2. Prospek UKM Dalam Era Perdagangan Bebas Dan Globalisasi
Dunia
Globalisasi perekonomian dunia juga memperbesar
ketidakpastian terutama karena semakin tingginya mobilisasi modal,
manusia, dan sumber daya produksi lainnya. Kemampuan UKM
bertahan selama ini di Indonesia menunjukan potensi kekuatan yang
dimiliki UKM Indonesia untuk menghadapi perubahan-perubahan
dalam perdagangan dan perekonomian dunia di masa depan.
3. Sifat Alami dari Keberadaan UKM
Relatif lebih baiknya UK dibadingkan UM atau UB
dalam menghadapi krisis ekonomi tahun 1998 tidak lepas
dari sifat alami dari keberadaan UK yang berbeda dengan
sifat alami dari keberadaan UM apalagi UB di Indonesia.
Sifat alami yang berbeda ini sangat penting untuk
dipahami agar dapat mempredisikan masa depan UK atau
UKM.
4. UK pada umumnya membuat barang-barang konsumsi
sederhana untuk kebutuhan kelompok masyarakat berpenghasilan
rendah. Sebagian dari pengusaha kecil dan pekerjanya di Indonesia
adalah kelompok masyarakat berpandidikan randah (SD) dan
kebanyakan dari mereka menggunakan mesin serta alat produksi
sederhana atau implikasi dari mereka sendiri. UK sebenarnya tidak
terlalu tergantung pada fasilitas-fasilitas dari pemerintah termasuk
skim-skim kredit murah.
Untuk mengetahui besarnya dampak dan proses terjadinya
dampak tersebut dari suatu gejolak ekonomi seperti krisis tahun 1998
terhadap UK perlu dianalisis dari dua sisi :
– Penawaran
– Permintaan
5. Dari sisi penawaran, pada saat krisis berlangsung banyak pengusaha-
pengusaha kecil terpaksa menutup usaha mereka karena mahalnya biaya pengadaan
bahan baku dan input lainnya terutama yang diimpor akibat apresiasi nilai tukar
rupiah terhadap dollar AS.
Namun, krisis ekonomi tahun 1998 memberi suatu dorongan positif bagi
pertumbuhan UK (dan mungkin hingga tingkat tertentu bagi pertumbuhan UM) di
Indonesia. Bagi banyak orang khususnya dari kelompok masyarakat berpendapatan
rendah atau penduduk miskin UK berperan sebagai salah satu the last resort yang
memberi sumber pendapatan secukupnya atau penghasilan tambahan.
Dari sisi permintaan salah satu dampak negatif dari krisis ekonomi tahun
1998 yang sangat nyata adalah merosotnya tingkat pendapatan riil masyarakat per
kapita. UK di Indonesia hingga saat ini tetap ada bahkan jumlahnya terus
bertambah walaupun mendapat persaingan ketat dari UM, UB dan dari produk-
produk M serta iklim berusaha yang selama ini terlalu kondusif akibat kebijakan-
kebijakan pemerintah yang dalam prakteknya tidak terlalu “pro” UK.
Pada umumnya produk-produk buatan UK adalah dari kategori inferior
yang harganya relatif murah daripada harga dari produk sejenis buatan UM dan UB
atau M. Struktur pasar output dualisme ini yang membuat UK bisa bertahan dalam
persaingan dengan UM, UB dan produk-produk M.
6. Kemampuan UKM
Dalam era perdagangan bebas dan globalisasi
perekonomian dunia terdapat tiga faktor kompetitif yang
akan menjadi dominan dalam menentukan bagus tidaknya
prospek dari suatu usaha antara lain:
1. Kemajuan T
2. Penguasaan ilmu pengetahuan
3. Kualitas SDM yang tinggi (profesionalisme)
7. Dalam era perdagangan bebas dan globalisasi perekonomiian
dunia, kemajuan Teknologi, penguasaan ilmu pengetahuan, dan
kualitas SDM yang tinggi merupakan tiga faktor keunggulan
kompetitif yang akan menjadi dominan dalam menentukan bagus
tidaknya prospek dari suatu usaha. Dengan kata lain, walaupun UKM
Indonesia punya banyak keunggulan komperatif dibandingkan UB
seperti potensi pasar domestik yang besar , padat karya, dan
ketergantungan pada M yang rendah, namun akan sulit bertahan atau
berkembang jika pengusaha kecil dan menengah Indonesia tidak
memiliki ketiga keunggulan kompetitif tersebut . bahkan, UKM
Indonesia akan terancam tergusur dari segmen pasarnya sendiri oleh
produk-produk M dengan harga yang lebih murah dan kualitas nya
serta disain yang lebih baik, seperti yang terjadi sekarang dengan
membanjirnya barang-barang dari cina sampai ke pasar-pasar
tradisional. Sayangnya ketiga faktor keunggulan kompetitif tersebut
masih merupakan kelemahan utama dari sebagian besae UKM di
Indonesia.
