Teks tersebut memberikan informasi mengenai Protozoa (Protista mirip hewan), yang merupakan kelompok organisme uniseluler eukariotik yang bergerak menggunakan alat gerak seperti pseudopodia, silia, atau flagela. Teks tersebut menjelaskan empat filum utama Protozoa yaitu Ciliophora, Sarcodina, Apicomplexa, dan Mastigophora beserta contoh-contoh organisme yang termasuk ke dalam masing-masing filum.
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
PROTOZOA PROTISA
1. Kelompok 5
Anggota :
• Don Reyvo Rendondo P.
• Fathi Abdurobbi
• Michael Hizkia
• Muhammad Maulana Riza
• Panji C. P.
• Ronald F. N.
PROTISA MIRIP HEWAN
(PROTOZOA)
2. Penggunaan sistem klasifikasi lima kingdom yang disusun oleh Whittaker
menyebabkan Protista dibahas sebagai suatu kingdom tersendiri. Misalnya
Protista yang menyerupai hewan, mencakup kelompok Protozoa yang
sebelumnya digolongkan sebagai salah satu filum utama pada kingdom
Animalia (hewan), khususnya kelompok invertebrata (hewan tidak
bertulang belakang).
PENDAHULUAN
3. Protista ialah kelompok organisme yang memiliki struktur sel eukariotik,
uniseluler maupun multiseluler dan tidak memiliki jaringan yang
sebenarnya. Anggota Protista berbeda antara satu dengan lainnya dalam
hal morfologi maupun cara hidupnya. Anggota Protista ada yang
menyerupai sifat-sifat jamur, hewan dan tumbuhan.
PENGERTIAN PROTISTA
4. Protozoa diambil dari kata yunani , Proto : Pertama dan Zoa : Hewan.
Protozoa adalah organisme uniseluler (bersel satu), eukariotik (Memiliki
inti sel yang terbungkus oleh membran), tidak memiliki dinding
sel,heterotrof dan pada umumnya dapat bergerak (motil). Protozoa dapat
bergerak dengan alat geraknya, yaitu pseudopodia (kaki semu), silia
(rambut getar), atau flagela (kaki cambuk). Dalam kajian evolusi, Protozoa
diduga merupakan cikal bakal organisme hewan yang lebih kompleks.
Terdapat sekitar 65 jenis protozoa yang sudah di kenali.
PENGERTIAN PROTOZOA
5. Ciri tubuh Protozoa meliputi ukuran dan bentuk serta struktur dan fungsi tubuh.
Ukuran dan Bentuk Tubuh
Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 10 sampai 200 mikron. Bentuk sel Protozoa sangat
bervariasi, ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Sebagian besar Protozoa memiliki alat gerak
berupa pseudopodia, silia atau flagelum. Beberapa kelompok Protozoa memiliki cangkang.
Struktur dan Fungsi Tubuh
Sel Protozoa umumnya terdiri dari membran sel, sitoplasma, vokuola makanan, vokuola kontraktil dan
inti sel. Membran sel berfungsi sebagai pelindung serta pengatur pertukaran makanan dan gas.
Vokuola Makanan ialah vokuola yang berfungsi untuk mencerna makanan. Vokuola makanan terbentuk
dari proses makan sel dengan cara menelan oleh setiap bagian membran sel atau melalui sitostama (mulut
sel). Zar-zat makanan hasil cernaan dalam vokuola ke luar sel melalui membran plasma. Vokuola
Kontraktil ialah vokuola yang berfungsi untuk mengeluarkan sisa makanan berbentuk cair ke luar sel
melalui membran sel serta mengatur kadar air dalam sel. Vokuola kontraktil merupakan vokuola yang
selalu mengembang dan mengempis. Inti sel berfungis mengatur aktivitas sel.
CIRI CIRI PROTOZOA
6. Protozoa hidup secara heterotrof dengan memangsa bakteri, Protista lain dan
sampah organisme. Sebagai pemangsa bakteri, Protozoa berperan penting
dalam mengontrol jumlah bakteri di alam.
CARA HIDUP PROTOZOA
7. Protozoa hidup soliter atau berkoloni pada habitat yang beragam. Sebagai
besar Protozoa hidup bebas di laut atau di air tawar, misalnya di selokan,
kolam atau sungai. Jenis lainnya ada yang hidup di tanah. Beberapa kelompok
Protozoa yang hidup dalam tubuh hewan dan manusia dengan cara
bersimbiosis.
HABITAT PROTOZOA
8. Protozoa dapat bereproduksi secara aseksual (tak kawin) dan secara seksual
(kawin). Berikut penjelasan reproduksi secara aseksual dan seksual antara lain
sebagai berikut.
Reproduksi Secara Aseksual : secara aseksual pada umumnya dengan
melakukan pembelahan biner. Dari satu sel menjadi dua sel, dari dua sel
menjadi empat sel, dan seterusnya. Pembelahan biner diawali pada pembelahan
inti atau kariokinesis, dan kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasma
(sitokinesis).
