SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES SOSIAL, BUDAYA , DAN POLITIK
BAHRUR ROSYIDI DURAISY
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara kepulauan terdiri dari 17.508 pulau, 485 suku
bangsa dan 583 bahasa daerah. Kenyataan itu sangat fantastis. Dengan begitu
beragamnya suku bangsa, bahasa, dan adat istiadat.Kita tetap dipersatukan oleh
satu bahasa, yaitu Bahasa Indonesia. Sehingga informasi atau pesan kebudayaan
dari masing-masing suku bangsa dengan bahasa yang berbeda-beda itu tetap bisa
disimak dan dipahami.
Hubungan yang terjadi di antara berbagai suku bangsa tersebut tentu saja
melalui suatu proses komunikasi. Jika komunikasi tersebut di tinjau dari segi
komunikasi sebagai proses sosial dan proses budaya, maka bukanlah semata-mata
terjadi proses tukar menukar barang seperti di pasar, tetapi terjadi suatu proses
tukar menukar segi kebudayaan dan proses sosial. Hal itu meliputi bahasa, religi,
sistem ilmu pengetahuan, sistem ekonomi, sistem teknologi, sistem organisasi sosial
dan kesenian. Yang dimana proses sosial itu sendiri dapat menghubungkan antar
individu dengan individu lainnya untuk saling berinteraksi dan tidak dapat dihindari
dari hubungan tersebut dapat terjadi perubahan maka dari itu dari makalah ini akan
membahas secara khusus bagaimana komunikasi itu sebagai proses sosial dan
proses budaya.
Ketidak mampuan manusia untuk berkomunikasi menjadikannya bagai
seekor katak dalam tempurung. Kita tidak mengelak bahwa kita, manusia adalah
makhluk individu. Konsekuensinya, bahwa kita akan memenuhi kebutuhan individu
kita terlebih dulu setelah itu baru kebutuhan uang lain (kebutuhan sosial). Akan
tetapi kita menyadari penuh bahwa kita tidak bisa hidup atau lebih tepatnya tidak
bisa memenuhi kebutuhan hidup kita sendiri tanpa orang lain. Meskipun sebagai
makhluk individu yang mencintai dirinya sendiri manusia adalah bagian dari semesta
alam dan secara lebih sempit bagian dari masyarakat, yang merupakan
pengejawantahan kodrat manusia (A. Sony Keraf, Hukum Kodrat dan Teori Hak Milik
Pribadi). Maka bersamaan dengan itu ia harus juga menjaga dan mempertahankan
masyarakatnya. Akibat pernyataan tersebut, maka manusia dalam mempertahankan
hidup atau lebih tepatnya memenuhi kebutuhannya, perlu bekerja sama dengan
orang lain.
Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima macam kebutuhan, yaitu:
1. Kebutuhan fisik biologis, contoh: makan, minum, buang air, bernafas, dan seks.
2. Kebutuhan keamanan dan jaminan hidup, mencakup perlindungan dan
ketetapan.
3. Kebutuhan diri dan penghargaan, contoh: gelar, pangkat, status, hadiah,
penghargaan, etc.
4. Kebutuhan akan pemenuhan dan pencapaian diri, kebutuhan ini bisa tercapai
dengan mendapatkan pertumbuhan dan pengembangan kemampuan dan
pemenuhan kebutuhan diri sendiri.
5. Kebutuhan sosial dan bergabung dengan kelompok, kebutuhan ini meliputi
kebutuhan unutk diterima, dicintai, berteman, dan diakui oleh orang lain.
Yang perlu diperhatikan disini adalah, manusia adalah makhluk individu
bersamaan dengan itu manusia juga merupakan makhluk sosial. Ia membutuhkan
pengakuan dari lingkungannya. Seorang manusia akan kelihatan jati dirinya ketika
sudah terpenuhi kebutuhan sosialnya, begitu pun sebaliknya ia akan kehilangan jati
diri kemanusiaannya jika mengasingkan diri dengan manusia lain.
John Donne pernah mengatakan bahwa “Tidak seorang manusia pun
merupakan sebuah pulau yang cukup diri, setiap manusia adalah kepingan dari
benua dan merupakan bagian dari keseluruhan.” Esensi manusia yang tidak bisa
hidup atau tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri inilah yang menjawab
pertanyaan mengapa manusia harus membuat hubungan dan berinteraksi dengan
orang lain.
Pada posisi inilah komunikasi menjadi sangat berperan sebagai salah satu
manifestasi untuk memenuhi kebutuhan kita, manusia. Melalui komunikasi manusia
membangun atau menghancurkan diri dan lingkungannya, melalui komunikasi
manusia bisa memajukan atau memundurkan peradabannya, dan melalui
komunikasi pula manusia bisa mengangkat atau menjerumuskan harkatnya.
Saat ini kita telah memasuki era yang disebut ”Revolusi Komunikasi” dari
Daniel Lerner, ”Masyarakat Pasca Industri” (The Post Industrial Society) dari Daniel
Bell, ”Abad Komunikasi” atau ”Gelombang Ketiga” (The Third Wave) dari Alvin
Toffler. Salah satu ciri yang menyertai berbagai sebutan era dari para ahli tersebut
adalah penggunaan alat komunikasi sebagai media yang sangat penting di dalam
pergaulan manusia. Globalisasi sendiri telah memporakporandakan sebuah negara
yang berusaha mengisolasi diri dari pergaulan dunia, bahkan Marshall McLuhan
mengatakan bahwa kita telah memasuki Global Village (kampung global).
Global Village artinya dunia diibaratkan sebuah kampung dengan suatu ciri
apa yang terjadi di sebuah wilayah negara dalam waktu singkat segera diketahui
oleh negara lain. Sama persis suatu kejadian yang ada di sebuah sudut kampung
dalam waktu singkat cepat diketahui oleh seluruh masyarakat di kampung tersebut.
Menurut Collin Cherry kasus semacam itu sering diistilahkan dengan ledakan
komunikasi massa. Ledakan komunikasi massa ternyata membawa implikasi
geografis dan geometris. Implikasi geografis artinya suatu negara pada akhirnya
akan terseret arus pada jaringan komunikasi dunia. Sedangkan implikasi geometris
adalah berlipatnya jumlah lalu lintas pesan yang dibawa dalam sistem komunikasi
yang jumlahnya berlipat-lipat. Saat ini kita tidak bisa membayangkan bahwa satelit
kita dilewati (menjadi perantara) banyak informasi dan pesan.
Berbagai perkembangan komunikasi tersebut sebenarnya merupakan proses
yang terus menerus diperbaharui dari hari ke hari. Kalau dahulu sistem komunikasi
dilakukan lewat pelayanan pos (Curtus Publicus) yang terjadi di kota Roma,
kemudian berkembang menjadi lebih maju dengan ditemukannya telegraf satu abad
sesudahnya, penemuan kristal transistor pada 1948, satelit dan saat ini sudah ada
bentuk komunikasi yang semakin canggih dengan menggunakan istilah electronic
memory chips (chips) berupa peralatan mikro komputer.
Daniel Lerner, dalam tulisannya yang berjudul Technology, Communication,
and Change pada 1976, mencatat lima revolusi komunikasi yang pernah terjadi di
dunia sebelum tahun 1975. Lima revolusi komunikasi tersebut yakni sebagai berikut.
Teknologi Media Rentang waktu ke tahun 1975
Mesin cetak cetakan + 500 tahun
Kamera atau film visual 100 tahun
Transmitter atau tabung
hampa
audio 50 tahun
Transistor atau tabung
gambar
audio visual 20 tahun
Satelit Jaringan dunia pertama 10 tahun
Setiap revolusi komunikasi berbeda rentang waktunya. Seperti, antara
revolusi pertama ke revolusi kedua membutuhkan waktu lebih dari 400 tahun. Waktu
selama empat abad itu dibutuhkan untuk mengembangkan sebuah kelas sosial yang
bisa memanfaatkan teknologi cetak tersebut.
Di Indonesia perkembangan tersebut juga terasa sekali. Komunikasi
antarpersona yang dahulu menjadi andalan dalam proses komunikasi lambat laun
posisinya sudah tergeser oleh media radio dan surat kabar yang digunakan untuk
alat perjuangan. Kemudian tergeser oleh peran media televisi ketika di tanah air
sudah ada siaran televisi pada 1962.
Pertanyaan kita selanjutnya adalah bagaimana kaitan antara realitas
komunikasi tersebut dengan sosial, budaya, dan politik? Atau dengan kata lain
bagaimana komunikasi bisa dijelaskan sebagai proses sosial, budaya, dan politik?
HAKIKAT PROSES SOSIAL
Studi tentang peranan komunikasi dalam proses sosial banyak dikaitkan
dengan asumsi-asumsi bahwa perubahan sosial (social change) dapat disebabkan
karena komunikasi. Para ahli umumnya menitikberatkan perhatiannya pada studi
tentang efek komunikasi. Para pakar dari berbagai disiplin ilmu sangat percaya
bahwa komunikasi merupakan sebuah kekuatan yang bisa digunakan secara sadar
untuk mempengaruhi dan mengubah perilaku masyarakat, terutama dalam
menerima gagasan-gagasan baru dan teknologi baru.
Arifin mencatat bahwa keyakinan tersebut telah menyebabkan
berkembangnya kajian tentang difusi. Sesungguhnya kajian difusi ini telah dilakukan
oleh Lazarsfeld, Barelson, dan Gandet, tahun 1948, yang berkembang tahun 1955.
Para pakar psikologi ini menemukan bahwa peranan yang dimainkan oleh media
massa dalam mempengaruhi khalayak sangat kecil, bila dibandingkan dengan
komunikasi langsung.
Lain lagi yang dicatat Wilbur Schramm dan Daniel Lezner bahwa konsep
difusi dan adopsi inovasi pada akhirnya melandasi terjadinya dua revolusi besar
yang melanda Dunia Ketiga, yakni revolusi hijau dan revolusi pengendalian
penduduk.
Pada masa yang akan datang, masalah difusi dan inovasi terasa masih
sangat urgent atau penting. Bukan saja diharapkan masyarakat dapat menerima dan
menyebarkan inovasi pembangunan, tetapi juga mampu berpartisipasi secara aktif
dalam proses perubahan sosial yang direncanakan (development).
Santoso S. Hamijoyo mengemukakan konsep tentang komunikasi
partisipatoris di mana partisipasi masyarakat secara sadar, kritis, sukarela, murni,
dan bertanggungjawab memang baik. ”Baik” bukan sekedar karena bahwa dengan
demikian ada kemungkinan biaya pembangunan menjadi murah, tetapi ”baik” karena
