Protozologi mempelajari protozoa, organisme uniseluler eukariotik seperti amoeba dan parasit. Terdapat empat kelompok utama protozoa berdasarkan alat geraknya: Amoeboidea, Ciliata, Flagellata, dan Sporozoa. Protozoa hidup bebas atau sebagai parasit, dan mereproduksi diri secara aseksual atau seksual. Penyakit protozoa seperti malaria disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium yang menular melalui vekt
1. Definisi
• Protozoologi merupakan cabang biologi (dan
mikrobiologi) yang mengkhususkan diri dalam
mempelajari kehidupan dan klasifikasi protozoa. Secara
klasik, objek pengkajiannya adalah empat kelompok
besar protozoa: Amoeboidea, Ciliata, Flagellata, dan
Sporozoa.
• Protozoa merupakan salah satu kelompok (sub
kingdom) dari anggotaprotistaeukariotik.Protozoa
berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama
dan zoon artinya hewan.Jadi, protozoa adalah hewan
pertama atau mudahnya hewan tingkat rendah yang
hanya bersel satu.
2. Ciri-ciri
protozologi
1. Organisme uniseluler (bersel tunggal).
2. Eukariotik (memiliki membran nukleus).
3. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok).
4. Pada umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri
(heterotrof).
5. Hidup bebas, saprofit atau parasit.
6. Dapat membentuk kista untuk bertahan hidup.
7. Alat geraknya berupa pseudopodia, silia atau flagela.
3. Cara protozologi
beReproduksi
• Aseksual (vegetatif) dengan cara :
1. pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali
dengan pembelahan inti dan diikuti pembelahan sitoplasma,
kemudian menghasilkan 2 sel baru.Pembelahan biner terjadi
pada Amoeba. Paramaecium, Euglena. Paramaecium
membelah secara membujur/ memanjang setelah terlebih
dahulu melakukan konjugasi.Euglena membelah secara
membujur /memanjang (longitudinal).
2. Spora, Perkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa
(Apicomplexa) dengan membentuk spora melalui proses
sporulasi di dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora yang
dihasilkan disebut sporozoid.
4. • Seksual (Generatif) dengan cara:
1.Konjugasi, Peleburan inti sel pada organisme
yang belum jelas alat kelaminnya. Pada
Paramaecium mikronukleus yang sudah
dipertukarkan akan melebur dengan
makronukleus, proses ini disebut singami.
2.Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah
dapat menghasilkan gamet jantan dan gamet
betina. Peleburan gamet ini berlangsung di
dalam tubuh nyamuk.
5. Klasifikasi
protozologi
1. Rhizopoda (Sarcodina)
Rhizopoda umumnya hidup bebas di tanah yang lembab dan lingkungan berair,
baik di darat maupun laut. Rhizopoda bersifat heterotrof dengan memangsa alga
uniseluler, bakteri, atau protozoa lain. Rhizopoda yang hidup bebas di tanah
lembab, contohnya Amoeba proteus. Contoh Rhizopoda yang hidup di air tawar
adalah Difflugia. Sedangkan Rhizopoda yang hidup di laut adalah dari kelompok
Foraminifera, antara lain Globigerina.
• Struktur tubuh Rhizopoda yang bercangkang
• Struktur tubuh Rhizopoda yang telanjang (Amoeba sp)
6. 2. Flagellata (Mastigophora) 3. Ciliata (Ciliophora)
Flagellata berkembang biak secara
aseksual dengan pembelahan biner
membujur, misalnya pada Trypanosoma.
Flagellata ada yang hidup bebas di
lingkungan berair, baik air tawar maupun
laut, hidup bersimbiosis, atau parasit
dalam tubuh hewan. Flagellata yang
hidup bersimbiosis, misalnya
Trichonymphacampanula hidup pada
usus rayap dan kecoa kayu. Flagellata ini
membantu rayap atau kecoa mencerna
kayu yang dimakan serangga tersebut.
Ciliata hidup bebas di lingkungan berair, baik
air tawar maupun air laut. Ciliata juga hidup di
dalam tubuh hewan lain secara simbiosis
maupun parasit. Ciliata yang hidup bebas di
alam contohnya Paramecium caudatum,
Didinium, Stentor, Balantidium, dan Vorticella.
Jenis lainnya hidup bersimbiosis dengan perut
hewan pemakan rumput dan berfungsi
membantu hewan tersebut mencerna selulosa
yang terdapat dalam rumput. Ciliata ini hidup
pada usus besar ternak atau manusia dan
dapat menyebabkan diare (balantidiosis)
7. Pergerakannya dilakukan dengan cara
mengubah kedudukan tubuhnya. Tubuh
berbentuk bulat panjang atau lonjong. Pada
umumnya bersifat farasit dan dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan
hewan. Respirasi dan ekskresi dilakukan
dengan cara difusi. Makanan diperoleh dengan
cara menyerap zat makanan dari hospesnya.
Reproduksi dapat secara vegetative dan
generative. Beberapa contoh spesies dari
Sporozoa yaitu Plasmodium falcifarum,
Plasmodium vivax, Plasmodium ovale dan
Toxoplasma gondii.