8. Didalam era perdagangan bebas dan globalisasi perekonomian dunia,
lingkungan eksternal domestik dipengaruhi oleh tiga faktor penting,
yang merupakan tiga tantangan yang dihadapi oleh setiap perusahaan
di Indonesia. Jika perusahan-perusahaan di Indonesia tidak siap,
tantangan-tantangan tersebut bisa berubah menjadi empat ancaman.
Ketiga faktor tersebut adalah sebagai berikut:
• Mampukah UKM meningkatkan ekspor ?
• Mampukah UKM bersaing dengan produk-produk M ?
• Mampukah Indonesia menciptakan lingkungan yang kondusif agar
investasi dari luar, baik dalam bentuk investtasi langsung(PMA)
atau investasi meningkat, dan dimanfaatkan oleh UKM sebagai
salah satu sumber penting bagi perkembangan dan pertumbuhan
usahanya(misalnya UKM menjadi industri pendukung atau
subkontraktor bagi PMA) ?
9. Survei yang dilakukan HSBC menyatakan, 13 persen usaha kecil menengah
(UKM) Indonesia merencanakan menambah karyawan pada 2009 meski perekonomian
2009 cenderung menurun.
UKM melihat kebutuhan tenaga kerja saat ini dipergunakan sebagai persiapan saat
perekonomian menjadi membaik,* kata Kepala Divisi UKM HSBC Indonesia, Steven
Miller, akhir Januari lalu. Menurutnya, dari hasil survei menyatakan bahwa 80 persen UKM
akan mempertahankan pegawai dan hanya 7 persen yang berencana untuk mengurangi
jumlah pegawai.
Hasil survei menyatakan, dari 13 persen yang berencana menambah pegawai,
sekitar 11 persen berencana meningkatkan jumlah pegawai hingga 20 persen, dua persen
berencana meningkatkan pegawai lebih dari 20 persen. Sementara dari 7 persen UKM yang
mengurangi jumlah tenaga kerja, pengurangan sampai 20 persen pegawai sekitar 6 persen
dan hanya 1 persen yang mengurangi pegawai lebih dari 20 persen.
Artinya, persoalan sumber daya manusia (SDM) pun di tingkat UKM sama
peliknya dengan sebutlah, sebuah usaha besar. Sandiaga Uno mengatakan, SDM adalah
faktor penentu berhasil atau tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Wakil Ketua
Umum Kadin Indonesia Bidang Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi itu, mengakui
pula bahwa kultur UKM yang tidak profesional menjadi kendala peningkatan kualitas SDM
itu sendiri. “Rendahnya tingkat daya saing UKM disebabkan kualitas SDM, katanya,
prihatin.
10. Sandiaga menekankan, SDM yang baik dapat
membantu UKM dalam menyerap pengetahuan dan
memenuhi kebutuhan pasar, serta dengan SDM yang
berkualitas dipastikan dapat meningkatkan kepercayaan
perbankan atau lembaga keuangan lain untuk memberikan
kredit modal kepada UKM.
Banyak cara untuk meningkatkan kualitas SDM di
UKM-UKM, antara lain dengan peningkatan learning
center dan pelatihan para pengusaha UKM atau Klinik
Usaha, serta sinergi antara penguasaan TIK (Teknologi
Informasi dan Komunikasi) serta pengembangan SDM dan
faktor kepemimpinan dalam UKM akan menjadikan UKM
lebih kuat dalam persaingan di dunia usaha lokal ataupun
global.
11. Dalam menghadapi persaingan di abad ke-21, UKM dituntut
untuk melakukan restrukturisasi dan reorganisasi dengan tujuan untuk
memenuhi permintaan konsumen yang makin spesifik, berubah
dengan cepat, produk berkualitas tinggi, dan harga yang murah .
Salah satu upaya yang dapat dilakukan UKM adalah melalui
hubungan kerjasama dengan Usaha Besar (UB). Kesadaran akan
kerjasama ini telah melahirkan konsep supply chain management
(SCM) pada tahun 1990-an. Supply chain pada dasarnya merupakan
jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja
untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan
pemakai akhir. Pentingnya persahabatan, kesetiaan, dan rasa saling
percaya antara industri yang satu dengan lainnya untuk menciptakan
ruang pasar tanpa pesaing, yang kemudian memunculkan konsep blue
ocean strategy.