memang sesuai dengan prinsip-prinsip dasar membangun masyarakat, bangsa, dan
negara.
Kendala partisipasi tersebut, menurut Santoso S. Hamijoyo, bukan hanya
karena tingkat pendidikan dan peradaban, tetapi juga karena sulitnya pelaksanaan
partisipasi masyarakat. Dengan kata lain, kendala partisipasi tersebut lebih banyak
bersumber dari kurangnya kemauan atau itikad baik, komitmen moralitas dan
kejujuran dari sebagian para komunikator, pemimpin dan penguasa, baik di
kalangan pemerintah, swasta, maupun masyarakat dari semua tingkatan.
Maka dari itu, masalah komunikasi pembangunan bukan hanya menyangkut
bagaimana melakukan transformasi ide dan pesan melalui penyebaran informasi.
Difusi dan inovasi merupakan problem struktural. Artinya, penerimaan dan
penyebarluasan ide baru tersebut sangat tergantung pada sifat atau karakteristik
lapisan masyarakat (stratifikasi sosial).
Pada pertemuan ini akan dibahas bagaimana perubahan sosial terjadi secara
teoritis, bagaimana persoalan-persoalan komunikasi yang muncul di dalam
perubahan sosial tersebut; serta contoh-contoh kasus dalam konteks keindonesiaan.
Komunikasi dan Perubahan Sosial
Jurnal Komunikasi Audientia, Vol. I, 2 April – Juni 1993, menurunkan tulisan
Bruce H. Westley. Ia sudah sejak lama menekuni pemikiran di sekitar komunikasi
sebagai domain perubahan sosial. Dalam buku Process and Phenomena of Social
Change pada 1978, Westley menulis panjang lebar tentang komunikasi dan
perubahan sosial.
Beberapa asumsi yang mendasari kajian perubahan sosial di mana
komunikasi terlibat di dalamnya antara lain:
pertama, bahwa proses komunikasi menghasilkan perubahan-perubahan
pengertian. Hal itu bukan saja terjadi secara individual, bahkan bisa bersifat
sistemik. Young Yun Kim mendefinisikan komunikasi sebagai pertukaran informasi di
antara dua sistem yang mengatur dirinya sendiri.
Kedua, pertukaran informasi mempunyai tujuan pendidikan, hiburan, persuasi,
dan sebagainya. Melalui proses inilah teori pembelajaran sosial melihat bahwa
setiap manusia memiliki suatu sikap atau nilai atau pandangan tertentu terhadap
dunianya. Sebaliknya, dunia sekitarnya membangun dan mempengaruhi persepsi
kita. Peranan media massa dalam hubungannya dengan teori pembelajaran sosial
tersebut bisa mengisi keempat proses yang diajukan oleh Albert Bandura, yakni
proses memperhatikan, proses mengingatkan kembali, proses gerakan untuk
menciptakan kembali, dan proses mengarahkan gerakan sesuai dorongan.
Ketiga, bahwa dalam proses komunikasi terjadi sosialisasi nilai. Wilbur
Schramm menyatakan bahwa kegiatan komunikasi juga dapat dilihat dari kedudukan
fenomena dalam kehidupan sosial. Komunikasi pada dasarnya membuat individu
menjadi bagian dari lingkungan sosial.
Hubungan yang terbentuk akibat informasi, jika memiliki pola (pattern), akan
disebut sebagai instruksi atau perantara komunikasi. Rogers dan Kincaid
menggambarkan terbentuknya suatu realitas sosial (social reality) akibat proses
komunikasi, yakni berupa saling pengertian (mutual understanding), persetujuan
bersama (mutual agreement), dan tindakan bersama (collective action).
Keempat, bahwa kegiatan komunikasi mempunyai efek yang spesifik. Teori
komunikasi yang paling banyak membahas masalah efek adalah komunikasi massa,
khususnya efek media. Horton Cooley sejak awal abad ke-20 sudah mengatakan
bahwa media massa dapat memanusiakan dan meningkatkan kemampuan
masyarakat, dalam menanggapi persoalan-persoalan baru, dan memberikan
konteks umum dalam rangka pengambilan keputusan yang demokratis serta
menghentikan monopoli pengetahuan yang aristokratis (sebuah sistem
pemerintahan yang dipimpin oleh individu yang terbaik). Dalam pandangan
strukturalisme, C. Wright Mills mengatakan sebaliknya bahwa kekuatan elite dalam
mengontrol massa adalah dengan mengontrol ekses terhadap media massa.
Asumsi kelima, komunikasi telah terbukti sebagai cara yang efektif dalam
penyebaran ide-ide baru kepada masyarakat yang terdiri atas inovasi. Kemudian,
asumsi keenam ialah komunikasi merupakan cara penularan perilaku. Asumsi
ketujuh bahwa motivasi berprestasi secara korelatif digunakan dengan cara
memanfaatkan media massa. Asumsi kedelapan bahwa komunikasi memiliki
keterbatasan dalam menjalankan perannya sebagai agen perubahan. Karena,
komunikasi bukan satu-satunya komponen yang menentukan perubahan.
A. Komunikasi Sebagai Proses Sosial
Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara
dalam melakukan perubahan sosial (social change). Komunikasi berperan
menjembatani perbedaan dalam masyarakat karena mampu merekatkan kembali
sistem sosial masyarakat dalam usahanya melakukan perubahan. Namun
begitu, komunikasi juga tak akan lepas dari konteks sosialnya. Artinya ia akan
diwarnai oleh sikap, perilaku, pola, norma, pranata masyarakatnya. Jadi
keduanya saling mempengaruhi dan saling melengkapi, seperti halnya hubungan
antara manusia dengan masyarakat. Little John (1999), menjelaskan hal ini
dalam genre interactionist theories. Dalam teori ini, dijelaskan bahwa memahami
kehidupan sosial sebagai proses interaksi. Komunikasi (interaksi) merupakan
sarana kita belajar berperilaku. Komunikasi merupakan perekat masyarakat.
Masyarakat tidak akan ada tanpa komunikasi. Struktur sosial-struktur sosial
diciptakan dan ditopang melalui interaksi. Bahasa yang dipakai dalam
komunikasi adalah untuk menciptakan struktur-struktur sosial.
Hubungan antara perubahan sosial dengan komunikasi (atau media
komunikasi) pernah diamati oleh Goran Hedebro (dalam Nurudin, 2004) sebagai
berikut :
1. Teori komunikasi mengandung makna pertukaran pesan. Tidak ada
perubahan dalam masyarakat tanpa peran komunikasi. Dengan demikian,
bisa dikatakan bahwa komunikasi hadir pada semua upaya bertujuan
membawa ke arah perubahan.
2. Meskipun dikatakan bahwa komunikasi hadir dengan tujuan membawa
perubahan, namun ia bukan satu-satunya alat dalam membawa perubahan
sosial. Dengan kata lain, komunikasi hanya salah satu dari banyak faktor
yang menimbulkan perubahan masyarakat.
3. Media yang digunakan dalam komunikasi berperan melegitimasi bangunan
sosial yang ada. Ia adalah pembentuk kesadaran yang pada akhirnya
menentukan persepsi orang terhadap dunia dan masyarakat tempat mereka
hidup.
4. Komunikasi adalah alat yang luar biasa guna mengawasi salah satu kekuatan
penting masyarakat; konsepsi mental yang membentuk wawasan orang
mengenai kehidupan. Dengan kata lain, mereka yang berada dalam posisi
mengawasi media, dapat menggerakkan pengaruh yang menentukan menuju
arah perubahan sosial.
Komunikasi sebagai proses sosial adalah bagian integral dari masyarakat.
Secara garis besar komunikasi sebagai proses sosial di masyarkat memiliki
fungsi-fungsi sebagai berikut : (1) Komunikasi menghubungkan antar berbagai
komponen masyarakat. Komponen di sini tidak hanya individu dan masyarakat
saja, melainkan juga berbagai bentuk lembaga sosial (pers, humas, universitas);
(2) Komunikasi membuka peradaban (civilization) baru manusia; (3) Komunikasi
adalah manifestasi kontrol sosial dalam masyarakat; (4) Tanpa bisa diingkari
komunikasi berperan dalam sosialisasi nilai ke masyarakat; dan (5) Seseorang
akan diketahui jati dirinya sebagai manusia karena menggunakan komunikasi. Itu
juga berarti komunikasi menunjukkan identitas sosial seseorang.
B. Komunikasi sebagai proses budaya
Dalam hubungannya dengan proses budaya komunikasi yang ditujukan
kepada orang atau kelompok lain adalah sebuah pertukaran budaya. Dalam
proses tersebut terkandung unsur-unsur kebudayaan, salah satunya adalah
bahasa, sedangkan bahasa adalah alat komunikasi. Dengan demikian,
komunikasi juga disebut sebagai proses budaya.
Koentjaraningrat (dalam Nurudin, 2004) menyatakan kebudayaan adalah
keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan
belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya. Dari definisi tersebut
layak diamati bahwa dalam kebudayaan itu ada; gagasan, budi dan karya
manusia; gagasan dan karya manusia itu akan menjadi kebudayaan setelah
sebelumnya dibiasakan dengan belajar. Memandang kebudayaan hanya dari
segi hasil karyanya adalah tidak tepat. Demikian juga melihat sesuatu hanya dari
gagasan manusia juga terlalu sempit. Dengan kata lain, kebudayaan
menemukan bentuknya jika dipahami secara keseluruhan.
Apakah kebudayaan hanya sekedar konsep? Tidak. Paling tidak kebudayaan
mempunyai wujud sebagai berikut : 1) wujud sebagai suatu kompleks gagasan,
konsep dan pikiran manusia; 2) wujud sebagai suatu kompleks aktivitas; dan 3)
wujud sebagai benda.
Melihat wujud kebudayaan tentu secara operasional bisa dilihat dari isi
kebudayaan yang sering disebut sebagai cultural universal meliputi :
a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat rumah
tangga, senjata alat produksi, transpor);
b. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan,
sistem produksi, sistem distribusi);
c. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum
dan sistem perkawinan);
d. Bahasa (lisan maupun tertulis);
e. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak);
f. Sistem pengetahuan;
g. Religi (sistem kepercayaan).
Komunikasi adalah salah satu wujud kebudayaan. Sebab, komunikasi hanya