4. Sporozoa
8. Cara penularan
protozologi
• Parasit berpindah dari hospes ke hospes secara langsung atau melalui makanan dan air
setelah parasit berada di luar tubuh hospes. Pada umumnya kista yang memang lebih
tesisten terhadap segala penagruh buruk lingkungan mempunyai peranan yang besar
dalam penyebaran parasit, karena kista merupakan bentuk infektif dari semua protozoa
patogen yang memiliki stadium kista, seperti ; Entamoeba histolytica, Balantidium coli,
Giardia lamblia. Kecuali protozoa yang tidak memiliki stadium kista, bentuk infektifnya
adalah stadium trofozoitnya itu sendiri, seperti contoh ; Trichomonas vaginasli. Pada
parasit darah dan jaringan seperti Plasmodium sp, penularan terjadi dari satu hospes ke
hospes yang lain melalui vektor. Makhluk hidup yang berperan sebagai vektor biasanya
serangga, jadi Plasmodium sp hidup di dua hospes secara bergantian yaitu tubuh
nyamuk sebagai vektor sampai terbentuk stadium infektif yang siap berpindah ke dalam
tubuh manusia sebagai hospes definitifnya melalui gigitan nyamuk yang mengandung
sporozoit (bentuk infektif dari Plasmodium sp).
• Protozoa patogen merugikan hospesnya karena proses reproduksi, penyerangannya,
pengrusakan sel dan jaringan, karena adanya toksin dan enzim yang dikeluarkan
protozoa. Infeksi terjadi melalui stadium pertama yang akut dan mematikan atau
berkembang menjadi stadium laten yang menahun, yang kadang – kadang diselingi
dengan kambuhnya gejala – gejala sebelum akhirnya dapat disembuhkan.
9. Morfologi
• Umumnya protozoa mempunyai dua stadium yaitu stadium trozofit/stadium dan
stadium kista.
• Pada stadium trofozoit, protozoa dapat bergerak bebas dan aktif mencari makan,
berkembang biak dengan cara belah pasang, akan tetapi pada umumnya tidak
resisten terhadap perubahan lingkungan sehingga untuk dapat masuk ke dalam
hospes baru perlu berubah menjadi bentuk kista yang lebih resisten. Perubahan
dari bentuk trofozoit menjadi bentuk kista disebut Enskistasi
• Pada stadium kista, protozoa menjadi lebih resisten terhadap perubahan
lingkungan, merupakan bentuk infektif, memiliki dinding yang tebal sebagai hasil
ekskresi dari ektoplasma, kista berfungsi untuk mempertahankan diri jika keadaan
lingkungan buruk, selain itu pada beberapa spesies protozoa kista berfungsi untuk
reproduksi. Perubahan dari bentuk kista menjadi bentuk tropozoit disebut
Ekskistasis.
• Protozoa termasuk organisme uniseluler sehingga semua kegiatan fisiologinya
dilakukan oleh sel tersebut. Ukurannya kecil sekali hanya beberapa mikron sampai
40 mikron, kecuali B. Coli memiliki ukuran paling besar yaitu 70 mikron.
10. Siklus hidup protozologi
Protozoa umumnya mendapatkan makanan
dengan memangsa organisme lain (bakteri)
atau partikel organik, baik secara fagositosis
maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di
lingkungan air, maka oksigen dan air maupun
molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui
membran sel. Senyawa makromolekul yang
tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat
masuk ke sel secara pinositosis.
Tetesan cairan masuk melalui saluran pada
membran sel, saat saluran penuh kemudian
masuk ke dalam membrane yang berikatan
denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk,
kemudian dibawa ke bagian dalam sel,
selanjutnya molekul dalam vakuola
dipindahkan ke sitoplasma.
Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola
makanan tersebut untuk mencernakan
makanan, kemudian vakuola membesar
kembali. Hasil pencernaan makanan
didispersikan ke dalam sitoplasma secara
pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna
dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan
protozoa untuk memangsa bakteri.
11. Gejala yang di
timbulkan
Secara umum gejala infeksi parasit meliputi:
• Ruam atau benjolan di kulit
• Berat badan menurun, nafsu makan meningkat, atau keduanya
• Sakit perut
• Muntah
• Diare
• Gangguan tidur
• Anemia
• Nyeri atau pegal-pegal
• Alergi
• Rasa lemas dan tidak enak badan (malaise)
• Demam
• Infeksi parasit tidak menimbulkan gejala atau gejalanya baru
muncul dalam waktu lama setelah infeksi terjadi. Tetapi penderita
tetap bisa menularkan parasit tersebut pada orang lain. Lalu
orang yang tertular bisa saja mengalami gejala infeksi parasit.
12. Terapi atau
pencegahan
Mencuci tangan
Jangan sering menyentuh mulut, mata, dan
hidung
Beristirahat di rumah ketika sakit
Menjaga kebersihan dapur
Menerapkan seks sehat
Jangan saling meminjamkan barang-barang
pribadi
Menerapkan tips aman saat bepergian.
Menjaga kebersihaan saat hamil.
Memasak makanan sampai matang
sempurna.
Mengonsumsi air dalam kemasan.
Berhati-hati jangan sampai tertelan air dari
sungai, kolam, atau danau.
Pengobatan:
Dokter akan meresepkan obat-obatan
antiparasit untuk mengatasi infeksi parasit.
Berikut contohnya:
• Obat antibiotik untuk menangani
trikomoniasis
• Obat antiparasit, misalnya untuk
mengatasi giardiasis
• Obat antimalaria seperti kina guna
menyembuhkan penyakit malaria
• Obat antihelmint untuk mengatasi
infeksi cacing, seperti albendazole