Rough Cut Capacity Planning (RCCP) adalah proses mengevaluasi rencana produksi berdasarkan kapasitas yang tersedia untuk memastikan bahwa Master Production Schedule (MPS) dapat dilaksanakan. RCCP melibatkan penentuan kapasitas tenaga kerja, mesin, gudang, dan pemasok yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan produksi, serta merevisi MPS jika kapasitas tidak mencukupi. Beberapa teknik RCCP meliputi
2. Available To Promise (ATP)
• Available To Promise (ATP), yaitu : Jumlah
yang bisa dijanjikan kepada konsumen untuk
dipenuhi.
• ATP dapat dinyatakan secara Kumulatif dan
Non Kumulatif
• ATP = On hand – Actual order (pada periode 1
sampai periode yang sudah dijadwalkan pada
master schedule).
3. ATP
• Pengetahuan tentang persediaan tanpa ikatan yang
memungkinkan pemasaran untuk membuat janji yang
realistis kepada pelanggan tentang pengiriman pesanan
baru.
• Kuantitas ATP adalah saldo persediaan yang tidak terikat
pada periode pertama dan biasanya dihitung untuk
setiap periode yang telah dijadwalkan pada MPS.
ATP pada Periode pertama = persediaan awal + MPS –
Pesanan pelanggan.
ATP pada Periode di mana MPS dijadwalkan
= MPS - Pesanan pelanggan.
(ATP)
4. Make to Stock (MTS). Make to Order (MTO), Assemble to Order (ATO)
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11. Projected Available Balance (PAB)
• Projected Available Balance (PAB) : Perkiraan
jumlah sisa persediaan pada akhir periode
• PAB dihitung dari:
PABt = It-1 + MSt – Ft
• Jika ada Time Fences:
PABt ≤DTF = It-1 + MSt – AOt
PABDTF < t < PTF = It-1 + MSt – AOt (atau Ft)
12. Projected Available Balance (PAB) adalah posisi
persediaan yang diproyeksikan dalam jangka
waktu tertentu.
Ini mirip dengan saldo bank yang diproyeksikan
pada laporan arus kas yang diproyeksikan.
(PAB)
13. PAB (Projected on-hand Inventory)
• Memberitahukan kapan inventory tambahan
(mis., Produksi) akan dibutuhkan.
• Jika saldo cukup tinggi untuk menutupi
permintaan, maka tidak perlu ada tambahan.
PAB = Persediaan dari minggu sebelumnya –
Permintaan minggu ini
17. Rough Cut Capacity Planning (RCCP)
Perkiraan keseimbangan kapasitas dan permintaan untuk
menguji kelayakan dari jadwal induk (MPS).
Pastikan bahwa MPS dapat diterapkan dengan memeriksa
kapasitas produksi dan fasilitas gudang, tenaga kerja, dan
vendor untuk memastikan bahwa tidak ada kekurangan
secara keseluruhan.
NOTE: Kapasitas yang digunakan untuk master schedule
didasarkan pada keputusan yang dibuat selama perencanaan
agregat.
18. • RCCP didefinisikan sebagai proses konversi
dari Rencana Produksi dan atau MPS ke dalam
kebutuhan kapasitas yang berkaitan dengan
sumber daya kritis, seperti : tenaga kerja,
mesin dan peralatan, kapasitas gudang,
kapabilitas pemasok material dan parts, dan
sumber daya keuangan.
Rough Cut Capacity Planning (RCCP) …
21. Rough Cut Capacity Planning (RCCP) …
• RCCP meliputi hal-hal berikut :
(1) Menentukan kapasitas kerja yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan,
(2) Mengevaluasi rencana produksi dengan
kapasitas yang layak,
(3) Menentukan supplier yang dapat memenuhi
kapasitas.
• Apabila kapasitas tidak mencukupi, maka MPS
harus direvisi sesuai dengan keterbatasan
kapasitas.
22. TEKNIK – TEKNIK RCCP
1. Capacity Planning Using Overall Factors (CPOF)
2. Bill of Labor Approach (BOLA)
3. Resource Profile Approach
23. 1. Capacity Planning Using Overall Factors (CPOF)
Capacity Planning Using Overall Factors (CPOF) memerlukan
tiga input data, yaitu:
1. MPS, data MPS yang siap diperhitungkan untuk RCCP
adalah dalam bentuk satuan waktu yang dapat dilakukan
dengan mengalikan jumlah unit yang telah direncanakan
dalam MPS dengan waktu menghasilkan satu unit produk.
