yang terdapat pada kelenjar pituitari yaitu : Prolaktin yang merupakan hormon yang
berhubungan dengan reproduksi dan perawatan anak serta osmoregulasi.
Hormon adrenocorticotropic (ACTH) dan hormon pelepas melanosit(MSH),kedua hormon ini
fungsinya serupa yaitu menggiatkan output steroid korteks adrenal,juga merangsang sintesis
melanin. Hormon gonadotropin, adalah hormon pituitari yang berfungsi sebagai produksi
24
17
telur dan sperma. Hormon tirotrofin (TSH), berfungsi merangsang kelenjar tiroid untuk
membentuk dan melepasakan hormon-hormon tiroid.
2) Tiroid
Kelenjar tirod memiliki dua karekteristik utama, yakni 1) unit dasar histologisnya adalah
sel tunggal yang dikelilingi oleh folikel, 2) jaringan yang dibentuknya memiliki kemampuan
mengubah iodine dan inkorporasinya menjadi hormon tiroid.hormon yang dihasilkan adalah
hormon tiroxin yang terdiri dari tetraiodotironin (T4) dan triiodotironin (T3) yang berfungsi
dalam pertumbuhan, metamorfosis dan reproduksi.
3) Pankreas
Pankreas adalah suatu kelenjar majemuk yang terdiri atas jaringan eksokrin dan
endokrin.hormon yang terdapat pada pankreas yakni insulin yang berperan besar terhadap
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Dan glukagon yang berfungsi merangsang
pelepasan insulin dan menyebabkan peningkatan output jantung.
4) Gonad
Gonad merupakan kelenjar endokrin yang dipengaruhi oleh gonadotropin hormon (GtH)
yang disekresi oleh kelenjar pituitari.
5) Ginjal
Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki sel-sel endokrin antara lain jaringan
internal ,sel-sel kromaffin,juxtaglomerulus,dan korpuskel stanius. Kelenjar ini dikontrol oleh
pituitari melalui ACTH.
6) Kelenjar Uultimobranchial
Kelenjar ultimobranchial terletak pada septum pemisah antara rongga abdomen dan sinus
venosus, tampak sebagai pita berwarna putih pada septum. Hormon yang terdapat pada
kelenjar ini adalah kalsitonin yang berfungsi menurunkan kadar kalsium darah dan membuat
ikan mampu menyusaikan diri terhadap lingkungan hidromineral yang berubah-ubah.
7) Urofisis
Urofisis merupakan neurosekretori yang terletak pada bagian belakang spinal cord.fungsi
hormon yang terdapat pada kelenjar ini masih menimbulkan kontraversi walaupun secara
umum berhubungan dengan fungsi osmoregulasi, dimana pengaruh terbesarnya adalah pada
ginjal.ada empat jenis hormon yang diidentifikasikan dari urofis yakni urotensis I belum
diketahui efeknya, II berperan dalam kontraksi otot licin, urotensis III menstimulasi
peningkatan penyerapan Na atau ginjal, dan urotensi IV diduga adalah arginine vasotocin
tetapi hanyanteridentifikasi pada rainbow trout jepang.
18
BAB IV. PENUTUP
Kesimpulan
Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua
fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi
secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Struktur sel dan fungsi-
fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi
yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki
kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular
sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi
yang sangat rapi.
Jaringan komunikasi antara satu sel dengan yang lain menghasilkan suatu koordinasi
untuk mengatur pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, dan lain-lain pada berbagai jaringan
maupun organ.sistem komunikasi ini selain dilakukan oleh sistem saraf, juga dilakukan oleh
sistem endokrin,atau bahkan sistem saraf bersama-sama dengan sistem endokrin mengontrol
aktivitas organ atau jaringan tubuh.kedua sistem ini saling mengisi secara fungsional yang
demikian luar biasa, sehingga unsur-unsur saraf dan endokrin sering dianggap menyusun
sistem neuroendokrin.
19
DAFTAR PUSTAKA
Yunus, A. 2009. Komunikasi Antar Sel. http://askar.perikanan.umi.com/. [18
Desember 2009]
Kirei. 2008. Fisiologi Hewan. http://wikimedia.commons [18 Desember 2009]

More Related Content

What's hot

What's hot (17)

Pertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar SelPertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar Sel
 
Makalah Teori Sel dan Komponen Kimiawi Sel
Makalah Teori Sel dan Komponen Kimiawi SelMakalah Teori Sel dan Komponen Kimiawi Sel
Makalah Teori Sel dan Komponen Kimiawi Sel
 
Makalah sel
Makalah selMakalah sel
Makalah sel
 
Makalah biologi
Makalah biologiMakalah biologi
Makalah biologi
 
Biologi Sel
Biologi SelBiologi Sel
Biologi Sel
 
Biologi - SEL (hewan dan tumbuhan) Bab 1
Biologi - SEL (hewan dan tumbuhan) Bab 1Biologi - SEL (hewan dan tumbuhan) Bab 1
Biologi - SEL (hewan dan tumbuhan) Bab 1
 
Unsur-unsur Sel dan Perngertiannya
Unsur-unsur Sel dan PerngertiannyaUnsur-unsur Sel dan Perngertiannya
Unsur-unsur Sel dan Perngertiannya
 
Makalah sel 3
Makalah sel 3Makalah sel 3
Makalah sel 3
 
Biologi sel farmasi
Biologi sel farmasiBiologi sel farmasi
Biologi sel farmasi
 
sel dan teori sel
sel dan teori selsel dan teori sel
sel dan teori sel
 
Unit 1 sel
Unit 1 selUnit 1 sel
Unit 1 sel
 
Sel dan organisme1 fix
Sel dan organisme1 fixSel dan organisme1 fix
Sel dan organisme1 fix
 
Sel
SelSel
Sel
 
BUKU TENTANG SEL-(RATIH AULIA)
BUKU TENTANG SEL-(RATIH AULIA)BUKU TENTANG SEL-(RATIH AULIA)
BUKU TENTANG SEL-(RATIH AULIA)
 
Organel Sel
Organel Sel Organel Sel
Organel Sel
 
M1 kb1 pengantar biologi
M1 kb1 pengantar biologiM1 kb1 pengantar biologi
M1 kb1 pengantar biologi
 
MAKALAH PEMBELAHAN SEL DAN PEWARISAN SIFAT
MAKALAH PEMBELAHAN SEL DAN PEWARISAN SIFATMAKALAH PEMBELAHAN SEL DAN PEWARISAN SIFAT
MAKALAH PEMBELAHAN SEL DAN PEWARISAN SIFAT
 

Similar to Makalah biologi-sel-tumbuhan

Similar to Makalah biologi-sel-tumbuhan (20)

Kuliah 1 biologi sel
Kuliah 1 biologi selKuliah 1 biologi sel
Kuliah 1 biologi sel
 
Makalah sel 3
Makalah sel 3Makalah sel 3
Makalah sel 3
 
Makalah sel 3
Makalah sel 3Makalah sel 3
Makalah sel 3
 
Biochemistry Lesson for High School by Slidesgo.pptx
Biochemistry Lesson for High School by Slidesgo.pptxBiochemistry Lesson for High School by Slidesgo.pptx
Biochemistry Lesson for High School by Slidesgo.pptx
 