bisa terwujud setelah sebelumnya ada suatu gagasan yang akan dikeluarkan
oleh pikiran individu. Jika komunikasi itu dilakukan dalam suatu komunitas, maka
menjadi sebuah kelompok aktivitas (kompleks aktivitas dalam lingkup komunitas
tertentu). Dan pada akhirnya, komunikasi yang dilakukan tersebut tak jarang
membuahkan suatu bentuk fisik misalnya hasil karya seperti sebuah bangunan.
Bukankah bangunan didirikan karena ada konsep, gagasan, kemudian
didiskusikan (dengan keluarga, pekerja atau arsitek) dan berdirilah sebuah
rumah. Maka komunikasi, nyata menjadi sebuah wujud dari kebudayaan.
Dengan kata lain, komunikasi bisa disebut sebagai proses budaya yang ada
dalam masyarakat.
Jika ditinjau secara lebih kongkrit, hubungan antara komunikasi dengan isi
kebudayaan akan semakin jelas.
1. Dalam mempraktekkan komunikasi manusia membutuhkan peralatan-
peralatan tertentu. Secara minimal komunikasi membutuhkan sarana
berbicara seperti mulut, bibir dan hal-hal yang berkaitan dengan bunyi ujaran.
Ada kalanya dibutuhkan tangan dan anggota tubuh lain (komunikasi non
verbal) untuk mendukung komunikasi lisan. Ditinjau secara lebih luas dengan
penyebaran komunikasi yang lebih luas pula, maka digunakanlah peralatan
komunikasi massa seperti televisi, surat kabar, radio dan lain-lain.
2. Komunikasi menghasilkan mata pencaharian hidup manusia. Komunikasi yang
dilakukan lewat televisi misalnya membutuhkan orang yang digaji untuk
“mengurusi” televisi.
3. Sistem kemasyarakatan menjadi bagian tak terpisahkan dari komunikasi,
misalnya sistem hukum komunikasi. Sebab, komunikasi akan efektif manakala
diatur dalam sebuah regulasi agar tidak melanggar norma-norma masyarakat.
Dalam bidang pers, dibutuhkan jaminan kepastian hukum agar terwujud
kebebasan pers. Namun, kebebasan pers juga tak serta merta dikembangkan
di luar norma masyarkat. Di sinilah perlunya sistem hukum komunikasi.
4. Komunikasi akan menemukan bentuknya secara lebih baik manakala
menggunakan bahasa sebagai alat penyampai pesan kepada orang lain.
Wujud banyaknya bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi
menunjukkan bahwa bahasa sebagai isi atau wujud dari komunikasi.
Bagaimana penggunaan bahasa yang efektif, memakai bahasa apa, siapa
yang menjadi sasaran adalah manifestasi dari komunikasi sebagai proses
budaya. Termasuk di sini juga ada manifestasi komunikasi sebagai proses
kesenian misalnya, di televisi ada seni gerak (drama, sinetron, film) atau seni
suara (menyanyi, dialog).
5. Sistem pengetahuan atau ilmu pengetahuan merupakan substansi yang tak
lepas dari komunikasi. Bagaimana mungkin suatu komunikasi akan
berlangsung menarik dan dialogis tanpa ada dukungan ilmu pengetahuan?
Ilmu pengetahuan ini juga termasuk ilmu tentang berbicara dan
menyampaikan pendapat. Bukti bahwa masing-masing pribadi berbeda dalam
penyampaian, gaya, pengetahuan yang dimiliki menunjukkan realitas
tersebut.
Komunikasi sebagai proses budaya tak bisa dipungkiri menjadi obyektivasi
(meminjam istilah Berger) antara budaya dengan komunikasi. Proses ini meliputi
peran dan pengaruh komunikasi dalam proses budaya. Komunikasi adalah
proses budaya karena di dalamnya ada proses seperti layaknya sebuah proses
kebudayaan, punya wujud dan isi serta kompleks keseluruhan. Sesuatu dikatakan
komunikasi jika ada unsur-unsur yang terlibat di dalamnya. Kebudayaan juga
hanya bisa disebut kebudayaan jika ada unsur-unsur yang terlibat di dalamnya
yang membentuk sebuah sistem.
C. Komunikasi sebagai proses politik
Oliver Garceau (dalam Dan Nimmo, 1994) menulis tentang proses politik
sebagai pola interaksi yang berganda, setara, bekerja sama, dan bersaingan
yang menghubungkan warga negara partisipan yang aktif dalam posisi utama
pembuat keputusan. Serupa dengan Garceau, Nurudin (2004) menyatakan
sebagai proses politik, komunikasi menjadi alat yang mampu mengalirkan pesan
politik (tuntutan dan dukungan) ke kekuasaan untuk diproses. Proses itu
kemudian dikeluarkan kembali dan selanjutnya menjadi umpan balik (feedback).
Dalam suatu sistem politik yang demokratis, terdapat subsistem suprastruktur
politik (lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif) dan subsistem infrastruktur politik
(partai politik, organisasi kemasyarakatan, kelompok kepentingan, dll) –nya.
Proses politik berkenaan dengan proses input dan output sistem politik. Dalam
model komunikasi politik, dijelaskan bahwa komunikasi politik model input
merupakan proses opini berupa gagasan, tuntutan, kritikan, dukungan mengenai
suatu isu-isu aktual yang datang dari infrastruktur ditujukan kepada suprastruktur
politiknya untuk diproses menjadi suatu keputusan politik (berupa undang-
undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, dan sebagainya). Sedangkan
komunikasi politik model output adalah proses penyampaian atau sosialisasi
keputusan-keputusan politik dari suprastruktur politik kepada infrastruktur politik
dalam suatu sistem politik.
Dewasa ini, contoh proses politik yang paling aktual dalam sistem politik kita
adalah isu tentang harga bahan bakar minyak (BBM). Tuntutan-tuntutan
pembatalan kenaikan harga BBM dari berbagai kalangan masyarakat
(mahasiswa, partai politik, organisasi kemasyarakatan) ditujukan kepada wakil-
wakil rakyat mereka yang duduk di DPR dan DPRD, juga kepada pemerintah
eksekutif (presiden dan para pembantunya). Kemudian DPR mengadakan sidang
paipurna untuk membahas isu ini.
Sebagai proses politik, komunikasi berperan menghubungkan bagian-bagian
dari sistem politik. Gabriel Almond (dalam Alfian, 1994) mengibaratkan
komunikasi sebagai aliran darah yang mengalirkan pesan-pesan politik yang
berupa tuntutan, protes, dukungan ke jantung pemrosesan sistem politik.
Dengan komunikasi, maka realitas, sejarah, tradisi politik bisa dihubungan
dan dirangkaikan dari masa lalu untuk dijadikan acuan ke masa depan. Dengan
komunikasi sebagai proses politik, berbagai tatanan politik berubah sesuai
dengan tuntutan masyarakat akan berubah. Misalnya, tradisionalisme. Berbagai
adopsi tradisi luar juga tidak akan mudah diterima begitu saja dan suatu saat
akan mengalami kegagalan seandainya bertentangan dengan tradisi yang sudah
ada. Ada beberapa catatan yang bisa ditarik ketika kita memperbincangkan
komunikasi sebagai proses politik, yakni sebagai berikut:
1. Komunikasi memiliki peran signifikan dalam menentukan proses perubahan
politik di Indonesia. Ini bisa dilihat dari perubahan format lembaga
kepresidenan yang dahulunya sakral kemudian menjadi tidak sakral. Ini
semua diakibatkan terbinanya komunikasi politik yang baik antara masyarakat
dan pemerintah.
2. Kita pernah mewarisi komunikasi politik yang tertutup sehingga
mengakibatkan ideologi politik yang tidak terbuka. Kemudian timbul
penafsiran ada pada pihak penguasa yang mendominasi dan mengontrol
semua bagian, sehingga memunculkan hegemoni dan pola atau arus
komunikasi top down yang indoktrinatif.
3. Komunikasi masih dipengaruhi oleh tradisi politik masa lalu. Tradisi politik
yang mementingkan keseimbangan, harmoni, dan keserasian masih
diwujudkan meskipun dalam kenyataannya tradisi itu justru dijadikan alat
legitimasi politik penguasa atas nama stabilitas. Keterpengaruhan ini juga
termanifestasikan pada budaya sungkan yang masih kental dalam tradisi
komunikasi kita.
4. Sebagai proses politik, komunikasi menjadi alat yang mampu untuk
mengalirkan pesan politik (berupa tuntutan dan dukungan) ke pusat
kekuasaan untuk diproses. Proses itu kemudian dikeluarkan kembali dan
selanjutnya menjadi umpan balik. Ini artinya, komunikasi sebagai proses
politik adalah aktivitas tanpa henti.
SIMPULAN
Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah
cara dalam melakukan social change. Komunikasi berperan menghubungkan
perbedaan dalam masyarakat karena mampu merekatkan kembali sistem sosial
masyarakat dalam usahanya melakukan perubahan. Meski demikian, komunikasi
juga tak akan lepas dari monteks sosialnya. Itu artinya ia akan tetap di warnai oleh
sikap perilaku, pola, norma, dan pranata masyarakatnya. Jadi keduanya saling
mempengaruhi dan saling melengkapi.
Dalam hubungannya dengan dengan proses budaya, komunikasi yang
ditujukan kepada orang atau kelompok lain adalah sebuah pertukaran budaya.
Dalam proses tersebut terkandung unsur – unsur kebudayaan, salah satunya adalah
bahasa, sedangkan bahasa adalah alat komunikasi. Dengan demikian, komunikasi
juga disebut sebagai proses budaya.
DAFTAR PUSTAKA
 Alfian, 1994, Komunikasi Politik dan Sistem Politik Indonesia, Gramedia,
Jakarta
 Dan Nimmo, 1984, Komunikasi Politik, Rosdakarya, Bandung
 Keraf, A. Sonny,Hukum Kodrat dan Teori Hak Milik
Pribadi,Kanisius,Yogyakarta,1997.
 Koentjaraningrat,Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan,PT Gramedia
Pustaka Utama,Jakarta,1997.
 Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication 6th, Longman
 Nurudin , 2004, Sistem Komunikasi Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta
 Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia,PT Rajawali Pers,Jakarta,2007.
 Panuju,Redi,Sistem Komunikasi Indonesia,Pustaka Belajar,Pustaka
Belajar,Yogyakarta,1997.
 Rakhmat, Jalaluddin, dan Deddy Mulyana. 2003. Komunikasi Antarbudaya.
Bandung: Rosdakarya.

