3. APA ITU HERMENEUTIKA?
Nama hermeneutika diambil dari kata kerja dalam bahasa Yunani
hermeneuein yang berarti, menafsirkan, memberi pemahaman, atau
menerjemahkanJika dirunut lebih lanjut, kata kerja tersebut diambil dari
nama Hermes, dewa Pengetahuan dalam mitologi Yunani yang bertugas
sebagai pemberi pemahaman kepada manusia terkait pesan yang
disampaikan oleh para dewa-dewa di Olympus.
Fungsi Hermes adalah penting sebab bila terjadi kesalahpahaman tentang
pesan dewa-dewa, akibatnya akan fatal bagi seluruh umat manusia.Hermes
harus mampu menginterpretasikan atau menyadur sebuah pesan ke dalam
bahasa yang dipergunakan oleh pendengarnya. Sejak saat itu Hermes menjadi
simbol seorang duta yang dibebani dengan sebuah misi tertentu. Berhasil
tidaknya misi itu sepenuhnya tergantung pada cara bagaimana pesan itu
disampaikan. Oleh karena itu, hermeneutik pada akhirnya diartikan sebagai
‘proses mengubah sesuatu atau situasi ketidaktahuan menjadi mengerti’
Menurut Palmer, hermeneutika adalah sebuah teori yang mengatur tentang
metode penafsiran, yaitu interpretasi terhadap teks dan tanda- tanda lain yang
dapat dianggap sebagai teks (Palmer,1969)
4. Hermes sang dewa pembawa Pesan untuk Manusia
Hermes Sang Pembawa Bencana bagi kaum Adam
VS
5. SEJARAH HERMENEUTIKA
Jika asal kata hermeneutika diruntut, maka kata tersebut merupakan
derivasi dari kata Hermes, seorang Dewa dalam mitologi Yunani yang
bertugas menyampaikan dan menjelaskan pesan (message) dari sang
Dewa kepada manusia. Menurut versi lain dikatakan bahwa Hermes
adalah seorang utusan yang memiliki tugas menyampaikan pesan
Yupiter kepada manusia. Tugas utama Hermes adalah
menerjemahkan pesan-pesan dari gunung Olimpus ke dalam bahasa
yang dipergunakan oleh pendengarnya. Sejak saat itulah Hermes
menjadi simbol seorang duta yang dibebani dengan misi tertentu.
6. Sayyed Hoseen Nashr memiliki hipotesis bahwa Hermes tersebut
tidak lain adalah Nabi Idris a.s., yang disebut dalam al-Quran, dan
dikenal sebagai manusia pertama yang mengetahui tulisan,
teknologi tenun, kedokteran, astrologi dan lain-lain. Menurut
riwayat yang beredar di lingkungan pesantren, Nabi Idris adalah
orang yang ahli di bidang pertenunan (tukang tenun/memintal).
Sedangkan di lingkungan agama Yahudi Hermes dikenal sebagai
Thoth, yang dalam mitologi mesir dikenal dengan Nabi Musa.
Intinya, persoalan krusial yang harus diselesaikan oleh Hermes
adalah bagaimana menafsirkan pesan Tuhan yang berbicara dengan
bahasa “langit” agar dapat dipahami oleh manusia yang “berbahasa
bumi”. Dari sini makna metaforis dari profesi tukang
tenun/memintal muncul, yaitu merangkai kata Tuhan agar dapat
ditangkap dan mudah dipahami oleh manusia. Dengan demikian
kata hermeneutika yang diambil dari peran Hermes adalah sebuah
ilmu atau seni menginterpretasikan (the art of interpretation)
sebuah teks. Sebagai sebuah ilmu, hermeneutika harus
menggunakan cara-cara ilmiah dalam mencapai makna rasional dan
dapat diuji sebagai sebuah seni, ia harus menampilkan sesuatu yang
baik dan indah tentang sesuatu penafsiran.
