Dokumen tersebut membahas tentang fonologi, ilmu yang mempelajari bunyi bahasa yang dapat membedakan arti. Ia menjelaskan bahwa fonologi mempelajari bunyi-bunyi bahasa yang disebut fonem, dan bukan bunyi sembarang. Dokumen ini juga membahas perbedaan aksara Lontara dengan aksara Latin, di mana aksara Lontara bersifat silabis sedangkan aksara Latin bersifat fonetik.
4. Fonologi adalah ilmu yang mempelajari
Fonologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang bunyi
tentang bunyi
Akan
Akan tetapi,
tetapi, bunyi
bunyi yang
yang dipelajari
dipelajari dalam
dalam
Fonologi
Fonologi bukan
bukan bunyi
bunyi sembarang
sembarang bunyi,
bunyi,
Fonologi
Fonologi bukan
bukan bunyi
bunyi sembarang
sembarang bunyi,
bunyi,
melainkan
melainkan bunyi
bunyi bahasa
bahasa yang
yang dapat
dapat
membedakan
membedakan arti
arti dalam
dalam bahasa
bahasa lisan
lisan
ataupun
ataupun tulis
tulis yang
yang digunakan
digunakan oleh
oleh manusia
manusia.
.
Bunyi
Bunyi yang
yang dipelajari
dipelajari dalam
dalam Fonologi
Fonologi kita
kita
sebut
sebut dengan
dengan istilah
istilah fonem
fonem.
.
6. Aksara Lontara sangat berbeda dengan
aksara Latin yang digunakan secara resmi
di negara Indonesia. Perbedaannya bukan
hanya dalam segi bentuk huruf melainkan
juga dalam segi cara membacanya.
A
K
S
A
R
A
Aksara Lontara bersifat silabis, berbeda
L
O
N
T
A
R
A
Aksara Lontara bersifat silabis, berbeda
dengan huruf Latin yang bersifat fonetik.
Sebuah aksara dikatakan bersifat silabis
jika setiap huruf dalam aksara itu
mengandung vokal inheren. Maksudnya,
setiap huruf dalam aksara yang bersifat
silabis mewakili satu suku kata.
7. Sebagaimana yang dapat dilihat dalam gambar di atas, setiap
huruf dalam aksara Lontara sudah mengandung vokal /a/
8. Terus bagaimana cara menambahkan vokal
/i/, /u/, /e/, /o/ dan /ə/ pada huruf?
Huruf É (terdapat tanda diakritik di bagian atas huruf)
disebut dengan “E” taling dan dibaca seperti
menyebutkan kata ember, enak, merah, ceret, dan
setan. Sedangkan huruf E (tanpa tanda diakritik) disebut
dengan “E” pepet dan dibaca seperti menyebutkan kata
telah, sepatu, terang, dan kerucut.
10. Klasifikasi Bunyi
Klasifikasi Bunyi
Pada umumnya bunyi bahasa dibedakan
atas vokal dan konsonan.
Bunyi vokal dihasilkan dengan pita suara
terbuka sedikit, sedangkan bunyi konsonan terjadi
setelah arus udara melewati pita suara yang
setelah arus udara melewati pita suara yang
terbuka sedikit atau agak lebar.
Jadi, Perbedaan terjadinya bunyi vokal dan
konsonan adalah arus udara dalam pembentukan
bunyi vokal, setelah melewati pita suara tidak
mendapat hambatan apa-apa. Sedangkan dalam
pembentukan bunyi konsonan arus udara itu
masih mendapat hambatan atau gangguan.
12. BUNYI VOKAL DALAM SUKU KATA
BUNYI VOKAL DALAM SUKU KATA
Semua
Semua bunyi
bunyi vokal
vokal dapat
dapat berada
berada di
di awal
awal silabel
silabel kecuali
kecuali [e] dan [Ə]
[e] dan [Ə]
Semua
Semua bunyi
bunyi vokal
vokal dapat
dapat berada
berada di
di tengah
tengah silabel
silabel
Bunyi
Bunyi vokal
vokal yang
yang dapat
dapat menjadi
menjadi akhir
akhir silabe
silabe [a], [e], [Ə], [
[a], [e], [Ə], [i
i], [o], [u]
], [o], [u]
14. BUNYI KONSONAN DALAM SUKU KATA
BUNYI KONSONAN DALAM SUKU KATA
Semua bunyi konsonan dapat berada di awal silabel kecuali [ʔ]
Semua bunyi konsonan tidak dapat berada di tengah silabel
Bunyi konsonan yang dapat menjadi akhir silabel [h], [m], [n], [i], [ŋ], [ʔ]