Teori Sel
Teori SelTeori Sel
Teori Sel
 
27499244 1-pengertian-sel
27499244 1-pengertian-sel27499244 1-pengertian-sel
27499244 1-pengertian-sel
 
Makalah pembelahan sel
Makalah pembelahan selMakalah pembelahan sel
Makalah pembelahan sel
 
Bio dasar 1 kelompok 6 mengenai sel
Bio dasar 1 kelompok 6 mengenai selBio dasar 1 kelompok 6 mengenai sel
Bio dasar 1 kelompok 6 mengenai sel
 
Bab Iv Sel (B)
Bab Iv Sel (B)Bab Iv Sel (B)
Bab Iv Sel (B)
 
Sel hand out modul
Sel hand out modulSel hand out modul
Sel hand out modul
 
Makalah Fisiologi Hewan Air - Sel
Makalah Fisiologi Hewan Air - SelMakalah Fisiologi Hewan Air - Sel
Makalah Fisiologi Hewan Air - Sel
 
Makalah sel
Makalah selMakalah sel
Makalah sel
 
Makalah sel
Makalah selMakalah sel
Makalah sel
 
Modul sistem organisasi kehidupan makhluk hidup
Modul sistem organisasi kehidupan makhluk hidupModul sistem organisasi kehidupan makhluk hidup
Modul sistem organisasi kehidupan makhluk hidup
 
Sel
SelSel
Sel
 
SEL DAN ORGANEL.pptx
SEL DAN ORGANEL.pptxSEL DAN ORGANEL.pptx
SEL DAN ORGANEL.pptx
 
Pembelahan sel
Pembelahan selPembelahan sel
Pembelahan sel
 
Sel dan Jaringan Tubuh
Sel dan Jaringan Tubuh Sel dan Jaringan Tubuh
Sel dan Jaringan Tubuh
 
2. Biologi pertemuan dua bioogi dasar ke dua
2. Biologi pertemuan dua bioogi dasar ke dua2. Biologi pertemuan dua bioogi dasar ke dua
2. Biologi pertemuan dua bioogi dasar ke dua
 
Bentuk sel hewan dan tumbuhan beserta penjelasan dan fungsinya
Bentuk sel hewan dan tumbuhan beserta penjelasan dan fungsinyaBentuk sel hewan dan tumbuhan beserta penjelasan dan fungsinya
Bentuk sel hewan dan tumbuhan beserta penjelasan dan fungsinya
 

Recently uploaded

Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 

Recently uploaded (20)

Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 

Makalah biologi-sel-tumbuhan

  • 1. 1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perikanan merupakan suatu bidang ilmu yang terus berubah dan berkembang. Sebagian ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan penangkapan, pemiaraan, dan pembudidayaan ikan, ilmu perikanan sangat membantu pencapaian sasaran pembangunan nasional, yakni masyarakat maritim. Sebagaimana ilmu – ilmu terapan yang lain, pengembangan ilmu dan teknologi perikanan sangat ditentukan oleh pengetahuan dasar yang memadai, antara lain fisiologi. Fisiologi sebagai salah satu cabang biologi perikanan yang berkaitan dengan fungsi dan kegiatan kehidupan dapat lebih mudah dipahami, jika organisasi dan fungsi sel diketahui. Fisologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme dan cara kerja dari organ, jaringan dan sel – sel organisme. Fisiologi mencoba menerangkan faktor – faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi seluruh proses kehidupan. Tiap – tiap jenis kehidupan, mulai dari mahluk hidup sederhana seperti virus yang bersel satu sampai manusia yang mempunyai susunan sel yang lebih rumit, mempunyai sifat – sifat fungsional tersendiri. Salah satu ilmu yang dipelajari dalam fisiologi adalah ilmu mengenai sel. Unit dasar tubuh, mulai virus sampai manusia adalah sel, dan tiap – tiap organ sebenarnya merupakan kumpulan banyak sel yang tidak sama, yang bersama – sama digabungkan oleh struktur penyokong interasel. Tiap – tiap jenis sel secara khusus beradaptasi untuk melakukan suatu fungsi tertentu, misalnya sel – sel yang menyusun lamela insang di satu pihak, bertugas dalam pertukran gas dan di pihak lain bertugas pula sebagai tempat pertukaran ion – ion dan air. Sel darah merah berfungsi mengangkut oksigen dari insang ke jaringan, sel hati berperan sebagai mesin pembaru bagi bahan – bahan yang sudah rusak sehingga dapat dipergunakan kembali bagi tubuh dan lain – lain. Sel mampu untuk hidup, tumbuh, dan melakukan fungsi – fungsi khususnya selama tersedia oksigen, glukosa, berbagai ion, asam amino, dan asam lemak yang sesuai dalam lingkungan internal sel. Selanjutnya semua kehidupan sel pada hakikatnya mempunyai lingkungan yang sama, yaitu cairan ekstrasel mengandung ion natrium, klorida dan bikarbonat dalam jumlah besar, serta nutrien untuk sel, seperti oksigen, glukosa, asam lemak, asam amino, juga karbondioksida yang selanjutnya diangkut ke insang untuk dieksresi. Dalam tulisan ini akan dikaji lebih lanjut lagi mengenai pengertian, fungsi dan komunikasi antarsel. 1.2 Tujuan 1. Mahasiswa (i) mengetahui struktur sel 2. Mahasiswa (i) memahami fungsi organel sel 3. Mahasiswa (i) memahami komunikasi antar sel
  • 2. 2 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sel Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup. Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi. 2.2 Sejarah Penemuan Sel Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata bahasa Latin cellula yang berarti rongga/ruangan. Gambar 1. Sel Gabus Berdasarkan Penelitian Robert Hooke 2.3 Pertumbuhan Dan Perkembangan Sel Pertumbuhan dan perkembangan umumnya terjadi pada organisme multiseluler yang hidup. 2.3.1 Siklus sel Siklus sel adalah proses duplikasi secara akurat untuk menghasilkan jumlah DNA kromosom yang cukup banyak dan mendukung segregasi untuk menghasilkan dua sel anakan yang identik secara genetik. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berulang (siklik). Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus kehidupan yang dialami sel untuk tetap bertahan hidup. Siklus ini mengatur pertumbuhan sel dengan meregulasi waktu pembelahan dan mengatur perkembangan sel dengan mengatur jumlah ekspresi atau translasi gen pada masing-masing sel yang menentukan diferensiasinya.
  • 3. 3 2.3.2 Fase pada siklus sel 1. Fase S (sintesis): Tahap terjadinya replikasi DNA 2. Fase M (mitosis): Tahap terjadinya pembelahan sel (baik pembelahan biner atau pembentukan tunas) 3. Fase G (gap): Tahap pertumbuhan bagi sel. a. Fase G0, sel yang baru saja mengalami pembelahan berada dalam keadaan diam atau sel tidak melakukan pertumbuhan maupun perkembangan. Kondisi ini sangat bergantung pada sinyal atau rangsangan baik dari luar atau dalam sel. Umum terjadi dan beberapa tidak melanjutkan pertumbuhan (dorman) dan mati. b. Fase G1, sel eukariot mendapatkan sinyal untuk tumbuh, antara sitokinesis dan sintesis. c. Fase G2, pertumbuhan sel eukariot antara sintesis dan mitosis. Fase tersebut berlangsung dengan urutan S > G2 > M > G0 > G1 > kembali ke S. Dalam konteks Mitosis, fase G dan S disebut sebagai Interfase. 2.4 Regenerasi dan Diferensiasi Sel Regenerasi sel adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan untuk mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak. Diferensiasi sel adalah proses pematangan suatu sel menjadi sel yang spesifik dan fungsional, terletak pada posisi tertentu di dalam jaringan, dan mendukung fisiologis hewan. Misalnya, sebuah stem cell mampu berdiferensiasi menjadi sel kulit. Saat sebuah sel tunggal, yaitu sel yang telah dibuahi, mengalami pembelahan berulang kali dan menghasilkan pola akhir dengan keakuratan dan kompleksitas yang spektakuler, sel itu telah mengalami regenerasi dan diferensiasi. 2.5 Empat Proses Esensial Pengkonstruksian Embrio Regenerasi dan diferensiasi sel hewan ditentukan oleh genom. Genom yang identik terdapat pada setiap sel, namun mengekspresikan set gen yang berbeda, bergantung pada jumlah gen yang diekspresikan. Misalnya, pada sel retina mata, tentu gen penyandi karakteristik penangkap cahaya terdapat dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada ekspresi gen indera lainnya. Pengekspresian gen itu sendiri mempengaruhi jumlah sel, jenis sel, interaksi sel, bahkan lokasi sel. Oleh karena itu, sel hewan memiliki 4 proses esensial pengkonstruksian embrio yang diatur oleh ekspresi gen, sebagai berikut: 1. Proliferasi sel = menghasilkan banyak sel dari satu sel 2. Spesialisasi sel = menciptakan sel dengan karakteristik berbeda pada posisi yang berbeda 3. Interaksi sel = mengkoordinasi perilaku sebuah sel dengan sel tetangganya 4. Pergerakan sel = menyusun sel untuk membentuk struktur jaringan dan organ
