1. Tulisan ini membahas tentang struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil dalam tubuh. Sel terdiri dari air, elektrolit, protein, lipid, dan karbohidrat yang membentuk protoplasma. 2. Terdapat persamaan dan perbedaan antara sel tumbuhan, sel hewan, dan sel bakteri dalam hal struktur dan komposisi. 3. Sel mempertahankan kehidupan dengan memanfaatkan nutrisi dan oksigen serta melakukan berbagai reaksi kimia yang d
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Makalah biologi-sel-tumbuhan
1. 1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perikanan merupakan suatu bidang ilmu yang terus berubah dan berkembang.
Sebagian ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan penangkapan,
pemiaraan, dan pembudidayaan ikan, ilmu perikanan sangat membantu pencapaian sasaran
pembangunan nasional, yakni masyarakat maritim. Sebagaimana ilmu – ilmu terapan yang
lain, pengembangan ilmu dan teknologi perikanan sangat ditentukan oleh pengetahuan dasar
yang memadai, antara lain fisiologi. Fisiologi sebagai salah satu cabang biologi perikanan
yang berkaitan dengan fungsi dan kegiatan kehidupan dapat lebih mudah dipahami, jika
organisasi dan fungsi sel diketahui.
Fisologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme dan
cara kerja dari organ, jaringan dan sel – sel organisme. Fisiologi mencoba menerangkan faktor
– faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi seluruh proses kehidupan. Tiap – tiap jenis
kehidupan, mulai dari mahluk hidup sederhana seperti virus yang bersel satu sampai manusia
yang mempunyai susunan sel yang lebih rumit, mempunyai sifat – sifat fungsional tersendiri.
Salah satu ilmu yang dipelajari dalam fisiologi adalah ilmu mengenai sel.
Unit dasar tubuh, mulai virus sampai manusia adalah sel, dan tiap – tiap organ
sebenarnya merupakan kumpulan banyak sel yang tidak sama, yang bersama – sama
digabungkan oleh struktur penyokong interasel. Tiap – tiap jenis sel secara khusus beradaptasi
untuk melakukan suatu fungsi tertentu, misalnya sel – sel yang menyusun lamela insang di
satu pihak, bertugas dalam pertukran gas dan di pihak lain bertugas pula sebagai tempat
pertukaran ion – ion dan air. Sel darah merah berfungsi mengangkut oksigen dari insang ke
jaringan, sel hati berperan sebagai mesin pembaru bagi bahan – bahan yang sudah rusak
sehingga dapat dipergunakan kembali bagi tubuh dan lain – lain.
Sel mampu untuk hidup, tumbuh, dan melakukan fungsi – fungsi khususnya selama
tersedia oksigen, glukosa, berbagai ion, asam amino, dan asam lemak yang sesuai dalam
lingkungan internal sel. Selanjutnya semua kehidupan sel pada hakikatnya mempunyai
lingkungan yang sama, yaitu cairan ekstrasel mengandung ion natrium, klorida dan bikarbonat
dalam jumlah besar, serta nutrien untuk sel, seperti oksigen, glukosa, asam lemak, asam
amino, juga karbondioksida yang selanjutnya diangkut ke insang untuk dieksresi.
Dalam tulisan ini akan dikaji lebih lanjut lagi mengenai pengertian, fungsi dan
komunikasi antarsel.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa (i) mengetahui struktur sel
2. Mahasiswa (i) memahami fungsi organel sel
3. Mahasiswa (i) memahami komunikasi antar sel
2. 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sel
Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua
fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi
secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup (organisme)
tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan
protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian
tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup.
Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua
organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme
(Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan
kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama
dalam organisasi yang sangat rapi.
2.2 Sejarah Penemuan Sel
Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris Robert
Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri.
Kata sel berasal dari kata bahasa Latin cellula yang berarti rongga/ruangan.
Gambar 1. Sel Gabus Berdasarkan Penelitian Robert Hooke
2.3 Pertumbuhan Dan Perkembangan Sel
Pertumbuhan dan perkembangan umumnya terjadi pada organisme multiseluler yang
hidup.
2.3.1 Siklus sel
Siklus sel adalah proses duplikasi secara akurat untuk menghasilkan jumlah DNA
kromosom yang cukup banyak dan mendukung segregasi untuk menghasilkan dua sel anakan
yang identik secara genetik. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berulang (siklik).
Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus kehidupan yang dialami sel
untuk tetap bertahan hidup. Siklus ini mengatur pertumbuhan sel dengan meregulasi waktu
pembelahan dan mengatur perkembangan sel dengan mengatur jumlah ekspresi atau translasi
gen pada masing-masing sel yang menentukan diferensiasinya.
3. 3
2.3.2 Fase pada siklus sel
1. Fase S (sintesis): Tahap terjadinya replikasi DNA
2. Fase M (mitosis): Tahap terjadinya pembelahan sel (baik pembelahan biner atau
pembentukan tunas)
3. Fase G (gap): Tahap pertumbuhan bagi sel.
a. Fase G0, sel yang baru saja mengalami pembelahan berada dalam keadaan diam atau
sel tidak melakukan pertumbuhan maupun perkembangan. Kondisi ini sangat
bergantung pada sinyal atau rangsangan baik dari luar atau dalam sel. Umum terjadi
dan beberapa tidak melanjutkan pertumbuhan (dorman) dan mati.
b. Fase G1, sel eukariot mendapatkan sinyal untuk tumbuh, antara sitokinesis dan
sintesis.
c. Fase G2, pertumbuhan sel eukariot antara sintesis dan mitosis.
Fase tersebut berlangsung dengan urutan S > G2 > M > G0 > G1 > kembali ke S. Dalam
konteks Mitosis, fase G dan S disebut sebagai Interfase.
2.4 Regenerasi dan Diferensiasi Sel
Regenerasi sel adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan untuk
mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak. Diferensiasi sel
adalah proses pematangan suatu sel menjadi sel yang spesifik dan fungsional, terletak pada
posisi tertentu di dalam jaringan, dan mendukung fisiologis hewan. Misalnya, sebuah stem cell
mampu berdiferensiasi menjadi sel kulit.