More Related Content

What's hot

Ilmu komunikasi (Bahan Ajar) dirangkum dari berbagai sumber
Ilmu komunikasi (Bahan Ajar) dirangkum dari berbagai sumberIlmu komunikasi (Bahan Ajar) dirangkum dari berbagai sumber
Ilmu komunikasi (Bahan Ajar) dirangkum dari berbagai sumberSTAIN Datokarama Palu
 
Hakikat Komunikasi
Hakikat KomunikasiHakikat Komunikasi
Hakikat Komunikasieryeryey
 
Komunikasi dalam konteks sosial dan budaya
Komunikasi dalam konteks sosial dan budayaKomunikasi dalam konteks sosial dan budaya
Komunikasi dalam konteks sosial dan budayaYesi Tika
 
01 ruang lingkup komunikasi
01 ruang lingkup komunikasi01 ruang lingkup komunikasi
01 ruang lingkup komunikasiImansyah Lubis
 
komunikasi beserta penjelasnnya
komunikasi beserta penjelasnnyakomunikasi beserta penjelasnnya
komunikasi beserta penjelasnnyaAlamsyah Syah
 
Prinsip, Model dan Mazhab Komunikasi
Prinsip, Model dan Mazhab KomunikasiPrinsip, Model dan Mazhab Komunikasi
Prinsip, Model dan Mazhab KomunikasiErwin Rasyid
 
Konsep dasar komunikasi sebagai disiplin ilmu
Konsep dasar komunikasi sebagai disiplin ilmuKonsep dasar komunikasi sebagai disiplin ilmu
Konsep dasar komunikasi sebagai disiplin ilmuErwin Rasyid
 
Komunikasi dalam Perspektif Lokalitas Indonesia
Komunikasi dalam Perspektif Lokalitas IndonesiaKomunikasi dalam Perspektif Lokalitas Indonesia
Komunikasi dalam Perspektif Lokalitas IndonesiaErwin Rasyid
 
1. slide teori komunikasi
1. slide teori komunikasi1. slide teori komunikasi
1. slide teori komunikasiNa-Cha RamBe
 
Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam komunikasi
Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam komunikasiMengembangkan kemampuan mahasiswa dalam komunikasi
Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam komunikasiShifa Awaliyah
 
Pengertian dan arti penting 1 &2
Pengertian dan arti penting 1 &2 Pengertian dan arti penting 1 &2
Pengertian dan arti penting 1 &2 Komang Bhawa
 
Ppt definisi dan hakikat komunikasi
Ppt definisi dan hakikat  komunikasiPpt definisi dan hakikat  komunikasi
Ppt definisi dan hakikat komunikasiSalma Van Licht
 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)Diana Amelia Bagti
 
ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)Diana Amelia Bagti
 
Tugas upload presentasi triyanto - 44310120036
Tugas upload presentasi   triyanto - 44310120036Tugas upload presentasi   triyanto - 44310120036
Tugas upload presentasi triyanto - 44310120036Tri Yanto
 

What's hot (19)

Hakikat Komunikasi
Hakikat KomunikasiHakikat Komunikasi
Hakikat Komunikasi
 
Ilmu komunikasi (Bahan Ajar) dirangkum dari berbagai sumber
Ilmu komunikasi (Bahan Ajar) dirangkum dari berbagai sumberIlmu komunikasi (Bahan Ajar) dirangkum dari berbagai sumber
Ilmu komunikasi (Bahan Ajar) dirangkum dari berbagai sumber
 
Hakikat Komunikasi
Hakikat KomunikasiHakikat Komunikasi
Hakikat Komunikasi
 
Pengantar Ilmu Komunikasi
Pengantar Ilmu KomunikasiPengantar Ilmu Komunikasi
Pengantar Ilmu Komunikasi
 
Komunikasi dalam konteks sosial dan budaya
Komunikasi dalam konteks sosial dan budayaKomunikasi dalam konteks sosial dan budaya
Komunikasi dalam konteks sosial dan budaya
 
01 ruang lingkup komunikasi
01 ruang lingkup komunikasi01 ruang lingkup komunikasi
01 ruang lingkup komunikasi
 
komunikasi beserta penjelasnnya
komunikasi beserta penjelasnnyakomunikasi beserta penjelasnnya
komunikasi beserta penjelasnnya
 
Prinsip, Model dan Mazhab Komunikasi
Prinsip, Model dan Mazhab KomunikasiPrinsip, Model dan Mazhab Komunikasi
Prinsip, Model dan Mazhab Komunikasi
 
Konsep dasar komunikasi sebagai disiplin ilmu
Konsep dasar komunikasi sebagai disiplin ilmuKonsep dasar komunikasi sebagai disiplin ilmu
Konsep dasar komunikasi sebagai disiplin ilmu
 
Komunikasi dalam Perspektif Lokalitas Indonesia
Komunikasi dalam Perspektif Lokalitas IndonesiaKomunikasi dalam Perspektif Lokalitas Indonesia
Komunikasi dalam Perspektif Lokalitas Indonesia
 
1. slide teori komunikasi
1. slide teori komunikasi1. slide teori komunikasi
1. slide teori komunikasi
 
Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam komunikasi
Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam komunikasiMengembangkan kemampuan mahasiswa dalam komunikasi
Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam komunikasi
 
Pengertian dan arti penting 1 &2
Pengertian dan arti penting 1 &2 Pengertian dan arti penting 1 &2
Pengertian dan arti penting 1 &2
 
Ppt definisi dan hakikat komunikasi
Ppt definisi dan hakikat  komunikasiPpt definisi dan hakikat  komunikasi
Ppt definisi dan hakikat komunikasi
 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
 
ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)
 
Tugas upload presentasi triyanto - 44310120036
Tugas upload presentasi   triyanto - 44310120036Tugas upload presentasi   triyanto - 44310120036
Tugas upload presentasi triyanto - 44310120036
 
Hakikat komunikasi
Hakikat komunikasiHakikat komunikasi
Hakikat komunikasi
 
Overview Ilmu Komunikasi
Overview Ilmu KomunikasiOverview Ilmu Komunikasi
Overview Ilmu Komunikasi
 

Viewers also liked

Fungsi Komunikasi Ekspresif
Fungsi Komunikasi EkspresifFungsi Komunikasi Ekspresif
Fungsi Komunikasi EkspresifTrisna Karya
 
Fungsi Komunikasi
Fungsi KomunikasiFungsi Komunikasi
Fungsi KomunikasiRatih Aini
 
Makalah interaksi sosial
Makalah interaksi sosialMakalah interaksi sosial
Makalah interaksi sosialYadhi Muqsith
 
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi PesanMakalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi PesanRiska Nur'Akhidah Sari
 
Komunikasi inter personal -ppt-
Komunikasi inter personal -ppt-Komunikasi inter personal -ppt-
Komunikasi inter personal -ppt-Salma Van Licht
 
Psikologi Komunikasi "Sistem Komunikasi Interpersonal"
Psikologi Komunikasi "Sistem Komunikasi Interpersonal"Psikologi Komunikasi "Sistem Komunikasi Interpersonal"
Psikologi Komunikasi "Sistem Komunikasi Interpersonal"Saeful ID
 

Viewers also liked (11)

Pelaku komunikasi
Pelaku komunikasiPelaku komunikasi
Pelaku komunikasi
 
Fungsi Komunikasi Ekspresif
Fungsi Komunikasi EkspresifFungsi Komunikasi Ekspresif
Fungsi Komunikasi Ekspresif
 
Komunikasi
KomunikasiKomunikasi
Komunikasi
 
Makalah interaksi sosial
Makalah  interaksi sosialMakalah  interaksi sosial
Makalah interaksi sosial
 
Fungsi Komunikasi
Fungsi KomunikasiFungsi Komunikasi
Fungsi Komunikasi
 
Makalah interaksi sosial
Makalah interaksi sosialMakalah interaksi sosial
Makalah interaksi sosial
 
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi PesanMakalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
 
Komunikasi inter personal -ppt-
Komunikasi inter personal -ppt-Komunikasi inter personal -ppt-
Komunikasi inter personal -ppt-
 
Pengurusan Masa
Pengurusan MasaPengurusan Masa
Pengurusan Masa
 
Psikologi Komunikasi "Sistem Komunikasi Interpersonal"
Psikologi Komunikasi "Sistem Komunikasi Interpersonal"Psikologi Komunikasi "Sistem Komunikasi Interpersonal"
Psikologi Komunikasi "Sistem Komunikasi Interpersonal"
 
Presentasi persepsi
Presentasi persepsiPresentasi persepsi
Presentasi persepsi
 

Similar to Komunikasi sosial

Pengaruh generasi-muda-millenial-terhadap-karakter-interaksi-sosial-di-masyar...
Pengaruh generasi-muda-millenial-terhadap-karakter-interaksi-sosial-di-masyar...Pengaruh generasi-muda-millenial-terhadap-karakter-interaksi-sosial-di-masyar...
Pengaruh generasi-muda-millenial-terhadap-karakter-interaksi-sosial-di-masyar...istimulyani
 