Reproduksi Secara Seksual : secara seksual adalah dengan cara penyatuan
gamet yang berbeda jenis sehingga dapat menghasilkan zigot atau secara
konjugasi (penyatuan inti vegetatif sel). Namun, ada juga Protozoa yang tidak
melakukan reproduksi secara seksual, seperti Amoeba sp.
REPRODUKSI PROTOZOA
9. Protozoa diklasifikasi berdasarkan alat geraknya yang terdapat empat filum Protozoa.
Macam-Macam Klasifikasi Protozoa adalah sebagai berikut.
1. Ciliata (Ciliophora/Infusoria), jenis protozoa yang bergerak dengan menggunakan silia
(rambut getar). Contoh protozoa jenis Ciliata adalah Paramecium sp
2. Rhizopoda (Sarcodina), jenis protozoa yang bergerak dengan pseudopodia (kaki semu).
Contoh protozoa jenis Rhizopoda adalah Amoeba sp
3. Sporozoa (Apicomplexa), jenis protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Contoh
protozoa jenis Sporozoa adalah Plasmodium sp.
4. Flagellata (Mastigophora), jenis protozoa yang bergerak dengan flagela (bulu cambuk).
Contoh jenis flagellata adalah Trypanosoma sp.
KLASIFIKASI PROTOZOA
10. Ciliata (latin, cilia = rambut kecil) atau Ciliphora (Yunani, phora = gerakan) bergerak dengan
menggunakan silia (rambut getar). Ciliata juga disebut infusoria (Latin, infus = menuang) karena
hewan ini ditemukan juga pada air buangan atau air cucuran. Silia terdapat pada seluruh
permukaan sel atau hanya pada bagian tertentu. Selain berfungsi untuk bergerak, silia juga
merupakan alat bantu untuk makan. Silia membantu pergerakan makanan ke sitoplasma. Makanan
terkumpul di sitoplasma akan dilanjutkan ke dalam sitofaring (kerongkongan sel). Apabila telah
penuh, makanan akan masuk ke sitoplasma dengan membentuk vakuola makanan.
Sel Ciliata memiliki ciri khusus lain, yaitu memiliki dua inti; makronukleus dan mikronukleus.
Makronukleus berukuran lebih besar dibandingkan mikronukleus. Makronukleus memiliki fungsi
reproduksi, yaitu pada konjugasi. Ciliata juga memiliki trikokis yang fungsinya untuk pertahanan
diri dari musuh.
Ciliata hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun air laut. Ciliata juga hidup di
dalam tubuh hewan lain secara simbiosis maupun parasit. Ciliate yang hidup bebaas di alam
contohnya Paramecium caudatum, Didinium, Stentor, Balantidium, dan Vorticella. Jenis lainnya
hidup bersimbiosis dengan perut hewan pemakan rumput dan berfungsi membantu hewan tersebut
mencerna selulosa yang terdapat dalam rumput. Hanya sedikit jenis Ciliata yang hidup sebagai
parasit. Salah satunya Balantidium coli. Ciliata ini hidup pada usus besar ternak atau manusia dan
dapat menyebabkan diare (balantidiosis).
Ciliata melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual, yaitu dengan
pembelahan biner membujur (transversal). Reproduksi seksual dilakukan dengan konjugasi.
A. CILIATA
(CILIOPHORA / INFUSORIA)
11. Semua Protozoa yang tergolong kelas Rhizopoda (Yunani, rhizo + akar, podos = kaki) atau Sarcodina (Yunani, sarco = daging)
bergerak dengan penjuluran sitoplasma selnya yang membentuk pseupodia (kaki semu). Bentuk pseupodia beragam, ada yang
tebal membulat dan ada yang tipis meruncing. Pseupodia berfungsi sebagai alat gerak dan memangsa makanan hewan ini ada
yang bercangkang, contohnya Globigerina dan ada yang telanjang, contohnya Amoeba proteus. Pada Rhizopoda yang
bercangkang, pseupodia menjulur keluar dari cangkang. Cangkang tersusun dari silica atau kalsium karbonat.
Karena strukturnya yang berubah-ubah, Rhizopoda tidak memiliki bentuk yang tetap. Sitoplasmanya terdiri dari ektoplasma dan
endoplasma. Ektoplasma adalah plasma sel bagian luar yang berbatasandengan membrane plasma. Endoplasma adalah plasma sel
pada bagian dalam sel. Ektoplasma bersifat lebih kental daripada endoplasma. Aliran endoplasma dan ektoplasma tersebut
berperan dalam penjuluran dan penarikan pseupodia. Pada proses makan, pseupodia mengelilingi makanan dan membentuk
vakuola makanan. Di dalam vakuola makanan, makanan dicerna. Zat makanan hasil cernaan dalam vakuola makanan masuk ke
dalam sitoplasma secara difusi. Sedangkan sisa makanan dikeluarkan dari vakuola ke luar sel melalui membran plasma.
Rhizopoda berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner. Pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan,
Rhizopoda tertentu dapat beradaptasi untuk mempertahankan hidupnya dengan membentuk kista, contohnya Amoeba yang akan
menjadi aktif kembali jika kondisi lingkungan sudah sesuai.