Saat sebuah sel tunggal, yaitu sel yang telah dibuahi, mengalami pembelahan berulang kali
dan menghasilkan pola akhir dengan keakuratan dan kompleksitas yang spektakuler, sel itu
telah mengalami regenerasi dan diferensiasi.
2.5 Empat Proses Esensial Pengkonstruksian Embrio
Regenerasi dan diferensiasi sel hewan ditentukan oleh genom. Genom yang identik
terdapat pada setiap sel, namun mengekspresikan set gen yang berbeda, bergantung pada
jumlah gen yang diekspresikan. Misalnya, pada sel retina mata, tentu gen penyandi
karakteristik penangkap cahaya terdapat dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada
ekspresi gen indera lainnya.
Pengekspresian gen itu sendiri mempengaruhi jumlah sel, jenis sel, interaksi sel, bahkan
lokasi sel. Oleh karena itu, sel hewan memiliki 4 proses esensial pengkonstruksian embrio
yang diatur oleh ekspresi gen, sebagai berikut:
1. Proliferasi sel = menghasilkan banyak sel dari satu sel
2. Spesialisasi sel = menciptakan sel dengan karakteristik berbeda pada posisi yang berbeda
3. Interaksi sel = mengkoordinasi perilaku sebuah sel dengan sel tetangganya
4. Pergerakan sel = menyusun sel untuk membentuk struktur jaringan dan organ
4. 4
Pada embrio yang berkembang, keempat proses ini berlangsung bersamaan. Tidak ada
badan pengatur khusus untuk proses ini. Setiap sel dari jutaan sel embrio harus membuat
keputusannya masing-masing, menurut jumlah kopi instruksi genetik dan kondisi khusus
masing-masing sel. Sel tubuh, seperti otot, saraf, dsb. tetap mempertahankan karakteristik
karena masih mengingat sinyal yang diberikan oleh nenek moyangnya saat awal
perkembangan embrio.
2.6 Perbedaan Sel Tumbuhan, Sel Hewan, dan Sel Bakteri
Sel tumbuhan, sel hewan, dan sel bakteri mempunyai beberapa perbedaan seperti berikut:
Tabel 1. Perbedaan Sel Tumbuhan, Sel Hewan dan Sel Bakteri
Sel Tumbuhan Sel Hewan Sel Bakteri
Sel tumbuhan lebih besar daripada
sel hewan.
Mempunyai bentuk yang tetap.
Mempunyai dinding sel (cell wall)
dari selulosa.
Mempunyai plastida.
Mempunyai vakuola (vacuole) atau
rongga sel yang besar.
Menyimpan tenaga dalam bentuk
butiran (granul) pati.
Tidak Mempunyai sentrosom
(centrosome).
Tidak memiliki lisosom (lysosome).
Nukleus lebih kecil daripada
vakuola.
Sel hewan lebih kecil
daripada sel tumbuhan
Tidak mempunyai bentuk yang
tetap.
Tidak mempunyai dinding sel
(cell wall).
Tidak mempunyai plastida.
Tidak mempunyai vakuola
(vacuole)],walaupun terkadang
sel beberapa hewan uniseluler
memiliki vakuola (tapi tidak
sebesar yang dimiliki
tumbuhan). Yang biasa dimiliki
hewan adalah vesikel atau
(vesicle).
Menyimpan tenaga dalam
bentuk butiran (granul)
glikogen.
Mempunyai sentrosom
(centrosome).
Memiliki lisosom (lysosome).
Nukleus lebih besar daripada
vesikel.
Sel bakteri sangat kecil
Mempunyai bentuk yang
tetap.
Mempunyai dinding sel
(cell wal)l dari lipoprotein.
Tidak mempunyai plastida.
Tidak mempunyai vakuola.
Tidak Mempunyai
sentrosom (centrosome).
Tidak memiliki nukleus
dalam arti sebenarnya.
5. 5
BAB III. PEMBAHASAN
3.1 Sel Sebagai Unit Hidup Tubuh
Setiap sel meiliki perbedaan, tetapi juga memliki persamaan. Misalnya, tiap – tiap sel
memerlukan nutrisi untuk mempertahankan kehidupan, dan semua sel hampir seluruhnya
mempunyai nutrein yang sama jenisnya. Semua sel menggunakan oksigen sebagai salah satu
zat utama untuk membentuk energy pada semua sel dasarnya adalah sama dan semua sel juga
mengirimkan hasil – hasil akhir reaksi – reaksi kimianya ke dalam cairan sekitarnya. Hampir
semua sel juga mempunyai kemampuan untuk berbiak atau memperbanyak diri. Bila ada sel
yang rusak maka sel – sel yang tersisa dari jenisnya akan memperbanyak diri sampai
jumlahnya kembali lengkap. Sel mengadung dua bagian utama, inti dan sitoplasma. Inti
dipisahkan dari sitoplasma oleh mebran inti dan sitoplasma dipisahkan dari cairan sekitarnya
oleh membrane sel. Substansi yang menyusun sel bersama – sama disebut protoplasma.
Protoplasma terdiri atas lima zat dasar yaitu air, elektroit, protein, lipid dan karbohidrat.
1. Air
Medium cair semua protoplasma adalah air dengan konsentrasi antara 70 – 85 %. Bayank
zat – zat kimia sel terlarut dalam air, sedangkan lainnya tersuspensi dalam bentuk partikel –
partikel kecil. Sifat air yang cair memungkinkan zat terlarut dan tersuspensi berdifusi atau
mengalir keberbagai bagian sel.
2. Elektrolit
Elektrolit yang paling penting dalam sel adalah aklium, magnesium, fosfat, sulfat,
bikarbonat dan jumlah kecil yaitu natrium, klorida dan kalsium. Elektrolit – elektrolit terlarut
dalam air merupakan zat kimia anorganik bagi reaksi seluler. Entitas juga penting untuk kerja
beberapa mekanisme pengawasan sel. Misalnya, elektrolit Na+ dan K- berperanan pada
membran sel memungkinkan transmisi implus elektrokimia dalam saraf dan serabut otot.
Elektrolit intrasel menentukan aktivitas berbagai reaksi – reaksi yang dikatalisis secara
enzimatik untuk metabolisme sel.