JURNAL ANTROPOLOGI KOMUNIKASI
JURNAL ANTROPOLOGI KOMUNIKASI JURNAL ANTROPOLOGI KOMUNIKASI
JURNAL ANTROPOLOGI KOMUNIKASI SheilanAlghira
 
Makalah isbd-manusia-dan-peradaban (1)
Makalah isbd-manusia-dan-peradaban (1)Makalah isbd-manusia-dan-peradaban (1)
Makalah isbd-manusia-dan-peradaban (1)zoelfiqar
 
Komunikasi sebagai sebuah proses 2
Komunikasi sebagai sebuah proses 2Komunikasi sebagai sebuah proses 2
Komunikasi sebagai sebuah proses 2Muchlis Soleiman
 
Komunikasi sebagai sebuah proses 2
Komunikasi sebagai sebuah proses 2Komunikasi sebagai sebuah proses 2
Komunikasi sebagai sebuah proses 2Muchlis Soleiman
 
Komunikasi antar budaya 1
Komunikasi antar budaya 1Komunikasi antar budaya 1
Komunikasi antar budaya 1maneicon22
 
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasiKomunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasiputiandinis
 
Sejarah Perkembangan Komunikasi.pdf
Sejarah Perkembangan Komunikasi.pdfSejarah Perkembangan Komunikasi.pdf
Sejarah Perkembangan Komunikasi.pdfPutriHani10
 
modernisasi dan komunikasi
modernisasi dan komunikasimodernisasi dan komunikasi
modernisasi dan komunikasiRatna Yunita
 
Diva Lovelia Widitami Putri tugas sosiologi komunikasi.pdf
Diva Lovelia Widitami Putri tugas sosiologi komunikasi.pdfDiva Lovelia Widitami Putri tugas sosiologi komunikasi.pdf
Diva Lovelia Widitami Putri tugas sosiologi komunikasi.pdfDiva Lovelia
 
Diva lovelia Widitami Putri 44222010287ppt
Diva lovelia Widitami Putri 44222010287pptDiva lovelia Widitami Putri 44222010287ppt
Diva lovelia Widitami Putri 44222010287pptDiva Lovelia
 
Komunikasi Sosial dalam Pengembangan Masyarakat
Komunikasi Sosial dalam Pengembangan MasyarakatKomunikasi Sosial dalam Pengembangan Masyarakat
Komunikasi Sosial dalam Pengembangan MasyarakatLusia Komala Widiastuti
 
REVANSA INDWIANO_SOSIOLOGI KOMUNIKASI.pdf
REVANSA INDWIANO_SOSIOLOGI KOMUNIKASI.pdfREVANSA INDWIANO_SOSIOLOGI KOMUNIKASI.pdf
REVANSA INDWIANO_SOSIOLOGI KOMUNIKASI.pdfHarfiBurhanudin
 
REVANSA INDWIANO_SOSIOLOGI KOMUNIKASI.pdf
REVANSA INDWIANO_SOSIOLOGI KOMUNIKASI.pdfREVANSA INDWIANO_SOSIOLOGI KOMUNIKASI.pdf
REVANSA INDWIANO_SOSIOLOGI KOMUNIKASI.pdfRevansaIndwianoPutra
 
Review Buku Sosiologi Komunikasi by Putri Artha Rejeki Sinaga.pdf
Review Buku Sosiologi Komunikasi by Putri Artha Rejeki Sinaga.pdfReview Buku Sosiologi Komunikasi by Putri Artha Rejeki Sinaga.pdf
Review Buku Sosiologi Komunikasi by Putri Artha Rejeki Sinaga.pdfArthaSinaga2
 

Similar to Komunikasi sosial (20)

Pengaruh generasi-muda-millenial-terhadap-karakter-interaksi-sosial-di-masyar...
Pengaruh generasi-muda-millenial-terhadap-karakter-interaksi-sosial-di-masyar...Pengaruh generasi-muda-millenial-terhadap-karakter-interaksi-sosial-di-masyar...
Pengaruh generasi-muda-millenial-terhadap-karakter-interaksi-sosial-di-masyar...
 
JURNAL ANTROPOLOGI KOMUNIKASI
JURNAL ANTROPOLOGI KOMUNIKASI JURNAL ANTROPOLOGI KOMUNIKASI
JURNAL ANTROPOLOGI KOMUNIKASI
 
Telepon genggam yang mencemaskan
Telepon genggam yang mencemaskanTelepon genggam yang mencemaskan
Telepon genggam yang mencemaskan
 
MYHES
MYHESMYHES
MYHES
 
Tuesday
TuesdayTuesday
Tuesday
 
Makalah isbd-manusia-dan-peradaban (1)
Makalah isbd-manusia-dan-peradaban (1)Makalah isbd-manusia-dan-peradaban (1)
Makalah isbd-manusia-dan-peradaban (1)
 
Komunikasi sebagai sebuah proses 2
Komunikasi sebagai sebuah proses 2Komunikasi sebagai sebuah proses 2
Komunikasi sebagai sebuah proses 2
 
Komunikasi sebagai sebuah proses 2
Komunikasi sebagai sebuah proses 2Komunikasi sebagai sebuah proses 2
Komunikasi sebagai sebuah proses 2
 
Komunikasi antar budaya 1
Komunikasi antar budaya 1Komunikasi antar budaya 1
Komunikasi antar budaya 1
 
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasiKomunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
 
Sejarah Perkembangan Komunikasi.pdf
Sejarah Perkembangan Komunikasi.pdfSejarah Perkembangan Komunikasi.pdf
Sejarah Perkembangan Komunikasi.pdf
 
modernisasi dan komunikasi
modernisasi dan komunikasimodernisasi dan komunikasi
modernisasi dan komunikasi
 
Diva Lovelia Widitami Putri tugas sosiologi komunikasi.pdf
Diva Lovelia Widitami Putri tugas sosiologi komunikasi.pdfDiva Lovelia Widitami Putri tugas sosiologi komunikasi.pdf
Diva Lovelia Widitami Putri tugas sosiologi komunikasi.pdf
 
Diva lovelia Widitami Putri 44222010287ppt
Diva lovelia Widitami Putri 44222010287pptDiva lovelia Widitami Putri 44222010287ppt
Diva lovelia Widitami Putri 44222010287ppt
 
Komunikasi Sosial dalam Pengembangan Masyarakat
Komunikasi Sosial dalam Pengembangan MasyarakatKomunikasi Sosial dalam Pengembangan Masyarakat
Komunikasi Sosial dalam Pengembangan Masyarakat
 
REVANSA INDWIANO_SOSIOLOGI KOMUNIKASI.pdf
REVANSA INDWIANO_SOSIOLOGI KOMUNIKASI.pdfREVANSA INDWIANO_SOSIOLOGI KOMUNIKASI.pdf
REVANSA INDWIANO_SOSIOLOGI KOMUNIKASI.pdf
 
REVANSA INDWIANO_SOSIOLOGI KOMUNIKASI.pdf
REVANSA INDWIANO_SOSIOLOGI KOMUNIKASI.pdfREVANSA INDWIANO_SOSIOLOGI KOMUNIKASI.pdf
REVANSA INDWIANO_SOSIOLOGI KOMUNIKASI.pdf
 
Review Buku Sosiologi Komunikasi by Putri Artha Rejeki Sinaga.pdf
Review Buku Sosiologi Komunikasi by Putri Artha Rejeki Sinaga.pdfReview Buku Sosiologi Komunikasi by Putri Artha Rejeki Sinaga.pdf
Review Buku Sosiologi Komunikasi by Putri Artha Rejeki Sinaga.pdf
 
Makalah Globalisasi
Makalah GlobalisasiMakalah Globalisasi
Makalah Globalisasi
 
Makalah pengaruh globalisasi
Makalah pengaruh globalisasiMakalah pengaruh globalisasi
Makalah pengaruh globalisasi
 

More from EDUCATIONAL TECHNOLOGY (20)

Adobe Photoshop Cs3
Adobe Photoshop Cs3Adobe Photoshop Cs3
Adobe Photoshop Cs3
 
Materi tik kelas 9
Materi tik kelas 9Materi tik kelas 9
Materi tik kelas 9
 
Kamus istilah komputer
Kamus istilah komputerKamus istilah komputer
Kamus istilah komputer
 
Bahan ajar TIK
Bahan ajar TIKBahan ajar TIK
Bahan ajar TIK
 
Artikel henry
Artikel henryArtikel henry
Artikel henry
 
Artikel paulina jd
Artikel paulina jdArtikel paulina jd
Artikel paulina jd
 
Kumpulan karya kahlil gibran
Kumpulan karya kahlil gibranKumpulan karya kahlil gibran
Kumpulan karya kahlil gibran
 
Teamwork dalam organisasi
Teamwork dalam  organisasiTeamwork dalam  organisasi
Teamwork dalam organisasi
 
Pengambilan keputusan Organisasi
Pengambilan keputusan OrganisasiPengambilan keputusan Organisasi
Pengambilan keputusan Organisasi
 
Manajemen waktu
Manajemen waktuManajemen waktu
Manajemen waktu
 
Manajemen pembaharuan
Manajemen pembaharuanManajemen pembaharuan
Manajemen pembaharuan
 
Manajemen organisasi
Manajemen organisasiManajemen organisasi
Manajemen organisasi
 
Manajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasiManajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasi
 
Manajemen kesekretariatan organisasi
Manajemen kesekretariatan organisasiManajemen kesekretariatan organisasi
Manajemen kesekretariatan organisasi
 
Manajemen forum
Manajemen forumManajemen forum
Manajemen forum
 
Manajemen & administrasi organisasi
Manajemen & administrasi organisasiManajemen & administrasi organisasi
Manajemen & administrasi organisasi
 
Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasiKomunikasi organisasi
Komunikasi organisasi
 
Kepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasionalKepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasional
 
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku  organisasiKepemimpinan dan perilaku  organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
 
Iklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasiIklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasi
 

Recently uploaded

SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Recently uploaded (20)

SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

Komunikasi sosial

  • 1. KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES SOSIAL, BUDAYA , DAN POLITIK BAHRUR ROSYIDI DURAISY PENDAHULUAN Indonesia adalah negara kepulauan terdiri dari 17.508 pulau, 485 suku bangsa dan 583 bahasa daerah. Kenyataan itu sangat fantastis. Dengan begitu beragamnya suku bangsa, bahasa, dan adat istiadat.Kita tetap dipersatukan oleh satu bahasa, yaitu Bahasa Indonesia. Sehingga informasi atau pesan kebudayaan dari masing-masing suku bangsa dengan bahasa yang berbeda-beda itu tetap bisa disimak dan dipahami. Hubungan yang terjadi di antara berbagai suku bangsa tersebut tentu saja melalui suatu proses komunikasi. Jika komunikasi tersebut di tinjau dari segi komunikasi sebagai proses sosial dan proses budaya, maka bukanlah semata-mata terjadi proses tukar menukar barang seperti di pasar, tetapi terjadi suatu proses tukar menukar segi kebudayaan dan proses sosial. Hal itu meliputi bahasa, religi, sistem ilmu pengetahuan, sistem ekonomi, sistem teknologi, sistem organisasi sosial dan kesenian. Yang dimana proses sosial itu sendiri dapat menghubungkan antar individu dengan individu lainnya untuk saling berinteraksi dan tidak dapat dihindari dari hubungan tersebut dapat terjadi perubahan maka dari itu dari makalah ini akan membahas secara khusus bagaimana komunikasi itu sebagai proses sosial dan proses budaya. Ketidak mampuan manusia untuk berkomunikasi menjadikannya bagai seekor katak dalam tempurung. Kita tidak mengelak bahwa kita, manusia adalah makhluk individu. Konsekuensinya, bahwa kita akan memenuhi kebutuhan individu kita terlebih dulu setelah itu baru kebutuhan uang lain (kebutuhan sosial). Akan tetapi kita menyadari penuh bahwa kita tidak bisa hidup atau lebih tepatnya tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup kita sendiri tanpa orang lain. Meskipun sebagai makhluk individu yang mencintai dirinya sendiri manusia adalah bagian dari semesta alam dan secara lebih sempit bagian dari masyarakat, yang merupakan pengejawantahan kodrat manusia (A. Sony Keraf, Hukum Kodrat dan Teori Hak Milik
  • 2. Pribadi). Maka bersamaan dengan itu ia harus juga menjaga dan mempertahankan masyarakatnya. Akibat pernyataan tersebut, maka manusia dalam mempertahankan hidup atau lebih tepatnya memenuhi kebutuhannya, perlu bekerja sama dengan orang lain. Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima macam kebutuhan, yaitu: 1. Kebutuhan fisik biologis, contoh: makan, minum, buang air, bernafas, dan seks. 2. Kebutuhan keamanan dan jaminan hidup, mencakup perlindungan dan ketetapan. 3. Kebutuhan diri dan penghargaan, contoh: gelar, pangkat, status, hadiah, penghargaan, etc. 4. Kebutuhan akan pemenuhan dan pencapaian diri, kebutuhan ini bisa tercapai dengan mendapatkan pertumbuhan dan pengembangan kemampuan dan pemenuhan kebutuhan diri sendiri. 5. Kebutuhan sosial dan bergabung dengan kelompok, kebutuhan ini meliputi kebutuhan unutk diterima, dicintai, berteman, dan diakui oleh orang lain. Yang perlu diperhatikan disini adalah, manusia adalah makhluk individu bersamaan dengan itu manusia juga merupakan makhluk sosial. Ia membutuhkan pengakuan dari lingkungannya. Seorang manusia akan kelihatan jati dirinya ketika sudah terpenuhi kebutuhan sosialnya, begitu pun sebaliknya ia akan kehilangan jati diri kemanusiaannya jika mengasingkan diri dengan manusia lain. John Donne pernah mengatakan bahwa “Tidak seorang manusia pun merupakan sebuah pulau yang cukup diri, setiap manusia adalah kepingan dari benua dan merupakan bagian dari keseluruhan.” Esensi manusia yang tidak bisa hidup atau tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri inilah yang menjawab pertanyaan mengapa manusia harus membuat hubungan dan berinteraksi dengan orang lain. Pada posisi inilah komunikasi menjadi sangat berperan sebagai salah satu manifestasi untuk memenuhi kebutuhan kita, manusia. Melalui komunikasi manusia membangun atau menghancurkan diri dan lingkungannya, melalui komunikasi manusia bisa memajukan atau memundurkan peradabannya, dan melalui komunikasi pula manusia bisa mengangkat atau menjerumuskan harkatnya.
  • 3. Saat ini kita telah memasuki era yang disebut ”Revolusi Komunikasi” dari Daniel Lerner, ”Masyarakat Pasca Industri” (The Post Industrial Society) dari Daniel Bell, ”Abad Komunikasi” atau ”Gelombang Ketiga” (The Third Wave) dari Alvin Toffler. Salah satu ciri yang menyertai berbagai sebutan era dari para ahli tersebut adalah penggunaan alat komunikasi sebagai media yang sangat penting di dalam pergaulan manusia. Globalisasi sendiri telah memporakporandakan sebuah negara yang berusaha mengisolasi diri dari pergaulan dunia, bahkan Marshall McLuhan mengatakan bahwa kita telah memasuki Global Village (kampung global). Global Village artinya dunia diibaratkan sebuah kampung dengan suatu ciri apa yang terjadi di sebuah wilayah negara dalam waktu singkat segera diketahui oleh negara lain. Sama persis suatu kejadian yang ada di sebuah sudut kampung dalam waktu singkat cepat diketahui oleh seluruh masyarakat di kampung tersebut. Menurut Collin Cherry kasus semacam itu sering diistilahkan dengan ledakan komunikasi massa. Ledakan komunikasi massa ternyata membawa implikasi geografis dan geometris. Implikasi geografis artinya suatu negara pada akhirnya akan terseret arus pada jaringan komunikasi dunia. Sedangkan implikasi geometris adalah berlipatnya jumlah lalu lintas pesan yang dibawa dalam sistem komunikasi yang jumlahnya berlipat-lipat. Saat ini kita tidak bisa membayangkan bahwa satelit kita dilewati (menjadi perantara) banyak informasi dan pesan. Berbagai perkembangan komunikasi tersebut sebenarnya merupakan proses yang terus menerus diperbaharui dari hari ke hari. Kalau dahulu sistem komunikasi dilakukan lewat pelayanan pos (Curtus Publicus) yang terjadi di kota Roma, kemudian berkembang menjadi lebih maju dengan ditemukannya telegraf satu abad sesudahnya, penemuan kristal transistor pada 1948, satelit dan saat ini sudah ada bentuk komunikasi yang semakin canggih dengan menggunakan istilah electronic memory chips (chips) berupa peralatan mikro komputer. Daniel Lerner, dalam tulisannya yang berjudul Technology, Communication, and Change pada 1976, mencatat lima revolusi komunikasi yang pernah terjadi di dunia sebelum tahun 1975. Lima revolusi komunikasi tersebut yakni sebagai berikut.
  • 4. Teknologi Media Rentang waktu ke tahun 1975 Mesin cetak cetakan + 500 tahun Kamera atau film visual 100 tahun Transmitter atau tabung hampa audio 50 tahun Transistor atau tabung gambar audio visual 20 tahun Satelit Jaringan dunia pertama 10 tahun Setiap revolusi komunikasi berbeda rentang waktunya. Seperti, antara revolusi pertama ke revolusi kedua membutuhkan waktu lebih dari 400 tahun. Waktu selama empat abad itu dibutuhkan untuk mengembangkan sebuah kelas sosial yang bisa memanfaatkan teknologi cetak tersebut. Di Indonesia perkembangan tersebut juga terasa sekali. Komunikasi antarpersona yang dahulu menjadi andalan dalam proses komunikasi lambat laun posisinya sudah tergeser oleh media radio dan surat kabar yang digunakan untuk alat perjuangan. Kemudian tergeser oleh peran media televisi ketika di tanah air sudah ada siaran televisi pada 1962. Pertanyaan kita selanjutnya adalah bagaimana kaitan antara realitas komunikasi tersebut dengan sosial, budaya, dan politik? Atau dengan kata lain bagaimana komunikasi bisa dijelaskan sebagai proses sosial, budaya, dan politik? HAKIKAT PROSES SOSIAL Studi tentang peranan komunikasi dalam proses sosial banyak dikaitkan dengan asumsi-asumsi bahwa perubahan sosial (social change) dapat disebabkan karena komunikasi. Para ahli umumnya menitikberatkan perhatiannya pada studi tentang efek komunikasi. Para pakar dari berbagai disiplin ilmu sangat percaya bahwa komunikasi merupakan sebuah kekuatan yang bisa digunakan secara sadar untuk mempengaruhi dan mengubah perilaku masyarakat, terutama dalam menerima gagasan-gagasan baru dan teknologi baru. Arifin mencatat bahwa keyakinan tersebut telah menyebabkan berkembangnya kajian tentang difusi. Sesungguhnya kajian difusi ini telah dilakukan oleh Lazarsfeld, Barelson, dan Gandet, tahun 1948, yang berkembang tahun 1955.