  • 4. 4 Pada embrio yang berkembang, keempat proses ini berlangsung bersamaan. Tidak ada badan pengatur khusus untuk proses ini. Setiap sel dari jutaan sel embrio harus membuat keputusannya masing-masing, menurut jumlah kopi instruksi genetik dan kondisi khusus masing-masing sel. Sel tubuh, seperti otot, saraf, dsb. tetap mempertahankan karakteristik karena masih mengingat sinyal yang diberikan oleh nenek moyangnya saat awal perkembangan embrio. 2.6 Perbedaan Sel Tumbuhan, Sel Hewan, dan Sel Bakteri Sel tumbuhan, sel hewan, dan sel bakteri mempunyai beberapa perbedaan seperti berikut: Tabel 1. Perbedaan Sel Tumbuhan, Sel Hewan dan Sel Bakteri Sel Tumbuhan Sel Hewan Sel Bakteri  Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan.  Mempunyai bentuk yang tetap.  Mempunyai dinding sel (cell wall) dari selulosa.  Mempunyai plastida.  Mempunyai vakuola (vacuole) atau rongga sel yang besar.  Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) pati.  Tidak Mempunyai sentrosom (centrosome).  Tidak memiliki lisosom (lysosome).  Nukleus lebih kecil daripada vakuola.  Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan  Tidak mempunyai bentuk yang tetap.  Tidak mempunyai dinding sel (cell wall).  Tidak mempunyai plastida.  Tidak mempunyai vakuola (vacuole)],walaupun terkadang sel beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola (tapi tidak sebesar yang dimiliki tumbuhan). Yang biasa dimiliki hewan adalah vesikel atau (vesicle).  Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) glikogen.  Mempunyai sentrosom (centrosome).  Memiliki lisosom (lysosome).  Nukleus lebih besar daripada vesikel.  Sel bakteri sangat kecil  Mempunyai bentuk yang tetap.  Mempunyai dinding sel (cell wal)l dari lipoprotein.  Tidak mempunyai plastida.  Tidak mempunyai vakuola.  Tidak Mempunyai sentrosom (centrosome).  Tidak memiliki nukleus dalam arti sebenarnya.
  • 5. 5 BAB III. PEMBAHASAN 3.1 Sel Sebagai Unit Hidup Tubuh Setiap sel meiliki perbedaan, tetapi juga memliki persamaan. Misalnya, tiap – tiap sel memerlukan nutrisi untuk mempertahankan kehidupan, dan semua sel hampir seluruhnya mempunyai nutrein yang sama jenisnya. Semua sel menggunakan oksigen sebagai salah satu zat utama untuk membentuk energy pada semua sel dasarnya adalah sama dan semua sel juga mengirimkan hasil – hasil akhir reaksi – reaksi kimianya ke dalam cairan sekitarnya. Hampir semua sel juga mempunyai kemampuan untuk berbiak atau memperbanyak diri. Bila ada sel yang rusak maka sel – sel yang tersisa dari jenisnya akan memperbanyak diri sampai jumlahnya kembali lengkap. Sel mengadung dua bagian utama, inti dan sitoplasma. Inti dipisahkan dari sitoplasma oleh mebran inti dan sitoplasma dipisahkan dari cairan sekitarnya oleh membrane sel. Substansi yang menyusun sel bersama – sama disebut protoplasma. Protoplasma terdiri atas lima zat dasar yaitu air, elektroit, protein, lipid dan karbohidrat. 1. Air Medium cair semua protoplasma adalah air dengan konsentrasi antara 70 – 85 %. Bayank zat – zat kimia sel terlarut dalam air, sedangkan lainnya tersuspensi dalam bentuk partikel – partikel kecil. Sifat air yang cair memungkinkan zat terlarut dan tersuspensi berdifusi atau mengalir keberbagai bagian sel. 2. Elektrolit Elektrolit yang paling penting dalam sel adalah aklium, magnesium, fosfat, sulfat, bikarbonat dan jumlah kecil yaitu natrium, klorida dan kalsium. Elektrolit – elektrolit terlarut dalam air merupakan zat kimia anorganik bagi reaksi seluler. Entitas juga penting untuk kerja beberapa mekanisme pengawasan sel. Misalnya, elektrolit Na+ dan K- berperanan pada membran sel memungkinkan transmisi implus elektrokimia dalam saraf dan serabut otot. Elektrolit intrasel menentukan aktivitas berbagai reaksi – reaksi yang dikatalisis secara enzimatik untuk metabolisme sel. 3. Protein Selain air, zat yang paling banyak dalam kebanyakan sel adalah protein, yang dalam keadaan normal merupakan 10 – 20 % massa sel. Protein dapat dibagi dalam dua jenis, protein structural dan enzim. Protein struktural bersama – sama membentuk struktur sel, misalnya terdapat dalam membran sel, membran inti, membrane sekitar struktur intra sel seperti relitikum endoplasma dan mitokondria. Sebagian besar protein structural adalah fibrosa, yaitu masing-masing molekul protein berpolimerasi membentuk benang-benang fibrosa yang panjang. Benang-benang ini selanjutnya memberikan daya regangan pada struktur sel. Sebaliknya enzim, merupakan protein yang bentuk keseluruhannya berbeda, yaitu terdiri atas molekul protein tunggal atau kumpulan beberapa molekul dalam bentuk globular.
  • 6. 6 Berbeda dengan protein fibrosa, protein ini sering kali larut dalam cairan sel. Enzim-enzim berhubungan langsung dengan berbagai zat di dalam sel dan mengkatalisis reaksi-reaksi kimia. Misalnya pemecahan glukosa menjadi bagian-bagian komponennya dan menggabungkannya dengan oksigen untuk membentuk karbon dioksida dalam air. Pada saat yang sama enzim menghasilkan energy untuk fungsi sel. Selain kedua jenis protein tersebut, terdapat pula protein khusus dalam inti dan sitoplasma yaitu nucleoprotein. 4. Lipid Lipid merupakan berbagai zat yang larut dalam pelarut lemak. Lipid yang paling banyak terdapat dalam jaringan binatang adalah trigliserida atau lemak netral. Selain itu juga terdapat fosfolipid dan kolesterol. Sel biasanya mengandung 2-3% lipid yang terbesar di seluruh sel. Konsentrasi lipid tertinggi terdapat pada membrane sel, membrane sel, dan membrane yang membatasi organel- organel intrasitoplasma, seperti reticulum endoplasma dan mitokondria. Sifat lipid yang tidak larut atau hanya sebagian yang larut dalam air membuat membrane kedap terhadap banyak zat yang larut. 5. Karbohidrat Pada umunya, karbohidrat mempunyai fungsi structural yang kecil dalam sel, tetapi fungsinya memegang peranan penting dalam nutrisi sel. Sebagian besar sel hewan tidak dapat menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar, biasanya hanya berkisar % dari massa total. Tetapi, karbohidrat dalam bentuk glukosa, selalu terdapat disekitar cairan ekstra sel sehingga ia dengan mudah tersedia bagi sel. Dalam jumlah kecil karbohidrat yang disimpan dalam sel hampir seluruhnya terdapat dalam bentuk glikogen, yang merupakan polimer glukosa yang tidak larut. 3.2 Bagian-bagian Sel 3.2.1 Inti Inti sel adalah pusat pengawasan sel. Ia mengawasi reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sel dan reproduksi sel. Inti mengandung asam dioksiribonukleat (ADN) yang umum disebut gen atau kromosom. Gen ini menentukan sifat-sifat protein enzim sitoplasma, dan dengan jalan ini mengawasi aktivitas sitoplasma. ADN ini mengawasi aktivitas sitoplasma dengan cara mensintesis asam ribonukleat (ARN ) dari salah satu utas molekul AND kemudian ditranspor kedalam sitoplasma tempat sintesis protein. Ada tiga jenis ARN yang penting dalam sintesis protein yakni ARN kurir (mRNA), ARN pemindah (tRNA), dan ARN ribosom (rRNA). ARN kurir memindahkan molekul asam amino kemollekul protein waktu protein disentesis, dan ARN ribosom membawa asam amino yang dibituhkan untuk sintesis protein tertentu.