3. Protein
Selain air, zat yang paling banyak dalam kebanyakan sel adalah protein, yang dalam
keadaan normal merupakan 10 – 20 % massa sel. Protein dapat dibagi dalam dua jenis, protein
structural dan enzim. Protein struktural bersama – sama membentuk struktur sel, misalnya
terdapat dalam membran sel, membran inti, membrane sekitar struktur intra sel seperti
relitikum endoplasma dan mitokondria. Sebagian besar protein structural adalah fibrosa, yaitu
masing-masing molekul protein berpolimerasi membentuk benang-benang fibrosa yang
panjang. Benang-benang ini selanjutnya memberikan daya regangan pada struktur sel.
Sebaliknya enzim, merupakan protein yang bentuk keseluruhannya berbeda, yaitu terdiri
atas molekul protein tunggal atau kumpulan beberapa molekul dalam bentuk globular.
6. 6
Berbeda dengan protein fibrosa, protein ini sering kali larut dalam cairan sel. Enzim-enzim
berhubungan langsung dengan berbagai zat di dalam sel dan mengkatalisis reaksi-reaksi kimia.
Misalnya pemecahan glukosa menjadi bagian-bagian komponennya dan menggabungkannya
dengan oksigen untuk membentuk karbon dioksida dalam air. Pada saat yang sama enzim
menghasilkan energy untuk fungsi sel. Selain kedua jenis protein tersebut, terdapat pula
protein khusus dalam inti dan sitoplasma yaitu nucleoprotein.
4. Lipid
Lipid merupakan berbagai zat yang larut dalam pelarut lemak. Lipid yang paling banyak
terdapat dalam jaringan binatang adalah trigliserida atau lemak netral. Selain itu juga terdapat
fosfolipid dan kolesterol.
Sel biasanya mengandung 2-3% lipid yang terbesar di seluruh sel. Konsentrasi lipid
tertinggi terdapat pada membrane sel, membrane sel, dan membrane yang membatasi organel-
organel intrasitoplasma, seperti reticulum endoplasma dan mitokondria. Sifat lipid yang tidak
larut atau hanya sebagian yang larut dalam air membuat membrane kedap terhadap banyak zat
yang larut.
5. Karbohidrat
Pada umunya, karbohidrat mempunyai fungsi structural yang kecil dalam sel, tetapi
fungsinya memegang peranan penting dalam nutrisi sel. Sebagian besar sel hewan tidak dapat
menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar, biasanya hanya berkisar % dari massa total.
Tetapi, karbohidrat dalam bentuk glukosa, selalu terdapat disekitar cairan ekstra sel sehingga
ia dengan mudah tersedia bagi sel. Dalam jumlah kecil karbohidrat yang disimpan dalam sel
hampir seluruhnya terdapat dalam bentuk glikogen, yang merupakan polimer glukosa yang
tidak larut.
3.2 Bagian-bagian Sel
3.2.1 Inti
Inti sel adalah pusat pengawasan sel. Ia mengawasi reaksi-reaksi kimia yang terjadi
dalam sel dan reproduksi sel. Inti mengandung asam dioksiribonukleat (ADN) yang umum
disebut gen atau kromosom. Gen ini menentukan sifat-sifat protein enzim sitoplasma, dan
dengan jalan ini mengawasi aktivitas sitoplasma.
ADN ini mengawasi aktivitas sitoplasma dengan cara mensintesis asam ribonukleat
(ARN ) dari salah satu utas molekul AND kemudian ditranspor kedalam sitoplasma tempat
sintesis protein. Ada tiga jenis ARN yang penting dalam sintesis protein yakni ARN kurir
(mRNA), ARN pemindah (tRNA), dan ARN ribosom (rRNA). ARN kurir memindahkan
molekul asam amino kemollekul protein waktu protein disentesis, dan ARN ribosom
membawa asam amino yang dibituhkan untuk sintesis protein tertentu.
7. 7
Sintesis protein, baik protein structural maupun enzim sangat berpengaruh terhadap inti
sel, antara lain mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme. Pertumbuhan
organisme disebabkan oleh bertambah besar atau bertambah banyaknya sel. Selain akibat
sintesis protein, pertumbuhan sel somatik, juga dipengaruhi oleh pembelahan mitosis, yakni
satu sel membelah menjadi dua sel anak yang mengandung jumlah kromosom yang sama
dengan sel induknya. Sedangkan pada sel-sel kelamin, pembelahan mitosi akan diikuti dengan
pembeelahan mitosis, yakni pembelahan sel yang diikuti dengan reduksi jumlah kromosom.
Jenis pembelah ini menyebabkan sela anak hanya mewarisi setengah dari kromosom sel induk.
3.2.2 Sitoplasma
Sitoplasma terisi oleh partikel-partikel dan organel kecil dan besar. Bagian cairan yang
jernih dimana pertikel-partikel tersebar, dinamakan hialoplasma; hialoplasma terutama
mengandung protein yang terlarut, elektolit, glukosa, dan dalam jumlah sedikit fospolipid,
kolesterol dan asam lemak teresterifikasi.
Bagian sitoplasma yang tepat dibawah membrane sel sering mengalami gelatinasi
menjadi setengah padat yang dinamakan korteks atau ektoplasma. Sedangkan sitoplasma
yang terdapat antara korteks dan membrane inti berbentuk encer dan dinamakan endoplasma.
Partikel-partikel besar yang terbesar dalam sitoplasma adalah butir-butir lemak netral, granula
glikogen, ribosom, granula sekresi dan dua organel yang penting, mitokondria dan lisosom.
Sedangkan organel penting lainnya yang melekat pada membrane inti sel adalah reticulum
endoplasma dan kompleks golgi.
1. Ribosom
Ribosom berbentuk granular dan mengandung ARN, berfungsi dalam sintesis protein dalam
sel. ARN disintesis gen dari kromosom kemudian disimpan dalam anak inti sebelum
dikeluarkan ke sitoplasma dalam bentuk ribosom granula. Bila ribosom melekat pada bagian
luar retikulum endoplasma, maka disebut reticulum endoplasma granular.