2. Data yang menyatakan waktu total untuk menghasilkan
satu tipe produk. Data ini didapatkan dengan
menjumlahkan semua waktu yang diperlukan dari setiap
stasiun kerja yang diperlukan untuk menghasilkan satu
unit produk dari masing – masing tipe.
3. Data yang terakhir adalah data perbandingan historis
antar stasiun kerja. Data ini akan dipergunakan untuk
menghitung kapasitas kerja pada tiap stasiun kerja tiap
periode MPS.
24. 2. Bill of Labor Approach (BOLA)
• Pendekatan Bill of Labor (BOLA) menggunakan
data detail waktu standar untuk setiap produk.
Waktu standar adalah waktu yang seharusnya
digunakan oleh operator yang normal pada
keadaan yang normal untuk memproduksi satu unit
dari data jenis produk.
• Waktu standar untuk setiap part harus dinyatakan
termasuk toleransi untuk beristirahat untuk
mengatasi kelelahan atau untuk faktor – faktor
yang tidak dapat dihindarkan.
25. 2. Bill of Labor Approach (BOLA) …
• Namun, jangka waktu penggunaan waktu standar ada
batasannya. Hal ini terjadi karena proses produksi
terus dikembangkan dan berubah secara kontinyu,
sehingga waktu standar yang telah dipergunakan tidak
representatif lagi.
• Oleh karena itu waktu standar harus selalu
diperbaharui. Namun demikian waktu standar
bukanlah satu – satunya faktor yang dapat dijadikan
patokan dalam perencanaan kapasitas.
• Ada faktor penyesuaian yang disebut dengan efisiensi
yang dapat digunakan untuk memperbaiki waktu
standar yang telah kadaluwarsa (walaupun sebenarnya
efisiensi tidak dimaksudkan untuk mengurangi
kebutuhan akan pembaharuan waktu standar).
26. 3. Resource Profile Approach
• Teknik ini memerlukan data lead time untuk
menyelesaikan pekerjaan tertentu. Perhitungan
dengan teknik ini memerlukan waktu lebih banyak,
karena pekerjaan perhitungannya sangat rumit.
• RCCP dibuat terperinci, dalam beberapa hal,
seperti :
a. RCCP didisagregasikan ke dalam level item atau
sku (stock keeping unit).
b. RCCP didisagregasikan berdasar periode waktu
harian atau mingguan.
c. RCCP mempertimbangkan lebih banyak sumber
daya produksi.
27. • Sumber pendanaan akan dibutuhkan dan harus
direncanakan, baik dalam jumlah maupun waktunya.
• Sumber daya pemasaran juga akan dibutuhkan dalam
berbagai tingkat selama proses berlangsung. Agar
rencana dapat berjalan baik.
• Rencana awal harus direvisi berdasarkan penilaian
ketersediaan berbagai sumber daya. Setelah ini
diputuskan, MPS dapat dikukuhkan.
ATP
Knowledge of the uncommitted inventory that can enable marketing to make realistic promises to customers about deliveries of new orders.
ATP quantity is the uncommitted inventory balance in the first period and is normally calculated for each period in which an MPS is scheduled.
ATP at first Period = beginning inventory + MPS – Customer orders.
ATP at Period which an MPS is scheduled = MPS - Customer orders.
PAB
Tels us when additional inventory (i.e., production) will be needed.
If the balance is high enaough to cover the demand, then no MSP receipt necessary.
PAB = Inventory from previous week – Current week’s requierement
Is the projected inventory position in a particular time period
It is similar to projected bank balance on a projected cash flow statement
Approximate balancing of capacity and demand to test the feasibility of master schedule.
Ensure that the master scheduke is workable by checking capacities of production and warehouse facilities, labot, and vendors to ensure that no gross deficiencies exist
The Capacity used for master scheduleing are based on decisions made during aggregate planning
In addition to the abvious manufacturing resources needed to support the plan:
Financing resources will be needed and must be palnned for, both in amount and timing.
Marketing resources also will be needed in varying degrees throughout the process. In order for the plan to work.
An initial plan must be revised based on an assessment of the availability of various resources. Once these have been decided, the MPS can be firmed up.