  • 7. 7 Sintesis protein, baik protein structural maupun enzim sangat berpengaruh terhadap inti sel, antara lain mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme. Pertumbuhan organisme disebabkan oleh bertambah besar atau bertambah banyaknya sel. Selain akibat sintesis protein, pertumbuhan sel somatik, juga dipengaruhi oleh pembelahan mitosis, yakni satu sel membelah menjadi dua sel anak yang mengandung jumlah kromosom yang sama dengan sel induknya. Sedangkan pada sel-sel kelamin, pembelahan mitosi akan diikuti dengan pembeelahan mitosis, yakni pembelahan sel yang diikuti dengan reduksi jumlah kromosom. Jenis pembelah ini menyebabkan sela anak hanya mewarisi setengah dari kromosom sel induk. 3.2.2 Sitoplasma Sitoplasma terisi oleh partikel-partikel dan organel kecil dan besar. Bagian cairan yang jernih dimana pertikel-partikel tersebar, dinamakan hialoplasma; hialoplasma terutama mengandung protein yang terlarut, elektolit, glukosa, dan dalam jumlah sedikit fospolipid, kolesterol dan asam lemak teresterifikasi. Bagian sitoplasma yang tepat dibawah membrane sel sering mengalami gelatinasi menjadi setengah padat yang dinamakan korteks atau ektoplasma. Sedangkan sitoplasma yang terdapat antara korteks dan membrane inti berbentuk encer dan dinamakan endoplasma. Partikel-partikel besar yang terbesar dalam sitoplasma adalah butir-butir lemak netral, granula glikogen, ribosom, granula sekresi dan dua organel yang penting, mitokondria dan lisosom. Sedangkan organel penting lainnya yang melekat pada membrane inti sel adalah reticulum endoplasma dan kompleks golgi. 1. Ribosom Ribosom berbentuk granular dan mengandung ARN, berfungsi dalam sintesis protein dalam sel. ARN disintesis gen dari kromosom kemudian disimpan dalam anak inti sebelum dikeluarkan ke sitoplasma dalam bentuk ribosom granula. Bila ribosom melekat pada bagian luar retikulum endoplasma, maka disebut reticulum endoplasma granular. 2. Mitokondria Mitokondria menyaring energy dari nutrian dan oksigen yang selanjutnya digunakan untuk melakukan fungsi sel. Jumlah mitokondria pada setiap sel berbeda-beda, tergantung pada jumlah energi yang diperlukan oleh setiap sel. Ukuran dan bentuknyapun berbeda-beda, ada yang berbentuk globular dan ada pula yang berbentuk filament. Mitokondria terdiri atas dari dua lapisan unit membrane yaitu: membrane luar dan membrane dalam. Membran dalam banyak membentuk lapisan yang didalamnya melekat enim-enzim oksidatif sel. Rongga dalam mitokondria juga banyak mengandung enzim-enzim terlarut yang penting untuk menyaring energy dari nutrian. Enzim-enzim ini bekerja bersama- sama dengan enzim oksidatif untuk oksidasi nutrient membentuk karbondioksida dan air. Energy yang dilepas digunakan untuk sintesis zat-zat berenergi tinggi yang dinamakan adenosine trifosfat (ATP). ATP kemudian kemdian ditransfor keluar mitokondria, dan
  • 8. 8 berdifusi keseluruh sel untuk melepaskan energinya bila mana diperlukan untuk melakukan fungsi sel. Mitokondria dapat mengadakan repliksi sendiri , berarti satu mitokondria mungkin dapat membentuk mitokondria ke dua. , ketiga dan seterusnya, bilamana dibutuhkan dalam sel untuk menambah jumlah ATP. Sebagaimana pada inti mitokondria juga mengandung asam dioksiribonukleat tetapi berbeda dengan yang terdapat pada inti. 3. Lisosom Lisosom menghasilkan sistem pencernaan intrasel yang memungkinkan sel mencerna, dan membuang zat-zat atau struktur yang tidak diinginkan, khususnya struktur yang rusak atau asing, seperti bakteri. Lisosom berisi enzim-enzim hidrolik, yang berfungsi memecahkan senyawa organik menjadi dua bagian atau lebih dengan mengikatkan hydrogen (H) dari molekul air dengan bagian senyawa organic tersebut dan dengan mengikatkan bagian hidroxil (OH) molekul air dengan bagian lain dri senyawa tersebut. Misalnya, protein dihidrolisis menjadi asam-asam amino, dan glikogen dihidrolisis membentuk glukosa. Proses ini disebut hidrolisis adalah sebagai berikut : R” – R’ + H2O R” OH + R’H Lisosom bekerja dengan cara melekat pada vesikel vinositik atau fagositik, kemudian melepaskan hidrolasenya kedalam vesikel sehingga terbentuk esikel vigestis, yang bertugas menghidrolisis protein, glikogen, asam nukleat, mukopolisakarida, dan zat-zat lain dalam vesikel. Hasil-hasil pencernaan ini berupa molekul-molekul kecil asam amino, glukosa, fosfat, dan sebagainya yang kemudian dapat berdifusi melalui membrane vesikel kedalam sitoplasma. Badan residual yang tersisa dalam vesikel digestif dieksresi atau mengalami pelarutan dalam sitoplasma. Jadi lisosom dapat dianamakan organ digestif sel. Retikulum indoplasma tampak seperti jala-jala yang disusun oleh struktur tubular dan vesicular. Ruang di dalam tubulus dan vesicular terisi oleh matrix endoplasmic, suatu medium cair yang berbeda dengan cairan diluar reticulum endoplasma. Ruang reticulum endoplasma dihubungkan dengan antara membran inti.ruang ini juga berhubungan dengan ruang dalam kompleks golgi. Dalam beberapa hal reticulum endoplasma langsung berhubungan dengan bagian luar sel melalui celah yang sempit. Zat-zat yang dibentuk pada berbagai bagian sel masuk ke dalam ruang system vesicular ini dan kemudia diteruskan ke bagian-bagian sel lainnya. Dari struktur tersebut, jelaslah bahwa reticulum endoplasma terutama berfungsi dalam sintesis zat dan teransfor zat-zat tersebut ke luar selatau untuk ke bagian dalam sel. Kompleks golgi mungikn merupakan bagian khusus reticulum endoplasma karena mempunyai membrane yang sama seperti membrane reticulum endoplasma agranular dan biasanya terdiri atas emapat atau lebih lapisan vesikula yang tipis. Fungsi kompleks golgi diduga merupakan gudang sementara dan kondensasi zat-zat sekresi serta menyiapkan zat-zat ini untuk akhirnya disekresi. Kompleks golgi jug mensintesis karbohidrat dan menggabungkannya dengan protein membentuk gikoprotein. Salah satu hasil sintesinya yang terpenting adalah mukoplosakarida karena merupakan unur utama dari (1) mucus, (2) Zat
  • 9. 9 dasar ruang interstitial, (3) zat dasar tulang rawan dan tulang. Selain itu, kompleks golgi juga berperan dalam pembentukan lisosom. 3.2.3 Membran Sel Pada dasarnya semua struktur fisika sel dibatasi oleh membrane yang terutama terdiri atas lipid dan protein. Semua membrane, baik membrane sel, inti, reticulum endoplasma, mitokondria, lisosom, maupun kompeks golgi mempunyai struktur yang sama, yakni terdiri atas lipid, lapisan protein dan lapisan tipis mukplolisakarida,. Protein dan mukopolisakarida yang terdapat pada permukaan membrane membuatnya hidrofilix, yakni air dengan mudah melekat pada membrane. Adanya lapisan mukoplolisakarida pada permukaan luar membrane menyebabkan tegangan permukaan luar berbeda dengan permukaan dalam, sehingga reaktivitas kimia permukaan dalam sel berbeda dengan permukaan luarnya. Sedangkan lipid yang terletak ditengah membrane menyebabkan membrane tidak dapat ditembus oleh zat-zat yang tidak larut dalam lipid. Membran sel dilengkapi pori-pori agar zat yang tidak larut dalam lipid seperti air dan urea dapat melewati membran sel. Pori-pori pada membrane disebabkan oleh adanya molekul protein besar yang merusak struktur