2. Mitokondria
Mitokondria menyaring energy dari nutrian dan oksigen yang selanjutnya digunakan untuk
melakukan fungsi sel. Jumlah mitokondria pada setiap sel berbeda-beda, tergantung pada
jumlah energi yang diperlukan oleh setiap sel. Ukuran dan bentuknyapun berbeda-beda, ada
yang berbentuk globular dan ada pula yang berbentuk filament.
Mitokondria terdiri atas dari dua lapisan unit membrane yaitu: membrane luar dan
membrane dalam. Membran dalam banyak membentuk lapisan yang didalamnya melekat
enim-enzim oksidatif sel. Rongga dalam mitokondria juga banyak mengandung enzim-enzim
terlarut yang penting untuk menyaring energy dari nutrian. Enzim-enzim ini bekerja bersama-
sama dengan enzim oksidatif untuk oksidasi nutrient membentuk karbondioksida dan air.
Energy yang dilepas digunakan untuk sintesis zat-zat berenergi tinggi yang dinamakan
adenosine trifosfat (ATP). ATP kemudian kemdian ditransfor keluar mitokondria, dan
8. 8
berdifusi keseluruh sel untuk melepaskan energinya bila mana diperlukan untuk melakukan
fungsi sel.
Mitokondria dapat mengadakan repliksi sendiri , berarti satu mitokondria mungkin
dapat membentuk mitokondria ke dua. , ketiga dan seterusnya, bilamana dibutuhkan dalam sel
untuk menambah jumlah ATP. Sebagaimana pada inti mitokondria juga mengandung asam
dioksiribonukleat tetapi berbeda dengan yang terdapat pada inti.
3. Lisosom
Lisosom menghasilkan sistem pencernaan intrasel yang memungkinkan sel mencerna, dan
membuang zat-zat atau struktur yang tidak diinginkan, khususnya struktur yang rusak atau
asing, seperti bakteri. Lisosom berisi enzim-enzim hidrolik, yang berfungsi memecahkan
senyawa organik menjadi dua bagian atau lebih dengan mengikatkan hydrogen (H) dari
molekul air dengan bagian senyawa organic tersebut dan dengan mengikatkan bagian hidroxil
(OH) molekul air dengan bagian lain dri senyawa tersebut. Misalnya, protein dihidrolisis
menjadi asam-asam amino, dan glikogen dihidrolisis membentuk glukosa. Proses ini disebut
hidrolisis adalah sebagai berikut :
R” – R’ + H2O R” OH + R’H
Lisosom bekerja dengan cara melekat pada vesikel vinositik atau fagositik, kemudian
melepaskan hidrolasenya kedalam vesikel sehingga terbentuk esikel vigestis, yang bertugas
menghidrolisis protein, glikogen, asam nukleat, mukopolisakarida, dan zat-zat lain dalam
vesikel. Hasil-hasil pencernaan ini berupa molekul-molekul kecil asam amino, glukosa, fosfat,
dan sebagainya yang kemudian dapat berdifusi melalui membrane vesikel kedalam sitoplasma.
Badan residual yang tersisa dalam vesikel digestif dieksresi atau mengalami pelarutan dalam
sitoplasma. Jadi lisosom dapat dianamakan organ digestif sel.
Retikulum indoplasma tampak seperti jala-jala yang disusun oleh struktur tubular dan
vesicular. Ruang di dalam tubulus dan vesicular terisi oleh matrix endoplasmic, suatu medium
cair yang berbeda dengan cairan diluar reticulum endoplasma. Ruang reticulum endoplasma
dihubungkan dengan antara membran inti.ruang ini juga berhubungan dengan ruang dalam
kompleks golgi. Dalam beberapa hal reticulum endoplasma langsung berhubungan dengan
bagian luar sel melalui celah yang sempit. Zat-zat yang dibentuk pada berbagai bagian sel
masuk ke dalam ruang system vesicular ini dan kemudia diteruskan ke bagian-bagian sel
lainnya. Dari struktur tersebut, jelaslah bahwa reticulum endoplasma terutama berfungsi dalam
sintesis zat dan teransfor zat-zat tersebut ke luar selatau untuk ke bagian dalam sel.
Kompleks golgi mungikn merupakan bagian khusus reticulum endoplasma karena
mempunyai membrane yang sama seperti membrane reticulum endoplasma agranular dan
biasanya terdiri atas emapat atau lebih lapisan vesikula yang tipis. Fungsi kompleks golgi
diduga merupakan gudang sementara dan kondensasi zat-zat sekresi serta menyiapkan zat-zat
ini untuk akhirnya disekresi. Kompleks golgi jug mensintesis karbohidrat dan
menggabungkannya dengan protein membentuk gikoprotein. Salah satu hasil sintesinya yang
terpenting adalah mukoplosakarida karena merupakan unur utama dari (1) mucus, (2) Zat
9. 9
dasar ruang interstitial, (3) zat dasar tulang rawan dan tulang. Selain itu, kompleks golgi juga
berperan dalam pembentukan lisosom.
3.2.3 Membran Sel
Pada dasarnya semua struktur fisika sel dibatasi oleh membrane yang terutama terdiri
atas lipid dan protein. Semua membrane, baik membrane sel, inti, reticulum endoplasma,
mitokondria, lisosom, maupun kompeks golgi mempunyai struktur yang sama, yakni terdiri
atas lipid, lapisan protein dan lapisan tipis mukplolisakarida,. Protein dan mukopolisakarida
yang terdapat pada permukaan membrane membuatnya hidrofilix, yakni air dengan mudah
melekat pada membrane. Adanya lapisan mukoplolisakarida pada permukaan luar membrane
menyebabkan tegangan permukaan luar berbeda dengan permukaan dalam, sehingga
reaktivitas kimia permukaan dalam sel berbeda dengan permukaan luarnya. Sedangkan lipid
yang terletak ditengah membrane menyebabkan membrane tidak dapat ditembus oleh zat-zat
yang tidak larut dalam lipid.