Rhizopoda umumnya hidup bebas di tanah yang lembab dan lingkungan berair, baik di darat maupun laut. Rhizopoda bersifat
heterotrof dengan memangsa alga uniseluler, bakteri, atau protozoa lain. Rhizopoda yang hidup bebas di tanah lembap, contohnya
Amoeba proteus. Contoh Rhizopoda yang hidup di air tawar adalah Difflugia. Sedangkan Rhizopoda yang hidup di laut adalah dari
kelompok Foraminifera, antara lain Globigerina. Contoh Rhizopoda parasit antara lain Entamoeba gingivalis dan Entamoeba
histolytica. Entamoeba gingivalis merupakan parasit pada gusi dan gigi manusia. Entamoeba histolytica merupakan parasit pada
usus manusia dan menyebabkan penyakit disentri. Parasit ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang mengandung kista
Entamoeba karena tercemar kotoran.
B. RHIZOPODA
(SARCODINA)
12. Sporozoa (Yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah kelompok protista uniseluler yang pada salah satu tahapan dalam siklus hidupnya
memiliki bentuk seperti spora. Sporozoa tidak memiliki alat gerak. Seluruh jenis Sporozoa hidup sebagai parasit pada hewan atau manusia.
Sporozoa melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Pergiliran reproduksi aseksual dan seksualnya kompleks., dengan beberapa
perubahan bentuk serta membutuhkan dua atau lebih inang. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembelahan biner. Reproduksi seksual
dilakukan dengan pembentukan gamet dan dilanjutkan dengan penyatuan gamet jantan dan betina.
Contoh Sporozoa adalah Toxoplasma gondii yang menyebabkan penyakit toksoplasmosis dan Plasmodium yang menyebabkan penyakit
malaria pada manusia. Toxoplasma gondii masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, misalnya daging yang tercemar kista Toxoplasma
dari kotoran kucing. Infeksi Toxoplasma terutama membahayakan ibu hamil karena dapat membunuh embrio atau bayi yang dilahirkan
menjadi cacat.
Plasmodium masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Di dalam tubuh manusia, Plasmodium menyerang sel-
sel hati dan sel-sel darah merah (eritrosit). Ada empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu Plasmodium vivax,
Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, dan Plasmodium falciparum. Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale menyebabkan penyakit
malaria tertiana, Plasmodium malariae menyebabkan malaria kuartana, dan Plasmodium falciparum menyebabkan penyakit malaria yang
paling berbahaya, yaitu malaria tropika.
Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale dapat tetap hidup, meskipun tidak aktif di dalam sel hati penderita malaria selama berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun. Akibatnya di kemudian hari penyakit malaria dapat kambuh lagi. Pemberantasan penyakit malaria dapat dilakukan
dengan memotong siklus hidup Plasmodium, yaitu dengan cara mencegah adanya genangan air atau menutup tempat penampungan air. Cara
ini menyebabkan nyamuk tidak dapat tumbuh menjadi dewasa, bahkan tidak dapat meletakkan telur-telurnya. Cara lainnya dengan pemberian
obat (misalnya obat kina) kepada si penderita. Melalui perkembangan biologi molekuler, saat ini telah dikembangkan vaksin yang lebih efektif
untuk menyembuhkan malaria. Siklus hidup Plasmodium terbagi menjadi dua, yaitu di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina dan di dalam
C. SPOROZOA ( APICOMPLEXA)
13. Flagellata (Latin, flagell = cambuk) atau Mastigophora (Yunani, mastig = cambuk, phora = gerakan)
bergerak dengan menggunakan bulu cambuk atau flagellum. Sebagian besar Flagellata memiliki dua
flagellum. Letak flagellum ada yang di bagian belakan sel (posterior), atau di bagian depan sel
(anterior).
Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner membujur, misalnya pada
Trypanosoma. Flagellata ada yang hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun laut,
hidup bersimbiosis, atau parasit dalam tubuh hewan. Flagellata yang hidup bersimbiosis, misalnya
Trichonympha campanula hidup pada usus rayap dan kecoa kayu. Flagellata ini membantu rayap
atau kecoa mencerna kayu yang dimakan serangga tersebut.
Flagellata yang hidup parasit antara lain Trypanosoma brucei (penyebab penyakit tidur pada
manusia di Afrika), Trypanosoma evansi (penyebab penyakit surra pada hewan ternak), Trichomonas
vaginalis (penyebab penyakit pada alat kelamin wanita dan saluran kelamin pria), serta Leishmania
(penyebab penyakit kala-azar yang merusak sel darah manusia). Trypanosoma dan Leishmania
dibawa oleh jenis lalat tertentu yang mengisap darah manusia, contohnya lalat tse tse (Glossina
moritans). Lalat ini menularkan penyakit tidur. Penyakit ini merusak system saraf pusat dan
pembuluh darah sehingga penderita tidak dapat berbicara dan berjalan, tidur terus-menerus, dan
akhirnya mengakibatkan kematian.
D. FLAGELLATA (MASTIGOPHORA)