lipid membrane dan membentuk jalan dari satu sisi membrane ke sisi lainnya. Karenanya, membrane sel tidak hanya semi perrmiabel terhadap substansi yang mengelilinginya, tetapi juga kadang bersifat permeabel atau impermeabel. Transpor Melalui Membran Sel 1. Difusi Difusi adalah proses lewatnya partikel larutan, air, atau gas melalui membrane akibat perbedaan konsentrasi medium.pergerakan molekul biasanya terjadi dari wilayah yang konsentrasinya tinggi ke wilayah yang konsentrasinya rendah. Difusi juga dapat terjadi dengan bantuan pengemban. Mediator trasnpor tersebut berperan dalam pengangkutan gula, asam amino, vitamin dan bahan lain dari luar sel kedalam sel (sitoplasma). Difusi dengan media transport, dilakukan dengan cara mengikat zat terlarut pada media sebelum transport ke dalam sel, kadang-kadang bergabung dengan transport aktif. Misalnya, pada tranpor molekul gula melewati epithelium usus, Na+ bertindak sebagai pengemban. Ion Na+ mengikatkan afinitas pengemban terhadap glukosa. Glukosa dan ion Na+ dilepaskan oleh pengmban ketika sudah berada pada permukaan membrane bagian dalam. Selanjutnya ion Na+ akan dikeluarkan dari dalam sel melalui proses traspor aktif. Contoh lain difusi difusi gabungan adalah alanin dan ion Na+. alanin diserap dari rongga usus melalui difusi. Jika lingkungan luar sel (rongga usus) tidak mengandung Na+, difusi alanin ke dalam sel berjalan secara lambat dan konsentrasi alanin di dalam sel tidak melebihi konsentrasi alanin dilingkungan luarnya. Tetapi ketika konsentarasi ion Na+ dilingkungan luar cukup tinggi, maka konsentrasi alanin di dalam sel dapat mencapai 6 – 7 kali konsentrasi di luar sel. 13
  • 10. 10 2. Osmose Osmose adalah proses pergerakan air dari media yang konsentrasinya rendah ke media yang konsentrasinya tinggi melalui membrane semi permiabel. Osmose dapat dianggap sebagai suatu kasus special dari difusi, yang mana air adalah pelarut dan difusi dari zat pelarut dibatasi oleh membrane permiabel. 3. Transpor Aktif Transport aktif adalah transport ion melalui membran sel dengan cara yang bertentangan dengan prisip difusi, sehingga membutuhkan energy metabolism untuk melakukan aktivitasnya, transpor aktif dilakukan sebagai upaya untuk mempertahankan konsentrai ion jauh dari keadaan keseimbanagannya. Transpor aktif suatu ion selalu melibatkan pengemban. Ion-ion yang ditrasportasikan secara aktif antara lain ion Na+, H+, Ca+ dan sebagainya.transpor aktif yang sangat dikenal dengan baik adalah trasportasi Na+ dari dalam sel keluar sel, melawan perbedaan konsentrasi dan melawan perbedaan potensial listrik.kedua perbedaan tersebut cenderung menyebabkan ion Na+ masuk ke dalam sel. Transport jenis ini terjadi melalui epitel usus, epitel tubulus ginjal, epitel kelenjar-kelenjar eksokrin, dan banyak membrane lainnya. 4. Endosiosis dan Eksosiosis U bahan partikel padat aau cairan) ke dalam sel melalui membaran. Proses endosiosis dicirikan dengan terbentuknya lekukan pada permukaan sel kemudian diikuti dengan pembentukan semacam kantung (vesikel) yang didalamnya terdapat bahan yang akan diangkut /ditransprtasikan. Selanjunya vesikel tersebut akan terlepas dari dinding sel menuju bagian dalam sel (sioplasma). Biasanya vesikel tersebut berfungsi dengan lisosom yang mengandung ezim hidroliik untuk mencegah senyawa protein sel. Sebaliknya eksosiosisa adalah proses mengeluarkan substansi seluler yang terdapa dalam vesikel melalui fusi membrane plasma dan membran vesikel. Edosiosis ini disebut fagosiosis bilamana bahan yang diambil oleh sel tersebut berupa partikel padat dengan ukran cukup besar. Endositosis disebut pinositosis bilamana bahan yang diambil oleh sel berupa cairan apakah didalamnya mengandung partikel berukuran kecil atau tidak. Kasus fagosiosis dijumpai misalnya pada amuba, granulosis, dan makrofage. Pada proses fagositosis, sel membenuk psedopoda yakni pemanjangan sitoplasma yang mengarah/mendekati partikel yang dituju. Mekanisme menggunakan alat gerak sel dan bergantung pada kalsium (ion Ca++). Sedangkan pinosiosis terjadi hanya bila ada respon terhadap jenis zat tertentu yang bersentuhan dengan menbran sel, yang paling sering adalah terhadap protein, karena pinosiosis adalah salah satu – satunya cara protein dapat melewati membran sel. 15
  • 11. 11 3.3 Struktur Sel 3.4 Fungsi Organel Sel Bentuk, ukuran, komposisi organel sel hewan bervariasi. Untuk memahami struktur sel hewan perhatikan gambar di bawah ini. Struktur sel hewan pada bagian luar dibatasi dengan selaput yang tipis sekali dan dinamakan membran plasma atau plasmalemma. Pada beberapa sel jaringan tubuh, membrane plasma ini membentuk lipatan-lipatan disebut mikrovilli berguna untuk memperlua permukaan. Membran plasma dari sel yang satu berhubungan dengan membran plasma sel tetangganya dengan desmosom atau dengan menggunakan bentuk-bentuk hubungan lainnya. Pada sitoplasma sel terdapat komponen-komponen lainnya misalnya RE, ribosom, mitokondria, badan golgi vakoula dan sebagainya. Adapun struktur dan fungsi komponen-komponen atau organel-organel sel hewan sebagai berikut : 1. Membran plasma Bersifat semipermiabel (zat-zat tertentu saja yang dapat melewati membrane plasma), hidup, dan sangat tipis. Komposisi kimia membran plasma yaitu lapisan luar dan dalam berupa molekul protein sedangkan bagian tengah molekul lemak. Berfungsi untuk: a. Mengontrol pertukaran zat antara isi sel dengan lingkungan sekitar b. Melindungi isi sel c. Mengatur keluar masuknya molekul-molekul d. Sebagai reseptor (penerima) rangsangan dari luar sel. 17
  • 12. 12 2. Retikulum Endoplasma Merupakan membrane lipoprotein dan sitoplasma yang terletak antara membrane inti dengan membrane sitoplasma. Dengan adanya system endomembran ini, maka terbentuklah lumen yang menyerupai “terowongan” yang menghubungkan nucleus dengan bagian luar sel. Ada 2 macam RE, yaitu : a. RE kasar/granuler ; bila pada permukaan membrane RE ini ditempeli ribosom sehingga tampak berbintil-bintil. RE kasar merupakan penampung protein yang dihasilkan ribosom. Protein yang dihasilkan masuk kedalam rongga RE b. RE halus ; bila pada membrane RE ini tidak ditempeli ribosom sehingga tampak halus. Sel- sel kelenjar mengandung lebih banyak RE dibandingkan sel-sel bukan kelenjar Fungsi dari RE diantaranya sebagai alat transportasi zat-zat yang diperlukan inti sel dari luar inti sel. 3. Badan Golgi Berbentuk tumpukan kantong-kantong pipih yang sangat komplek dan pada bagian dalam kantong-kantong tersebut terdapat ruang-ruang kecil atau vakuola. Membrane badan golgi terbentuk dari lipoprotein. Badan golgi banyak terdapat pada sel-sel kelenjar seperti kelenjar ludah, hati, pancreas, dan hormone. Fungsi badan golgi : a. sebagai organ sekresi, karena mengeluarkan zat yang masih dibutuhkan yaitu berupa sekret dalam bentuk butiran getah b. membentuk enzim yang belum aktif (zimogent/proenzym) c. membentuk glikoprotein (musin/mucus/lendir) 4. Lisosom Lisosom hanya terdapat pada sel hewan. Lisosom merupakan membrane berbentuk kantong kecil yang berisi hidrolitik yang disebut lisozim. Enzim ini berfungsi dalam pencernaan intrasel, yaitu mencernakan zat-zat yang masuk kedalam sel. Lisosom berfungsi sebagai tempat pembuatan enzim-enzim pencernaan. 5. Mitokondria Mitokondria bentuknnya bulat lonjong atau bercabang, ukurannya 500 sampai 2000 nm. Mitokondria banyak terdapat pada sel yang sedang aktif. Struktur mitokondria dikelilingi dua lapisan membrane yaitu membrane dalam dan terbentuk Krista. Ruang dalam mitokondria berisi matrix mitokondria. Fungsi mitokondria adalah tempat respirasi atau oksidasi karbohidrat yang menghasilkan energi (ATP). 6. Ribosom Ribosom sangat kecil (diameternya 20 – 25 nm), terdapat pada sitoplasma secara bebas atau menempel pada RE. fungsi dari ribosom adalah tempat berlangsungnya sintesa protein. 18