Membran sel dilengkapi pori-pori agar zat yang tidak larut dalam lipid seperti air dan
urea dapat melewati membran sel. Pori-pori pada membrane disebabkan oleh adanya molekul
protein besar yang merusak struktur lipid membrane dan membentuk jalan dari satu sisi
membrane ke sisi lainnya. Karenanya, membrane sel tidak hanya semi perrmiabel terhadap
substansi yang mengelilinginya, tetapi juga kadang bersifat permeabel atau impermeabel.
Transpor Melalui Membran Sel
1. Difusi
Difusi adalah proses lewatnya partikel larutan, air, atau gas melalui membrane akibat
perbedaan konsentrasi medium.pergerakan molekul biasanya terjadi dari wilayah yang
konsentrasinya tinggi ke wilayah yang konsentrasinya rendah. Difusi juga dapat terjadi dengan
bantuan pengemban. Mediator trasnpor tersebut berperan dalam pengangkutan gula, asam
amino, vitamin dan bahan lain dari luar sel kedalam sel (sitoplasma).
Difusi dengan media transport, dilakukan dengan cara mengikat zat terlarut pada media
sebelum transport ke dalam sel, kadang-kadang bergabung dengan transport aktif. Misalnya,
pada tranpor molekul gula melewati epithelium usus, Na+ bertindak sebagai pengemban. Ion
Na+ mengikatkan afinitas pengemban terhadap glukosa. Glukosa dan ion Na+ dilepaskan oleh
pengmban ketika sudah berada pada permukaan membrane bagian dalam. Selanjutnya ion Na+
akan dikeluarkan dari dalam sel melalui proses traspor aktif.
Contoh lain difusi difusi gabungan adalah alanin dan ion Na+. alanin diserap dari rongga usus
melalui difusi. Jika lingkungan luar sel (rongga usus) tidak mengandung Na+, difusi alanin ke
dalam sel berjalan secara lambat dan konsentrasi alanin di dalam sel tidak melebihi
konsentrasi alanin dilingkungan luarnya. Tetapi ketika konsentarasi ion Na+ dilingkungan luar
cukup tinggi, maka konsentrasi alanin di dalam sel dapat mencapai 6 – 7 kali konsentrasi di
luar sel.
13
10. 10
2. Osmose
Osmose adalah proses pergerakan air dari media yang konsentrasinya rendah ke media yang
konsentrasinya tinggi melalui membrane semi permiabel. Osmose dapat dianggap sebagai
suatu kasus special dari difusi, yang mana air adalah pelarut dan difusi dari zat pelarut dibatasi
oleh membrane permiabel.
3. Transpor Aktif
Transport aktif adalah transport ion melalui membran sel dengan cara yang bertentangan
dengan prisip difusi, sehingga membutuhkan energy metabolism untuk melakukan
aktivitasnya, transpor aktif dilakukan sebagai upaya untuk mempertahankan konsentrai ion
jauh dari keadaan keseimbanagannya.
Transpor aktif suatu ion selalu melibatkan pengemban. Ion-ion yang ditrasportasikan secara
aktif antara lain ion Na+, H+, Ca+ dan sebagainya.transpor aktif yang sangat dikenal dengan
baik adalah trasportasi Na+ dari dalam sel keluar sel, melawan perbedaan konsentrasi dan
melawan perbedaan potensial listrik.kedua perbedaan tersebut cenderung menyebabkan ion
Na+ masuk ke dalam sel. Transport jenis ini terjadi melalui epitel usus, epitel tubulus ginjal,
epitel kelenjar-kelenjar eksokrin, dan banyak membrane lainnya.
4. Endosiosis dan Eksosiosis
U bahan partikel padat aau cairan) ke dalam sel melalui membaran. Proses endosiosis
dicirikan dengan terbentuknya lekukan pada permukaan sel kemudian diikuti dengan
pembentukan semacam kantung (vesikel) yang didalamnya terdapat bahan yang akan diangkut
/ditransprtasikan. Selanjunya vesikel tersebut akan terlepas dari dinding sel menuju bagian
dalam sel (sioplasma). Biasanya vesikel tersebut berfungsi dengan lisosom yang mengandung
ezim hidroliik untuk mencegah senyawa protein sel. Sebaliknya eksosiosisa adalah proses
mengeluarkan substansi seluler yang terdapa dalam vesikel melalui fusi membrane plasma
dan membran vesikel.
Edosiosis ini disebut fagosiosis bilamana bahan yang diambil oleh sel tersebut berupa
partikel padat dengan ukran cukup besar. Endositosis disebut pinositosis bilamana bahan yang
diambil oleh sel berupa cairan apakah didalamnya mengandung partikel berukuran kecil atau
tidak. Kasus fagosiosis dijumpai misalnya pada amuba, granulosis, dan makrofage. Pada
proses fagositosis, sel membenuk psedopoda yakni pemanjangan sitoplasma yang
mengarah/mendekati partikel yang dituju. Mekanisme menggunakan alat gerak sel dan
bergantung pada kalsium (ion Ca++). Sedangkan pinosiosis terjadi hanya bila ada respon
terhadap jenis zat tertentu yang bersentuhan dengan menbran sel, yang paling sering adalah
terhadap protein, karena pinosiosis adalah salah satu – satunya cara protein dapat melewati
membran sel.
15
11. 11
3.3 Struktur Sel
3.4 Fungsi Organel Sel
Bentuk, ukuran, komposisi organel sel hewan bervariasi. Untuk memahami struktur sel
hewan perhatikan gambar di bawah ini. Struktur sel hewan pada bagian luar dibatasi dengan
selaput yang tipis sekali dan dinamakan membran plasma atau plasmalemma. Pada beberapa
sel jaringan tubuh, membrane plasma ini membentuk lipatan-lipatan disebut mikrovilli
berguna untuk memperlua permukaan. Membran plasma dari sel yang satu berhubungan
dengan membran plasma sel tetangganya dengan desmosom atau dengan menggunakan
bentuk-bentuk hubungan lainnya. Pada sitoplasma sel terdapat komponen-komponen lainnya
misalnya RE, ribosom, mitokondria, badan golgi vakoula dan sebagainya.