8. Hermeneutika diartikan sebagai tindakan
memahami pesan yang disampaikan Tuhan
dalam kitab suci-Nya secara rasional. Dalam
tradisi Kristen, sejak abad 3 M , Gereja yang
kental dengan tradisi paripatetik
menggunakan konsep tawaran Aristoteles ini
untuk menginterpretasikan al-kitab.
Sedangkan dalam tradisi filsafat Islam, ulama
kalam menggunakan istilah Takwil sebagai
ganti dari hermeneutika, untuk menjelaskan
ayat-ayat Mutasyabbihat.
Ketika Eropa memasuki masa
pencerahan(rennaisance), dari akhir abad 18
M sampai awal 19 M, kajian-kajian
hermeneutika yang dilakukan pada abad
pertengahan dinilai tidak berbeda sama
sekali dengan upaya para ahli filologi klasik.
Empat tingkatan interpretasi yang
berkembang pada abad pertengahan, yaitu,
literal eksegesis, allegoris eksegesis,
tropologikal eksegegis, dan eskatologis
eksegesis, direduksi menjadi literal dan
gramatikal eksegesis. Pemahaman ini diawali
oleh seorang ahli filologi bernama Ernesti
pada tahun 1761, dan terus dikembangkan
9. HERMENEUTIKA PADA ABAD
PENCERAHAN
literal eksegesis : bagaimana kita bisa menafsirkan inti dari sebuah pesan
Allegoris eksegesis: Penafsiran dengan mencari makna di balik kata-kata yang tertulis di
dalam teks.
tropologikal eksegegis: cara yang digunakan untuk menafsirkan sebuah Teks
eskatologis eksegesis : sebagai pandangan terhadap sebuah penafsiran tentang hari akhir
dalam Al-Kitab
10. ABAD 19
Schleiermacher menyatakan bahwa proses interpretasi jauh lebih
umum dari sekadar mencari makna dari sebuah teks. Ia kemudian
menjadikan hermeneutika sebuah disiplin filsafat yang baru. Hal
tersebut disetujui dan dikembangkan oleh Wilhelm Dilthey di ujung
abad 19 M. Ia memadukan konsep sejarah dan filsafat serta menjauhi
dogma metafisika untuk melahirkan pemahaman yang baru terhadap
Hermeneutika. Ia kemudian memahami bahwa proses hermeneutika
adalah sesuatu yang menyejarah, sehingga harus terus-menerus
berproses di setiap generasi. Walaupun melahirkan pemahaman yang
tumpang-tindih, hubungan keilmuan yang dinamis akan sangat
berperan untuk menyatukan kembali pemahaman dalam sudut
pandang yang bersifat obyektif
11. ABAD 20 HERMENEUTIKA
Martin Heidegger proses Hermeneutis merupakan proses
pengungkapan jati diri dan permasalahan eksistensi manusia yang
sesungguhnya.
Hans-Georg Gadamer menyatakan bahwa dalam kenyataannya
cakrawala yang dimiliki seseorang pada masa sekarang terbentuk
sebagai akumulasi berbagai cakrawala pada masa lampau dalam
gerak melingkar terus- menerus. Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa cakrawala seseorang sekarang tidak dapat terbentuk tanpa
cakrawala pada masa lampau. Setiap perjumpaan dengan tradisi
pemaknaan tertentu terjadilah peleburan cakrawala. Hal itu terjadi
dalam kesadaran historis yang mau tidak mau menyertakan dua
kutub jagat makna, yaitu teks yang dipahami dan makna dari seorang
penafsir yang akan membentuk cakrawalanya
12. DAN BEGITULAH UNTUK
PENGAJARAN HARI INI
"Kuliah bukan tentang menjadi pintar, bukan tentang berbangga
dengan rentetan gelar lebih dari itu, ini tentang memperbaiki logika
berpikir sekali lagi logika berpikir dan mengejawantahkannya dalam
mengatasi persoalan hidup,”
Andika Kangen Band @babang_andikamahesa pada 12 Agustus 2022
ABAD KEGELAPAN ABAD RENAISANCE ABAD POST MODERN