  • 5. Para pakar psikologi ini menemukan bahwa peranan yang dimainkan oleh media massa dalam mempengaruhi khalayak sangat kecil, bila dibandingkan dengan komunikasi langsung. Lain lagi yang dicatat Wilbur Schramm dan Daniel Lezner bahwa konsep difusi dan adopsi inovasi pada akhirnya melandasi terjadinya dua revolusi besar yang melanda Dunia Ketiga, yakni revolusi hijau dan revolusi pengendalian penduduk. Pada masa yang akan datang, masalah difusi dan inovasi terasa masih sangat urgent atau penting. Bukan saja diharapkan masyarakat dapat menerima dan menyebarkan inovasi pembangunan, tetapi juga mampu berpartisipasi secara aktif dalam proses perubahan sosial yang direncanakan (development). Santoso S. Hamijoyo mengemukakan konsep tentang komunikasi partisipatoris di mana partisipasi masyarakat secara sadar, kritis, sukarela, murni, dan bertanggungjawab memang baik. ”Baik” bukan sekedar karena bahwa dengan demikian ada kemungkinan biaya pembangunan menjadi murah, tetapi ”baik” karena memang sesuai dengan prinsip-prinsip dasar membangun masyarakat, bangsa, dan negara. Kendala partisipasi tersebut, menurut Santoso S. Hamijoyo, bukan hanya karena tingkat pendidikan dan peradaban, tetapi juga karena sulitnya pelaksanaan partisipasi masyarakat. Dengan kata lain, kendala partisipasi tersebut lebih banyak bersumber dari kurangnya kemauan atau itikad baik, komitmen moralitas dan kejujuran dari sebagian para komunikator, pemimpin dan penguasa, baik di kalangan pemerintah, swasta, maupun masyarakat dari semua tingkatan. Maka dari itu, masalah komunikasi pembangunan bukan hanya menyangkut bagaimana melakukan transformasi ide dan pesan melalui penyebaran informasi. Difusi dan inovasi merupakan problem struktural. Artinya, penerimaan dan penyebarluasan ide baru tersebut sangat tergantung pada sifat atau karakteristik lapisan masyarakat (stratifikasi sosial). Pada pertemuan ini akan dibahas bagaimana perubahan sosial terjadi secara teoritis, bagaimana persoalan-persoalan komunikasi yang muncul di dalam perubahan sosial tersebut; serta contoh-contoh kasus dalam konteks keindonesiaan.
  • 6. Komunikasi dan Perubahan Sosial Jurnal Komunikasi Audientia, Vol. I, 2 April – Juni 1993, menurunkan tulisan Bruce H. Westley. Ia sudah sejak lama menekuni pemikiran di sekitar komunikasi sebagai domain perubahan sosial. Dalam buku Process and Phenomena of Social Change pada 1978, Westley menulis panjang lebar tentang komunikasi dan perubahan sosial. Beberapa asumsi yang mendasari kajian perubahan sosial di mana komunikasi terlibat di dalamnya antara lain: pertama, bahwa proses komunikasi menghasilkan perubahan-perubahan pengertian. Hal itu bukan saja terjadi secara individual, bahkan bisa bersifat sistemik. Young Yun Kim mendefinisikan komunikasi sebagai pertukaran informasi di antara dua sistem yang mengatur dirinya sendiri. Kedua, pertukaran informasi mempunyai tujuan pendidikan, hiburan, persuasi, dan sebagainya. Melalui proses inilah teori pembelajaran sosial melihat bahwa setiap manusia memiliki suatu sikap atau nilai atau pandangan tertentu terhadap dunianya. Sebaliknya, dunia sekitarnya membangun dan mempengaruhi persepsi kita. Peranan media massa dalam hubungannya dengan teori pembelajaran sosial tersebut bisa mengisi keempat proses yang diajukan oleh Albert Bandura, yakni proses memperhatikan, proses mengingatkan kembali, proses gerakan untuk menciptakan kembali, dan proses mengarahkan gerakan sesuai dorongan. Ketiga, bahwa dalam proses komunikasi terjadi sosialisasi nilai. Wilbur Schramm menyatakan bahwa kegiatan komunikasi juga dapat dilihat dari kedudukan fenomena dalam kehidupan sosial. Komunikasi pada dasarnya membuat individu menjadi bagian dari lingkungan sosial. Hubungan yang terbentuk akibat informasi, jika memiliki pola (pattern), akan disebut sebagai instruksi atau perantara komunikasi. Rogers dan Kincaid menggambarkan terbentuknya suatu realitas sosial (social reality) akibat proses komunikasi, yakni berupa saling pengertian (mutual understanding), persetujuan bersama (mutual agreement), dan tindakan bersama (collective action).
  • 7. Keempat, bahwa kegiatan komunikasi mempunyai efek yang spesifik. Teori komunikasi yang paling banyak membahas masalah efek adalah komunikasi massa, khususnya efek media. Horton Cooley sejak awal abad ke-20 sudah mengatakan bahwa media massa dapat memanusiakan dan meningkatkan kemampuan masyarakat, dalam menanggapi persoalan-persoalan baru, dan memberikan konteks umum dalam rangka pengambilan keputusan yang demokratis serta menghentikan monopoli pengetahuan yang aristokratis (sebuah sistem pemerintahan yang dipimpin oleh individu yang terbaik). Dalam pandangan strukturalisme, C. Wright Mills mengatakan sebaliknya bahwa kekuatan elite dalam mengontrol massa adalah dengan mengontrol ekses terhadap media massa. Asumsi kelima, komunikasi telah terbukti sebagai cara yang efektif dalam penyebaran ide-ide baru kepada masyarakat yang terdiri atas inovasi. Kemudian, asumsi keenam ialah komunikasi merupakan cara penularan perilaku. Asumsi ketujuh bahwa motivasi berprestasi secara korelatif digunakan dengan cara memanfaatkan media massa. Asumsi kedelapan bahwa komunikasi memiliki keterbatasan dalam menjalankan perannya sebagai agen perubahan. Karena, komunikasi bukan satu-satunya komponen yang menentukan perubahan. A. Komunikasi Sebagai Proses Sosial Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara dalam melakukan perubahan sosial (social change). Komunikasi berperan menjembatani perbedaan dalam masyarakat karena mampu merekatkan kembali sistem sosial masyarakat dalam usahanya melakukan perubahan. Namun begitu, komunikasi juga tak akan lepas dari konteks sosialnya. Artinya ia akan diwarnai oleh sikap, perilaku, pola, norma, pranata masyarakatnya. Jadi keduanya saling mempengaruhi dan saling melengkapi, seperti halnya hubungan antara manusia dengan masyarakat. Little John (1999), menjelaskan hal ini dalam genre interactionist theories. Dalam teori ini, dijelaskan bahwa memahami kehidupan sosial sebagai proses interaksi. Komunikasi (interaksi) merupakan sarana kita belajar berperilaku. Komunikasi merupakan perekat masyarakat.
  • 8. Masyarakat tidak akan ada tanpa komunikasi. Struktur sosial-struktur sosial diciptakan dan ditopang melalui interaksi. Bahasa yang dipakai dalam komunikasi adalah untuk menciptakan struktur-struktur sosial. Hubungan antara perubahan sosial dengan komunikasi (atau media komunikasi) pernah diamati oleh Goran Hedebro (dalam Nurudin, 2004) sebagai berikut : 1. Teori komunikasi mengandung makna pertukaran pesan. Tidak ada perubahan dalam masyarakat tanpa peran komunikasi. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa komunikasi hadir pada semua upaya bertujuan membawa ke arah perubahan. 2. Meskipun dikatakan bahwa komunikasi hadir dengan tujuan membawa perubahan, namun ia bukan satu-satunya alat dalam membawa perubahan sosial. Dengan kata lain, komunikasi hanya salah satu dari banyak faktor yang menimbulkan perubahan masyarakat. 3. Media yang digunakan dalam komunikasi berperan melegitimasi bangunan sosial yang ada. Ia adalah pembentuk kesadaran yang pada akhirnya menentukan persepsi orang terhadap dunia dan masyarakat tempat mereka hidup. 4. Komunikasi adalah alat yang luar biasa guna mengawasi salah satu kekuatan penting masyarakat; konsepsi mental yang membentuk wawasan orang mengenai kehidupan. Dengan kata lain, mereka yang berada dalam posisi mengawasi media, dapat menggerakkan pengaruh yang menentukan menuju arah perubahan sosial. Komunikasi sebagai proses sosial adalah bagian integral dari masyarakat. Secara garis besar komunikasi sebagai proses sosial di masyarkat memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut : (1) Komunikasi menghubungkan antar berbagai komponen masyarakat. Komponen di sini tidak hanya individu dan masyarakat saja, melainkan juga berbagai bentuk lembaga sosial (pers, humas, universitas); (2) Komunikasi membuka peradaban (civilization) baru manusia; (3) Komunikasi adalah manifestasi kontrol sosial dalam masyarakat; (4) Tanpa bisa diingkari komunikasi berperan dalam sosialisasi nilai ke masyarakat; dan (5) Seseorang
  • 9. akan diketahui jati dirinya sebagai manusia karena menggunakan komunikasi. Itu juga berarti komunikasi menunjukkan identitas sosial seseorang. B. Komunikasi sebagai proses budaya Dalam hubungannya dengan proses budaya komunikasi yang ditujukan kepada orang atau kelompok lain adalah sebuah pertukaran budaya. Dalam proses tersebut terkandung unsur-unsur kebudayaan, salah satunya adalah bahasa, sedangkan bahasa adalah alat komunikasi. Dengan demikian, komunikasi juga disebut sebagai proses budaya. Koentjaraningrat (dalam Nurudin, 2004) menyatakan kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya. Dari definisi tersebut layak diamati bahwa dalam kebudayaan itu ada; gagasan, budi dan karya manusia; gagasan dan karya manusia itu akan menjadi kebudayaan setelah sebelumnya dibiasakan dengan belajar. Memandang kebudayaan hanya dari segi hasil karyanya adalah tidak tepat. Demikian juga melihat sesuatu hanya dari gagasan manusia juga terlalu sempit. Dengan kata lain, kebudayaan menemukan bentuknya jika dipahami secara keseluruhan. Apakah kebudayaan hanya sekedar konsep? Tidak. Paling tidak kebudayaan mempunyai wujud sebagai berikut : 1) wujud sebagai suatu kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia; 2) wujud sebagai suatu kompleks aktivitas; dan 3) wujud sebagai benda. Melihat wujud kebudayaan tentu secara operasional bisa dilihat dari isi kebudayaan yang sering disebut sebagai cultural universal meliputi : a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat rumah tangga, senjata alat produksi, transpor); b. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi); c. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum dan sistem perkawinan); d. Bahasa (lisan maupun tertulis);