Adapun struktur dan fungsi komponen-komponen atau organel-organel sel hewan sebagai
berikut :
1. Membran plasma
Bersifat semipermiabel (zat-zat tertentu saja yang dapat melewati membrane plasma),
hidup, dan sangat tipis. Komposisi kimia membran plasma yaitu lapisan luar dan dalam berupa
molekul protein sedangkan bagian tengah molekul lemak.
Berfungsi untuk:
a. Mengontrol pertukaran zat antara isi sel dengan lingkungan sekitar
b. Melindungi isi sel
c. Mengatur keluar masuknya molekul-molekul
d. Sebagai reseptor (penerima) rangsangan dari luar sel.
17
12. 12
2. Retikulum Endoplasma
Merupakan membrane lipoprotein dan sitoplasma yang terletak antara membrane inti
dengan membrane sitoplasma. Dengan adanya system endomembran ini, maka terbentuklah
lumen yang menyerupai “terowongan” yang menghubungkan nucleus dengan bagian luar sel.
Ada 2 macam RE, yaitu :
a. RE kasar/granuler ; bila pada permukaan membrane RE ini ditempeli ribosom sehingga
tampak berbintil-bintil. RE kasar merupakan penampung protein yang dihasilkan ribosom.
Protein yang dihasilkan masuk kedalam rongga RE
b. RE halus ; bila pada membrane RE ini tidak ditempeli ribosom sehingga tampak halus. Sel-
sel kelenjar mengandung lebih banyak RE dibandingkan sel-sel bukan kelenjar
Fungsi dari RE diantaranya sebagai alat transportasi zat-zat yang diperlukan inti sel dari
luar inti sel.
3. Badan Golgi
Berbentuk tumpukan kantong-kantong pipih yang sangat komplek dan pada bagian dalam
kantong-kantong tersebut terdapat ruang-ruang kecil atau vakuola. Membrane badan golgi
terbentuk dari lipoprotein. Badan golgi banyak terdapat pada sel-sel kelenjar seperti kelenjar
ludah, hati, pancreas, dan hormone.
Fungsi badan golgi :
a. sebagai organ sekresi, karena mengeluarkan zat yang masih dibutuhkan yaitu berupa sekret
dalam bentuk butiran getah
b. membentuk enzim yang belum aktif (zimogent/proenzym)
c. membentuk glikoprotein (musin/mucus/lendir)
4. Lisosom
Lisosom hanya terdapat pada sel hewan. Lisosom merupakan membrane berbentuk kantong
kecil yang berisi hidrolitik yang disebut lisozim. Enzim ini berfungsi dalam pencernaan
intrasel, yaitu mencernakan zat-zat yang masuk kedalam sel. Lisosom berfungsi sebagai
tempat pembuatan enzim-enzim pencernaan.
5. Mitokondria
Mitokondria bentuknnya bulat lonjong atau bercabang, ukurannya 500 sampai 2000 nm.
Mitokondria banyak terdapat pada sel yang sedang aktif.
Struktur mitokondria dikelilingi dua lapisan membrane yaitu membrane dalam dan terbentuk
Krista. Ruang dalam mitokondria berisi matrix mitokondria. Fungsi mitokondria adalah
tempat respirasi atau oksidasi karbohidrat yang menghasilkan energi (ATP).
6. Ribosom
Ribosom sangat kecil (diameternya 20 – 25 nm), terdapat pada sitoplasma secara bebas
atau menempel pada RE. fungsi dari ribosom adalah tempat berlangsungnya sintesa protein.
18
13. 13
7. Flagel dan Silia
Pada MH bersel satu misalnya pada protozoa ada yang memiliki alat gerak flagel dan silia.
Struktur flagel terdiri dari 2 fibril yang dikelilingi oleh 9 fibril yang terletak disebelah luar.
Sedangkan fibril keluarnya dari granula basal dan secara kimia terdiri dari tubulin dan protein
dinein dan ATP.
8. Sentrosom
Umumnya sel hewan mengendung sentrosom yang letaknya pada sitoplasma dekat
membrane inti. Pada saat pembelahan mengandung 2 sentriol. Sebuah sentrosom terbentuk
dari 9 set tabung masing-masing set terdiri dari 3 buah microtubule yang berfungsi
menggerakan kromosom pada saat pembelahan sel. Sentriol sendiri merupakan organel sel
yang dapat dilihat ketika sel mengadakan pembelahan.
9. Nukleus
Letak inti pada sitoplasma biasanya ditengah. Umumnya sel MH mengandung 1 inti, tetapi
ada juga yang berinti lebih dari 1 misalnya pada sel otot lurik.
Bagian-bagian inti sel :
a. membrane inti ; membrane inti memisahkan inti sel dari sitoplasma. Membrane inti terdiri
dari 2 lapisan membrane dan pada daerah-daerah tertentu terdapat pori-pori yang berfungsi
tempat keluar masuknya bahan kimia. Lapisan membrane yang sebelah luar berhubungan
dengan membrane
b. Nukleoplasma dan kromosom ; inti sel mengandung nukleoplasma. Bahan kimia pada
nukleoplasma yaitu larutan fosfat, gula ribose protein, nukleotida dan asam nukleat. Pada
nukleoplasma terdapat benang-benang kromathin yang tampak jelas pada saat terjadi
pembelahan sel membentuk kromosom. Fungsi kromosom adalah mengandung material
genetic yang berguna untuk mengontrol aktivitas hidup sel dan pewarisan sifat-sifat yang
diturunkan.
c. Nukleolus ; setiap nucleolus mengandung nucleoli yang berbentuk bulat. Secara kimia
nucleolus mengandung RNA dan protein. Nucleolus berfungsi untuk sintesa RNA ribosom.
10. Badan mikro:
a. Perioksisom, terdapat pada sel hewan dan tumbuhan, berisi enzim katalase dan oksidase
b. Glioksisom, hanya terdapat pada sel tumbuhan, berisi semua atau sebagian enzim dari
daur glioksiat disamping katalase dan oksidase.