  • 13. 13 7. Flagel dan Silia Pada MH bersel satu misalnya pada protozoa ada yang memiliki alat gerak flagel dan silia. Struktur flagel terdiri dari 2 fibril yang dikelilingi oleh 9 fibril yang terletak disebelah luar. Sedangkan fibril keluarnya dari granula basal dan secara kimia terdiri dari tubulin dan protein dinein dan ATP. 8. Sentrosom Umumnya sel hewan mengendung sentrosom yang letaknya pada sitoplasma dekat membrane inti. Pada saat pembelahan mengandung 2 sentriol. Sebuah sentrosom terbentuk dari 9 set tabung masing-masing set terdiri dari 3 buah microtubule yang berfungsi menggerakan kromosom pada saat pembelahan sel. Sentriol sendiri merupakan organel sel yang dapat dilihat ketika sel mengadakan pembelahan. 9. Nukleus Letak inti pada sitoplasma biasanya ditengah. Umumnya sel MH mengandung 1 inti, tetapi ada juga yang berinti lebih dari 1 misalnya pada sel otot lurik. Bagian-bagian inti sel : a. membrane inti ; membrane inti memisahkan inti sel dari sitoplasma. Membrane inti terdiri dari 2 lapisan membrane dan pada daerah-daerah tertentu terdapat pori-pori yang berfungsi tempat keluar masuknya bahan kimia. Lapisan membrane yang sebelah luar berhubungan dengan membrane b. Nukleoplasma dan kromosom ; inti sel mengandung nukleoplasma. Bahan kimia pada nukleoplasma yaitu larutan fosfat, gula ribose protein, nukleotida dan asam nukleat. Pada nukleoplasma terdapat benang-benang kromathin yang tampak jelas pada saat terjadi pembelahan sel membentuk kromosom. Fungsi kromosom adalah mengandung material genetic yang berguna untuk mengontrol aktivitas hidup sel dan pewarisan sifat-sifat yang diturunkan. c. Nukleolus ; setiap nucleolus mengandung nucleoli yang berbentuk bulat. Secara kimia nucleolus mengandung RNA dan protein. Nucleolus berfungsi untuk sintesa RNA ribosom. 10. Badan mikro: a. Perioksisom, terdapat pada sel hewan dan tumbuhan, berisi enzim katalase dan oksidase b. Glioksisom, hanya terdapat pada sel tumbuhan, berisi semua atau sebagian enzim dari daur glioksiat disamping katalase dan oksidase.
  • 14. 14 11. Mikrofilamen berfungsi sebagai: a. Sebagai sitoskleton dalam sel b. Berperan dalam pembelahan sel, pada Amoeba berfungsi dalam pembentukan Pseudopoda, gerakan sel dan gerakan sitoplasma. c. Membentuk alat gerak seperti silia dan flagella 12. Mikrotubule Berfungsi sebagai a. Mengendalikan gerakan kromosom dari daerah equator ke kutub masing-masing pada anaphase b. Penyusun sentriol, flagel dan silia sehingga berperan dalam pergerakan sel 3.5 Komunikasi Antar Sel Jaringan komunikasi antara satu sel dengan yang lain menghasilkan suatu koordinasi untuk mengatur pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, dan lain-lain pada berbagai jaringan maupun organ. Sistem komunikasi ini selain dilakukan oleh sistem saraf, juga dilakukan oleh sistem endokrin, atau bahkan sistem saraf bersama-sama dengan sistem endokrin mengontrol aktivitas organ atau jaringan tubuh.kedua sistem ini saling mengisi secara fungsional yang demikian luar biasa,sehingga unsur-unsur saraf dan endokrin sering dianggap menyusun sistem neuroendokrin. Sistem saraf mengatur kegiatan tubuh dengan cepat, seperti kontraksi otot, peristiwa visceral yang berubah dengan cepat, dan bahkan kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin. Sedangkan,sistem endokrin mengatur fungsi metabolik tubuh pada jalur lambat. Sistemsaraf menerima ribuan informasi kecil dari berbagai organ indra seperti salinitas, suhu,periode panjang hari menuju alat-alat gerak dan kemudian mengintegrasin dengan sistem endokrinuntuk mengontrol osmoregulasi, metabolisme, pertumbuhan, reproduksis dan lain- lain. Ada tiga kelompok komunikasi ekstraseluller, yaitu : 1) endocrine hormon yang merupakan substansi isysrat yang dilepaskan organ endokrin dengan sasaran organ target tertentu. 2) isyarat parakrin, sel target bedekatan dengan sel sekretori,isyarat kimiawi parakrin disebut neurotransmitter atau neurohormon. 3) isyarat autokrin biasanya terjadi pada kondisi patologik, misalya pada sel tumor. Komunikasi antar sel biasnya melewati enam tahap: 1) Sintesis 2) Pelepasan hormone 3) Transpor ke organ target 4) Pengenalan petunjuk (seiring oleh reseptor protein yang spesifik) 5) Penerjemahan 6) Respons.
  • 15. 15 A. Sistem Saraf Pada tubuh makhluk hidup terdapa dua kelompok kerja sistem saraf, yakni sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom. Kedua sistem tersebut pada dasarnya tidak bekerja secara terpisah,tetapi saling melengkapi. a) Sistem saraf pusat Jaringan saraf yang menjalin seluruh tubuh berpusat dalam otak maupun sumsum tulang belakang. Otak memiliki tiga fungsi utama yaitu,1) menerima input dan menginterpretasikan informasi dari semua organ-organ sensor baik internal maujpun eksternal, 2) menghasilkan output berupa parintah untuk koordinasi semua bagian badan sebagai impuls saraf atau hormon, 3) integrasi antara kedua aspek fungsi otak Dari otak, serabut saraf berpencar menjadi 12 pasang saraf yang dinamakan saraf tengkorak, melayani kepala, mata, dan beberapa organ dalam. Dari sumsum tulang belakang beberapa saraf bercabang dan bercabang membentuk batang-batang sarafmenuju alat-alat gerak. Masing-masing saraf membawa impuls isyarat elektokimiawi yang dicetuskan oleh suatu rangsang. b). Sistem saraf otonom Susunan saraf otonom terdiri atas saraf simpatis dan para simpatis. Saraf otonom mengontrol fungsi vegetatif badan, antara lain: 1) mengatur kegiatan jantung dan pembuluh darah, 2) mengatur kerja urat daging licin, dan, 3) mengatur kerja kelenjar-kelenjar. c) Bentuk umum sistem kerja saraf Satuan dasar sistem saraf adalah neuron. Neuron mempunyai satu ciri struktur yang menyebabkan kelihatan lain dari semua tipe sel tubuh lainnya. Bila digolongkan menurut fungsinya,neuron dapat dibagi menjadi tiga kelompok, 1) neuron sensoris yang membawa isyarat dari organ sensoris ke otak dan sumsum tulang belakang, 2) neuron motorik membawa petunjuk dari otak dan sumsum tulang belakang ke alat gerak, jantung, usus dan organ tubuh yang lain, 3) interneuron yang menggerakkan isyarat bolak balik lewat lintasan antara otak, sumsum tumlang belakang dan lain-lain. d). Mekanisme kerja saraf 1) fungsi sinap neuron : hubungan antara satu neuron dengan neuron berikutnya disebut sinaps, dalam sinaps terdapat bongkol yang mempunyai dua struktur internal yang penting untuk fungsi perangsangan atau penghambatan vesikel sinaptik dan mitokondria. 