  • 10. e. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak); f. Sistem pengetahuan; g. Religi (sistem kepercayaan). Komunikasi adalah salah satu wujud kebudayaan. Sebab, komunikasi hanya bisa terwujud setelah sebelumnya ada suatu gagasan yang akan dikeluarkan oleh pikiran individu. Jika komunikasi itu dilakukan dalam suatu komunitas, maka menjadi sebuah kelompok aktivitas (kompleks aktivitas dalam lingkup komunitas tertentu). Dan pada akhirnya, komunikasi yang dilakukan tersebut tak jarang membuahkan suatu bentuk fisik misalnya hasil karya seperti sebuah bangunan. Bukankah bangunan didirikan karena ada konsep, gagasan, kemudian didiskusikan (dengan keluarga, pekerja atau arsitek) dan berdirilah sebuah rumah. Maka komunikasi, nyata menjadi sebuah wujud dari kebudayaan. Dengan kata lain, komunikasi bisa disebut sebagai proses budaya yang ada dalam masyarakat. Jika ditinjau secara lebih kongkrit, hubungan antara komunikasi dengan isi kebudayaan akan semakin jelas. 1. Dalam mempraktekkan komunikasi manusia membutuhkan peralatan- peralatan tertentu. Secara minimal komunikasi membutuhkan sarana berbicara seperti mulut, bibir dan hal-hal yang berkaitan dengan bunyi ujaran. Ada kalanya dibutuhkan tangan dan anggota tubuh lain (komunikasi non verbal) untuk mendukung komunikasi lisan. Ditinjau secara lebih luas dengan penyebaran komunikasi yang lebih luas pula, maka digunakanlah peralatan komunikasi massa seperti televisi, surat kabar, radio dan lain-lain. 2. Komunikasi menghasilkan mata pencaharian hidup manusia. Komunikasi yang dilakukan lewat televisi misalnya membutuhkan orang yang digaji untuk “mengurusi” televisi. 3. Sistem kemasyarakatan menjadi bagian tak terpisahkan dari komunikasi, misalnya sistem hukum komunikasi. Sebab, komunikasi akan efektif manakala diatur dalam sebuah regulasi agar tidak melanggar norma-norma masyarakat. Dalam bidang pers, dibutuhkan jaminan kepastian hukum agar terwujud kebebasan pers. Namun, kebebasan pers juga tak serta merta dikembangkan di luar norma masyarkat. Di sinilah perlunya sistem hukum komunikasi.
  • 11. 4. Komunikasi akan menemukan bentuknya secara lebih baik manakala menggunakan bahasa sebagai alat penyampai pesan kepada orang lain. Wujud banyaknya bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi menunjukkan bahwa bahasa sebagai isi atau wujud dari komunikasi. Bagaimana penggunaan bahasa yang efektif, memakai bahasa apa, siapa yang menjadi sasaran adalah manifestasi dari komunikasi sebagai proses budaya. Termasuk di sini juga ada manifestasi komunikasi sebagai proses kesenian misalnya, di televisi ada seni gerak (drama, sinetron, film) atau seni suara (menyanyi, dialog). 5. Sistem pengetahuan atau ilmu pengetahuan merupakan substansi yang tak lepas dari komunikasi. Bagaimana mungkin suatu komunikasi akan berlangsung menarik dan dialogis tanpa ada dukungan ilmu pengetahuan? Ilmu pengetahuan ini juga termasuk ilmu tentang berbicara dan menyampaikan pendapat. Bukti bahwa masing-masing pribadi berbeda dalam penyampaian, gaya, pengetahuan yang dimiliki menunjukkan realitas tersebut. Komunikasi sebagai proses budaya tak bisa dipungkiri menjadi obyektivasi (meminjam istilah Berger) antara budaya dengan komunikasi. Proses ini meliputi peran dan pengaruh komunikasi dalam proses budaya. Komunikasi adalah proses budaya karena di dalamnya ada proses seperti layaknya sebuah proses kebudayaan, punya wujud dan isi serta kompleks keseluruhan. Sesuatu dikatakan komunikasi jika ada unsur-unsur yang terlibat di dalamnya. Kebudayaan juga hanya bisa disebut kebudayaan jika ada unsur-unsur yang terlibat di dalamnya yang membentuk sebuah sistem. C. Komunikasi sebagai proses politik Oliver Garceau (dalam Dan Nimmo, 1994) menulis tentang proses politik sebagai pola interaksi yang berganda, setara, bekerja sama, dan bersaingan yang menghubungkan warga negara partisipan yang aktif dalam posisi utama pembuat keputusan. Serupa dengan Garceau, Nurudin (2004) menyatakan sebagai proses politik, komunikasi menjadi alat yang mampu mengalirkan pesan
  • 12. politik (tuntutan dan dukungan) ke kekuasaan untuk diproses. Proses itu kemudian dikeluarkan kembali dan selanjutnya menjadi umpan balik (feedback). Dalam suatu sistem politik yang demokratis, terdapat subsistem suprastruktur politik (lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif) dan subsistem infrastruktur politik (partai politik, organisasi kemasyarakatan, kelompok kepentingan, dll) –nya. Proses politik berkenaan dengan proses input dan output sistem politik. Dalam model komunikasi politik, dijelaskan bahwa komunikasi politik model input merupakan proses opini berupa gagasan, tuntutan, kritikan, dukungan mengenai suatu isu-isu aktual yang datang dari infrastruktur ditujukan kepada suprastruktur politiknya untuk diproses menjadi suatu keputusan politik (berupa undang- undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, dan sebagainya). Sedangkan komunikasi politik model output adalah proses penyampaian atau sosialisasi keputusan-keputusan politik dari suprastruktur politik kepada infrastruktur politik dalam suatu sistem politik. Dewasa ini, contoh proses politik yang paling aktual dalam sistem politik kita adalah isu tentang harga bahan bakar minyak (BBM). Tuntutan-tuntutan pembatalan kenaikan harga BBM dari berbagai kalangan masyarakat (mahasiswa, partai politik, organisasi kemasyarakatan) ditujukan kepada wakil- wakil rakyat mereka yang duduk di DPR dan DPRD, juga kepada pemerintah eksekutif (presiden dan para pembantunya). Kemudian DPR mengadakan sidang paipurna untuk membahas isu ini. Sebagai proses politik, komunikasi berperan menghubungkan bagian-bagian dari sistem politik. Gabriel Almond (dalam Alfian, 1994) mengibaratkan komunikasi sebagai aliran darah yang mengalirkan pesan-pesan politik yang berupa tuntutan, protes, dukungan ke jantung pemrosesan sistem politik. Dengan komunikasi, maka realitas, sejarah, tradisi politik bisa dihubungan dan dirangkaikan dari masa lalu untuk dijadikan acuan ke masa depan. Dengan komunikasi sebagai proses politik, berbagai tatanan politik berubah sesuai dengan tuntutan masyarakat akan berubah. Misalnya, tradisionalisme. Berbagai adopsi tradisi luar juga tidak akan mudah diterima begitu saja dan suatu saat akan mengalami kegagalan seandainya bertentangan dengan tradisi yang sudah
  • 13. ada. Ada beberapa catatan yang bisa ditarik ketika kita memperbincangkan komunikasi sebagai proses politik, yakni sebagai berikut: 1. Komunikasi memiliki peran signifikan dalam menentukan proses perubahan politik di Indonesia. Ini bisa dilihat dari perubahan format lembaga kepresidenan yang dahulunya sakral kemudian menjadi tidak sakral. Ini semua diakibatkan terbinanya komunikasi politik yang baik antara masyarakat dan pemerintah. 2. Kita pernah mewarisi komunikasi politik yang tertutup sehingga mengakibatkan ideologi politik yang tidak terbuka. Kemudian timbul penafsiran ada pada pihak penguasa yang mendominasi dan mengontrol semua bagian, sehingga memunculkan hegemoni dan pola atau arus komunikasi top down yang indoktrinatif. 3. Komunikasi masih dipengaruhi oleh tradisi politik masa lalu. Tradisi politik yang mementingkan keseimbangan, harmoni, dan keserasian masih diwujudkan meskipun dalam kenyataannya tradisi itu justru dijadikan alat legitimasi politik penguasa atas nama stabilitas. Keterpengaruhan ini juga termanifestasikan pada budaya sungkan yang masih kental dalam tradisi komunikasi kita. 4. Sebagai proses politik, komunikasi menjadi alat yang mampu untuk mengalirkan pesan politik (berupa tuntutan dan dukungan) ke pusat kekuasaan untuk diproses. Proses itu kemudian dikeluarkan kembali dan selanjutnya menjadi umpan balik. Ini artinya, komunikasi sebagai proses politik adalah aktivitas tanpa henti.
  • 14. SIMPULAN Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara dalam melakukan social change. Komunikasi berperan menghubungkan perbedaan dalam masyarakat karena mampu merekatkan kembali sistem sosial masyarakat dalam usahanya melakukan perubahan. Meski demikian, komunikasi juga tak akan lepas dari monteks sosialnya. Itu artinya ia akan tetap di warnai oleh sikap perilaku, pola, norma, dan pranata masyarakatnya. Jadi keduanya saling mempengaruhi dan saling melengkapi. Dalam hubungannya dengan dengan proses budaya, komunikasi yang ditujukan kepada orang atau kelompok lain adalah sebuah pertukaran budaya. Dalam proses tersebut terkandung unsur – unsur kebudayaan, salah satunya adalah bahasa, sedangkan bahasa adalah alat komunikasi. Dengan demikian, komunikasi juga disebut sebagai proses budaya. DAFTAR PUSTAKA  Alfian, 1994, Komunikasi Politik dan Sistem Politik Indonesia, Gramedia, Jakarta  Dan Nimmo, 1984, Komunikasi Politik, Rosdakarya, Bandung  Keraf, A. Sonny,Hukum Kodrat dan Teori Hak Milik Pribadi,Kanisius,Yogyakarta,1997.  Koentjaraningrat,Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan,PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta,1997.  Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication 6th, Longman  Nurudin , 2004, Sistem Komunikasi Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta  Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia,PT Rajawali Pers,Jakarta,2007.  Panuju,Redi,Sistem Komunikasi Indonesia,Pustaka Belajar,Pustaka Belajar,Yogyakarta,1997.  Rakhmat, Jalaluddin, dan Deddy Mulyana. 2003. Komunikasi Antarbudaya. Bandung: Rosdakarya.