14. 14
11. Mikrofilamen
berfungsi sebagai:
a. Sebagai sitoskleton dalam sel
b. Berperan dalam pembelahan sel, pada Amoeba berfungsi dalam pembentukan
Pseudopoda, gerakan sel dan gerakan sitoplasma.
c. Membentuk alat gerak seperti silia dan flagella
12. Mikrotubule
Berfungsi sebagai
a. Mengendalikan gerakan kromosom dari daerah equator ke kutub masing-masing pada
anaphase
b. Penyusun sentriol, flagel dan silia sehingga berperan dalam pergerakan sel
3.5 Komunikasi Antar Sel
Jaringan komunikasi antara satu sel dengan yang lain menghasilkan suatu koordinasi
untuk mengatur pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, dan lain-lain pada berbagai jaringan
maupun organ. Sistem komunikasi ini selain dilakukan oleh sistem saraf, juga dilakukan oleh
sistem endokrin, atau bahkan sistem saraf bersama-sama dengan sistem endokrin mengontrol
aktivitas organ atau jaringan tubuh.kedua sistem ini saling mengisi secara fungsional yang
demikian luar biasa,sehingga unsur-unsur saraf dan endokrin sering dianggap menyusun
sistem neuroendokrin.
Sistem saraf mengatur kegiatan tubuh dengan cepat, seperti kontraksi otot, peristiwa visceral
yang berubah dengan cepat, dan bahkan kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin.
Sedangkan,sistem endokrin mengatur fungsi metabolik tubuh pada jalur lambat. Sistemsaraf
menerima ribuan informasi kecil dari berbagai organ indra seperti salinitas, suhu,periode
panjang hari menuju alat-alat gerak dan kemudian mengintegrasin dengan sistem
endokrinuntuk mengontrol osmoregulasi, metabolisme, pertumbuhan, reproduksis dan lain-
lain. Ada tiga kelompok komunikasi ekstraseluller, yaitu :
1) endocrine hormon yang merupakan substansi isysrat yang dilepaskan organ endokrin
dengan sasaran organ target tertentu.
2) isyarat parakrin, sel target bedekatan dengan sel sekretori,isyarat kimiawi parakrin disebut
neurotransmitter atau neurohormon.
3) isyarat autokrin biasanya terjadi pada kondisi patologik, misalya pada sel tumor.
Komunikasi antar sel biasnya melewati enam tahap:
1) Sintesis
2) Pelepasan hormone
3) Transpor ke organ target
4) Pengenalan petunjuk (seiring oleh reseptor protein yang spesifik)
5) Penerjemahan
6) Respons.
15. 15
A. Sistem Saraf
Pada tubuh makhluk hidup terdapa dua kelompok kerja sistem saraf, yakni sistem saraf
pusat dan sistem saraf otonom. Kedua sistem tersebut pada dasarnya tidak bekerja secara
terpisah,tetapi saling melengkapi.
a) Sistem saraf pusat Jaringan saraf yang menjalin seluruh tubuh berpusat dalam otak maupun
sumsum tulang belakang. Otak memiliki tiga fungsi utama yaitu,1) menerima input dan
menginterpretasikan informasi dari semua organ-organ sensor baik internal maujpun eksternal,
2) menghasilkan output berupa parintah untuk koordinasi semua bagian badan sebagai impuls
saraf atau hormon, 3) integrasi antara kedua aspek fungsi otak
Dari otak, serabut saraf berpencar menjadi 12 pasang saraf yang dinamakan saraf
tengkorak, melayani kepala, mata, dan beberapa organ dalam. Dari sumsum tulang belakang
beberapa saraf bercabang dan bercabang membentuk batang-batang sarafmenuju alat-alat
gerak. Masing-masing saraf membawa impuls isyarat elektokimiawi yang dicetuskan oleh
suatu rangsang.
b). Sistem saraf otonom
Susunan saraf otonom terdiri atas saraf simpatis dan para simpatis. Saraf otonom
mengontrol fungsi vegetatif badan, antara lain: 1) mengatur kegiatan jantung dan pembuluh
darah, 2) mengatur kerja urat daging licin, dan, 3) mengatur kerja kelenjar-kelenjar.
c) Bentuk umum sistem kerja saraf
Satuan dasar sistem saraf adalah neuron. Neuron mempunyai satu ciri struktur yang
menyebabkan kelihatan lain dari semua tipe sel tubuh lainnya. Bila digolongkan menurut
fungsinya,neuron dapat dibagi menjadi tiga kelompok, 1) neuron sensoris yang membawa
isyarat dari organ sensoris ke otak dan sumsum tulang belakang, 2) neuron motorik membawa
petunjuk dari otak dan sumsum tulang belakang ke alat gerak, jantung, usus dan organ tubuh
yang lain, 3) interneuron yang menggerakkan isyarat bolak balik lewat lintasan antara otak,
sumsum tumlang belakang dan lain-lain.
d). Mekanisme kerja saraf
1) fungsi sinap neuron : hubungan antara satu neuron dengan neuron berikutnya disebut
sinaps, dalam sinaps terdapat bongkol yang mempunyai dua struktur internal yang penting
untuk fungsi perangsangan atau penghambatan vesikel sinaptik dan mitokondria.
2) pengiriman dan pengolahan sinyal : pada hakikatnya, sekali dimulai impuls saraf pada
ujung serabut saraf maka impuls ini akan diteruskan oleh serangkaian sentuhan elektrik,
apabila satu impuls terjadi, misalnya oleh reseptor cahaya pada mata, selaput sel berubah
sebentar untuk membiarkan mengalirnya ion kalium bermuatan keluar dari sel dan masuknya
ion natrium bermuatan ke dalam sel. Gerak bolak balik ini menimbulkan potensial elektrik
16. 16
yang kecil membentuk impuls saraf. Bila jumlah potensial yang terkumpul pada ujung saraf
sudah cukup banyak, sel berikutnya menembak . setelah itu impuls ini lewat, selaput sel
kembali berfungsi sebagai pembatas sampai impuls lain timbul. Karena sistem saraf yang
rumit dan sibuk dapat menyerap energi dengan laju yang sangat besar sehingga memerlukan
bahan bakar (oksigen dan glukosa) yang lebih banyak
3) Neurotransmitter
Neuron-neuron otonom pada mamalia biasanya mengandung lebih dari satu
neurotransmitter,seringkali,satu atau lebih neuropeptida bergabung satu sama lain atau
bergabung dengan transmitter acetylcholine yang klasik ataupun transmitter adrenaline. Pada
ikan hanya sedikit kasus-kasus gabungan seperti itu. Transmitter
perangsangpadaberbagaisinapsneuronsarafpusatadalahasetilkolin,norepinerin,dopamn,serotoni
m, L-glutamat,dan L-asparat sedangkan transmitter penghambat yangpenting adalah asam
gamma aminobutirat (GABA), glisin, taurin,dan alanin.