2) pengiriman dan pengolahan sinyal : pada hakikatnya, sekali dimulai impuls saraf pada ujung serabut saraf maka impuls ini akan diteruskan oleh serangkaian sentuhan elektrik, apabila satu impuls terjadi, misalnya oleh reseptor cahaya pada mata, selaput sel berubah sebentar untuk membiarkan mengalirnya ion kalium bermuatan keluar dari sel dan masuknya ion natrium bermuatan ke dalam sel. Gerak bolak balik ini menimbulkan potensial elektrik
  • 16. 16 yang kecil membentuk impuls saraf. Bila jumlah potensial yang terkumpul pada ujung saraf sudah cukup banyak, sel berikutnya menembak . setelah itu impuls ini lewat, selaput sel kembali berfungsi sebagai pembatas sampai impuls lain timbul. Karena sistem saraf yang rumit dan sibuk dapat menyerap energi dengan laju yang sangat besar sehingga memerlukan bahan bakar (oksigen dan glukosa) yang lebih banyak 3) Neurotransmitter Neuron-neuron otonom pada mamalia biasanya mengandung lebih dari satu neurotransmitter,seringkali,satu atau lebih neuropeptida bergabung satu sama lain atau bergabung dengan transmitter acetylcholine yang klasik ataupun transmitter adrenaline. Pada ikan hanya sedikit kasus-kasus gabungan seperti itu. Transmitter perangsangpadaberbagaisinapsneuronsarafpusatadalahasetilkolin,norepinerin,dopamn,serotoni m, L-glutamat,dan L-asparat sedangkan transmitter penghambat yangpenting adalah asam gamma aminobutirat (GABA), glisin, taurin,dan alanin. B. Sistem Endokrin Sistem endokrin pada ikan tidak jauh berbeda dengan sistem endokrin vertebrata pada umumnya. Organ endokrin melepaskan suatu zat kimia yang disebut hormon dengan organ target tertentu dibawa oleh darah,dan berperan mempengaruhi fungsi tubuh .karena itu hormon bisa juga disebut pesuruh kimia. Hubungan di antara sistem endokrin banyak dan kompleks, tetapi biasanya mengikuti dua prinsip,yakni : 1) berdasarkan responnya dibagi menjadi dua kelenjar yang dihasilkan oleh kelanjar kedua seringkali menghambat produksi hormon pituitari proses ini disebut penghambat feedback. Yang menyebabkan terjadinya keseimbangan respon. C. Hormon dan Kelenjar Penghasilnya. Hormon adalah zat kimia organik yang dibentuk dalam sel atau kelenjar yang sehat dan normal,disekresi langsung ke dalam darah dan dibawa ke sel/organ target.hormon tidak akan bekerja pada sel yang tidak memiliki reseptornya, tetapi apabila hormon tersebut tiba pada sel/organ target maka reseptornya akan mengikat hormon tersebut.pada ikan, hormon dihasilkan dari kelenjar endokrin antara lain : 1) Pituitari Kelenjar pituitari atau hipofisa terletak pada lekukan tulang di dasar otak(sela tursika),terdiri atas dua bagian utama,yakni adenohipofisa dan neurohipofisa.hormon-hormon yang terdapat pada kelenjar pituitari yaitu : Prolaktin yang merupakan hormon yang berhubungan dengan reproduksi dan perawatan anak serta osmoregulasi. Hormon adrenocorticotropic (ACTH) dan hormon pelepas melanosit(MSH),kedua hormon ini fungsinya serupa yaitu menggiatkan output steroid korteks adrenal,juga merangsang sintesis melanin. Hormon gonadotropin, adalah hormon pituitari yang berfungsi sebagai produksi 24
  • 17. 17 telur dan sperma. Hormon tirotrofin (TSH), berfungsi merangsang kelenjar tiroid untuk membentuk dan melepasakan hormon-hormon tiroid. 2) Tiroid Kelenjar tirod memiliki dua karekteristik utama, yakni 1) unit dasar histologisnya adalah sel tunggal yang dikelilingi oleh folikel, 2) jaringan yang dibentuknya memiliki kemampuan mengubah iodine dan inkorporasinya menjadi hormon tiroid.hormon yang dihasilkan adalah hormon tiroxin yang terdiri dari tetraiodotironin (T4) dan triiodotironin (T3) yang berfungsi dalam pertumbuhan, metamorfosis dan reproduksi. 3) Pankreas Pankreas adalah suatu kelenjar majemuk yang terdiri atas jaringan eksokrin dan endokrin.hormon yang terdapat pada pankreas yakni insulin yang berperan besar terhadap metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Dan glukagon yang berfungsi merangsang pelepasan insulin dan menyebabkan peningkatan output jantung. 4) Gonad Gonad merupakan kelenjar endokrin yang dipengaruhi oleh gonadotropin hormon (GtH) yang disekresi oleh kelenjar pituitari. 5) Ginjal Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki sel-sel endokrin antara lain jaringan internal ,sel-sel kromaffin,juxtaglomerulus,dan korpuskel stanius. Kelenjar ini dikontrol oleh pituitari melalui ACTH. 6) Kelenjar Uultimobranchial Kelenjar ultimobranchial terletak pada septum pemisah antara rongga abdomen dan sinus venosus, tampak sebagai pita berwarna putih pada septum. Hormon yang terdapat pada kelenjar ini adalah kalsitonin yang berfungsi menurunkan kadar kalsium darah dan membuat ikan mampu menyusaikan diri terhadap lingkungan hidromineral yang berubah-ubah. 7) Urofisis Urofisis merupakan neurosekretori yang terletak pada bagian belakang spinal cord.fungsi hormon yang terdapat pada kelenjar ini masih menimbulkan kontraversi walaupun secara umum berhubungan dengan fungsi osmoregulasi, dimana pengaruh terbesarnya adalah pada ginjal.ada empat jenis hormon yang diidentifikasikan dari urofis yakni urotensis I belum diketahui efeknya, II berperan dalam kontraksi otot licin, urotensis III menstimulasi peningkatan penyerapan Na atau ginjal, dan urotensi IV diduga adalah arginine vasotocin tetapi hanyanteridentifikasi pada rainbow trout jepang.
  • 18. 18 BAB IV. PENUTUP Kesimpulan Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Struktur sel dan fungsi- fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi. Jaringan komunikasi antara satu sel dengan yang lain menghasilkan suatu koordinasi untuk mengatur pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, dan lain-lain pada berbagai jaringan maupun organ.sistem komunikasi ini selain dilakukan oleh sistem saraf, juga dilakukan oleh sistem endokrin,atau bahkan sistem saraf bersama-sama dengan sistem endokrin mengontrol aktivitas organ atau jaringan tubuh.kedua sistem ini saling mengisi secara fungsional yang demikian luar biasa, sehingga unsur-unsur saraf dan endokrin sering dianggap menyusun sistem neuroendokrin.
  • 19. 19 DAFTAR PUSTAKA Yunus, A. 2009. Komunikasi Antar Sel. http://askar.perikanan.umi.com/. [18 Desember 2009] Kirei. 2008. Fisiologi Hewan. http://wikimedia.commons [18 Desember 2009]