B. Sistem Endokrin
Sistem endokrin pada ikan tidak jauh berbeda dengan sistem endokrin vertebrata pada
umumnya. Organ endokrin melepaskan suatu zat kimia yang disebut hormon dengan organ
target tertentu dibawa oleh darah,dan berperan mempengaruhi fungsi tubuh .karena itu hormon
bisa juga disebut pesuruh kimia. Hubungan di antara sistem endokrin banyak dan kompleks,
tetapi biasanya mengikuti dua prinsip,yakni : 1) berdasarkan responnya dibagi menjadi dua
kelenjar yang dihasilkan oleh kelanjar kedua seringkali menghambat produksi hormon pituitari
proses ini disebut penghambat feedback. Yang menyebabkan terjadinya keseimbangan respon.
C. Hormon dan Kelenjar Penghasilnya.
Hormon adalah zat kimia organik yang dibentuk dalam sel atau kelenjar yang sehat dan
normal,disekresi langsung ke dalam darah dan dibawa ke sel/organ target.hormon tidak akan
bekerja pada sel yang tidak memiliki reseptornya, tetapi apabila hormon tersebut tiba pada
sel/organ target maka reseptornya akan mengikat hormon tersebut.pada ikan, hormon
dihasilkan dari kelenjar endokrin antara lain :
1) Pituitari
Kelenjar pituitari atau hipofisa terletak pada lekukan tulang di dasar otak(sela
tursika),terdiri atas dua bagian utama,yakni adenohipofisa dan neurohipofisa.hormon-hormon
yang terdapat pada kelenjar pituitari yaitu : Prolaktin yang merupakan hormon yang
berhubungan dengan reproduksi dan perawatan anak serta osmoregulasi.
Hormon adrenocorticotropic (ACTH) dan hormon pelepas melanosit(MSH),kedua hormon ini
fungsinya serupa yaitu menggiatkan output steroid korteks adrenal,juga merangsang sintesis
melanin. Hormon gonadotropin, adalah hormon pituitari yang berfungsi sebagai produksi
24
17. 17
telur dan sperma. Hormon tirotrofin (TSH), berfungsi merangsang kelenjar tiroid untuk
membentuk dan melepasakan hormon-hormon tiroid.
2) Tiroid
Kelenjar tirod memiliki dua karekteristik utama, yakni 1) unit dasar histologisnya adalah
sel tunggal yang dikelilingi oleh folikel, 2) jaringan yang dibentuknya memiliki kemampuan
mengubah iodine dan inkorporasinya menjadi hormon tiroid.hormon yang dihasilkan adalah
hormon tiroxin yang terdiri dari tetraiodotironin (T4) dan triiodotironin (T3) yang berfungsi
dalam pertumbuhan, metamorfosis dan reproduksi.
3) Pankreas
Pankreas adalah suatu kelenjar majemuk yang terdiri atas jaringan eksokrin dan
endokrin.hormon yang terdapat pada pankreas yakni insulin yang berperan besar terhadap
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Dan glukagon yang berfungsi merangsang
pelepasan insulin dan menyebabkan peningkatan output jantung.
4) Gonad
Gonad merupakan kelenjar endokrin yang dipengaruhi oleh gonadotropin hormon (GtH)
yang disekresi oleh kelenjar pituitari.
5) Ginjal
Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki sel-sel endokrin antara lain jaringan
internal ,sel-sel kromaffin,juxtaglomerulus,dan korpuskel stanius. Kelenjar ini dikontrol oleh
pituitari melalui ACTH.
6) Kelenjar Uultimobranchial
Kelenjar ultimobranchial terletak pada septum pemisah antara rongga abdomen dan sinus
venosus, tampak sebagai pita berwarna putih pada septum. Hormon yang terdapat pada
kelenjar ini adalah kalsitonin yang berfungsi menurunkan kadar kalsium darah dan membuat
ikan mampu menyusaikan diri terhadap lingkungan hidromineral yang berubah-ubah.
7) Urofisis
Urofisis merupakan neurosekretori yang terletak pada bagian belakang spinal cord.fungsi
hormon yang terdapat pada kelenjar ini masih menimbulkan kontraversi walaupun secara
umum berhubungan dengan fungsi osmoregulasi, dimana pengaruh terbesarnya adalah pada
ginjal.ada empat jenis hormon yang diidentifikasikan dari urofis yakni urotensis I belum
diketahui efeknya, II berperan dalam kontraksi otot licin, urotensis III menstimulasi
peningkatan penyerapan Na atau ginjal, dan urotensi IV diduga adalah arginine vasotocin
tetapi hanyanteridentifikasi pada rainbow trout jepang.
18. 18
BAB IV. PENUTUP
Kesimpulan
Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua
fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi
secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Struktur sel dan fungsi-
fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi
yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki
kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular
sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi
yang sangat rapi.
Jaringan komunikasi antara satu sel dengan yang lain menghasilkan suatu koordinasi
untuk mengatur pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, dan lain-lain pada berbagai jaringan
maupun organ.sistem komunikasi ini selain dilakukan oleh sistem saraf, juga dilakukan oleh
sistem endokrin,atau bahkan sistem saraf bersama-sama dengan sistem endokrin mengontrol
aktivitas organ atau jaringan tubuh.kedua sistem ini saling mengisi secara fungsional yang
demikian luar biasa, sehingga unsur-unsur saraf dan endokrin sering dianggap menyusun
sistem neuroendokrin.
19. 19
DAFTAR PUSTAKA
Yunus, A. 2009. Komunikasi Antar Sel. http://askar.perikanan.umi.com/. [18
Desember 2009]
Kirei. 2008. Fisiologi Hewan. http://wikimedia.commons [18 Desember 2009]